• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LATIHAN SENAM YOGA TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA LANJUT USIA (LANSIA) Pengaruh Latihan Senam Yoga Terhadap Kualitas Tidur Pada Lanjut Usia (Lansia).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LATIHAN SENAM YOGA TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA LANJUT USIA (LANSIA) Pengaruh Latihan Senam Yoga Terhadap Kualitas Tidur Pada Lanjut Usia (Lansia)."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LATIHAN SENAM YOGA TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA LANJUT USIA (LANSIA)

Naskah Publikasi

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Fisioterapi

Disusun oleh :

BAIQ DELIGA AMITAMARA J120151034

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

PENGARUH LATIHAN SENAM YOGA TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA LANJUT USIA (LANSIA)

Oleh:

Nama : Baiq Deliga Amitamara Nim : J120151034

Telah Membaca Dan Mencermati Naskah Artikel Publikasi Ilmiah, Yang Merupakan

Ringkasan Skripsi (Tugas Akhir) Dari Mahasiswa Tersebut

Menyetujui

Pembimbing I

Umi Budi Rahayu S.Fis., S.Pd., M.Kes

Pembimbing II

Yulisna Mutia Sari S.St.FT., M.Sc (GRS)

Mengetahui,

Ka.Prodi Fisioterapi FIK UMS

(3)

PENDAHULUAN

Kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas disebut lanjut usia

(lansia). Dilihat dari segi biologis lansia merupakan orang yang mengalami proses

penuaan secara terus menerus, dan ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik

yakni semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan

kematian. Hal tersebut disebabkan karena terjadinya perubahan dalam struktur

dan fungsi sel, sistem organ, serta jaringan (Roubenoff et al., 2000). Proses

penuaan sering dikaitkan dengan perubahan fisiologis pada lansia sehingga dapat

mempengaruhi kualitas tidur. Lebih dari 80% lansia mengalami beberapa

gangguan tidur dan 50% lansia melaporkan sering terjadi gangguan tidur (Halpern

et al., 2014).

Menjaga kualitas hidup agar tetap baik juga dapat didapatkan dengan cara

istirahat yang cukup. Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang bersifat

fisiologis, atau kebutuhan paling bawah dari piramida kebutuhan dasar. Tidur

adalah suatu kegiatan relatif tanpa sadar yang penuh, ketenangan tanpa kegiatan

yang merupakan kegiatan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing

menyatakan fase kegiatan otak dan jasmaniah yang berbeda (Tarwoto, 2004).

Untuk mengatasi terjadinya gangguan kualitas tidur terutama bagi lansia

salah satunya dapat dilakukan senam yoga. Senam yoga merupakan salah satu

senam ringan yang dapat dilakukan oleh lansia untuk menimbulkan efek rileksasi

agar dapat menambah kualitas tidur ataupun memperbaiki kualitas tidur agar

menjadi lebih baik. Kombinasi yoga Hatha lembut dan restoratif dapat

(4)

holistik latihan meditasi, bernapas, dan fisik kesejajaran memerlukan kedua

keterlibatan aktif dan pasif dari otot rangka (Mustian, 2014).

Berdasarkan fenomena diatas, penulis ingin mengetahui lebih dalam dan

tertarik mengetahui pengaruh latihan senam yoga terhadap kualitas tidur yang

terjadi pada lansia. Dengan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh latihan senam yoga terhadap kualitas tidur yang terjadi pada lansia.

KERANGKA TEORI

Suatu proses yang mengubah seseorang dewasa sehat menjadi seseorang

yang lemah dengan berkurangnya sebagian besar cadangan sistem fisiologis dan

meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan kematain disebut

dengan menua (menjadi tua) (Margi, 2014). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia

(WHO), lansia meliputi: Usia Pertengahan (Middle Age) adalah kelompok usia

45-59 tahun, Usia Lanjut (Elderly) antara 60-70 tahun, Usia Lanjut Tua (Old)

antara 75-90 tahun, dan Usia Sangat Tua (Very Old) diatas 90 tahun (Priyantini

dan Dwiharini, 2012).

Menurut Wulandari (2015), tidur merupakan fenomena alami dan menjadi

kebutuhan manusia dan proses yang diperlukan oleh manusia untuk

pembentukkan sel-sel tubuh yang baru, perbaikkan sel-sel tubuh yang rusak

(Natural Healing Mechanism), memberi waktu organ tubuh untuk beristirahat

maupun untuk menjaga keseimbangan metabolisme dan biokimiawi tubuh.

Menurut Potter dan Perry (2005), perubahan tidur normal pada lansia

(5)

tahap 4 atau tidur dalam. Perubahan pola tidur lansia disebabkan perubahan sistem

neurologis yang secara fisiologis akan mengalami penurunan jumlah dan ukuran

neuron pada sistem saraf pusat. Hal ini mengakibatkan fungsi dari

neurotransmitter pada sistem neurologi menurun, sehingga distribusi norepinefrin

yang merupakan zat untuk merangsang tidur juga akan menurun. Lansia yang

mengalami perubahan fisiologis pada sistem neurologis menyebabkan gangguan

tidur.

Yoga berasal dari kata yoga, dari bahasa Sansekerta yang berarti kuk atau

“penyatuan”. Dalam buku Yoga untuk semua, Devi Asmarani menulis bahwa

yoga yang berkembang sekarang sangat berbeda dengan yoga yang dilakukan

beberapa ribu tahun yang lalu. Meskipun tradisi meditasi yang diwariskan masih

tetap ada. Dalam kitab Wedha, sekitar 1.500 SM di dalam Rig Veda, kata yoga

pertama kali ditemukan. Dalam kitab ini, yoga berasal dari kata yuj atau dalam

bahasa Inggris to yoke (menyatukan). Penyatuan dalam hal ini bisa berarti

menyatukan tiga hal penting dalam yoga, yaitu latihan fisik, pernapasan, dan

meditasi. Beberapa manfaat umum yang dapat diperoleh jika melakukan senam

yoga adalah meningkatkan kekuatan, meningkatkan kelenturan, melatih

keseimbangan, mengurangi nyeri, melatih pernapasan, melancarkan fungsi organ,

ketenangan batin, mengurangi depresi dan stres, menyiagakan tubuh, serta

meningkatkan konsentrasi dan kecerdasan (Ram, 2009). Yoga merangsang

penurunan aktifitas saraf simpatis dan peningkatan aktifitas saraf para simpatis

yang berpengaruh pada penurunan hormon adrenalin, norepinefrin dan

(6)

transport oksigen ke seluruh tubuh terutama otak lancar sehingga dapat

menurunkan tekanan darah dan nadi menjadi normal. Pada kondisi ini akan

meningkatkan relaksasi lansia. Selain itu sekresi melatonin yang optimal dan

pengaruh beta endhorphin dan membantu peningkatan pemenuhan kebutuhan

tidur lansia (Cahyono, 2013).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini akan dilakukan di Sanggar Senam RM7 Colomadu dengan

jumlah responden yang akan diteliti adalah 24 orang. Adapun waktu penelitian ini

akan dilakukan pada bulan September-Oktober 2015 (selama 4 minggu). Jenis

penelitian ini menggunakan pre and post test two groups design. Dimana

penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diberikan latihan

senam yoga sedangkan kelompok kedua tidak diberikan latihan senam yoga.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah senam yoga sedangkan variabel

dependen pada penelitian ini adalah kualitas tidur lansia. Pada penelitian ini

menggunakan tehnik analisa data menggunakan uji wilcoxon dan uji mann

whitney.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Distribusi frekuensi menurut umur responden pada kelompok perlakuan

latihan senam yoga diketahui bahwa sebagian besar responden berusia 46-55

(7)

Kualitas tidur lansia pada kelompok perlakuan sebelum melakukan senam

yoga diperoleh standar deviasi sebesar 2,179 dan setelah melakukan senam yoga

diperoleh standar deviasi sebesar 1,959. Hasil ini menunjukkan bahwa dengan

diberikan senam yoga kualitas tidur lansia mengalami peningkatan. Sedangkan

kualitas tidur lansia pada kelompok kontrol saat pre test diperoleh standar deviasi

2,667 dan post test diperoleh standar deviasi 2,289. Hasil ini mengindikasikan

bahwa tanpa diberikan perlakuan apapun kualitas tidur lansia tidak mengalami

peningkatan.

Pengaruh senam yoga terhadap kualitas tidur lansia pada kelompok

perlakuan dapat diketahui dengan menggunakan uji Wilcoxon, nilai yang

diperoleh adalah p= 0,002. Oleh karena hasil perhitungan menunjukkan bahwa p<

0,05 maka H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh senam yoga terhadap kualitas

tidur lansia pada kelompok perlakuan. Sedangkan kualitas tidur lansia pada

kelompok kontrol nilai yang diperoleh adalah p=0,230. Oleh karena hasil

perhitungan menunjukkan bahwa p> 0,05 maka H0 diterima, artinya tidak terdapat

pengaruh senam yoga terhadap kualitas tidur lansia pada kelompok kontrol.

Perbedaan kualitas tidur lansia pada kelompok perlakuan dan kontrol dapat

diketahui dengan menggunakan uji Mann Whitney, nilai yang diperoleh adalah p=

0,000. Oleh karena hasil perhitungan menunjukkan bahwa p< 0,005 maka H0

ditolak, artinya terdapat perbedaan pengaruh kualitas tidur lansia pada kelompok

perlakuan dan kontrol sebelum dan sesudah senam yoga.

Gerakan yoga dapat membantu penderita insomnia untuk dapat tidur

(8)

yang akan melepaskan rasa kaku pada otot di tubuh dan memberikan ketenangan

pikiran dan pada akhirnya membantu untuk tidur (Shindu, 2013). Selain itu

dengan menggunakan class exercise membuat para lansia dapat bersosialisasi

dengan teman sebaya sehingga dapat saling berbagi cerita dan dapat menjadi

hiburan tersendiri yang mengakibatkan penurunan tingkat kecemasan pada lansia.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh latihan senam yoga

terhadap kualitas tidur pada lanjut usia (lansia) dapat ditarik simpulan yaitu ada

pengaruh latihan senam yoga terhadap kualitas tidur pada lansia yang diberikan

senam yoga dan ada perbedaan kualitas tidur lansia pada kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol yang tidak diberikan latihan senam yoga.

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih

mendalam lagi kaitannya dengan senam yoga, karena pada kenyataannya dengan

senam yoga dapat meningkatkan kualitas tidur pada lansia.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, K.H. 2013. Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur pada Lansia di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Ungaran: STIKES Ngudi Waluyo.

Halpern, J., Cohen, M., Kennedy, G., Reece, J., Cahan, C., dan Baharav, A. 2014. Yoga for Improving Sleep Quality and Quality of Life for Older Adults. Alternative Therapies. Volume 20. Nomer 3: Mei-Juni 2014: Halaman 37

Margi, Adilah. 2014. Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kemandirian Lansia dalam Pemenuhan Aktifitas Sehari-hari di Desa Adimulya Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap. Skripsi. Purwokerto: Universitas Jendral Soedirman.

Mustian, Karen. 2014. Yoga as Treatment for Insomnia Among Cancer Patients and Survivors: A Systematic Review. NIH Public Access: 21 Oktober 2014

Potter, P.A. dan Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik (Volume 2) (Edisi 4). Jakarta: EGC.

Priyantini, Dwiharini. 2012. Sikap Lanjut Usia Tentang Perubahan Fisiologis dari Aktifitas Seksual di Desa Wonokalang Wonoayu Sidoarjo. Hospital Majapahit. Volume 4. Nomer 2: November 2012: Halaman 30.

Ram, Bhava. 2008. The 8 Limbs of Yoga. India: Lotus Press.

Roubenoff R, Frontera WR, Hughes VA, Fielding RA, Fiatarone MA & Evans WJ. 2000. Aging of Skeletal Muscle : a 12-yr longitudinal study ; Longitudinal Aging Muscle, 88: 1321–1326, 2000

Shindu, Pujiastuti. 2013. Yoga Untuk Hidup Sehat. Bandung: PT Mizan Pustaka

Tarwoto, Wartonah. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Medika

Referensi

Dokumen terkait

PENGETAHUAN PRODUK, DAN PENGETAHUAN AGAMA TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH MEMILIH MENABUNG DI BANK BRI SYARIAH DI SURABAYA.. 1.2

Karena jika buruh lepas tidak memiliki pekerjaan maka penghasilan tidak ada, dalam islam orang yang mempunyai harapan itu dia memiliki usaha untuk meraih harapan tersebut

this thesis, the discussion begins by describing the major characters in The Kite Runner , and then the writer tries to find out the specific events portrayed in The

Dengan latar belakang permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ Pengaruh Struktur Modal dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada

Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi jenis parasit darah yang menginfeksi kerbau perah, mengetahui persentase parasit darah, tingkat parasitemia berdasarkan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL. GURU DAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL. GURU DAN

Segala puji syukur bagi Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan anugrah kehidupan yang diberikan kepada penulis. Oleh karena kasih, hikmat serta pertolonganNya,