• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Isolasi Dan Elusidasi Struktur Senyawa Penanda Dari Ekstrak Meniran (Phyllanthus Niruri L.).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Isolasi Dan Elusidasi Struktur Senyawa Penanda Dari Ekstrak Meniran (Phyllanthus Niruri L.)."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ekstrak meniran (Phyllanthus niruri L.) yang berasal dari famili Euphorbiaceae berkhasiat sebagai hepatoprotektif (Asha, 2011), antitumor (Jia et al.,

2013), antidiabetes (Coman et al., 2012), sitotoksik (Harish dan Shivanandappa, 2006) serta memiliki aktivitas antioksidan (Chirdchupunseree dan Pramyothin, 2010). Di Indonesia, P. niruri telah diproduksi dan dipasarkan sebagai fitofarmaka dalam bentuk kapsul dan pada penelitian selanjutnya akan dilakukan formulasi dalam bentuk nanoemulsi sebagai obat herbal terstandar. Dalam upaya pengembangan jamu menjadi obat herbal terstandar, menurut Kepala BPOM Indonesia dalam HK.00.05.41.1384 tahun 2005 harus melalui berbagai tahap uji dan salah satunya adalah standarisasi bahan baku.

Penggunaan obat tradisional dalam beberapa tahun ini meningkat drastis. Tercatat pada tahun 2014, hanya 832 produk obat tradisional yang terdaftar di BPOM (BPOM, 2014). Pada November 2013, terdapat 57 produk obat tardisional ditarik dari pasaran karena terbukti mengandung bahan kimia obat (BKO) (Widarti, 2013). Untuk menjamin keamanan dan mutu dari sediaan tersebut maka perlu dilakukan standarisasi.

Dalam standarisasi suatu sediaan farmasi dengan bahan dasar ekstrak tanaman diperlukan senyawa penanda atau chemical marker yang umumnya merupakan senyawa mayor (senyawa utama) ataupun senyawa aktif dari tanaman yang bersangkutan (Wahyuno, 2005). P. niruri dalam beberapa penelitian menggunakan korilagin (Colombo et al., 2009), fillantin, dan hipofillantin (Bhattacharyya et al., 2013) sebagai active marker. Beberapa senyawa penanda P. niruri kebanyakan dalam penelitian dilakukan isolasi sendiri seperti fillantin, hipofillantin (Tripathi et al., 2006; Murugaiyah & Chan, 2007), filtetralin, nirantin (Murugaiyah & Chan, 2006), nirurisida (Qian-Cutrone et al., 1996), dan korilagin (Colombo et al., 2009).

(2)

Pada penelitian Qian-Cutrone et al. (1996), menggunakan kromatografi kolom dengan fase diam Sephadex LH-20 mendapatkan nirurisida sebanyak 12 mg. Rendemen dari senyawa penanda tersebut terbilang sedikit. Teknik isolasi menggunakan kromatografi sistem radial (kromatotron) belum pernah dilakukan untuk mengisolasi P. niruri. Kromatotron dapat mengisolasi lebih cepat, dapat mengisolasi senyawa yang tidak memiliki gugus kromofor, fase gerak yang digunakan dapat berupa sistem gradien, dan harga yang relatif rendah dibanding teknik isolasi lainnya (Kulkarni et al., 2011).

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk mengisolasi senyawa penanda yang terkandung di dalam ekstrak metanol herba P. niruri

menggunakan kromatotron dan mengelusidasi struktur isolat tersebut. Diharapkan isolat yang didapat mampu memberikan kemurnian lebih dari 95% sehingga dapat digunakan sebagai senyawa penandadalam penelitian selanjutnya.

B. Perumusan Masalah 

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah senyawa penanda apa yang didapat dari ekstrak metanol herba P. niruri serta berapa kemurnian dan bagaimana struktur kimianya dengan metode ESI-LC-MS, 1 H-NMR, dan 13C-NMR tanpa menggunakan standar?

C. Tujuan Penelitian

(3)

D. Tinjauan Pustaka 1. Meniran (Phillanthus niruri L.)

a. Klasifikasi meniran

Menurut Shankar (2012), meniran termasuk kingdom Plantae, divisi Magnoliophyta, kelas Magnoliopsida, ordo Euphorbiales, famili Euphorbiaceae, genus Phyllanthus, dan spesies niruri.

P. niruri L. memiliki nama yang berbeda di tiap negara seperti chanca piedra di Spanyol, quebra pedra di Portugal, stone-breaker di Belanda, punarnava di India, bhoomi amalika di Thailand, bhui-amla di Vietnam, cane peas senna di Kuba,

derriere-dos di Filifina, erva-pombinha di Kolombia, elrageig di Afrika Selatan,

[image:3.612.252.405.360.463.2]

quinine weed di Amerika, dan meniran di Indonesia Shankar (2012). b. Morfologi meniran

Gambar 1. Tanaman Meniran (Phyllanthus niruri L.)

Merupakan tumbuhan ramuan yang tegak dan kecil, tumbuh tinggi 30-40 cm. Banyak tumbuh di daerah hutan hujan di Amazon dan daerah tropis lain seperti Asia Tenggara, Selatan India, serta Cina (Girach et al., 1994). Daunnya memiliki panjang 7-12 cm, memiliki bunga berwarna putih kehijauan yang berukuran kecil (Lee et al., 2006).

c. Kandungan meniran

(4)

dan senyawa lain seperti 1-o-galloil-6-luteoil-α-D-glukosa, β-glukogallin, dan nirurisida.

2. Kromatotron

Dalam pengisolasian senyawa kimia yang terkandung di dalam sediaan alam, khususnya ekstrak, banyak dilakukan menggunakan teknik pemisahan senyawa dengan kromatografi kolom (Moreira et al., 2013; Prasad et al., 2009) menggunakan prinsip partisi antara senyawa yang diharapkan dengan fase gerak yang digunakan berdasarkan teknik like dissolve like (Gandjar dan Rohman, 2012). Selain kromatografi kolom, kromatografi sistem radial (kromatotron) juga dapat digunakan. Kromatotron merupakan teknik kromatografi preparatif berbentuk lingkaran dibantu dengan adanya rotor dengan kecepatan tertentu. Prinsip dari kromatotron sama dengan kromatografi planar seperti kromatografi lapis tipis, namun hasil pengembangan setelah terpisah dapat ditampung pada tabung penampungan (Kulkarni et al., 2011).

Volume alir fase gerak akan mengalir sesuai dengan katup yang digunakan menuju ke bagian tengah lempeng kromatotron, mengelusi analit seperti halnya KLT, namun elusi berkembang searah gravitasi dan analit membentuk rotasi pita. Dalam pengisolasian, tambungan dari kromatotron yang didapat berdasarkan pendaran yang terbentuk dengan pengamatan menggunakan sinar UV 366 nm karena fraksi polar dari sampel memiliki bercak yang dapat berfluoresensi (Kulkarni et al., 2011).

3. LC-MS (Liquid Chromatoghraphy Mass Spectrum)

Liquid Chromatoghraphy-Mass Spectrum (LC-MS) merupakan perpaduan dua instrumen analisis senyawa kimia yang dapat mengidentifikasi senyawa dengan mekanisme pemisahan dengan prinsip kromatografi dan dapat mengidentifikasi berat molekul dari senyawa yang dianalisis (Hoffmann & Stoobant, 2007). Prinsip dasar LC-MS adalah menghasilkan molekul yang bermuatan untuk dapat terdeteksi dari senyawa yang semula netral (Saifudin, 2014).

(5)

sehingga tidak didapatkan fragmentasi dari senyawa seperti jika dianalisis menggunakan mode EI (electron impact). Analit bersama dengan eluen akan masuk ke dalam kapiler membentuk butiran-butiran halus yang kemudian akan berikatan dengan ion positif yang disemprotkan melalui taylor cone. Ion positif yang biasanya ditambahkan berupa ion hidrogen (H+), ion natrium (Na+), ion amonium (NH4+), ion litium (Li+), ion kalium (K+), dan beberapa kation lainnya (Jessica & Gilment, 2002). Ion positif dipilih dengan tujuan agar tidak terjadi penyatuan tetesan-tetesan kecil yang sudah terbentuk sebelumnya. Ada 5 (lima) kemungkinan yang terdeteksi oleh detektor (1) analit akan berikatan dengan satu muatan positif, (2) analit akan berikatan dengan beberapa muatan positif, (3) analit akan berikatan dengan satu muatan positif dan satu molekul solven, (4) analit akan berikatan dengan satu muatan positif dan beberapa molekul solven, atau (5) analit akan berikatan dengan beberapa muatan positif dan beberapa molekul solven (Ardrey, 2003).

4. NMR

Prinsip dari NMR adalah berdasarkan pada penyerapan gelombang radio oleh inti-inti tertentu dalam molekul organik yang berada dalam medan magnet yang kuat. Nuklida yang penting dalam analisis data berdasarkan pada spin inti dari isotop H, C, dan O dengan menyerap energi pada radiofrekuensi yang berbeda (Fessenden dan Fessenden, 1986). Analisis NMR digunakan untuk mengetahui senyawa yang dianalisa merupakan senyawa baru atau senyawa yang telah diketahui dengan menganalisis lingkungan kimia dan pemecahan puncak dari 1H-NMR dan 13C-NMR yang kemudian dibandingkan dengan penelitian yang sudah ada. NMR merupakan

golden method dalam menentukan struktur suatu molekul organik (Saifudin, 2014).

E. KETERANGAN EMPIRIS

Gambar

Gambar 1. Tanaman Meniran (Phyllanthus niruri L.)

Referensi

Dokumen terkait

Senyawa antibakteri yang terdapat dalam ekstrak metanol selanjutnya diisolasi dengan menggunakan kromatografi kolom dan kromatografi lapis tipis preparatif.. Spektra ini

Pemisahan dengan kromatografi kolom gravitasi (KKG) dilakukan dengan cara imregnasi kristal hasil penggabungan dari KCV, kemudian dipisahkan dengan teknik kromatografi

Dari hasil kromatografi lapis tipis, ekstrak pekat etil asetat memiliki pola pemisahan yang sederhana dan pada pengujian dengan pereaksi Liebermann-Burchard,

Bentuk kromatografi yang paling awal adalah kromatografi kolom yang digunakan untuk pemisahan sampel dalam jumlah yang besar.. Pemisahan pada kromatografi planar pada umumnya

Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumber informasi ilmiah pada bidang Kimia Bahan Alam khususnya tentang senyawa flavonoida yang terkandung

Pemurnian Dengan Kromatografi Ekstrak etil asetat yang telah diisolasi dengan kromatografi kolom diperoleh dua senyawa yaitu senyawa β-sitosterol (Kristal berwarna

Dari uji lanjut duncan didapatkan bahwa perbandingan ekstrak laktosa pada konsentrasi senyawa flavonoid 1:2 mempunyai kandungan senyawa flavonoid berbeda tidak nyata

Dari uji lanjut duncan didapatkan bahwa perbandingan ekstrak laktosa pada konsentrasi senyawa flavonoid 1:2 mempunyai kandungan senyawa flavonoid berbeda tidak nyata