• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISOLASI DAN ELUSIDASI STRUKTUR SENYAWA PENANDA DARI EKSTRAK MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) Isolasi Dan Elusidasi Struktur Senyawa Penanda Dari Ekstrak Meniran (Phyllanthus Niruri L.).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ISOLASI DAN ELUSIDASI STRUKTUR SENYAWA PENANDA DARI EKSTRAK MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) Isolasi Dan Elusidasi Struktur Senyawa Penanda Dari Ekstrak Meniran (Phyllanthus Niruri L.)."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

i

ISOLASI DAN ELUSIDASI STRUKTUR SENYAWA PENANDA

DARI EKSTRAK MENIRAN (

Phyllanthus niruri

L.)

SKRIPSI

Oleh:

NORMAIDAH

K 100110129

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA

(2)

ii

ISOLASI DAN ELUSIDASI STRUKTUR SENYAWA PENANDA

DARI EKSTRAK MENIRAN (

Phyllanthus niruri

L.)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai

derajat Sarjana Farmasi (S.Farm) pada Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

di Surakarta

Oleh:

NORMAIDAH

K 100110129

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA

(3)
(4)
(5)

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, puji syukur hanya untuk Allah SWT yang selalu memberikan petunjuk dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ‘‘Isolasi dan Elusidasi Struktur Senyawa Penanda dari Ekstrak Meniran (Phyllanthus niruri L.)”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Azis Saifudin, Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

2. Bapak Suprapto, M. Sc., Apt., selaku dosen pembimbing akademik.

3. Bapak Dr. Muhammad Da’i, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing utama dan Ibu Erindyah Retno Wikantyasning, Ph.D., Apt., selaku dosen pembimbing pendamping.

4. Bapak Broto Santoso, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji I serta Bapak Dedi Hanwar, M.Si., Apt., selaku reviewer dan penguji II.

5. Bapak Andi Suhendi, M.Sc., Apt., selaku dosen yang membimbing penulis, serta Bapak Alwathoni dan Bapak Rahmat, selaku laboran yang selalu menemani dan membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian di Lab. Kimia Farmasi UMS. 6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Farmasi UMS yang telah membagi ilmu dan

pengalaman.

7. Kedua orang tua tercinta, Ibu Hamidah dan Bapak Imansyah, S.E., yang selalu memberi semangat dan doa serta Kakek Ilmi dan Nenek Salbiah.

8. Teman satu perjuangan (Indah, Gilang, Yaya, Raudah, Hadi, Fadly, Rifqi, Choirul, Gita, dan Rosma)

9. Teman-teman serta pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

 

HALAMAN SAMPUL DEPAN ... ii 

HALAMAN SAMPUL DALAM ... ii 

PENGESAHAN SKRIPSI ... iii 

DEKLARASI ... iv 

KATA PENGANTAR ... v 

DAFTAR ISI ... vi 

DAFTAR GAMBAR ... vii 

DAFTAR TABEL ... ix 

DAFTAR LAMPIRAN ... x 

DAFTAR SINGKATAN ... xi

INTISARI ... xii 

BAB I. PENDAHULUAN ... 1 

A. Latar Belakang Masalah ... 1 

B.  Perumusan Masalah ... 2 

C.  Tujuan Penelitian ... 2 

D. Tinjauan Pustaka ... 3 

1. Meniran (Phillanthus niruri L.) ... 3 

2. Kromatotron ... 4 

3. LC-MS (Liquid Chromatoghraphy Mass Spectrum) ... 4 

4. NMR ... 5 

E.  KETERANGAN EMPIRIS ... 5 

BAB II. METODE PENELITIAN ... 6 

A. Kategori Penelitian ... 6 

B.  Bahan dan Alat yang Digunakan ... 6 

C.  Tempat Penelitian ... 6 

D. Rencana Penelitian ... 7 

1. Persiapan simplisia P. niruri ... 7 

2. Persiapan ekstrak P.niruri ... 7 

3. Fraksinasi pertama menggunakan enap tuang ... 7 

4. Optimasi Fase Gerak ... 7 

5. Kromatografi preparatif ... 7 

6. Isolasi Menggunakan Kromatografi Sistem Radial (Kromatotron)8  7. Analisis Isolat Menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ... 8 

8. Analisis Isolat Menggunakan Liquid Chromatoghraphy-Mass Spectrum (LC-MS) ... 9

9. Analisis Isolat Menggunakan Spektroskopi NMR ... 9

E.  Teknik Analisis ... 9 

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 10 

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 26 

(7)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Tanaman Meniran (Phyllanthus niruri L.) ... 3 

Gambar 2. Hasil optimasi fase gerak kloroform : metanol (8 : 2 v/v) dan fase diam silika gel 60 F254 yang diamati menggunakan UV 366 nm, 254 nm, dan sinar tampak menghasilkan rf 0,625 dan 0,325 pada fraksi polar ... 11 

Gambar 3. Hasil optimasi fase gerak kloroform : metanol (7 : 3 v/v) dan fase diam silika gel 60 F254 yang diamati menggunakan UV 366 nm, 254 nm, dan sinar tampak menghasilkan rf 0,925 dan 0,725 pada fraksi polar ... 11 

Gambar 4. Hasil orientasi KLT preparatif fraksi etil asetat menggunakan fase diam silika gel 60 F254 dengan panjang elusi 8 cm dan fase gerak kloroform : metanol (9 : 1 v/v) yang dilihat dengan sinar UV 366 nm (A) dan 254 nm (B) ... 12 

Gambar 5. Hasil analisis isolat senyawa berfluoresensi kuning stabilo dengan HPLC menggunakan fase gerak asetonitril : asam fosforat 0,1% v/v dalam akuabidestilata (40 : 60 v/v) ... 12 

Gambar 6. Hasil analisis dari isolasi pertama fraksi polar menggunakan kromatotron dengan fase diam silika gel 60 F254 dengan panjang elusi 4 cm ddan fase gerk kloroform : metanol (7 : 3 v/v) yang dilihat dengan sinar UV 366 nm ... 13 

Gambar 7. Hasil analisis dari isolasi kedua fraksi polar menggunakan kromatotron dengan fase diam silika gel 60 F254 dengan panjang elusi 4 cm ddan fase gerk kloroform : metanol (7 : 3 v/v) yang dilihat dengan sinar UV 366 nm ... 14 

Gambar 8. Hasil analisis fraksi 1.8 menggunakan KLT dengan fase gerak (A) kloroform : metanol (9 : 1 v/v), (B) kloroform : metanol (8 : 2 v/v), dan (C) metanol : aseton (2 : 8 v/v) panjang elusi 4 cm pada sinar UV 366 nm ... 14 

Gambar 9. Hasil analisis fraksi 2.10-2.17 menggunakan KLT dengan fase gerak (A) kloroform : metanol (8 : 2 v/v), (B) etil asetat : aseton (8 : 2 v/v), (C) etil asetat : aseton (6 : 4 v/v), dan (D) etil asetat : aseton (4 : 6 v/v) panjang elusi 4 cm pada sinar UV 366 nm ... 15 

(8)

viii

Gambar 11. Hasil ESI-LC-MS fraksi 1.8 dengan waktu retensi 0,860 menit memiliki base peak 222,1127 m/z menggunakan ion positif ESI-MFE-MS pada LC-MS dengan metode dari Institute of Tropical Disease-UNAIR Surabaya, (A) hasil semua spektra (B) analisis menggunakan database, dan (C) hasil spektra ESI-LC-MS isobubbialin dengan ion positif (Zhou

et al., 2012) ... 16 

Gambar 12. Struktur epibubbialin (A), isobubbialin (B), dan niruroidina (C) ... 17 

Gambar 13. Hasil analisis 13C-NMR fraksi 1.8 dengan CD3OD menggunakan instrumen berfrekuensi 400 MHz ... 19 

Gambar 14. Hasil HPLC fraksi 2.10-2.17 pada LC-MS menunjukkan peak yang lebar dengan waktu retensi 2,600067 menit dengan metode dari LIPI-Serpong ... 20 

Gambar 15. Hasil ESI-LC-MS fraksi 2.10-2.17 dengan waktu retensi 2,600067 menit memiliki base peak 219,1430 m/z menggunakan ion positif ESI-MFE-MS pada LC-ESI-MFE-MS dengan metode dari LIPI-Serpong ... 20 

Gambar 16. Hasil analisis fraksi 2.10-2.17 dengan 1H-NMR dengan CD3OD menggunakan instrumen berfrekuensi 500 MHz ... 21 

Gambar 17. Hasil analisis pertama fraksi 2.10-2.17 dengan 13C-NMR dengan CD3OD menggunakan instrumen berfrekuensi 500 MHz ... 22 

Gambar 18. Hasil analisis kedua fraksi 2.10-2.17 dengan 13C-NMR dengan CD3OD menggunakan instrumen berfrekuensi 500 MHz ... 22 

Gambar 19. Hasil 1H-NMR 400 MHz fraksi 1.8 (2-1) ... 31 

Gambar 20. Hasil 1H-NMR 400 MHz fraksi 1.8 (2-2) ... 31 

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Analisis 1H-NMR Epibubbialin (A) dan Isobubbialin (B1) pada 1H-NMR

400 MHz dalam CDCl3 (Houghton et al., 1996), Isobubbialin pada 1H-NMR 500 MHz dalam CD3OD (Zhu et al., 2011) (B2) (Zhou et al., 2012) (B3), niruroidina pada 1H-NMR 500 MHz dalam CDCl3 (Babady-Bila et al., 1996), dan fraksi 1.8 pada 1H-NMR 400 MHz dalam CD3OD (dalam ppm) ... 17

Tabel 2. Nilai kekuatan elusi pada optimasi fase gerak ... 29

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Nilai kekuatan elusi pada optimasi fase gerak ... 29

Lampiran 2. Hasil rendemen maserasi dan fraksinasi ... 30

(11)

xi

DAFTAR SINGKATAN

br ddd

broad doublet of doublet of doublets

brs

broad singlet

d

doublet

dd

doublet of doublet

ddd

doublet of doublet of doublets

dt

doublet of triplet

ECC

enhanced charge capacity

g gram

GF Gypsum Fluorosensi KLT Kromatografi Lapis Tipis

mg miligram

m

multiplet

MFE

molecular feature extraction

Mg miligram

mL mililiter

nm nanometer

ppm part per million Rf retardation factor Rt retension time

UV Ultraviolet

PDA photodiode array

prt

poorly resolved triplet

s

singlet

t

triplet

(12)

xii

INTISARI

Dalam upaya pengembangan jamu menjadi obat herbal terstandar, senyawa penanda sangat dibutuhkan dalam standardisasi. Ekstrak P. niruri memiliki berbagai senyawa penanda seperti fillantin, hipofillantin, dan korilagin. Isolasi senyawa dari fraksi polar P. niruri menggunakan kromatotron belum pernah dikembangkan. Pada percobaan ini dilakukan isolasi dan elusidasi struktur untuk mendapatkan senyawa penanda dari herba P. niruri L..

Herba P. niruri L. diekstraksi dengan metode maserasi dalam metanol. Ekstrak difraksinasi menggunakan n-heksan, etil aetat, dan metanol : air (2 : 5 v/v). Isolasi senyawa fraksi polar metanol : air dari ekstrak P. niruri L. dilakukan menggunakan kromatotron dengan fase diam silika gel 60 GF254 dengan ketebalan 1 mm, jari-jari 7 cm, dan fase gerak kloroform : metanol sistem gradien. Fraksi yang didapat selanjutnya dielusidasi struktur menggunakan ESI-LC-MS, 1H-NMR, dan 13

C-NMR.

Maserasi sebanyak 3 kali penyarian menghasilkan ekstrak dengan rendemen 18,65% b/b. Isolasi pertama menghasilkan 8 fraksi dan isolasi kedua menghasilkan 17 fraksi. Fraksi 1.8 (18 mg) diprediksi mengandung alkaloid dengan BM 221,104989 g/mol dan belum murni. Fraksi 2.10-2.17 (96,3 mg) memiliki base peak 219,1430 m/z dan masih berupa senyawa campuran dengan polaritas yang serupa. Dari penelitian ini belum didapatkan senyawa penanda.

Referensi

Dokumen terkait

Kromatogram hasil KLT autografi dan skrining fitokimia ekstrak etanol bunga kecombrang menggunakan fase diam silika gel 60 F254, dan fase gerak Kloroform-etil

Isolasi rimpang C barometz fraksi n- heksana hasil partisi ekstrak metanol dilakukan dengan cara fraksionasi dengan metoda kolom kromatorafi dengan fasa diam silika gel

Keterangan : Fase diam: plat pra lapis silika gel GF 254, jarak rambat 8 cm, penampak bercak: Liebermann-Burchard, b: biru, tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan..

Fraksi kloroform dikromatografi kolom menggunakan fase diam silika gel 60 G dan fase gerak n -heksana - etil asetat (20 : 1), isolasi dilakukan dengan kromatografi lapis tipis

Bercak pada kromatogram ekstrak wasbenzen dan ekstrak metanol hasil pengembangan dengan fase gerak wasbenzen dan kloroform (1: 9 v/v) , fase diam silika gel F 254

penting, semakin kecil dan seragam akan meningkatkan daya pemisahan, fase diam yang paling banyak digunakan untuk KLT adalah silika gel karena silika mempunyai

Selanjutnya dilakukan pemantauan ekstrak dan fraksi dengan kromatografi lapis tipis menggunakan fase diam silika gel GF254 pra salut dengan pengembang n-heksan-etil asetat 9:1,

Sedangkan fraksi 36 etil asetat, metanol dan air yang bersifat polar juga memiliki efek sinergis terhadap amoxicillin dan chloramphenicol sedangkan fraksi 35 hanya sinergis terhadap