2013/2014 SMA NEGERI 1 SITELLU TALI
URANG JEHE PAKPAK BHARAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
MONICA NATALIA BR MANIK NIM. 309431016
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
vii
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang ... 1
B.Identifikasi Masalah ... 7
C.Pembatasan Masalah ... 8
D.Rumusan Masalah ... 8
E.Tujuan Penelitian ... 8
F.Manfaat Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
A.Kerangka Teoritis ... 10
B. Penelitian Yang Relevan ... 40
C. Kerangka Berpikir ... 42
D. Hipotesis Penelitian ... 43
BAB III METODE PENELITIAN ... 45
A. Lokasi Penelitian ... 45
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 45
viii
A. Jenis Penelitian ... 47
B. Prosedur Penelitian ... 48
C. Teknik Pengumpulan Data ... 49
D. Teknik Analisis Data ... 54
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 55
A. Kondisi Fisik ... 55
B. Kondisi Non Fisik ... 59
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 64
A. Hasil Penelitian ... 64
B. Pembahasan ... 84
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 88
A. Kesimpulan ... 88
B. Saran ... 88
DAFTAR PUSTAKA ... 90
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang
mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di
dunia.Pendidikan memegang perananan penting dalam pembangunan suatu negara
dan merupakan salah satu andalan untuk mempersiapkan sumber daya manusia
yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan zaman.Kegiatan proses
pembelajaran merupakan kegiatan inti dalam upaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. Pendidikan memegang peranan penting dalam menghasilkan sumber
daya manusia yang berkompetensi, maka dalam pendidikan individu diproses
menjadi manusia yang memiliki sumber daya yang handal.
Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar
mengajar yang diselenggarakan benar-benar efektif dan berguna untuk mencapai
kemampuan, pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diharapkan. Oleh karena
itu guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan
keberhasilan proses belajar mengajar didalam kelas, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar. Untuk itu lembaga pendidikan berusaha mengadakan
perbaikan dan pembaharuan sistem pendidikan yaitu dalam bentuk pembaharuan
kurikulum, penataran guru, peningkatan kesejahteraan guru dan pembangunan
sarana dan prasarana pendidikan.
Guru merupakan yang paling bertanggung jawab untuk melaksanakan
pembelajaran di kelas. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang
2
besar sehingga menuntut guru mempunyai strategi dan kreativitas dalam proses
pembelajaran. Baik tidaknya proses pembelajaran disuatu kelas tergantung kepada
kemampuan guru dalam melakukan pengajaran secara profesional. Berhasilnya
atau tidaknya pembelajaran yang dilakukan guru dapat dilihat dari proses dan
hasil belajar yang dicapai.
Untuk mencapai hasil belajar bermutu seperti yang diharapkan, siswa
dilibatkan dengan berbagai aktivitas yang ditunjukkan dengan keaktifan siswa
pada saat pembelajaran berlangsung. Aktivitas belajar yang dilakukan siswa
bukan hanya menulis dan mendengar dari apa yang dijelaskan guru, akan tetapi
aktivitas belajar siswa melibatkan aktivitas mental (emosional-intelektual-sosial)
dan aktivitas motorik (gerak fisik). Selain itu, aktivitas siswa tidak hanya
mendengarkan dan mencatat saja tetapi lebih menitikberatkan pada aktivitas atau
keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode ceramah
lebih cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi
anak didik. Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi guru dan anak
didik. Guru mendapatkan kegagalan dalam penyampaian pesan-pesan keilmuan
dan anak didik dirugikan. Akibatnya masih banyak siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar sehingga hasil belajar yang diperoleh belum memuaskan
dan terbilang masih rendah. (Sardiman, 2006)
Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru
menerapkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan
intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran.
menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar
secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan
prestasi yang optimal.
Akan tetapi, suatu kenyataan yang tidak dapat ditutup-tutupi pada saat ini
adalah masih banyak proses pembelajaran hanya berorientasi pada guru (teacher
oriented). Guru aktif memberi pelajaran dan siswa hanya menerima apa yang
disampaikan guru. Dan guru kurang mengembangkan variasi dalam mengajar
sehingga proses pembembelajaran sangat monoton tentu berpengaruh kepada hasil
belajar siswa, prestasi akademik, dan pemahaman baik secara individu maupun
kelompok menjadi kurang maksimal.
Permasalahan seperti ini ditemukan pada kelas XII IPS-2 SMA Negeri 1
Sitellu Tali Urang Jehe Pakpak Bharat dengan hasil belajar geografi yang
tergolong rendah. Hasil observasi yang dilakukan peneliti di sekolah ini
menunjukkan bahwa strategi yang digunakan guru kurang bervariasi. Hal ini dapat
dilihat dari hasil wawancara dengan guru bidang studi geografi mengatakan
bahwa guru lebih sering menggunakan metode ceramah dan metode unjuk kerja
yang sedikit melibatkan siswa pada saat proses belajar mengajar. Kondisi yang
ditemui dikelas adalah nilai siswa yang kurang yang memuaskan. Pada ulangan
siswa dikelas XII IPS-2 tahun ajaran 2012/2013 dari 30 siswa sebanyak
56%belum mencapai KKM 70 pada mata pelajaran geografi khususnya materi
industri.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah diuraikan, dapat
4
kesulitan mencerna pelajaran yang disampaikan dan guru kurang melibatkan
siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung sehingga pengetahuan siswa
tidak berkembang. Pada proses pembelajaran guru perlu menerapkan suatu model
pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.
Untuk mengatasi masalah, diperlukan perbaikan dalam pembelajaran agar
proses belajar mengajar dapat meningkatkan aktivitas yang tentu berpengaruh
pada antusiasme siswa dan hasil belajar siswa. Penggunaan model maupun
metode yang tepat pada pembelajaran dapat mendorong tumbuhnya rasa senang
siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam
mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami
pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam peningkatan
aktivitas dan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran Learning
Cycle. Learning Cycle adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa
(student centered). Learning Cycle merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan
(fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai
kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan
berperanan aktif.
Model Learning Cycle adalah suatu kerangka konseptual yang digunakan
sebagai pedoman dalam melakukan proses pembelajaran yang berpusat pada
siswa (student centre). Model pembelajaran Learning Cyclemerupakan rangkaian
dari tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa
dengan jalan berperanan aktif. Teori belajar yang mendukung pembelajaran
dengan model Learning Cycle adalah teori belajar konstruktivisme. Teori
konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan
aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi
sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan
pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala
sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide pada materi
industri.
Learning Cycle menurut Karplus (dalam Fajorah, 2004) belajar secara
konseptual berproses dari sebuah tahap eksplorasi menjadi tahap identifikasi
konsep dan kemudian menuju kepada tahap aplikasi dimana gagasan-gagasan baru
dipergunakan dan diperluas. Tahap aplikasi mendorong tingkat eksplorasi baru
dan memulai siklus baru lagi. Implementasi Learning Cycle dalam pembelajaran
menempatkan guru sebagai fasilitator yang mengelola berlangsungnya fase-fase
tersebut mulai dari perencanaan (terutama pengembangan perangkat
pembelajaran), pelaksanaan (terutama pemberian pertanyaan-pertanyaan arahan
dan proses pembimbingan) sampai evaluasi.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan peneliti memilih model ini
adalah, Pertama model Learning Cycle bersifat demokratis. Setiap siswa diberi
kebebasan untuk mengemukakan pendapat berupa jawaban dan pertanyaan
sehingga tercipta suasana belajar yang aktif. Siswa juga dituntut bekerja sama
6
kelompok siswa dituntut untuk membuat hubungan yang baik antar anggota
kelompok sehingga sikap untuk menghargai sesama dan saling membantu
sangatlah diperlukan.
Kedua guru berperan sebagai penasehat, konsultan, dan pemberi kritik
terhadap kinerja siswa. Guru berupaya menciptakan kegiatan pembelajaran yang
dapat membangkitkan motivasi siswa untuk belajar secara aktif dan juga guru
berupaya menciptakan kegiatan pembelajaran yaang menuntut terjadi interaksi
antara siswa dengan siswa yang lain maupun antara siswa dengan guru. Didalam
penerapan model pembelajaran ini, guru melakukan pengendalian terhadap
aktivitas pebelajar pada setiap kelompok, antara lain dengan memberikan
penjelasan materi atau bacaan yang terkait dengan tugas-tugas kelompok.
Ketiga segala sarana yang dapat digunakan untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran.Sarana pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan model
pembelajaran ini adalah buku geografi sebagai referensi siswa untuk mengaitkan
informasi dalam LKS dengan konsep geografi, gambar, papan tulis dan alat tulis.
Keempat pemahaman terhadap konsep, kemampuan menerapkan konsep
geografi dalam memecahkan masalah, kemampuan merespon, bertanya menjawab
pertanyaan, memperhatikan penjelasan guru dan menilai kompetensi dasar
menganalisis lokasi industri dan pertanian dengan pemanfaatan peta yang terjadi,
serta kemampuan bersosialisasi.
Kelima kemampuan bersikap jujur, kemampuan menghargai pendapat
orang lain, kemampuan memandang masalah dari berbagai perspektif,
memiliki motivasi belajar, memiliki keterampilan hidup bergotong royong,
diskusi dengan kelompok, dan bekerja sama dengan teman satu kelompok.
Kelebihan model pembelajaran Learning Cycle adalah meningkatkan
motivasi belajar karena pebelajar dilibatkan secara aktif dalam proses
pembelajaran, dapat memberikan kondisi belajar yang menyenangkan,
meningkatkan ketrampilan sosial dan aktivitas siswa, membantu siswa dalam
memahami dan menguasai konsep-konsep geografi yang telah dipelajari melalui
kegiatan atau belajar secara berkelompok, sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar geografi siswa. Sehingga, model pembelajaran Learning Cycle ini cocok
diterapkan dalam pembelajaran geografi karena dapat mengatasi kesulitan belajar
siswa secara individu untuk memahami konsep karena lebih banyak digunakan
untuk pemecahan masalah.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka di identifikasi masalah
yang ditemukan adalah (1) hasil belajar siswa yang masih rendah, (2) siswa yang
kurang aktif dalam belajar khususnya mata pelajaran geografi, (3) proses
pembelajaran yang masih berpusat pada guru, (4) guru belum menggunakan
model pembelajaran dan strategi secara bervariasi, (5) belum pernah
8
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlampau meluas dan dapat terjangkau oleh
kemampuan peneliti, maka peneliti membatasi masalah yaitu Penerapan Model
Pembelajaran Learning Cycle untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Industri di Kelas XII IPS-2 SMA Negeri 1 Sitellu Tali Urang
Jehe Pakpak Bharat.
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle dapat
meningkatkan aktivitas belajar geografi siswa pada materi Industri kelas XII
IPS-2 di SMA Negeri 1 Sitellu Tali Urang Jehe?
2. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle dapat
meningkatkan hasil belajar geografi siswa pada materi Industri di SMA
Negeri 1 kelas XII IPS-2 Sitellu Tali Urang Jehe?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui model pembelajaran Learning Cycle dapat
meningkatkan aktivitas belajar geografi siswa pada materi Industri kelas
2. Untuk mengetahui menggunakan model pembelajaran Learning Cycle
dapat meningkatkan hasil belajar geografi siswa pada materi Industri di
SMA Negeri 1 kelas XII IPS-2 Sitellu Tali Urang Jehe.
F. Manfaat Penelitian
1. Menambah pengetahuan penulis dalam pelaksanaan tugas belajar dan
mengajar di masa yang akan datang.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru bidang studi untuk menggunakan
model Learning Cycle dalam proses belajar mengajar.
3. Sebagai bahan perbandingan dan referensi bagi penulis selanjutnya yang
x
DAFTAR GAMBAR
No Uraian Hal
1 Model Learning Cycle ... 22
2 Skema Kerangka Berfikir ... 34
3 Siklus Penelitian Tindakan Kelas... 43
4 Gedung SMA Negeri 1 Sitellu Tali Urang Jehe, 2013 ... 55
5 Denah Sekolah Negeri 1 Sitellu Tali Urang Jehe, 2013 ... 56
6 Peta Kabupaten Sitellu Tali Urang Jehe, 2013 ... 57
7 Peta Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, 2013 ... 58
8 Struktur Organisasi Sekolah SMA Negeri 1 Sitellu Tali Urang Jehe….. 54
9 Guru Memberi Apersepsi Kelas XII IPS-2, 2013 ... 67
10 Siswa Melakukan Kegiatan Diskusi Kelas XII IPS-2, 2013 ... 68
11 Kegiatan Persentasi Kelompok Kelas XII IPS-2, 2013 ... 69
12 Siswa Sedang Menyimpulkan Kelas XII IPS-2, 2013 ... 69
13 Siswa Sedang Mengerjakan Post Tes Siklus I Kelas XII IPS-2, 2013 .. 70
14 Grafik Aktivitas Siswa Siklus I Kelas XII IPS-2, 2013... 72
15 Hasil Belajar Siswa Siklus I Kelas XII IPS-2, 2013 ... 73
17 Guru Memberikan Apersepsi Kelas XII IPS-2, 2013 ... 77
18 Siswa Mengerjakan LKS dan Diskusi pada Siklus II Kelas XII IPS-2, 2013 ... 77
19 Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi Pada Siklus II Kelas XII IPS-2, 2013 ... 78
20 Guru Membimbing diskusi lanjutan Kelas XII IPS-2, 2013 ... 78
21 Grafik Hasil Belajar Siswa Kelas XII IPS-2, 2013... 79
22 Aktivitas Siswa Pada Siklus II Kelas XII IPS-2, 2013 ... 80
23 Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ke Siklus II Kelas XII IPS-2, 2013 .... 82
xi
2 Kunci Jawaban ... 98
3 Uji Validitas dan Relibilitas Tes ... 99
4 Tabel Nilai Validitas Soal ... 101
5 Perhitungan Realibitas Tes ... 103
6 Uji Validitas dan Realibilitas Tes ... 105
7 Nilai-Nilai r Product Moment ... 106
8 Penentuan (KKM)………... 107
9 Rincian Minggu Efektif... 109
10 Program Tahunan... 110
11 Program Semester ... 112
12 Silabus Pembelajaran ... 113
13 RPP (Siklus I) ... 115
14 LKS (Siklus 1) ... 122
15 Lembaran Post Tes (Siklus I) ... 127
16 RPP ( Siklus II)………. ... 130
17 LKS (Siklus II) ... 135
18 Lembaran Soal Post Tes (Siklus II) ... 140
19 Kunci Jawaban Siklus I ... 143
20 Kunci Jawaban Siklus II ... 134
21 Daftar Kelompok ... 145
22 Aktivitas Siswa (Siklus I) ... 146
23 Aktivitas Siswa (Siklus II) ... 148
24 Rekapitulasi Nilai Aktivitas Siswa Siklus I dan II ... 150
25 Hasil Tes Siklus Siklus I ... 151
26 Hasil Tes Siklus Siklus II ... 142
27 Ketuntasan Hasil Belajar Tes Siklus I..………..………. 153
xii
29 Tabel Penilaian LKS Siklus I………. 155
30 Tabel Penilaian LKS Siklus II………. 155
ix
2 Proses Pembelajaran Learning Cycle ... 22
3 Pokok-pokok rencana kegiatan dalam pelaksanaan PTK ... 48
4 Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar Siswa ... 49
5 Kisi-kisi soal ... . 51
6 Keadaan Guru SMA Negeri 1 Sitellu Tali Urang Jehe ... 61
7 Keadaan Siswa SMA Negeri 1 Sitellu Tali Urang Jehe ... 62
8 Keadaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Sitellu Tali Urang Jehe, 2013 ... 63
9 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I XII IPS-2, 2013…… 71
10 Frekuensi Nilai LKS dan Postes Siswa Pada Siklus I XII IPS, 2013 ... 73
11 Frekuensi Nilai LKS dan Postes Siswa Pada Siklus II XII IS-2, 2013 . 79
64
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sitellu Tali Urang Jehe
Pakpak Bharat, dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle pada
materi Industri kelas XII IPS-2. Penerapan model tersebut dilaksanakan selama 2
minggu dengan alokasi waktu 3x45 menit.
Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, setiap siklus terdiri dari satu kali
pertemuan dalam seminggu, dimana setiap pertemuan memiliki alokasi waktu
sebanyak 3x45 menit dan pada setiap akhir pembelajaran dilakukan evaluasi
berupa tes hasil belajar. Adapun ke 2 siklus ini akan dideskripsikan sebagai
berikut :
1. Pratindakan
Pada tahapan ini peneliti melakukan observasi awal ke sekolah dengan
mengamati kegiatan pembelajaran, melakukan wawancara kepada guru bidang
studi (bapak Sehat Simbolon.S,Pd) untuk mengetahui kondisi dan gambaran siswa
didalam kelas. Serta diskusi bersama guru mengenai langkah-langkah yang
dilakukan dalam proses pembelajaran dan mempersiapkan model yang akan
digunakan, selanjutnya melihat hasil belajar siswa sebelumnya dilihat dari standar
KKM (70) yang diterapkan oleh pihak sekolah yang hasilnya bahwa hasil belajar
siswa tergolong rendah yaitu hanya 56% yang mencapai KKM pada materi
Industri.
Aktivitas belajar yang dilakukan siswa selama proses belajar-mengajar
berlangsung di amati oleh observer dan kemudian dicatat. Agar kegiatan observasi
dapat dilaksanakan secara baik, peneliti dibantu oleh dua orang observer dari
rekan mahasiswa yaitu saudari Hotmian Malau dan Elisa Simamora. Satu minggu
sebelum pelaksanaan peneliti memberikan penjelasan kepada siswa tentang
penelitian yang akan dilaksanakan. Peneliti membagi kelompok dan memberi
tugas membaca materi industri selain dari buku pegangan siswa seperti artikel dan
internet yang berhubungan dengan materi sebagai tugas rumah.
2. Pelaksanaan Siklus 1 a. Perencanaan
Setelah mengetahui masalah apa yang ditemukan pada tahap pratindakan
dan telah menetapkan model yang diterapkan sesuai dengan materi industri pada
proses pembelajaran maka peneliti bersama guru mempersiapakan beberapa hal
yakni : (1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan model
pembelajaran Learning Cycle, (2) guru mata pelajaran membuat kelompok belajar
siswa, dengan kemampuan akademik yang heterogen yang terdiri dari 26 siswa
dibagi menjadi 5 kelompok, (3) mempersiapkan soal LKS dan post tes, (4)
menetapkan aspek-aspek aktivitas belajar siswa yang akan diamati selama proses
pembelajaran dengan menggunakan lebar observasi. Aspek-aspek aktivitas yang
diamatiuntuk memudahkan dan juga memperkecil masalah yang ditemukan
66
belajar siswa, soal post tes disusun berdasarkan kompetensi pada materi industri
yang berjumlah 15 soal pada setiap siklus.
b. Tindakan
Tindakan ini merupakan penerapan dari rencana pelaksanaan pembelajaran
tentang materi industri yang dilakukan dengan menggunakan model Learning
Cycle yang dilaksanakan selama 3 jam pelajaran (3 x 45 menit). Siswa hadir
seluruhnya dengan jumlah 26 orang.
Pada fase engagement (Undangan) guru memotivasiagar siswa mengetahui
manfaat mereka mempelajari materi industridengan cara dengan mengemukakan
permasalahan kontektual, yakni guru menjelaskan kondisi industri di Indonesia
pada siswa yang dapat merangsang dan member pertanyaan kepada siswa agar
pemikiran siswa dapat aktif misalnya faktor pendukung dalam industri dan siswa
menyebutkan pengertian industri dan kegiatan industri yang ada di tempat tinggal
Gambar 9. Guru Memberi Apersepsi Kelas XII IS-2, 2013
Kedua, fase exploration Siswa bersama teman kelompok yang telah
ditetapkan guru mendiskusikan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai petunjuk
melaksanaan diskusi.Tahap ini berlangsung selama 25 menit.Dan guru sebagai
pembimbing dalam kegiatan diskusi dan mengarahkan siswa dalam kegiatan
presentasi.Dalamproses diskusi siswa melaksanakannya sesuaidengan
68
Gambar 10. Siswa Sedang Melakukan Kegiatan Diskusi Kelompok Kelas XII IS-2, 2013
Ketiga, fase explaination siswa mempresentasikan hasil diskusi
kelompok.Presentasi dilaksanakan oleh setiap kelompok dan ditanggapi oleh
kelompok lain (25 menit)guru memotivasi siswa untuk memberikan tanggapan
tentang jawaban dari pertanyaan temannya, setelah itu guru memberikan jawaban
yang benar dan penguatan untuk pertanyaan-pertanyan yang muncul (10 menit).
Gambar 11. Kegiatan Persentasi Kelompok Kelas XII IS-2, 2013
Keempat fase elaboration guru secara langsung berperan sebagai
fasilitator dan membimbing siswa menyimpulkan apa yang dipelajari dengan
membuat bagan mengklasifikasi industri dan menentukan lokasi industri (20
Menit). Setelah selesai perwakilan kelompok membacakan bagan yang telah
didiskusikan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
materi yang belum mereka pahami, Kegiatan pembelajaran pada siklus I diakhiri
dengan bersama-sama menyimpulkan pelajaran yang baru mereka pelajari (5
menit). Kegiatan ini berlangsung selama 25 menit.
70
Kelima, fase evaluation guru melakukan tes evaluasi yang terdiri atas
pilihan ganda yang diberikan pada akhir pertemuan untuk mengetahui
peningkatan hasil. Proses pembelajaran diakhiri dengan melakukan evaluasi
(postest) untuk melihat tingkat keberhasilan penguasaan kompetensi yang dicapai
siswa setelah materi disampaikan (kegiatan 15 menit) dan mengingatkan siswa
untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu tentang aglomerasi industri dan
mengingatkan siswa untuk membawa materi atau artikel yang berhubungan
dengan aglomerasi industriselain buku pegangan siswa. (kegiatan ini berlangsung
selama 5 menit).
Gambar 13. Siswa Sedang Mengerjakan Post Tes Siklus I Kelas XII IS-2, 2013
c. Observasi
Pada tahap ini mengamati aktivitas siswa dilakukan Pengamat (observer)
selama berlangsungnya kegiatan proses belajar mengajar sesuai dengan lembar
dibantu oleh 2 rekan mahasiswi yaitu saudari Elisa Rosa dan saudariHotmian
Malau, mulai dari awal pelaksanaan tindakan sampai berakhirnya tindakan.
Obeserver menggunakan lembar observasi sesuai dengan kriteria setiap
aspek aktivitas belajar siswa secara individual. Lembar hasil observasi dapat di
lihat pada lampiran 22, sedangkan skor dan persentase per aspek aktivitas siswa
dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Kelas XII IPS-2, 2013
N o.
Aspek yang dinilai Skala nilai Jumlah
Rata-rata
Sumber : Data PrimerOlahan, 2013
Keterangan: F : Frekuensi Sc : Skor ST : Skor Total
Untuk dapat mempermudah dalam melihat aktivitas siswa dari siklus 1
72
Berdasarkan tabel 9 bahwa hasil pengamatan aktivitas belajar siswa pada
siklus I terdapat aktivitas yang menonjol terutama didalam hal mempresentasikan
hasil diskusi (79%) rata-rata 2,38 (kategori baik) dan menjadi aktivitas tertinggi,
mengerjakan LKS yang diberikan guru 67% dengan rata-rata 2,03 (kategori baik)
dan aktivitas mengajukan pertanyaan 66% dengan rata-rata 2,00 (kategori baik).
Hal ini menunjukkan siswa mampu bekerja sama dengan teman kelompok
didalam proses pembelajaran. Beberapa aktivitas yang berada di kategori cukup
yaitu diskusi kelompok 65% dengan rata-rata 1,96, menyampaikan pendapat 55%
dengan rata-rata 1,65 dan menjawab pertanyaan dari siswa maupun guru 44%
dengan rata-rata 1,34. Hasil observasi aktivitas belajar siswa
seluruhnyamenunjukkan hasil 62,6% dengan skor rata-rata aktivitas siswa sebesar
1,89 maka aktivitas siswa secara rata-rata ada dalam kategori cukup. Hal ini
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Persentase
Column2
tersebut sangat jauh dari harapan untuk dicapai, karena aktivitas belajar siswa
berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa.
Hasil belajar yang dilakukan memperlihatkan bahwa hasil belajar secara
individu dapat dilihat pada lampiran 27. Hasil belajar siswa secara individu
diperoleh dari post tes dan LKS. Siswa yang mencapai KKM secara
individualsebanyak 17 orang siswa (65,38%) secara klasikal dan belum memenuhi
KKM mencapai 9 orang siswa (34,62%) dengan rata-rata hasil belajar siswa
adalah 70,73 (Lampiran 27). Untuk lebih jelas lihat tabel 10.
Tabel 10. Frekuensi Nilai LKS dan Postes Siswa Pada Siklus IXII IPS-2, 2013
No Nilai Frekuensi Presentase (%) Keterangan
1
Sumber : Data Primer Olahan, 2013
Untuk dapat mempermudah dalam melihat ketuntasan hasil belajar siswa
dari siklus I secara visual dapat dilihat pada gambar 15.
Tuntas, 65.38 Tidak
Tuntas, 34.62
74
Hasil belajar dikatakan tuntas secara klasikal apabila telah mencapai 85%
akan tetapi dari hasil yang diperoleh ketuntasan siswa secara klasikal adalah
65,38% dan ketuntasan siswa belum tercapai. Hasil pengamatan siklus I sebagai
acuan untuk perencanaan pada siklus II agar hasil belajar pada materi industri
dapat tercapai.
d. Refleksi
Hasil refleksi peneliti, observer dan guru geografi adalah masih
ditemukannya permasalahan pada siklus I yaitu a). Pada tahap penerapan model
Learning Cycle, Siswa masih belum optimal dalam berdiskusi, menyampaikan
pendapat,dan menjawab pertanyaan. b). Masih banyak siswa yang belum berani
menyampaikan pendapat dan menjawab pertanyaan baik dari guru maupun dari
siswa yang lain atau pada saat presentasi berlangsung karena siswa kurang
mengerti. c). Masih banyak siswa yang kurang berpartisipasi pada saat berdiskusi
dengan teman kelompoknya, ini terlihat pada saat diskusi berlangsung ada siswa
bercerita dengan temannya yang lain. d). Siswa yang aktif memberikan
pertanyaan, menanggapi dan menjawab hanya beberapa orang yang kebanyakan
adalah orang yang sama. e). Jumlah siswa yang aktivitasnya dalam kategori baik
adalah 30,76%, kategori cukup 65,38% dan kategori kurang berjumlah 3,86% dan
nilai rata-rata keseluruhan sebesar 1,89 dengan kategori cukup dan tingkat
presentase seluruhnya sebesar 62,6%. f). Ketuntasan siswa adalah 65,38% secara
2. Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II dilakukan dengan menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan model pembelajaran Learning
Cycledan materi yang ditetapkanyaitu menganalisis lokasi industri dan pertanian
dengan pemanfaatan peta. Aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran
mencapai 62,6% dengan rata-rata 1,89 (kategori cukup). Persentase dan hasil
belajar siswa yang didapat mencapai KKM pada siklus I adalah 17 orang atau
(65,38%)Karena kelas tersebut belum memenuhi standart ketuntasan secara
klasikal yaitu 85% ini berarti harus dilakukan perbaikan dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan pada siklus I peneliti dan guru melakukan
upaya untuk mengatasi masalah tersebut dengan mengambil langkah-langkah
seperti: a). Memotivasi siswa agar mereka lebih aktif dengan penambahan poin
bagi siswa yang bersedia bertanya, memberikan pendapat, menjawab pertanyaan
baik dari guru maupun dari teman dan menyuruh siswa agar membaca materi
sebelum proses pembelajaran berlangsung.b). Guru membantu siswa dalam
melaksanakan diskusi kelompok pada saat ada siswa yang kurang memahami
materi dengan memberi penjelasan. c) Guru memberi teguran kepada siswa yang
tidak membantu teman kelompoknya dan tidak bercerita dengan teman yang lain
pada mengerjakan LKS. d). Memberi kesempatan kepada siswa lain untuk
bertanya, menjawab pertanyaan atau menaggapi. e). Guru menyuruh siswa untuk
76
selanjutnya dirumah dan membawa buku, materi atau artikel selain buku
pegangan yang berhubungan dengan materi industri.
b. Tindakan
Tahap tindakan pada materi menganalisis lokasi industri dan pertanian
dengan pemanfaatan peta dilaksanakan selama 3 jam pelajaran (3x45 menit).
Pada siklus IIini siswa diharapkan dapat lebih memahami materi dengan lebih
baik.Sebelum memulai pembelajaran guru terlebih dahulu memeriksa buku,
materi atau artikel yang berhubungan dengan materi industri yang dibawa siswa.
Pada fase engagement guru memberi penguatan secara lisan berupa dorongan
kepada siswa agar meningkatkan kerja sama dengan teman kelompoknya, jangan
ragu-ragu bertanya apabila ada yang kurang dipahami, mampu menanggapi
pendapat temannya, saling membantu dalam berdiskusi guna meningkatkan
aktivitas belajar siswa.Memberi pertanyaan materi aglomerasi industri yaitu apa
yang melatarbelakangi pengelompokan industri disuatu zona dan apa yang
Pada fase exploration siswa bergabung kekelompok masing-masing
(lampiran 20). Siswa mendiskusikan lembar LKS, membimbing siswa untuk
mendiskusikan LKS, menjelaskan materi yang tidak dipahami siswa dan
mengarahkan siswa untuk mempresentasikan hasil dikusi kelompok.
Gambar 18. Siswa Mengerjakan LKS dan Diskusi pada Siklus II XII IS, 2013
78
Fase explaination kelompok mempresentasikan hasil diskusi LKS yang
disertai dengan kegiatan tanya jawab dan menanggapi antar siswa dengan. Guru
sebagai fasilitator dan membimbing kegiatan menengahi jika pertanyaan tidak
dapat di jawab oleh siswa.
Gambar 19. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi Siklus II 12 IS-2, 2013
Fase elaboration setelah selesai guru kembali membimbing kegiatan
diskusi manfaat peta dalam kegiatan industri dan mengaplikasikan konsep dengan
hasil diskusi dan membacakan hasil diskusi.
Setelah itu memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang apa
yang belum mereka pahami dan membimbing siswa untuk membuat kesimpulan
di akhir pelajaran.
Hasil LKS dan postes yang dilakukan memperlihatkan kemampuan siswa
yang mencapai KKM secara individual mencapai 21 orang siswa (80,76%)secara
klasikal dan yang belum memenuhi KKM mencapai 5 orang siswa (19,24%) dan
rata-rata 78,94.Hasil belajar secara individual dan rata-rata dapat dilihat pada
lampiran 27 dan tabel 11.
Tabel 11. Frekuensi Nilai LKS dan Postes Siswa Pada Siklus IIXII IS-2, 2013
No Nilai Frekuensi Presentase (%) Keterangan
1
Sumber :Data Primer Olahan, 2013
Untuk mempermudah dalam melihat hasil belajar dari siklus II secara
visualisasi dapat dilihat pada gambar 21.
Tuntas, 80.76 Tidak
Tuntas, 19.24
80
c. Observasi
Observasi kegiatan belajar mengajar pada siklus II sama dengan yang
dilakukan pada siklus I dilakukan oleh 3 orang observer untuk mengamati
aktivitas siswa yang dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa yang terlihat pada masa
pembelajaran. Hasil observasi aktivitas siswa secara individual dapat dilihat pada
tabel 12 dan lampiran 23.
Tabel 12. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Kelas XII IPS-2, 2013
N o.
Aspek yang dinilai Skala nilai Jumlah
Rata-rata
Sumber : Data Primer Olahan, 2013 Keterangan : F : Frekuensi
Sc : Skor ST : Skor Total
Dalam siklus II ini kegiatan belajar-mengajar berjalan lebih baik. Pada
siklus I aktivitas siswa sebanyak 62.6% dengan rata-rata 1,89(kategori
cukup)disiklus II meningkatmenjadi 81,3% dengan tingkat rata-rata 2,40 (kategori
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa menunjukkan bahwa aktivitas
siswa yang menonjol adalah aspek diskusi kelompok 93% dengan rata-rata 2,57
(kategori baik). Disamping itu aspek mengerjakan LKS yang diberikan guru 87%
dengan rata-rata 2,61 (kategori baik). Aspek mempresentasikan hasil
diskusi83%dengan rata-rata 2,50 (kategori baik) dan kemudian siswa yang aktif
aspek mengajukan pertanyaan kepada kelompok maupun guru 83% rata-rata 2,50
(kategori baik), menyampaikan pendapat sebanyak 73% rata-rata 2,19 (kategori
baik), menjawab pertanyaan dari siswa maupun guru 69% rata-rata 2,07 (kategori
baik) dilihat dari siklus II ada peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Pada
proses belajar mengajar siswa sangat antusias dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar pada siklus ke II.
Untuk mempermudah dalam melihat aktivitas belajar siswa dari siklus II
secara visual dapat dilihat pada gambar 22.
93
87 83 83
73 69
82
d. Refleksi
Hasil refleksi peneliti, guru geografi dan observer setelah dilakukan
kegiatan belajar mengajar pada siklus II, dapat diketahui bahwa keaktifan siswa
meningkat bila dibandingkan dengan siklus I. Jika pada sikus I keaktifan siswa
secara keseluruhan 62,6% kemudian meningkat menjadi 81,3% dengan rata-rata
2,40 masuk kategori baik. Untuk lebih jelasnya, peningkatan aktivitas belajar
dapat dilihat pada gambar 23.
Dari data ketuntasan hasil belajar siswa yang diperoleh dari siklus I
maupun siklus II terdapat peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal dari
siklus I sebesar 65,38% dan tidak tuntas sebesar 34,62% meningkat menjadi
Gambar 23. Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ke Siklus IIKelas XII IPS-2, 2013 56
67
79
66
55
44 93
87 83 83
73 69
80,76% dan tidak tuntas sebesar 19,24% maka, hasil belajar siswa sudah
mencapai ketentuan ketuntasan hasil belajar secara klasikal yaitu 85% untuk itu
tidak perlu dilanjutkan ke siklus III.
Untuk membantu memahami hasil observasi tersebut dapat melihat
gambar 24 peningkatan presentase ketuntasan hasil belajar siswa dari siklus I ke
siklus II.
\
Berdasarkan gambar 24 terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa
dengan menggunakan model Learning Cycle pada materi industri dikelas 12
IPS-2, ternyata ada peningkatan aktivitas belajar yang berdampak pada hasil belajar
siswa, sejalan dengan ini maka hipotesis yang diajukan diterima yakni (1).
Melalui penerapan model pembelajaran Learning Cycle dapat meningkatkan
84
aktivitas belajar geografi siswa pada materi Industri kelas XII IPS-2 di SMA
Negeri 1 Sitellu Tali Urang Jehe. (2). Melalui penerapan model pembelajaran
Learning Cycle dapat meningkatkan hasil belajar geografi siswa pada materi
Industri di SMA Negeri 1 kelas XII IPS-2 Sitellu Tali Urang Jehe.
B. Pembahasan
1. Aktivitas Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Sitellu Tali Urang Jehe
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan jumlah
responden 26 siswa, pembahasan ini mencakup aspek aktivitas dan hasil belajar
siswa dapat diketahui bahwa perolehan nilai aktivitas meningkat dari siklus I ke
siklus II dan menunjukkan peningkatan aktivitas belajar yang signifikan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai materi industri dengan
menggunakan model pembelajaran Learning Cycle, terlihat bahwa pada siklus I
hasil aktivitas belajar siswa secara keseluruhan masih mencapai 62,6% dengan
kategori cukup (rata-rata 1,89). Kemudian dilakukan perbaikan pada siklus II
berdasarkan hasil refleksi ternyata membawa peningkatan menjadi 81,3% dengan
kategori baik (rata-rata 2,40). Sedangkan masing-masing aspek aktivitas belajar
siswa dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan.
Pada siklus I aktivitas belajar siswa yang rendah ada 3 aspek yaitu diskusi
kelompok dengan kategori cukup (1,96) dengan pencapaian 65%, menyampaikan
pendapat kategori cukup (1,65) dengan pencapaian 55%, dan menjawab
pertanyaan dari siswa maupun guru kategori cukup (1,34) dengan pencapaian 44%
Cycle, Siswa masih belum optimal dalam berdiskusi, menyampaikan pendapat,
dan menjawab pertanyaan. b). Masih banyak siswa yang belum berani
menyampaikan pendapat dan menjawab pertanyaan baik dari guru maupun dari
siswa yang lain atau pada saat presentasi berlangsung karena siswa tidak
membaca materi industri. c). Masih banyak siswa yang kurang berpartisipasi pada
saat berdiskusi dengan teman kelompoknya, ini terlihat pada saat diskusi
berlangsung ada siswa bercerita dengan temannya yang lain. d). Siswa yang
memberikan pertanyaan, menanggapi dan menjawab hanya beberapa orang yang
kebanyakan adalah orang yang sama. Dan hal ini disebabkan kesiapan belajar
siswa yang belum baik pada saat proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
pendapat Anni (2004) bahwa faktor-faktor yang mendukung keberhasilan dalam
pembelajaran di antaranya adalah faktor kesiapan belajar dan faktor fisiologis
yaitu kondisi tubuh siswa.
Pada siklus II aktivitas belajar meningkat dengan diskusi kelompok 93%
rata-rata 2,57 (kategori baik), mempresentasikan hasil diskusi 83% rata-rata 2,50
(kategori baik), mengerjakan LKS yang diberikan guru 87 rata-rata 2,61 (kategori
baik), mengajukan pertanyaan dari guru atau kelompok 83% rata-rata 2,50
(kategori baik), menyampaikan pendapat 73% rata-rata 2,19 (kategori baik),
menjawab pertanyaan dari siswa atau guru 69% rata-rata 2,07 (kategori baik).
Montessori dalam Mulyadi (2009) menyatakan bahwa pengajaran yang
efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar atau melakukan
aktivitas sendiri kepada siswa. Hal ini sependapat dengan Kunandar (2008) yang
86
pikiran, perhatian dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran dengan tekun dan
bersemangat.
Aktivitas siswa yang lebih baik pada siklus II dikarenakan adanya
perbaikan berdasarkan observasi yang dilakukan pada siklus I sehingga praktek
penggunaan model pembelajaran berjalan dengan baik. Hal ini tentu tidak terlepas dari penerapan model pembelajaran siklus belajar selama proses pembelajaran. Dimana model pembelajaran siklus belajar menuntut siswa untuk aktif dan mandiri dalam membangun sendiri konsep-konsepnya, sehingga akan meningkatkan hasil belajar siswa. Proses pembelajaran yang banyak mengikut sertakan siswa dalam kegiatan belajar akan bersifat menantang bagi siswa dan pada akhirnya siswa diharapkan memiliki sikap ingin tahu yang tinggi, dimana hal ini merupakan penggerak bagi keberhasilan siswa. (Sardiman, 2006)
Pada penerapan Learning Cycle terdapat peningkatan aktivitas belajar
siswa. Penerapan model Learning Cycle dalam setiap siklus dapat membantu
siswa semakin aktif, mandiri dan bisa bekerja sama dengan kelompoknya dalam
kegiatan pembelajaran. Tahap presentase siswa semakin berani dan semakin
meningkatkan interaksi dengan kelompok lain dengan menjawab pertanyaan dan
kritik dari kelompok lainnya.
2. Hasil Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Sitellu Tali Urang Jehe
Berdasarkan perhitungan tes hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II
diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar mengalami peningkatan hasil belajar
siswa mulai dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I hasil belajar siswa 65,38%
80,76%.Ini berarti bahwa kelas 12 IPS-2 SMA telah mencapai KKM pada materi
Industri dan telah mencapai ketuntasan secara klasikal yaitu 85% telah mencapai
KKM 70.
Adanya peningkatan hasil belajar siswa dapat terjadi karena proses belajar
yang lebih baik pada siklus II dan meningkatnya aktivitas siswa yang berdampak
pada hasil belajar siswa. Sesuai dengan pendapat Tamba (2009) menunjukkan
bahwa ketuntasan hasil belajar siswa terkait dengan kemampuan dalam
mengembangkan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dan
berlangsung dan bila didukung oleh suasana belajar dikelas.
Peningkatan hasil belajar siswa ini tentunya tidak terlepas dari peran serta
guru yang memberikan motivasi dalam proses belajar mengajar, sehingga
pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Selain itu hasil belajar yang baik
juga ditentukan oleh proses belajar yang baik.
Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (2005), peran guru adalah:
“Sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, dan
evaluator”. Sebagai motivator guru harus mampu membangkitkan motivasi siswa
agar aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berhasil dengan baik. Sehingga
semua siswa dapat menyampaikan pendapat dan menjawab pertanyaan pada saat
proses belajar mengajar berlangsung.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas diperoleh hasil bahwa
dengan menggunakan model pembeajaran Learning Cycle dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi industri di kelas XII IPS-2 Sitellu
90
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
. . 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta
_________. 2008. Penelitian Tidakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
Dogru and Tukaya. 2008. Promotion Student's Learning in Generatic With the Learning Cycle. International Jurnal of Experimental Education 2008, 259-280.
Fajorah, Dkk. 2004. Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Zat Aditif dalam Makanan pada Siswa Kelas II SMU. Jurnal Pendidikan dan pembelajaran. Jilid 11(2); hlm112 122.
Hamdani,M.A.2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.
Hanafiah. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle Pada Materi Pokok Tabung dan Kerucut. Jurusan Matematika. Skripsi (tidak diterbitkan). Medan : Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Hirawan, I Kadek A. 2005. Model Siklus Belajar (learning Cycle). Diambil pada tanggal 24 Juni 2013, dari http://www.scribd.com/doc/16315603/Model- Siklus-Belajar.
http://chunoi.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-lc-learning-cycle.html (diakses tgl 27/5/2013 pkl 12;40)
Kunadar. 2008. Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Raja Grafindo Persadas.
Muhibbin. 2010.Proses Belajar Mengajar.Jakarta : PT Bumi Aksara.
Mulyadi, E. 2009.Optimalisasi VCD Pembelajaran Fisika Melalui Model Kooperatif
Sebagai Upaya Peningkatan Kinerja dan Prestasi Siswa Kelas XI di SMK.
http://suhadinet.wordpress.com (28 Februari 2014).
Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran: Aswaja Pressindo.
Hamalik, Oemar. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Sabri dan Tengku. 2006. Isu-isu dalam pendidikan matematik. Jakarta: Utusan
Publications.
Sagala, S. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Sanjaya, Wina.2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Bandung: Pernada Media Group.
Sardiman. 2006. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Siskandar. 2009. Keefektifan Pendekatan Cooperative Learning dalam
Meningkatkan. Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Ilmu Pendidikan. Jakarta: Balitbang Depdiknas. Jilid 16 (Nomor 3): hlm. 178-185.
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Bumi Aksara: