PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI MODEL SILVER
TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI
DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh : Inri Rahmawati
1201096
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI MODEL SILVER TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI
DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP
TESIS
Oleh Inri Rahmawati
S.Pd UPI Bandung, 2011
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana
© Inri Rahmawati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 10
D. Manfaat Penelitian ... 10
E. Definisi Operasional ... 11
BAB II KAJIAN TEORI ... 13
A. Kemampuan Representasi Matematis ... 13
B. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 19
C. Model Pembelajaran Inkuiri ... 27
D. Pembelajaran Inkuiri Model Silver ... 31
E. Pembelajaran Matematika Biasa ... 33
F. Teori Belajar yang Mendukung ... 34
G. Hasil Penelitian yang Relevan ... 37
H. Hipotesis Penelitian ... 40
BAB III METODE PENELITIAN ... 41
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 41
C. Instrumen Penelitian ... 42
D. Teknik Analisis Data ... ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51
A. Hasil Penelitian ... 51
1. Analisis Kemampuan Representasi Matematis ... 51
2. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 61
3. Analisis Kemampuan Representasi Matematis pada Tiap Indikator ... 73
4. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis pada Tiap Indikator ... 74
B. Pembahasan ... 75
1. Pembelajaran Inkuiri Model Silver ... 75
2. Kemampuan Representasi Matematis ... 79
3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 86
A. Kesimpulan ... 86
B. Keterbatasan ... 87
C. Saran ... 87
DAFTAR PUSTAKA ... 89
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Inkuiri ... 30
Tabel 3.1 Indikator Kemampuan Representasi Matematis ... 43
Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Representasi Matematis ... 43
Tabel 3.3 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 44
Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 45
Tabel 3.5 Uji Hipotesis Penelitian ... 48
Tabel 3.6 Kriteria N-gain ... 49
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Kemampuan Representasi Matematis Siswa ... 52
Tabel 4.2 Data Hasil Uji Normalitas Skor Pretest Kemampuan Representasi Matematis Siswa ... 53
Tabel 4.3 Data Hasil Uji Mann-Whitney Skor Pretest Kemampuan Representasi Matematis Siswa ... 54
Tabel 4.4 Data Hasil Uji Normalitas Skor Posttest Kemampuan Representasi Matematis Siswa ... 55
Tabel 4.5 Data Hasil Uji Mann-Whitney Skor Posttest Kemampuan Representasi Matematis Siswa ... 56
Tabel 4.6 Data Hasil Rataan dan Klasifikasi Skor N-gain Kemampuan Representasi Matematis Siswa ... 57
Tabel 4.7 Data Hasil Uji Normalitas Skor N-gain Kemampuan Representasi Matematis Siswa ... 58
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.9 Data Hasil Uji Normalitas Skor N-gain Berdasarkan
Kemampuan Awal Matematik ... 60
Tabel 4.10 Data Hasil Uji Kruskal-Wallis Skor n-gain Berdasarkan
Kemampuan Awal Matematik ... 61
Tabel 4.11 Statistik Deskriptif Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa ... 62
Tabel 4.12 Data Hasil Uji Normalitas Skor Pretest Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa ... 63
Tabel 4.13 Data Hasil Uji Mann-Whitney Skor Pretest Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa ... 64
Tabel 4.14 Data Hasil Uji Normalitas Skor Posttest Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa ... 65
Tabel 4.15 Data Hasil Uji Mann-Whitney Skor Posttest Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa ... 66
Tabel 4.16 Data Hasil Rataan dan Klasifikasi Skor N-gain Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa ... 67
Tabel 4.17 Data Hasil Uji Normalitas Skor N-gain Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa ... 68
Tabel 4.18 Data Hasil Uji Mann-Whitney Skor N-gain Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa ... 69
Tabel 4.19 Data Hasil Uji Normalitas Skor N-gain Berdasarkan
Kemampuan Awal Matematik ... 70
Tabel 4.20 Data Hasil Uji Kruskal-Wallis Skor n-gain Berdasarkan
Kemampuan Awal Matematik ... 71
Tabel 4.21 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis pada Taraf Signifikansi
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Persentase Ketercapaian Pada Tiap Indikator Kemampuan
Representasi Matematis ... 73
Gambar 4.2 Persentase Ketercapaian Pada Tiap Indikator Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis ... 74
Gambar 4.3 Kualitas Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Siswa ... 76
Gambar 4.4 Kualitas Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru ... 78
Gambar 4.5 Jawaban Siswa Indikator 3 Kemampuan Representasi Matematis .... 80
Gambar 4.6 Jawaban Siswa Kelas Kontrol Indikator 1 Kemampuan
Representasi Matematis ... 81
Gambar 4.7 Jawaban Siswa Kelas Eksperiman Indikator 1 Kemampuan
Representasi Matematis ... 82
Gambar 4.8 Jawaban Siswa Kelas Eksperiman Indikator 3 Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis ... 85
Gambar 4.9 Jawaban Siswa Kelas Kontrol Indikator 3 Kemampuan Pemecahan
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2) Bahan Ajar
3) Alternatif Penyelesaian Bahan Ajar
Lampiran B
1) Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Representasi dan Pemecahan
Masalah Matematis
2) Naskah Soal Tes Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah
Matematis
3) Alternatif Jawaban Bahan Soal Tes Kemampuan Representasi dan
Komunikasi Matematis
Lampiran C
1) Lembar Observasi Aktivitas Guru
2) Lembar Observasi Aktivitas Siswa
3) Rumus Uji Instrumen
Lampiran D
1) Data Hasil Uji Soal Tes Kemampuan Representasi dan Pemecahan
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Data Nilai Rapot Siswa
3) Data Skor Pretest, Posttest, dan N-gain Kemampuan Representasi
dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
4) Hasil uji Statistik Kemampuan Representasi dan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa
5) Data Observasi Aktivitas Guru
6) Data Observasi Aktivitas Siswa
Lampiran E
1) Surat Keterangan dari Sekolah Penelitian
iv
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Inri Rahmawati. (2014). Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Model Silver terhadap Peningkatan Kemampuan Representasi dan Pemecahan Matematis Siswa SMP
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pembelajaran Inkuiri Model Silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis baik secara keseluruhan maupun ditinjau dari kemampuan awal matematik siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain kelompok kontrol non-ekuivalen. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII salah satu SMP Negeri di Bandung. Dengan teknik purposive sampling diambil dua kelas sebagai sampel. Hasil penelitian menunjukkan, (1) Kemampuan representasi matematis siswa yang menggunakan pembelajaran Inkuiri Model Silver tidak lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran biasa.(2) Peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang menggunakan pembelajaran Inkuiri Model Silver tidak lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran biasa. (3) Peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang menggunakan pembelajaran Inkuiri Model Silver tidak berbeda secara signifikan ditinjau dari kemampuan awal matematika (atas, tengah, bawah). (4) Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan pembelajaran Inkuiri Model Silver lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran biasa. (5) Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan pembelajaran Inkuiri Model Silver lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran biasa. (6) Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan pembelajaran Inkuiri Model Silver tidak berbeda secara signifikan ditinjau dari kemampuan awal matematika (atas, tengah, bawah).
Kata kunci : pembelajaran Inkuiri model Silver, kemampuan representasi
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan pada setiap
jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah
penting untuk dipelajari. Dengan belajar matematika, siswa dibekali kemampuan
untuk berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan
bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki
kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif
(Depdiknas, 2006: 388). Berbagai informasi yang dapat dengan mudah diakses
oleh siswa menuntut siswa untuk bisa mengolah dan memanfaatkan informasi
tersebut secara bijak. Di sinilah peran berpikir logis, kritis serta kreatif diperlukan,
dan semua kemampuan tersebut dapat dilatih melalui belajar matematika.
Dalam draft panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
tujuan yang ingin dicapai melalui pembelajaran matematika (Depdiknas, 2006)
adalah (1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah; (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti,
atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3) Memecahkan masalah
yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,
menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4)
Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah, dan (5) Memiliki sikap menghargai
kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian,
dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah. Sementara itu menurut National Council of Teachers of
2
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tujuan pembelajaran matematika dintaranya adalah siswa belajar untuk
berkomunikasi (mathematical communication), belajar untuk bernalar
(mathematical reasoning), belajar untuk memecahkan masalah (mathematical
problem solving), belajar untuk mengaitkan ide (mathematical connection), dan
belajar untuk merepresentasikan (mathematical representation). Berdasarkan
tujuan-tujuan yang telah dikemukakan di atas, maka beberapa kemampuan yang
perlu dimiliki siswa sebagai bentuk penguasaan matematika adalah kemampuan
representasi dan pemecahan masalah.
Menurut NCTM (2000) representasi diperlukan untuk membantu siswa
dalam memahami konsep, mengenali dan menghubungkan konsep-konsep
matematika, mengkomunikasikan ide-ide matematika kepada dirinya sendiri dan
orang lain, dan menerapkan matematika untuk masalah yang realistis. Hal ini
sejalan dengan Kilpatrick (Salkind, 2007) yang menyatakan bahwa representasi
merupakan alat yang sangat berguna dalam mendukung penalaran matematika,
memungkinkan komunikasi matematika, dan menyampaikan pemikiran
matematika. Siswa menggunakan representasi untuk mendukung pemahaman
mereka ketika mereka memecahkan permasalahan matematika atau belajar konsep
matematika yang baru.
Pada awalnya kemampuan representasi merupakan bagian dari
kemampuan komunikasi (Sabirin, 2011). Namun karena obyek matematika yang
bersifat abstrak maka untuk memodelkan ide-ide matematika diperlukan adanya
suatu representasi berupa simbol, gambar, atau obyek fisik lainnya. Oleh karena
itu, kemampuan representasi dianggap penting untuk dikuasai dan mendapatkan
perhatian yang cukup serius sehingga NCTM kemudian memisahkan kemampuan
ini dari kemampuan komunikasi. Berkaitan dengan hal tersebut, Jones (2000)
mengemukakan bahwa ada tiga alasan yang mendasari representasi dijadikan
sebagai salah satu dari standar proses dalam NCTM, yaitu: 1) Kelancaran dalam
melakukan translasi diantara berbagai jenis representasi yang berbeda merupakan
kemampuan dasar yang perlu dimiliki siswa untuk membangun suatu konsep dan
3
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
representasi akan memberikan pengaruh yang sangat besar pada siswa dalam
mempelajari matematika, dan 3) Siswa membutuhkan latihan dalam membangun
representasinya sendiri sehingga siswa memiliki kemampuan dan pemahaman
konsep yang baik dan fleksibel yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah.
Goldin dan Shteingold (Salkind, 2007) menuliskan dua jenis representasi,
yaitu representasi internal dan representasi eksternal. Representasi internal berada
dalam pikiran seseorang dan digunakan untuk menetapkan makna matematika,
misalnya strategi pemecahan masalah. Sedangkan representasi eksternal berupa
simbol, gambar, tabel, grafik, kata-kata, persamaan, atau obyek fisik lainnya.
Kedua jenis representasi ini berkaitan satu sama lain, dimana representasi
ekseternal merupakan perwujudan dari representasi internal seseorang. Proses
berpikir seseorang tentang ide-ide matematika diwujudkan atau digambarkan
melalui representasi eksternalnya yang dapa berupa simbol, gambar, tabel, atau
grafik. Sementara itu Lesh, Post dan Behr (Hwang et. all, 2007) membagi
representasi yang digunakan dalam pendidikan matematika dalam lima jenis,
meliputi representasi obyek dunia nyata, representasi konkret, representasi simbol,
representasi aritmetika, representasi bahasa lisan atau verbal dan representasi
gambar atau grafik.
Dari beberapa pendapat para ahli, maka pengertian kemampuan
representasi matematika yang akan digunakan adalah kemampuan untuk dapat
mengemukakan ide-ide matematika yang dimiliki siswa dalam bentuk representasi
eksternal berupa representasi visual (gambar atau tabel), simbolik (persamaan atau
ekspresi matematik lainnya), dan verbal (kata-kata atau teks tertulis). Hal ini
dimaksudkan sebagai upaya untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep,
menghubungkan konsep matematika satu dengan lainnya, dan memecahkan
sebuah permasalahan serta membantu mengkomunikasikan gagasan mereka
dalam memecahkan masalah kepada orang lain.
Suatu situasi merupakan masalah bagi seseorang jika ia menyadari
keberadaan situasi tersebut, mengakui bahwa situasi tersebut memerlukan
4
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1978:310). Berdasarkan pengertian masalah dari Bell, maka pertanyaan atau soal
matematika dapat dipandang sebagai sebuah masalah jika siswa merasa
pertanyaan atau soal tersebut merupakan sesuatu yang perlu diselesaikan, namun
siswa tidak dapat dengan segera menemukan solusinya. Lebih lanjut menurut
Ruseffendi (2006:335) masalah dalam matematika adalah suatu persoalan yang
mampu diselesaikan oleh siswa tanpa menggunakan cara atau algoritma yang
rutin. Suatu persoalan atau pertanyaan bagi siswa dapat menjadi suatu masalah
jika siswa tersebut tidak memiliki suatu cara tertentu yang dapat dipergunakan
sesegera mungkin untuk menemukan jawaban dari pertanyaan itu, tetapi siswa
memiliki kemampuan untuk menyelesaikannya.
Ketika belajar matematika, sebuah soal dipandang sebagai masalah atau
tidak merupakan hal yang sangat relatif. Bagi seorang siswa soal yang diberikan
mungkin merupakan sebuah masalah, namun hal tersebut belum tentu berlaku
bagi siswa lainnya. Hal ini bisa terjadi apabila siswa yang menganggap soal
tersebut bukan masalah mungkin pernah mengerjakan soal yang serupa, sehingga
baginya soal tersebut dapat dia kerjakan dengan segera. Dengan demikian
menurut Suherman (2001) guru perlu membuat soal dimana untuk sampai pada
prosedur penyelesaian yang benar diperlukan pemikiran yang lebih mendalam.
Soal seperti ini kemudian disebut soal non rutin.
Pentingnya memiliki kemampuan pemecahan masalah dalam belajar
matematika tidak hanya sebagai fokus sentral dari kurikulum matematika, tetapi
juga karena pemecahan masalah merupakan suatu wahana untuk menjadikan
siswa literat dalam matematika, meningkatkan daya analisis siswa, membangun
kecakapan-kecakapan berpikir tingkat tinggi, serta membantu mereka dalam
menerapkan kemampuan ini pada beragam situasi (NCTM; Wahyudin, 2008;
Bell, 1978). Tidak hanya ketika belajar matematika, dalam kehidupan sehari-hari
pun kemampuan ini sangat dibutuhkan. Hal ini karena masalah tidak hanya ada
ketika belajar matematika saja, pada kehidupan sehari-hari kita juga sering
5
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sebagai langkah awal dari proses pemecahan masalah menurut Polya
(1985), siswa dituntut untuk memahami masalah yang diberikan. Tanpa adanya
pemahaman akan masalah, maka siswa tidak akan mampu untuk memecahkan
masalah. Jika siswa telah mampu memahami masalah, langkah selanjutnya adalah
menyusun rencana dari pemecahan masalah. Dalam tahap ini pengalaman dan
keterampilan siswa sangat menentukan. Biasanya siswa yang telah memiliki
banyak pengalaman dan keterampilan yang tinggi lebih banyak memiliki cara
untuk menyelesaikan masalah. Setelah menentukan rencana yang tepat untuk
menyelesaikan masalah, langkah selanjutnya adalah dengan menjalankan rencana
tersebut. Pada tahap ini siswa memeriksa kebenaran setiap langkah yang telah
dilalui dan membuktikan bahwa langkah yang dipilih sudah tepat. Pada langkah
terakhir, siswa melakukan pemeriksaan kembali proses dan hasil pemecahan
masalah. Hal ini salah satunya dapat dilakukan dengan cara memeriksa apakah
jawaban yang ditemukan dapat dicari melalui cara yang berbeda.
Para peneliti telah menemukan bahwa salah satu kemampuan yang
mendukung pemecahan masalah adalah kemampuan representasi (Salkind, 2007).
Dalam proses pemecahan masalah, representasi visual dan simbolik dapat
dijadikan sebagai alat bantu dalam memahami masalah dengan membuat model
matematika dari permasalahan yang diberikan dan dengan representasi verbal
siswa dapat menjelaskan langkah-langkah pemecahan masalah yang telah
dilakukannya. Penelitian lain yang dilakukan Branner et al. (Neria & Amit, 2004)
menyatakan bahwa proses dari kesuksesan pemecahan masalah bergantung pada
keterampilan mengkonstruksi dan menggunakan representasi matematis dalam
bentuk kata-kata, grafik, tabel, dan persamaan; memecahkan masalah; dan
memanipulasi simbol. Sementara itu Gane & Mayer (Hwang et al., 2007) dalam
penelitiannya menyimpulkan bahwa kemampuan representasi siswa yang tinggi
merupakan kunci memperoleh solusi yang tepat dalam memecahkan masalah.
Meskipun telah diungkapkan bahwa kedua kemampuan saling berkaitan
dan merupakan komponen yang penting dalam pembelajaran matematika,
6
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sepenuhnya. Hal ini salah satunya dikarenakan kemampuan yang dimiliki siswa
sebelumnya. Kemampuan awal siswa yang berbeda-beda dapat menghasilkan
perbedaan pula dalam membuat sebuah representasi dan memecahkan masalah.
Selain kemampuan awal siswa, pembelajaran yang belum banyak memberikan
kesempatan siswa untuk mengembangkan daya representasi dan memecahkan
masalah matematika juga menjadi faktor penyebabnya . Berdasarkan hasil studi
pendahuluan Hudiono (2004) masih kurangnya daya representasi siswa SMP
disebabkan karena guru mengajarkan representasi terbatas pada yang
konvensional dan siswa yang cenderung meniru langkah guru. Siswa tidak
diberikan kesempatan untuk menghadirkan representasinya sendiri yang dapat
meningkatkan perkembangan daya representasinya. Padahal menurut Piaget,
siswa SMP berada dalam tahap (permulaan) operasi formal, tepat untuk
memberikan banyak kesempatan memanipulasi benda-benda konkret, membuat
model, diagram dan lain-ain, sebagai alat perantara merumuskan dan menyajikan
konsep-konsep matematika. Faktor lain yang menjadi penyebab rendahnya
kemampuan siswa dalam merepresentasikan konsep matematika menurut
Angkoso (Wahyuni, 2012) adalah pembelajaran yang kurang efektif. Hal ini
mengakibatkan siswa kurang berminat dan tertarik untuk mengikuti pelajaran.
Tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian mengenai kemampuan
representasi, beberapa penelitian mengenai kemampuan pemecahan masalah pun
memberikan hasil yang serupa. Kemampuan pemecahan yang masih belum
berkembang dapat terbukti dari hasil penelitian Alhadad (2010) dan Aisyah
(2012) terhadap siswa SMP, yang menyatakan bahwa pembelajaran matematika
masih cenderung berorientasi pada buku teks, tak jarang dijumpai guru
matematika yang masih mengajar dengan langkah-langkah pembelajaran seperti
menyajikan materi pembelajaran, memberikan contoh-contoh soal dan meminta
siswa mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat dalam buku teks yang mereka
gunakan dalam mengajar, yang kemudian membahasnya bersama siswa. Siswa
7
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
guru, jika diberikan soal yang berbeda mereka akan mengalami hambatan untuk
menyelesaikannya.
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, maka diperlukan
pembelajaran yang inovatif, memperhatikan tugas yang relevan, memberi peluang
siswa lebih aktif melakukan “reinvention”, diskusi dan berkomunikasi dengan sesama temannya, untuk menumbuhkan kemampuan representasi dan pemecahan
masalah matematik (Sumarmo, 2013). Salah satu pendekatan pembelajaran yang
memiliki karakteristik tersebut adalah pembelajaran Inkuiri Model Silver.
Pembelajaran Inkuiri Model Silver adalah pembelajaran Inkuiri yang
meliputi aktivitas pengajuan masalah (problem posing) dan pemecahan masalah
(problem solving). Aktivitas pengajuan masalah adalah perumusan soal sederhana
atau perumusan ulang soal yang ada, dengan beberapa perubahan agar lebih
sederhana dan dapat dipahami dalam rangka membangun pemahaman awal atau
konsep dasar matematika sebelum memecahkan soal yang rumit. Sementara itu
pemecahan masalah disini merupakan suatu usaha untuk memecahkan masalah
matematika berdasarkan informasi yang akurat melalui tahapan pemecahan
masalah Polya (1985) yaitu: 1) memahami masalah (understanding the problem),
2) menyusun rencana penyelesaian (devising a plan), 3) melaksanakan rencana
(carrying out the plan), dan 4) memeriksa kembali hasil yang diperoleh (looking
back).
Pembelajaran Inkuiri Model Silver (Silver, 1997), dimulai dengan
memberikan situasi yang berkaitan dengan dunia nyata atau permasalahan yang
menimbulkan keingintahuan siswa. Dengan pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki, siswa melakukan pengamatan secara individu (jika belajar klasikal), atau
kelompok (jika belajar dalam grup), terhadap permasalahan yang diberikan. Dari
hasil pengamatan, siswa dituntut mengajukan permasalahan atau pertanyaan dari
masalah yang ada dan berbagi dengan temannya. Selanjutnya mereka dapat
memberikan jawaban sementara dari permasalahan-permasalahan yang diajukan
oleh guru atau siswa. Siswa saling berdiskusi dan mengidentifikasi beberapa
8
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan dengan berbagai cara. Setelah
menyelesaikan suatu masalah, siswa atau guru dapat mengajukan kembali suatu
masalah baru dari masalah yang ada. Siswa dapat menggali lebih dalam
permasalahan baru yang muncul, kemudian menyelesaikannya. Demikian
seterusnya sampai siswa dapat mengoptimalkan potensi yang dimilikinya dalam
mengembangkan kemampuan representasi dan pemecahan masalahnya.
Dengan pembelajaran Inkuiri Model Silver baik secara individu maupun
klasikal, siswa dituntut untuk memecahkan masalah secara mandiri. Solusi dari
masalah-masalah yang diajukan tersebut dikemukakan melalui berbagai
representasi yang mungkin. Selain itu, siswa juga dapat mengkomunikasikan
gagasan dalam menyelesaikan masalah melalui representasi yang dibuat. Dengan
kata lain, pembelajaran ini dapat memfasilitasi siswa untuk mengembangkan
kemampuan representasi serta pemecahan masalahnya.
Selain dari pembelajaran Inkuiri Model Silver yang akan digunakan serta
kemampuan representasi dan pemecahan masalah yang akan diteliti, hal lain yang
perlu diperhatikan dalam pembelajaran adalah kemampuan awal matematis siswa.
Kemampuan awal matematis siswa adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa
sebelum proses pembelajaran berlangsung.
Seperti yang kita ketahui, konsep-konsep dalam matematika saling
berkaitan satu sama lain. Jika siswa dapat mengaitkan pengetahuan yang telah
dimilikinya dengan pengetahuan yang akan diperolehnya maka proses
pembelajaran yang terjadi akan menjadi lebih bermakna. Hal ini sesuai dengan
teori belajar bermakna dari Ausubel (Dahar, 2011:95) bahwa belajar bermakna
merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep yang
relevan yang terdapat dalam struktur kognitif siswa. Struktur kognitif tersebut
meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang telah
dipelajari dan diingat siswa. Lebih lanjut, menurut Ausubel dan Novak (Dahar,
2011:98) informasi yang dipelajari secara bermakna dapat lebih lama diingat,
memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi pelajaran yang mirip, dan
9
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kemampuan awal matematik
ini sangat berpengaruh terhadap kemampuan representasi dan pemecahan
masalah. Penelitian yang telah dilakukan Syaiful (2012) dan Effendi (2013)
dengan pembelajarannya masing-masing menyebutkan bahwa, siswa dengan
kemampuan awal tinggi dan sedang memiliki peningkatan kemampuan
representasi dan pemecahan yang lebih baik daripada siswa dengan kemampuan
awal rendah. Berdasarkan hal tersebut, data kemampuan awal matematik siswa
dikelompokkan kedalam tiga kategori yaitu atas, tengah, dan bawah. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui peningkatan dan pengaruh interaksinya dengan
model pembelajaran pada masing-masing kelompok, sehingga dapat terlihat pada
siswa kelompok manakah pembelajaran Inkuiri Model Silver ini lebih efektif
digunakan.
Berdasarkan aktivitas pengajuan masalah dan pemecahan masalah yang
terdapat pada pembelajaran Inkuiri Model Silver, peneliti menduga bahwa model
pembelajaran ini dapat memeberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan
representasi dan pemecahan masalah matematis. Oleh sebab itu, peneliti
mengajukan penelitian yang berjudul: “Pengaruh pembelajaran Inkuiri Model
Silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah
matematis siswa SMP”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah kemampuan representasi matematis siswa yang menggunakan
pembelajaran Inkuiri Model Silver lebih baik daripada siswa yang
menggunakan pembelajaran biasa?
2. Apakah peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang
menggunakan pembelajaran Inkuiri Model Silver lebih baik daripada siswa
10
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan representasi
matematis siswa yang menggunakan pembelajaran Inkuiri Model Silver
ditinjau dari kemampuan awal matematik (atas, tengah, bawah)?
4. Apakah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
menggunakan pembelajaran Inkuiri Model Silver lebih baik daripada siswa
yang menggunakan pembelajaran biasa?
5. Apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
yang menggunakan pembelajaran Inkuiri Model Silver lebih baik daripada
siswa yang menggunakan pembelajaran biasa?
6. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa yang menggunakan pembelajaran Inkuiri Model Silver
ditinjau dari kemampuan awal matematik (atas, tengah, bawah)?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka penelitian ini
mempunyai tujuan untuk:
1. Mengkaji pengaruh pembelajaran Inkuiri Model Silver terhadap
kemampuan representasi matematis matematis siswa.
2. Menelaah peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang
menggunakan pembelajaran Inkuiri Model Silver dan siswa yang
menggunakan pembelajaran biasa.
3. Mengkaji perbedaan peningkatan kemampuan representasi matematis
siswa yang menggunakan pembelajaran Inkuiri Model Silver dilihat dari
kemampuan awal matematik (atas, tengah, bawah).
4. Mengkaji pengaruh pembelajaran Inkuiri Model Silver terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
5. Menelaah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
yang menggunakan pembelajaran Inkuiri Model Silver dan siswa yang
11
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Mengkaji perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa yang menggunakan pembelajaran Inkuiri Model Silver
dilihat dari kemampuan awal matematik (atas, tengah, bawah).
D. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini
yaitu:
1. Bagi siswa, pembelajaran dengan pendekatan Inkuiri Model Silver
diharapkan dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan
representasi dan pemecahan masalah matematis.
2. Bagi guru, dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam sistem pengajaran
di kelas, khususnya dalam meningkatkan kemampuan representasi dan
pemecahan masalah matematis.
3. Bagi peneliti, dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian
selanjutnya.
E. Definisi Operasional
Sebagai upaya untuk menghindari kesalahpahaman pengertian dan
pemaknaan dalam penelitian ini, berikut penjelasan beberapa istilah penting yang
digunakan.
1. Kemampuan representasi matematis adalah kemampuan siswa untuk
mengemukakan ide matematika dalam bentuk representasi eksternal
berupa representasi visual (diagram, grafik, tabel, dan gambar),
representasi simbolik (persamaan atau ekspresi matematika), dan
representasi verbal (kata-kata atau teks tertulis) dalam memecahkan
masalah matematika.
2. Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kemampuan siswa
dalam menyelesaikan masalah matematika yang mencakup: penguasaan
konsep; kemampuan memilih, merencanakan, dan menerapkan strategi
sebagai hasil bernalar; kemampuan menghitung dan menghasilkan solusi
12
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Pembelajaran Inkuiri Model Silver adalah pembelajaran Inkuiri yang
meliputi aktivitas pengajuan masalah (problem posing) dan pemecahan
masalah (problem solving).
4. Pembelajaran Inkuiri Model Silver Group adalah pembelajaran Inkuiri
Model Silver yang dilaksanakan pada kelas yang didesain secara kelompok
yang heterogen. Adapun langkah-langkah pembelajarannya : 1) membagi
siswa dalam beberapa kelompok yang heterogen: 2) memberikan masalah
kepada siswa; 3) siswa mengamati masalah; 4) siswa menentukan masalah
(problem posing) dan memecahkan masalah (problem solving) melalui
berbagai representasi yang mungkin; dan 5) diskusi.
5. Pembelajaran matematika biasa adalah pembelajaran yang pada umumnya
mempunyai karakteristik menekankan penyampaian materi secara lisan
(verbal) dari seorang guru kepada sejumlah siswa. Guru menjelaskan
tujuan pembelajaran, menerangkan suatu konsep, mendemonstrasikan
keterampilannya mengenai pola/aturan/dalil tentang suatu konsep, siswa
bertanya, guru mengecek pemahaman siswa, guru memberikan
contoh-contoh soal aplikasi konsep, siswa menyelesaikan soal-soal di papan tulis
atau di mejanya, guru dan siswa melakukan tanya jawab, siswa mencatat
materi yang telah diterangkan, dan selanjutnya guru memberikan soal
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang dipilih adalah penelitian kuasi eksperimen, karena
subjek tidak dikelompokkan secara acak tetapi peneliti menerima keadaan subjek
seadanya. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok
kontrol non-ekuivalen (non equivalent control group design). Pada desain
eksperimen ini terdapat dua kelompok sampel, adanya pretest, perlakuan yang
berbeda dan adanya posttest. Sampel pada kelompok pertama merupakan kelas
eksperimen yang menggunakan pembelajaran Inkuiri Model Silver. Sementara itu
kelompok kedua sebagai kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran
menggunakan pembelajaran biasa. Adanya kelas kontrol ini adalah sebagai
pembanding, sejauh manakah terjadi perubahan akibat perlakuan terhadap kelas
eksperimen. Adapun diagram desain penelitian ini adalah sebagai berikut
(Ruseffendi, 2005: 52) :
O X O
O O
Keterangan:
O : Pretest dan Posttest berupa tes kemampuan representasi dan pemecahan
masalah matematis.
X : Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran Inkuiri Model Silver.
: Subjek tidak dipilih secara acak.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Berdasarkan permasalahan pada penelitian ini, maka populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VIII salah satu SMPN di Bandung. Populasi
dipilih dengan pertimbangan bahwa siswa kelas VIII kemampuan kognitifnya
42
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
taraf operasional formal dimana anak sudah mengembangkan pemikiran abstrak
dan penalaran logis untuk macam-macam persoalan.
Setiap kelas VIII salah satu SMPN di Bandung terdiri dari siswa dengan
kemampuan yang heterogen. Guru matematika yang mengajar di kelas VIII
menyebutkan bahwa sekolah tersebut mengupayakan siswa dengan berbagai
kemampuan tersebar merata di setiap kelas. Berdasarkan data inilah peneliti
berasumsi bahwa pembelajaran yang akan diterapkan dapat dilihat pengaruhnya
terhadap berbagai kemampuan siswa.
Dalam pemilihan sampel, peneliti dibantu oleh guru matematika untuk
memilih sampel dengan teknik purposive sampling. Dari delapan kelas yang ada,
kelas VIII-F dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-D dijadikan
sebagai kelas kontrol.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian berupa tes kemampuan
representasi dan pemecahan masalah matematis serta lembar observasi.
1. Kemampuan Awal Matematik (KAM)
Kemampuan awal matematik siswa (KAM) adalah kemampuan yang
dimiliki oleh siswa sebelum proses pembelajaran berlangsung. KAM
digunakan untuk mengelompokkan siswa pada masing-masing kelas kedalam
kategori atas, tengah, dan bawah. Data KAM siswa diperoleh dari guru bidang
studi yang mengajar di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang
diperoleh berupa nilai semester I pada kedua kelas tersebut. Kedua data
tersebut kemudian diurutkan dari yang paling besar hingga ke yang paling kecil
untuk mengelompokkan siswa berdasarkan KAM. Besar persentase
masing-masing kelompok adalah 27% kelompok atas, 46% kelompok tengah, 27%
kelompok bawah. Besar persentase tersebut merupakan situasi ideal dari
distribusi normal (Suherman, 2003).
43
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tes kemampuan representasi matematis dibuat dalam bentuk tertulis
berupa tes uraian. Menurut Ruseffendi (1991:76) keuntungan tes uraian adalah
akan timbulnya sifat kreatif pada diri siswa. Sifat kreatif itu akan timbul sebab,
dalam menjawab soal-soal seperti itu siswa harus bercerita. Dan dalam
bercerita itu mungkin ia memilih kata-kata yang tepat, menyusun kalimat yang
baik dan benar, menggambar, mensinkronkan kalimat yang satu dengan
kalimat yang lain, nalarnya benar, dan sebagainya. Selain itu, tes tipe ini juga
dapat memperlihatkan proses siswa menjawab soal-soal. Dari jawaban siswa
kita dapat melihat apakah langkah-langkah dalam menjawab soal itu benar atau
tidak.
Adapun rincian indikator kemampuan representasi matematis yang akan
diukur adalah:
a. Membuat representasi visual dari sebuah masalah matematis.
a. Membuat representasi verbal untuk menjelaskan alasan pemilihan
Dengan pedoman penskoran yang diadaptasi dari Cai, Lane, dan Jakabsin
(Rezeki, 2013) sebagai berikut:
Tabel 3.2
44
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Skor Representasi Verbal Representasi Visual Representasi Simbolik
0 Tidak ada jawaban atau jika ada pun hanya memperlihatkan ketidakpahaman
Skor Representasi Verbal Representasi Visual Representasi Simbolik
3. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Seperti pada tes kemampuan representasi, tes kemampuan pemecahan
masalah matematis yang digunakan pun berbentuk uraian. Dalam penelitian
ini, baik kemampuan representasi maupun tes pemecahan matematis
digunakan untuk memperoleh data kuantitatif berupa kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah, sebelum perlakuan (pretest) dan
sesudah adanya perlakukan (posttest). Karakteristik setiap soal pada
masing-masing tes adalah sama. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
peningkatan yang signifikan dari kemampuan representasi dan pemecahan
masalah matematis siswa setelah diberi perlakuan. Adapun rincian indikator
kemampuan pemecahan masalah matematis yang akan diukur adalah:
Tabel 3.3
Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
45
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Penguasaan konsep.
2. Kemampuan memilih, merencanakan, dan menerapkan strategi sebagai hasil bernalar.
3. Kemampuan menghitung dan menghasilkan solusi yang benar. 4. Memeriksa kebenaran solusi.
Untuk memperoleh data kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa, maka dilakukan penskoran dengan menggunakan pedoman penskoran
dari Oregon Mathematics Problem Solving Official Scoring Guide (2011) pada
tabel berikut.
Tabel 3.4
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Indikator yang
Dinilai Respon terhadap Soal Skor
Penguasaan konsep.
Tidak ada upaya untuk mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui dan ditanyakan. 0 Ada upaya untuk mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui dan ditanyakan tetapi masih salah.
1
Dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui dan ditanyakan untuk memperoleh bagian dari penyelesaian, namun masih belum lengkap.
2
Dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui dan ditanyakan untuk memperoleh bagian dari penyelesaian, dan menggunakan semua informasi yang ada dengan tepat.
3
Tidak ada strategi penyelesaian. 0
Strategi penyelesaian yang dibuat kurang
relevan. 1
Strategi penyelesaian yang dibuat sudah tepat,
namun representasi belum jelas. 2
Strategi yang yang dibuat sudah tepat, representasi secara jelas menggambarkan situasi konteks masalah, namun perhitungan masih salah.
3
Strategi penyelesaian yang dibuat sudah tepat, representasi secara jelas menggambarkan situasi konteks masalah, dan mengarah pada jawaban benar.
4
46
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menghitung dan menghasilkan solusi yang benar.
ditempuh.
Ada penyelesaian tetapi prosedur yang ditepuh
kurang tepat. 1
Ada penyelesaian dengan prosedur yang tepat, tetapi masih terdapat sedikit kekeliruan dalam perhitungan.
2
Ada penyelesaian dengan prosedur yang tepat dan perhitungan yang benar, tetapi solusi belum lengkap.
3
Ada penyelesaian dengan prosedur yang tepat dengan solusi yang lengkap dan benar.
4
Indikator yang
Dinilai Respon terhadap Soal Skor
Memeriksa kebenaran solusi
Tidak ada upaya untuk memeriksa solusi. 0 Memeriksa solusi namun tidak tuntas. 1 Memeriksa solusi tetapi belum dapat
mereflesikannya. 2
Memeriksa solusi serta dapat mereflesikannya. 3
Sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi
persyaratan tes, diantaranya:
a. Validitas Butir Soal
Suatu alat evaluasi dikatakan valid (absah atau sahih) jika alat tersebut
mampu mengevaluasi apa yang seharusnya di evaluasi. Untuk mengetahui
tingkat keabsahan atau kesahihan butir soal, maka dilakukan uji validitas butir
soal menggunakan program Anates. Adapun kriteria validitas butir soal adalah
jika 0,2 maka soal dikatakan valid (Suherman, 2003: 113). Hasil
perhitungan uji validitas dapat dilihat pada lampiran C. Dari 8 butir soal yang
diujikan, semua soal tersebut valid.
b. Reliabilitas Soal
Suatu alat evaluasi reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatif tetap jika
digunakan untuk subjek yang sama. Uji reliabilitas soal bentuk uraian
menggunakan program Anates. Adapun kriteria reliabilitas soal adalah jika
0,4 maka soal dikatakan reliabel (Suherman, 2003: 139). Hasil
47
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perhitungan, diperoleh koefisien reliabilitas untuk soal tes kemampuan
representasi matematis sebesar 0,92. Sementara itu, koefisien reliabilitas untuk
tes kemampuan pemecahan masalah matematis sebesar 0,93. Kedua koefisien
menunjukkan soal tersebut reliabel.
c. Daya Pembeda
Daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh
kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang
berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Daya pembeda
tiap butir soal dihitung menggunakan program Anates. Adapun kategori daya
pembeda soal adalah jika DP > 0,4 maka soal dikategorikan memiliki daya
pembeda yang baik (Suherman, 2003: 161).
Hasil perhitungan daya pembeda soal dapat dilihat pada lampiran C. Dari 4
butir soal tes kemampuan representasi matematis terdapat 1 soal dengan
kategori cukup, 2 soal dengan kategori baik, dan 1 soal dengan kategori sangat
baik. Sementara dari 4 butir soal tes kemampuan pemecahan masalah
matematis 2 soal dikategorikan baik, dan 2 soal lainnya dikategrikan sangat
baik.
d. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran butir soal merupakan bilangan yang menunjukkan
derajat atau tingkat kesukaran butir soal. Untuk menghitung tingkat kesukaran
soal, digunakan program Anates. Untuk soal tes kemampuan representasi
matematis, diperoleh 3 soal dengan kategori sedang dan 1 soal dengan kategori
mudah. Sementara untuk soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis,
diperoleh 3 soal dengan kategori sedang dan 1 soal dengan kategori sukar.
Apabila hasil tersebut dipersentasekan, maka untuk soal tes kemampuan
representasi terdapat 75% soal dengan kategori sedang dan 25% soal dengan
kategori mudah. Sementara itu untuk soal tes kemampuan pemecahan masalah
terdapat 75% soal dengan kategori sedang dan 25% dengan kategori sukar.
48
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dimana soal dengan tingkat kesukaran sedang menjadi bagian yang paling
banyak (Ruseffendi, 1991:138).
4. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan alat untuk mengukur tingkah laku siswa
ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati. Dengan kata lain
lembar observasi dapat mengukur atau menilai proses pembelajaran.
Tujuan observasi adalah untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran
dengan pembelajaran Inkuiri Model Silver yang dilakukan oleh guru serta
aktivitas siswa saat pembelajaran. Lembar observasi ini diisi oleh pengamat
selama pembelajaran berlangsung.
D. Teknik Analisis Data
Data yang akan dianalisa adalah data kuantitatif berupa hasil tes
kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis. Pengolahan data
dilakukan dengan bentuan software SPSS 16 dan Microsoft Office Excel 2007.
Hal pertama yang dilakukan dalam mengolah data kuantitatif adalah
melakukan analisis deskriptif yang bertujuan untuk melihat gambaran umum
pencapaian kemampuan representasi dan kemampuan pemecahan masalah
matematis yang terdiri dari rerata dan simpangan baku. Kemudian dilakukan
analisis terhadap kemampuan representasi dan kemampuan pemecahan masalah
matematis dan peningkatan kedua kemampuan dengan uji perbedaan dua rataan
parametrik atau nonparametrik. Uji perbedaan dua rataan dipakai untuk
membandingkan nilai rataan pretest, posttest, n-gain siswa pada kelas eksperimen
dengan siswa pada kelas kontrol. Secara garis besar, proses pengolahan data yang
akan dilakukan dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 3.5
Uji Hipotesis Penelitian
No. Hipotesis Uji Statistik
1.
Kemampuan representasi matematis siswa yang menggunakan pembelajaran Inkuiri Model Silver lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran biasa.
Uji perbedaan dua rataan parametrik atau
49
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.
Peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang menggunakan pembelajaran Inkuiri Model Silver lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran biasa.
Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang menggunakan pembelajaran Inkuiri Model Silver ditinjau dari kemampuan awal matematik (atas, tengah, bawah).
Uji perbedaan k rataan parametrik atau
nonparametrik.
4.
Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan pembelajaran Inkuiri Model Silver lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran biasa.
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan pembelajaran Inkuiri Model Silver lebih baik daripada siswa yang
No. Hipotesis Uji Statistik
6.
Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan pembelajaran Inkuiri Model Silver ditinjau dari kemampuan awal matematik (atas, tengah, bawah).
Uji perbedaan k rataan parametrik atau
nonparametrik.
Adapun tahapan pengolahan data tersebut, yaitu:
1) Memberikan skor pada jawaban siswa sesuai dengan alternatif jawaban
dan sistem penskoran yang digunakan.
2) Membuat tabel skor pretest dan posttest siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
3) Menghitung rerata skor tes tiap kelas.
4) Menghitung standar deviasi untuk mengetahui penyebaran kelompok dan
menunjukkan tingkat variansi kelompok data.
5) Membandingkan skor pretest dan posttest untuk mencari mutu
peningkatan (N-gain) yang terjadi sesudah pembelajaran pada
masing-masing kelompok yang dihitung dengan rumus gain ternormalisai
(Meltzer, 2002:1260), yaitu:
50
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil perhitungan gain kemudian diinterpretasikan dengan
menggunakan klasifikasi sebagai berikut:
Tabel 3.6 Kriteria N-gain
N-Gain Kriteria
Tinggi
Sedang
Rendah
6) Mengelompokkan data n-gain siswa sesuai kemampuan awal matematik
(atas, tengah, bawah).
7) Melakukan uji normalitas untuk mengetahui kenormalan data pretest,
posttest, dan N-gain secara keseluruhan dengan menggunakan uji
Saphiro-Wilk. Hipotesis untuk uji normalitas adalah:
H0 : Data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 : Data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi
normal
Dengan kriteria uji sebagai berikut:
Jika nilai Sig. (p-value) ( , maka H0 diterima.
Jika nilai Sig. (p-value) ( , maka H0 ditolak.
Bila data tidak berdistribusi normal, maka dapat langsung dilakukan uji
nonparametrik Mann-Whitney.
8) Jika data sudah memenuhi asumsi normal, maka selanjutnya dapat
dilakukan uji homogenitas varians menggunakan uji Lavene. Bila
variansi kedua kelas tidak homogen, maka dapat langsung dilakukan uji
t’.
9) Setelah asumsi normal dan homogen dipenuhi, maka selanjutnya dapat
melakukan uji perbedaan dua rataan (uji-t) untuk menguji apakah
terdapat perbedaan kemampuan dan peningkatan kemampuan
51
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan pembelajaran Inkuiri Model Silver bila dibandingkan
dengan siswa yang mendapat pembelajaran biasa.
10) Menguji normalitas dan homogenitas data n-gain ditinjau dari
kemampuan awal matematik (atas, tengah, bawah). Jika data berdistribusi
normal dan homogen, maka untuk melihat apakah terdapat perbedaan
peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah siswa
yang menggunakan pembelajaran Inkuiri Model Silver ditinjau dari KAM
dapat dilakukan Uji ANOVA satu jalur. Jika data tidak berdistribusi
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan mengenai
pengaruh pembelajaran Inkuiri Model Silver terhadap peningkatan
kemampuan representasi dan pemecahan matematis siswa SMP, dapat
disimpulkan bahwa:
a. Kemampuan representasi matematis siswa yang menggunakan
pembelajaran Inkuiri Model Silver tidak lebih baik daripada siswa
yang menggunakan pembelajaran biasa.
b. Peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang
menggunakan pembelajaran Inkuiri Model Silver tidak lebih baik
daripada siswa yang menggunakan pembelajaran biasa.
c. Peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang
menggunakan pembelajaran Inkuiri Model Silver tidak berbeda secara
signifikan ditinjau dari kemampuan awal matematika (atas, tengah,
bawah).
d. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan
pembelajaran Inkuiri Model Silver lebih baik daripada siswa yang
menggunakan pembelajaran biasa.
e. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
menggunakan pembelajaran Inkuiri Model Silver lebih baik daripada
siswa yang menggunakan pembelajaran biasa.
f. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
menggunakan pembelajaran Inkuiri Model Silver tidak berbeda secara
signifikan ditinjau dari kemampuan awal matematika (atas, tengah,
87
2. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki keterbatasan sebagai berikut:
a. Hasil penelitian ini baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol
belum memenuhi KKM yang ditentukan pihak sekolah secara
keseluruhan. Hanya sekitar 68,89% untuk kelas eksperimen dan
33,33% untuk kelas konrol yang memenuhi KKM tersebut.
b. Kondisi fisik siswa yang kurang mendukung sebelum pembelajaran
terjadi, mengakibatkan pembelajaran pada dua kali pertemuan tidak
berlangsung optimal.
c. Materi matematika yang digunakan dalam penelitian ini adalah bangun
ruang sisi datar, materi ini hanya sebagian dari materi kelas VIII SMP.
Hal ini memberikan peluang untuk mengembangkan pembelajaran
Inkuiri Model Silver pada materi matematika lainnya.
3. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mengemukakan beberapa
saran sebagai berikut.
a. Pada pembelajaran Inkuiri Model Silver sebaiknya guru lebih
memperhatikan tahap pengajuan masalah dan pemecahan masalah.
Kedua tahap ini menjadi sangat penting karena pada tahap pengajuan
masalah, siswa belajar menemukan dasar dari konsep sementara pada
tahap pemecahan masalah siswa dapat mempelajari cara menerapkan
konsep. Pada kedua tahap ini akan lebih baik jika ditunjang dengan
masalah yang memerlukan representasi lebih banyak sehingga dapat
meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa.
b. Pada prinsipnya pembelajaran Inkuiri Model Silver tidak terbatas pada
materi bangun ruang sisi datar. Untuk penerapan pembelajaran ini guru
sebaiknya mempertimbangkan pemilihan materi yang memungkinkan
88
c. Penerapan pembelajaran Inkuiri Model Silver hendaknya
memperhatikan kondisi psikologis siswa sehingga pembelajaran dapat
berlangsung dengan optimal.
d. Untuk peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dilanjutkan dengan
meneliti pengaruh pembelajaran Inkuiri Model Silver terhadap
kemampuan matematika lainnya. Penelitian ini juga dapat dilanjutkan
dengan meneliti pada masing-masing indikator kemampuan
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, S. (2012). Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah Matematis melalui Mathematical Modelling dalam Model Problem Based Learning. Tesis SPs UPI. Tidak diterbitkan.
Alhadad, S.F. (2010). Meningkatkan Kemampuan Representasi Multipel Matematis, Pemecahan Masalah Matematis, dan Self Esteem Siswa SMP melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Open Ended. Disertasi SPs UPI: Tidak diterbitkan.
Bell, F.H. (1978). Teaching and Learning Mathematics (In Secondary School). USA: Wm. C. Brown Company
Dahar, R. W. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga
Dahlan, J. A. dan Sutawidjaja, A. (2011). Materi Pokok Pembelajaran Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.
Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Matematika SMA, Jakarta: Depdiknas.
Effendi, L. A. (2012). “Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan
Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa SMP”. Jurnal Penelitian Pendidikan. (13). 2.
Hudiono, B. (2004). Peran Pembelajaran Diskursus Multi Representasi terhadap Pengembangan Kemampuan Matematik dan Representasi pada Siswa SMP. Disertasi pada PPS UPI.
Hwang. W.-Y., Chen, N.-S., Dung, J.-J., & Yang, Y.-L. (2007). Multiple Representation Skills and Creativity Effects on Mathematical Problem Solving using a Multimedia Whiteboard System. Educational Tecnology & Society. 10 (2), 191-212.
Jones, A.D. (2000). The Fifth Process Standard: An Argument to Include Representation in Standar 2000. [Online]. Tersedia: http://www users.math.umd.edu/~dac/650old/jonespaper.html [22 November 2012]
90
Inri Rahmawati, 2014
Pengaruh pembelajaran inkuiri model silver terhadap peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Meltzer, E., David. (2002). The Relationship between Mathematics Preparation
and Conceptual Learning Gains in Physics: A “hidden variable” in
Diagnostic Pretest Scores. Department of Physics and Astronomy, Iowa
State University, Ames, Iowa 50011
.
[Online]. Tersedia : http://people.physics.tamu.edu/toback/TeachingArticle/Meltzer_AJP.pdf [21 Juli 2014]Murni, Atma. (2013). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Representasi Matematis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Metakognitif Berbasis Soft Skills. Disertasi SPs UPI. Tidak diterbitkan.
McIntosh, R. dan Jarret, D. (2000). Teaching Mathematical Problem Solving:
Implementing The Vision. [Online]. Tersedia :
http://www.cimm.ucr.ac.cr/resoluciondeproblemas/PDFs/McIntosh%20R..p df[14 Juni 2014]
NCTM (2000). Principles and Standars for School Mathematics. Reston, VA :
NCTM
Neria, D. dan Amit, M. (2004). “Student Preference of Non Algebraic Representation In Mathematical Communication”. Proceding of the International Group for the Psyclogy of Mathematics Education. (3). 409-416
Oregon, Departmen of Education. (2011). Mathematics Problem Solving Scoring Guide. [Online]. Tersedia:
http://www.ode.state.or.us/wma/teachlearn/testing/scoring/guides/student/m ath_ps_pln_lang_stdt_lang_eng.pdf [14 Juni 2014]
Polya, G. (1985). How to Solve It ; A New Aspect of Mathematics (2nd Edition). New Jersey: Pricenton University Press.
Rezeki, S. (2013). Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Novick pada Siswa Sekolah Menengah Atas. Tesis SPs UPI. Tidak diterbitkan.
Ruseffendi, E.T. (1991). Penilaian Pendidikan dan Hasil Belajar Siswa Khususnya dalam Pengajaran Matematika. Diktat Kuliah: Tidak diterbitkan.