• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN PELATIHAN SABLON DISTRO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIRAUSAHA WARGA BELAJAR PAKET C DI LKP CITRA SARANA BAHASA DAN INFORMATIKA (CSBI) KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGELOLAAN PELATIHAN SABLON DISTRO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIRAUSAHA WARGA BELAJAR PAKET C DI LKP CITRA SARANA BAHASA DAN INFORMATIKA (CSBI) KOTA BANDUNG."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN PELATIHAN SABLON DISTRO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIRAUSAHA WARGA BELAJAR

PAKET C DI LKP CITRA SARANA BAHASA DAN INFORMATIKA (CSBI) KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Konsentrasi Pelatihan

Oleh:

Aida Vita Yahya

1106232

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

PENGELOLAAN PELATIHAN SABLON DISTRO DALAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIRAUSAHA WARGA BELAJAR

PAKET C DI LKP CITRA SARANA BAHASA DAN INFORMATIKA

(CSBI) KOTA BANDUNG

Oleh. Aida Vita Yahya

1106232

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan Luar Sekolah

© Aida Vita Yahya 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

AIDA VITA YAHYA 1106232

PENGELOLAAN PELATIHAN SABLON DISTRO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIRAUSAHA WARGA BELAJAR

PAKET C DI LKP CITRA SARANA BAHASA DAN INFORMATIKA (CSBI) KOTA BANDUNG

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I,

Dr. H. Uyu Wahyudin, M.Pd NIP. 19600926 198503 1 003

Pembimbing II,

Nike Kamarubiani, M.Pd NIP. 19750702 200801 2 006

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Aida Vita Yahya, 2015

PENGELOLAAN PELATIHAN SABLON DISTRO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIRAUSAHA WARGA BELAJAR PAKET C DI LKP CITRA SARANA BAHASA DAN INFORMATIKA (CSBI) KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv ABSTRAK

(5)

Aida Vita Yahya, 2015

ABSTRACT

(6)

Aida Vita Yahya, 2015

PENGELOLAAN PELATIHAN SABLON DISTRO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIRAUSAHA WARGA BELAJAR PAKET C DI LKP CITRA SARANA BAHASA DAN INFORMATIKA (CSBI) KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Penulisan ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Pengelolaan ... 9

1. Pengertian Pengelolaan ... 9

2. Proses Pengelolaan ... 9

3. Pengelolaan Program ... 11

B. Konsep Pelatihan ... 19

1. Pengertian Pelatihan ... 19

2. Tujuan Pelatihan ... 19

3. Manajemen Pelatihan ... 20

4. Komponen-komponen Pelatihan ... 23

5. Hasil Pelatihan ... 24

C. Konsep Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills) ... 25

(7)

Aida Vita Yahya, 2015

PENGELOLAAN PELATIHAN SABLON DISTRO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIRAUSAHA WARGA BELAJAR PAKET C DI LKP CITRA SARANA BAHASA DAN INFORMATIKA (CSBI) KOTA

2. Prinsip-prinsip Wirausaha ... 27

F. Pendidikan Luar Sekolah Sebagai Salah Satu Program Pelatihan Menyablon ... 28

1. Arti dan Pentingnya Pendidikan ... 28

2. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah... 30

3. Manajemen Pendidikan Luar Sekolah ... 30

4. Fungsi Pendidikan Luar Sekolah ... 31

G. Penelitian Yang Relevan ... 32

H. Kerangka Pemikiran ... 34

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 36

B. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 38

C. Pengumpulan Data ... 39

D. Analisis Data ... 42

E. Isu Etik ... 44

F. Definisi Operasional ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian ... 47

B. Gambaran Umum Program Pelatihan Sablon Distro ... 50

C. Hasil Penelitian ... 52

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 111

B. Saran ... 113

DAFTAR PUSTAKA

(8)

Aida Vita Yahya, 2015

PENGELOLAAN PELATIHAN SABLON DISTRO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIRAUSAHA WARGA BELAJAR PAKET C DI LKP CITRA SARANA BAHASA DAN INFORMATIKA (CSBI) KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan pendidikan dalam hal ini pembangunan pendidikan merupakan salah satu upaya penting dalam penanggulangan kemiskinan. Berbagai upaya pembangunan pendidikan yang dilakukan secara signifikan telah memperbaiki tingkat pendidikan penduduk indonesia. Hal ini antara lain ditunjukan oleh meningkatnya rata-rata lama sekolah penduduk usia diatas 15 tahun menjadi 7,1 tahun dan menurunnya angka buta aksara menjadi 10,12% pada tahun 2003. Angka partisipasi sekolah untuk semua kelompok usia juga mengalami peningkatan secara berarti.

Menurut Peters (dalam Kamil 2010, hlm.4) pendidikan meliputi penyebaran hal yang bermanfaat bagi mereka yang terlibat di dalamnya dan pendidikan harus melibatkan pengetahuan dan pemahaman serta sejumlah perspektif kognitif. Selain itu, pendidikan setidaknya memiliki sejumlah prosedur, dengan asumsi bahwa peserta didik belum memiliki pengetahuan dan kesiapan belajar secara sukarela.

Pendidikan sebagai salah satu kegiatan yang dilakukan terhadap peningkatan kemampuan seseorang dan memberikan pembekalan dalam mengatasi permasalahan yang mungkin mereka akan dihadapi. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1, yang menyatakan:

“pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.

(9)

dan pendidikan informal berada dalam cakupan pendidikan luar sekolah. Dalam pendidikan.

Pendidikan nonformal atau pendidikan luar sekolah memiliki satuan pendidikan diantaranya Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Majlis

ta’lim, kursus, pelatihan dan satuan lembaga sejenis lainnya. Salah satu satuan

pendidikan nonformal yaitu pelatihan untuk meningkatkan keterampilan kerja timbal balik yang bersifat membantu dan meningkatkan tanggung jawab untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pelatihan ini di selenggarakan di setiap Lembaga Kursus dan Pelatihan.

Pelatihan merupakan satuan dari pendidikan luar sekolah, karena dari pelatihan itu dapat mengubah dan meningkatkan kinerja, pengetahuan keterampilan, menambah pengetahuan baru, perbaikan sikap, pelatihan juga dapat membimbing seorang individu untuk bekerja, dan berwirausaha secara mandiri. Hakekat dari pelatihan yaitu memberikan pembinaan dan pendidikan yang dilakukan dengan memberikan bantuan kepada tenaga kerja oleh tenaga profesional bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu lembaga.

(10)

3

Aida Vita Yahya, 2015

PENGELOLAAN PELATIHAN SABLON DISTRO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIRAUSAHA WARGA BELAJAR PAKET C DI LKP CITRA SARANA BAHASA DAN INFORMATIKA (CSBI) KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

khususnya pakaian distro yang kebanyakan menggunakan sablon. Saat ini pelatihan menyablon cukup diminati karena dengan terampil menyablon bisa menjadi peluang usaha dan membuat wirausaha sendiri agar dapat mengurangi angka pengangguran khususnya pengangguran di kota Bandung. Pengangguran di Indonesia pada Agustus 2014 sebesar 7,24 jiwa atau 5,94% dari jumlah angkatan kerja sebesar 121,87 juta jiwa (Power Point Unit Reaksi Cepat (URC) Pelayanan Pendidikan Non Formal Dan Informal).

Menurut Joseph Schumpeter (dalam Alma 2009, hlm.24) entrepreneur atau wirausaha adalah orang yang mendombrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru ataupun bisa dilakukan dalam organisasi bisnis yang sudah ada. Seorang wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Wirausaha lebih menekankan pada setiap orang yang memulai suatu bisnis yang baru. Sedangkan proses kewirausahaan meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu organisasi.

Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan Nonformal yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal keterampilan, pengetahuan, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja dan usaha mandiri. Lembaga Kursus dan Pelatihan ini banyak dicari oleh masyarakat yang sedang membutuhkan pelatihan untuk meningkatkan kinerja dan keterampilan baik itu untuk diri sendiri maupun suatu perusahaan

(11)

Center, dengan berbagai jurusan antara lain Komputer Desain Grafis, Autocad, dan beberapa beberapa kursus bahasa asing.

Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan Nonformal yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal keterampilan, pengetahuan, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja dan usaha mandiri. Lembaga Kursus dan Pelatihan ini banyak dicari oleh masyarakat yang sedang membutuhkan pelatihan untuk meningkatkan kinerja dan keterampilan baik itu untuk diri sendiri maupun suatu perusahaan

Lembaga Kursus Pelatihan Citra Sarana Bahasa dan Informatika (LKP CSBI) tidak hanya menyelenggarakan kursus dan pelatihan tetapi juga ada ada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang telah berdiri pada tahun 2001. Lembaga ini pada awalnya hanya membuka bimbingan ujian persamaan SMP dan SMA semakin berkembangnya waktu lembaga ini menyediakan program kesetaraan paket A, B, dan C. LKP CSBI juga megelola Course and Training Center, dengan berbagai jurusan antara lain Komputer Desain Grafis, Autocad,

dan beberapa beberapa kursus bahasa asing.

(12)

5

Aida Vita Yahya, 2015

PENGELOLAAN PELATIHAN SABLON DISTRO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIRAUSAHA WARGA BELAJAR PAKET C DI LKP CITRA SARANA BAHASA DAN INFORMATIKA (CSBI) KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

satu lembaga pendidikan nonformal yang bergerak dalam bidang pelatihan dan kursus menyelenggarakan Pelatihan Sablon Distro untuk meningkatkan kemampuan wirausaha, program ini diselenggarakan dalam memberikan solusi dalam upaya pencerahan dan peningkatan mutu pendidikan.

Program yang ada di LKP CSBI sangat diminati oleh warga belajar dari mulai program pelatihan sampai kursus bahasa yang ada di lembaga ini. Program yang paling diminati yaitu pelatihan menyablon bagi warga belajar paket C yang berjumlah 20 orang karena pelatihan ini sifatnya gratis dan hanya diberikan bantuan oleh swadaya masyarakat. Tujuan program diselenggarakan untuk melatih skill, yang sudah siap bekerja dilatih kembali, dan setelah lulus mengikuti program pelatihan menyablon dari LKP CSBI ini warga belajar bisa mencari pekerjaan di bidang menyablon. Pelatihan menyablon ini dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran konstektual yang merupakan upaya pendidik untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan diterapkan dalam kehidupannya sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Bahwa materi yang diberikan pendidik kepada peserta didik sangat berhubungan dengan dunia nyata yaitu banyak masyarakat sekitar Jl. Pahlawan yang membuka usaha dalam segi menyablon diantaranya distro yang menjual pakaian yang terkenal dengan sablonnya dan banyak yang membuka percetakan seperti pembuatan banner. Warga belajar paket C yang mengikuti pelatihan menyablon sangat antusias tidak hanya diberikan keterampilan menyablon tetapi juga bisa menambah keterampilan menyablon menjadi optimis mencari pekerjaan dan memulai usaha karena sudah mempunnyai skill dan diberikan sertifikat oleh lembaga.

(13)

dilakukan agar tidak ada kesalahan dalam memulai usaha. Selain keterampilan yang diberikan ada perubahan kepribadian dari warga belajarnya menjadi disiplin dalam waktu. Program ini diselenggarakan agar warga belajar mendapatkan ilmu yang lebih dari pendidikan formal yang hanya diberikan materi, bisa mengikuti zamannya dan menjadi tidak canggung dalam mencari pekerjaan yang hanya bermodalkan ijazah SMA.

Penulis terkait melakukan penelitian di lembaga ini karena programnya yang bisa membuka peluang usaha dan mempunyai keterampilan menyablon bagi warga belajar. Program pelatihan menyablon ini juga meningkatkan jumlah penduduk pekerja atau meningkatkan penghasilan pemuda melalui pemberian pelatihan vokasional sesuai dengan permintaan pasar dan memperbanyak kesempatan berwirausaha bagi pemuda yang ingin membuka usaha mandiri.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan program pelatihan sablon distro dalam meningkatkan kemampuan wirausaha warga belajar paket C di LKP CSBI ? 2. Bagaimana pelaksanaan program pelatihan sablon distro dalam meningkatkan kemampuan wirausaha warga belajar paket C di LKP CSBI ? 3. Bagaimana evaluasi program pelatihan sablon distro dalam meningkatkan

kemampuan wirausaha warga belajar paket C di LKP CSBI ?

4. Bagaimana hasil pelatihan yang diperoleh peserta setelah mengikuti pelatihan sablon distro di LKP CSBI ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penulis dapat merumuskan tujuan sebagai berikut:

(14)

7

Aida Vita Yahya, 2015

PENGELOLAAN PELATIHAN SABLON DISTRO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIRAUSAHA WARGA BELAJAR PAKET C DI LKP CITRA SARANA BAHASA DAN INFORMATIKA (CSBI) KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Untuk mengetahui data tentang pelaksanaan program pelatihan sablon distro dalam meningkatkan kemampuan wirausaha warga belajar paket C di LKP CSBI

3. Untuk mengetahui data tentang evaluasi program pelatihan sablon distro dalam meningkatkan kemampuan wirausaha warga belajar paket C di LKP CSBI

4. Untuk mengetahui data tentang hasil pelatihan sablon distro dalam meningkatkan kemampuan wirausaha warga belajar paket C di LKP CSBI

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat konseptual teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Program pelatihan menyablon diharapkan dapat memberikan perubahan sosial dalam segi ekonomi pesertanya dengan membuka usaha dalam bidang menyablon dan dapat mencari pekerjaan dengan modal sertifikat dan keahlian yang dimiliki sehingga bisa meningatkan taraf ekonomi warga belajar dan mengurangi angka pengangguran.

2. Manfaat Praktis

a. sebagai bahan kajian bagi pihak yang berkepentingan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas penyelenggara pelatihan keterampilan sablon distro.

b. Memberikan masukan kepada pengelola LKP mengenai permasalahan dan perkembangan dalam pembelajaran yang ada.

c. Bagi peneliti mendapatkan pengalaman baru yang dapat menambah wawasan khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan pelatihan keterampilan sablon distro.

E. Struktur Organisasi Penulisan

(15)

BAB 1 : Pendahuluan, didalamnya membahas Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Struktur Organisasi.

BAB II : Kajian Pustaka yang didalamnya membahas beberapa teori dan konsep mengenai Konsep Pengelolaan, Konsep Pelatihan, Konsep Pendidikan Kecakapan Hidup, Implementasi Kecakapan hidup Melalui Pelatihan, konsep Kewirausahaan, dan Pelatihan Menyablon Sebagai Salah Satu Program Pendidikan Luar Sekolah, Penelitian Yang Relevan, dan Kerangka Pemikiran.

BAB III : Metode Penelitian dalam Penelitian Kualitatif membahas mengenai Desain Penelitian, Partisipan dan Tempat Penelitian, Pengumpulan Data, Analisis Data, Isu Etik, dan Definisi Operasional.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan hasil penelitian mengenai Pengelolaan Pelatihan Keterampilan Sablon Distro dalam Meningkatkan Kemampuan Wirausaha Warga Belajar Paket C di LKP CSBI.

(16)

Aida Vita Yahya, 2015

PENGELOLAAN PELATIHAN SABLON DISTRO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIRAUSAHA WARGA BELAJAR PAKET C DI LKP CITRA SARANA BAHASA DAN INFORMATIKA (CSBI) KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif agar mampu mencari dan menggali data sedalam mungkin sehingga dapat menghasilkan data yang objektif dan bermakna. Penelitian untuk pengelolaan pelatihan sablon distro dalam meningkatkan kemampuan wirausaha menggunakan pendekatan ini karena data yang diperoleh dari pengelola, tutor dan warga belajar agar lebih objektif dan sesuai dengan fakta yang telah dilaksanakan dalam penyelanggaraan pelatihan menyablon, dan setelah mengkuti pelatihan tersebut warga belajar bisa mengaplikasikan dan membuka usaha atau mencari pekerjaan dengan keterampilan yang telah dimiliki dalam segi desain dan menyablon.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2014, hlm.01) adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Menurut Sugiyono (2014, hlm.02) obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah, atau natural setting, sehingga metode penelitian ini sering disebut sebagai metode naturalistik. Metode penelitian kualitatif bersifat apa adanya artinya sesuai dengan kondisi dilapangan. Dimana peneliti mengamati warga belajar yang sedang mengikuti pelatihan menyablon dan kemudian dari pelatihan tersebut warga belajar bisa membuka usaha dan mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kondisi yang berada sekitar Jl.Pahlawan yang sebagian besar membuka usaha dalam segi menyablon baik itu berupa Distro maupun toko percetakan spanduk, kaos dan sebagainya.

(17)

tidak mengandung unsur-unsur kebohongan jadi data tersebut didapatkan atas dasar kejujuran saat berada dilapangan sesuai dengan keadaan dilapangan yang ada tidak ditambahkan ataupun dikurangi. Data yang diperoleh tidak boleh apabila bersifat fiktif artinya harus benar-benar diperoleh melalui informan yang bersedia menceritakan segala bentuk permasalahan, sehingga adanya pendekatan khusus kepada informan agar data yang didapatkan hasilnya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

1. Desain Penelitian

Sugiyono (2014, hlm.16) proses penelitian kualitatif meliputi:

a. Tahap orientasi atau deskripsi. Dimana peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan ditanyakan.

b. Tahap reduksi atau fokus. Peneliti mereduksi segala informasi yang telah diperoleh pada tahap pertama untuk memfokuskan pada masalah tertentu. c. Tahap selection. Peneliti menjelaskan fokus yang telah ditetapkan menjadi

lebih rinci. Pada tahap ini juga peneliti melakukan analisis yang mendalam terhadap data informasi yang diperoleh.

[image:17.595.158.518.475.730.2]

Spradley (dalam Sugiyono, 2014, hlm.20) scope penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 scope penelitian kualitatif

Scope of research Social units studies

Macro

Micro

Complex society

(masyarakat yang kompleks)

Multiple communities

(beberapa kelompok masyarakat)

A single community study

(sekelompok masyarakat) Multiple social institutions

(18)

38

Aida Vita Yahya, 2015

PENGELOLAAN PELATIHAN SABLON DISTRO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIRAUSAHA WARGA BELAJAR PAKET C DI LKP CITRA SARANA BAHASA DAN INFORMATIKA (CSBI) KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(satu lembaga sosial) Multiple social situation

(beberapa situasi sosial) Single social situation

(satu situasi sosial)

Sumber: Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif, hlm.20

[image:18.595.154.518.84.218.2]

Berdasarkan gambar diatas penelitian ini meneliti tentang satu lembaga kursus pelatihan yang menyelenggarakan pelatihan keterampilan menyablon untuk warga belajar paket C serta memfokuskan pada situasi sosial dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.2 situasi sosial Place/ Tempat

Actor/ Orang Activity/ Aktivitas

Sumber: Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif, hlm.21

Situasi sosial dapat peneliti lihat melalui pengelola lembaga dan warga belajar yang mengikuti pelatihan. Peneliti mengamati segala bentuk situasi yang ada, mulai dari pemberian materi hingga kepada praktek yang dilakukan. Pengamatan dilakukan saat warga belajar sedang melaksanakan pelatihan keterampilan menyablon dan setelah mengikuti pelatihan atau pada saat warga belajar sedang bekerja dan sedang mengaplikasikan pelatihan keterampilan menyablon diluar yang telah diberikan lembaga tersebut.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

1. Subjek Penelitian

(19)

Subjek penelitian merupakan informan yang menjadi narasumber dalam memperoleh data melalui wawancara Menurut Sugiyono (2014, hlm.52) teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Disini peneliti

menggunakan Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk kemudian dipilih menjadi sampel.

Pengambilan sampel untuk penelitian ini berdasarkan adanya persetujuan dari pengelola LKP mengenai informan mana yang dapat memberikan data yang diperlukan oleh peneliti. Responden yang akan membantu dalam penelitian ini adalah satu ketua LKP, satu pengelola program, dan dua warga belajar yang mengikuti pelatihan keterampilan menyablon. Semua responden tersebut berjumlah lima orang dengan peran yang berbeda-beda. Untuk mengali data dalam penelitian ini sebagaimana yang telah digambarkan pada gambar 3.2 yang menggambarkan mengenai situasi sosial yang terjadi dengan memperhatikan dan mengacu pada tempat, aktivitas dan orang.

Adapun kriteria dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Warga belajar paket C yang sedang mengikuti pelatihan keterampilan menyablon

b. Subjek direkomendasikan oleh LKP CSBI

c. Jumlah subjek dalam penelitian ini tiga warga belajar d. Pengelola LKP CSBI

e. Tutor LKP CSBI 2. Tempat Penelitian

(20)

40

Aida Vita Yahya, 2015

PENGELOLAAN PELATIHAN SABLON DISTRO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIRAUSAHA WARGA BELAJAR PAKET C DI LKP CITRA SARANA BAHASA DAN INFORMATIKA (CSBI) KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang strategis mudah dijangkau dengan kendaaraan umum menjadikan peneliti melakukan penelitian ditempat ini.

C. Pengumpulan Data

1. Wawancara

Kegiatan wawancara ini dilakukan agar dapat memperoleh data secara rinci, sehingga tidak ada data yang diragukan, karena peneliti melakukan wawancara secara mendalam hingga pada titik jenuh artinya semua jawaban sudah sama dan terjawab semua. Kegiatan wawancara ini dilakukan selama penelitian berlangsung tentunya tidak lepas dengan alat bantu pengumpul data yang lainnya yang saling mendukung satu sama lainnya. Dalam kegiatan wawancara peneliti membutuhkan komunikasi yang baik dengan responden agar semua informasi dapat diperoleh dengan mudah oleh peneliti. Wawancara ini dilakukan kepada ketua, pengelola, dan warga belajar paket C yang mengikuti pelatihan keterampilan menyablon di LKP CSBI.

Sebelum wawancara dilakukan, peneliti membuat instrumen terlebih dahulu dan menggunakan pedoman wawancara yang didalamnya terdiri dari dari daftar pertanyaa yang telah disusun, pedoman wawancara tersebut akan dijadikan sebagai pedoman untuk mengumpulkan suatu data dan informasi yang diperoleh langsung dari narasumber. Dalam pembuatan pedoman wawancara peneliti tidak mengerjakan sendiri tetapi ada pengarahan dari dosen pembimbing agar informasi yang didapatkan tidak keluar dari intinya.

Menurut Susan Stainback (dalam Sugiyono,2014, hlm.72) mengemukakan bahwa: interviewing provide the researcher a means to gain a deeper understanding of how the participant interpret a situation or phenomenon than

can be gained through observation alon. Jadi dengan wawancara, maka peneliti

akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang pastisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.

(21)

a. Buku catatan: berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data. Sekarang sudah banyak komputer yang kecil, notebook yang dapat digunakan untuk membantu mencatat data hasil wawancara.

b. Tape recorder: berfungsi untuk merekam semua percakapan atau

pembicaraan. Penggunaan tape recorder dalam wawancara perlu memberi tahu kenapa informan apakah dibolehkan atau tidak.

c. Camera: untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan informan/sumber data. Dengan adanya foto ini, maka dapat meningkatkan keabsahan penelitian akan lebih terjamin, karena peneliti berul-betul melakukan pengumpulan data.

2. Observasi

Observasi dalam hal ini dilakukan untuk mengetahui program-program yang diselenggarakan oleh LKP CSBI salah satunya adalah program pelatihan menyablon. Pelatihan menyablon ini diikuti oleh warga belajar paket C dimana program ini diberikan untuk menambah keterampilan dalam segi menyablon dan untuk dijadikan sebagai peluang usaha.

Menurut Kartono (dalam Gunawan, 2013, hlm. 143) pengertian observasi ialah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan. Melalui pengumpulan data berupa observasi peneliti dapat melakukan pengamatan yang mana dapat belajar tentang perilaku dan fenomena sosial, dan memahami makna dari perilaku tersebut. Observasi dapat mendeskripsikan keadaan dilapangan yang sebenarnya berdasarkan hasil dari pengamatan, dan informasi yang didapatkan akan lebih objektif.

Menurut Sharan B. Merriam (dalam Suharsaputra, 2012, hlm.210) terdapat beberapa acuan yang dapat/bisa diobservasi dalam penelitian kualitatif yaitu:

a. The setting. Lingkungan fisik dan konteksnya, serta jenis perilaku yang mungkin terjadi dalam lingkungan tersebut.

b. The participant. Siapa yang terlibat, beberapa banyak orang dan perannya, apa yang menyebabkan mereka bersama-sama.

c. Activies and interaction. Kegiatan apa yang terjadi, bagaimana urutan kegiatannya, bagaimana interaksi terjadi, bagaimana pandangan partisipan atas interaksi tersebut.

d. Frequency and duration. Kapan situasi itu terjadi, berapa lama terjadinya, apakah berulang atau unilk.

(22)

42

Aida Vita Yahya, 2015

PENGELOLAAN PELATIHAN SABLON DISTRO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIRAUSAHA WARGA BELAJAR PAKET C DI LKP CITRA SARANA BAHASA DAN INFORMATIKA (CSBI) KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Beberapa acuan diatas dapat digunakan dalam penelitian ini, disebabkan karena peneliti menggunakan metode observasi untuk mengamati berbagai fenomena yang terjadi dilapangan. Observasi ini hasilnya berupa data yang objektif karena berhadapan langsung dengan kondisi yang berada dilapangan yang kemudian dijadikan sebagai penelitian dan mendapatkan informasi yang akurat dari narasumber.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil foto pada saat pelatihan keterampilan menyablon dilaksanakan dan saat wawancara dengan narasumber berlangsung, selain itu, dokumentasi seperti mengambil data yang dibutuhkan dari LKP CSBI. Hal ini dilakukan sebagai bukti adanya program pelatihan keterampilan menyablon dilaksanakan.

Menurut Sugiyono (2014, hlm.82) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berupa arsip-arsip yang dapat mendukung peneliti memperoleh informasi yang dibutuhkan. Dokumen dapat berupa gambar yang dapat mendukung sebuah jalannya penelitian. Sehingga data dari hasil penelitian tidak diragukan.

4. Triangulasi

Triangulasi dalam hal ini pengumpulan data dari sumber yang beda tetapi menggunakan teknik yang sama. Dalam penelitian ini triangulasi yang dipakai yaitu triangulasi sumber. Wawancara yang ditujukan kepada ketua, pengelola, dan warga belajar, untuk dapat melihat kesesuaian jawaban yang teah diberikan oleh ketua, pengelola, maupun dari warga belajar.

(23)

Menurut Susan Stainback (dalam Sugiyono, 2014, hlm.85) menyatakan

bahwa “the aim is not to determine the truth about some social

phenomenon, rather the purpose of triangulation is to increase one’s

understanding of what ever is being investigated.” Tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.

D. Analisis Data

Menurut Bogdan & Biklen (dalam Gunawan, 2013, hlm.210) menyatakan bahwa analisis data adalah proses penvcarian dan pengaturan secara sistematik hasil wawancara, catatan-catatan dan bahan-bahan yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap semua hal yang dikumpulka dan menungkinkan menyajikan apa yang ditemukan.

Menurut Bungin (2007, hlm.157) deskriptif-kualitatif hanya mendeskripsikan hubungan-hubungan antar variabel satu dengan lainnya berdasarkan hubungan model, table, metric, situs, dan sebagainya, tanpa harus menjelaskan makna yang terjadi pada hubungan-hubungan itu atau makna dibalik fenomena tersebut.

Menurut Sugiyono (2014, hlm.88) analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Menganalisis data kualitatif biasanya dari mulai awal penelitian peneliti sudah harus melakukan analisis, proses analisis ini memerlukan banyak pertimbangan serta rujukan dari sumber-sumber data yang mendukung agar dapat membuat sebuah hipotesis.

Peneliti menggunakan analisis data seperti berikut: 1. Analisis Sebelum di Lapangan

Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder. Analisis penelitian kualitatif ini dilakukan setiap saat artinya dapat dilakukan sebelum dan sesudah atau sedang dilapangan.

2. Analisis Selama di Lapangan Model Miles and Hubersman

[image:23.595.112.509.654.778.2]

Mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Model interaktif dalam analisis data ditunjukkan pada gambar dibawah ini:

Gambar: 3.3 komponen dalam analisis data

Data Collection

(24)

44

Aida Vita Yahya, 2015

PENGELOLAAN PELATIHAN SABLON DISTRO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIRAUSAHA WARGA BELAJAR PAKET C DI LKP CITRA SARANA BAHASA DAN INFORMATIKA (CSBI) KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber: Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif, hlm. 92

Adapun penjelasan mengenai gambar diatas yaitu peneliti mengumpulkan seluruh data yang diperoleh dari LKP CSBI, data-data yang didapatkan berupa informasi-informasi dari lembaga, pengelola program, warga belajar pelatihan keterampilan maupun responden lainnya. Kemudian setelah data terkumpul seluruhnya tahap selanjutnya yaitu dapat mereduksi data dimana peneliti akan menggunakan kemampuannya dalam berfikir atas data yang telah diperoleh dari LKP CSBI tersebut. Setelah itu, penyajian data dimana data yang telah diperoleh kemudian akan disajikan dalam segala bentuk data yang dibutuhkan. Tahap terakhir adalah tahap dimana akan mendapatkan kesimpulan dari awal penelitian yang dapat berubah sewaktu-waktu artinya kesimpulan yang telah didapatkan belum sepenuhnya tetap.

E. Isu Etik

Penelitian mengenai judul “ Pengelolaan Pelatihan Sablon Distro Dalam Meningkatkan Kemampuan Wirausaha Warga Belajar Paket C Di LKP CSBI” penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mencari dan menggali data informasi yang lebih mendalam, dikarenakan peneliti ingin mengetahui pelatihan menyablon dalam meningkatkan kemamupuan wirausaha warga belajar paket C ini apakah telah berhasil program pelatihan menyablon tersebut dalam membuka usaha atau mencari pekerjaan dalam segi menyablon. Peneliti mengambil beberapa warga belajar yang kemudian dapat dijadikan sebagai narasumber, dan sebelumnya telah diberikan ijin oleh pihak lembaga agar peneliti dapat menggali data secara keseluruhan.

Data

reduction Conclusions:

(25)

Peneliti menggunaka beberapa metode untuk untuk mengumpulkan informasi tentu saja peneliti harus mendapatkan persetujuan dari warga belajar yang sedang mengikuti pelatihan keterampilan menyablon tersebut. Wawancara kepada narasumber ini tidak adanya paksaan hanya yang ingin saja dan telah direkomendasikan dan mendapatkan ijin oleh pengelola lembaga. Penelitian ini merupakan sebagian gambaran kecil dari pelatihan keterampilan menyablon dalam meningkatkan kemampuan wirausaha sehingga dapat mengurangi angka pengangguran khusunya di Kota Bandung dan pelatihan tersebut juga dapat meningkatkan taraf ekonomi warga belajar yang telah mengikuti pelatihan keterampilan menyablon bisa membuka usaha atau mencari pekerjaan dengan diberikannya sertifikat.

Pelatihan menyablon merupakan salah satu kebutuhan masyarakat untuk membuka peluang di bisnis industry kreatif desain grafis dengan media kain, kertas, plastik dan sebagainya. Selain itu, meningkatkan jumlah pemuda pekerja atau dapat meningkatkan penghasilan pemuda melalui pemberian pelatihan vokasional yang sesuai dengan permintaan pasar. Program pelatihan keterampilan menyablon ini juga dapat memberi pembekalan pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup yang diselenggarakan pada kursus dan pelatihan yang termasuk kedalam pendidikan Non Formal selain untuk mengembangkan diri, melanjutkan pendidikan lebih tinggi dan pengembangan profesi, juga untuk membantu warga belajar dapat berwirausaha atau membuka usaha mandiri di setiap unit-unit usaha. Penelitian ini tidak berdampak negatif bagi warga belajar maupun pihak dari lembaga, karena peneliti akan mengungkapkan ke dalam sebuah tulisan deskripsi apabila telah disetujui oleh pihak terkait. Permasalahan pribadi biasanya tidak ingin diketahui oleh orang lain, akan tetapi pengalaman orang ang bersangkutan sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang kemudian bisa dijadikan sebagai pembelajaran dimasa yang akan datang.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional memperjelas istilah-istilah yang digunakan dan diuraikan sebagai berikut:

(26)

46

Aida Vita Yahya, 2015

PENGELOLAAN PELATIHAN SABLON DISTRO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIRAUSAHA WARGA BELAJAR PAKET C DI LKP CITRA SARANA BAHASA DAN INFORMATIKA (CSBI) KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Sudjana (1992, hlm.11) pengelolaan atau manajemen adalah kemampuan dan keterampilan khusus untuk melakukan suatu kegiatan bersama orang lain atau melalui orang lain dalam mencapai tujuan organisasi. Pengelolaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengelolaan pelatihan keterampilan sablon distro dalam meningkatkan kemampuan wirausaha warga belajar paket C, yang akan dibatasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

2. Pelatihan

Simamora (dalam kamil, 2010, hlm.4) mengartikan pelatihan sebagai serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengalaman, pengetahuan, ataupun perubahan sikap seorang individu. Pelatihan dalam penelitian ini merupakan pelatihan keterampilan sablon distro yang diselenggarakan oleh LKP CSBI. Untuk memberikan keterampilan dalam segi menyablon.

3. Wirausaha

Mahmud Machfoed (2004:1) menyebutkan bahwa wirausaha merupakan

terjemahan dari kata entrepreneur. Kata tersebut berasal dari kata Perancis entreprende yang berarti bertanggung jawab. Wirausahawan adalah orang yang bertanggung jawab dalam menyusun, mengelola, dan mengukur risiko suatu usaha atau bisnis.kewirausahaan diartikan sebagai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. wirausaha dalam penelitian ini bisa memberikan kemampuan wirausaha dalam pelatihan menyablon tersebut. Pelatihan keterampilan menyablon sangat dibutuhkan untuk menambah keterampilan dalam segi menyablon.

4. Warga Belajar Paket C

(27)
(28)

Aida Vita Yahya, 2015

PENGELOLAAN PELATIHAN SABLON DISTRO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIRAUSAHA WARGA BELAJAR PAKET C DI LKP CITRA SARANA BAHASA DAN INFORMATIKA (CSBI) KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

111 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab sebelumnya telah membahas mengenenai hasil penelitian dan pembahasan sebagai hasil dari penelitian ini yaitu pengelolaan pelatihan sablon distro dalam meningkatkan kemampuan wirausaha warga belajar paket C di LKP CSBI, maka dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran sebagai berikut:

A.Kesimpulan

1. Perencanaan Pelatihan Sablon Distro Di LKP Citra Sarana Bahasa dan

Informatika (CSBI)

(29)

Aida Vita Yahya, 2015

2. Pelaksanaan Pelatihan Sablon Distro Di LKP Citra Sarana Bahasa dan

Informatika (CSBI)

Pelaksanaan pelatihan dimulai pihak LKP CSBI melakukan penyeleksian peserta terlebih dahulu seperti warga asli kota Bandung yang boleh mengikuti pelatihan ini. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan membaca doa, apersepsi, absen, pemberian materi, diskusi, praktek, dan evaluasi. Materi yang diberikan yaitu desain grafis, kewirausahaan, dan sablon yang disampaikan oleh tutor. Agar pelaksanaan berjalan dengan baik LKP CSBI menngunakan langkah-langkah pelatihan seperti tahap assesmen, tahap pelatihan dan tahap evaluasi. Pelatihan sablon distro diadakan penilaian peserta terhadap penampilan tutor disini peserta diberikan kuesioner untuk evaluasi tutor, materi yang disanpaikan oleh tutor mengacu pada kurikulum yang telah dibuat dan disajikan ke dalam slide presentasi. Waktu yang digunakan dalam pelaksanaan pelatihan sablon distro telah sesuai dengen perencanaan. Metode yang digunakan dalam pelatihan sablon distro seperti ceramah, diskusi, dan praktek. Pembagian antara teori dan praktek lebih besar praktek dalam hal ini kurikulum yang ditetapkan sdah sesuai dengan kebutuhan peserta karena sebelumnya dilakukan identifikasi kebutuhan terlebih dahulu. Selanjutnya, media/alat bantu/ sumber belajar yang digunakan dalam pelatihan sablon distro yaitu infokus, LCD, power point, tayangan video, perlengkapan sablon, dan Komputer. Adapun sarana prasarana untuk menunjang pelatihan sablon distro sudah memadai dan baik untuk digunakan seperti ruang belajar, ruang computer, dan ruang sablon, tempat pelaksanaan sablon distro dilaksanakan di LKP CSBI.

3. Evaluasi Pelatihan Sablon Distro Di LKP Citra Sarana Bahasa dan

Informatika (CSBI)

(30)

113

Aida Vita Yahya, 2015

PENGELOLAAN PELATIHAN SABLON DISTRO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIRAUSAHA WARGA BELAJAR PAKET C DI LKP CITRA SARANA BAHASA DAN INFORMATIKA (CSBI) KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LKP CSBI dan LSK (Lembaga Sertifikasi Kompetensi). Bentuk evaluasi yang digunakan adalah, tes tulis, tes lisan, praktek dan uji kompetensi. Waktu pelaksanaan evaluasi sablon distro dilaksanakan tiap pertemuan dan tiap materi selesai dan evaluasi akhir setelah pelatihan selesai. Sedangkan pihak yang terlibat dalam evaluasi yaitu tutor dari masing-masing materi, dan tim penguji/pendamping dari LKP CSBI. Standar penilaian yang menjadi acuan dalam evaluasi pelatihan yaitu peserta mampu membuat desain gambar dengan computer dan melakukan sablon dan kehadiran mengikuti pelatihan dari awal sampai akhir apabila peserta memenuhi kriteria tersebut peserta dinyatakan lulus dan diberikan sertifikat. Setelah mengikuti pelatihan sablon distro adanya perubahan sari segi sikap, peserta menjadi lebih peecaya diri dalam mencari kerja atau memulai usaha dengan adanya sertifikat. Adapun manfaat setelah lulus dari pelatihan sablon distro yaitu bertambahnya keterampilan dari segi membuat desain ataupun membuat sablon, dan mampu berwirausaha.

4. Hasil Pelatihan Sablon Distro Di LKP Citra Sarana Bahasa dan

Informatika (CSBI)

Hasil setelah mengikuti pelatihan sablon distro dilihat dari segi aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor. Dilihat dari aspek kognitif yaitu pelatihan sablon untuk kebutuhan kompetensi kerja selain itu juga tingkat pemahaman peserta bertambah setelah diberikannya materi dalam pelatihan dan paham mengenai desain grafis dan sablon. Adapun dari aspek afektik dinyatakan sikap peserta menjadi yakin dalam mencari pekerjaan atau berwirausaha. Sedangkan dalam aspek psikomotor adanya manfaat yaitu dapat mengimpelemtasikan seluruh kegiatan yang sudah diberikan dalam pelatihan sablon distro di bidang desain grafis maupun sablon, mempunyai keterampila dapat meningkatkan sumber daya manusia, dan dapat memulai usaha. Adapun harapan diadakannya pelatihan sablon distro bisa membantu program pemerintah untuk membantu dan mengurangi angka pengangguran khususnya di Kota Bandung dan menambah keterampilan.

(31)

Aida Vita Yahya, 2015

Setelah mengkaji hasil penelitian mengenai pengelolaan pelatihan sablon distro dalam meningkatkan kemampuan wirausaha waga belajar paket C di LKP CSBI, berikut ini diungkapkan beberapa saran untuk selanjutnya dapat berguna

a. Pihak LKP Citra Sarana Bahasa dan Informatika (CSBI)

Pihak LKP CSBI selaku penyelenggara pelatihan sablon distro agar pelatihan sering diadakan hal ini dikarenakan untuk menambah keterampilan khususnya warga belajar di LKP CSBI dan pelatihan ini dapat membantu program pemerintah dalam mengurangi angka pengaungguran.

b. Warga Belajar

(32)

Aida Vita Yahya, 2015

PENGELOLAAN PELATIHAN SABLON DISTRO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIRAUSAHA WARGA BELAJAR PAKET C DI LKP CITRA SARANA BAHASA DAN INFORMATIKA (CSBI) KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR RUJUKAN

SumberBuku:

Abdulhak, I (2000).Strategi Membangun Motivasi Dalam Pembelajaran Orang Dewasa.Bandung : AGTA Manunggal Utama

Alma, B.(2009). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta

Alifuddin, Moh & Razak, Mashur. (2015). Kewirausahaan Strategi Membangun Kerajaan Bisnis. Jakarta: MAGNA Script Publishing

Anwar. (2006). Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education) Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta

Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Pranada Media Group

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Life skills-Pendidikan Kecakapan Hidup. Jakarta: Depdiknas

Gunawan, imam. (2013). Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktek. Jakarta: Bumi Aksara

Handoko, T. Hani. (1997). ManajemenEdisi 2. Yogyakarta: BPFF Kartika, I. (2011). Mengelola Pelatihan Partisipatif. Bandung: Alfabeta Kamil, M. (2010). Model Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Alfabeta

Mas’ud, Mahfoedz. (2005). Kewirausahaan Suatu Pendekatan Kontemporer.

Jakarta: UPP AMP, YKPN

Moekijat. (1989). Evaluasi Pelatihan Dalam Rangka Meningkatkan Produktivitas Perusahaan. Bandung: PT Mandar Maju

Nazir. (2011). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia Siswanto.(2012).Pengantar Manajemen. Jakarta: BumiAksara

Sudjana, D. (1992). Pengantar Manajemen Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Nusantara Press

( ). (2004). Pendidikan Nonformal, Wawasan, Sejarah Perkembangan, Filsafat, Teori Pendukung, Asas. Bandung: Falah Production

( ). (2007). Sistem Dan Manajemen Pelatihan Teori Dan Aplikasi. Bandung: Falah Production

(33)

( ). (2010). Pendidikan Nonformal. Bandung: Fallah

( ). (2010). Manajemen Program Pendidikan (untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia). Bandung: Falah

Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif.Bandung: CV. Alfabeta

Suharsaputra, Uhar. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan. Bandung: PT Refika Aditama

Sumber Peraturan Pemerintah:

Intruksi Presiden No.15 Tahun 1974 Tentang Pengertian Pelatihan Peraturan Pemerintah No 73 Tahun 1991 Tentang Pelatihan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 20 SUSENAS 2003

Sumber Internet:

http://pkbmedukasi.wordpress.com/paket-c/ Paket C BeritaResmiStatistik BPS (5 November 2014)

Unit Reaksi Cepat (URC) Pelayanan Pendidikan Non Formal Dan Informal (Power Point).

SumberJurnal:

Auliyah, A. (2014).Pengelolaan Pelatihan Komunikasi Interpersonal/Konseling (KIP/K) Dengan Alat Bantu Pengembilan Keputusan (ABPK) Dalam Meningkatkan Kompetensi Bidan Sebagai Tenaga Kesehatan, (Studi Deskriptif Pada Bidang Pelatihan Dan Pengembangan BKKBN ProvinsiJawa Barat). Skripsi PLS UPI BANDUNG.Tidak Diterbitkan.

Maulana, B. Gema. (2014). Pengelolaan Pelatihan Hypnotherapy Fundamental Dalam Menguasai Kemampuan Hypnosis Di Vigorous Learning Center (VLC) Kabupaten Bandung Barat. Skripsi PLS UPI BANDUNG.Tidak Diterbitkan.

Gambar

Gambar 3.1 scope penelitian kualitatif
Gambar 3.2 situasi sosial
Gambar: 3.3 komponen dalam analisis data

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian yaitu (1) Lembaga Amil Zakat Al-Ittihad melibatkan masyarakat untuk aktif dalam pengelolaan zakat, infaq dan shodaqoh, mulai dalam perencanaan,

[r]

Oleh karenanya, mereka perlu difasilitasi dan didorong agar menguasai: prinsip- prinsip pendekatan qualitative, perbedaan pendekatan kualitatif-kuantitatif, tipe

Perencanaan Peningkatan Jalan Lingkungan Pekon Sukaraja-Air Serut, Pekon Padang Tambak, Akses SDN 3 Padang Tambak dan SMPN 3 Way Tenong.. JLK.6 50.000.000,00

Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif dengan pendekatan Assosiatif dalam bentuk hubungan Kausal (sebab akibat), yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

Mempelajari Aktifitas Antioksidan dan Antimikrobia Ekstrak Antarasa (Litsea cubeba) dan Aplikasinya sebagai Pengawet Alami pada Bahan Makanan.. FakultasTeknologi Pertanian, IPB,

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia No..

Hasil penelitian yaitu berdasarkan ruang lingkup yang ditangani tiap komponen manajemen berbasis sekolah, implementasi MBS SD di Indonesia menghadapi masalah secara berturut-