• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK BERBASIS MACROMEDIA FLASH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK BERBASIS MACROMEDIA FLASH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA."

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

7

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK BERBASIS MACROMEDIA FLASH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : Setiadi Yusron NIM. 08501244034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)
(5)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK BERBASIS MACROMEDIA FLASH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Oleh : Setiadi Yusron

08501244034

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran Sistem Proteksi Tenaga Listrik berbasis berbasis Macromedia Flash yang akan dikembangkan bagi calon pengguna yaitu mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta terhadap media pembelajaran Sistem Proteksi Tenaga Listrik.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau research and development (R&D) menggunakan model sekuensial linier dengan tahap-tahap pelaksanaannya sebagai berikut: (1) analisis, (2) desain, (3) implementasi (kode), dan (4) evaluasi (tes). Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta yang telah menempuh mata kuliah Sistem Proteksi Tenaga Listrik.

Hasil penelitian ini adalah penilaian Media pembelajaran Sistem Proteksi Tenaga Listrik berbasis macromedia flash sudah layak digunakan sebagai pendukung pembelajaran Sistem Proteksi Tenaga Listrik ditinjau dari sisi calon pengguna yaitu mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Media pembelajaran Sistem Proteksi Tenaga Listrik berbasis Macromedia Flash ini dikatakan layak karena diperoleh hasil rerata skor 2,93 dari skor maksimal 4. Secara persentase 35% subjek memberi penilaian dengan kategori cukup layak, dan 65% memberi penilaian dengan kategori layak.

(6)

Motto

Dont look back, but step out ahead

”Jangan melihat kebelakang, tapi melangkahlah kedepan”.

“Jika Ilmu Sudah Ada Di Dalam Kepalamu, Maka Dunia Telah Berada Di Dalam Genggamanmu”.

(7)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah dan puji syukur kepada ALLAH SWT yang selalu

memberikan karunia dan kelancaran sehingga tugas akhir skripsi ini

selesai disusun.

KARYA TUGAS AKHIR SKRIPSI INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK

1. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan nasehat, doa dan

motivasi kepada ananda.

2. Adikku Rusmania Intang Swaseny dan Ahmad Muzanni Husein yang

selalu membuat ceria kepada kakakmu.

3. Calon pendamping hidupku Fitria Hidayati yang selalu memberi

dukungan, semangat dan keceriaan.

4. Sahabat-sahabat ku yang ada di Jogja dan di Lombok.

5. Sahabat dan Teman-teman Elektro Kelas D 2008 yang memberikan

semangat, keceriaan dan senyum kalian.

(8)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahi rabbil ’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT Yang

Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah memberikan rahmat, taufik dan

hidayah-Nya kepada kita, sehingga atas ijin dan ridhonya penulis dapat

menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir skripsi ini dengan judul

“Pengembangan Media Pembelajaran Sistem Proteksi Tenaga Listrik Berbasis

Macromedia Flash Program Studi Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Negeri Yogyakarta”. Penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada :

1. Muhamad Ali, M.T, selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas

bimbingannya yang telah diberikan dalam penyusunan Tugas Akhir

Skripsi yang banyak memberikan semangat, dorongan, dan bimbingan

selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.

2. Muh. Khairudin, Ph.D, dan Sigit Yatmono, M.T, selaku validator

instrument penelitian TAS yang memberikan saran/masukan perbaikan

sehingga penelitian TAS dapat terlaksana sesuai tujuan.

3. Sunyoto, M.Pd dan Ariadie Chandra Nugraha, M.T, selaku Penguji Utama

dan Sekertaris Penguji yang memberikan koreksi perbaikan secara

(9)

4. Ketut Ima Ismara, M.Pd, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro

Universitas Negeri Yogyakarta dan Muh. Khairudin, Phd, selaku Ketua

Program Studi Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Yogyakarta

beserta dosen dan staf yang telah memberikan bantuan dan fasilitas

selama proses penyusunan pra proposal sampai dengan selesainya TAS

ini.

5. Dr. Moch Bruri Triyono, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

Yogyakarta.

6. Para Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Elektro Fakultas

Teknik Elektro Universitas Negeri Yogyakarta selaku subjek/respon

terhadap penelitian TAS ini.

7. Semua pihak, secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat

disebutkan disini atas bantuan dan perhatiannya selama penyusunan

TAS ini.

Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah diberikan semua pihak di

atas menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah

SWT dan Tugas Akhir Skripsi ini menjadi informasi bermanfaat bagi pembaca

atau pihak lain yang membutuhkannya.

Yogyakarta, Juli 2015

Penulis

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL……... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

LEMBAR PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... iv

ABSTRAK………... v

HALAMAN MOTTO... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR TABEL... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah... 3

C. Batasan Masalah... 3

D. Rumusan Masalah... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Spesifikasi Produk Yang Dikembangkan ... 4

(11)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar…... 6

1. Media Pembelajaran ... 8

a. Pengertian Media Pembelajaran ... 8

b. Fungsi Media Pembelajaran ... 9

c. Manfaat Media Pembelajaran ... 11

d. Ciri-ciri Media Pembelajaran ... 13

2. Multimedia ... 14

a. Definisi Multimedia ... 14

b. Komponen Multimedia ... 15

c. Tahapan Pengembangan Multimedia ... 17

3. Mata Kuliah Sistem Proteksi ... 18

4. Adobe Flash CS6 ... 39

B. Kajian Penilitian yang Relevan ... 56

C. Kerangka Fikir ... 57

D. Pertanyaan Penelitian ... 57

BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan ... 58

B. Prosedur Pengembangan ... 59

1. Analisis ... 59

2. Desain ... 60

3. Implementasi (kode) Analisis ... 60

(12)

C. Tahapan Penelitian ... 63

D. Subjek Penelitian ... 65

E. Tempat dan Waktu Penelitian ... 65

F. Metode dan Alat Pengumpulan Data ... 66

1. Metode Pengumpulan Data ... 66

2. Alat Pengumpulan Data ... 67

G. Teknik Analisi Data ... 73

1. Analisis Kualitas Produk Yang Dihasilkan ... 74

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif Penilaian Media SPTL Dari Mahsiswa... 76

B. Pembahasan ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 87

B. Saran ... 87

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Relai ... 19

Gambar 2 Relai Jenis Amatur Berengsel ... 24

Gambar 3 Metode Kutub Bayang ... 26

Gambar 4 Diagram Fase Piringan Induksi ... 27

Gambar 5 Metode Wattmetrik... 28

Gambar 6 Relai Jenis Magkuk Induksi ... 29

Gambar 7 Relai Jenis Torak ... 30

Gambar 8 Elemen-Elemen Relai Statis ... 32

Gambar 9 Relai Arus Lebih Seketika ... 35

Gambar 10 Prinsip Relai Jarak ... 36

Gambar 11 Pengawatan Dasar Relai Diferensial ... 38

Gambar 12 Interface Adobe Flash ... 40

Gambar 13. Komponen Adobe Flash CS6 ... 40

Gambar 14. Tools ... 41

Gambar 15. Timeline ... 44

Gambar 16. Stage ... 45

Gambar 17. Properties ... 46

Gambar 18. Action Script ... 47

Gambar 19. Ruller ... 48

Gambar 20. Document Setting ... 48

(14)

Gambar 22. Cara Menyimpan Lembar Kerja ... 51

Gambar 23. Mengolah Layer ... 51

Gambar 24. Menyisipkan Layer Baru ... 52

Gambar 25. Mengubah Nama Layer ... 52

Gambar 26. Mengubah Posisi Layer ... 53

Gambar 27. Mengunci Layer ……...…………...… 54

Gambar 28. Menyembunyikan Layer ...………...… 54

Gambar 29. Menghapus layer ...………... 55

Gambar 30. Membuat folder ...…………... 55

Gambar 31. Model Sekuensial Linier ... 58

Gambar 32. Diagram Penelitian Pengembangan Media Pembelajaran ... 62

Gambar 33. Diagram Tahapan Penelitian ... 63

Gambar 34. Grafik Penilaian Mahasiswa Per Aspek ...…………... 78

Gambar 35. Grafik Kategori Aspek Materi …………...……...… 80

Gambar 36. Grafik Kategori Aspek Kemanfaatan ... 81

Gambar 37. Grafik Kategori Aspek Materi ... 82

(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Untuk Ahli Materi ... 67

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Untuk Ahli Media ...…... 69

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Untuk Mahasiswa ………... 71

Tabel 4. Kriteria kategori penilaian Ideal ...…... 75

Tabel 5. Penilaian Per Aspek Mahasiswa ... 77

Tabel 6. Kategori Penilaian Responden ... 79

Tabel 7. Kategori Aspek Materi ... 79

Tabel 8. Kategori Aspek Kemanfaatan... 80

Tabel 9. Kategori Aspek Media ... 81

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan suatu usaha sadar pendidik atau pengajar

untuk membantu peserta didiknya, agar mereka dapat belajar sesuai dengan

kebutuhan dan minatnya. Pembelajaran terjadi proses komunikasi antara

peserta didik dan pengajar atau pendidik. Pembelajaran bertujuan untuk

mencapai perkembangan optimal pada peserta didik yang meliputi aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pembelajaran yang baik adalah

pembelajaran yang membawa anak didik pada pemahaman.

Kualitas suatu kegiatan pembelajaran ditentukan oleh beberapa faktor, di

antaranya kompetensi pendidik, karakteristik kelas, besarnya kelas, suasana

belajar, fasilitas dan sumber belajar yang tersedia, serta karakteristik sekolah

atau perguruan tinggi. Semua faktor tersebut saling mempengaruhi antara

yang satu dengan yang lain. Apabila salah satu faktor yang mempengaruhi

kualitas kegiatan pembelajaran tidak terpenuhi, maka kualitas suatu kegiatan

pembelajaran tersebut kurang baik.

Salah satu faktor yang juga mempunyai peranan yang sangat besar

terhadap hal tersebut adalah fasilitas serta sumber belajar diantaranya yaitu

media belajar. Media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting

dalam komponen pembelajaran karena pembelajaran itu merupakan proses

komunikasi yang berlangsung dalam suatu sistem. Media dalam hal ini

berperan sebagai perantara antara pendidik dan peserta didik saat kegiatan

(17)

pengiriman pesan dalam proses komunikasi agar kesamaan pemahaman

antara pendidik dan peserta didik lebih cepat terwujud.

Sistem Proteksi Tenaga Listrik merupakan mata kuliah yang ada di

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Yogyakarta. Mata

kuliah Sistem Proteksi Tenaga Listrik bersifat teori yang membutuhkan

berbagai media pembelajaran salah satunya merupakan multimedia

pembelajaran Sistem Proteksi Tenaga Listrik berbasis komputer.

Pembelajaran mata kuliah Sistem Proteksi Tenaga Listrik di jurusan

Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

selama ini masih menggunakan bantuan media power point. Mahasiswa lebih berperan sebagai objek, sedangkan dosen sebagai sumber ilmu. Di samping

itu, masih banyak dosen yang mengajar menggunakan metode ceramah dan

menggunakan peralatan secara manual seperti spidol, papan tulis dan

peralatan seadanya.

Untuk meningkatkan minat dan motivasi belajar mahasiwa, pengajar

diharapkan dapat memanfaatkan teknologi komputer dan internet yang saat

ini terbilang sangat pesat kemajuannya terutama dalam perangkat lunak

(software). Salah satu bentuk sofware yang saat ini telah dikembangkan yaitu berupa Macromedia Flash. Macromedia Flash ini merupakan media interaktif yang berisi animasi berupa audio maupun visual.

Macromedia Flash yang digunakan dalam penelitian ini telah dilakukan uji validitas oleh ahli materi dan ahli media yang telah dikembangkan oleh

peneliti dalam proyek akhir, dan dinyatakan telah layak digunakan sebagai

media pembelajaran. Terkait dari media pembelajaran ini dapat dilihat pada

(18)

Berdasarkan pemaparan di atas peneliti berusaha mengembangkan

hasil dari proyek akhir untuk mengetahui kelayakan dari calon pengguna yaitu

mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri

Yogyakarta terhadap media pembelajaran berbasis Macromedia Flash pada mata kuliah Sistem Proteksi Tenaga Listrik.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa

masalah sebagai berikut :

1. Media yang telah dibuat belum diimplementasikan dalam pembelajaran

pada mata kuliah Sistem Proteksi Tenaga Listrik di program studi

Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Media yang telah dibuat belum diketahui kelayakannya ditinjau dari sisi

mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri

Yogyakarta.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penelitian

ini dibatasi pada pengujian media pembelajaran menggunakan software Macromedia Flash. Media pembelajaran ini akan diuji kelayakannya bagi calon pengguna yaitu mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik

(19)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan berbagai hal yang telah dikemukakan di atas, maka

permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimanakah

kelayakan media pembelajaran Sistem Proteksi Tenaga Listrik berbasis

Macromedia Flash yang telah dikembangkan ditinjau dari sisi calon pengguna yaitu mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Negeri Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran Sistem Proteksi

Tenaga Listrik berbasis Macromedia Flash bagi calon pengguna yaitu mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri

Yogyakarta terhadap media pembelajaran Sistem Proteksi Tenaga Listrik.

F. Spesifikasi Produk Yang Dikembangkan

Media pembelajaran interaktif yang akan digunakan dalam penelitian ini

memanfaatkan software Macromedia Flash untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran Sistem Proteksi Tenaga Listrik di tinjau dari sisi

pengguna yaitu mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Negeri Yogyakarta. Produk yang akan digunakan berbentuk

perangkat lunak atau aplikasi yang bisa dioperasikan pada komputer, aplikasi

ini dapat dijalankan di semua sistem operasi windows. Materi yang akan disampaikan dengan menggunakan software ini mencakup materi berkaitan dengan relai berupa materi tentang pengertian relai, klasifikasi relai, dan

(20)

Materi yang akan disampaikan dengan menggunakan Adobe Flash ini nantinya berupa teks, animasi, dan video yang dimaksudkan untuk menunjang

proses pembelajaran. Adapun untuk penggunaannya, software ini dapat dijalankan di semua sistem operasi berbasis Windows.

G. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat di manfaatkan sebagai media

pembelajaran Sistem Proteksi Tenaga Listrik di jurusan Pendidikan

Tenknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

b. Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran

pembelajaran modern berbasis Macromedia Flash.

c. Meningkatkan pemanfaatan software komputer bagi pembelajaran untuk mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri

Yogyakarta.

2. Manfaat praktis

a. Membantu meningkatkan motivasi belajar mahasiswa Pendidikan Teknik

Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, terutama pada

pembelajaran Sistem Proteksi Tenaga Listrik.

b. Membantu memperjelas dalam memahami materi yang disampaikan pada

pembelajaran Sistem Proteksi Tenaga Listrik.

c. Mempermudah tenaga pendidik dalam pengumpulan dan menyampaikan

(21)

6 BAB II

PENDEKATAN TEORITIS

A. Belajar

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya

interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar

dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda seseorang itu

telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada orang tersebut yang

mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan,

keterampilan atau sikapnya.

Menurut Sharon E. Smaldino dan James D. Russel (2012: 6). dalam

bukunya “Instruction Technology and Media for Learning”, belajar adalah mengembangkan pengetahuan baru, keterampilan, dan perilaku yang

merupakan intraksi individu dengan informasi dan lingkungan. Lingkungan

dalam pengertian ini tidak hanya yang bersifat lunak, tetapi juga bersifat fisik,

seperti jalan raya, televise, pasar, took, serta lainnya.

Menurut Sabri (2005:20) belajar adalah proses perubahan perilaku

berkat pengalaman dan pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar ialah

perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan,

sikap, bahkan meliputi segenap aspek.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu proses yang kompleks untuk mencapai berbagai macam

(22)

Belajar adalah usaha sadar yang dilakukan untuk memperoleh

kepemahaman.

Proses belajar yang diselenggarakan secara formal

disekolah-sekolah, tidak lain dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri

siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan

maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut

dipengaruhi oleh lingkungannya, yang antara lain terdiri atas siswa, guru,

petugas perpustakaan, kepala sekolah, materi pelajaran (buku, modul,

selebaran, majalah dan lain-lain) dan berbagai sumber belajar dan fasilitas

(proyektor, perekam pita audio dan video, radio, televisi, komputer, dan

lain-lain).

Menurut Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (2012: 15)

mengemukakan beberapa ciri belajar yaitu: (1) Belajar ditandai dengan

adanya perubahan tingkah laku. Ini berarti bahwa hasil dari belajar hanya

dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari

tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil; (2) Perubahan

perilaku, ini berarti, bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar

untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi perubahan

tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup; (3) Perubahan

tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar

sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial; (4)

Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman; (5)

Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang

memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah

(23)

1. Media Pembelajaran

Proses belajar mengajar memerlukan dua unsur yang sangat penting

yaitu, metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling

berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan

mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih

ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media,

antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan

siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks

pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Proses belajar mengajar

berkaitan erat dengan sumber belajar, yang merupakan kebutuhan

penting ysng bisa menjadi sumber informasi, sumber alat, sumber peraga,

serta kebutuhan lain yang diperlukan dalam pembelajaran.

Pembelajaran yang efektif akan terjadi jika bahan pembelajaran yang

diperlukan tersedia. Sehingga apa yang disampaikan dosen dapat

diserap mahasiswa secara maksimal.

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara atau pengantar (Azhar Arsyad, 2011:

3). Musfiqon (2012: 26) mengemukakan media pembelajaran ditinjau dari

dua aspek, yaitu pengertian bahasa dan pengertian terminologi. Kata

media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Kata kunci media adalah perantara.

Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto (2011: 9), menjelaskan

(24)

mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang

disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan

lebih baik dan sempurna. Syukur dalam Musfiqon (2012: 27)

mendefinisikan media sebagai teknik yang digunakan dalam rangka lebih

mengefektifkan komunikasi antara pengajar dan pelajar dalam proses

pendidikan dan pembelajaran disekolah.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan media

pembelajaran adalah alat atau perantara yang dapat membantu proses

belajar yang digunakan untuk memperjelas pesan/informasi yang

disampaikan dengan lebih baik dan sempurna.

b. Fungsi Media Pembelajaran

Daryanto (2010: 10) berpendapat fungsi media pembelajaran

sebagai berikut: (a) Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang

terjadi pada masa lampau; (b) Mengamati benda/peristiwa yang sukar

dikunjungi, baik, karena jaraknya jauh, berbahaya, atau terlarang; (c)

Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/hal-hal yang sukar

diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak memungkinkan,

baik secara langsung karena terlalu besar atau terlalu kecil; (d)

Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung;

(e) Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya.

Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto (2011: 21) mengemukakan

fungsi media pembelajaran sebagai berikut: (a) Fungsi atensi adalah

media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian

siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan

(25)

Fungsi afektif adalah media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan

siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau

lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa; (c) Fungsi

kognitif adalah media visual dapat terlihat dari temuan-temuan penelitian

yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar

pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan

yang terkandung dalam gambar; (d) Fungsi kompensatoris adalah media

pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang

memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah

membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingat

kembali. Dengan kata lain media pembelajaran berfungsi untuk

mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima serta

memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara

verbal.

Fatah Syukur yang dikutip oleh Musfiqon (2012: 33) media

pembelajaran berfungsi sebagai berikut: (a) Membantu memudahkan

belajar bagi siswa dan juga memudahkan proses pembelajaran bagi guru;

(b) Memberikan pengalaman lebih nyata (abstrak menjadi konkrit); (c)

Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya pelajaran tidak

membosankan); (d) Semua indera siswa dapat diaktifkan; (e) Dapat

membangkitkan dunia teori dengan realitanya.

Musfiqoon (2012: 35) Menjelaskan fungsi media pembelajaran

adalah: (a) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran; (b)

Meningkatkan gairah belajar siswa; (c) Meningkatkan minat dan motivasi

(26)

kenyataan; (e) Mengatasi modalitas belajar siswa yang beragam; (f)

Mengefektifkan proses komunikasi dalam pembelajaran; (g)

Meningkatkan kualitas pembelajaran.

c. Manfaat Media Pembelajaran

Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto yang dikutip dari Lavie dan

Lentz (2011: 25), mengemukakan manfaat media pembelajaran yaitu: (a)

Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat

menumbihkan motivasi belajar; (b) Bahan pembelajaran akan lebih jelas

maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan

memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran; (c)

Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan

dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada

setiap jam pelajaran; (d) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan

belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas

lain seperti mengamati, melakukan, medemonstrasikan, memerankan dan

lain-lain.

Daryanto (2010: 52) mengemukakan manfaat media pembelajaran

adalah sebagai berikut: (a) Memperbesar benda yang sangat kecil dan

tidak tampak oleh mata, seperti kuman, bakteri dan lain-lain; (b)

Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan

kesekolah seperti gajah, rumah dan lain-lain; (c) Menyajikan benda atau

peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung cepat atau lambat,

seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin, dan lain-lain; (d)

(27)

berapi, racun, dan lain-lain; (e) Meningkatkan daya tarik dan perhatian

siswa.

Azhar Arsyad (2011: 26-27), menjelaskan manfaat media

pembelajaran sebagai berikut: (a) Media pembelajaran dapat

memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat

memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar; (b) Media

pembelajaran dapat mengingkatkan dan mengarahkan perhatian anak

sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih

langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk

belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

Menurut Arsyad Azhar (2011: 6–7) ciri-ciri umum yang terkandung

dalam media yaitu: (a) Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang

dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu suatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indera; (b)

Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai

software (perangkat lunak) yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada

siswa; (c) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio;

(d) Media pendidikan memiliki pangertian alat bantu pada proses belajar

baik di dalam maupun di luar kelas; (e) Media pendidikan digunakan

dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses

pembelajaran; (f) Media pendidikan dapat digunakan secara massal

(misalnya radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya

(28)

strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu

ilmu.

d. Ciri-Ciri Media Pembelajaran

Arsyad Azhar dikutip dari Gerlach & Ely (2011: 12),

mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media

digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang

mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya yaitu: (a)

Ciri Fiksatif (Fixative Property) menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa

atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali

dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer,

dan film. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman

kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu

ditransportasikan tanpa mengenal waktu; (b) Ciri manipulatif

(Manipulative Property) adalah transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang

memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu

dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording; (c) Ciri distributif (Distributive Property) adalah ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan

melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada

sejumlah besar siswa dengan dengan stimulus pengalaman yang relatif

sama mengenai kejadian itu. Sekali informasi direkam dalam format

media apa saja, ia dapat diproduksi seberapa kalipun dan siap digunakan

(29)

berulang-ulang di suatu tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam akan

terjamin sama atau hampir sama dengan aslinya.

Berdasarkan paparan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan

sesuatu dikatakan media pembelajaran apabila mempunyai ciri-ciri : (1)

ciri fikasatif, (2) ciri manipulatif, (3) ciri distributif, (4) berbentuk hardware maupun software dan (5) mampu digunakan baik itu secara masal, kelompok besar/kecil maupun perorangan.

2. Multimedia

a.

Definisi Multimedia

Menurut Fransiskus Hadi Prasetyo (2007: 1), multimedia

merupakan istilah dari suatu kombinasi antara komputer dan video atau

dengan kata lain multimedia kombinasi dari gambar, teks, grafik, suara,

video dan animasi yang dibuat dengan komputer. Sedangkan menurut

Munir (2012: 2). Multimedia berasal dari kata multi dan media. Multi

berasal dari bahasa Latin, yaitu nouns yang berarti banyak atau bermacam-macam. Sedangkan media berasal dari bahasa Latin, yaitu

medium yang berarti perantara atau sesuatu yang dipakai untuk menghantarkan, menyampaikan, atau membawa sesuatu.

Hofstetter mengatakan dalam buku Suyanto (2005: 21), multimedia

adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks,

grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan

menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakaai melakukan

navigasi, berinteraksi, berkreasi dan komunikasi.

Dari definisi pengertian multimedia diatas dapat disimpulkan bahwa

(30)

untuk mengintegrasikan komponen-komponen pendukung informasi yaitu

teks, grafik, audio, video dan animasi menjadi sebuah presentasi

informasi untuk menyampaikan pesan secara benar, cepat, dan menarik

ketika pemakai berinteraksi dengan komputer.

b.

Komponen Multimedia

Dengan hadirnya komponen multimedia dapat memperkuat

informasi yang didapatkan melalui berbagai jenis media seperti teks,

suara, grafik, animasi dan video (Munir, 2012: 2). Berikut ini penjelasan

komponen multimedia yaitu :Teks adalah suatu kombinasi huruf yang

membentuk satu kata atau kalimat yang menjelaskan suatu maksud atau

materi pembelajaran yang dapat dipahami oleh orang yang

membacanya.Teks tidak dapat dipisahkan dalam penggunaan komputer.

Teks merupakan dasar dari pengelolaan kata dan informasi berbasis

multimedia. Multimedia menyajikan informasi kepada pengguna dengan

cepat, karena tidak diperlukan membaca secara rinci dan diteliti. Teks

dapat membentuk kata atau narasi dalam multimedia yang menyajikan

bahasa. Kebutuhan teks bergantung kepada penggunaan aplikasi

multimedia.

Grafik merupakan komponen penting dalam multimedia. Grafik

berarti juga gambar. Gambar merupakan sarana yang tepat untuk

menyajikan informasi, apalagi pengguna sangat berorientasi pada gambar

yang bentuknya visual. Manusia berorientasi pada visual, sehingga

informasi yang menggunakan gambar, animasi, dan video lebih mudah

(31)

informasi dalam teks seperti buku, brosur dan lain-lain tidak akan

ditinggalkan karena diperlukan untuk melengkapinya, yaitu bila ingin

memahami dan mempelajari dengan rinci dan teliti.

Gambar merupakan penyampaian informasi dalam bentuk visual.

Gambar bisa berupa dalam bentuk garis, bulatan, kotak, bayangan, warna

dan sebagainya yang dikembangkan dengan menggunakan perangkat

lunak agar multimedia dapat disajikan lebih menarik dan efektif. Elemen

gambar digunakan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan lebih jelas.

Gambar digunakan dalam presentasi atau penyajian multimedia karena

lebih menarik perhatian dan dapat mengurangi kebosanan dibandingkan

dengan teks.

Video pada dasarnya adalah alat atau media yang dapat

menunjukkan simulasi benda nyata. Video juga sebagai media digital

yang menunjukkan susunan atau urutan gambar-gambar bergerak dan

dapat memberikan ilusi/fantasi. Video juga merupakan sarana untuk

menyampaikan informasi yang menarik, langsung dan efektif. Video pada

multimedia digunakan untuk menggambarkan suatu kegiatan atau aksi.

Video menyediakan sumberdaya yang kaya dan hidup bagi aplikasi

multimedia.

Animasi adalah suatu tampilan ynag menggabungkan antara media

teks, grafik dan suara dalam sutau aktivitas pergerakan. Animasi sebagai

ssatu teknologi yang dapat menjadikann gambar yang diam menjadi

bergerak kelihatan seolah-olah gambar tersebut hidup, dapat bergerak,

beraksi dan berkata. Dalam multimedia, animasi merupakan penggunaan

(32)

menjelaskan dan mensimulasikan sesuatu yang sulit dilakukan dengan

video.

Audio didefinisikan sebagai macam-macam bunyi dalam bentuk

digital seperti suara, musik, narasi dan sebagainya yang bisa didengar

untuk keperluan suara latar, penyampaian duka, sedih, semangat dan

macam-macam disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Disisi lain audio

juga dapat meningkatkan daya ingat serta bisa membantu bagi pengguna

yang memiliki kelemahan dalam penglihatan.

c.

Tahapan Pengembangan Multimedia

Menurut Luther dalam buku Munir (2012: 101), pengembangan

multimedia dilakukan berdasarkan 6 tahap yaitu konsep, desain atau

perancangan, pengumpulan material, pembuatan, testing, dan distribusi.

Pada tahap ini tujuan dan dasar aturan untuk perancangan seperti ukuran

aplikasi, target dalam pengembangan multimedia ditentukan. Pada tahap

ini pun dilakukan identifikasi pengguna, macam aplikasi (presentasi,

interaktif, dan lain-lain) dan spesifikasi umum. Hasil dari tahap konsep ini

biasanya dokumen dengan penulidan yang bersifat naratif untuk

mengungkapkan tujuan pengembangan multimedia.

Tahap desain untuk membuat spesifikasi secara rinci mengenai

rancangan dan kbutuhan untuk pengembangan multimedia. Authoring softwere mulai digunakan dalam pembuatan desain dari stage dan mengatur isi sebaik-baiknya. Desain multimedia menggunakan perangkat

(33)

Pengembangan multimedia dapat meningkatkan mutu dan produktivitas

sumber daya manusia.

Pengumpulan material dapat digunakan paralel dengan tahap

pembuatan. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan bahan seperti clip art, foto berikut pembuatan gambar grafik, foto, suara dan lain-lain yang

diperlukan untuk pada tahap berikutnya. Proses pembuatan pada tahap

ini aplikasi seluruh multimedia dikembangkan bersama-sama. Pembuatan

aplikasi berdasarkan storyboard atau flowchart view dari tahap desain. Pembuatan palikasi dilakukan modular, yaitu setiap scene diselesaikan, selanjutnya digabungkan seluruhnya menjadi satu kesatuan. Testing

dilakukan setelah tahap pembuatan media dan seluruh data dimasukkan.

Pengguna merasakan kemudahan serta manfaat dari aplikasi tersebut

dan dapat menggunakan sendiri, terutama untuk aplikasi interaktif.

Penggandaan aplikasi menggunakan floppy disk, CD-ROM, tape atau distribusi dengan jaringan sangat diperlukan. Suatu aplikasi

biasanya memerlukan banyak arsip yang berbeda, kadang-kadang

ukuran arsip sangat besar. Arsip akan lebih baik bila ditempatkan dalam

media penyimpanan yang memadai. Tahap distribusi juga merupakan

tahap evaluasi terhadap suatu produk multimedia agar dapat

dikembangkan sistem yang lebih baik.

3. Mata Kuliah Sistem Proteksi Tenaga Listrik

Mata kuliah sistem proteksi tenaga listrik adalah salah satu mata

kuliah kejuruan yang wajib diambil oleh mahasiswa Program Studi

(34)

listrik tenaga. Materi yang diajarkan dalam kuliah sistem proteksi tenaga

listrik diantaranya: 1) Filosofi pengaman, 2) Relai pengaman, 3)

Pengaman generator, 4) dan 5) Pengaman transformator. Keterkaitan

mata kuliah sistem proteksi tenaga listrik dengan penelitian ini yaitu

peneliti hendak membuat atau mengembangkan media pembelajaran

sistem proteksi tenaga listrik terfokus pada materi relai.

Pembahasan relai pada mata kuliah sistem proteksi tenaga listrik

terbagi menjadi tiga bagian yakni: 1) Pengertian relai, 2) klasifikasi relai,

dan 3) jenis-jenis relai.

a. Pengertian Relai Pengaman

Relai pengaman adalah susunan piranti, baik elektronik maupun

magnetik yang direncanakan untuk mendeteksi suatu kondisi

ketidaknormalan pada peralatan listrik yang bisa membahayakan atau

tidak diinginkan (Supriyadi, 1999).

Gambar 1. Relai

b. Fungsi Relai Pengaman

Menurut Supriyadi (1999) pada prinsipnya relai pengaman yang

(35)

1) Merasakan, mengukur, dan menentukan bagian sistem yang

terganggu serta memisahkan secepatnya ;

2) Mengurangi kerusakan yang lebih parah dari peralatan yang

terganggu ;

3) Mengurangi pengaruh gangguan terhadap bagian sistem yang lain

yang tidak terganggu didalam sistem tersebut serta dapat beroprasi

normal, juga untuk mencegah meluasnya gangguan.

c. Syarat-Syarat Relai Pengaman

Pengaman yang berkualitas baik memerlukan relai pengaman

yang baik juga. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh relai

pengaman, yaitu :

1) Keterandalan (reliability)

Menurut Syafar (2010), dalam penelitiannya yang berjudul Studi

Keandalan Distance Relay Jaringan 150 KV GI Tello - GI Pare-Pare, keandalan dari sistem proteksi adalah kemampuan suatu relay untuk

dapat bekerja dengan baik dan benar pada berbagai kondisi sistem.

Keandalan sistem proteksi ini dibagi atas dua unsur yakni :

a) Kemampuan relay yang selalu bekerja dengan baik pada

kondisiabnormal (saat terjadi gangguan), dan

b) Kemampuan relay untuk tidak bekerja pada kondisi normal.

Keterandalan dalam kerja relai pengaman maksudnya adalah relai

mampu bekerja pada waktu yamg tepat. Ketika suatu saat terjadi

gangguan maka relai tidak boleh gagal bekerja dalam mengatasi

(36)

yang diamankan rusak berat atau gangguannya meluas sehingga

daerah yang mengalami pemadaman semakin meluas dan

menimbulkan pemadaman yang tidak seharusnya serta menyulitkan

analisa gangguan yang terjadi. Keandalan relai pengaman ditentukan

dari rancangan, pengerjaan, beban yang digunakan, dan perawatan

yang baik (Supriyadi,1999).

2) Selektivitas (Selectivity)

Menurut Syafar (2010), dalam penelitiannya yang berjudul Studi

Keandalan Distance Relay Jaringan 150 KV GI Tello - GI Pare-Pare, selektivitas adalah kemampuan sistem proteksi untuk mengetahui

letak terjadinya gangguan, dan memilih pemutus jaringan yang

terdekat dan tempat gangguan untuk membuka.Selektifitas dari relay

ini akan menentukan bahwa yang mengalami gangguan saja yang

harus dipisahkan dari sistem.

Selektivitas berarti relai harus mempunyai daya beda

(disrimination) terhadap bagian yang terganggu, sehingga mampu dengan tepat memilih bagian dari sistem tenaga listrik yang terkena

gangguan. Relai pengaman bertugas untuk mendeteksi adanya

gangguan yang terjadi pada daerah pengamannya dan memberikan

perintah untuk membuka pemutus tenaga dan memisahkan bagian

sistem yang terganggu, sehingga bagian sistem lainnya yang tidak

terganggu jangan sampai dilepas dan masih beroprasi secara normal

(37)

3) Sensitifitas (Sensitivity)

Menurut Supriyadi (1999), sensitifitas berarti relai harus

mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap besaran minimal (kritis)

sebagaimana direncanakan. Relai harus bekerja pada awal terjadi

gangguan, sehingga gangguan lebih mudah diatasi pada awal

kejadian. Selain itu relai juga harus stabil, artinya :

a) Relai harus dapat membedakan antara arus gangguan atau arus

beban maksimum ;

b) Pada saat pemasukan trafo daya, relai tidak boleh bekerja karena

adanya arus inrush, yang besarnya seperti arus gangguan yaitu 3-5 kali arus beban maksimum ;

c) Relai harus dapat membedakan adanya gangguan atau ayunan

beban.

4) Kecepatan Kerja

Relai pengaman harus dapat bekerja dengan cepat jika ada

gangguan. Tetapi relai tidak boleh bekerja terlalu cepat (kurang dari

10 ms). Disamping itu waktu kerja relai tidak boleh melampaui waktu

penyelesaian kritis (critical clearing time) (Supriyadi, 1999). Sedangkan menurut Syafar (2010) dalam penelitiannya yang berjudul

Studi Keandalan Distance Relay Jaringan 150 KV GI Tello - GI Pare-Pare, tujuan terpenting dari relay proteksi adalah memisahkan bagian

yang terkena gangguan, dari sistem jaringan yang normal dengan

cepat (speed) agar tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar.

(38)

dan dipadukan dengan pemutus jaringan kecepatan tinggi.

Adakalanya relay proteksi dikehendaki dengan perlambatan waktu

(time delay) yang digunakan pada koordinasi proteksi dan beberapa daerah proteksi yang berturut-turut bilamana kondisi sistem

memungkinkan adanya perlambatan waktu kerja dari relay tersebut.

5) Ekonomis

Satu hal penting yang harus diperhatikan sebagai persyaratan

relai pengaman adalah masalah harga atau biaya. Relai tidak akan

diaplikasikan dalam sistem tenaga listrik, jika harganya sangat mahal.

Persyaratan reabilitas, selektifitas, sensitifitas dan kecepatan kerja

relai hendaknya tidak menyebabkan harga relai tersebut menjadi

mahal.

d. Klasifikasi Relai Pengaman

Menurut Supriyadi (1999) apabila dilihat dari bahan atau

komponen relai pengaman diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :

1) Relai Mekanik

Relai elektromekanik merupakan suatu relai yang sistem kerjanya

berhubungan dengan beberapa kontak dan gerakan (movement). Relai jenis ini menggunakan asas kemagnetan. Beberapa jenis

elektromekanik yang banyak digunakan dalam peralatan-peralatan

pengaman jaringan sistem tenaga listrik, antara lain jenis armatur

berengsel (hinged armature), piringan induksi (induction disc unit), mangkok induksi (induction cup), dan torak (plunger).

(39)

yang dapat menggunakan besaran searah (DC). Sedangkan relai

mangkok induksi (induction cup), dan torak (plunger) termasuk dalam relai jenis induksi magnetik (magnetic induction), dimana relai ini mempunyai torsi yang digunakan untuk menggerakkan rotor

sebagaimana halnya pada motor induksi, dalam ha ini besaran yang

digunakan hanya besaran bolak balik (AC).

a) Relai Jenis Armatur Berengsel (hinged armatur)

Relai jenis ini terutama digunakan sebagai relai bantu.

Disamping itu, relai ini digunakan sebagai relai arus dan relai

tegangan, baik AC maupun DC. Untuk relai yang mempunyai satu

kontak, daya yang diserap relatif rendah, yaitu 0,05 watt pada

kondisi kerja (pick up). Jumlah kontak yang makin besar akan memperbesar daya yang diserap. Konstruksi dasar relai ini dapat

dilihat pada Gambar 2 di mana terlihat suatu pelat datar sebagai

armatur yang tetap. Sedangkan titik yang lain dapat bergerak ke

kutub kumparan karena diakibatkan gaya tarik elektromagnetik.

Pada armatur terdapat kontraktor gerak yang juga mengenai

kontaktor tetap jika armatur tersebut bekerja.

(40)

b) Relai Jenis Piringan Induksi (induction disc unit)

Relai jenis ini mempunyai piringan logam yang terbuat dari

tembaga atau aluminium yang dapat berputar di antara

celah-celah elektromagnet. Ada dua metode yang umum digunakan

untuk menggerakkan jenis piringan induksi ini yaitu : Metode kutub

bayang, dan metode wattmetrik.

Metode kutub bayang merupakan bentuk elektromagnet yang

lebih efektif karena mempunyai beberapa keuntungan, antara lain

torsi/VA-nya lebih besar, karakreristik arus waktu yang dapat

dikendalikan dengan mudah dengan cara memvariasi jumlah

lapisan pada lilitan imdedansi rangkaian lilitan bayang atau shunt

magnetik dan lilitan tunggal yang memungkinkan penghantar yang

panjang.

c) Metode Kutub Bayang

Sebagian dari muka kutub elektromagnet dihubungkan singkat

dengan menggunakan cincin tembaga (copper ring) ataupun kumparan sehingga mengakibatkan selisih sudut fase antara fluks

yang melalui cincin (Ф2) dengan fluks yang tidak melalui cincin

(Ф1).

Fluks total yang dibangkitkan oleh kumparan utama pada

(41)

Gambar 3. Metode Kutub Bayang

Fluks Ф2 adalah terbelakang (lagging) terhadap Ф1 dan ФF2 pada cincin akan menimbulkan tegangan induksi Vs dan arus Is

yang mengalir pada cincin tersebut. Fluks Ф1 dan Ф2 memotong

celah udara dan menginduksikan arus putar (eddy current) pada piringan.

Jika kontaktor terbuka maka rangkaian kumparan terbuka

sehingga tidak akan terjadi selisih sudut fase pada fluks-fluks

tersebut. Hal inilah yang mengakibatkan relai ini dapat digunakan

sebagai relai arah (directional relay). Diagram fase dari induction disc adalah seperti terlihat pada gambar 3.3. arus eddy memberikan induksi lawan yang dapat menggerakkan piringan

(42)

Gambar 4. Diagram Fase Piringan Induksi

d) Metode Wattmetrik

Metode watmetrik menggunakan dua set kumparan, yaitu satu

set kumparan diatas piringan dan satu set lainnya berada dibawah

piringan. Arus yang mengalir pada kumparan utama menghasilkan

fluks Ф1 yang mengalir melalui piringan sebagai fluks ФL. Fluks

ФL terbagi dua pada kedua kutub yang berada diatas piringan

tersebut. Arus Is diperoleh sebagai reaksi transformator (gaya

gerak listrik pada rangkaian tertutup)bmengalir melalui kedua

kutub yang diatas tersebut dan menghasilkan fluks Фu.

Фu mengalir dari atas kebawah pada kutub atas yang sebelah

kanan dan dari bawah keatas pada kutub atas yang sebelah kiri.

Intereaksi antara fluks Фu dan ФL terhadap fluks yang diperoleh

dari arus eddy yang diinduksikan pada piringan akan

menggerakkan piringan tersebut untuk berputar sesuai arah jarum

(43)
[image:43.595.248.510.84.291.2]

Gambar 5. Metode Wattmetrik

e) Relai Jenis Mangkok Induksi (induction cup)

Elemen relai jenis ini mempunyai suatu rotor aluminium

berbentuk silinder yang ditengahnya terdapat inti magnetis

sehingga silinder aluminium dapat berputar bebas di antara kutub

salient dan inti magnetis. Untuk operasi dengan kecepatan yang tinggi di mana lilitan polarisasi atau diferensial diperlukan, maka

digunakan elektromagnet 4 kutub. Karakteristik relai jenis apa pun

bisa dipakai dengan hanya mengubah lilitan kumparannya.

Karakteristik kerja dapat linier dan akurat apabila tidak terjadi

kejenuhan.

f) Relai Jenis Torak (plunger)

Sesuai dengan namanya, relai ini mempunyai torak yang dapat

bergerak bebas keatas dan kebawah ditengah-tengah kumparan

yang berbentuk silinder dan pada bagian luarnya dilengkapi

(44)

pickup-nya maka torak akan bergerak keatas untuk

menggerakkan beberapa kontaktor sekaligus. Besarnya gaya F

yang dibutuhkan untuk menggerakkan torak adalah sebanding

dengan kuadrat arus yang mengalir pada kumparan. (Lihat

Gambar 3.6)

Gambar 6. Relai Jenis Mangkuk Induksi

Keuntungan relai jenis ini, antara lain bentuk konstruksinya

sederhana, bisa digunakan untuk arus DC dan AC, waktu kerjanya

cepat, dapat direset secara manual maupun secara otomatis, dan

sebagainya. Adapun kelemahannya, antara lain tidak dapat

membedakan arah (indirectional), terdapat torsi vibrasi bila digunakan pada besaran bolak-balik, dan hanya bereaksi

[image:44.595.248.486.211.435.2]
(45)

2) Relai Statik

Istilah relai statik biasanya mengacu pada suatu relai yang

elemen-elemennya terdiri atas komponen semikonduktor, seperti

transistor, dioda, resistor, kapasitor, dan sebagainya. Pada relai jenis

ini fungsi komparasi dan pengukuran dilakukan dengan rangkaian

[image:45.595.184.493.236.441.2]

statis yang didalamnya tidak terdapat bagian yang bergerak.

Gambar 7. Relai Jenis Torak

Dengan perkembangan sistem tenaga listrik, baik menyangkut

kompleksitasnya maupun tingkat gangguannya, maka diperlukan relai

pengaman yang sensitif, kerjanya cepat, dan dapat diandalkan.

Teknologi semikonduktor saat ini memungkinkan tercapainya tujuan

tersebut. Penggunaan relai statik mempunyai beberapa keuntungan di

antaranya :

a) Beban yang diserap relatif kecil;

b) Tidak ada bagian yang bergerak maupun bergetar;

(46)

d) Mudah perawatannya;

e) Lebih sensitif;

f) Operasi reset dapat dilakukan dengan sangat cepat;

g) Konstruksinya lebih kompak (praktis).

Selain kelebihan-kelebihan diatas, relai statik dengan komponen

semikonduktor mempunyai beberapa kelemahan, yaitu peka terhadap

temperatur, kerusakan akibat bahan lebih, dan peka terhadap

temperatur, kerusakan akibat beban lebih,dan peka terhadap voltage spikes. Namun demikian, kelemahan-kelemahan tersebut dapat diatasi.

Pada dasarnya, relai statik berdasarkan pada perubahan sinyal

analog ke biner dengan fungsi-fungsi pengukuran. Variabel-variabel

seperti arus, tegangan, sedut fase, atau frekuensi dapat diperoleh dari

nilai-nilai dengan cara perbedaan, penjumlahan, atau perhitungan

matematika lainnya yang selalu muncul sebagai sinyal analog pada

input unit pengukuran. Output-nya akan selalu mempunyai sinyal

biner, misalnya sinyal buka (off) seandainya relai tidak memberikan perintah trip atau sinyal tutup (on), jika relai memberikan perintah trip. Oleh karena itu, sinyal-sinyal output dapat dengan mudah dievaluasi

dengan elemen-elemen kontrol yang memerlukan sedikit upaya

teknis. Setiap relai dibuat dari elemen-elemen yang sesuai dengan

(47)

.

Gambar 8. Elemen-Elemen Relai Statis

Sinyal-sinyal analog dari rangkaian pengukuran (trafo arus dan

atau trafo tegangan) pertama diumpamakan pada unit konverter pada

relai pengaman. Kemudian mengubah sinyal-sinyal yang terukur

sehingga dapat dengan mudah diproses dengan elemen-elemen

pengukur.selanjutnya elemen pengukur akan dioperasikan pada saat

sinyal input mencapai suatu nilai tertentu sehingga terdapat sinyal

tutup pada output-nya. Elemen output itu akan memperbesar sinyal

biner dan mengirimnya pada satu atau lebih elemen kontrol.

Elemen-elemen kontrol membawa switching akhir sebagai pembuka dan

pemutus tenaga. Daya dikirim pada elemen output atau elemen

pengukur oleh suatu elemen umpan. Daya ini diperoleh dari sumber

tegangan bantu atau rangkaian pengukur itu sendiri.

e. Jenis-jenis Relai Pengaman

1) Relai Arus Lebih

Menurut Supriyadi, (1999) relai arus lebih merupakan suatu relai

(48)

suatu nilai berdasarkan adanya kenaikan arus yang melebihi suatu

nilai pengaman tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan

menurut Triyono, dkk dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Studi

Relai Pengaman (Over Current Relay Dan Ground Fault Relay) pada Pemakaian Distribusi Daya Sendiri dari PLTU Rembang pada tahun

2013, relai arus lebih merupakan suatu jenis relai yang bekerja

berdasarkan besarnya arus masukan, dan apabila besarnya arus

masukan melebihi suatu harga tertentu yang dapat diatur (Ip) maka

relai arus lebih bekerja. Dimana Ip merupakan arus kerja yang

dinyatakan menurut gulungan sekunder dari trafo arus (CT). Bila

suatu gangguan terjadi di dalam daerah perlindungan rele, besarnya

arus gangguan If yang juga dinyatakan terhadap gulungan sekunder

CT juga. Relai akan bekerja apabila memenuhi keadaan sebagai

berikut :

If > Ip relai bekerja (trip)

If < Ip tidak bekerja (blok)

Relai arus lebih dikategorikan menjadi tiga, yaitu relai arus lebih

seketika (instantaneous over current relai), relai arus lebih dengan karakteristik tunda waktu (definite time over current relay), dan relai arus lebih dengan karakteristik tunda waktu terbalik (inverse time over current relay).

Relai arus dengan karakteristik tunda waktu tertentu, yaitu suatu

relai yang jangka waktu mulai relai arus pickup sampai selesainya

(49)

demikian apabila arus yang mengalir telah melebihi besarnya arus

seting maka relai akan bekerja sesuai waktu penundaan yang telah

ditetapkan.

a) Relai Arus Lebih Seketika

Relai arus lebih seketika adalah relai yang bekerja tanpa

penundaan waktu, atau jangka waktu relai mulai saat relai arusnya

pickup sampai selesai, sangat singkat (sekitar 20 sampai 100 ms).

Salah satu contoh rangkaian sederhana dari relai arus lebih

seketika dapat dilihat pada gambar 9, sedangkan sistem kerja

rangkaian tersebut adalah sebagai berikut.

Arus masukan dari sistem yang diamankan diubah ke tegangan

searah dengan menggunakan transformator atau transactor dan penyearah. Keluaran penearah kemudian mengalir ke basis

transistor T1. Keluaran tadi diatur melalui resistor R2 dan diratakan

dengan kapasitor C2. Pada kondisi normal, transistor T1 (NPN)

dan transistor T2 (PNP) dalam keadaan off.

Pada saat tegangan basis T1 melebihi nilai pickup yang telah

ditentukan melalui potensiometer (Pe), maka T1 akan bekerja

sehingga menyebabkan T2 juga bekerja yang selanjutnya ada arus

yang mengalir dan menyrbabkan nilai Tr bekerja (trip). Transistor

(Th) di kolektor T1 dimaksudkan sebagai relai kompensasi suhu,

sedangkan dioda (D) sebagai pengaman relai (Tr). Besarnya arus

kerja (pickup) dapat diatur malalui tap-tap transformator bantu dan

(50)

Gambar 9. Relai Arus Lebih Seketika

Pada relai di atas ada kemungkinan terjadi sensitivitas yang

berlebihan (oversensitivity) pada saat terjadi arus gangguan transien dengan komponan-komponen searah. Filter transien R1

C1 di atas akan mengurangi terjadinya oversensitivity. Pada relai

arus lebih seketika tidak diperlukan waktu reset yang cepat, sebab

nilai seting jauh lebih besar daripada arus yagn mengalir. Hal ini

berbeda dengan relai tegangan lebih atau tegangan kurang, yang

nilai setingnya selosih sedikit terhadap tegangan yang mengalir

sehingga memerlukan reset yang cepat.

b) Relai Arus Lebih Dengan Tunda Waktu

Ada beberapa jenis relai arus lebih dengan tunda waktu, hal ini

tergantung pada karakteristik waktu tundanya. Berdasarkan tunda

waktu kerjanya relai arus lebih dapat dibedakan menjadi empat,

(51)

berbanding terbalik (very inverse); 4. Sangat berbanding terbalik sekali (extremely inverse)

2) Relai Jarak

Relai jarak atau distance relay merupakan suatu relai yang di desain agar bekerja hanya untuk gangguan-gangguan (faults) yang terjadi di antara lokasi relai dan suatu titik pilihan pada suatu aliran

transmisi sedemikian rupa sehingga diperoleh “diskriminasi” atau

“selektivitas”. Relai tersebut hanya akan mengeliminir gangguan pada

saluran transmini yang diamankan.

Prinsip kerja relai jarak berdasarkan pada imedansi saluran

transmisi, yang besarnya adalah sebanding dengan panjangnya.

Prinsip pengukuran jaraknya dengan membandingkan arus gangguan

yang “disarankan” oleh relai terhadap tegangan di titik atau di mana

relai terpasang. dengan membandingkan keua besaran itu, impedansi

saluran transmisi dari lokasi relai sampai titik atau lokasi gangguan

dapat diukur.

Prinsip kerja relai jarak adalah membandingkan arus dan

tegangan ditempat yang sama. Dibawah ini gambar prinsip

pemakaian relai jarak.

(52)

Agar relai jarak dapat bekerja dengan baik, maka seara

keseluruhan harus mempunyai sifat-sifat khusus sebagai berikut :

Dapat menentukan arah letak gangguan, dapat menentukan daerah

letak gangguan, dapat membedakan adanya gangguan atau ayunan

daya, dapat mencegah masuknya beban maksimum.

3) Relai Diferensial

Relai diferensial merupakan suatu relai yang prinsip kerjanya

berdasarkan keseimbangan (balance), yang membandingkan arus-arus sekunder transformator arus-arus terpasang pada terminal-terminal

peralatan atau instansi listrik yang diamankan (Supriyadi, 1999).

Sedangkan menurut Bien dan Helna (2007) dalam penelitiannya yang

berjudul Studi Penyetelan Relai Diferensial Pada Transformator PT

Chevron Pacific Indonesia, relai diferensial adalah salah satu relai

pengaman utama sistem tenaga listrik yang bekerja seketika tanpa

koordinasi relai disekitarnya sehingga waktu kerja dapat dibuat

secepat mungkin.

Sistem kerja relai diferensial berdasarkan keseimbangan

arus-arus yang masuk pada relai. Dalam kondisi normal, arus-arus mengalir

melalui peralatan listrik yang diamankan (generator, transformator,

dan lainnya) arus-arus sekunder transformator arus, yaitu I1 dan I2

bersirkulasi melalui jalur 1A. Jika relai pengaman dipasang antara

terminal 1 dan 2, maka dalam kondisi normal tidak akan ada arus

yang mengalir meleluinya. Jika terjadi gangguan di luar peralatan

(53)

bertambah besar, akan tetapi sirkulasinya akan tetap sama dengan

pada kondisi normal, sehingga relai pengaman tidak akan bekerja

untuk gangguan luar tersebut.

Gambar 11. Pengawatan Dasar Relai Diferensial

Jika gangguan terjadi didalam (internal fault), maka arah sirkulasi arus di salah satu sisi akan terbalik, menyebabkan keseimbangan

pada kondisi normal terganggu, akibatnya arus ID akan mengalir

melalui relai pengaman dan terminal 1 menuju keterminal 2 selama

atus-arus sekunder transformator arus sama besar, maka tidak akan

ada arus yang melalui kumparan kerja (operating coil) relai pengaman, tetapi setiap gangguan (antar fase atau ke tanah) yang

mengakibatkan sisterm keseimbangan terganggu, akan menyebabkan

arus mengalir melalui operating coil relai pengaman. Bila arus tersebut lebih besar dari pada pickup setting relai pengaman, maka

(54)

(tripping) kepada circuit breaker (CB) sehingga peralatan atau instalasi listrik yang terganggu dapat diisolir dari sistem tenaga listrik.

4. Adobe Flash CS6

Adobe Flash CS6, merupakan software yang dirancang untuk membuat animasi berbasis vektor dengan hasil yang mempunyai ukuran

yang kecil. Awalnya software ini memang diarahkan untuk membuat

animasi atau aplikasi berbasis internet (online). Perkembangannya banyak digunakan untuk membuat animasi atau aplikasi yang bukan

berbasis internet (offline), dengan Actionscript 3.0 yang dibawanya, Adobe Flash CS6 dapat digunakan untuk mengembangkan game, tampilan wap, media pembelajaran ataupun pembuatan simulasi.

Penggunaan Adobe Flash CS6 untuk animasi atau pembuatan media pembelajaran tidaklah sulit, tool-tool yang tersedia cukup mudah

digunakan, beberapa template dan komponen juga sudah disediakan dan

siap digunakan, dengan anggapan software Adobe Flash CS6 telah terinstal pada komputer yang digunakan. Berikut ini langkah awal untuk

(55)
[image:55.595.155.498.82.361.2]

Gambar 12. Interface Adobe Flash CS6.

a. Komponen dan fungsi pada Adobe Flash CS6

[image:55.595.159.539.451.669.2]
(56)

1) Panel Tools

Panel tools, yaitu bagian yang berisi tombol-tombol untuk

[image:56.595.259.408.162.365.2]

membuat, mengatur dan mendesain objek.

Gambar 14. Tools.

Keterangan :

a) Selection tool, untuk seleksi objek.

b) Free transform tool, untuk merubah bentuk objek misalnya dari kecil ke besar atau memutar sebuah objek.

c) Lasso tool, untuk memotong objek secara bebas. d) Pen tool, untuk membuat garis bebas.

e) Line tool, untuk membuat garis lurus.

f) Pencil tool, untuk menggambar objek secara bebas. g) Deco tool, untuk membuat motif dekorasi tertentu. h) Bone tool, untuk membuat tulang pada objek.

(57)

j) Hand tool, untuk menggeser posisi stage suai dengan yang diinginkan.

k) Pencil tool, untuk menggambar objek secara bebas. l) Paint bucket tool, untuk mewarnai Fill atau isi dari objek.

m) black and white, untuk mengatur warna fill & strok kewarna awal yaitu warna hitam & putih.

n) Snap To object, untuk membuat objek garis menjadi lurus, melengkung, dsb.

o) Subselection tool, seleksi dari sisi objek untuk merubah bentuk objek sesuai dengan yang di inginkan.

p) 3D rotation, untuk merubah objek menjadi 3 dimensi. q) Text tool, untuk membuat teks tulisan.

r) Rectangle tool, membuat objek kotak.

s) Brush tool, untuk membuat objek secara bebas. t) Paint bucket, untuk mewarnai objek.

u) Erase tool, untuk menghapus objek.

v) Zoom, untuk memperbesar & kecil tampilan.

w) Stroke, untuk merubah warna garis tepi pada objek. x) Fill tool, untuk merubah warna pada objek.

2) Menu Bar

(58)

b) Pada menu edit terdapat pengaturan yang berkaitan dengan frame, misalnya di menu timeline berisi menghapus, copy frame, Preferences dsb.

c) Menu View, untuk menampilkan grid, ruler dsb.

d) Menu Insert, untuk memasukan Timeline, scene, motion tween, shape tween dsb.

e) Menu modify, untuk memodifikasi objek, bitmap, symbol, timeline, transform, align dsb.

f) Menu Text, untuk mengatur atribut teks berupa jenis Font, ukuran Style dsb.

g) Menu Command, untuk eksport ke format XML.

h) Menu Control, untuk mengatur kontrol movie, menjalankan test movie dsb.

i) Menu Debug, untuk memeriksa apakah masih ada kesalahan pada flash yang sudah jadi.

j) Menu Window, untuk mengatur Toolbar, TimelineTools dsb, yang akan di tampilkan.atau tidak ditampikan pada interface.

k) Menu Help, untuk menampilkan Bantuan apabila terdapat kesulitan didalammenggunakan Adobe Flash

3) Timeline

Timeline, yaitu bagian untuk mengatur dan mengontrol isi

(59)
[image:59.595.187.492.84.332.2]

Gambar 15. Timeline.

Keterangan :

a) New layer, untuk membuat layer yang baru.

b) Add Motion Guide, untuk membuat jalur animasi pada objek. c) Insert layer folder, untuk membuat folder sebagai penempatan

layer.

d) Delete, untuk menghapus layer. e) Center frame, Posisi frame.

f) Union Skin, untuk melihat keseluruhan layer.

g) Union skin outline, untuk melihat gabungan objek hanya sebatas pada line keseluruhan pada layer.

h) Edit multiple frames, untuk editing seluruh frame dan layer, sehingga akan menampilkan keseluruhan objek yang ada pada

(60)

i) Modify union markers, untuk editing gabungan dari beberapa objek.

j) Current frame, posisi key frame.

k) Frame rate, kecepatan animasi frame ke frame atau yang disebut dengan Frameper second.

l) Elapsed, waktu yang dibutuhkan dari frame satu ke frame yang lain secara dinamis.

4) Stage

Tempat semua objek animasi di tempatkan, dinamakan stage ini, pada Scene 1, dimana scene disini sebagai bagian-bagian yang dapat ditambah sehingga animasi dapat dibagai didalam beberapa

[image:60.595.199.483.440.708.2]

Scene sehingga dapat mempermudah pengaturan.

(61)

5) Properties

Properties atau atribut yang digunakan setiap objek untuk mengatur ukuran (size) stage, warna backround, kecepatan animasi frame rate, dan jenis seting publikasi yang akan digunak

Gambar

Gambar 5. Metode Wattmetrik
Gambar 3.6)
Gambar 7. Relai Jenis Torak
Gambar 12. Interface Adobe Flash CS6.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan fasilitas yang tersedia dalam Flash, rancangan website ini cukup interaktif karena disertai dengan animasi didalamnya yang membuat tampilannya lebih indah,

• Teroopongnesia berhak membatalkan trip dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu di luar kemampuan kami, dan uang pembayaran peserta akan dikembalikan 100%.. • Itinerary bisa

Jika Anda menekan tombol &lt;Q&gt; ketika gambar ditampilkan pada monitor LCD, Anda dapat mengatur pengaturan berikut: metode AF, White balance, Picture Style,

Jika kata maha sebagai unsur gabungan merujuk kepada Tuhan yang diikuti oleh kata berimbuhan, gabungan itu ditulis terpisah dan unsur-unsurnya dimulai dengan

ini penting untuk membangun diskusi yang sehat dalam blog anda.. Jangan memulai/melakukan serangan pribadi di blog

peranan analisis kebijakan, evaluasi kebijakan dan evaluasi program, serta berbagai model evaluasi program pendidikan.. Uraian Pokok Bahasan

Pekerjaan : Pembangunan Drainase Jalan Dr.. Wahidin Desa

Penyusun menyadari bahwa penyusunan laporan PKPA ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan laporan