1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Nosokomial berasal dari kata Yunani noso yang berarti “penyakit”
dan komeo berarti “rumah sakit”. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang
terjadi di sarana pelayanan kesehatan (termasuk rumah sakit, rumah
perawatan, panti jompo dan klinik kesehatan) (Rohani & Hingawati, 2010).
Infeksi nosokomial saat ini merupakan salah satu penyebab meningkatnya
angka morbidity dan mortality di rumah sakit sehingga dapat menjadi
masalah kesehatan baru, baik di negara berkembang maupun di negara
maju (Darmadi, 2008). Angka infeksi nosokomial yang tercatat dibeberapa
negara menunjukkan bahwa 3,3 - 9,2% pasien rumah sakit mengalami
infeksi nosokomial secara akut ataupun secara kronis.
Salah satu cara penyebaran (transmisi) infeksi adalah melalui kontak
melalui tangan, peralatan, ataupun pakaian yang terkontaminasi (James et
al., 2006). Oleh sebab itu pakaian seragam petugas kesehatan di rumah
sakit berpeluang menjadi salah satu sarana terjadinya transmisi infeksi
nosokomial.
Perawat merupakan salah satu komponen tenaga kesehatan yang
paling besar di rumah sakit dan paling sering kontak dengan pasien,
sehingga seragam perawat memiliki andil yang sangat besar dalam
pencegahan infeksi nosokomial. Orang-orang yang berada di lingkungan
2
sangat berisko terinfeksi (Menkes, 2011). Diperkirakan bahwa batuk dan
bersin menyebabkan pengeluaran percikan ludah terinfeksi yang
mengendap keberbagai permukaan, termasuk busana, di lingkungan sekitar
(Brooker, 2003).
Seragam yang dikenakan oleh perawat pada umumnya dipakai dari
rumah, saat bekerja, hingga pulang dari bertugas.Selama
shift
kerja,seorang perawat banyak melakukan tindakan keperawatan yang
memungkinkan seragam bersentuhan dengan pasien maupun lingkungan
sekitar pasien.Keadaan ini membuka peluang transmisi mikroorganisme
termasuk bakteri stafilokokus ke seragam perawat.Transmisi ini kemudian
menyebabkan infeksi silang dari pasien keperawat maupun sebaliknya.
Perawat yang memakai seragam berlengan panjang beresiko
terkontaminasi oleh mikroorganisme stafilokokus. Ujung lengan seragam
perawat merupakan bagian yang paling sering bersentuhan dengan pasien
saat perawat melakukan tindakan. American Journal of Infection Control
(2011), menemukan bahwa dari 75 seragam Registered Nurse (RNs) yang
diteliti terdapat 60% terkontaminasi oleh patogen oportunis seperti
Staphylococus aureus pada ujung lengan seragam, bagian perut dan saku.
Delapan kultur juga ditumbuhi methicillin-resistant Staphylococcus aureus.
Salah satu ruangan yang paling umum terjadi infeksi nosokomial
adalah ruang perawatan intensif (Darmadi, 2008) karena banyaknya
tindakan invasif yang dilakukan serta daya imun pasien yang rendah. High
3
kondisi respirasi, hemodinamik, dan kesadaran yang stabil yang masih
memerlukan pengobatan, perawatan dan observasi secara ketat (Menkes,
2010). Berdasarkan wawancara dengan kepala ruang HCU Rumah Sakit
Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, belum ada penelitian tentang sebaran
mikroorganisme stafilokokus pada seragam perawat di ruang tersebut.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Keberadaan dan akumulasi mikoorganisme yang dikategorikan
sebagai patogen oportunis stafilokokus pada seragam perawat, berpotensi
menyebarkan bakteri ke pasien maupun perawat lain. Mengenakan
seragam hingga pulang usai bertugas membuka kemungkinan perawat
menjadi reservoir bagi mikroflora yang dibawa dari rumah sakit.
1.3 HIPOTESIS
Keberadaan dan akumulasi stafilokokus senantiasa ditemukan pada
seragam perawat saat bekerja dari awal datang hingga pulang disemua
shift.
1.4 TUJUAN
Membuktikan keberadaan dan akumulasi mikroorganisme yang
dikategorikan sebagai patogen oportunis stafilokokus pada seragam
4
1.5 MANFAAT 1. Bagi Rumah Sakit
Sebagai referensi dalam membuat prosedur tentang pemakaian seragam
perawat dan penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) untuk mengurangi risiko
infeksi silang.
2. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan tentang infeksi silang dan memberikan sumber
informasi bagi peneliti lainnya.
3. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Memberikan sumbangan pengembangan ilmu pengetahuan bagi