PERSEPSI SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP KEMAMPUAN TUNAGRAHITA
(Studi Kasus pada Tetangga ATG di Kp. Pasantren Tengah Kec. Cibiuk Kab.Garut)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Departemen Pendidikan Khusus
Oleh : Siti Hindun
1002996
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
PERSEPSI SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP KEMAMPUAN TUNAGRAHITA
(Studi Kasus pada Tetangga ATG di Kp. Pasantren Tengah Kec. Cibiuk Kab. Garut)
Oleh Siti Hindun
1002996
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan Departemen Pendidikan Khusus
© Siti Hindun 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
April 2015
Hak Cipta dilindungi undang – undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
SITI HINDUN 1002996
PERSEPSI SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP KEMAMPUAN TUNAGRAHITA
(Studi Kasus pada Tetangga ATG di Kp. Pasantren Tengah Kec. Cibiuk Kab. Garut)
Disetujui dan Disahkan Oleh:
Pembimbing I
Dr. Iding Tarsidi, M. Pd. NIP. 19660104 199301 1 001
Pembimbing II
Dr. H. Sunardi, M.Pd NIP. 19600201 198703 1 002
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
PERSEPSI SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP KEMAMPUAN TUNAGRAHITA
(Studi Kasus pada Tetangga ATG di Kp. Pasantren Tengah Kec.Cibiuk Kab. Garut)
Persepsi sosial dapat didefinisikan sebagai proses pemahaman oleh seseorang terhadap orang lain atau seseorang terhadap realitas sosial. Penelitian ini bertujuan untuk memeproleh gambaran mengenai persepsi sosial masyarakat terhadap kemampuan tunagrahita dilingkungan Cibiuk Garut. Adapun subjek penelitian ini adalah masyarakat Kp. Pasantren Tengah Rt.01 Rw.02 dengan jumlah respondennnya sebanyak 6 orang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap kemampuan tunagrahita dalam kegiatan sehari-hari (ADL), kemampuan dalam beradaptasi tunagrahita, kemampuan komunikasi tunagrahita dan penerimaan masyarakat terhadap tunagrahita. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Teknik pengujian keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Analisa data yang dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Hasil temuan dilapangan menunjukan persepsi masyarakat terhadap kemampuan ADL tunagrahita mampu melakukan sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Kemampuan adaptasi tunagrahita yang diungkapkan masyarakat sudah mampu bergaul dengan orang sekitarya meskipun lebih senang bermain dengan anak-anak. Selama berkomunikasi dengan masyarakat tunagrahita menggunakan bahasa verbalnya walupun masih muncul bahasa non verbal. Masyarakat memberikan kesempatan kepada tunagrahita untuk berpartisipasi dilingkungannya, ditandai dengan tidak ada pemberian label pada tunagrahita.
ABSTRACT
SOCIAL PERCEPTION SOCIETY TOWARD ABILITY OF MENTAL RETARDATION
( Case Study at Neighbor of Mental Retardation in Kp. Pasantren Tengah Kec. Cibiuk Kab. Garut)
Social perception can to definition as comprehension proses by someone toward other else or someone toward social reality. This reasearch as a purpose acquire discribe about social perception society toward ability of mental retardation in Cibiuk, Garut. Be subject in this reasearch is peoples at Kp. Pasantren Tengah Rt. 01 Rw. 02 with total respondent as many as six peoples. This reasearch did find out how society perception toward ability of mental retardation in activity daily living, abilility in adaptation, ability in comunication and social acceptance ability of mental retardation. This reasearch use description method. Roundup data technique use interview, observation, and study documentation. Trial validity data use triangulation technique. Data analysis through three steps: data reduction, data display and conclusion drawing/verification. Result of reasearch indicate social perception society toward ability activity daily living of mental retardation did capable alone without helping other. Adaptation ability of mental retardation society according already consort with other people although happier play with kids. As long as communicated with society,mental retardation using their verbal language although sometime appear non verbal language. Society give opportunity to mental retardation for partisipation in environment, without give her label mental retardation.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR BAGAN ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Fokus Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Persepsi Sosial ... 6
B. Konsep Dasar Masyarakat ... 10
C. Konsep Tunagrahita ... 14
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 27
B. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 28
C. Pengumpulan Data ... 29
D. Analisis Data ... 31
E. Pengujian Keabsahan data ... 32
B. Pembahasan Hasi Penelitian ... 46
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 53
B. Rekomendasi ... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 55
LAMPIRAN ... 57
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Klasifikasi Anak Tunagrahita Berdasarkan Derajat Keterbelakangannya .... 17
Tabel 2.2. Tingkat Ketidakmampuan Anak Tunagrahita ... 22
DAFTAR BAGAN
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I ... 57
LAMPIRAN II ... 68
LAMPIRAN III ... 126
LAMPIRAN IV ... 127
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah mahluk yang dilahirkan paling sempurna. Manusia
memiliki kemampuan kognitif untuk memproses informasi yang diperoleh dari
lingkungan sekelilingnya melalui indra yang dimilikinya, membuat persepsi
terhadap apa-apa yang dilihat atau dirabanya, serta berfikir untuk memutuskan
aksi apa yang hendak dilakukan untuk mengatasi keadaan yang dihadapinya.
Manusia secara hakiki merupakan mahluk sosial yang tidak terlepas dari
interaksi dengan lingkungan tempat manusia itu berada. Hal ini terjadi karena
adanya kepekaan sosial yang dimiliki manusia artinya manusia tidak hanya
sebagai mahluk sosial tetapi juga mahluk yang memiliki kemampuan untuk
menyesuaikan tingkah lakunya dengan perilaku orang lain dari hasil persepsi yang
telah dilakukannya.
Dalam melakukan interaksi sosial, manusia terlebih dahulu mempunyai
persepsi sosial terhadap orang yang ada di lingkungannya. Persepsi sosial sering
diartikan sebagai proses mempersepsi objek- objek disini adalah penelaah
seseorang terhadap seseorang yang akan menjadi rekan interaksi dalm hubungan
itu. Seperti yang diungkapkan oleh Baron dan Byrne (2003, hlm. 38), menjelaskan
bahwa “persepsi sosial adalah suatu proses yang kita gunakan untuk mencoba
mengetahui dan memahami orang lain, dalam kerangka memperoleh gambaran
menyeluruh tentang intensi, kepribadian, dan motif-motif yang melingkupi diri
orang lain tersebut”.
Keterbatasan informasi yang dimiliki seseorang tentang objek persepsi
akan menimbulkan kesalahan persepsi yang diperolehnya. Seperti halnya
informasi mengenai tunagrahita, masyarakat dipedesaan belum memahami apa
ketunagrahitaan tersebut, sehingga persepsi yang diperolehnya mengenai
tunagrahita keliru yang mengakibatkan seseorang mempersepsikan tunagrahita itu
bebeda dengan orang- orang pada umumnya.
Pandangan masyarakat mengenai tunagrahita adalah tunagrahita dianggap
2
Siti Hindun, 2015
perlu dihilangkan dengan berbagai cara seperti diasingkan, dikurung, bahkan
sampai dibuang. Oleh karena itu anak tunagrahita disebut sebagai orang yang
aneh, idiot dan lain sebaginya.
Tunagrahita dalam aktivitas sehari-harinya mempunyai permasalahan
sebagai dampak dari ketunagrahitaan yang dimilikinya. Seperti, kesulitan dalam
menunjukan emosinya pada orang lain melalui kata- kata, karena pembendaharaan
kata yang dimiliki anak tunagrahita sangatlah terbatas. Akibatnya orang tidak
dapat membaca perasaan yang ingin diungkapkan oleh anak tunagrahita. Karena
hal tersebut lingkungan sosial banyak yang tidak mengerti apa yang ingin
diungkapkan anak tunagrahita, sehingga persepsi sosial yang diterimanya tersebut
mempengaruhi mereka untuk membatasi dirinya dalam berinteraksi dengan anak
tungrahita.
Istilah tunagrahita terasa asing ditelinga masyarakat, tunagrahita
merupakan sebuah istilah bagi mereka yang mengalami gangguan mental ataupun
keterbelakangan khususnya dalam hal kecerdasan. Masyarakat sering memberikan
sebutan - sebutan lain bagi anak tunagrahita, seperti cacat mental, mental
subnormal, bodoh, idiot, tolol, terbelakang mental dan masih banyak sebutan
lainnya. Sebutan- sebutan tersebut diberikan karena kurang pahamnya masyarakat
mengenai tunagrahita.
Orang–orang saat dihadapkan dengan istilah tunagrahita akan
bertanya-tanya apa itu tunagrahita, seperti apa itu tunagrahita, bagaimana kemampuan
tunagrahita dan lain sebaginya. Hal ini mungkin terjadi dengan masyarakat di Kp.
Pasantren Tengah Rt.01 Rw.02, dimana dikampung tersebut terdapat anak
tunagrahita. Tunagrahita tersebut berinisial UF, UF merupakan tunagrahita ringan
yang dilahirkan dari keluarga sederhana dengan tingkat pendidikan kedua orang
tuanya hanya sampai sekolah dasar (SD). UF merupakan anak ketiga dari lima
bersaudara, orang tua UF tidak mengerti dengan kondisi yang dialami oleh
putrinya. Kerena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua UF
mengenai ketunagrahitaan, informasi yang diterima oleh masyarakat yang tinggal
bersama UF menjadi tidak jelas, yang menyebabkan persepsi yang diungkapkan
masyarakat menjadi berbeda-beda sesuai dengan informasi yang didapatkannya
3
Penelitian yang dilakukan penulis bertujuan untuk mengetahui bagaimana
persepsi sosial masyarakat terhadap tunagrahita yang tinggal disekitar
lingkungannya, apakah masyarakat mencoba mencari tahu apa itu tungarhita
sehingga masyarakat mampu menjalin sebuah interakasi dengan tunagrahita dan
mampu menerima mereka sebagai bagian dari warga masyarkat yang memiliki
hak yang sama dalam setiap kegiatan kemasyarakatan.
Berdasarkan alasan itu peneliti merasa terpanggil dan tertarik mengadakan
penelitian ini dengan judul “Persepsi Sosial Masyarakat Terhadap
Kemampuan Tunagrahita”.
B. Fokus Masalah
Cibiuk merupakan nama salah satu desa/ kelurahan yang terdapat dalam
wilayah kabupaten Garut, dimana di desa ini terdapat anak tunagrahita yang
menjadi subyek penelitian. Namun untuk membatasi wilayah yang akan diteliti,
penelitian ini akan dilakukan di Kp. Pasantren Tengah Rt. 01 Rw. 02
Fokus masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana persepsi sosial
masyarakat terhadap kemampuan tunagrahita“. Selanjutnya fokus masalah
tersebut disusun kedalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi sosial masyarakat terhadap kemampuan tunagrahita
dalam kegiatan sehari- hari/ ADL (activity daily living)?
2. Bagaimana persepsi sosial masyarakat terhadap kemampuan beradaptasi
tunagrahita dengan lingkungannya ?
3. Bagaimana persepsi sosial masyarakat terhadap kemampuan komunikasi
tunagrahita?
4. Bagaimana penerimaan masyarakat terhadap anak tunagrahita?
C. Tujuan Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan, penelitian ini memiliki tujuan secara
4
Siti Hindun, 2015
1. Tujuan Secara Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang
persepsi sosial masyarakat terhadap kemampuan tunagarhita yang ada
dilingkungannya serta faktor penyebab ketunagrahitaan.
2. Tujuan Secara Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a. Mendeskripsikan persepsi sosial masyarakat mengenai kemampuan ADL
(activity daily living), ditinjau dari aspek pemeliharaan diri dan perawatan
diri.
b. Mendeskripsikan persepsi sosial masyarakat mengenai kemampuan adaptasi
tunagrahita terhadap lingkungannya, ditinjau dari aspek sosial dan emosional.
c. Mendeskripsikan persepsi sosial masyarakat mengenai kemampuan
komunikasi tunagrahita ditinjau dari aspek sosial dan emosional.
d. Mendeskripsikan bagaimana penerimaan masyarakat terhadap tunagrahita
ditinjau dari aspek interaksi sosial.
D. Manfaat Penelitian
Bila tujuan penelitian telah tercapai, maka hasil penelitian ini akan
memiliki manfaat baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian dan informasi
terhadap pengetahuan mengenai persepsi sosial masyarakat terhadap tunagrahita
yang ada di lingkungannya, dan penerimaan masyarakat terhadap tunagrahita.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis diharapkan hasil penelitian ini memberikan sumbangan
pemikiran dan bahan evaluasi bagi pihak- pihak yang mengerti dan mengetahui
apa yang dimaksud dengan tunagrahita supaya mereka mau untuk berbagi kepada
masyarakat yang dilingkungannya terdapat anak berkebutuhan khusus supaya
tidak memberikan sebuah persepsi yang negatif, sehingga anak tersebut dapat
ikut berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat serta diberikan kesmpatan untuk
5
E. Struktur Organisasi Skripsi
Adapun sisitematika penulisan hasil penelitian ini antara lain :
BAB I PENDAHULUAN, berisi latar belakang masalah, fokus masalah, tujuan
penelitian dan struktur organisasi skripsi.
BAB II PERSEPSI SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP KEMAMPUAN
TUNAGRAHITA, berisi deskripsi teori mengenai Persepsi Masyarakat,
teori mengenai Masyarakat dan teori mengenai Tunagrahita.
BAB III METODE PENELITIAN, berisi mengenai Tempat Penelitian, Metode
Penelitian, Subyek Penelitian, Prosedur Penelitian, Teknik Pengumpulan
Data Dan Instrumen Penelitian, Pengujian Keabsahan Data, Analisis Data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, berisi mengenai
Deskripsi Hasil Penelitian, Pembahasan.
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI, berisi mengenai Kesimpulan
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini menyajikan uraian mengenai hal- hal yang berkaitan dengan
metode penelitian. Metode penelitian ini mencakup desain penelitian, partisipan
dan tempat penelitian pengumpulan data dan analisis data.
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif
digunakan karena sangat sesuai untuk menangkap fenomena dilapangan terkait
penelitian ini. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar
alamiah, dengan maksud menapsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan
dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada (Denzim dan Lincoln dalam
Moleong, 2007, hlm. 5).
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang
alamiah (Sugiyono, 2008, hlm. 15).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif kualitatif yang merupakan metode yang digunakan untuk memecahkan
permasalahan yang dihadapi pada masa sekarang. Seperti yang dijelaskan oleh Ali
(1993,hlm.132):
Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa sekarang dan dapat dilakukan dengan menempuh langkah- langkah pengumpulan, klasifikasi dan analisis/laporan dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan objektif dalam suatu deskriptif situasi.
Berdasarkan beberapa pendapat, penelitian kualitatif merupakan metode
yang digunakan untuk meneliti kondisi yang alamiah (natural setting) dan dapat
dilakukan dengan menggunakan langkah- langkah sistematis sehingga
menggambarkan deskriptif situasi secara sistematis. Kondisi yang alamiah yang
28
sehingga kondisi pada saat peneliti memasuki dan keluar dari objek relatif tidak
berubah.
Penelitian ini menganbil bentuk studi kasus dengan melakukan penelitian
mendalam terhadap objek yang diteliti. Dedi Mulyana (2001, hlm.201)
mengungkapkan definisi studi kasus sebagai berikut:
Studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi, suatu program, atau suatu situasi sosial. Penelitian studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai subyek yang diteliti dengan mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok, atau suatu kejadian peneliti bertujuan memberikan pandangan lengkap dengan mendalam mengenai subyek yang diteliti.
Dengan pendekatan dan metode tersebut diharapkan penelitian ini dapat
menangkap fenomena yang merupakan jawaban dari permasalahan dalam
penelitian ini.
B. Partisipan dan Tempat Penelitian
1. Partisipan
Partisipan dalam penelitian adalah pihak-pihak yang bersedia memberikan
berbagai informasi berisi keterangan dan data penting yang dibutuhkan dalam
penelitian ini Subjek penelitian adalah anak tunagrahita ringan yang berusia 19
tahun dengan inisial Uf. ATG ini merupakan anak ke tiga dari lima bersaudara
dengan tingkat pendidikan orang tuanya sampai sekolah dasar (SD).
Yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah orang tua dari
tunagrahita dan orang- orang yang hidup bertetangga dengan tunagrahita di Kp.
Pasantren Tengah Rt 01 Rw 02.
Tabel 3.1
Responden Penelitian Kp. Pasantren Tengah Rt 01 Rw 02
No Inisial Jenis
Kelamin
Usia Pekerjaan Keterangan
1 TI Perempuan 46 tahun Ibu rumah
tangga
Orang tua ATG
29
tangga letak rumah berada
disamping kiri
Penelitian ini dilakukan dikediaman tunagrahita dan kediaman tetangga
yang dijadikan subyek penelitian yang bertempat di Kp. Pasantren Tengah Rt.01
Rw.02 yang merupakan bagian dari Keluarahan Cibiuk Kidul dimana di kampung
tersebut terdapat tunagrahita.
C. Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka
dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data,
30
a. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu (Moleong, 2007, hlm. 186).
Wawancara ditunjukan kepada masyarakat yang dilingkungannya terdapat
tunagrahita guna mengumpulkan data sejauh mana mereka mempersepsikan
tunagrahita dalam kemampuan nya dibandingkan dengan anak pada umumnya.
Wawancara dengan orang tua tunagrahitapun mempunyai peran yang sangat
penting dimana orang tua dapat memberikan data bagaimana selama ini
masyarakat mempersepsikan anaknya yang merupakan seorang tunagrahita.
b. Pengamatan (Observasi)
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu
pengamatan, dengan disertai pencatatan- pencatatan terhadap keadaan atau
perilaku objek sasaran (Abdurrahman Fathoni,2005, hlm. 104). Teknik ini
digunakan untuk mengamati dan mencatat secara cermat perilaku informan. Hal
ini dimaksud untuk mengecek kebenaran informasi yang diperoleh melalui
wawancara.
Sudjana dan Ibrahim dalam Anggriana (2006, hlm. 43) mengemukakan
keuntungan teknik observasi sebagai berikut:
“Melalui observasi atau pengamatan dapat diketahui sikap dan perilaku individu, kegiatan – kegiatan yang dilakukannya, tingkat partisipasi dalamsuatu kegiatan,
proses kegiatan yang dilakukannya, kemampuan bahkan hasil yang diperoleh
daari kegiatannya”.
Observasi digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung
keadaan dilapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang
permasalahan yang diteliti. Observasi dilakukan dengan tujuan untuk
memeberikan lebih banyak informasi mengenai sejauh mana persepsi sosial
masyarakat mengenai kemampuan tunagrahita, dari mulai kemampuan ADL,
31
untuk membandingkan data yang berasal dari keterangan respondn dengan
keadaan lapangan, sehingga data yang terkumpul lebih akurat.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditunjukan pada subjek penelitian, tetapi melalui dokumen. Dokumen adalah
catatan tertulis yang isinya merupakan pernyataan tertulis yang disusun oleh
seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa dan berguna
bagi sumber data, bukti, informasi kealamiahan, yang sukar diperoleh, sukar
ditemukan, dan membuka kesemapatan untuk lebih memperluas pengetahuan
terhadap sesuatu yang diselidiki.( Mahmud dalam Sedarmayanti, 2002, hlm. 86).
Pada penelitian ini, dokumen yang akan diteliti berupa foto- foto yang
diperoleh peneliti selama melakukan penelitian.
D. Analisis Data
Stainback dalam Sugiono (2009, hlm. 89) mengemukakan bahwa analisis
data adalah :
Proses pencarian dan menyusun secara sistematika data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami sendiri dan orang lain.
Analisis data kualitatif menurut Bogdan & Biklen dalam Moleong (2007, hlm.
248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan data yang dapat
dikelola, mengintensifkannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa
yang akan dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang
lain.
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia, baik
data primer maupun data sekunder. Proses analisis data yang disampaikan oleh
Miles & Huberman dalam Sugiyono (2010, hlm. 91) yaitu: “Aktivitas analisis
32
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis
data yaitu data reduction, data display, dan conclution drawing/verification.
a. Reduksi data
Data yang diperoleh dari wawancara dan observasi direduksi, yaitu dengan
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu isi
dari data, kemudian dilakukan pengkodean dengan menggunakan analisis
konten, dan diorganisasi sedemikian rupa dengan menggunakan analisis
domain berdasarkan kategori-kategori yang ditemukan. Kemudian dilakukan
analisis komparatif dengan melakukan crosscheck dengan sumber data
lainnya. Dengan demikian validitas data yang ada dapat dipertanggung
jawabkan.
b. Penyajian data
Berupa sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
c. Menarik kesimpulan dan verifikasi.
Sejak awal pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti benda-benda,
mencatat keteraturan, alur sebab-akibat, dan proposisi. Setelah didapat
kesimpulan-kesimpulan sementara, kemudian menjadi lebih rinci dan menjadi
kuat dengan adanya bukti-bukti dari data. Kesimpulan diverifikasi selama
penelitian berlangsung. Makna-maksa yang muncul dari data diuji
kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni validitas data itu
sendiri.
E. Pengujian Keabsahan Data
Pengujian keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
kredibilitas yang dilakukan dengan cara teknik triangulasi.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan mengecek atau
sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi yang paling banyak digunakan
ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.
Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber
33
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif
(Patton dalam Moleong 2008, hlm. 330)
Pada triangulasi sumber menurut Moleong (2008, hlm. 330) dapat dicapai
dengan jalan:
1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
2) Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang
dikatakannya secara pribadi
3) Membandingkan apa yang dikatakan orang –orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu
4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan
menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan.
5) Membandingkan hasil wawancara dengan isu suatu dokumen yang berkaitan
Pada penelitian ini data yang didapat dari pengamatan akan dibandingkan
dengan data hasil wawancara, kemudian data tersebut akan ditriangulasikan
dengan data yang didapat dari dokemen/ kuesioner.
Berikut ini adalah alur triangulasi yang dilakukan oleh peneliti:
Bagan 3.1
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data (Triangulasi)
Data Hasil
Wawancara
Data Hasil
Observasi
Data Hasil
34
Keterangan :
Data hasil wawancara dibandingkan dan di cek ulang dengan data hasil
observasi. Data hasil observasi juga dibandingkan dan dicek silang dengan data
hasil dokumentasi. Demikian pula data hasil dokumentasi dibandingkan dan
diceksilang dengan data hasil wawancara. Langkah terakhir adalah mengambil
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN
Hasil penelitian mengenai persepsi sosial masyarakat terhadap
kemampuan tunagrahita yang dilaksanakan di Kp. Pasantren Tengah Rt.01 Rw.01
Desa. Cibiuk dengan tunagrahita yang berinisial UF, menunjukan bahwa persepsi
soaial masyarakat terhadap kemampuan UF cukup baik. Persepsi masyarakat
mengenai kemampuan tunagrahita dalam melasanakan kegiatan sehari- hari
(activity daily living) menurut masyarakat, UF telah mampu melaksanakannya
sendiri tanpa memerlukan bantuan dari orang tauanya ataupun anggota keluarga
lainnya. Hal ini dilihat dari penampilan UF yang rapi dan bersih dalam berpakaian.
Perilaku adaptasi yang ditunjukan UF dalam kesehariannya masih
menunjukan ketergantungannya terhadap orang tua atau anggota keluarga lainnya,
menurut masyarakat UF belum mampu hidup mandiri apabila UF berada di
lingkungan baru tanpa bantuan dari orang tuannya. Kemamapuan komunikasi
yang ditunjukan UF tidak sesuai dengan usianya, dimana UF masih terbatas dalam
menyampaikan informasi ataupun menyimak sebuah informasi.
Menurut masyarakat meskipun UF memiliki hambatan dengan
ketunagrahitaan nya tidak menjadikannya untuk menjadi orang yang harus
diisolasi oleh lingkungnnya. Masyarakat Kp. Pasantren Tengah Rt.01 Rw.02
tidak membatasi UF dalam melakukan interaksi dan sosialisasi di lingkungannya.
B. REKOMENDASI
1. Bagi Orang Tua
Keterbukaan yang dilakukan oleh ibu Uf memeberikan dampak positif
bagi perkembangan Uf. Uf mampu diterima dimasyarakat dengan kekurangan
yang dimilikinya. Hal ini diharapkan dilakukan oleh keluarga lain yang memiliki
anak tunagrahita, sehingga masyarakatpun tidak memberikan stigma yang kurang
baik tehadap anak- anak tunagrahita dan masyarakat mengetahui bahwa mereka
54
2. Bagi Masyarakat
Melakukan komunikasi dengan keluarga tunagrahita dapat membantu
mengurangi rasa takut orang tua tunagrahita yang harus mampu menerima
kenyataan yang cukup menyedihkan. Tetap melakukan interaksi dengan anak
tunagrahita dan keluarga tunagrahita dan tidak memberikan labeling terhadap
penyandang tunagrahita. Dengan melakukan hal tersebut diharapkan orang tua
tunagrahita tidak akan menutupi kekurangan yang dimiliki anaknya sehingga
masyarakat mampu membantu memberikan solusi dan tidak mengucilkan
tunagrahita dilingkungan masyarakat.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui persepsi sosial
masyrakat terhadap kemampuan tunagrahita. Bagi peneliti selanjutnya, yang
memiliki minat untuk meneliti pembahasan yang sama agar mengambil kasus-
kasus yang lebih banyak lagi, sehingga gambaran yang akan diperoleh mengenai
persepsi masyarakat terhadap tunagrahita semakin jelas, karena antara kasus satu
dengan kasus lainnya akan memiliki kesamaan atau bertolak belakang. Akan
tetapi, ini bukanlah akan menjadi suatu masalah justru akan membuka wawasan
cakrawala pengetahuan kita bahwa persepsi sosial masyarakat terhadap
tunagrahita akan sangat beragam, tergantung dari tingkat retardasi mental yang
DAFTAR PUSTAKA
Alimin, Zaenal. (2013). Hambatan Belajar Dan Perkembangan Anak Dengan Gangguan Kognitif/ Kecerdasan Dan Motorik (Modul). Bandung : Tidak Diterbitkan
Baron, R.A & Byrne, D. (2003). Psikologi Sosial. Edisi kesepuluh. Jakarta: Erlangga
Delphie, Bandi. (2009). Bimbingan Perilaku Adaptif. Klaten : Intan Sejati Klaten
Efendi, Mohommad. (2006). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta : Bumi Aksara
Hanurawan, Fattah. (2010) Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Majid.(2008). Pengertian Masyarakat. [online]. Tersedia : http://majidbsz.wordpress.com/2008/06/30/pengertian-masyarakat/ [23 Desember 2013]
Mansyur, Cholil. M.(1990). Sosiologi Masyarakat Kota Dan Desa. Surabaya : Usaha Nasional
Mastarmudi.(2010). Persepsi Social. [Online]. Tersedia : http: //Mastarmudi.Blogspot.Com/2010/01/Persepsi-Sosial.Html?M=1 [22 Desember 2013]
Moleong, L. J. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Setiadi, Elly M. dkk. (2007). Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Bandung : Kencana Perdana Media Group.
Soelaeman, Munandar. (1989). Ilmu Sosial Dasar : Teori Dan Konsep Ilmu Sosial. Bandung : PT. Eresco
Somantri, Sutjihati. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa.Bandung : PT. Refika Aditama
Sugiono.(2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
56
Sukadi, S. (2012). Artikel Terkait. [online]. Tersedia : http:// enprints.uny.ac.id/9573/2/bab%2008103249003.pdf [20 Maret 2015]
Suranto, AW. (2010). Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta : Graha Ilmu
Surhayati, S .(2012). Artikel terkait. [online]. Tersedia : http://eprints.uny.ac.id/9816/2/BAB%202%20-%2008103249022.pdf [19 maret 2015]
_________. (2011). Makalah masyarakat interaksi dan perubahan sosial. [online]. Tersedia : http://sosbud.kompasiana.com/2011/10/makalah-masyarakat- interaksi-dan–perubahan-sosial.html?m=1 [23 Desember 2013]