ANALISA
POTENSI PENGEMBANGANUSAI{A
SAPI POTONGDI
KOTA
SAWAHLUNTOTESIS Oleh:
TIENNY GUSTIT\IINGSIH 06206068
PROGRAM PASCASARJANA LTNIVERSITAS ANDALAS
ANALISISAPOTENSI PENGEMBANGAN USAHA
SAPI POTONG
DI KOTA
SAWAHLUNTO
Oleh : Henny Gustiningsih
(Dibawah Bimbingan : Dr. Nasri Bachtiar, SE, MS dan Dr.
Ir.
Asdi Agustar, MSc)RINGKASAN
penelitian
ini
berhrjuan
untu.kmengidentifikasi potensi
Kota
Sawahluntotrntuk
pengembanganternak
sapi
potong
dilihat dari
ketersedianlahan,
pakan,kondisi
roJi"l
ekonomi masyarakat dan dukungan kelembagaan, menganalisis usaha petemakan sapi potong dapatdijadikan
sektor basis padawilayah kota
Sawahlunto, menghitung teUutufran tenagakerja yang
tersedia (kesempatankerja)
berdasarkan elastisitas kesempatankerji
disektor
peternakandan Menyrsun
rencana strategi pengembangan usaha ternak sapi potong di Wilayah Kota Sawahluntopenelitian
ini
dilakukan
padakota
Sawahlunto dengan menggunakan dataprimer
dan
skunderkemudian
dalampenelitian
ini
menggunakan metode analisa deslcriptif analisa LQ,, Employment Elastisity dan Analisa SWOT.ileidasarkan
hasil penelitian
,
diketahui
bahwakota
sawahlunto berpotensiuntuk
melakukan
pengembangan usahasapi
potong,
hal
ini
dapat
terlihat
pada ketersedianlahan, pakan, sosisl ekonomi dan
dukungan kelembagaan.Dari
hasil perhitungannilai LQ
dapat disimpulkan secara keseluruhan wilayahKota
SawahluntoL**
m-erupakan Wilayah basis unhrk pengembangan usaha sapi potong,ini
terlihat padanilai
ie . l.
Untuk
elastisitas kesempatankerja
disellor
peternakandi
Kota
^sawahluntodapat
dihitung
dengan membandingkan perubahanstruktur dan
laju perhrmbuhan kesempatankerja
di
sektor peternakan dengan perubahan struktur daniaju
pertgmbuhan ekonomi, pada penelitianini
didapat angka elastisitas tenaga kerjar.ttot
pertanian
sebesarA,44
apabilaterjadi
kenaikan
PDRB
1 %
maka
akanmempengaruhi
elastisitas tenaga
kerja
sebesar
0,44..
Hasil
analisa
SWOTp"trg**b*gan
usaha sapi potongKota
Sawahlunto dapat diciptakan strategi untuk pengembanganttyumetatui upaya
melalui
usaha
:
Pengembangan Kwalitas romU".Ouya peternak : optimalisasi pemanfaatan dan perlindungan sumber daya alamBAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
BelakangSawahlunto sudah sejak lama dikenal dengan sebutan
kota
Tambang,dimana sumber perekonomian masyarakatnya berasal dari usaha tambang batu bara. Batu bara dan minyak bumi merupakan sumberdaya alam yang akan habis apabila diekploitasi secara terus menerus. Deposit batu bara
di
Kota Sawahluntosudah mulai berkurang, oleh sebab
itu
PT. Tambang Batu Bara Ombilin sebagai perusahan tambang terbesar di Sawahlunto tidak lagi beroperasi.Menyikapi
kondisi
di
atas PemerintahKota
Sawahlunto segeraarif
menyikapi permasalahanini,
dengan mencarijalan
keluarnya,
salah satunyadengan
digalakkannyapriorotas
program
pembangunankearah
pertanian peternakan.(Renstra Kota sawahlunto). Langkah awal keberhasilan pembangunan ditentukan oleh perencanaan yangbaik
dan berkelanjutan,mulai dari
rencana,penyusunan
program
dan
kegiatan, pelaksanaan kegiatan secara sistematis,monitoring dan evaluasi.
Sejalan
dengan dikeluarkanya
UU No. 32
tahun
2004
tentang Pemerintahan daeratE maka kewenangandi
tingkat pusat mulai berbagi dengandaerah.
Hal
ini
berpengaruh pada arah kebijakan pembangunan pada masing-masing daerah,tidak
terkecuali kebijakandi
sector pertanian dan petemakan. perubahan lingkungan strategisdan dan kondisi objektif
kawasantelah
ikutPengembangan kawasan agribisnis merupakan salah satu pilihan strategi
pembangunan
Kota
Sawahlunto. Sapi potong merupakan salah satu komuditipilihan
dalam pengembangan agribisnisdi
Kota
Sawahlunto. Analisa potensiwilayah
peternakanberupa evaluasi potensi
untuk
pengembangan ternak merupakanlangkah
yang
penting
bagi
perencanaanyang
konseptual danberwawasan masa depan. Suatu produk peternakan mempunyai keunggulan atau daya saing karena adanya kesesuaian lahan dan lingkungan yang ditujukan oleh produksi optimal dan biaya produksi efisien. Output dari analisa potensi
ini
dapatdijadikan pedoman
untuk
menetapankebijakan
dalam bentuk proglam yang berorientasi untuk pengembangan sebuah kawasan khususnya pengembangan sub sektor peternakan.Kota Sawahlunto terdiri dari empat Kecamatan yaitu Kecamatan Barangin,
Kecamatan Talawi, Kecamatan Lembah Segar dan Kecamatan Silungkang.
Akhir-akhirini
pemerintahan kota Sawahlunto sedang melakukan pengembangan usahaternak sapi potong, hal ini terlihat dri banyaknya Rumah Tangga Peternak (RTP) yang menggeluti usaha ternak sapi potong sebagai usaha sampingan. Populasi ternak sapi di Kota Sawahlunto dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel
I
: Populasi Ternak Sapi DiKota
SawahluntoKecamatan Jenis Kelamin Jumlah
Jantan Betina Kecamatan Silungkang
Kecamatan Talawi
Kecamatan Lembah Segar
Kecamatan Barangin
38 981 218
757
395
3.317 276 753
433
Dari
tabeldi
atas Kecamatan Talawi memilikijumlah
sapi yang besar;ug4
namun untuk pemeihraan sapi potongdi
Kota Sawahlunto lebih dipusatkan di kecamatan Barangin yaitu di Desa Balai Batu sandaran Dan Desa Lumindai, halini
dikarenakandi
daerahinilah
dimulainya usaha peternakn sapi potong dan daerah ini memiliki iklim yangsejuk-Suhu maksimum bulanan berkisar antara 28,7-3l,0oC dan suhu minimum bulanan
berkisar
17,8-19,4oC. suhu tata-rata bulanan 23,5'25,1oC. Sedangkansuhu lingkungan yang nyaman (Comfort
hne)
bagi sapi adalah antara 18-26'C. Suhuini
disebut sebagai suhu lingkungan yang normal (Thermoneutral) yaitukeadaan dimana ternak tidak membutuhkan peningkatan atau pengeluaran energi
untuk
pemanasandan
pendinginantubuh
(Churchdan Pond, 1982)
dalam Gustiningsih Henny (2005)Melihat kondisi ini, Ko-ra Sawahiunto se'oagai suatu wilayah yang ierletak
di
daerah
Provinsi Sumatera Barat dalamhal
ini
mempunyai peluang untuk mengembangkan usaha ternak sapi potong. Pengembangan usaha petemakan sapipotong mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan daerah dan
peningkatan perekonomian rakyat. Karena dengan adanya pengembangan tersebut mampu menciptakan lapangan
kerj4
meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan pasar serta meningkatkan nilai tambah yang cukup tinggi yang dapatmemperkuat perekonomian rakYat.
Masalah yang sering dihadapi antara lain adalah tingkat pengetahuan dan
keterampilan petani peternak yang masih rendah, perkembangan harga yang tidak stabil dan penggunaan faktor produksi lainnya yang belum efisien dan sebagainya.
Faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam usaha pengembangan peternakan
pengemangan dapat
dilihat
dari
beberapa potensiyaitu
:
tersedianyan lahan, sumberdaya manusia sebagai tenagakerj4
terdapatnya pasarlokal,
adanyadukungan pemerintah daerah
dan
tersedianyafasilitas
dan
kelembagaan penunjang lainnya.Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk pengembangan peternakan
sapi
potong
agarr berkesinambungandan
dapat meningkatkan perekonomian masyarakatpetani
peternak
sapi potong
diperlukan
suatu
strategi
dalampengembangan petemakan sapi potong ini lebih lanjut
1.2 Rumusan Masalah
Kota
Sawahlunto sebagaialternatif untuk
pengembanganternak
sapi didasarkan pada beberapa alasan penting diantaranya adalah adanya sumberdayaalam dan
sumberdaya manusiayang
dimiiiki Kota
Sawahlunto, kea<iaanlingkungan
pendukungyang bailq
tersedianya saranadan
prasarana yang memadai serta adanya fasilitas pendukung disamping letaknya yang strategis.Melihat
kondisiini
makaKota
Sawahlunto masih mempunyaipeluang
untuk pengembangan peternakanlebih lanjut
dalam dalam upaya
pemberdayaanmasyarakat di Kota Sawahlunto. Walaupun demikian, perlu terlihat suatu wilayah khusus pengembangan temak sapi yang terkoordinasi dengan
baik. Untuk
itu perlu dilakukan suatu kajian tentang potensi masing-masing wilayah (kecamatan) yang adadi
Kota Sawahlunto sehingga dapat diketahui wilayah yang berpotensi untuk pengembangan peternakan sapi potong dengan melihat sumber daya yangdimiliki
oleh wilayah tersebut dimana sumberdaya akan dilihat dari berbagai segidapat disusun suatu rencana shategi pengembangan yang paling sesuai dilakukan pada wilayah tersebut degan memperhatikan faktor internal dan faktor eksternal wilayah.
Berdasarakan
hal
diatas,maka
dapat dirumuskan masalah penelitiansebagai berikut :
1.
Bagaimana potensiKota
Sawahlunto untuk pengembangan ternak sapipotong dilihat dari ketersediaan lahan, ketersediaan pakan, kondisi sosial
ekonomi masyarakat dan dukungan kelembagaan
2.
Apakah Usaha peternakan sapi potong dapat dijadikan sektor Basis padawilayah Kota Sawahlunto
3.
Bagaimana kemampuan usaha peternakan sapi potong menyerap tenagakerja di Kota Sawahlunto
4.
Strategi apa yang cocok untuk pengembangan usaha ternak sapi potong diWi layah Kota Sawahlunto
1.3
Tujuan
Penelitian1.
Mengidentifikasi potensiKota
Sawahlunto untuk pengembangan temaksapi
potong dilihat dari ketersedian laharU pakan, kondisi sosial ekonomi masyarakat dan dukungan kelembagaan .2.
Menganalisis kemungkinan usaha peternakan sapi potong menjadi sektorbasis pada wilayah kota Sawahlunto .
3.
Menghitung peluang penyerapan tenagakerja
berdasarkan elastisitasBAB
VI
KESIMPULAN DAN
SARAN6.1. Kesimpulan
Dari
hasil dan pembahasan yang sudah dilakukan pada bagian terdahulu dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut :1.
Dari hasil penelitian,
diketahui bahwa kota sawahlunto berpotensi unfukmelakukan pengembangan usaha sapi potong, hal ini dapat terlihat pada :
o
Dari ketersedian lahan seluas27.344,77 Ha yang adadi
kota sawahluntodapat
diambil
kesimpulanbahwa potensi lahan
yang ada
di
kota sawahluntounfuk
pengembangan usaha sapi potong hanya bisa untuk usaha sapi potongsistim intensif
sedangkanuntuk
pemeliharaan sapisistim ekstensif tidak bisa
hal
ini
dikarenakan tidak tersedia lahan yangbenar-banar khusus untuk pemeliharaan sapi potong.
o
Ketersediaan pakan yang berasaldari
kontribusi lahan garapan tersediaseluas 1.076,86
Ha,
kemudiankonhibusi
lahan terhadap pakan yang berasaldari
luas panen dalam menghasilkan limbah pertanian tersedia seluas 6.197,36 Ha. Kontribusi kedua lahan tersebut dalam menghasilkanHMT
cukup
tinggi,
dimana
berdasarkan ketersedianHMT,
Kotasawahlunto masih
memiliki
kelebihanHMT,
dimana dari total 6.725sr
tersediaHMT
sebesar
18.290,56ton
BahanKering
(BK/Haltahun) sedangkanHMT
yang diutuhkan untuk jumlah populasi sebanyak 6,725il5
kelebihan HMT sebesar 2.823,6 ton Bahan Kering (BK/Ha/tahun). Dengan
adanya kelebihan
HMT
ini
berarti
masihbisa
diadakan penambahanpopulasi
sekitar 1227
sr
lagi.
Kelebihan
ini
dikarenakan sudahdipanennya tanaman coklat sehingga menghasilkan
kulit
coklat yang bisadijadikan makanan sapi.
Berdasarkan KPPTR yang
dimiliki,
maka Kecamatan Lembah segarmemiliki
nilai
KPPTR yang cukup besar, sehingga Kecamatan tersebut merupakan Kecamatan yang potensial untuk pengembangan ternak sapipotong
karenakemampuan
tampung
Kecamatan tersebut apabila dilakukan penambahanternak
ruminansiayang
cukup besar.Hal
ini disebabkan olehdi
Kecamatan tersebut masih tersedia Hijauan Makanan Temak (HMT) yang cukup banyak dan jugadi
Kecamatan ini populasinya relatif masih sedikit.Keadaan social ekonomi peternak
di
kota
sawahlunto,bila
dilihat
dari keadaan umum peternak diketahui pendidikannya masih rendah, untuk umurnya rata-rat berumur 43 tahun, dengan pengalaman beternak selama 6tahun dan skala usahanya
r-4
ekor ternak.Bila
dilihat
dari penerapanaspek teknis, peternakn
di
Kota
Sawahluntotelah
mengikuti anjuran Dirjen Peternakan, dengan kata lain pengusaan aspek teknisnya sudah baikusaha peternakan sapi potong yang dilakukan oleh petemak di daerah ini secara umum merupakan pinjaman Pemerintah yaitu 61,1 o/o sumber
modal
usaha ini merupakan pinjaman dari pemerintahi,32,7 yo modalpribadi dan
6,3 yo temak yang dipelihara berasal dari seduan
DAFTAR
PUSTAKA
Agustar,
A.
1999. ParadigmaBaru
pembangunan peternakandan
KendalaPenerapan Kebijaksanaan pemerintah.
Makalah
pada
SeminarPembangunan Peternakan sumatera
Barat
Di
POLITANI.
universitas Andalas .anggalI
Desember.Atmadilaga,
D.
1975. Kedudukan usaha Ternakrradisional
dan perusahaanTernak dalam sistem
pembangunan peternakan. Fakultas peternakan. Universitas Padjadjaran. Bandung.1976.
Menyelami Dasar
permasarahan peternakan Dalam Rangka Membangun Hari Esok (Tinjauan sosial Ekonomi).Biro
Researchdan Afiliasi, Fakultas Peternakan universitas padjajaran Bandung.
Bactiar, Nurzaman. 1991. Peranan Sub-sektor Petemakan Dalam perekonomian Indonesia. Aspgk Lingkungan Hidup terhadap pengernbangan peternakan.
Kumpulan Penelitian. pusaipeneritian
univerritu, Aidutu..
Blackiey, J. and
D.z.Bade.l99l.
Ilmu peternakan. Diterjemahkan oleh BambangSri gandono. Gaj ahmada Universu ity. Jogyakarta.
Bradford"
l.A.
and G.I-. Johnson. 1960. Farm Management Analysis. Johnwiley
and Sons Inch, Newyork.
Darmawi,
D.
2000.
PemberdayaanEkonomi
MasyarakatMelalui
usaha Peternakansapi
Potong.
studi
Kasus program
GpsB
pembibitan di Kabupaten DatiII
Sawahlunto/Sijunjung. universitas Andalas.Dinas Pertanian Kota Sawahlunto,Laporan populasi rernak Tahun 2006.
Ditjen
Peternakan. 1985. Usaha peternakan, perencanaan usaha, Analisa danPengelolaan. Jakarta.
Direktorat Jenderal Peternakan. 1992. Petunjuk Teknis Pelaksanaan panca Usaha Ternak Potong. Proyek Usaha Sapi potong.lakarta.
Gustiningsih,Henny.
2005.
Skripsi.
penerapanAspek
Teknis
Dan
Analisis
Petemakan Sapi Potong sistem Kereman di Kota sawahlunto.2005
Mubyarto. 2000.
Pengembanganwllayah,
pembangunan pedesaan, otonomi Daerah. Dalam P_elgembanganwilayah
pedesin
dan Kawasan Tertentu: Sebuah. Kajian-
-Efsploratif.
Direktorat
Kebijaksanaan reknotogi-il1l
Pengembangan Wilayah. BppT. Jakarta.