• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Status Gizi dan Indeks Karies Anak Kelas 1 di SD "X" dan SDN "Y".

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Status Gizi dan Indeks Karies Anak Kelas 1 di SD "X" dan SDN "Y"."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

iv

orang dewasa. Karies memiliki hubungan yang erat dengan pola diet seseorang. Asupan gizi yang tidak tercukupi dapat menyebabkan gigi terlambat erupsi, meningkatkan terjadinya karies gigi, dan menyebabkan disfungsi kelenjar saliva. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status gizi berdasarkan pengukuran BB/U, TB/U dan BB/TB dan indeks karies anak kelas 1 di SD Cipto dan SDN Industri.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Pengambilan sampel secara keseluruhan (whole sample). Untuk mengetahui gambaran status gizi dan indeks karies, dilakukan pemeriksaan antropometri, gigi dan kuisioner sebagai penunjang pembahasan.

Hasil penelitian berdasarkan pengukuran BB/U pada 56 anak dengan status gizi baik diperoleh indeks karies 10,23, pengukuran TB/U pada 6 anak dengan tinggi badan pendek indeks karies 10,00, dan pengukuran BB/TB pada 3 anak dengan status gizi kurus indeks karies 9,66. Hasil penelitian menunjukkan indeks karies sangat tinggi.

Kesimpulannya adalah status gizi berdasarkan pengukuran BB/U, TB/U, dan BB/TB dapat mempengaruhi indeks karies anak.

(2)

v ABSTRACT

Dental caries is a major public health problem in industrial countries, influencing 60 to 90 percents primary school chindren and partly adults. Caries has a tight correlation with diet pattern. Inadequate nutrition intake can delay tooth eruption, increase the incidence of caries, and cause salivary gland dysfunction. This study aims to find out the description of nutrition status and caries index according to Weight for Age, Height for Age, and Weight for Height measurement in SD Cipto and SDN Industri.

This research utilizes descriptive method. Samples are taken by whole sampling. Questionnaire, anthropometrics, and dental examination are undertaken as supporting discussions to find out the description of nutrition status and caries index.

This study results caries index 10,23 for the measurement of Weight for Age in 56 children with good nutrition status, caries index 10,00 for the measurement of Height for Age in 6 children with stunted body, and caries index 9,66 for the measurement of Weight for Height in 3 children with slender body.

This study concludes that children nutrition status has influence to caries index based on Weight for Age, Height for Age, and Weight for Height measurement.

(3)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PERNYATAAN MAHASISWA ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 3

1.3Tujuan Penelitian ... 3

1.4Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1 Manfaat Praktis ... 4

1.4.2 Manfaat Akademis ... 4

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 4

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 4

(4)

x

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nutrisi ... 8

2.1.1 Definisi Nutrisi ... 8

2.1.2 Klasifikasi Nutrisi ... 8

2.1.2.1 Karbohidrat ... 9

2.1.2.2 Protein ... 12

2.1.2.3 Lemak ... 13

2.1.2.4 Vitamin ... 14

2.1.2.5 Mineral ... 16

2.1.2.6 Air ... 16

2.1.3 Kebutuhan Nutrisi pada Anak-anak ... 17

2.1.4 Peran Nutrisi pada Tumbuh Kembang Anak secara Umum ... 18

2.2 Penilaian Tumbuh Kembang Anak ... 19

2.2.1 Pengukuran Antropometri ... 19

2.2.2 Pemeriksaan Fisik ... 21

2.2.3 Pemeriksaan Laboratorium ... 21

2.2.4 Pemeriksaan Radiologi ... 22

2.3 Standar Tumbuh Kembang ... 22

2.4 Karies ... 22

2.4.1 Definisi Karies ... 22

(5)

xi

2.4.3 Etiologi Karies ... 24

2.4.4 Predisposisi Karies ... 26

2.4.5 Patogenesis Karies ... 28

2.5 Pencegahan Karies Gigi pada Anak ... 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan/Subjek Penelitian ... 37

3.1.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 37

3.1.2 Subjek Penelitian ... 39

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 39

3.2.2 Waktu Penelitian ... 39

3.3 Metode Penelitian ... 39

3.3.1 Desain Penelitian ... 39

3.3.2 Variabel Penelitian ... 40

3.3.3 Definisi Operasional ... 40

3.3.4 Besar Sampel Penelitian ... 43

3.4 Prosedur Kerja ... 44

3.5 Pengolahan Data ... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 46

(6)

xii

4.1.2 Distribusi Responden Anak Dilihat dari Masing-masing

Kategori Z-score BB/U dan Indeks Karies ... 46

4.1.3 Distribusi Responden Anak Dilihat dari Masing-masing Kategori Z-score TB/U dan Indeks Karies ... 47

4.14 Distribusi Responden Anak Dilihat dari Masing-masing Kategori Z-score BB/TB dan Indeks Karies ... 48

4.2 Pembahasan ... 48

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 51

5.2 Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN ... 59

(7)

xiii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

Tabel 2.1 Referensi Asupan Pola Makan Untuk Karbohidrat,

Protein, Lemak ... 18

Tabel 2.2 Referensi Asupan Pola Makan Untuk Vitamin ... 18

Tabel 2.3 Referensi Asupan Mineral ... 18

Tabel 2.4 Referensi Asupan Air ... 18

Tabel 3.1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Z-score BB/U, TB/U, BB/TB Standar Baku Antropometri WHO-NCHS ... 43

Tabel 4.1 Distribusi Responden Anak Berdasarkan Jenis Kelamin ... 46

Table 4.2 Distribusi Responden Anak Berdasarkan Status Gizi BB/U dan Indeks Karies ... 47

Tabel 4.3 Distribusi Responden Anak Berdasarkan Status Gizi TB/U dan Indeks Karies ... 47

(8)

xiv

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

Gambar 2.1 Chalky White Spot ... 23

Gambar 2.2 Faktor Etiologi Utama Terjadinya Karies Gigi ... 26

Gambar 2.3 Gambar Skematik Proses Terjadinya Karies... 29

Gambar 2.4 Pediatric Treatment Triangle ... 29

Gambar 2.5 Metode Vertical ... 30

Gambar 2.6 Metode Horizontal ... 31

Gambar 2.7 Metode Stillman ... 31

Gambar 2.8 Metode Bass ... 32

Gambar 2.9 Metode Roll ... 32

Gambar 2.10 Metode Charter ... 33

Gambar 2.11 Sikat Gigi Untuk Anak ... 34

Gambar 2.12 Smear Toothpaste, Pea-size Toothpaste ... 36

Gambar 3.1 Alat Untuk Pemeriksaan Antropometri ... 38

(9)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik Penelitian ... 59

Lampiran 2 Surat Permohonan Penelitian Kepada SDN Industri ... 60

Lampiran 3 Surat Permohonan Penelitian Kepada SD Cipto ... 61

Lampiran 4 Surat Keterangan Penelitian di SDN Industri ... 62

Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian di SD Cipto ... 63

Lampiran 6 Surat Keterangan Hasil Pengujian ... 64

Lampiran 7 Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian ... 66

Lampiran 8 Lembar Informed Consent ... 68

Lampiran 9 Status Pemeriksaan Antropometri dan Kesehatan Gigi ... 69

Lampiran 10 Kuisioner ... 70

Lampiran 11 Tabel Penentu Nilai Z-score... 72

Lampiran 12 Dokumentasi Penelitian ... 80

Lampiran 13 Data Hasil Kuisioner ... 82

Lampiran 14 Data Hasil Pemeriksaan Antropometri dan Kesehatan Gigi SDN Industri ... 87

(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Penyakit infeksi gigi yang sering dialami oleh masyarakat Indonesia adalah

karies.1 Menurut World Health Organization (WHO) karies gigi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara-negara industri,

mempengaruhi 60%-90% anak-anak sekolah dan sebagian besar orang dewasa.2

Pada Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang telah dilakukan pada tahun

2004, didapatkan bahwa prevalensi karies di Indonesia mencapai 85%-99%.3

Karies merupakan suatu proses demineralisasi yang progresif pada jaringan

keras permukaan mahkota dan akar gigi.1 Demineralisasi gigi adalah proses

kerusakan yang terjadi akibat larutnya email oleh asam yang dihasilkan melalui

metabolisme bakteri. Apabila demineralisasi lebih besar daripada remineralisasi

maka akan menyebabkan karies.4,5

Pengalamanan karies sebelumnya merupakan suatu indikator yang kuat untuk

menentukan terjadinya karies di masa yang akan datang. Anak dengan karies pada

gigi sulung memiliki kecenderungan tiga kali lebih besar untuk terjadinya karies

pada gigi permanen.1

Menurut laporan dari National Oral Health Survey di Filipina tahun 2009, anak kelas 1 sekolah dasar (usia 6 tahun) yang mengalami karies sekitar 97,1%.

(11)

mencapai 7,3 sedangkan pada kota Jeddah mencapai 8,1. Data ini menunjukan

bahwa indeks karies pada anak 6-7 tahun sekolah dasar sangatlah tinggi.6,7

Karies memiliki hubungan yang erat dengan pola diet seseorang.8 Gizi yang

baik penting untuk pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan anak yang

optimal, selain itu juga berperan dalam perkembangan gigi serta jaringan

periodonsium. Asupan gizi yang tidak tercukupi dapat menyebabkan gigi

terlambat erupsi, meningkatkan terjadinya karies gigi, dan menyebabkan disfungsi

kelenjar saliva.9-11

Karies gigi yang banyak dialami oleh anak sekolah dasar, salah satunya

disebabkan oleh kegemaran mengkonsumsi makanan kariogenik. Sifat makanan

ini banyak mengandung karbohidrat, lengket, dan mudah hancur di dalam mulut.

Sukrosa adalah jenis karbohidrat yang paling umum menyebabkan karies.12

Berdasarkan apa yang telah diuraikan diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui

gambaran status gizi dan indeks karies anak kelas 1 di SD X dan SDN Y.

Pemilihan dua sekolah tersebut dikarenakan atas perbedaan sosial ekonomi. SD X

dengan sosial ekonomi menengah ke atas dan SDN Y dengan sosial ekonomi

menengah ke bawah. Dari penelitian Widodorini, menunjukkan status gizi lebih

atau baik pada anak yang mengkonsumsi makanan kariogenik menyebabkan

indeks karies yang tinggi dan hasil penelitian Asmawati, menunjukkan status gizi

kurang akan menyebabkan indeks karies yang tinggi. Oleh karena itu, diharapkan

anak usia sekolah memiliki status gizi yang seimbang sehingga tumbuh kembang

seorang anak berjalan dengan normal, hal ini akan mempengaruhi keadaan rongga

(12)

3

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dibuat suatu

identifikasi masalah berupa:

1. Bagaimana gambaran status gizi berdasarkan BB/U dan indeks karies anak

kelas 1 di SD Cipto dan SDN Industri.

2. Bagaimana gambaran status gizi berdasarkan TB/U dan indeks karies anak

kelas 1 di SD Cipto dan SDN Industri.

3. Bagaimana gambaran status gizi berdasarkan BB/TB dan indeks karies

anak kelas 1 di SD Cipto dan SDN Industri.

1.3Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui gambaran status gizi melalui pengukuran BB/U dan

indeks karies anak kelas 1 di SD Cipto dan SDN Industri.

2. Untuk mengetahui gambaran status gizi melalui pengukuran TB/U dan

indeks karies anak kelas 1 di SD Cipto dan SDN Industri.

3. Untuk mengetahui gambaran status gizi melalui pengukuran BB/TB dan

(13)

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis

1. Bagi Institusi Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan data awal untuk perencanaan dan pengembangan

program kesehatan gigi dan mulut di sekolah dengan membentuk suatu Usaha

Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS).

2. Bagi Masyarakat

Dapat memberikan informasi mengenai pengaruh status gizi terhadap tingkat

keparahan karies gigi, sehingga dapat dilakukan monitoring status gizi dan usaha preventif terhadap karies gigi.

3. Bagi Penulis

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang gambaran status gizi dan

indeks karies anak kelas 1 sekolah dasar.

1.4.2 Manfaat Akademis

Diharapkan dapat memberikan sumbangsih dalam bidang ilmu kedokteran gigi

mengenai pengendalian pola diet terhadap kesehatan gigi.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Pola makan yang benar pada anak usia sekolah harus dilihat dari aspek

ekonomi, sosial, budaya, agama, dan medik. Makanan yang dikonsumsi oleh anak

(14)

5

tingkat tumbuh kembang anak. Selaras adalah sesuai dengan kondisi ekonomi,

sosial, budaya dan agama dari keluarga. Seimbang artinya nilai gizi sesuai dengan

kebutuhan berdasarkan usia dan jenis bahan makanan seperti karbohidrat, protein,

dan lemak.15

Keadaan gizi yang berlebih, kurang, atau ketidakseimbangan dari energi,

protein, mineral dan vitamin disebut dengan malnutrisi.16 Kelebihan nutrisi atau

overnutrition terjadi akibat konsumsi makanan yang berlebihan selama periode waktu yang lama.17 Efek langsung overnutrition pada anak adalah obesitas, risiko terkena diabetes, penyakit jantung, hati, dan tekanan darah tinggi. Tingginya

tingkat obesitas ditemukan pada anak yang mengkonsumsi makanan berlemak

tinggi, makanan ringan dan tidak melakukan olahraga secara teratur.18

Undernutrition terjadi akibat konsumsi makanan yang kuantitasnya tidak memadai selama periode waktu yang lama.17 Undernutrition dapat menyebabkan anak menjadi malas, tidak fokus, lekas marah, dan kurang toleransi terhadap

situasi yang dapat membuat stres. Anak yang mengalami undernutrition dalam jangka waktu singkat, umumnya akan pulih dari defisit pertumbuhan dengan

tumbuh lebih cepat setelah diet mereka tercukupi. Jika undernutrition terjadi secara berkepanjangan pada 5 tahun pertama kehidupan akan menimbulkan

dampak yang serius, yaitu anak mengalami keterbelakangan mental dan relatif

memiliki tubuh yang kecil.18

Ketidakseimbangan atau kekurangan energi protein (KEP) dapat mengenai

orang dewasa, tetapi paling sering mengenai pada masa awal anak-anak. Keadaan

(15)

meninggal setiap hari karena kekurangan gizi. Asupan makanan yang tidak

memadai menyebabkan pertumbuhan yang buruk dan penurunan berat badan pada

anak. KEP dibedakan menjadi marasmus malnutrisi dan kwashiorkor malnutrisi.19

Marasmus malnutrisi mempengaruhi anak dengan kekurangan protein dan

kalori, sering mengenai anak usia kurang dari 2 tahun. Anak yang mengalami

marasmus malnutrisi akan sangat lemah, memiliki kulit keriput, menunjukkan

pertumbuhan terhenti dan jaringan tubuh menyusut. Bahkan jika anak dapat

bertahan hidup, mereka tetap bertubuh kecil dan sering kali menderita gangguan

perkembangan sosial dan intelektual.Kwashiorkor malnutrisi mempengaruhi anak

dengan kekurangan protein, umumnya mengenai anak usia 1-3 tahun.

Gejala-gejala kwarshiorkor malnutrisi, yaitu rambut akan menipis, wajah, perut, kaki

membengkak berisi cairan, fatty liver, kulit bersisik dan lesi kulit dapat berkembang.18,19

Gizi tidak hanya berperan penting terhadap kesehatan fisik secara menyeluruh,

tetapi juga perkembangan dan pemeliharaan kesehatan mulut, terutama dalam

mencegah kerusakan gigi dan penyakit gingiva.20

Ketidakseimbangan atau kekurangan gizi pada anak akan mempengaruhi

indeks karies. Karies dapat dipicu oleh karena adanya karbohidrat yang

terkandung di dalam makanan, namun dibutuhkan waktu kontak yang lama antara

karbohidrat dengan permukaan gigi serta jumlah konsumsi karbohidrat yang

cukup.14,21

Jenis karbohidrat yang umum dikonsumsi sehari-hari adalah sukrosa. Sukrosa

(16)

7

merupakan pembentuk hampir 99% gula pasir yang digunakan dalam konsumsi

sehari-hari.Makanan yang mengandung gula tinggi, seperti coklat, permen, kue,

dan roti mempunyai korelasi yang tinggi terhadap terjadinya karies. Konsumsi

makanan kariogenik yang sering dan berulang akan menyebabkan pH plak

menurun di bawah normal, sehingga terjadi demineralisasi enamel dan

pembentukan karies gigi. Makanan yang lengket dan manis merupakan makanan

yang mudah mengenyangkan bagi anak sehingga selera makan anak dapat

terganggu, jika berlangsung dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan

kerugian bagi pertumbuhan tubuh anak.13,22,23

1.6 Metode Penelitian

Penelitian deskriptif dengan jenis penelitian cross sectional.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Cipto dan SDN Industri. Waktu penelitian

(17)

51 5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian mengenai gambaran status gizi dan indeks karies anak

kelas 1 di SD X dan SDN Y didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Diperoleh gambaran status gizi berdasarkan pengukuran BB/U, yaitu anak

dengan status gizi baik memiliki indeks karies sangat tinggi sebesar 10,23

pada anak kelas 1 di SD X dan SDN Y.

2. Diperoleh gambaran status gizi berdasarkan pengukuran TB/U, yaitu anak

dengan tinggi badan pendek memiliki indeks karies sangat tinggi sebesar

10 pada anak kelas 1 di SD X dan SDN Y.

3. Diperoleh gambaran status gizi berdasarkan pengukuran BB/TB, yaitu

anak dengan status gizi kurus memiliki indeks karies sangat tinggi sebesar

9.66 pada anak kelas 1 di SD X dan SDN Y.

5.2 Saran

1. Bagi Pihak Sekolah

a. Diharapkan dapat memadukan dua program kesehatan yang ada di

sekolah yaitu Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Usaha Kesehatan

Gigi Sekolah (UKGS) untuk memantau tumbuh kembang dan

(18)

52

b. Diharapkan lebih memperhatikan penyediaan makanan dan minuman

yang bergizi di kantin sekolah.

2. Bagi Pihak Puskesmas

Diharapakan dapat memberikan penyuluhan secara rutin kepada masyarakat

mengenai cara pemeliharaan kesehatan gigi dan melakukan pemeriksaan

kesehatan gigi guna meningkatkan mutu pelayanan kesehatan gigi.

3. Bagi Peneliti Lainnya

a. Melakukan penelitian dengan standar pengukuran lain agar dapat diketahui

lebih jelas mengenai gambaran status gizi dan indeks karies anak.

b. Mengetahui mengenai jumlah dan jenis karbohidrat kariogenik, khususnya

sukrosa yang dikonsumsi per hari melalui analisis bahan makanan.

c. Melakukan survei yang lebih detail dengan menambah jumlah pertanyaan

(19)

53

1. Ami Angela. Pencegahan primer pada anak yang beresiko karies tinggi.

Dent Journal, 3(38): 2005: 130-33.

2. Rodríguez-Vilchis EL, Contreras-Bulnes R, González-Solano F,

Arjona-Serrano J, Soto-Mendieta M, González-López SB. Caries incidence in

school children included in a caries preventive program: A Longitudinal

Study, Contemporary Approach to Dental Caries, Dr. Ming-Yu Li (Ed.),

ISBN: 978-953-51-0305-9, InTech. [serial online] 2012 [cited 2013 Feb

2]. Available from: URL:

http://www.intechopen.com/books/contemporary-approach-to-dental-

caries/caries-incidence-in-schoolchildren-included-in-a-caries-preventive-program-a-longitudinal-study

3. Nurhidayat O, Tunggul E, Wahyono B. Perbandingan media power point

dengan flip chart dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan

mulut. Unnes Journal of Public Health. [serial online] 2012 [diunduh 2

Februari 2013]; 32. Available from: URL:

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph

4. Robinson DS, Bird DL. Essentials of dental assisting. 5th ed. USA:

Elsevier; 2013.p. 267.

5. Featherstone JDB. Caries prevention and reversal based on the caries

(20)

54

6. Bagramian RA, Gracia-Godoy F, Volpe AR. The global increase in dental

caries. A pending public health crisis. American Journal of Dentistry,

1(21): 2009: 3.

7. Wyne AH. Caries prevalence, severity, and pattern in preschool children.

Journal Contemp Dent Pract. 2008: 9: 24-31. [serial online] 2008 [cited

2013 Feb 2]. Available from: URL: http://www.thejcdp.com

8. Lueangpainsamut J, Chatrchaiwiwatana S, Inthalohit W. Dental caries

status and nutritional status in children. [serial online] 2011 [cited 2012

Feb 6]. Available from: URL: http://

home.kku.ac.thkdjkdj14.1jutamasEng.pdf

9. Linjewile N. Oral health and nutritional status of children under five years

in the Queen Elizabeth II Hospital, Maseru, Lesotho. University of the

Weatern Cape. [serial online] 2006 [cited 2013 Feb 10]. Available from:

URL: http:// etd.uwc.ac.za

10.Samour PQ, Kinglelm K. Handbook of pediatric nutrition. 3rd ed. USA:

Jones and Bartlett; 2005.p. 118.

11.Brown JE. Nutrition through the life cycle. 3rd ed. USA: Thomson

Wadsworth; 2008.p. 4,14,308.

12.Maulidita, Wahyuningsih, Hastuti S. Hubungan kebiasaan menggosok gigi

dan konsumsi makanan jajanan kariogenik. Jurnal Ilmu dan Teknik

(21)

13.Widodorini T, Balbeid M, Permatasari WA. Hubungan pola jajan di

sekolah dengan tingkat def-t dan DMF-T murid kelas II Madrasah

Ibtidaiyah Genukwatu Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang. [serial

online] 2007 [diunduh 21 Januari 2014]. Available from: URL: http://

old.fk.ub.ac.id

14.Asmawati, Pasolon FA. Analisis hubungan karies gigi dan status gizi anak

usia 10-11 tahun di SD Athirah, SDN 1 Bawakaraeng dan SDN 3

Bangkala. [serial online] 2007 [diunduh 9 November 2012]. Available

from: URL: http:// isjd.pdii.lipi.go.idadminjurnal62077884.pdf

15.Widodo Judarwanto. Perilaku makan anak sekolah. Direktorat Bina Gizi

Kementerian Republik Indonesia. [serial online] 2011 [diunduh 9

November 2012]. Available from: URL: http://gizi.depkes.go.id

16.Puntis, John WL. Malnutrition and growth. Journal of Pediatric

Gastroenterology and Nutrition. [serial online] 2010 [cited 2012 Dec 19].

Available from: URL: http:// http://journals.lww.com

17.Pickett G, Hanlon JJ. Kesehatan masyarakat: administrasi dan praktik. Ed

9. Jakarta: EGC; 2008.hal. 391.

18.Shaffer DR, Kipp K. Developmental psychology: childhood and

adolenscence. 7th ed. USA: Thomson Wadsworth; 2007.p. 232-33.

19.Whitney E, Rolfes SR. Understanding nutrition. 12th ed. USA:

Wadsworth; 2011.p. 3, 188-89.

20.Bellows L, Moore R. Nutrition and oral health. [serial online] 2012 [cited

(22)

56

21.Psoter WJ, Reid BC, Katz RV. Malnutrition and dental caries. National

Center for Biotechnology Information. Caries Res: 39 (6): 441-447. [serial

online] 2005 [cited 2013 Feb 4]. Available from: URL:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1362953/

22.Stegeman AC, Davis RJ. The dental hygienist’s guide to nutrition care. 3rd

ed. USA: Elsevier; 2010.p. 4,51-54,58,73,76,85,199-201.

23.Maulani C, Enterprose J. Kiat merawat gigi anak. Ed 1. Jakarta: Elex

Media Komputindo; 2005.hal. 22,40.

24.Devi N. Nutrition and food. Ed 1. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara;

2010.hal. 5-6.

25.Shils ME, Shike M, Catharine Ross A, Caballero B, Cousins RJ. Modern

nutrrition in health and disease. 10th ed. Lippincott; 2006.p. 74,950.

26.Hidayat AA. Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan.

Ed 1. Jakarta: Salemba Medika; 2008.hal. 26-32,40-47.

27.Arisman. Buku ajar ilmu gizi keracunan makanan. Ed 1. Jakarta: EGC;

2009.hal. 135.

28.Wong LD, Hockenberry-Eaton M, Wilson D. Buku ajar keperawatan

pediatrik wong. Ed 6. Jakarta: EGC; 2002.hal. 436-37.

29.Yupi Supartini. Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Ed 1. Jakarta:

EGC; 2004.hal. 103.

30.Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Gde Ranuh N,

Wiradisuria S. Tumbuh kembang anak dan remaja. Ed 1. Jakarta: Sagung

(23)

31.Edwina AM, Kidd. Essential of dental caries. 3rd ed. New York: Oxford;

2005.p. 2.

32.Chandra S, Chandra G. Textbook of operative dentistry. New Delhi:

Jaypee; 2007.p. 29,31.

33.Purkait SK. Essentials of oral pathology. 3rd ed. New Delhi: Jaypee;

2011.p. 369-70,379.

34.Dostalova T, Seydlova M. Dentistry and oral diseases. Grada; 2010.p. 47.

35.Pintauli S, Hamada T. Menuju gigi dan mulut sehat. USU Press. [serial

online] 2008 [diunduh 14 November 2012]. Available from: URL:

http://usupress.usu.ac.id

36.Muthu MS, Sivakumar N. Pediatric dentistry: principle and practice. 1st

ed. India: Elsevier; 2009.p. 149.

37.Hidayati L. Hubungan karakteristik keluarga dan kebiasaan konsumsi

makanan kariogenik dengan keparahan karies gigi anak sekolah dasar.

[serial online] 2004 [diunduh 23 Agustus 2013]. Available from URL:

http:// eprints.undip.ac.id5473

38.Hockenberry, Wilson D. Wong’s nurshing care of infants and children. 9th

ed. USA: Elsevier; 2011.p. 717.

39.Garg N, Garg A. Textbook of operative dentistry. 2nd ed. New Delhi:

Jaypee; 2013.p. 55.

40.Rina Kusumawati. Hubungan tingkat keparahan karies gigi dengan status

(24)

58

[serial online] 2010 [diunduh 9 November 2012]. Available from: URL:

http:// perpus.fkik.uinjkt.ac.idfile...RINA%20KUSUMAWATI%20JADI

41.Rajendran R, Sivapathasundharam B. Shafer’s textbook of oral pathology.

6th ed. India: Elsevier; 2009.p. 411.

42.Welbury RR, Duggal MS, Hosey MT. Paediatric dentistry. 3rd ed. New

York: Oxford; 2005.p. 125,127,135-36,152-53.

43.Srivastava VK. Modern pediatric dentistry. 1st ed. India: Jaypee; 2011.p.

55.

44.Padmanabhan V, Rai K, Hegde AM. Pediatric dentistry treatment triangle.

Journal of Health Science and Research, 1(3): 2012: 35.

45.Hiremath SS. Textbook of preventive and community dentistry. 2nd ed.

India: Elsevier; 2011.p. 413-15,417.

46.Phinney DJ, Halstead JH. Dental assisting: a comprehensive approach. 4th

ed. USA: Cengage Learning; 2012.p. 55-56,66.

47.Anderson PC, Pendleton AE. The dental assistant. 7th ed. New York:

Delmar; 2001.p. 95.

48.McDonald RE. Avery DR, Dean JA. Dentistry for the child and

adolescent. 8th ed. USA: Mosby; 2004.p. 239,245,253.

49.Michael, Newman, Takei, Klokkevold, Carranza. Carranza’s clinical

periodontology. 11th ed. USA: Elsevier; 2012.

50.Limeback H. Comprehensive preventive dentistry. USA: Wiley-Blackwell;

Referensi

Dokumen terkait

Tahap orientasi, eksplorasi dan pembentukan konsep serta aplikasi akan dilakukan secara asinkronos, dengan menggunakan LMS Edmodo sedangkan penutup akan dilakukan secara

Jika mengacu pada pelaksanaan kegiatan pendampingan yang telah dilaksanakan, maka dapat diketahui hasil kegiatan pendampingan ini mencakup beberapa komponen, yaitu:

Aspek kompetensi lain inilah yang mencabar para mahasiswa untuk lebih proaktif dalam pelbagai program dan aktiviti tambahan di luar dewan kuliah yang bernilai tambah

yang telah melimpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Penerapan Model

Tiub aluminium dan keluli ini tidak menunjukkan prestasi yang baik apabila dikenakan daya mampatan secara serong seperti kajian yang telah dijalankan oleh Nagel

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan pendapat Price & Wilson bahwa seseorang yang menghisap rokok satu pak per hari atau lebih memiliki risiko dua kali lebih besar mengalami

menyelesaikan tugas tepat waktu dengan kwalitas baik Nilai 90 Jika 4 soal dijawab siswa dengan benar Nilai 90 Jika siswa menemukan 4 informasi dari bacaan Nilai

Walau bagaimanapun, peserta kajian ini menyatakan bahawa keterlibatan mereka terhadap MBK secara keseluruhannya adalah bersifat secara tidak langsung, iaitu apabila