• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis 使役(SHIEKI)~せる (~seru) ~させる(~saseru)Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Kajian Morfosintaksis dan Semantik).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis 使役(SHIEKI)~せる (~seru) ~させる(~saseru)Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Kajian Morfosintaksis dan Semantik)."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

xviii Universitas Kristen Maranatha 序論

使役 他者 動作・作用 させ 意 表 表現 あ 使役文 使役者

(causer) 及び被使役者 (causee) あ 日本語 一 使役形 表 表現

動詞 助動詞 せ ・させ 付くこ あ 五段動詞 行く

未然形 い 形 せ 付く 行 せ う 一段動詞 食

未然形 い 形 させ 付く 食 させ う ,変格動

詞 させ , 来 来させ

使役形 使う動詞 対象 要 要 い , 自動詞 他動

詞 区別さ 庵 (2000: 300) 自動詞 場合 基本的

動作主 ヲ格 格 表さ 言い そ : 他動詞 場合, 他

ヲ格 あ 動作主 格 表さ 言うこ あ 。

自動詞文 対象 一 け あ 他動詞文 対象

double o constraint いう問題 起こ 可能性 あ

対象 直接対象 間接対象 区別さ こ う 文 ヲ格 直接対象 表

(2)

xix Universitas Kristen Maranatha

double o constraint 他動詞文 け く 自動詞文

起こ こ 自動詞 通過 場所 示 場合 ヲ格 使わ け

い 被使役者 (causee) ニ格 け 表さ

そ 意味 見 辻村 (1996) 基本的 ヲ格 強制意味

あ ニ格 許容意味 あ 言わ , 対象 あ 他動詞文

自動詞 通過 場所 示 文 あい い 意味 起こ 砂川 (1998:

129) 他 意味 あ 言い 原因 意味 あ

本論

こ 本論 動詞 一段動詞 五段動詞 変格動詞 基 ~せ

~させ 使役文 分析

使役~~させ + 一段動詞

ほ 短い文 毎日 学生者 日本語 文章 考えさせ こ

。(TMN, 2007: 55)

文 考えさせ いう動詞 あ こ 動詞 ~させ

助動詞 考え 動詞 付い 考えさせ 考え 他動

詞 対象 あ こ 文 対象 あ 文章 学生者 あ

(3)

xx Universitas Kristen Maranatha

使役者 書い く , 被使役者 (causee) 学生者 あ Double o

constraint 起こ 間接対象 格 使い ヲ格 直接対象 表

使わ こ 文 意味 強制 あ

使役~せ ~させ + 五段動詞

う 都 , 行 せ く さい。(SK, 1985:48)

こ 文 ~せ ~させ 助動詞 行く 動詞 付い 行 せ

許可 象 あ ~ く さい 行 せ く さい

行く 動詞 自動詞 他 対象 あ せ 使役者 (causer)

被使役者 (causee) 文 書い あ せ 文章

分 こ 使役者 両親 被使役者 息子 あ 自動詞 あ

あい い意味 起こ こ う 使い あ

許容 意味 あ

使役~~させ + 変格動詞

前 発表させ く さい。 (TMN, 2007: 49)

(4)

xxi Universitas Kristen Maranatha

被使役者 話 い 人 使役者 相手 あ 一般的 ~

く さい 形 動 詞 動作主 他人 あ 使役形 使い あ

話 い 人 動詞 動作主 あ こ 文 許容意 味 持 ~ く さい

形 使い あ 強制意味 使うこ せ

結論

1. 使役形 他動詞及び自動詞 使うこ 自動詞 場合 被使役者

ヲ格 格 表さ 他動詞 場合 double o constraint 起こ こ

被使 役者 格 使い ヲ格 そ 文 直接対象 表

使わ 自動詞 通過 場所 示 場合 同 あ ヲ格

使わ け い , 被使役者 ニ格 け 表さ

2. 使役 意味 あ 強制意味 許容意味 原因意味 あ こ う

(5)

iii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Metode Penelitian dan teknik Kajian ... 9

1.5 Organisasi Penulisan ... 10

BAB II KAJIAN TEORI ... 12

2.1 Morfologi ... 12

2.2 Sintaksis ... 16

2.3 Morfosintaksis ... 21

2.3 Semantik ... 21

(6)

iv Universitas Kristen Maranatha

BAB III ANALISIS DATA ... 34

3.1 使役~せ ~させ + 一段動詞‘verba golongan II’ ... 37

3.2 使役~せ ~させ + 五段動詞 ‘verba golongan I’ ... 41

3.3 使役~せ ~させ + 変格動詞 ‘verba golongan III’ ... 50

BAB IV KESIMPULAN ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58

KLASIFIKASI DATA ... v

SINOPSIS ... xviii

(7)

v Universitas Kristen Maranatha KLASIFIKASI DATA

A. 使役~~yang menggunakan 一段動詞 ‘verba golongan I’

(1) 絵 作 ー ー 順番 並 せ,… (TMN, 2007: 49)

E o tsukutta sutoorii no junban ni narabesase,…

‘Deretkan gambar-gambar sesuai urutan sehingga membentuk sebuah cerita. (buatlah gambar-gambar menjadi berderet)’

(2) 答え 場合 一回休 いい , 隣 座

い 人 答 え せ い い 思 い 。(TMN, 2007: 49)

Kotaerarenakatta baai wa ikkai yasumi ni shite mo ii desu shi, tonari ni suwatte iru hito ni kotaesasete mo ii to omoimasu.

‘Saat tidak bisa menjawab, lewatkan satu putaran, atau lemparkan ke orang yang duduk di sebelahnya (buatlah orang yang duduk di sebelah menjawab).’

(3) わ 元気 変え せ い。(SS, 2004:

126)

Kono megumi wo watashitachi no genki ni kaesasete kudasai.

‘Dengan berkat ini, buatlah (ubahlah) kami menjadi sehat.’

(4) 社長 急遽 辞 せ 思い 。(ASA, 1988: 141)

(8)

vi Universitas Kristen Maranatha Saya pikir direktur memberhentikannya (membuatnya jadi berhenti) secara tiba-tiba.

(5) そう告 、 国人 そ気付い 日本文化 良 、

季節感 感 せ 。 (TMN, 2007: 15)

Sou tsugeru to, [gaikokujin dakara koso kitzuita Nihon bunka no yosa wa,

kisetsukan wo kanjisaseru koto desu] to nikkori.

Sambil tersenyum ia berkata, justru karena kita sadar ia orang asing, maka kita harus membuat/ membiarkan mereka merasakan kebaikan budaya Jepang yaitu [makna dari musim]

(6) ほ 短い文 、 日、学生者 日本語 文章 考え せ

。(TMN, 2007: 55)

Hon no mijikai bun demo, mainichi, gakuseisha ni nihongo de bunsho wo kangaesaseru koto ga dekimasu.

Walaupun hanya kalimat pendek, dapat membuat mereka (murid/ pelajar) berpikir mengenai artikel bahasa Jepang setiap harinya.

B. 使役~せ ~yang menggunakan 五段動詞 ‘verba golongan II’

(7) う 都 , 行 せ い。(SK, 1985:48)

Douka miyako e, ikasete kudasai.

(9)

vii Universitas Kristen Maranatha membangkitkan energi (membuat energi jadi meluap- luap).

(9) そう 、あ 鳥, あ 庭 話 せ

い わ。(HH, 2003: 41)

(Sou wa, ano tori, kitto atashi ni himitsu no niwa no koto o hanashite

kikasete irundawa.)

Begitu ya, burung itu pasti sedang memberitahu [saya] (bicara untuk membuat saya menjadi tahu) tentang taman rahasia.’

(10) 好 春雨 加え , 野菜 水分 吸わせ 。(TMN, 2007:

4)

Konomi de harusame wo kuwaete, yasai kara dekita suibun wo suwaseru.

‘Tambahkan batangan selai kacang sesuai selera, maka uap air yang dihasilkan dari sayuran akan (menjadi) terserap.’

(11) [私] 楽 せ あ , ー 種 拾 う 。(SS, 2004: 53)

[Watashi] wo tanoshimasete agete, happii no tane wo hirooune.

(10)

viii Universitas Kristen Maranatha

(12) 朝焼 暮 色 あ ン , あ 歓喜 情

湧 立 せ 強いエネ ー 持 色 。(SS, 2004:66)

Asayake ya yuugure no iro demo aru orenji wa, atatakasa to kanki no jou wo waki tataseru tsuyoi enerugii wo motsu iro desu.

Warna oranye yang merupakan warna mentari pagi dan senja memancarkan perasaan gembira (membuat perasaan jadi gembira), sungguh merupakan warna yang penuh energi.

(13) 学生 作 せ,.. (TMN, 2007: 49)

Gakusei ni bun wo tsukurase,..

Suruhlah murid membuat kalimat,..

(14) メ ー , ,足音 忍 せ 歩 回 。(HH,

2003:55)

(Meaari wa dokidoki shinagara, ashi oto o shinobasete aruki

mawarimashita)

‘Dengan takut-takut, Mary melangkah perlahan (membuat langkahnya menjadi tertahan) mengitari taman.’

(15) ー 合わせ 。 (TSR, 1988: 40)

Paazu ni awasete.

(11)

ix Universitas Kristen Maranatha

(16) 自分自身 知 い ,自分 満 ,

楽 せ あ い。(SS, 2004: 51)

Demo, yappari jibun jishin no koto wo yoku shiranai to, jibun wo mitashitari, tanoshimasete ageru koto ga dekinai mono ne.

Tetapi bagaimanapun juga, bila kita tidak mengenal diri kita sendiri dengan baik, kita tidak dapat menentramkan dan menyenangkan diri sendiri bukan?

(17) 僕 話 せ 。(HH, 2003: 80)

Boku ga hanasasete yaru

‘Saya akan menceritakan (padamu) [Saya akan bicara dan membuat kamu (jadi) mengetahui]’

(18) コン コ ,縄跳 , わ 空気

,話 せ い ,コ ン 不 言い 。(HH, 2005:

85)

Dikkon ya komadori no koto, nawatobi no koto, soto no sawayakana kuuki no koto, hanashite kikasete ita toki, korin ga fu o iimashita.

‘Ketika menceritakan (bicara dan membuat dia tahu) tentang Dikkon dan Komadori, permainan lompat tali, udara yang segar, dll, Colin berkata tidak’

(19) 都市 暮 人 心 緊張 和 せ あ う 。(TMN,

1994: 68)

Toshi ni kurasu hito no kokoro no kinchou o nagomaseru no de arouka.

‘Apakah akan membuat ketegangan hati orang- orang yang hidup di kota menjadi damai/ tenang?’

(20) 椅子 立 上 ..., 椅子 ー ー 言わせ い ,... (SS,

(12)

x Universitas Kristen Maranatha Isu kara tachi agaru toki…, isu wo gi-gi- to iwasenaide,…

‘Ketika bangkit dari kursi, bangkitlah tanpa menimbulkan derit kursi.’

(21) 僕 い メ ー 。 う ,僕 泣い い い 来

。 ,文 言わせ い 。(HH, 2005: 85)

Boku no itoko no Meaari dayo. Yuube boku da naite iru no wo kite kuretanda. Dare ni mo, monku iwasenaiyo.

‘Ini sepupu saya Mary. Kemarin malam ketika saya sedang menangis ia datang. Membuat (saya menjadi) tidak mengeluh pada siapapun.’

(22) 子 , う , コ ン ー

ウン 鼻 せ,コ ン 手 飲 せ い 。 (HH, 2005: 102)

Kohitsuji wa, okaasan hitsuji wo sagasu you ni, korin ni biro-do no gaun ni, hana wo suriyose, korin no te kara miruku wo nomasete moraimashita.

‘Dalam usaha mencari ibunya, anak kambing itu menggosokkan hidungnya pada gaun beludru Colin, lalu ia (dibiarkan) minum susu dari tangan Colin.’

(23) 自然 日本語力 伸 せ う 練習 主眼 置 い 。(TMN,

2007: 14)

Shizen ni nihongoryoku wo nobaseru youna renshuu ni shugan ga okarete

iru.

‘Disiapkan pokok-pokok latihan yang dapat menjelaskan kekuatan bahasa Jepang yang alami.’

(24) 今 い 行為 心 沿わせ , ..。(SS, 2004: 56)

(13)

xi Universitas Kristen Maranatha ‘Tindakan yang dilakukan saat ini membuat (diri) menelusuri ke dalam hati.’

(25) 私, 魔女 。 町 住 せ い い 。(MT,

1989: 16)

Watashi, majo no Kiki desu. Kono machi ni sumawasete itadakitain desu.

‘Saya adalah Kiki si penyihir. (saya) ingin dibuat/ diizinkan untuk tinggal di kota ini.’

(26) ー タ ,手 せ い 。 (TSR,

1988:12)

Bikkuri shita Sita wa, te wo suberasete shimaimashita.

‘Sita yang kaget, tergelincir tangannya (tangannya menjadi tergelincir).’

(27) 追い立 , 追 向う 行 せ 。 い 。(TMN,

1994:90)

Oitateru wa otte mukou e ikaseru. Gomen da wa iya da.

‘Mengusir dengan membuat seseorang (menjadi) melangkah pada arah yang mendesak. Tidak akan (saya) maafkan. ‘

(28) 私 絵描 ー いうワー ョ 全国 い い 場

所 せ い い い 。 (SS, 2004: 35)

Watashi wa o’ekaki serapii to iu waaku shoppu o zenkoku no iroiro na

basho de yarasete itadaite iru no desuga,…

(14)

xii Universitas Kristen Maranatha gerobak sapi ( gerobak yang (dibuat menjadi) ditarik oleh sapi),…’

(30) そ 実際 出 ,自分 聞 せ あ いい 。” 私

, 私 大好 。(SS, 2004: 39)

Sono toki wa jissai ni koe o dashite, jibun ni kikasete ageru to ii yo. ‘watashi

wa, watashi ga daisuki’

‘Pada saat seperti itu, keluarkan suara(mu) dan katakan sungguh-sungguh pada diri sendiri (biarkan dirimu sendiri [menjadi] mendengar/ perdengakanlah pada dirimu sendiri): ‘Saya sangat suka diri saya’.’

(31) 季節 移 変わ 自由 メー せ う。

(SS, 2004: 117)

Kisetsu no utsuri kawari nado wo jiyuu ni ime-ji shite fukuramasete miyou.

‘Mari kita coba untuk mengembangkan citra kita mengenai pergantian musim, dll secara bebas.’

(32) 、 女 持 せ 。(MH, 1997: 64)

Kore wo, koko no onna tachi ni motaseru no da.

(15)

xiii Universitas Kristen Maranatha

(33) 、わ せ い 。(MH, 1997: 75)

O-Toki san, watashi ni mo fukumasete kurenaika.

Nona Toki, bolehkah saja diizinkan bergabung juga?

(34) わ い 、浅見 、彼女 死 せ い 。 (ASA, 1988: 281)

Wakaranaiga, senken mo, kanojo mo shinasetakunaiyo.

Walaupun aku tidak mengerti, sekilas pun terlihat kalau wanita itu tidak ingin membuat ia mati.

(35) 来、桜 、人 惑わせ いわ い 。(TMH, 2007: 24)

Korai, Sakura wa, hito o madowaseru to iwarete imasu.

Sejak dulu, dikatakan bahwa bunga Sakura membingungkan manusia (menjadi teka-teki).

C. 使役~~yang menggunakan 変格動詞 ‘verba golongan III’

(36) 楽 , 魂 ワー せ う。(SS, 2004:21)

Tanoshinde, tamashii o pawaa appu sasemashou

(16)

xiv Universitas Kristen Maranatha

(37) …,そ 練習 せ , 目 見 そ 状況 言

葉 説 せ 一番 考え 。(TMN, 2007: 49)

…, sore wo tsunageru renshuu wo saseru ni wa, yahari me de mite sono joukyou wo kotoba de setsumei saseru no ga ichiban dato kangaemashita.

‘Latihlah (buatlah murid jadi berlatih) hal yang berkaitan dengan itu, namun (menurut saya) yang utama adalah membuat mereka menjelaskan suatu keadaan yang dilihat dengan kata-kata mereka sendiri.’

(38) ウン- 病気 い 両親 心配 せ 。

(BSJ, 1984: 400)

(Buraun-san wa byouki ga yoku naranai node ryoushin o shinpai

sasemashita)

Karena penyakit yang diderita Brown tak kunjung membaik, orang tuanya menjadi khawatir (ia membuat orang tuanya menjadi khawatir .

(39) 跨 , 心 集中 せ 。 (MJ, 1989:

99)

Kiki wa dekkiburashi ni matagari, jitto kokoro o shuuchuu sasemasu.

‘Kiki menaiki sikat kayu panjang, berkonsentrasi, memusatkan pikiran pada hatinya (membuat hatinya menjadi pusat konsentrasi).’

(40) 長 せ ,深い[ ] 自 い 。(SS, 2004: 45)

Seichou suru tame ni, fukai [watashi] ga mizukara okoshite iru.

‘Untuk mengembangkannya (membuat jadi berkembang), munculkanlah [saya] yang berada jauh di dalam diri kita.

(17)

xv Universitas Kristen Maranatha

Minna no mae de happyou sasete kudasai.

‘Buatlah (murid) mempresentasikannya di depan yang lain.’

(42) 干 タケ , タケ 乾燥 せ ,..., 。。。(TMN,

1994: 61)

Hosu shiitake wa, shiitake o kansou saseta mono de…

‘Hosu shiitakeadalah shiitake yang dikeringkan (dibuat menjadi kering)…’

(43) 自分 充実 せ う 色々 挑戦。(TMN, 2007:9)

Jibun wo yori juujitsu saseyou to iroiro na koto ni chousen.

(18)

xvi Universitas Kristen Maranatha

Oya no kyouiku e no ishiki mo samazamade, oubei e kodomo o ryuugaku sasetai oya mo ireba, shigoto ga yasumi no toki wa, kodomo no gakkou o yasumasete shimau oya mo iru.

‘Pandangan orang tua terhadap pendidikan sangat beragam, sementara ada orang tua yang ingin menyekolahkan (membuat jadi sekolah ke luar negeri) anaknya ke Eropa/ Amerika, namun ada pula orang tua yang meliburkan (membiarkan anaknya libur) anaknya ketika mereka libur bekerja’

(46) [ケ ] いう 日本 [ ] 串刺 肉 回転 せ

焼い 。 (TMN, 2007: 6)

[Kebabu] to iu to nihon de wa [shishikababu] ya kushisashi niku wo kaiten sasenagara yaite.

‘Di Jepang, yang dinamakan [kebab] adalah [shishi kebab] atau daging yang ditusuk dan dibakar sambil diputar di atas api.

(47) 動的 赤 静的 青 混色 せ 紫 , 来 高貴 神秘的 色

い 。(SS, 2004:66)

Doutekina aka to seitekina ao wo konshoku saseta murasaki wa, korai yori kouki de shinpitekina iro to sarete imasu.

Ungu yang merupakan campuran (membuat jadi satu/ campur) dari warna merah yang dinamis dan warna biru yang statis sejak dulu menjadi lambang kebangsawanan dan penuh misteri.

(48) 大地 色 あ 茶色 包 込 ,安定 せ 色 ンボ

。(SS, 2004: 67)

Daichi no iro de aru chairo wa subete wo tsutsumi komi, antei saseru iro no sinboraizu desu.

(19)

xvii Universitas Kristen Maranatha

(49) う 、 、わ わ せ い。(MH,

1997: 24)

Douka, kore wo, watashi no kawari ni otomo sasete kudasai.

Bagaimanapun, ini, biarkanlah ini menemanimu sebagai pengganti aku.

(50) 神 案内 せ 気 。(MH2, 1997: )

Shishi kami-sama no tokoro e annai saseru ki nanda.

(20)

xix Universitas Kristen Maranatha

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap : Meriska Andriani

Alamat : Taman Kopo Indah I blok I-73

Tempat/ tanggal lahir : Bandung, 27 Mei 1990

Agama : Budha

Nama Ayah : Yunanto Suhardinata

Nama Ibu : Fungky Fridayani

Riwayat pendidikan:

 SD Maria Bintang Laut, Bandung(1996-2002)  SMP Waringin, Bandung (2002-2005)

 SMA Trinitas, Bandung (2005-2008)

(21)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Bahasa bersifat universal dan unik, bahasa mempunyai ciri khas tersendiri yang membedakannya dari bahasa lain. Contohnya adalah mengenai konstruksi kausatif, semua bahasa mempunyai kalimat kausatif, tetapi cara pengungkapan, dan struktur atau tata bahasanya berbeda-beda. (Sri Iriantini, 2011:1-2)

Dalam bahasa Indonesia, menurut Harimurti (2001: 101), kausatif adalah sesuatu yang bersangkutan dengan perbuatan (verba) yang menyebabkan suatu keadaan/ kejadian. Kalimat bermakna kausatif dalam bahasa Indonesia dapat terlihat dari penggunaan afiks, misalnya konfiks memper-kan, me-kan, dan me-i, dan prefiks

memper~ seperti yang diungkapkan Keraf (1972:101). Seperti contoh berikut ini:

(22)

2 Universitas Kristen Maranatha Pada kalimat 1 kata kerja dasar ‘temu’ bila dibubuhi konfiks memper- dan -kan, akan memunculkan makna kausatif, yaitu membuat dua orang bertemu, yaitu saya dan pria itu. Pada kalimat 2 pun dapat dipahami bahwa konfiks me- dan -kan juga dapat memunculkan makna kausatif bila digabungkan dengan kata kerja dasar

‘datang’, sehingga artinya menjadi ‘membuat’ seseorang (artis) menjadi datang. Pada kalimat 3 dan 4, konfiks memper-i dan prefiks memper- juga dapat memunculkan makna kausatif jika digabungkan dengan kata sifat. Pada kalimat 3,

kata sifat ‘baik’ bermakna menjadikan radio menjadi dalam keadaan baik setelah dibubuhi konfiks memper- dan -i. Sedangkan pada kalimat 4, kata sifat ‘luas’ bila digabungkan dengan prefiks memper- yang artinya adalah membuat (taman)

‘menjadi’ lebih luas.

Dalam bahasa Jepang, kekausatifan salah satunya ditunjukkan dengan struktur 使役 ~せる(~seru) atau ~させる (~saseru), dan kalimat yang menggunakan struktur

使 役 ini disebut 使 役 文 (shiekibun). Mengenai kausatif ini, Makino Tsutsui (1997:228) mengatakan sebagai berikut: “The resulting causative sentences mean that subject causes the causee to do the action denoted by the verb.” (Hasil dari kalimat kausatif memiliki arti bahwa subjek (causer’penyebab’) menyebabkan causee (yang dikenai perlakuan verba) melakukan aktivitas yang ditunjukkan oleh verba.) Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa dalam kalimat kausatif terdapat

(23)

3 Universitas Kristen Maranatha kegiatan yang ditunjukkan verba. Sementara causee adalah pihak yang dikenai perlakuan.

Kalimat使役atau 使役文dibentuk secara morfologis dengan menambahkan atau melekatkan 助 動 詞(jodoushi) ‘kata kerja bantu’ ~せ る (~seru) atau ~さ せ る

(~saseru) pada verba. Perubahan bentuk ini disesuaikan dengan jenis verba dalam

bahasa Jepang. Untuk verba grup I, seperti行 (iku) ‘pergi’ berubah menjadi行 せる (ikaseru) ‘membuat (jadi) pergi, untuk verba grup II seperti 食べる taberu

‘makan’ berubah menjadi 食 べ さ せ る(tabesaseru) ‘membuat (jadi) makan,

sedangkan untuk verba grup III seperti 勉強 する(benkyou suru) belajar berubah

menjadi勉強 させる(benkyou saseru) ‘membuat (jadi) belajar’.

Jika verba dalam kalimat bahasa Jepang berubah bentuk menjadi verba kausatif ~せる~させる, maka unsur-unsur dalam kalimat tersebut mengalami perubahan,

terutama pada kata bantu (助詞), seperti contoh berikut:

5. 私 本を読 す.

Watashi wa hon o yomimasu

Saya membaca buku

6. 私 妹に本を読 せ す.

Watashi wa imouto ni hon o yomasemasu

(24)

4 Universitas Kristen Maranatha Kalimat 5 adalah kalimat berita, yang ditandai dengan verba bentuk - す(masu),

yaitu 読 す(yomimasu) membaca yang dilekati dengan 助動詞 (jodoushi) ’kata

kerja bantu’ ~せ る (~seru) atau ~さ せ る(~saseru) menjadi 読 せ す, (yomasemasu) ‘membuat jadi membaca’. Pada kalimat ini muncul objek yang berlaku sebagai causee, dan pihak yang membuat causee melakukan kegiatan, yaitu causer. Pada kalimat 6, watashi ‘saya’ berlaku sebagai causer, sementara, imouto ‘adik

perempuan’ yang dikenai kegiatan berlaku sebagai causee.

Kemudian, berdasarkan perlu tidaknya objek dalam kalimat, terdapat dua jenis kata kerja yang dapat digunakan dalam kalimat kausatif bahasa Jepang, yaitu 自動詞 (jidoushi) ‘kata kerja intransitif’ dan他動詞 (tadoushi) ‘kata kerja transitif’. 自動詞 adalah kata kerja yang tidak memerlukan objek sedangkan他動詞adalah kata kerja yang memerlukan objek.

Berdasarkan maknanya, kalimat使役dapat memiliki makna pemaksaan ataupun pembiaran. Hal ini terlihat dalam penggunaan 助詞(joshi) ‘kata kerja bantu’を(o), atau に(ni), khususnya pada penggunaan 自動詞 ‘kata kerja intransitif’. Seperti contoh berikut:

7先生 子供たち{を / に}泳 せた。(NHB, 2000: 300)

Sensei wa kodomotachi o/ni oyogaseta.

(25)

5 Universitas Kristen Maranatha Pada contoh kalimat 7, kausatif ditunjukkan dari kata kerja intransitif 泳 (oyogu)’ berenang’ yang dilekati 助動詞~させる menjadi 泳 せる(oyogaseru)

‘membiarkan/ membuat (jadi) berenang’. Partikel を atau にdapat digunakan sebagai penanda causee, hanya memiliki arti yang berbeda. Pada kalimat yang menggunakan partikel を, arti dari kalimat itu berarti adanya pemaksaan dari causer kepada causee, yaitu dari先生’guru’ kepada子供たち ’anak-anak’ . Sedangkan bila menggunakan partikel に, makna kalimat tersebut berubah menjadi pembiaran, sehingga artinya menjadi causer membiarkan causee melakukan sesuatu, yaitu guru membiarkan atau mengizinkan anak-anak untuk berenang.

Namun, tidak semua partikel を bisa digantikan oleh partikel に dalam kalimat 使役. Seperti contoh berikut:

8. 私 冷蔵庫 ルクを凍 せた。(BJG, 1989: 388)

Watashi wa reizouko o miruku o kooraseta.

Saya membekukan susu di lemari es/ kulkas.

9. 太郎 花子を気絶させた。(IJL, 1996: 249)

Tarou ga Hanako o kizetsu saseta.

Tarou membuat Hanako menjadi pingsan.

Pada kalimat 8, makna yang ditimbulkan adalah hasil, yaitu peristiwa pembekuan. Pada contoh kalimat ini, causer ditunjukkan oleh 私 (watashi) ’saya’, dan causee nya

(26)

6 Universitas Kristen Maranatha partikel o pada ルクを tidak dapat digantikan dengan ルクに karena susu tidak memiliki keinginan untuk membeku dengan sendirinya, sehingga penggunaan partikel に akan membuat makna kalimat menjadi janggal.

Begitu pula pada kalimat 9, pingsan bukanlah sesuatu yang dapat dikontrol dan direncanakan oleh manusia, maka partikel に tidak dapat digunakan. Namun, bila situasi saat Tarou (causer) adalah seorang sutradara film, dan Hanako (causee) adalah seorang aktris, kalimat ini dapat berterima secara makna, karena Tarou sebagai sutradara dapat menyuruh Hanako berakting untuk pingsan.

Sebaliknya, tidak semua partikel にdapat digantikan dengan partikelをkarena makna yang ditimbulkan akan terasa tidak alami atau janggal. Seperti contoh berikut:

10. こ ゲー ジ ンに勝たせ う 思う。(BJG, 1989: 388)

Kono geemu wa Jimu ni kataseyou to omou

Saya berpikir untuk membiarkan Jim (menjadi) menang dalam permainan ini.

Pada kalimat 10, causer nya adalah 私(watashi) ’saya’ (lesap), sementara causee

(27)

7 Universitas Kristen Maranatha akan membuat kalimat menjadi janggal.

Sementara pada他動詞 ’kata kerjatransitif’, karena akan muncul objek langsung dalam kalimat tersebut yang ditandai dengan partikel を, maka causee nya tidak ditandai dengan partikel を tetapi diganti menjadi partikel に. Seperti yang diungkapkan oleh Makino Tsutsui (1989:390) sebagai berikut “ o cannot appear

more than once in a clause” ‘Partikel o tidak dapat muncul lebih dari satu dalam

sebuah klausa’, maka causee hanya bisa ditandai dengan menggunakan partikel に karena ‘direct object ‘objek langsung’ ditandai dengan partikel を. Seperti contoh berikut:

11. 父 妹にピアノを習わせた。(BJG, 1989: 387)

Chichi wa imouto ni piano o narawaseta.

Ayah membuat adik (perempuan) [menjadi] belajar main piano.

Kalimat 11 menggunakan verba golongan I yaitu 習う (narau) ‘belajar’ yang dilekati dengan~さ せ る (saseru) sebagai penanda kausatif menjadi 習 わ せ る

(narawaseru) membuat jadi belajar dalam bentuk lampau menjadi 習 わ せ た

(narawaseta). Kalimat ini merupakan kalimat他動詞 (tadoushi) kalimat transitif

(28)

8 Universitas Kristen Maranatha Objek langsung adalah objek yang langsung dikenai kegiatan yang ditunjukkan oleh verba. Pada kalimat 11, objek langsung ditunjukkan oleh kataピアノditandai dengan partikel を (o). Sedangkan, causee nya 妹 ditandai dengan partikel に (ni). Pada kalimat 11, 妹dibuat menjadi melakukan perkerjaan oleh父 (chichi) ayah .

Pada kalimat yang memiliki dua objek seperti ini, makna yang ditimbulkan menjadi ambigu antara makna pemaksaan dan pembiaran.

Struktur kausatif bahasa Jepang yang berbeda dari bahasa Indonesia membuat penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang struktur kausatif使役~せる~させる ini, dan sepengetahuan penulis, belum ada penelitian sebelumnya yang membahas tentang analisis 使役~せる~させる dalam kalimat bahasa Jepang di Universitas Kristen Maranatha.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(29)

9 Universitas Kristen Maranatha 2. Bagaimana makna 使役dalam struktur kalimat bahasa Jepang?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari diadakannya penelitian ini, yaitu:

1. Mendeskripsikan penggunaan struktur kalimat使役~せる~させるdalam bahasa Jepang.

2. Mendeskripsikan makna 使役dalam struktur kalimat bahasa Jepang.

1.4Metode Penelitian dan Teknik Kajian

Metode adalah cara mendekati, mengamati, menganalisis, dan menjelaskan suatu fenomen (Kridalaksana, 1993:126). Agar diperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka perlu dipilih metode dan teknik penelitian. Pemilihan metode dan teknik yang tepat adalah penilihan metode dan teknik yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Metode dan ilmu pengetahuan adalah cara kerja bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai suatu tujuan yang ditentukan (Djajasudarma, 1993: 57)

(30)

10 Universitas Kristen Maranatha atau fenomen yang memang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya, sehingga dihasilkan atau yang dicatat berupa bahasa yang biasa dikatakan sifatnya seperti potret, paparan seperti apa adanya. (Sudaryanto, 1986: 62 dalam Yanlie) digunakan untuk memberikan penjelasan secara rinci, menganalisis, serta mengklarifikasi data hingga dapat ditarik suatu kesimpulan

Teknik penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data- data dengan mempelajari berbagai jenis buku serta bahan referensi lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Teknik kajian yang digunakan adalah teknik top-down, untuk mengetahui pembentukan verba kausatif.

1.5Organisasi Penulisan

Dalam Bab I Pendahuluan akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode dan teknik penelitian, dan organisasi penulisan. Dalam Bab II Landasan Teori akan diuraikan teori-teori dasar yang mendukung penelitian ini, yaitu teori morfologi, teori sintaksis, teori semantik, juga teori-teori yang berkaitan dengan kalimat 使役. Dalam Bab III Analisis, data-data

(31)

11 Universitas Kristen Maranatha Sedangkan pada Bab IV Kesimpulan, akan diisi dengan kesimpulan dari hasil analisis dari Bab III.

(32)

54 Universitas Kristen Maranatha BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada Bab III, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan struktur 使役 ‘kausatif’ dalam kalimat bahasa Jepang adalah sebagai berikut:

Perubahan kata kerja menjadi kata kerja bentuk kausatif adalah dengan pelekatan 助動詞 ~せる~させる (~seru ~saseru) pada kata kerja. Pada一段動詞 (ichidan doushi) ‘verba golongan I’, akhiran る (ru) pada verba bentuk kamus dihilangkan dan digabungkan dengan 助動詞 (jodoushi) ‘kata kerja bantu’ ~させる

(~saseru) seperti 見る (miru) ‘melihat’ menjadi 見させる (misaseru) ’membuat jadi

melihat’. Pada 五段動詞 (godan doushi) ‘verba golongan II’, verba bentuk kamus

(33)

55 Universitas Kristen Maranatha (ikaseru) ಫmembuat jadi pergiಬ. Sedangkan pada 変格動詞 (henkaku doushi) ‘verba

golongan III’ yang hanya terdiri dari dua verba, yaitu 来る (kuru) ‘datang’ dan する(suru) ‘melakukan’ memiliki perubahan tersendiri, yaitu する (suru) menjadi させる (saseru) ‘membuat jadi melakukan (sesuatu)’, dan 来る(kuru) menjadi 来させる (kosaseru) ಫmembuat jadi datangಬ.

Dalam kalimat kausatif, ada dua macam kata kerja yang digunakan berdasarkan ada tidaknya objek dalam kalimat, yaitu 他動詞 (tadoushi) ‘verba transitif’ ( verba yang membutuhkan objek) dan 自動詞 (jidoushi) ‘verba intransitif’ (verba yang tidak membutuhkan objek).

Pada kalimat intransitif (自動詞) dan causee dapat ditandai dengan partikel を(o) maupun (ni) sesuai dengan makna yang ditimbulkan, sementara dalam kalimat transitif, muncul objek lain selain causee yang disebut objek langsung yang ditandai dengan partikel を, sehingga causee ditandai dengan partikel . Hal ini

yang disebut sebagai Double o constraint ಫkendala dobel oಬ.

(34)

56 Universitas Kristen Maranatha ini, maka causee ditandai dengan partikel karena partikel を telah digunakan untuk menandai nomina penunjuk tempat.

2. Makna yang muncul dalam struktur 使役 ‘kausatif’ dalam kalimat bahasa Jepang

Pada kalimat yang menggunakan 自動詞, makna kalimat kausatif akan terlihat dengan lebih jelas, karena hanya terdapat satu objek yaitu causee, maka causee dapat ditandai dengan partikel / を yang dapat menunjukkan makna kalimat

tersebut. Penggunan partikel を menunjukkan makna pemaksaan, sementara penggunaan partikel menunjukkan makna pembiaran.

Namun, pada kalimat 他動詞 yang menggunakan makna kalimat akan menjadi ambigu antara makna pemaksaan dan pembiaran karena muncul objek lain dalam kalimat yang mengikuti verba yang disebut Double o Constraint ,dan causee sebagai objek tak langsung ditandai dengan partikel karena partikel を telah digunakan untuk menandai objek langsung.

(35)

57 Universitas Kristen Maranatha makna pembiaran muncul ketika causer memperhatikan keinginan dari causee. Selain itu, dapat muncul makna penyebaban (原因) bila kekausatifan menyebabkan suatu keadaan lain.

Dari data yang telah dianalisis pada bab III, terdapat 5 kalimat yang menunjukkan makna pemaksaan (強制), 8 kalimat yang memiliki makna pembiaran (許容), 2 kalimat yang memiliki makna ambigu (antara pembiaran dan pemaksaan), dan 3 kalimat yang memunculkan makna penyebaban (原因).

Makna yang mucul dari masing-masing kalimat ditentukan dari situasi dalam kalimat, penggunaan partikel, dan penggunaan kata-kata maupun struktur kalimatnya. Misalnya, penggunaan うか (douka) ‘tolong’ dan penggunaan struktur kalimat ~ あげる (~te ageru), ~ もらう (~te morau), ~ い く(~te itadaku) akan

menunjukkan makna pembiaran. Namun, bila muncul causee inanimate (tidak bernyawa), makna pembiaran tidak dapat muncul. Kalimat yang menggunakan struktur の (node) ‘karena’lebih merujuk pada makna penyebaban (原因)

Pada kalimat kausatif, causer selalu memiliki tingkatan yang lebih tinggi (dalam hal usia atau jabatan) daripada causee. Struktur kausatif ~せる~させる dapat bergabung dengan berbagai pola kalimat seperti ~ く さい (~te kudasai), (naide), ~ あげる (~te ageru), ~ もらう (~te morau), ~ い く(~te itadaku),

(36)

58 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Aoki, Haruo. 1984. Structures in Japanese. Tokyo: Taishukan

Iori, Isao. 2000. Nihongo Bunpou Hando Bukku. Tokyo: 3A Corporation

Iriantini, Sri. 2011. Kausatif seru saseru dalam Kalimat Bahasa Jepang, Jurnal Sastra Jepang, volume 10 nomor 2. Bandung. Program Studi Sastra Jepang

Japan Foundation. 1989. Kyoushiyou Nihongo Kyoiku Hando Bukku 3. Tokyo: The Japan Foundation language Institute

Japan Foundation. 1986. Kyoushiyou Nihongo Kyoiku Hando Bukku 4. Tokyo: The Japan Foundation language Institute

Keraf, Gorys. 1972. Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Nusa Indah

Kumiko, Fukaya & Tamae, Nome & Kumiko, Kobayashi. 1993. Doushi. Tokyo: Senmon Kyouiku Publishing

Makino, S.& Tsutsui, M. 1989. A Dictionary of Basic Japanese Grammar. Tokyo: The Japan Times

Masahiro, Tanimori. 1992. Japanese Language Grammar and Usage. Kobe: Koyo Shobo Masuoka, Takashi & Takubo Yukinori .1989. Kihon Nihongo Bunpou. Tokyo: Fabienne

Gueury

Nitta, Yoshio. 1991. Nihongo no Voice to Tadousei. Tokyo: Kuroshio Ramlan, M., 1986. Sintaksis. Yogyakarta: CV. Karyono

(37)

59 Universitas Kristen Maranatha Sumadipura Sutedja & Syam Harmoni. 1996. Mampu Berbahasa Indonesia untuk

Perguruan Tinggi.

Sunagawa, Yuriko. 1998. Nihongo Bunkei Jiten. Tokyo. Kuroso Publishers Takada … & Ishiwata Toshio. 1990. Taishou Gengogaku. Tokyo: Outo

Tanaka, Harumi. 1975. Gengogaku Nyumon. Bandung: Taishuukan Shoten

Tarigan,, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Morfologi. Bandung: Penerbit Angkasa Tarigan,, Henry Guntur. 1986. Pengajaran Semantik. Bandung: Penerbit Angkasa Tomita, Takayuki. 1991. Bunpou no Kiso Chishiki to Sono Kangaekata. Tokyo:

Bonjinsha.

Tsujimura, Natsuko. 1996. An Introduction to Japanese Linguistics. Oxford: Blackwell Publilshing.

Daftar Kamus:

Koikeikuo et,al. 2000. Kenkyuusha Dictionary of Applied Linguistics Oyou Gengogaku

Jiten. Tokyo: Kenkyusha.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil eksperimen menunjukkan bahwa nilai akurasi hasil prediksi menggunakan algoritma BPNN adalah 96,65 % dan algoritma BPNN dengan metode Adaboost menjadi 99,29 %, sehingga

[r]

dari suatu representasi grup dan ℂ� -modul yang diberikan dari ruang vektor berdimensi. hingga dan grup hingga

Apa saja upaya-upaya yang dilakukan humas, guru, kepala sekolah dalam membangun citra positif di SD N Sosrowijayan Yogyakarta..

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat dan anugrahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan sekripsi, yang

Puji dan syukur penulis haturkan atas kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

Analisis dimulai dengan analisis deskriptif terhadap perilaku pembawa program dan perilaku penerima program dengan mengacu kepada indikator dari Niehoff (1964), kemudian

[r]