• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Balanced Scorecard dalam Meningkatkan Kinerja PT. X.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Balanced Scorecard dalam Meningkatkan Kinerja PT. X."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

The rapid growth in technology and science has brought a very signifikan changes in the telecommunications industry. This is forcing every company to try to adapt to these changes, in order to maintain position in an increasingly competitive landscape of tight. In order to succeed companies must be able to plan and implement a strategy that can provide competitive advantage, so the company will not compete with competitors.

In order to achieve competitive advantage in an industry that has a tight competition, not enough for a company to focus attention on the financial sector alone. The company needed an information system that can provide a snapshot of the financial aspects and non-financial firms, so that repairs can be done in various fields in the company. Balanced scorecard is a method of performance appraisal firm that can assist companies by providing a perspective to measure company performance, namely financial perspective, customer, internal business processes, and learning and growth. It is expected that with the implementation of balanced scorecard, companies can perform the function of planning, implementing, and evaluating strategies with more effective and efficient, so that company performance can be increased significantly.

The authors make a direct assessment of PT. X Bandung, a company engaged in the field of information systems and telecommunications. The method used in presenting and analyzing the data so as to give a clear picture of the company based on the facts optimally in PT.X. This is evident from the lack of infrastructure and corporate culture that supports the application of balanced scorecard.

To increase the effectiveness of the balanced scorecard to rate the overall organization of training and seminars from familiarized employees must use the balanced scorecard as a tool of evaluation and feedback. With so then the company will be able to receive benefits from the balanced scorecard to the fullest.

(2)

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Pertumbuhan yang pesat dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan telah membawa perubahan yang sangat signifikan pada industri telekomunikasi. Hal ini memaksa setiap perusahaan untuk mencoba beradaptasi terhadap perubahan-perubahan tersebut, agar dapat mempertahankan posisi dalam peta persaingan yang semakin ketat. Demi mencapai kesuksesan perusahaan harus bisa merencanakan dan mengimplementasikan sebuah strategi yang dapat memberikan competitive advantage, sehingga perusahaan tidak akan kalah bersaing dengan competitor.

Untuk dapat mencapai competitive advantage pada sebuah industri yang memiliki persaingan ketat, tidak cukup bagi sebuah perusahaan untuk memfokuskan perhatian pada bidang finansial saja. Balanced scorecard, merupakan sebuah metode penilaian kinerja perusahaan yang dapat membantu perusahaan dengan menyediakan perspektif untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Diharapkan dengan diterapkannya balanced scorecard, perusahaan dapat menjalankan fungsi perencanaan, pengimplementasian, dan mengevaluasi strategi dengan lebih efektif dan efesien, sehingga kinerja perusahaan dapat meningkat secara signifikan.

Penulis melakukan penilaian langsung pada PT.X Bandung, sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang sistem informasi dan telekomunikasi. Metode yang digunakan dalam menyajikan dan menganalisa data sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai perusahaan berdasarkan pada fakta-fakta taau kejadian-kejadian di perusahaan tersebut serta dengan penyebaran kuesioner para para staf dan karyawan.

Dari penelitian yang dijalankan terlihat bahwa balanced scorecard sudah cukup berperan dalam PT.X sebagai inti dari manajemen strategik perusahaan dan sudah turut andil dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Walaupun begitu balanced scorecard masih belum digunakan secara maksimal di PT.X. Hal ini terbukti dari kurangnya infrastruktur dan budaya perusahaan yang mendukung pengaplikasian balanced scorecard.

Untuk menginkatkan tingkat efektifitas balanced scorecard kepada organisasi secara menyeluruh melalui pelatihan dan seminar karyawan harus dibiasakan menggunakan balanced scorecard sebagai alat evaluasi dan juga feedback. Dengan begitu barulah perusahaan akan bisa menerima manfaat dari balanced scorecard secara maksimal.

(3)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………. i

HALAMAN PENGESAHAN………..………….ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………...….iii

KATA PENGANTAR………...iv

ABSTRACT………...………vi

ABSTRAK………...………...vii

DAFTAR ISI………..…..…..viii

DAFTAR TABEL………..…..xi

DAFTAR LAMPIRAN………..xii

BAB I PENDAHULUAN……….……..…….1

1.1Latar Belakang Penelitian……….………...1

1.2Identifikisi Masalah…………..………...……….5

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian……….…....5

1.4Kegunaan Penelitian………..………...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………..7

2.1 Sistem Pengendalian Manajemen………..……...7

2.1.1 Pengertian Sistem………..…7

(4)

Universitas Kristen Maranatha

2.1.3 Pengertian Manajemen………...8

2.1.4 Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen………...…..9

2.1.5 Karakteristik SPM………...…….12

2.2 Pengertian Balanced Scorecard……….………..14

2.2.1 Konsep Balanced Scorecard………...16

2.2.2 Tolak Ukur Balanced Scorecard………...16

2.2.3 Implementasi Balanced Scorecard………25

2.2.4 Praktik Pengukuran Balanced Scorecard……….26

2.2.5 Keunggulan Balanced Scorecard……….27

2.3 Pengertian Kinerja……….28

2.4 Pengertian Penilaian Kinerja………..………...29

2.4.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja……….30

2.4.2 Tujuan Penilaian Kinerja………..32

2.4Balanced Scorecard dan Kinerja Perusahaan……….……….33

2.5Hubungan Penerapan Balanced Scorecard dan Peningkatan Kinerja Perusahaan……….…………..………....35

2.6Kerangka Pemikiran dan Hipotesis……….36

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN………..39

3.1 Objek Penelitian ………..………...39

3.2 Metode Penelitian ……….………….39

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data …………..………....40

(5)

Universitas Kristen Maranatha

3.3 Populasi...43

3.4 Analisis Data dan Pengujian Hipotesi...44

BAB IV HASIL PENELITIAN………..47

4.1 Hasil Penelitian………47

4.1.1 Sejarah Perusahaan………...47

4.1.2 Struktur Organisasi………..52

4.1.3 Deskripsi Perusahaan……….. 57

4.1.4 Lokasi dan Waktu Penelitian……….……. 61

4.2 Balanced Scorecard pada PT.X………..61

4.2.1 Proses Penerapan Balanced Scorecard………..……..64

4.2.2 Evaluasi Balanced Scorecard………..………68

4.3 Perspektif Keuangan dalam PT.X………...……70

4.4 Pembahasan Jawaban Kuesioner……….80

4.5 Peranan Balanced Scorecard Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan PT.X………..83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………..85

5.1 SIMPULAN………..…. 85

5.2 SARAN………...88

DAFTAR PUSTAKA………...91

LAMPIRAN……….92

(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

(7)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Operasionalisasi Variabel ……… 42 Tabel II Produk, Pasar dan Kompetensi PT.X ……….. 60 Tabel III Parameter Utama dari Balanced Scorecard PT.X ….……….. 69 Tabel IV Realisasi Laba Rugi PT.X (2002- 2007) …………..………… 73 Tabel V Rasio Keuangan PT.X (2002-2006) ………..…………... 73 Tabel VI HPP + Beban Usaha PT.X / cost that vary with capacity us….. 74 Tabel VII Target dan Aktualisasi Profit Margin PT.X ……….. 75

Tabel VIII HPP PT.X ………..……… 76

(8)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

(9)

B a b I P e n d a h u l u a n | 1

Universitas Kristen Maranatha

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan perekonomian Indonesia saat ini sudah semakin berkembang khususnya pada perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur maupun industri lainnya. Hal ini disebabkan oleh karena adanya perkembangan pesat dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu penting bagi banyak perusahaan agar dapat mengikuti perubahan yang terjadi sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lainnya (Mulyadi, 2001).

Dewasa ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Padahal dalam menghadapi lingkungan bisnis yang semakin sulit saat ini, pengukuran kinerja yang hanya bertolak ukur pada keuangan sudah tidak lagi memadai. Mulyadi (2001) menyatakan pengukuran kinerja yang hanya bertolak ukur pada keuangannya saja mempunyai banyak kelemahan, diantaranya:

1. Pemakaian kinerja keuangan sebagai satu-satunya penentu kinerja perusahaan bisa mendorong manajer untuk mengambil tindakan jangka pendek dengan mengorbankan kepentingan jangka panjang. Misalnya, untuk menaikkan profit atau ROI, seorang manajer bisa saja mengurangi komitmennya terhadap pengembangan atau pelatihan bagi karyawan, termasuk investasi dalam sistem dan teknologi untuk kepentingan perusahaan masa depan. Dalam jangka pendek kinerja keuangan meningkat, namun dalam jangka panjang akan menurun.

(10)

B a b I P e n d a h u l u a n | 2

Universitas Kristen Maranatha pandangan yang keliru bagi manajer mengenai perusahaan di masa sekarang terlebih lagi di masa datang.

3. Kinerja keuangan hanya tertumpu pada kinerja masa lalu dan kurang mampu sepenuhnya untuk menuntun perusahaan ke arah tujuan perusahaan.

Menurut Mulyadi (2001) agar sukses, setiap perusahaan harus menginvestasikan dan mengelola aset intelektual mereka. Dikarenakan aset intelektual memampukan perusahaan untuk:

1. Membangun hubungan baik dengan konsumen yang akan memelihara kesetiaan dari konsumen yang ada dan memungkinkan segmen konsumen dan area pasar yang baru dapat dilayani dengan efektif dan efisien.

2. Memperkenalkan produk dan jasa inovatif yang diinginkan oleh target segmen konsumen.

3. Memproduksi produk dan jasa yang berkualitas tinggi pada tingkat biaya yang rendah dan dengan waktu tunggu yang singkat.

4. Mengerahkan kemampuan dan motivasi karyawan untuk melakukan peningkatan secara terus-menerus dalam kapabilitas proses, kualitas, dan waktu respon.

(11)

B a b I P e n d a h u l u a n | 3

Universitas Kristen Maranatha Seiring dengan meningkatknya persaingan, perusahaan yang ingin maju harus dapat beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam dan di luar perusahaan. Hal ini tentunya berlaku juga bagi PT.X sebagai sebuah Badan Usaha Milik Negara.

Agar sebuah perusahaan dapat mencapai kesuksesan, maka otomatis mereka harus bisa merumuskan sebuah strategi yang jitu. Strategi tersebut harus dapat memberikan nilai lebih bagi perusahaan dengan cara menciptakan sebuah competitive advantage yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain (Mulyadi, 2001).

Berlakunya ASEAN Free Trade Area (AFTA), Asia-Pasific Economy Corporation (APEC) dan arus globalisasi serta tingginya minat masyarakat terhadap

produk dan jasa telekomunikasi, menempatkan PT.X yang bergerak di bidang produksi, perdagangan dan penyediaan jasa telekomunikasi ini pada posisi dimana perusahaan harus bersaing pada level daerah, nasional, dan juga internasional. Hal ini dikarenakan suasana kompetisi dunia yang sudah dapat menembus batas-batas negara. Kondisi ini menyebabkan keharusan bagi perusahaan untuk membenahi perusahaan menuju kinerja yang lebih efisien (Mulyadi, 2001).

Perusahaan juga harus dapat mengkomunikasikan strategi mereka kepada seluruh komponen organisasi agar semua unit bisa bekerja sama sebagai satu tim untuk mencapai sebuah kesuksesan. Untuk melakukan hal-hal tersebut, perusahaan membutuhkan sebuah alat bantu yang tidak hanya memonitori jalannya pencapaian strategi perusahaan, tetapi juga harus memberikan peluang untuk inovasi di masa depan (Mulyadi, 2001).

(12)

B a b I P e n d a h u l u a n | 4

Universitas Kristen Maranatha pengukuran kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan sistem imbalan dalam perusahaan, misalnya untuk menentukan tingkat gaji karyawan maupun reward yang layak. Pihak manajemen juga dapat menggunakan pengukuran kinerja perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu (Arief Suadi, 2001).

Balanced Scorecard dapat memonitori performance perusahaan dengan cara

menyajikan empat aspek dari kinerja perusahaan, yaitu aspek keuangan, aspek pelanggan, aspek proses internal bisnis, aspek pembelajaran dan pertumbuhan. Tiga dari empat aspek tersebut merupakan aspek non-finansial, yang lebih tepat digunakan untuk mengukur kinerja dari karyawan dan aktivitasnya (Arief Suadi, 2001).

Namun, perlu diketahui bahwa peran Balanced Scorecard bagi perusahaan lebih besar dari sekedar alat ukur semata. Namun juga sebagai alat untuk pengimplementasian dan juga alat untuk pengkomunikasian strategi ke setiap lini operasi di dalam perusahaan tersebut (Mulyadi, 2001).

Penulis memilih sampel perusahaan yaitu PT.X karena melihat bahwa PT.X sudah menerapkan Balanced Scorecard sebagai tolak ukur yang penting, walaupun belum sepenuhnya. Padahal menurut Mulyadi (2001) pengukuran yang hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangan saja tidak cukup. Sedangkan penulis melihat bahwa PT.X hanya mengukur kinerja perusahaan didasarkan hanya pada aspek keuangan saja, padahal terdapat tiga aspek penting lainnya yang harus di ukur. Walaupun telah berkecimpung cukup lama dan cukup maju dalam bidangnya. Tetapi tetap penting untuk selalu memperbaharui ukuran kinerja yang di ukurannya.

(13)

B a b I P e n d a h u l u a n | 5

Universitas Kristen Maranatha dengan strategi yang dijalankan oleh perusahaan. Sehingga perusahaan dapat terbantu dalam melakukan perbaikan terhadap aktivitas-aktivitas bisnisnya dalam mencapai tujuan yang jelas (Hansen and Mowen, 2005).

Menurut Mulyadi (2001) pemakaian Balanced Scorecard oleh perusahaan Indonesia diyakini dapat memberikan dampak yang signifikan pada kemajuan dunia usaha dalam negara ini. Latar belakang inilah yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang akan dituangkan dalam judul:

Peranan Balanced Scorecard Dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan

(Studi Kasus pada PT.X)

1.2 Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka penulis mengambil perumusan masalah :

1. Bagaimana penerapan Balanced Scorecard pada PT.X?

2. Seberapa besar peranan Balanced Scorecard meningkatkan kinerja perusahaan tersebut?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan Penerapan Balanced Scorecard Dalam Meningkatkan Kinerja PT.X.

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(14)

B a b I P e n d a h u l u a n | 6

Universitas Kristen Maranatha 2. Mengetahui seberapa besar peranan Balanced Scorecard meningkatkan kinerja

perusahaan pada PT.X.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada penulis tentang peranan Balanced Scorecard dan juga diharapkan dengan adanya penelitian ini maka Balanced Scorecard dapat dijadikan alat ukur yang utama dalam perusahaan.

2. Bagi Pembaca

Sebagai bahan referensi atau tambahan informasi yang diperlukan untuk pengembangan pengetahuan lebih lanjut mengenai peranan Balanced Scorecard dalam meningkatkan kinerja.

3. Bagi perusahaan

(15)

B a b V S i m p u l a n d a n S a r a n |

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan dari hasil penelitian dan evaluasi yang dilakukan penulis, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pada pelaksanaannya, balanced scorecard yang telah diterapkan di PT.X masih memiliki kelemahan, sebagai berikut:

a. Masih terlalu fokus pada perspektif finansial dari balanced scorecard. Padahal perspektif finansial dalam balanced scorecard sendiri masih kekurangan beberapa ukuran vital. Hal ini menyebabkan ukuran-ukuran penting dari perspektif pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran&pertumbuhan tidak terukur. Ukuran-ukuran tersebut antara lain adalah:

Ukuran untuk aspek waktu dan relationship dari customer value proposition perusahaan.

Ukuran untuk aspek inovasi dari proses bisnis internal

Ukuran untuk aspek pertumbuhan system informasi perusahaan.

(16)

B a b V S i m p u l a n d a n S a r a n |

Universitas Kristen Maranatha c. Tidak melibatkan pimpinan dari tiap SBU dalam menentukan ukuran-ukuran yang akan dipakai dalam balanced scorecard. Hal ini memperbesar kemungkinan ditentukannya sebuah ukuran yang tidak relevan bagi SBU bersangkutan. Akibatnya, pimpinan SBU berpotensi untuk menjadi tidak termotivasi dalam memenuhi target dalam balanced scorecard. Selain itu, pemilihan ukuran yang tidak tepat bagi seluruh SBU akan mengakibatkan tidak terpenuhinya sasaran finansial dari SBU tersebut, dikarenakan hubungan sebab-akibat yang terdapat pada ukuran-ukuran dalam balanced scorecard.

d. Kurangnya sistem informasi yang baik untuk mendukung kelancaran implementasi dari balanced scorecard tersebut. Di PT.X sistem informasi yang tersedia masih mengharuskan karyawan untuk meng-input data secara manual, padahal sistem informasi yang kurang termotivasi dapat memperbesar kemungkinan error pada data yang dimasukkan.

2. Balanced scorecard pada PT.X sudah berperan sebagai indikator manajemen strategik perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari fakta berikut:

a. Balanced scorecard yang diciptakan di PT.X merupakan pengukuran kinerja seimbang antara pengukuran keuangan dan non keuangan. Balanced scorecard menyoroti perusahaan dari empat perspektif, yang meliputi

(17)

B a b V S i m p u l a n d a n S a r a n |

Universitas Kristen Maranatha b. Balanced scorecard telah mampu mengkomunikasikan strategi perusahaan ke masing-masing SBU, dan mengaitkan strategi perusahaan tersebut kepada tujuan serta ukuran strategis (key performance Indicator) SBU yang bersangkutan.

c. Balanced scorecard telah mampu merencanakan dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategi.

d. Dengan pendekatan balanced scorecard manajemen dapat melakukan suatu simulasi dari keempat perspektif (pelanggan dapat melihat bahwa kinerja PT.X yang lebih baik) yang dapat digunakan sebagai landasan bagi pengambilan keputusan untuk melakukan tindakan-tindakan perbaikan dalam perusahaan.

e. Berdasarkan inisiatif yang dilakukan perusahaan berdasarkan pengukuran balanced scorecard dari perspektif keuangan (penjualan produk inovatif dan

memberikan diskon atas produk yang terlambat dipasarkan (denda keterlambatan)).

f. Berdasarkan pengukuran balanced scorecard dari proses bisnis internal terlihat kinerja perusahaan lebih baik dimana PT.X memberikan perhatian kepada pelayanan purna jual yang memuaskan pelanggan.

Berdasarkan pengukuran balanced scorecard dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dari sisi kemampuan pegawai, terlihat bahwa untuk membangun system knowledge management, PT.X memberikan perhatian kepada peningkatan keahlian

(18)

B a b V S i m p u l a n d a n S a r a n |

Universitas Kristen Maranatha Dengan hasil perhitungan pengujian hipotesis yang telah dilakukan maka di dapatkan hasil sebesar 81.61%. Dimana menurut Dean J.Champion kriteria tersebut memiliki peranan yang sangat signifikan, yang artinya peranan Balanced Scorecard sudah cukup berperan penting dalam mengukur kinerja karyawan PT.X.

5.2 SARAN

Berdasarkan keismpulan tersebut, maka penulis menyarankan kepada PT.X sebagai berikut:

1. Menjalankan langkah-langkah untuk meningkatkan dukungan pegawai atas balanced scorecard yaitu:

a. Make a communication at all levels

Peran serta dari top management sangatlah penting bagi proses pengukuran dan perbaikan kinerja. Seharusnya pihak managemen mengadakan pertemuan dengan pegawai baik secara formal maupun informal untuk menunjukkan dukungan dan niatan mereka terhadap inisiatif tesebut.

b. Develop organizational goals

Perusahaan harus menetapkan ukuran-ukuran yang tepat dan realistis sehingga dapat dicapai oleh karyawannya.

c. Offer training in improvement techniques

Pelatihan sebaiknya diberikan pada orang-orang yang diharapkan akan menjalankan proses perbaikan terhadap kinerja.

d. Establish a reward and recognition system to faster performance

improvements

(19)

B a b V S i m p u l a n d a n S a r a n |

Universitas Kristen Maranatha e. Breakdown organizational harries

Manfaat balanced scordcard harus dikomunikasikan kepada personil agar ketakutan dan anggapan buruk yang biasanya muncul terhadap konsep pengukuran kinerja dapat dihilangkan.

f. Co-ordinate responsibilities

Proses perbaikan kinerja merupakan usaha bersama. Hal tersebut harus disadari oleh perusahaan dan karyawannya.

g. Demonstrate a clear need for improvement

Karyawan harus menyadari bahwa jika perbaikan tidak dapat tercapai oleh mereka, maka perusahaan dipastikan akan mengalami kegagalan.

h. Make a realistic initial attempt at implementation

Mustahil bagi suatu organisasi untuk mengadopsi balances scorecard secara sempurna dalam waktu singkat.

2. Untuk memperbaiki perspektif finasial dari balanced scorecard, PT.X sebaiknya menggunakan ukuran cash to cash cycle untuk mengukur working capital management. Dan menambahkan ukuran penjualan genuine product/ penjualan

proyek untuk ukuran penjualan internal, karena beberapa SBU perusahaan menjual sebagian besar produk/jasa mereka ke SBU yang lain (secara internal). 3. Untuk memperbaiki perspektif pelanggan dalam hal cutomer value proposition,

(20)

B a b V S i m p u l a n d a n S a r a n |

Universitas Kristen Maranatha 4. Dalam memperbaiki perspektif proses bisnis internal, PT.X sebaiknya menambahkan ukuran-ukuradn pada balanced scorecard yang berkenaan dengan aspek inovasi dari proses bisnis internal (new product introduction).

5. Untuk memperbaiki persepktif pembelajaran dan pertumbuhan dari balanced scorecard, PT.X seharusnya menambahkan ukuran strategic job coverage ratio

untuk mengukur pengembangan SDM perusahaan, dan menambahkan ukuran strategic information coverage ratio untuk mengukur pengembangan sistem

(21)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert. N, and Vijay Govindarajan. 2004. Management Control System. Edisi kesebelas. The Mc Graw-Hill, Inc. New York.

Hansen, D.R., and Maryanne M. Mowen. 2005. Management Accounting. 7th ed. South-Westren a Division of Thomson Learning. United States of America.

Kaplan, R.S. and David P. Norton. 1996. The Balanced Scorecard. Harvard Bussiness School Press. Boston.

Suadi Arief, Ph.D. 1996. Sistem Pengendalian Manajemen. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen. Edisi ketiga. Salemba Empat. Yogyakarta.

_______ . 2001. Akuntansi Manajemen. Edisi kedua. YKPN. Yogyakarta. Nasir M. (2005). Metode Penelitian. Edisi keenam. Penerbit Ghalia. Jakarta. Supriyono, RA. 1999. Akuntansi Biaya. Edisi kedua. BPFE. Yogyakarta.

Simamora, Henry. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. P.STIE YPKN. Yogyakarta.

Prawirasentono, S. 1999. Analisis Kinerja Organisasi. PT. Rineka Cipta. Bandung.

Mangkunegara, A.P. 2001. Manejemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Hasibuan, M.S.P. 2003. Organisasi dan Motivasi. Bina Aksara. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Perwal Banda Aceh No.63/2010 tentang Kapitalisasi Barang Milik/Kekayaan Daerah dalam kebijakan akuntansi pemerintah Kota Banda Aceh, Aset Tetap adalah

seorang yang akan menjadi justice collaborator harus mengakui kejahatan yang dilakukannya, tindak pidana tertentu yang bersifat serius dan tindak pidana lainnya

Penemuan sebuah ide berawal ketika pengamatan penata terhadap bangunan suci yaitu bangunan meru tumpang pitu yang di mana bangunan meru memiliki pondasi yang kuat dan kokoh

Portal ini ditinjau pada arah melintang dan memanjang. Beban pelat atap. Beban orang atau pekerja. Semua beban mati atau hidup untuk merencanakan portal akan

Alat dan bahan yang berada pada blok ini adalah sabuk sebagai tempat untuk alat yang akan digunakan oleh orang yang akan diikuti, batrai untuk catu daya Transducer

Salah satu model pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik adalah model pembelajaran berbasis proyek atau.. biasa dikenal dengan

Pada perancangan menu ini, beberapa komponen dari paket java yaitu paket swing digunakan, antara lain: jmenubar untuk menu bar File dan Help , jpanel berupa

1. Pihak pengelola website Universitas Narotama dapat memberikan perhatian lebih terhadap kualitas interaksi khususnya pada poin indikator sarana interaksi ,