• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA ALQURAN DI PESANTREN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA ALQURAN DI PESANTREN."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF

UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA ALQURAN

DI PESANTREN

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh:

HANDIKA SIMORATA TUMANGGOR

NIM: 8106121008

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ii

ABSTRAK

Handika Simorata Tumanggor, Pengembangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Membaca Alquran di Pesantren. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Kelayakan multimedia interaktif untuk pembelajaran membaca Alquran di pesantren. (2) Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan multimedia interaktif lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan media grafis sketsa pada pembelajaran membaca Alquran di pesantren.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan produk Borg dan Gall yang dipadu dengan pengembangan pembelajaran Dick, Carey dan Carey. Data tentang kelayakan produk yang dikembangkan dikumpulkan dengan metode observasi, wawancara, dan angket. Data yang telah dikumpulkan pada tahap pengujian kelayakan produk dianalisis dengan deskriptif kualitatif, selanjutnya pada tahap pengujian keefektifan produk dianalisis dengan deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelayakan produk adalah: (1) validasi ahli materi pembelajaran berada pada kualifikasi sangat baik (95%), (2) validasi ahli desain pembelajaran berada pada kualifikasi sangat baik (89%), (3) validasi ahli media pembelajaran berada pada kualifikasi sangat baik (95%), (4) uji coba terbatas berada pada kualifikasi sangat baik (97,47%), (5) uji coba lebih luas berada pada kualifikasi sangat baik (90,89%).

Pengujian keefektifan produk menggunakan metode kuasi eksperimen dengan sampel penelitian sebanyak 80 siswa yang terdiri dari 40 siswa kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan menggunakan multimedia interaktif dan 40 siswa kelas kontrol yang dibelajarkan dengan menggunakan media grafis sketsa. Hasil pengujian hipotesis keefektifan produk menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan multimedia interaktif dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan media grafis sketsa. Hasil pengolahan data diperoleh bahwa

thitung=2,988 pada taraf signifikasi α=0,05 dengan dk=78 diperoleh ttabel=1,997

(6)

iii

ABSTRACT

Handika Simorata Tumanggor, Development of Interactive-Multimedia for Reading Alquran Learning at Boarding School. Thesis: Post Graduate Program, State University of Medan, 2015

This study aimed to know: (1) worthiness of interactive multimedia to improve learning while reading the Alquran at a boarding school. (2) learning outcomes of students improvement taught by interactive-multimedia is higher than learning outcomes of students improvement taught by sketch-graphic media in learning while reading the Alquran at a boarding school.

The type of research was the development of models that use Borg and Gall product development combined with a model of Dick, Carey and Carey instructional development. Data on the development of the product reliability was collected by observations, interviews, and questionnaires. The data collected was analyzed with descriptive qualititative techniques, then in the next step it was analyzed with descriptive quantitative techniques.

The result of showed: (1) subject matter testing of reading the Alquran was an very worthy (95%), (2) instructional design experts testing was an very worthy (89%), (3) instructional media testing was in very worthy (93%) (4) limited scale testing was an very worthy (97,47%), (5) wider scale testing was an very worthy (90,89%).

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis kembalikan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala

atas limpahan nikmat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang

berjudul “Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran Membaca Alquran di Pesantren”. Tesis ini merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi

Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini banyak kendala dan

hambatan yang dihadapi, namun berkat arahan dan motivasi dari berbagai pihak

akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Untuk itu, pada kesempatan ini

izinkan penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan ungkapan terima

kasih kepada:

1. Dosen pembimbing Prof. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd. sebagai

pembimbing I dan Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd. sebagai pembimbing II

yang dengan tulus dan sabar membimbing penulis hingga akhirnya tesis ini

dapat diselesaikan.

2. Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si.

beserta jajarannya di Civitas Akademik Universitas Negeri Medan.

3. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. H.

Abdul Muin Sibuea, M.Pd. beserta para Asisten Direktur yang telah banyak

memberikan bantuan untuk kelancaran studi penulis.

4. Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan, Prof. Dr. Harun Sitompul,

M.Pd. beserta staf yang banyak memberikan bantuan kepada penulis dalam

menyelesaikan tesis ini.

5. Para nara sumber dan penguji, Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd., Prof. Dr.

H. Syaiful Sagala, S.Sos, M.Pd., dan Dr. R. Mursid, M.Pd. yang dengan

tulus dan sabar memberikan masukan kepada penulis hingga akhirnya tesis

ini dapat diselesaikan.

6. Para Guru Besar dan Dosen pada program Pascasarjana Universitas Negeri

Medan yang telah membimbing, mencurahkan waktu dan memberikan

(8)

iv

7. Para validator multimedia, Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd., Prof. Dr. Abdul

Hamid K, M.Pd., Dr. R. Mursid, M.Pd., Dr. H. Mardianto, M.Pd., Dr. H.

Harun Ar-Rasyid, MA., Dra. Hj. Rusmini, MA. yang telah bersedia

meluangkan waktu dan pikirannya untuk mengevaluasi dan

menyempurnakan multimedia yang saya kembangkan.

8. Direktur Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan Drs. H. Rasyidin Bina,

MA., dan Kepala MTsS Raudhatul Hasanah Medan Carles Ginting, BHSc,

yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian,

Ustazah Ovie Ramadhani, SQ selaku guru tajwid yang telah membantu

penulis menyelesaikan penelitian ini, dan M. Zaen Nawawi, S.Kom yang

telah bersedia sebagai programmer multimedia yang penulis kembangkan.

9. Teman-teman di pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah

berkontribusi kepada penulis selama masa perkuliahan dan tidak lupa rekan

kerja penulis di SMA Unggulan CT Foundation yang tidak bosan

memberikan dukungan dan semangat untuk segera menyelesaikan tesis ini.

10.Orangtua tercinta B. Tumanggor, S.Pd, Sayem S.Pd, dan Ibunda mertua

yang senantiasa mendoakan penulis, yang selalu memberikan semangat dan

motivasi, demikian juga istri tercinta Arina Hayati, S.Pd yang tiada pernah

bosan memberikan dorongan dan perhatian serta anakku tersayang Nur

Mutawalli Al-Jazari Tumanggor yang menjadi sumber semangat untuk

menyelesaikan pendidikan.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna,

seiring dengan rasa harap atas kritik dan saran, penulis mengucapkan terima kasih

atas saran maupun kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini.

Semoga tesis ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca pada

umumnya.

Medan, Februari 2015

Penulis,

(9)

v

A. Hakikat Pembelajaran Membaca Alquran ... 13

1. Alquran dan Keistimewaanya . ... 13

2. Pembelajaran Membaca Alquran ... 20

3. Hakikat Ilmu Tajwid ... 30

B. Pengembangan Multimedia Interaktif ... 32

1. Hakikat Multimedia Pembelajaran Interaktif ... 32

2. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif ... 52

3. Adobe Flash ... 75

4. Media Grafis Sketsa ... 78

C. Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Membaca Alquran ... 82

1. Karakteristik Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Membaca Alquran ... 82

2. Spesifikasi Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Membaca Alquran ... 86

2. Perencanaan dan Pengembangan Multimedia Interaktif . 102 3. Tahap Uji Coba dan Revisi Multimedia Interaktif ... 103

(10)

vi

b. Uji Coba Terbatas ... 104

c. Uji Coba Lebih Luas/Utama ... 105

d. Uji Keefektifan Produk ... 105

D. Prosedur dan Pengontrolan Perlakuan ... 107

E. Definisi Operasional ... 111

E. Metode dan Insrumen Pengumpulan Data ... 113

1. Angket (Questionnare) ... 115

2. Observasi (Observation) ... 116

3. Wawancara (Interview) ... 117

4. Tes Hasil Belajar (Test of Learning Result) ... 118

F. Uji Coba Intrumen Tes Hasil Belajar ... 119

H. Teknik Analisis Data ... 121

BAB IV HASIL PENELITIAN . ... 123

A. Deskripsi dan Analisis Kelayakan Produk ... 123

1. Deskripsi Hasil Studi Pendahuluan ... 123

2. Deskripsi Hasil Perencanaan dan Pengembangan Produk ... 129

3. Deskripsi Data Hasil Validasi Ahli ... 132

4. Deskripsi Data Hasil Uji Coba Terbatas ... 139

5. Deskripsi Data Hasil Uji Coba Lebih Luas ... 140

6. Analisis Hasil Validasi Kelayakan Multimedia oleh Ahli ... 141

7. Analisis Hasil Uji Coba Kelayakan Multimedia Skala Terbatas ... 144

8. Analisis Hasil Uji Coba Kelayakan Multimedia Skala Lebih Luas ... 148

B. Deskripsi dan Analisis Keefektifan Produk ... 150

C. Hasil Pengujian Hipotesis ... 153

1. Kelayakan Produk ... 153

2. Keefektifan Produk ... 155

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 157

1. Kelayakan Multimedia Interaktif ... 157

2. Keefektifan Multimedia Interaktif ... 159

E. Keterbatasan Penelitian ... 160

(11)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 37 Gambar 2 Bagan Tahap Pengembangan Multimedia Pembelajaran

Menurut Luther. ... 62 Gambar 3 Bagan Prosedur Penelitian Pengembangan Model Borg & Gall 98 Gambar 4 Bagan Prosedur Pengembangan Desain Instruksional Dick,

Carey & Carey ... 99 Gambar 5 Bagan Prosedur Penelitian dan Pengembangan Multimedia

Pembelajaran Interaktif Diadaptasi dari Borg & Gall (1983)

Dipadu Dengan Dick, Carey & Carey (2005) ... 100 Gambar 6 Diagram Batang Perolehan Skor Kelayakan Multimedia

Interaktif Oleh Para Ahli ... 142 Gambar 7 Diagram Batang Perolehan Skor Kelayakan Multimedia pada

Uji Coba Skala Terbatas Menurut Aspek Penilaian ... 145 Gambar 8 Diagram Batang Perolehan Skor Kelayakan Multimedia pada

Uji Coba Skala Terbatas Menurut Tingkat Prestasi ... 146 Gambar 9 Diagram Batang Perolehan Skor Kelayakan Multimedia pada

(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Instrumen Analisis Kebutuhan ... 172

Lampiran 2 Pedoman Observasi Studi Pendahuluan . ... 177

Lampiran 3 Pedoman dan daftar Wawancara ... 178

Lampiran 4 Flowchart... 180

Lampiran 5 Story Board ... 181

Lampiran 6 Instrumen Validasi Multimedia Interaktif Pembelajaran Membaca Alquran untuk Ahli Materi Pembelajaran ... 185

Lampiran 7 Instrumen Validasi Multimedia Interaktif Pembelajaran Membaca Alquran untuk Ahli Desain Pembelajaran ... 188

Lampiran 8 Instrumen Validasi Multimedia Interaktif Pembelajaran Membaca Alquran untuk Ahli Media Pembelajaran ... 191

Lampiran 9 Instrumen Penilaian Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran Membaca Alquran di Pesantren Oleh Siswa ... 194

Lampiran 10 Garis Besar Program Media (GBPM) ... 198

Lampiran 11 Silabus Pembelajaran ... 201

Lampiran 12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 205

Lampiran 13 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar ... 213

Lampiran 14 Soal Tes Hasil Belajar ... 215

Lampiran 15 Lembar Penilaian Kemampuan Membaca Alquran ... 220

Lampiran 16 Hasil Uji Coba Terbatas ... 221

Lampiran 17 Data Hasil Uji Coba Lebih Luas ... 225

Lampiran 18 Tabulasi Nilai Pretes dan Postes Kelas Eksperimen ... 230

Lampiran 19 Tabulasi Nilai Pretes dan Postes Kelas Kontrol ... 234

Lampiran 20 Data Skor Tes Hasil Belajar Siswa ... 238

Lampiran 21 Uji Normalitas Data ... 240

Lampiran 22 Uji Homogenitas ... 244

Lampiran 23 Hasil Pengujian Hipotesis Keefektifan Produk ... 246

Lampiran 24 Manual Book ... 248

(13)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 Tiga Asumsi Teori Kognitif Tentang Multimedia Pembelajaran 56

Tabel 2 Tujuh Prinsip Desain Pesan Multimedia Berdasarkan Riset... 57

Tabel 3 Aspek Penilaian Multimedia ... 64

Tabel 4 Kriteria Multimedia Pembelajaran Yang Baik ... 66

Tabel 5 Jadwal Rencana Pelaksanaan Penelitian dan Pengembangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Membaca Alquran.. 96

Tabel 6 Desain Eksperimen Randomized Subject Pretest-Postest Control Group Design ... 106

Tabel 7 Metode dan Instrumen Penelitian ... 114

Tabel 8 Kriteria Interpretasi Skor ... 115

Tabel 9 Data Analisis Kebutuhan Siswa pada Pembelajaran Tajwid ... 125

Tabel 10 Data Hasil Validasi Kelayakan Multimedia Interaktif oleh Ahli Materi Pembelajaran ... 133

Tabel 11 Data Hasil Validasi Kelayakan Multimedia Interaktif oleh Ahli Desain Pembelajaran ... 135

Tabel 12 Data Hasil Validasi Kelayakan Multimedia Interaktif oleh Ahli Media Pembelajaran ... 137

Tabel 13 Data Hasil Uji Coba Kelayakan Multimedia Skala Terbatas oleh Siswa ... 139

Tabel 14 Data Hasil Uji Coba Kelayakan Multimedia Skala Lebih Luas oleh Siswa ... 140

Tabel 15 Presentase Rata-Rata Hasil Penilaian Kelayakan Multimedia Interaktif Pembelajaran Membaca Alquran oleh Para Ahli ... 142

Tabel 16 Hasil Revisi Multimedia Interaktif Pembelajaran Membaca Alquran oleh Para Ahli ... 144

Tabel 17 Hasil Revisi Multimedia Interaktif Pembelajaran Membaca Alquran pada Uji Coba Skala Terbatas ... 147

Tabel 18 Hasil Revisi Multimedia Interaktif Pembelajaran Membaca Alquran pada Uji Coba Skala Lebih Luas ... 150

Tabel 19 Distribusi Frekuensi Nilai Pretes ... 151

Tabel 20 Distribusi Frekuensi Nilai Postes ... 151

Tabel 21 Standar Deviasi dan Varians Hasil Belajar ... 152

Tabel 22 Distribusi Ketuntasan Nilai ... 152

Tabel 23 Data Hasil Uji Normalitas ... 153

Tabel 24 Data Hasil Uji Homogenitas ... 153

Tabel 25 Hasil Pengujian Hipotesis Kelayakan Produk ... 155

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Suatu realitas yang patut dibanggakan oleh umat Nabi Muhammad Saw

sebagai umat akhir zaman ialah mereka terlahir membawa dua modal besar, yaitu

modal yang berfungsi sebagai jalan yang Allah gariskan bagi siapa saja yang ingin

menggapai keberhasilan dalam hidupnya di dunia hingga di akhirat, yakni

Kitabullah (Alquran) dan Sunnah Rasulullah (Hadis).

Alquran yang diturunkan 15 abad yang lalu telah memperoleh apresiasi

yang besar dari umat Islam. Sesuai dengan kedudukannya sebagai kitab suci,

Alquran begitu membudaya dalam kehidupan umat Islam. Setiap muslim selalu

membacanya dalam setiap shalat, begitu juga bacaan Alquran menjadi bagian dari

tradisi dan budaya keagamaan, seperti untuk membuka suatu upacara, berbagai

perantara permohonan berkah serta menjadi materi lomba musabaqah di berbagai

kesempatan. Semua aspek dari Alquran telah dikaji dan dikembangkan, baik dari

segi teks, bacaan, tulisan, mukjizat maupun kandungannya yang mencakup

berbagai bidang keilmuan.

Mengenai fungsi Alquran Ibnu Mas’ud sebagaimana dikutip Qaradhawi

(2007:45) berkata: “Alquran adalah Perjamuan Allah”. Shihab (2008:40)

menjelaskan bahwa itu artinya Alquran adalah hidangan yang membantu manusia

untuk memperdalam pemahaman dan penghayatan tentang Islam dan merupakan

pelita bagi umat Islam dalam menghadapi berbagai persoalan hidup. Rugilah bagi

yang tidak menghadiri jamuan Nya yang mewah tersebut, tetapi lebih rugi lagi

(15)

2

bagi yang telah menghadirinya tanpa menyantapnya, sedangkan yang

menikmatinya sendirian amatlah tercela. Oleh karena itu, berdasarkan fungsinya

tersebut, tidak bisa ditolak keharusan untuk mempelajari dan mendalami Alquran

bila ingin menjadi muslim sesungguhnya yang senantiasa terhindar dari jalur

kesesatan.

Berangkat dari besarnya peranan dan luasnya kandungan Alquran, maka

dunia pendidikan Islam tidak bisa begitu saja mengabaikannya. Alquran yang

diyakini sebagai petunjuk bagi umat manusia, secara nyata menempati posisi

penting dalam pemikiran dan peradaban umat Islam. Gusmian (2003:49)

menyebutkan, sejak awal masa pergumulan Islam di Indonesia berbagai pondok

pesantren, madrasah, dan sekolah telah memposisikan Alquran menjadi salah satu

materi penting yang dipelajari di samping fiqh, bahasa, dan teologi maupun

keilmuan Islam lainnya.

Secara etimologi Alquran berarti bacaan (As-Shalih: 1998:12). Karena itu

selaras dengan artinya kitab suci ini perlu dibaca oleh setiap kaum muslimin.

Secara implisit Allah memerintahkan seluruh umat Islam untuk membacanya,

karena hanya dengan itu mereka akan mengetahui apa saja tuntunan Ilahi yang

wajib dijadikan pedoman dan petunjuk dalam kehidupan mereka. Tanpa

membacanya, mustahil umat ini dapat mengetahui ajaran Allah dengan baik dan

benar.

Alquran juga merupakan wahyu Allah yang diturunkan dengan bahasa

Arab. Hal yang sedemikian ini, karena Nabi yang menerimanya berasal dari

bangsa Arab dan berbicara dalam bahasa Arab. Bahasa ini, sebagaimana

(16)

3

lainnya. Kaum muslimin yang berasal dari keturunan non-Arab tentu mengalami

kesulitan dalam membacanya bila mereka tidak mempelajari bahasa Arab ini

dengan baik. Karena itu mereka dianjurkan untuk mempelajari bahasa ini agar

mereka dapat memahami Kitab Suci dengan benar. Satu hal yang perlu

diperhatikan bahwa cara membaca Alquran tidak sama dengan membaca

buku-buku yang berbahasa Arab. Maksudnya adalah Alquran memiliki aturan-aturan

khusus dalam membacanya. Bahkan para ulama sepakat bahwa membaca Alquran

dengan cara khusus, yaitu dengan menggunakan kaidah tajwid, wajib hukumnya

menggunakan tajwid bagi mereka yang membacanya. Kesalahan dalam membaca

Alquran yang tidak sesuai dengan tajwid akan dapat mengubah makna atau

maksud sesungguhnya. Allah SWT menegaskannya dalam Alquran surat

Muzammil ayat 4 yang artinya: “Dan bacalah Alquran itu dengan tartil”. Ali bin

Abi Thalib dalam (Al-Mujahid: 2010) menjelaskan tentang makna ayat ini “At

-Tartilu tajwidul hurufi wa ma’rifatul wuqufi” artinya makna Tartil dalam ayat ini

adalah memperbagus huruf dan mengetahui waqf. Itu artinya seseorang yang

membaca Alquran, baik tanpa lagu maupun dilagukan dengan indah dan merdu,

tidak boleh terlepas dari kaidah ilmu tajwid. Yaitu ilmu yang berguna untuk

mengetahui bagaimana cara untuk memenuhkan/memberikan hak huruf dan

mustahaq-nya. Maka implikasinya kompetensi membaca Alquran seseorang akan

baik jika mampu memahami dan menerapkan kaidah-kaidah tajwid dalam

membaca Alquran.

Akaha (2004:10) memaparkan bahwa tak banyak orang yang tertarik pada

ilmu tajwid, hal ini berimbas menjadi sedikitnya orang yang ingin bisa membaca

(17)

4

hurufnya sebagaimana Alquran diturunkan. Banyak orang yang menganggap,

sekedar bisa lancar membaca Alquran sudah cukup. Sehingga, banyak orang yang

lancar membaca Alquran, namun secara kaidah tajwid masih banyak

kesalahannya.

Salah satu indikator yang menunjukkan perbedaan kompetensi dalam

membaca Alquran antara seseorang dengan lainnya ialah tergantung pada fasih

dan tidaknya pengucapan huruf dari pembaca itu sendiri. Berkenaan dengan hal

tersebut Annuri (2010:43) mengatakan seorang muslim yang ingin fasih dalam

membaca Alquran harus mempelajari makharij al-huruf dan shifat al-huruf,

kemudian mempraktikkan kaidah-kaidahnya dalam membaca Alquran. Seorang

pembaca Alquran tidak akan bisa membedakan huruf satu dengan huruf lainnya

tanpa mengerti pelafalan huruf itu pada tempat keluarnya. Karena itu sangat

penting mempelajari makharij al-huruf agar terhindar dari kesalahan-kesalahan

pengucapan huruf-huruf hijaiyah ketika membaca Alquran.

Alquran yang merupakan sumber ajaran Islam jelas menempati posisi

penting dalam agenda pendidikan Islam, selanjutnya hal ini berimbas pada

pembentukan tradisi kurikuler di pondok pesantren yang menjadikan Alquran

sebagai materi pembelajaran yang mendapat perhatian serius seperti yang di

kemukakan Nafi dkk (2006:12) bahwa di kebanyakan pondok pesantren paket

materi pembelajaran Alqur’annya dimulai dari tataran membaca, menghafalkan

surah-surah pendek, membaca keseluruhan juz, menghafalkan surah-surah diluar

Juz Amma (juz ke-30) hingga menghafal keseluruhan juz Alquran. Dalam mata

pelajaran tajwid, kegiatan pembelajarannya dimulai dari praktek dan menirukan

(18)

5

dikembangkan akan sampai ke al-Burhan dan at-Tibyan fi Adab Hamalat

Alquran.

Hasil pengamatan terbatas peneliti, di Tahun Ajaran 2011-2012 tepatnya

di bulan Februari hingga Mei 2012 pada beberapa kelas yang berbeda

menunjukkan bahwa proses pembelajaran tajwid Alquran terutama tentang pokok

bahasan Makharij al-Huruf di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan dilakukan

dengan menggunakan metode ceramah dibantu dengan media grafis sketsa yang

cukup sederhana yang digambarkan langsung oleh pengajar di papan tulis sewaktu

pembelajaran sedang berlangsung, selanjutnya sang pengajar menunjukkan

beberapa contoh-contoh aplikasinya dalam Alquran dan guru mempraktikkan

suatu contoh bacaan yang kemudian diikuti oleh para santri.

Hasil wawancara dengan guru tajwid Alquran dan guru tahfizh Alquran

secara khusus menunjukkan bahwa mereka mengaku kesulitan memperoleh media

pembelajaran yang efektif untuk pembelajaran tajwid di kelas, sehingga kegiatan

pembelajaran kurang efektif dan kurang berdaya tarik, hingga santri sering merasa

kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan bahkan akibat dari metode

yang relatif monoton tersebut beberapa dari santri terlihat cepat merasa jenuh dan

mengantuk.

Hasil ulangan umum Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah pada semester

genap tahun 2011-2012 juga menunjukkan bahwa nilai rata-rata pelajaran tajwid

adalah 5,5, sedangkan menurut beberapa guru yang bertindak sebagai penguji

pada ujian lisan semester genap tahun ajaran 2011-2012 menyatakan bahwa nilai

(19)

6

belum tepat dalam melafalkan huruf hijaiyah dari segi makhraj maupun shifat-

nya.

Berdasarkan pengalaman peneliti yang telah mengajarkan bidang studi

tajwid sejak Tahun Ajaran 2010-2011 hingga tahun ajaran 2011-2012,

menunjukkan bahwa materi yang relatif sulit untuk disampaikan ialah tentang

pokok bahasan makharij al-huruf (tempat keluarnya huruf), pokok bahasan ini

sulit divisualisasikan secara praktik langsung, selama ini media yang relatif sering

digunakan dalam pengajaran materi ini adalah media grafis sketsa, yaitu dengan

cara menggambarkan draf gambar yang sederhana di papan tulis pada waktu

materi pembelajaran disampaikan, namun kenyataannya masih sering juga terjadi

miskonsepsi pemahaman materi ini yang diterima oleh santri.

Undang-Undang No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

menjabarkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik

serta psikologis peserta didik. Hamalik (1994) mengemukakan bahwa media

pembelajaran merupakan bagian penting yang tidak bisa dilepaskan dari upaya

mencapai proses pendidikan yang berkualitas, selaras dengan itu pemanfaatan

media harus mendapatkan perhatian guru dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Namun kenyataannya, bagian inilah yang masih sering terabaikan dengan

berbagai alasan. Alasan yang sering muncul antara lain: terbatasnya waktu untuk

membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya

(20)

7

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi beberapa tahun

belakangan ini, telah mengubah cara pandang masyarakat dalam mencari dan

mendapatkan informasi. Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan juga

terjadi dalam pola penyampaian informasi pendidikan. Penyampaian informasi

tidak hanya melalui media cetak tetapi juga melalui media audio visual seperti

komputer. Pada saat ini komputer bukan lagi merupakan barang mewah, dan

bukan hanya sebagai alat bantu olah kata (pengetikan naskah) dan pengolah data

seperti halnya kebanyakan orang lakukan. Namun komputer mempunyai

kemampuan yang lebih dan bisa dimanfaatkan sebagai alat bantu belajar (media

pembelajaran).

Suparman (2001) memaparkan bahwa media gambar hidup (visual

bergerak) sangat baik untuk ketercapaian belajar prosedur maupun keterampilan.

Pernyataan kedua pendapat tadi berkaitan dengan pendapat Dale yang menyatakan

bahwa pemerolehan hasil belajar melalui indra pandang berkisar 75%, melalui

indra dengar sekitar 13%, dan melalui indra lainnya sekitar 12%. Hal senada

ditegaskan oleh Baugh (1986) yang menyatakan bahwa kurang lebih 90% hasil

belajar seseorang diperoleh melalui indra pandang, 5% diperoleh melalui indra

dengar, dan 5% lagi diperoleh melalui indra lainnya.

Multimedia pembelajaran memanfaatkan fleksibilitas komputer untuk

memecahkan masalah-masalah belajar. Sebagaimana kebanyakan sistem

mengajar, komputer dapat digunakan sebagai alat mengajar utama untuk memberi

penguatan belajar awal, merangsang dan memotivasi belajar, atau untuk berbagai

jenis kemungkinan lainnya. Banyak manfaat yang diperoleh dari fleksibelitas

(21)

8

bentuk-bentuk, proses, peran dan tanggung jawab lainnya. Philips (1997)

menyatakan bahwa multimedia yang bersifat interaktif dapat mengakomodasi cara

belajar yang berbeda-beda dan memiliki potensi untuk menciptakan suatu

lingkungan multisensori yang mendukung cara belajar tertentu.

Berdasarkan apa yang telah diuraikan, maka diperlukan

perbaikan-perbaikan proses pembelajaran membaca Alquran, sehingga siswa lebih

termotivasi dan lebih aktif dalam mempelajari mata pelajaran tajwid, sehingga

dapat lebih mudah memahaminya dan meningkatkan kompetensi membaca

Alquran mereka. Jika konsep tentang makharij al-huruf yang relatif sulit dipahami

itu dapat dibuat menjadi nyata dengan sehingga mudah ditangkap oleh pancaindra,

maka proses pembelajaran ini akan lebih efektif dan berdaya tarik. Untuk

mencapai itu, maka dalam pembelajaran membaca Alquran khususnya mengenai

pokok bahasan makharij al-huruf sebaiknya disajikan dengan visualisasi yang

lebih menarik disertai dengan metode demonstrasi dan latihan. Salah satu upaya

yang dapat dilakukan adalah dengan penggunaan multimedia pembelajaran yang

bersifat interaktif. Dengan adanya multimedia interaktif dalam pembelajaran ini

diharapkan akan membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran tajwid

terutama pada bahasan makaharij al-huruf, sehingga pembelajaran bisa lebih

menarik dan efektif dan dapat mendorong santri lebih mudah dalam memahami

konsep-konsep pembelajaran tajwid yang pada gilirannya meningkatkan

kompetensi dan hasil belajar membaca Alquran mereka.

Berdasarkan uraian di atas, maka tersedianya multimedia pembelajaran

yang bersifat interaktif dengan memanfaatkan berbagai jenis perangkat lunak

(22)

9

mengembangkan multimedia interaktif yang relevan untuk pembelajaran

membaca Alquran sebagai bentuk upaya untuk peningkatan kompetensi membaca

Alquran santri di pesantren.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan sebagai berikut: (1) faktor-faktor

apa saja yang mempengaruhi hasil belajar membaca Alquran santri di pesantren?

(2) apakah media pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar membaca

Alquran santri di pesantren? (3) apakah media grafis sketsa yang digunakan telah

efektif dalam pembelajaran membaca Alquran di pesantren? (4) bagaimanakah

pengembangan multimedia interaktif untuk pembelajaran membaca Alquran di

pesantren? (5) apakah multimedia interaktif dapat mempengaruhi hasil belajar

membaca Alquran santri di pesantren? (6) bagaimanakah hasil belajar membaca

Alquran santri di pesantren jika menggunakan multimedia interaktif? (7) apakah

hasil belajar membaca Alquran yang diajarkan dengan multimedia interaktif lebih

tinggi daripada hasil belajar membaca Alquran yang diajarkan dengan media

grafis sketsa?

C. Batasan Masalah

Mengingat cukup luasnya ruang lingkup masalah yang berkaitan dengan

masalah di atas, maka untuk memberi ruang lingkup yang jelas dalam

pembahasan, maka perlu dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu

(23)

10

1. Multimedia interaktif yang akan dikembangkan ialah media pembelajaran

yang terdiri dari teks, grafik, gambar bergerak dan audio yang bersifat

interaktif dengan menggunakan perangkat lunak utama Adobe Flash CS 3,

didukung oleh Adobe Photoshop Cs 3, Corel Draw X5, Cool Edit Pro 2.0,

Ahead Nero, Adobe After Effect.

2. Pembelajaran membaca Alquran yang dimaksud dalam penelitian ini ialah

pembelajaran pada mata pelajaran tajwid yang dilaksanakan di dalam kelas,

hanya dibatasi pada pokok bahasan makharij al-huruf (tempat keluarnya

huruf), penilaian yang dilakukan pada materi ini juga hanya terbatas pada

penilaian terhadap kemampuan kognitif siswa. Materi ini diajarkan pada

semester ganjil kelas 2 MTs Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan tahun

pelajaran 2013-2014.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dalam penelitian ini

rumusan masalahnya adalah:

1. Bagaimana kelayakan multimedia interaktif untuk pembelajaran membaca

Alquran di pesantren?

2. Apakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan multimedia

interaktif lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajarkan dengan

menggunakan media grafis sketsa pada pembelajaran membaca Alquran di

(24)

11

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui:

1. Kelayakan multimedia interaktif untuk pembelajaran membaca Alquran di

pesantren.

2. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan multimedia

interaktif lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajarkan dengan

menggunakan media grafis sketsa pada pembelajaran membaca Alquran di

pesantren.

F. Manfaat Penelitian

Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat: (1) memperkaya khazanah

ilmu pengetahuan terutama tentang pengembangan multimedia pembelajaran guna

meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya dalam pembelajaran tajwid, (2)

menjadi sumbangan pemikiran dan bahan acuan teori bagi guru, pengelola,

pengembang lembaga pendidikan dan peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji

lebih dalam tentang pengembangan dan pemanfaatan multimedia untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran.

Sedangkan secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat (1) membantu

santri dalam memahami materi pelajaran tajwid dengan pembelajaran yang

interaktif, menarik, dan menyenangkan bagi setiap santri yang pada akhirnya

dapat meningkatkan hasil belajar tajwid mereka. (2) membantu santri dalam

mempraktikkan kaidah-kaidah tajwid dalam membaca Alquran secara interaktif,

menarik, dan menyenangkan bagi setiap santri yang pada akhirnya diharapkan

(25)

12

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pemanfaatan multimedia

pembelajaran interaktif yang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi

dan komunikasi sehingga pembelajaran yang dilaksanakan bisa lebih efektif,

(26)

162 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengembangan multimedia interaktif pembelajaran

membaca Alquran maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dihasilkan produk pengembangan berupa Multimedia Interaktif

Pembelajaran Membaca Alquran dengan materi pokok Makharij Al-Huruf

untuk siswa kelas II Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan dalam

bentuk kepingan compact disc (CD) beserta manual book, yang dapat

digunakan untuk pembelajaran individual, klasikal/kelompok dengan

menggunakan perangkat komputer dengan CD-ROM (Compact Disc-Read

Only Memory) dan atau dengan media bantuan LCD (Liquid Crystal

Display). Produk multimedia pembelajaran ini terdiri atas beberapa

komponen isi diantaranya; a) halaman pembuka, b) halaman menu utama,

terdiri dari beberapa bagian diantaranya: (1) halaman kompetensi, (2)

halaman materi, (3) halaman Latihan, (4) halaman Tes, (5) halaman profil.

Prosedur pengembangan multimedia ini melalui tiga tahapan utama yaitu

(1) tahap perencanaan, (2) tahap desain, (3) tahap pengembangan. Pada

tahap pengembangan meliputi beberapa tahap yang terdiri dari validasi

ahli, uji coba terbatas dan uji coba lebih luas kemudian dilanjutkan uji

(27)

163

Multimedia interaktif ini tergolong layak digunakan sebagai sumber

belajar sesuai dengan hasil validasi ahli yang menunjukkan kelayakan

produk memperoleh persentase rata-rata skor 93% (kategori sangat layak),

uji coba terbatas menunjukkan kelayakan produk memperoleh persentase

rata-rata skor 97,47% (kategori sangat layak), dan uji coba terbatas

menunjukkan kelayakan produk memperoleh persentase rata-rata skor

90,89% (kategori sangat layak).

2. Produk multimedia interaktif dapat meningkatkan penguasaan kompetensi

pembelajaran membaca Alquran pada materi pokok makharij al-huruf

yang diwujudkan dalam skor tes hasil belajar pada evaluasi sumatif yang

merupakan uji efektivitas produk. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata postes

kelas yang menggunakan multimedia interaktif mencapai 72,9 dan

ketuntasan kelas mencapai 87,5% dari 40 siswa. Sedangkan nilai rata-rata

postes untuk kelas yang menggunakan media grafis sketsa mencapai 66,1

dan ketuntasan kelas mencapai 67,5% dari 40 siswa. Data postes

berdistribusi normal dan homogen, dengan uji t satu pihak dengan taraf

nyata α = 0,0,5 didapat bahwa hasil belajar membaca Alquran siswa yang

diajarkan dengan multimedia interaktif lebih tinggi daripada hasil belajar

membaca Alquran yang siswa diajarkan dengan media grafis sketsa.

B. Implikasi

Upaya meningkatkan efektifitas proses pembelajaran dan hasil belajar

siswa pada pembelajaran membaca Alquran, guru dapat memberikan pengalaman

(28)

164

guru adalah melalui penggunaan media pembelajaran khususnya multimedia

interaktif yang telah dikemas dalam bentuk CD didukung dengan sarana dan

prasarana yang disediakan sekolah. Kerjasama yang baik dengan melibatkan guru,

siswa, kepala sekolah, dan pegawai memiliki peran, fungsi dan tugas yang

berbeda namun dengan tujuan sama yakni upaya bagaimana meningkatkan proses

belajar mengajar dapat dilaksanakan dengan baik sehingga dapat meningkatkan

hasil belajar.

Berdasarkan simpulan dan temuan pada penelitian, multimedia interaktif

untuk pembelajaran membaca Alquran yang telah teruji ini memiliki implikasi

yang lebih tinggi dibandingkan dengan media grafis sketsa yang selama ini

digunakan guru dalam proses pembelajaran. Adapun implikasi yang dimaksud

adalah sebagai berikut: (1) Multimedia interaktif pada pembelajaran membaca

Alquran ini dilengkapi dengan teks, gambar, audio dan animasi yang nyata

sehingga penggunaan multimedia pembelajaran interaktif pada proses

pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan

penyampaian pesan dan isi materi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan

motivasi dan minat siswa, multimedia pembelajaran juga dapat membantu siswa

meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,

memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. (2) Multimedia

interaktif ini sangat memberikan sumbangan positif dan praktis terutama dalam

pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru, dikarenakan multimedia interaktif ini

memberikan kemudahan dalam menyelenggarakan pembelajaran sehingga

(29)

165

belajar siswa. Dengan demikian multimedia interaktif dapat dijadikan bahan

pertimbangan bagi guru dalam penyampaian materi pembelajaran membaca

Alquran dan bidang ilmu lain dengan pertimbangan di mana siswa memiliki

ketertarikan dalam proses pembelajaran akan meningkatkan hasil belajarnya pula,

(3) Penerapan multimedia interaktif memerlukan kesiapan siswa untuk

melaksanakan pembelajaran dengan media baru secara mandiri, sehingga siswa

akan dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal bila menerapkan multimedia

interaktif ini secara maksimal pula, (4) Dengan menggunakan multimedia

interaktif siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan kreatifitasnya sebagai

usaha dalam mendalami materi pembelajaran yang diberikan. Pada saat siswa

mengalami masalah dalam pendalaman materi, siswa dapat memahami materi

dengan lebih jelas dan mudah dengan melihat teks, gambar, audio dan animasi

yang telah disediakan, sehingga siswa dapat belajar dengan lebih efektif.

C. Saran

1. Saran Pemanfaatan

a) Sebelum pelaksanaan pembelajaran sebaiknya guru maupun siswa

mempelajari dan memahami bahan penyerta yang merupakan bagian dari

pengembangan produk multimedia ini.

b) Produk multimedia interaktif ini dapat diimplementasikan pada kegiatan

pembelajaran mata pelajaran Tajwid Alquran.

c) Pemanfaatan multimedia interaktif ini tidak terbatas pada kegiatan pembelajaran

(30)

166 2. Diseminasi

Multimedia ini dapat didiseminasikan melalui kegiatan seminar-seminar

atau workshop akademik yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Medan,

IAIN Sumatera Utara maupun pergurun tinggi lainnya, kerjasama dengan sanggar

kegiatan belajar, lembaga pendidikan dan pelatihan, dan melalui berbagai forum

lainnya sehingga multimedia yang dikembangkan ini dapat digunakan oleh

banyak pihak yang memerlukan, khsusnya terkait pembelajaran membaca

Alquran.

3. Pengembangan Produk Lebih Lanjut

a) Perlu diupayakan pengembangan materi yang lain yang berkaitan dengan

kompetensi membaca Alquran terutama materi shifat al-huruf yang mampu

meningkatkan kompetensi membaca Alquran siswa lebih dalam.

b) Perlu diupayakan pengembangan multimedia interaktif dengan mengoptimalkan

metode penyajian latihan soal dan evaluasi yang lebih bervariasi.

c) Perlu diupayakan memperluas dan memperdalam kajian yang berkaitan dari segi

konseptual dalam membuat animasi yang lebih real seperti dengan teknologi 3

dimensi yang terdapat pada multimedia interaktif ini.

d) Pengembangan multimedia interaktif ini selanjutnya akan dikembangkan

lebih bersifat dinamis dan disesuaikan dengan perkembangan teknologi

software, hal tersebut dapat menarik dan memotivasi siswa dalam proses

(31)

167

DAFTAR PUSTAKA

A’zami, Muhammad. 2005. The History of The Qur’anic Text From Revelation to

Compilation: Sejarah Teks Al-Qur’an dari Wahyu Sampai Kompilasinya.

Penerjemah: Anis Malik Thaha, Jakarta: Gema Insani Press.

Al-Ghazali, Imam. 1995. Permata Al-Qur’an, Jakarta: Penerbit Rajawali.

Mujahid, A. Toha Husein. 2011. Ilmu Tajwid Pegangan Para Pengajar

Al-Qur’an dan Aktivitas Dakwah, Jakarta: Darus Sunnah.

Al-Qaradhawi, Yusuf. 2007. Menumbuhkan Cinta kepada Al-Qur’an, Penerjemah: Ali Imron. Yogyakarta: Mardhiyah Press.

Al-Qhattan, Manna. 1998. Pembahasan Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Jakarta: Rineka Cipta.

An-Naisaburiy, Imam Muslim Ibn Al-Hajjaj. 1996. Tahqiq Muhammad Fu’ad Abdul Baqiy. Shahih Muslim, Kairo, Dar Ihya’ al-Kutub al-Arabiyyah.

Annuri, Ahmad. 2010. Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Ilmu Tajwid, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

As-Sa’di, Abdurrahman. 2008. Bacalah Al-Qur’an Seolah-olah Ia Diturunkan Kepadamu, Penerjemah: Abdurrahim, Jakarta: Hikmah.

As-Shalih, Subhi. 2000. Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Jakarta: Pustaka Firdaus.

As-Suyuthi, Imam. 1998. Apa Itu Al-Qur’an, Jakarta: Gema Insani Press.

Australian Council for Educational Research, The potential impact of competency

based approaches on literacy education. p.3. 8 Desember 2011

(http:/www.gu.edu.au/school/cls//clearinghouse/1995-com/content12.html.).

Borg, W. Gall, Joyce P. & Gall, Meredith D. 2002. Educational research. An

introduction (7nd ed). New York & London: Longman.

Budiman, R. 2006. Media Pembelajaran. Bandung: PPPG Tertulis.

(32)

168

Clarebout, G., Elen, J. 2008. Advice on Tool Use in Open Learning environments.

Journal of Educational Multimedia and Hypermedia. 17(1). 81-97.

Collins J, Hammond M. and Wellington J. 2002. Teaching and Learning with

Multimedia, London: Routledge.

Constantinescu, A. I. 2007. Using technology to assist in vocabulary acquisition

and reading comprehension. The Internet TESL Journal, Vol. XIII, No. 2,

February 2007. Diunduh tanggal 7 Desember 2011, dari http://iteslj.org/Articles/Constantinescu-Vocabulary.html.

Degeng, I N S., dkk., 1993. Proses Belajar Mengajar II (Media Pendidikan). Malang: IKIP Malang.

Deimann, M., & Keller, J. M. 2006. Volitional Aspects of Multimedia Learning.

Journal of Educational Multimedia and Hypermedia. 15(2). 137-158.

Dhofier, Zamakhsyari. 1996. Tradisi Pesantren, Jakarta; LP3ES.

Dick, W. Carey dan Carey, L. 2005. The systematic design of instruction. United States

of America: Scott Foresman and Company.

Ena, Ouda Teda. (2001). Membuat Media Pembelajaran Interaktif dengan Piranti

Lunak Presentasi. Yogyakarta: Indonesian Language and Culture Intensive

Course Universitas Sanata Dharma.

www.ialf.edu/kipbipa/papers/oudatedaena.doc.

Federspiel, Howard M. 1996. Kajian Al-Qur’an di Indonesia. terj. Drs. Tajul Arifin, M.A. Bandung, Mizan.

Gusmian, Islah. 2003. Khazanah Tafsir Indonesia, dari Hermeneutika hingga

Ideologi, Jakarta: Teraju.

Hakim, Lukmanul. 2004. Cara Ampuh Menguasai Macromedia Flash

Professional 8.0. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Hannafin, M. J. & Peck, K. L. 1988. The design, development, and evaluation of

instructional software. New York: Macmillan Publishing Company.

Harp, S.F, & Mayer, R.E. 1997. The role of ilnterest in learning from scientific text and illustrations: On the distinction between emotional interest and cognitive interest. Journal of Educational Psychology. 89(1). 92-102.

Heinich, R., Molenda, M., Russel, J. D. & Smalindo, S. E. 2002. Instructional

(33)

169

”Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Undang-Undang Guru dan Dosen”. 2008. Bandung: Fokusmedia.

Kinshuk, & Patel, A. 2003. Optimising Domain Knowledge Representation with Multimedia Objects. In S. Naidu (Ed.) Learning & Teaching with

Technology - Principles and Practices. London: Kogan (55-68).

Leacock, T. L., & Nesbit, J. C. 2007. A Framework for Evaluating the Quality of Multimedia Learning Resources. Educational Technology & Society, 10 (2). 44-59.

Lee, W. W. & Owens, D. L. 2004. Multimedia-based instructional design:

Computer-based training, web-based training, distance broadcast training, performance based solution (2nd ed). San Francisco: Pfeiffer A

Wiley Imprint.

Ma’bad, Muhammad Ahmad. 2003. Al-Mulakhkhashu al-Mufidu fi Ilmi at-Tajwid. Cairo: Daar as-Salam.

Malapu. 1998. Profesionalisme Guru dalam Upaya Meningkatkan Peserta Didik. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Depdikbud.

Mayer, Richard E. (2001). Multimedia Learning. terj: Teguh W. Utomo. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Miarso, Yusufhadi. 2009. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.

Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, Penerjemah: Tjetjep Rohendi Rohidi, Jakarta: UI Press, 1992.

Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muller, D. A., Lee, K. J., & Sharma, S. D. 2008. Coherence or Interest : Which is most Important in On Line Multimedia Learning?. Australian Journal of

(34)

170

Park, S., & Lim. J. 2007. Promoting Positive Emotion in Multimedia Learning Using Visual illustrations. Journal of Educational Multimedia and

Hypermedia. 16(2). 141-163.

Phillips, Rob. (1997). The developer’s handbook to interactive multimedia: a

practical guide for educational applications. London: Kogan Page Ltd.

Qaraati, Mohsen. 2005. Tafsir Untuk Anak Muda Surah Luqman, Penerjemah: M. Ilyas, Jakarta: Al-Huda.

Quthb, Sayyid. 2004. Indahnya Al-Qur’an Berkisah, Gema Insani Press, Jakarta.

Reigeluth, C. M, 1983. Instructional Design Theories and Models An Overview of

their Current Status. London: Lawrence Erlbaum Associates.

Rusman, Kurniawan, D., Riyana, C. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi

dan Komunikasi, Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Rajawali

Pers.

Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A. & Rahardjito. 2002. Media Pendidikan;

Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali.

Salim, Shafwat Mahmud. 2009. Fathu Rabbi al-Bariyyah Syarah al-Muqaddimah

al-Jazariyah fi ilmi at-Tajwid wa Ma’ahu Manzhumah al-Jazariyah.

Jeddah: Maktabah Rawai’u al-Mamlakah.

Sanaky, Hujair AH. 2011. Media Pembelajaran, Buku Pegangan Wajib Guru dan

Dosen. Yogyakarta: Penerbit Kaukaba.

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media.

Shihab, M. Quraish. 2000. Wawasan Al-Qur’an, Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat, Bandung: Mizan.

______. 2002. Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Volume 7. Jakarta: Lentera Hati.

______. 2007. Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam

Kehidupan Masyarakat, editor Ihsan Ali Fauzi, Bandung: Mizan.

(35)

171

Smaldino, Sharon E., Lowther, Deborah L., dan Russell, James D. 2011.

Instructional Technology & Media for Learning Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar. terj: Arif Rahman. Jakarta: Kencana.

Soenarto, S. Model Pembelajaran Berbasis Komputer. Makalah disajikan dalam Pelatihan Model Pembelajaran PBK, tanggal 26 – 28 November 2005, di P3AI Universitas Negeri Yogyakarta.

Sudatha dan Tegeh. 2009. Desain Multimedia Pembelajaran. Buku Ajar Jurusan Teknologi Pendidikan, Universitas Ganesha, Singaraja.

Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.

______. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta Bumi Aksara.

Suparman, M. Atwi. 2001. Desain Instruksional, Pekerti Mengajar di Perguruan

Tinggi. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sutopo A. H. 2003. Multimedia Interaktif dengan Flash. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sweller, J. 1994. "Cognitive Load Theory, learning difficulty, and instructional design". Learning and Instruction. 4. 295-312

Sya’rawi, Syekh Mutawalli. 2004. Tafsir Sya’rawi, Jilid I, Jakarta: Duta Azhar.

Thabathaba’i, Sayyid Muhammad Husain. 2000. Memahami Esensi Al-Qur’an,

Penerjemah: Idrus Alkaf, Jakarta: Lentera.

Waldopo. 2002. Penelitian dan pengembangan, pendekatan dalam mengembangkan produk-produk di bidang pendidikan pembelajaran.

Jurnal Teknodik. Desember 2002. Jakarta: Pustekkom

Widoyoko, Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran, Panduan Praktis

Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yunus, Mahmud. 2001. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Hidakarya Agung.

Gambar

Gambar 1  Gambar 2

Referensi

Dokumen terkait

Bank Danamon Indonesia, Tbk Cabang Simpang Pasar Bawah dalam meningkatkan kinerja perusahaan adalah dengan memberikan sarana dan prasarana yang lengkap

Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa ketiga pengaruh langsung yang membentuk hipotesis ini signifikan dan diterima, Untuk itu dapat dikatakan terdapat pengaruh

Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) maka se- makin kecil pendapatan yang dihasilkan, sehingga

Hal utama yang harus diutamakan oleh perusahaan jasa Salon adalah kepuasan pelanggan agar dapat bertahan, bersaing dan menguasai pangsa pasar. Kepuasan pelanggan adalah perasaan

[r]

Diantara model pembelajaran kooperatif yang diterapkan di satuan pendidikan yang menjadi situs penelitian ini juga menerapkan model kooperatif yang didalamnya mengandung

Ketiga metode tersebut mensyaratkan bahwa hilal harus bisa dilihat/mungkin dilihat/eksis pada saat setelah terbenamnya Matahari, sedangkan RQG mendefinisikan hilal

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi bawang merah di Desa Sumberkledung Kecamatan Tegalsiwalan Kabupaten Probolinggo adalah penggunaan lahan