• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP KEMAMPUAN TUNAGRAHITA : Studi Kasus pada Tetangga ATG di Kp. Pasantren Tengah Kec. Cibiuk Kab.Garut.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP KEMAMPUAN TUNAGRAHITA : Studi Kasus pada Tetangga ATG di Kp. Pasantren Tengah Kec. Cibiuk Kab.Garut."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP KEMAMPUAN TUNAGRAHITA

(Studi Kasus pada Tetangga ATG di Kp. Pasantren Tengah Kec. Cibiuk Kab.Garut)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Khusus

Oleh : Siti Hindun

1002996

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

(2)

PERSEPSI SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP KEMAMPUAN TUNAGRAHITA

(Studi Kasus pada Tetangga ATG di Kp. Pasantren Tengah Kec. Cibiuk Kab. Garut)

Oleh Siti Hindun

1002996

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan Departemen Pendidikan Khusus

© Siti Hindun 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2015

Hak Cipta dilindungi undang – undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

SITI HINDUN 1002996

PERSEPSI SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP KEMAMPUAN TUNAGRAHITA

(Studi Kasus pada Tetangga ATG di Kp. Pasantren Tengah Kec. Cibiuk Kab. Garut)

Disetujui dan Disahkan Oleh:

Pembimbing I

Dr. Iding Tarsidi, M. Pd. NIP. 19660104 199301 1 001

Pembimbing II

Dr. H. Sunardi, M.Pd NIP. 19600201 198703 1 002

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

ABSTRAK

PERSEPSI SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP KEMAMPUAN TUNAGRAHITA

(Studi Kasus pada Tetangga ATG di Kp. Pasantren Tengah Kec.Cibiuk Kab. Garut)

Persepsi sosial dapat didefinisikan sebagai proses pemahaman oleh seseorang terhadap orang lain atau seseorang terhadap realitas sosial. Penelitian ini bertujuan untuk memeproleh gambaran mengenai persepsi sosial masyarakat terhadap kemampuan tunagrahita dilingkungan Cibiuk Garut. Adapun subjek penelitian ini adalah masyarakat Kp. Pasantren Tengah Rt.01 Rw.02 dengan jumlah respondennnya sebanyak 6 orang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap kemampuan tunagrahita dalam kegiatan sehari-hari (ADL), kemampuan dalam beradaptasi tunagrahita, kemampuan komunikasi tunagrahita dan penerimaan masyarakat terhadap tunagrahita. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Teknik pengujian keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Analisa data yang dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Hasil temuan dilapangan menunjukan persepsi masyarakat terhadap kemampuan ADL tunagrahita mampu melakukan sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Kemampuan adaptasi tunagrahita yang diungkapkan masyarakat sudah mampu bergaul dengan orang sekitarya meskipun lebih senang bermain dengan anak-anak. Selama berkomunikasi dengan masyarakat tunagrahita menggunakan bahasa verbalnya walupun masih muncul bahasa non verbal. Masyarakat memberikan kesempatan kepada tunagrahita untuk berpartisipasi dilingkungannya, ditandai dengan tidak ada pemberian label pada tunagrahita.

(5)

ABSTRACT

SOCIAL PERCEPTION SOCIETY TOWARD ABILITY OF MENTAL RETARDATION

( Case Study at Neighbor of Mental Retardation in Kp. Pasantren Tengah Kec. Cibiuk Kab. Garut)

Social perception can to definition as comprehension proses by someone toward other else or someone toward social reality. This reasearch as a purpose acquire discribe about social perception society toward ability of mental retardation in Cibiuk, Garut. Be subject in this reasearch is peoples at Kp. Pasantren Tengah Rt. 01 Rw. 02 with total respondent as many as six peoples. This reasearch did find out how society perception toward ability of mental retardation in activity daily living, abilility in adaptation, ability in comunication and social acceptance ability of mental retardation. This reasearch use description method. Roundup data technique use interview, observation, and study documentation. Trial validity data use triangulation technique. Data analysis through three steps: data reduction, data display and conclusion drawing/verification. Result of reasearch indicate social perception society toward ability activity daily living of mental retardation did capable alone without helping other. Adaptation ability of mental retardation society according already consort with other people although happier play with kids. As long as communicated with society,mental retardation using their verbal language although sometime appear non verbal language. Society give opportunity to mental retardation for partisipation in environment, without give her label mental retardation.

(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR BAGAN ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Persepsi Sosial ... 6

B. Konsep Dasar Masyarakat ... 10

C. Konsep Tunagrahita ... 14

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 27

B. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 28

C. Pengumpulan Data ... 29

D. Analisis Data ... 31

E. Pengujian Keabsahan data ... 32

(7)

B. Pembahasan Hasi Penelitian ... 46

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 53

B. Rekomendasi ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 55

LAMPIRAN ... 57

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Klasifikasi Anak Tunagrahita Berdasarkan Derajat Keterbelakangannya .... 17

Tabel 2.2. Tingkat Ketidakmampuan Anak Tunagrahita ... 22

(9)

DAFTAR BAGAN

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I ... 57

LAMPIRAN II ... 68

LAMPIRAN III ... 126

LAMPIRAN IV ... 127

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah mahluk yang dilahirkan paling sempurna. Manusia

memiliki kemampuan kognitif untuk memproses informasi yang diperoleh dari

lingkungan sekelilingnya melalui indra yang dimilikinya, membuat persepsi

terhadap apa-apa yang dilihat atau dirabanya, serta berfikir untuk memutuskan

aksi apa yang hendak dilakukan untuk mengatasi keadaan yang dihadapinya.

Manusia secara hakiki merupakan mahluk sosial yang tidak terlepas dari

interaksi dengan lingkungan tempat manusia itu berada. Hal ini terjadi karena

adanya kepekaan sosial yang dimiliki manusia artinya manusia tidak hanya

sebagai mahluk sosial tetapi juga mahluk yang memiliki kemampuan untuk

menyesuaikan tingkah lakunya dengan perilaku orang lain dari hasil persepsi yang

telah dilakukannya.

Dalam melakukan interaksi sosial, manusia terlebih dahulu mempunyai

persepsi sosial terhadap orang yang ada di lingkungannya. Persepsi sosial sering

diartikan sebagai proses mempersepsi objek- objek disini adalah penelaah

seseorang terhadap seseorang yang akan menjadi rekan interaksi dalm hubungan

itu. Seperti yang diungkapkan oleh Baron dan Byrne (2003, hlm. 38), menjelaskan

bahwa “persepsi sosial adalah suatu proses yang kita gunakan untuk mencoba

mengetahui dan memahami orang lain, dalam kerangka memperoleh gambaran

menyeluruh tentang intensi, kepribadian, dan motif-motif yang melingkupi diri

orang lain tersebut”.

Keterbatasan informasi yang dimiliki seseorang tentang objek persepsi

akan menimbulkan kesalahan persepsi yang diperolehnya. Seperti halnya

informasi mengenai tunagrahita, masyarakat dipedesaan belum memahami apa

ketunagrahitaan tersebut, sehingga persepsi yang diperolehnya mengenai

tunagrahita keliru yang mengakibatkan seseorang mempersepsikan tunagrahita itu

bebeda dengan orang- orang pada umumnya.

Pandangan masyarakat mengenai tunagrahita adalah tunagrahita dianggap

(12)

2

Siti Hindun, 2015

perlu dihilangkan dengan berbagai cara seperti diasingkan, dikurung, bahkan

sampai dibuang. Oleh karena itu anak tunagrahita disebut sebagai orang yang

aneh, idiot dan lain sebaginya.

Tunagrahita dalam aktivitas sehari-harinya mempunyai permasalahan

sebagai dampak dari ketunagrahitaan yang dimilikinya. Seperti, kesulitan dalam

menunjukan emosinya pada orang lain melalui kata- kata, karena pembendaharaan

kata yang dimiliki anak tunagrahita sangatlah terbatas. Akibatnya orang tidak

dapat membaca perasaan yang ingin diungkapkan oleh anak tunagrahita. Karena

hal tersebut lingkungan sosial banyak yang tidak mengerti apa yang ingin

diungkapkan anak tunagrahita, sehingga persepsi sosial yang diterimanya tersebut

mempengaruhi mereka untuk membatasi dirinya dalam berinteraksi dengan anak

tungrahita.

Istilah tunagrahita terasa asing ditelinga masyarakat, tunagrahita

merupakan sebuah istilah bagi mereka yang mengalami gangguan mental ataupun

keterbelakangan khususnya dalam hal kecerdasan. Masyarakat sering memberikan

sebutan - sebutan lain bagi anak tunagrahita, seperti cacat mental, mental

subnormal, bodoh, idiot, tolol, terbelakang mental dan masih banyak sebutan

lainnya. Sebutan- sebutan tersebut diberikan karena kurang pahamnya masyarakat

mengenai tunagrahita.

Orang–orang saat dihadapkan dengan istilah tunagrahita akan

bertanya-tanya apa itu tunagrahita, seperti apa itu tunagrahita, bagaimana kemampuan

tunagrahita dan lain sebaginya. Hal ini mungkin terjadi dengan masyarakat di Kp.

Pasantren Tengah Rt.01 Rw.02, dimana dikampung tersebut terdapat anak

tunagrahita. Tunagrahita tersebut berinisial UF, UF merupakan tunagrahita ringan

yang dilahirkan dari keluarga sederhana dengan tingkat pendidikan kedua orang

tuanya hanya sampai sekolah dasar (SD). UF merupakan anak ketiga dari lima

bersaudara, orang tua UF tidak mengerti dengan kondisi yang dialami oleh

putrinya. Kerena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua UF

mengenai ketunagrahitaan, informasi yang diterima oleh masyarakat yang tinggal

bersama UF menjadi tidak jelas, yang menyebabkan persepsi yang diungkapkan

masyarakat menjadi berbeda-beda sesuai dengan informasi yang didapatkannya

(13)

3

Penelitian yang dilakukan penulis bertujuan untuk mengetahui bagaimana

persepsi sosial masyarakat terhadap tunagrahita yang tinggal disekitar

lingkungannya, apakah masyarakat mencoba mencari tahu apa itu tungarhita

sehingga masyarakat mampu menjalin sebuah interakasi dengan tunagrahita dan

mampu menerima mereka sebagai bagian dari warga masyarkat yang memiliki

hak yang sama dalam setiap kegiatan kemasyarakatan.

Berdasarkan alasan itu peneliti merasa terpanggil dan tertarik mengadakan

penelitian ini dengan judul “Persepsi Sosial Masyarakat Terhadap

Kemampuan Tunagrahita”.

B. Fokus Masalah

Cibiuk merupakan nama salah satu desa/ kelurahan yang terdapat dalam

wilayah kabupaten Garut, dimana di desa ini terdapat anak tunagrahita yang

menjadi subyek penelitian. Namun untuk membatasi wilayah yang akan diteliti,

penelitian ini akan dilakukan di Kp. Pasantren Tengah Rt. 01 Rw. 02

Fokus masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana persepsi sosial

masyarakat terhadap kemampuan tunagrahita“. Selanjutnya fokus masalah

tersebut disusun kedalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi sosial masyarakat terhadap kemampuan tunagrahita

dalam kegiatan sehari- hari/ ADL (activity daily living)?

2. Bagaimana persepsi sosial masyarakat terhadap kemampuan beradaptasi

tunagrahita dengan lingkungannya ?

3. Bagaimana persepsi sosial masyarakat terhadap kemampuan komunikasi

tunagrahita?

4. Bagaimana penerimaan masyarakat terhadap anak tunagrahita?

C. Tujuan Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan, penelitian ini memiliki tujuan secara

(14)

4

Siti Hindun, 2015

1. Tujuan Secara Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang

persepsi sosial masyarakat terhadap kemampuan tunagarhita yang ada

dilingkungannya serta faktor penyebab ketunagrahitaan.

2. Tujuan Secara Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

a. Mendeskripsikan persepsi sosial masyarakat mengenai kemampuan ADL

(activity daily living), ditinjau dari aspek pemeliharaan diri dan perawatan

diri.

b. Mendeskripsikan persepsi sosial masyarakat mengenai kemampuan adaptasi

tunagrahita terhadap lingkungannya, ditinjau dari aspek sosial dan emosional.

c. Mendeskripsikan persepsi sosial masyarakat mengenai kemampuan

komunikasi tunagrahita ditinjau dari aspek sosial dan emosional.

d. Mendeskripsikan bagaimana penerimaan masyarakat terhadap tunagrahita

ditinjau dari aspek interaksi sosial.

D. Manfaat Penelitian

Bila tujuan penelitian telah tercapai, maka hasil penelitian ini akan

memiliki manfaat baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian dan informasi

terhadap pengetahuan mengenai persepsi sosial masyarakat terhadap tunagrahita

yang ada di lingkungannya, dan penerimaan masyarakat terhadap tunagrahita.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis diharapkan hasil penelitian ini memberikan sumbangan

pemikiran dan bahan evaluasi bagi pihak- pihak yang mengerti dan mengetahui

apa yang dimaksud dengan tunagrahita supaya mereka mau untuk berbagi kepada

masyarakat yang dilingkungannya terdapat anak berkebutuhan khusus supaya

tidak memberikan sebuah persepsi yang negatif, sehingga anak tersebut dapat

ikut berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat serta diberikan kesmpatan untuk

(15)

5

E. Struktur Organisasi Skripsi

Adapun sisitematika penulisan hasil penelitian ini antara lain :

BAB I PENDAHULUAN, berisi latar belakang masalah, fokus masalah, tujuan

penelitian dan struktur organisasi skripsi.

BAB II PERSEPSI SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP KEMAMPUAN

TUNAGRAHITA, berisi deskripsi teori mengenai Persepsi Masyarakat,

teori mengenai Masyarakat dan teori mengenai Tunagrahita.

BAB III METODE PENELITIAN, berisi mengenai Tempat Penelitian, Metode

Penelitian, Subyek Penelitian, Prosedur Penelitian, Teknik Pengumpulan

Data Dan Instrumen Penelitian, Pengujian Keabsahan Data, Analisis Data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, berisi mengenai

Deskripsi Hasil Penelitian, Pembahasan.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI, berisi mengenai Kesimpulan

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini menyajikan uraian mengenai hal- hal yang berkaitan dengan

metode penelitian. Metode penelitian ini mencakup desain penelitian, partisipan

dan tempat penelitian pengumpulan data dan analisis data.

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif

digunakan karena sangat sesuai untuk menangkap fenomena dilapangan terkait

penelitian ini. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar

alamiah, dengan maksud menapsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan

dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada (Denzim dan Lincoln dalam

Moleong, 2007, hlm. 5).

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang

alamiah (Sugiyono, 2008, hlm. 15).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif kualitatif yang merupakan metode yang digunakan untuk memecahkan

permasalahan yang dihadapi pada masa sekarang. Seperti yang dijelaskan oleh Ali

(1993,hlm.132):

Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa sekarang dan dapat dilakukan dengan menempuh langkah- langkah pengumpulan, klasifikasi dan analisis/laporan dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan objektif dalam suatu deskriptif situasi.

Berdasarkan beberapa pendapat, penelitian kualitatif merupakan metode

yang digunakan untuk meneliti kondisi yang alamiah (natural setting) dan dapat

dilakukan dengan menggunakan langkah- langkah sistematis sehingga

menggambarkan deskriptif situasi secara sistematis. Kondisi yang alamiah yang

(17)

28

sehingga kondisi pada saat peneliti memasuki dan keluar dari objek relatif tidak

berubah.

Penelitian ini menganbil bentuk studi kasus dengan melakukan penelitian

mendalam terhadap objek yang diteliti. Dedi Mulyana (2001, hlm.201)

mengungkapkan definisi studi kasus sebagai berikut:

Studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi, suatu program, atau suatu situasi sosial. Penelitian studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai subyek yang diteliti dengan mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok, atau suatu kejadian peneliti bertujuan memberikan pandangan lengkap dengan mendalam mengenai subyek yang diteliti.

Dengan pendekatan dan metode tersebut diharapkan penelitian ini dapat

menangkap fenomena yang merupakan jawaban dari permasalahan dalam

penelitian ini.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

1. Partisipan

Partisipan dalam penelitian adalah pihak-pihak yang bersedia memberikan

berbagai informasi berisi keterangan dan data penting yang dibutuhkan dalam

penelitian ini Subjek penelitian adalah anak tunagrahita ringan yang berusia 19

tahun dengan inisial Uf. ATG ini merupakan anak ke tiga dari lima bersaudara

dengan tingkat pendidikan orang tuanya sampai sekolah dasar (SD).

Yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah orang tua dari

tunagrahita dan orang- orang yang hidup bertetangga dengan tunagrahita di Kp.

Pasantren Tengah Rt 01 Rw 02.

Tabel 3.1

Responden Penelitian Kp. Pasantren Tengah Rt 01 Rw 02

No Inisial Jenis

Kelamin

Usia Pekerjaan Keterangan

1 TI Perempuan 46 tahun Ibu rumah

tangga

Orang tua ATG

(18)

29

tangga letak rumah berada

disamping kiri

Penelitian ini dilakukan dikediaman tunagrahita dan kediaman tetangga

yang dijadikan subyek penelitian yang bertempat di Kp. Pasantren Tengah Rt.01

Rw.02 yang merupakan bagian dari Keluarahan Cibiuk Kidul dimana di kampung

tersebut terdapat tunagrahita.

C. Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka

dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data,

(19)

30

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan yang diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu (Moleong, 2007, hlm. 186).

Wawancara ditunjukan kepada masyarakat yang dilingkungannya terdapat

tunagrahita guna mengumpulkan data sejauh mana mereka mempersepsikan

tunagrahita dalam kemampuan nya dibandingkan dengan anak pada umumnya.

Wawancara dengan orang tua tunagrahitapun mempunyai peran yang sangat

penting dimana orang tua dapat memberikan data bagaimana selama ini

masyarakat mempersepsikan anaknya yang merupakan seorang tunagrahita.

b. Pengamatan (Observasi)

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu

pengamatan, dengan disertai pencatatan- pencatatan terhadap keadaan atau

perilaku objek sasaran (Abdurrahman Fathoni,2005, hlm. 104). Teknik ini

digunakan untuk mengamati dan mencatat secara cermat perilaku informan. Hal

ini dimaksud untuk mengecek kebenaran informasi yang diperoleh melalui

wawancara.

Sudjana dan Ibrahim dalam Anggriana (2006, hlm. 43) mengemukakan

keuntungan teknik observasi sebagai berikut:

“Melalui observasi atau pengamatan dapat diketahui sikap dan perilaku individu, kegiatan – kegiatan yang dilakukannya, tingkat partisipasi dalamsuatu kegiatan,

proses kegiatan yang dilakukannya, kemampuan bahkan hasil yang diperoleh

daari kegiatannya”.

Observasi digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung

keadaan dilapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang

permasalahan yang diteliti. Observasi dilakukan dengan tujuan untuk

memeberikan lebih banyak informasi mengenai sejauh mana persepsi sosial

masyarakat mengenai kemampuan tunagrahita, dari mulai kemampuan ADL,

(20)

31

untuk membandingkan data yang berasal dari keterangan respondn dengan

keadaan lapangan, sehingga data yang terkumpul lebih akurat.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung

ditunjukan pada subjek penelitian, tetapi melalui dokumen. Dokumen adalah

catatan tertulis yang isinya merupakan pernyataan tertulis yang disusun oleh

seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa dan berguna

bagi sumber data, bukti, informasi kealamiahan, yang sukar diperoleh, sukar

ditemukan, dan membuka kesemapatan untuk lebih memperluas pengetahuan

terhadap sesuatu yang diselidiki.( Mahmud dalam Sedarmayanti, 2002, hlm. 86).

Pada penelitian ini, dokumen yang akan diteliti berupa foto- foto yang

diperoleh peneliti selama melakukan penelitian.

D. Analisis Data

Stainback dalam Sugiono (2009, hlm. 89) mengemukakan bahwa analisis

data adalah :

Proses pencarian dan menyusun secara sistematika data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami sendiri dan orang lain.

Analisis data kualitatif menurut Bogdan & Biklen dalam Moleong (2007, hlm.

248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan data yang dapat

dikelola, mengintensifkannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa

yang akan dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang

lain.

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia, baik

data primer maupun data sekunder. Proses analisis data yang disampaikan oleh

Miles & Huberman dalam Sugiyono (2010, hlm. 91) yaitu: “Aktivitas analisis

(21)

32

menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis

data yaitu data reduction, data display, dan conclution drawing/verification.

a. Reduksi data

Data yang diperoleh dari wawancara dan observasi direduksi, yaitu dengan

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu isi

dari data, kemudian dilakukan pengkodean dengan menggunakan analisis

konten, dan diorganisasi sedemikian rupa dengan menggunakan analisis

domain berdasarkan kategori-kategori yang ditemukan. Kemudian dilakukan

analisis komparatif dengan melakukan crosscheck dengan sumber data

lainnya. Dengan demikian validitas data yang ada dapat dipertanggung

jawabkan.

b. Penyajian data

Berupa sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

c. Menarik kesimpulan dan verifikasi.

Sejak awal pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti benda-benda,

mencatat keteraturan, alur sebab-akibat, dan proposisi. Setelah didapat

kesimpulan-kesimpulan sementara, kemudian menjadi lebih rinci dan menjadi

kuat dengan adanya bukti-bukti dari data. Kesimpulan diverifikasi selama

penelitian berlangsung. Makna-maksa yang muncul dari data diuji

kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni validitas data itu

sendiri.

E. Pengujian Keabsahan Data

Pengujian keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

kredibilitas yang dilakukan dengan cara teknik triangulasi.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan mengecek atau

sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi yang paling banyak digunakan

ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.

Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber

(22)

33

yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif

(Patton dalam Moleong 2008, hlm. 330)

Pada triangulasi sumber menurut Moleong (2008, hlm. 330) dapat dicapai

dengan jalan:

1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

2) Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang

dikatakannya secara pribadi

3) Membandingkan apa yang dikatakan orang –orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu

4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat

dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan

menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan.

5) Membandingkan hasil wawancara dengan isu suatu dokumen yang berkaitan

Pada penelitian ini data yang didapat dari pengamatan akan dibandingkan

dengan data hasil wawancara, kemudian data tersebut akan ditriangulasikan

dengan data yang didapat dari dokemen/ kuesioner.

Berikut ini adalah alur triangulasi yang dilakukan oleh peneliti:

Bagan 3.1

Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data (Triangulasi)

Data Hasil

Wawancara

Data Hasil

Observasi

Data Hasil

(23)

34

Keterangan :

Data hasil wawancara dibandingkan dan di cek ulang dengan data hasil

observasi. Data hasil observasi juga dibandingkan dan dicek silang dengan data

hasil dokumentasi. Demikian pula data hasil dokumentasi dibandingkan dan

diceksilang dengan data hasil wawancara. Langkah terakhir adalah mengambil

(24)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN

Hasil penelitian mengenai persepsi sosial masyarakat terhadap

kemampuan tunagrahita yang dilaksanakan di Kp. Pasantren Tengah Rt.01 Rw.01

Desa. Cibiuk dengan tunagrahita yang berinisial UF, menunjukan bahwa persepsi

soaial masyarakat terhadap kemampuan UF cukup baik. Persepsi masyarakat

mengenai kemampuan tunagrahita dalam melasanakan kegiatan sehari- hari

(activity daily living) menurut masyarakat, UF telah mampu melaksanakannya

sendiri tanpa memerlukan bantuan dari orang tauanya ataupun anggota keluarga

lainnya. Hal ini dilihat dari penampilan UF yang rapi dan bersih dalam berpakaian.

Perilaku adaptasi yang ditunjukan UF dalam kesehariannya masih

menunjukan ketergantungannya terhadap orang tua atau anggota keluarga lainnya,

menurut masyarakat UF belum mampu hidup mandiri apabila UF berada di

lingkungan baru tanpa bantuan dari orang tuannya. Kemamapuan komunikasi

yang ditunjukan UF tidak sesuai dengan usianya, dimana UF masih terbatas dalam

menyampaikan informasi ataupun menyimak sebuah informasi.

Menurut masyarakat meskipun UF memiliki hambatan dengan

ketunagrahitaan nya tidak menjadikannya untuk menjadi orang yang harus

diisolasi oleh lingkungnnya. Masyarakat Kp. Pasantren Tengah Rt.01 Rw.02

tidak membatasi UF dalam melakukan interaksi dan sosialisasi di lingkungannya.

B. REKOMENDASI

1. Bagi Orang Tua

Keterbukaan yang dilakukan oleh ibu Uf memeberikan dampak positif

bagi perkembangan Uf. Uf mampu diterima dimasyarakat dengan kekurangan

yang dimilikinya. Hal ini diharapkan dilakukan oleh keluarga lain yang memiliki

anak tunagrahita, sehingga masyarakatpun tidak memberikan stigma yang kurang

baik tehadap anak- anak tunagrahita dan masyarakat mengetahui bahwa mereka

(25)

54

2. Bagi Masyarakat

Melakukan komunikasi dengan keluarga tunagrahita dapat membantu

mengurangi rasa takut orang tua tunagrahita yang harus mampu menerima

kenyataan yang cukup menyedihkan. Tetap melakukan interaksi dengan anak

tunagrahita dan keluarga tunagrahita dan tidak memberikan labeling terhadap

penyandang tunagrahita. Dengan melakukan hal tersebut diharapkan orang tua

tunagrahita tidak akan menutupi kekurangan yang dimiliki anaknya sehingga

masyarakat mampu membantu memberikan solusi dan tidak mengucilkan

tunagrahita dilingkungan masyarakat.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui persepsi sosial

masyrakat terhadap kemampuan tunagrahita. Bagi peneliti selanjutnya, yang

memiliki minat untuk meneliti pembahasan yang sama agar mengambil kasus-

kasus yang lebih banyak lagi, sehingga gambaran yang akan diperoleh mengenai

persepsi masyarakat terhadap tunagrahita semakin jelas, karena antara kasus satu

dengan kasus lainnya akan memiliki kesamaan atau bertolak belakang. Akan

tetapi, ini bukanlah akan menjadi suatu masalah justru akan membuka wawasan

cakrawala pengetahuan kita bahwa persepsi sosial masyarakat terhadap

tunagrahita akan sangat beragam, tergantung dari tingkat retardasi mental yang

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Alimin, Zaenal. (2013). Hambatan Belajar Dan Perkembangan Anak Dengan Gangguan Kognitif/ Kecerdasan Dan Motorik (Modul). Bandung : Tidak Diterbitkan

Baron, R.A & Byrne, D. (2003). Psikologi Sosial. Edisi kesepuluh. Jakarta: Erlangga

Delphie, Bandi. (2009). Bimbingan Perilaku Adaptif. Klaten : Intan Sejati Klaten

Efendi, Mohommad. (2006). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta : Bumi Aksara

Hanurawan, Fattah. (2010) Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Majid.(2008). Pengertian Masyarakat. [online]. Tersedia : http://majidbsz.wordpress.com/2008/06/30/pengertian-masyarakat/ [23 Desember 2013]

Mansyur, Cholil. M.(1990). Sosiologi Masyarakat Kota Dan Desa. Surabaya : Usaha Nasional

Mastarmudi.(2010). Persepsi Social. [Online]. Tersedia : http: //Mastarmudi.Blogspot.Com/2010/01/Persepsi-Sosial.Html?M=1 [22 Desember 2013]

Moleong, L. J. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Setiadi, Elly M. dkk. (2007). Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Bandung : Kencana Perdana Media Group.

Soelaeman, Munandar. (1989). Ilmu Sosial Dasar : Teori Dan Konsep Ilmu Sosial. Bandung : PT. Eresco

Somantri, Sutjihati. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa.Bandung : PT. Refika Aditama

Sugiono.(2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

(27)

56

Sukadi, S. (2012). Artikel Terkait. [online]. Tersedia : http:// enprints.uny.ac.id/9573/2/bab%2008103249003.pdf [20 Maret 2015]

Suranto, AW. (2010). Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta : Graha Ilmu

Surhayati, S .(2012). Artikel terkait. [online]. Tersedia : http://eprints.uny.ac.id/9816/2/BAB%202%20-%2008103249022.pdf [19 maret 2015]

_________. (2011). Makalah masyarakat interaksi dan perubahan sosial. [online]. Tersedia : http://sosbud.kompasiana.com/2011/10/makalah-masyarakat- interaksi-dan–perubahan-sosial.html?m=1 [23 Desember 2013]

Gambar

Tabel 3.1

Referensi

Dokumen terkait

Selain mengajukan gugatan terhadap kelalaian produsen, ajaran hukum juga memperkenalkan konsumen untuk mengajukan gugatan atas wanprestasi. Tanggung jawab produsen yang dikenal

Bogor: Badan Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITTRO) dengan Perhimpunan Peneliti Bahan Obat Alami (PERHIPBA).. Tumbuhan Obat

 MRCCC & developing and new hospitals category will continue to grow over 50% as these hospitals ramp-up their operations to mature level.  Mature hospitals will continue to

Beragamnya nama marga/fam, gelar adat dan gelar kebangsawanan di wilayah atau etnis Indonesia menimbulkan banyak permasalahan bagi pengatalog dalam melakukan pengolahan

Terasi adalah suatu jenis bahan penyedap makanan yang berbau khas, hasil. fermentasi udang atau ikan atau campuran keduanya dengan garam,

Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli daerah, dan Dana Alokasi Umum terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal pada Provinsi Sumatera Utara”. Penulis menyadari bahwa masih

Terlepas dari hasil siswa yang kurang baik dalam beberapa aspek kinerja keterampilan proses sains diatas, setidaknya pembelajaran dengan metode eksperimen bisa membantu siswa

Kespontan reaksi substitusi nukleofilik antara tersier butil klorida dengan hidroksida menunjukan reaksi tidak spontan, hal ini terbukti dari nilai energi bebas