commit to user
EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING
SYSTEM DALAM PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA
RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi
Oleh:
SRI WAHYUNI
NIM F3308110
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
ABSTRACT
EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING
SYSTEM DALAM PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR
Sri Wahyuni F3308110
PKU Muhammadiyah Karanganyar is one of the private hospitals in Karanganyar regency that have to pay more attention to the determination of hospitalization service tariff, so that they can compete with the other hospitals. Activity Based Costing (ABC) method is one of the methods to calculate the resources of the consumption in each activity.
The purpose of the final project is to do evaluation on determining of hospitalization service tariff based on the ABC method, find the strenghts and the weakness of determination hospitalization service tariff in PKU Muhammadiyah Karanganyar.
In this research, the writer compare the hospitalization service tariff based on the ABC method with the tariff that has been implemented in PKU Muhammadiyah Karanganyar.
The conclusion of this study are, ABC method used for the determination of hospitalization service tariff, cost of hospitalization service adjusted by the comparison hospital, result of the cost of hospitalization service smaller than applicable tariff except at class III, PKU Muhammadiyah do not fix on the profit and make cost efficiency for adjusting tariff, surplus of income relatively small, whereas there are many cost not charge to the cost of hospitalization service, so the tariff currently applies is irrelevant in use.
Based on this research, the writer suggest to PKU Muhammadiyah Karanganyar hospital to charging the cost of hospitalization service in each class not in each ward, fix on profit in determination of hospitalization tariff, not too much make adjustment with the others, charging all the cost required on hospitalization service and increase the tariff for class III in order to grow up and innovate as with continous business competition and technological progress.
commit to user
commit to user
commit to user
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Ø Sabar jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala
dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan
membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan
akan rusak ~ Khalifah ‘Ali
Ø Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik,
mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir
dalam hidupnya.
Karya kecil ini penulis persembahkan kepada:
· Mama dan Papa Tercinta
· Keluarga Besarku
· Masa Depanku
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, serta sholawat dan salam
kepada Rosulallah SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas
Akhir dengan judul “Evaluasi Penerapan Metode Activity-Based Costing System
Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Karanganyar”.
Penyusunan Tugas Akhir ini dimaksudkan guna memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menerima
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap rasa
hormat dan ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Wisnu Untoro,M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret.
2. Drs. Agus Budiatmanto, Msi, Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi pada
Program Diploma III FE UNS.
3. Ibu Putri Nugrahaningsih, SE, Ak, selaku dosen yang telah memberikan
pengarahan selama penyusunan Tugas Akhir.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret yang telah
commit to user
vii
5. Ibu dr. Hj. Haryanti selaku Wadir Umum dan SDM RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian.
6. Ibu Hasni D.K, SE selaku Kepala Bagian Akuntansi RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar yang telah bersedia memberikan data-data yang penulis perlukan
sebagai bahan penulisan Tugas Akhir.
7. Ibu Dwi Memi R selaku staf Bagian Administrasi RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar yang membantu penulis pada saat melakukan penelitian.
8. Mama dan keluarga besar yang penulis sayangi, yang selalu memberikan
motivasi dan semangat baik material maupun spiritual, serta Papa semoga
tenang “di sana”.
9. Ayah, yang selalu memberi motivasi, mengingatkan, dan membantu penulis
dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
10.Tyara, Tanti, Weny, dan Sara atas kekompakan selama 3 tahun terakhir ini
tetap semangat, tetap kompak, sukses selalu buat kita.
11.Teman-teman kos “Rilda” (Oktin, Dek Dila, Dek Eno, Dek Ratna, Mbak
Indah, Mbak Hanum, dan Mbak Fibri) yang menemani penulis dalam suasana
apapun.
12.Mas iful, yang telah membantu penulis memperoleh data.
13.Teman-teman DIII Akuntansi Keuangan atas informasinya selama ini, semoga
kita semua sukses.
14. Dan semua pihak yang telah membantu penyusunan Tugas Akhir ini dan
commit to user
viii
Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penyusunan Tugas
Akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, Juni 2011
commit to user
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
ABSTRACT ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...v
KATA PENGANTA ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ...xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1. Sejarah Berdirinya Perusahaan ...1
2. Lokasi ...2
3. Komitmen Perusahaan ...3
4. Struktur Organisasi ...4
5. Deskripsi Jabatan ...8
6. Fasilitas Pelayanan ...13
7. Distribusi Ruang Rawat Inap Berdasarkan Kelas ...15
commit to user
x
9. Tarif Jasa Rawat Inap ...19
10. Hasil Self Assesment ...19
11. Tenaga Pengelola ...19
B. LATAR BELAKANG ...22
C. PERUMUSAN MASALAH ...27
D. TUJUAN PENELITIAN ...27
E. MANFAAT PENELITIAN ...28
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A.TINJAUAN PUSTAKA 1. Rumah Sakit a. Pengertian……….30
b.Klasifikasi……….31
2. Biaya a. Pengertian………34
b.Klasifikasi………34
c. Biaya Di Rumah Sakit……….36
3. Analisis Biaya Di Rumah Sakit a. Pengertian………36
b.Tujuan dan Manfaat……….37
4. Metode Analisis Biaya………..39
commit to user
xi
b. Perngertian ...41
c. Konsep-konsep Dasar ...42
d. Syarat Penerapan ABC ...44
6. Pembebanan Biaya Overhead pada ABC……….45
7. Prosedur Pembebanan Biaya Overhead dengan Metode ABC a. Tahap Pertama………..47
b.Tahap Kedua ………49
8. Manfaat Penentuan Harga Pokok Produk Berdasarkan Aktivitas………...49
9. Cost Driver a. Pengertian………..51
b.Penentuan Cost Driver yang Tepat………52
10.Manfaat, Kelebihan, dan Kelemahan Metode ABC a. Manfaat………..54
b.Kelebihan………...56
c. Kelemahan……….57
11.Tarif a. Pengertian ...58
b. Tujuan Penetapan Tarif ...59
c. Penetapan Tarif Dengan Metode Cost Plus Pricing ...61
12.Analisis Penetapan Tarif Rumah Sakit……….61
commit to user
xii
B.ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Biaya dan Pengelompokan Aktivitas Dalam Penentuan Tarif Jasa
Rawat Inap………... …...66
2. Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Metode ABC a. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Aktivitas ………68
b.Identifikasi Biaya Langsung ………...69
c. Identifikasi Biaya Tidak Langsung……….71
d.Klasifikasi Biaya Berdasarkan aktivitas……….75
e. Pemilihan Cost Driver………77
f. Tarif Per Unit Cost Driver………..83
g. Total Biaya Rawat Inap dan Tarif Per Hari Berdasarkan Metode ABC……….87
3. Evaluasi Perbandingan Tarif Jasa Rawat Inap………92
4. Evaluasi Perbandingan Biaya Rawat Inap Dengan Pendapatan Yang diperoleh………94
BAB III TEMUAN A. KELEBIHAN ……….………96
B. KELEMAHAN ………….……….97
BAB IV PENUTUP A. SIMPULAN ………...99
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel I.1 Ruang Rawat Inap dan Kapasitas Tempat Tidur ...15
Tabel I.2 Tarif Jasa Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Karanganyar
Tahun 2011 ...19
Tabel I.3 Hasil Self Assesment ...19
Tabel II.1 Klasifikasi Biaya Berdasarkan Aktivitas ...76
Tabel II.2 Jumlah Pasien Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Karanganyar
Tahun 2010 ...77
Tabel II.3 Lama Hari Pasien Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar Tahun 2010 ...78
Tabel II.4 Tarif Konsumsi Tiap Kelas PKU Muhammadiyah Karanganyar
Tahun 2010 ...78
Tabel II.5 Pemakaian Listrik Tiap Kelas PKU Muhammadiyah Karanganyar
Tahun 2010 ...79
Tabel II.6 Tarif Jasa Rawat Inap dan Jasa Konsul RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar Mulai Tahun 2009 ...79
Tabel II.7 Pengelompokan Biaya dan Cost Driver Kamar Rawat Inap ...80
Tabel II.8 Penentuan Tarif Per Unit Cost Driver Kamar Rawat Inap Dengan
Metode ABC ...84
Tabel II.9 Biaya Rawat Inap Kelas VIP ...88
commit to user
xiv
Tabel II.11 Biaya Rawat Inap Kelas II ...90
Tabel II.12 Biaya Rawat Inap Kelas III ...91
Tabel II.13 Perbandingan Biaya Rawat Inap Berdasarkan Metode ABC dengan
Tarif yang Berlaku di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar ...92
Tabel II.14 Pendapatan Jasa Rawat Inap Tahun 2010 ...94
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan
2. Surat Pengantar Izin Penelitian
3. Surat Jawaban Izin Penelitian
4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
5. Rekapitulasi Biaya Rawat Inap
6. Rekapitulasi Kegiatan Rawat Inap Berdasarkan Kelas Pemondokan dan Lama
Hari RS PKU Muhammadiyah Karanganyar Tahun 2010
7. Ketentuan Tarif Jasa Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Karanganyar
Mulai Tahun 2009
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Berdirinya Perusahaan
Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Karanganyar merupakan
salah satu rumah sakit swasta di Kabupaten Karanganyar. Berdirinya RS
PKU Muhammadiyah Karanganyar merupakan wujud mimpi-mimpi indah
Pimpinan Daerah Muhammadiyah Karanganyar (PDMK) yang
memimpikan untuk memiliki Amal Usaha di bidang kesehatan. Berawal
pada tahun 1988, PDMK mengadakan pengajian khusus, pendengarnya
(mustami’) para ibu yang sedang hamil. Pengajian tersebut dibarengi
dengan khitan masal bertempat di rumah bapak Haji Sunardi, BSc.
Pada saat itu, Ketua PDMK, bapak Haji Drs. Abdul Basir, MBA
mengumumkan bahwa PMDK mendirikan Rumah Bersalin/ Balai
Pengobatan (RB/BP). Rumah Bersalin/Balai Pengobatan tersebut
bertempat di rumah salah seorang anggota PMDK yaitu bapak H. Sunardi,
BSc. di Badranasri, Cangakan, Karanganyar, dan menghimbau kepada
ibu-ibu jika akan melahirkan agar memanfaatkan RB/BP ini.
Masyarakat pengguna jasa RB/BP semakin meningkat, sehingga
kamar yang disediakan tidak mampu menampung. Pada tahun 1992
commit to user
RB/BP pindah ke gedung baru milik Pimpinan Muhammadiyah
Karanganyar. Operasional RB/BP dikembangkan untuk praktek bersama
Dokter Spesialis dari RB/BP plus (one day care). Pada tahun 1998
dibangun gedung baru di Papahan, Tasikmadu, Karanganyar, Gedung baru
mulai digunakan dengan ijin operasional RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar berdasarkan Akte Pendirian Nomor K/ 162- TK/ 71/ MS. Ijin
Tempat Usaha RS PKU Muhammadiyah Karanganyar Nomor 503/ 135
tahun 1996, dengan Surat Ijin Pendirian RS Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor No. Ym. 02. 04. 3. 5. 2737.
Pada saat ini luas gedung ± 4590 m² di atas lahan seluas 12.895 m².
Pada tahun 2007, dalam perkembangannya RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar telah terakreditasi 5 jenis pelayanan, aialah pelayanan medis,
keperawatan, administrasi, manajemen rekam medis, dan instalasi gawat
darurat dengan Akreditasi 5 Pokja nomor YM.01010/III/1068/ 07. Pada
saat ini statusnya menjadi rumah sakit tipe C dengan 4 pelayanan medik
dasar Spesialis Bedah, Dalam, Anak, dan Kebidanan.
2. Lokasi
Lokasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar sangat
strategis, yaitu di jalan Papahan-Tasikmadu, Papahan, Tasikmadu,
Karanganyar. Lokasi tersebut mudah dijangkau oleh masyarakat di
commit to user
3. Komitmen Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar
a. Falsafah.
Falsafah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar adalah
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar sebagai perwujudan
Da’wah Amar Makruf Nahi Munkar.
b. Visi.
Visi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar adalah menjadi
rumah sakit pilihan utama dan kebanggaan masyarakat.
c. Misi.
1) Memberikan pelayanan kesehatan yang professional dan
terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
2) Memberikan pelayanan rujukan yang memuaskan bagi masyarakat.
3) Memberikan rasa aman dan nyaman di lingkungan rumah sakit.
d. Asas dan Tujuan.
1) Statuta Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar
diselenggarakan berdasarkan asas keislaman dan profesionalisme
serta asas Persyarikatan Muhammadiyah.
2) Tujuan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar adalah
tercapainya derajat kesehatan jasmani dan rohani masyarakat yang
optimal dan paripurna
e. Motto.
Motto Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar adalah
commit to user
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Rumah Sakit Muhammadiyah Karanganyar
terdiri dari:
a. PDM.
b. MPKU.
c. Direktur, membawahkan bagian seperti dibawah ini.
1) Wakil Direktur Medis.
2) Wakil Direktur Umum dan SDM.
3) Bagian Keuangan dan Akuntansi.
4) Komite Medik.
5) SPI.
d. Wakil Direktur Medis, membawahkan bidang-bidang dibawah ini.
1) Bidang Keperawatan.
2) Bidang Pelayanan Medis.
3) Bidang bidang Penunjang Medik.
e. Wakil Direktur Umum dan SDM, membawahkan bagian-bagian
dibawah ini.
1) Bagian Personalia, dan
2) Bagian Umum.
f. Bagian Akuntansi dan Keuangan, membawahkan seksi-seksi dibawah
ini.
1) Seksi Keuangan, dan
commit to user
g. Bidang Keperawatan, membawahkan seksi-seksi dibawah ini.
1) Seksi Koordinator Urusan SDM Pembinaan Etik.
2) Seksi Koordinator Urusan ASKEP dan Mutu.
3) Seksi Koordinator Urusan Logistik.
4) Seksi Supervisi.
h. Bidang Pelayanan Medis, membawahkan seksi-seksi dibawah ini.
1) Seksi Unit Rawat Jalan.
2) Seksi Unit Gawat Darurat.
3) Seksi Unit Rawat Inap.
4) Seksi Unit Kamar Operasi.
5) Seksi Unit Kamar Bersalin.
6) Seksi Unit ICU.
i. Bidang Penunjang Medik, membawahkan seksi-seksi dibawah ini.
1) Seksi Unit Farmasi.
2) Seksi Unit Laboratorium.
3) Seksi Unit Radiologi.
4) Seksi Unit Fisioterapi.
5) Seksi Unit Gizi.
6) Seksi Unit Rekam Medik.
j. Bagian Administrasi Personalia, membawahkan seksi-seksi dibawah
ini.
1) Seksi Sekretariat, dan
commit to user
k. Bagian Umum, membawahkan seksi-seksi dibawahkan ini.
1) Seksi Pemeliharaan, dan
2) Seksi Penunjang Umum.
Gambaran Struktur Organisasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
UNIT KAMAR BERSALIN UNIT ICU UNIT FARMASI UNIT LABORATORIUM UNIT RADIOLOGI UNIT FISIOTERAPI UNIT GIZI UNIT REKAM MEDIK UNIT RAWAT JALAN UNIT GAWAT DARURAT UNIT RAWAT INAP UNIT KAMAR OPERASI KOORD. UR SDM
PEMBINAAN
KOORD URUSAN ASKEP DAN MUTU
SUPERVISI KOORD URUSAN LOGISTIC SEKSI PEMELIHARAAN SEKSI PENUNJANG SPI SEKSI KEUANGAN SEKSI AKUNTANSI WADIR UMUM DAN SDM BAGIAN ADMINISTRASI SEKSI SEKRETARIAT SEKSI PERSONALIA BAGIAN KEUANGAN DIREKTUR MPKU P.D.M BAGIAN UMUM KOMITE MEDIK BIDANG PERAWATAN BIDANG PELAYANAN WADIR MEDIS BIDANG PENUNJANG Gambar 1.1
commit to user
5. Deskripsi Jabatan
a. Direktur.
Direktur memiliki tugas sebagai berikut ini.
1) Menyusun kebijakan penyusunan program jangka pendek,
menengah, dan panjang sesuai kebijakan program kesehatan.
2) Menyusun peraturan pelaksanaan tugas diseluruh aparat rumah
sakit.
3) Mengkoordinasikan seluruh sumber daya yang tersebut untuk
merealisasikan rencana kegiatan secara efektif dan efisien.
4) Memimpin, mengarahkan, dan mengerakkan seluruh sumber daya
manusia yang tersedia sehingga dapat mencapai hasil yang
maksimal.
5) Mengkoordinasi dan mempertanggungjawabkan seluruh
pelaksanaan kegiatan rumah sakit serta melaksanakan pengawasan
dan evaluasi terhadap seluruh unsur pelaksana.
6) Melaporkan seluruh pelaksanaan kegiatan rumah sakit secara
hierarki sebagai bahan informasi serta pertanggungjawaban sesuai
dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
b. Wakil Direktur Medis.
Wakil Direktur Pelayanan Medis adalah pejabat yang berfungsi
sebagai wakil dari pimpinan tertinggi rumah sakit yang membawahi
di bidang medis dan bertugas melaksanakan fungsi manajemen
commit to user
mengkoordinasian, pengawasan, penganggaran, dan evaluasi.
c. Wakil Direktur Umum dan SDM.
Wakil Direktur Umum membawahi bagian administrasi dan
personalia, dan umum. Tugasnya sebagai berikut ini.
1) Menggerakkan, mengkoordinasikan, mengevaluasikan proses
pengelolaan tugas dari bagian-bagian dibawahnya.
2) Melaksanakan fungsi manajemen di bidangnya.
d. Komite Medik.
Komite Medis bertugas sebagai berikut ini.
1) Melaksanakan penelitian medis dan bidang-bidang lain yang
terkait dengan peningkatan mutu pelayanan medis.
2) Melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan penelitian dan
pengembangan yang dilakukan oleh rumah sakit.
3) Melakukan koordinasi pembuatan laporan rumah sakit dan
laporan pertanggungjawaban direktur.
e. Sistem Pengendalian Intern.
Satuan Pengendalian Internal bertugas sebagai berikut :
1) Mengkoordinasi pelatihan, pendidikan, penataran, penelitian, dan
perpustakaan rumah sakit.
2) Menyusun program orientasi pendidikan dan penelitian
mahasiswa/siswa praktek.
3) Melaksanakan koordinasi dengan instansi dengan institusi dan
commit to user
rumah sakit.
4) Melakukan pemantauan, pengawasan, dan evaluasi terhadap
kegiatan pendidikan, pelatihan, dan perawatan.
5) Mengembangkan sistem informasi akuntansi rumah sakit dan
pelaksanaannya secara konsekuen.
f. Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan.
Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan bertanggungjawab
mengatur serta mengendalikan kegiatan dalam bidang pertahanan
rumah sakit. Dan tugasnya mengembangkan dan menerbitkan
kebijaksanaan dan prosedur melalui otorisasi manajemen untuk
kegiatan akuntansi, anggaran, perpajakan, perencanaan, dan
peramalan laporan keuangan serta pengukuran kinerja.
g. Kepala Bidang Perawatan.
Kepala Bidang Perawatan bertanggungjawab dalam pelayanan
serta mengkoordinasikan kegiatan pelayanan keperawatan pada
beberapa ruang rawat. Tugasnya adalah:
1) Menyampaikan dan menjelaskan kebijakan di bidang keperawatan
kepada kepala ruang di wilayah kerjanya.
2) Memberi bimbinagan kepada ruang rawat tentang pelaksanaan
pelayanan keperawatan sesuai kebijakan di bidang keperawatan
commit to user
h. Kepala Bidang Pelayanan Medis.
Kepala Bidang Pelayanan Medis bertanggungjawab dan
berwenang mengelola pelayanan medis, tugasnya sebagai berikut ini.
1) Mengkoordinir pengaturan jadwal jaga dokter spesialis maupun
dokter jaga.
2) Mengkoordinir rotasi jaga dokter umum.
3) Mengevaluasi kedisiplinan dokter-dokter dalam memberikan
pelayanan kepada pasien.
i. Kepala Unit Rawat Inap.
Kepala bidang unit rawat inap berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada kepala bidang pelayanan medis dalam
bidang koordinasi, pemantauan dan pengawasan, evaluasi dan
pengendalian atas kegiatan medis dan penggunaan fasilitas medis.
j. Kepala Bidang Penunjang Medis.
Kepala bidang penunjang medis bertanggungjawab untuk
kelancaran, keakuratan jenis, dan jumlah penerimaan, penyimpanan
obat, dan alat kesehatan di gudang farmasi. Selain itu, fungsi gudang
medis untuk menerima, menyimpan obat, dan melakukan
pemeriksaan mengenai jenis, kuantitas, dan kualitas obat yang
disesuaikan dengan anggaran yang tersedia.
k. Kepala Bagian Administrasi Personalia dan Umum.
Kepala bagian administrasi personalia dan umum bertugas sebagai
commit to user
1) Merencanakan kebutuhan dan melakukan seleksi calon
penerimaan pegawai.
2) Merencanakan pendidikan dan pengembangan kepegawaian
sesuai rencana anggaran.
3) Melaksanakan cara-cara efektif dan efisien dalam tugas
personalia.
4) Memotivasi staf kerja kearah yang lebih tinggi dan produktivitas
pengembangan diri.
5) Mengawasi dan mengendalikan pelaksanakan peraturan yang
berkaitan dengan kepegawaian.
6) Membuat laporan kepegawaian untuk pihak intern dan ekstern.
l. Seksi Akuntansi.
Seksi akuntansi berada dibawah dan bertamggungjawab kepada
kepala bagian akuntansi dan keuangan dalam pelaporan keuangan
kegiatan rumah sakit, akuntansi dan verifikasi.
m. Seksi Keuangan.
Seksi keuangan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
kepala bagian akuntansi dan keuangan dalam memantau, mengawasi,
evaluasi dan pengendalian atas kegiatan mobilisasi dana, kasir, dan
commit to user
6. Fasilitas Pelayanan
a. Bidang Pelayanan Medik.
1) Rawat Jalan
- Poliklinik Umum
- Poliklinik Spesialis
- Poliklinik Penyakit Dalam
- Poliklinik Bedah Umum
- Poliklinik Anak
- Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan
- Poliklinik Mata
- Poliklinik THT
- Poliklinik Bedah Orthopedi
- Poliklinik dan Bedah Mulut
- Fisioterapi
- Poliklinik Paru
- Poliklinik Jiwa
2) Unit Gawat Darurat.
3) Rawat Inap.
- Penyakit Dalam
- Bedah Umum
- Penyakit Anak
- Kebidanan dan Penyakit Kandungan
commit to user
- Paru
- Telinga, Hidung, dan Tenggorokan
- Bedah Tulang
- Syaraf
- Jiwa
b. Pelayanan Penunjang Medik.
- Laboratorium
- Pelayanan Transfusi Darah
- Radiologi
- USG
- CT Scanning
- Fisioterapi
- Konsultasi Gizi
- Apotik dan Instalasi Farmasi
- Medical Check Up
- Pijat Bayi
c. Pelayanan Lamanya.
- Mobil Ambulan untuk rujukan dan jemput pasien
- Mobil Jenasah
- Rupti Jenasah
- Bimbingan Rohani kepada pasien dan keluarga
- Kajian Al-Qur’an
commit to user
- Instalasi Pengolahan Limbah Padat
- Laundry
- Pelayanan Boga
7. Distribusi Ruang Rawat Inap Berdasarkan Kelas
Pelayanan rawat inap memiliki fasilitas 137 tempat tidur, 17
diantaranya ruang ICU, VVIP, dan VIP. Berikut ini jumlah ruang rawat
inap dan kapasitas tempat tidur pada RS PKU Muhammadiyah
[image:31.595.149.512.249.645.2]Karanganyar.
Table I.1
Ruang Rawat Inap dan Kapasitas Tempat Tidur RS PKU Muhammadiyah Karanganyar
No Nama Kelas Jumlah Tempat Tidur
1 Arofah 18
2 Shofa 12
3 Marwah 34
4 Isolasi 0
5 Annisa 13
6 Mina 34
7 Perinatal 10
8 Roudhoh 5
9 Zukhruf 2
10 Zahara 4
11 ICU 5
Jumlah 137
commit to user
8. Fasilitas Tiap Ruangan Rawat Inap
Masing-masing ruangan rawat inap memiliki fasilitas yang
berbeda-beda, berikut ini fasilitas yang ditawarkan RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar.
a. VVIP
Fasilitas yang tersedia yaitu 1 bed pasien, 1 bed penunggu, meja kursi
teras (2 tempat), 1 set meja makan, 1 set meja tamu, televisi, AC, water
[image:32.595.151.514.239.510.2]heater, almari es, almari pakaian, dispenser, meja pentry, overbed
table.
b. VIP
1) Arofah
Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 1 bed pasien, 1 bed
penunggu, 1 sofa, AC, televisi, almari es, kamar mandi dalam,
water heater.
2) Marwah
Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 1 bed pasien, almari es,
televisi, kamar mandi dalam, kursi tunggu teras, water heater.
3) Shofa
Fasilitas tersedia yaitu 1 kamar tidur 1 bed dengan teras, 1 sofa,
kursi teras, bedside cabinet, kursi tunggu, almari es, AC, televisi,
commit to user
4) Zahara
Fasilitas yang ada yaitu 1 bed pasien, 1 bed penunggu, meja kursi
teras (2 tempat), 1 set meja tamu, televisi, AC, water heater, almari
es, dispenser, meja pentry, overbed table.
5) Roudhoh
Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 1 bed, AC, televisi, sofa,
kamar mandi dalam, almari es.
c. Kelas I
1) Arofah
Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 1 bed pasien, 1 sofa, 2
kursi tunggu, kipas angin, kamar mandi dalam.
2) Shofa dan Annisa
Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 1 bed pasien, 2 kursi
tunggu, kipas angin, kamar mandi dalam.
3) Roudhoh
Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 1 bed pasien, 1 sofa,
kipas angin, kamar mandi dalam.
d. Kelas II
1) Arofah
Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 2 bed pasien, kipas
commit to user
2) Marwah
Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 4 bed pasien, kamar
mandi dalam, kipas angin, kursi tunggu.
3) Mina
Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 1 bed pasien, kursi
tunggu, kipas angin, kamar madi luar.
4) Annisa
Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 2 bed pasien, kamar
mandi dalam, kipas angin
e. Kelas III
1) Arofah
Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 5 bed pasien, kipas
angin, kursi tunggu, kamar mandi dalam.
2) Marwah
Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 6 bed pasien, kipas,
kursi tunggu.
3) Mina
Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 3 bed pasien, kursi
tunggu, kipas.
4) Annisa
commit to user
9. Tarif Jasa Rawat Inap
Tarif jasa rawat inap yang berlaku di RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar sebagai berikut ini.
Tabel I.2
Tarif Jasa Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Karanganyar
Kelas Tarif/hari
VIP Rp 160.000,00
Kelas I Rp 120.000,00
Kelas II Rp 75.000,00
Kelas III Rp 55.000,00
Sumber: RS PKU Muhammadiyah Karanganyar
10.Hasil Self Assesment
Table I.3
Hasil Self Assesment
11.Tenaga Pengelola
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar melaksanakan
tugas untuk memberi pelayanan kepada masyarakat didukung dengan 236
pegawai. Berikut ini pegawai Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Karanganyar berdasarkan pendidikan.
Unsur Klasifikasi Rumah
Sakit
RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar
D C B A
Pelayanan 30 76 142 287 150
Ketenagaan 36 140 283 523 207
Fisik Bangunan
20 26 42 50 33
Peralatan 24 38 73 140 65
Total 110 280 540 1000 455
[image:35.595.135.492.194.583.2]commit to user
a) Tenaga Medis.
- Dokter Spesialis Anak : 2 Orang
- Dokter Spesialis Penyakit Dalam : 3 Orang
- Dokter Spesialis Obsgyn : 4 Orang
- Dokter Spesialis Bedah : 4 Orang
- Dokter Spesialis Bedah Orthopedi : 2 Orang
- Dokter Spesialis Urologi : 1 Orang
- Dokter Spesialis Saraf : 1 Orang
- Dokter Spesialis Radiologi : 2 Orang
- Dokter Spesialis THT : 1 Orang
- Dokter Spesialis Anastesi : 3 Orang
- Dokter Spesialis Jiwa : 1 Orang
- Dokter Spesialis Mata : 1 Orang
- Dokter Spesialis Paru : 2 Orang
- Dokter Umum : 10 Orang
- Dokter Gigi : 3 Orang
Total Pegawai Medis : 40 Orang
b) Paramedis.
- Perawat : 76 Orang
- Pembantu Perawat : 14 Orang
commit to user
c) Penunjang Medis.
- Sarjana Farmasi : 3 Orang
- APIKES : 1 Orang
- DIII Fisiotherapi : 3 Orang
- DIII AKZI (Gizi) : 2 Orang
- DIII ATRO (Radiologi) : 3 Orang
- DIII AAK (Laborat) : 4 Orang
- SMF : 2 Orang
- SMAK : 1 Orang
Total Pegawai Penunjang Medis : 19 Orang
d) Non Medis.
- Sarjana Ekonomi Magister/Akuntansi : 2 Orang
- Sarjana FKIP : 1 Orang
- Sarjana MIPA (Biologi) : 1 Orang
- Sarjana Sosial : 1 Orang
- DIII Pendidikan (Keroh) : 1 Orang
- DIII Keuangan : 1 Orang
- DIII Manajemen/Administrasi : 3 Orang
- DIII ASMI : 1 Orang
- DIII Elektro : 1 Orang
- SLTA : 18 Orang
- SMEA : 3 Orang
commit to user
- SMKK : 1 Orang
- SPG : 1 Orang
- MAN : 1 Orang
- SMP : 24 Orang
- SD : 11 Orang
- Tidak Sekolah : 15 Orang
Total Pegawai Non Medis : 87 Orang
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan berbagai macam teknologi dalam era globalisasi dewasa
ini semakin canggih. Persaingan bisnis juga semakin pesat ditunjang dengan
adanya perkembangan dunia usaha. Perusahaan berusaha supaya dapat
memanfaatkan berbagai macam teknologi dalam pengambilan keputusan dan
kebijakan yang tepat guna mendapatkan informasi yang akurat untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan. Hal ini ditujukan untuk
menghadapi persaingan global yang semakin ketat.
Persaingan tersebut juga terjadi di bidang pelayanan jasa, tidak hanya
persaingan bisnis di bidang manufaktur/ industri. Rumah sakit merupakan
salah satu bentuk usaha pelayanan jasa dalam bidang kesehatan yang juga
mengalami persaingan sangat ketat. Persaingan tersebut terbukti dengan
semakin berkembangnya rumah sakit yang didirikan baik dari sektor
pemerintah maupun sektor swasta dengan perbedaan dalam hal jenis, struktur,
commit to user
Perkembangan tersebut menuntut adanya persaingan atas produk dan
kepercayaan atas pelanggan.
Rumah sakit memiliki tugas utama untuk memberikan jasa pengobatan,
perawatan, dan pelayanan kesehatan. Rumah sakit dituntut untuk dapat
memanfaatkan teknologi baik kedokteran, bidang komunikasi dan informasi,
serta teknologi lain yang dapat mendukung jasa pelayanan kesehatan yang
terbaik bagi masyarakat luas. Pemanfaatan teknologi menimbulkan biaya
operasional yang dikeluarkan rumah sakit yang akan berdampak pada
besarnya tarif jasa rawat inap. Sistem akuntansi yang tepat dalam metode
perhitungan penentuan biaya diperlukan untuk mengendalikan biaya yang
dikeluarkan oleh rumah sakit guna menghasilkan informasi biaya yang akurat
berkenaan dengan biaya pelayanannya.
Penentuan tarif jasa rawat inap merupakan suatu keputusan yang sangat
penting karena dapat mempengaruhi profitabilitas rumah sakit. Tarif jasa
rawat inap harus mampu menutup semua biaya dan mencapai tingkat laba
yang diharapkan. Rumah sakit memberikan berbagai macam fasilitas pada
pelayanan rawat inap, serta jumlah biaya overhead yang tinggi, sehingga
rumah sakit dituntut untuk menentukan pembebanan biaya secara tepat.
Aktivitas merupakan faktor utama penyebab timbulnya biaya dan biaya hanya
dapat dikurangi secara signifikan melalui pengelolaan terhadap aktivitas
tersebut. Biaya rawat inap dapat diperkirakan dengan baik melalui
commit to user
Berkembangnya ilmu pengetahuan di berbagai bidang, maka pada tahun
1800-an dan awal 1900-an lahirlah suatu sistem penentuan harga pokok yang
disebut Activity-Based Costing System. Definisi metode Activity-Based
Costing System (ABC) merupakan suatu sistem kalkulasi biaya yang pertama
kali menelusuri biaya ke aktivitas dan kemudian ke produk (Hansen &
Mowen, 2006). Sistem penentuan harga pokok produk dengan metode ABC
menggunakan cost driver dalam jumlah lebih banyak dibandingkan dalam
sistem akuntansi biaya tradisional yang hanya menggunakan satu atau dua
cost driver berdasarkan unit.
Activity-Based Costing System merupakan suatu sistem pembebanan
biaya berdasarkan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk
menghasilkan produk. Ada dua asumsi yang mendasari ABC (Cooper and
Kaplan dalam Astuti, 2010), yaitu :
1. adanya aktivitas akan menyebabkan timbulnya biaya, dan
2. produk atau jasa akan menyebabkan timbulnya permintaan akan aktivitas.
Pendekatan ini menggunakan cost driver yang berdasar pada aktivitas
yang menimbulkan biaya sehingga pembebanan biayanya sudah
menggambarkan konsumsi sumber daya dari aktivitas setiap produk dan akan
lebih baik apabila diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk
yang beraneka ragam. Rumah sakit merupakan salah satu perusahaan jasa
yang menghasilkan keanekaragaman produk dimana output yang dijual lebih
dari satu. Keanekaragaman produk pada rumah sakit mengakibatkan
commit to user
menuntut ketepatan pembebanan biaya overhead dalam penentuan harga
pokok produk. Metode ABC dinilai dapat menyajikan informasi secara tepat
dan akurat mengenai aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya (biaya
aktivitas) untuk mencapai tujuan (Soenarjo dalam Astuti, 2010).
Salah satu rumah sakit swasta yang melayani kesehatan masyarakat di
kabupaten Karanganyar adalah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Karanganyar. RS PKU Muhammadiyah Karanganyar telah menggunakan
sistem akuntansi ABC dalam perhitungan biaya rawat inapnya dengan
memperhatikan persaingan harga pasar di Kabupaten Karanganyar dan
Surakarta. Perhitungan biaya rawat inap sangat penting karena berkaitan
dengan penentuan harga pokok rawat inap yang akan mempengaruhi
penentuan harga jual atau tarif rawat inap.
Persaingan antar rumah sakit khususnya di kabupaten Karanganyar
sangat pesat. Manajemen rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan
keputusan yang tepat terkait dengan penentuan jasa rawat inap. Tarif yang
tepat berarti tarif yang tidak tinggi atau tarif yang tidak rendah. Tarif yang
tinggi akan menyebabkan kerugian, karena dengan tarif yang tinggi dapat
mengurangi kemampuan rumah sakit dalam mendapatkan calon pasien.
Apabila rumah sakit menggunakan tarif yang rendah, rumah sakit tidak dapat
menutup biaya operasionalnya, rumah sakit juga akan mengalami kerugian.
Aktivitas yang dilakukan oleh rumah sakit sangat penting untuk
dicermati. Pengukuran yang baik atas waktu dan pergerakan serta penerapan
commit to user
informasi mengenai peningkatan produktivitas dan efisiensi biaya yang terjadi
pada sebuah perusahaan, khususnya perusahaan jasa. Permasalahan yang
dihadapi saat ini adalah bagaimana integrasi penggunaan metode ABC
berkaitan dengan peningkatan produktivitas dan efisiensi biaya yang dapat
memberikan keunggulan kompetitif bagi rumah sakit dalam memenuhi
keinginan customer.
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Nurdina (2009) pada Rumah Sakit
Slamet Riyadi Surakarta. Nurdina melakukan analisis kondisi penerapan
penentuan harga pokok dengan metode ABC. Analisis dilakukan pada
penerapan tarif berdasarkan data historis tahun anggaran sebelumnya yang
dilakukan oleh rumah sakit. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan
bahwa rumah sakit mengabaikan konsumsi biaya dalam penentuan tarif,
sehingga tidak relevan dengan biaya sesungguhnya yang dikeluarkan rumah
sakit pada tiap jasa rawat inap dan tidak bisa dibandingkan.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dan menyusun Tugas Akhir terkait dengan cara penentuan tarif jasa
rawat inap dengan judul “EVALUASI PENERAPAN METODE
ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN TARIF
JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT PKU
commit to user
C. PERUMUSAN MASALAH
Sehubungan dengan latar belakang masalah yang telah dikemukan diatas
maka dirumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut ini.
1. Aktivitas dan biaya apa saja yang berhubungan dengan penentuan tarif
jasa rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar?
2. Bagaimana cara penentuan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan
metode Activity-Based Costing System?
3. Bagaimana perbandingan perhitungan tarif jasa rawat inap berdasarkan
metode Activity-Based Costing System dengan tarif yang diberlakukan di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar?
4. Bagaimana kelebihan dan kelemahan penentuan tarif jasa rawat inap di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar?
D. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah sebagai
berikut ini.
1. Menentukan biaya-biaya yang berhubungan dengan rawat inap, kaitannya
dalam penentuan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode
Activity-Based Costing System.
2. Menentukan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode
commit to user
3. Membandingkan hasil perhitungan tarif jasa rawat inap berdasarkan
metode Activity-Based Costing System dengan tarif yang telah
diberlakukan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar.
4. Mengetahui kelebihan dan kelemahan penentuan tarif jasa rawat inap
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar.
E. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian yang dilakukan penulis diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut ini.
1. Bagi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar
Penelitian diharapkan dapat memberikan masukan pemikiran untuk
kemajuan dan instrospeksi atas kelebihan dan kelemahan penentuan tarif
jasa rawat inap sehingga rumah sakit dapat memberikan pelayanan yang
lebih baik terhadap pelanggan.
2. Bagi penulis
Penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan dan penerapan ilmu
pengetahuan di bidang akuntansi yang telah diperoleh dibangku kuliah ke
dalam kenyataan yang sesungguhnya serta menambah wawasan tentang
penentuan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode
commit to user
3. Bagi dunia akademik
Penelitian diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam
pengembangan literatur Akuntansi Manajemen di Indonesia khususnya
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
4. Pembaca
Dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan pembaca tentang
penentuan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode
commit to user
30
BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Rumah Sakit
a. Pengertian Rumah Sakit
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang menyelenggarakan
layanan kesehatan dengan memanfaatkan tenaga medis profesional,
terorganisasi serta sarana kedokteran yang permanen, asuhan
keperawatan berkesinambungan, diagnosa serta pengobatan penyakit
yang diderita oleh pasien (Hasibuan, 2005: 6).
Rumah sakit adalah suatu tempat pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan kegiatan serta dapat dimanfaatkan untuk tenaga
kesehatan dan penelitian (Trisnantoro dalam Wibowo, 2010: 35).
Rumah Sakit merupakan bagian integral dari suatu organisasi
sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna
(komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan
penyakit (preventif) kepada masyarakat (Widya, 2010).
Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah
sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
commit to user
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
rumah sakit adalah suatu bagian integral suatu organisasi atau institusi
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan dengan
memanfaatkan tenaga medis profesional, terorganisasi serta sarana
kedokteran yang permanen, asuhan keperawatan berkesinambungan,
diagnosa serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
b. Klasifikasi Rumah Sakit
Klasifikasi rumah sakit berdasarkan kepemilikannya menurut
Trisnantoro dalam Wibowo (2010: 36) sebagai berikut ini.
1) Rumah sakit milik pemerintah.
Ada dua jenis rumah sakit milik pemerintah, yaitu rumah
sakit milik pemerintah pusat (RSUP) dan rumah sakit milik
pemerintah provinsi dan daerah (RSUD).
2) Rumah sakit untuk militer.
Sebagian besar rumah sakit di Indonesia berasal dari program
pelayanan kesehatan milik militer di masa colonial Belanda.
Contohnya adalah Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot
Subroto (RSPAD Gatot Subroto).
3) Rumah sakit milik swasta, milik yayasan keagamaan, dan
kemanusiaan.
Rumah sakit keagamaan akan menjadi lembaga usaha yang
commit to user
manusia, tempat bagi sebagian dokter spesialis untuk
meningkatkan pendapatan setinggi-tingginya dan tempat penjualan
industri farmasi.
4) Rumah sakit swasta milik dokter.
Kepemilikan rumah sakit oleh dokter biasanya bersumber
dari prestasi klinis seorang dokter.
5) Rumah sakit swasta milik perusahaan yang mencari keuntungan.
Rumah sakit dianggap sebagai tempat yang menarik dan
potensial untuk menghasilkan keuntungan.
6) Rumah sakit milik Badan Usaha Milik Negara.
Beberapa Badan Usaha Milik Negara yang mempunyai
rumah sakit, misalnya Pertamina, PT Aneka Tambang, PT Pelni,
dan berbagai perusahaan perkebunan.
Ditinjau dari kemampuan yang dimiliki, rumah sakit di Indonesia
dibedakan menjadi lima macam klasifikasi yaitu Rumah Sakit Kelas A,
Kelas B, Kelas C, Kelas D dan Kelas E (Hasibuan, 2005: 6).
1) Rumah Sakit Kelas A adalah rumah sakit yang mampu
memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas,
ditetapkan sebagai tempat pelayanan rujukan tertinggi (top referal
hospital) atau disebut pula sebagai Rumah Sakit Pusat.
2) Rumah Sakit Kelas B adalah rumah sakit yang mampu
memberikan pelayanan kedokteran spesialis luas dan sub spesialis
commit to user
Sakit pendidikan yang tidak termasuk kelas A diklasifikasikan
sebagai Rumah Sakit Kelas B.
3) Rumah Sakit Kelas C adalah rumah sakit yang mempunyai 4
macam pelayanan spesialis dasar yaitu penyakit dalam, bedah,
anak, kebidanan dan kandungan, direncanakan dibangun di setiap
ibukota kabupaten yang mampu menampung pelayanan rujukan
dari puskesmas.
4) Rumah Sakit Kelas D adalah rumah sakit yang bersifat transisi
akan menjadi kelas C, kemampuan pelayanan yang dimiliki adalah
kedokteran umum dan gigi, menampung rujukan dari puskesmas.
5) Rumah Sakit Kelas E adalah rumah sakit rumah sakit khusus yang
menyelenggarakan satu macam pelayanan kedokteran saja,
misalnya rumah sakit jiwa, kista, paru, kanker, dan lain-lain.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa rumah
sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan kepemilikan yaitu rumah
sakit milik pemerintah, rumah sakit milik militer, rumah sakit swasta
milik yayasan keagamaan dan milik kemanusiaan, rumah sakit swasta
milik dokter, rumah sakit swasta milik perusahaan yang mencari
keuntungan, dan rumah sakit milik Badan Usaha Milik Negara.
Sedangkan berdasarkan kemampuan yang dimiliki dalam melayani
pasien atau masyarakat, rumah sakit diklasifikasikan menjadi rumah
commit to user
2. Biaya
a. Pengertian Biaya
Biaya adalah penggunaan sumber-sumber ekonomi yang diukur
dengan satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi
serta objek atau tujuan tertentu (Mardiasmo dalam Hasibuan, 2005: 8)
Biaya adalah sumber daya yang dikorbankan (sacrificed) atau
dillepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu (Horngren,
Srikant, dan George, 2008: 31).
Biaya adalah kos sumber daya yang telah atau akan dikorbankan
untuk mewujudkan tujuan tertentu (Mulyadi, 2003: 4).
Sedangkan menurut Krismiaji (2002: 18), biaya adalah kas atau
ekuivalen kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang
diharapkan akan memberikan manfaat bagi perusahaan saat sekarang
atau periode mendatang.
Dari beberapa pengertian biaya diatas maka dapat disimpulkan
bahwa biaya adalah kos penggunaan sumber-sumber ekonomi, sumber
data, maupun sumber daya yang diukur dengan satuan uang, yang telah
atau akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu di masa sekarang
maupun di masa yang akan datang.
b. Klasifikasi Biaya
Biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan dapat atau tidaknya
commit to user
dimaksud adalah produk, jasa, fasilitas dan lain-lain (Mardiasmo
dalam Hasibuan, 2005: 8).
Menurut Horngren, Srikant, dan George (2008: 31), biaya dapat
diklasifikasikan sebagai berikut ini.
1) Biaya langsung dari obyek biaya berkaitan dengan obyek biaya
tertentu dan dapat ditelusuri ke obyek biaya tersebut dengan cara
yang layak secara ekonomi (efektif-biaya). Contoh: biaya kaleng
atau botol merupakan biaya langsung bagi perusahaan minuman
kemasan kering.
2) Biaya tidak langsung dari obyek biaya berkaitan dengan obyek
biaya tertentu namun tidak dapat ditelusuri ke obyek biaya tersebut
dengan cara yang layak secara ekonomis (efektif-biaya). Contoh:
gaji supervisor.
Menurut Krismiaji (2002: 31), untuk tujuan pembebanan biaya,
biaya diklasifikasikan sebagai berikut ini.
1) Biaya Langsung
Merupakan biaya yang dapat dengan mudah dan meyakinkan
ditelusur ke obyek biaya tertentu. Contoh: biaya tenaga kerja.
2) Biaya Tidak Langsung
Merupakan biaya yang tidak dapat dengan mudah dan meyakinkan
ditelusur ke obyek biaya tertentu. Contoh: gaji manajer.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa biaya dapat
commit to user
berdasarkan pada pembebanan biaya kepada obyek biaya yang dapat
maupun tidak dapat ditelusur untuk berbagai tujuan.
c. Biaya di Rumah Sakit
Menurut Horngren dalam Astuti (2010), biaya yang ada di rumah
sakit diklasifikasikan menjadi dua, sebagai berikut ini.
1) Departemen pusat laba (revenue centre).
Biaya ini juga mempunyai biaya yang tidak dapat ditelusuri secara
langsung dari jasa yang dihasilkan. Contoh dari departemen pusat
laba adalah rawat jalan, rawat inap, laboratorium, kamar operasi,
gawat darurat, dan radiologi.
2) Departemen pusat biaya (cost centre).
Departemen ini dianggap sebagai departemen pembantu. Biaya
yang ditimbulkan dikategorikan sebagai biaya tidak langsung
bagian cost centre, karena tidak dapat diidentifikasi secara
langsung terhadap jasa yang dihasilkan di rumah sakit. Contoh
biaya ini adalah biaya manajemen, laundry, makanan, rekam
medis, dan lain-lain.
3. Analisis Biaya di Rumah Sakit
a. Pengertian Analisis Biaya
Analisis biaya menurut Hasibuan (2005: 9) adalah suatu kegiatan
menghitung biaya rumah sakit untuk berbagai jenis pelayanan yang
commit to user
menghitung seluruh biaya pada seluruh unit/pusat biaya serta
mendistribusikan ke unit-unit produksi yang kemudian dibayar oleh
pasien.
Menurut Gani dalam Widya (2010), analisis biaya dilakukan
dalam perencanaan kesehatan untuk menjawab pertanyaan berapa
rupiah satuan program atau proyek atau unit pelayanan kesehatan agar
dapat dihitung total anggaran yang diperlukan untuk program atau
pelayanan kesehatan.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
analisis biaya adalah suatu kegiatan menghitung biaya rumah sakit
untuk berbagai jenis pelayanan yang ditawarkan dengan cara
menghitung seluruh biaya pada seluruh unit/pusat biaya agar dapat
dihitung total anggaran yang diperlukan untuk program atau pelayanan
kesehatan.
b. Tujuan dan Manfaat Analisis Biaya
Tujuan analisis biaya adalah (Gani dalam Hasibuan, 2005: 10)
sebagai berikut ini.
1) Mendapatkan gambaran mengenai unit/bagian yang merupakan
pusat biaya (cost centre) serta pusat pendapatan (revenue centre).
2) Mendapatkan gambaran berupa biaya satuan program atau unit
pelayanan kesehatan sehingga dapat dihitung total anggaran yang
commit to user
Manfaat utama dari analisis biaya ada empat yaitu (Gani dalam
Hasibuan, 2005: 10) sebagai berikut ini.
1) Pricing.
Informasi biaya satuan sangat penting dalam penentuan
kebijaksanaan tarif rumah sakit. Dengan diketahuinya biaya satuan
(unit cost), dapat diketahui apakah tarif sekarang merugi, break
even, atau menguntungkan. Seberapa besar subsidi yang dapat
diberikan kepada unit pelayanan juga dapat diketahui misalnya
subsidi pada pelayanan kelas III rumah sakit.
2) Budgeting /Planning.
Informasi jumlah biaya (total cost) dari suatu unit produksi
dan biaya satuan (unit cost) dari tiap-tiap output rumah sakit,
sangat penting untuk alokasi anggaran dan untuk perencanaan
anggaran.
3) Budgetary control.
Hasil analisis biaya dapat dimanfaatkan untuk memonitor dan
mengendalikan kegiatan operasional rumah sakit. Misalnya
mengidentifikasi pusat-pusat biaya (cost centre) yang strategis
dalam upaya efisiensi rumah sakit.
4) Evaluasi dan Pertanggungjawaban.
Analisis biaya bermanfaat untuk menilai kinerja keuangan
Rumah Sakit secara keseluruhan, sekaligus sebagai pertanggung
commit to user
4. Metode Analisis Biaya Rumah Sakit
Menurut Mulyadi dalam Hasibuan (2005: 16) analisis biaya pada
prinsipnya ada 2 metode yaitu:
a. Metode Konvensional, yaitu suatu metode penentuan harga pokok
yang dirancang berdasarkan teknologi masa lalu. Biaya yang
digunakan dibagi dalam variabel-variabel produksi. Metode ini
biasanya disebut full costing dan variable costing. Titik berat
penentuan harga metode ini hanya pada fase produksi saja. Contoh
metode analisis biaya rumah sakit yang menggunakan metode ini
adalah direct apportionment (simple distribution), simple down
method, double distribution method, dan multiple distribution.
b. Metode Activity Based Costing, yaitu suatu metode penentuan harga
pokok (product costing) yang ditujukan untuk menyajikan informasi
harga pokok produk secara cermat. Penghitungan ini mengukur secara
cermat konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang digunakan
untuk menghasilkan produk.
5. Activity-Based Costing (ABC)
a. Sejarah Activity-Based Costing (ABC)
Pada tahap awal perkembangannya, ABC dimanfaatkan untuk
memperbaiki kecermatan perhitungan biaya produk dalam
perusahaan-perusahaan manufaktur yang menghasilkan banyak jenis produk.
commit to user
produk adalah pada pembebanan biaya overhead pabrik ke berbagai
jenis produk yang dihasilkan perusahaan. ABC menawarkan dasar
pembebanan lebih bervariasi, seperti batch-related drivers,
product-sustaining drivers, dan facility-sustaining drivers untuk membebankan
biaya overhead pabrik ke berbagai jenis produk yang dihasilkan oleh
perusahaan.
Pada perkembangan selanjutnya, sistem ABC tidak lagi terbatas
pemanfaatannya hanya untuk menghasilkan informasi biaya produk
yang akurat, namun meluas sebagai system operasi untuk memotivasi
personel dalam melakukan improvement terhadap proses yang
digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk/jasa bagi
customer. Sistem ABC sekarang dimanfaatkan oleh perusahaan
manufaktur dengan produk tunggal, perusahaan jasa (perbankan,
transportasi, dan layanan kesehatan), perusahaan dagang (bisnis retail
dan distributor), organisasi sektor publik, dan organisasi nirlaba.
Sistem ABC dimanfaatkan untuk mengatasi kelemahan akuntansi
biaya trasisional yang didesain khusus untuk untuk perusahaan
manufaktur. Semua jenis perusahaan sekarang dapat memanfaatkan
sistem ABC sebagai sistem akuntansi biaya, baik untuk tujuan
pengurangan biaya (cost reduction) maupun untuk perhitungan secara
commit to user
b. Pengertian ABC
Activity-Based Costing pada dasarnya merupakan metode
penentuan kos produk (product costing) yang ditujukan untuk
menyajikan informasi kos produk secara cermat (accurate) bagi
kepentingan manajemen, dengan mengukur secara cermat konsumsi
sumber daya dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk
menghasilkan produk (Mulyadi, 2001: 54).
Activity-Based Cost System adalah suatu metode kalkulasi biaya
yang menciptakan suatu kelompok biaya untuk setiap suatu kejadian
atau transaksi (aktivitas) dalam suatu organisasi yang berlaku sebagai
pemacu biaya. Biaya kemudian dialokasikan ke produk dan jasa
dengan dasar jumlah dari kejadian atau transaksi tersebut yang produk
atau jasa hasilkan (Garrison dan Norren dalam Astuti, 2010).
Activity-Based Cost System (sistem ABC) tidak hanya
memberikan kalkulasi biaya yang lebih akurat, tetapi juga memberikan
kalkulasi apa yang menimbulkan biaya dan bagaimana mengelolanya,
sehingga sistem ABC juga dikenal sebagai sistem manajemen yang
pertama (Tunggal dalam Astuti, 2010).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bawa sistem
ABC adalah suatu sistem manajemen biaya yang dirancang dengan
metode kalkulasi biaya yang lebih akurat atas aktivitas yang
commit to user
dalam suatu organisasi dan dialokasikan ke produk atau jasa yang
dihasilkan.
c. Konsep-konsep Dasar Sistem ABC
Menurut Mulyadi (2003: 52), ada dua keyakinan dasar yang
melandasi sistem ABC.
1) Cost is caused.
Penyebab biaya adalah aktivitas. Pemahaman yang mendalam
tentang aktivitas yang menjadi penyebab timbulnya biaya akan
menempatkan personel perusahaan pada posisi dapat
mempengaruhi biaya. Activity-Based Costing System berangkat
dari keyakinan dasar bahwa sumber daya menyediakan
kemampuan untuk melaksanakan aktivitas, bukan sekedar
menyebabkan timbulnya biaya yang harus dialokasikan.
2) The causes of cost can be managed.
Penyebab terjadinya biaya (yaitu aktivitas) dapat dikelola.
Melalui pengelolaan terhadap aktivitas yang menjadi penyebab
terjadinya biaya, personel perusahaan dapat mempengaruhi biaya.
Pengelolaan terhadap aktivitas memerlukan berbagai informasi
tentang aktivitas.
Metode ABC dalam Astuti (2010) adalah suatu sistem akuntansi
yang terfokus pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk
menghasilkan produk/jasa. menyediakan informasi perihal
commit to user
aktivitas-aktivitas tersebut. Aktivitas adalah setiap kejadian atau
transaksi yang merupakan pemicu biaya (cost driver) yakni, bertindak
sebagai faktor penyebab dalam pengeluaran biaya dalam organisasi.
Aktivitas-aktivitas ini menjadi titik perhimpunan biaya. Dalam metode
ABC, biaya ditelusuri ke aktivitas dan kemudian ke produk. Metode
ABC mengansumsikan bahwa aktivitas-aktivitaslah yang
mengkonsumsi sumber daya, bukan produknya.
[image:59.595.166.512.246.501.2]Process View
Gambar 2.1
Konsep Dasar Activity-Based Costing
Sumber: Hansen dan Mowen, 2006
Menurut Cokins dalam Astuti (2010), ada dua asumsi penting
yang mendasari metode ABC, yaitu sebagai berikut ini.
1) Aktivitas-aktivitas yang menyebabkan timbulnya biaya.
Metode ABC bahwa sumber daya pembantu atau sumber daya
tidak langsung menyediakan kemampuannya untuk melaksanakan
kegiatan bukan hanya sekedar penyebab timbulnya biaya.
Resources
Performance Activities
Cost Driver
commit to user
2) Produk atau pelanggan jasa.
Produk menyebabkan timbulnya permintaan atas dasar aktivitas
untuk membuat produk atau jasa yang diperlukan berbagai
kegiatan yang menimbulkan sumber daya untuk melaksanakan
aktivitas tersebut.
d. Syarat Penerapan ABC
Ada dua persyaratan dasar yang harus dipenuhi sebelum sebuah
perusahaan mangadopsi konsep ABC(Krismiaji, 2002: 138).
1) Proporsi biaya nonunit-based harus signifikan.
Jika jumlah biaya ini kecil (tidak material) maka cara alokasi
manapun yang dipakai tidak banyak pengaruhnya terhadap akurasi.
2) Rasio konsumsi aktivitas unit-based dan nonunit-based harus
berbeda.
Jika rasio konsumsi tersebut relatif sama, maka alokasi biaya
overhead kepada produk dengan menggunakan cost driver
manapun tidak banyak berpengaruh pada akurasi harga pokok
produk.
Menurut Supriyono dalam Astuti (2010), penentuan harga pokok
dengan menggunakan sistem ABCada tiga syarat sebagai berikut ini.
1) Perusahaan mempunyai tingkat diversitas tinggi.
Bahwa sistem ABCmensyaratkan bahwa perusahaan memproduksi
beberapa macam produk yang diproses dengan menggunakan
commit to user
menimbulkan masalah dalam membebankan biaya ke
masing-masing produk.
2) Tingkat persaingan industri yang tinggi.
Yaitu terdapat beberapa perusahaan menghasilkan produk yang
sama atau sejenis. Dalam persaingan antar perusahaan yang sejenis
tersebut maka perusahaan akan semakin meningkatkan persaingan
untuk memperbesar pasarnya. Semakin besar tingkat persaingan
maka semakin penting peran informasi tentang harga pokok dalam
mendukung pengambilan keputusan manajemen.
3) Biaya pengukuran yang rendah.
Yaitu biaya yang digunakan dalam sistem ABC untuk
menghasilkan informasi biaya yang akurat harus lebih rendah
dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh.
6. Pembebanan Biaya pada Activity-Based Costing
Menurut Cooper dan Kaplan dalam Astuti (2010), pusat biaya yang
dipakai untuk pengumpulan biaya-biaya pada tahap pertama dan dasar
pembebanan dari pusat biaya kepada produk tahap kedua sangat berbeda
dengan akuntansi biaya tradisional, meskipun pembebanan biaya-biaya
overhead pabrik dan produk pada metode ABC juga menggunakan dua
tahap seperti akuntansi biaya tradisional. Activity-Based Costing System
menggunakan lebih banyak cost driver bila dibandingkan dengan sistem
commit to user
Sebelum sampai pada prosedur pembebanan dua tahap dalam
metode ABCperlu dipahami hal-hal sebagai berikut ini.
a. Cost driver.
Cost driver adalah suatu kejadian yang menimbulkan biaya yang
merupakan faktor yang menerangkan biaya-biaya overhead. Faktor ini
menunjukkan suatu penyebab utama tingkat aktivitas yang akan
menyebabkan biaya dalam aktivitas-aktivitas selanjutnya.
b. Rasio Konsumsi.
Rasio konsumsi adalah proporsi masing-masing aktivitas yang
dikonsumsi oleh setiap produk, dihitung dengan cara membagi jumlah
aktivitas yang dikonsumsi oleh suatu produk dengan jumlah
keseluruhan aktivitas tersebut dari semua jenis produk.
c. Cost Pool.
Homogeneous Cost Pool merupakan kumpulan biaya dari
overhead yang variasi biayanya dapat dikaitkan, dengan satu pemicu
biaya saja atau untuk dapat disebut sebagai suatu kelompok biaya yang
homogen, aktivitas-aktivitas overhead secara logis harus berhubungan
dan mempunyai rasio konsumsi yang sama untuk semua produk.
7. Prosedur Pembebanan Biaya dengan metode Activity-Based Costing
System
Prosedur Pembebanan Biaya dengan metode ABC menurut Mulyadi
commit to user
a. Tahap Pertama
Pengumpulan biaya dalam cost pool yang memiliki aktivitas
yang sejenis atau homogen, terdiri dari 4 langkah sebagai berikut ini.
1) Mengidentifikasi dan menggolongkan biaya kedalam berbagai
aktivitas.
2) Mengklasifikasikan aktivitas biaya kedalam berbagai aktivitas,
pada langkah ini biaya digolongkan ke dalam aktivitas yang terdiri
dari 4 kategori yaitu: unit level activity costing, batch related
activity costing, product sustaining activity costing, facility
sustaining activity costing.
Level tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut ini.
a) Aktivitas Berlevel Unit (Unit Level Activities).
Aktivitas ini dilakukan untuk setiap unit produksi. Biaya
aktivitas berlevel unit bersifat proporsional dengan jumlah unit
produksi. Sebagai contoh, menyediakan tenaga untuk
menjalankan peralatan, karena tenaga tersebut cenderung
dikonsumsi secara proporsional dengan jumlah unit yang
diproduksi.
b) Aktivitas Berlevel Batch(Batch Level Activities).
Aktivitas dilakukan setiap batch diproses, tanpa
memperhatikan berapa unit yang ada pada batch tersebut.
commit to user
pengaturan pengiriman konsumen adalah aktivitas berlevel
batch.
c) Aktivitas Berlevel Produk (Produk Level Activities).
Aktivitas berlevel produk berkaitan dengan produk
spesifik dan biasanya dikerjakan tanpa memperhatikan berapa
batch atau unit yang diproduksi atau dijual. Sebagai contoh
merancang produk atau mengiklankan produk.
d) Aktivitas Berlevel Fasilitas (Facility Level Activities).
Aktivitas berlevel fasilitas adalah aktivitas yang
menopang proses operasi perusahaan namun banyak sedikitnya
aktivitas ini tidak berhubungan dengan volume. Aktivitas ini
dimanfaatkan secara bersama oleh berbagai jenis produk yang
berbeda. Kategori ini termasuk aktivitas seperti kebersihan
kantor, penyediaan jaringan komputer, dan sebagainya.
3) Mengidentifikasi Cost Driver
Identifikasi cost driver bertujuan untuk mempermudah penentuan
tarif per unit cost driver.
4) Menentukan tarif/unit Cost Driver
Adalah biaya per unit cost driver yang dihitung untuk suatu
aktivitas. Tarif per unit cost driver. dapat dihitung dengan rumus
berikut ini.
Tarif/ unit cost driver = Jumlah Aktivitas
commit to user
b. Tahap Kedua
Penelusuran dan pembebanan biaya aktivitas kem