• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Faktor Non Keuangan (Reputasi KAP, Audit Tenure, Opini Tahun Sebelumnya, dan Ukuran Perusahaan) terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Faktor Non Keuangan (Reputasi KAP, Audit Tenure, Opini Tahun Sebelumnya, dan Ukuran Perusahaan) terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

This paper describes the influence of KAP reputation, tenure, audit opinion prior year, and the size of the client company on a going concern audit opinion. Audit opinion issued by the auditor is expected by users of the quality of information, because as the basis for investment decisions. Going-concern audit opinion is an opinion issued by auditors to ascertain whether the company can maintain its existence. These studies on the factors that affect the audit opinion has been carried out both overseas and in Indonesia. The factors used vary and the results are not conclusive. This study uses 87 sample firms in Indonesia Stock Exchange in 2009-2013. The logistic regression analysis showed audit opinion prior year has a significant on going-concern opinion and KAP reputation, tenure, and the size of the client company has no effect on going-concern opinion.

(2)

ix Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh reputasi KAP, audit tenure, opini tahun sebelumnya, dan ukuran perusahaan klien terhadap pemberian opini audit going concern. Opini audit yang dikeluarkan oleh auditor diharapkan oleh pengguna yang membutuhkan informasi yang berkualitas, karena sebagai dasar keputusan investasi. Opini audit going concern adalah pendapat yang dikeluarkan oleh auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan eksistensinya. Studi pada faktor-faktor yang mempengaruhi opini audit ini telah dilakukan baik di luar negeri dan di Indonesia. Faktor-faktor yang digunakan bervariasi dan hasilnya tidak konklusif. Penelitian ini menggunakan 87 sampel perusahaan di Bursa Efek Indonesia pada 2009-2013. Analisis regresi logistik menunjukkan bahwa opini tahun sebelumya memiliki signifikan terhadap opini going concern dan reputasi KAP, audit tenure, dan ukuran perusahaan klien tidak berpengaruh pada opini going concern.

(3)

x Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 9

2.1 Tinjauan Pustaka ... 9

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) ... 9

(4)

xi Universitas Kristen Maranatha

2.1.2.1. Tujuan Laporan audit ... 11

2.1.2.2. Opini Audit ... 18

2.1.3 Opini Audit Going Concern ... 21

2.1.4 Faktor-Faktor Non Keuangan yang Mempengaruhi Pemberian Opini Audit Going Concern ... 32

2.2 Kerangka Pemikiran ... 34

2.3 Pengembangan Hipotesis ... 40

2.3.1 Hubungan Reputasi Auditor dengan Pemberian Opini Audit Going Concern ... 40

2.3.2 Hubungan Audit Client Tenure dengan Pemberian Opini Audit Going Concern... 42

2.3.3 Hubungan Opini Audit Tahun Sebelumnya dengan Pemberian Opini Audit Going Concern ... 43

2.3.4 Hubungan Ukuran Perusahaan dengan Pemberian Opini Audit Going Concern... 44

BAB III METODE PENELITIAN... 46

3.1 Objek Penelitian ... 46

3.2 Populasi dan Sampel ... 47

3.2.1 Populasi ... 47

3.2.2 Sampel ... 47

3.3 Metode Penelitian... 48

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 49

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 49

(5)

xii Universitas Kristen Maranatha

3.7 Teknik Analisis Data ... 51

3.7.1 Statistik Deskriptif ... 52

3.7.2 Uji Hipotesis... 53

3.7.3 Uji Parsial ... 54

3.7.4 Uji Simultan ... 55

3.7.5 Koefisien Determinasi ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 57

4.2 Deskriptif Data Penelitian ... 57

4.3 Model Regresi Logistik ... 59

4.3.1 Uji Secara Keseluruhan (Overall Model Fit) dan Penilaian Seberapa Baik Model Regesi (Goodness of Fit) ... 60

4.3.2 Uji Masing-masing Variabel Bebas Prediktor ... 62

4.4 Pembahasan ... 65

4.4.1 Pengaruh Reputasi KAP Terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern ... 65

4.4.2 Pengaruh Audit Tenure Terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern ... 65

4.4.3 Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern ... 66

4.4.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern... 67

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 68

(6)

xiii Universitas Kristen Maranatha

5.2 Keterbatasan dan Saran ... 68

5.2.1 Keterbatasan ... 68

5.2.2 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 71

LAMPIRAN ... 74

(7)

xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

(8)

xv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Sampel Penelitian ... 57

Tabel 4.2 Descriptive Statistics ... 58

Tabel 4.3 Classification Tablea,b ... 59

Tabel 4.4 Variabels in the Equation ... 59

Tabel 4.5 Omnimbus Tests of Model Coefficients ... 60

Tabel 4.6 Model Summary ... 61

Tabel 4.7 Hosmer and Lesmeshow Test ... 62

(9)

xvi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

(10)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Krisis keuangan yang dipicu oleh permasalahan lembaga-lembaga keuangan raksasa di Amerika Serikat (Lehman Brothers, Bear Stearns, Merrill Lynch, AIG, Freddie Mac & Fannie Mae) berdampak negatif bagi perekonomian dunia. Di Indonesia sendiri beberapa perusahaan yang mengalami permasalahan kelangsungan hidup yaitu Batavia air dan Merpati Nusantara Airlines. Salah satu penyebabnya adalah kegagalan dari auditor yang terlambat mengidentifikasi kegagalan kelangsungan hidup (going concern) perusahaan. Banyaknya kasus manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh perusahaan besar tersebut yang pada akhirnya bangkrut, menyebabkan profesi akuntan publik banyak mendapat kritikan. Auditor dianggap ikut andil dalam memberikan informasi yang salah, sehingga banyak pihak yang merasa dirugikan (Fongnawati dan Ria, 2010).

(11)

Bab I Pendahuluan│2

Universitas Kristen Maranatha hidup sebuah perusahaan, tetapi dalam melakukan audit going concern perlu menjadi pertimbangan auditor dalam memberikan opini (Abdul Rahman, 2010).

Kelangsungan hidup dan kegagalan perusahaan adalah dua sisi koin yang saling bertolak belakang, ibarat sisi depan dan sisi belakang sekeping uang logam. Asumsi going concern digunakan apabila suatu perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Namun, kemungkinan perusahaan mengalami kegagalan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya selalu ada, apalagi dalam kondisi krisis ekonomi dan keuangan. (Marisi P. Purba, 2009). Kelangsungan hidup usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan agar bertahan hidup (Praptitorini dan Januarti, 2007). Laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen perusahaan dengan menerapkan kebijakan akuntansi dan pengendalian intern terhadap kegiatan operasi perusahaan (SPAP, 2011) dan Going concern adalah salah satu konsep penting yang melandasi pelaporan keuangan (Gray

dan Manson, 2000 dalam Praptitorini dan Januarti, 2007).

(12)

Bab I Pendahuluan│3

Universitas Kristen Maranatha keharusan bagi manajemen untuk membuat suatu penilaian spesifik atas kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan usahanya (SPA 570, alenia 6).

Laporan keuangan perusahaan menjadi sangat berarti bagi penggunanya jika laporan tersebut termasuk laporan auditor independen. Auditor dipandang sebagai pihak independen yang mampu memberikan pernyataan yang bermanfaat mengenai kondisi keuangan klien (Junaidi dan Hartono, 2010). Para pemakai laporan keuangan berpikir bahwa pengeluaran opini audit going concern ini sebagai prediksi kebangkrutan suatu perusahaan. Pengeluaran opini audit going concern ini sangat berguna bagi para investor untuk membuat keputusan yang tepat dalam berinvestasi, karena seorang investor akan melakukan investasi ia perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan, terutama yang menyangkut tentang kelangsungan hidup perusahaan tersebut (Arga dan Linda, 2008). Maka auditor menjembatani antara kepentingan investor dan kepentingan perusahaan sebagai pemakai dan penyedia laporan keuangan.

(13)

Bab I Pendahuluan│4

Universitas Kristen Maranatha Ada dua penyebab munculnya opini going concern. Pertama, adanya masalah self-fulfilling prophecy yang mengakibatkan auditor enggan mengungkapkan status

going concern yang muncul ketika auditor khawatir bahwa opini going concern yang

dikeluarkan dapat mempercepat kegagalan perusahaan yang bermasalah (Venuti, 2007 dalam Abdul Rahman, 2010). Meskipun demikian, opini going concern harus diungkapkan dengan harapan dapat segera mempercepat upaya penyelamatan perusahaan yang bermasalah. Kedua, prosedur penentuan status going concern tidak terstruktur (Joanna, 1994 dalam Abdul Rahman, 2010).

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi auditor dalam memberikan opini audit dengan paragraf going concern bisa dilihat dari faktor keuangan perusahaan, rasio keuangan maupun non keuangan. Setyarno dkk. (2006) dalam Santosa dan Wedari (2007) menyatakan bila auditor ingin mengeluarkan opini audit dengan paragraf going concern pada suatu perusahaan, auditor harus mempertimbangkan opini audit dengan paragraf going concern yang telah diterima oleh perusahaan yang bersangkutan pada tahun periode sebelumnya. Penelitian tersebut telah memberikan bukti empiris, bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan opini audit dengan paragraf going concern. Mutchler (1985) dalam Santosa dan Wedari (2007) juga menyatakan auditor lebih lebih sering mengeluarkan opini audit dengan paragraf going concern pada perusahaan yang lebih kecil, maka perusahaan yang besar kemungkinan menerima opini audit dengan paragraf going concern ini akan semakin kecil.

(14)

Bab I Pendahuluan│5

Universitas Kristen Maranatha going concern. Secara umum, bila reputasi KAP baik, seperti perusahaan big four,

tingkat independensi dari auditor mereka akan lebih terpercaya. Tapi apabila reputasi KAP kurang baik dimata publik, kepercayaan terhadap hasil opini audit dengan paragraf going concern pun bisa saja diragukan. Rudyawan dan Badera (2009) dalam Abdul Rahman (2010) menyatakan reputasi sebuah kantor akuntan publik dipertaruhkan ketika opini yang diberikan ternyata tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sesungguhnya. Auditor harus memiliki keberanian untuk mengungkapkan permasalahan yang ada dalam perusahaan mengenai kelangsungan hidupnya. Kualitas audit akan menjadi faktor penting bagi pengguna hasil laporan keuangan, kualitas KAP yang baik akan menjadi faktor yang cukup penting juga untuk para investor, dan juga pihak luar perusahaan.

Junaidi dan Hartono (2010) mengungkapkan bahwa tenure signifikan mempengaruhi pemberian opini going concern oleh auditor. Tenure adalah lamanya hubungan antara auditor dengan auditee diukur dengan jumlah tahun (Geiger dan Raghunandan, 2002). Knapp (1991) dalam Rahman dan Siregar (2012) menunjukkan bahwa lamanya hubungan antara auditee dan auditor dapat mengganggu independensi serta keakuratan auditor untuk menjalankan tugas pengauditan.

Selain tenure dan reputasi auditor, Junaidi dan Hartono (2010) menguji size perusahaan. Perusahaan besar dengan pertumbuhan positif dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Ukuran perusahaan dapat dilihat dari kondisi keuangan perusahaan misalnya besarnya total aset (Junaidi dan Hartono, 2010).

(15)

Bab I Pendahuluan│6

Universitas Kristen Maranatha oleh karena itu opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap pengungkapan opini going concern. Mutchler (1985) melakukan wawacara dengan praktisi auditor yang menyatakan bahwa perusahaan yang menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya lebih cenderung untuk menerima opini yang

sama pada tahun berjalan (Mutchler, 1985 dalam Meliyanti Yosephine, 2011).

Rahman dan Siregar (2012) menyatakan bahwa opini going concern yang dinyatakan oleh auditor menjadi pedoman pemakai laporan keuangan untuk mengambil keputusan secara bijaksana terhadap perusahaan, misalnya keputusan dalam berinvestasi. Investor perlu untuk mengetahui sehat tidaknya kondisi perusahaan, karena hal tersebut merupakan asumsi dasar bagi investor dalam menentukan investasinya, terutama yang menyangkut dengan kelangsungan hidup perusahaan. Pentingnya opini audit going concern bagi pemakai laporan keuangan membuat sama pentingnya faktor apa yang mendorong auditor menerbitkan opini going concern sesuai dengan keadaan sesungguhnya.

Pada kenyataannya, masalah going concern merupakan hal yang kompleks dan terus ada. Sehingga diperlukan faktor-faktor sebagai tolak ukur yang pasti untuk menentukan status going concern pada perusahaan. Dan kekonsistenan faktor-faktor tersebut harus diuji agar dalam keadaan ekonomi yang fluktuatif, status going concern tetap dapat diprediksi (MD. Praptitorini, 2007).

(16)

Bab I Pendahuluan│7

Universitas Kristen Maranatha peneliti dengan penelitian Junaidi dan Hartono (2010) adalah adanya penambahan satu variabel independen opini audit tahun sebelumnya, yang berasal dari penelitian Soliyah (2014), karena peneliti berpendapat bahwa opini audit tahun sebelumnya tersebut mempunyai pengaruh, dan juga memiliki keterkaitan terhadap kecenderungan penerimaan opini audit dengan paragraf going concern. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh faktor non keuangan auditee (reputasi KAP, audit tenure, opini audit tahun sebelunya, ukuran perusahaan) terhadap pemberian opini audit going concern.

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, identifikasi masalah dari penelitian ini adalah :

1. Apakah faktor non keuangan auditee (reputasi KAP, audit tenure, opini audit tahun sebelumnya, ukuran perusahaan) berpengaruh secara parsial terhadap pemberian opini audit going concern?

2. Apakah faktor non keuangan auditee (reputasi KAP, audit tenure, opini audit tahun sebelumnya, ukuran perusahaan) berpengaruh secara simultan terhadap pemberian opini audit going concern?

1.3. Tujuan Penelitian

(17)

Bab I Pendahuluan│8

Universitas Kristen Maranatha 1. Untuk menemukan bukti empiris pengaruh faktor non keuangan auditee (reputasi KAP, audit tenure, opini audit tahun sebelumnya, ukuran perusahaan) secara parsial terhadap pemberian opini audit going concern.

2. Untuk menemukan bukti empiris pengaruh faktor non keuangan auditee (reputasi KAP, audit tenure, opini audit tahun sebelumnya, ukuran perusahaan) secara simultan terhadap pemberian opini audit going concern.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan seperti :

a. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan pikiran terhadap pengembangan ilmu pengetahuan mengenai faktor-faktor non keuangan yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi Auditing, dapat memberikan informasi untuk pengembangan teori dan pengetahuan di bidang akuntansi.

2. Bagi Profesi akuntan publik, dapat memberikan informasi tambahan dalam memberikan penilaian opini audit going concern pada auditee.

(18)

68 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Faktor non keuangan auditee reputasi KAP, audit tenure dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara parsial terhadap pemberian opini audit going concern, namun opini audit tahun sebelumnya berpengaruh secara parsial terhadap pemberian opini audit going concern;

2. Faktor non keuangan auditee (reputasi KAP, audit tenure, opini audit tahun sebelumnya, ukuran perusahaan) berpengaruh secara simultan terhadap pemberian opini audit going concern.

5.2 Keterbatasan dan Saran

5.2.1 Keterbatasan

Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan tentunya terdapat beberapa keterbasan yaitu sebagai berikut:

(19)

Bab V Simpulan dan Saran69

Universitas Kristen Maranatha 2. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak semuanya

digunakan menjadi sampel karena peneliti menggunakan purposive sampling dalam pengambilan sampel. Sampel yang diambil adalah perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu.

3. Periode pengamatan hanya lima tahun sehingga jumlah sampel penelitian hanya lima kali jumlah perusahaan sampel, yaitu 89 perusahaan.

4. Variabel independen yang digunakan hanya faktor non keuangan yaitu reputasi KAP, audit tenure, opini audit tahun sebelumnya dan ukuran perusahaan.

5.2.2 Saran

Adapun saran yang peneliti ajukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya untuk melihat faktor yang mempengaruhi pemberian opini audit going concern yang dilakukan oleh auditor adalah sebagai berikut:

1. Sampel penelitian tidak terbatas untuk perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia saja akan tetapi seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga hasil penelitian diharapkan memberikan hasil yang dapat digeneralisasi keseluruhan perusahaan di Indonesia.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan random sampling sehingga perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat dijadikan sampel dan penelitian dapat menggambarkan keseluruhan perusahaan di Indonesia.

(20)

Bab V Simpulan dan Saran70

Universitas Kristen Maranatha 4. Peneliti selanjutnya diharapkan memasukkan variabel independen lainnya yang

dapat mempengaruhi pemberian opini audit going concern. Contohnya adalah faktor keuangan, atau faktor ada tidaknya disclosure.

Adapun saran yang peneliti ajukan untuk pihak-pihak lainnya untuk melihat faktor yang mempengaruhi pemberian opini audit going concern yang dilakukan oleh auditor adalah sebagai berikut:

1. Bagi Profesi akuntan publik, dapat lebih menggali lebih dalam mengenai faktor-faktor yang menyebabkan pemberian opini audit going concern pada auditee. Sehingga ada aturan baku mengenai ketentuan going concern perusahaan.

2. Untuk manajemen perusahaan, hendaknya dapat mengenali lebih dini tanda-tanda kebangkrutan usahanya, sehingga dapat mengambil kebijakan sesegera mungkin guna mengatasi masalah tersebut dan terhindar dari penerimaan opini audit going concern.

(21)

71

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

BAPEPAM - LK. 2008. Keputusan Nomor : KEP-310/BL/2008 : Independensi Akuntan yang Memberikan Jasa di Pasar Modal. www.bapepam.go.id

Budhijono, Fongnawati dan Ria Indahsari. 2010. Prediksi Kebangkrutan Perusahaan yang Berorientasi Ekspor pada Masa Krisis. Jurnal Ilmiah Universitas Salatiga. Butar-butar. 2012. Pengaruh Kompensasi Eksekutif dan Manajemen Laba Terhadap

Risiko Kebangkrutan. Universitas Sumatra Utara.

Dewan Standar Profesi Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standar Perikatan Audit.

De Angelo, Linda Elizabeth. 1981. Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting and Economics. Vol. 3: 183-199.

Fanny, Margaretta dan Sylvia Saputra. 2005. Opini Audit Going Concern : Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (Study pada Emiten Bursa Efek Jakarta), Prosiding SNA VIII. Solo.

Geiger, Marshall A. and Dasaratha V. Rama. 2006. “Audit Firm Size and Going Concern Reporting Accuracy”. Accounting Horizons, Vol. 20, No.1, pp. 1-17. Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang :

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gudono. 2009. Analisis Dampak Pengumuman Merger Terhadap Kinerja Saham pada PT Bank Niaga. Jurnal Ilmiah Universitas Gajah Mada.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2001, Standar Profesional Akuntan Publik, Jakarta: Salemba Empat.

Januarti, Indira, dan Ella Fitrianasari. 2008. Analisis rasio keuangan dan rasio non keuangan yang mempengaruhi auditor dalam memberikan opini going concern pada auditee ( studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2000 - 2005 ). Jurnal Maksi, UNDIP Vol. 8.

(22)

72

Universitas Kristen Maranatha Knapp, Michael C. 1991. Factors That Audit Committee Members Use as Surogates for

Audit Quality. Auditing: A Journal of Practice & Theory (Spring): 35-52.

Koh, Hian Chye, and Sen Suan Tan. 1999. A Neural Network Approach to Prediction of Going Concern Status. Accounting and Business Research. Vol. 29, No. 3: 211-216.

Komalasari, Argianti. 2004. Analisis pengaruh kualitas opini auditor dan proxy going concern terhadap opini auditor. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 9 No. 2, Juli: 1-14.

Kristiana, Ira. 2012. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi – Vol 1, No 1, Januari 2012.

Kurnia, Yulius. 2009. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi.

Mayangsari, Sekar. 2003. Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi Terhadap Pendapat Audit : Sebuah Kuasi Eksperimen. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 6 No. 1. Januari : 1-22.

Mayangsari, Sekar. 2003. “Pengaruh Kualitas Audit, Independensi terhadap Integritas

Laporan Keuangan.” Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya.

Marisi P. Purba. 2009. Asumsi Going Concern. Edisi Pertama. Yogyakarta. Graha Ilmu Mulyadi. 2002. Auditing. Buku 1. Yogyakarta: Salemba Empat.

Mutchler, Jane F. 1984. Auditors' perceptions of the going-concern opinion decision. A Journal of Practice & Theory, Vol. 3.

Mutchler, Jane F., William Hopwood, James M. McKeown. 1997. The Influence of Contrary Information and Mitigating Factors on Audit Opinion Decisions on Bankrupt Companies. Journal of Accounting Research, Vol. 35 No. 2 ( Autumn ). Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 17/Pmk. 01/2008. Tentang Jasa Akuntan Publik,

www.depkeu.go.id.

(23)

73

Universitas Kristen Maranatha Rahman, Abdul dan Baldric Siregar. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPKN Yogyakarta.

Ramadhany, Alexander. 2004. Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Mengalami Financial Distress Di Bursa Efek Jakarta. Tesis S2, UniversitasDiponegoro, Semarang. Tidak Dipublikasikan.

Ria, Mardhiyyah dan Idjang Soetikno. 2011. Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Auditor dalam Memberikan Opini Audit Going Concern ( Study pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2003-2009 ).

Santosa, Arga Fajar dan Linda K. Wedari. 2007.”Analisis Faktor Yang Mempengaruhi

Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern.” JAAI, Vol.11, NO.2, Desember 2007: 141-158.

Sari, Kumala. 2012. Analisis Pengaruh Audit Tenure, Reputasi KAP, Disclosure, Ukuran Perusahaan dan Likuiditas Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang listing di BEI). Skripsi. Universitas Dipenogoro. Semarang.

Sinason, David H., Jones J P, and Shelton S W. 2001. An Investigation Of Auditor And Client Tenure. Mid-American Journal of Business, Vol. 16, No. 2.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan ke-10. Bandung: Alfabeta.

Venuti, Elizabeth K. 2004. The Going Concern Assumption Revisited: Assesing a

Company’s Future Viability. The CPA Journal Online.

Wulandari, Soliyah. 2014. Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Auditor dalam Memberikan Opini Audit Going Concern. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.

Referensi

Dokumen terkait

Novel Tarian Bumi karya Oka Rusmini memberi gambaran secara nyata dan lugas proses marginalisasi yang mengakibatkan kemiskinan, sesungguhnya banyak sekali terjadi dalam masyarakat

Ungkapan pemasaran email merujuk kepada senarai nama email yang telah kita kumpul (database) sama ada dari bakal pelanggan mahupun pelanggan sedia ada

menentukan tingkat keparahan autis dengan menggunakan 14 gejala dengan 3 tingkat keparahan autis yaitu Autisme Ringan, Autisme Sedang dan Autisme Berat. Dari hasil

Warna badan kantong yang sering ditemukan adalah hijau, hijau kekuningan, hijau kemerahan, merah keunguan, hijau dengan bercak-bercak coklat kemerahan, merah tua

Sungai adalah air tawar dari sumber yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah dan bermuara ke laut, danau atau sungai yang lebih besar (Sari,

Seiring dengan itu dibutuhkan manajemen yang baik dalam mengelola pendidikan agar dapat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Sistem Manajemen Database adalah salah

Panduan perakitan komputer personal yang dibuat dengan menggunakan Frontpage 98 berisikan informasi perangkat keras dan cara-cara perakitan sebuah komputer untuk memberikan

Penelitian tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat (Studi Kasus di Kampung Legok Makmur Kota Magelang) menurut tingkat eksplanasi dan jenis