SKRIPSI
Diajukan oleh :
Novy Rachmawati
0613010213/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
JAWA TIMUR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Diajukan oleh :
Novy Rachmawati
0613010213/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
JAWA TIMUR
JAWA TIMUR
Disusun Oleh :
Novy Rachmawati
0613010213/FE/EA
telah dipertahankan dihadapan
dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
pada tanggal 11 Juni 2010
Pembimbing Utama
Tim Penguji
Ketua
Dra. Diah Hari Suryaningrum, MSi.Ak Dra. Ec. Sri Hastuti, MSi
Sekretaris
Dra. Ec. Dwi Suhartini, MAks
Anggota
Dra.Diah Hari Suryaningrum,MSi.Ak
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala Rahmat Karunia-Nya kepada penulis, dan atas izin-Nya pula
skripsi yang berjudul “ Pengaruh Beberapa Faktor Belajar Terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Akuntansi di Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur” dapat selesai dengan baik.
Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian
persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dalam penelitian hingga terselesaikannya skripsi ini penyusun telah
banyak mendapat bimbingan, bantuan, kesempatan serta pengorbanan baik
materiil maupun spiritual dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penyususn
dengan segala kerendahan hati menyatakan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1.
Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2.
Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3.
Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi, selaku Ketua Program Studi Akuntansi
dorongan, dan saran terhadap penyusunan dalam menyelesaikan skripsi ini.
5.
Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Akuntansi dan Staf Karyawan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6.
Kedua orang tua Ayahanda Soedarmadi dan Ibunda Rurit Tjahyaningsih,
terima kasih atas segala doa, bimbingan, kesabaran, pengorbanan dan kasih
sayang yang tiada hentinya.
7.
Kakak tercinta Rudy Setiawan, terima kasih atas dorongan dan masukan serta
nasehat yang berarti bagi penulis.
8.
Sahabat tercinta Reni Pristiyani (Ndutty) dan Ovi Anindita (Bu2tonk), terima
kasih atas semua dukungan dan bantuan serta kebersamaan yang
menyenangkan selama ini.
9.
Seluruh teman-teman yang tidak dapat penulis sebut satu per satu, terima
kasih banyak atas saat-saat kebersamaan ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna baik materi maupun pembahasannya. Oleh karena itu sangat diharapkan
adanya saran kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Surabaya, Juni 2010
Penulis
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI...………... ii
DAFTAR TABEL ……….…………... ix
DAFTAR GAMBAR………... xi
DAFTAR LAMPIRAN... xii
ABSTRAK...xiii
BAB I PENDAHULUAN………... 1
1.1. Latar Belakang Masalah………... 1
1.2. Rumusan Masalah………... 6
1.3. Tujuan Penelitian ………... 7
1.4. Manfaat Penelitian………... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………... 9
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu………...
9
2.2. Landasan Teori………... 23
2.2.1.
Akuntansi………...
23
2.2.1.1. Pengertian Akuntansi………... 23
2.2.1.2. Tujuan Akuntansi………... 24
2.2.2. Belajar ………... 25
2.2.2.1. Pengertian belajar………... 25
2.2.2.2. Metode Belajar ……….... 25
2.2.2.2.2.Motivasi………...
28
2.2.2.2.2.1.Pengertian
Motivasi……...
28
2.2.2.2.2.2.Tujuan Motivasi…………... 30
2.2.2.2.2.3.Teori
Motivasi………...
30
2.2.2.2.3.Sikap………..
32
2.2.2.2.3.1.Pengertian
Sikap………...
32
2.2.2.2.4.Kualitas dan Potensi Dosen
Pengajar………32
2.2.2.2.4.1.Pengertian
Mengajar………..
33
2.2.2.2.4.2.Prinsip-prinsip Mengajar yang
Efektif…… ………... 33
2.2.2.2.5.Media Pendidikan atau Alat
Pembelajaran………
35
2.2.2.2.5.1.Pengertian Media Pendidikan
atau Alat Pembelajaran…….. 35
2.2.2.5.2.Manfaat
Media
Pendidikan…...
35
2.2.3.
Pemahaman
Akuntansi………...
36
2.2.3.1. Pengertian Pemahaman Akuntansi……… 36
2.3. Pengaruh Minat, Motivasi, Sikap, Kualitas dan Potensi Tenaga
Pengajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi……….... 37
2.3.1.Pengaruh Minat Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi... 37
2.3.3.Pengaruh Sikap Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntans... 38
2.3.4.Pengaruh Kualitas dan Potensi Tenaga Pengajar Terhadap
Tingkat
Pemahaman
Akuntansi………...
40
2.3.5.Pengaruh Media Pendidikan Terhadap Tingkat
Pemahaman
Akuntansi
……….…...
41
2.4. Kerangka Pikir………... 41
2.5.
Hipotesis………...
44
BAB III METODE PENELITIAN………... 45
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel………... 45
3.1.1. Definisi Operasional………... 45
3.1.2. Pengukuran Variabel………... 46
3.2. Teknik Penentuan Sampel………... 49
3.2.1.
Populasi………...
49
3.2.2.
Sampel………...
49
3.3. Teknik Pengumpulan Data………... 51
3.3.1. Jenis Data dan Sumber Data………... 51
3.3.2. Cara Pengumpulan data………... 52
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis………... 53
3.4.1. Teknik analisis………... 53
3.4.2. Uji Validitas, Uji Reabilitas, dan Uji Normalitas………….. 53
3.4.3. Uji Asumsi Klasik………... 55
3.4.4. Uji Hipotesis………... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 61
4.1.
Deskripsi Obyek Penelitian... 61
4.1.1.Sejarah Umum Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur... 61
4.1.2. Falsafah, Visi, Misi, dan Tujuan... 62
4.1.2.1.
Falsafah...
62
4.1.2.2.
Visi...
62
4.1.2.3.
Misi...
63
4.1.2.4.
Tujuan...
63
4.1.3. Riwayat Progdi Akuntansi... 64
4.1.3.1.Visi
Progdi
Akuntansi...
65
4.1.3.2. Misi Progdi Akuntansi... 65
4.1.3.3. Tujuan Progdi Akuntansi... 65
4.2.
Deskripsi Sampel Penelitian... 66
4.3.
Deskripsi Hasil Penelitian... 66
4.3.1. Rekapitulasi Jawaban Variabel Minat (X
1)...
67
4.3.2. Rekapitulasi Jawaban Variabel Motivasi (X
2)... 68
4.3.3. Rekapitulasi Jawaban Variabel Sikap (X
3)... 68
4.3.5. Rekapitulasi Jawaban Variabel Media Pendidikan (X
5)... 70
4.3.6. Rekapitulasi Jawaban Variabel Pemahaman Akuntansi (Y)... 71
4.4. Uji Kualitas Data... 72
4.4.1.Uji
Validitas...
72
4.4.1.1.Hasil Uji Validitas Varibel Minat (X
1)... 72
4.4.1.2.Hasil Uji Validitas Varibel Motivasi (X
2)...
73
.... 74
4.4.1.4.
75
4.4.1.5.
4.4.1.3.Hasil Uji Validitas Varibel Sikap (X
3)...
Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas dan Potensi
Dosen Pengajar (X
3)... 74
4.4.1.5.Hasil Uji Validitas Variabel Media Pendidikan (X
3).
Hasil Uji Validitas Variabel Pemahaman Akuntansi
(X
3)... 76
4.4.2.Uji
Reabilitas...
76
4.4.3.Uji
Normalitas...
77
4.5. Uji Asumsi Klasik... 78
4.5.1.Autokorelasi...
78
4.5.2.Multikolinieritas...
78
4.5.3.Heteroskedasitas...
79
4.6.Analisis Regresi Linier Berganda... 80
4.7.2
...
96
AMPIRAN
.Konfirmasi Hasil Penelitian dengan Tujuan dan Manfaat
Penelitian... 90
4.7.2.Perbedaan Penelitan Sekarang dengan Penelitian Terdahulu. 91
4.7.3.Keterbatasan
Penelitian...
94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 96
5.1.
Kesimpulan...
96
5.2.
Saran...
DAFTAR PUSTAKA
L
Tabel 2.1.
Tabel 4.8.
Tabel 4.10.
Tabel 1.1. Hasil survey pendahuluan……… 5
Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian
Sekarang……….. 21
Tabel 3.1. Ketentuan ada tidaknya autokorelasi……….. 56
Tabel 4.1. Karakteristik Responden... 66
Tabel 4.2. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Minat (X
1)... 67
Tabel 4.3. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Motivasi (X
2)... 68
Tabel 4.4. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Sikap (X
3)...
68
Tabel 4.5. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Kualitas dan Potensi
Dosen Pengajar (X
4) ...
69
Tabel 4.6. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Media Pendidikan (X
5).
70
Tabel 4.7. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Pemahaman Akuntansi
(Y)... 71
Hasil Pengujian Kuesioner Untuk Variabel Minat (X
1)...
72
Tabel 4.9. Hasil Pengujian Kuesioner Untuk Variabel Motivasi (X
2)... 73
Tabel 4.12. Hasil Pengujian Kuesioner Untuk Variabel Media Pendidikan (X
5) 75
Tabel 4.13. Hasil Pengujian Kuesioner Untuk Variabel Pemahaman Akuntansi
(Y)... 76
Tabel 4.14. Uji Reabilitas... 77
Tabel 4.15. Uji Normalitas... 77
Tabel 4.16. Hasil Uji Autokorelasi... 78
Tabel 4.17. Hasil Uji Multikolinieritas... 78
Hasil Uji Heteroskedasitas... 79
Tabel 4.18.
an Regresi... 80
abel 4.20. Hasil Uji Kesesuaian Model... 83
abel 4.21. Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat... 84
abel
4.22. Rangkuman Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Penelitian
Terdahulu... 89
Tabel 4.19. Persama
T
T
T
DAFTAR GAMBAR
Lampiran 1
Kuesioner
Lampiran 2
Rekapitulasi Jawaban Responden
Lampiran 3
Uji Validitas
Lampiran 4
Uji Reabilitas
Lampiran 5
Uji Normalitas
Lampiran 6
Uji Asumsi Klasik dan Uji Hipotesis
Lampiran 7
Daftar Tabel F dengan Signifikan 0,05
Oleh
Novy Rachmawati
ABSTRAK
Pemahaman akuntansi merupakan suatu kemampuaan seseorang untuk
mengenal dan mengerti tentang akuntansi. Tingkat pemahaman akuntansi dapat
diukur dari nilai mata kuliah Pengantar Akuntansi, Akuntansi Keuangan
Menengah,Akuntansi Keuangan Lanjutan, Auditing, dan Teori Akuntansi.
Sedangkan tingkat pemahaman sendiri dapat diperoleh dari proses pembelajaran.
Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedangkan menjadi dua
golongan, yaitu faktor intern, seperti minat, motivasi, bakat, sikap, dan lain-lain.
Sedangkan faktor ekstern, seperti keluarga, sekolah yang meliputi : metode
mengajar, kurikulum, alat-alat yang digunakan dalam pelajaran, dan sebagainya.
Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui
dan menguji pengaruh minat, motivasi, sikap, kualitas dan potensi dosen pegajar,
serta media pendidikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa
akuntansi dan apakah terdapat pengaruh paling dominan dari kelima variabel
tersebut.
Obyek penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi Universitas
Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur angkatan 2006. Variabel penelitian
yang digunakan sebagai variabel bebas adalah minat, motivasi, sikap kualitas
dosen pengajar, serta media pendidikan sebagai variabel bebas, dan pemahaman
akuntansi sebagai variabel terikat. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi
linier berganda.
Berdasarkan hasil uji F (tabel) dan uji t (tabel) dapat disimpulkan bahwa
minat (X
1), motivasi (X
2), kualitas dan potensi dosen pengajar (X
4), serta media
pendidikan (X
5) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi (Y), sedangkan sikap (X
3) berpengaruh signifikan terhadap
pemahaman akuntansi (Y).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perkembangan masyarakat Indonesia berjalan searah dengan berkembangnya ilmu pengetahuan. Negara kita adalah negara yang sedang berkembang yang memerlukan tenaga yang terampil dan memiliki keahlian untuk membangun negara. Dalam rangka menyukseskan pembangunan nasional, pendidikan dirasa penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas untuk pemanfaatan sumber daya alam agar tercapai kesejahteraan dan kemakmuran kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan merupakan prioritas utama yang mempunyai peranan penting bagi perkembangan dan kemajuan bangsa. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar bagi kehidupan bangsa karena pendidikan dapat mendorong dan menentukan maju mundurnya proses pembangunan bangsa dalam segala bidang.
Sementara itu beberapa kalangan yang berkepentingan juga mengemukakan pendapat bahwa dunia perguruan tinggi kurang cepat menanggapi dengan tepat tuntutan persyaratan baru dunia kerja terhadap kemampuan, keterampilan, dan sikap para lulusan di sektor modern. Berbagai kekurangan dikeluhkan, seperti dasar pengetahuan yang kurang memadai, belum siap kerja, kurang produktif, kurang dapat bekerjasama dalam tim, dan lain sebagainya. Dikemukakan juga pendapat bahwa perguruan tinggi kurang antisipatif terhadap perkembangan besar yang akan dihadapi di masa depan dengan globalisasi dan pasar bebas Asia Pasifik (Anonim, 2007). Pendapat lain mengatakan bahwa di dalam sebuah perusahaan, kompetensi yang paling dibutuhkan tentu saja adalah mampu bekerjasama dengan baik, dapat mengelola diri, serta memiliki semangat motivasi tinggi dalam melaksanakan pekerjaannya (Anonim 1, 2009). Sesuai dengan kondisi yang demikian maka setiap perguruan tinggi baik swasta maupun negeri perlu memperhatikan seberapa besar tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki mahasiswanya sehingga nantinya dapat diperoleh lulusan yang berkualitas.
akuntansi yang sudah diperoleh selama ini dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat atau dapat dipraktekkan di dunia kerja.
Perguruan tinggi memiliki peran yang sangat strategis dalam mempersiapkan sumber daya manusia melalui pendidikan tinggi. Dalam prosesnya, kualitas tenaga dosen merupakan titik sentral yang akan sangat menentukan tinggi-rendahnya kualitas lulusan perguruan tinggi. Dosen adalah SDM perguruan tinggi yang memiliki peran yang sangat sentral dalam semua aktivitas di perguruan tinggi. Dalam era globalisasi ini, seorang dosen bukan hanya dituntut pakar dalam bidang kajian ilmunya (mengajarkan, meneliti, dan mengabdikannya kepada masyarakat) tetapi juga dituntut untuk mampu berkomunikasi (verbal dan tulisan), mampu menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi; memiliki jejaring yang luas, peka terhadap perubahan dan perkembangan yang terjadi di dunia luar, dan lain-lain. (Anonim,2010).
Untuk memperoleh lulusan mahasiswa yang berkualitas, peran dosen tidaklah penting bila tidak diimbangi dengan dorongan dari dalam mahasiswa itu sendiri. Menurut Purwanto (1990, 73), secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.
dengan sesuatu di luar diri sendiri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.
Menurut Slameto (2003:188), sikap merupakan sesuatu yang dipelajari, dan sikap menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan. Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek, dan sikap terhadap objek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif.
Menurut Hamalik (1989:12), media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka untuk lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara dosen dan mahasiswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di kampus.
Menurut Slameto (2003 : 2), mendefinisikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dalam lingkungannya. Purwanto (1990 : 102) menyatakan bahwa faktor–faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi dua golongan, yaitu faktor yang ada dalam individu itu sendiri yang disebut faktor individual, seperti faktor kematangan pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan pribadi. Sedangkan faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial, seperti keluarga, pengajar atau guru, cara mengajar, alat yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan, serta faktor kesempatan yang tersedia.
atau pembelajaran dalam perkuliah. Faktor intern disini misalnya minat, motivasi, dan sikap seorang mahasiswa, sedangkan faktor ekstern misalnya kualitas dan potensi tenaga pengajar, serta media pendidikan. Untuk itu, kedua faktor tersebut harus saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya, karena apabila kedua faktor tersebut tidak sejalan, maka akan mengakibatkan proses perkuliahan akan mengalami kegagalan. Berhasil atau tidaknya perkuliahan yang dilakukan mahasiswa dapat diukur melalui hasil evaluasi belajar mahasiswa pada akhir semester dan tingkat pemahaman serta kemampuan masing – masing individu dapat diketahui ketika mereka memasuki dunia kerja.
Tabel 1.1. Hasil survey pendahuluan
Jawaban No Item pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 Total 0 0 4 3 10 8 0 25 1 Apakah anda sudah mengerti
isi kandungan mata kuliah
Pengantar Akuntansi 0% 0% 16% 12% 40% 32% 0% 100% 0 0 3 6 12 4 0 25 2 Apakah anda sudah mengerti
isi kandungan mata kuliah
AKM I 0% 0% 12% 24% 48% 16% 0% 100% 0 0 2 10 10 3 0 25 3 Apakah anda sudah mengerti
isi kandungan mata kuliah
AKM II 0% 0% 8% 40% 40% 12% 0% 100% 0 0 2 12 6 5 0 25 4 Apakah anda sudah mengerti
isi kandungan mata kuliah
AKL I 0% 0% 8% 48% 24% 20% 0% 100% 0 0 1 11 11 2 0 25 5 Apakah anda sudah mengerti
isi kandungan mata kuliah
AKL II 0% 0% 4% 44% 44% 8% 0% 100% 0 0 2 9 10 4 0 25 6 Apakah anda sudah mengerti
isi kandungan mata kuliah
Pemeriksaan Akuntansi I 0% 0% 8% 36% 40% 16% 0% 100% 0 0 4 13 6 2 0 25 7 Apakah anda sudah mengerti
isi kandungan mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II
0% 0% 16% 52% 24% 8% 0% 100%
0 0 3 8 7 5 2 25 8 Apakah anda sudah mengerti
isi kandungan mata kuliah
Teori Akuntansi 0% 0% 12% 32% 28% 20% 8% 100%
ini, yaitu salah satunya adalah dasar pengetahuan yang kurang memadai, namun mahasiswa justru berpendapat sebaliknya. Mereka merasa bahwa mereka telah paham terhadap dasar pengetahuan mereka. Hal ini tampak pada tingginya presentase mahasiswa yang merasa cukup paham terhadap mata kuliah akuntansi. Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan (tabel 1.1) dengan keterangan bahwa angka 1–3 mempunyai makna bahwa mahasiswa kurang paham dengan mata kuliah akuntansi, angka 4 merupakan nilai rata– rata yang mempunyai makna bahwa mahasiswa cukup paham dengan mata kuliah akuntansi, dan 5–7 mempunyai makna bahwa mahasiswa sangat paham terhadap mata kuliah akuntansi, rata–rata mahasiswa akuntansi merasa bahwa mereka cukup paham dengan mata kuliah akuntansi seperti Pengantar Akuntansi, Akuntansi Keuangan Menengah I, Akuntansi Keuangan Menengah II, Akuntansi Keuangan Lanjutan I, Akuntansi Keuangan Lanjutan II, Auditing I, Auditing II dan Teori Akuntansi.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Beberapa Faktor Belajar terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi pada
Mahasiswa Akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran’
Jawa Timur”.
1.2.Perumusan Masalah
1. Apakah minat, motivasi, sikap, kualitas dan potensi dosen pengajar, serta media pendidikan berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi ?
2. Apakah motivasi berpengaruh dominan terhadap tingkat pemahaman
akuntansi pada mahasiswa akuntansi ?
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penyusunan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh minat, motivasi, sikap, kualitas
dan potensi dosen pengajar, serta media pendidikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi.
2. Untuk mengetahui dan menguji apakah motivasi berpengaruh dominan terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi.
1.4.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti
Mampu memberikan umpan balik bagi pihak perguruan tinggi untuk dapat menghasilkan akuntan yang berkualitas dan memberikan masukan kepada pihak jurusan dalam menetapkan kebijaksanaan – kebijaksanaan di masa yang akan datang serta dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk keperluan penelitian selanjutnya dengan permasalahan yang sejenis.
3. Bagi Pembaca
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian terdahulu
Dalam penelitian ini penulis mengacu pada penelitian yang pernah
dilakukan oleh:
1. Mas’ud Machfoedz (1999)
Penelitian ini mengambil judul :
“Studi Persepsi mahasiswa Terhadap Profesionalisme Dosen Akuntansi
Perguruan Tinggi”.
a. Perumusan Masalah :
Cukup profesionalkah pengajar akuntansi di perguruam tinggi jurusan
akuntansi di Indonesia ?
b. Hipotesis yang diajukan :
1. Tingkat profesionalisme dosen universitas negeri secara signifikan
lebih tinggi dibanding tingkat profesionalisme dosen universitas
swasta.
2. Tingkat profesionalisme dosen universitas di Jawa secara
signifikan lebih tinggi dibanding tingkat profesionalisme dosen
perguruan tinggi di luar Jawa.
3. Ada pengaruh IPK mahasiswa, pendidikan orang tua mahasiswa,
dan penghasilan orang tua mahasiswa terhadap persepsi mereka
c. Kesimpulan yang dihasilkan :
1. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara profesionalisme para
dosen akuntansi yang ada di perguruan tinggi negeri dengan dosen
akuntansi yang ada di perguruan tinggi swasta.
2. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara profesionalisme para
dosen akuntansi yang ada di perguruan tinggi di Jawa dengan dosen
akuntansi yang ada di perguruan tinggi di luar Jawa.
3. Bahwa IPK mahasiswa, pendidikan orang tua mahasiswa, dan
penghasilan orang tua mahasiswa mempunyai pengaruh terhadap
persepsi mereka tentang profesionalisme dosen akuntansi.
2. Joan Suryanti Budhiyanto dan Paskah Ika Nugroho (2004)
Penelitian ini mengambil Judul :
“Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi”
a. Perumusan Masalah :
Apakah kecerdasan emosionl mahasiswa akuntansi mempengaruhi
tingkat pemahaman akuntansi dan seberapa besar pengaruh
kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi terhadap tingkat
pemahaman akuntansi.
b. Hipotesis yang diajukan :
1. Pengenalan diri berpengaruh terhadap tingkat pemahaman
2. Pengendalian diri berpengaruh terhadap tingkat pemahaman
akuntansi
3. Motivasi berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi
4. Empati berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi
5. Keterampilan sosial berpengaruh terhadap tingkat pemahaman
akuntansi
c. Kesimpulan yang dihasilkan :
1. Variabel – variabel dari kecerdasan emosional memberikan
pengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Pengaruh positif
ditujukan oleh variabel pengendalian diri, motivasi, empati,
sedangkan pengaruh negatif ditujukkan oleh variabel pengendalian
diri dan keterampilan sosial.
2. Variabel – variabel kecerdasan emosional (pengenalan diri,
pengendalian diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial) tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman
akuntansi.
3. Noorlailie Soewarno (2005)
Penelitian ini mengambil judul :
“Pengaruh Sikap Terhadap Perilaku Menjadi Mahasiswa Berprestasi :
Penelitian pada Mahasiswa jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
a. Perumusan Masalah :
Apakah sikap mahasiswa jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi
universitas Airlangga mempengaruhi perilaku untuk menjadi
mahasiswa berprestasi.
b. Hipotesis yang diajukan :
1. Sikap mahasiswa jurusan akuntansi berpengaruh signifikan
terhadap keinginan mahasiswa untuk berprestasi secara akademik
2. Keinginan mahasiswa jurusan akuntansi berpengaruh secara
signifikan terhadap niat untuk berprestasi secara akademik.
3. Niat mahasiswa jurusan akuntansi berpengaruh signifikan terhadap
perilaku untuk menjadi mahasiswa berprestasi secara akademik.
4. Sikap mahasiswa jurusan akuntansi berpengaruh signifikan
terhadap niat untuk menjadi mahasiswa berprestasi secara
akademik melalui variabel antara keinginan.
5. Sikap mahasiswa jurusan akuntansi berpengaruh terhadap perilaku
mahasiswa untuk berprestasi secara akademik melalui variabel
antara keinginan dan minat.
c. Kesimpulan yang dihasilkan :
1. Bahwa sikap mahasiswa jurusan akuntansi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keinginan mahasiswa untuk berprestasi secara
akademik
2. Bahwa keinginan mahasiswa jurusan akuntansi berpengaruh positif
3. Bahwa niat mahasiswa jurusan akuntansi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap perilaku untuk menjadi mahasiswa berprestasi
secara akademik.
4. Bahwa sikap mahasiswa jurusan akuntansi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap niat untuk menjadi mahasiswa berprestasi
secara akademik melalui variabel antara keinginan.
5. Bahwa sikap mahasiswa jurusan akuntansi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap perilaku mahasiswa untuk berprestasi secara
akademik melalui variabel antara keinginan dan minat.
4. Rissyo Melandy, dkk (2007)
Penelitian ini mengambil judul :
“Sinkronisasi Komponen Kecerdasan Emosional Dan Pengaruhnya
Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Dalam Sistem Pendidikan
Perguruan Tinggi Akuntansi”
a. Perumusan Masalah :
1. Apakah terdapat sinkronisasi atau hubungan positif antar
komponen kecerdasan emosional.
2. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh terhadap tingkat
pemahaman akuntansi.
b. Hipotesis yang diajukan :
1. Pengendalian diri berhubungan positif terhadap pengenalan diri
2. Motivasi berhubungan positif terhadap pengenalan diri
4. Keterampilan sosial berhubungan positif terhadap pengenalan diri
5. Pengenalan diri berpengaruh terhadap tingkat pemahaman
akuntansi.
6. Pengenalan diri berhubungan positif terhadap pengendalian diri
7. Motivasi berhubungan positif terhadap pengendalian diri
8. Empati berhubungan positif terhadap pengendalian diri
9. Keterampilan sosial berhubungan positif terhdap pengendalian diri
10.Pengendalian diri berpengaruh terhadap tingkat pemahaman
akuntansi
11.Pengenalan diri berhubungan positif terhadap motivasi
12.Pengendalian diri berhubungan positif terhadap motivasi
13.Empati berhubungan positif terhadap motivasi
14.Keterampilan sosial berhubungan positif terhadap terhadap
motivasi
15.Motivasi berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi
16.Pengenalan diri berhubungan positif terhadap empati
17.Pengendalian diri berhubungan positif terhadap empati
18.Motivasi diri berhubungan positif terhadap empati
19.Keteranpilan sosial diri berhubungan positif terhadap empati
20.Empati berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi
21.Pengenalan diri berhubungan positif terhadap keterampilan sosial
22.Pengendalian diri berhubungan positif terhadap keterampilan sosial
24.Empati berhubungan positif terhadap keterampilan sosial
25.Keteranpilan sosial berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi
26.Lima komponen EQ secara bersama-sama memiliki pengaruh
terhadap tingkat pemahaman akuntansi
c. Kesimpulan yang dihasilkan :
1. Secara simultan komponen kecerdasan emosional saling memiliki
pengaruh dan sinkronisasi, namun bila dilihat secara parsial hanya
ada beberapa komponen yang saling berpengaruh yaitu pengenalan
diri, pengendalian diri, dan motivasi. Sedangkan untuk
keterampilan sosial dan empati tidak memiliki pengaruh yang
signifikan.
2. Bila dilihat pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat
pemahaman akuntansi menunjukkan bahwa ke semua komponen
kecerdasan emosional tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhdap tingkat pemahaman akuntannsi baik diuji secara parsial
maupun secara simultan.
3. Menurut Purwanto (1990: 104), dalam proses belajar mengajar,
faktor tenaga pengajar dan cara mengajarnya merupakan faktor
yang penting pula. Bagaimana sikap dan kepribadian tenaga
pengajar, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh tenaga
pengajar, dan bagaimana cara tenaga pengajar itu mengajarkan
pengetahuan itu kepada anak didiknya, turut menentukan
5. Fitriani Amarullah dan Dahlia Sari (2008)
Penelitian ini mengambil judul :
“Studi Pelaksanaan metode PBL dan Hubingannya dengan Soft Skill dan
Prestasi Belajar”
a. Perumusan masalah :
1. Bagaimanakah hubungan antara penilaian mahasiswa dengan
trigger problem, fasilitator, dan learning climate dengan
peningkatan soft skill mahasiswa ?
2. Bagaimanakah hubungan antara penilaian mahasiswa dengan
trigger problem, fasilitator, dan learning climate dengan prestasi
belajar mahasiswa ?
3. Apakah terjadi perbedaan prestasi belajar antara kelas yang
menggunakan metode PBl drngan metode lecyuring?
4. Apakah terdapat perbedaan peningkatan soft skill antara mahasiswa
ketika menggunakan metode PBL dan ketika menggunakan metode
lecturing ?
b. Hipotesis yang diajukan :
1. Ada hubungan positif antara penilaian mahasiswa terhadap kualitas
trigger problem dengan peningkatan soft skill mahasiswa dalam
kelas yang menerapkan metode PBL
2. Ada hubungan positif antara penilaian mahasiswa terhadap kualitas
fasilitator dengan peningkatan soft skill mahasiswa dalam kelas
3. Ada hubungan positif antara penilaian mahasiswa terhadap kualitas
learning climate dengan peningkatan soft skill mahasiswa dalam
kelas yang menerapkan metode PBL
4. Ada hubungan positif antara penilaian mahasiswa terhadap kualitas
trigger problem dengan prestasi belajar mahasiswa dalam kelas
yang menerapkan metode PBL
5. Ada hubungan positif antara penilaian mahasiswa terhadap kualitas
fasilitator dengan prestasi belajar mahasiswa dalam kelas yang
menerapkan metode PBL
6. Ada hubungan positif antara penilaian mahasiswa terhadap kualitas
learning climate dengan prestasi belajar mahasiswa dalam kelas
yang menerapkan metode PBL
7. Ada hubungan positif antara peningkatan soft skill mahasiswa
dengan prestasi belajar mahasiswa dalam kelas yang menerapkan
metode PBL
8. Terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa dalam kelas yang
menerapkan PBL dengan yang menggunakan metode lecturing
9. Terdapat perbedaan dalam peningkatan soft skill mahasiswa
(reasoning skills, problem solving skills, self directed learning
skills, communication skills, working in teams, sharing
information) antara kelas ketika menggunakan metode PBL dengan
c. Kesimpulan yang dihasilkan:
1. Untuk hipotesis 1 -3, hasilnya menunjukkan bahwa kualitas trigger
problem, dan learning climate memiliki hubungan positif dan
signifikan dengan peningkatan soft skill mahasiswa, tapi fasilitator
tidak punya hubungan yang signifikan dengan peningkatan soft
skill mahasiswa.
2. Untuk hipotesis 4 – 7, hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas
trigger yang memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan
prestasi belajar mahasiswa. Faktor lain yaitu kualitas learning
climate dan fasilitator belum menunjukkan hubungan dengan
prestasi belajar.
3. Untuk hipotesis 8, hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar mahasiswa dalam
kelas yang menerapkan PBL dengan yang menggunakan metode
lecturing.
4. Untuk hipotesis 9, hasilnya menunjukkan bahwa untuk mata kuliah
akuntansi manajemen, metode PBL menghasilkan communication
skill dan working in team skill yang lebih baik daripada lecturing,
namun reasoning skills problem solving skill, knowledge level
justru lebih daripada metode lecturing.
6. Lilik Ernawatie (2007)
“Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pemahaman Akuntansi
pada Mahasiswa Akuntansi Di Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur”
a. Perumusan Masalah :
1. Apakah minat, motivasi, kualitas dan potensi tenaga pengajar serta
media pendidikan berpengaruh terhadap tingkat pemahaman
akuntansi pada mahasiswa akuntansi.
2. Apakah motivasi berpengaruh dominan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi.
b. Hipotesis yang diajukan :
1. Diduga minat, motivasi, kualitas dan potensi tenaga pengajar serta
media pendidikan berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi.
2. Diduga motivasi berpengaruh dominan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi.
c. Kesimpulan yang dihasilkan :
1. Variabel minat, motivasi, kualitas dan potensi tenaga pengajar serta
media pendidikan berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi teruji kebenarannya.
2. Variabel motivasi berpengaruh dominan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi tidak terbukti kebenarannya.
Penelitian ini mengambil judul :
“Pengaruh Kecerdasan Emosional Mahasiswa Terhadap Pemahaman
Akuntansi Di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur”.
a. Perumusan Masalah :
1. Apakah faktor kecerdasan emosional berpengaruh terhadap
pemahaman akuntansi.
2. Apakah variabel motivasi mempunyai pengaruh yang dominan
terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
b. Hipotesis yang diajukan :
1. Diduga terdapat pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat
pemahaman akuntansi.
2. Diduga motivasi mempunyai pengaruh dominan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi.
c. Kesimpulan yang dihasilkan :
1. Variabel empati dan motivasi secara parsial berpengaruh positif
terhadap pemahaman akuntansi, sedangkan pengenalan diri,
pengendalian diri dan keterampilan sosial secara parsial tidak
berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi sebagai hipotesis
pertama penelitian ini teruji kebenarannya.
2. Variabel motivasi dan empati secara parsial mempengaruhi
kecerdasan emosional sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis
Tabel 2.1.
Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang No Nama Peneliti Variabel Penelitian Alat analisis yang digunakan Kesimpulan 1 Mas’ud Machfoedz (1999)
-IPK (X1) -Tingkat
pendidikan orang tua (X2)
-Penghasilan orang tua (X3)
-Profesionalisme (Y)
Regresi Linier Berganda
-Tidak ada perbedaan yang signifikan antara profesionalisme para dosen akuntansi yang ada di perguruan tinggi negeri dengan dosen akuntansi yang ada di perguruan tinggi swasta. -Tidak ada perbedaan yang signifikan
antara profesionalisme para dosen akuntansi yang ada di perguruan tinggi di Jawa dengan dosen akuntansi yang ada di perguruan tinggi di luar Jawa.
-Bahwa IPK mahasiswa, pendidikan orang tua mahasiswa, dan penghasilan orang tua mahasiswa mempunyai pengaruh terhadap persepsi mereka tentang profesionalisme dosen akuntansi. 2 Joan Suryanti Budhiyanto dan Paskah Ika Nugroho (2004)
-Pengenalan diri (X1)
-Pengendalian diri (X2)
-Motivasi (X3) -Empati (X4) -Keterampilan
sosial (X5) -Pemahaman
akuntansi (Y)
Regresi Linier Berganda
-Variabel – variabel dari kecerdasan emosional memberikan pengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Pengaruh positif ditujukan oleh variabel pengendalian diri, motivasi, empati, sedangkan pengaruh negatif ditujukkan oleh variabel pengendalian diri dan keterampilan sosial.
-Variabel – variabel kecerdasan emosional (pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
3 Noorlailie Soewarno (2005)
-Sikap (X1) -Keinginan (X2) -Niat (X3) -Perilaku (Y)
Struktural Equation Modelling
-Bahwa sikap mahasiswa jurusan akuntansi ber-pengaruh positif dan signifikan terhadap keinginan mahasiswa untuk berprestasi secara akademik
-Bahwa keinginan mahasiswa jurusan akuntansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat untuk berprestasi secara akademik. -Bahwa niat mahasiswa jurusan
akuntansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku untuk menjadi mahasiswa berprestasi -akuntansi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap niat untuk menjadi mahasiswa berprestasi secara akademik melalui variabel antara keinginan.
Lanjutan Tabel 2.1.
Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang No Nama Peneliti Variabel Penelitian Alat analisis yang digunakan Kesimpulan 4 Rissyo Melandy, dkk (2007)
-Pengenalan diri (X1)
-Pengendalian diri (X2)
-Motivasi (X3) -Empati (X4) -Keterampilan
sosial (X5) -Pemahaman
akuntansi (Y)
Regresi Linier Berganda
Secara simultan komponen kecerdasan emosional memiliki pengaruh dan sinkronisasi, namun bila dilihat secara parsial hanya komponen pengenalan diri, pengendalian diri dan motivasi yang saling berpengaruh.
5 Fitriani Amarullah dan Dahlia Sari (2008)
-Trigger problem -Fasilitator -Learning climate -Soft skill
Struktural Equation Modelling
Respon mahasiswa berbeda secara signifikan antara metode PBL dan lecturing. Mahasiswa merasa bahwa metode PBL dapat memberikan mereka penjelasan materi secara utuhdari dosen,sehingga mereka merasa kurang dapat menjelaskan suatu konsep, memecahkan masalah,
mengkolaborasikan pengetahuan, dan tidak mengalami peningkatan pengetahuan.
6 Lilik Ernawatie (2007)
-Minat (X1) -Motivasi (X2) -Kualitas dan
potensi dosen pengajar (X3) -Media pendidikan
(X4) -Pemahaman
akuntansi (Y)
Regresi Linier Berganda
-Variabel minat, motivasi, kualitas dan potensi tenaga pengajar serta media pendidikan berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi teruji kebenarannya. -Variabel motivasi berpengaruh
dominan terhadap tingkat pemahaman akuntansi tidak terbukti
kebenarannya. 7 Elok
Praptiningsih (2009)
-Pengenalan diri (X1)
-Pengendalian diri (X2)
-Motivasi (X3) -Empati (X4) -Keterampilan
sosial (X5) -Pemahaman
akuntansi (Y)
Regresi Linier Berganda
-Variabel empati dan motivasi secara parsial berpengaruh positif terhadap pemahaman akuntansi, sedangkan pengenalan diri, pengendalian diri dan keterampilan sosial secara parsial tidak berpengaruh terhadap pemahman akuntansi sebagai hipotesis pertama penelitian ini teruji kebenarannya.
-Variabel motivasi dan empati secara parsial mempengaruhi kecerdasan emosional sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis kedua penelitian ini teruji kebenarannya.
8 Novy Rachmawati (2009)
-Minat (X1) -Motivasi (X2) -Sikap (X3) -Kualitas dan
potensi dosen pengajar (X4) -Media pendidikan
(X5)
Regresi Linier Berganda
-Minat, motivasi, sikap, kualitas dan potensi dosen pengajar, serta media pendidikan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi, sedangkan secara parsial, hanya sikap yang berpengaruh signifikan.
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sehubungan dengan penelitian
yang akan dilakukan sekarang ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Lilik
Ernawatie dan Elok Praptiningsih. Dalam penelitian terdahulu tersebut terdapat
kesamaan tempat yaitu Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
dan alat analisis yang digunakan yaitu regresi linier berganda.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Akuntansi
2.2.1.1.Pengertian Akuntansi
Siegel dan Marconi (1989) dalam Ikhsan dan Ishak (2005: 4),
mendefinisikan akuntansi sebagai suatu disiplin jasa yang mampu
memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu mengenai maslah
keuangan perusahaan dan untuk membantu pemakai internal dan eksternal
dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
Menurut Ikhsan dan Ishak (2005: 5 ), Akuntansi pada dasarnya
juga dirancang untuk memenuhi kebutuhan praktis. Artinya teori akuntansi
memiliki hubungan yang bersifat definitif dengan praktik akuntansi. Kalau
suatu struktur akuntansi sebagai hasil rekayasa telah diterapkan dalam
lingkungan tertentu, maka secara sempit, akuntansi dapat dipandang
sebagai suatu proses atau kegiatan yang meliputi proses
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, pengklasifikasian, penguraian,
penggabungan, pengikhtisaran, dan penyajian data keuangan dasar, yang
cara-cara tertentu, untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak
yang berkepentingan. Sedangkan America Accounting Association (AAA)
mendefinisikan akuntansi sebagai suatu proses pengidentifikasian,
pengukuran, pengomunikasian informasi ekonomi untuk memungkinkan
perbuatan, pertimbangan dan keputusan berinformasi oleh pemakai
informasi dan yang terkini.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, akuntansi dapat
didefinisikan sebagai suatu proses atas kegiatan yang meliputi proses
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, pengklasifikasian,
penguraian, penggabungan, pengikhtisaran, dan penyajian data keuangan
dasar yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan operasi suatu unit
organisaasi dengan cara–cara tertentu untuk menghasilkan suatu informasi
yang relevan bagi semua pihak yang berkepentingan.
2.2.1.2.Tujuan Akuntansi
Informasi keuangan melalui pelaporan keuangan sebagai hasil dari
sistem informasi keuangan mempunyai beberapa tujuan, diantaranya :
1. Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan
bermanfaat bagi investor serta kreditor sebagai dasar pengambilan
keputusan dan pemberi kredit.
2. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan yang dapat
menunjukkan sumber-sumber ekonomi perusahaan serta asal dari
3. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kinerja
perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam melunasi utang – utangnya.
5. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumber–
sumber pendanaan perusahaan.
6. Menyediakan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai
dalam memperkirakan arus kas masuk kedalam perusahaan.
2.2.2. Belajar
2.2.2.1. Pengertian Belajar
Tingkat pemahaman dapat diperoleh melalui proses pembelajaran.
Menurut Purwanto (1990: 102), belajar adalah suatu proses yang
menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah
laku dan kecakapan. Sedangkan Slameto (2003 : 2), mendefinisikan
belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
2.2.2.2. Metode Belajar
Slameto (2003:82), metode belajar adalah cara atau jalan yang
untuk mendapatkan pengetahuan, kecakapan dan keterampilan, cara-cara
yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan belajar juga akan
mempengaruhi belajar itu sendiri. Kebiasaan belajar dapat dibentuk
melalui :
a. Membuat jadwal dan pelaksanaannya.
b. Membaca dan membuat catatan.
c. Mengulangi bahan pelajaran
d. Konsentrasi.
e. Mengerjakan tugas.
2.2.2.3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Belajar
Keberhasilan belajar tergantung dari beberapa faktor. Purwanto
(1990 : 102), mengemukakan, bahwa faktor–faktor yang mempengaruhi
belajar dibedakan menjadi dua golongan, yaitu :
a. Faktor yang ada dalam individu itu sendiri yang disebut faktor
individual, seperti :
1. Faktor kematangan pertumbuhan
2. Faktor kecerdasan
3. Faktor latihan
4. Faktor motivasi
5. Faktor pribadi
b. Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial, seperti :
2. Faktor pengajar atau guru
3. Faktor cara mengajar
4. Faktor alat yang digunakan dalam belajar mengajar
5. Faktor lingkungan
6. Faktor kesempatan yang tersedia
Slamento (2003 : 54), menyatakan faktor–faktor yang
mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
a. Faktor intern, merupakan faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar seperti :
1. Kesehatan
2. Intelejence
3. Minat
4. Bakat
5. Motivasi
6. Kematangan
7. Kelelahan
b. Faktor ekstern merupakan faktor yang ada diluar individu seperti :
1. Keluarga
2. Sekolah, yang meliputi:
a. Metode mengajar
b. Kurikulum
Slameto (2003 : 128), mengemukakan bahwa faktor–faktor lain
seperti sikap, kesehatan fisik dan mental, kepribadian, ketekunan, dan
lain–lain perlu dipertimbangkan sebagai faktor–faktor yang turut
mempengaruhi belajar.
Dari ketiga pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor
intern dan faktor ekstern sangat mempengaruhi mahasiswa dalam kegiatan
perkuliahan atau proses belajar mengajar.
2.2.2.2.1.Minat
2.2.2.2.1.1. Pegertian Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu
hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya
adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu di luar diri sendiri. Semakin kuat atau dekat hubungan
tersebut, semakin besar minat. Minat tidak dibawa sejak lahir,
melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuati dipelajari dan
mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan
minat – minat baru. (Slameto, 2003:180)
2.2.2.2.2.Motivasi
2.2.2.2.2.1.Pengertian Motivasi
Beberapa pendapat para ahli mengenai motivasi yang dikemukakan
1. Duncan, dalam buku organitatuonal behavior mengemukakan: “di
dalam konsep manajemen, motivasi berarti setiap usaha yang
disadari untuk mempengaruhi perilaku seseorang agar
meningkatkan kemampuannya secara maksimal untuk mencapai
tujuan organisasi”.
2. Menurut Vroom, motivasi mengacu pada suatu proses
mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-
macam bentuk kegiatan yang dikehendaki.
3. Menurut John P.Kambel, motivasi merupakan suatu proses
mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap
bermacam-macam bentuk kegiatan yang dikehendaki, dimana motivasi
mencakup di dalamnya arah atau tujuan tingkah laku, kekuatan
respon, dan kegigihan tingkah laku.
4. Hoy dan Miskel dalam buku educational administration (1982 :
137), mengemukakan bahwa motivasi dapat didefinisikan sebagai
kekuatan kompleks, dorongan–dorongan, kebutuhan–kebutuhan,
pertanyaan–pertanyaan ketegangan atau mekanisme–mekanisme
lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan–kegiatan yang
diinginkan kearah pencapaian tujuan–tujuan personal.
Berdasarkan pendapat–pendapat yang dikemukakan para
ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu
tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan
sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
2.2.2.2.2.2.Tujuan Motivasi
Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau
menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk
melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai
tujuan tertentu ( Purwanto, 1990 : 73).
2.2.2.2.2.3.Teori Motivasi
Purwanto ( 1990: 74), mengemukakan beberapa teori motivasi,
yaitu :
a. Teori Hedonisme
Hedonisme suatu aliran di dalam filsafat yang memandang
bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari
kesenangan (hedone) yang bersifat duniawi. Implikasi dari teori
ini adalah anggapan bahwa semua orang akan cenderung
menghindari hal – hal yang sulit dan menyusahkan, atau yang
mengandung resiko berat dan lebih suka melakukan sesuatu yang
mendatangkan kesenangan baginya.
b. Teori Naluri
Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu
- dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri,
- dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri, dan
- dorongan nafsu (naluri) mempertahankan jenis.
Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok itu, maka
kebiasaan–kebiasaan dan tingkah laku manusia yang dilakukannya
sehari–hari mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri
itu. Oleh karena itu, untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan
naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan.
c. Teori reaksi yang Dipelajari atau Teori Lingkungan Kebudayaan
Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku
manusia tidak berdasarkan naluri – naluri, tetapi berdasarkan pola
tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu
hidup. Orang belajar sangat banyak dari banyak kebudayaan di
tempat ia hidup dan dibesarkan.
d. Teori Daya Pendorong
Teori ini merupakan perpaduan antara teori naluri dan teori
reaksi yang dipelajari. Daya pendorong adalah semacam naluri,
tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu
arah yang umum.
e. Teori Kebutuhan
Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh
manusia pada dasarnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya,
2.2.2.2.3.Sikap
2.2.2.2.3.1.Pengertian Sikap
Menurut Slameto (2003:188), sikap merupakan sesuatu yang
dipelajari, dan sikap menentukan bagaimana individu bereaksi
terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam
kehidupan. Pada umumnya rumusan–rumusan mengenai sikap
mempunyai persamaan unsur, yaitu adanya kesediaan untuk merespon
suatu situasi. Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek, dan sikap
terhadap objek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif. Orang
akan mempunyai sikap positif terhadap suatu objek yang bernilai
dalam pandangannya, dan ia akan bersikap negatif terhadap objek
yang dianggapnya tidak bernilai dan atau juga merugikan. Sikap ini
kemudian yang mendasari dan mendorong kearah sejumlah perbuatan
yang satu sama lain berhubungan.
2.2.2.2.4.Kualitas dan Potensi Dosen Pengajar
Dalam proses belajar mengajar, tenaga pengajar mempunyai tugas
untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa
untuk mencapai tujuan. Penyampaian materi pelajaran hanyalah
merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu
proses yang dinamis dalam segala frase dan proses perkembangan anak
Purwanto (1990: 104), dalam proses belajar mengajar, faktor
tenaga pengajar dan cara mengajarnya merupakan faktor yang penting
pula. Bagaimana sikap dan kepribadian tenaga pengajar, tinggi rendahnya
pengetahuan yang dimiliki oleh tenaga pengajar, dan bagaimana cara
tenaga pengajar itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak didiknya,
turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai.
2.2.2.2.4.1.Pengertian Mengajar
Pada dasarnya mengajar adalah mengusahakan terciptanya suatu
situasi yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar. Dengan
demikian dengan jelasnya tujuan pengajaran, cara dan sarana yang
digunakan dalam kegiatan mengajar dapat dirancang sedemikian
hingga prose belajar dapat berlangsung dengan optimal. Dari pihak
anak didik yang belajar, tujuan dan rancangan tersebut memberinya
pengetahuan tentang kemampuan, kegiatan dan materi apa yang harus
dipelajari pengetahuan ini dapat berguna sebagai pedoman belajarnya.
Dengan demikian mengajar adalah kegiatan terorganisasi yang
bertujuan untuk membantu dan menggairahkan anak didiknya
belajar.(Slameto, 1991 : 84)
2.2.2.2.4.2.Prinsip-prinsip Mengajar yang Efektif
Menurut Mahmud (1989: 23), mengajar yang efektif meliputi tiga
1. Langkah sebelum mengajar, meliputi :
a. Menentukan tujuan pengajaran, baik tujuan jangka panjang
maupun tujuan jangka pendek.
b. Memilih strategi mengajar untuk memilih tujuan-tujuan
tersebut dan mengumpulkan bahan-bahan pengetahuan serta
keterampilan yang berguna untuk mengjar tersebut.
c. Menyadari tingkat kesiapan anak didiknya untuk menerima
materi- materi yang diajarkan.
d. Merencanakan cara penilaian.
2. Langkah pelaksanaan mengajar
Langkah ini berupa pelaksanaan strategi–strategi yang telah
dirancang untuk membawa anak didik mencapai tujuan
pengajaran. Pada umumnya langkah ini meliputi komunikasi,
kepemimpinan, motivasi dan kontrol.
3. Langkah sesudah mengajar
Langkah ini berupa pengukuran dan penelitian hasil mengajar
sehubungan dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tenga
pengajar sebelum mengajar. Dari proses penilaian ini dapat
diketahui efektif tidaknya proses mengajar, tepat tidaknya tujuan
pengajaran, seberapa tinggi tingkat kesiapan anak didik, tepat
tidaknya strategi mengajar yang digunkana dan bahkan derajat
2.2.2.2.5.Media Pendidikan
2.2.2.2.5.1.Pengertian Media Pendidikan
Media pendidikan menurut Gagne (1970), adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan mahasiswa yang dapat merangsangnya
untuk belajar, sedangkan Briggs (1970) berpendapat bahwa media
adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan secara merangsang
mahasiswa untuk belajar (Sadiman,1986: 6). Menurut Hamalik
(1989:12), media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang
digunakan dalam rangka untuk lebih mengefektifkan komunikasi dan
interaksi antara dosen dan mahasiswa dalam proses pendidikan dan
pengajaran di kampus.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
media pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima yang dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat mahasiswa sehingga terjadi
proses belajar.
2.2.2.2.5.2.Manfaat Media Pendidikan
Menurut Encyclopedia of Educationel Research dalam Hamalik
(1989: 15), manfaat media pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Meletakkan dasar – dasar yang konkrit untuk berpikir.
2. Memperbesar perhatian para mahasiswa.
4. Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan
kegiatan berusaha sendiri di kalangan mahasiswa.
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinou.
6. Membantu tumbuhnya pengertian, sehingga membantu
per-kembangan kemampuan berbahasa.
7. Memberikan pengalaman–pengalaman yang tidak mudah diperoleh
dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisien yang lebih
banyak dalam belajar.
2.2.3.Pemahaman Akuntansi
2.2.3.2.Pengertian Pemahaman Akuntansi
Paham dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki arti pandai
atau mengerti benar sedangkan pemahaman adalah proses, cara, perbuatan
memahami atau memahamkan. Ini berarti bahwa orang yang memiliki
pemahaman akuntansi adalah orang yang pandai dan mengerti benar
akuntansi. (Melandy, dkk, 2007)
Tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa dinyatakan dengan
seberapa mengerti seorang mahasiswa terhadap apa yang sudah
dipelajarinya yang dalam konteks ini mengacu pada mata kuliah akuntansi.
Tanda seorang mahasiswa memahami akuntansi tidak hanya ditunjukkan
dari nilai–nilai yang didapatkan, tetapi juga apabila mahasiswa tersebut
mengerti dan dapat menguasai konsep–konsep yang terkait. Mahasiswa
akuntansi yang sudah diperoleh selama ini dapat diterapkan dalam
kehidupan bermasyarakat atau dapat dipraktekkan di dunia kerja.
(Budhiyanto dan Nugroho, 2004).
2.3.Pengaruh Minat, Motivasi, Sikap, Kualitas dan Potensi Dosen Pengajar,
serta Media Pendidikan Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi
2.3.1. Pengaruh Minat Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi
Menurut Slameto (2003, 180), Minat adalah suatu rasa lebih suka
dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang
menyuruh. Mengembangkan minat pada sesuatu pada dasarnya adalah
membantu mahasiswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang
diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu.
Proses ini menunjukkan bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu
mempengaruhi dirinya, melayani tujuan–tujuannya, memuaskan
kebutuhan–kebutuhannya. Bila mahasiswa menyadari bahwa belajar
merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggap
penting, dan bila mahasiswa melihat bahwa hasil dari pengalaman
belajarnya membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan
berminat untuk mempelajarinya.
Dengan demikian, minat mengarahkan perbuatan kepada suatu
tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu, sehingga apa yang
menarik minat seseorang akan mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan
besar untuk dapat memahami akuntansi, maka kemungkinan besar ia akan
berhasil.
2.3.2. Pengaruh Motivasi Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi
Menurut John P.Kambel dalam Purwanto (1990 : 72), motivasi
merupakan suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap
bermacam-macam bentuk kegiatan yang dikehendaki, dimana motivasi
mencakup di dalamnya arah atau tujuan tingkah laku, kekuatan respon, dan
kegigihan tingkah laku. Menurut Goleman (2001) dalam Budhiyanto dan
Nugroho (2004), motivasi berarti menggunakan hasrat kita yang paling
dalam untuk menggerakkan dan menuntun kita menuju sasaran, membantu
kita mengambil inisiatif, dan bertindak sangat efektif, dan untuk bertahan
kegagalan dan frustasi. Motivasi yang paling ampuh adalah motivasi yang
berasal dari dalam diri seseorang.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi
dapat mempengaruhi tingkat pemahman akuntansi. Seorang mahasiswa
akuntansi dapat termotivasi untuk berprestasi, akan lebih jeli untuk
menemukan cara - cara untuk belajar lebih baik, berusaha membuat
inovasi, atau menemukan keunggulan kompetitif.
2.3.3. Pengaruh Sikap Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi
Menurut Slameto (2003:188), sikap merupakan sesuatu yang
situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan. Orang
akan mempunyai sikap positif terhadap suatu objek yang bernilai dalam
pandangannya, dan ia akan bersikap negatif terhadap objek yang
dianggapnya tidak bernilai dan atau juga merugikan. Soewarno (2005)
mengemukakan bahwa sikap terbentuk melalui berbagai informasi yang
diperoleh, pengalaman hidup, atau dipengaruhi seseorang atau media
massa. Dengan demikian, sikap merupakan hasil evaluatif seseorang
terhadap suatu obyek.
Menurut Slameto (2003:190), merangsang perubahan sikap pada
diri seseorang bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, karena ada
kecenderungan sikap-sikap untuk bertahan. Meskipun terdapat banyak
faktor yang menyebabkan sikap cenderung bertahan, namun dalam
kenyataannya tetap terjadi perubahan–perubahan sikap sebagaimana yang
terluhat dalam kehidupan sehari – hari.
Sikap dapat berpengaruh positif terhadap pemahaman akuntansi.
Apabila mahasiswa akuntansi memiliki sikap yang positif terhadap
berbagai hal yang ia peroleh maupun yang ia dapat dalam kehidupannya,
maka ia akan dapat mengolah apa yang ia terima menjadi lebih baik.
Dengan kata lain, jika mahasiswa akuntansi mampu mengolah informasi
yang ia dapat mengenai berbagai hal tentang akuntansi dengan sikap yang
positif, maka hal tersebut akan semakin meningkatkan pemahamannya
2.3.4. Pengaruh Kualitas dan Potensi Dosen Pengajar Terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi
Menurut Purwanto (1990: 104), dalam proses belajar mengajar,
faktor tenaga pengajar dan cara mengajarnya merupakan faktor yang
penting pula. Bagaimana sikap dan kepribadian tenaga pengajar, tinggi
rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh tenaga pengajar, dan
bagaimana cara tenaga pengajar itu mengajarkan pengetahuan itu kepada
anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat
dicapai anak didiknya. Slameto (2003: 66), menyatakan bahwa proses
belajar mengajar terjadi antara seorang pendidik dengan siswanya. Proses
tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam prose situ sendiri.
Jadi cara berpikir mahasiswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan
dosenya. Menurut Ernawatie (2007), kualitas dan potensi tenaga pengajar
berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dosen pengajar
dan cara mengajarnya merupakan salah satu faktor yang penting. Apabila
seorang pendidik memiliki kualitas dan potensi yang baik dalam
memberikan perkuliahan kepada anak didiknya, maka kemungkinan besar
mahasiswa akan memiliki pemahaman yang luas pula karena hal tersebut
membantu mahasiswa untuk menerima informasi yang diberikan oleh
seorang dosen pengajar dengan baik. Sehingga bagi mahasiswa akuntansi,
2.3.5. Pengaruh Media Pendidikan Terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi
Hamalik (1989:12), media pendidikan adalah alat, metode, dan
teknik yang digunakan dalam rangka untuk lebih mengefektifkan
komunikasi dan interaksi antara dosen dan mahasiswa dalam proses
pendidikan dan pengajaran di kampus. Menurut Ernawatie (2007), media
pendidikan berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Media pendidikan erat hubungannya dengan cara belajar
mahasiswa karena media pendidikan yang digunakan oleh seorang tenaga
pengajar pada waktu memberikan perkuliahan dipakai pula oleh
mahasiswa untuk menerima bahan yang diajarkan tersebut. Media
pendidikan yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan
mata kuliah yang diberikan kepada mahasiswa. Apabila mahasiswa mudah
menerima pelajaran dan menguasainya, pemahaman mereka mengenai
akuntansi juga akan meningkat.
2.4.Kerangka Pikir
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan teori yang telah
dikemukakan di atas, maka dapat diambil kesimpulan dalam premis sebagai
berikut :
IPK mahasiswa, pendidikan orang tua mahasiswa, dan penghasilan orang
tua mahasiswa mempunyai pengaruh terhadap persepsi mereka tentang
profesionalisme dosen akuntansi (Machfoedz, 1999)
b. Premis 2
Variabel – variabel dari kecerdasan emosional memberikan pengaruh
terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Pengaruh positif ditujukan oleh
variabel pengendalian diri, motivasi, empati, sedangkan pengaruh negatif
ditujukkan oleh variabel pengendalian diri dan keterampilan sosial
(Budhiyanto dan Nugroho, 2004)
c. Premis 3
Variabel – variabel kecerdasan emosional (pengenalan diri, pengendalian
diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial) tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi (Budhiyanto dan
Nugroho, 2004)
d. Premis 4
Niat mahasiswa jurusan akuntansi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap perilaku untuk menjadi mahasiswa berprestasi secara akademik
(Soewarno, 2005)
e. Premis 5
Secara simultan komponen kecerdasan emosional saling memiliki
pengaruh dan sinkronisasi, namun bila dilihat secara parsial hanya ada
pengendalian diri, dan motivasi. Sedangkan untuk keterampilan sosial dan
empati tidak memiliki pengaruh yang signifikan (Melandy, dkk, 2007)
f. Premis 6
Minat, motivasi, kualitas dan potensi tenaga pengajar serta media
pendidikan berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi
(Ernawatie, 2007)
g. Premis 7
Empati dan motivasi secara parsial berpengaruh positif terhadap
pemahaman akuntansi, sedangkan pengenalan diri, pengendalian diri dan
keterampilan sosial secara parsial tidak berpengaruh terhadap pemahman
akuntansi (Praptiningsih, 2009)
h. Premis 8
Kualitas trigger yang memiliki hubungan yang positif dan signifikan
dengan prestasi belajar mahasiswa. Faktor lain yaitu kualitas learning
climate dan fasilitator belum menunjukkan hubungan dengan prestasi
belajar.
i. Premis 1
Keberhasilan belajar tergantung dari faktor intern (kesehatan, intelejence,
minat, bakat, motivasi, kematangan, kelelahan), dan faktor ekstern seperti
keluarga dan sekolah (metode mengajar, kurikulum, alat pelajaran dan
sebagainya). (Slamento, 2003 : 54)
Dari premis tersebut dapat dibuat suatu kerangka pikir yang digambarkan
Uji Statistik regresi linier Berganda
Gambar 2.1. Kerangka Pikir
2.5.Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan maslaah, dan
landasan teori yang digunakan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
1. Diduga minat, motivasi, sikap, kualitas dan potensi dosen pengajar,
serta media pendidikan berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi.(didukung premis 1 – 10)
2. Diduga motivasi berpengaruh dominan terhadap tingkat pemahaman
akuntansi.(di dukung premis 6, dan 7)
Pemahaman akuntansi (Y)
Motivasi (X2)
Sikap (X3)
Kualitas& potensi dosen pengajar (X4)
Media Pendidikan
(X5)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran variabel
3.1.1. Definisi Operasional
Variabel-veriabel yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi
hanya satu macam variabel terikat (Y) dan 4 macam variabel bebas (X).
Adapun pengertian dari keli