• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Fungsi fungsi Manajemen Kepala Madarasah dalam meningkatkan Kinerja Guru di Madarasah Ibtidayah Negeri 12 Bandar Lampung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Fungsi fungsi Manajemen Kepala Madarasah dalam meningkatkan Kinerja Guru di Madarasah Ibtidayah Negeri 12 Bandar Lampung"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN

KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI MADARASAH IBTIDAYAH NEGERI 12 BANDAR LAMPUNG

TESIS

Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung

Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Dalam Manajemen Pendidikan Islam

Oleh:

Ade Wawan

NPM. 1322030010

Pembimbing I : Prof . Dr. H. Idham Kholid, M.Ag Pembimbing I I : Dr. Hj. Yetri Hasan, M. Pd

PROGRAM STUDI ILMU TARBIYAH

KONSENTRASI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA (PPs)

(2)

ABSTRAK

Tesis ini berjudul “Implementasi fungsi-fungsi Manajemen Kepala

Madrasah dalam meningkatkan Kinerja Guru di Madrasah Ibtidayah Negeri 12

Bandar Lampung”. berdasarkan judul di atas yang memiliki latar belakang bahwa peranan penting seorang guru yang memilki 5 (lima) kompetensi dalam melaksanakan profesionalitasnya di madrasah yaitu: menyusun program pengajaran, (2) menyajikan program pengajaran, (3) Evaluasi pembelajaran, (4) Mengadakan analisis hasil evaluasi, (5) Menyusun program perbaikan pengajaran, dan hal tersebut akan terlaksana dengan optimal dan hasil maksimal apabila mendapatkan dukugan dari manajemen kepala madrasah yang terdiri dari 4 (empat) fungsi yaitu: perencanaan (planning), pengorgnisasian (organizing), pengarahan atau kepemimpinan (leading) dan pengwasan (controlling)

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah implementasi fungsi-fungsi manajemen kepala madrasah dalam rangka meningkatkan kinerja guru di MIN 12 Bandar Lampung, dengan: Bagaimana Implementasi fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan/kepemimpinan dan pengawasan kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MIN 12 Bandar Lampung?

Tujuan Penelitian Memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat untuk proses pengembangan manajemen kepala madrasah, yang berkaitan dengan kualitas kepemimpinan kepala madrasah yang efektif, manajemen madrasah dan profesionalitas guru dan kemanfaatannya Sebagai bekal, pengetahuan dan skill untuk calon manager, leader (pemimpin) atau kepala madrasah dalam memimpin lembaga pendidikkan atau non-pendidikkan .

Metode yang digunakan dalamm penelitian adalah menggunakan kualitatif dan pendekatan deskriftif.

Data yang bersumber dari data primer, sekunder dan hasil wawancara dari beberapa sumber yang berkompeten dan bisa dipertangungjawabkan akhirnya dalam penyusunan tesis ini.

Kesimpulan berdasarkan penelitian ini adalah bahwa fungsi manajemen kepala madrasah dapat mendorong kerja guru sebagai garda terdepan sehingga hasil kompetensi guru dapat melahirkan kualitas produk pendidikkan.

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan diawali dengan bacaan BISMILLAHIRRAHMANIRRHIIM, menghadirkan dan mengangkat rasa syukur ke hadirat Alloh Azza Wajalla yang telah memberikan HidayahNYA dan TaufikNYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesisi ini dalam rangka memenuhi sebagai sebagian syarat untuk memperoleh Gelar Magister Manajemen Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung. tesis ini dapat menjadi suatu rujukan tambahan wawasan keilmuan bagi para akademis, pejabat pemerintah dan para pemegang Kebijakan Pendidikan untuk meneliti lebih dalam mengenai IMPLEMENTASI FUNGSI MANAJEMEN KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI MADRASAH IBTIDAYAH NEGERI 12 BANDAR LAMPUNG, dengan tentunya diharapkan dapat memperkaya khazanah Ilmu Manajemen Pendididkan Islam.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian penulisan tesis ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menghaturkan ungkapan rasa terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Idham Kholid, M.Ag. selaku Direktur IAIN Raden Intan Lampung dan Pembimbing II dalam Tesis ini.

2. Bapak Dr. H. Jamal Fahri, M. Ag. selaku Ketua Program Studi IlmuTarbiyah, Pasca Sarjana Manajemen Pendidikkan Islam IAIN Raden Intan Lampung.

(4)

5. Bapak Prof. Dr. H. Yurnalis Etek, yang telah memberikan arahan dalam penentuan judul tesis ini.

6. Ibu Thinthisnawati, S. Ag, Selaku Kepala Madrasah Ibtidayah Negeri 12 Bandar Lampung yang telah dengan bersedia untuk diwawancarai secara mendalam. walaupun terkadang dilakukan di waktu yang sangat mendesak dan padat acara, namun beliau tetap dengan sabar melayani pertanyaan-pertanyaan yang Penulis ajukan, dan beliau juga telah membantu penulis dalam pengumpulan data demi penyelesaian dan kesempurnaan penelitian tesis ini.

7. Guru-guru MIN 12 Bandar Lampung, khususnya Bapak Junaidy, S.pd, M.Kes, dan Bapak Hizbuddin Burmelli, S.Pd, M.M, yang telah membantu dalam penyempurnaan dalam pengumpulan data penyelesaian Tesis ini 8. Kepada semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu yang

telah membantu, memberikan semangat dan perhatian dalam penyelesaian tesis ini, serta Penulis ucapkan terima kasih dan smoga Allah membalas Kebaikan kita semua. Amiin ya Robbal Alamiiin.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini jauh dari kesempurnaan, sebagaimana ungkapan pepatah Arab

“, oleh karena itu penulis mengharapkan sumbang saran yang

positif dan konstruktif dalam proses kesempurnaannya. semoga tesis ini bermanfaat bagi kemajuan Madrasah, dan kita semua. semoga Allah selalu senantiasa memberikan Taufik dan HidayahNYA kepada kita semua dalam mendapatkan INSPIRASI dan RidhoNYA dalam melahirkan kemanfaatan dan Keberkahan Hidup. Amiin Ya Robbal ‘Alamiin.

Bandar Lampung, ...Mei 2016 Penyusun

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...i

PERNYATAAN ORSINILITAS...ii

ABSTRAK...iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...iv

PENGESAHAN...v

PEDOMAN TRANSLETERASI...vi

KATA PENGANTAR...viii

DAFTAR ISI...xi

BAB I . PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... ...1

B. Fokus Penelitian... ...11

C.Rumusan Masalah...12

D.Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...13

E. Kerangka Berpikir ...13

BAB II . LANDASAN TEORI A.Deskripsi Konseptual 1. Kompetensi Kepala Madrasah...22

2. PengertianManajemen...26

3. Fungsi-Fungsi Manejemen Kepala Madrasah...30

a. Fungsi Manajemen dalam Bidang Perencanaan (Planning)...30

b. Fungsi Manajemen Bidang Pengorganisasian (Organizing)...38

(6)

d. Fungsi Manajemen Bidang Pengawasan (Controlling)...49

e. Kinerja Guru...51

B. Hasil Penelitian yang relevan...63

BAB III. METODE PENELITIAN A.Jenis dan DesainPenelitian...64

B.Tempat dan Waktu Penelitian...66

C.Data dan Sumber Data...66

D.Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data...68

E. Teknik Analisa Data...69

F. Uji Keabsahan...70

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Latar Penelitian a. Visi dan Misi MIN 12 Bandar Lampung...73

b. Sejarah MIN 12 Bandar Lampung...75

c. Keadaam MIN 12 Bandar Lampung...76

2. Implementasi Fungsi-Fungsi Manajemenl Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di MIN 12 Bandar Lampung a. Fungsi manajemen bidang Perencanaan ...83

b. fungsi manajemen bidang Pengorganisasian ...89

c. fungsi manajemen bidang Kepemimpinan...97

d. fungsi manajemen bidang Pengawasan ...103

3. kinerja Guru di MIN 12 Bandar Lampung...106

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan...128

B. Rekomendasi...129

DAFTAR PUSTAKA ...131

(7)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1. Profesional Guru

Guru merupakan ujung tombak untuk pendidikkan dan pengajaran di madrasah (sekolah), di pundaknya terpikul tanggungjawab mencerdaskan kehidupan bangsa, yang jika terjadi keberhasilan sering dialamatkan kepada sosok yang bernama guru itu. Karna itu seorang guru harus memiliki kemampuan atau kompetensi dibidang tugasnya .

Kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang guru dirumuskan dalam sepuluh kompetensi dasar, yaitu : (1) Penguasaan bahan pengajaran, (2) Pengelolaan belajar mengajar, (3) Pengelolaan kelas, (4) Penggunaan media dan sumber pelajaran, (5)Penguasaan landasan–landasan kependidikkan, (6) Pengelolaan interaksi belajar mengajar, (7) Penilaian prestasi, (8)Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi. (9) Pemahaman prinsip–prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian pendidikkan untuk kepentingan peningkatan pengajaran.

Terkait dengan kompetensi tersebut di atas, guru sebagai komponen sumber daya manusia pendidikkan yang paling utama, perlu dibina dan dikembangkan kemampuannya sehingga yang bersangkutan tidak saja memiliki kompetensi tersebut, namun selanjutnya perlu didorong untuk selalu belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada posisi tersebut menjadi wewenang serta tanggungjawab supervisor pengajaran1 .

Menurut Yurnalis Etek, Guru yang berhasil melaksanakan pengajarannya yaitu dalam pelaksanaan pengajaran yang dilakukannya tidak terlepas dari sepuluh kompetensi sebagaimana disebut di atas, dan paling tidak lima pokok tugas guru, yaitu : (1) Menyusun -

1

(8)

2 program pengajaran, (2) menyajikan program pengajaran, (3) Evaluasi pembelajaran, (4) Mengadakan analisis hasil evaluasi, (5) Menyusun program perbaikan pengajaran

Sehubungan dengan peran guru yang harus mengaitkan kegiatannya dengan sepuluh kompetensi guru atau setidak–tidaknya terhadap lima tugas pokok guru sebagaimana diungkapkan terdahulu, maka setiap guru berkewajiban untuk mendalami tugas pokok dan kompetensi tersebut dengan baik2. Menurut Tim Peneliti UNJ yang dikutip oleh Prim Masrohan Mutohar semangat mengajar guru memiliki hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar siswa. semangat mengajar guru memiliki kontribusi sebesar 37, 53% terhadap prestasi belajar. sehingga dapat disimpulkan, dengan semangat mengajar tinggi, akan menimbulkan usaha besar untuk berhasil, dan dengan usaha yang besar tersebut akan dapat menghasilkan prestasi yang tinggi pula3.

Jadi, karena Profesionalisasi sangat dibutuhkan oleh guru dalam menjalankan tranferring of knowledge, maka menurut Sudarwan Danim profesionalisasi merupakan proses peningkatan kualifikasi atau kemampuan para penyandang suatu profesi untuk mencapai krteria standar ideal dari penampilan atau perbuatan yang diinginkan oleh profesi khususnya seorang guru. Adapun profesionalisasi memiliki ciri–ciri : (a).kemampuan intelektual yang diperoleh melalui pendidikkan akademik, (b) memiliki pengetahuan spesalisasi, (c).memiliki pengetahuan praktis yang dapat digunakan langsung oleh orang lain, (d).memiliki teknik kerja yang dapat dikomunikasikan (communicable), (e).memiliki kapasitas mengorganisasikan kerja secara mandiri (self organization), (f) mementingkan orang lain (Altruis ), dan (g) Memiliki kode etik

4

.

2

Ibid. h. 10

3Prim Masrohan Mutohar . Manajemen Mutu Sekolah ,strategi peningkatan Mutu dan Daya Saing Lemabaga Pendidikkan Islam (Jogjkarta: PT. AR–RUZZ media,2013), h.23

(9)

3 Dalam rangka meningkatkan profesional guru supaya memenuhi ciri-ciri tersebut di atas, maka sudah barang tentu dibutuhkan kepemimpinan kepala madrasah dalam pendayagunaan sumber daya madrasah optimal khususnya sumber daya guru. Manajemen atau pengelolaan dalam pendayagunaan tersebut menjadi salah satu bagian terpenting dari tugas manajemen kepala madrasah.

2. Perkembangan Makna Manajemen karena peran Kepala Madrasah

Menurut Husaini Usman, Manajemen berasal dari bahasa latin,

yaitu dari kata manus yang berarti tangan dan agere artinya melakukan, kata–kata tersebut digabungkan menjadi managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke bahasa inggris to manage (kata kerja), Management (kata benda), dan manager untuk orang yang melakukan atau melaksanakan manajemen.

Kata Management diterjemahkan ke bahasa indonesia menjadi pengelolaan dan menurut bahasa inggris Kata Management merupakan jenis kata benda tetapi memiliki makna pengelolaan yang berarti proses. Sedangkan yang dimaksud fungsi-fungsi manajemen adalah subtansi yang menjadi garapan manajemen pendidikkan sebagai proses.

Berdasarkan beberapa Ahli Manajemen, seperti Stoner, Freedman, Schermerhorn, Gibson, et al, Dressler dan Cascio menyatakan Fungsi-Fungsi Manajemen adalah Planning, Organizing, Leading, dan Controlling, dan teori Tersebut dipertegas oleh Husaini Usman tentang ruang lingkup manajemen pendidikkan. Adapun yang yang termasuk fungsi-fungsi manajemen adalah: (1) Perencanaan, (2) Pengorganisasian, (3) Kepemimpinan (yang menjadi sub penggerakkan/pengarahan), (4) Pengendalian meliputi pemantauan (monitoring), penilaian, dan pelaporan. Monitoring dan evaluasi sering disingkat ME atau Monev5.

5

(10)

4 Adapun indikator kepala madrasah efektif menurut Greenfield yang dikutip oleh H.E.Mulyasa, secara umum dapat diamati dari tiga hal pokok sebagai berikut: (a) Komitmen kepala madrasah atau sekolah terhadap visi sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya, (b) Menjadikan visi madrasah atau sekolah sebagai pedoman dalam mengelola dan memimpin sekolah, (c) Senantiasa memfokuskan kegiatannya terhadap pembelajaran dan kinerja guru di kelas6. Secara operasional, kepemimpinan (sub-leading dan actuating) berfungsi sebagai tindakan sesuatu yang guna mensukseskan program-program kerja yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam konteks ini, berhasil tindaknya program pemberdayaan sumber daya manusia di dalam organisasi sebagian besar ditentukan oleh kemapuan pemimpin dalam melaksanakan fungsi–fungsi pokok kepemimpinan. Baik sebagai leader maupun manager. Berdasarkan penjelasan tersebut , bahwa kepemimpinan kepala madrasah adalah kemampuan yang dimiliki oleh kepala madrasah untuk memberikan pengaruh kepada orang lain melalui interaksi individu dan kelompok sebagai wujud kerja sama dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efesien. sebagaimana pendapat Rankin dan Hoeh yang dikutip Prim Masrohan Mutohar : “Leadership as that behavior of an individual that initiates as new structure in interaction within a social system by changing the goal, objectives

convigurations, procedures ,inputs, or processes or output of the system “.

Pengertian kepemimpinan ini menekankan pada perilaku individu yang melaksanakan interaksi sosial dengan sesamanya untuk mencapai tujuan atau maksud tertentu. Kepemimpinan adalah hal penting dalam organisasi.

Sebagaimana dikatakan Rasulullah SAW, “yang artinya apabila keluar tiga orang

dalam suatu perjalanan, hendaknya salah-

6

(11)

5 Seorang mereka itu dijadikan pemimpin”. Suatu organisasi memiliki kompleksitas, baik barang atau jasa maupun ide, menghadapi berbagai perubahan yang senantiasa melingkupi setiap saat, menghadapi berbagai karakteristik personal yang dapat mengembangkan maupun melemahkan. Hal ini menjadi alasan diperlukannya orang yang tampil mengatur, Memberi pengaruh, menata, mendamaikan, memberi penyejuk, dan dapat menetapkan tujuan yang tepat saat anggota tersesat atau kebingungan menetapkan arah. Di sinilah perlunya pemimpin yang melaksanakan kepemimpinan. Kepemimpinan pendidikkan (kepala madrasah) yang diperlukan saat ini, adalah kepemimpinan yang berdasarkan pada jati diri bangsa yang hakiki yang bersumber dari nilai–nilai budaya dan agama, serta mampu mengantisipasi perubahan–perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikkan khususnya dan umumnya atas kemajuan– kemajuan yang diraih di luar sistem madrasah. Ada beberapa Saran untuk mngenditifikasi ada tiga perubahan mendasar dalam manajemen pendidikkan dewasa ini yang berimplikasi pada perilaku kepemipinan (kepala madrasah) : a. Perubahan paradigma pendidikkan dari yang bersifat sentralistis ke arah desantralistis yang dirumuskan ke undang – undang reformasi pendidikkan. b. Adanya pelimpahan wewenang kepala madrasah atas pertimbangan profesionalitas dan pertanggungjawaban publik

c. Adanya kerja sama pemerintah dan kepala madrasah untuk membangun pendidikkan yang bermutu7.

Jadi, berdasarkan keterangan di atas, apabila fungsi manajemen (planning, organizing,actuating(sekarang Leading) dan controlling) kepala madrasah dapat dilaksanakan dengan efektif, maka akan -

7

(12)

6 Berpengaruh positif pada kinerja guru, sehingga melahirkan hasil belajar yang optimal (prestasi)8. Sedangkan menurut Didin Hafifuddin dan Henri Tanjung pendekatan manajemen syari’ah, Manajemen merupakan bentuk keniscayaan, apalagi jika dilakukan dalam satu organisasi atau lembaga. Dengan organisasi yang rapih, akan dicapai hasil yang lebih baik daripada dilakukan dengan cara individual9.

3. Peran fungsi manajemen Kepala Madrasah Menurut Islam

Kelembagaan itu akan berjalan dengan baik jika dikelola dengan baik. Organisasi apa pun, senantiasa membutuhkan manajemen yang baik. Ali bin Abi Thalib RA. pernah mengatakan: “kebenaran yang tak terorganisir dengan rapih,

dapat dikalahkan oleh kebatilan yang diorganisir dengan baik”. pada intinya Ali

bin Abi Thalib RA ingin mendorong kaum muslimin khususnya, para kepala madrasah pada umumnya agar melakukan sesuatu yang hak (benar), hendaknya disusun dan ditata dengan baik sehingga tidak bisa dikalahkan dengan kebatilan. Adapun yang dimakud manajemen kepala madrasah merupakan suatu kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala madrasah dalam memimpin suatu lembaga pendidikkan. Dan yang dimaksud fungsi manajemen kepala madrasah adalah sebagai berikut: (1) fungsi perencanaan (planning competence), (2) fungsi organisasi (organizing), fungsi kepemimpinan (leadership atau directing), dan fungsi pengawasan (controlling).

Fungsi manajemen kepala madrasah merupakan salah satu hal penting dalam mensukseskan lembaga yang dipimpin, sehingga menghasilkan output (kelulusan) yang unggul, dapat membuat iklim belajar sehat dan guru–guru yang terlatih dan profesional, serta mendapatkan prestasi yang memuaskan.

8

Prim Masrohan Mutohar. op.cit , h.237

(13)

7 Jadi, kesuksesan suatu madrasah terletak pada kepemimpinan seorang kepala madrasah dalam menjalankan fungsi manajemen kepemimpinannya secara efektif dan efesien. Ada pun ciri-ciri kepemimpinan pendidikkan (kepala madrasah) sebagai berikut: (1) kepala madrasah harus memiliki intelejensi tinggi, (2) kematangan jiwa sosial (social maturity and breadt), (3) kepala madrasah memiliki motivasi diri dan hasil (inner motivation and achievement drives), (4) seorang kepala madrasah harus bisa menjalin hubungan kerja dengan orang lain dan bawahannya. Siti Fatimah menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan para pemimpin secara umum terbagi menjadi dua hal, yaitu (a) kepemimpinan yang berorentasi pada tugas (task oriented) dan (b) kepemimpinan yang berorientasi pada manusia (human relation oriented). Dan dalam menjalankan tugasnya seorang kepala madrasah harus memahami 4 (empat) unsur tugas sebagai kompetensi kepemimpinannya. Adapun 4 unsur kompetensi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Directing: Unsur Kompetensi kepala madrasah ini, adalah menunjukkan kepala madrasah dalam memberikan petunjuk yang spesifik dan mengawasi secara ketat penyelesaian tugas.

2. coaching: unsur kompetensi kepala madrasah, kinerja kepala madrasah dalam memberikan pengarahan dan pengawasan disertai penjelasan keputusan, permintaan saran dari bawahan, dan dukungan akan kemajuan.

3. Supportive: Unsur kompetensi kepala madrasah dalam mendukung kegiatan, tugas, dan penyelesaiannya bawahannya.

4. Delegation : Unsur kompetensi kepala madrasah dalam memberikan

kepercayaan kepada bawahanny, sehingga tugas dapat diselesaikan dengan baik10. Dari waktu ke waktu Madrasah Ibtidayah Negeri 12 (MIN 12) Bandar Lampung

10

(14)

8 senantiasa berusaha meningkatkan kualitasnya, baik dalam manajemen sekolah maupun dalam peningkatan kinerja guru, tentunya dengan mengfungsikan organisasi internal, seperti waka kurikulum, waka kesiswaan, dan inovasi–inovasi guru yang dianggap mendukung dalam mengembangkan kurikulum dan dalam fungsi- fungsi manajemen kepala madrasah MIN 12 Bandar Lampung. Hal tersebut dilakukan untuk melahirkan output siswa competable dan memiliki intelektual yang mumpuni setelah lulus. Salah satu upaya yang dilakukan MIN 12 Bandar Lampung adalah melakukan reformasi pengelolaan (Manajemen) Madrasah, dengan terlebih dahulu menyusun kualitas kepala Madrasah, yang mengintegrasikan konsep pendidikan agama dengan pendidikkan umum, peningkatan kinerja guru dan staff dengan melalui seminar dan pelatihan– pelatihan menuju kinerja yang profesional, serta meningkatkan sarana dan prasarana berdasarkan perkembangan teknologi, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas Madrasah.

Madrasah Ibtidayah Negeri 12 Bandar Lampung merupakan salah satu madrasah yang dituagaskan oleh Kemenag kota Bandar Lampung menjadi koordinator Kelompok Kerja Madrasah (KKM) dan Kelompok Kerja Guru (KKG), tentunya dalam menjalankan proses pendidikkan menjadi contoh Madrasah–Madrasah Swasta lain di se-Kecamatan Bumiwaras Bandar Lampung tingkat Madrasah Ibtidayah. Oleh karena itu, MIN 12 Bandar Lampung senantiasa berupaya dalam rangka pengembangan manajemen kepala Madrasah berdasarkan manajemen moderen dan terkini. Sejalan dengan hal itu juga MIN 12 Bandar Lampung melakukan kinerja yang mencakup kurikulum dan program pembelajaran, tenaga kependidikkan, kesiswaan keuangan dan pembiayaan, sarana dan prasarana pendidikkan, berhubungan dengan madrasah–madrasah lain (Madrasah Ibtidayah Swasta ) dan masyarakat sekitar11.

Menurut Junaidi, kepala madrasah atau sekolah merupakan input madrasah

11

(15)

9 yang memiliki tugas dan fungsi yang sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya proses pendidikkan di sekolah atau madrasah .Oleh karena itu, diperlukan kepala madrasah atau yang tangguh dan berkompeten. Yang dimaksud kepala madrasah sekolah yang tangguh dan berkompeten adalah kepala sekolah atau madrasah yang memiliki karakteristik atau kompetensi yang mendukung tugas dan fungsinya dalam menjalankan fungsi manjerial pada proses pendidikkan. Sedangkan kepala sekolah yang tangguh dan berkompeten memiliki :

1. Visi dan misi berstrategi 2. Trampil mengambil keputusan

3. Menggunakan sistem sebagai cara berpikir dalam mengelola sekolah

4. Menjalankan sebagai manajer atau pemimpin, pendidik, wirausaha, pencipta iklim kerja, administrator, pembaharu dan pembangkit motivasi.

5. Mendorong kegiatan–kegiatan kreatif pada proses belajar-mengajar Menerapkan manajemen berbasis sekolah atau madrasah

6. Memperdayakan sekolah .

Fungsi–fungsi manajemen kepala Madrasah dalam rangka meningkatkan kinerja guru di Madrasah Ibtidayah Negeri 12 Bandar Lampung berjalan sesuai dengan Konsep Perencanaan, Pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan dalam penyelenggaran pendidikkan, dan pengekfektifan proses pembelajaran di kelas, tepatnya penerapan kurikulum baru (kurikulum 2013), dan menciptakan budaya organisasi dan iklim organisasi yang kondusif. Adapun fungsi manajemen kepala sekolah atau madrasah dalam meningkatkan kinerja guru adalah perencanaan, kepemimpinan yang efektif, pengorganisasian, motivasi semangat berprestasi, dan pengarahan (pengawasan), telah dilaksanakan dalam mewujudkan kualitas proses pendidikkan dan prestasi pendidikkan di MIN 12 Bandar Lampung.

(16)

10 akhir ini menjadi pembicaraan yang sangat serius dikalangan pelaku pendidikan. selain ini, karena sekolah atau madrsah bertanggungjawab dan berhubungan dengan pembinaan dan advokasi para peserta didik yang akan menjadi produknya. Penelitian ini mengenai pengembangan fungsi–fungsi Manajemen kepala madrasah dalam rangka meningkatkan kinerja guru, yang sangat dibutuhkan oleh manejer pendidikkan madrasah dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan madrasah12.

Menurut Marfiroh, Madrasah Ibtidayah Negeri 12 Bandar Lampung merupakan salah satu madrasah yang diberi amanah oleh kantor wilayah kementerian Agama kota Bandar Lampung sebagai madrasah induk atau koordinator KKM (Kelompok Kerja Madrasah) khususnya di kecamatan Bumiwaras. Maka dalam menjalankan proses pendidikan selalu merujuk pada manajemen pendidikkan nasional yang sedang berkembang. Kepemimpinan dan Manajemen kepala madrasah merupakan motor maju tidaknya suatu marasah (sekolah). Seorang yang ditunjuk sebagai kepala madrasah di setiap Madrasah Ibtidayah Negeri se-kota Bandar Lampung tentunya merupakan orang-orang pilihan dansudah pantas memimpin dan masuk kriteria sebagai kepala madrasah, tentunya berlaku juga bagi kepala madrasah Madrasah Ibtidayah Negeri 12 Bandar Lampung, sehingga manajemen kepala madrasah di Madarsah Ibtidayah Negeri 12 Bandar Lampung cukup efektif dan efesien dalam menjalankan tugasnya.

Guru-guru yang bertugas di MIN 12 Bandar Lampung, merupakan guru yang diberikan Pelatihan dan diklat yang cukup dalam mendukung program - program

12Junaidi, Waka kurikulum, Wawancara, BumiwarasBandar Lampung, tanggal 20 Desember 2014

(17)

11 dalam menjalankan tugasnya guru ditentukan berdasarkan profesional yang dimiliki, dan khusus dalam mengahadapi output siswa yaitu para siswa yang hendak lulus, memiliki treatment khusus dan persiapan yang matang, begitu juga persiapan guru dalam mendampingi siswadiberi tugas khususnya bagi peserta didik yang hendak lulus (kelas 6) sehingga diharapkan memperoleh prestasi bagus.

Jadi, keberhasilan siswa tergantung pada guru yang memiliki inovasi dan kreatif dalam mengajar. Dan fungsi-fungsi Manajemen kepala madrasah yang berjalan efektif, dan optimal sangat berpengaruh terhadap kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, sehingga berdampak positif pada hasil nilai-nilai peserta didik yang maksimal13.

B. Fokus Penelitian

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah, tampak bahwa fungsi manajemen kepala madrasah atau sekolah merupakan hal penting di dalam mengelola sebuah organisasi dan mengelola suatu lembaga (lembaga pendidikan ), mengorganisir budaya dan iklim organisasi lembaga menjadi kondusif, sehingga menghasilkan suasana pendidikkan yang sehat dan memiliki prestasi pendidikan yang baik. Adapun beberapa Fokus Penelitian sebagai berikut :

a. Implementasi manajemen kepala madrasah dalam rangka meningkatkan kinerja guru. seorang kepala madrasah memiliki tugas dan fungsi manajemen yang baik dan accountable (bertanggungjawab) dalam kedudukannya sebagai

13Marfiroh, Guru Fiqih, Wawancara, BumiwarasB. Lampung,tanggal 3 Februari 2016

(18)

12 penysunan struktur organisasi dan menyusaikan pengorganisasian berdasarkan perencanaan, melakukan pengarahan atau kepemimpinan sesuai dengan tupoksi sebagai kepala madrasah dan melakukan pengawasan setelah perencanaan, pengorganisasian, dan kepemimpinan atau pengarahan yang sudah disepakati dalam prosesnya. Dan hal ini dilaksanakan di MIN 12 Bandar Lampung untuk menciptakan madrasah yang unggul.

c. Implementasi fungsi manajemen kepala madrasah dalam rangka meningkatkan kinerja guru, adalah di samping seorang kepala madrasah sebagai pengelola lembaga, kepala madrasah dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen, memiliki kompetensi motivating dalam memberikan semangat para gurunya (bawahannya) dalam rangka mencapai semangat mendidik, kerja sama (team work), dan semangat meraih prestasi, sehingga menciptakan iklim dan budaya pendidikkan yang kondusif di MIN 12 Bandar Lampung.

d. Implementasi Fungsi manajemen kepala madrasah dalam rangka meningkatkan kinerja guru, kepala madrasah sebagai seorang manajer, administrasi dan pendidik harus peka dan memiliki pengetahuan tentang landasan standarisasi kompetensi profesional untuk para gurunya. Karena profesionalitas guru juga akan menentukan hasil proses belajar–mengajar dan kepemimpinan seorang kepala madrasah di MIN 12 Bandar Lampung .

C . Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah implementasi fungsi-fungsi manajeme kepala madrasah dalam rangka meningkatkan kinerja guru di MIN 12 Bandar Lampung, dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Bagaimana Implementasi fungsi perencanaan kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MIN 12 Bandar Lampung?

(19)

13 3. Bagaimana Implementasi fungsi Kepemimpinan/pengararahan kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MIN 12 Bandar Lampung?

4. Bagaimana Implementasi fungsi Pengawasan kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MIN 12 Bandar Lampung?

D.Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Memperhatikan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi manajemen kepala madrasah sehingga dalam meningkatkan kinerja guru di MIN 12 Bandar Lampung. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat untuk proses pengembangan manejemen kepala madrasah, yang berkaitan dengan kualitas kepemimpinan kepala madrasah yang efekti, manajemen Madrasah dan profesionalitas guru.

2. Sebagai bekal, pengetahuan dan skill untuk calon manager, leader (pemimpin) atau kepala madrasah dalam menjalankan kepemimpinan di suatu organisasi pendidikkan .

E.Kerangka Berpikir

(20)

14 adalah menutup-nutupi (kekurangan) dan melindungi (kesalahan). Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS.An–nisa: 58

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”14.

Berdasarkan Ayat di atas, Syaekh Muhammad Al-Mubarak dalam Kitab Nizhamul Islam mengatakan bahwa ada 4 syarat seorang Menjadi pemimpin, baik Pemimpin di rumah, di madrasah ( kepala Madrasah) maupun di lembaga-lembaga pemerintahan. Sebagai pemimpin yang pertama, harus memiliki Akidah yang benar ( Aqidatul Salimah ), kedua, memiliki Ilmu Pengetahuan dan wawasan yang Luas, ketiga, memiliki Ahlak yang mulia ( Akhlakul Karimah ), keempat, memiliki Kecakapan Manajemen tepatnya menguasai Fungsi Manajemen dalam memimpin.

Dalam ayat lain Allah juga menegaskan kembali sikap yang utama tentang manajemen kepala madrasah sebagai pemimpin khususnya dalam mengambil keputusan dan keteladanan.

(21)

15

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah L embut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah

mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka,

mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran: 159)15.

Dalam Surah Ali Imran Ayat 159 menyebutkan tiga hal secara berurutan untuk dilakukan kepala madrasah sebagai pemimpin sebelum bermusyawarah yaitu sebagai berikut : (a) Bersikap lemah lembut. Orang yang melakukan musyawarah harus menghindari tutur kata yang kasar serta sikap keras kepala. Jika tidak, maka mitra musyawarah akan pergi menghindar, (b) Memberi maaf dan bersedia membuka diri, kecerahan Kecerahan pikiran hanya dapat hadir bersamaan dengan sirnanya kekerasan hati serta kedengkian dan dendam, (c) Memohon ampunan Allah sebagai pengiring dalam bertekad, kemudian bertawakal kepada- Nya atas keputusan yang dicapai. Yang diharapkan dari musyawarah adalah mufakat untuk kebenaran karena Nabi Muhammad saw

pernah bersabda, “Umatku tidak akan sepakat dalam kesesatan”. Dengan

demikian, bila dalam satu musyawarah terjadi mufakat, maka hal itu merupakan tanda- tanda kebenaran dalam mencari jalan keluar.

Di dalam bermusyawarah, kadang terjadi perselisihan pendapat atau perbedaan. Berbeda pendapat merupakan sunatullah dan rahmat serta diridhai Allah SWT. Beda pendapat terjadi akibat perbedaan sudut pandang, tetapi-

15

(22)

16 hendaknya masing-masing pihak tidak menyalahkan dan mencari- cari kesalahan pihak lain. Semua orang harus mempunyai niat yang sama untuk memperoleh nilai tambah dari kedua sudut pandang yang berbeda tersebut, sedangkan berselisih pendapat biasanya hanya diakhiri dengan pertikaian atau permusuhan karena salah satu pihak menyalahkan dan mencari-cari kesalahan pihak lainnya. Hal itu tentu bertentangan dengan nilai-nilai musyawarah yang berupaya mencari kedamaian dan hidup selamat sejahtera baik di dunia maupun di akhirat.

Proses penyelenggaraan pendidikkan merupakan pengelolaan sumber daya-sumber daya dan berbagai hal yang mendukung terhadap pengelolaan itu sendiri. dalam hubungan ini, manajemen baik sebagai Ilmu, kiat, maupun sebagai profesi memegang peranan penting dalam proses pengelolaan itu. Kepala Madrasah sebagai manajer diisyaratkan memiliki falsafah yang mendasari berfikir logis, untuk membuat asumsi-asumsi tentang lingkungan pendidikkan, peran pendidikkan, dan asumsi–asumsinya ini lahir prinsip–prinsip yang dihubungkan dengan kerangka atau garis besar pendidikkan, sehingga dalam proses memimpin lembaga pendidikkan, kepala madrasah melahirkan manajemen yang profesional, Proses Belajar Mengajar yang kondusif, Inovatif dan sehat, dan mewujudkan hasil produk pendidikkan yang berkualitas.

(23)

17 Sistem yang dianut untuk menggerakkan para pegawai agar melaksanakan kewajiban yang ditentukkan16.

Untuk sampai pada kemampuan menetapkan unsur–unsur sebagaimana disebut di atas, manajer atau kepala madrasah perlu memahami teori manajemen . Nanang Fatah menyatakan bahwa “ teori manajemen mempunyai peran (role) atau membantu menjelaskan perilaku organisasi yang berkaitan dengan motivasi, produktifitasi, dan kepuasan (satisfaction)”. Oleh karena itu, pendidikkan dan mengenai teori manajemen harus diberikan kepada para calon manajer atau kepala madrasah, sehingga pemahaman teori akan didapat dan memberikan sinyal kesiapan bagi mereka untuk memimpin sebuah organisasi atau lembaga. Teori Manajemen menuntun kepala marasah sebagai manejer untuk menetapkan atau memutuskan sesuatu yang kelak memberikan kepuasan dan meningkatkan produktifitas. Berdasarkan hasil observasi pada studi pendahuluan penulis mendapatkan informasi, dengan sadar bahwa akan bertanggungjawab mengenai observasi yang telah dilaksanakan tersebut17.

Kepala Madrasah dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi manajemennya, mendukung penuh dengan kinerja guru dalam menjalankan tupoksinya, dengan cara membentuk iklim dan budaya organisasi yang sehat, memberikan motivasi supaya dalam bekerja guru selalu semangat, sehingga guru semangat dalam memberikan prestasi baik pada madrasah maupun peserta didik.

Maka guru dalam melakukan kinerjanya minimal melaksanakan 5 tugas, yaitu: menyusun program pengajaran, (2) menyajikan program pengajaran, (3) Evaluasi pembelajaran, (4) Mengadakan analisis hasil- evaluasi, (5) Menyusun program perbaikan pengajaran. Lima tugas guru inilah yang menjadi garapan fungsi-fungsi manajemen kepala madrasah dalam menjalankan tugasnya di madrasah.

16

A.Tabrani Rusyan, Manejemen Sekolah Dasar, (Jakarta: Agrita, 1997 ), h.2

(24)

18 Dan dalam menjalankan Tugasnya, guru harus memiliki 4 kompetensi. Adapun kompetensi yag dimaksud adalah yaitu kompetensi kepribadian, sosial, profesional dan Pedagogik. Berbicara tentang Implementasi Fungsi Manajemen Kepala Madrasah dalam meningkatkan Kinerja Guru di Ibtidayah Negeri 12 Bandar Lampung, maka berbicara kepemimpinan yang merupakan sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk di dalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.

Jadi, Kepala Madrasah merupakan pemimpin dan memiliki tanggungjawab yang tidak ringan dan harus dipertaggungjawabkan di di dunia dan akhirat. Dan Allah menegaska bahwa maka setiap manusia yang dilahirkan di alam dunia ini akan menjadi Khalifah (pemimpin atau kepala madrasah ) sebagaimana firman Allah surat Al-Baqarah ayat 30 yang terjemahannya sebagai berikut :

Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat :

“sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi, mereka

berkata: mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi, sedangkan manusia itu akan membuat kerusakan, dan menumpahkan darah padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Kemudian Allah menegaskan: sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui18.”

Dan kapasitas kepala madrasah adalah pemimpin yang haruslah orang-orang yang berilmu, berakal sehat, memiliki kecerdasan, kearifan, kemampuan fisik dan mental untuk dapat mengendalikan roda kepemimpinan dan memikul tanggungjawab. Sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an surah An-Nisa’: 83

18

(25)

19











































































Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulil Amri) kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu)19.

Maksud ayat di atas adalah kalau mereka menyerahkan informasi tentang keamanan atau ketakutan itu kepada Rasulullah Saw apabila bersama mereka, atau kepada pemimpin-pemimpin mereka yang beriman, niscaya akan diketahui hakikatnya oleh orang-orang yang mampu menganalisis hakikat itu dan menggalinya dari celah-celah informasi yang saling bertentangan dan tumpang tindih.

(26)

20 Berdasarkan ayat di atas maka dapat disimpulkan bahwa seorang kepala madrasah yang memiliki tugas banyak dan harus bisa bijak dalam mengambil kebijakannya sehingga terwujudnya keadilan, kenyamanan dan keamanan. Dan adapun sikap-sikap yang harus dimiliki seorang pemimpin sebagai berikut :

Pemimpin harus orang-orang yang beriman, bertaqwa dan beramal shaleh, tidak boleh orang dhalim, fasiq, berbuat keji, lalai akan perintah Allah Swt dan melanggar batas-batasnya. Pemimpin yang dhalim, batal kepemimpinannya.

Bertanggung jawab dalam pelaksanaan tatanan kepemimpinan sesuai dengan yang dimandatkan kepadanya dan sesuai keahliannya. Sebaliknya Negara dan rakyat akan hancur bila dipimpin oleh orang yang bukan ahlinya apabila tidak maka akan hancur akibatnya.

Senantiasa menggunakan hukum yang telah ditetapkan Allah, seperti yang Allah jelaskan dalam al-Qur’an.















































































(27)

21

Ayat di atas merupakan perintah untuk taat kepada Allah, Rasul, dan Ulil Amri (ulama dan umara). Oleh karena Allah berfirman “Taatlah kepada Allah”, yakni ikutilah kitab-nya, “dan taatlah kepada Rasul”, yakni pegang teguhlah sunnahnya,

“dan kepada Ulim Amri di antara kamu”, yakni terhadap ketaatan yang mereka

perintahkan kepadamu, berupa ketaatan kepada Allah bukan ketaatan kepada kemaksiatan terhadap-Nya. Kemudian apabila kamu berselisih tentang suatu hal maka kembalilah kepad al-Qur’an dan hadits20.

Kapasasitas kepala madrasah yang ideal tentu harus memiliki pemahaman agama yang cukup, kemampuan ilmu manajemen yang diakui dan diimplementasikan dalam tugas dan tanggungjawabnya, dan memiliki cara pandang untuk menselesaikan masalah dalam kepemimpinannya serta dalam mengeluarkan aturan dan kebijakan selalu menimbang kemaslahatan.

Kepemimpinan kepala madrasah juga sangat dituntut keteladanannya, sehingga bisa diikuti oleh bawahannya. Keteladanan mungkin dianggap remeh, tetapi keteladanan dapat menarik nilai semangat dan motor inspirasi bagi bawahannya sehingga para bawahan bisa mencontoh dan mengikuti sehingga keteladanan ini juga menentukan pekerjaan yang maksimal dan melahirkan hasil yang optimal.

Keteladanan juga dianjurkan oleh Allah Azza Wajalla bagi seorang pemimpin dan kepala madrasah dalam menjalankan tugasnya, sebagaimana Allah mencontohkan kepada Nabiyullah Muhammad SAW kepada Para sahabat dan pengikutnya, sehingga keteladanan merupakan kewajiban bagi seorang pemimpin atau kepala madrasah.

20Ibnu Katsir, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, (terj), M. Nasib Ar-Rifa’i, (Jakarta: Gema Insani, 1999), hal. 740-741.

(28)

22 BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Konseptual (Fokus Penelitian)

1. Kompetensi Kepala Madrasah

Kepala madrasah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan madrasah (sekolah) yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan madrasah(sekolah) dan pendidikkan pada umumnya direalisasikan. Sehubungan dengan menejemen berbasis sekolah (MBS), kepala madrasah dituntut untuk senantiasa meningkatkan keefektifan kinerja. Dengan begitu, MBS sebagai paradigma baru pendidikkan dapat memberikan hasil yang sangat memuaskan. Dalam menjalankan fungsinya sebagai manejer, kepala madrasah, harus mampu menguasai tugas-tugasnya dan melaksankan tugasnya dengan baik. Untuk itu dia harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang menunjang perkembangan madrasah (sekolah). Ide kreatifnya dapat digunakan untuk membuat perencanaan (planning), menyusun organisasi sekolah (organizing), memberikan pengarahan (directing/leadership) dan mengatur pembagian kerja, mengelola kepegawaian yang ada dilingkungan sekolah agar keseluruhan proses administrasi berjalan dengan lancar. Kepala madrasah juga harus mampu mengatur para guru, pegawai, tata usaha, dan pegawai sekolah lainnya. Tugas disamping kepala madarsah yang disebut di atas, kepala madarasah juga harus mengatur ketatausahaan madrasah, siswa, hubungan madrasah dengan masyarakat, dan orang tua siswa. Tercapai tidaknya tujuan madrasah sepenuhny tergantung pada kebijakan kepala madrasah dalam menerapkan kepada seluruh personal madrasah.

(29)

23 pendek, menengah maupun jangka panjang, pengorganisasian (organizing) meliputi dalam pengorganisasian oraganisasi di madrasah, tugas guru, dan konsep proses belajar-mengajar yang efektif dan efesien, pada fungsi kepemimpinan (leadership atau directing), artinya keteladanan seorang kepala madrasah sikap dan ucapan harus selaras dengan pemikirannya, sedangakan fungsi manajemen yang terakhir bagi seorang kepala madrasah adalah pengawasan (controlling),dalam hal ini juga tidak kalah pentingnya, karena kemampuan pengawasan kepala madrasah merupakan spionase perjalanan perencanaan, pengorganisasian, dan kepemimpinan, artinya apabila pengawasan tidak berjalan baik maka belum tentu proses ketiga fungsi sebelum berjalan baik pula.

Menurut sistem pendidikkan Nasional (Sisdiknas) No. 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Madrasah atau Sekolah bahwa kepala madrasah harus memiliki lima Kompetensi yang wajib dimiliki dalam menjalankan tugas di madrasah, adapun 5 kompetensi Kepala Sekolah sebagai berikut:

a. Kepribadian (Personality competence)

1. Berahlak mulia, mengembangkan budayadan tradisi khlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di madrasah atau sekolah.

2. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin

3. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala madrasah atau sekolah

4. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi

5. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala madrasah atau sekolah

6. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikkan.

b. Manajemen (manegerial competence)

1. Menyusun perencanaan sekolah atau madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan

(30)

24 3. Memimpin madrasah atau sekolah dalam pendayagunaan sumber daya madrasah atau sekolah secara optimal.

4. Mengelola perubahan dan pengembangan madrasah atau sekolah menuju organisasi pembelajar yang efektif.

5. Menciptakan budaya dan iklim madrasah atau sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik

6. Mengelola guru dan staff dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal

7. Mengelola sarana dan prasarana madrasah atau sekolah dalam rangka pendayagunaan secara maksimal

8. Mengelola hubungan madrasah atau sekolah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan madrasah atau sekolah. 9. Mengelola peserta didk dalam rangka penerimaan peserta ddik baru, dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik.

10. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikkan nasional.

11. Mengelola keuangan madrasah atau sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel,tranparan, dan efesien

12. Mengelola ketatausahaan madrasah atau sekolah dalam mendukung pencapaian tujuan madrasah atau sekolah

13. Mengelola unit layanan khusus madrasah atau sekolah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di madrasah atau sekolah

14. Mengelola sistem informasi madrasah atau sekolah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan

15. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan menejemen madrasah atau sekolah.

(31)

25 c. Kewirausahaan (Enterpreneurship Competence)

1. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan madrasah atau sekolah

2. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan madrasah atau sekolah sebagai organisasi pembelajar yang efektif

3. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin madrasah atau sekolah.

4. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang yang dihadapi madrasah atau sekolah

5. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.

d. Supervisi (supervising Competence)

1. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi tepat.

3. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

e. Sosial (social)

1. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan madrasah atau sekolah 2. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan

3. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain1.

Jadi, kepala madrasah yang efektif sedikitnya harus mengetahui, menyadari, memahami tiga hal: (a) mengapa pendidikkan yang berkualitas diperlukan di sekolah,(b) apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan mutu dan produktifitas madrasah, (c) bagaimana mengelola madrasah secara efektif untuk mencapai prestasi yang tinggi. keempat fungsi manajemen kepala madrasah

(32)

26 tersebut tidak bisa dipisahkan, karena merupakan kesatuan konsep dan bahkan sistem dalam menciptakan madrasah yang ideal dan unggul.

2. Pengertian Manajemen

Sedangkan menurut Nanang Fatah yang dikutip oleh M. Sobry Sutikno mengistilahkan Manajemen atau manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efesien2. Ramayulis menyatakan pengertian yang sama dengan hakekat manajemen atau manajemen adalah al tadbir ( ) yang berarti pengaturan atau pengelolaan, kata ini adalah merupakan deriviasi dari kata dabbara ( ) yang berarti mengatur atau mengelola. pengertian tersebut juga diabadikan dalam Al–quran, sebagaimana Firman Alloh dalam surat Al–Sajadah ayat 5 yaitu:

Artinya: “ dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menutur perhitunganmu3.

Dalam konteks Islam manajemen disebut juga dengan ( - – ) yang berasal dari lafadz ( – – ). Menurut S. Mahmud Al-Hawary manajemen (Al-Idarah) ialah;

.

2

M. Sobry Sutikno, manajemen pendidikkan,tinjauan Islami dan umum, (Lombok: PT. Holistica, 2012) h. 3-4

(33)

27 Artinya: manajemen adalah mengetahui kemana yang dituju, kesukaran apa yang harus dihindari, kekuatan-kekuatan apa yang dijalankan, dan bagaimana mengemudikan kapal anda serta anggota dengan sebaik-baiknya tanpa pemborosan waktu dalam proses mengerjakannya.

Dari ta’rif di atas memberi gambaran bahwa manajemen merupakan

kegiatan, proses dan prosedur tertentu untuk mencapai tujuan akhir secara maksimal dengan bekerja sama sesuai jobnya masing-masing. Maka kebersamaan dan tujuan akhirlah yang menjadi fokus utama4.

Dari isi kandungan diatas dapatlah diketaui bahwa Allah SWT adalah pengatur (manejer). keteraturan alam jagat raya ini merupakan bukti kebesaran Allah SWT dalam mengelola alam semesta ini. Namun, karena manusia yang diciptakan Allah SWT telah dijadikan sebagai khalifah di bumi, maka dia harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik–baiknya sebagaimana Allah mengatur alam ini.

Menurut Griffin Manajemen lebih mudah dipahami melalui pendekatan system. management‘s the process of planning, organization leading, and controlling and human, financial, physical, and information resources, to achieve

organizational goals in an effecient and effective manner5. yang artinya manajemen atau manajemen adalah proses perencanaan, pengorganizatian, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya manusia, keuangan, fisik, dan informasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efesien. berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen atau manajemen juga harus memiliki tahapan proses yang jelas yang dimulai dari sebuah perencanaan yang matang, pembentukkan organisasi yang jelas, adanya seorang pemimpin atau manejer yang mampu mengarahkan dan mengendalikan sumber daya manusia, fisik dan informasi yang sangat dibutuhkan oleh organisasi tersebut. karena dengan adanya tahapan–tahapan proses yang jelas organisasi akan

4Jawahir Tanthowi, 1983, Unsur-Unsur Manajemen Menurut Ajaran Al-Qur’an, (Jakarta Pustaka Al-Husna:1983 ), h.17

5

(34)

28 bekerja secara efektif dan efesien sesuai dengan tujuan yang dicapai. Berdasarkan teori di atas juga dapat disimpulkan bahwa kegiatan manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan yang dapat dihasilkan melalui pekerjaan orang lain. Akan tetapi dibutuhkan sebuah kepemimpinan yang mampu mengorganisasikan dengan baik sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya mahal.

Jadi berdasarkan teori di atas dapat di simpulkan bahwa kegiatan manajemen kepala sekolah merupakan proses yang sistematis, terkoordinasi, kooperatif, dan terintegrasi dalam memanfaatkan unsur–unsur di dalamnya yang didasarkan pembagian kerja, tugas, dan tanggungjawab. jika semua proses aktivitas-Aktivitas tersebut dapat terlaksana dari awal dan dilakukan sesuai dengan jasa dengan efektif dan efesien sesuai tujuan yang ingin dicapai. Menurut Bateman dan snell, the function of management are: planning; delivering strategie value, organizing; building a dynamic organization, leading: mobilizing;

people and controlling: learning and changing, terjemahannya fungsi manajemen atau manajemen terdiri dari perencanaan; yaitu memabawa nilai strategis, pengorganisasian; membangun organisasi yang dinamis: memobilisasi orang atau pengawasan: yaitu proses belajar dan perubahan.

Mutu pendidikkan sebagai salah satu pilar pengembangan sumber daya manusia sangat penting maknanya bagi pembangunan nasional. bahkan dapat dikatakan masa depan bangsa terletak pada keberadaan pendidikkan yang berkualitas pada masa kini, pendidikkan yang berkuaitas. Karena itu upaya peningkatan mutu pendidikkan merupakan strategi dalam upaya untuk menciptakan pendidikkan yang berkualitas. Adanya sumber pembaharuan manejemen pendidikan menurut Sudarwan Danim mengutip pendapat King dan Anderson, ada tiga faktor dalam proses pendidikkan yang saling merangkai yaitu manusia kreatif (creative person) melahirkan proses yang kreatif (creative process) dan menciptakan produk kreatif (creative product), dan hal itu sering kita temukan di lingkungan organisasi atau lembaga formal6.

(35)

29 Manajemen peningkatan pendidikkan merupakan suatu metode peningkatan mutu yang bertumpu pada lembaga itu sendiri, mengaplikasikan sekumpulan teknik. Mendasarkan pada ketrsediaan data kuantitatif dan kualitatif, serta pemberdayaan semua komponen lembaga pendidikkan untuk secara berkesinambungan meningkatkan kapasitas dan kemampuan organisasi guna memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat7.

Dalam realitas kehidupan berkeluarga, berorganisasi, bermasyarakat, dan bernegara, manejemen atau manajemen merupakan-

sesuatu yang tdak bisa diabaikan, mengingat manejemen atau manajemen dipandang sebagai sarana penting yang digunakan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Disisi lain pendidikkan adalah merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan kualitas hidup melalui proses peradaban (civilization proses) sudah seharusnya mendapat perhatian yang serius terutama dalam hal manajemennya. Mengingat pendidikkan yang baik tolak ukur bagi suatu bangsa atau negara dalam hal kemajuan yang dicapai tidak terkecuali dalam pendidikkan islam8.

Kata proses dalam manajemen mempunyai arti bahwa manajemen merupakan suatu cara kerja yang dilaksanakan secara sistematis. Manajemen memandang bahwa suatu organisasi itu adalah suatu satuan kerja yang terdiri dari- beberapa bagian yang dikoordinasikan dan bekerjasama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. menurut Filsafat manejemen Islam, manajemen memiliki arti sinonim dengan to hand berarti mengurus, to control berarti memeriksa, dan to guide berarti memimpin9.

Manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Menurut beberapa Ahli menajemen, manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan tertentu.

7H.E.Mulyasa, Manejemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT. Bumi Aksara),h.160. 8A.Fauzie Nurdin, dan Ghulam Murtadho, Filsafat Manejemen Pendidikkan Islam,Rekonsntruksi Tebaran Pemikiran, Aplikatif dan Integratif,( Magelang: Panta Rhei Books ), h.115

9

(36)

30 Jadi seorang pemimpin atau manajer haruslah orang yang memiliki pengetahuan dan kemampuan, karena dia yang memiliki konsep fungsi perencanaan yang baik (planning function), memiliki pengalaman fungsi pengorganisasian terpadu (organization function), memiliki fungsi kepemimpinan yang luas (leadership/directing/motivation function), dan memiliki fungsi pengawasan yang memadai (controlling function). Dalam arti lain bahwa seorang hendak menjadi pemimpin atau manajer harus memiliki 4 (empat) fungsi manajemen yang lebih khusus seorang Kepala Madrasah, yang berupa pengetahuan dan Pengalaman sebagai firman Allah Azza Wajalla mengingatkan dalam Alquran Surat Al- Isra ayat 36

:

Artinya: dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.(QS. Al-Isra :36)10.

3. Fungsi- fungsi manajemen kepala Madrasah

Adapun fungsi-fungsi manajemen kepala madrasah sebagai berikut: a. Fungsi-Fungsi Manajemen Bidang Perencanaan (Planning)

Salah satu fungsi manajemen perencanaan. Program kegiatan apapun perlu direncanakan dengan baik agar semua kegiatan terarah bagi tercapainya tujuan. Ada yang merumuskan perencanaan dengan sangat sederhana, misalnya, perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai sesuatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang agak kompleks merumuskan perencanaan sebagai penetapan apa yang harus dicapai, bagaimana-

(37)

31 hal itu harus dicapai, siapa yang bertanggung jawab dan penetapan mengapa hal itu harus dicapai.11 “Perencanaan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan semua aktivitas yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan, sehingga

“Perencanaan merupakan langkah pertama dalam proses manajemen yang harus

dilakukan oleh orang-orang yang mengetahui semua unsur organisasi.12

Perencanaan atau planning adalah kegiatan awal dalam sebuah pekerjaan dalam bentuk pemikiran hal-hal yang terkait dengan pekerjaan itu agar mendapat hasil yang optimal. Oleh karena itu, perencanaan merupakan sebuah keniscayaan, sebuah keharusan di samping sebagai kebutuhan. Segala sesuatu memerlukan perencanaan. Sebgaimana sahabat Nabi Muhammad SAW yang bernama Ibnu

Mubarok berkata “jika engkau ingin mengerjakan sesuatu pekerjaan maka

pikirkanlah akibatnya, maka jika perbuatan itu baik, ambilah,dan maka jika

perbuatan itu jelek maka tinggalkanlah.”13

Maka dalam melakukan perencanaan ada beberapa aspek yang harus diperhatikan:

1. Hasil yang ingin dicapai

2. Orang yang akan melakukan

3. Waktu dan sekala prioritas

4. Dana (kapital).14

Perencanaan merupakan faktor yang sangat penting, oleh karen itu perencanaan merupakan keniscayaan, sebuah keharusan disampng suatu kebuuhan, karena perencanaan adalah proses awal ketika hendak melaukan pekerjaan baik dalam bnetuk pemikiran-maupun kerangka kerja supaya tujuan yang akan dicapai mendapatkan hasil yang optimal.

11M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), h.21 12

Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar: Dari Sentralisasi Menuju Desentralisasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), h.42

13Ibid. h.42

(38)

32

Begitu pentingnya perencanaan Allah Azza Wajalla mengingatkan kepada kita dalam firmannya Q.S. Shad ayat 27.

Artinya: “dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara

keduanya tanpa hikmah, yan demikian itu adalah angapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk

neraka.”(Q.S.Shad: 27)15

.

Maka kata ( ) di atas memiliki arti sia-sia kerena disebabkan 2 tanpa tujuan dan perencanaan. Perencanaan pada hakikatnya merupakan aturan dan kegunaan Allah. Dalam arti lain di dalam alam semseta ini, segala sesuatu telah direncanakan, tidak ada sesuatu pun yang tidak direncanakan. Bahkan kita pun telah Allah rencanakan. Jika Allah saja telah menyusun perencanaan dalam segala sesuatu, maka kita pun harus menyusun perencanaan yang matang dalam melakukan pekerjaan, karena perencanaan bagi seorang manejer atau kepala madrasah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya merupakan sunnatullah dalam arti lain seorang manejer atau kepala madarasah khususnya, dan manusia umumnya, tidak boleh memiliki sifat pesimismime (keragu-raguan) dalam proses perncanaan. Dalam konsep menejemen pendidikkan Islam menjelaskan bahwa setiap manusia, organisasi atau pun lembaga Pendidikkan khusus hendaknya memperhatikan apa yang telah diperbuat pada masa lalu untuk merencanakan apa yang akan diperbuat hari esok, hal tersebuat adalah untuk menghindari kesia-sian dalam hidup.

Allah SWT pun mengingatkan dalam Alquran Surat Al Hasyr ayat 18:

(39)

33

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui

apa yang kamu kerjakan”. (Q.S.Alhasyr:18) 6

.

Di dalam melakukan perencanaan tidak semulus dan semudah yang dibayangkan, disana kita akan mengenal yang namanya kendala dalam perencanaan, tetapi Rasullallah SAW mengingatkan sekaligus mencontohkan, bahwa setiap kendala jangan jadikan hamabtan, tetapi harus menjadikannya sebuah peluang untuk meningkatkan kualitas peningkatan kerja, dalam kata lain hakikatnya belum dikatakan berhasil suatu pekerjaan, kalau belum mendapatkan masalah atau hambatan. Dan Allah SWT pun mengabadikannya dalam Alquran Surat Al Insyirah ayat 5-6:

(6).

(5).

Artinya: “karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.sesungguhnya

sesudah kesulitan ada kemudahan”.(Q.S.Al Insyirah: 5-6)17.

Oleh karena itu perencanaan merupakan bagian dari Sunnatullah yang harus dilaksanakan sebelum melakukan pekerjaan, karena hal tersebut sudahkan dilaksanakan oleh Allah dan para Nabi, para sahabat, Bahkan para raja-raja. Rasulallah telah bersabda yang diriwayatkan Imam Tarmidzi Artinya:

“...ketahuilah bahwa bersama keabaran ada kemenangan, bersama kesusahan

ada jalan keluar, bersama kesulitan ada kemudahan.

Bagi seorang manajer atau kepala madrasah pendidikkan dalam menjalankan -

(40)

34 manajemennya, bisa dikatakan sukses apabila telah melakukan perjuangan, mampu mengatasi masalah dan mampu menjadikan masalah tersebut menjadi peluang Seorang manajer pendidikkan harus menganggap masalah sebagai peluang, kesempatan yang baik, dan tantangan, karena pada hakikatnya masalah merupakan rahmat yang diberikan Allah, yang diturunkan untuk menguji kesabaran dan keyakinan hambaNYA. Sebagaimana firman Allah dalam Surat yusuf ayat 87:

...

Artinya : ...jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesunnguhnya Allah tiada yang berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum kafir. (Q.S.Yusuf:87) 8.

Ayat di atas sangat jelas menjelaskan bahwa orang yang tidak memiliki kesabaran dalam menghadapi masalah, dan selalu berputus asa atau lari dari masalah maka orang tersebut dianggap tidak memiliki keimanan. Adapun dalam melakukan perencanaan maka harus melihat Tahapan Perencanaan artinya sebelum melakukan perencanaan harus menggunakan Analisi SWOT, jelasnya memperhitungkan Kekurangan dan Kelebihan yang akan masuk konsep perencananaan, kemudian melakukan Evaluasi Perencanaan, artinya Tahapan Evaluasi ini dalam perencananaan bisanya dilakukan pada Awal pembentukan konsep, Tengah pada Proses, dan Akhir pada Akhir proses atau hasil. Dalam melakukan perencanaan jangan pernah lupa dengan pengaruh lingkungan atau Kondisi alam, maka supaya perencanaan berjalan baik harus diperhitungkan benar seperti sense of belief dan optimis ada, melihat Advantage dan utility baik jangka panjang dan pendek, adanya Responsibility, dan adanya Benchmark atau studi banding sebagai rujukan dan referensi matang, sehingga tidak ada keraguan lagi.

(41)
[image:41.595.122.510.188.651.2]

35 sebagaimana Gambar.1.di bawah ini:

Gambar .1.

Gambar 1, menjelaskan bahwa konsep perencananaan yang benar adalah meliputi sebagai berikut:

PERENCANAAN

YANG BAIK

Dipikirkan prosesnya

Dilakukan studi banding (banchmark) Didasarkan pada ilmu pegetahuan yang berkaitan dengan apa yang akan dilakukan

Dipastikan betul bahwa sesuatu yang dilakukan banyak manfaatnya Didasarkan pada sebuah keyakinan bahwa

(42)

36  Dalam mengawali melaksanakan perencanaan harus memiliki optimisme (keyakinan yang utuh), artinya mengesampingkan keragu-raguan (pesimisme) sehingga terbentuklah keberanian yang kuat.

 Dalam langkah selanjutnya, adalah ketika sudah tumbuh keyakinan yang utuh, maka dipastikan bahwa yang direncanakan ini ada manfaatnya dan menguntungkan baik pribadi maupun untuk sekitar.

 Langkah selanjutnya setelah memikirkan adanya manfaat, siapa yang mengerjakan hasil perencanaan ini, tentunya orang-orang yag memiliki kemampuan dan ilmu pengetahuan di bidangnya.

 Setelah itu langkah yang harus dilakukan adalah studi banding (benchmark) dengan model pekerjaan yang direncanakan, tentunya untuk mengetahui kekurangan dan kelebihannya.

 Baru yang terakhir adalah memikirkan tahapan proses dan menyusun (design) langkah-langkah yang pasti dan berjalan baik serta menambah perbaikan kesalahan tahapan sebelumnya, sehingga diharapkan konsep perencanaan yang dibuat baru ini lebih baik19.

Jadi, fungsi perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen kepala madrasah dan dalam kinerjanya sangat berguna bagi kinerja guru sebagai rujukan dalam menjalankan tugasnya. Dalam dunia pendidikkan perencanaan dilaksanakan akhir semester dua dan sebelum pembelajaran dimulai. Fungsi perencanaan dalam dunia pendidikkan dilaksankan tiga tahap, yaitu: (1) sebelum pembelajaran dimulai, (2) pertengahan setelah semester pertama sebagai evaluasi, (3) dan akhir semester sebagai untuk melihat tingkat keberhasilan PBM dan kinerja Guru di Madrasah.

b. Fungsi-fungsi manajemen bidang Pengorganisasian (Organizing)

“Untuk melaksanakan program kerja atau kegiatan yang telah disusun tentu

diperlukan orang atau tenaga. Orang tersebut harus diorganisasikan agar dapat

bekerja sama secara efektif dan efisien.”

(43)

37 Kata organisasi mempunyai dua

Gambar

Gambar .1. Gambar 1, menjelaskan bahwa konsep perencananaan yang benar adalah meliputi sebagai berikut:
Gambaran singkat yang dikutip oleh Miles dan Huberman adalah

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan proses daur ulang, sampah dapat menjadi sesuatu yang berguna sehingga bermanfaat untuk mengurangi penggunaan bahan baku yang baru. Manfaat lainnya adalah

1) Pengabsahan merupakan pernyataan pengesahan bahwa suatu keputusan telah dicatat dan diteliti sehingga dapat diumumkan dan didistribusikan oleh pejabat yang bertanggung jawab

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Materi Peristiwa Alam Yang Terjadi di Indonesia dan Dampaknya

Berdasarkan analisa regresi pada data uji destruktif beton inti dan data uji nondestruktif palu beton pada 181 benda uji yang diperoleh dari 18 buah gedung terpasang, formula

Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah mencari korelasi antara lingkar pinggang dan indeks massa tubuh dengan tingkat lemak viseral pada mahasiswa Fakultas

Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) bentuk-bentuk deiksis yang terdapat dalam karangan narasi siswa kelas XI SMK Batik 2 Surakarta, antara lain: (a)

Berbagai penelitian terdahulu yang telah dilakukan menunjukkan bahwa daun kersen (Muntingia calabura L.) memiliki efek antibakteri sehingga penelitian ini