EVALUASI TINGKAT BAHAYA EROSI PERMUKAAN
PADA LAHAN PERTANIAN DI SUB DAS LAU
PADUNG KECAMATAN NAMORAMBE
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperolah Gelar Sarjan Pendidikan
Oleh :
AGAM SITUMORANG NIM. 3103131002
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
ABSTRAK
Agam Situmorang, 3103131002. Evaluasi Tingkat Bahaya Erosi Permukaan pada
Lahan Pertanian di Sub DAS Lau Padung Kecamatan Namorambe. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Bahaya erosi permukaan (ton/ha/tahun) di Sub DAS Lau Padung Kecamatan Namorambe (2) Erosi terbolehkan pada lahan pertanian di Sub DAS Lau Padung Kecamatan Namorambe. (3) Kelas tingkat bahaya erosi pada lahan pertanian di Sub DAS Lau Padung Kecamatan Namorambe.
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014 di Sub DAS Lau Padung, Kecamatan Namorambe. Populasi dalam penelitian ini adalah 11 satuan lahan dan sekali gus menjadi sampel diambil dengan teknik Stratified propotional Sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengukuran, teknik observasi, teknik studi dokumentasi dan analisis laboratorium kemudian dianalisis secara deskriptip kualitatif.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala
rahmat dan Kasih-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Evaluasi Tingkat Bahaya Erosi Permukaanpada Lahan Pertanian di Sub-DAS
Lau Padung Kecamatan Namorambe”. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di
Jurursan Pendidikan Geografi Fakults Ilmu Sosial.
Saya menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak
mendapat kesulitan, tanpa bantuan dan petunjuk dari berbagai pihak, maka
penyusunan skripsi ini tidak akan selesai dengan baik. Untuk itu pada kesempatan
ini saya menuliskan ucapan terima kasih kepada:
1. Kedua orangtuaku, Simon Situmorang dan Rohana Bukit yang tiada lelah
memeberikan dukungan moral dan material kepada saya sehingga penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M. Si selaku Rektor Universitas NegeriMedan
3. Bapak Dr. Restu, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial UniversitasNegeri
Medan.
4. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si selaku Ketua Jurusan
PendidikanGeografi Universitas Negeri Medan.
5. Bapak Drs. Nahor M, Simanungkalit, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah banyak memberi masukan, arahan dan bimbingan dalam
menulisproposal hingga menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak M. Ridha Damanik, M.Sc Dosen Jurusan Pendidikan Geografi
v
7. Seluruh Staf Pengajar Bapak/Ibu Dosen yang telah banyak
memberikanpengetahuan dan bimbingan selama penulis menempuh
pendidikan diJurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan.
8. Abang dan kakak ku Benteng situmorang dan seluruh keluarga, Namjoni
Situmorang dan seluruh keluarga, Mita Situmorang dan seluruh Keluarga,
Meri Situmorang dan adikku tersayang Ferdinan Situmorang dan Erik
Purnama Situmorang yang telah mencurahkan kasih sayang, perhatian,
pengorbanan, doa, dorongan dan semangat selama hidup ku ini.
9. Kelompok Kecil Kurious Small Group, Kak Lonita, Parlin, Kalawati, Jhontri
dan Gustinar juga kelompok kecil The Glory Small Group Febrita, Kristina,
Sanjana, Emma, Silvya dan Irma yang selalu mendoakan ku.
10.Koordinasi UKMKP UP-FIS Melda, Nijar, Hariati, Jhontri, Regina dan Parlin
yang memberikan dukungan dalam Doa.
11.Sahabat-sahabatku Anyelir Kembang Ayu, Dedy Satria, Kartika Hardo dan
semua kelas B’Reguler 2010, A, C reguler dan AB ekstensi geografi 2010
atas motivasi dan doanya.
12.Teman-teman PERMATA RITANA dan segenap jemaat GBKP RITANA
yang telah memberikan dorongan dan doa.
Saya menyadari kekurangan dan keterbatasan yang saya miliki, tidak
terkecuali skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi dapat bermanfaat khususnya bagi
saya dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang Geografi.
Medan, Agustus 2014
vii
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Kerangka Teori ... 8
B. Penelitian Relevan ... 29
C. Kerangka Berpikir ... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35
A. Lokasi Daerah Penelitian ... 35
B. Populasi dan Sampel ... 35
C. Variabel dan Defisi Operasional Penelitian ... 35
D. Teknik Pengumpulan Data ... 37
E. Langkah-langkah penelitian ... 38
F. Teknik Analisis Data ... ...40
viii
A. Kondisi Fisik ...41
B. Kondisi Non Fisik...55
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...60
A. Hasil...60
B. Pembahasan ...73
BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN...82
A. Kesimpulan...82
B. Saran ...83
DAFTAR PUSTAKA...84
ix
DAFTAR TABEL
No Uraian Hal
1. Klasifikasikan intensitas hujan ...12
2. Nilai faktor P untuk berbagai tindakan konservasi tanah khusus ...21
3. Pedoman Penetapan Nilai T untuk Tanah-Tanah di Indonesia ...24
4. Kelas Bahaya Erosi ...26
5. Kriteria Klasifikasi Tingkat Bahaya Erosi ...27
6. Nama desa di Kecamatan Namorambe dan luasnya ...42
7. Kelas kemiringan lereng di Sub DAS Lau Padung ...43
8. Penggunaan lahan di Sub DAS Lau Padung ...47
9. Satuan lahan di Sub DAS Lau Padung ...52
10.Komposisi jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Kecamatan Namorambe ...58
11.Erosivitas (R) di Sub-DAS Lau Padung ...61
12.Nilai K pada tanah-tanah di Sub DAS Lau Padung ...62
13.Panjang dan Kemiringan lereng di Sub DAS Lau Padung...63
14.Nilai C pada lahan-lahan di Sub DAS Lau Padung ...65
15.Nilai P pada lahan di Sub DAS Lau Padung ...66
16.Tabel perhitungan bahaya erosi di Sub DAS Lau Padung ...67
17.Kehilangan Tanah oleh Erosi Setiap Satuan Lahan ...67
18.Kelas bahaya erosi di Sub DAS Lau Padung ...68
19.Laju erosi terbolehkan di Sub DAS Lau Padung...69
20.Indeks Bahaya Erosi Aktual di Sub DAS Lau Padung ...70
x
DAFTAR GAMBAR
No Uraian Hal
1. Nomograf erodibilitas tanah ...20
2. Kerangka Berpikir ...34
3. Peta Sub DAS Lau Padung ...44
4. Peta kelas Kemiringan Lereng Sub DAS Lau Padung ...45
5. Peta Bentuk Lahan Sub DAS Lau Padung ...48
6. Peta Jenis Tanah Sub DAS Lau Padung ...49
7. Peta Tutupan Lahan Sub DAS Lau Padung ...50
8. Peta Satuan Lahan Sub DAS Lau Padung ...56
9. Peta Titik Sampel Sub DAS Lau Padung ...57
10.Peta Indeks Bahaya erosi di Sub DAS Lau Padung...71
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Uraian Hal
1. Klasifikasi Penutup Lahan...85
2. Indeks C Pada Tumbuhan Oleh Suripin (2004)...88
3. Hasil Analisis Lab...90
4. Data Curah Hujan Stasiun Pancur Batu...91
5. Penamaan Bentuk Lahan Dengan Simbol Huruf...92
6. Gambar Penelitian...93
7. Klasifikasi Tipe Iklim Menurut Schmidth Ferguson...99
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah dan air merupakan sumberdaya alam utama yang mempunyai
pengaruh besar terhadap kehidupan manusia. Sebagai sumberdaya yang banyak
digunakan, tanah dapat mengalami pengikisan (erosi) akibat bekerjanya
faktor-faktor penyebab erosi. Keseimbangan alam mengakibatkan tanah dapat
mengalami proses erosi atau pengikisan secara sendirinya, erosi ini sering disebut
dengan erosi geologi atau geological erosion. Erosi jenis ini tidak berbahaya
karena lajunya seimbang dengan pembentukan tanah di tempat terjadinya erosi
tersebut. Kehadiran manusia disadari atau tidak, mulai meningkatkan laju erosi.
Erosi ini dikenal sebagai erosi dipercepat atau accelerated erosion.
Menyadari akan bahaya atau dampak yang ditimbulkan oleh erosi,
manusia telah berusaha untuk mengendalikannya. Pengendaliannya di sini bukan
berarti mencegah erosi, tetapi mengurangi laju kehilangan tanah mendekati laju
yang terjadi pada kondisi alami. Provinsi Sumatera Utara dikenal memiliki enam
Daerah Aliran Sungai (DAS) yang tergabung dalam satu wilayah sungai yaitu
Wilayah Sungai Belawan-Ular- Padang (WS BUP) dengan luas seluruhnya
6.215,66 km2dimana DAS Belawan merupakan salah satunya. DAS belawan
merupakan salah satu bagian dari WS BUP yang langsung melintasi daerah kota
Medan mulai dari hulu hingga ke hilir. Hulu sungai Belawan di Kabupaten Deli
Serdang yaitu Sibolangit dan Kuta Limabaru hingga bermuara pada daerah hilir di
Kecamatan Hamparan Perak kemudian terus mengalir hingga ke selat Malaka
Sub-2
DAS yang memiliki perbedaan kerentanan terhadap erosi. Sub-DAS Lau Padung
adalah salah satu dari banyak sub DAS yang berada di seputar Kecamatan
Namorambe.
DAS mempunyai peran penting dalam menjaga kelestarian sumberdaya
air. Manusia memanfaatkan lahan dalam DAS untuk berbagai kepentingan dalam
menunjang kelangsungan hidup dan meningkatkan kesejahteraannya. Interaksi
manusia terhadap DAS (pertanian, permukiman, dll) dapat memberi dua macam
dampak, yang menguntungkan adalah peningkatan kondisi sosial ekonomi, akan
tetapi dampak negatifnya adalah penurunan fungsi DAS yang ditandai dengan
terus meningkatnya angka erosi lahan dalam kawasan DAS itu sendiri.
Berdasarkan Interpretasi peta sebaran potensi erosi dan sedimentasi pada lahan
(ton/ha/thn) SWS Belawan-Ular-Padang terlihat bahwa dari tahun ke tahun
jumlah laju erosi terus mengalami peningkatan, tercatat tahun 1995 tingkat erosi
DAS Belawan jumlah erosi 0,000 – 9,967 ton/ha/thn, namun pada tahun 2008
tingkat erosi DAS Belawan jauh meningkat hingga mencapai angka 19,907 –
52,610 ton/ha/thn. Hal ini menyebabkan begitu pentingnya memperhatikan tingkat
erosi pada DAS maupun Sub-sub DAS yang ada di seputar DAS Belawan.
Indonesia merupakan negara agraris, dimana sebagian besar penduduknya
bermata pencarian sebagai petani. Untuk memperoleh hasil pertanian yang
maksimal masyarakat menggunakan berbagai cara dalam pengelolaan lahan
pertanian. Pengelolaan tersebut mengakibatkan tanah mengalami perubahan baik
positif maupun negatif. Tindakan-tindakan manusia dalam pelaksanaan pertanian
dapat mempercepat proses erosi atau menyebabkan terjadinya erosi dipercepat
3
1) curah hujan 2) panjang lereng 3) vegetasi penutup 4) kemirigan lereng 5) tanah
dan 6) manusia. Erosi di pengaruhi oleh hujan, angin, limpasan permukaan, jenis
tanah, kemiringan lereng, penutupan tanah baik oleh vegetasi atau lainnya, dan
ada atau tidaknya tindakan konservasi (Rahim, 2003). Dari keseluruhan faktor
penyebab erosi, manusia merupakan pengaruh besar yang melampaui erosi
terbolehkan. Dalam penggunaan tanah manusia sudah melaksanakan konservasi
tanah namun sering sekali konservasi tersebut tidak berhasil.
Konservasi tanah adalah penempatan setiap bidang tanah pada cara
penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan
memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi
kerusakan tanah (Arsyad,2000). Manusia sudah melakukan tindakan konservasi
sejak lama dengan berbagai cara dan metode. Namun tidak jarang konservasi
tersebut mengalami kegagalan, sehingga mengakibatkan laju erosi yang semakin
tinggi. Pada lahan pertanian, konservasi yang dilakukan sering menambah laju
erosi.
Erosi dapat menyebabkan kerusakan lahan pada daerah yang terkena erosi
dan sedimentasi pada daerah tempat tanah diendapkan. Hal ini akan menyebabkan
lahan pertanian semakin keritis dan terjadi banjir di daerah endapan. Maka dari itu
perlu di adakannya pengevaluasian atas besarnya laju erosi yang terjadi agar dapat
menyusun strategi konservasi terbaik pada lahan tersebut. Pengukuran tingkat
bahaya erosi dilakukan untuk mengetahui jumlah tingkatan bahaya erosi yang
terjadi pada suatu lahan pertanian di Sub-DAS Lau Padung, sehingga kita dapat
mengetahui lahan-lahan mana yang akan diperioritaskan untuk dijadikan lahan
4
Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah di Provinsi Sumatera Utara
yang memiliki potensi cukup besar dalam bidang pertanian. Daerah dengan luas
249.772 hektar ini memiliki potensi lahan pertanian seluas 243.957 hektar. Ini
artinya, daerah yang memiliki 22 kecamatan serta 380 desa dan 14 kelurahan ini,
semuanya terdapat lahan pertanian. Sedangkan lahan khusus terkait
persawahan/ladang untuk tanaman padi saat ini sudah mencapai 90.601 ha atau
36,27% dari luas lahan di Kabupaten Deli Serdang, dimana lahan sawah irigasi
seluas 25.002 ha, lahan sawah non irigasi seluas 19.365 ha dan lahan kering
ladang/huma seluas 46.234 ha. Banyak hutan diolah menjadi lahan pertanian oleh
masyarakat tanpa memperhatikan kemiringan lereng, sehingga di sub-DAS ini
sering terjadi longsoran dan banyak terangkut tanah yang diendapkan di sub-DAS
ini.
Bahaya erosi meningkat dengan berkembangnya budidaya pertanian tanpa
didukung pengelolaan yang baik dan didukung oleh keadaan alamiahnya.
Kecamatan Namorambe merupakan salah satu kecamatan yang berada di
Kabupaten Deli Serdang, dengan ketinggian rata-rata 350-500 meter diatas
permukaan laut. Kecamatan Namorambe memiliki tiga puluh empat desa, dan 2
kelurahan (Kecamatan Namorambe dalam angka, 2014). Kecamatan Namorambe
memiliki kondisi alam yang beraneka ragam, mulai dari datar, bergelombang
sampai pada berbukit.Sebahagian besar masyarakat Kecamatan Namorambe
bermata pencarian sebagai petani, dan sebagian besar merupakan petani
holtikultural, yang mengelola tanaman dalam waktu yang singkat dan
5
Semakin tinggi kemiringan suatu lahan akan membuat tanah tersebut
mudah tererosi, sehingga memiliki tingkat bahaya erosi yang tinggi. Selain itu
pengelolaan lahan di sub-DAS Lau Padung pada tahap tradisional , yaitu dengan
memanfaatkan lahan-lahan curam tanpa proses konservasi yang benar sehingga
erosi semakin besar dan melewati erosi terbolehkan. Data curah hujan yang
diperoleh dari stasiun hujan Sampali tercatat bahwa rata-rata curah hujan tahunan
lebih besar dari 2100 mm/tahun. Topografi yang kasar serta intentitas curah hujan
yang besar pada wilayah ini menunjukkan kemungkinan terjadinya bahaya erosi
yang tinggi.
Pengelolahan lahan pertanian yang kurang harmonis, keadaaan alam yang
mendukung terjadinya erosi di daerah ini sehingga sangat perlu diadakannya
penelitian tentang laju erosi untuk menanggulangi betambahnya bahaya erosi
yang terjadi yang akan menyebabkan lahan pertanian di sub-DAS Lau Padung
semakin kritis.Untuk itu perlu dilakukanEvaluasi Tingkat Bahaya Erosi
Permukaan pada Lahan Pertanian di Sub-DAS Lau Padung Kecamatan
Namorambe.
B. Identifikasi Masalah
Faktor umum yang mendukung erosi adalah iklim, vegetasi penutup, panjang
dan kemiringan lereng, dan tanah, dan perbuatan manusia menjadi pendukung
besar erosi yang melampaui erosi terbolehkan. Karena Indonesia merupakan
negara agraris, dengan pekerjaan masyarakat yang sebagian besar bertani,
mengakibatkan pengelolaan lahan yang begitu besar pada lahan-lahan di
Indonesia. Namun pengelolaan yang dilakukan sering sekali mengakibatkan laju
6
C. Pembatasan Masalah
Tanah yang bervariasi, kemiringan lereng yang bervariasi, dan kegiatan
pertanian diatasnya yang bervariasi menyebabkan bervariasinya kekuatan erosi.
Kedalaman tanah yang berbeda juga akan menyebabkan tingkat bahaya erosi yang
berbeda . Melihat luasnya masalah maka, pembatasan masalah pada evaluasi
tingkat bahaya erosi permukaan pada lahan pertanian di Sub-DAS Lau Padung
Kecamatan Namorambe.
D. Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah yang telah di jabarkan diatas, maka peneliti
merumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Bagaimana bahaya erosi permukaan (ton/ha/tahun) pada lahan pertanian di
Sub-DAS Lau Padung Kecamatan Namorambe?
2. Bagaimana erosi terbolehkan pada lahan pertanian di Sub-DAS Lau
Padung Kecamatan Namorambe?
3. Bagaimana kelas tingkat bahaya erosi pada lahan pertanian di Sub-DAS
Lau Padung Kecamatan Namorambe?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahuiberat bahaya erosi permukaan (ton/ha/tahun) dan erosi
terbolehkan pada lahan pertanian di Sub-DAS Lau Padung Kecamatan
Namorambe.
2. erosi terbolehkan pada lahan pertanian di Sub-DAS Lau Padung
Kecamatan Namorambe
3. Untuk mengetahui kelas tingkat bahaya erosi pada lahan pertanian di
7
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberikan manfaat untuk:
1. Bahan masukan bagi pemerintah dan masyarakat untuk memperbaiki
pengelolaan lahan pertanian mereka untuk mengurangi bahaya erosi pada
lahan pertanian.
2. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan teoritis bagi
bagi ilmu pengetahuan, khususnya dalam mengaji geografi fisik.
3. Bahan refrensi bagi peneliti lain dalam bidang yang sama pada waktu dan
tempat yang berbeda.
4. Menambah wawasan peneliti dalam mengkaji permasalahan di lingkungan
84
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.
Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.
Asdak, Chay. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: UGM Press.
Elfayetti. 2012. Geografi Pertanian. Medan: Universitas Negeri Medan
Kartasapoetra, dkk, 2005. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Mangunita, Maria. 2008. Study Tentang Lereng Permukaan Tanah dan Potensi Erosi di Sub DAS Aek Arung di Daerah Aliran Sungai Aek Sigeaon Kecamatan Sipoholon. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Munte. 2010. Kajian Tingkat Bahaya Erosi (TBE) pada Penggunaan Lahan Tanaman Pangan (Ubi Kayu) di Lahan Percobaan USU Kwala Bekala.
Skripsi. Medan: Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Nurjanah, dkk, 2011. Manajemen Bencana. Bandung: penerbit Alfabeta.
Ridiza, Elsa. 2013. Analisis TBE di Sub DAS Babura. Skripsi: Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Sarumpaet, Jontri. 2014. Evaluasi Tingkat Bahaya Erosi (TBE) Permukaan untuk Arahan Konservasi Tanah dan Lahan Pertanian di Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. Skripsi. Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Simanungkalit, Amos. 2013. Tingkat Bahaya Erosi (TBE) Tanah Andisol Pada Beberapa Tipe Penggunaan Lahan dengan Menggunakan Metode USLE di Desa Kutarakyat Kecamatan Namanteran Kabupaten Karo. Skripsi. Medan: Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Sitorus, S.R.P. 1985. Evaluasi Sumberdaya lahan. Bandung: Tarsito.
Suranta, Eva. 2012. Indeks Erosi Berdasarkan Kemiringan dan Panjang Lereng di Desa Pangambatan Kecamatan Merek. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. http://hargajateng.org/sensus-pertanian-2013.html, diakses 12, April 2014 pukul
23.23 WIB