PERBAI{D
INGAI{ l![r{l\tFAAT
TERAPI KOMBINASI
LANSOPRAZOL DAN SISAPRID
DENGAhI
LAT{SOPRAZOL SAJA
PADA
PENYAKIT
REFLUKS GASTROESOFAGEAL
RACIIMEILDRIA
BAGIAN
ILIVTU
PET{YATIT
DALAM
FAI(TL'TAS KEDOKTERAN
T'NTYERSITAS
AIYDALAS
.PERSANDIN GAN
lVIANFAAT
TERAPI KOMBINASI LANSOPRAZSL DAN
SISAPRID
DNNGAN
LANSOPRAZOL
SA.JA
PADA'
PNNYAKIT
RAFLUKS
NSOF'AGEAL
Te*is
isi
rstqh,s€-e€nuhi
mlahratu
ryarrt
g*na
rcmpemlth
'
.
_-gel*spestrtis nslu
P*npHt
&t*!r
padr
Pendidikgn FrofesiDokterspesialis
I
Oleh
RACHMruLDRIA
Di*stsi*i
dth
*Icnystxid
dr.
Arina
Widvr *ilurni SpPD
KPsiPtmbtmbtng
Hrpf.-4r+{gili*qfi
q#l*'SGSS
Penabimbin3
a
Hef;
.pn 4f-
Aq.$pn MA$'Af!'.$p"PP,,WRI*IffS
PPD.9llmu
Feny*kit
D*l*ru
FK.UNAITID
$R{F
llmtr
Seny*Itlt
DslamKATA PENGAIITAR
Puji
dan
syuhr
penulis
paqiatkan
kehadirat
Allah
SWT
yang
telah melimpahkanRatrmd
dan Karunia-Nya serta panutanuma!
MuhammadSAW
sangpembawa sumber
dari
segalailmu
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalahalfiir
ini
yang berjudul*Perbandingan
mrnfret
tenpi
kombinesi
lrrnsoprazolden
siseprid
denganlrnsoprazol
saia pedepcnyekit refiulrs
gastrcesofageal'.Makalah
ini
dibuat untuk memenuhi persyaratan dan menrpakan tugasakhir
penulis
sehgai
pes€rtahogram
Studi
PeNdidikan ProfesiDokter
SpesialisI
untuk mencapaigelar keahlian
llmu
Penyakit Dalam
di
Bagian
Itnu
Pcnyakit
DalamFakultas Kedokteran Universitas Andalas/Rs Dr.
M.
Djanut Padang.Mudah-mudahan hasil penelitian
ird
akan mendapatmemberilon
sumbangandata
bagi Bagan Ilmu
PenyakitDalam Fahrltas
Kedokteran Universitas Andalas, l*rususnya di bidang Gastroentoro-HepatologiPenulis
sangat menyadari
bahwa
tesis
ini
masih banyak
mempunyaikelemahan dan keturangru-
Untuk
itu
penulis sangat mengharapkantxitik
dan saran dari pembaca guna kesempumaan tulisanini.
Pada
ke*mpatan
ini
penulis
mengucapkanterima kasih
banyak
kepadabeftagai pihak
yang telah banyak membantu dan mempermudah jalannya penelitianini,
yaitu antaralain
:3.
4.
5.
telah
meluangkanwaktu untuk
memberikanbimbingan
selama persiapara pelaksanaan hingga penulisan tugasalfiir
ini.
Bapak Prrof,
Dr.
dr. Asman Manaf, SpPD-KEMD selakuKetm Prognm
StudiPendidikan
Dokter
Spesialis (KPS-PPDS)Ilmu
Penyakit DalamFK
LJNAND yang telatr memberikan keselnpatan" bimbingarU dan dukmganmoril
dalammenyelesaikan pendidikan
ini.
Bapak
dr.
Eva
fbcroli,
SpPDKEMD,
FINASIM
selaku Selcretaris ProgramShdi
P€rdidikan
Dokter
Spesiatis (KPS-PPDS)Ilnu
PenyakitDalam
FK
LJNAND
yang telatr
micmb€rikan kese,npatan,bimbirigan,
dan
dulctmganmoril
dalam menyelemikaripedidikan
ini.
Bapak
Ploc
Dr.
dr.
Na$ul
hfrit,
spPD-KGEH
FINASI[
setaku KepalaBagm
IImu
Penyakit DalamFK
L,NAI{D/RS dr.
M. Djamil
Padang
yangtelatr
mernberikan
kesempatan"bimbingan,
dan
duktrngan
moril
dalam menyelesaikan pendidikanini.
Bapak
Prcf.
dr. H.
I{aniq
spPD-KHOM
yang
telah
banyakmemberihn
nasihat dan dorongan
moril
selamapenulis mengikuti pendidikan, baik selama datam institusi maupun di luar institusi.Ibu
Prof.
Dr.
dr.
RizandaMachmu4 MKes,
yang telah banyak membantu dalam mslakukan analisis*t{k
data penelitianini-7.
Bapak DekanFakiltas
Kedol*e,ran Universitas Andalas danDirektur
RS. Dr.M.
Djamil
Padaog
yang telah
memberi
kesempatanpenulis
me,tgilartipendidikan keahlian
Ilmu
Penyakit Dalam.8.
Ibu dr.Arnelis,
SpPD-KGEI{,sebapi
Kepala
IDT
bqsffi
staf
yangtelah memhntu penulis
pada
saranaendoskopi
yang
dihtubkan
dalam penelitianini.
g.
Bapak Prof. df. Julius SpPD-KGEH, Bapak Prof. Dr. dr. Nasrul Zubit, SpPD=KGEH,
FINASIM,
Ibu
dr. Arnelis, spPD-KGEH dan&.
SadinoMiro
spPD,10.
Seluruh
staf
pengajarIlmu
Penyakit Dalam,
yaitu
:
Bapak
Prof.
df.
H.saharman Leman"
DTM&H
SpPD-KKV,
FINASIM,
BapakPrcf.
dr. syafril
Syahbuddin
SpPIKEMD
FINASIM, Bapak Prof.
dr.
Nrrsirwan
AcangDTM&H,
SpPI)-KHOI,I"
FINASIM,
Bapak
Prof,
dr.
Zulkarnain
Arsyad, SpPD-KP,BaFk
dr.
Djusman Djaafar(alm),
SpPD, Bapak dr-Asri,
SpPD,Bapak
dr. syaiful Azmi,
spPD, KGH,
FINASIM,
Bapakdr. Y€rizal
Karani,SpPD,
SpJP,Ftr{A
Bapakdr.
Syafruddin Tamar,SpPD-KKV, Bapak
dr-HAM.
Hanif
SpPD,
MARS,
Bapakdr. Najirmaa SpPDJG'
Bapak
dr.Annen
Ahma4
SpPIKPTI,
Bapak&.
kza
wahi4
spPD-KHOM,
Ibu
dr.Arnelis
SpPD-KGEH,Ibu
dr.Rose DindaMartini,
SpPD, Bapakdr.
SaptinoMirc,
SpPD, Bapakdr.
Raveinal, SpPD, Bapskdr.
Harnavi
llarun'
SpPD, Bapak dr. Drajat Priyono, spPD, Bapak dr. Fauzar, SpPD, Bapak dr. Iskandar,SpPD, Bapak
dr. Eifel
Faheri, SpPD,BaFk
dr-
Rony Yuliwansyalu
SpPDyang telah
mendidik/mengajarpenulis dalam
memahami
llmu
Penyakitflalarn-ll.Ibu
Busne{
Amd-Kep, sebagi
kepala
instalasirawat
jalan
bagian
Ilutu
Penyakit Dalam RS.
Ih.
M. Djamil
Padang bes€rta staf, yang telatr me'mbantu penulis dalam penelitianini.
12. Teman-teman sejawat residen atas bantuan dan kerjasama yang telatl
kita
bina selamaini.
13. Para medis dan karyawan
di
BagianIlmu
Penyakit Dalam yang telatr banyak membantu penulis selamaini.
Rasa
hrmat
dad lubuk hati
yang
paling
dalam dan
pe+gbargaant€rtinggi
sertadbuan terima kasih
penulis ucapkan kepada Ayahanda danIbunda tercinta, atas
segala jasa-jasadan
doa
beliau
yang
tak
terhitungRasa
hormat dan
terimakasihyang
sedalamdalamnyajuga
penulisucapkan kepada kakak-kakak
dan adik-adik penulis
yaitu
:
Dr.
Ing
Rizqafterfiora MSc
MTD,
h.
Kurnia
Rumdhonny,k.
Dede
Syalda,Dipl.
Ing. Muhammar KhamdeviST
. dan Deva Rahma Inalumia, Ssi.Apt,
yang selalumembantu, memberikan
semangat
dan
doanya
dalam
menyelesaikan pe,ndidiknnini.
Kepada Suamiku tercinta
Hendri
Andi Mesa
SEAI
MM
d4ti anak-anak tersayang MuhammadYa
dllham
Rabbani danQtdsyiah
T*rfuallhamNaseel4 penulis
mengucapkantedma kasih atas
kesetiaaru Pengertian,kesabara$ pengorbanartr sernangat dan doa yang telatr diberikan serta dengan
ilrtlas
dan penuh kesetiaan mendampingi penulis dengan penuh kasih sayangselama mer{alani pendidikan
ini.
Ali,*rimya penulis memo-hon perlindungan kepada
Allah
SWT, semogapenulis
dapatmeqiadi
hamba-Nyayang
selaluUersy*ur
atasnil@at
danI(mmiaNya
serta tetap istiqamafr di jalan-Nya serta memanfaatkan ilmu yangdidapat untuk digunakan dijalan yang
diridhoi-Nya
Amin
Padang; Desember2010
Penulis
DAF'TAR
ISI
KATA
PENGAIYTAR
DAFTAR
ISI
DAFTARTABEL
DAFTAR GAMBAR
DAT-TAR
LAMPIRAIIT
DAFTARSINGKATAI\
BAB
I
BAB
II
BABIn
PENDAIITJLUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah12.
IdentifikasiMasalatr13.
Tujuan Penelitian1.4.
HipotesisPenelitian1.5.
ManfaatPenelitian1.6.
KerangkaKonseptualTINJAUAI\I PUSTAKA
2.t.
Ikfinisi
PRGE2.2.
Prevalensi PRGE2.3.
Anatomi esofagus24.
Pdofisiologi
pRGEZ-5.
Gambaranklidk
2.6.
Penatalaksanaan2.7.
Pemantauant€rapiBAIIAN
DAT{METODE
PENELITTAI\I
3.1.
Desain Penelitian3.2.
Tempat dan Waktu Penelitian3.3.
Populasi dan Pengambilan sampel3.4.
Besar Sampel3.5.
Kriteria
inklusi dan l*riteria eksklusi3.6.
IzinPenelitian
Cara Kerja
Definisi
Operasional3.9
KerangkaPenelitian3.10.
Analisis statistikBABIV
IIASILPENELITIAI\I
4-2-4.4.
BAB
V
PEMBAHA,SAN
5.3. 5.4. 5.5. 5.6. 6.1. 6.2.
Karat€ri$tik Sampel
Perbedaan skor kelrrhan refluks asam FSSG antar kelompok perlakuan dan kelompok konEol pada
pengutuan
awal, minggu ke-2 dan minggukea
Perbedaanskor
keluhan dismotilitas FSSG
antarakelompok
pertakuan
dan
kelompok kontrol
pada pengukr$anawal,ninggu
ke-2,danninggg
kea
Perbedaan
skor
FSSG
antarakelompok
pertakuandan kelompok
kontrol
pernbedanterapi
kombinasipenguhrrao awalo minggu ke-2, dan minggu ke-4
Gambaran Efek
samping
terapi kombinasilansoprazol dan sisapdd
s€rbttrapi
lansoprazol saja 3.7 3.8 42 43 46 47 49 50 4.3. 4.5.Karakteristik Sampel
Pen$ruh
pemberian
terapi
kombinasi
lansoprazoldan
sisaprid
t€rbadap
keluhan
r€fluks
asambedasafun
skor FSSGPcngaruh
pembcrian
tcrapi
ksmbinasi
lansoprazoldan
sisaprid
tedndap skor
keluhan
dismotilitasbedasadcan FSSG
Penganrh
penfterian terapi
kombinasi
lansoprazol dansisryid tstadap skor
FSSG.Efeksamping
Keterbatasan penelitian
BAB
VI
KESIMPI]LAIY
DAN SARAN
Tabel2.l.
Tabel3.1.
Tabel3.2.
Tabel4.l.
Tabel4.2,
Tabel4.3.
Tabel4.4.
Tabel4.5.
Tahr,l4.6.
DAFTARTABEL
Perbandingan Famakokinetik FPP
Jadwat Penelitian
Klasifikasi
refluks esofagitis me,nunrt kriteria Los AngelesIkaktedstik
dasar kedua kelompok penelitian sebelum pengobatanSkorkeluhan refluks asam berdasarkan FSSG antara
kelompok perlakuan dan kelompok
kontol
padapengukuranawal, minggu ke-2 dan minggu
ke4
Skor keluhan dismotilitas bendasarkan FSSG antara
kelompok perlalann dan kelompok kontnol pada pengulcuran awal, minggu ke-2 dan minggu
ke4
Skor FSSG
antara
perlaknn
dan kelompok kontrol paaapengukuran awal,mingguke-2
danmingeu
ke4
Efek samping lansoprazol
dan
sisapridEfek samping
f""*p*
f
30
39
45
49
50
57
Gambar
l.l
Gambar 2.1.
Ganbar 2.2
Gambar2.3.
Ganrbar 2.4.
Gambar 2.5. Gambar2.6. Gambar2.7. Gambar 3.1.
Gambar4.l.
Garnbar4.2.Garnbar 4.3.
DAFTARGAMBAR
Kerangka Konseptual
Definisi
PRGE 2006 berdasarkan GlobalMontreal
Definition
Anatomi Esoplwgastric
j
unctionJalurpnyarafan
LES dan diafragma kruraMekanisme refluks pada hernia hiatal
Pertatranan Preepitelial
Pertatranan Epitelial
Spektnrm
injui
esofageal padaPRGEKemngka Penelitian
Grafik perbedaan skor keluhan refluks asam beidasarkan FSSG pada kelompok perlakuan dan kontrol, pada pengukuran
awaf
minggu ke-2 dan mingguke4
Grafik perbdaan skor keluhan dismotilitas berdasarkan FSSG pada kelompok perlakuan dan kontrol, pada pengukuran awal, minggu ke-2dan
minggu ke-4Crrafik perbedaan skor FSSG pada kelompok perlakuan dan
kontrol, pada pengu*uran awal, minggu ke-2 dan minggu ke-4
Irmpiran
I
Irmpiran2
Lampiran 3I^smpiran 4
I^ampiran 5
I"ampiran 6
Iaryiran
7DAFTAR
LAMPIRAN
Surat perseqiuan dari komite
medik
Per{elasan Sebelum Persenrjuan
Persetujuan Tindakan Medis
Formulir Penelitian
Cwiculwtt vitre
Sfuktur
Oryanisasi PenelitianTabel
indukplitian
xr
xii
xlll
xv
xvrr
)o(v
[image:11.452.18.425.51.684.2]ARH2
CCK
CI
CRH FSSGGABA
HPA
5HT4IMT
LA
LESMAO
NTT
OR PPP PRGE PRGNE RR TLESRDAFTAR SINGKATAN
Antagonis reseptor H2
Cholecystokinin
ConJidence
Interval
Corticotr opine Releasing Hormon
Frequency scalefor symptons
of
gastroesophagealreflw
Gam,ma-amircbutyr icacid
Hltp o t halarno -P
inil
ary -Adr erwl
5-HydroxytrVptamine4Indeks MassaTubuh
Los Angeles
Low er e sapltage al Sphincter Monoamin oksidase
Number To Treat
Oddratio '
Penghambat Pompa Proton
Penyakit Refl uks Gastroesofageal
Penyakit Refluks Gastroesohgeal
Nonerosif
fusiko
relatif
BAB
I
PENDAHTJLUAIY
1.1.
Later Belakang
Maseleh
Penyakit
Reflr*s
Gastoesofrgeal(PRGE) adalah
suatu keadaan patologisyang
disebabkanoleh
kegagalandari
mekanismeantirefluks untuk
melindungirnukosa esofagus terhadap refluks asam
lambrmg
dengankadar
yang abnormal dan paparan yang berulang. tPenyakit
Refluks
Gastoesofageal (PRGE) menrpakan suatu spektnrm daripenyakit
yang
menghasilkan
gejala
hewthrn
dan
regurgitasi
asam
sertamengakihtkan
kerusakanjaringan
dalam esofagus,orofaring laring,
dan
salurannapas. Kelaiaan
yang
ditemukan
di
esofagus,dapt
berupa
e.sofagitis,sEiktur
esofaguso dan
Barrett's
esophagus sedangkandi
ekshaesofagus,seperti
faringitis,
laringitis, sinusitis, erosi
gigi
dan gejala ptdmoner see€rti asma dan batuk.2'Penyakit
ini
menrpakan salah'satu masalah kesehatan yang berdampak padakualitas hidup dan dalampenatalaksanaannya akanmenambah biaya substansiat pada
pasien dan
al€n
msrurunkan produktivitaske{a3
Prevalensi PRGE
di
negara Barat berdasarkan keluhan diterrukan sekitarl0-20%,
sedangkandi
Asia kurang
dari 5Yo.1'5 Studi epidemiologidi
Indonesi4
yangdilakukan
di
Jakarta (Simadibmtadklq
2007)
menemukanproporsi
pasien PRGE 34.5%.6 Kasus esofagitis (data endoskopi)dit€mul€n
sebanyak 22,8a/odari
seinuapasien yang
mer{alani
pemeriksaan
atasindikasi
dispepsia padaDivisi
Jakarta.2
Lusvita
d*il< tatrun2006 (RS
Dr.
M. Djardl
Padang) menemukan pasien PRGE 4,2Yo dengan cara Yang sama.7Tingginya indeks
massatubuh (IMT)8,
merokoke
dan
herediterto, telahberkembang
menjadi
faktor risiko,
sedangkangejala respirasill,
ansietas
dandepresil2, diabetes
mellitusl3, penyakit
kardiovaskulardan
gejala
gastrointestinallainnyala,
serta rendatrnya statussosioekonomils
mempunyai hubungan denganpeningkatan prevalensi PRGE dan cenderung menjadi faktor risiko.
Mekanisme yang termasuk dalam patogenesis PRGE adalah-
(l)
Abnormalitasmotor,
seperti
ganggtan
tekanan
istfuatratlower
esoplwgeal
sphircter
(LES),transient
lower
esophageal sphirrcterrelmation
(TLESR),
gangguao pembersihanasam
esofageal
(impaired
oesophageal
acid
clearance)
dan
keterlambatan pengosongan lambung (delayed gastric emptying),(2) Faktor anatomis, seperti hemiahiatal, (3) Hipersensitivitas viseral
d*
9)
Gangguan resistensi mukoml.r6Gangguan
psikis
dapat menyebabkan gangguan padajahn
F){S
@motioml
Motor
System)di
hipotalamus. Candguanini
akan menimbulkanbe$agai
respondalam tubuh
tenrtamaaktivasi poros
WA
(Hypotlnlono-Pituituy'A*enal)
yangakan
merangsang pengeluaranhormon
CW
(Corticotropine
Releasing Hortnon), sehlnggatedadi
peqingkafankortisol
yang akan m€ngganggu keseimbangan faktoragresif
dan
faktor
defensif pada mukosa lambung dan padaaltimya
secua tidak
langsung juga alcan berdampak pada PRGE.IT
Terapi
pRGE dimulai
dengan melakukanmodifikasi
gaya hidup, dila4iutkandengan
terapi
medikamentosa danbila
per{u dilal<rd<an terapi pernbedahan Tujuanselanjutnya
adalah menyembuhkanlesi
esofagus, menghilangkan gejalalkeluhan,mencegah kekambuhan,
memperbaiki
kualitas hidup dan
mencegah timbulnya komplikasi.2Mekanisme
PRGE selalu
berhubungandengan
asam lambung,
dengandemikian
penekanasam lambung
adalah pendekatanterapi yang paling
banyakdigunakan. Pemberian
obat
terapi penekan asam lambunguntuk refluks
esofagitis, seperti antagonis reseptorH2
(ARH2)dan
penghambat pompa proton (PPP) banyakdigunakan.
Dari studi
yang
adatelah terlihat
bahwaPPP
lebih
efektif
melawanrefluks esofagitis dibandingkan ARHz. 12'5
Penghambat pompa proton
pPP)
seperti omeprazol, lansoprazol, rabeprazoldan esomepmzol saat
ini
secara luas digunakan sebagai terapi pertama pengbambatasam
lambung. Dimana dengan
cepat
menghilangkan
keluhan pasien
dan penyembuhan luka esofagitis pada sebagian besar pasien PRGE.T:'5Caro
dkk
(2001), menyimpulkan bahwa PPP terbaru (lansoprazol, rabeprazol dan pantoprazol) mempunyai efikasifang
sarna dengan omeprazol dalammengontol
heartburn, tingkat penyembuhaq dan tingkat kekambuhan. Semua PPP lebih superior
dari ranitidin
dan plasebountuk
menyembuhkan esofagitiserosif
dan
penurunaniingkat
kekambuhan.t8 Begitu juga yang dilaportan oleh Mulder dkk (2002).teStudi
meta analisisdari
data CochraneQ007),
penggunaan terapi jangkapendek
dengan tujuan menekan asam lambung untuk menghilangkan gejala PRGE,PPP dengan RR 0.37 (95%
CI: 0.32-0.44)
lebih unggul dari prokinetik denganrisiko
relatif
(RR)
0.86(95%
(confidenceinterval)
CI:
0.73-1.01) danARH2
dengan RRSaat
ini,
pengobatan
PPP berdasarkanstepdown
(PPP dosis penutr dulu,kemudian
diganti
dengan PPP dosis rendah atau
ARH2) terbukti lebih efektif
menghilangkan gejala dan lebih
efektif
terhadap biaya dibandingkan denganstategi
step-up. Pengobatan PPP dapat mengeliminasi gejala PRGE lebih cepat dibandingkan
pengobatan
ARH2.
Ditalnbahka& bahwa pengobatan PPP dilaporkan meqiadi lebihmuratr dari segi biaya dibandingkanpengobatan Lain.2try
Te,rapi
inisiat
PRGE
berdasarkanKonsensus
Penalalaksanaan PenyakitRefluks
Gasfioesofagealdi
Indonesiatatrun
20A4, adalahpenberian PPP
secaraberkelaqiutan selama 8 minggu dengan dosis ganda Pada esofagitis ringan bila terapi
inisial
selesai dapatdilanjutkan
denganon
demandtlrcrryy.
Esofagitis sedang dan berat dila4iutkan dengan maintenance theralry(dapat diberikan sampai 6 bulan).3oDi
Indonesiq
terdapat2
PPP (omeprazol20
mg
dan
lansoprazol 30mg)ditanggung
oleh
siseem asuransi rmtuktegni
inisial
refluks
esofagitis. Berdasarkankepustakaan
ternyata
lansoprazol
sedikit
lebih
mggul
s&ara
farmakokinetikdibandingkan
omeprazol
'
Yarnagbisi
dkk
2008,
melaporkan
bahwa
lansoprazol30 mg
bermaknameningkatkan
median
pH
dengan cepat padafase
awal
setelah pemberian dosis tunggal afuanaington tablet rabepraaoll0
mg.2aUntuk menurunkan gejala
heartbwnPPP
lebih superior dibandingkan plasebo(560/o vs 4Yo) selama 4 minggu25 Penghambat pompa proton juga
lebih
zuperior dariantagonists reseptor H2
(ARII2)
(T7o/ovs 48%) selama 4-12 minggu26asam lambung
patologik (pH<4)
selama pemeriksaanpH
24
jam,
akan
tetapimayoritas pasien
PRGE
mempunyaiproduksi
asam lambung sama dengan orangnormal.
Ini
menggambarkan bahwa adanya ketidakefektifan mekanisme pertahananrefluks pada PRGE.I6
Prokinetik seperti
sisaprid
mosaprid,itoprid, metkloprami4
dan domperidonjuga efektif
untuk pengobatan PRGE. Prokinetik bekerja menurunkan refluks cairangastroduodenal
ke
esofagus dengan
cara
meningkatkan tekanan
LES
dan meningkatkan motilitas esofagus dan lambung sehingga secara tidak langsrmgbila
di
kombinasikan dengan PPP akan mempercepat absorpsi PPP, dimana metoklopramid
dan domperidon
tidak
mempunyai kemampuan ini.27Akan
tetapi prokinetik
tidakideal
digunakan sebagai monoterapi pada sebagian besar pasien PRGE. Prokinetik hanya digunakan sebagaiterapi
tambahan padaterapi
penekan asam pada pasienPRGE.5.2I
Sejudah
kecil
pasien temyata gagal
dalam
merespon
secara adekuat pengobatan PPP monoterapi baik dosis satukali
sehmi atau duakali
sehari (10-40yo), selainitu lebih
darts}%pasien
refluks tidak puas dengan pengobatannyahip2s Olehkarena
itu
peneliti metrcoba menggabungkan terapi PPP dengan sisaprid sebagai agenlJ.
Identifiknsi Masllah
Apakah pemberian
terapi
kombinasi lansoprazol dan sisapridlebih
bermanfaatdibandingl€n dengan
terapi
lansoprazol
sqia pada
penyakit
refluksgastroesofageal?
13.
Tuiuan
PenelitianTujwn
Umwn:
Untuk
manfaat
terapi kombinasi
lansoprazol
dan
sisapriddibandingkan
dengan
terapi
lansoprazol
saja
pada
penyakit
refluksgasftoesofageal.
TujuanHusus:
l. Untuk
manfaat terapi kombinasi lansoprazol dan sisapriddibandingkan
dengan
terapi
lansoprazol
sAia dalam
mengrnangi keluhan refluks asam pada penyakit refluks gastoesofrgeal.2.
Unhrk
mengetahui manfaatterapi
kombinasi lansoprazol dansisryrid
dibandingkan
dengan
'terapi
lansoprazol
saja dalam
mengurangi keluhan dismotilitas pada penyakitreftrks
gashoesofageal.3.
Untuk
mengetatrui manfaatterapi
kombinasi lansoprazol dan sisapriddibandingkan-
dengan
terapi
lansopr-azolsaja dalam
mengpfangiketuhan
refluks
asam
dan
dismotilitas
pada
penyakit
refluksgastoesofageal.
4.
Untuk
nenilai
efek
samping yang ditemukan setelah pemberian obat1.4. Hipotesis
Penelitirn
l.
Terapi
kombinasi lansoprazoldan sisaprid
lebih
bermanfaat dibandingkandengan terapi lansoprazol saja
dalan
mengurangi keluhan refluks asam pada penyakit refluks gastroesofageal.2.
Terapi
kombinasi lansoprazol dan sisapridlebih
bermanfaat dibandingkand€ngan
t€rapi lansoprazol sajadalam
ketuhan dismotititas padaqerryakit refluks gastroesofageal.
3.
Terapi
kombinasi lansoprazoldan sisaprid
lebih
trermanfaat dibandingkandengan t€rapi lansoprazol saja
dalan
mengrrrangi kehrhanrefluks
asam darrdismotilitas pada penyakit refluks gashoesofageal.
15.
Manfaat
Penelitianl.
Dida@ran terapi yang
lebih
baik
untuk
pengobaranpenyakit
refluksgasho€softgeal
2.
Memberikan informasi
baru
tentang
penatalaksenaanpenyakit
refluksgasroesofageal
'
L5.
Kerangka Konseptual
Keterangan:
I
ox
LES
TLESR
Penglnmbat Pompa Prcton (PPP)
Prokin*ik
PPP + hokinetik
Lower Es ophageal Sphingtu
:
Trqtientlowq
EsophagealWWtt
RelcationAsam
lambung
Dismotilitas esoftgus
Dismotilitas
lambung
Bersihan esofagus
tereanggu
Mekanisme
p€rtahanan mukosa
terganggu
Refluks
gastroesofrgpal
PenyekitR€fluls
[image:20.463.17.454.33.632.2]gastroesofrgeat
Secara skematik, esofagus,
LES,
dan lambungdapat
digambarkan sebagai$atu
saluran yang sederhana. Esofagus berfungsi sebagai pompa antegrade,LES
sebagai katup,
dan
lambung sebagai penampung. Abnormalitas yang berkontribusiFda
PRGE dapat
diawali dari
beberapa komponendari
sistem
ini.
Lemahnyamtilitas
esofageal menurunkan bersihan as:Lm. Disfungsi LES menyebabkan refluks sebagian besarcairan lambung,
dan
keterlambatan pengosonganlambung
dapatmeningkatkan volume dan tekanan pada penampung dan melemahkan mekanisme
kdup
menyebabkan refluks asam dan akhirnya terjadi PRGE.Mekanisme pertahanan esofageal dapat dibagi
padaz
kategori, yaitu bersihan esofageal dan pertahanan mukosa. Bersihan esofageal yang baik adalah faktor pentinguntuk mencegah
injuri
mukosa. Terdapat keterbatasan bersihan normal pada esofagusyang terpapar campuran refluksat asam atau empedu dan asarn lambung. Peristaltik
abnormal dapat menyebabkan ketidak-efisienan dan keterlambatan bersihan asam.
Peristaltik abnormal
diidentifftasi
25%opasiendengan esofagitis ringan dan4SYopada pasien dengan esofagitisberat.
'
Pertahanan mukosal esofageal sebagai mekanisme
protektif
adalah penting.Diklasifikasikan sebagai faktor pre-epitelial dan epitelial. Ketika pertahanan
ini
gagal, esofagitis dan komplikasi lain pada penyakit refluks akan muncul.Disfungsi LES lebih sering sebagai etiologi PRGE, yang
terjadi
melalui satuatau
lebih
mekanisme. Dimana dapat berupa transientlower
esophageal sphincterrelaxation (mekanisme pahng sering), relaksasi LES yang menetap, dan peningkatan
tekanan transien intra-abdominal yang melemahkan tekanan
LES.
Transient lowercoklat,
makanan berlemak),
obat-obatan(beta-blocker,
nitrat,
calcium
ehannelblocker, antikolinergik), dan nikotin.
Keterlambatan pengosongan lambung dapat menyebabkan PRGE. Mekanisme
ini
digambarkan sebagai
akibat
dari
peningkatan
isi
lambung
yang
akanmenghasilkan peningkatan tekanan intragaster,
yang
secaratidak
langsung akanmeningkatkan tekanan
LES.
Tekanan
ini
akhirnya akan
melemahkanLES
dan menyebabkan refluks. Bagaimanapun studiobjektif
menghasilkankonllik
data yangmendukung terhadap
peftln
keterlambatan pengosongan lambung pada patogenesis PRGE.Hernia hiatal
berkontribusi
dalam
terjadinya
refluks melalui
bermacammekanisme.
Lower
esophageal sphincter(LES)
dapat bepindahke
rongga dada dankehilangan kemampuan
konaiksi akibat
gangguan/kelernahan kemampuan fungsikrura
sebagai spingter ekstemal.Akhirnya isi
lambung terperangkap pada kantong hemia dan refluks ke proksimal ke esofagus selama LES berelaksasi.Hipersekresi asam
dan
pepsin
dhpatmenyebabkan PRGE melalui 3 faktor yaitu melalui muntah, tekanan LES<
16 mmHg dan obesitas.BAB
II
TINJAUAIY
PUSTAKA
Penyakit Refluks Gastroesofageal
ERGE)
adalah suatu kondisikronik
yangberkembang
ketika
isi
lambung direflukskan secaftr abnormal
ke
esofagus, menyebabkan gejalaheartburn dan
regurgitasi sertakomplikasi
benrpa esofagitis,strikfur esofagus,
Barrett's
esophagus dan adenokarsinosra2eS0Refluks
asamsendiri
merupakan suatu pergerakandari
isi
lambung
darilarrbung
ke esofagus.Refluks
ini
bukan merupakan suatupenyakit
hlrkan
keadanini
merupakankeadaan fisiologis.
Refluls ini te{adi
pada semua orang,lfiususnya
pada saat makan banyaL, tanpa mengbasilkan gBjala atau tanda rusaknya mukosa
esofagus.l
2.1.
DefinisiPRGE
Menunrt
kesepakatan
Genval,
PRGE
meliputi
kelompok
orang
yang mengalami gangguan refluks gastoesofageal atau yang mengalami penunman kualitashidup
karena
komplikasi akibat refluks
gastroesofageal, meskipuntelah
diberipenjelasan bahwa
penyakit
ini
sebenamya adaiahtitgao.
Komplikasifisik
tersebut dapat benrpa esofagitis, asmq aspirasi pneumoni, dan laringitis akibat refluks.3tBerdasarkan
definisi
sederhana PRGE adalah kelainan yang menyebabkanDefinisi Umum
Moatreal PRGE
2AA6, PRGE, adalatrkondisi
yang
terjadiketika
reflulq-qdari
isi
lamtrungyang
menimbulkao
gatrgguandan
keluhan
yangterlihat pada gambar dibawah ini.2e
lcambar
Z.t;
l"Typicsl
r*s
syrldorrc
Z.R$fidts€l-pinaWdmnp
f . Reftx oeta$aqiti$
!-
R*nrS**se
3. Srymilie
@q$e
il.freo${Egsddsnocglinoru
L R$fimugh s1rtdrcme
t. RefrsrkF{S6B
ryn$ffir€
$.
R*ga$fins
ryrdrune
4.R*sdetsel
erwiqr
BlfithrEe
L PtEryr{Flis
S. fiirtrl$t*E 3-
Ki$ric
prdrnusy fbrffiis
4. fuo$rer*
ofli$rpda
Gambar 2.1.
Definisi
PRGE2ffi6
berdasarkan Global MontrealDefinitiorYbs3
Terdapat
2
kelompok
pasienPRGE,
yaitu
: l)
kelompok PRGE;
pasien dengan esofagitis erosif yang dltandai'dengan adan-yalesi
mukosadi
esofagus padapemeriksarm
endoskopi,
2)
kelompok penyakit
refluks
gasfioesofageal nonerosif (PRGNE) padapemeriksaan endoskopi tidak ditemukan lesi mukosa 322.2.Prevtlensi
PRGE
Prevalensi
PRGE
berbeda tergantung dasaranalisis vang dipaftai,
apakah berdasar keluhan atau berdasar gejala yangdijtrmpai.
Bila
berdasar keluhan utama he.artbttrn. penyakitini
ctrkup banvakdijumpai
di
negara Barat (10-207o) sedangkandi
Asia kurang
dafi 5yo.4hsidensi
PRGE diperkirakan5 dari
1000 orangpertahm
[image:24.449.34.433.42.342.2]dm
meningkat
secaradramatik
setelah
usia
40
tahun,
biasanyalebih
banyakdtemukan
pada
pria
dibanding
wanita.a PasienPRGE akan
mengalami ulserasir*itar
5%,shiktur
4
-?1}Vodan 8 -20o/aakan mer{adl Barrett's esophagus.sDari hasil studi
yang dilakukan
di
Asia Timur
(2008),
prevalensi pasien PRGE diantara total pasien yang diobati meningkat. I-ebih dari setengah dokter yangdisnvei,
mengobati pasieu- PRGE(ebih
dari
10-25% total pasien).
Ini
menuqiukkan bahwa PRGE adalah penyakit yang sering ditemukan di Asia Timur.3aDi
Indonesi4shdi
epidemiologi yang dilakukandi
Jakarta (Simadibrata dkk,mT
menemukan proporsi pasienPRGE
34.5Vo, dengpn karakteristiklebih
seringditeNnukan pada perernpuan dan
kelompok
umur terbanyak5544
tahun.6Dad
dataendoskopi
di Divisi
Gastroenterohepatologi DepartemenIPD
FKUI-
RSUPN CiptoUangun*nrsumo Jal<art4 didasatkan kasus esofagitis sebanyak 22,8Va
dari
semuapasien yang menjalani pemeriksaan endoskopi afas indikasi dispepsia.2
Di
Surabayadilaporkan sekitar
16%
dari
hasil
endoskopi pasien dengandispepsiq
terbanyakdihmukan
pada pria dan kelompokuiia >
50 tatrun35Di
RSDr.
M.
Djamil
PadangLusvita dkk tahun 2006 menemukan pasien PRGE 4po/o
daidata
yang sana.723.
Anatomi
esofagusEsofagus
dua fungsi, yaitu sebagai transpo* makanan dari mrilutke
lanrbung dan mencegahisi
lambrmgkembali
ke
esofagus. Esofagus bsrbentuktabnng dengan panjang
25
cm" yang mempunyaiupryr
esoplwgus sphincter CIES)Otot esofagus
terdiri d^n 2lapis
yaitu
bagian dalarn tersusun secara sirkulerdan
bagiaa
luar
tersusun
secaralongitudinal. Bagian sirkuler
bila
berkontraksimenyebabkan
penyempitan
lumen,
sedangkan
bagran
otot
longitudinal
bila
berkontraksi menyebabkan pemendekan esofagus.36
Mr*osa
esofagusterdiri
dari epitel
skuarnosa" pada bagian yang berbatasandengan lambung sel berganti meqiadi sel epitel silindris dan daerah tersebut bernama
quamocollunmu
junction
atau
garis
Z
yang terletak
2
cm
dari distal
hiatus diafragma yang merupakan bagian dari esophagogastric junction.36Esoplwgogastric
jutrction
ini
merupakan da€rah l<ritil<alyang
mencegahrefluks
isi
larnbung dimana
pertatunannya
dipelihara aleh
Lower
esophagealsphincter (LES), yang membentuk suatu
cincin
yang kuat akibat kontraksi otot yangEdiri
dariz
komponen otot halus. Komponen pertama dibenfuk dari jepitan perdekdot
yang
melintang
secarasemisirkuler,
sedangkan komponenspingter
lairmyadalah
serabut otot penyangga yang berjalan melingkar secaraoblik
S€cara anatomikedua komponen
otot
halus
ini
menfbentukLES
yang sebenamya danmerupkan
bagian
dari dinding
esofagus. Secarafisiologis bagan
proksimal serabutotot
lnrik
dari
diafragmalaura
menaurbah kekuatan tekanan LES, sehingga bagian otot halus dise,butsehgai komponen
interna dan bagian ototlurik
sebagai komponen eksternadei
LES
(Gambar2.2). Bagaadistal
esofagusterikat
pada diafragrnaknra
olehligamen phrenicoesophageal.
Normalnya
pandangLES
adalah4
cnq
tekanan saatiscirahat berhubungan dengan tonus otot
intrinsik
Ototini
berkontraksi saat istirahatdm
sisanyatedadi
saat denervasi. Inervasi padaLES
memodulasi tonusinstrinsik
3738
-i-t-r'[rEitrrdirEl rrlrr8cNs
Circdarmusch
DieBhra,gtn
* CdatFart
*- Gru.d prrt
Fhr€nossptrsgpel
lig6r'n€nt
[image:27.446.76.390.35.283.2]SquemocolurrFraf iurElion
Gambar 2.2- Anatonei Esaphngastric junction37
Lower
esoplwgeal
sphincter (LES)
mempunyai
persarafanintrinsik
dan&shinsik.
Inervasi ekstrinsik dibeotukdari
seratrut saraf paasimpatis preganglionikdm
serabut saraf simpatis postganglionik. Serabut parasimpatiskeluar dari
bagiandorsal nukleus vagus dan berjalan
mengikuti
nervus vagus kemudian menginervasirernon
postganglionik
pada pleksusmienterikus.
Sebagian besar serabut simpatismencapai
LES dan
bersama dengannervus
vagus
melewati rongga
torak
danberakhir
pada pleksus mienterikus,d;r
memainkan penmkecil
untuk mengonfol
Ifs.38
Jalur
parasimpatisyang
diatur
oleh
nerrnrs vagus akan menyebabkan LESberclaksasi dan kontraksi. Ma-voritas nervus vagus
terdiri
dari
serabut preganglionikkolinergik
yang bersinaps dengan membangkitkanjalw
kolinergik
dan menghambatjalur
nonadrenergiknonkolinergik
yang mengatur peningkatan dan penurunan padatonus
otot.
Umumnva. respon relaksasi
-yang
distimulasi
secam
vagal
yang,b.wxnctive
intestinolpolipeptide.
Pelepasan5-HT
akibat stimulasi dari mukosa,dl
distensi lumen
mencetuskanaktivitas
aferenneuron
intrinsik
meningkatkanrtrgik
interneurondan
meneruskansignal
ke motor
neuron pembangkit yangtffiri
dmi
asetilkolin
dan substansiP
yang akan menstimulasiotot
sirkuler
untuk [image:28.435.60.363.170.527.2]'
+rrk"i.38,39Gambar
2.3
Jrlurpersarafan
LES
dandiafragma lrrrra3?
+Act \k*"tt
?-4.
Patofisiologi PRGE
Refluks
gastroesofageal adalatr fenomenafisiologis normal yang
dialamiwat
pada banyak orang, terutama setelah makan- Penyakit refluks gastroesofagealEjadi
bila
sejumlah cairan lambungmengalir kembali
ke
kerongkongan melebihi batasnormal,
menyebabkan gejala dengan atau tanpa dihubungkan denganinjuti
mukosa esofageal.ao
Banyak
studi
yang
melaporkanbahwa
kenrsakandan
inflamasi
esofagus bethubungan dengan peningk4tanasidifikasi
esofagus. Bagaimanapunrefluks
asamyag
patologrk terjadijika
pH<4 saat pemeriksaanpH24jam.
Akan tetapi mayoritaspsien
PRGE mempuqrai
produksi
asam lambung
yang normal,
ini
sepertinya menggambarkan bahwa mekanisme pertahan pada PRGE tidak efektif.a0Setiap melcanisme
dibawah ini,
berperan dalam patofsiologi Penyakit RefluksCrastnoesofageal
L4.l.,Faktor
Esophagastrici
anction
Beberapa
faktor
yang mempedgaruhi Esoplwgastricjunction
adalah sebagaiberikut:
2.4.1.1. Tekanan
LESyang
abnormal
-
Pada kondisi istimtrat, LES memelihara da€rah tekanan tinggr 15-30 mmHgdi
das
tekananintragastilq
bila
tekananLES
<
6 mmHg.
Secaralronik.*or.toyu
tekanan istirahd
LE$
biasanya berhubrmgan dengan esofagitis. Dengan cara yangFaklor
yang
menurunkan tekanan
LES
termasuk
hormon
endogen(cholecystokini4 progesterone saat
hamil),
obat-obatan(nitrat, calcium
channelblockcrs,dan lain-lain), makanan spesifik seperli makanan berlemak
tinggi
dan coklatdan kebiasaan merokok" kafein dan alkohol.30
2l.I.2.Transient
loweruophageal
sphincterreloxotion
(TLESR)
Banyak pasien PRGE mernpunyai tekanan
istiralnt LES
normal
dan tidakmemptrryai hemia hiatal,
oleh
karenaitu
refluks
gastoesofageal abnormal pada zubjekini
dapat diterangkan dengan teori alternatif. 37ltTransient
lower
esophageal sphincterrelmation GLESR)
adalah episodesingkat relaksasi LES yang
tidak
berhubungan saat menelan atau gerakan peristaltik. Studi neurofisiologi menunjukkan bahwa TLESR adalah refleks viseral denganjalur
vagat
aferen dan eferenyang
mengirimkaninfonnasi ke
dan
dari
nukleus dorsalvagus. Distensi lambung,
dengan menstimulasi tekanan lambungproksimal
dan reseptornya, telatr diakui sebagai faktor utarna yang nrempengaruhi TLESR42Refluks
gastroesofageal padatubjek
normal
terjadi
akibat
TLESR
selama proses menelan yangdiinduksi oleh
relaksasiLES,
sedangkan pada pasien denganPRGE, TLESR bertanggung
jawab
padra 48-73%dan
episode refltrks;jadi
TLESRbertanggung
jawab
pada mayoritas episoderefluks
gasfioesofageal.ali2 FrekuensiTLESR
sama seperti tekanan saat istiratrat LES, dipenganrhi oleh makanan(emalq
coklat, dan lain-lain), alkohol dan merokok.D
Lt.13.
Hcruia hiatal
Hemia
hiaul
sering ditemiikan pada pasien dmgan PRGE. Bagian proksimalhbung
berpindahmelalui
hiatus
padadiafiagma
ke
dada,dan
diafragma krurarcrjadi
pemisahLES.
Ini
merupakan faictorpenting
-yang mengganggu integritasrpingter
gastroesofageal, menghasilkan peningkatan ekspos asam esofageal. Herniahint4l
ditemukan
pada 9A% pasien denganerosi esofagitis berat,
khususnyajika
hmplikasi
ditemukan. sepertishiktur
esofageal atat Barrett's esophagus.l6Mekanisme potensial hernia hiatal dapat menyebabkan refluks karena aksinya
sbagai
penampung bahan berisi asam, sehingga asam terjebak di kantung hernia saat proses pembersihan asam esofageal dan kemudian direflukskanke
esofagus selamarlaksasi
LES
saat pasien menelan.Mekanisme
ini
bertanggungjawab
terhadap [image:31.443.25.415.409.511.2]Fgguan
bersihan asam, yang berhubungan dengan PRGE.4s2-4.2. Faktor
GastroduodenalKomponen lambung paling sering menyebabkan
injwi
adalatr asam lambung5rang diproduksi oleh sel parietal dan pepsin yang diproduksi oleh sel
chief
lambung.Ilasil
pemeriksaan endoskopi,sering ditemukan
isi
lambung tercampur
denganmaterial duodenal (asarn empedu dan
hipsin).
Refluksisi
lambung ke esofagusterdiri
dri
agen lambung dan agen duodenalberkonsfibusi
terhadap patogenesis PRGE.Falrtor lain yang
be*ontibusi
terhadap patogenesis PRGE yang beraml dari lanrbung'.ilalah Helicobacter
pilory,
yang akanberdarpak
pada sekresi asam lambung danberatnya derajat pengosongan larrbrmg.
L12.1.
Efek meterial
relluks
Yang
menyebabkaninjuri
mukosa
esofagusadalah cairan lambung
yangbersifat
kaustik.
Zat
yang terkandung dalam caimn lambungyang bersifat
kaustikadalah asagr lambung, pepsnL cairan empedu dan enzim pankreas.36
Studi
pada binatang memperlihatkan bahwa asam saja dapat menyebabkaninjuri
pada mukosa esofagealbila
korsentrasinya sangat rendahCtH
1-2). Selainitq
kombinasi
asam
dan sedikit kadar
pepsin
menghasilkani"jtoi
mukosa
s@aramakroskopis
dan
milaoskopis. Asarn
menghasilkan kerusakan
selular
karrenatingginya konsen&si
ion
hidrogen
yang
mengganggur€gulasi
volume sel, ini
menyebabkan edema dan aktrirnya meqiadi
nekosis.
Pepsin dapat merusak esofaguspda
pH
sedikit asam (pH<4), akibat efek proteolitiknya".lan pepsin akaninaktif bila
pH>4.16
Banyak
penelitian
png
mendukung peran ekspos asam
esofageal yangterlihat bahwa tingkat kerusakan mukosa esofagus berhubungan dengan frekuensi dan
Irmanya ekspos refluks asam esofagus pada pH<4.16
Yang menarik
disini
adalatt bahwa peningkatan eksposasam
pada esofagus telatr didemostrasikan pada pasien PRGE, akan tetapi produksi asam pada lambung&ak
meningkat pada pasienini.
Hirschowitz
(1991) melaporkan bahwa stimulasi sdrresi basal danpentagashin
pada asamlarrbung dan
pepsin pada PRGE sama&ngan
orang normal.a6 Hanya sedikit pasie,n, sepertisindrom
hltinger-Ellisonyang
diketahui mempunyai
hipersekresi as4myang
menyebabkan peningkatan refluksglstroesofageal.aT
Data
terakhir
yang dilaporkanoleh Hirschowitz
dkk
(2004), menyimpulkan bahwatingginya
prevalensi esofagitis pada pasien dengan hipersekresi asam dan pepsin disebabkan olehfaktor risiko
yang mendukung ekspos asamabnormal
pada csofagus, yaitu melalui muntah, tekanan LES<
16 mlnHg dan obesitas.asRefluks duodenalgastrik adalah suatu kondisi regurgitasi
isi
duodenal (sekresi rcam empedu dan pan*meas) ke lanrbuu!. Normalnya kondisiini
te,ljadi secara khusussetelah makan dan saat malam hari.8 Asam empedu dan enzim panlffeas yang masuk
ke
lambungmelalui pilonrs
akan bercampur dengan sekresi lambung. Peran asarr empedu dan enzim pan*xeas yang akan menyebabkaninjrlri
mukosaesofa$$
masih kontroversi.16Beberapa
studi
mengusulkan bahwa kerusakan mukosa esofageal tergantungpada
statuskonyugasi
asamempdu
Asam
em@u
terkonyugasi menyebabkan kenrsakanbila
pH
dalam suasana asam, sementara asarn empedutidak
terkonyugasikusakan
sel
adalah akibat putusnya membranlipid di
mukosa dan merusak intranukosa
setelah asam empedu masukke
sel.Tripsin
bersama-sama dengan pepsinwryebabkan
kerusakan
selmelalui
mekanismeproteolitik
dan seringterjadi
pada1*I
5-8. Jadi kombinasi pepsin dan tripsin atau asam empedu menyebabkan kenrsakan mukosa yang bermakna.ae,A22.
Keterlambetan
walctu pengosongrn lambung {Delayed gastricemplyingl
Penundaan pengosongan lambung mengbasilkan perluasan retensi asidifikasi
criran
lambung selama periode post-prandial,
yang
mungkin
meningkatkancrjadinya
PRGE.
fidak
ada
kesepakatan pada kepustakaan tentangperan
nyata IEngosongan larnbung pada predisposisirefltrks.47lr
Penelitian terbaru yang menilaivaktu
pengosongan66frrng
dengan skintigrafi, hanya 26% dari pasien PRGE yangmpunyai
hasil yang abnormal.5oEfek
distensi lambungtelah
diselidiki
padastudi
pompabalon intragastik
@a
pasien dengan PRGE dan kontrol, distensi lambrmg secara bermakna meningkat sesuai dengan peningkatanTLESR,
dtengesankan bahwa distensi tarrbung mungkinsebagai faktor pencefus PRGE saat setelah makan-5l
L43.
Hipersensitivrs viseral
Biasanya hipersensitivitas
viseral
berhubungan dengan responrefleks
yang berlebihan padabeb€rapa bagian alat viseral. Satu sttrdi mene,mukan bahwa kelompokpsien
dengan ekspos asam esofageal normal dapat mengalami gejala PRGE yangdiakibafl(an
oleh
hipersensitivitas viseral.52 Mekanisme yang mendasari gangguan persepsi viseralini
masih belum jelas, tetapi dipe,rcaya akibat perubahan proses input2A.4. X'aktor esofagus
Faktor
esofagusyang
berperanadalah
gaogguan pembersihan asam danresistensi pertahanan mukosa esofagus.
ZAA.L.
Gangguan pembersihanrsrm
esofageal (Impaired ouophagealacid
clearance)
Derajat
injuri
mtrkosa
esofag@l
dan
frekrrcnsi serta
beratnya
gejala disebabkan oleh derajat dan durasi eksposasam
esofageal. Oleh karenaitq
proses pembersihan asam esofageal adalah mekanismeprotektif
yang terpenting melawanpe*e,mban$n
PRGE. Prosesini
meliputi gerakan peristaltik yang benamaan dengansed
menelansaliva bikarbnat.
Peristaltik
primer dan
sekunder berperan dalammekanisme pembersihan esofageal. Menelan berhubungan dengan gerakan peristaltik
pimer
terjadikira-kka
60kali
perjam,
sementara gerakan peristaltik sekunder terjadirda
saat
tidak
menelan
dan
dapat
ditimbulkan
oleh
distfnsi atau
asidifikasiesofageal. Saat menelan saliva
(pH
7.8-8.0) penting sekali dalam kelengkapan darilmbersihan
asam esofageal dan pemdihan pH esofageal.2SsrlPada eksprimerr
refluks
yang
diinduksi
aau
strara
spontan,pada
pasien PRGEklah
ditemukaa waktu pembersihan asam dua sampai tigakali
lebih lama dariSy*
tanpa PRGE.r6Ganggqqn
pembersihan esofagealdapt
disebabkan olehpeningtatan
isi
refluksat dan mungkin sangat jarang disebabkm oleh penyakit yangmeirdasari seperti skleroderma.5a
Dua
mekanisxneganggum
perrbemihanisi
reflukmt
yang
telatr
dikenali adatah: disfrmgsiperistaltik
dan re-refluks. Disfirngsi peristaltik adalahlcarakteri*ik
m€nyebabkan ketidak-sempumaan pengosongan
esofageal.
Disfungsi
peristaltiksering meningkat sesuai dengan
peningkatan
beratnya esofagitis.
Re-refluksberhubungan dengan hernia hiatal,
bila
bersihan cairan tertahan dalamherni4
akankenrbali ke esofagus setelah relaksasi LES. Pembersihan asam yang berlangsung lama
akan
mengurangijumlah
saliva atau akan
mengurangi
kapasitassaliva
untukmenetalkan
asam.
Penurunansalivasi,
terutama saat
tidur
bertanggung jawab t€xhadap larrranyawaktu
pembersihanasafiL
yang
kelihatannya
menjadi
faltor
penyebab utama bentuk PRGE yang
lebih
serius. Penurunan frekuensi menelan yangdiinduksi
gerakan
peristaltik
selarna
tidur
juga
memperpanjangekspos
asamesofagea1.2J8'al
L4A2.
Gangguan resistensimukosd (npaired
mueosol resistance)Kemarnpuan
mukosa esofageal menahan
injuri
adalatr
faktor
yang pada perkembanganPRGE.
Mukosa
esofageal!".diti
dari
beberapas*nrktur
dan
komponen fungsional
yang
bertindak
sebagai pertahananprotektif
melawan
zat
yang membahayakan lr.tnen (perhhananpre-epitelial
dan pertalrananepitelial) yang didukung
oleh
suplai
daxah.
Pertahananpre-epitelial
terdiri
darisedikit
lapisanair
dengan kapasitasbufer
yang
terbatas,yang
berkaitan dengan hadinrya turunan bikarbonat dari sekresi saliva yang tertelan dan dari sekresi kelenjarsnrbmukosal esofageal. Kapasitas
bufer
yang
terbatasini
tampaknya cukup untukmengendalikan
nilai
pH
permukaanuntuk
menghindari aktivitas
pepsin Bila
sel sitosol, hadirnya
bufer
seluler dan interselular(bikarbonat
protein,fosfat)
yangrenetalkan back-dffising
asamluminal,
dan hadirnyaion
transporter membran se1sebagai penekan asam sel sitosol bila pH intraseluler jatuh ke tingkat asarn.2's5'56
Stonrach Esophqus
hl t.;i}*irrrrdr,"5
t:l^i.,
'.1
l,'!u*t;:
!,J'1il:Itf:il
i p tl!''lr:'n
i1
1oi
{l
i"
i.i
[image:37.438.46.419.115.279.2]'#
Gambar
2.5. Pertahanan PreepitelialsTr i1'l\
J
miie
It
tJCO
\+,'
-+-
\1,'
-+-l;*g6fr*r.,: ",.--sefu**
Akan tetapi, mekanisme pertahanan
ini
mempunyai keterbatasan, yaitubila isi
rduksat
berada pada tingkat keasaman yang sangat tinggr atau akibattingginya kadardkohol,
pils,
osmolalitas atan zatkimia
yang dikeluarkan asaprokok.
Bila
faktor
4resif
menunrnkan tahanan esofageal,injuri
pada mukosal dapatterjadi.
Asam danx*m
pepsin pertama
kali
menyerang
dan
merusak
ikatan
interseluler,
yangmghasilkan
peningkatan perrreabilitas paraseluler, dicerminkan secaramorfologik
dengan dilatasi ruang interseluler. Keistimewaan
ini
hadir pada epitel esofageal yangGmsif dan nonerosif
dan
dapat membantuke
arah penjelasan gejalafteartburn)
darthda
penyakit refluks.
Gejalaini
diterangkanoleh
hadirnya sensori neuron dalamErosi
pada ruang interseluler akan menghasilkanasidifikasi inraseluler
dandrhirnya
selmerfadi
edemadan
nekrosis. Selanjutny4 pertahananepitelial
lainnyayang
akan mencegah nekrosis adalah denganhadimya
salivory
epidermalgrowth
frctor,
dimanaterlihat
pada pasien denganrefluks
esfagitisberkurang
sehinggarenghasilkan
defek pada perbaikan.2'55'56lErtt
SJflr.fu{'\
l***l*;ldisxq*;
H.$ 1t{l}
[image:38.440.35.406.34.461.2]di{:{,*{}S.*SiiE
Gambar
2.6 Pertahanan EpitetialsT25. Ganbaran
klinik
Kira-kira
50% pasien dengan refluks lambung berkembang menjadi esofagitis.Penyakit
refluks
gasfioesofageal dapat menimbulkan gejalatipikal
(esofageal) ataugejala
atipikal
(ekstraesofageal).Akan
tetapi, diagnosa PRGE berdasarkan hadirnyagejala
tipikal
hanya ditemukan pada70% pasien.Y + lf
t'r,v,'"1Y
r{.tr.}t,rr,,gg, r lt{. -),
- t"i Ln,..i I
tr OJ "
. l r"r, ..; l'
! -{' r,'
I r'ru' .u*.t nr l {r* ir< lveras! J ;
-_
qi-T:ij
JtJ
ii-,, :i:/'i ja&{f ; "-'-ii * 1r iti..,.,r' 'r i,{{{}, {.:' \,:' il.rl
Crejala
tipikal
(esofageal) meliputi sebagai berikut: 230o
Heartburn
adalahgejalatipikal yangpalng
sering pada PRGE. Heartburndirasakan
seperti rasa terbakar atau kurang
nyaman
di
retostemal
biasanya
terjadi
setelah
makan
atau
bila
berbaring terlentang
atau telungkup.o
Regurgitasi adalah kembalinyaisi
lambungke
esofageal dan/atau faring.Regurgitasi dapat menginduksi
komplikasi
respirasijika isi
lambung tercurah ke cabang trakeobronkial.o
Disfagia terjadi kira-kira
pada sepertiga pasien, disebabkanoleh
karenastriktu
mekanik
atau
masalah fungsional
(misalnya"
disfagianonobstruktif
sekunder
pada peristaltik
esofageal abnormal).
Pasiendengan
riwayat disfagia
dirasakan
seperti
matcananyang
tertahaqterutama di daerah refrosternal
&j
ala atipikal (ekstraesofageal) meliputi sebagai berikut:o
Batuk
danlataa wheezing'uAuUn gejatarespirasi yang dihasilkan
dariaspirasi
isi
larnbung ke cabang trakeobronkial atau dari arkus refleks t'agalyang menghasilkan bronkokonstriksi.
Kira-kira
509/o pasien PRGE yangdiinduksi oleh asma tidak mempunyai riwayat heartburn.
o
Suara parau menghasilkaniritasi
pita suara oleh refluksat lambung. Suarao
Nyeri
dada nonkardiak yang disebabkan olehrefluks
asdrm, diperkirakansekitar
58%
kasus.s8 Pasienini
ditemukan pada bagian gawat
darurat dengan keluhan nyeri dada yang menyerupaiinfark
miokardial.Kelainan patologik yang ditemukan
di
esofagus berupaspekfum rqiuri
yang [image:40.433.94.344.231.503.2]Erdiri dari
esofagitis (gambar
2.7A\,
striktur
(gambar
2.78),
perkembangan metaplasiakolumnar yang
menggantikanepitel
skuamousyang normal (Barrett's
aoptwgus)(garrbar
2.7C),
dan adenokarsinoma (gambar 2.7D).toGambar 2.?. Spektrum
injuri
esofageal pada PRGE€o2.5. Penatalaksanaan
Terapi
dimulai
dengan melakukanmodifikasi
gaya hidup, dilanjutkan dengant€rapi
medikamentosa danbila perlu
dilalcukanterapi
pembedahan.Tujuan
utamaterapi PRGE adalah
menurunkan
iritasi
esofagus
dari
refluksat
isi
lanrbung,sclmjufirya
adalah menyembuhkanlesi
esofagus, menghilangkan gejalalkelutran,mencegah kekambuharu
memperbaiki
kualitas
hidup dan
mencegah timbulnyakomplikasi .2'20'3032
Penghambat
pompa
proton
adalah
pendekatan
terapi inisial
pada penatalaksanaan PRGE, sedangkan agenprokinetik
lebih
sering digunakan sebagaiFapi
tambahanL6.l.
LansoprazoLansoprazol merupakan penghambat
pompa
proton yang
seleltif
danfuerarsibel. Dalam
lirgkungan
asamdi
sel parietal lambung, lansoprazol dikonversim€4iadi turunan sulfenamid
aktif
yang terikat dengan gugussulftidril
dari (H+,K+;-ATPase, yang juga dikenal sebagai pompa proton. Hambatan lansoprazol pada (H+,
K+lATPase
menyebabkan hanrbatan sekresi asam lambung. Efek penghambatanini
terkait dengan dosis.se'0
Nama
&
Struktur
Kimia
:
2-({3-Methyl-4-(2,2,2-trifluoroethory)-2-ffidyt)nethyl)
sutphinylbercimidazot". CtAm
gStlSO2S. Beratmolekul
369.363gAnol.6l
2.6.1.1.
Farmakokinetik
danFarmakodinamik
Lansoprazol
adalah
penghambatpompa
proton
(PPP)yang
mempunyai persamaanfingkat
Armat<otogit s eperti omeprazol. L,ansoprazol di plasma waktuparuh
eliminasinyatidak
proporsional denganefek
lamanyaobat
(penekan asamI^ansoprazol
tidak
stabil pada pH asam sehingga dibuat dalam bentuk granulsalut enterik dengan pelepasan yang tertunda (delayed-release). Lansoprazol cepat
dabsorpsi
di
sistemiksetelah
per oral, dengan konsenhasi plasma puncakdicapai setelatr 1,5
jam.
Bioavaibilitaslebih dari
8004, makanan dapat menurunkan absorpsi.Volume distribusi
(sistemik)0,5
L&g, sembilanpuluh tujuh
persen terikatFda
protein plasma. Lansoprazol dimetabolismedi
hati
dan diekskresikan melaluisistem
biliarifekal
2/3;
ginjal
l4-25Yo, Kurangdan
l%
dalam bentuktidak
berubah.Pasien dengan
penyakit hati, tidak perlu
penyesuaiandosis,
dosis tidak
bolehmelebihi 30
mg
sehari.Tidak
perlu rnengubah dosis pada pasien dengan gangguanfimgsi
gi4ial.
Wakfir
paruh eliminasi pada dewasa 1,5jam,
padageriatrik
1,9-2,9jam-ss'60
Tabel
2.1. Perbandingannrrmakokinetik
ppptutinz3Omeprazol Esomeprazol
Lasoprazol
PantoprazolRa@razol
40-65>80
.
>80 77 52 0.5-1.5 1.2-1.5 1.5 1.0-1.9 1.0-2.0
l-3.5
1.6 7.72.54.0
2.0-5.02A-40 mg
20"40 mg
30{0
mg2040
mg20 mg
4 4 4 3.9
5
L6.1.2.
Efek
SampingEfek
samping yang paling seringmuncul yaitu nyeri
abdomen, diare, mual,sakit
kepala,
kemerahanpada
kulir
s
Gelalr
ini
tidak be$eda
bermakna padapenelitian
klinilq
akantetapi lebih
seringterjadi
pada PPP, dibandingkan dengan plasebo.Risiko potensial pada pemakaian PPP jangka panjang adalah hipergastrinemia
skunder,
malabsorpsi dan hipoklorhidria.se Risikoini
masihteoritikal,
tebpi
banyakrnrdi
berdasarkanpopulasi dan
epiderniologi menyatakanbahwa
pemakaian PPPhneka
lama berhubungan denganpeningkat&
risiko
fraktur panggul
1.4kali
padambyek
berumur lebihdari
50 tahun(
diperkirakan berhubungan dengan malabsorpsi trlsium)6r'62, peningkatanrisiko
infeksi gashoenteritis 1.5kali
dan duakali
berisikoCotitis
Clostridiun
dfficil
e.8252
Sisaprid
Sisaprid merupakan suatu obat yang
benifat
prokinetik yang ditujukan untukhelainan
yang
disebabkanoleh
kegagalan koordinasimotilitas
gasfrointestinal danwaktu transit
makanandi
gastrointestinal.Sisapri{
efek
utama melalui aktivasi dari reseptor 5HT4 yang bersifat kolinergik terhadap saraf. Sisaprid bekerjameningkatkan pelepasan asetilkolin
di
saluran cerna yang akan mendorong kontraksicot
polos.efs
Sisaprid merupakan satu dari b6rbagai macam obat prokinetik yang digunakan
sectra
umturr. Sisaprid bekerja
mempercepatwaktu
pengosonganlambung
danmemperbaiki
keluhanpada
pasien dengan gastroparesiskarena
berbagai nmcam penyebab dan juga memperpendek waktutansit
usus lralus-465Penelitian pada hewan, sisaprid
meningkatkantonus istirahat
LES
danmeningkatkan
amplitudo kontraksi
esofagus bagiandistal.
Pengosongan larnbung?J'2.1. Struktur kimia
Sisaprid adalah
substitusi
piperidinyl
bewamide
dimana
efekuidopminergik
atau
kolinergik yang
khas
secara langsung,lebih
kurang
dari&ivat
bewamidelainnya
Efikasi dan keamanannya telah didokumentasi melaluiuji
tlinik
padalebih
dari
1700 pasien denganrefluks
gasfrooesofageal dan gangguanmilitas
lainnya pada sistem gasfiointestinal.6TStruktur
kimia
sisaprid menyerupai derivatprocoi?nmidic
metocloprcunide.Dimananamakimiakomplitnyaadalah
:cis
-4-amino-
5-chloro
-N-
g
-t3
- (4-furophenary) proryA
-
3
-
methory-
4
-
piperidyl]
-
2
-
metlnry
-
beruamidercrnltydrate
(R 5 I 6 I q.672.62.2
Farmakodinamik
Tinjauan
artikel
pertama sisaprid menegaskan bahwa obatini
meningkatkanmotilitas trakh$
gastrointestinalseqlra
langsuogyang
difasilitasi oleh
pelepasanasetilkolin dari pleksus
mienterik
otot longitudinal pada usus (dimediasi oleh serabutsraf
postsinaptik). Sepertinya asetilkolin adalah mediatorkimia
alfiir
pada motilitasdot
halus, pemberian atropin atau agenantimuskarinik
lainnya diduga berlawananaksi
farmakologikalnya pada
sisaprid.
Hipotesis
ini
telatr dikonfirmasi
secara*sperimen-67
Aksi
farmakologik sisaprid bekerja
sebagaiaksi
reseptoragonis
5-HT4.Meningkatkan ukuran pada
kecepatanpotential
stimulasi
nikotinik
postsinaptikExcitatory Post Syrnptic Potentials
(EPSP) yang penting padabagian
akhir
darimikosirkuit
mioneural enterik. Sisapridjuga
berperan dalam aksi antagonistik padasisaprid dapat dipertimbangkan
melalui
aksi
ini.
Akhimya
disimpulkan
bahwa kekayaanfarmakologik
sisaprid dihasilkandari
aksi agonistik pada reseptor 5-HT4 yang kerjanya lebihbaik
daripada memblok reseptor5-HT3.
Kesimpulanini
telah diperkuat oleh observasi lainnya yang mengetahui bahwa antagonistik reseptor 5-HT3me,rnpunyai efek yang
sedikit
padamotilitas
danperistaltik
pada sepa4iang traktusgasU,ointestinal.2T
Sisaprid
tidak
memperlihatkirnaksi
antagonistik pada
reseptor dopamin, setelah pemberian5
atau
10mg
sisaprid3
atau4 kali
sehari selama terapi jangkal-nq
kadar
prolaktin
plasmanormal
pada sukarelawan sehat sama seperti padapasien.
Sisapridjuga
memperlihatkan
aksi non-eHektik kolinomimetik,
setelahpemberian intravena pada sukarelawan sehat atau setelah pemberian.per
oral
padapasien dengan
ulkus
regresif,
peningkatan selcresicairan
larnbungtidak
terlihat. Selanjutrya" sisaprid memperlihatkanalsi
antagonistik pada reseptor5-HTl
neuronenterilg
tetapi aksi prokinetik
tidak
dihubungkan terhadap
aksi
ini.
Akhirnya
pemberian sisaprid
memprovokasi'peningftatan
kadar
endorfin,
motilin
danpankrcatik
polipeptida
sementaraitu
akan
menurunkankadar
substansiP
dan kolesistokinin.2TL6.23. Farmakokinetik
Sisaprid diabsorpsi
dari haktus
gas*rointestinal, dengankadar puncak
di
plasma
l-2
j:arn setelah pemberian dosis 5-20mg.
Nilai
kadar plasma meningkatketika
obat diberikan bersamaan dengan makananBioavaibilitas dari
sisaprid oralDimetabolisme s@ara luas
di
hati dan dinding usus. Metabolismeini
melalui&idasi
N-dealkylation
oleh
sitokrom P450
isoenzim
CYP3A4,
menghasilkancbolit
mayor
nonsisaprid
dan
aromatik hidrosilasi. Lebih
dari
90%
dosisfiekskresikan
di
urin
dan feses,juga
didistribusi
di
air
susu dalamjrmrlah
sedikit.sserid
berikatan dalam protein plasma lebih kurang g8yo.tr,67Waktu paruh
kira-kira
10jam
pada orang sehat setelah regimen dosis tunggaldm
ganda. Waldu paruh diperpanjang pada kelainan hepar dan pada usia lanjuJ- Padafurfisiensi
renal
menyebabkan perubahaneliminasi
secara nyata pada pemakaiandsryrid dan
sisapridtidak
hilang
dengan hemodialisis@a
pasien dengan gagalginjal
berat.27'652.5,2.4.
Efek samping
Umumnyaefek sarnping dari sisaprid adalah benrpa gangguan gashointestinal
scperti
kram
perut dan diare.Sakit
kepala dan pusing mungkinjuga
dapatbrjadi.
Ifipersensitivitas
(termasuk kemerahan, pruritus dan bronkospasme),konvulsi,
efekctstnapiramidal, dan meningkatnya
fukuensi urin
kadang-kadang dapat terjadi. Efeksmping
yangjarang
terjadi
seperti pada kasus-kasusarituia
termasuk tahikardiwnfrikel, fibrilasi
venhikel,
torsaide de pointes daninterval
QT
yang memanjangmergpafcan penyebab keinatian pada pemakaian
sisapri4
dan telah
menunjukkanrcstriksi
yang hebat dalam pemataian obatini.
Terdapatjuga
pada sebagaian kasus,sisaprid dapat mengganggu fungsi hai.2s'65'67
L63.Terapi
kombinasi
Sejak diketahui batrwa terapi penekan asam mempunyai efektivitas 80-90%
rntuk
pengobatan PRGE,PPP
banyak digunakan sebagaiterapi pilihan
pertama.$rdi
teraktrir rnemperlihatkan batrwa kegagalan terapi PPP sekitar104ff/o
dantidak
pras terhadap pengobatan sekitar 50%o.h"'fl8
Bukti
yang berkembang bahwa patofisiologi PRGE disebabkan oleh gangguanmtilitas
dan
bul€n
hipersekresi asarn-Faktor kunci
patogerresisPRGE
adalatt ganqguanfur,pi
lower esophageal sphincter.Faktor lainnya termasuk keterlanrbatanlEngosongan
lambung
dan
penurunanperistaltik
esofagus. Gejatatipikal
PRGEdalah
hemtburn dan regurgitasi,al€n
tetapi banyak studi mendemonstasikan lebihdari
50% pasien mempunyai gejala lainnya seperti gejala dismotilitas termasuk rasaffak
nyaman epiganik atau perut terasa penuh, mual dan cepat kenyang.GPenggunaan agen
prokinetik
secaralogika
ditedma
Dibandingl€n
dengandkasi
domperidon danmetaklopramid,
sisaprid merupakanagen
prokinetik pilihan untuk p."utufurcutu*
terapiinisial
dafi terapi pemeliharaan pada PRGE 2?Pengrmaan obat kombinasi mulai banyak diusulkan setelah ditemukan adanya
kegagalan
dan
ketidakpuasan terhadapttrapi
penekan asam. Tenrtamadi
Asia
dimana terlihat banya