• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 192009036 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 192009036 Full text"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED SNOWBALL

THROWING PADA MATERI GELOMBANG TRANSVERSAL DAN GELOMBANG

LONGITUDINAL

Oleh,

Aldofina Kristin Muniarti

NIM: 192009036

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memeperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITA KRISTEN SATYA WACANA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Aldofina Kristin Muniarti

NIM : 192009036

Program Studi : Pendidikan Fisika

Fakultas : Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, judul :

METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED SNOWBALL THROWING PADA MATERI GELOMBANG TRANSVERSAL DAN GELOMBANG LONGITUDINAL Yang dibimbing oleh:

1. Dra. Marmi Sudarmi, M.Si. 2. Prof. Ferdy S. Rondonuwu, Ph.D. adalah benar-benar karya saya.

Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau gambar serta simbol yang saya akui seolah-olah sebagai karya saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis atau sumber aslinya.

Salatiga, 7 Januari 2015 Yang Memberi Pernyataan,

(6)
(7)

vii

MOTTO

“Bagi Tuhan tak ada yang mustahil

jika kita percaya dan berserah penuh,

karena selalu ada jalan untuk setiap

anakNya yang mau berserah

kepadaNya ”

(8)

viii

KATA PENGANTAR

S aloo …!!

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena penulis menyadari bahwa hanya karena penyertaanNya sehingga penulis bisa menyel esaikan tugas akhir ini.

Skripsi ini ditulis dan disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Fisika di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Penulis menyadari penuh, bahwa keberhasilan yang dicapai untuk menyelesaikan tugas akhir ini tidak lepas dari dukungan serta bantuan dari berbagai pihak disekitar penulis yang sangat penulis hormati, kasihi dan sayangi. Untuk itu, pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ibu Marmi Sudarmi selaku pembimbing utama dan Bapak Ferdy S. Rondonuwu selaku pembimbing pendamping yang penulis sangat hormati yang sudah bersedia menyediakan waktu, membimbing, memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

2. Kepala sekolah dan guru-guru SMP Negeri 2 Kudus yang penulis hormati yang sudah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian. 3. Siswa kelas 2B SMP Negeri 2 Kudus yang sangat penulis kasihi yang sudah mau

bekerjasama dengan penulis selama penelitian.

4. Segenap Dosen Pengajar Pogram Studi Pendidikan Fisika, terima kasih atas semuanya yang penulis dapatkan selama perkuliahan.

5. Semua laboran Fisika UKSW Mas Sigit, Pak Tafip dan Mas Tri terima kasih untuk bantuannya selama ini.

6. Keluarga tercinta (Bapak, Ibu, Dek Nike, Dek Yosua), yang sangat penulis cintai. Terima kasih atas semua dukungan dan doanya. Skripsi ini penuli s persembahkan khusus untuk Bapak dan Ibu. Semoga Tuhan akan selalu memberkati kita semua.

7. Sahabat yang selalu berada disamping penulis untuk selalu menol ong, mendukung, dan selalu menjadi tempat curahan hati penulis, Betha Haryoputri . Terima kasih untuk semuanya, semoga Tuhan memberkati kehidupanmu bersama keluarga.

8. Teman-teman seperjuangan (Dwi, Koko, Marta dan Sendy ). Semoga kita bisa wisuda bersama-sama. Amin!

(9)

ix

10. Teman-teman yang selama ini selalu mendukung penulis (Krispina, Diyaning, Sahida, dll), terima kasih.

11. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Semoga Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun penulis harapkan dari pembaca untuk hasil yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Apabila ada kata-kata yang kurang berkenan, penulis minta maaf.

Akhir kata, semoga tulisan ini bisa berguna bagi semua pihak yang berkepentingan dan semoga Tuhan memberkati kita semua.

(10)

METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED SNOWBALL THROWING

PADA MATERI GELOMBANG TRANSVERSAL DAN GELOMBANG LONGITUDINAL

Aldofina Kristin Muniarti, Ferdy S. Rondonuwu, Marmi Sudarmi Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Sains dan Matematika - Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711, Jawa Tengah – Indonesia

email: kristinaldofina@gmail.com Abstrak

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi guru dalam membuat RPP dengan model Cooperative Learning sehingga dapat digunakan sebagai alat evaluasi dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi belajar yang akan meningkatkan motivasi belajar siswa, serta keterlibatan siswa dalam pembelajaran yang berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subjek penelitian kelas VIII yang berjumlah 20 orang. Intrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi siswa, lembar quisioner dan tes tertulis, yang kemudian dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan 81% siswa aktif dalam kegiatan diskusi dan 85% siswa sudah mencapai tingkat ketuntasan belajar. Dengan demikian model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Snowball Throwing dapat diimplementasikan sebagai strategi pembelajaran dikelas.

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif, Numbered Snowball Throwing (NHT), Gelombang

1.

PENDAHULUAN

Metode ceramah masih banyak diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia. Penggunaan metode ceramah ini menuntut siswa untuk mendengarkan informasi dari guru, selain itu siswa juga tidak diberi kesempatan untuk belajar bersama. Terlebih masih ada beberapa sekolah yang menerapkan sistem rangking, sehingga menuntut siswa untuk bersaing dalam belajar. Kedua hal ini secara tidak langsung akan menyebabkan siswa cenderung bersikap individu. Kegiatan belajar semacam ini akan berakibat siswa menjadi mudah lupa akan materi yang diberikan dan kurangnya kerjasama siswa dalam pembelajaran baik itu dengan guru maupun dengan teman yang l ain [2]. Padahal secara tidak langsung dalam kehidupan sehari-hari kerjasama sama itu sangat penting jika suatu saat siswa terjun ke masyarakat [8].

(11)

METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED SNOWBALL THROWING

PADA MATERI GELOMBANG TRANSVERSAL DAN GELOMBANG LONGITUDINAL

Aldofina Kristin Muniarti, Ferdy S. Rondonuwu, Marmi Sudarmi Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Sains dan Matematika - Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711, Jawa Tengah – Indonesia

email: kristinaldofina@gmail.com Abstrak

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi guru dalam membuat RPP dengan model Cooperative Learning sehingga dapat digunakan sebagai alat evaluasi dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi belajar yang akan meningkatkan motivasi belajar siswa, serta keterlibatan siswa dalam pembelajaran yang berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subjek penelitian kelas VIII yang berjumlah 20 orang. Intrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi siswa, lembar quisioner dan tes tertulis, yang kemudian dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan 81% siswa aktif dalam kegiatan diskusi dan 85% siswa sudah mencapai tingkat ketuntasan belajar. Dengan demikian model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Snowball Throwing dapat diimplementasikan sebagai strategi pembelajaran dikelas.

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif, Numbered Snowball Throwing (NHT), Gelombang

1.

PENDAHULUAN

Metode ceramah masih banyak diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia. Penggunaan metode ceramah ini menuntut siswa untuk mendengarkan informasi dari guru, selain itu siswa juga tidak diberi kesempatan untuk belajar bersama. Terlebih masih ada beberapa sekolah yang menerapkan sistem rangking, sehingga menuntut siswa untuk bersaing dalam belajar. Kedua hal ini secara tidak langsung akan menyebabkan siswa cenderung bersikap individu. Kegiatan belajar semacam ini akan berakibat siswa menjadi mudah lupa akan materi yang diberikan dan kurangnya kerjasama siswa dalam pembelajaran baik itu dengan guru maupun dengan teman yang l ain [2]. Padahal secara tidak langsung dalam kehidupan sehari-hari kerjasama sama itu sangat penting jika suatu saat siswa terjun ke masyarakat [8].

(12)

2

penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi guru dalam membuat RPP dengan model Cooperative Learning sehingga dapat digunakan sebagai alat evaluasi dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi belajar yang akan meningkatkan motivasi belajar siswa, serta keterlibatan siswa dalam pembelajaran yang berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa.

2.

Tinjauan Pustaka

2.1

Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pembelajaran di mana si swa bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar untuk mencapai satu tujuan bersama. Lima unsur yang perlu diperhatikan untuk mencapai hasil yang maksimal yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar angota, dan evaluasi proses kelompok [6].

2.2

Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)

Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan varian dari diskusi kelompok. teknik ini memberikan ruang bagi siswa untuk saling membagikan ide dan mempertimbangkan jawaban yang tepat. Teknis pelaksanaannya, guru meminta siswa duduk berkelompok. Masing-masing angota diberi nomor. Setelah selesai guru memanggil nomor siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Begitu seterusnya hingga semua no mor terpanggil. Pemanggilan dilakukan secara acak dengan tujuan semua siswa benar-benar telibat dalam diskusi [4].

2.3 Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing

(13)

3

2.4

Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Snowball Throwing

Numbered Snowball Throwing merupakan model pembelajaran kooperatif dengan menggabungkan model kooperatif tipe NHT (Numbered Snowball Throwing) dengan model kooperatif tipe Snowball Throwing.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Numbered Snowball Throwing adalah : 1. Guru membagi siswa dalam 5 kelompok, 1 kelompok berangotakan 4 siswa. Kemudian guru menjelaskan materi sesuai RPP, sehingga mau tidak mau siswa akan mencatat materi yang digunakan sebagai dasar pembuatan soal.

2. Guru memberikan satu lembar kerja kepada setiap siswa, untuk menuliskan satu pertanyaan dari hasil diskusi kelompok. Sehingga tiap kelompok mempunyai 4 pertanyaan dan kunci jawaban. Dalam hal membuat soal guru juga mengoreksi soal dan kunci jawaban agar pertanyaan siswa dengan kunci jawaban ada kaitannya dengan materi. Jika soal dan kunci jawaban belum sesuai dengan materi siswa diminta mendiskusikan kembali.

3. Kemudian kertas soal tersebut dibuat seperti bola. Kelompok A melempar 1 bola yang berisi soal ke setiap kelompok lain. Kelompok B melempar 1 bola ke setiap kelompok lain, dan seterusnya secara bergantian sehingga 1 kelompok mendapatkan 4 soal dari masing-masing kelompok lain.

4. Guru memberi waktu kepada siswa untuk mendiskusikan jawaban dari 4 soal yang ada dalam kelompok. Dalam hal ini 1 siswa diharuskan menjawab 1 soal.

5. Guru menunjuk setiap siswa dengan nomor tertentu dalam setiap kelompok untuk menjawab dan mempresentasikan masing-masing jawaban.

6. Kemudian siswa yang menuliskan pertanyaan dapat memberi tanggapan tentang jawaban dari siswa yang menjawab. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi jawaban siswa hingga mencapai kesepakatan. Dengan catatan jika jawaban tidak mencapai kesepakatan maka guru akan menjadi penengah sekaligus membenarkan konsep.

7. Kemudian guru mereview ulang semua pertanyaan dan jawaban siswa.

8. Guru memberikan evaluasi kepada setiap siswa untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa mengalami peningkatan.

2.5

Gelombang

Getaran dan gelombang merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Secara sederhana dapat didefinisikan bahwa gelombang adalah getaran yang merambat. Terjadi gelombang karena adanya peristiwa getaran, namun terjadinya getaran belum tentu

C1 C2 C3 C4

D1 D2 D3 D4 B1 B2

B3 B4 A1 A2

A3 A4

(14)

4

menyebabkan gelombang. Syarat perlu agar suatu gelombang terjadi adalah adanya medium dan energi. Gelombang yang dapat memindahkan energi ketika ketika sedang merambat dari sumber usikan disebut gelombang berjalan. Berdasarkan arah rambat dan getarannya, gelombang berjalan dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu gelombang transversal dan gelombang longitudinal.

Karakteristik dari gelombang tranversal sendiri yaitu 1) gelombang transversal memiliki arah getar dan arah rambat yang saling tegak lurus, 2) Jarak antara garis normal dan puncak atau lembah disebut amplitude, 3) Panjang satu gelombang adalah jarak antara dua titik yang memiliki fase gelombang yang sama. Dimana panjang satu gelombang dapat dihitung dari puncak gelombang menuju puncak gelombang atau dari dasar gelombang menuju dasar gelombang. Contoh dari gelombang longitudinal adalah gelombang bunyi.

Sedangkan karakteristik dari gelombang longitudinal yaitu 1) gelombang yang memiliki arah getar dan arah rambatnya sama, 2) Panjang satu gelombang adalah 1 rapatan dan 1 renggangan.

Kemudian untuk mencari hubungan antara periode T , frekuensi f , panjang gelombang , dan cepat rambat gelombang (v) adalah: v = jika T maka v = λ f, dengan: v = cepat rambat gelombang (m/s);λ = pa ja g gelo a g ;T = periode (s); f = frekuensi (Hz) [5].

3.

Metodologi Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sampel yang digunakan adalah siswa SMP 2 Kudus kelas VIII sebanyak 20 siswa.

3.1 Prosedur pelaksanaan penelitian

1. Tahap persiapan

Hal yang dilakukan peneliti dalam tahap ini adalah menyusun rencana pembelajaran, menyusun rancangan evaluasi, menyusun lembar observasi dan kuisioner.

2. Tahap tindakan

Dalam tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe Numbered Snowball Throwing, mulai dari motivasi sampai dengan tahap evaluasi dan pemberian kuisioner.

3. Tahap observasi

Selama penelitian berlangsung, peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dalam tahap ini peneliti menggunakan lembar observasi siswa untuk mengamati tingkah laku siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 4. Tahap refleksi

(15)

5

mencapai target dimana, penelitian dikatakan berhasil apabila 80% siswa mendapatkan nilai 75 dan 80% siswa aktif dalam kegiatan diskusi.

3.2 Teknik Pengumpulan Data.

Alat yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan observasi, tes, dan lembar quisioner siswa. 1) Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data aktivitas siswa meliputi pembuat soal menanggapi jawaban dari masing-masing siswa, berdiskusi untuk menemukan jawaban yang benar, anggota kelompok yang lain menan ggapi jawaban dari pembuat soal, kelompok yang lain menanggapi jawaban dari pembuat soal dan kelompok yang menjawab, menjelaskan kepada teman yang belum mengerti, dengan menggunakan lembar observasi. 2) Tes tertulis, digunakan untuk mengukur ketuntasan has il belajar siswa yang dilakukan di akhir pelajaran. 3) Lembar quisioner digunakan untuk mengetahui minat belajar siswa terhadap metode pembelajaran.

3.3 Pengembangan Instrument Penelitian.

Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi siswa, tes tertulis, dan lembar quisioner sebagai alat evaluasi hasil belajar siswa. Langkah penyusunan instrument adalah sebagai berikut :

1. Merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada pada RPP.

2. Membuat kriteria penilaian aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran. Obsevasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi.

3. Membuat soal tes kemampuan hasil belajar siswa berdasarkan aspek kognitif. Tes berbentuk esai sebanyak 10 soal. Tes disusun sesuai dengankompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran.

4. Menyusun lembar quisioner yang berisi 6 pertanyaan yang bersangkutan dengan minat belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran numbered snowball throwing.

3.4 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu :

(16)

6 %nilai=

2. Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang tingkat pemahaman siswa terhadap mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, dan motivasi belajar. Dalam hal ini data kualitatif meliputi wawancara dan lembar observasi siswa.

4. Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian ini disusun berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa, tes dan lembar quisioner siswa.

4.1 Siklus I

4.1.1 Observasi

Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I terdapat pada tabel 1 : Tabel 1. Aktivitas siswa pada siklus I

Siswa Jenis Aktivitas

Jumlah aktivitas yang diukuti siswa

1 2 3 4 5 Jumlah %

A1 √ √ √ √ √ 5 100

A2 √ √ √ 3 60

A3 √ √ √ 3 60

A4 √ √ √ 3 60

B1 √ √ √ √ √ 5 100

B2 √ √ √ 3 60

B3 √ √ 2 40

B4 √ √ 2 40

C1 √ √ √ 3 60

C2 √ √ √ √ 4 80

C3 √ √ 2 40

C4 √ √ √ √ √ 5 100

D1 √ √ √ 3 60

D2 √ √ √ √ 4 80

D3 √ √ √ 3 60

D4 √ √ √ √ 4 80

(17)

7

E2 √ √ √ 3 60

E3 √ √ √ 3 60

E4 √ √ √ 3 60

Jumlah 20 20 12 8 7

67 67 %

% 100 100 60 40 35 Keterangan :

1 = Pembuat soal menanggapi jawaban dari masing-masing siswa 2 = Berdiskusi untuk menemukan jawaban yang benar

3 = Anggota kelompok yang lain menanggapi jawaban dari pembuat soal

4 = Kelompok yang lain menanggapi jawaban dari pembuat soal dan kelompok yang menjawab

5 = Menjelaskan kepada teman yang belum mengerti

Dari hasil pengamatan aktivitas belajar siswa menunjukkan bahwa secara keseluruhan peran aktif siswa dalam kegiatan ini tergolong cukup aktif. Hal ini dapat dilihat dari data peraspek diperoleh prosentase yaitu pembuat soal menanggapi jawaban dari masing-masing siswa sebanyak (100%), berdiskusi untuk menemukan jawaban yang benar sebanyak (100%), anggota kelompok yang lain menanggapi jawaban dari pembuat soal sebanyak (60%), kelompok yang lain menanggapi jawaban dari pembuat soal dan kelompok yang menjawab sebanyak (40%), dan menjelaskan kepada teman yang belum mengerti sebanyak (35%), sehingga secara umum hasil observasi siswa berdasarkan tabel 1, menunjukkan prosentase aktivitas siswa sebesar 67%.

Analisa kegiatan siswa sebagai berikut :

1. Pembuat soal menanggapi jawaban dari masing-masing siswa

Berdasarkan table 1, semua siswa aktif melakukan kegiatan ini, karena siswa yang membuat soal juga membuat kunci dari soal sehingga siswa yang membuat soal wajib memberikan tanggapan.

2. Berdiskusi untuk menemukan jawaban yang benar

Berdasarkan table 1, semua siswa aktif melakukan kegiatan ini, karena dalam menjawab soal siswa wajib melakukan diskusi terlebih dahulu sebelum mengemukakan jawabannya.

(18)

8

Bedasarkan table 1, siswa yang aktif melakukan kegiatan ini sebanyak 60% dan 40% siswa masih kurang aktif dalam melakukan kegiatan ini. Hal ini disebabkan beberapa siswa merasa bahwa jawaban dari teman yang lain sudah benar, jadi tidak perlu menanggapi lagi. 4. Kelompok yang lain menanggapi jawaban dari pembuat soal dan kelompok yang

menjawab

Berdasarkan table 1, siswa yang aktif melakukan kegiatan ini sebanyak 40% dan 60% siswa masih kurang aktif dalam melakukan kegiatan ini. Hal ini disebabkan beberapa siswa merasa masih kurang menguasai materi sehingga siswa ragu untuk menanggapi.

5. Menjelaskan kepada teman yang belum mengerti

Berdasarkan table 1, siswa yang aktif melakukan kegiatan ini sebanyak 35% dan 65% siswa masih kurang aktif melakukan kegiatan ini. Hal ini disebabkan k arena penguasaan materi masih kurang sehingga masih banyak bertanya kepada guru dibanding bertanya kepada sesama siswa.

4.1.2

Hasil Belajar

Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 1 Tabel 2. Hasil tes siswa siklus 1

Siswa Nilai Siswa Nilai

A1 78 C3 63

A2 55 C4 78

A3 63 D1 70

A4 55 D2 68

B1 78 D3 70

B2 65 D4 70

B3 68 E1 73

B4 63 E2 70

C1 65 E3 55

C2 73 E4 65

(19)

9

4.2

Hasil Refleksi.

Berdasarkan hasil tes dan aktivitas siswa pada siklus I dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus I ini belum memuaskan. Pada hasil tes siswa terlihat, bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa hanya 3 orang atau sebesar 15% dari jumlah keseluruhan siswa yang mencapai KKM ≥ 75. Seda gka u tuk akti itas elajar sis a ha a e apai prosentase 67%. Sehingga perlu diadakan siklus II agar semua siswa mencapai target yang telah ditentukan. Kendala yang dialami peneliti pada siklus I yaitu kecilnya peran serta siswa dalam kegiatan ini, disebabkan karena waktu yang diperlukan dalam menyampaikan materi terlalu lama, konsentrasi siswa dalam memperhatikan penjelasan guru juga belum penuh dan belum terfokus, mereka cenderung mengobrol dengan teman, sehingga siswa kurang jelas kegiatan apa yang harus dilakukan. Oleh karena itu, perlu diadakan perbaikan pada siklus berikutnya.

4.3

Siklus II

4.3.1 Observasi

Karena pada siklus I target yang di harapkan belum tercapai, maka dilakukan siklus II. Sebagai refleksi dari siklus I maka pada siklus II guru tidak lagi memberikan materi dari awal, melainkan garis besar materi, karena siswa masih memiliki catatan untuk dipelajari kembali. Selain itu guru juga memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih banyak aktif dalam pembelajaran. Guru diharapkan lebih tegas lagi dalam memberi teguran kepada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Sehingga pada saat diskusi berlangsung siswa akan lebih aktif dan tugas siswa menjadi lebih jelas.

Tabel 3. Aktivitas siswa pada siklus II

Siswa Jenis Aktivitas Jumlah Aktivitas yang diikuti siswa

1 2 3 4 5 Jumlah %

A1 √ √ √ √ √ 5 100

A2 √ √ √ 3 60

A3 √ √ √ √ 4 80

A4 √ √ √ √ 4 80

B1 √ √ √ √ √ 5 100

B2 √ √ √ 3 60

B3 √ √ √ 3 60

B4 √ √ 2 40

C1 √ √ √ √ 4 80

C2 √ √ √ √ 4 80

(20)

10

C4 √ √ √ √ √ 5 100

D1 √ √ √ 3 60

D2 √ √ √ √ 4 80

D3 √ √ √ √ √ 5 100

D4 √ √ √ √ √ 5 100

E1 √ √ √ √ √ 5 100

E2 √ √ √ √ 4 80

E3 √ √ √ 3 60

E4 √ √ √ √ √ 5 100

Jumlah 20 20 12 12 13

81 81%

% 100 100 60 60 65 Keterangan :

1 = Pembuat soal menanggapi jawaban dari masing-masing siswa 2 = Berdiskusi untuk menemukan jawaban yang benar

3 = Anggota kelompok yang lain menanggapi jawaban dari pembuat soal

4 = Kelompok yang lain menanggapi jawaban dari pembuat soal dan kelompok yang menjawab

5 = Menjelaskan kepada teman yang belum mengerti

Dari hasil pengamatan aktivitas belajar siswa menunjukkan bahwa secara keseluruhan peran aktif siswa dalam kegiatan ini tergolong aktif. Hal ini dapat dilihat dari data peraspek diperoleh prosentase yaitu pembuat soal menanggapi jawaban dari masing-masing siswa sebanyak (100%), berdiskusi untuk menemukan jawaban yang benar sebanyak (100%), anggota kelompok yang lain menanggapi jawaban dari pembuat soal sebanyak (60%), kelompok yang lain menanggapi jawaban dari pembuat soal dan kelompok yang menjawab sebanyak (60%), dan menjelaskan kepada teman yang belum mengerti sebanyak (65%), sehingga secara umum hasil observasi siswa berdasarkan tabel 1, menunjukkan prosentase aktivitas siswa sebesar 81%.

Analisa kegiatan siswa sebagai berikut :

1. Pembuat soal menanggapi jawaban dari masing-masing siswa

(21)

11

2. Berdiskusi untuk menemukan jawaban yang benar

Berdasarkan table 3, semua siswa aktif melakukan kegiatan ini, karena dalam menjawab soal siswa wajib melakukan diskusi terlebih dahulu sebelum mengemukakan jawabannya. Selain itu peran guru juga sangat penting dalam kegiatan ini, dimana gu ru membimbing jalannya diskusi siswa.

3. Anggota kelompok yang lain menanggapi jawaban dari pembuat soal

Bedasarkan table 3, siswa yang aktif melakukan kegiatan ini sebanyak 60% dan 40% siswa masih kurang aktif dalam melakukan kegiatan ini. Hal ini disebabkan beberapa siswa sudah menjawab pertanyaan dengan benar sehingga siswa yang lain merasa tidak perlu menanggapi.

4. Kelompok yang lain menanggapi jawaban dari pembuat soal dan kelompok yang menjawab

Berdasarkan table 3, siswa yang aktif melakukan kegiatan ini sebanyak 60% dan 40% siswa masih kurang aktif dalam melakukan kegiatan ini. Hal ini disebabkan beberapa siswa sudah menjawab pertanyaan dengan benar, sehingga siswa yang lain merasa sudah puas dan diskusi dapat dilanjutkan dengan membahas pertanyaan yang lain.

5. Menjelaskan kepada teman yang belum mengerti

Berdasarkan table 3, siswa yang aktif melakukan kegiatan ini sebanyak 65% dan 35% siswa masih kurang aktif melakukan kegiatan ini. Hal ini menujukkan sudah ada kemauan siswa untuk mempelajari materi dan berusaha menjelaskan kepada teman yang masih belum mengerti tentang materi menurut bahasa dan pengertiannya sendiri. Selain itu guru juga berperan aktif dalam kegiatan ini agar tidak terjadi miskonsepsi.

4.3.2 Hasil Belajar.

Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II Tabel 4. Hasil tes siswa siklus II

Siswa Nilai Siswa Nilai

A1 85 C3 78

A2 75 C4 85

A3 78 D1 78

A4 75 D2 78

B1 85 D3 85

(22)

12

B3 73 E1 85

B4 65 E2 78

C1 78 E3 65

C2 78 E4 75

Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai minimal 75 sebanyak 17 siswa, sehingga prosentase keberhasilan dari siswa yang memahami materi dapat diperoleh sebesar 85%. Hasil persen ini didapatkan dari perhitungan :

% 85 % 100 20 17

x . Dengan demikian maka ketuntasan hasil belajar siswa dapat dikatakan

sudah mencapai tingkat ketuntasan belajar, karena suatu kelas dikatakan tuntas dalam belajar jika persentase sudah mencapai paling sedikit 80% dan 80% siswa aktif dalam kegiatan diskusi.

Analisa tanggapan siswa terhadap metode yang diberikan :

1. Sebanyak 100% siswa menjawab bahwa model pembelajaran CL tipe Numbered Snowball Throwing merupakan hal yang baru, dengan alasan belum pernah ada kegiatan percobaan langsung dikelas yang biasanya disampaikan dengan powerpoint atau ani masi dan dilakukan langsung di laboratorium fisika. Selain itu pembelajaran juga lebih menyenangkan karena setiap siswa dapat terjun langsung membuat pertanyaan dan kunci jawaban. Hal ini menunjukkan bahwa metode ini memang baru mereka alami.

2. Sebanyak 85% siswa menjawab model pembelajaran CL tipe Numbered Snowball Throwing merupakan model pembalajaran yang menarik, dengan alasan siswa terlibat langsung dalam pembelajaran, selain itu pembelajaran berjalan lebih menarik dan lebih santai. Hal ini menunjukkan bahwa metode ini dapat dikatakan menarik, karena siswa menikmati pembelajaran sehingga siswa dapat memahami materi dengan mudah. 3. Sebanyak 85% siswa menjawab penggunaan model pembelajaran CL tipe Numbered Snowball Throwing mempermudah siswa dalam memahami materi, dengan alasan adanya percobaan langsung di depan kelas, selain itu dengan adanya diskusi siswa menjadi lebih mengerti tentang materi. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan metode ini dapat mempermudah siswa dalam memahami materi.

4. Sebanyak 85% siswa menjawab termotifasi untuk belajar fisika setelah belajar tentang karakteristik gelombang transversal dan gelombang longitudinal dengan model pembelajaran CL tipe Numbered Snowball Throwing, dengan alasan pembelajaran fisika jika dilakukan dengan percobaan secara langsung akan lebih mudah dimengerti dan pembelajaran juga lebih menarik. Selain itu siswa juga dibebaskan dalam berpendapat, sehingga semua siswa terlibat langsung dalam pembelajaran.

(23)

13

dilakukan, dengan alasan siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran, hal ini dapat dilihat bahwa siswa lebih leluasa dalam bertukar pendapat, siswa juga dapat membantu teman yang kesulitan memahami materi, dan bekerjasama dalam memecahkan masalah. 6. Sebanyak 25% siswa menjawab bahwa ada kesulitan yang dirasakan ketika belajar secara berkelompok dengan tipe Numbered Snowball Throwing, dengan alasan masih ada beberapa siswa yang kurang peduli terhadap tugasnya dan hanya sibuk sendiri, selain itu masih ada rasa canggung karena belum terbiasa bekerjasama dengan teman yang tidak akrab. Hal ini menunjukkan bahwa metode ini mengajarkan kepada siswa untuk dapat bekerjasama.

5. Kesimpulan dan Saran

5.1 KESIMPULAN

Berdasaran hasil analisa data yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Snowball Throwing pada materi gelombang transversal dan gel ombang longitudinal >80% siswa mengatakan model pembelajaran ini dapat menarik minat belajar mereka dalam belajar fisika. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode ini, pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan menjadi lebih baik, terlebih metode ini mengajarkan siswa untuk bekerjasama dalam satu kelompok.

5.2 SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disarankan :

1. Penelitian ini dapat dilaksanakan pada kelas yang memiliki siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi.

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi peneliti lain dalam penelitian tindakan kelas untuk menginplementasikan model pembelajaran yang lain yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Daftar Pustaka

Artikel Jurnal :

[1] Agustina, Entin T. 2013. Implementasi Model Pembelajaran Snowball Throwing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Membuat Produk Kria Kayu dengan Peralatan Manual.INVOTEC. Vol.IX. No.1. halaman 17-28.

(24)

14

Kreatif, Pemahaman Konsep IPA dan Retensinya serta Sikap Sosial Siswa. Jurnal Pendidikan Sains. Vol. 1, No. 4.halaman 332-342.

Buku:

[3] Asrori, Mohib. 2010. Penggunaan Model Belajar Snowball Throwing dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

[4] Huda, M. (2011). Cooperative Learning, Metode, Teknik, Struktur dan Model

Penerapan. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

[5] Sugeng Yuli Irianto, Wasis. 2008. IPA SMP dan MTs Kelas VIII. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

[6] Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo.

Skripsi :

[7] Haryani. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Struktur Bumi. (Skripsi). Surakarta : Universitas Sebelas Maret .

(25)

15

(26)

September 8, 2012

1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Nama Sekolah: SMP

Mata Pelajaran: FISIKA

Kelas/Semester: VIII/II

A. Standar Kompetensi:

Memahami konsep getaran dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari

B. Kompetensi Dasar:

Mendeskripsikan konsep getaran dan gelombang serta parameter-parameternya C. Indikator:

1. Menjelaskan karakteristik gelombang transversal 2. Menjelaskan karakteristik gelombang longitudinal

3. Memformulasikan hubungan panjang gelombang, frekuensi, dan cepat rambat gelombang

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan karakteristik gelombang transversal 2. Siswa dapat menjelaskan karakteristik gelombang longitudinal

3. Siswa dapat menjelaskan hubungan panjang gelombang, frekuensi, dan kecepatan gelombang

E. Nilai PBKB:

1. Rasa ingin tahu 2. Religious 3. Komunikatif 4. Kerja sama

F. Materi Pembelajaran: 1. Gelombang transversal 2. Gelombang longitudinal G. Metode Pembelajaran:

(27)

September 8, 2012

2 3. Tanya jawab

4. Cooperative tipe Numbered Snowball Throwing (NST) H. Peralatan :

1. Slinki

I. Langkah pembelajaran :

Eksplorasi

Membuat ayunan dengan bandul berupa kerucut yang bagian dalamnya diisi pasir, bagian ujung kerucut terbuka, sehingga saat diisi pasir, pasir tersebut dapat keluar ke bawah. Ayunan tersebut digantungkan pada statif. Pada bagian kaki statif diselipkan kertas untuk menampung jatuhnya pasir dari bandul. Berikut merupakan gambar ayunan tersebut:

1. Motivasi

guru e gayu ka a dul keru ut erisi pasir, ke udia erta ya pola apa ya g er e tuk pada kertas? ha ya garis . Guru menyeret kertas sehingga terbentuk pola

gelo a g, erta ya, agai a a e tuk pola setelah kertas saya seret? pola

gelombang). Kemudian guru menginformasikan bahwa getaran adalah gerak bolak -balik di sekitar titik kesetimbangan. Sedangkan gelombang merupakan getaran yang merambat. Berdasarkan arah rambatan dan arah getarannya, gelombang dibedakan menjadi dua, yaitu gelombang transversal dan gelombang longitudinal.

Perumusan masalah 1

Bagaimana karakteristik gelombang transversal?

2. Hipotesa …..

Bandul kerucut lubang

kertas

pasir statif

(28)

September 8, 2012

3 Elaborasi

Kegiatan 1: Demonstrasi gelombang transversal

Guru melakukan demonstrasi gelombang tranversal dengan slinki, seperti gambar berikut:

(dilihat dari atas)

Pertanyaan menggiring mengamati:

1. Ke mana arah getar gelombang ini? (vertikal)

2. Ke mana arah rambatnya? (horisontal atau ke depan)

3. Jika arah getar vertikal, sedangkan arah rambatnya horisontal, Gambarkan di papan tulis:

bagaimana hubungan antara arah getar dan arah rambat? Sejajar atau tegak lurus? (saling tegak lurus)

Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan:

1. Jadi apa itu gelombang transversal? (gelombang yang arah getar dan arah rambatnya saling tegak lurus)

Kesimpulan:

Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getar dan arah rambatnya saling tegak lurus

Gelombang transversal

λ

gambar 1. Gelombang transversal A-B-C = bukit gelombang

C-D-E = lembah gelombang Arah getar

(29)

September 8, 2012

4 B = F = puncak gelombang

D = H = dasar gelombang Amplitudo gelombang

gambar 2. Amplitudo gelombang transversal

Infokan bahwa:

1. Jarak semua titik pada bukit dan lembah gelombang ke titik seimbang disebut simpangan, simpangan maksimum terletak pada B-b dan D-d, simpangan maksimum disebut amplitudo, jadi B-b dan D-d adalah amplitudo gelombang.

2. Satu panjang gelombang sama dengan satu bukit dan satu lembah. Dimana dapat dihitung dari puncak gelombang menuju puncak gelombang atau dari dasar gelombang menuju dasar gelombang.

Guru mengajak siswa untuk menentukan satu pajang gelombang dari gambar 1.

Tentukan jarak 1 gelombang jika dimulai dari titik :

1. A (A-B-C-D-E) 2. B (B-C-D-E-F)

3. C (C-D-E-F-G)

4. D (D-E-F-G-H)

5. E (E-F-G-H-I)

Guru mengajak siswa untuk merangkum dari kegiatan 1.

Rangkuman :

1. Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getar dan arah rambatnya saling tegak lurus

2. 1 bukit dan 1 lembah = 1 gelombang. Contohnya : A-B-C-D-E ; B-F ; C-D-E-F-G ; D-E-C-D-E-F-G-H ; E-C-D-E-F-G-H-I

(30)

September 8, 2012

5 Perumusan masalah 2

Bagaimana karakteristik gelombang longitudinal?

1. Hipotesa ….. Elaborasi

[image:30.612.99.533.192.698.2]

Kegiatan 2: Guru melakukan demonstrasi gelombang longitudinal dengan slinki, seperti gambar berikut:

(dilihat dari atas)

Pertanyaan menggiring mengamati:

1. Ke mana arah getar gelombang ini? (ke kanan) 2. Ke mana arah rambatnya? (ke kanan)

Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan:

1. Apa itu gelombang longitudinal? (gelombang yang arah getar dan arah rambatnya searah)

Kesimpulan

Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getar dan arah rambatnya sama

gelombang longitudinal

gambar 3. Gelombang

longitudinal

Infokan bahwa:

(31)

September 8, 2012

6 B dan F = pusat renggangan

D dan H = pusat rapatan

1 rapatan dan 1 regangan = 1 gelombang

guru mengajak siswa untuk menentukan satu panjang gelombang dari gambar 3. Tentukan jarak 1 gelombang jika dimulai dari titik :

1. A (A-E ) 2. B (B-F) 3. C (C-G) 4. D (D-H) 5. E (E-I)

Guru mengajak siswa untuk merangkum kegiatan 2.

Rangkuman:

1. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getar dan arah rambatnya searah

2. Panjang satu gelombang adalah 1 rapatan dan 1 renggangan. Contohnya : A-E ; B-F ; C-G ; D-H ; E-I

Kegiatan 3 : Guru menayangkan gambar-gambar gelombang, siswa diminta untuk menganalisa apakah gelombang tersebut gelombang transversal atau gelombang longitudinal.

Perumusan masalah 3

Bagaimana hubungan antara periode T , frekuensi f , panjang gelombang , dan cepat rambat gelombang v ?

2. Hipotesa ….. Elaborasi

Kegiatan 4 :

Guru memberikan penjelasan bahwa rumus untuk menghitung gelombang sama dengan

benda yang bergerak lurus beraturan, yaitu

t s

(32)

September 8, 2012

7

jarak s dalam ukuran sekon. Pada gelombang, jarak s yang dimaksud adalah panjang gelombang, maka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai satu gelombang disebut periode (T). sehingga didapatkan rumus:

T

v ...(1) Jika rumus v dinyatakan dalam f :

1. Apa hubungan antara periode dan frekuensi?

f

T 1

….. 2

2. Jika persamaan (2) dimasukan ke dalam persamaan (1), bagaimana rumus v?

T v

ν = λ ƒ

Kesimpulan :

Hubungan antara antara periode T , frekuensi f , panjang gelombang , dan cepat rambat gelombang adalah

T

v atau ν = λ ƒ .

Konfirmasi

Konsilidasi

Guru menerapkan pembelajaran kooporatif tipe Numbered Snowball Throwing (NST) yaitu : 1. Guru membagi siswa dalam 5 kelompok, 1 kelompok berangotakan 4 siswa. Kemudian guru menjelaskan materi sesuai RPP, sehingga mau tidak mau siswa akan mencatat materi yang digunakan sebagai dasar pembuatan soal.

2. Guru memberikan satu lembar kerja kepada setiap siswa, untuk menuliskan satu pertanyaan dari hasil diskusi kelompok. Sehingga tiap kelompok mempunyai 4 pertanyaan dan kunci jawaban. Dalam hal membuat soal guru juga mengoreksi soal dan kunci jawaban agar pertanyaan siswa dengan kunci jawaban ada kaitannya dengan materi. Jika soal dan kunci jawaban belum sesuai dengan materi siswa diminta mendiskusikan kembali.

C1 C2 C3 C4

D1 D2 D3 D4 B1 B2

B3 B4 A1 A2

A3 A4

(33)

September 8, 2012

8

3. Kemudian kertas soal tersebut dibuat seperti bola. Kelompok A melempar 1 bola yang berisi soal ke setiap kelompok lain. Kelompok B melempar 1 bola ke setiap kelompok lain, dan seterusnya secara bergantian sehingga 1 kelompok mendapatkan 4 soal dari masing-masing kelompok lain.

4. Guru memberi waktu kepada siswa untuk mendiskusikan jawaban dari 4 soal yang ada dalam kelompok. Dalam hal ini 1 siswa diharuskan menjawab 1 soal.

5. Guru menunjuk setiap siswa dengan nomor tertentu dalam setiap kelompok untuk menjawab dan mempresentasikan masing-masing jawaban.

6. Kemudian siswa yang menuliskan pertanyaan dapat memberi tanggapan tentang jawaban dari siswa yang menjawab. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi jawaban siswa hingga mencapai kesepakatan. Dengan catatan jika jawaban tidak mencapai kesepakatan maka guru akan menjadi penengah sekaligus membenarkan konsep.

7. Kemudian guru mereview ulang semua pertanyaan dan jawaban siswa.

(34)

September 8, 2012

9

DAFTAR PERTANYAAN SISWA BESERTA JAWABAN SISWA

Siswa Pertanyaan Jawaban

A 1 Diketahui :

Jumlah gelombang : 10 gelombang Waktu : 10 s

Jika panjang gelombang : 20 m. Berapa kecepatan gelombang tersebut?

s m x xf v hz waktu mbang jumlahgelo f

/

100

5

20

5

2

10

A 2 Diketahui : panjang gelombang : 21 m dan frekuensi gelombang : 7 Hz. Hitunglan kecepatan 1 gelombang!

s m x v fx v

/

147

21

7

A 3 b f a c e g d

Tentukan jarak 1 gelombang pada titik: 1. A

2. B 3. c

1. a – b – c – d – e 2. b – c – d – e – f 3. c – d – e – f – g

A 4 Diketahui jumlah gelombang adalah 12 gelombang dengan waktu 4 detik dan panjang gelombang 15 cm, berapa kecepatan gelombangnya? s m x xf v hz waktu mbang jumlahgelo f

/

45

3

15

3

4

12

B 1 Apa yang dimaksud dengan gelombang transversal?

Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getar dan arah rambatnya tegak lurus.

(35)

September 8, 2012

10 B 3 Apa rumus kecepatan gelombang?

T

v atau v xf

B 4 Sebutkan karakteristik gelombang longitudinal!

1. Gelombang yang arah rambat dan arah getarnya searah

2. Satu gelombang terdiri atas satu rapatan dan satu renggangan C 1 Bagaimana arah rambat dan arah getar

dari gelombang longitudinal?

Arah getar dan arah rambatnya searah

C 2

A B Jika A – B = 3 cm dan T = 0,3 s, berapa cepat rambat gelombang tersebut?

s m T

v 10 /

3 , 0

3

C 3 Apa saja karakteristik gelombang transversal?

1. Gelombang yang arah rambat dan arah getarnya tegak lurus

2. Satu gelombang terdiri atas satu bukit dan satu lembah

C 4 Bagaimana arah rambat dan arah getar gelombang transversal?

Arah rambat dan arah getarnya tegak lurus.

D 1 Meliputi apa saja karakteristik

gelombang transversal pada 1 panjang gelombang ?

1 panjang gelombang pada gelombang transversal meliputi 1 bukit dan 1 lembah.

D 2 Apa itu periode? Periode : waktu yang diperlukan untuk mencapai satu panjang gelombang. D 3 Apa yang dimaksud dengan frekuensi? Frekuensi adalah banyaknya getaran

tiap detik. D 4 Gelombang merambat dengan

kecepatan 300 m/s. jika panjang

gelombang 75 m, berapa frekuensinya? hz

v f xf v 4 75 300

(36)

September 8, 2012

11

A B C D E

E 2

4cm

5 s

Tentukan frekuensi gelombang dan amplitudonya

2 gelombang = 5 sekon

1 gelombang = s 2,5s 2

5

T = 2,5 s

hz T

f 0,4

5 , 2

1 1

(frekuensi gelombang)

Amplitude gelombang = 4 cm E 3 Meliputi apa saja panjang 1 gelombang

pada gelombang longitudinal?

1 panjang gelombang pada gelombang longitudinal adalah 1 rapatan dan 1 renggangan.

E 4 Apa perbedaan gelombang transversal dan gelombang longitudinal?

Gelombang transversal :

1. Gelombang yang arah rambat dan arah getarnya tegak lurus 2. Satu gelombang terdiri atas satu

bukit dan satu lembah Gelombang longitudinal :

1. Gelombang yang arah rambat dan arah getarnya searah 2. Satu gelombang terdiri atas satu

(37)

September 8, 2012

12

[image:37.612.102.527.138.644.2]

SOAL EVALUASI GETARAN DAN GELOMBANG 1. Ada berapa gelombang gambar di bawah ini:

Gambar 1. Gelombang transversal

2. Perhatikan gambar 1. Berapa jumlah gelombang : a. B-C-D-E-F

b. F-G-H c. F-G-H-I d. K-L

3. Jika pada gambar 1, jarak titik A ke titik M adalah 15 cm, berapa cm panjang gelombangnya?

4.

Ada berapa gelombang yang terbentuk pada gambar 2?

5. Jika jarak A ke B 25 cm, berapa panjang gelombangnya?

6.

Berapa besar amplitudo gelombang di atas? A

B

C D

E F

H

G I

J

K L

M

A B C D E

(38)

September 8, 2012

13 7.

Jika waktu yang diperlukan untuk bergerak dari A ke B adalah 9 detik. Tentukan: a. Periode

b. Frekuensi c. Amplitudo

8. Waktu yang butuhkan gelombang longitudinal untuk merambat dari A ke B adalah 1 sekon.

Hitunglah berapa frekuensi gelombang

9. Sebuah tali dengan panjang 6 m, ujungnya digerakkan sehingga membentuk 2 bukit dan 2 lembah. Waktu yang diperlukan untuk membentuk 1 bukit dan 1 lembah adalah 1,5 sekon. Hitunglah kecepatan gelombang tersebut!

10.

Sebuah slinki yang diberi usikan membentuk gelombang longitudinal dengan

laju 1 m/sekon. Jika dalam waktu 6 sekon terbentuk tiga rapatan dan tiga

regangan, tentukan :

a. Periode

b. Panjang gelombang

c. Frekuensi

A B

5 cm

(39)

September 8, 2012

(40)

September 8, 2012

Gambar

gambaran tentang tingkat pemahaman siswa terhadap mata pelajaran (kognitif),
Tabel 2. Hasil tes siswa siklus 1
Tabel 3. Aktivitas siswa pada siklus II
Tabel 4. Hasil tes siswa siklus II
+4

Referensi

Dokumen terkait

dan strategi pembelajaran, pendekatan yang akan digunakan, subjek penelitian serta teknik dan instrument observasi disesuaikan dengan rencana. Tindakan yaitu apa

Stimulan yang umum digunakan untuk meningkatkan produksi lateks adalah etefon atau 2- chlorophosponicacid (Derouet et al ., 2004). Stimulan berbahan aktif etefon

Abstrak: kajian ini bertujuan untuk menganalisis optimalisasi fungsi pengawasan yang dilakukan Komisi Yudisial untuk mewujudkan peradilan yang bersih. Penulisan ini

karena keyakinan, pandangan orang lain, sikap pribadi, dan berbagai macam pertimbangan. Hasil studi menunjukkan bahwa norma subyektif terhadap niat investasi berpengaruh

Untuk menetapkan Hak Guna Usaha yang dikuasai oleh PT. Alfa Glory Indah sebagai tanah yang dinyatakan terlantar, Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia telah

Hasil dari penelitian didapat daya motor penggerak adalah ¼ HP,kecepatan tumbukan rata-rata mesin yang menggunakan variasi puli penggerak diameter 1,5 inchi dengan

Bank Syariah Mandiri Cabang Banda Aceh, dalam bab ini dibahas penentuan harga jual beli valuta asing, dan tinjauan hukum Islam terhadap penetapan harga spot

Pengukuran Pengaruh Tegangan Sisa Pada Sifat Mekanik Pelat Baja Tahan Korosi 304 Canai Dingin Dengan Sistem Ultramikro Indentasi (Kirman M.& Parikin).. PENGUKURAN PENGARUH