PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT
DENGAN MEDIA MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR
KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON
Oleh
Firda Ayu Pratiwi
NIM 409331016
Program Studi : Pendidikan Kimia
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Peddidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi berjudul ”Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Dengan Media Mind Mapping
Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan sehingga skripsi ini selesai dengan baik. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Suharta, M.Si, Bapak Drs. Amser Simanjuntak, M.Pd, dan Bapak Drs. M.M. Tambunan M.Pd. yang telah memberikan masukan dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si selaku dosen PA, serta seluruh dosen dan staf pegawai di Jurusan Kimia FMIPA UNIMED. Terima kasih juga disampaikan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 11 Medan yang telah memberikan izin penelitian, serta Bapak dan Ibu Guru di SMA Negeri 11 Medan yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MEDIA MIND MAPPING TERHADAP
HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN
HIDROKARBON
Firda Ayu Pratiwi (409331016) Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dengan media mind mapping lebih tinggi dibanding penerapan metode pembelajaran ekspositori. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X SMA Negeri 11 Medan yang terdiri dari 9 kelas. Sampel yang digunakan pada penelitian ini diambil dengan teknik random sampling sebanyak 2 kelas, yakni satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Masing – masing kelas terdiri atas 36 orang siswa. Siswa pada kelas eksperimen diberi pengajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe TGT dengan media mind mapping. Sedangkan siswa pada kelas kontrol diberi pengajaran metode ekspositori.
Hasil pengolahan data menunjukkan siswa pada kelas ekperimen memiliki rata-rata nilai pre-test 30,972 dan post-tes 80,559 dengan rata-rata gain sebesar 0,721. Sedangkan siswa pada kelas kontrol memiliki rata-rata nilai pre-test 33,194 dan pos-tes 76,528 dengan rata-rata gain sebesar 0,647. Sedangkan persentase peningkatan hasil belajar kelas eksperimen 72,1% dan pada kelas kontrol 64,7%. Hal ini menunjukkan terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 7,4%.
Hasil uji statistik menggunakan uji t pihak kanan menggunakan nilai rat-rata post test diperoleh bahwa nilai thitung sebesar 2,96 sedangkan nilai ttabel sebesar 1,669 pada taraf signifikan α = 0,05, sehingga thitung>ttabel. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media mind mapping lebih tinggi dari pada hasil belajar kimia siswa yang menggunakan metode pembelajaran ekspositori.
vi
2.1.1. Pengertian Belajar 8
2.1.2. Hakekat Belajar Kimia 9
2.1.3. Hasil Belajar Kimia 10
2.1.4. Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) 12 2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) 14
2.1.6. Mind Mapping (Peta Pemikiran) 23
2.1.7. Pembelajaran Ekspositori 27
2.1.8. Prinsip-prinsip Penggunaan Pembelajaran Ekspositori 27
2.1.9. Prosedur Pelaksanaan Ekspositori 28
2.1.10.Keunggulan dan kelemahan Pembelajaran Ekspositori 29
2.1.11.Materi Pokok Hidrokarbon 30
2.2. Kerangka Konseptual 44
2.3. Hipotesis Penelitian 45
BAB III METODE PENELITIAN 46
3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian 46
3.2. Populasi Dan Sampel Penelitian 46
3.2.1. Populasi Penelitian 46
3.2.2. Sampel Penelitian 46
3.3. Variabel Penelitian 46
3.4. Prosedur Penelitian 47
vii
3.6. Alat Pengumpulan Data 51
3.7. Uji Coba Instrumen Penelitian 51
3.8. Teknik Analisis Data 54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 58
4.1. Hasil Penelitian 58
4.1.1. Analisis Instrumen Penelitian 58
4.1.1.1.Validitas Instrumen Tes 58
4.1.1.2. Tingkat Kesukaran Instrumen Tes 58
4.1.1.3. Daya Beda Intrumen Tes 59
4.1.1.4. Reliabilitas Intrumen Tes 59
4.2. Analisis Data Penlitian 60
4.2.1. Rata-rata Pretest dan postest 60
4.2.2. Uji Normalitas Data 61
4.2.3. Uji Homogenitas Data 62
4.2.4. Uji Hipotesis 62
4.2.5. Persentase Peningkatan Hasil Belajar 63
4.3. Ranah Kognitif 65
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 69
5.1. Kesimpulan 69
5.2. Saran 69
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Penempatan Pada Meja Turnamen 35
Gambar 2.2 Skema Model Pembelajaran TGT 19
Gambar 2.3 Aturan dan Prosedur Penelitian 20
Gambar 2.4 Bergeser Tempat 22
Gambar 3.1 Skema Pelaksanaan Penelitian 50
ix
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Tahap-tahap dalam Model Pembelajaran Kooperatif 14
Tabel 2.2 Lembar Skor Permainan 21
Tabel 2.3 Rumus Molekul dan Nama Alkana 34
Tabel 2.4 Rumus Molekul dan Rumus Senyawa Alkena 26
Tabel 2.5 Data Fisis Alkana 39
Tabel 2.6 Data Fisis Alkena 39
Tabel 2.7 Data Fisis Alkuna 40
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 51
Tabel 4.1 Rata-rata dan Standar Deviasi 60
Tabel 4.2 Uji Normalitas 61
Tabel 4.3 Uji Homogenitas 63
Tabel 4.4 Rata-rata Gain 64
Tabel 4.5 Persentase Peningkatan Hasil Belajar 64
Tabel 4.6 Persen Peningkatan Aspek Kognitif 65
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus 73
Lampiran 2 RPP 76
Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Test 102
Lampiran 4 Instrumen Penelitian Belum Valid 103 Lampiran 5 Penyelesaian Instrumen Penelitian 112 Lampiran 6 Kunci Jawaban Instrumen Penelitian 110 Lampiran 7 Kisi-kisi Instrumen tes Sudah Valid 125 Lampiran 8 Instrumen Penelitian Sudah Valid 126 Lampiran 9 Kunci Jawaban Instrumen Penelitian Valid 131
Lampiran 10 LKS 132
Lampiran 11 Kunci LKS 140
Lampiran 12 Kartu Permainan Game/Turnamen 145
Lampiran 13 Kunci Jawaban Permainan Games/Turnamen 153
Lampiran 14 Mind Mapping 154
Lampiran 15 Perhitungan Validitas 155
Lampiran 16 Perhitungan Tingkat Kesukaran 160
Lampiran 17 Perhitungan Daya Beda 162
Lampiran 18 Perhitungan Rangkuman Validasi 164
Lampiran 19 Perhitungan Reliabilitas Test 165
Lampiran 20 Tabel Validasi 168
Lampiran 21 Tabel Tingkat Kesukaran 169
Lampiran 22 Tabel Daya Beda 170
Lampiran 23 Tabel Reabilitas 171
Lampiran 24 Hasil Pre-Test dan Post-Test 172
Lampiran 25 Perhitungan Standar Deviasi dan Varians 174
Lampiran 26 Data Gain 177
Lampiran 27 Uji Normalitas 179
Lampiran 28 Uji Homogenitas 188
Lampiran 29 Uji Hipotesis 193
Lampiran 30 Perhitungan Persentase Peningkatan Hasil Belajar 197
Lampiran 31 Gain Ranah Kognitif 199
Lampiran 32 Tabel Distribusi F 201
Lampiran 33 Tabel r 204
Lampiran 34 Tabel t 203
Lampiran 35 Tabel Chi Kuadrat 204
Lampiran 36 Hasil Mind Mapping Siswa Kelas Eksperimen 207
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan SDM masyarakatnya termasuk upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dilakukan secara berkesinambungan dan sampai saat ini terus dilaksanakan. Berbagai upaya telah ditempuh oleh pemerintah dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan mulai dari pembangunan gedung-gedung sekolah, pengadaan sarana prasarana pendidikan, pengangkatan tenaga kependidikan sampai pengesahan undang-undang sistem pendidikan nasional serta undang-undang-undang-undang guru dan dosen. Namun saat ini semua usaha-usaha tersebut belum menampakkan hasil yang menggembirakan (Wena, 2011).
Upaya lain yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan adalah penciptaan proses belajar mengajar yang menarik. Sehubungan dengan hal tersebut guru tidak hanya dituntut dapat menguasai mata pelajaran yang diajarkannya saja, namun disini seorang guru juga harus mampu memilih metode atau model yang efektif dan efisien untuk diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Guru harus mampu mendesain pengajaran dengan menerapkan model pengajaran yang cocok , yang lebih melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga proses belajar mengajar di kelas tersebut tidak monoton. Selain itu, diperlukan juga media yang tepat untuk kegiatan belajar mengajar yang mampu meningkatkan keinginan belajar siswa dan membuat siswa lebih kreatif.
2
guru hanya menjelaskan saja sehingga siswa merasa jenuh dan kurang memiliki minat dalam belajar, sehingga suasana kelas cenderung pasif, sedikit sekali siswa yang bertanya kepada guru meskipun materi yang disampaikan guru belum dapat dipahami.
Hasil wawancara dengan Ibu Jamalia (guru kimia di SMA Negeri 11 Medan) pada bulan Febuari 2013, diperoleh bahwa hasil belajar kimia siswa dalam mata pelajaran kimia masih rendah. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Siswa yang dikatakan tuntas belajar kimia harus memenuhi kriteria ketuntasan minimal 68. Sedangkan siswa yang kriteria ketuntasan minimalnya dibawah 68 belum dikatakan tuntas dalam belajar kimia. Siswa yang mendapatkan nilai rendah pada saat ujian akan diadakan remedial, sehingga nilai mereka memasuki kriteria ketuntasan. Wawancara lebih lanjut yaitu terhadap metode atau model pembelajaran yang digunakan, guru mengatakan bahwa model pembelajaran yang sering digunakan dalam proses belajar mengajar adalah model pembelajaran konvensional seperti metode ceramah, diskusi dan tugas. Guru juga memaparkan bahwa metode yang sering digunakan dalam mengajar materi hidrokarbon adalah metode ceramah. Guru juga menjelaskan kesulitan siswa dalam mempelajari materi hidrokarbon ini adalah pada penamaan tata nama senyawa dan reaksi-reaksi hidrokarbon.
Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi optimal (Aunurrahman, 2011).
3
dalam proses belajar. Adapun model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran (Isjoni, 2009). Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa variasi pembelajaran dan salah satunya adalah pembelajaran kooperatif tipe TGT. TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 4 atau 5 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku kata atau ras yang berbeda. Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan dapat memotivasi siswa untuk saling membantu antar siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran (Slavin , 2005).
Penelitian yang dilakukan oleh Lailan Aprina (2009), Mahdina Safhana (2010), Rifki Izzati Ar Rusyfa (2012) membuktikan bahwa hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih tinggi dibandingkan dengan pengajaran konvensional. Lailan Aprina (2009) dari hasil penelitiannya diperoleh bahwa nilai rata-rata untuk kelas yang dibelajarkan dengan kooperatif tipe TGT lebih tinggi dari pada kelas yang dibelajarkan dengan model konvensional, masing-masing yaitu 7,08 dan 6,23.
Dewasa ini, telah dikenal media pembelajaran inovatif yaitu mind mapping (peta pikiran). Mind mapping dapat membantu siswa dan guru dalam
proses pembelajaran di kelas dengan meringkas materi-materi pelajaran menjadi beberapa lembar mind mapping yang jauh mudah diingat dan dipahami.
Mind mapping adalah sebuah sistem berfikir yang bekerja sesuai dengan
4
Menurut hasil penelitian Sri (2006) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan mind mapping pada pokok bahasan sistem koloid, dengan rata-rata hasil post-test
kelas eksperimen sebesar 78,50 dan kelas kontrol sebesar 60,40. Suswanti (2010) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar kimia siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan mind mapps atau yang tidak menggunakan mind mapps. Dengan rata-rata kelas eksperimen (14,75) dan rerata kelas kontrol (12,67). Penelitian yang terkait dengan pokok bahasan hidrokarbon juga telah banyak digunakan. Diantaranya adalah penelitian Mashita Anggraini (2012) pada pembelajaran advance organizer dengan mind mapping pada pokok bahasan Hidrokarbon menunjukkan peningkatan hasil belajar yang signifikan dibandingkan dengan hasil belajar pada pembelajaran advance organizer tanpa mind mapping.
Berdasarkan uraian diatas , penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Dengan Media Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon”.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini antara lain :
1. Pelajaran kimia dianggap sebagai pelajaran yang sulit karena Proses pelaksanaan pembelajaran yang masih bersifat monoton dan membosankan, sehingga minat belajar siswa pada bidang studi kimia rendah
2. Hasil belajar kimia sebagian siswa pada pokok bahasan hidrokarbon masih rendah
3. Dalam proses belajar mengajar keaktifan siswa dalam kegiatan belajar masih kurang karena pusat pembelajaran masih terletak pada kegiatan guru.
5
1.3.Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah perlu dibatasi permasalahannya sebagai berikut:
1. Obyek Penelitian
Obyek penelitian yaitu siswa kelas X semester genap SMA N 11 Medan T.A 2012/2013.
2. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament dengan menggunakam mind mapping terhadap peningkatan hasil belajar kimia siswa.
3. Pokok Bahasan
Pokok bahasan yang digunakan dalam penelitian adalah Hidrokarbon. Khususnya.
1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka masalah umum dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament dengan media mind mapping lebih tinggi dibanding penerapan metode pembelajaran ekspositori
pada materi pokok hidrokarbon?
2. Aspek kognitif manakah yang dapat dikembangkan dari implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament dengan media mind mapping tersebut?
1.5.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar siswa dengan
6
penerapan metode pembelajaran ekspositori pada materi pokok hidrokarbon?
2. Untuk mengetahui aspek kognitif yang dapat dikembangkan dari implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament dengan media mind mapping.
1.6.Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru Kimia
(1) Mengetahui pola dan strategi pembelajaran yang tepat dalam upaya memperbaiki dan memudahkan mengajar konsep Hidrokarbon.
(2) Memudahkan dalam mengambil nilai kognitif, afektif dan psikomotorik.
2. Bagi Siswa
(1) Proses komunikasi lancar karena terjadi interaksi antara siswa dengan siswa dan antara guru dengan siswa.
(2) Meningkatkan ketertarikan siswa terhadap pelajaran kimia dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament.
(3) Agar memiliki kemandirian belajar yang tinggi agar dapat memperoleh prestasi belajar yang lebih baik.
3. Bagi sekolah
7
1.7Defenisi Operasional
Untuk memperoleh persamaan persepsi dan menghindarkan penafsiran berbeda dari beberapa istilah dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang digunakan.
1) Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dapat berbentuk suatu perubahan tingkah laku pada diri siswa pada aspek kognitif yang dapat diukur dengan tes yang ditunjukkan dengan skor atau angka diberikan oleh guru (Sudjana, 2009).
2) Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu model pembelajaran yang merupakan bagian dari metode belajar kooperatif, dimana siswa belajar dalam kelompoknya untuk mempersiapkan diri agar dapat menyelesaikan soal-soal turnamen akademik (Slavin, 2005). 3) Mind mapping (Peta Pikiran) adalah sebuah sistem berfikir yang bekerja
sesuai dengan cara kerja alami otak manusia dan mampu membuka dan memanfaatkan seluruh potensi dan kapasitasnya (Windura, 2008)
69 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dengan media mind mapping secara signifikan lebih tinggi dibanding penerapan metode pembelajaran ekspositori pada materi pokok hidrokarbon. Peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran TGT dengan media mind mapping adalah 72,1 % dan peningkatan hasil belajar yang menggunakan metode pembelajaran ekspositori adalah 64,7 %. Jadi, terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar kimia siswa yang signifikan antara pembelajaran TGT dengan metode pembelajaran ekspositori. Besarnya perbedaan peningkatan hasil belajar kimia siswa adalah 7,4 %.
Aspek kognitif yang paling terkembangkan dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT dengan media mind mapping adalah aspek kognitif pengetahuan (C1) mengalami peningkatan 64,6 % aspek kognitif pemahaman (C2) mengalami peningkatan 64,9 % aspek kognitif penerapan (C3) mengalami peningkatan 70,2 % dan aspek kognitif analisis (C4) mengalami peningkatan 80,6 %.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka penulis menyarankan hal-hal berikut :
70
Diharapkan bagi guru yang ingin menerapkan model pembelajaran TGT dengan media mind mapping dapat menggunakan waktu sesuai yang sudah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Kepada peneliti yang lain meneliti penelitian ini dengan pokok bahasan yang berbeda agar dapat dijadikan sebagai studi perbandingan dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pada mata pelajaran kimia.
71
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, M., (2012), Pengaruh Mind Mapping dalam Pembelajaran Advance Organizer Terhadap Kreativitas Siswa dan Hasil Belajar Kimia SMA, Skripsi,FMIPA,Unimed, Medan.
Aunurrahman, (2011), Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Arikunto, S.,(2009),Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Ar Rusyfa, IR., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi, Skripsi,FMIPA,Unimed, Medan.
Arsyad, A., (2002), Media Pembelajaran, Rajawali Press, Jakarta.
Buzan, T., (2006), Buku Pintar Mind Map, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Daryanto, (2010), Belajar dan Mengajar, Yrama Widya, Bandung.
Dimyati dan Mudjiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta. Djamarah dan Zaint, (2010), Strategi Belajar Mengajar, Rieneka Cipta Jakarta. Handayani, F., (2010), Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament
(TGT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Purwodadi Kabupaten Pasuruan pada Materi Keragaman Bentuk Muka Bumi, Jurnal Penelitian Kependidikan, TH. 20, NO. 2 (diakses Februari 2013).
Huda,M., (2011), Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Isjoni, (2010), Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok, Alfabeta, Bandung.
Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan. Purba, M, (2006), Kimia Untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta.
Rachmawati, (2007), Kimia 1 SMA dan MA Untuk Kelas X, Erlangga, Jakarta. Sabri, A., (2010), Strategi Belajar Mengajar, Ciputat Press, Padang.
72
Sagala, Syaiful, (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung. Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana, Jakarta.
Sardiman, (2007), Interaksi dan Hasil Belajar Mengajar, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Silitonga, P.M., (2009), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA, Unimed, Medan.
Siregar, L.A., (2009), Penggunaan Model Kooperatif Tipe TGT (Team-Games-Tournament) Dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tahun Ajaran 2008/2009,Skripsi,FMIPA,Unimed, Medan.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Rineka Cipta, Jakarta.
Slavin, R., (2005), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung.
Sri, (2006), Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer yang Dikombinasikan dengan Mind Mapping Terhadap Kreativitas dan Hasil Belajar Kimia SMA pada Materi Pokok Sistem Koloid.
Tarigan,S., (2010). Pengantar Metode Penelitian Ilmiah. FMIPA UNIMED, Medan.
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada media Group, Jakarata.
Wena, Made, (2011), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara, Jakarta.
Windura, sutanto, (2008), Mind map for Business Effectiveness, Gramedia, Jakarta. http://www.paxhigh.com/doc/applied_rt-mm.pdf . (diakses 01 Febuari 2013). http://repository.upi.edu/operator/upload/t_ipa_0908596_chapter2.pdf (diakses 01
Febuari 2013).