• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANGGAPAN TOKOH MASYARAKAT TERHADAP PERILAKU PENYIMPANG REMAJA DI KELURAHAN TANJUNG GUSTA KECAMATAN MEDAN HELVETIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TANGGAPAN TOKOH MASYARAKAT TERHADAP PERILAKU PENYIMPANG REMAJA DI KELURAHAN TANJUNG GUSTA KECAMATAN MEDAN HELVETIA."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

T

TA

AN

NG

G

GA

G

AP

PA

AN

N

T

TO

OK

KO

O

H

H

MA

M

AS

SY

YA

A

RA

R

AK

KA

AT

T

TE

T

ER

RH

HA

AD

DA

AP

P

PE

P

ER

R

IL

I

LA

AK

KU

U

M

ME

EN

NY

YI

IM

MP

PA

AN

NG

G

R

RE

EM

MA

AJ

JA

A

D

DI

I

K

K

EL

E

LU

UR

RA

AH

HA

AN

N

T

TA

AN

NJ

JU

UN

NG

G

G

GU

US

ST

TA

A

K

K

EC

E

CA

AM

MA

AT

TA

AN

N

M

ME

ED

DA

AN

N

H

HE

EL

LV

VE

ET

TI

IA

A

S

SKKRRIIPPSSII

S

Skkrriippssii DDiiaajjuukkaann uunnttuukk MMeemmeennuuhhii PPeerrssyyaarraattaann M

Meemmppeerroolleehh GGeellaarr SSaarrjjaannaa PPeennddiiddiikkaann PPaaddaa J

Juurruussaann PPeennddiiddiikkaann LLuuaarr SSeekkoollaahh

O Olleehh::

SONDANG

SITUMORANG

SONDANG SITUMORANG

N

NI

IM

M.

.

0

0

61

6

12

21

11

1

31

3

10

00

01

16

6

F

FA

AK

KU

UL

LT

TA

A

S

S

I

IL

LM

MU

U

P

PE

EN

ND

D

ID

I

D

IK

I

KA

AN

N

U

U

N

N

I

I

V

V

E

E

R

R

S

S

I

I

T

T

A

A

S

S

N

N

E

E

G

G

E

E

R

R

I

I

M

M

E

E

D

D

A

A

N

N

M

M

E

E

D

D

A

A

N

N

2

(2)

T

TA

AN

NG

G

GA

G

AP

PA

AN

N

T

TO

OK

KO

O

H

H

MA

M

AS

SY

YA

A

RA

R

AK

KA

AT

T

TE

T

ER

RH

HA

AD

DA

AP

P

PE

P

ER

R

IL

I

LA

AK

KU

U

M

ME

EN

NY

YI

IM

MP

PA

AN

NG

G

R

RE

EM

MA

AJ

JA

A

D

DI

I

K

K

EL

E

LU

UR

RA

AH

HA

AN

N

T

TA

AN

NJ

JU

UN

NG

G

G

GU

US

ST

TA

A

K

K

EC

E

CA

AM

MA

AT

TA

AN

N

M

ME

ED

DA

AN

N

H

HE

EL

LV

VE

ET

TI

IA

A

S

SKKRRIIPPSSII

S

Skkrriippssii DDiiaajjuukkaann uunnttuukk MMeemmeennuuhhii PPeerrssyyaarraattaann M

Meemmppeerroolleehh GGeellaarr SSaarrjjaannaa PPeennddiiddiikkaann PPaaddaa J

Juurruussaann PPeennddiiddiikkaann LLuuaarr SSeekkoollaahh

O Olleehh::

SONDANG

SITUMORANG

SONDANG SITUMORANG

N

NI

IM

M.

.

0

0

61

6

12

21

11

1

31

3

10

00

01

16

6

F

FA

AK

KU

UL

LT

TA

A

S

S

I

IL

LM

MU

U

P

PE

EN

ND

D

ID

I

D

IK

I

KA

AN

N

U

U

N

N

I

I

V

V

E

E

R

R

S

S

I

I

T

T

A

A

S

S

N

N

E

E

G

G

E

E

R

R

I

I

M

M

E

E

D

D

A

A

N

N

M

M

E

E

D

D

A

A

N

N

2

(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Tanggapan Tokoh Masyarakat Terhadap Perilaku Menyimpang

Remaja di Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia”. Tujuan

penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebahagian syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Luar Sekolah di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)

Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

semua pihak atas bantuan moril, materil maupun doa dalam penulisan skripsi ini

khusus kepada:

1. Bapak Drs. Faber Simorangkir, M.S selaku Dosen Pembimbing Skripsi dan

sekaligus selaku Pembimbing Akademik penulis selama dalam perkuliahan

yang telah memberikan bimbingan, saran dan koreksian juga dorongan yang

sangat berharga dalam proses penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Prof. DR. Ibnu Hajar, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Drs. Nasrun, MS., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Medan.

4. Ibu Dra. Hj. Rosdiana, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

FIP UNIMED, dan sekaligus selaku Dosen penguji yang telah banyak

memberikan saran, masukan, dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak DR. Sudirman, SE., M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Jurusan

(6)

yang telah banyak memberikan saran, masukan, dan arahan dalam penyusunan

skripsi ini.

6. Bapak Prof. DR. Yusnadi, MS selaku Dosen penguji yang telah banyak

memberikan saran, masukan, dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen jurusan PLS yang telah membekali berbagai

pengetahuan dan pengalaman yang mendukung penyusunan skripsi ini, serta

staff pegawai di lingkungan FIP UNIMED yang telah membantu dalam

penyelesaian surat-surat.

8. Bapak Arrahman Pane, S.STP.MAP., selaku Kepala Kelurahan Tanjung Gusta

Kecamatan Medan Helvetia beserta jajarannya yang telah memberikan izin

kepada penulis untuk melakukan penelitian di Kelurahan Tanjung Gusta

Kecamatan Medan Helvetia.

9. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada para tokoh masyarakat

masyarakat di Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia yang

telah meluangkan waktunya untuk memberikan informasi yang dibutuhkan

penulis dalam penyusunan skripsi ini.

10.Teristimewa kepada saudaraku terutama Bang Epraim Situmorang yang telah

banyak memberikan bantuan baik moril maupun materil selama penulis

menyelesaikan studi di UNIMED, Adik-adikku Lasmaria Theresia

Situmorang, Mei Thrisnawati Situmorang, Josia Situmorang dan Esra

Situmorang serta Keluarga Besar Situmorang khususnya Opung Boru yang

telah memberikan dorongan dan semangat selama menyelesaikan studi di

UNIMED.

11.Terima kasih kepada Roman Sianipar yang telah banyak memberikan

(7)

12.Terima kasih juga diucapkan kepada teman-teman seperjuangan Stambuk

2006, Grace Eldest Simorangkir, S.Pd., Afni Warisa Sitepu, S.Pd., Dewi

Warta Silaban, S.Pd., Dameria Simamora, S.Pd., Farel M. Purba, S.Pd.,

Halasson Tampubolon, Steffy Sigalingging, S.Pd., dan Asnidar Nababan,

S.Pd., yang saling memberikan semangat dan membantu dalam menyelesaikan

skripsi ini.

13.Terima kasih juga disampaikan kepada adik-adik Stambuk Jurusan PLS, Willy

Purba, Rina, Prayetno, Syahril, Braveto dan seluruh adik stambuk yang tidak

dapat disebutkan namanya satu persatu, semoga kesuksesan ada bersama kita,

tetap berusaha dan semangat.

14.Terima kasih kepada teman-teman SMA yang selalu memberikan semangat

dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

15.Terima kasih kepada seluruh Pemuda-Pemudi GKPI Cinta Damai Kampung

Lalang Medan, yang tetap memberi semangat dan doa dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam

penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan saran maupun kritik

yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua dan menjadi bahan masukan bagi

pengembangan dunia pendidikan.

Medan, Januari 2013 Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 8

A. Kerangka Teori ... 8

1. Tanggapan ... 8

a. Kesadaran ... 11

b. Penilaian ... 13

c. Penerimaan ... 14

2. Tokoh Masyarakat ... 16

3. Konsep Remaja ... 20

4. Perilaku Menyimpang Remaja ... 26

B. Kerangka Konseptual ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. Jenis Penelitian ... 36

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

C. Populasi dan Sampel... 36

1. Populasi ... 36

2. Sampel ... 37

D. Operasional Variabel Penelitian ... 37

E. Teknik Pengumpulan Data ... 38

(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Gambaran Umum Kelurahan Tanjung Gusta ... 41

B. Pelaksanaan Penelitian ... 42

C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 42

1. Kesadaran Tokoh Masyarakat Terhadap Perilakua Menyimpang Remaja di Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia ... 43

2. Penilaian Tokoh Masyarakat Terhadap Perilakua Menyimpang Remaja di Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia ... 46

3. Penerimaan Tokoh Masyarakat Terhadap Perilakua Menyimpang Remaja di Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia ... 50

D. Pembahasan... 53

1. Kesadaran Tokoh Masyarakat Terhadap Perilakua Menyimpang Remaja di Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia ... 53

2. Penilaian Tokoh Masyarakat Terhadap Perilakua Menyimpang Remaja di Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia ... 55

3. Penerimaan Tokoh Masyarakat Terhadap Perilakua Menyimpang Remaja di Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 62

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Deskripsi Responden Penelitian ... 37

Tabel 2. Tanggapan Tokoh Masyarakat Tentang Tingkat Kenakalan Remaja ... 43

Tabel 3. Tanggapan Tokoh Masyarakat Tentang Perilaku Remaja ... 43

Tabel 4. Tanggapan Tokoh Masyarakat Tentang Wadah/Organisasi Bagi Remaja Untuk Menyalurkan Bakat, Minat Maupun Hobby Mereka ... 44

Tabel 5. Tanggapan Tokoh Masyarakat Tentang Peran Orang Tua Remaja Berperilaku Menyimpang ... 44

Tabel 6. Tanggapan Tokoh Masyarakat Tentang Peran Lembaga Pendidikan Terhadap Remaja Berperilaku Menyimpang ... 45

Tabel 7. Tanggapan Tokoh Masyarakat Tentang Peran Pemerintah Desa

Terhadap Remaja Berperilaku Menyimpang ... 46

Tabel 8. Tanggapan Tokoh Masyarakat Tentang Tingkat Perilaku Menyimpang yang Dilakukan Remaja ... 46

Tabel 9. Tanggapan Tokoh Masyarakat Tentang Penyebab Remaja Berperilaku Menyimpang ... 47

Tabel 10.Tanggapan Tokoh Masyarakat Tentang Dampak Perilaku Menyimpang Remaja ... 48

Tabel 11.Tanggapan Tokoh Masyarakat Tentang Pihak yang Seharusnya

Bertanggung Jawab Terhadap Perilaku Menyimpang Remaja ... 48

Tabel 12.Tanggapan Tokoh Masyarakat Tentang Cara Mengatasi Perilaku

Menyimpang yang Telah Dilakukan Remaja ... 49

Tabel 13.Tanggapan Tokoh Masyarakat Tentang Perilaku Menyimpang Remaja yang Masih Bisa Ditolerir ... 50

Tabel 14.Tanggapan Tokoh Masyarakat dalam Menyikapi Perilaku Menyimpang Remaja ... 50

Tabel 15.Tanggapan Tokoh Masyarakat Tentang Perlunya Pembinaan Kepada Para Remaja Berperilaku Menyimpang ... 51

Tabel 16.Tanggapan Tokoh Masyarakat Tentang Cara Mencegah Remaja

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan salah satu masa dalam rentang kehidupan

manusia. Masa ini merupakan masa transisi dimana masa itu diperlukan

penyesuaian diri dari masa anak-anak ke masa dewasa. Pada masa transisi tersebut

kemungkinan dapat menimbulkan masa kritis yang ditandai dengan

kecenderungan munculnya berbagai perilaku menyimpang. Pada kondisi tertentu

perilaku menyimpang tersebut akan menjadi perilaku yang menggangu. Kondisi

tersebut apabila didukung oleh lingkungan yang kurang kondusif dan disertai sifat

atau kepriadian yang kurang baik akan menjadi pemicu timbulnya berbagai

penyimpangan perilaku dan perbuatan-perbuatan negatif yang melanggar aturan

dan norma yang ada di masyarakat.

Hampir setiap hari kasus perilaku menyimpang remaja selalu ditemukan di

media-media massa dan elektrolik bahkan dari hari ke hari fenomena perilaku

menyimpang remaja semakin meningkat di sejumlah kota besar termasuk kota

Medan. Peningkatan tersebut tidak hanya sebatas dari segi kuantitas tetapi juga

menyangkut kualitas yang mengundang perhatian dan keprihatinan banyak pihak.

Banyak ulah para remaja belakangan ini semakin mengerikan dan mencemaskan

masyarakat. Para remaja tersebut tidak hanya terlibat dalam aktivitas nakal seperti

membolos sekolah, berkendaraan dengan kecepatan tinggi di jalan raya atau

menggoda lawan jenisnya, tetapi tak jarang para remaja juga terlibat dalam

minuman-minuman keras, aksi tawuran antar sekolah, tindak kejahatan geng

(12)

2

bahkan mengarah pada tindak kriminalitas seperti penganiayaan, pencurian dan

berbagai bentuk perilaku menyimpang lainnya.

Pada dasarnya banyak faktor yang menyebabkan seorang remaja

melakukan perilaku-perilaku yang menyimpang, diantaranya: kritis identitas pada

diri remaja, pengaruh teman dalam pergaulan, keluarga atau orangtua yang kurang

perhatian dan peduli terhadap pergaulan anaknya di luar rumah, masyarakat yang

kurang peduli dengan aktivitas-aktivitas remaja, lingkungan tempat remaja

berada, media massa maupun elektronik, dampak kemajuan teknologi seperti

internet yang sangat bebas dan memungkinkan remaja dengan mudah mengakses

berbagai hal yang dapat mempengaruhi dirinya, tidak adanya wadah atau

organisasi bagi remaja untuk menyalurkan bakat, minat maupun hobby mereka

dan lain sebagainya.

Kelurahan Tanjung Gusta merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan

Medan Helvetia yang termasuk daerah pinggiran kota sehingga ada pengaruh

sifat-sifat kota dan desa yang turut memperngaruhi perilaku remaja. Berdasarkan

observasi penulis, jumlah remaja usia 12 hingga 21 tahun di Kelurahan Tanjung

Gusta tergolong banyak. Remaja yang ada di Kelurahan Tanjung Gusta, banyak

yang tidak lagi sekolah dan tidak bekerja, kalaupun ada yang masih sekolah tetapi

tidak ada yang memperhatikan sehingga menjadi terikut dengan kehidupan remaja

yang tidak terkendali. Mayoritas masyarakatnya terutama orang tua rata-rata

bekerja sebagai pedagang, buruh, karyawan perusahaan swasta, tukang becak,

supir angkutan, PNS dan TNI. Kesibukan orang tua dengan pekerjaannya juga

menyebabkan remaja kurang mendapatkan perhatian, sehingga memungkinkan

(13)

3

Secara sosiologis, remaja umumnya memang amat rentan terhadap

pengaruh-pengaruh eksternal. Karena proses pencarian jati diri, mereka mudah

sekali terombang-ambing, dan masih merasa sulit menentukan tokoh panutannya.

Mereka juga mudah terpengaruh oleh gaya hidup masyarakat di sekitarnya.

Karena kondisi kejiwaan yang labil, remaja mudah terpengaruh dan terbawa arus

sesuai dengan keadaan lingkungannya. Mereka cenderung mengambil jalan pintas

dan tidak mau pusing-pusing memikirkan dampak negatifnya.

Perilaku-perilaku menyimpang yang dilakukan para remaja tersebut,

apabila terus dibiarkan akan dapat berdampak buruk dan semakin membahayakan

bagi diri remaja itu sendiri, keluarga maupun orang lain. Karena itu sudah menjadi

tanggung jawab semua pihak baik remaja itu sendiri, keluarga atau orang tua

maupun masyarakat untuk mencegah remaja agar tidak berperilaku menyimpang,

termasuk peran dari seorang tokoh masyarakat.

Tokoh masyarakat merupakan orang yang memiliki wibawa (kharisma)

yang dihormati atau disegani dalam kehidupan bermasyarakat dan diharapkan

dapat menjadi panutan, teladan, pembimbing, penasihat, dan pemberi petunjuk

bagi para remaja untuk tidak sampai melakukan perilaku-perilaku menyimpang.

Namun dari hasil observasi penulis, tokoh masyarakat di Kelurahan Tanjung

Gusta sebagian besar hanya sibuk dengan pekerjaan yang kaku tanpa ada

perhatian terhadap hal lain seperti kehidupan masyarakat atau remaja di

lingkungannya. Hal ini menyebabkan para remaja kurang mendapatkan perhatian

dan banyak berkumpul-kumpul di pinggir jalan, gang-gang maupun warnet.

Kurangnya perhatian dari masyarakat terutama tokoh masyarakat menyebabkan

sering terjadinya perkelahian di antara kelompok remaja, adanya remaja yang

(14)

4

serta tidak perduli dengan orang tuanya. Kadang sampai larut malam masih

tampak remaja-remaja yang berkeliaran dan ada juga yang minum minuman

keras. Bahkan ada juga yang semakin menjadi-jadi hingga melakukan tindakan

yang melanggar hukum seperti mencuri, berjudi, perbuatan asusial, dan memakai

narkoba (ganja).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Polsek Tanjung Gusta selama tahun

2012 tercatat 25 kasus pencurian motor, 5 kasus perampokan, 30 kasus pencurian

dengan pemberatan dan 1 kasus penipuan yang pelakunya adalah remaja dari

Kelurahan Tanjung Gusta. Selain itu dari wawancara penulis dengan Bapak

Situmorang salah satu tokoh masyarakat Kelurahan Tanjung Gusta, memaparkan

bahwa perilaku menyimpang remaja antara lain: berjudi, minum minuman keras,

kebut-kebuatan di jalan dan ikut dalam geng motor, keluar atau berkeliaran

sampai larut malam, mengganggu orang-orang yang lewat terutama gadis-gadis,

nongkrong di warnet, main billiard bahkan menggunakan narkoba jenis ganja.

Fenomena perilaku menyimpang yang dilakukan para remaja di Kelurahan

Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia seperti yang telah diuraikan di atas,

bukan hanya menjadi tanggung jawab remaja itu sendiri tetapi juga menjadi

tanggung jawab semua pihak termasuk tokoh masyarakat selaku orang atau tokoh

yang dihormati dan disegani di dalam masyarakat. Hal ini yang mendorong dan

memotivasi penulis untuk mengkaji dan menggali lebih dalam informasi maupun

persoalan tentang perilaku menyimpang remaja dari para tokoh masyarakat di

Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia, dengan melakukan

penelitian yang berjudul “Tanggapan Tokoh Masyarakat Terhadap Perilaku

Menyimpang Remaja di Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan

(15)

5

B. Identifikasi Masalah

Sebagaimana dijabarkan dalam latar belakang sebelumnya bahwa perilaku

menyimpang remaja yang terjadi diakibatkan banyak faktor antara lain:

1. Kesibukan orangtua yang menyebabkan kurangnya perhatian dan kepedulian

terhadap pergaulan maupun aktivitas anak-anaknya di luar rumah.

2. Kurangnya perhatian tokoh masyarakat terhadap aktivitas remaja di

lingkungannya.

3. Remaja tidak punya pekerjaan dan tidak adanya perhatian sehingga terjadi

kritis identitas pada diri remaja.

4. Tidak adanya wadah, organisasi atau perkumpulan-perkumpulan bagi remaja

untuk dapat menyalurkan bakat, minat, maupun hobby mereka.

5. Dampak kemajuan teknologi seperti internet yang sangat bebas.

6. Beberapa para remaja senang berkumpul-kumpul tanpa ada yang peduli

dengan aktivitas mereka.

C. Pembatasan Masalah

Berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku menyimpang dari

remaja sebagaimana diutarakan dalam identifikasi masalah di atas. Namun faktor

yang diduga sangat besar pengaruhnya untuk menghambat atau setidaknya

menaham semakin meluasnya perilaku menyimpang remaja tersebut adalah

apabila semua pihak termasuk orangtua, tokoh masyarakat perduli dan berupaya

mengendalikan, menghentikan dan mencegah perilaku yang mulai mengarah pada

penyimpangan. Karena itu penulis membatasi masalah penelitian ini pada

bagaimana tanggapan para tokoh masyarakat terhadap perilaku menyimpang

(16)

6

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut di atas, maka yang menjadi

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Sejauhmana perilaku menyimpang

remaja menurut tanggapan para tokoh masyarakat di Kelurahan Tanjung Gusta

Kecamatan Medan Helvetia”.

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dikemukan, maka tujuan

dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengkaji dan mengetahui tanggapan

para tokoh masyarakat terhadap perilaku menyimpang remaja di Kelurahan

Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoritis

maupun secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di bidang psikologi remaja dan

masalah-masalahnya serta sebagai sumbangan pikiran dan acuan bagi

orangtua, pendidik, tokoh masyarakat dan pihak-pihak terkait lainnya maupun

peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji lebih mendalam tentang perilaku

menyimpang remaja.

2. Manfaat Praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai

(17)

7

untuk lebih dapat mengontrol diri dalam berperilaku dan lebih selektif dalam

memilih teman bergaul; (2) bagi orangtua sebagai bahan masukan untuk lebih

perduli dan lebih memberikan perhatian terhadap pergaulan maupun aktivitas

anaknya di luar rumah; dan (3) bagi tokoh masyarakat maupun pemerintah

diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan

alternatif untuk dapat mengendalikan, menghentikan dan mencegah perilaku

(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dengan demikian, dari temuan-temuan penelitian yang telah dilakukan

disimpulkan bahwa tokoh masyarakat di Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan

Medan Helvetia memiliki tanggapan yang positif terhadap perilaku menyimpang

para remaja di lingkungan mereka. Tanggapan positif yang dimaksud, ditandai

antara lain:

1) Kesadaran tokoh masyarakat di Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan

Helvetia tentang perilaku menyimpang para remaja, sebanyak 63%

menganggap kenakalan remaja di Kelurahan Tanjung Gusta masih pada

tingkat biasa saja; 71,7% menyatakan bahwa perilaku-perilaku remaja hingga

saat ini masih pada tingkat biasa saja (tidak mengganggu); 89,1% menyadari

perlunya suatu wadah atau organisasi bagi remaja di Kelurahan Tanjung

Gusta untuk menyalurkan bakat, minat maupun hobby mereka serta sebagai

langkah untuk untuk mencegah para remaja agar tidak berperilaku

menyimpang; 84,8% menganggap dan menyadari bahwa orang tua masih

kurang perhatian dan kurang peduli terhadap anak mereka yang berperilaku

menyimpang; 60,9% menyadari bahwa lembaga pendidikan di Kelurahan

Tanjung Gusta juga kurang memberikan perhatian dan kepedulian terhadap

remaja yang berperilaku menyimpang; dan sebanyak 56,5% tokoh masyarakat

menyadari bahwa perhatian dan kepedulian pemerintah desa terhadap remaja

yang berperilaku menyimpang di Kelurahan Tanjung Gusta juga masih

(19)

61

2) Penilaian tokoh masyarakat juga menilai tentang perilaku menyimpang

remaja, sebanyak 69,6% tokoh masyarakat menilai bahwa perilaku

menyimpang yang dilakukan remaja masih pada tingkat penyimpangan biasa

dan masih bisa dimaklumi; 69,9% menilai dampak perilaku menyimpang

remaja masih pada tingkat biasa saja dan masih bisa dikendalikan; 82,6%

menilai bahwa perilaku menyimpang yang dilakukan remaja dikarenakan

kurangnya pendidikan dan kepedulian dari keluarga atau orang tua; 58,7%

tokoh masyarakat menilai bahwa pihak yang seharusnya bertanggung jawab

terhadap perilaku menyimpang yang dilakukan remaja adalah keluarga atau

orang tua, serta sebanyak 97,8% menilai bahwa cara persuasif (membujuk,

mengajak dan mendidik) merupakan cara yang dapat dilakukan untuk

mengatasi perilaku menyimpang yang telah dilakukan para remaja di

Kelurahan Tanjung Gusta.

3) Penerimaan tokoh masyarakat mengenai perilaku menyimpang yang telah

dilakukan remaja di Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia,

sebanyak 82,6% menyatakan perilaku menyimpang yang dilakukan para

remaja cukup bisa ditolerir dan diberi pengertian atau nasehat saja; 97,8%

menyikapinya dengan cara menyerahkan remaja yang berperilaku

menyimpang kepada orang tua remaja tersebut; 67,4% menyatakan sangat

perlu dilakukan pembinaan kepada para remaja yang telah berperilaku

menyimpang di Kelurahan Tanjung Gusta; dan sebanyak 67,4% beranggapan

bahwa untuk mencegah para remaja agar tidak berperilaku menyimpang dapat

dilakukan dengan cara memberikan pendidikan, pengetahuan, dan nasihat

kepada remaja untuk tidak melakukan penyimpangan sosial karena melanggar

(20)

62

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut diajukan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada tokoh-tokoh masyarakat termasuk tokoh pemuda diharapkan untuk

lebih memberikan bimbingan dan nasehat kepada para remaja yang

berperilaku menyimpang agar tidak melakukan aktivitas atau perilaku-perilaku

menyimpang yang dapat meresahkan masyarakat di lingkungan Kelurahan

Tanjung Gusta, dan disarankan agar lebih melibatkan dan mengikutsertakan

para remaja tersebut dalam berbagai kegiatan positif di lingkungan Kelurahan

Tanjung Gusta seperti kegiatan memperingati hari Kemderdekaan RI, gotong

royong membersihkan lingkungan, kegiatan karang taruna, organisasi

kepemudaan, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan kegiatan positif

lainnya sehingga para remaja memiliki rasa dihargai dan memiliki rasa

tanggung jawab sebagai bagian dari masyarakat sosial.

2. Kepada tokoh-tokoh agama, diharapkan untuk lebih memberikan bimbingan,

nasehat dan petunjuk kepada remaja agar tidak melakukan hal-hal yang

dilarang oleh agama dengan melibatkan para remaja aktif dalam

kegiatan-kegiatan kerohanian maupun memperingati hari-hari besar keagamaan dengan

membentuk organisasi kerohanian seperti Pemuda-Pemudi Gereja, Remaja

Mesjid dan lain sebagainya.

3. Kepada tokoh-tokoh adat, juga diharapkan untuk lebih memberikan

bimbingan, nasehat dan petunjuk kepada remaja agar tidak melanggar

norma-norma baik menurut adat istiadat maupun norma-norma sosial yang berlaku dalam

bermasyarakat di lingkungan Kelurahan Tanjung Gusta, dan disarankan untuk

(21)

63

pernikahan, acara duka cita (masyarakat yang meninggal dunia), dan lain

sebagainya.

4. Kepada tokoh pemerintah desa, untuk mencegah perilaku menyimpang remaja

agar tidak lebih mengarah kepada perilaku yang membahayakan, mengganggu

keamanan atau ketertiban lingkungan di dalam masyarakat, maka peneliti

berharap agar pemerintah desa di lingkungan Kelurahan Tanjung Gusta

memberikan dan menyediakan wadah atau organisasi yang memadai bagi

remaja untuk menyalurkan bakat, minat maupun hobby mereka agar mereka

dapat mengisi waktu luang pada kegiatan yang positif seperti menyediakan

lapangan olahraga (volly, basket atau badminton), dan disarankan agar lebih

peka dan lebih berperan aktif dalam memberikan pembinaan bagi para remaja

yang telah melakukan perilaku-perilaku menyimpang serta melibatkan para

remaja dalam berorganisasi seperti karang taruna maupun lembaga swadaya

masyarakat (LSM) di lingkungan Kelurahan Tanjung Gusta.

5. Kepada tokoh-tokoh pendidikan, diharapkan untuk lebih memberikan

pengetahuan dan pendidikan kepada para remaja tentang peran dan tanggung

jawab remaja sebagai warga masyarakat agar selalu menjaga ketertiban dan

keamanan lingkungan di mana para remaja tinggal, dan disarankan agar dapat

bekerjasama dengan tokoh-tokoh masyarakat lainnya yang ada di lingkungan

Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia untuk memberikan

pendidikan informal bagi remaja-remaja yang putus sekolah, maupun

memberikan pelatihan-pelatihan seperti membuat kerajinan tangan,

keterampilan jahit menjahit, keterampilan tata rias dan lain sebagainya dengan

melibatkan tokoh-tokoh pemuda sebagai tenaga pengajar atau instruktur, dan

berkerjasama dengan tokoh adat, tokoh agama maupun tokoh pemerintah desa

(22)

64

6. Kepada orang tua hendaknya lebih menciptakan kehidupan rumah tangga yang

harmonis dan beragama, artinya jika orang tua lebih memberikan contoh

teladan yang baik sesuai ajaran agama yang dianut maka anak-anakpun akan

berperilaku seperti apa yang dilakukan orang tua mereka sehingga terhindari

dari tindak atau perilaku-perilaku menyimpang. Kepada orang tua juga

disarankan untuk lebih memperhatikan, perduli dan peka terhadap aktivitas

atau pergaulan anak-anaknya di luar rumah.

7. Kepada remaja diharapkan untuk lebih selektif dalam memilih teman atau

dalam berinteraksi dengan teman sepermainan (bergaul). Sekalipun berteman

dengan mereka yang sering berperilaku menyimpang tidak dapat dihindari,

maka alangkah baiknya jika remaja lebih bisa memilih dan menentukan mana

yang pantas untuk diikuti mana yang tidak. Kepada para remaja juga

disarankan agar dapat menghindarkan diri dari segala bentuk perilaku

menyimpang, baik yang dianggap sepele (seperti nongkrong di warnet atau

minum-minuman keras), dan disarnkan untuk lebih meningkatkan

penghayatan nilai-nilai keagamaan dengan mengikuti berbagai kegiatan

keagamaan di lingkungan tempat tinggal serta hendaknya menyalurkan waktu

luang kepada hal-hal yang lebih positif dan bermanfaat misalnya kegiatan

olahraga maupun seni.

8. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian yang

lebih mendalam tentang tanggapan tokoh masyarakat terhadap persoalan

perilaku menyimpang remaja, sehingga informasi yang didapat lebih luas dan

akurat dan disarankan untuk lebih memperluas area populasi dan menambah

sampel penelitian yang representatif, agar diperoleh hasil penelitian yang lebih

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Basri, A.S. 2006. Kearifan dan Manifestasinya Pada Tokoh-Tokoh Lanjut Usia, Bagian Psikologi Klinis, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia, Makara, Sosial Humaniora, Vol. 10, No. 2. Desember 2006: 70-78.

Chaplin, J.P. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Dali, G. 1982. Psikologi Umum. Jakarta: Erlangga.

Dana, I.N., Setijanto, R.D., dan Ernawaty. 2007. Upaya Meningkatkan Peran

Serta Masyarakat Melalui Analisis Faktor Stakeholder Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Denpasar Timur I Kota Denpasar. Jurnal

Administrasi Kebijakan Kesehatan, No. 2. Vol. 5, Mei-Agustus 2007: 82-87.

Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional.

Djahiri, A.K. 2003. Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral VCT dan Games

Dalam VCT, Bandung: Jurusan Pendidikan Moral Pancasila dan

Kewargaan Negara FPIPS IKIP Bandung.

Donousodo, K. 2008. Peran Tokoh Masyarakat dalam Kesehatan Reproduksi

yang Responsif Gender. Jakarta: Pusat Pelatihan Gender dan Peningkatan

Kualitas Perempuan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.

Echols, J., and Sadly. 2003. Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia.

Gerungan W.A. 2004. Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Green, L.W. 2000. Health Promotion Planning: An Educational and

Environmental Approach. Second Edition. Mayfield Publishing Company.

Mountain View-Toronto-London.

Gunarsa Y.S.D. 2001. Psikologi Remaja. Jakarta: Gunung Mulia.

Hartono, 2008. Statistik Untuk Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(24)

66

Kartono, K. 1984. Patologi Sosial. Jakarta: Rajawali Press.

Kartono, K. 2003. Patologi Sosial 2: Kenakalan Remaja. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Monks, F.J., Knoers, A.M.P. dan Haditono, 2002. Psikologi Perkembangan:

Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Mutakin, A. 2002. Studi Masyarakat Indonesia. Bandung: UPI

Ningrum, D.P. 2007. Penerimaan Orang Tua Terhadap Penyesuaian Diri Anak

Tunarungu di SLB Widya Bhakti Tahun Ajaran 2006-2007. Skirpsi:

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Tidak Diterbitkan.

Nitimihardjo, N. 1993. Psikologi Sosial. Bandung: Koperasi Mahasiswa STKS.

Notoadmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Rachmayanti, S., dan Zulkaida, A. 2008. Penerimaan Orang Tua Terhadap Anak

Autisme Serta Peranannya dalam Terapi Autisme. Jurnal Penelitian

Psikologi. No. 1. Vol. 13, Juni 2008: 83-95.

Ridwan,E. dan Elly, M. 2007. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan

Teknologi, Bandung: Yasindo Multi Aspek.

Sarwono, S.W. 2005. Psikologi Remaja. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Sjarkawi. 2009. Pembentukan Kepribadian Anak: Peran Moral Intelektual,

Emosional, dan Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri.

Jakarta: Bumi Aksara.

Soekanto, S. 2004. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali.

Sudjana, N. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suryabrata, S. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.

Syafrian, N. 2010. Tanggapan Masyarakat Terhadap Rencana Pembuatan Taman

Hutan Raya Enim di Kecamatan Lawang Kidul Kabupaten Muara Enim.

Bandung: Skripsi FPIPS UPI. Tidak Diterbitkan.

Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

(25)

67

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1987 tentang Protokol

Widjaja, H.W. 2002. Kesadaran Hukum Manusia dan Masyarakat Pancasila. Era Swasta Bekerjasama dengan Pemda DKI Jakarta, http://repository.usu.ac.

id/bitstream/123456789/14884/1/09E02368. Diakses September 2012.

Willis, S.S. 2008. Remaja & Permasalahannya: Mengupas Berbagai Bentuk

Kenakalan Remaja Seperti Narkoba, Free Sex dan Pemecahannya.

Referensi

Dokumen terkait

konsep diri pada diri anak usia dini di kelurahan Tanjung Gusta Medan.

Berdasarkan tabel diatas, hasil penelitian tingkat pengetahuan wanita di Kelurahan Helvetia Kecamatan Medan Helvetia tahun 2010 tentang kanker payudara adalah pengetahuan

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian yang berjudul Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Pengaruh Rokok terhadap Penyakit Katarak di Kelurahan

Nur Ashfiraihani : Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Masyarakat Tentang Peranan Dokter Gigi Dalam Menangani Penyakit Jaringan Lunak Mulut Di Kelurahan Dwikora Kecamatan Medan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemahaman dan pengetahuan masyarakat terhadap rental PlayStation di Kelurahan Helvetia Tengah Kota Medan. Penelitian

Penelitian berjudul Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Pengaruh Rokok Terhadap Penyakit Katarak di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Helvetia Tahun 2011 diajukan penulis

STIGMA SOSIAL TERHADAP IBU RUMAH TANGGA PENYALAHGUNA NARKOBA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN TANJUNG GUSTA

STIGMA SOSIAL TERHADAP IBU RUMAH TANGGA PENYALAHGUNA NARKOBA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN TANJUNG GUSTA