• Tidak ada hasil yang ditemukan

(ABSTRAK.pdf)Tradisi Gong Senen di Desa Senenan Kabupaten Jepara.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "(ABSTRAK.pdf)Tradisi Gong Senen di Desa Senenan Kabupaten Jepara."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ii ABSTRAK

Anshori, Muhammad Luthfil. 2010. “Tradisi Gong Senen di Desa Senenan Kabupaten Jepara.” Skripsi, Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Drs. Bambang Indiatmoko, M.Si., Pembimbing II Drs. Widodo.

Kata kunci: Tradisi Gong Senen, bentuk, fungsi, dan makna serta faktor yang mempengaruhinya.

Tradisi merupakan bagian dari kebudayaan manusia. Salah satu tradisi yang sampai sekarang masih berkembang di Kabupaten Jepara khususnya di Desa Senenan adalah Gong Senen. Tradisi Gong Senen merupakan tradisi yang dilakukan setiap Senin mulai dari pukul 06.30-07.00 atau pada saat masyarakat Jepara berangkat kerja.

tradisi ini biasanya dilaksanakan di halaman Kabupaten Jepara tepatnya di Panti

Pradonggo Birowo. Tradisi Gong Senen dilakukan dengan memainkan gamelan dengan tujuan untuk mengiringi keselamatan masyarakat Jepara yang sebagaian besar sedang berangkat bekerja serta menjauhkan malapetaka dari wilayah Jepara. Permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk, makna, dan fungsi Tradisi Gong Senen bagi masyarakat pendukungnya, serta faktor apa saja yang mempengaruhi diadakannya Tradisi Gong Senen.

Data dari penelitian ini berupa hasil wawancara, dokumentasi, dan monografi. Sunbernya yaitu dari informan dan prosesi tradisi. Metode yang dipakai untuk menganalisis data pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan folklor.

Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa tradisi Gong Senen dilaksanakan dengan memainkan gamelan. Puncak tradisi ini adalah pada Hari Raya

Idul Fitri setelah Sholat Id, gamelan dimainkan dilanjutkan dengan selamatan hajat di

Panti Pradonggo Birowo. Bentuk dari tradisi ini adalah memainkan gamelan dan selamatan hajat yang fungsinya untuk menjaga keselamatan masyarakat Jepara serta menjamas gamelan selama setahun. Adapun makna simbolisnya yaitu mendekatkan diri kepada Tuhan YME, sedangkan makna filosofisnya yaitu mengatur tingkah laku masyarakat pendukungnya. Faktor yang mempengaruhi diadakannya tradisi tersebut yaitu faktor sugesti, faktor sosial budaya, faktor ekonomi, faktor hiburan.

(2)

iii

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan penelitian ini adalah Bagaimana tanggapan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir rob di Desa Bedono?, dan upaya antisipasi apa saja yang dilakukan oleh

Permasalahan yang diangkat adalah (1) bagaimana watak tokoh Matsumi, (2) bagaimana perilaku dari tokoh Matsumi dalam menjalani hidupnya, dan (3) faktor-faktor apa saja

Tradisi serabinan di Kelurahan Ngampin Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang mempunyai fungsi sebagai sarana komunikasi sosial budaya antar warga pendukungnya, serta masyarakat

Saran yang dapat disampaikan yaitu: masyarakat hendaknya menjaga dan melestarikan tradisi khaul K.H Hasan Kafrawi, pentingnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan makam

1) Bagaimana asal usul adanya Tradisi Manganan di Punden Mbah Sayyid? ‘…tradisi manganan kuwi dianakake kanggo mulyakake lan ngurmati jasa- jasane leluhur yaiku Mbah Sayyid kang

Penelitian ini didasarkan pada permasalahan: (1) Faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi masih dilakukannya tradisi pesta laut Nadran?; (2) Bagaimana gambaran makna

Hasil dan pembahasan pada penelitian ini akan menjelaskan mengenai (1) Bagaimana sejarah terjadinya TNMMK, (2) Apa saja rangkaian acara pada TNMMK, (3) Apa saja

Fokus yang dikaji dalam penelitian ini adalah Bagaimana tradisi adat suronan di dusun Keceme Desa Gerbosari Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulonprogo DIY, apa