PENELITIAN TERHADAP BANTALAN POROS
KERETA YANG DIKARBURISING DENGAN
SODA ASH
ATAU
SODIUM CARBONAT
,
ARANG KAYU SENGON DAN ARANG KAYU
JATI MENGGUNAKAN PEMANASAN
KONVENSIONAL
NASKAH PUBLIKASI
Disusun :
HANIF MIFTAHUL HUDA
NIM : D.200.03.0002
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PENELITIAN TERHADAP BANTALAN POROS KERETA
YANG DIKARBURISING DENGAN
SODA ASH
ATAU
SODIUM CARBONAT
, ARANG KAYU SENGON DAN ARANG
KAYU JATI MENGGUNAKAN PEMANASAN
KONVENSIONAL
Hanif Miftahul Huda, Bibit Sugito, Pramuko Ilmu Purbo Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 715448
Email : haniff_hans@yahoo.com
ABSTRAKSI
Pengerasan permukaan dibutuhkan untuk bantalan poros yang mengalami beban kerja berat, karena membutuhkan kekerasan dipermukaan tetapi didalam (inti) bajanya tetap ulet. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat – sifat dari baja setelah mengalami proses pack karburising dengan bahan Soda Ash atau Sodium Carbonat, Arang Kayu Sengon dan Arang Kayu Jati.
Pemilihan bahan dilakukan dengan cara menguji baja karbon sedang sebagai Raw Material atau Baja ST 60 dengan alat Optical Emmision Spectrometer. Specimen Raw Material atau Baja ST 60 bersama Soda Ash atau Sodium Carbonat, Arang Kayu Sengon dan Arang Kayu Jati dimasukkan dalam masing – masing gerabah, kemudian dipanaskan dalam dapur konvensional pada temperatur + 900°C dan ditahan selama + 30 menit. Specimen hasil pack karburising diuji kekerasannya dengan Metode Micro Brinell menggunakan Alat Micro Hardness Tester sebanyak 3 titik acak. Untuk pengamatan Struktur Mikro digunakan Alat Inverted Metallurgical Microscope..
Dengan proses karbonisasi, harga kekerasan yang semula 164 HBN (Raw Material atau Baja ST 60) meningkat menjadi 231 HBN, Soda Ash atau Sodium Carbonat, Arang Kayu Sengon 249 HBN dan Arang Kayu Jati 218 HBN. Pemasukan (difusi) atom karbon pada Specimen Raw Material atau Baja ST 60 yang sudah dikarburising dengan Soda ash atau Sodium Carbonat yaitu 0,21 µm, Specimen Raw Material atau Baja ST 60 yang sudah dikarburising dengan Arang Kayu Sengon yaitu 0,22 µm dan Specimen Raw Material atau Baja ST 60 yang sudah dikarburising dengan Arang Kayu Jati yaitu 0,11 µm. Dari hasil pengamatan tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa waktu penahanan pada proses karbonisasi mempengaruhi kedalaman difusi.
LEMBAR PENGESAHAN
Artikel Naskah publikasi berjudul “
PENELITIAN TERHADAP
BANTALAN POROS KERETA YANG DIKARBURISING
DENGAN
SODA ASH
ATAU
SODIUM CARBONAT
, ARANG
KAYU SENGON DAN ARANG KAYU JATI MENGGUNAKAN
PEMANASAN KONVENSIONAL
”, telah disetujui oleh pembimbing dan disahkan Ketua Jurusan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh derajat sarjana S1 pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.Dipersiapkan oleh :
Nama :
HANIF MIFTAHUL HUDA
NIM :
D.200.03.0002
Disetujui pada
Hari :
Tanggal :
Pembimbing Utama,
Ir. Masyrukan, MT
Pembimbing Pendamping,
Ir. Bibit Sugito MT
Mengetahui Ketua Jurusan
Latar Belakang
Perkembangan ilmu teknologi dan industri sekarang semakin pesat,
semakin hari semakin memacu arah pikiran manusia untuk lebih
meningkatkan kemampuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Logam sampai saat ini mempunyai peranan sangat penting dalam industri
moderen. Semua industri bisa dikatakan sangat tergantung dari
penggunaan logam sehingga perlu kiranya untuk meningkatkan kualitas
pada sifat logam. Sebagai contoh material adalah logam yang diterapkan
pada bantalan, khususnya pada bantalan poros kereta (Ir. Wahid
Suherman., 1987).
Bantalan (bushing) adalah elemen mesin yang menumpu poros
berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak - baliknya dapat
berlangsung secara halus, aman dan panjang umur. Bantalan harus
cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya
bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak bekerja dengan baik, maka
prestasi seluruh sistem akan menurun atau tak dapat bekerja secara
semestinya. Jadi bantalan dalam permesinan dapat disamakan
peranannya dengan pondasi pada gedung (Ir. Sularso, MSME. Kiyokatsu
Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan beberapa
pengujian yaitu : Pengujian Komposisi Kimia (Standar ASTM E 415),
Pengujian Struktur Mikro (Standar ASTM E 3) dan Pengujian Kekerasan
Brinell(Standar ASTM E 10-01).
Tujuan Penelitian
Tujuan dari proses pengerasan permukaan dengan metode pack
karburising ini adalah untuk menambah kandungan karbon didalam baja
agar kekerasannya meningkat. :
1. Uji Komposisi Kimia (Standar ASTM E 415) bertujuan untuk
mengetahui unsur – unsur paduan yang terkandung didalam
material.
2. Uji Struktur Mikro (Standar ASTM E 3) bertujuan untuk
mengetahui unsur – unsur paduan, fasa-fasa yang terbentuk
dan struktur mikro dari masing – masing specimen.
3. Uji Kekerasan Brinell (Standar ASTM E 10 - 01) bertujuan untuk
Nugroho, A., (2008), melakukan penelitian Carburizing dengan
arang kayu jati dan arang cangkang kelapa dengan Austempering pada
Mild Steel (baja lunak) produk pengecoran. Pemanasan dalam oven pada
temperatur 925oC dengan waktu tahan 8 jam kemudian dikeluarkan dan
didinginkan di udara dan dipanaskan kembali pada 925oC dilanjutkan
austempering. Dari hasil pengujian kekerasan didapatkan harga
kekerasan rata-rata untuk specimen raw material (181,4VHN). Specimen
setelah caburizing mengalami kenaikan harga kekerasan rata-rata, pada
spesimen caburizing arang kayu jati (400,72 VHN) dan specimen
caburizing arang tempurung kelapa (352,88 VHN).
Setyono, Yud., (2012), melakukan penelitian sifat fisis dan mekanis
Baja karburising arang kayu sengon dengan menggunakan metode Pack
Karburising dengan variasi waktu tahan: 2 jam dan 4 jam. Dari hasil
pengujian kekerasan didapatkan harga kekerasan yang semula 247, 0
VHN (raw material) meningkat menjadi 250,2 VHN (karbonisasi 2 jam) dan
260,3 VHN (karbonisasi 4 jam), dengan demikian waktu penahanan pada
proses karbonisasi mempengaruhi kekerasan material.
Iskandar, Muh Rudi., (2012), melakukan penelitian sifat fisis dan
mekanis baja karbonisasi arang kayu jati dengan menggunakan
metodePack Karburizing dengan variasi waktu tahan : 2 jam dan 4 jam.
Dari hasil pengujian kekerasan pada raw material memiliki nilai kekerasan
Vickers, hampir sama dari titik terluar sampai pada titik inti yaitu sebesar
246.0 kg/mm². Pada specimen karburising dengan waktu tahan 2 jam
pada titik kedua mengalami kenaikan 6,504 % dengan nilai 262 kg/mm²
hal ini menandakan nilai kekerasan lebih tinggi dibandingkan dengan
specimen rata-rata raw material. Pada specimen karburising dengan
waktu tahan 4
jam memiliki kekerasan 279,73 kg/mm² pada titik ketiga, hal ini
menunjukkan nilai kekerasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan specimen raw material dan specimen karburising dengan waktu tahan 2
Metode Penelitian
Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian Selesai
Studi Pustaka
Specimen non Karburising
Karburising dengan Soda Ash atau Sodium Carbonat
Karburising dengan Arang Kayu Jati Karburising dengan
Arang Kayu Sengon Pemilihan Bahan (Raw Material atau Baja ST 60) dan Uji Komposisi Kimia
(Standar ASTM E 415)
Penyiapan Tempat Karburising (gerabah)
Pembuatan Specimen Specimen Karburising
Analisis Data dan Kesimpulan Mulai
Pembuatan Arang menjadi Bubuk Arang (Arang Kayu Sengon dan Arang Kayu Jati)
Pengumpulan Data Pengujian Struktur Mikro
(Standar ASTM E 3)
5
0
µ
m
5
0
µ
m
Gambar 4. 1 Struktur Mikro Specimen Raw Material atau Baja ST 60
dengan pembesaran 200x.
Gambar 4. 2 Struktur Mikro Specimen Raw Material atau Baja ST 60 yang
sudah dikarburising denganSoda Ash atau Sodium Carbonat, pembesaran
200x.
Perlit
Ferit
Perlit
5
0
µ
m
5
0
µ
m
Gambar 4. 3 Struktur Mikro Specimen Raw Material atau Baja ST 60 yang
sudah dikarburising dengan Arang Kayu Sengon, pembesaran 200x.
Gambar 4. 4 Struktur Mikro Specimen Raw Material atau Baja ST 60 yang
sudah dikarburising dengan Arang Kayu Jati, pembesaran 200x.
No Posisi titik Harga Kekerasan Brinell
(HBN)
Harga Kekerasan
Brinell rata – rata (HBN)
1 Acak 159. 2
164
2 Acak 168. 9
3 Acak 164. 0
Tabel 4. 1. Hasil Uji Kekerasan Brinell Specimen Raw Material atau Baja
ST 60
Perlit
Ferit
Grafik 4.1.Histogram Hasil Uji Kekerasan Brinell Specimen Raw Material
atau Baja ST 60
Specimen Raw Material atau Baja ST 60 yang sudah dikarburising dengan
Soda Ash atau Sodium Carbonat
No Posisi titik Harga Kekerasan Brinell
(HBN)
Harga Kekerasan
Brinell rata – rata (HBN)
1 Acak 241,8
231
2 Acak 233,4
3 Acak 217,9
Tabel 4. 2.Hasil Uji Kekerasan Brinell Specimen Raw Material atau Baja
ST 60 yang sudah dikarburising dengan Soda Ash atau Sodium Carbonat
159.2 168.9 164
0 50 100 150 200
Titik Acak 1 Titik Acak 2 Titik Acak 3
Harga
Kek
e
ra
s
a
n
Brine
ll
(H
BN
)
Titik Acak Pengujian
Histogram Hasil Uji Kekerasan
Brinell
Specimen Raw Material
atau Baja ST 60
Titik Acak 1
Titik Acak 2
Grafik 4. 2.Histogram Hasil Uji Kekerasan Brinell Specimen Raw Material
atau Baja ST 60 yang sudah dikarburising dengan Soda Ash atau Sodium
Carbonat
Specimen Raw Material atau Baja ST 60 yang sudah dikarburising dengan
Arang kayu sengon
No Posisi titik
Harga Kekerasan Brinell
(HBN)
Harga Kekerasan
Brinell rata – rata (HBN)
1 Acak 280,2
249
2 Acak 233,4
3 Acak 233,4
Tabel 4. 3.Hasil Uji Kekerasan BrinellSpecimen Raw Material atau Baja
ST 60 yang dikarburising dengan Arang Kayu Sengon 241.8 233.4 217.9 0 50 100 150 200 250
Titik Acak 1 Titik Acak 2 Titik Acak 3
Ha rg a Ke k e ra s a n Bri ne ll (HBN)
Titik Acak Pengujian
Histogram Hasil Uji Kekerasan
Brinell
Specimen Raw Material
atau Baja ST 60 yang
sudah dikarburising dengan
Soda Ash
atau
Sodium Carbonat
Titik Acak 1
Titik Acak 2
Grafik 4. 3.Histogram Hasil Uji Kekerasan Brinell Specimen Raw Material
atau Baja ST 60 yang sudah dikarburising dengan Arang Kayu Sengon Specimen Raw Material atau Baja ST 60 yang sudah dikarburising dengan
Arang Kayu Jati
No Posisi titik Harga Kekerasan Brinell
(HBN)
Harga Kekerasan
Brinell rata – rata (HBN)
1 Acak 225,5
218
2 Acak 217,9
3 Acak 210,7
Tabel 4. 4.Hasil Uji Kekerasan Brinell Specimen Raw Material atau Baja
ST 60 yang dikarburising dengan Arang Kayu Jati 280.2
233.4 233.4
0 50 100 150 200 250 300
Titik Acak 1 Titik Acak 2 Titik Acak 3
Harga
Kek
e
ra
s
a
n
Brine
ll
(H
BN
)
Titik Acak Pengujian
Histogram Hasil Uji Kekerasan
Brinell
Specimen Raw Material
atau Baja ST 60 yang
sudah dikarburising dengan Arang Kayu
Sengon
Titik Acak 1
Titik Acak 2
Grafik 4. 4.Histogram Hasil Uji Kekerasan Brinell Specimen Raw Material
atau Baja ST 60 yang sudah dikarburising dengan Arang Kayu Jati
No Jenis Specimen Harga Kekerasan
Brinell rata - rata 1 Raw material atau Baja ST 60 164 2 Soda Ash atau Sodium Carbonat 231
3 Arang Kayu Sengon 249
4 Arang Kayu Jati 218
Tabel 4. 5.Perbandingan Hasil Uji Kekerasan Brinell rata-rata Specimen
Raw Material atau Baja ST 60, Specimen Raw Material atau Baja ST 60
yang dikarburising dengan Soda Ash atau Sodium Carbonat, Specimen
Raw Material atau Baja ST 60 yang dikarburising denganArang Kayu
Sengon dan Specimen Raw Material atau Baja ST 60 yang sudah
dikarburising dengan Arang Kayu Jati. 225.5
217.9 210.7
0 50 100 150 200 250
Titik Acak 1 Titik Acak 2 Titik Acak 3
Harga
Kek
e
ra
s
a
n
Brine
ll
(H
BN
)
Titik Acak pengujian
Histogram Hasil Uji Kekerasan
Brinell
dengan
Specimen Raw Material
atau Baja ST 60 yang
sudah dikarburising dengan Arang Kayu Jati
Titik Acak 1
Titik Acak 2
Grafik 4. 5.Histogram perbandingan Hasil Uji Kekerasan Brinell rata – rata
Specimen Raw Material atau Baja ST 60, Specimen Raw Material atau
Baja ST 60 yang sudah dikarburising denganSoda Ash atau Sodium
Carbonat, Specimen Raw Material atau Baja ST 60 yang sudah
dikarburising dengan Arang Kayu Sengon dan Specimen Raw Material
atau Baja ST 60 yang sudah dikarburising denganArang Kayu Jati 164 231 249 218 0 50 100 150 200 250 Raw Material atau Baja ST 60 Soda Ash atau Sodium Carbonat Arang Kayu Sengon Arang Kayu Jati Harga Kek e ra s a n Brine ll ra ta -ra ta (H BN ) Pelakuan Panas
Histogram perbandingan Hasil Uji Kekerasan
Brinell
rata
–
rata
Specimen Raw Material
atau
Baja ST 60,
Specimen Raw Material
atau Baja
ST 60 yang sudah dikarburising dengan
Soda
Ash
atau
Sodium Carbonat
, Arang Kayu
Sengon dan Arang Kayu Jati
Raw Material atau Baja ST 60
Soda Ash atau Sodium Carbonat
Arang Kayu Sengon
Kesimpulan
Setelah melakukan analisis data hasil pengamatan Struktur Mikro
dengan Alat Interved Metallurgical Microscope dan Uji Kekerasan dengan
Metode Mikro Brinell dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Jumlah unsur mangan (Mn) sebagai paduan khusus pada
material tersebut<8,0%, sehingga Raw Material atau Baja ST
60 ini termasuk dalam baja paduan rendah.
2. Dengan proses karbonisasi didapatkan harga kekerasan Brinell
rata – rata yang semula 164 HBN (Specimen Raw Material atau
Baja ST 60), Specimen Raw Material atau Baja ST 60 yang
dikarburising dengan Soda Ash atau Sodium Carbonat
meningkat menjadi sebesar 231 HBN, Specimen Raw Material
atau Baja ST 60 yang dikarburising dengan Arang Kayu Sengon sebesar 249 HBN dan Specimen Raw Material atau
Baja ST 60 yang dikarburising dengan Arang Kayu Jati sebesar
218 HBN dengan demikian waktu penahanan pada proses
karbonisasi mempengaruhi kekerasan material.
Saran
1. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan warna api sebagai
pembanding dengan alat digital thermocouple thermometer.
2. Untuk ke depan penelitian ini diharapkan menggunakan bahan
energizer seperti KNO3, BaCO3 agar bisa dibandingkan pada
material pengkarbonan.
3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan kotak
baja sebagai pengganti gerabah tanah liat agar bisa
dibandingkan dengan penelitian ini.
4. Diharapkan untuk penelitian yang selanjutnya peneliti
sebaiknya menggunakan sampel bahan lebih dari satu produk
Amstead, B.H., Ostwald, P.F., Begeman, M.L., (1995), Teknologi Mekanik, Jilid 1, Edisi ketujuh, terj. Djaprie S., Erlangga, Jakarta.
ASTM, E 3-11, Standard Guide for Prepation of Metallographic Specimens, American Society for Testing and Materials, Consohocken, Philadelphia.
ASTM, E 415-99a, Standards Test Method for Brinell Hardness of Metallic Materials, American Society for Testing and Materials, Conshohocken, Philadelphia.
ASTM, E 10-01, Standards Test Method for Optical Emmision Vacuum Spectrometric Analisis of Carbon and Low-Alloy, American Society for Testing and Materials, Conshohocken, Philadelphia.
Brooks, C. R., 1979, Heat Treatments of Ferrous Alloys, McGraw-Hill Book Company, New York.
Callister Jr. W. D., 2001, Fundamental of Material Science and Engineering, Fifth Edition, John Wiley and Sons Inc., New York.
DeGarmo, E. P., 1969, Material and Processes in Manufacturing, Mac Millan Company, New York.
Iskandar, Muh Rudi., (2012), “Penelitian Sifat Fisis dan Mekanis Baja Karbonisasi Arang Kayu Jati Dengan menggunakan metode Pack
Karburizing dengan variasi waktu tahan : 2 jam dan 4 jam”, Tugas Akhir S-1, Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta
Nugroho, A., (2008), “Pengaruh Carburizing dengan Arang kayu jati dan Arang cangkang kelapa dengan Austempering pada Mild Steel (baja lunak) produk pengecoran terhadap sifat fisis dan mekanis”, Tugas Akhir S-1, Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Niemann, G., (1994), Elemen Mesin, Jilid 1, Edisi ke-2, PT. Erlangga, Jakarta.
Priharsono, G. A., Perlakuan Panas pada Baja, Artikel (Januari 2009) hal. 7-8. Diakses 26 Juli 2012, 12:58:56 AM dari Wordpress.
Surdia, T., dan Saito, S., 1995, Pengetahuan Bahan Teknik, Edisi ke-4, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Sularso, MSME. Kiyokatsu Suga.,1997, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Suherman, Wahid.,1998, Perlakuan Panas, Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Tehnologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Setyono, Yud., (2012), “Penelitian Sifat Fisis dan Mekanis Baja Karbonisasi Arang Kayu Sengon Dengan menggunakan metode
Pack Karburizing dengan variasi waktu tahan : 2 jam dan 4 jam”,
Tugas Akhir S-1, Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.