• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Pengambilan Keputusan Untuk Berhenti Menggunakan Narkoba Pada Mantan Pecandu Narkoba Di Wilayah Denpasar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Proses Pengambilan Keputusan Untuk Berhenti Menggunakan Narkoba Pada Mantan Pecandu Narkoba Di Wilayah Denpasar."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

i

UNIVERSITAS UDAYANA

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK BERHENTI

MENGGUNAKAN NARKOBA PADA MANTAN PECANDU

NARKOBA DI WILAYAH DENPASAR

MERY S. AFRIANI 1220025078

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)

ii

UNIVERSITAS UDAYANA

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK BERHENTI

MENGGUNAKAN NARKOBA PADA MANTAN PECANDU

NARKOBA DI WILAYAH DENPASAR

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

MERY S. AFRIANI 1220025078

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

rahmat Beliau, skripsi yang berjudul “Proses Pengambilan Keputusan Untuk

Berhenti Menggunakan Narkoba Pada Mantan Pecandu Narkoba di Wilayah Denpasar” dapat saya selesaikan tepat waktu dengan hasil yang jauh dari sempurna.

Dalam penyusunan skripsi ini berbagai bantuan, petunjuk, serta saran dan

masukan penulis dapatkan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. dr. I Made Ady Wirawan, MPH., Ph.D selaku Ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang memberikan

bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

2. Made Ayu Hitapretiwi Suryadhi, SSI., MHsc selaku dosen pembimbing akademis

yang telah meluangkan waktunya memberikan bimbingan dalam penyusunan

skripsi ini.

3. dr.Komang Ayu Kartika Sari, MPH selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktunya dalam memberikan masukan dan bimbingan dalam

penyusunan skripsi ini.

4. Pihak Yayasan Dua Hati Bali yang telah mengijinkan mengambil data dan

membantu penulis dalam penyusunan skripsi.

5. Responden penelitian yang telah bersedia membantu penulis dalam peyusunan

skrispi.

6. Teman-teman Peminatan Promosi Kesehatan yang selalu kompak dan saling

(6)

vi

7. Teman-teman IKM 12 yang selalu kompak dalam memberi motivasi kepada

sesama.

8. Keluarga: Ayah, Ibu, Kakak dan Adik yang selalu sabar membimbing dan

memberikan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum mencapai kesempurnaan. Oleh

karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

berbagai pihak.

Denpasar, 12 Juli 2016

(7)

vii

Mery S. Afriani, dr. Komang Ayu Kartika Sari, MPH

Proses Pengambilan Keputusan Untuk Berhenti Menggunakan Narkoba Pada Mantan Pecandu Narkoba Di Wilayah Denpasar

ABSTRAK

Kesulitan untuk berhenti merupakan masalah terberat bagi seorang pecandu, karena sering kali pengguna narkoba telah memutuskan untuk berhenti, tetapi kembali lagi menggunakan karena sugesti serta rasa sakit yang dirasakannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan perilaku penggunaan narkoba serta pemulihan dari narkoba, dan proses pengambilan keputusan.

Metode kualitatif dengan rancangan studi kasus digunakan dalam penelitian ini, dimana partisipan dipilih menggunakan metode purposive sampling. Lima partisipan terlibat dalam pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara mendalam yang selanjutnya dianalisis menggunakan thematic analysis. Peer debriefing, dan studi literatur digunakan untuk validasi data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua partisipan tidak melewati kelima tahapan pengambilan keputusan. Hanya terdapat dua partisipan yang melewati semua tahapan yang dimulai dari tahapan menilai informasi baru, melihat alternatif-alternatif yang ada, mempertimbangkan alternatif, membuat komitmen, dan bertahan meskipun

ada feedback negatif. Faktor terbesar yang dapat mempengaruhi keberhasilan

pengguna narkoba untuk meninggalkan narkoba yaitu adanya niat kuat dalam diri dan adanya dukungan keluarga yang positif.

Simpulan dalam penelitian ini yaitu beberapa partisipan tidak melewati semua tahapan yang ada, hanya terdapat satu partisipan yang melewati semua tahap. Faktor-faktor yang mendukung berhasilnya berhenti menggunakan narkoba yaitu dipengaruhi niat dan adanya dukungan keluarga yang positif.

(8)

viii

PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM FACULTY OF MEDICINE

UDAYANA UNVERSITY

MAJOR CONCENTRATION IN HEALTH PROMOTION S 1 Thesis, June 2016

Mery S. Afriani, dr. Komang Ayu Kartika Sari, MPH

DECISION-MAKING PROCESS TO STOP USING DRUGS ON THE FORMER DRUG ADDICTS IN THE AREA OF DENPASAR

ABSTRACT

Difficulty to stop is a toughest problem for an addict, because often the drug users decided to stop, but again using drug because the suggestion and the pain that they felt. The purposes of this study were to describe behavior of drug users and recovery from drugs, and decision-making process and explore supporting factors that was related with decision-making.

Qualitative method with case study design used in this study, in which participants were select by using purposive sampling method. Five participants were involved in data collection was done by in-depth interviews were analyzed using thematic analysis. Peer debriefing, and study of literature was used for data validation. The results showed that all participants do not pass through five stages of decision-making. There is only two participant who passed all stages starting from the stage of assessing new information, look at the alternatives that exist, consider alternatives, make a commitment, and persist despite negative feedback. The biggest factors that can affect the success of drug users to leave drugs is their strong faith in themselves there were positive support from family.

The conclusions in this research that some participants did not pass through all the stages that exist, there is only one participant through all the stages. Factors that support the successful stop using drugs is influenced intentions and their support positive family.

(9)

ix

1.3. Pertanyaan Penelitian ... 6

1.4. Tujuan Penelitian ... 6

1.4.1 Tujuan Umum ... 6

1.4.2 Tujuan Khusus ... 6

1.5. Manfaat Penelitian ... 6

1.5.1 Manfaat Teoritis ... 6

1.5.2 Manfaat Praktis ... 7

1.6. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

BAB II ... 8

TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Narkoba ... 8

2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menggunakan Narkoba ... 9

2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berhenti Menggunakan Narkoba ... 11

2.4. Pengambilan Keputusan ... 16

2.4.1 Definisi Pengambilan Keputusan... 16

2.4.2 Tahapan Pengambilan Keputusan dan Faktor yang Mempengaruhi ... 17

BAB III ... 21

KERANGKA TEORI ... 21

3.1. Kerangka Teori ... 21

(10)

x

METODE PENELITIAN ... 25

4.1. Karakteristik Penelitian ... 25

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

4.3. Peran Peneliti ... 26

4.4. Pengumpulan Data ... 27

4.4.1 Teknik Pemilihan Partisipan ... 27

4.4.2 Strategi Pengumpulan Data ... 28

4.4.3 Alat Pengumpul Data ... 31

4.5. Analisis Data ... 32

4.6. Strategi Validasi Data ... 33

BAB V ... 35

HASIL PENELITIAN ... 35

5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 35

5.2. Karakteristik Partisipan ... 36

5.3. Hasil Penelitian ... 42

5.3.1 Gambaran Perilaku Penggunaan Narkoba ... 42

5.3.2 Pengalaman dalam Masa Pemulihan ... 50

5.3.3 Proses Pengambilan Keputusan Berhenti Menggunakan Narkoba... 54

BAB VI ... 62

PEMBAHASAN ... 62

6.1. Gambaran Perilaku Penggunaan Narkoba ... 62

6.2. Pengalaman dalam Masa Pemulihan ... 66

6.3. Proses Pengambilan Keputusan Berhenti Menggunakan Narkoba ... 68

6.3.1 Tahap 1: Menilai Informasi Baru... 68

6.3.2 Tahap 2: Melihat Alternatif-Alternatif yang Ada ... 70

6.3.3 Tahap 3: Mempertimbangkan Alternatif ... 70

6.3.4 Tahap 4: Membuat Komitmen ... 71

6.3.5 Tahap 5: Bertahan Meskipun Ada Feedback Negatif ... 72

6.4. Kelemahan Penelitian ... 75

BAB VII ... 76

SIMPULAN DAN SARAN ... 76

7.1. Simpulan ... 76

7.2. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 79

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Informasi Wawancara Mendalam

Lampiran 2. Lembar Persetujuan Partisipan Sebagai Responden

Lampiran 3. Pedoman Wawancara Mendalam Mantan Pecandu Narkoba

(12)

xii

DAFTAR SINGKATAN

BNN : Badan Narkotika Nasional

LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat

Penasun : Pengguna Narkoba Suntik

PKBI : Perkumpulan Warga Berencana Indonesia

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Narkoba yang merupakan singkatan dari Narkotika dan Obat Berbahaya

yang semula digunakan untuk kepentingan manusia, khususnya pada bidang

pengobatan, namun dalam kenyataannya zat-zat tersebut sering disalahgunakan

yang dapat menimbulkan kerusakan fisik, mental, dan emosi seseorang.

Mengkonsumsi narkoba tanpa ijin atau resep dokter merupakan suatu bentuk

penyalahgunaan. Perkembangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba

saat ini telah menjadi permasalahan dunia yang sudah tidak mengenal batas

wilayah dan Negara, serta telah menjadi masalah global yang dapat mengancam

hampir semua sendi kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara (Indrawati,

2008).

Di Indonesia pengguna narkoba bertambah setiap tahunnya. Diperkirakan

jumlah penyalahguna narkoba sebanyak 3,8 juta sampai 4,1 juta orang atau sekitar

2,10% sampai 2,25% dari total seluruh penduduk Indonesia yang berisiko terpapar

narkoba pada tahun 2014 (BNN, 2014). Bali sendiri menjadi salah satu daerah

yang rentan terhadap penyalahgunaan narkoba, dimana Bali dalam

perkembangannya menjadi daerah yang terbuka bagi transaksi dan peredaran

berbagai jenis narkoba. Jumlah kasus Narkoba di Bali sendiri pada Tahun 2012

(14)

2

Sedangkan pada tahun 2014 kasus narkoba yang terungkap khususnya di Kota

Denpasar berjumlah 191 pengguna narkoba yang telah direhabilitasi oleh BNN

Kota Denpasar (Carolina, 2015). Salah satu faktor tingginya kasus narkoba di

Kota Denpasar yakni keberadaan Kota Denpasar sebagai ibukota provinsi Bali.

Namun pada tahun 2015 terdapat 119 penyalahguna yang telah dilakukan

rehabilitasi oleh BNN Kota Denpasar, sehingga terjadinya angka penurunan

jumlah pengguna narkoba di Kota Denpasar pada tahun 2015.

Salah satu istilah yang sering kita jumpai seperti “Say no to drug”

merupakan suatu istilah yang mudah diucapkan namun susah untuk dilaksanakan

bagi pengguna narkoba. Pengguna narkoba yang sudah kecanduan, seperti masuk

dalam perangkap, mudah untuk masuk namun sulit untuk keluar. Seseorang yang

ketergantungan dengan narkoba akan sulit melepaskan diri dari pengaruh narkoba,

walaupun ia sendiri sadar dan memiliki keinginan untuk sembuh. Hal tersebut

didukung dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Purba (2007) dengan

mewawancarai seorang pecandu narkoba, dimana pecandu tersebut mengatakan

ingin sekali untuk berhenti namun selalu tidak tahan dan akhirnya menggunakan

narkoba kembali.

Melihat begitu besarnya efek dari penggunaan narkoba maka pemerintah

mewajibkan pecandu untuk menjalani pengobatan dan perawatan melalui fasilitas

rehabilitasi. Rehabilitasi dilakukan dengan maksud untuk memulihkan dan

mengembangkan kemampuan fisik, mental dan sosial penderita yang

bersangkutan. Namun dalam masa pemulihan, keadaan emosional pecandu

narkoba menjadi labil. Proses pemulihan pecandu narkoba bukanlah suatu proses

(15)

3

dikatakan lepas dari narkoba maka seorang pecandu ada saat-saatnya mereka

relapse, yang dimana kembali kepada perilaku sebelumnya yaitu menggunakan

narkoba. Menurut hasil penelitian dari Curry & McBride, 1994; Ossip-Klein, 1986

(dalam Sarafino, 2006) menyatakan perkiraan relapse terjadi bervariasi mulai dari

50% sampai 80%, tergantung banyak faktor meliputi metode yang digunakan

untuk berhenti, seberapa parah tingkat penggunaannya, dan lingkungannya. Selain

itu, dilihat dari hasil penelitian Purba (2007) yang melakukan wawancara kepada

mantan pecandu narkoba yang mengatakan keinginan untuk berhenti

menggunakan narkoba pada setiap orang pasti ada namun jika bertemu dengan

teman-teman sesama pemakai yang pada akhirnya muncul sugesti untuk

menggunakan narkoba lagi.

Dilihat dari masalah yang di hadapi pecandu narkoba salah satu kunci

keberhasilan untuk lepas dari kecanduan narkoba tersebut sebenarnya terletak

dalam diri individu itu sendiri. Willy (2005) menyatakan niat merupakan modal

yang sangat luar biasa. Niat tersebut harus dijalankan bagaimanapun risikonya.

Kesulitan untuk berhenti merupakan masalah terberat bagi seorang pecandu,

apalagi yang ketergantungannya parah, karena mereka mempunyai sugesti yang

sangat kuat untuk selalu menggunakan. Untuk itu sebelum benar-benar lebih

parah akibatnya, sangat baik jika ada niat berhenti total dari penggunaan narkoba.

Menyandang status menjadi mantan pecandu narkoba bukanlah suatu

jaminan bahwa dirinya terbebas dari godaan narkoba selamanya. Adanya godaan

terbesar untuk mantan pecandu narkoba yaitu disaat mereka bertemu dengan

teman sesama pemakai dahulu atau teman baru yang menggunakan narkoba juga.

(16)

4

menghadapi godaan maupun tekanan dari teman dan lingkungan sekitar, serta

melawan tantangan untuk melawan keinginan dari dalam diri sendiri untuk

menggunakan narkoba kembali yang biasanya dikenal dengan istilah sugesti.

Sugesti merupakan ketergantungan mental dan sugesti tidak akan hilang walaupun

tubuh seorang pecandu sudah kembali berfungsi normal. Bagi mantan pecandu,

masa pemulihan dari narkoba tersebut akan berlangsung selamanya. Berdasrkan

hasil penelitian diketahui terdapat beberapa faktor yang mendukung berhenti

menggunakan narkoba yaitu yang dijelaskan pada penelitian Purba (2007),

dimana faktor yang terbesar dalam mempengaruhi keberhasilan pengguna untuk

meninggalkan narkoba selamanya adalah dengan adanya dukungan sosial,

terutama dari keluarga atau orang terdekat.

Wijaya (dalam Purba 2007) mengatakan, banyak orang yang ingin

mengambil keputusan, namun hanya sedikit orang yang mampu mengambil

keputusan dengan cepat dan tepat, terutama jika keputusan menyangkut

kehidupan di masa yang akan datang. Suatu keputusan yang sudah dibuat

merupakan dasar pertimbangan untuk mengantisipasi konsekuensi jangka panjang

dan jangka pendek yang disebabkan karena menggunakan narkoba, dimana para

pecandu menindaklanjutin keinginan untuk berubah dan berhenti, maka mereka

akan mulai menimbang-nimbang dan melihat perjalanan hidup mereka selama ini

yang berdasarkan dari pengalaman-pengalaman hidup yang pernah mereka lalui.

Dalam kenyataannya terdapat pecandu narkoba yang sudah bisa melepaskan

diri atau mengambil keputusan untuk berhenti menggunakan narkoba, dan ada

pula pecandu yang belum bisa mengambil keputusan sehingga mengalami

(17)

5

beberapa faktor yang mendorongnya. Proses pengambilan keputusan untuk

berhenti menggunakan narkoba pada hal ini dapat membantu para pecandu yang

memiliki keinginan pulih dari narkoba, dan dapat memberikan informasi serta

dukungan kepada pecandu narkoba lainnya dalam pengambilan keputusan. Untuk

melihat proses pengambilan keputusan berhenti menggunakan narkoba pada

mantan pecandu, maka peneliti memilih mantan pecandu narkoba yang berhasil

pulih selama minimal 1 tahun, dan sudah tidak dalam proses rehabiliatasi

melainkan sudah benar-benar pulih dan dikembalikan kepada pihak keluarga.

Oleh karena itu, peneliti akan melihat pbagaimana proses pengambilan keputusan

untuk berhenti menggunakan narkoba pada mantan pecandu narkoba di Wilayah

Denpasar.

1.2.Rumusan Masalah

Jumlah pengguna narkoba di Kota Denpasar pada tahun 2014 yang

berjumlah 191 terjadi penurunan pada tahun 2015 yaitu berjumlah 119 pengguna.

Hal tersebut disebabkan karena adanya pecandu yang memiliki keinginan untuk

berhenti menggunakan narkoba, dimana untuk mengambil keputusan berhenti

menggunakan narkoba merupakan sebuah pilihan. Keputusan yang diambil

terhadap pilihan ini membutuhkan proses yang tidak sama antara individu satu

dengan individu lainnya. Pada proses pengambilan keputusan berhenti

menggunakan narkoba merupakan keunikan sehingga menarik untuk diungkap

dan dipelajari. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses

apa saja yang dilalui dan hal-hal yang terkait dalam pengambilan keputusan untuk

berhenti menggunakan narkoba pada mantan pecandu narkoba khususnya di

(18)

6

1.3.Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka pertanyaan penelitian yang

diajukan oleh peneliti adalah “Bagaimanakah proses pengambilan keputusan

untuk berhenti menggunakan narkoba pada mantan pecandu narkoba di wilayah

Denpasar?”

1.4.Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum

Menggambarkan proses pengambilan keputusan untuk berhenti

menggunakan narkoba pada mantan pecandu narkoba di wilayah Denpasar.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran perilaku penggunaan narkoba pada mantan

pecandu narkoba di wilayah Denpasar.

2. Untuk mengetahui pengalaman yang dialami dalam masa pemulihan dari

narkoba.

3. Untuk mengetahui proses pengambilan keputusan untuk berhenti

menggunakan narkoba pada mantan pecandu narkoba di wilayah Denpasar

1.5.Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis

a. Memberikan kontribusi terhadap khasanah keilmuan di bidang kesehatan,

khususnya yang berkaitan dengan penelitian mengenai proses pengambilan

(19)

7

b. Sebagai acuan dalam pengembangan penelitian ilmiah lainnya yang

berhubungan dengan proses pengambilan keputusan untuk berhenti

menggunakan narkoba.

1.5.2 Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi mengenai hal-hal yang menentukan berhasilnya

seorang mantan pecandu dalam mengambil keputusan berhenti menggunakan

narkoba.

b. Diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak pelayanan rehabilitasi

dalam memberikan dukungan dan bantuan dalam masa pemulihan pada

pecandu narkoba.

c. Diharapkan dapat memberikan informasi bagi pihak keluarga, saudara,

sahabat, dan lingkungan sekitar pecandu narkoba, agar dapat memberikan

dukungan kepada para pecandu dan juga mantan pecandu yang masih dalam

proses berhenti menggunakan narkoba.

1.6.Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang dilaksanakan oleh mahasiswa

Kesehatan Masyarakat untuk mengetahui proses pengambilan keputusan untuk

berhenti menggunakan narkoba pada mantan pecandu narkoba di wilayah

Denpasar. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret sampai dengan April 2016

dengan menggunakan metode pengumpulan data kualitatif melalui wawancara

mendalam kepada mantan pecandu narkoba yang selama ini dijangkau dan

(20)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Narkoba

Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan obat berbahaya. Adapun

istilah lainnya yaitu Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika,

Psikotropika dan Zat Aditif lainnya, sedangkan menurut PKBI Jawa Barat (1999)

Napza memiliki singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif

lainnya. Pada Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,

pengertian Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman, baik sintetis atau semisintetis, yang mengakibatkan penurunan atau

perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa

nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Jenis-jenis narkoba terdiri dari

heroin/putauw, kokain, ganja.petidin, morfin dan codein.

Pengertian dari Psikotropika berdasarkan Undang-Undang RI No. 5 Tahun

1997, Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis, bukan

narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan

syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan

perilaku, digunakan untuk mengobati gangguan jiwa. Jenis-jenis psikotropika

yaitu ekstasi, sabu-sabu, dan obat penenang, amfetamin dan metamfetamin,

lumubal, fleenitrazepam, nitrazepam, diazepam.

Sedangkan pengertian dari zat adiktif adalah obat atau bahan – bahan aktif

(21)

9

yang akan sulit dihentikan dan berefek ingin menggunakannya secara terus –

menerus, dan bila dihentikan dapat menimbulkan efek rasa sakit luar biasa.

Contohnya seperti rokok dan minuman keras (alkohol).

Narkoba itu sendiri terdapat berbagai cara penggunaannya baik secara oral

atau diminum, dihirup, maupun disuntikan. Adapun jenis narkoba yang biasa

disuntikan yaitu jenis opioida, turunan opiate khususnya heroin. Penyuntikan

tersebut dilakukan dengan cara menyuntikkan lewat otot, lewat kulit atau

pembuluh vena agar mendapatkan reaksi yang kuat. (PKBI Jabar, 1999). Dilihat

dari jenis-jenis narkoba yang sangat banyak macamnya tetap saja setiap jenis

tersebut dapat menimbulkan adiksi atau ketergantungan, karena setiap jenis

narkoba mengandung suatu zat yang menimbulkan psychoactive effects.

2.2.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menggunakan Narkoba

Dalam menggunakan narkoba seseorang akan melewati 3 tahap yang dilalui

untuk menjadi pecandu, seperti halnya yang dikemukakan oleh Weiss dan Mirin

(dalam Nevid, Rathus, dan Greene,1994). Dimana pada awalnya hanya

merupakan tahap coba-coba atau penggunaan sekali-kali. Pada tahap ini pengguna

merasa nyaman, senang, dan bangga. Pengguna merasa yakin masih memiliki

kontrol dan bisa berhenti kapan saja. Tahap selanjutnya, yaitu routine use,

pengguna telah membangun kehidupannya di sekitar pencarian dan penggunaan

narkoba, dimana para pengguna narkoba mencoba untuk menutupi konsekuensi

negatif dari tindakan mereka terhadap diri sendiri dan juga orang lain, dan mulai

terjadi perubahan nilai-nilai. Ketika tahap ini terus berlanjut makan penggunaan

(22)

10

pengguna merasa tidak punya kekuatan untuk melawan pengaruh narkoba

tersebut.

Penyebab seseorang menjadi pengguna narkoba dan mengakibatkan

kecanduan atau ketergantungan terdapat beberapa faktor yaitu :

1. Faktor Individu

Faktor individu pada umumnya ditentukan oleh dua aspek yaitu aspek

biologis yang menunjukkan bahwa faktor genetic yang berperan seperti bentuk

perilaku menyimpang, dan aspek psikologis seperti penyalahgunaan saat remaja.

Dari hasil penelitian Junaiedi (2012), tentang aspek psikologis yang terjadi di

dalam kehidupan seseorang terdapat aspek psikologis yang mendorong untuk

menggunakan narkoba, seperti munculnya rasa ingin coba-coba sesuatu hal yang

baru, serta untuk meningkatkan rasa percaya diri dan untuk membantu

menghadapi masalah yang terjadi dalam hidupnya.

2. Faktor Obat atau Zat

Pada faktor obat atau zat adanya perubahan nilai yang disebabkan oleh

perubahan zaman sehubungan dengan arti dari penggunaan zat psikoaktif, seperti

penyalahgunaan obat tidur. Selain itu adanya keyakinan bahwa obat dapat

membantu meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi beban masalah yang

sedang dihadapi dan peredaran obat pun semakin banyak sehingga lebih mudah

untuk didapat. Berdasarkan hasil penelitian Junaiedi (2012), tentang faktor obat

atau zat yaitu pada kehidupan seseorang terdapat pengaruh faktor obat atau zat

(23)

11

dapat menyatukan mereka dengan teman dan lingkungannya. Selain itu adanya

efek dari narkoba tersebut yang membuat seseorang ketagihan.

3. Faktor Lingkungan

Pada faktor lingkungan adanya hubungan keluarga dan pengaruh teman.

Biasanya keluarga yang tidak harmonis mempunyai masalah dengan

penyalahgunaan narkoba, seperti kualitas hubungan keluarga yang buruk dan

kebiasaan anggota keluarga lainnya yang juga menggunakan narkoba. Adanya

pengaruh teman sangat besar kemungkinan terjadinya penyalahgunaan narkoba.

Hukuman oleh kelompok teman terutama pengucilan bagi mereka yang mencoba

berhenti dirasa cukup berat daripada penggunaan narkoba itu sendiri. Dari hasil

penelitian Junaiedi (2012), adanya pengaruh hubungan keluarga yang terjadi

kepada subjek untuk menggunakan narkoba.

Berdasarkan penelitian Purwandari (2007), didapatkan dari semua

responden yang menggunakan narkoba awal mulanya diperkenalkan oleh teman

dan tanpa sepengetahuan keluarga. Kondisi seperti ini mirip dengan apa yang

dikemukakan oleh Hawkins (dalam Afiatin, 2005) mengenai beberapa kondisi

keluarga yang dapat menjadi faktor resiko pencetus pemakaian narkoba, yaitu

karena kurangya komunikasi dan kasih sayang antara anggota keluarga.

2.3.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berhenti Menggunakan Narkoba

Selama ini banyak pengguna narkoba yang ingin melepaskan diri dari

ketergantungan narkoba, karena mereka merasa kehidupan yang mereka alami

telah dikendalikan oleh narkoba. Adanya keinginan yang kuat untuk berhenti

(24)

12

diperlukan agar tidak kembali terjerumus. Adapun beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi seseorang untuk berhenti menggunakan narkoba, yaitu:

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada orang

lain agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi

pendidikan seseorang maka makin mudah pula bagi mereka untuk menerima

informasi. Menurut Sarlito W Sarwono (1992:61-62) (dalam Handayani, 2011)

pendidikan secara psikologi merupakan usaha untuk mengubah sikap seseorang

melalui proses belajar yang dimana tujuan dari pendidikan tersebut yaitu

membentuk sikap hidup yang lebih kuat dalam menghadapi lingkungan sehingga

individu yang bersangkutan dapat menyesuaikan diri pada lingkungannya.

Berdasarkan penelitian Purwandari (2007), pendidikan dari responden yang

memutuskan untuk berhenti menggunakan narkoba rata-rata sangat memadai

dalam melakukan tingkat berpikir yang tinggi karena sudah mencapai pendidikan

tinggi.

b. Umur

Bertambahnya umur seseorang akan adanya perubahan pada aspek fisik dan

mental. Umur pertama saat menggunakan narkoba sangat berperan dalam upaya

berhenti menggunakan narkoba, dimana pemakaian narkoba dengan usia yang

sangat muda akan memperlambat waktu untuk berhenti dibandingkan denga usia

yang lebih tua saat menggunakan narkoba. Hal tersebut didukung dengan adanya

hasil yang ditunjukkan oleh Villafranca, et al (2006) dimana mereka yang berumur

lebih tua mempunyai resiko yang lebih tinggi dalam perawatan untuk berhenti

(25)

13

Selain itu hasil penelitian dari Purwandari (2007), yang melakukan wawancara

dengan tujuh orang mantan pengguna narkoba. Dilihat dari faktor usia, dimana

usia pertamakali menggunakan narkoba menunjukkan bahwa usia remaja

merupakan rawan dalam penyalahguna narkoba, dan alasan mereka menggunakan

narkoba disebabkan rasa ingin tahu yang besar terhadap narkoba.

c. Jenis Kelamin

Menurut hasil penelitian Sussman dan Dent (2004), jenis kelamin

merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan tindakan seseorang untuk

berhenti menggunakan narkoba, dimana pada jenis kelamin laki-laki cenderung

sulit berhenti dibandingkan dengan perempuan. Hal tersebut disebabkan laki-laki

terbiasa menggunakan narkoba dengan dosis yang lebih banyak dibandingkan

dengan perempuan. Hal tersebut juga disebabkan karena perempuan lebih mampu

untuk mendapatkan dukungan sosial (keluarga atau teman) dibandingkan dengan

laki-laki.

d. Niat

Niat dapat diartikan dengan keinginan yang sedang atau akan dilaksanakan.

Willy (2005) menyatakan niat merupakan modal yang sangat luar biasa. Niat

tersebut harus dijalankan bagaimanapun risiko yang akan dialaminya. Kesulitan

untuk berhenti merupakan masalah terberat bagi seorang pecandu, apalagi yang

ketergantungannya parah, karena mereka mempunyai sugesti yang sangat kuat

untuk selalu menggunakan. Untuk itu sebelum benar-benar lebih parah akibatnya,

(26)

14

e. Pengalaman

Pengalaman merupakan suatu kejadian yang pernah dialami oleh seseorang

baik dari dalam dirinya maupun lingkungannya. Adanya pengalaman seperti

pengalaman dipenjara mempunyai hubungan dengan berhenti menggunakan

narkoba. Berdasarkan penelitian Sawitri (2012), salah satu penggunaan narkoba

suntik yang memiliki pengalaman dipenjara lebih sulit untuk berhenti

menggunakan narkoba suntik dibandingkan dengan pengguna narkoba suntik

yang tidak dipenjara. Hal tersebut disebabkan karena pengguna narkoba suntik

yang pernah dipenjara cenderung tidak memiliki tempat tinggal tetap, adanya

perilaku berisiko penggunaan jarum suntik dan tidak adanya motivasi untuk

mendaftarkan diri dalam program penyembuhan narkoba.

f. Dukungan Keluarga

Menurut Suparlan (1993:76) dalam Handayani (2011) mendefinisikan

keluarga merupakan kelompok sosial yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.

Hubungan sosial antara anggota keluarga relatif tetap dan didasarkan ikatan

perkawinan, darah dan adopsi. Hubungan antara keluarga tersebut dijiwai oleh

suasana kasih sayang, rasa dicintai, saling menghormati, rasa percaya, kepatuhan,

ketaatan sumber informasi, dan rasa mendapatkan perlindungan. Keluarga

merupakan kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan bermasyarakat,

tempat belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial di dalam hubungan

interaksi kelompoknya. Pengalaman-pengalamannya dalam interaksi sosial dalam

keluarganya turut menentukan cara-cara tingkah laku terhadap orang lain dalam

(27)

15

Berdasarkan penelitian Purba (2007), menujukkan bahwa pada proses

pengambilan keputusan berhenti menggunakan narkoba terdapat faktor yang

terbesar dalam mempengaruhi keberhasilan pengguna untuk meninggalkan

narkoba selamanya adalah dengan adanya dukungan sosial, terutama dari orang

tua dan keluarga. Dukungan ini dapat membantu pengguna narkoba untuk

mempunyai pemahaman yang benar mengenai narkoba dan membuat mereka

merasa berharga, dicintai, dan menjadi bagian dari sebuah komunitas. Selain itu,

dukungan positif dari keluarga atau orang terdekat yang menjadi faktor terpenting

yang pada umunya ketergantungan narkoba terjadi pada seseorang yang sangat

erat kaitannya dengan masalah yang timbul dalam keluarga atau pergaulan teman

yang kurang baik. Sehingga dukungan positif yang didapatkan dari keluarga atau

orang terdekat akan mampu memotivasi responden untuk berhenti menggunakan

narkoba.

g. Program Pengobatan atau Rehabilitasi

Dengan mengikuti program pengobatan atau rehabilitasi memiliki

hubungan dengan berhenti menggunakan narkoba. Bagi pecandu narkoba yang

mengikuti program rehabilitasi terhadap suatu zat, seperti terapi pengobatan

heroin yang memiliki peluang lebih tinggi untuk berhenti menggunakan narkoba

salah satunya narkoba suntik yang dibandingkan dengan yang tidak pernah

mengikuti program rehabilitasi (Shah, Galai, Celento, Vlahov, dan Stratdee,

2005). Aksesibilitas terhadap program rehabilitasi mempunyai pengaruh berhenti

menggunakan narkoba. Dimana penggunaan narkoba dengan aksesibilitas rendah

terhadap program pengobatan atau perawatan akan memiliki peluang kecil untuk

(28)

16

jumlah sarana pelayanan terhadap narkoba, persepsi pasien terhadap sikap petugas

kesehatan yang tidak ramah dan ketidakpuasan pelayanan dan harga obat yang

cukup mahal. (Soitawati, 2009:96 dalam Sawitri, 2012).

2.4.Pengambilan Keputusan

2.4.1 Definisi Pengambilan Keputusan

Setiap individu dalam hidupnya akan selalu dihadapkan pada sebuah atau

beberapa pilihan yang akan memaksakan untuk memilih dari salah satu

diantaranya, sehingga saat memilih alternatif-alternatif tersebut diperlukan proses

untuk berfikir, yaitu pengambilan keputusan (decision making). Menurut Salusu

(2004) pengambilan keputusan merupakan suatu proses memilih alternatif dengan

cara bertindak menggunakan metode yang efisien dan sesuai dengan situasi.

Ketika keputusan sudah dibuat, maka sesuatu yang baru mulai terjadi. Harus ada

tindakan yang dibuat saat tiba waktunya dan tindakan itu tidak dapat ditunda.

Apabila keputusan sudah dibuat, harus diberlakukan dan kalau tidak, sebenarnya

itu bukanlah keputusan namun lebih tepat dikatakan suatu hasrat atau niat yang

baik. Sedangkan menurut Janis and Mann (1987) menyebutkan bahwa

pengambilan keputusan merupakan pemecahan masalah dan terhindar dari faktor

situsional. Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa

pengambilan keputusan merupakan proses mengidentifikasikan alternatif yang

ada sehingga dapat dipilih yang sesuai dengan nilai dan tujuan individu untuk

(29)

17

2.4.2 Tahapan Pengambilan Keputusan dan Faktor yang Mempengaruhi

Dalam tahapan pengambilan keputusan pada setiap individu akan

berbeda-beda, hal tersebut tergantung pada pola seseorang dalam menghadapi masalahnya.

Menurut teori Janis & Mann (1987), terdapat lima tahapan dalam proses

pengambilan keputusan, yaitu :

1. Menilai Informasi Baru

Pada tahap ini meliputi pengenalan terhadap masalah, mencari informasi

atau kejadian yang dapat memberikan pengaruh positif atau negatif bagi tindakan

yang akan dilakukan, menemukan tujuan yang ingin dicapai bagi penyelesaian

masalah yang kompleks. Individu yang dihadapkan pada suatu informasi atau

kejadian yang menarik perhatiannya dapat membuat dirinya tidak nyaman, dan

akan cenderung menggunakan suatu sikap yang tidak memperdulikan serangkaian

kegiatan yang diikuti untuk mendapatkan kepuasan dalam dirinya sendiri. Saat

individu mulai merasa tidak nyaman berada dalam kondisi tertentu dan menyadari

adanya kesempatan serta tantangan untuk berubah, maka individu akan mulai

memahami tantangan serta apa manfaat tantangan tersebut bagi dirinya.

Pemahaman yang baik akan tantangan yang dihadapi sangat penting, agar

pengambil keputusan terhindar dari asumsi-asumsi yang salah atau sikap terlalu

memandang remeh masalah yang kompleks.

2. Melihat Alternatif-Alternatif yang Ada

Pada tahap ini, setelah seseorang merasa yakin terhadap informasi yang

berkaitan dengan masalahnya, maka ia mulai memusatkan perhatian pada

berbagai alternatif pilihan yang ada. Individu juga akan berusaha mencari

(30)

18

berhubungan dengan masalahnya. Individu lebih menaruh perhatian pada

rekomendasi berupa saran-saran untuk menyelesaikan permasalahan, meskipun

saran tersebut tidak sesuai dengan keyakinannya sekarang ini. Hal yang paling

penting pada tahap ini adalah sikap terbuka dan fleksibilitas. Hal itu berguna

dalam mengumpulkan seluruh kemungkinan alternatif, baik yang nyata maupun

tidak nyata.

3. Mempertimbangkan Alternatif

Individu yang mengambil keputusan pada tahap ini akan mulai melakukan

evaluasi dengan teliti, berfokus pada mendukung atau tidaknya pillihan-pilihan

yang ada untuk menghasilkan tindakan terbaik. Individu akan lebih berhati-hati

dengan mempertimbangakan keuntungan dan kerugian dari masing-masing

pilihan, hingga individu tersebut merasa yakin dalam memilih satu pilihan yang

dinilai objektif. Individu berusaha memilih alternatif yang terbaik diantara pilihan

alternatif yang tersedia baginya. Ia akan mempertimbangkan keuntungan,

kerugian serta kepraktisan dari tiap-tiap alternatif hingga ia merasa cukup yakin

untuk memilih satu alternatif yang menurutnya paling baik dalam upayanya

mencapai tujuan tertentu. Adakalanya saat ia mempertimbangkan

alternatif-alternatif secara bergantian, ia merasa tidak puas dengan semua alternatif-alternatif yang

ada. Ia menjadi stress dan dapat kembali ke tahap dua. Sehingga pada tahap ini

akan dipengaruhi oleh adanya keahlian atau keterampilan yang dimiliki seseorang

untuk meperhitungkan seluruh kemungkinan secara akurat.

4. Membuat Komitmen

Setelah memutuskan, individu akan mengambil sebuah perencanaan

(31)

19

mulai memikirkan cara untuk mengimplementasikannya dan menyampaikan

keinginannya tersebut kepada orang lain. Disamping itu, individu juga

mempersiapkan argumen-argumen yang akan mendukung pilihannya tersebut

khususnya bila individu berhadapan dengan orang-orang yang menentang

keputusan yang diambil. Hal ini disebabkan pengambil keputusan menyadari

bahwa cepat atau lambat orang-orang pada jaringan sosialnya akan terkena

dampaknya seperti keluarga atau teman akan mengetahui tentang keputusan

tersebut. Dengan demikian, tahap ini sangat dipengaruhi oleh orang-orang atau

kelompok yang dianggap penting oleh pengambil keputusan.

5. Bertahan Meskipun Terdapat Feedback Negatif

Banyak keputusan memasuki periode honeymoon, dimana Individu menjadi

sangat bahagia dengan pilihan yang ia ambil dan menggunakannya tanpa rasa

cemas. Tahapan kelima ini menjadi setara dengan tahap pertama, dimana

masing-masing kejadian atau komunikasi yang tidak diinginkan membangun negative

feedback yang merupakan sebuah permasalahan potensial untuk mengambil

kebijakan yang baru. Tahap kelima menjadi berbeda dengan tahap pertama dalam

kejadian ketika sebuah masalah sangat berpengaruh atau sangat kuat dan

memberikan respon postitif pada pertanyaan pertama, fokus pada resiko serius

ketika tidak dibuat perubahan, pengambil keputusan hanya tergoncang sesaat

meskipun permasalahan lebih ia pilih diselesaikan dengan keputusan sebelumnya.

Dari tahapan-tahapan tersebut seseorang akan berhati-hati dalam

mengambil keputusan dengan mempertimbangkan segala sesuatunya dari

keuntungan dan kerugian pada sebuah komitmen dalam hidupnya. Apabila

(32)

20

tetapi hanya sebatas hasrat atau keinginan semata. Menurut Janis dan Mann (1987)

dalam mengambil keputusan individu tidak selalu melewati kelima tahapan

pengambilan keputusan hal ini disebabkan adanya perbedaan proses pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh orientasi pada kepuasan pelanggan, biaya, infrastruktur serta kesadaran dan pengetahuan terhadap kesuksesan

fraction tiles dapat menstimulasi siswa dalam menemukan dan menggambarkan nilai pecahan dengan model luasan, mengkaitkannya dengan konsep garis bilangan, menentukan hubungan antara

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat kebugaran jasmani yang signifikan antara atlet bola voli indoor dan atlet bolavoli pasir adalah tingkat kebugran

Tujuan penelitian ialah untuk Melakukan Analisa untuk mendapatkan informasi ataupun pemahaman tentang kebutuhan sistem yang sedang berjalan dan memberikan usulan

PDVDODK HNRQRPL PDV\DUDNDW ORNDO VHNLWDU '$6 6HPHQWDUD SDGD NHQ\DWDDQQ\D SHUWLPEDQJDQ HNRQRPL GDODP NHJLDWDQ UHKDELOLWDVL GDQ SHQJKLMDXDQ DGDODK PHUXSDNDQ VWLPXOXV EDJL PDV\DUDNDW

Perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan dipengaruhi berbagai faktor untuk dipertimbangkan oleh konsumen untuk membeli produk sepatu adalah kualitas, referensi, merk,

Dari tabel diatas yang terdiri dari 32 responden dominan memberikan jawaban kurang setuju untuk dilakukan pengembagan sarana wisata berupa jaringan Air Bersiih pada

Merancang destilator yang lebih tertutup, supaya pengaruh dari lingkungan tidak mengurangi kinerja dari destilator sendiri.. Merancang jalur keluar untuk air bersih yang lebih