Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN
METODE IMPROVE TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP
(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII di Salah Satu SMP N Kabupaten Bandung Barat)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
Nur Fitri Siti Afriani 0905672
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi ==========================================================
PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE IMPROVE TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI
MATEMATIS SISWA SMP
(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII di Salah Satu SMP N Kabupaten Bandung Barat)
Oleh
Nur Fitri Siti Afriani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Nur Fitri Siti Afriani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE IMPROVE TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI
MATEMATIS SISWA SMP
(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII di Salah Satu SMP N Kabupaten Bandung Barat)
Oleh
Nur Fitri Siti Afriani NIM. 0905672
DISAHKAN DAN DISETUJUI OLEH:
Pembimbing I,
Prof. Dr .H. Darhim, M.Si NIP. 195503031980021002
Pembimbing II,
Drs. Nar Herrhyanto, M.Pd NIP. 196106181987031001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Matematika,
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE IMPROVE TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS
SISWA SMP
Oleh
Nur Fitri Siti Afriani
ABSTRAK
Kemampuan representasi matematis merupakan salah satu komponen penting dalam upaya mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Namun dalam laporan TIMSS disebutkan bahwa kemampuan siswa dalam merepresentasikan ide atau konsep matematis termasuk rendah. Oleh karena itu diperlukan suatu cara yang dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan representasi matematis. Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah melalui pembelajaran matematika dengan metode IMPROVE. Berdasarkan hal tersebut akan dibandingkan kemampuan representasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan metode IMPROVE dan siswa yang mendapat pembelajaran matematika secara konvensional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi-eksperimen dengan desain Nonequivalent Control Group Pretest-posttest Design. Penelitian dilakukan terhadap dua kelas dari sembilan kelas di salah satu SMP N Kabupaten Bandung Barat. Di dalam penelitian ini terdapat dua kelas, yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Kelas eksperimen terdiri dari 38 orang siswa mendapatkan pembelajaran matematika dengan metode IMPROVE, sedangkan kelas kontrol terdiri dari 36 siswa mendapatkan pembelajaran matematika secara konvensional. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa, 1. Kemampuan representasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan metode IMPROVE lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran secara konvensional. 2. Siswa menunjukkan respon yang positif terhadap pelajaran matematika, terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan metode IMPROVE, terhadap penggunaan LKS dan soal-soal representasi.
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi THE EFFECT OF MATHEMATICAL LEARNING WITH IMPROVE
METHOD TOWARD JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS’ MATHEMATICAL REPRESENTATION ABILITY
By
Nur Fitri Siti Afriani
ABSTRACT
Mathematical representation ability is one of the important components in an effort to develop students’ thinking ability. However in TIMSS’ report said that students’ ability of represents mathematical idea or concept are still low. So, it’s necessary to find a way to enhance dan develop students’ mathematical representation ability. One of the alternative way that can use is IMPROVE method in mathematical learning. Be based on that, this study will compare the mathematical representation ability between students who take mathematical learning with IMPROVE method and students who take mathematical learning conventionally. This research used a quasi-experimental design with nonequivalent control group pretest postest design. This research held in two classes from nine available classes in one of junior high schools at West Bandung Regency. In this study there are two groups: experimental and control group. The experimental group consists of 38 students who learn mathematics using IMPROVE method, while the control group consists of 39 students, learn mathematics conventionally. Based on the results and discussions of this study, it can conclude that, 1) The students’ mathematical representation ability who learn mathematics with IMPROVE method is better than students who take mathematics learning conventionally . 2) The students show positive responces toward mathematics, learning mathematics with IMPROVE method as well as toward using the students’ worksheet and mathematical representation questions.
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN
ABSTRAK ABSTRACT
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR DIAGRAM ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Batasan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Definisi Operasional ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Representasi Matematis ... 8
B. Metode Pembelajaran IMPROVE ... 11
C. Hubungan Antara Metode Pembelajaran IMPROVE dengan Kemampuan Representasi Matematis Siswa ... 14
D. Pembelajaran Konvensional ... 15
E. Sikap ... 16
F. Hasil Penelitian yang Relevan ... 17
G. Hipotesis Penelitian ... 18
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 19
v
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi
C. Variabel Penelitian ... 20
D. Instrumen Penelitian ... 20
1. Instrumen Data Kuantitatif ... 21
a. Validitas Butir Soal ... 22
b. Reliabilitas Soal ... 25
c. Indeks Kesukaran ... 26
d. Daya Pembeda ... 27
2. Instrumen Data Kualitatif ... 29
E. Alat atau Bahan Ajar ... 30
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 30
2. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 30
F. Prosedur Penelitian ... 30
G. Teknik Pengumpulan Data ... 32
H. Analisis Data ... 32
1. Analisis Data Kuantitatif ... 32
2. Analisis Data Kualitatif ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 42
1. Analisis Perbedaan Kemampuan Representasi Matematis Siswa ... 42
a. Analisis Data Pretes Kemampuan Representasi Matematis ... 42
1) Uji Normalitas ... 45
2) Uji Kesamaan Dua Rata-rata ... 46
b. Analisis Data Postes Kemampuan Representasi Matematis ... 47
1) Uji Normalitas ... 48
2) Uji Perbedaan Dua Rata-Rata ... 49
2. Analisis Data Hasil Observasi ... 50
3. Analisis Data Hasil Angket ... 52
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi b. Pendapat Siswa terhadap Pembelajaran Matematika
dengan Metode IMPROVE ... 53
c. Pendapat terhadap LKS dan Soal-soal Representasi Matematis ... 53
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 54
1. Kemampuan Representasi Matematis Siswa ... 54
2. Deskripsi Sikap Siswa ... 56
3. Aktivitas Pembelajaran dengan Metode IMPROVE ... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58
B. Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 59 LAMPIRAN
vii
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Bentuk-bentuk Operasional Representasi Matematis ... 10
Tabel 2.2 Hubungan Antara Model Pembelajaran IMPROVE dengan Kemampuan Representasi Matematis Siswa ... 14
Tabel 3.1 Kriteria Koefisien Validitas ... 22
Tabel 3.2 Validitas Setiap Butir Soal Tes Kemampuan Representasi Matematis ... 23
Tabel 3.3 Hasil Uji Keberartian Setiap Butir Soal ... 24
Tabel 3.4 Kriteria Koefisien Reliabilitas ... 25
Tabel 3.5 Kriteria Indeks Kesukaran ... 26
Tabel 3.6 Indeks Kesukaran Setiap Butir Soal ... 27
Tabel 3.7 Kriteria Daya Pembeda ... 28
Tabel 3.8 Daya Pembeda Setiap Butir Soal ... 28
Tabel 3.9 Rekapitulasi Analisis Butir Soal ... 28
Tabel 3.10 Kriteria Indeks Gain ... 37
Tabel 3.11 Kategori Jawaban Angket ... 40
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Data Pretes ... 44
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Pretes ... 45
Tabel 4.3 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data Pretes ... 46
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Data Postes ... 48
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Postes ... 49
Tabel 4.6 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Postes ... 50
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar ... 50
Tabel 4.8 Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Matematika ... 52
Tabel 4.9 Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika dengan Metode IMPROVE ... 53
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Skor Pretes Kelas Eksperimen ... 43
Diagram 4.2 Skor Pretes Kelas Kontrol ... 44
Diagram 4.3 Skor Postes Kelas Eksperimen ... 47
ix
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A PERANGKAT PEMBELAJARAN
A.1 RPP Kelas Eksperimen ... 62
A.2 RPP Kelas Kontrol ... 81
A.3 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 94
LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN B.1 Kisi-kisi Tes Representasi Matematis ... 114
B.2 Naskah Tes Representasi Matematis ... 117
B.3 Kunci Jawaban Tes Representasi Matematis ... 119
B.4 Lembar Observasi ... 122
B.5 Kisi-kisi Angket Siswa ... 123
B.6 Format Angket Siswa ... 124
LAMPIRAN C DATA HASIL UJI INSTRUMEN C.1 Skor Hasil Uji Instrumen Tes Representasi Matematis ... 126
C.2 Hasil Pengolahan Data Menggunakan Software Anates ... 127
LAMPIRAN D DATA HASIL PENELITIAN D.1 Skor Pretes dan Postes Kelas Eksperimen ... 129
D.2 Skor Pretes dan Postes Kelas Kontrol ... 130
D.3 Pengolahan Data Hasil Angket Siswa ... 131
LAMPIRAN E HASIL PENGUMPULAN DATA E.1 Contoh Hasil Postes Kelas Eksperimen ... 132
E.2 Contoh Hasil Postes Kelas Kontrol ... 141
E.3 Contoh Hasil Angket ... 151
E.4 Contoh Hasil Lembar Observasi ... 161
LAMPIRAN F HASIL PENGOLAHAN DATA F.1 Hasil Pengolahan Data Pretes ... 164
F.2 Hasil Pengolahan Data Postes ... 165
LAMPIRAN G SURAT-SURAT G.1 Surat Tugas Dosen Pembimbing ... 166
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi G.3 Surat Ijin Penelitian ... 168
G.4 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 169
G.5 Surat Persetujuan Ujian Sidang ... 170
LAMPIRAN H DOKUMENTASI KEGIATAN
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, banyak terjadi
perubahan dan berkembangnya permasalahan pada berbagai aspek kehidupan.
Segala perkembangan yang terjadi menuntut ikut berkembangnya segala potensi
yang ada pada diri seseorang guna menghadapi segala tantangan yang ada. Salah
satu upaya untuk mengembangkan potensi diri tersebut adalah melalui
pendidikan.
Pada dasarnya, pendidikan adalah suatu upaya untuk memberikan
pengetahuan, wawasan, keterampilan, dan keahlian tertentu kepada manusia untuk
mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan merupakan hal yang tidak pernah terlepas dari kehidupan
manusia sejak lahir hingga akhir hayat. Oleh karena itu, guna mengembangkan
potensi diri, juga perlu ditingkatkan kualitas pendidikan seseorang. Masyarakat
berasumsi bahwa tinggi rendahnya kualitas pendidikan seseorang, akan
mempengaruhi kualitas aspek kehidupan lainnya, seperti sosial dan ekonomi.
Seiring dengan perkembangan zaman dan pendidikan pada umumnya,
pendidikan matematika pun ikut mengalami perkembangan. Matematika dianggap
memegang peranan penting dalam keseharian manusia, karena dalam proses
pembelajarannya, matematika melatih seseorang untuk berpikir logis, kritis dan
kreatif. Seperti yang diungkapkan oleh Kline (Suherman, 2001:19), bahwa
matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam. Selain
itu, matematika pun sering disebut sebagai ratu ilmu pengetahuan, yaitu ilmu yang
berfungsi untuk melayani kebutuhan ilmu pengetahuan dalam pengembangan dan
operasionalnya. Oleh karena peranannya yang begitu penting dalam kehidupan,
matematika mendapat keistimewaan dengan memiliki jam pelajaran lebih banyak
daripada mata pelajaran lain di sekolah. Selain itu pelajaran matematika diberikan
pada semua jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan sebagian di Perguruan Tinggi (PT), tidak seperti halnya dengan
mata pelajaran lain yang hanya diberikan pada jenjang tertentu.
Meskipun berperanan penting dalam bidang pendidikan, sampai saat ini
masyarakat masih memiliki tanggapan negatif terhadap matematika, hal ini dapat
dilihat dari rendahnya prestasi belajar dalam bidang matematika. Menurut Russefendi (Nuryanto, 2009: 2), “Matematika bagi anak-anak pada umumnya merupakan pelajaran yang tidak disenangi, sehingga hasil belajar matematika kurang berhasil”. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Wahyudin (Agustian, 2009:2) bahwa hasil yang optimal dalam pembelajaran matematika sukar untuk
diperoleh karena matematika merupakan mata pelajaran yang hierarkis dimana
untuk mempelajari materi baru, diperlukan pemahaman terhadap materi
sebelumnya/materi prasyarat. Hal serupa juga diungkapkan oleh Suherman (2001)
bahwa konsep-konsep matematika tersusun secara hierarkis, terstruktur, logis dan
sistematis mulai dari konsep yang paling sederhana sampai pada konsep yang
paling kompleks.
National Council of Teachers Mathematics (NCTM) (2000) menetapkan
bahwa terdapat lima kemampuan yang harus dimiliki siswa melalui pembelajaran
matematika dan termasuk kedalam kemampuan matematik tingkat tinggi (high
order mathematical thinking), yaitu (1) pemecahan masalah (problem solving), (2)
penalaran dan pembuktian (reasoning and proofing), (3) komunikasi
(communication), (4) koneksi (connection), dan (5) representasi (representation).
Berdasarkan uraian tersebut, kemampuan representasi merupakan salah satu
komponen penting dalam upaya mengembangkan kemampuan berpikir siswa.
3
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi dikarenakan dalam mengkomunikasikan ide-ide dalam matematika, diperlukan
cara untuk merepresentasikannya dalam berbagai cara, diantaranya menggunakan
simbol tertulis, gambar ataupun objek fisik.
Ruseffendi (Hutagaol, 2007) mengungkapkan bahwa salah satu peran
penting dalam mempelajari metematika adalah memahami objek langsung
matematika yang bersifat abstrak, seperti fakta, konsep dan prinsip. Untuk
mencapainya dibutuhkan masalah-masalah yang bersifat konkrit untuk membantu
memahami ide-ide matematika yang bersifat abstrak tersebut, sehingga dalam
proses pembelajarannya diperlukan kemampuan representasi yang baik. Dalam
Hudiono (2005), Jones juga mengungkapkan bahwa terdapat beberapa alasan
perlunya representasi, yaitu memberi kelancaran siswa dalam membangun suatu
konsep dan berpikir matematik serta untuk memiliki kemampuan dan pemahaman
konsep yang kuat dan fleksibel yang dibangun oleh guru melalui representasi
matematis.
Kemampuan representasi matematis yang digunakan dalam pembelajaran,
selain memiliki peranan sebagai alat bantu pemahaman, juga berkaitan dengan
kemampuan dan kesiapan seseorang. Pada kegiatan pembelajaran matematika
pada tahap yang lebih tinggi, seorang siswa yang telah memiliki kesiapan dan
kemampuan tidak lagi membutuhkan sajian model konkrit, tetapi dapat berupa
representasi matematika yang lain, seperti grafik, simbol, atau tabel.
Selain menunjukkan tingkat pemahaman, representasi juga mendukung
kemampuan pemecahan masalah dalam matematika. Suatu masalah yang
dianggap rumit dan kompleks, dapat lebih mudah dipahami jika dapat
memanfaatkan representasi yang sesuai dengan permasalahan tersebut. Sebaliknya
permasalahan akan menjadi bertambah rumit, jika masalah itu direpresentasikan
dengan keliru. Hal ini menunjukkan bahwa representasi selain merupakan proses
dan produk, juga merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dengan
matematika sebagai ilmu formal.
Namun pada kenyataannya, laporan Trends in International Mathematics
and Science Study (TIMSS) pada tahun 2011 menunjukkan bahwa kemampuan
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi serupa diungkapkan Hudiono (2005) dalam disertasinya bahwa sebagian kecil
siswa dapat menjawab benar dalam mengerjakan soal matematika yang berkaitan
dengan kemampuan representasi, sedangkan sebagian besar lainnya lemah dalam
memanfaatkan kemampuan representasi yang dimilikinya, khususnya pada
representasi visual.
Meskipun kemampuan representasi penting untuk dicapai dalam kegiatan
belajar matematika, pelaksanaannya bukanlah hal yang mudah. Menurut Hudiono
(2005), keterbatasan pengetahuan guru dan kebiasaan siswa belajar di kelas
dengan cara konvensional belum memungkinkan untuk menumbuhkan atau
mengembangkan kemampuan representasi siswa secara optimal. Hutagaol (2007)
mengungkapkan bahwa kurang berkembangnya daya representasi siswa,
khususnya siswa SMP, dikarenakan siswa tidak pernah diberi kesempatan untuk
menghadirkan representasinya sendiri tetapi harus mengikuti apa yang sudah
dicontohkan gurunya.
Berdasarkan paparan di atas, diperlukan strategi pembelajaran yang dapat
menciptakan lingkungan belajar aktif, dimana hal tersebut merupakan tuntutan
kurikulum, sehingga pembelajaran tidak lagi terpusat pada guru. Pembelajaran
yang terpusat pada guru akan membentuk siswa lebih mampu menguasai materi
pada tingkat hafalan, namun mereka tidak memahaminya. Namun melalui
pembelajaran yang terpusat pada siswa akan membantu siswa untuk membentuk
pemahamannya sendiri, mereka dapat menciptakan sendiri representasinya serta
menemukan strategi yang tepat dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Pada
akhirnya, kemampuan representasi siswa akan merangsang siswa untuk berpikir
logis, kritis, dan kreatif.
Pendekatan metakognitif merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran matematika di sekolah yang mendukung pembelajaran
siswa aktif dalam membangun kemampuan representasinya. Pembelajaran
matematika dengan pendekatan metakognitif adalah pembelajaran yang
menitikberatkan pada aktivitas siswa, guru bertugas sebagai fasilitator yang
membantu dan membimbing siswa jika menemui kesulitan dalam belajar. Proses
5
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi siswa dalam memilih, mengingat, mengenali kembali, mengorganisasi informasi
yang dihadapinya dan menyelesaikan masalah. Metakognisi dapat pula diartikan
sebagai teori yang menyusun kesadaran individu terhadap proses berpikirnya
sendiri. Dengan melatih siswa mengembangkan kesadaran metakognitifnya,
diharapkan siswa akan memiliki keterampilan yang akan membantunya untuk
menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan disiplin ilmu lain, maupun
masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan uraian di atas, metode IMPROVE merupakan salah satu
metode inovatif yang didesain untuk membantu siswa dalam mengembangkan
keterampilan matematikanya secara optimal serta meningkatkan aktivitas belajar
siswa. IMPROVE merupakan akronim dari langkah-langkah pembelajarannya,
yaitu Introducing the new concepts, Metacognitif questioning, Practicing,
Reviewing dan reducing difficulties, Obtaining mastery, Verification and
Enrichment (Kramarski dan Mevarech dalam Setiaji, 2009).
Dalam pembelajaran dengan metode IMPROVE siswa disituasikan untuk
menyelesaikan masalah yang diberikan dengan bekerja dalam kelompok.
Kelompok tersebut terdiri dari siswa dengan kemampuan heterogen. Situasi
kelompok yang heterogen ini dapat mengembangkan interaksi dalam kelompok,
seperti tanya jawab dan tukar pendapat. Selain itu, belajar kelompok mampu
membuat siswa menerima siswa lain yang berkemampuan latar belakang berbeda
(Suherman, 2001). Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pembelajaran matematika dengan
metode IMPROVE terhadap kemampuan representasi matematis siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah siswa yang belajar dengan metode IMPROVE memiliki kemampuan
representasi matematis lebih baik daripada siswa yang belajar dengan
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi 2. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan
menggunakan metode IMPROVE?
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari kekeliruan dalam memahami masalah yang dikaji dalam
penelitian ini, maka masalah penelitian dibatasi pada beberapa aspek berikut:
1. Penelitian akan dilakukan terhadap siswa di salah satu SMP N Kabupaten
Bandung Barat, kelas VII semester ganjil, tahun ajaran 2013/2014.
2. Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah Persamaan dan Pertidaksamaan
Linear Satu Variabel.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab masalah yang
telah dirumuskan, diantaranya:
1. Untuk mengetahui apakah kemampuan representasi matematis siswa yang
mendapat pembelajaran menggunakan metode IMPROVE lebih baik dari
siswa yang mendapat pembelajaran konvensional.
2. Untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan
metode IMPROVE.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan dan manfaat bagi
pihak yang berkaitan dengan pendidikan.
1. Bagi sekolah, sebagai dasar untuk menentukan kebijakan dalam memilih
model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku.
2. Bagi guru, memberi informasi tentang pembelajaran matematika dengan
metode IMPROVE guna meningkatkan kemampuan representasi
matematis siswa.
3. Bagi siswa, penerapan pembelajaran matematika dengan metode
IMPROVE ini mampu untuk meningkatkan kemampuan representasi
7
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi F. Definisi Operasional
Berikut ini akan dipaparkan definisi dari beberapa istilah penting yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Metode IMPROVE
Metode IMPROVE merupakan akronim dari langkah-langkah
pembelajarannya, yaitu Introducing the new concepts (menghantarkan
konsep baru), Metacognitif questioning (pertanyaan metakognitif),
Practicing (guru memberikan latihan), Reviewing dan reducing difficulties
(mereview dan mereduksi kesulitan), Obtaining mastery (penguasaan
materi), Verification (melakukan verifikasi) and Enrichment (pengayaan).
2. Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang berpusat pada guru,
guru berperan sebagai penyalur pengetahuan dan siswa menerima informasi
(pasif). Pada umumnya pembelajarannya ditandai dengan guru
menyampaikan materi, kemudian memberikan contoh penyelesaian suatu
soal, memberikan soal-soal untuk siswa selesaikan, guru mengecek apakah
siswa menyelesaikan tugas dengan baik.
3. Kemampuan Representasi Matematis
Kemampuan representasi matematis adalah kemampuan menerjemahkan
suatu masalah kedalam model matematika pengganti dari suatu situasi
masalah, yang digunakan untuk mencari solusi. Indikator kemampuan
representasi matematis yang digunakan pada penelitian ini adalah:
Menggunakan representasi visual untuk menyelesaikan masalah
Membuat gambar bangun geometri untuk memperjelas masalah dan
memfasilitasi penyelesaiannya
Menyelesaikan masalah dengan melibatkan ekspresi matematik. Menjawab soal menggunakan kata-kata atau teks tertulis.
4. Sikap
Sikap adalah perbuatan yang berdasarkan pendirian (pendapat atau
keyakinan). Sikap seseorang terhadap sesuatu dipengaruhi oleh minat pada
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan
representasi matematis siswa dengan menggunakan metode IMPROVE. Dalam
penelitian ini perlakuan yang diberikan adalah pembelajaran matematika dengan
metode IMPROVE, sedangkan aspek yang diukurnya adalah kemampuan
representasi matematis siswa.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kuasi eksperimen.
Ruseffendi (2005:52) mengemukakan bahwa “Pada kuasi eksperimen ini subjek
tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek
seadanya”. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa apabila pembentukan kelas baru hanya akan menyebabkan kekacauan jadwal pelajaran yang telah
ditetapkan oleh sekolah.
Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
Nonequivalent Control Group Pretest-posttest Design. Pemilihan desain ini didasari
tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan
representasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan metode
IMPROVE dan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Penelitian ini
melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Pada kelompok eksperimen mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan
metode IMPROVE, sedangkan pada kelompok kontrol mendapatkan
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Pada kedua
kelompok tersebut akan dibandingkan kemampuan representasi matematis
siswanya.
Adapun desain penelitian Nonequivalent Control Group Pretest-posttest Design
menurut Ruseffendi (2005:53) digambarkan sebagai berikut.
O X O
20
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi Keterangan:
O : pretes dan postes.
X : perlakuan berupa pembelajaran dengan metode IMPROVE.
Pretes diberikan kepada kedua kelompok untuk mengetahui kemampuan
representasi matematis awal siswa. Selanjutnya, dalam pelaksanaan pembelajaran
kelompok kontrol mendapat pembelajaran matematika secara konvensional,
sedangkan kelompok eksperimen mendapat pembelajaran matematika dengan
metode IMPROVE. Pada tahap akhir, diberikan postes kepada kedua kelompok
untuk mengetahui kemampuan representasi matematis siswa setelah mengikuti
pembelajaran.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII di sebuah SMP N
Kabupaten Bandung Barat pada tahun ajaran 2013/2014. Siswa kelas VII
yangdijadikan subjek penelitian terdiri dari sembilan kelas dengan kemampuan
matematis yang masih heterogen. Dari populasi tersebut terambil dua kelas, yaitu
kelas G dan H sebagai sampel penelitian. Dalam penelitian ini kelas
VII-G dijadikan sebagai kelas eksperimen yang akan diberikan pembelajaran dengan
menggunakan metode IMPROVE, sedangkan kelas VII-H dijadikan kelas kontrol
yang akan diberikan pembelajaran konvensional.
C. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua buah variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan
menggunakan metode IMPROVE, sedangkan variabel terikatnya adalah
kemampuan representasi matematis siswa.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen data
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi pretes dan postes. Sedangkan instrumen data kualitatif berupa data non-tes yang
meliputi angket dan lembar observasi.
Berikut ini akan dijelaskan tentang instrumen penelitian secara rinci.
1. Instrumen Data Kuantitatif
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes
kemampuan representasi matematis. Soal tes kemampuan representasi
matematis diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada awal
perlakuan sebagai pretes dan pada akhir perlakuan sebagai postes. Tes ini
diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan
representasi matematis. Oleh karena itu, tes tersebut disusun berdasarkan
indikator kemampuan representasi matematis.
Tipe soal pretes dan postes adalah tes subjektif (uraian). Hal ini
dikarenakan dalam menyelesaikan soal uraian, siswa dituntut untuk bisa
menyusun jawaban secara terurai. Selain harus menguasai materi dengan
baik, siswa juga dituntut untuk mampu mengungkapkan jawabannya dalam
bahasa tulis dengan baik. Menurut Munaf (Nur’avifah, 2011), keunggulan
dari penggunaan soal berbentuk uraian adalah sebagai berikut:
1) Dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengorganisasikan pikiran, menganalisis masalah, menafsirkan sesuatu, serta mengemukakan gagasan-gagasan secara rinci dan teratur yang dinyatakan dalam bentuk tulisan.
2) Dapat digunakan sebagai alat ukur kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan gagasannya
3) Dapat lebih mudah dan lebih cepat tersusun
4) Faktor menebak jawaban yang benar dapat dihilangkan.
Soal-soal yang terdapat pada pretes sama dengan soal-soal yang
terdapat pada postes. Pretes diberikan dengan tujuan untuk mengetahui
kemampuan representasi matematis siswa sebelum perlakuan, sedangkan
postes diberikan dengan tujuan melihat kemampuan rpresentasi matematis
siswa setelah perlakuan.
Sebelum tes kemampuan representasi matematis diberikan pada siswa,
terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen kepada siswa di luar sampel.
22
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi meliputi validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya pembeda dari
instrumen tes.
Hasil tes kemampuan reprsentasi matematis diberi skor sesuai
penskoran. Setelah data skor hasil uji coba instrumen diperoleh, data
tersebut dianalisis untuk diketahui validitas butir soal, reliabilitas tes, daya
pembeda butir soal, dan indeks kesukaran butir soal.
a. Validitas Butir Soal
Suherman dan Kusumah (1990) mengemukakan bahwa suatu alat evaluasi
disebut valid (absah atau sahih), apabila alat tersebut mampu mengevaluasi
apa yang seharusnya dievaluasi. Oleh karena itu keabsahannya bergantung
pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi itu dalam melaksanakan
fungsinya. Dalam penelitian ini, untuk mencari koefisien validitas instrumen
adalah dengan menggunakan rumus Product Moment Pearson (Suherman
dan Kusumah, 1990) yaitu:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan:
= Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y.
= Skor siswa pada tiap butir soal.
= Skor total tiap siswa.
= Jumlah siswa.
Koefisien validitas ( diinterpretasikan dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kriteria Koefisien Validitas Koefisien Validitas (rxy) Kriteria
Validitas sangat tingggi
Validitas tinggi
Validitas sedang
Validitas rendah
Validitas sangat rendah
Tidak valid
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan Anates 4.0,
diperoleh validitas tiap butir soal tes yang terangkum dalam Tabel 3.2
berikut ini:
Tabel 3.2
Validitas Setiap Butir Soal Tes Kemampuan Representasi Matematis Nomor
Soal
Koefisien
Korelasi Kriteria Validitas
1 0.928 Validitas Sangat Tinggi
2 0.745 Validitas Tinggi
3a 0.826 Validitas Tinggi
3b 0.859 Validitas Tinggi
4a 0.752 Validitas Tinggi
4b 0.829 Validitas Tinggi
4c 0.830 Validitas Tinggi
5a 0.827 Validitas Tinggi
5b 0.788 Validitas Tinggi
Setelah diperoleh koefisien validitas, selanjutnya diuji keberartiannya tiap
butir soal
a) Butir Soal 1
Perumusan hipotesisnya adalah:
H0: Koefisien validitas butir soal 1 tidak berarti
H1: Koefisien validitas butir soal 1 berarti
Statistik ujinya adalah
√ √
Keterangan:
r = koefisien korelasi (validitas) butir soal
n = banyak subyek
Substitusikan data yang dimiliki kedalam rumus di atas:
√
24
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi Kriteria Uji:
Dengan mengambil taraf nyata = 5%, dari Tabel Distribusi t diperoleh
t0,975;36 = 2,03. Karena 19,958 > 2,03 maka Ho ditolak. Dengan
demikian, disimpulkan bahwa koefisien butir soal 1 berarti.
b) Butir Soal 2
Perumusan hipotesisnya adalah:
H0: Koefisien validitas butir soal 2 tidak berarti
H1: Koefisien validitas butir soal 2 berarti
Substitusikan data yang dimiliki kedalam rumus di atas:
√
√
Kriteria Uji:
Dengan mengambil taraf nyata = 5%, dari Tabel Distribusi t diperoleh
t0,975;36 = 2,03. Karena 8,14 > 2,03 maka Ho ditolak. Dengan demikian,
disimpulkan bahwa koefisien butir soal 2 berarti.
Dengan cara yang sama, hasil pengujian keberartian dari semua
butir soal dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 3.3
Hasil Uji Keberartian Setiap Butir Soal No.
Soal t Hitung
Kriteria Koefisien Validitas Butir Soal
1 14.944 Berarti
2 6.701 Berarti
3.a 8.792 Berarti
3.b 10.067 Berarti
4.a 6.845 Berarti
4.b 8.894 Berarti
4.c 8.928 Berarti
5.a 8.826 Berarti
5.b 7.679 Berarti
Berdasarkan Tabel 3.2 dan Tabel 3.3 diketahui bahwa sembilan butir soal
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi delapan butir soal memiliki validitas tinggi dan satu lainnya memiliki
validitas sangat tinggi. Hasil uji keberartian juga menunjukkan bahwa
semua butir soal miliki koefisien validitas yang berarti. Sehingga semua
butir soal memiliki validitas yang baik.
b. Reliabilitas Soal
Reliabilitas suatu alat ukur dimaksudkan sebagai suatu alat yang
memberikan hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg), hasil pengukuran itu
harus tetap sama (relatif sama) jika pengukurannya diberikan pada subyek
yang sama meskipun dilakukan oleh orang, waktu dan tempat yang berbeda,
tidak terpengaruh oleh pelaku, situasi dan kondisi (Suherman dan Kusumah,
1990). Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas bentuk
uraian dikenal dengan rumus Alpha (Suherman dan Kusumah, 1990), yaitu:
∑
Keterangan:
r11 = Koefisien reliabilitas.
n = Banyak butir soal.
∑ = Jumlah varians skor tiap soal. = Varians skor total.
Menurut Guilford (Suherman, 2003) koefisien reliabilitas diinterpretasikan
sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kriteria Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas ( ) Kriteria
Reliabilitas sangat rendah 0,20 Reliabilitas Rendah
0,40 Reliabilitas Sedang 0,70 Reliabilitas Tinggi 0,90 Reliabilitas sangat tinggi
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Anates 4.0, diperoleh
26
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi bahwa soal tes kemampuan pemahaman konsep matematis memiliki derajat
reliabilitas yang sangat tinggi atau secara keseluruhan butir soal memiliki
derajat realibilitas sangat tinggi.
c. Indeks Kesukaran
Suherman dan Kusumah (1990) mengungkapkan bahwa derajat kesukaran
suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut Indeks Kesukaran.
Bilangan tersebut adalah bilangan real pada interval (kontinum) 0,00 sampai
dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran mendekati 0,00 berarti butir soal
tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan indeks kesukaran 1,00 berarti
soal tersebut terlalu mudah. Rumus untuk menentukan indeks kesukaran
digunakan rumus sebagai berikut (Suherman, 2003):
atau
Keterangan:
IK = Indeks kesukaran.
= Jawaban benar kelompok atas.
= Jawaban benar kelompok bawah.
= Jumlah siswa kelompok atas.
= Jumlah siswa kelompok bawah.
Kriteria indeks kesukaran tiap butir soal sebagai berikut:
Tabel 3.5
Kriteria Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran (IK) Kriteria Soal
IK = 0,00 Soal terlalu sukar
0,00 Soal sukar
0,30 Soal sedang
0,70 Soal mudah
IK = Soal terlalu mudah Sumber: Suherman (2003)
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan Anates 4.0,
diperoleh indeks kesukaran tiap butir soal tes yang terangkum dalam Tabel
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi Tabel 3.6
Indeks kesukaran Setiap Butir Soal No Soal Indeks Kesukaran (IK) Kriteria
1 0.613 Soal sedang
2 0.550 Soal sedang
3a 0.610 Soal sedang
3b 0.619 Soal sedang
4a 0.557 Soal sedang
4b 0.630 Soal sedang
4c 0.680 Soal sedang
5a 0.625 Soal sedang
5b 0.600 Soal sedang
Dari Tabel 3.6 diperoleh bahwa soal tes kemampuan representasi matematis
yang terdiri dari sembilan butir soal, seluruhnya memiliki tingkat kesukaran
sedang.
d. Daya Pembeda
Menurut Suherman dan Kusumah (1990), daya pembeda dari sebuah butir
soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu
membedakan antara siswa yang mengetahui jawabannya dengan benar
dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal tersebut atau siswa yang
menjawab salah. Daya pembeda soal dapat dihitung dengan menggunakan
rumus (Suherman, 2003).
atau
Keterangan:
DP= Daya Pembeda.
= Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar atau jumlah benar untuk kelompok atas.
= Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar atau jumlah benar untuk kelompok bawah.
= Jumlah siswa kelompok atas.
= Jumlah siswa kelompok bawah.
28
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi Tabel 3.7
Kriteria Daya Pembeda
Daya Pembeda (DP) Kriteria
DP ≤ 0,00 Sangat jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek 0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup 0,40 < DP ≤ 0,70 Baik 0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik Sumber: (Suherman, 2003)
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan Anates 4.0
diperoleh daya pembeda tiap butir soal tes yang terangkum dalam Tabel 3.8
berikut ini:
Tabel 3.8
Daya Pembeda Setiap Butir Soal
No Soal Daya Pembeda (DP) Kriteria
1 0.640 Baik
2 0.467 Baik
3a 0.600 Baik
3b 0.600 Baik
4a 0.520 Baik
4b 0.600 Baik
4c 0.520 Baik
5a 0.433 Baik
5b 0.550 Baik
Berdasarkan Tabel 3.8 di atas, dapat diuraikan bahwa soal tes kemampuan
representasi matematis yang terdiri dari sembilan butir soal seluruhnya
memiliki daya pembeda baik.
Berikut ini ditampilkan secara keseluruhan analisis setiap butir soal
(rekapitulasi analisis butir soal) yaitu:
Tabel 3.9
Rekapitulasi Analisis Butir Soal No
Soal
Validitas Indeks Kesukaran Daya Pembeda
Keterangan Koefisien
Validitas Interpretasi IK Klasifikasi DP Klasifikasi
1 0.928 Sangat
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi No
Soal
Validitas Indeks Kesukaran Daya Pembeda
Keterangan Koefisien
Validitas Interpretasi IK Klasifikasi DP Klasifikasi
3b 0.859 Tinggi 0.619 Soal sedang 0.600 Baik Digunakan 4a 0.752 Tinggi 0.557 Soal sedang 0.520 Baik Digunakan 4b 0.829 Tinggi 0.630 Soal sedang 0.600 Baik Digunakan 4c 0.830 Tinggi 0.680 Soal sedang 0.520 Baik Digunakan 5a 0.827 Tinggi 0.625 Soal sedang 0.433 Baik Digunakan 5b 0.788 Tinggi 0.600 Soal sedang 0.550 Baik Digunakan
Reliabilitas 0,93
2. Instrumen Data Kualitatif a. Angket
Angket merupakan evaluasi non-tes yang mengukur aspek afektif.
Menurut Suherman (2003), “Angket adalah suatu daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh orang yang akan dievaluasi
(responsden)”. Tujuan pembuatan angket adalah untuk mengetahui sikap
siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan metode
IMPROVE. Skala yang digunakan untuk angket ini adalah skala Likert,
yang terdiri dari lima pilihan yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral
(N), Tidak Setuju (TS), serta Sangat Tidak Setuju (STS). Pada penelitian
ini tidak menggunakan opsi netral seperti kurang setuju, agar sikap dari
siswa tidak ada yang menyatakan ragu-ragu.
b. Pedoman Observasi
Lembar observasi merupakan data pendukung yang dinilai pada saat
penelitian berlangsung. Lembar observasi harus diisi oleh seorang
observer (pengamat) yang bertujuan untuk mengamati aktivitas siswa dan
guru dalam kegiatan pembelajaran dengan metode IMPROVE. Hal
tersebut dibuat untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rencana dan tujuan penelitian serta menjadi bahan evaluasi dan bahan
masukan bagi peneliti agar pertemuan-pertemuan berikutnya menjadi
lebih baik.
30
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi Alat atau bahan ajar yang disusun dalam penelitian ini yaitu Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan uraian bahan ajar.
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun setiap pertemuan
pembelajaran. RPP ini memuat standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran dan kegiatan
pembelajaran. RPP disusun untuk 4 pertemuan. RPP untuk kelas eksperimen
menggunakan pembelajaran dengan metode IMPROVE sedangkan RPP
untuk kelas kontrol menggunakan pembelajaran dengan Pembelajaran
Konvensional.
2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) merupakan panduan pembelajaran
yang didalamnya terdapat materi pelajaran dan masalah-masalah yang harus
dikerjakan oleh siswa pada kelas eksperimen. LKS tersebut dimaksudkan
untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar dan untuk mengembangkan
kemampuan representasi matematis siswa, dengan menggunakan LKS siswa
berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajarnya. LKS tersebut disusun sesuai
materi yang akan disampaikan.
F. Prosedur Penelitian
Tahapan-tahapan yang akan dilaksanakan dalam melaksanakan penelitian
ini yaitu sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut.
1) Mengidentifikasi permasalahan yang akan diteliti.
2) Mengajukan judul penelitian yang akan dilaksanakan.
3) Menyusun proposal penelitian.
4) Melaksanakan seminar proposal.
5) Merevisi proposal penelitian berdasarkan hasil seminar.
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi 7) Mengurus perizinan ke sekolah yang akan dijadikan tempat uji coba
instrumen dan tempat penelitian di SMP N Kabupaten Bandung Barat
8) Menguji instrumen penelitian.
9) Menganalisis hasil uji coba instrumen.
10) Membuat RPP, LKS dan instrumen penelitian.
11) Mengkonsultasikan RPP, LKS dan instrumen penelitian kepada dosen
pembimbing.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut.
1) Menentukan dua kelas yang akan dijadikan sampel dalam penelitian, yaitu
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2) Melaksanakan tes awal (pretes) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
untuk mengetahui kemampuan representasi matematis awal siswa sebelum
mendapatkan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan metode
IMPROVE.
3) Melaksanakan pembelajaran dengan metode IMPROVE pada kelas
eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.
4) Melaksanakan observasi pada kelas eksperimen.
5) Melaksanakan tes akhir (postes) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
6) Memberikan angket pada siswa kelas eksperimen untuk mengetahui sikap
siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan metode
IMPROVE.
c. Tahap Analisis Data
Pada tahap analisis data dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut.
1) Mengumpulkan hasil data kuantitatif dan kualitatif dari kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
2) Mengolah dan menganalisis hasil data kuantitatif berupa pretes dan postes.
3) Mengolah dan menganalisis data kualitatif berupa hasil angket dan lembar
32
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi 4) Mengkonsultasikan hasil pengolahan dengan dosen pembimbing.
d. Tahap Penyusunan Laporan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah:
1) Membuat kesimpulan hasil penelitian berdasarkan hipotesis yang telah
dirumuskan.
2) Menyusun laporan hasil penelitian.
3) Merevisi laporan setelah melakukan bimbingan dengan dosen
pembimbing.
G. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian dilakukan setiap kegiatan siswa yang berkaitan
dengan penelitian dimana data yang digunakan berupa data kuantitatif dan data
kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari instrumen tes, yaitu tes awal (pretes) dan
tes akhir (postes) yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk
mengetahui kemampuan representasi matematis siswa. Data kualitatif diperoleh
dari instrumen non-tes, yaitu angket dan lembar observasi yang diberikan pada
kelas eksperimen.
H. Analisis Data
Secara garis besar dalam penelitian ini ada dua jenis data yang diperoleh
selama penelitian, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data yang diperoleh
tersebut kemudian diolah dan dianalisis sehingga dapat digunakan untuk
menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Adapun analisis data yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil data pretes dan postes yang diberikan
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengolahan data kuantitatif dengan
menggunakan uji statistik terhadap hasil data pretes, postes, atau indeks gain
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi software IBM SPSS Statistics 20. Langkah-langkah untuk menganalisis data
kuantitatif adalah sebagai berikut:
a. Analisis Data Pretes
Analisis data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol bertujuan untuk
mengetahui kemampuan representasi matematis awal dari kedua kelas,
apakah kedua kelas tersebut mempunyai kemampuan representasi
matematis awal yang sama atau tidak. Skor pretes kemampuan representasi
matematis yang diperoleh, dilakukan analisis sebagai berikut.
1) Deskriptif Statistik Data Pretes
Deskriptif statistik dilakukan untuk memperoleh gambaran umum
mengenai data pretes yang diperoleh. Adapun data deskriptif yang
dihitung adalah banyak siswa, rata-rata, nilai maksimum, nilai
minimum, dan simpangan baku.
2) Uji Normalitas Data Pretes
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah data
pretes yang diperoleh berasal dari populasi berdistribusi normal atau
tidak. Normalitas data diperlukan untuk menentukan pengujian dua
rata-rata yang akan diselidiki. Pengujian normalitas data menggunakan
bantuan software IBM SPSS Statistics 20 yaitu uji Kolmogorov
Smirnov dengan taraf signifikansi 5%.
Perumusan hipotesis yang digunakan dalam uji normalitas data pretes
adalah sebagai berikut:
H0: Data pretes berasal dari populasi berdistribusi normal
H1: Data pretes berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai signifikansi pengujiannya ≥ 0.05, maka H0 diterima
2) Jika nilai signifikansi pengujiannya < 0.05, maka H0 ditolak
Jika kedua kelas berdistribusi normal, maka akan dilanjutkan dengan uji
homogenitas varians untuk mengetahui uji statistik yang sesuai dengan
34
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi penelitian yang dianalisis berdistribusi tidak normal, maka dilakukan uji
statistik non-parametrik yaitu uji Mann-Whitney
3) Uji Homogenitas Varians
Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah data
pretes kedua kelas penelitian memiliki variansi yang homogen atau
tidak homogen. Jika kedua kelas berdistribusi normal, maka pengujian
dilanjutkan dengan menguji homogenitas varians kelompok dengan
menggunakan uji Levene’s test dengan nilai signifikansi 5%.
Perumusan hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas varians
data pretes adalah sebagai berikut:
H0: Varians pretes untuk kedua kelas penelitian homogen
H1: Varians pretes untuk kedua kelas penelitian tidak homogen
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai signifikansi pengujiannya ≥ 0.05, maka H0 diterima
2) Jika nilai signifikansi pengujiannya < 0.05, maka H0 ditolak
4) Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data Pretes
Uji kesamaan dua rata-rata bertujuan untuk melihat apakah kemampuan
awal representasi matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
sama atau tidak. Jika kedua kelas penelitian berasal dari populasi yang
berdistribusi normal dan varians kedua kelas yang diperoleh homogen,
maka pengujian hipotesisnya dilakukan uji t yaitu Independent Sample
T-Test dengan asumsi kedua varians homogen. Jika kedua kelas berasal
dari populasi yang berdistribusi normal tetapi varians kedua kelas yang
diperoleh tidak homogen, maka pengujian hipotesisnya dilakukan uji t
yaitu Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua varians tidak
homogen. Untuk data yang tidak memenuhi asumsi normalitas, maka
pengujiannya digunakan statistika nonparametrik yaitu uji
Mann-Whitney.
Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji kesamaan dua rata-rata
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi H0: Tidak terdapat perbedaan kemampuan representasi matematis awal
antara siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol
H1: Terdapat perbedaan kemampuan representasi matematis awal antara
siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai signifikansi pengujiannya ≥ 0.05, maka H0 diterima
2) Jika nilai signifikansi pengujiannya < 0.05, maka H0 ditolak
b. Analisis Data Postes
Pengolahan data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol bertujuan
untuk mengetahui kemampuan akhir kedua kelas. Skor postes kemampuan
representasi matematis yang diperoleh, dilakukan pengujian sebagai
berikut:
1. Deskriptif Statistik Data Postes
Deskriptif statistik dilakukan untuk memperoleh gambaran umum
mengenai data postes yang diperoleh. Adapun data deskriptif yang
dihitung adalah banyak siswa, rata-rata, nilai maksimum, nilai
minimum, dan simpangan baku.
2. Uji Normalitas Data Postes
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah data
pretes yang diperoleh berasal dari populasi berdistribusi normal atau
tidak. Normalitas data diperlukan untuk menentukan pengujian dua
rata-rata yang akan diselidiki. Pengujian normalitas data menggunakan
bantuan software IBM SPSS Statistics 20 yaitu uji Kolmogorov
Smirnov dengan taraf signifikansi 5%.
Perumusan hipotesis yang digunakan dalam uji normalitas data postes
adalah sebagai berikut:
H0 : Data postes kelas kontrol dan kelas eksperimen berasal dari
populasi berdistribusi normal
H1 : Data postes kelas kontrol dan kelas eksperimen berasal dari
36
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.
1) Jika nilai signifikansi pengujiannya ≥ 0,05 maka diterima.
2) Jika nilai signifikansi pengujiannya < 0,05 maka ditolak.
Jika kedua kelas berdistribusi normal, maka akan dilanjutkan dengan uji
homogenitas varians untuk mengetahui uji statistik yang sesuai dengan
uji kesamaan dua rata-rata. Apabila salah satu atau kedua kelas
penelitian yang dianalisis berdistribusi tidak normal, maka dilakukan uji
statistik non-parametrik yaitu uji Mann-Whitney
3. Uji Homogenitas Varians
Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah data
pretes kedua kelas penelitian memiliki variansi yang homogen atau
tidak homogen. Jika kedua kelas berdistribusi normal, maka pengujian
dilanjutkan dengan menguji homogenitas varians kelompok dengan
menggunakan uji Levene’s test dengan nilai signifikansi 5%.
Perumusan hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas varians
data postes adalah sebagai berikut:
H0: Varians postes untuk kedua kelas penelitian homogen
H1: Varians postes untuk kedua kelas penelitian tidak homogen
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai signifikansi pengujiannya ≥ 0.05, maka H0 diterima
2) Jika nilai signifikansi pengujiannya < 0.05, maka H0 ditolak
4. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Postes
Uji perbedaan dua rata-rata bertujuan untuk melihat apakah
kemampuan representasi matematis siswa kelas eksperimen lebih baik
daripada kelas kontrol atau tidak. Jika kedua kelas berasal dari populasi
yang berdistribusi normal dan varians kedua kelas yang diperoleh
homogen, maka pengujian hipotesisnya dilakukan uji t yaitu
Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua varians homogen.
Jika kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal tetapi
varians kedua kelas yang diperoleh tidak homogen, maka pengujian
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi asumsi kedua varians tidak homogen. Untuk data yang tidak memenuhi
asumsi normalitas, maka pengujiannya digunakan statistika
nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney.
Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji perbedaan dua rata-rata
data postes adalah sebagai berikut
:
:
Keterangan.
: rata-rata data postes kemampuan representasi matematis kelas
eksperimen.
: rata-rata data postes kemampuan representasi matematis kelas
kontrol.
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka H0 diterima
2) Jika nilai signifikansi < 0.05, maka H0 ditolak
c. Analisis Data Indeks Gain
Jika analisis data pretes menunjukkan bahwa siswa pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol memiliki kemampuan representasi matematis awal yang
berbeda, maka data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan
kemampuan representasi matematis adalah data indeks gain. Peningkatan
tersebut dihitung dengan menggunakan rumus indeks gain (Meltzer dalam
Pratiwi, 2013) sebagai berikut.
Dalam Magfiroh (2013), indeks gain menurut Hake dapat diinterpretasikan
[image:38.595.119.512.220.648.2]kedalam beberapa kriteria sebagai berikut
Tabel 3.10 Kriteria Indeks Gain
Indeks Gain (g) Kriteria
38
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi Data indeks gain yang diperoleh, dilakukan pengujian sebagai berikut:
1. Deskriptif Statistik Data Indeks Gain
Deskriptif statistik dilakukan untuk memperoleh gambaran umum
mengenai data indeks gain yang diperoleh. Adapun data deskriptif yang
dihitung adalah banyak siswa, rata-rata, nilai maksimum, nilai
minimum, dan simpangan baku.
2. Uji Normalitas Data Indeks Gain
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah data
indeks gain yang diperoleh berasal dari populasi berdistribusi normal
atau tidak. Normalitas data diperlukan untuk menentukan pengujian dua
rata-rata yang akan diselidiki. Pengujian normalitas data menggunakan
bantuan software IBM SPSS Statistics 20 yaitu uji Kolmogorov
Smirnov dengan taraf signifikansi 5%.
Perumusan hipotesis yang digunakan dalam uji normalitas data postes
adalah sebagai berikut:
H0 : Data indeks gain berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 : Data indeks gain berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.
3) Jika nilai signifikansi pengujiannya ≥ 0,05 maka diterima.
4) Jika nilai signifikansi pengujiannya < 0,05 maka ditolak.
Jika kedua kelas berdistribusi normal, maka akan dilanjutkan dengan uji
homogenitas varians untuk mengetahui uji statistik yang sesuai dengan
uji kesamaan dua rata-rata. Apabila salah satu atau kedua kelas
penelitian yang dianalisis berdistribusi tidak normal, maka dilakukan uji
statistik non-parametrik yaitu uji Mann-Whitney
3. Uji Homogenitas Varians
Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah data
indeks gain kedua kelas penelitian memiliki variansi yang homogen
atau tidak homogen. Jika kedua kelas berdistribusi normal, maka
pengujian dilanjutkan dengan menguji homogenitas varians kelompok
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi Perumusan hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas varians
data postes adalah sebagai berikut:
H0: Varians indeks gain untuk kedua kelas penelitian homogen
H1: Varians indeks gain untuk kedua kelas penelitian tidak homogen
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
3) Jika nilai signifikansi pengujiannya ≥ 0.05, maka H0 diterima
4) Jika nilai signifikansi pengujiannya < 0.05, maka H0 ditolak
4. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Indeks Gain
Uji perbedaan dua rata-rata bertujuan untuk melihat apakah
kemampuan representasi matematis siswa kelas eksperimen lebih baik
daripada kelas kontrol atau tidak. Jika kedua kelas berasal dari populasi
yang berdistribusi normal dan varians kedua kelas yang diperoleh
homogen, maka pengujian hipotesisnya dilakukan uji t yaitu
Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua varians homogen.
Jika kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal tetapi
varians kedua kelas yang diperoleh tidak homogen, maka pengujian
hipotesisnya dilakukan uji t yaitu Independent Sample T-Test dengan
asumsi kedua varians tidak homogen. Untuk data yang tidak memenuhi
asumsi normalitas, maka pengujiannya digunakan statistika
nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney.
Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji perbedaan dua rata-rata
data postes adalah sebagai berikut
:
:
Keterangan.
: rata-rata data indeks gain kemampuan representasi matematis
kelas eksperimen.
: rata-rata data indeks gain kemampuan representasi matematis
40
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
3) Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka H0 diterima
4) Jika nilai signifikansi < 0.05, maka H0 ditolak
2. Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari angket yang diberikan pada kelas
eksperimen dan pedoman observasi. Pengolahan untuk masing-masing data
kualitatif tersebut adalah sebagai berikut:
a. Angket
Angket diberikan kepada siswa kelas eksperimen untuk mengetahui sikap
siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan metode
IMPROVE. Angket pada penelitian ini terdiri dari dua buah kelompok
pernyataan yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Jenis angket
yang diberikan berupa angket tertutup, maka untuk mengolah data yang
diperoleh dari angket menggunakan skala Likert.
Setiap jawaban siswa pada angket tersebut diberi bobot, dan pembobotan
yang dipakai menurut Suherman dan Kusumah (1990) adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.11
Kategori Jawaban Angket
Jenis Pernyataan Skor
SS S TS STS
Positif 5 4 2 1
Negatif 1 2 4 5
Selanjutnya, menghitung rata-rata skor sikap masing-masing siswa dengan
klasifikasi sebagai berikut:
1) Jika rata-rata skor siswa lebih besar dari 3, maka sikap siswa positif.
[image:41.595.119.510.227.624.2]Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi b. Lembar Observasi
Data hasil observasi dianalisis dan diinterpretasikan berdasarkan hasil
pengamatan selama pembelajaran matematika dengan metode IMPROVE.
Pengolahan data hasil observasi ditulis secara dalam bentuk tabel kemudian
Nur Fitri Siti Afriani, 2014
Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Metode Improve Terhadap Kemampuan Representasi BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pembelajaran
dengan metode IMPROVE terhadap kemampuan representasi matematis siswa di
salah satu SMP N Kabupaten Bandung Barat, diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Kemampuan representasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran
menggunakan metode IMPROVE lebih baik daripada siswa yang mendapat
pembelajaran secara konvensional.
2. Siswa menunjukkan sikap yang positif terhadap pelajaran matematika,
terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan metode IMPROVE,
terhadap penggunaan LKS dan soal-soal representasi matematis.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka
beberapa saran yang dapat dikemukakan diantaranya sebagai berikut:
1. Bagi guru matematika, pembelajaran matematika dengan menggunakan
metode IMPROVE hendaknya dijadikan salah satu alternatif pembelajaran
untuk diimplementasikan di kelas dalam jangka waktu yang lebih lama,
sehingga diharapkan representasi siswa dapat meningkat dan juga