MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KATA BEREGU KARATE
(Studi Penelitian Tindakan Kelas dilakukan pada ekstrakurikuler karate SMA Negeri 1 Baleendah)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan
Pendidikan Olahraga
Oleh: Febrhie Albintha
1002047
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KATA BERGU KARATE
Oleh Febrhie Albintha
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
©Febrhie Albintha 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
September 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
FEBRHIE ALBINTHA
MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KATA BEREGU KARATE
Disetujui Dan Disahkan Oleh Pembimbing Pembimbing I
(Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd) NIP. 196506141990011001
Pembimbing II
(Drs. H. Yus Solihin Yusakarim, M.Ed) NIP. 195003111978101001
Mengetahui, Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN………. i
ABSTRAK……….... ii
ABSTRACT……… iii
KATA PENGANTAR... iv
UCAPAN TERIMA KASIH... iv
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GAMBAR... xi
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah………. 6
C. Rumusan Masalah... 6
D. Tujuan Penelitian... 7
E. Manfaat Penelitian... 7
F. Pembatasan Penelitian... 8
G. Penjelasan Istilah……… 8
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN………..... 10
A. Kajian Teori………... 10
1. Karate……… 10
a. Kihon………... 11
b. Kata………. 11
c. Kumite………. 13
2. Hakikat Keterampilan Sosial... 13
a. Keterampilan………. 13
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
c. Keterampilan Sosial……….. 16
d. Pengertian Keterampilan Sosial.………... 16
e. Bentuk Keterampilan Sosial………. 17
f. Ciri-ciri Keterampilan Sosial……… 27
g. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi……….. 29
h. Pengukuran Keterampilan Sosial……….. 31
3. Hakikat Belajar dan Pembelajaran………... 32
a. Pengertian Belajar...………. 33
b. Pembelajaran……… 36
4. Kegiatan Ekstrakurikuler………. 39
a. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler………. 40
b. Ciri-ciri Kegiatan Ekstrakurikuler………. 41
c. Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler………. 41
B. Kerangka Pemikiran………... 42
C. Hipotesis Tindakan………... 45
BAB III METODE PENELITIAN... 46
A. Metode Penelitian... 46
4. Analisis dan Refleksi……… 50
E. Instrumen dan Teknis Analisis Data……….. 52
1. Instrumen Penelitian………. 52
2. Teknis Analisis Data………. 55
F. Prosedur Pengolahan Data……….. 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 59
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
B. Hasil Observasi Awal... 60
C. Pembahasan Hasil Penelitian……….. 63
D. Analisis Data……… 74
E. Pembahasan……….. 75
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... 79
A. Kesimpulan…... 79
B. Rekomendasi... 79
C. Saran……….. 80
DAFTAR PUSTAKA
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
3.2Tabel Siklus Penelitian... 51
3.3 Tabel Keterampilan Sosial Siswa………. 53
3.4 Tabel Kriteria Nilai Keterampilan Sosial Siswa……… 54
3.5 Tabel Keterangan Skoe yang di gunakan……….. 55
4.3 Hasil Awal Keterampilan Sosial Siswa………. 62
4.9 Hasil Akhir Observasi Keterampilan Sosial Siswa……… 72
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
2.1Komunikasi Model Scharmm... 22
2.2Model Belajar Bandura……… 37
3.1 Tahapan Siklus PTK……… 50
4.1 Awal Pembelajaran... 60
4.2 Formasi Awal Pembelajaran... 61
4.4 Pelaksanaan Siklus 1 Tindakan 1... 64
4.5 Pengajar Memberikan Contoh... 65
4.6 Gerakan Kata 1... 67
4.7 Memperaktikan gerakan 16-21... 70
4.8 Memperaktikan gerakan 1-21... 71
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Nama: Febrhie Albintha. NIM: 1002047. Judul: Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate. Skripsi ini dibimbing oleh Pembimbing 1 Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd. dan pembimbing 2 Drs. H.Yus Solihin Yusakarim, M.Ed. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa melalui pembelajaran kata beregu karate, metode yang digunakan adalah peneltian tindakan kelas, dengan populasi/sampel penelitian siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karate di SMA Negeri 1 Baleendah sebanyak 30 siswa. Desain dalam penelitian ini mengacu pada rancangan penelitian yang dikembangkan oleh Kurt Lewin yang terdiri dari (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Menggunakan instrument lembar observasi, catatan lapangan dan dokumentasi, perolehan data dari pra-siklus sampai siklus 2 tindakan 2 dianalisis dengan menggunakan rumus persentase untuk diketahui peningkatannya. Hasil analisis data menunjukkan bahwa melalui pembelajaran karate pada nomor kata beregu dapat mengembangkan keterampilan sosial siswa kelas ekstrakurikuler karate. Hal itu dapat diketahui dari jumlah hasil nilai penelitian yaitu pada saat pra siklus 41,39% dan pada siklus 2 tindakan 2 yaitu 65,00%. Dengan demikian penerapan pembelajaran kata beregu karate dapat mengembangkan keterampilan sosial siswa. Peneliti juga merekomendasikan bahwa untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa salah satunya menggunakan pembelajaran karate pada nomor kata beregu.
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Name: Febrhie Albintha. NIM: 1002047. Title: Developing student’s social skill throught learning a group of kata in karate. Thia paper is guide by 1. Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd. 2. Drs. H. Yus Solihin Yusakarim, M.Ed. Program of physical education and recreation study. Physical education faculty of Indonesia Education University.
This research is aimed to increase students’ social skill throught learning a
group of kata in karate, the used method is classroom action research, with 30 students who attend the extracurricular of karate in SMA Negeri 1 Baleendah as students research population. The design in this research refers to the research plan that is developed by Kurt Lewin vonsists of (1) Planning (2) Implementation (3) Observation and (4) Reflection. Using the instrument is observation sheet, field note and documentation, obtained data from pre-cycle to cycle 2 action 2 analzed by using percentage formula to know its increasing. The result of analizing data shows that trought the learning of karate especially a group of kata can develop students’ social skill in attending extracurricular of karate. It can be khown from number of research percentage result that show at pre-cycle only 41.39% and at cycle 2 and action 2 show 65.00%. it means that the application of learning a kata group in karate can
develop students’ social skill. This research also recommends that to develop students’ social skill is better use learning karate especially a group of kata.
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masa anak-anak merupakan masa yang paling menentukan perilaku dan
sikap individu di masa mendatang. Pada dasarnya anak belum terpengaruh
perilaku dari orang lain, sehingga perilaku sosial anak sangat erat kaitannya
dengan keadaan lingkungannya. Perilaku sosial anak dapat dipengaruhi banyak
faktor, baik faktor internal yaitu potensi yang memang sudah dibawanya sejak
lahir maupun faktor eksternal yang berasal dari pengalaman atau lingkungan,
seperti; lingkungan keluarga, teman sebaya, sekolah maupun masyarakat umum.
Jadi, kemampuan berperilaku anak merupakan perilaku yang mengacu kepada
sistem sosial yang berlaku. Oleh karena itu, keterampilan sosial anak untuk
bertindak terhadap objek sosial dalam proses pembentukan keterampilan sosial
perlu adanya sosialisasi di antara kelompok sosialnya.
Keterampilan sosial siswa merupakan cara siswa dalam melakukan
interaksi, baik dalam hal bertingkah laku maupun dalam hal berkomunikasi denga
orang lain. Kebanyakan siswa merasa kesulitan dalam berinteraksi dengan teman,
guru maupun orang yang baru dikenalnya. Dalam hal ini, Hargie et.al (1998)
dalam situs [online] http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology [diakses 11
Maret 2014] dijelaskan bahwa:
Keterampilan sosial (social skill) sebagai kemampuan individu untuk berkomunikasi efektif dengan orang lain baik secara verbal maupun nonverbal sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada pada saat itu, di mana keterampilan ini merupakan perilaku yang dipelajari.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka keterampilan sosial merupakan suatu
kemampuan yang kompleks untuk melakukan perbuatan yang akan diterima dan
menghindari perilaku yang akan ditolak oleh lingkungan. Dalam hal ini,
2
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
atau antar pribadi secara adaptif dan kemampuan untuk terlibat secara aktif dalam
lingkungan sosial, baik lingkungan teman sebaya atau orang yang lebih dewasa.
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses interaksi belajar mengajar
melalui pengembangan aspek jasmani menuju tercapainya tujuan pendidikan.
Pendidikan jasmani merupakan alat pendidikan, karena selain efektif untuk
menyebarkan dan mengembangkan cabang olahraga, kegiatan ini juga merupakan
bagian yang tidak dapat terpisahkan dari sebagian pendidikan di sekolah. Dalam
dunia pendidikan, mata pelajaran pendidikan jasmani mempunyai kedudukan
yang sama dengan mata pelajaran lainnya. Dalam hal ini, pendidikan jasmani
merupakan bagian integral dari pendidikan yang memiliki tugas unik yaitu
menggunakan gerak sebagai media untuk pembelajaran siswa.
Nixom dan Cozens (1959) dalam Mardiana dkk. (2009.hlm, 1.4) mengemukakan “Pendidikan Jasmani adalah fase dari proses pendidikan keseluruhan yang berhubungan dengan aktivitas berat yang mencakup system,
otot serta hasil belajar dari partisipasi dalam aktivitas tersebut. UNESCO yang
tertera dalam International Charte of Physical Education (1974) mengemukakan:
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak.
Ateng (1983) dalam Mardiana dkk. (2009.hlm, 1.4) mengemukakan: ”Pendidikan jasmani merupakan bagian integrasi dari pendidikan secara keseluruhan melalui berbagai kegiatan jasmani yang bertujuan mengembangkan individu secara organic, neuromuskuler, intelektual dan emosional.”
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat digambarkan bahwa pendidikan
jasmani merupakan pendidikan yang mengaktualisasikan potensi-potensi aktivitas
manusia berupa sikap, tindakan dan kemampuan gerak menuju kebulatan pribadi
3
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
mendorong pertumbuhan fisik, keterampilan motorik, perkembangan psikis,
pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai
(sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara
untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang
seimbang.
Pembelajaran di sekolah merupakan suatu interaksi pendidikan melalui kegiatan
terpadu dari dua bentuk kegiatan yakni kegiatan belajar siswa dan kegiatan
mengajar guru dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan berdasarkan
kurikulum pendidikan nasional. Pembelajaran pendidikan jasmani merupakan
suatu proses interaksi belajar mengajar melalui pengembangan aspek jasmani
menuju tercapainya tujuan pendidikan. Tujuan yang dimaksud adalah untuk
memberdayakan siswa untuk mencapai kedewasaannya dan mengalami perubahan
perilaku secara positif. Pendidikan jasmani sebagai salah satu mata pelajaran di
sekolah memiliki peran yang relatif besar terhadap perkembangan aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Mengenai hal ini (Lutan, 2000, hal. 15) yang dikutip
dari [online]
http://rajaqu.blogspot.com/2010/06/peranan-pendidikan-jasmani-dalam-upaya.html [diakses 11 Maret 2014] menjelaskan bahwa: “Pendidikan
jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani. Tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh, mencakup domain psikomotor, kognitif, dan afektif.” Dari penjelasan tersebut dapat digambarkan bahwa pendidikan jasmani
merupakan pendidikan yang mengaktualisasikan potensi-potensi aktivitas manusia
berupa sikap, tindakan dan kemampuan gerak menuju kebulatan pribadi yang
seutuhnya.
Aktivitas atau kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani yang terjadi di
sekolah merupakan kegiatan pendidikan yang dapat dibedakan menjadi kegiatan
intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan tersebut diselenggarakan
sedemikian rupa mengacu pada kebijakan-kebijakan institusi dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan baik nasional, institusional maupun instruksional.
Ekstrakurikuler merupakan satu bagian yang tidak terlepas dari tujuan
4
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
guna membina perkembangan mental siswa di samping sebagai sarana
mengembangkan minat dan prestasi siswa. Kegiatan ekstrakurikuler yang
diselenggarakan oleh tiap sekolah berbeda-beda. Hal ini didasarkan pada
ketersediaan fasilitas, tujuan kegiatan pembelajaran serta minat dan bakat siswa.
Mulyasa (2008: 25) yang dikutip dari Riodi (2014. hlm, 2) menjelaskan bahwa:
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan di suatu lembaga pendidikan yang dilaksanakan di luar kegiatan kurikuler. Kegiatan ini sifatnya ekstra, namun tidak sedikit yang berhasil mengembangkan bakat peserta didik, bahkan dala kegiatan ekstrakurikuler inilah peserta didik mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya atau bakat-bakatnya yang terpendam
Adapun kegiatan ekstrakulikuler olahraga di SMA Negeri 1 Baleendah
relatif beragam diantaranya; karate, bulutangkis, bola voli dan futsal. Sedangkan
kegiatan di luar olahraga dan organisasi diantaranya pengajian siswa,
kegiatan-kegiatan kesenian, dan keterampilan.
Kegiatan ekstrakurikuler olahraga yang ada, peneliti memilih kegiatan
ekstarakurikuler olahraga seni beladiri karate. Karate adalah seni bela diri yang
berasal dari Jepang. Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian utama : Kihon
(teknik dasar), Kata(jurus) dan Kumite (pertarungan). Murid tingkat lanjut juga
diajarkan untuk menggunakan senjata seperti tongkat (bo) dan ruyung (nunchaku).
Kihon secara harfiah berarti dasar atau fondasi. Praktisi Karate harus
menguasai Kihon dengan baik sebelum mempelajari Kata dan Kumite.Pelatihan
Kihon dimulai dari mempelajari pukulan dan tendangan (sabuk putih) dan
bantingan (sabuk coklat). Pada tahap dan atau Sabuk Hitam, siswa dianggap
sudah menguasai seluruh kihon dengan baik.
Kata secara harfiah berarti bentuk atau pola.Kata dalam karate tidak hanya
merupakan latihan fisik atau aerobik biasa.Tapi juga mengandung pelajaran
tentang prinsip bertarung.Gerakan-gerakan Kata juga banyak mengandung
falsafah-falsafah hidup.Setiap Kata memiliki ritme gerakan dan pernapasan yang
5
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
dalam Kata, Saat belum belajar beladiri kita formless tidak punya bentuk, saat
belajar beladiri kita mulai belajar form bentuk-bentuk teknik, saat kita semakin
matang kita akan kembali ke tanpa bentuk/formless menciptakan teknik kita
sendiri berdasarkan pengalaman dan hasil latihan beladiri kita. di level inilah kita
baru bisa disebut martial artis yang bisa berekspresi bebas seperti seorang pelukis
yang bisa menggambar apa saja dengan kuas di tangannya.
Seperti dibahas sebelumnya sebelum belajar beladiri kita tidak punya
bentuk, saat mulai belajar kita mulai punya bentuk berdasarkan beladiri yang kita
pelajari, kemudian tingkat lanjutnya kita kembali ke formless/tanpa bentuk.
Kata adalah bukan pertunjukan tarian atau gerakan sandiwara, kata harus
terkait dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip tradisional.Kata harus realitas dalam
artian perkelahian dan menampilkan konstrasi, tenaga kerjasama, dan potensi dari
dampak teknik yang ditampilkan.Kata harus menunjukan kelembutan, tenaga dan
kecepatan seperti halnya kelembutan, ritme dan keseimbangan.
Kata beregu harus mendemonstrasikan kemampuan di semua aspek dari
penampilan kata dengan serempak. Perintah untuk memulai dan menghentikan
penampilan dengan cara menghentakan kaki, pemukulan dada, tangan atau
karate-gi dan mengeluarkan nafas yang tidak sewajarnya, semuanya merupakan contoh
dari aba-aba tambahan.
Dalam pelaksanaannya olahraga beladiri karate tidak hanya dilihat dari
prestasi maupun tingkat latihan siswa namun juga banyak kriteria yang harus
diterapkan pada beladiri karate, di aliran Shotokan terutama di perguruan
INKANAS terdapat tradisi upacara sebelum latihan maupun setelah latihan yaitu
adanya 5 sumpah karate yang harus di taati oleh para karateka. Secara keseluruhan
dapat disimpulkan bahwa seorang karateka harussanggup memelihari kepribadian,
patuh terhadap kejujuran, mampu mempertinggi prestasi, mampu menjaga sopan
santun dan mampu menguasai diri. Dalam lima sumpah tersebut para siswa harus
belajar tentang makna arti semua yang terdapat dalam sumpah karate, maka dari
6
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Namun demikian permasalahan yang sering muncul dalam kehidupan
sehari-hari para siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karate belum
terlihat mempunyai keterampilan sosial dalam diri masing-masing, padahal
dengan mengikuti ekstrakurikuler karate para siswa diharapkan mempunyai
keterampilan yang lebih baik dari pada yang tidak mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler karate.
Peneliti mencoba untuk melakukan perubahan terhadap keterampilan
sosial siswa yang nantinya para siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
karate dapat meningkatkan keterampilan sosial pribadinya masing-masing dengan
cara melakukan latihan kata yang akan diberegukan 3-5 orang sehingga para siswa
dapat saling berinteraksi satu sama lain demi mencapai suatu tujuan yang akan
dicapainya.
Berdasarkan penjelasan tersebut diatas penulis tertarik untuk mengadakan
suatu penelitian mengenai permasalahan yang berjudul “MENGEMBANGKAN
KETERAMPILAN SOSIAL SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KATA BEREGU KARATE”.
B. Identifikasi Masalah
Sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak
baik dalam cara berfikir, bersikap maupun berprilaku. Sekolah berperan sebagai
substitusi keluarga dan guru sebagai subsitusi orang tua.
Berkaitan dengan keterampilan sosial, maka tujuan pengembangan
keterampilan sosial dalam pembelajaran karate adalah agar siswa mampu
berinteraksi dengan teman-temannya sehingga mampu menyelesaikan tugas
bersama dalam pembelajaran kata beregu, dan hasil yang dicapai akan berguna
kebaikannya oleh semua siswa. Untuk itu penulis ingin mengembangkan
keterampilan sosial siswa yang akan menjadi salah satu tujuan pembelajaran kata
beregu pada ekstrakurikuler karate SMA Negeri 1 Baleendah.
7
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Tujuan pendidikan mencakup perkembangan yang bersifat menyeluruh
meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam hal ini, siswa tidak saja
belajar aspek kognitif dan psikomotorik, melainkan siswa juga belajar aspek
afektif, yaitu hal-hal yang berkenaan dengan perilaku dan sikap. Tujuan kegiatan
ekstrakulikuler karate mencakup aspek semangat persaingan, kerjasama, interaksi
sosial, dan pendidikan moral. Oleh karena itu aspek-aspek tersebut harus
ditumbuh kembangkan kepada setiap siswa. Beberapa aspek sosial yang
diharapkan terbina melalui kegiatan ekstrakulikuler karate adalah komunikasi,
saling menghargai, kerjasama, dan kedisiplinan atau kepatuhan terhadap aturan
yang berlaku.
Berdasarkan latar belakang yang penulis diatas dapat di simpulkan bahwa
melalui pembelajaran kata beregu karate siswa dapat mengembangkan
keterampilan sosial. Maka penulis memperoleh pertanyaan penelitian, yaitu: “Bagaimana mengembangkan keterampilan sosial siswa melalui pembelajaran kata beregu karate di SMA Negeri 1 Baleendah ?”.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan pegangan peneliti dalam melakukan proses
penelitian sehingga dapat berjalan dengan jalur dalam masalah yang sudah
ditentukan. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010:9) Menyatakan bahwa “Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang langsung bersifat praktis”.
Adapun tujuan dari peneltian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana
mengembangkan keterampilan sosial siswa melalui pembelajaran kata beregu
karate di SMA Negeri 1 Baleendah.
E. Manfaat Penelitian
Dalam proses penilaian diperlukan sesuatu alat ukur yang valid dan
8
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
tentang kemampuan dari siswa yang akan di ukur. Keguanaan penilaian antara
lain :
1.Manfaat secara teoritis :
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memperkaya keterampilan sosial
siswa di sekolah-sekolah.
2.Manfaat praktis :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan yang bermanfaat bagi staf pengajar, pembina olahraga serta pelatih karate untuk
mengukur keterampilan sosial siswa melalui pembelajaran kata beregu
karate.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat siswa memiliki kemampuan untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa dalam
melakukan pembelajaran kata beregu karate.
F. Batasan Penelitian
Dalam mengkaji tentang permasalahan yang diutarakan dalam latar
belakang masalah, maka diperlukan pembatasan terhadap permasalahan penelitian
sehingga mempermudah pelaksanaan penelitian. Pembatasan masalah dalam
penelitian ini yaitu:
1. Variabel bebas pada penelitian ini adalah kegiatan ekstrakulikuler beladiri
karate.
2. Variabel terikat pada penelitian ini adalah keterampilan sosial siswa.
Keterampilan sosial siswa hanya dibatasi pada komunikasi, kerjasama, saling
menghargai, dan disiplin.
3. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa putra-putri SMA Negeri 1
Baleendah yang mengikuti ekstrakulikuler karate.
G. Penjelasan Istilah
Untuk menghindari penafsiran yang salah terhadap istilah yang digunakan
9
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
1. Keterampilan sosial menurut Combs dan Slaby dalam Cartledge dan Milburn
(1995: 320) merupakan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain
dalam konteks sosial dengan cara-cara khusus yang dapat diterima oleh
lingkungan dan pada saat bersamaan dapat menguntungkan individu, atau
bersifat saling menguntungkan atau menguntungkan orang lain.
2. Siswa menurut Poerwadarminta (1984: 955) adalah pelajar (pada akademik
dsb). Siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelajar di SMA Negeri
1 Baleendah.
3. Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti ( karakter,
kekuatan batin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam
dan masyarakatnya (Ki Hajar Dewantara : 1889 – 1959). Dalam Kamus
Bahasa Indonesia, (1991:232) tentang Pengertian Pendidikan, yang berasal dari kata “didik”, Lalu kata ini mendapat awalan kata “me” sehingga menjadi “mendidik” artinya memelihara dan memberi latihan.
4. Belajar adalah suatu aktivitas yang didalamnya terdapat sebuah proses dari
tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi
bisa untuk mencapai hasil yang optimal, seserorang dianggap telah belajar jika
ia dapat menunjukan perubahan prilakunya.
5. Kata secara harfiah berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate tidak hanya
merupakan latihan fisik atau aerobik biasa.Tapi juga mengandung pelajaran
tentang prinsip bertarung. Gerakan-gerakan Kata juga banyak mengandung
falsafah-falsafah hidup. Setiap Kata memiliki ritme gerakan dan pernapasan
yang berbeda. Kata merupakan saripati dari Karate, karena rahasia beladiri
Karate ada dalam Kata.
6. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam
pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan sekolah. Kegiatan ini berupa kegiatan pengayaan dan perbaikan
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
tindakan kelas (PTK) atau class room action research sebagai cara untuk
menjawab permasalahan yang ada. Menurut Sukardi (2003:210) menjelaskan
bahwa “penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam
mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman
mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses orang lain”.
Penelitian tindakan (action research) bertujuan untuk mengembangkan
keterampilan atau pendekatan baru untuk memecahkan masalah-masalah melalui
penerapan-penerapan langsung di kelas atau di tempat kerja. Dalam penelitian
tindakan tidak hanya terbatas pada ruang kelas saja, melainkan di mana saja guru
bekerja atau mengajar. Action research juga berarti penelitian yang bersifat
partisipati dan kolaboratif. Maksudnya, penelitian ini dilakukan oleh sendiri yang
berkepentingan, yaitu si peneliti yang kemudian hasilnya diamati bersama
rekan-rekannya.
PTK bukan segera mengajar, tetapi mempunyai makna sadar dan kritis
terhadap mengajar dan menggunakan kesadaran kritis untuk bersiap terhadap
proses perubahan dan perbaikan proses pembelajaran. Meniff (1992) dalam
Supardi (2009:102) menjelaskan bahwa „…PTK sebagai bentuk penelitian
reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan
sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar dan
sebagainya‟. PTK mendorong guru untuk berani bertindak dan berpikir kritis
dalam mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri dan bertanggung
47
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
B. Populasi dan Sample 1. Populasi
Untuk memecahkan suatu masalah penelitian perlu adanya data atau
informasi dari objek penelitian yang akan diteliti, dalam mendukung
ketercapaiannya suatu tujuan penelitian yang penulis lakukan. Peran populasi
dalam suatu penelitian sangat diperlukan untuk mendapatkan data dan informasi
yang akan diteliti berdasarkan permasalahan dalam penelitian. Sudjana (1989:6)
mengemukakan bahwa:
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatifmengenai karakteristik terteuntu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.
Selanjutnya Arikunto (2006:130) menjelaskan bahwa yang dimaksud
populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian”. Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa populasi merupakan sekumpulan objek yang memiliki
karakteristik tertentu. Adapun yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah
siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karate di SMA Negeri 1
Baleendah. Tahun ajaran 2014/2015.
2. Sample
Sample merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.
Menurut Sugyono (2005:91) mengatakan juga sample adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut”. Dari pengertian diatas dapat
disimpulakan bahwa sample adalah wakil dari populasi yang diambil datanya dan
kemudian data tersebut diolah dan diteliti.
Adapun yang menjadi sample dari penelitian ini adalah siswa yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karate di SMA Negeri 1 Baleendah yang
48
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
C. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler karate di SMA Negeri 1 Baleendah. Kegiatan dalam penelitian ini
adalah merupakan model aktivitas belajar dan perilaku sosial siswa selama belajar
melakukan tugas gerak yang diinstruksikan guru penjas melalui penerapan
mengembangkan keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran kata beregu
karate.
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan menggunakan 2 siklus
yang masing-masing terdiri dari 2 tindakan.
D. Rencana Tindakan Penelitian
Rencana tindakan merupakan tindakan pembelajaran yang disusun secara
sistematis, berorientasi ke depan dengan mempertimbangkan peristiwa-peristiwa
tak terduga sehingga dapat mengurangi atau mengeleminasi resiko. Penelitian
tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan karena adanya kepedulian
terhadap keadaan yang perlu ditingkatkan, yang dalam penelitin ini sasarannya
adalah mengembangkan keterampilan sosial siswa selama belajar melakukan
tugas gerak yang diinstruksikan guru penjas melalui penerapan pembelajran kata
beregu karate sebagai upaya mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka peneliti berkolaborasi
dengan guru lain atau dengan kepala sekolah untuk membantu mendiskusikan apa
yang akan dilakukan dalam menganalisis serta mengembangkan keterampilan
sosial siswa melalui pembelajaran kata beregu karate.
1. Perencanaan
Bentuk kegiatan yang akan dilakukan dalam perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Peneliti sebelumnya melakukan pra observasi terhadap sample, yang mana
pelaksanaannya telah dilakukan sejek penulis mengajukan proposal untuk
49
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
b. Peneliti membuat lembar observasi yaitu:
1) Sebuah catatan kosong yang tujuannya untuk melihat dan mengamati
bagaimana kondisi dan belajar siswa ketika dilapangan.
2) Catatan harian yaitu salah satu alat instrument yang digunakan untuk
mengumpulkan data, dimana peneliti mencatat segala aspek pembelajaran
baik dari awal pembelajaran maupun diakhir pembelajaran.
3) Menyiapkan sarana dan prasarana (fasilitas dan alat) untuk kegiatan
pembelajaran karate.
c. Menyusun daftar rencana upaya-upaya yang hendak dilaksanakan untuk
mengembangkan keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran karate.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai guru yang
terlibat dalan penelitian tindakan. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam
melaksanakan tindakan adalah sebagai berikut:
a. Peneliti menetapkan variasi bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis dalam
pembelajaran kata beregu karate yang telah dirancang dalam satuan
pengajaran (skenario pembelajaran).
b. Peneliti mengajar langsung di lapangan sekaligus melakukan pengamatan
terhadap seluruh siswa yang belajar.
3. Observasi
Pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung peneliti melaksanakan,
mengamati, melihat dan mendengar apa yang terjadi di lapangan secara langsung.
Kemudian peneliti mengamati hasil atau dampaj dari tindakan yang dilaksanakan
atau dikenakan terhadap peserta didik. Selanjutnya langkah-langkah peneliti untuk
mengumpulkan data , teknik observasi yang digunakan sebagai berikut:
a. Observasi langsung
Observasi yang dilakukan dimana observer langsung turun ke lapangan
dan terlihat bersama objek penelitian.
50
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Observasi atau pengamatan yang dilaksanakan tidak saat berlangsungnya
suatu peristiwa yang diteliti , misalnya berupa dokumentasi dan catatan lapangan.
4. Analisis dan Refleksi
Dengan diberikannya upaya-upaya untuk mengembangkan keterampilan
sosial siswa melalui pembelajaran kata beregu karate. Maka peneliti dapat
menganalisis dan merefleksi diri dengan melihat data bahwa legiatan penelitian
yang dilakukan apakah dapat memberikan dampak positif terhadap
pembelajaran karate.
Agar lebih jelas mengenai rencanaan tindakan penelitian yang hendak
dilakukan penulis, meka berikut ini penulis sajikan gambar dan tabel siklus
penelitian.
pelaksanaan
perencanaan pengamatan
refleksi
pelaksanaan
perencanaan pengamatan
refleksi SIKLUS I
SIKLUS II
51
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Bagan 3.1
Tahapan siklus PTK Panduan Praktis Penyusunan dan Pelaporan PTK yang ditafsirkan oleh Mc. Taggart (1988)
(Hidayat, 2013:19)
Untuk lebih jelas, peneliti dalam hal ini menyajikan tabel siklus penelitian
yang hendak dilaksanakan sebagai berikut:
Tabel 3.2 Siklus Penelitian
Siklus I Perencanaan - Melakukan observasi awal terhadap sample mengenai keterampilan sosial
Pelaksanaan Tindakan - Peneliti menggunkan model peer teaching.
- Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan secara sadar, kritis, sistematis dan objektif dengan menggunakan peer teaching dalam upaya mengembangkan keterampilan sosial siswa melalui pembelajaran kata beregu karate.
52
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
penelitian.
- Observasi tidak langsung: pengamatan tidak pada saat berlangsungnya peristiwa (catatan lapangan).
Analisis dan Refleksi - Guru melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi, mutu, jumlah dan waktu dari setiap tindakan.
- Guru memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya. - Evaluasi tindakan I.
Siklus II Perencanaan - Identifikasi masalah dan penentuan alternatife pemecahan masalah. - Pengembangan program tindakan
kedua.
Pelaksanaan Tindakan - Pelaksanaan program tindakan kedua (model peer teaching kata dasar karate).
Observasi/Pengamatan - Pengumpulan data dan analisis data tindakan kedua.
Analisi dan Refleksi - Evaluasi tindakan kedua Kesimpulan, saran dan rekomendasi
E. Instrumen dan Teknis Analisis Data 1. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
penomenal-penomenal alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik
penomena disebut variabel.
Sumber data: sumber data penelitian ini adalah siswa-siswi yang
53
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Seperangkat instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
hal-hal berikut:
a. Program pembelajaran
Program pembelajaran adalah rencana yang akan digunakan dalam
pembelajaran yang digunakan guru sebagai pedoman tentang apa yang akan
dajarkan pada siswa.
b. Format observasi
Observasi yang digunkan dalam penelitian ini merujuk pada keterampilan
seseorang untuk mempertahankan tujuan pribadi yang hendak dicapai dengan
hubungan baik dengan orang lain dengan cara yang dapat diterima secara sosial.
Menurut Rita (2012. Hlm 1). Keterampilan sosial meliputi:
1. Empati yang didalamnya meliputi penuh pengertian, tenggang rasa, dan
kepudulian pada sesama.
2. Afiliasi dan resokusi konflik meliputi hubungan antar pribadi, kerjasama,
dan penyelesaian konflik.
3. Mengembangkan kebiasaan positif yang meliputi tata karma/kesopanan,
kemandirian, dan tanggung jawab sosial.
1. Teknik Penilaian
Nilai Akhir
∑ = N1+N2+N3 x 12 ∑ skor max
Nilai Rata-rata
̅ =
Simpangan Baku
SB = √ ̅
54
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3
Keterampilan Sosial Siswa
No Indikator Keterampilan yang dinilai Skor Max
Hubungan antar pribadi 4
N.2 Kerja sama 4
Pada tabel di atas dapat peneliti terangkan alasan pada setiap keterampilan
sosial siswa dengan skor maksimal sebesar 4, yaitu peneliti mempunyai anggapan
bahwa skor 4 adalah skor yang memuaskan dan sempurna, selain itu dapat
mempermudah peneliti dalam penghitungan dan pemberian skor pada siswa.
Disini peneliti mementingkan ketiga aspek saja untuk ditelitinya, ketiga
aspek tersebut adalah tenggang rasa, kerja sama, dan tanggung jawab. Peneliti
menganggap bahwa dari ketiga aspek tersebut sudah mencakup untuk
mengembangkan keterampilan sosial siswa melalui pembelajaran kata beregu
pada kegiatan ekstrakurikuler karate di SMA Negeri 1 Baleendah.
Tabel 3.4
Kriteria Nilai Keterampilan Sosial Siswa
Keterampilan Kriteria Skor
55
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
di perintah terlebih dahulu oleh guru/pelatih
Tenggang rasa Mampu menerima semua keputusan yang
ditentukan oleh guru/pelatih 4
Kepedulian sesama Peduli terhadap sesama teman dan peduli
terhadap lingkungan sekitar 4
Hubungan antar pribadi Mampu bersosialisasi dengan
teman-temannya 4
Kerja sama Mampu mengkordinasikan gerakan kata
dengan cara berkelompok 4
Penyelesaian konflik Mampu menyelesaikan perbedaan gerakan
kata satu sama lain 4
Tata karma Sopan santun, menghormati kepada guru,
saling menghormati sesama teman 4
Kemandirian Mampu bersikap dewasa 4
Tanggung jawab Dapat mempertanggung jawabkan atas
segala apa yang diperbuat oleh siswa 4 Tabel 3.5
Dari tabel 3.5 peneliti tidak memberikan skor atau keterangan cukup
karena peneliti mempunyai anggapan bahwa skor cukup akan membingungkan
peneliti maupun observer. Oleh karena itu pencapaian hasil penentuan skor yang
baik peneliti menggunakan acuan skor tersebut.
56
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Catatan lapangan yaitu catatan otentik dari hasil observasi yang
menggambarkan kejadian-kejadian siswa pada saat pelaksanaan tindakan .
d. Dokumentasi (foto)
2. Teknis Analisi Data
Teknis analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknis analisis data dan kualitatif, dalam kerangka penelitian
tindakan kelas. Selain itu analisis data biasanya dilakukan pada tahap akhir
penelitian tindakan untuk menjawab pertanyaan penelitian, tetapi untuk
kepentingan tertentu analisis data pun dapat dilaksanakan beriringan dengan
pengolahan data di setiap selesainya satu tahap tindakan pembelajaran.
Secara umum kegiatan pengolahan data dalam proses penelitian ini adalah:
a. Mengumpulkan format hasil observasi dari setiap kegiatan pembelajaran pada
setiap siklus penelitian yang sudah dilaksanakan.
b. Membandingkan keterampilan sosial siswa pada setiap kali tindakan yang
dilaksanakan pada setiap siklus penelitian.
c. Menganalisa perubahan prilaku siswa dari seluruh format observasi dan
catatan guru dan observasi setelah dua siklus pembelajaran dilaksanakan.
Secara lebih detail, sebelum data diolah dan analisis ada tahapan yang
harus ditempuh oleh peneliti yaitu sebagai berikut:
a. Pengolahan dan Kategoris Data
Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi dikelompokan menjadi
unit-unit dengan memperhatikan karakteristik data mentah. Berdasarkan unit-unit
yang ada lalu diterapkan kategoris. Dalam pengolahan data ini, prilaku siswa
selama melaksanakan kegiatan belajarnya dikategorikan sebagai aktivitas siswa.
Aktifitas belajar dan perilaku siswa selama belajar melakukan tugas gerak yang
diinstruksikan guru penjas melalui penerapan peer teaching dalam pembelajaran
kata beregu karate sebagai upaya mengembangkan keterampilan sosial siswa
melalui pembelajaran kata beregu karate. Dalam rencana pelaksanaan tindakan
57
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
tindakan I dan II adalah 50% - 60%. Sedangkan dalam siklus II tindakan I dan II
target yang ingin dicapai adalah 61% - 70%. Tujuannya adalah ingin mengetahui
sejauh mana perkembangan keterampilan sosial siswa melalui pembelajaran kata
beregu karate.
b. Validasi
Menurut Hopkins (1993:92) yang dikutip oleh Kusnandar (2008:107-109)
tahap validasi dibagai menjadi beberapa tahap yaitu sebagai berikut:
1. Triangulasi
Dilakukan dengan mengecek keabsahan data dengan sumber lain. Tujuan
untuk memperoleh drajat kepercayaan data maksimal. Kegiatan triangulasi dalam
penelitian dilakukan melalui mitra peneliti yaitu guru, guru lain dan siswa.
2. Cheklis
Cheklis dilakukan untuk memeriksa kebenaran antara pelaksanaan dan
rencana tindakan sehingga dengan demikian diperoleh informasi tentang seluruh
tindakan yang telah dilaksanakan beserta temuan-temuan selama pelaksanaan
tindakan.
3. Audit trail
Memeriksa hasil penelitian beserta prosedur dan metode pengumpulan
data mengkonfirmasikan bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dalam tahapan
cheklis dengan sumber-sumber data. Hal ini dilakukan oleh penulis dengan
kebenaran mendiskusikan data beserta prosedur pengumpulan data pada
pembimbing.
4. Expert opinion
Pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan-temuan peneliti kepada
pakar yang professional dalam bidang ini. Dalam hal ini baiknya
58
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
tanggapan data araha serta masukan, sehingga validasi temuan penelitian dapat
dipertanggung jawabkan.
c. Interpretasi
Interpretasi data dilakukan berdasarkan teori dan aturan normative untuk
memperoleh gambaran terhadap penerapan mengembangkan keterampilan sosial
siswa melalui pembelajaran kata beregu karate.
F. Prosedur Pengolahan Data
1. Sumber data: yang menjadi data dalam penelitian ini adalah siswa yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karate dan seluruh anggota tim peneliti.
2. Jenis data: jenis data yang didapatkan adalah data kualittif yang terdiri dari:
a. Upaya-upaya mengembangkan keterampilan sosial siswa dalam
pembelajarn kata beregu karate.
b. Hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran.
c. Catatan harian
d. Dokumentasi
3. Cara pengambilan data:
a. Data mengenai upaya mengembangkan keterampilan sosial siswa melalui
pembelajaran kata beregu karate.
b. Data mengenai situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakan tindakan
diambil dengan menggunakan lembar observasi.
c. Data tentang refleksi serta perubahan-perubahan yang terjadi dilapangan
diambil dari catatan harian.
d. Data mengenai keterkaitan antara perencanaan dan pelaksanaan didapat
dari skenario terhadap upaya meningkatkan keterampilan sosial siswa
melalui pembelajaran kata beregu karate.
e. Data dokumentasi dilakukan pada saat proses belajar mengajar sedang
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pengolahan dan analisis data penelitian tindakan
kelas, mengenai melalui pembelajaran karate pada nomor kata beregu
keterampilan sosial siswa kelas ekstrakurikuler karate di SMA Negeri 1
Baleendah dapat menjadi lebih baik dan berdasarkan permasalahan yang timbul
dapat disimpulkan bahwa melalui pembelajaran karate pada nomor kata beregu
keterampilan sosial siswa pada kegiatan ekstrakurikuler menjadi lebih baik.
Peningkatan disini terlihat dari perubahan tingkah laku para siswa. Siswa merasa
lebih percaya diri dalam pembelajaran karate, tidak merasa canggung satu sama
lain serta merasa lebih termotivasi dalam proses pengembangan keterampilan
sosial melalui pembelajaran kata beregu pada kegiatan ekstrakurikuler karate.
Upaya peneliti yang dibantu oleh observer memberikan dampak positif
bagi siswa, dari cara tanggung jawab, kerjasama dan tenggang rasa antar sesama
siswa jauh lebih baik. Peneliti cukup merasa puas atas peningkatan keterampilan
sosial siswa melalui pembelajaran karate pada nomor kata beregu karena pada
pembelajaran karate khususya pada nomor kata beregu ini siswa mampu
menyelesaikan berbagai konflik yang tersedia dalam pembeajaran kata beregu ini.
Dari awal dilakukannya observasi siswa belum dapat memecahkan suatu
permasalahan yang ada namun berkat adanya penelitian ini para siswa mampu
memecahkan suatu masalah dan pada intinya siswa mampu mengembangkan
keterampilan sosialnya dengan baik.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti merekomendasikan bahwa
dengan melalui pembelajaran karate pada nomor kata beregu dapat
mengembangkan keterampilan sosial siswa. Maka dari itu penulis menyarankan
80
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
karate agar setiap pembelajaran karate pada nomor kata menggunakan kata beregu
agar keterampilan sosial siswa pun dapat berkembang dengan baik.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang dapat penulis kemukakan
berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru diharapkan lebih memperhatikan keterampilan sosial para siswa
karena keterampilan sosial itu sangat penting bagi kehidupan seluruh siswa
agar karakter siswa dapat menjadi lebih baik.
2. Bagi pihak sekolah diharapkan memberikan dukungan kepada seluruh
guru agar lebih memperhatikan keterampilan sosial para siswan. Karena
keberhasilan dalam pencapaian tujuan pembelajaran tidak terlepas dari
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, E (2010). Metode penelitian. Bandung: Simbosa Bungin. B (2010)
Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Prenada
Arikunto, Suhardjono, Supardi. (2009) Penelitian Tindakan Kela. Jakarta: Bumi
Aljara
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT Bineka Cipta
Devito. J (2006) Komunikasi Antar Manusia. Alih bahasa Maulana. Tanggerang:
Kharisma
Hidayat, Kusnandar (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafinda Persada.
Hidayat, Nur (2013). Panduan Praktis Penyusunan dan Pelaporan PTK. Jakarta:
Prestasi Pustaka Raya
Lutan, Rusli. (1992). Manusia dan Olahraga. Bandung: FPOK dan ITB.
Lutan Rusli. (1988). Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode.
Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Lutan Rusli. (2000). Manajemen Pendidkan Jasmani. Jakarta: Depdiknas.
Mardiana, Ade (2009). Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: Universitas
Terbuka DEPDIKNAS.
Makmun, Abin Syamsuddin. (1984). Psikologi Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung.
Ma’mun, Amung dan Mahendra, Agus. (1996). Teori Belajar Motorik. Bandung: FPOK IKIP Bandung.
Mar’at. (1981). Sikap Manusia Perubahan serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Myers, M. Myers (1987). Teori-teori manajemen Komunikasi. Alihbahasa Ali.
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Poerwadarminta, W. J. S. (1984). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Pustaka Yustisia (2013). Perundangan Tentang Kurikulum Sistem Pendidikan
Nasional. Yogyakarta.
Riodi, Albi (2014). Perbedaan Keterampilan Sosial antara Siswa yang Mengikuti
Ekstrakulikuler Olahraga Bulutangkis dan Sepakbola. Skripsi Sarjana UPI.
Rita, E. I (2012). Pembelajaran dan Pembiasaan Aspek Keterampilan Sosial.
Sagitarius (2008). Modul Karate.Bandung.
Saefudin, Azwar. (1988). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Jakarta: Pusaka Belajar.
Saptono dan Bambang Suteng (2007). Sosiologi. Jakarta: PT. Bhibeta Aneka Gama.
Setiawan, Iwan. (2003). Teori Belajar Motorik. Bandung. FPOK – UPI Bandung.
Pratomo, Singgih (2013). Dampak Pembelajaran Pencak Silat Terhadap Perilaku
Sosial Siswa. Skripsi Sarjana UPI.
Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Alfabeta
Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Syah. (1995). Keterampilan Gerak Cabang Olahraga. Jakarta: Depdikbud.
Febrhie Albintha, 2014
Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pembelajaran Kata Beregu Karate Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Dari Internet : [online]
[online] http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology.html [diakses 11&14
Maret 2014]
[online]
http://rajaqu.blogspot.com/2010/06/peranan-pendidikan-jasmani-dalam-upaya.html[diakses 11 Maret 2014]
[online]