• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PEMBELAJARAN SENI DIHOMESCHOOLINGTAMAN SEKAR BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PEMBELAJARAN SENI DIHOMESCHOOLINGTAMAN SEKAR BANDUNG."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Seni Tari

Oleh

EVINARIA ESAHASTUTI NIM 1001605

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya setiap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan terhadap saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juli 2014

(3)

STUDI PEMBELAJARAN SENI TERPADU DI

HOMESCHOOLING TAMAN SEKAR BANDUNG

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Heny Rohayani, S.Sen, M.Si NIP. 195901121985032001

Pembimbing II

Beben Barnas, M.Pd NIP.197112062001121001

Ketua Jurusan

Jurusan Pendidikan Seni Tari Fakultas Pendidikan Bahasa Dan Seni

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR BAGAN ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian... 6

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 7

D. Tujuan Penelitian... 7

E. Manfaat Penelitian... 8

F. Struktur/sistematika penulisan... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Penelitian Terdahulu ... 10

B. Konsep Pendidikan Luar Sekolah (PLS) ... 10

C. Konsep Kurikulum ... 16

D. Konsep Pembelajaran ... 22

E. Konsep Pembelajaran Seni ... 30

F. Homeschooling (Sekolah Rumah) ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

A. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 45

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 46

C. Definisi Operasional ... 47

D. Instrumen Penelitian ... 48

E. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data... 49

(5)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Hasil Penelitian ... 57

1. Gambaran Umum Komunitas Homeschooling Taman Sekar Bandung ... 57 a. Penyelenggaraan Homeschooling Taman Sekar Bandung ... 58

b. Jenis Program ... 59

c. Waktu Pelaksanaan ... 60

2. Konsep Kurikulum Seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung ... 61

3. Proses pembelajaran (Perencanaan, pelaksanaan, dan hasil evaluasi) pembelajaran seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung ... 65

4. Faktor penghambat dan faktor pendukung pada pembelajaran seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung ... 87

B. Pembahasan Hasil Penelitian 89 1. Konsep Kurikulum Seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung ... 89

2. Proses pembelajaran (Perencanaan, pelaksanaan, dan hasil evaluasi) pembelajaran seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung ... 91

(6)
(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, baik

dalam proses berpikir, bersikap, bertindak maupun berprilaku. Begitu pentingnya

pendidikan sehingga kemajuan bangsapun ditentukan oleh kualitas pendidikan.

Untuk mencapai keberhasilan suatu bangsa, pendidikan dituntut untuk terus

melakukan perbaikan-perbaikan dari berbagai segi, baik dalam hal sarana dan

prasarana, kurikulum, media pembelajaran, kualitas siswa maupun pengajar dan

hal-hal yang berkaitan dengan keberlangsungan pendidikan. Pendidikan

diharapkan mampu membentuk manusia yang berkualiatas serta mampu

mengembangkan potensi diri dan keterampilan sehingga menjadi warga negara

yang baik dan berkualitas.

Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 Tahun 2003

pasal 1, menyebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Selain itu dijelaskan sistem pendidikan nasional merupakan keseluruhan

komponen pendidikan yang saling terkait untuk mencapai tujuan pendidikan

nasional. Sehingga dalam hal ini pendidikan harus diperhatikan dan adanya

profesialisme kinerja terkait pelaksanaan pendidikan.

Berdasarkan definisi pendidikan dan sistem pendidikan nasional tersebut,

sekolah rumah menjadi bagian dari usaha pencapaian fungsi dan tujuan

pendidikan nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

(8)

demokratis serta bertanggung jawab. Hal tersebut dijelaskan dalam UU Sistem

Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 Tahun 2003, pasal 27 ayat 2, seperti

berikut,

Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Meskipun pemerintah tidak mengatur standar isi dan proses pelayanan pendidikan informal, namun hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal (sekolah umum) dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.

Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan

lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Meskipun pemerintah tidak

mengatur standar isi dan proses pelayanan pendidikan informal. Namun hasil

pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal (sekolah umum), dan

nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional

pendidikan (pasal 27 ayat 2).

Sebaliknya dengan mengacu ke dalam Departemen Pendidikan Nasional

menyebut sekolah-rumah dalam pengertian pendidikan Homeschooling. Jalur

sekolah-rumah ini dikategorikan sebagai jalur pendidikan informal yaitu jalur

pendidikan keluarga dan lingkungan (pasal 1 Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional – Sisdiknas No. 20/2003), seperti halnya yang dijelaskan di dalam tujuan

dari kurikulum akan mengarahkan semua kegiatan pengajaran dan mewarnai

komponen-komponen kurikulum lainnya seperti: 1). Perkembangan tuntutan,

kebutuhan, dan kondisi masyarakat 2). Pencapaian nilai-nilai filosofis terutama

falsafah negara (Tujuan Pendidikan Nasional). Mengenai kurikulum tersebut

dijelaskan oleh (Ruhimat, 2009:7) bahwa:

Kurikulumadalahseperangkatrencanadanpengaturanmengenaitujuan,isidanb ahanpelajaransertacara

yangdigunakansebagaipedomanpenyelenggaraankegiatanpembelajaranuntuk mencapaitujuanpendidikantertentu.

Seperti hal nya kurikulum yang berada di Homeschooling biasanya

menggunakan kurikulum yang didesain sendiri tetapi tetap mengacu ke dalam

kurikulum nasional dengan bahasa pendidikan.Dengan adanya

(9)

pendidikan itu sendiri. Sehingga pendapat yang mengemukakan bahwa tanpa

sekolah tidak ada pendidikan. Pandangan yang kurang tepat itu cenderung

menggeser proses pendidikan anak dalam keluarga sepenuhnya ke sekolah

(Depdiknas, 2006:6). Dalam hal ini, Homeschooling merubah sudut pandang itu.

Jadi, sekolah formal bukan satu-satunya cara bagi anak untuk memperoleh

pendidikan, namun hanyalah salah satu cara untuk belajar dan memperoleh

pendidikannya.

Pada dasarnya, pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional (UUSPN) Nomor 20 tahun 2003 bukan hanya sekolah, tetapi suasana

belajar dan proses pembelajaran yang tidak dibatasi oleh sekolah saja, tetapi juga

masyarakat dan keluarga. Pendidikan itu pun harus individual (bukan klasikal atau

masal) karena setiap individu memiliki keunikan dan kecepatan berbeda dalam

belajar.

Dilatar belakangi oleh asumsi pendidikan keluarga, dimana keluarga

sebagai lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi anak. Maka sebagai

wadah perlu mengakomodasi serta menyesuaikan minat utama setiap individu

anak. Melalui jalur pendidikan informal, yaitu model pendidikan Homeschooling,

seyogyanya menjadi sebuah pilihan unuk memenuhi hak asasi manusia atas

pendidikan dalam proses pembelajaran. Homeschooling menganut filosofis belajar

dapat dilakukan kapan saja, dimana saja, dan dengan siapa saja. Diharapkan anak

mampu belajar mandiri dibawah bimbingan orang tua.

Pasal-pasal dalam UUSPN Nomor 20 tahun 2003, terutama tentang hak

terhadap pendidikan yang berkualitas dan dan adanya jalur formal, nonformal, dan

informal. Telah meningkatkan aspirasi untuk meningkatkan untuk melaksanakan

sekolah yang berbasis lingkungan keluarga atau sekolah rumah yang sering

disebut Homeschooling. Dalam sistem Pendidikan Nasional Homeschooling

adalah perwujudan dari penyelenggaraan pendidikan pada jalur informal yang

diakui eksistensinya di dalam UUSPN.

Homeschoolingdi Indonesia diklasifikasikan ke dalam beberapa formal

sesuai dengan tujuan, kondisi, dan kebutuhan masing-masing orang tua atau

(10)

komunitas homeschooling. Sistem pendidikan homeschooling beberapa tahun ini

semakin mendapat perhatian dari masyarakat dan mengemukakan sebagai

pendidikan alternatif yang memerdekakan anak. Terlihat dari yang berhasil

dihimpun oleh Direktorat Pendidikan Kesetaraan Depdiknas bahwa: “Ada sekitar

600 peserta homeschooling di Indonesia sebanyak 83,3% atau sekitar 500 orang

mengikuti homeschooling majemuk dan komunitas, Sedangkan sebanyak 16,7%

atau sekitar 100 orang mengikuti homeschooling tunggal”.

Komunitas homeschooling sebagai pendidikan jalur nonformal, dimana

acuan mengenai eksistensi komunitas homeschooling terdapat dalam UUSPN

Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 26 Ayat 4 menyatakan bahwa komunitas

homeschooling merupakan salah satu bentuk kelompok belajar. Komunitas

homeschooling belakangan memang marak untuk dipilih para orang tua. Seiring

dengan meningkatnya minat orang tua terhadap model pendidikan homeschooling.

Dimana keberadaan komunitashomeschooling harus memiliki ijin badan hukum

yang akan menaungi kepentingan dan keberadaan komunitas homeschooling.

Bentuknya bisa berupa pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), PT atau

Yayasan. Supaya anak yang mengikuti homeschooling bisa di data oleh

pemerintah dan mendapatkan layanan pendidikan serta diakhir bisa mengikuti

ujian kesetaraan.

Banyak bermunculan di kota Bandung lembaga yang menyelenggarakan

komunitas Homeschooling. Salah satu lembaga yang menyelenggarakan

komunitas Homeschooling yaitu Homeschooling Taman Sekar Bandung. Orang

tua dan anak yang memilih sistem Homeschooling ini mempunyai alasan yang

berbeda antara lain anak mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan di

sekolah formal (kasus bullying, bentakan dan kekerasan dari teman-teman, guru

maupun pihak sekolah) dan tuntutan dari sekolah formal yang tidak diimbangi

oleh kemampuan anak, khususnya bagi anak yang berkebutuhan khusus (ABK)

sehingga menimbulkan trauma pada diri anak akan namanya sekolah.

Komunitas Homeschooling Taman Sekar Bandung memiliki metode

pembelajaran secrara tutorial. Komunitas Homeschooling sebagai fasilitas

(11)

tutorial yang dilaksanakan dua kali dalam seminggu sisanya belajar di rumah.

Dimana materi pembelajaran komunitas di Homeschooling Taman Sekar Bandung

mengacu pada standar kompetensi Depdiknas. Standar Kompetensi ini menjadi

panduan tentang kemampuan akademis yang harus dimiliki peserta didik pada

kelas tertentu. Pada akhirnya siswa dapat naik kelas bila lulus ujian diakhir

semester dan di ujung proses Pendidikan Homeschooling dapat mengikuti ujian

kesetaraan yang diselenggarakan Depdiknas secara nasional. Sehingga dengan

bantuan tutor saat kegiatan tutorial hak siswa untuk mendapat pengajaran dapat

diperhatikan.

Di dalam kegiatan-kegiatan belajar mengajar pada komunitas yang diikuti

adanya pembelajaran olahraga, seni (tari, musik, teater) dan bahasa. Mengatur ke

dalam Standar Nasional Pendidikan, khususnya mata pelajaran ini jelas

terdapatnya dalam kurikulum sebagai salah satu dari pengajaran pilihan yang

dijadikan dalam bentuk terstruktur dan lebih lengkap untuk perndidikan

akademik, pembangunan akhlak mulia dan pencapaian hasil belajar.

Guru (tutor) dalam komunitas di Homeschooling mempunyai gabungan

beberapa homeschooling yang menyusun dan menentukan silabus, bahan ajar,

kegiatan pokok (olah raga, musik/seni dan bahasa), sarana/prasarana dan jadwal

pembelajaran. Salah satu penanganannya dengan cara memilih atau menentukan

bahan materi yang cocok serta pemahaman kepada peserta didik dalam

pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang bisa tercapai. Materi yang dipelajari

meliputi teori dan praktek dengan alokasi waktu yang terbatas. Untuk itu pula

adanya penggunaan media pembelajaran untuk membantu guru dalam

menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Akan tetapi, pada kenyataannya

dalam pengajaran pembelajaran kegiatan pokok di sekolah non-formal

(Homeschooling) masuk ke dalam pengajaran ekstrakulikuler atau pelajaran

pilihan dengan bentuk (outing) dengan jalannya proses pembelajaran. Maka dari

hal sinilah peneliti menemukan masalah yang akan dikaji mengenai studi

pembelajaran yang dijadikan pokok pengajaran sebaliknya dijadikan pilihan

(12)

Mengingat pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan di komunitas

Homeschooling Taman Sekar Bandung menggunakan pendekatan yang lebih

tematik, aktif, konstruktif, dan konstektual serta belajar mandiri melalui

penekanan kepada kecakapan hidup dan keterampilan dalam memecahkan

masalah. Dimana materi pelajaran dikembangkan menggunakan kurikulum

pembelajaran Homeschooling Taman Sekar Bandung yang didesain sendiri dan

mengacu pada kurikulum nasional dengan bahasa pengantar bahasa indonesia.

Maka timbul ketertarikan peneliti untuk meneliti berbagai upaya yang dilakukan

pendidik guna mendorong motivasi siswa untuk belajar seni ke dalam pendidikan

dengan proses belajar dan pengalaman yang diperoleh, diharapkan pengetahuan

pendidik ini menjadi lebih baik dan memiliki moral tinggi untuk belajar. Sehingga

melalui penelitian ini, peneliti mendapatkan gambaran bagaimana usaha untuk

meningkatkan motivasi belajar di komunitas Homeschooling dalam belajar

terampil, kreatif, cerdas, dan mandiri yang telah diupayakan oleh para pendidik

Homeschooling Taman Sekar Bandung.

B. Identifikasi MasalahPenelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas peneliti dapat mengidentifikasi

masalah sebagai berikut:

Kurikulum yang mengacu kepada Direktorat Pendidikan Kesetaraan

Depdiknas perwujudan dari penyelenggaraan pendidikan pada jalur nonformal

yang diakui eksistensinya di dalam UUSPN.

Di dalam kegiatan belajar mengajar pada komunitas yang diikuti adanya

pembelajaran seni (tari, musik, teater), olahraga dan bahasa yang berada di

Homeschooling Taman Sekar Bandung.

Tutor dalam melaksanakan proses pembelajaran sangat mempertimbangkan

akan faktor-faktor yang dapat mendukung terhadap keberhasilan pencapaian

(13)

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan

permasalahan penelitianke dalam bentuk pertanyaan seperti berikut:

1. Bagaimana konsep kurikulum pembelajaran seni di Homeschooling Taman

Sekar Bandung?

2. Bagaimana proses pembelajaran seni dilihat dari perencanaan, pelaksanaan,

dan hasil pembelajarandi Homeschooling Taman Sekar Bandung?

3. Bagaimana faktor penghambat dan faktor pendukung pada pembelajaran seni

di Homeschooling Taman Sekar Bandung?

D. Tujuan Penlitian

Tujuan dalam penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus,

yang dipaparkan berikut:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah ditujukan untuk mengetahui

kurikulum dan proses pembelajaran Seni di Homeschooling Taman Sekar

Bandung

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu :

1) Untuk mendeskripsikan konsep kurikulum pembelajaran seni di

Homeschooling Taman Sekar Bandung

2) Untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran

seni di Homeschooling Taman Sekar Bandung.

3) Untuk mendeskripsikan faktor penghambat dan faktor pendukung pada

(14)

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian pembelajaran seni di Homeschooling Taman Sekar

Bandung ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi :

1. Siswa

Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam pembelajaran seni

serta dapat meningkatkan kecerdasan siswa melalui model pembelajaran, juga

melatih disiplin dalam belajar dengan merasa aman, nyaman, dan senang

mengikuti pembelajaran seni.

2. Guru

Dapat melakukan perbaikan dalam penyelenggaraan pembelajaran

Homeschooling dan tetap konsisten pada pemenuhan kebutuhan siswa

sebagai bentuk layanan prima sehingga dapat meningkatkan kualitas

pendidikan. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam

kegiatan belajar mengajar Pendidikan Seni diHomeschooling Taman Sekar

Bandung

3. Lembaga

Dapat memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin tersedianya

pendidikan yang bermutu bagi komunitas Homeschooling tanpa diskriminasi

dengan jalur pendidikan lainnya. Agar lulusan Homeschooling dapat diakui

keberadaannya. Khususnya dalam pembelajaran seni di Homeschooling

Taman Sekar Bandung. Juga sebagai bahan evaluasi dan tindak lanjut jurusan

Pendidikan Seni Tari UPI menjadi salah satu yang mendukung atas

keberadaan Homeschooling bagi pendidik dan peserta didik dalam bidang

seni.

4. Peneliti

Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian yang sejenis

dengan proses penyelenggaraan pembelajaran Homeschooling dan

(15)

kepada hasil belajar siswa. Dengan mengetahui kurikulum yang diterapkan di

Homeschooling Taman Sekar Bandung.

F. Sistematika Organisasi Penulisan

Struktur organisasi skripsi ini terdiri dari lima bab yang berisikan urutan

penelitian yang dilakukan peneliti dari setiap bab. Adapun rinciannya seperti

berikut ;

Bab I Pendahuluan, Bab I merupakan langkah awal yang harus ditempuh

oleh peneliti yang berisi uraian tentang latar belakang penelitian, identifikasi

masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan struktur organisasi penelitian.

Bab II Kajian Pustaka, Bab II berisikan tentang teori-teori yang

menguatkan terhadap penelitian ini,berisi uraian kajian pustaka tentang Penelitian

Terdahulu, Pendidikan Luar Sekolah, Konsep kurikulum, Pembelajaran Seni, dan

Homeschooling (Rumah Sekolah).

Bab III Metode Penelitian, Bab III berisi uraian tentang Metode Penelitian.

Adapun uraian dari isi Metode penelitian diantaranya lokasi dan subjek penelitian,

metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan

data, analisis data, dan langkah-langkah penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, Bab IV berisi uraian tentang

Hasil Penelitian dan Pembahasan yang didalamnya membahas tentang data-data

hasil dan analisis hasil penelitian yang peneliti lakukan.

Bab V Simpulan dan Saran, Bab V merupakan bab terakhir yang

berisikan kesimpulan dari penelitian serta rekomendasi sebagai tindak lanjut dari

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode Deskriptif

adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan gejala, fenomena atau

peristiwa tertentu (Maksum, 2012:68). Sementara itu, Maleong, (2005:11)

mengemukakan bahwa dalam metode deskriptif data yang dikumpulkan adalah

berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh

adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan

berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.

Berdasarkan pendapat di atas, maka metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif analisis melalui pendekatan kualitatif.

Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif, bukan

kuantitatif, karena tidak menggunakan alat-alat pengukur. Pendekatan kualitatif

menurut Maksum (2012:14) mengemukakan bahwa Pendekatan kualitatif adalah

sebuah pendekatan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan memahami

suatu fenomena secara mendalam dengan peneliti sebagai instrumen utama.

Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya bersifat kualitatif. (Sugiyono. 2013:14)

Dalam pendekatan kualitatif ini memusatkan perhatiannya pada

prinsip-prinsip umum atau pola-pola yang mendasari perwujudan satuan-satuan gejala

yang ada dalam kehidupan manusia (Maksum, 2012:14). Pendapat tersebut senada

dengan yang dikemukakan oleh Spradley (1979) dalam (Ali, 2011:241), “bagi

pelaku riset kualitatif yang berkemampuan tinggi, terhadap sebuah lelucon pun

dia akan mampu memberi makna, sehingga dihasilkan temuan yang berarti”.

Bagi peneliti kualitatif manusia adalah instrumen utama, karena ia menjadi

(17)

pengumpul data, analisis, penafsir, dan pada akhirnya ia menjadi pelopor

penelitiannya.

Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

peran guru atau tutor untuk menambahkan motivasi belajar anak dalam mengikuti

proses pembelajaran seni dengan sistem pendidikan sekolah rumah

(Homeschooling) dan cara mengatasi hambatan-hambatannya. Hal tersebut yang

menjadi fokus penelitian disini adalah mengetahui konsep kurikulum seni yang

berada di Homeschooling serta mengetahui proses pembelajaran seni yang

diselenggarakan di komunitasHomeschooling Taman Sekar Bandung. Oleh sebab

itu, peneliti beranggapan bahwa metode yang dianggap tepat dalam penelitian ini

termasuk dalam deskriptif analisis. Adapun alasan dasarnya adalah

mengungkapkan data yang berkaitan dengan upaya pendidik/tutor dalam

penerapan metode tersebut, untuk berupaya menjabarkan penelitian yang telah

dilakukan dan hasil yang diperoleh dilakukan dengan pengolahan data secara

kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata atau simbol untuk memperjelas serta

menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Penelitian ini dilakukan pada saat

proses pembelajaran komunitas seni di HomeschoolingTaman Sekar Bandung.

Dalam pelaksanaan pembelajaran komunitas seni ini lebih ke ruang gerak

sosialisasi peserta didik lebih luas tetapi dapat dikendalikan dengan

menumbuhkan nilai-nilai budi pekerti yang tinggi, terampil, aktif, cerdas dan

mandiri.

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada metode deskripsi ini yaitu

dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, studi dokumentasi dan studi

pustaka. Hal ini dilakukan untuk menunjang dan untuk mempermudah pada saat

penelitian dilakukan.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Menurut Nasution (2003) lokasi penelitian menunjukan pada pengertian

tempat atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya tiga unsur yaitu,

pelaku, tempat, dan kegiatan yang dapat diobervasi. Adapun yang menjadi lokasi

(18)

Jl. Sukarajin II No. 15 Bandung 40124 Telp 022-7101190, Fax 022-7210132.

Sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah Penanggung jawab SMP, guru

(tutor) dan Homeschoolers SMP kelas VIII dan 1X dengan jumlah 4 orang.

Adapun yang menjadi dasar pertimbangan dipilihnya sekolah rumah

(Homeschooling) tersebut sebagai lokasi serta subjek dalam penelitian ini antara

lain dikarenakan sekolah rumah ini menggunakan proses pembelajaran pada

Homeschooling dengan menggunakan pendekatan yang lebih tematik, aktif,

konstruktif dan kontekstual serta belajar mandiri melalui penekanan kepada

kecakapan hidup dan keterampilan dalam memecahkan masalah. Selain itu

menurut pengamatan yang dilakukan pada observasi awal terlihat bahwa motivasi

(Homeschoolers) siswa siswi SMP mempunyai kemampuan akademik yang bagus

dan siap bersaing dengan lulusan sekolah formal dan unggul dalam persaingan

global.

C. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran dan memperjelas istilah

terhadap judul penelitian yang diangkat yaitu“Studi Pembelajaran Seni Di

Homeschooling Taman Sekar Bandung”, maka digunakan definisi konseftual dan

definisi operasional untuk membatasi tentang pengertian terhadap peristilahan

yang digunakan dalam penelitian ini. Dimana istilah-istilah yang digunakan dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Pembelajaran Seni adalah segala usaha untuk meningkatkan kemampuan

kreatif ekspresif anak didik dalam mewujudkan kegiatan artistiknya

berdasarnya aturan-aturan estetika tertentu.

2. Homeschooling (rumah Sekolah) adalah proses layanan pendidikan yang

secara sadar, teratur dan terarah dilakukan oleh orang/tua keluarga di

rumah atau tempat-tempat lain dimana proses belajar mengajar dapat

berlangsung dalam suasana yang kondusif dengan tujuan agar setiap

potensi anak yang unik dapat berkembang secara maksimal (Yuleawati

(19)

3. Taman Sekar Bandung adalahsebagai sebuah institusi pendidikan

alternatif yang senantiasa memperhatikan hak anak atas pendidikan.

Berdasarkan batasan istilah di atas, dapat disimpulkan bahwa

penelitian ini terfokus pada studi pembelajaran seni terpadu yang berada di

HomeschoolingTaman Sekar Bandung

D. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data

dalam penelitian. Secara garis besar, alat pengumpul data ada dua kategori, yakni

tes dan nontest. Sebagaimana yang diungkapkaan oleh (Maksum, 2012:111)

bahwa peneliti sendiri langsung yang bertindak sebagai pengamat dan peneliti

langsung terjun langsung ke lapangan.Aspek yang diteliti dalam penelitian ini

yakni dalam konsep kurikulum yang digunakan dan proses pembelajaran seni di

Homeschooling Taman Sekar Bandung. Penelitian ini digunakan untuk

memperoleh data yang relevan yang berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang

digunakan untuk mengumpulkan data. Sebelum penelitian berlangsung, peneliti

harus mempersiapkan beberapa pedoman penelitian diantaranya:

1. Pedoman Observasi

Pedoman ini dimaksudkan untuk mempermudah menganalisis data atau

objek penelitian. Hal tersebut dilakukan untuk melihat, mengamati, dan mencatat

secara langsung tentang keadaan lingkungan tempat pembelajaran di lokasi

penelitian. Pedoman observasi ini mempunyai beberapa tahapan yang pertama

pedoman observasi sebelum penelitian dilakukan, kedua pedoman observasi

disaat permbelajaran berlangsung, dan yang ketiga pedoman observasi setelah

pembelajaran.

Dalam pengumpulan data terlebih dahulu peneliti menggunakan persiapan

terlebih dahulu agar pada waktu penelitian segala sesuatunya dapat berjalan

dengan baik dan menghasilkan data yang cukup valid sesuai dengan yang

(20)

2. Pedoman Wawancara

Pedoman ini dilakuakan untuk melengkapi data yang tidak dapat diperoleh

melalui teknik observasi dan dipergunakan pada saat studi pendahuluan dengan

maksud memperoleh data awal bagi kelanjutan langkah berikutnya dalam

penelitian. Secara bertatap muka langsung dengan pendidik (tutor) atau peserta

didik (Homeschoolers) dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan wawancara

dan kuisioner yang berkaitan dengan pembelajaran.

Wawancara ini digunakan oleh peneliti dengan menggunakan wawancara

terstruktur dan wawancara bebas yang dilaksanakan dengan Pengelola dan guru

(tutor) HomeschoolingTaman Sekar Bandung.

3. Studi Dokumentasi

Pedoman ini dilakukan dengan cara melihat data dan bila diperboleh

mengcopynya. Teknik ini digunakan untuk melengkapi data dan diperoleh saat

peneliti melakukan obsevarsi dan wawancara. Peneliti memperoleh sumber data

dari berbagai pihak yang ada di lembaga, antara lain bagian administrasi, kepala

sekolah, dan guru (tutor). Berkaitan dengan foto, video, perekam suara yang

digunakan untuk mengumpulkan sejumlah data dari pembelajaran tari yang diteliti

baik sebelum pengajaran, pelaksanaan, dan akhir dari pembelajaran beserta

evaluasi.

E. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang

dimaksudkan untuk memperoleh keterangan, bahan-bahan, atau informasi secara

fakta atau dapat dipercaya. Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan

untuk selanjutnya dianalisis guna mendapatkan suatu kesimpulan. Menurut Arifin,

(2011:107) mengemukakan bahwa data kualitatif tentu diolah dan dianalisis

secara kualitatif, untuk memperoleh data maka diperlukan suatu teknik

(21)

melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan. Adapun teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap

gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan bisa bersifat

partisifatif dan non partisifatif (Maksum, 2012:127). Observasi juga merupakan

metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap objek

penelitian. Observasi dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung.

Observasi juga sering diartikan sebagai suatu aktifitas yang sempit, yakni

memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Adapun yang digunakan

dalam melakukan observasi disebut pedoman observasi. Observasi tidak hanya

digunakan dalam kegiatan evaluasi, tetapi juga dalam bidang penelitian, terutama

penelitian kualitatif (qualitative research) yang dikemukakan oleh (Arifin,

2011:153). Hal senada diungkapkan oleh Maksum (2012:127) yang

mengemukakan sebagaimana halnya wawancara, sebelum melakukan observasi

perlu membuat pedoman observasi. Bisa terstruktur dengan membuat butir-butir

kegiatan yang akan diobservasi sehingga pengamat tinggal memberikan ceklist,

dapat juga bersifat tidak terstruktur dalam arti pengamat secara langsung

mendiskripsikan kegiatan atau prilaku yang ditampilkan oleh individu.

Instrumen yang digunakan di dalam observasi adalah dengan

menggunakan lembar observasi. Lembar observasi dipergunakan untuk

mengumpulkan data mengenai unjuk guru (tutor) dan aktifitas siswa selama

proses pembelajaran seni di HomeschoolingTaman Sekar Bandung.

Dalam penelitian ini observasi dilakukan oleh penulis untuk mengetahui

sejauhmana kurikulum yang berada di Homeschooling serta proses pembelajaran

seni yang berlangsung di Homeschooling Taman Sekar Bandung.

b. Wawancara

Wawancara atau sering juga disebut (interview) adalah proses memperoleh

informasi atau keterangan dengan cara tanya jawab anatara pewawancara dan

(22)

Adapun maksud mengadakan wawancara ini seperti yang ditegaskan oleh

Arifin (2011:157-158) wawancara langsung wawancara yang dilakukan secara

langsung antara pewawancara (interviewer) atau guru/tutor dengan orang yang

diwawancarai (interviewe) atau peserta didik (homesschoolers) tanpa melalui

perantara, sedangkan wawancara tidak langsung artinya pewawancara atau guru

menanyakan sesuatu kepada peserta didik (homeschoolers) melalui perantara

orang lain atau media.

Tujuan dari wawancara ialah untuk menjaring data berkenaan dengan

rencana pelaksanaan tindakan, pandangan dan pendapat guru dan siswa terhadap

komunitas pembelajaran seni terpadu. Wawancara juga akan sangat tergantung

pada interakasi yang terjadi dari kedua belah pihak, situasi wawancara, dan isi

pertanyaan. Teknik wawancara ini bisa dipergunakan dalam penelitian dengan

maksud mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada narasumber

yang dijadikan penelitian. Peneliti melakukan wawancara kepada beberapa pihak,

yaitu Kepala Sekolah, Bidang Kurikulum, guru/tutor, orang tua, dan

siswa/homeschoolers Homeschooling Taman Sekar Bandung.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah upaya mengumpulkan data melalui catatan,

arsip, transkrip, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Dalam penelitian ini studi

dokumentasi diperoleh dari pengambilan gambar atau mendokumentasikan

pembelajaran. Bisa dijadikan sebagai bahan pengumpulan data yang telah ada di

koran-koran, majalah, maupun penelitian terdahulu dengan cara diteliti

menggunakan foto ataupun video.

Sehingga peneliti mengetahui proses pengajaran dan pembelajaran seni

terpadu melalui berbagai cara yang diantaranya: Memotret ataupun video setiap

kejadian yang dialami selama proses pembelajaran seni dalam melakukan

pengumpulan data baik dari kampus atau dari Homeschooling Taman Sekar

(23)

d. Catatan Lapangan

Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2006:209) catatan lapangan

adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan

dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian

kualitatif.

Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti membuat coretan atau catatan

singkat kata-kata kunci, pokok-pokok isi pembicaraan atau pengamatan, gambar,

dan lain-lain tentang segala sesuatu atau peristiwa yang dilihat, didengar, dialami

selama penelitian berlangsung. Kemudian diubah ke dalam catatan lengkap

setelah peneliti tiba di rumah. Catatan ini bermanfaat sebagai data konkret yang

dapat menunjang hipotesisi kerja, penentuan derajat kepercayaan dalam rangka

keabsahan data yang diperoleh.

2. Analisis Data

Teknik Analisis data harus sesuai dengan masalah yang diteliti dan

instrumen yang digunakan. Menurut Maksum, (2012:201) Analisis ini telah mulai

sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan

berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.Pengolahan data dalam

penelitian kualitatif yaitu data yang dikumpulkan biasanya berbentuk data

deskriptif, yaitu data yang berbentuk uraian yang menuntut peneliti agar

menafsirkan lebih jauh untuk mendapatkan makna yang terkandung di dalamnya.

Dalam penelitian kualitatif, termasuk data kualitatif adalah data yang

dituangkan dengan kata-kata, yang biasanya dibuat dalam bentuk catatan

lapangan, yang diperoleh melalui studi dokumentasi, wawancara mendalam dan

atau observasi partisipatoris (Ali, 2011:413). Hal ini serupa dengan Miles and

Huberman (1989), data kualitatif bersifat membumi, kaya akan deskripsi, dan

mampu menjelaskan tentang proses. Teknik analisis data yang digunakan oleh

peneliti bersifat triangulasi, seperti yang dikatakan oleh Sugiyono (2012:241)

triangulasi yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari

berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada”. Triangulasi

(24)

untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi,

partisifatif wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama

secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber

yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Dalam hal ini diperjelas dengan

bagan sebagai berikut:

Bagan 1.1

Proses Pengolahan Triangulasi

Pada metode triangulasi ini dapat diperoleh dengan berbagai cara

diantaranya:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

2. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat

dan pandangan orang

3. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan

Teknik analisis data yang akan menempuh tahap pelaksanaan sebagai

berikut:

a. Semua data yang sudah terkumpul akan diolah dan diteliti dengan

mengemukakan hal-hal pokok tentang studi pembelajaran seni di komunitas

pada siswa-siswi HomeschoolingTaman Sekar Bandung. Triangulasi

Observasi

Wawancara

Studi Dokumentasi

(25)

b. Membuat rangkuman temuan-temuan penelitian dalam suasana yang

sistematis, sehingga gaya belajar siswa di Homeshooling Taman Sekar

Bandung dalam pembelajaran seni dapat tergambar

c. Mendeskripsikan fokus penelitian, prosedur penelitian, bahkan hasil yang

diharapkan, hal itu semuanya tidak ditentukan dengan pasti dan belum jelas

sebelumnya, sehingga segala sesuatunya masih perlu dikembangkan

sepanjang pross penelitian berlangsung. Dalam keadaan yang serba tidak

pasti dan tidak jelas ini, tidak ada pilihan dan hanya peneliti itu sendiri

sebagai satu-satunya alat yang dapat mencapai segala sesuatunya secara

maksimal.

Oleh karena itu, peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun

ke lapangan. Validasi terhadap penelitian sebagai instrumen meliputi validasi

terhadap pemahaman metode kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang

yang akan diteliti. Kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian baik secara

akademik maupun secara logistiknya. Walaupun pada hakekatnya manusia

bersifat subjektif, namun manusia sebagai instrumen dapat menghasilkan data

yang realibitasnya hampir sama dengan data yang dihasilkan oleh instrumen yang

dibuat secara obyektif, karena manusia yang dapat merasakan dan merespon,

manusia mempunyai karakter yang fleksibel sehingga dapat berfungsi multi

purpose (mempunyai tujuan yang banyak bervariatif) dengan mengumpulkan

informasi secara serempak.

F. Langkah-langkah Penelitian

Sebelum sampai pada tahap pengumpulan data serta analisis data maka

terlebih dahulu peneliti menguraikan pertama dalam penelitian. Kegiatan pertama

yang dilakukan adalah mempersiapkan segala sesuatunya sehingga penelitian ini

dapat berjalan lancar. Persiapan tersebut antara lain:

1. Tahap Pra lapangan

Tahap ini merupakan tahap awal dalam melakukan penelitian. Dalam

(26)

yang biasa disebut proposal penelitian yang kemudian dibimbingkan kepada

dosen pembimbing untuk disetujui. Setelah rancangan penelitian disetujui peneliti

memilih lapangan penelitian yang mendukung terhadap permasalahan penelitian

yang disesuaikan dengan waktu, biaya dan tenaga yang tersedia, sehingga peneliti

memilih lokasi penelitian di Homeschooling Taman Sekar Bandung.

Kegiatan Selanjutnya, peneliti mengurus perijinan kepada pihak yang

berwenang memberikan ijin untuk mengadakan penelitian. Setelah itu, peneliti

menjajaki keadaan lapangan, dan berakhir menyiapkan perlengkapan penelitian.

2. Tahap pekerjaan Lapangan

Tahap ini merupakan tahap penggalian informasi data secara mendalam,

dengan mengenal lebih dekat kepada subjek penelitian, mengadakan pengamatan

permulaan terhadap lingkungan Homeschooling Taman Sekar Bandung selaku

subjek penelitian, kegiatan-kegiatan dan prilaku siswa. Kemudian diadakan

kegiatan partisipasi bersama subjek penelitian dengan melakukan wawancara baik

dengan penanggung jawab, guru/tutor, orang tua maupun dengan siswa

(homeschoolers). Pada tahap ini merupakan kegiatan utama dalam pengumpulan

data dan mengadakan analisis data dari hasil pengumpulan data tersebut.

3. Tahap pelaporan

Pada Tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. Triangulasi Data

Triangulasi merupakan pengecekan pemeriksaan dari data yang telah

diperoleh dari lapangan terutama untuk memperoleh keabsahan data. hal

ini sesuai dengan pendapat Maleong (2005:330) bahwa “triangulasi adalah

teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.

Informasi yang diperoleh dari satu sumber di cek silang dengan

menggunakan triangulasi, bertujuan untuk membandingkan tingkat

kesahihan data dengan kenyataan sebenarnya.

Informan utama atau kunci dalam pengumpulan data mengenai upaya guru

(tutor) homeschooling dalam mengetahui proses pembelajaran seni terpadu

di komunitas Homeschooling Taman Sekar Bandung adalah dua orang

(27)

pendukungnya, yaitu penanggung jawab setara SMP, sedangkan untuk

memperoleh data gambaran pembelajaran seni di Homeschooling Taman

Sekar Bandung, yang menjadi subjek penelitian adalah dua orang tutor dan

orang tua siswa sebagai pelengkap.

b. Penyusunan laporan

Setelah kegiatan triangulasi kemudian pada tahap ini dilakukan

penyusunan laporan hasil pengumpulan data yang dilanjutkan dengan

menggandakan laporan yang telah disusun.

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan pada hasil pengolahan dan analisis data yang ditemukan

dalam penelitian, sebagimana yang telah disajikan dalam Bab IV, maka dapat

ditarik beberapa kesimpulan dan saran, sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Konsep kurikulum merupakan suatu acuan yang dijadikan pedoman dalam

melaksanakan program pembelajaran yang dibuat dalam jangka waktu tertentu,

yang berisi berbagai topik-topik pembelajaran, dan wujudnya dilaksanakan dalam

proses belajar mengajar. Dalam hal ini studi pembelajaran seni di Homeschooling

Taman Sekar Bandung dapat disimpulkan secara konsep kurikulum pembelajaran.

Dari hasil studi observasi, wawancara, dan dokumentasi terdapat beberapa hal

yang harus di evaluasi serta di revisi supaya tujuan dari pembelajaran dapat

tercapai. Untuk itu ada beberapa hal yang akan diuraikan baik itu keunggulan

maupun kekurangan dengan uraian sebagai berikut :

a. Mampu membangun motivasi siswa

b. Mampu mengembangkan aspek sikap pada dampak pengiring dalam

pembelajaran

c. Menghemat waktu

d. Memilki kekuatan komprehensif yang tinggi

Pada pelaksanaan pembelajaran seni dilaksanakan di Homeschooling

Taman Sekar Bandung terdapat kekurangan diantaranya :

a. Membutuhkan kurikulum yang mengacu pada keterpaduan serta

kebijakan-kebijakan pendukung dalam sistem evaluasi pembelajaran.

b. Membutuhkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam merancang model

pembelajaran terpad

Dari kekurangan serta kelebihan tersebut menjadi gambaran serta evaluasi

dalam melaksanakan seni di Homeschooling, sehingga pada pelaksanaan

(29)

Sejalan dengan hasil penelitian dari proses pembelajaran seni di komunitas

Homeschooling Taman Sekar Bandung, mencakup tiga tahapan, yaitu:

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi memiliki hubungan fungsional yang erat.

Dilihat dari proses pembelajaran, penyelenggaraan kegiatan tutorial komunitas

homeschooling dipandang cukup baik, dimana tahapan-tahapan perencanaan

proses pembelajaran disusun secara sitematis yang diawali dengan identifikasi

kebutuhan homeschoolers melalui pembacaan karakteristik anak serta memahami

kurikulum dan silabus, melihat dan menentukan materi (mengacu ke diknas),

mengorganisir materi (jadwal pertemuan) menentukan metode/strategi

pembelajaran disesuaikan dengan ketertarikan homeschoolers, membuat

kerangka/lembar kerja, project dan outing serta mengalokasikan waktu.

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran seni meliputi: kegiatan

pendahuluan yaitu games atau permainan, praktikum atau penjelasan materi,

mengerjakan lembar kerja, latihan serta lembar tutorial. Tutor dalam

melaksanakan proses pembelajaran sangat mempertimbangkan akan faktor-faktor

yang yang dapat mendukung terhadap keberhasilan pencapaian tujuan sehingga

tercipta iklim pembelajaran yang cerdas, kreatif, terampil, dan ceria, diantaranya

menggunakan penyampaian materi yang bervariasi seperti menggunakan games

atau permainan, metode/strategi pembelajaran, menggunakna tanya jawab,diskusi

dan eksplorasi dari topikyang disampaikan, alat peraga dan

penunjangpembelajaran yang membantu mempercepat pengertian homeschoolers

mengenai materi, dengan menggunakan media audio visual.Sehingga

terlaksananya kegiatan program project class dan outing untuk mengunjungi

tempat-tempat di sekitar daerah Homeschooling seperti Sanggar di Padepokan

Guruminda yang berlokasi di Sadang Serang, Saung Angklung Udjo di Padasuka

Bandung, dan Teater lakon yang berda di UPI.

Ukuran keberhasilan suatu proses pembelajaran tidak terbatas pada hasil

belajar yang lazim diukur dengan tes hasil belajar, melainkan yang lebih penting

dari itu adalah peningkatan minat bakat serta motivasi untuk terus belajar serta

meningkatkan kemampuan untuk mengukur kemajuan belajar dan sarana penguat

(30)

Pada Homeschooling peran Tutor dalam melaksanakan proses

pembelajaran sangat mempertimbangkan akan faktor-faktor yang yang dapat

mendukung terhadap keberhasilan pencapaian tujuan sehingga tercipta iklim

pembelajaran yang cerdas, kreatif, terampil, dan ceria, diantaranya menggunakan

penyampaian materi yang bervariasi seperti menggunakan games atau permainan,

metode/strategi pembelajaran, menggunakna tanya jawab, diskusi dan eksplorasi

dari topik yang disampaikan, alat peraga dan penunjang pembelajaran yang

membantu mempercepat pengertian homeschoolers mengenai materi, dengan

menggunakan media audio visual.

Pembelajaran seni di komunitas Homeschooling Taman Sekar Bandung

terkait dengan bentuk pembelajaran tutorial, dimana kegiatan pembelajarannya

dilakukan secara langsung dan individual antara tutor dan peserta didik. Dimana

sistem pembelajaran tutorial menuntut peserta didik (homeschoolers) untuk

belajar mandiri dengan menggunakan modul atau media belajar lainnya,

dikombinasikan dengan tatap muka/belajar terarah dengan didampingi tutor atau

pembimbing untuk membantu peserta didik dalam memcahkan kesulitan belajar.

Pada dasarnya konsep seni yang melandasi program pengajaran seni bisa

berubah-ubah sesuai dengan perkembangan Ipteks, sosial, dan budaya

masyarakat. Hal ini dapat dimaknai bahwa konsep seni yang dipakai di suatu

negara dalam kurun waktu tertentu bisa berubah-ubah dan beragam.

Berubah-ubahnya konsep seni yang melandasi program pengajaran seni secara tersirat

ternyata tidak selalu terurai secara jelas dalam kurikulum pendidikan seni di

sekolah. Hal inilah yang menyulitkan pendidik (tutor) untuk mempersepsi konsep

seni yang melandasi program pengajaran seni.

Maka peneliti mengungkapkan bahwapendidik selebihnya memahami

siapa dirinya dan kemampuan yang harus dimilikinya. Dalam melaksanakan

tugasnya selain seorang pendidik, pengajar, dan pembimbing pada program

komunitas seni di homeschooling ini maka pendidik (tutor) harus memiliki

kompetensi ternyata pada kenyataannya terlaksananya pendidik (tutor) hanya

(31)

kompetensi tutor itu belum menguasai semua materi yang akan diajarkan atau

belum mampu menerapkannya pada pengajaran terhadap anak.

Sedangkan faktor pendukung dari pembelajaran seni di Homeschooling

Taman Sekar Bandung yaitu tutor dalam melaksanakan proses pembelajaran seni

sangat mempertimbangkan akan faktor-faktor yang dapat mendukung terhadap

keberhasilan pencapaian tujuan akan terlaksananya pembelajaran seni

ini.Sehingga tercipta iklim pembelajaran yang cerdas, kreatif, terampil, dan ceria,

diantaranya menggunakan penyampaian materi yang bervariasi dengan bentuk

outing dan project class.

B. REKOMENDASI

1. Bagi lembaga Homeschooling Taman Sekar Bandung, pendidikan

homeschooling merupakan model pendidikan pilihan bagi orang tua maupun

anak yang tidak cocok dengan pendidikan formal, sehingga lembaga harus

tetap mempertahankan apa yang menjadi ciri khas dari homeschooling

terutama dalam proses pembelajarannya yang menggunakan pendekatan

individual dan tidakmenekankan pada nilai.

2. Bagi Lembaga Universitas Pendidikan Indonesia, Jurusan pendidikan Seni

tari diharapkan untuk lebih membuka program atau penataran khusus untuk

pendidik supaya lebih mengetahui peran dan tujuan pembelajaran seni di

sekolah-sekolah formal maupun non formal.

3. Bagi pendidik (tutor), dalam pembelajaran komunitas seni terpadu merupakan

hal yang utama dalam belajar, sehingga tutor dalam proses pembelajarannya

memperhatikan karakteristik homeschoolers harus tetap dipertahankan,

mengingat keberagaman karakteristik homeschoolers yang mengikuti

program homeschooling.

4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan ditindak lanjuti dengan penelitian yang

lebih luas cakupannya, khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran

komunitas seni terpadu, yang belum sempat peneliti ungkapkan seutuhnya.

(32)

secara khusus terhadap homeschoolers selanjutnya dari jalur pendidikan

informal

Demikian saran-saran yang dapat dikemukakan baik rekomendasi untuk

pelaksana HomeschoolingTaman Sekar Bandung, maupun penliti lain yang

merasa berkenan dan berkepentingan dengan proses pembelajaran sekolah-rumah

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. (2011). Memahami Riset Prilaku Dan Sosial. Bandung:CV.Pustaka Cendekia Utama

Arifin, Zaenal. (2011). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Komunitas Sekolah Rumah Sebagai Sistem Pendidikan Kesetaraan, Jakarta:Depdiknas

Departemen Pendidikan Nasional (2003). Materi Pelatihan Peningkatan Kemampuan Guru dalam Penyusunan dan Menggunakna Alat Evaluasi

Serta Pengembangan Sistem Penghargaan Terhadap Siswa,

Jakarta:Direktorat PLP-Ditjen Dikdasmen-Depdiknas.

Ginanjar, Jalu. (2005). Implementasi Model Role Playing Untuk Mengembangkan Kreatifitas Siswa. Skripsi S-1 Bandung: Tidak diterbitkan

Griffith, Mary. (2012). Homeschooling Menjadikan Setiap Tempat Sebagai Sarana Belajar. Bandung:Nuansa

Hamalik, Oemar (2007). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:Bumi Aksara

Herry, Asep Hernawan dkk. (2007). Pengembangan kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:Universitas Terbuka

J. Maleong, I. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:RemajaRosdakarya

Ki Hadjar Dewantara, (1997). Kebudayaan: bagian pertama: Pendidikan, Majelis Luhur Tamansiswa, Yogyakarta.

Kho, L. dkk (2007), Homeschooling Untuk Anak, Mengapa Tidak . Yogyakarta: Kanisius

Majid, A. (2011). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda

Masunah, J. dan Narawati, T (2003), Seni dan Pendidikan Seni. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Seni Tari UPI.

Masunah, J. (2012). Tari Pendidikan. Bandung: Tidak diterbitkan

Maksum, ali. (2012). Metodologi Penelitian. Surabaya: Unesa University Press

(34)

Nasution, (1993), Pengembangan Kurikulum. Bandung:Citra Aditya Bakti.

Pamadhi, Hadjar, dkk. (2008). Pendidikan Seni di SD. Jakarta:Unversitas Terbuka

Ruhimat, Toto. (2009), Kurikulum & Pembelajaran. Bandung: jurusan Kurtekpen FIP UPI

Saylor, GJ, et.al. (1981). Curriculum: Perspective, paradigm, and Possibility, New York: Macmillan Publishing

Setityawati, Efi, (2011), Upaya Tutor Homeschooling dalam meningkatkan Motivasi belajar Homeschoolers. Skripsi Jurusan PLS UPI Bandung: tidak diterbitkan

Soedarsono, et, all. (1996). Tari Tradisional Indonesia. Jakarta : Yayasan harapan

Sudjana, D. (1995). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar.

Sudjana, Djuju. (2001). Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : Falah Production

Sugiyono, (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung:Penerbit Alfabeta

Syamsuddin-Makmum, A. (1995). Psikologi Kependidikan (Perangkat sistem Pengajaran Modul). Bandung:PT Remaja Rosda

Syaodih-Sukmadinata, N.(2007). Bimbingan dan Konseling Dalam Praktek. Bandung:Maestro

Syarifudin, Tatang. (2011). Pedagogik Teoritis Sistematis. Bandung: Percikan ilmu.

Tim Penyusun. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ketiga. Jakarta:Balai Pustaka.

Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989. Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakrat

(35)

Sumber Internet:

Arlieta Eka Putri dalam web: www.Arlitaeka.blogspot.com. Diakses pada hari Kamis Tgl 10 Juli 2014. Pkl 19.00 WIB

Referensi

Dokumen terkait

Penetapan Kadar Levofloxacin Dalam Sediaan Farmasi secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.. Electronic Theses & Dissertations Universitasa

(Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Pokok Menulis Narasi di Kelas V SDN Pucung II Kabupaten

[25] Atika, 2009 , “ Quantitative Risk Assessment Pada Storage Tank Studi Kasus:. Central Gathering Station 10 Duri, PT.Chevron Pacific Indonesia, ”

Malaysia tahun 2020.. Skema Kerangka Pemikiran Permintaan Ekspor Sumatera Utara Ke Malaysia Produksi Kakao Harga Domestik Penawaran Ekspor Sumatera Utara Biji Kakao

[r]

Dalam UU no 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Pembiayaan pada bank syariah adalah penyediaan dana atau tagihan yang berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Penyayang, dengan limpahan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini

Biro Iklan secara komputerisasi yang membahas tentang Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), Normalisasi dan program Visual Basic 6.0, maka semua masalah