INDUSTRI TENUN UIS BATAK KARO DI KECAMATAN
MEDAN TEMBUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH:
EFRIDA YASNI NIM. 309331011
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
vi ABSTRAK
Efrida Yasni, NIM 309331011. Industri Tenun Uis Batak Karo Di Kecamatan Medan Tembung. Skrpsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Penelitin ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Karakteristik Pengrajin Industri Tenun Uis Batak Karo di Kecamatan Medan Tembung, (2) Faktor - Faktor Industri Tenun Uis Batak Karo di Kecamatan Medan Tembung (3) dan Posisi lokasi industri Tenun Uis Batak Karo di Kecamatan Medan Tembung.
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Medan Tembung, 2013. Populasi pada penelitian ini seluruh pengrajin Tenun Uis Batak Karo di Kecamatan Medan Tembung berjumlah 36 pengrajin, Mengingat populasi yang terbatas, maka populasi dijadikan sekaligus sebagai sampel (total sampling). Data dikumpulkan dengan teknik komunikasi tidak langsung. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.
viii DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
A. Kerangka Teori... 9
B. Penelitian yang Relevan ... 25
C. Kerangka Berfikir... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 30
A. Lokasi Penelitian ... 30
B. Populasi dan Sampel ... 30
C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 30
D. Teknik Pengumpulan Data ... 32
viii
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 33
A. Kondisi Fisik ... 33
B. Kondisi Non Fisik ... 38
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49
A. Hasil Penelitian ... 49
B. Pembahasan ... 61
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 67
A. Kesimpulan ... 67
B. Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA ... 71
LAMPIRAN ... 73
ix DAFTAR TABEL
No. Uraian Hal
1. Pembagian Wilayah Kecamatan Medan Tembung Tahun 2011 ... 34
2. Jenis Penggunaan Lahan di Kecamatan Medan Tembung Tahun 2011 ... 38
3. Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Tembung Tahun 2011 ... 39
4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis KelaminTahun 2011 ... 40
5. Komposisi Penduduk Menurut Suku Bangsa Tahun 2010 ... 41
6. Komposisi Penduduk Menurut Agama dan Kepercayaan Tahun 2011 ... 42
7. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2010 ... 43
8. Komposisi Mata Pencaharian Penduduk Di Kecamatan Medan Tembung Tahun 2011 ... 44
9. Fasilitas Pendidikan Kecamatan Medan Tembung Tahun 2011 ... 45
10. Sarana Kesehatan Kecamatan Medan Tembung Tahun 2011 ... 46
11. Fasilitas Rumah Ibadah Kecamatan Medan Tembung Tahun 2011 ... 48
12. Umur Pengrajin di Kecamatan Medan Tembung Tahun 2013 ... 49
13. Kerakteristik Tingkat Pendidikan Pengrajin di Kecamatan Medan Tembung Tahun 2013 ... 50
14. Jumlah Pendapatan Pengrajin Per Bulan di Kecamatan Medan Tembung Tahun 2013 ... 51
15. Lama Usaha Pengrajin di Kecamatan Medan Tembung Tahun 2013 ... 52
16. Jumlah Pengrajin Awal berdiri Industri-Jumlah Pengrajin Sekarang ... 53
17. Modal Produksi di Kecamatan Medan Tembung Tahun 2013 ... 55
ix
19. Cara Menjual Hasil Produksi Tenun Uis Batak Karo di Kecamatan Medan
Tembung Tahun 2013 ... 57
20. Periode Penjualan Hasil Produksi DI Kecamatan Medan Tembung Tahun
2013 ... 58
21. Usaha Meningkatkan Penjualan di Kecamatan Medan Tembung Tahun 2013
xi
DAFTAR GAMBAR
No. Uraian Hal
1. Skema Kerangka Berpikir ...29
2. Peta Administrasi Kota Medan ...35
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No Uraian Hal
1. Pedoman Pengisian Data Primer (Lembar Angket Penelitian) ... ...73
2. Tabel Data Induk Responden...75
3. Dokumentasi Penelitian...82
68 68
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah di uraikan, maka diperoleh
beberapa Kesimpulan sebagai berikut :
1. Karakteristik Pengrajin Industri Tenun Uis Batak Karo di Kecamatan Medan Tembung.
Karateristik pengraji Industri Tenun Uis Batak Karo di Kecamatan
Medan Tembung ini meliputi: Umur terbanyak berada padausia ≥ 50 tahun
sebanyak 44,44 %, Pendidikan yang berjumlah paling banyak yaitu tingkat
pendidikan tamat SMA 50 % atau setengah dari pengrajin yang bekerja
sebagai petenun di Industri Tenun Uis Batak Karo yang ada di Kecamatan
Medan Tembung, pendapatan pengrajin yang berjumlah tebanyak yaitu
pendapatan 50 % yaitu antara Rp. 1.100.000-Rp. 1.500.000, status usaha,
yang dijalankan oleh pengrajin Tenun Uis Batak Karo adalah sebesar 50 %,
yaitu milik pribadi atau usaha pribadi. Sedangkan lama Usaha dalam
menjalankan usahanya dibidang Industri Tenun Uis Batak Karo yang paling
lama adalah kurun waktu > 21 tahun sebanyak 33,33 %. Periode banyaknya
pengrajin Tenun Uis Batak Karo di Kecamatan Medan Tembung ini dapat
dilihat dari pengrajin awal industri ini berdiri hingga pengrajin sekarang
terbesar adalah periode tahun 1990 - sekarang yaitu dengan persentase 66,67
%. Berdasarkan hasil perhitungan di atas bahwa jumlah tenaga kerja awal
berdiri hingga sekarang yang dominan adalah periode 1990-sekarang.
Maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan Industri Tenun Uis
Batak Karo di Kecamatan ini mengalami peningkatan pada periode
68 68
tahun tertentu. Dengan kata lain terdapat peningkatan jumlah tenaga dari awal
berdiri sampai sekarang atau industri Tenun Uis Batak Karo di Kecamatan
Medan Tembung mengalami perkembangan.
2. Faktor – Faktor Industri Tenun Uis Batak Karo di Kecamatan Medan Tembung
Faktor – Faktor Industri Tenun Uis Batak Karo di Kecamatan Medan
Tembung, meliputi : Modal, yang digunakan sebesar 55,56 % atau asal
modal dalam mengelola industri Tenun Uis Batak Karo menggunakan modal
pribadi dan dari modal produksi, modal terbesar yang dimiliki pengrajin
dalam usaha Industri Kerajinan Tenun Uis Batak Karo sebesar Rp.
301.000-500.000 dengan persentase 61,11 %, bahan baku, sebesar 91,67 % dalam
memperoleh bahan baku dengan membeli dari distributor penyalur / diantar
dan jumlah bahan baku yang diperlukan pengrajin dalam setiap bulannya
mencapai ≤ 1,5 kg benang sebesar 69,44 %, pemasaran, sebesar 83,33 % cara
menjual hasil produksi yaitu dibeli oleh pedagang perantara, periode
penjualan hasil produksi terbesar adalah seminggu sekali dengan persentase
75 %, dan usaha yang dominan dilakukan oleh pengrajin dalam
meningkatkan penjualan adalah dengan meningkatkan mutu produksi, faktor
penghambat yang dihadapi dalam Industri Tenun Uis Batak Karo dan cara
mengatasi hambatan-hambatan tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Hambatan, yang menjadi faktor yang menghambat Industri Tenun Uis Batak
Karo yaitu sebesar 94,44 % dalam industri ini hambatan yang dihadapi
adalah pemasaran dan upaya yang dilakukan oleh pengrajin untuk mengatasi
hambatan tersebut antara lain : meningkatkan kualitas produk, membuat
68 68
harga. Maka, dengan usaha yang dilakaukan, pengrajin dapat mengatasi
hambatan dalam memasarkan hasil produksi.
3. Posisi Lokasi Industri
Lokasi industri, sebesar 100 % usaha industri responden dekat dengan
tenaga kerja, karena tenaga kerja atau pengrajin pada Industri Tenun Uis
Batak Karo berasal dari daerah sekitar atau bertempat tinggal didaerah
Kecamatan tersebut dan pengrajin Industri Tenun Uis Batak Karo merupakan
pengrajin yang memiliki keahlian khusus dan mudah dilatih dan juga
merupakan industri yang sudah diwariskan secara turun-temurun. Maka
Industri Tenun Uis Batak Karo ini Berada di Kecamatan Medan Tembung.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraian , maka dalam
penelitian ini diperlukan beberapa saran antara lain sebagai berikut :
1. Pemerintah hendaknya ikut serta memperhatikan dan mempromosikan hasil
produk Industri Tenun Uis Batak Karo di Kecamatan Medan Tembung.
2. Pemerintah perlu memberikan kredit berbunga rendah melalui badan atau
lembaga perekonomian yang ada kepada pengrajin dengan prosedur yang
mudah.
3. Pemerintah hendaknya lebih meningkatkan perhatian dan pembinaan bagi
para pengrajin sehingga usaha industri dapat berkembang dengan membuka
pelatihan dan perekrutan tenaga kerja baru bagi masyaraat yang ingin
menekuni industri ini sehingga akan tercipta lapangan pekerjaan baru untuk
mengurangi angka pengangguran.
68 68
4. Industri Tenun Uis Batak Karo ini harap dipertahankan karena dapat
menambah lapangan pekerjaan atau membuka lapangan pekerjaan baru dan
mengurangi angka pengangguran dan meningatkan produktifitasnya sehingga
dapat memenuhi kekurangan – kekurangan pada industri ini.
5. Desain atau motif dari produksinya lebih diperanyak agar mengurangi
hambatan industri khususnya dalam bidang pemasaran.
6. Daerah pemasarannya lebih diperluas dengan melakukan promosi.
71
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. 1992. Ekonomi ketiga dan teori pembangunan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Agus Ahyari. 1999. Manajemen Produksi: Perencanaan Sistem Produksi Buku 1. Yogyakarta: BPFE
Anton Maryanto. 2007. Industri Tenun ATBM DI Desa Sumberahayu Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman. Skripsi. Yogyakarta: FISE-UNY.
Bellatrik . 2013. Menentukan Lokasi Industri.
http://geosmancis.blogspot.com/2011/05/perindustrian-menentukan-lokasi.html (diakses 31 Agustus 2013 Pukul 01.30 WIB)
Bintarto, R. 1997. Buku Penuntun Geografi Desa. Yogyakarta: UP Spring.
Bintarto dan Surastopo Hadisumarno. 1991. Metode Analisis Geografi. Jakarta: LP3ES.
Dawan Raharjo. 1984. Transpormasi Pertanian, Industrialisasi dan Kesempatan Kerja. Jakarta: UI.
Depdikbud. 2005. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Geovani, T. 2011. Studi Tentang Industri Kecil Tenun Ulos Di Desa Janji Maria Kecamatan Sigumpar Kabupaten Toba Samosir. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi. FIS-UNIMED.
Helmi, S. 2003. Study Tentang Industri Kecil Tenunulos Di Kelurajhan Kahean Kecamatan Siantar Utara. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi. FIS-UNIMED.
Irfan Hadjam. 1977. Geografi Ekonomi. Yogyakarta: FKIS IKIP Yogyakarta.
Irsan Azhari Saleh. 1986. Industri Kecil, Suatu Tijauan Perbandingan. Jakarta: LP3ES.
Kotler, Philip. 1986. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Erlangga.
Manullang, M. 1986. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Riyanto, Bambang. 1986. Dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.
72
Suharyono. 1994. Penghantar Filsafat Geografi. Jakarta: Depdikbud.
Sulti Nurman. 1979. Teknologi Untuk Industri Pedesaan. Jakarta: Widya Nasional.
Wie. 1997. Pembanguan Kemampuan Teknologi Industri Indonesia. Jakarta: UI.