• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Komposisi Bahan Baku Terasi pada Alat Penumbuk Mekanis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Komposisi Bahan Baku Terasi pada Alat Penumbuk Mekanis"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sektor perikanan di Indonesia mempunyai peluang yang cukup besar

karena geografisnya yang berupa kepulauan. Peranan udang terhadap ekspor

komoditi perikanan cukup tinggi yaitu mencapai 13,15%. Jumlah hasil tangkap

udang di laut pada tahun 2010 sebesar 227.326 ton dan jumlah hasil budidaya

udang pada tahun 2010 sebesar 380.972 ton (Fitriyani, dkk., 2013)

Saat ini sumberdaya pesisir dan laut merupakan kekayaan alam yang tidak

ternilai harganya, disamping tidak semua negara memilikinya, juga tidak mampu

untuk melakukan pengolahannya serta tidak juga dijadikan sebagai sumber mata

pencaharian utama bagi masyarakat. Provinsi Sumatera Utara menurut data dari

BAPPEDA Sumatera Utara, memiliki garis pantai sepanjang 545 km dikawasan

pantai timur. Kawasan ini memiliki potensi lestari beberapa jenis ikan diperairan

pantai timur terdiri dari: ikan pelagis 126.500 ton/tahun, ikan demersal 110.000

ton/tahun, ikan karang 6.800 ton/tahun dan udang 20.000 ton/tahun. Wilayah

pesisir timur terdiri dari 7 Kabupaten/Kota, yaitu: Kabupaten Langkat, Kota

Medan, Kota Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Kabupaten Labuhan Batu,

Kabupaten Deli Serdang, dan Kabupaten Serdang Bedagai. Luas wilayah

kecamatan pesisir dibagian timur Sumatera Utara adalah 43.133.44 km2 yang

terdiri dari 35 kecamatan pesisir dengan jumlah desa sebanyak 436 desa. Dipantai

timur Sumatera Utara hanya terdapat 6 (enam) pulau-pulau kecil.

Udang sebagai komoditas ekspor berhasil meningkatkan devisa Negara

dari sektor non-migas. Volume ekspor udang ke berbagai Negara tujuan (Jepang,

Hongkong, Singapura, Jerman, Australia, Malaysia, Inggris, Perancis, Belanda,

(2)

2

2

Belgia, Luxemburg dan lainnya) baik yang disumbangkan dari tambak berpola

tradisional, semi intensif ataupun intensif juga selalu meningkatkan hasil

panennya (Buwono, 1993).

Salah satu jenis udang yang dihasilkan di Indonesia yaitu udang rebon

(Mysis relicta). Udang rebon mempunyai kandungan gizi yang tinggi.

Berdasarkan Direktorat Gizi Depkes (1992) dalam 100 gram udang rebon segar

mengandung protein 16,2 gram dan mengandung kalsium 757 mg. Namun, udang

rebon mudah busuk jika tidak diolah. Oleh karena itu rebon harus diolah terlebih

dahulu agar tidak kehilangan nilai gizinya, salah satu contoh produk olahan yaitu

terasi (Fitriyani,dkk., 2013).

Terasi adalah suatu jenis bahan penyedap makanan yang berbau khas, hasil

fermentasi udang atau ikan atau campuran keduanya dengan garam, dengan atau

tanpa bahan tambahan lain yang diijinkan (BSN, 1992). Terasi yang bermutu baik

biasanya berwarna coklat gelap, berbau khas terasi, tidak berbau tengik, tidak

mengandung kotoran seperti pasir, sisa-sisa ikan atau udang (Indriati, 2012).

Oleh karena permintaan pasar yang cukup besar akan terasi, maka

produsen pembuat terasi harus berusaha memproduksi terasi dengan kualitas yang

baik dan dengan produktivitas yang tinggi pula. Kualitas terasi dipengaruhi oleh

bahan baku yang digunakan. Pada dasarnya pembuatan terasi masih menggunakan

cara tradisional dan manual terutama pada proses penumbukan bahan baku yang

menggunakan tumbukan manual sehingga membutuhkan waktu yang lama dan

tenaga lebih. Dengan menggunakan alat penumbuk mekanis diharapkan dapat

meningkatkan produktivitas dan menghasilkan kualitas bahan baku terasi yang

baik.

(3)

3

3

Kualitas terasi dapat dilihat dari komposisi bahan baku yang digunakan.

Komposisi bahan baku terasi merupakan hal utama yang perlu diperhatikan dalam

pembuatan terasi. Saat ini pembuatan terasi masih menggunakan komposisi yang

berdasarkan perkiraan. Sehingga diperlukan pengujian tentang komposisi bahan

baku terasi berupa perbandingan antara jumlah udang, air dan garam untuk

menentukan komposisi mana yang paling baik. Dalam menentukan kualitas bahan

baku terasi berdasarkan komposisi bahan diperlukan pengujian terhadap terasi

berupa uji terhadap kadar air, organoleptik (warna, rasa, aroma) dan jumlah

bakteri E. coli. Setelah dilakukan pengujian terhadap berbagai indikator kualitas

bahan, maka langkah selanjutnya yaitu membandingkan hasil tumbukan alat

penumbuk mekanis dan hasil tumbukan alat penumbuk manual.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kadar air, organoleptik (warna,

rasa, aroma) dan jumlah bakteri E. coli terasi yang dihasilkan alat penumbuk

mekanis Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara.

Kegunaan Penelitian

1. Bagi penulis, yaitu sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan

syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Keteknikan

Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

2. Bagi mahasiswa, sebagai informasi pendukung untuk melakukan

penelitian lebih lanjut mengenai alat penumbuk terasi.

3. Bagi masyarakat, sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan

terutama pengusaha terasi.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kata lain, riba fadhl adalah jual-beli yang mengandung unsur riba pada barang sejenis dengan adanya tambahan pada salah satu benda

Citra digital merupakan salah satu media digital yang memiliki resiko untuk dimanipulasi. Informasi yang disampaikan dapat disalahgunakan oleh pihak lain, demi

Penulis adalah dosen tetap pada Jurusan Syari’ah

Kesadaran penuh akan berharganya tubuh yang dimiliki oleh perempuan haruslah diterapkan dalam sebuah media hal tersebut dapat mengubah stigma

From the quotation above shows that the people did not wanted to listen to her because Mulan was a woman and most of all Mulan had known as lier because she did the

Acara : Klarifikasi, Verifikasi Dokumen Penaw aran ( dengan membaw a serta berkas dokumen penaw aran asli). Demikian disampikan kepada Saudara, atas perhatiannya diucapkan

Tanggal Pukul Kelas Ruang Ket.. 2 Remedial Final Exam

DOSEN PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN OLAHRAGA PPS UNSYIAH.. Data Dosen tetap