• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Gitaigo (æ“¬æ ‹èªž) dalam Bahasa Jepang yang Berkaitan dengan Perasaan (Kajian Sintaksis Dan Semantik).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Gitaigo (æ“¬æ ‹èªž) dalam Bahasa Jepang yang Berkaitan dengan Perasaan (Kajian Sintaksis Dan Semantik)."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

xxxvi

Universitas Kristen Maranatha SINOPSIS

1. Pendahuluan

Dalam bahasa Jepang Onomatope disebut dengan Gitaigo (擬 態 語) dan Giongo (擬音語). Giongo (擬音語) adalah tiruan bunyi dari sesuatu yang hidup atau mati misalnya tiruan bunyi dari binatang atau benda mati yang menghasilkan suara. Gitaigo (擬 態 語) dalam bahasa Jepang adalah tiruan bunyi yang menjelaskan suatu keadaan, perasaan dan untuk menunjukkan suatu ekspresi dalam sebuah kalimat yang terkait dengan linguistik. 擬態語 (gitaigo) menurut Hida dan Asada (2002 :xi):

“「擬態」は自分の姿を対象であるまわりの物に似せることをいう。

Gitai wa jibun no sugata wo taishou de aru mawari no mono ni niseru koto wo iu.

Gitai merupakan tiruan yang berasal dari keadaan sekeliling kita. ”

擬態語 (gitaigo) dapat berkaitan dengan perasaan karena merupakan tiruan bunyi yang dapat menggambarkan tindakan, perilaku dan perasaan seseorang, juga untuk menunjukkan ekspresi yang ingin dikatakan yang dapat berasal dari lingkungan sekitar.Menurut Ishida (1994 : 118)

“擬態語には日本人の事物に対する感覚が反映されている。

Gitaigo ni wa nihon jin no jibutsu ni taisuru kankaku ga hanei sarete iru.

(2)

xxxvii

Universitas Kristen Maranatha berkomunikasi dan untuk mengungkapkan suatu perasaan pada lawan bicara

masyarakat atau orang Jepang menggunakan擬態語(gitaigo).

2. Analisis

1. (7.) 毎日の出社や仕事にうんざりした。

Mainichi no shussha ya shigoto ni unzari shita. Setiap hari pergi ke kantor dan bekerja rasanya muak.

(KWI:2011:75)

Pada data no. 7 うんざり(unzari) merupakan 擬態語 (gitaigo). Data no. 7 merupakan kalimat majemuk karena memiliki lebih dari satu predikat. Fungsi sintaksis dalam kalimat ini yaitu, 毎日の出社 (mainichi no shussha) berfungsi sebagai keterangan yang di ikuti oleh partikel や(ya), 仕事 (shigoto) merupakan predikat, に (ni) berfungsi sebagai partikel, う ん ざ り し た (unzari shita) berfungsi sebagai predikat. Pada data ini う ん ざ り(unzari) berfungsi untuk menerangkan pedikat yaitu kata した (shita).

Pada data no. 7 うん ざ り(unzari) memiliki makna muak. Kata う ん ざ り (unzari) ditunjukkan untuk mengungkapkan perasaan muak atau jijik, misalnya

saat digunakan saat seseorang yang terus menerus berbicara membuat orang lain yang mendengarnya merasa muak, pada saat mengungkapkan perasaan muak menggunakan 擬 態 語 (gitaigo) う ん ざ り(unzari). Pada data ini ilustrasinya adalah orang yang setiap hari harus pergi ke kantor dan bekerja merasa muak atau bosan dengan rutinitas yang sama setiap hari.

2. (24) 今日も一日 しおしおする 。 Kyou mo tsuitachi shio-shio suru.

Hari ini juga hari yang tidak bersemangat.

(3)

xxxviii

Universitas Kristen Maranatha Pada data no. 24 merupakan 擬態語 (gitaigo). Fungsi sintaksis pada data no.

24 yaitu, 今日 (kyou) berfungsi sebagai subjek yang diikuti oleh partikel (mo)

一 日 (tsuitachi) berfungsi sebagai keterangan waktu, し お し お す る (shioshio suru) memiliki fungsi sintaksis sebagai predikat.

Pada data no. 24 し お し お (shioshio) memiliki makna semantik yaitu, perasaan yang tidak bersemangat. Ilustrasi pada data no. 24 yaitu, ketika saya dalam kalimat merasa pada hari ini juga merasakan perasaan tidak bersemangat untuk melakukan pekerjaan apapun.

3. Kesimpulan

擬 態 語 (gitaigo) merupakan kata-kata yang digunakan untuk membedakan aktivitas seseorang atau digunakan untuk mengungkapkan suatu perasaan. 擬態語 (gitaigo) pada kalimat bahasa Jepang dapat berfungsi sebagai 副 詞 (fukushi), yaitu jika擬態語 (gitaigo) tersebut menjelaskan predikat. Namun ada kalanya

(4)

xxxix

Universitas Kristen Maranatha 日本語の擬態語使用における感情の分析

1. 序論

日 本 語 で オ ノマ ト ペ は 擬音 語 と 擬態語 で あ る 。 擬音 語 は 外 界の 物 音 や

人間または動物の声である。

擬 態 語 は 対 象で あ る 様 子や 心 情 を言葉 と い う 手 段に よ っ て 表現 し た も

のである。日本人が擬態語と擬音語を使う時はコミック、小説、雑誌、映

画、そして会話のときなどである。

い く つ か の 状況 で は 擬 態語 と 擬 音語を 使 用 し て 、意 味 の 多 様性 を 表 現

することができます。日本語を話したりするために。擬音語と擬態語の理

解が必要である。

例 え ば 「 ど きど き す る 」、 「 わ くわく す る 」 、 のよ う に 動 きや 状 熊 を

音によって象徴に表す言葉を擬態語という。

擬態語の意味は、状況に応じだ、広い意味を持っている。

擬 態 語 は 擬 音語 よ り も 抽象 的 で あり、 関 連 す る 音で 、 表 情 、ま た は 感

情のように、動作を記述するために使用されている。この言葉は、日本語

のより多くの雰囲気の側面を描写する傾向があり、擬態語はひらがなで書

かれる。

(5)

xl

Universitas Kristen Maranatha 2. 本論

日 本 語 で 擬態 語 は特 定 の 状況 を 説明す る こ と がで き る。 例 え ば、 怒 る 、

幸せ、ペコペコ、慌てる、心配、怖がる、悲しいなどである。

(2002 :xi) 飛田と浅田によると擬態語は:

「『擬態』は自分の姿を対象であるまわりの物に似せることをいう。」

擬態語は外界の物音や人間、様子または心情などを具体的に言語表

現全体をいい、文の中での使われ方に関する用語ではない。

(1994 : 118) 石田によると「擬態語には日本人の事物に対する感覚が反映

されている。」

日本語で擬態語は多くの種類があるため。日本人はしばしば会話を簡単に

するために擬態語を使う。

3. (7.) 毎日の出社や仕事にうんざりした。

Mainichi no shussha ya shigoto ni unzari shita.

(6)

xli

Universitas Kristen Maranatha うんざりは退屈を意味している。「うんざり」という言葉は、疲れや

退屈を表現することを目的、例えば毎朝早く起きて、学校へ行く。気分が

白けるとき「うんざり」という言葉を使う。この文の記述は、あの人は毎

日会社へ行くと、仕事がたくさんある。そしてうんざりした。

3. 結論

本研究では擬態語の意味と使用について分析を行った。擬態語が活

動を区別するために使用される言葉である。擬態語の感情を表現するため

に使用、状況を説明し、気持ちや感情を伝える中で明確にすることができ

る。

1. 日本語にあ ける擬態 語の文で は擬態 語が述語を 説明する 時、副

詞としての 機能を有 している 。しか し、「~す る」が続 くとき

擬態語は、述語として目的関数である。

2. 日本語ではいろいろな擬態語がある。例えば擬態語が「 ~だ」

「~な」「~の」に続くときである。

この擬態語は名詞としての機能を有している。しかし、擬態語が述語

(7)

vii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 TujuanPenelitian ... 7

1.4 Metode Penelitian dan Teknik penelitian ... 7

1.5 Organisasi Penulisan Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN TEORI ... 10

2.1 Sintaksis ... 10

2.2 Semantik ... 16

(8)

viii

Universitas Kristen Maranatha

2.2.2 Semantik Gramatikal ... 18

2.3. Perasaan ... 19

2.4. Gitaigo (擬態語) ... 20

BAB III ANALISIS GITAIGO (擬態語) DALAM BAHASA JEPANG YANG BERKAITAN DENGAN PERASAAN ... 25

3.1 Gitaigo (擬態語) perasaan-perasaan penginderaan ... 26

3.2 Gitaigo (擬態語) perasaan-perasaan vital ... 31

3.3 Gitaigo (擬態語) perasaan-perasaan psikis... 35

3.4. Gitaigo (擬態語) perasaan-perasaan pribadi ... 44

3.5. Rangkuman Analisis ... 50

BAB IV SIMPULAN ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

LAMPIRAN I ... xi

LAMPIRAN II ... xxii

SINOPSIS... xxxvi

(9)

1

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah lambang bunyi yang digunakan oleh anggota masyarakat dalam berinteraksi, atau berkomunikasi satu sama lain. Dengan demikian bahasa merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas dalam hati, gagasan, pemikiran, dan juga perasaan. Kridalaksana (2008 : 24) mengungkapkan pengertian tentang bahasa sebagai berikut :

“Bahasa adalah lambang bunyi yang digunakan oleh anggota masyarakat dalam berinteraksi, berkomunikasi, bahasa juga dapat mengidentifikasi seseorang. Bahasa juga sebagai karakteristik dalam suatu budaya tertentu.”

Seperti yang diungkapkan oleh Kridalaksana tersebut, bahasa mempunyai karakteristik tersendiri yang dapat menunjukkan budaya suatu bangsa. Salah satu contohnya yaitu dalam penggunaan onomatope, yaitu tiruan bunyi baik tiruan bunyi benda ataupun tiruan bunyi hewan. Onomatope ini walaupun mungkin di semua bahasa memiliki tiruan bunyi, akan tetapi mempunyai perbedaan dalam mengungkapkannya. Menurut Kridalaksana (2008 : 149) pengertian dari onomatope adalah :

(10)

2

Universitas Kristen Maranatha bahasa Indonesia berjumlah sedikit berbeda dengan di negara Jepang yang

terdapat banyak tiruan bunyi.

Contoh tiruan bunyi dalam bahasa Indonesia adalah :

1. Tok–tok adalah tiruan bunyi ketika seseorang mengetuk pintu. 2. Tik–tik–tik adalah tiruan bunyi saat hujan turun.

3. Kukuruyuk adalah tiruan bunyi dari suara ayam betina. 4. Meow/ meong adalah tiruan bunyi dari suara kucing. Menurut Tsujimura (1996 ; 93) pengertian onomatope adalah :

“Onomatopoeia is the words that sound like what they mean, for example, words depicting animal sounds. The other is more abstract type and is referred to as ideophone. Ideophone and onomatopoeia together are subsumed under the rubric of mimetics.”

“Onomatope adalah kata yang memiliki makna dari apa yang dimaksud, misalnya tiruan bunyi dari suara binatang. Contoh yang lain berupa tiruan bunyi yang lebih abstrak yang menghasilkan getaran bunyi.”

Dalam bahasa Jepang Onomatope disebut dengan Gitaigo (擬 態 語) dan Giongo (擬音語). Negara Jepang adalah salah satu negara yang sering menggunakan onomatope dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga onomatope sangat erat hubungannya dalam keseharian masyarakat Jepang. Giongo (擬音語) adalah tiruan bunyi dari sesuatu yang hidup atau mati misalnya tiruan bunyi dari binatang. Gitaigo (擬態語) adalah tiruan bunyi yang berdasarkan suatu keadaan. Mengenai gitaigo dan giongo ini menurut Hida dan Asada (2002 :xi) :

「擬音語-擬態語とは外 界の物音や 人間-動物の声、様子-心情

などを具体的に言語表現 全体をいい 、文の中で使われ方に関する

(11)

3

Universitas Kristen Maranatha “Giongo gitaigo to wa gaikai no mono oto ya ningen doubutsu no koe,

yousu shinjou nado wo gutaiteki ni gengo hyougen zentai wo ii, bun no naka de tsukaware kata ni kan suru yougo dewanai.”

“Giongo dan gitaiogo adalah istilah dari tiruan bunyi yang berasal dari lingkungan sekitar yang menghasilkan suara, bisa yang dihasilkan dari suara manusia, hewan. Secara khusus menjelaskan suatu keadaan, perasaan dan untuk menunjukkan suatu ekspresi dalam sebuah kalimat yang terkait dengan linguistik.”

Dari kutipan tersebut dapat dipahami bahwa giongo (擬音語) dan gitaigo (

態語) adalah kata yang memiliki makna yang berasal dari suatu bunyi, perbuatan dan tindakan yang terjadi dalam suatu situasi. Dalam kelas kata bahasa Jepang onomatope merupakan bagian dari kelas kata fukushi (副詞) menurut Hida dan Asada (2002 :x-xi) :

「用法としては主語・述 語・修飾語 ・独立語の四つの働きをする

ことが可能であり、その 用いられ方 によって、名詞・副詞・感動

詞など異なる品詞名で呼 ばれること になる。しかし、もともとが

音声や様子を描写して述語を修飾す る用法から出発しているので、

結果として副詞の用法(述語にかか る修飾語)が最も多くなる。」

“Youhou toshite shugo, jutsugo, shuushokugo, dokuritsugo no yottsu no hataraki o suru koto ga kanou de ari, sono mochi irare kata ni yotte, meishi, fukushi, kandoushi nado koto naru hinshimei de yobareru koto ni naru. Shikashi, motomoto ga onsei ya yousu wo hyousha shite jutsugo wo shuushoku suru youhou kara shuppatsu shite iru node, kekka toshite fukushi no youhou (jutsugo ni kakaru shuushokugo) ga motto mo ooku naru.”

“Akan bekerja empat arah dari subjek, modifikator dan kata yang dapat berdiri sendiri dan disebut dengan nama yang digunakan, tergantung pada bagaimana jenis kata, kata benda, kata keterangan, kata seru. Tetapi selama menggambarkan bunyi dan situasi dan perubahan predikat maka hasilnya penggunaan adverbia semakin besar (perubahan diterapkan tergantung pada predikat).”

(12)

4

Universitas Kristen Maranatha fukushi (副 詞) karena selama menggambarkan keadaan dan perubahan pada

predikat penggunaan fukushi (副詞) atau adverbia semakin besar.

Pada penelitian ini akan dibahas mengenai gitaigo yang berkaitan dengan perasaan manusia. Perasaan adalah rasa atau keadaan batin dari hasil perbuatan saat menanggapi sesuatu. Menurut Kartono (1984 :110) pengertian perasaan adalah :

Renjana disebut pula dengan perasaan. Maka merasa itu adalah kemampuan untuk menghayati perasaan atau renjana. Renjana ini bergantung pada (a) isi-isi kesadaran, (b) kepribadian seseorang, dan (c) kondisi psikisnya.

Dari kutipan tersebut dapat dipahami bahwa renjana merupakan kata lain dari perasaan. Terjadinya perasaan juga bergantung pada kondisi psikis seseorang, sikap atau kepribadian seseorang dan bergantung pada kesadaran seseorang.

Penulis akan meneliti mengenai gitaigo yang berkaitan dengan perasaan manusia perasaan ini berkaitan dengan onomatope karena onomatope merupakan kata yang diungkapkan untuk menunjukkan ekspresi dan perasaan pembicara. Menurut Hida dan Asada (2002 : xi) gitaigo yang berkaitan dengan perasaan :

「擬態語は対象である様 子や心情を 言葉という手段によって表現

したものであって。」

“Gitaigo wa taishou de aru yousu ya shinjou wo kotoba to iu shudan ni yotte hyougen shita mono de atte.”

“Gitaigo berfungsi sebagai representasi bahasa atau kata yang menunjukkan suatu perasaan dan ekspresi dari sebuah objek.”

(13)

5

Universitas Kristen Maranatha dikatakan yang dapat berasal dari lingkungan sekitar. Contoh gitaigo (擬態語)

yang berkaitan dengan perasaan adalahうんざりmemiliki makna perasaan yang menjijikkan, muak atau menyebalkan, すっきり memiliki makna perasaan lega setelah masalah berakhir, そ わ そ わ memiliki makna kegelisahan akibat kecemasan atau kegembiraan tentang sesuatu.

Perhatikan contoh gitaigo berikut :

1. 救急車の前に不法駐車、まったくいらいらする。

(Kyuukyuusha no mae ni fuhouchuusha, mattaku iraira suru.)

Sebuah mobil parkir sembarangan di depan mobil ambulans, sungguh menjengkelkan.

(UGJO : 1995 :7) Pada contoh kalimat no 1 kata い ら い ら (iraira) merupakan gitaigo yang memiliki makna jengkel atau kesal. Hal ini biasanya dikarenakan seseorang jengkel atau kesal yang disebabkan oleh aksi atau perbuatan seseorang atau keadaan yang menjengkelkan misalnya saat seseorang menunggu sangat lama makanan yang ia pesan. Kata いらいら (iraira) biasanya sering diikuti dengan kata する(suru) karena untuk mengungkapkan perasaan sendiri. Kata いらいら (iraira) merupakan gitaigo yang menunjukkan gitaigo perasaan kesal atau jengkel.

救 急 車 の 前 に merupakan keterangan yang menunjukkan tempat, 不 法 駐 車 merupakan objek, まったくmerupakan keterangan yang menerangkanいらいら,

(14)

6

Universitas Kristen Maranatha dimana ada sebuah mobil yang memarkir mobilnya sembarangan di depan mobil

ambulans dan hal itu membuatnya jengkel atau kesal.

2. うっとりするような美人が現れて、家の中に私を招き入れた。

(Uttori suru youna bijin ga arawarete, ie no naka ni watashi wo maneki ireta)

Jika diberikan hadiah seorang wanita cantik rasanya melayang dan ingin mengundangnya/mengajaknya kerumah.

(UGJO : 1995 : 12) Pada contoh kalimat no 2 kata うっと り (uttori) merupakan gitaigo yang memiliki makna perasaan berkhayal atau membayangkan seperti orang mabuk. Kata うっとり (uttori) juga bisa dikatakan ungkapan saat seseorang yang merasa berada dalam dunianya sendiri. Kata う っ と り (uttori) ini merupakan gitaigo yang menunjukkan perasaan melayang atu membayangkan sesuatu. Perasaan ini terjadi disebabkan karena melihat atau mendengar sesuatu yang indah atau menyenangkan. うっとりmerupakan keterangan, する merupakan predikat, 美

人 が merupakan subjek, 現 れ て merupakan predikat, 家 の 中 に merupakan keterangan yang menunjukkan tempat, 私 を merupakan objek, 招 き 入 れ た merupakan predikat. Dalam kalimat ini う っ と り (uttori) berfungsi untuk menjelaskan kata現れて(arawarete). Kalimat ini menceritakan saat seorang laki-laki saat diberikan hadiah seorang wanita cantik dia merasa perasaannya melayang sampai rasanya ingin mengajak wanita cantik itu untuk datang kerumahnya.

(15)

7

Universitas Kristen Maranatha meneliti lebih lanjut mengenai penggunaan gitaigo (擬 態 語) dalam bahasa

Jepang yang berkaitan dengan perasaan.

1.2 Rumusan Masalah

Dari paparan latar belakang masalah, penulis dapat merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan gitaigo (擬態語) yang berkaitan dengan perasaan dalam bahasa Jepang?

2. Apa makna gitaigo (擬 態 語) yang berkaitan dengan perasaan dalam kalimat bahasa Jepang?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan penulis adalah :

1. Mendeskripsikan penggunaan gitaigo (擬 態 語) yang berkaitan dengan perasaan dalam bahasa Jepang.

2. Mendeskripsikan makna gitaigo (擬態語) yang berkaitan dengan perasaan dalam bahasa Jepang.

1.4 Metode Penelitian dan Teknik Penelitian

(16)

8

Universitas Kristen Maranatha “Secara deskriptif peneliti dapat memeriksa ciri-ciri, sifat-sifat, serta

gambaran data melalui pemilahan data yang dilakukan pada tahap pemilahan data setelah data terkumpul.”

Langkah-langkah untuk penelitian adalah sebagai berikut:

1. Perumusan tema .

2. Melakukan studi pustaka untuk mengumpulkan referensi mengenai gitaigo (擬態語).

3. Pencarian data. 4. Pengumpulan data.

5. Mengklasifikasikan data yang telah dikumpulkan untuk diteliti. 6. Menganalisis data yang telah terkumpul.

7. Menyimpulkan hasil penelitian.

Teknik kajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik studi pustaka.

1.5 Organisasi Penulisan

Dengan demikian, tahap penelitian ini akan terbentuk dalam empat bab yang mencakup landasan teori, analisis data yang diteliti, dan juga kesimpulan yang diambil oleh penulis. Untuk mempermudah cara penulisan, penulis menggunakan organisasi penulisan sebagai berikut:

(17)

9

Universitas Kristen Maranatha Dengan adanya organisasi penulisan skripsi ini, penulis berharap pembaca

(18)

54

Universitas Kristen Maranatha BAB IV

SIMPULAN

Dari hasil yang dilakukan penelitian pada bab III, kesimpulan yang didapat pada penelitian berdasarkan tujuan dilakukan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan 擬 態 語 (gitaigo) pada kalimat bahasa Jepang dapat berfungsi sebagai 副 詞 (fukushi), yaitu jika擬 態 語 (gitaigo) tersebut menjelaskan predikat. Namun ada kalanya 擬 態 語 (gitaigo) berfungsi sebagai predikat saat dilekati oleh ~ す る. Dari keseluruhan 擬 態 語 (gitaigo) dalam bahasa Jepang terdapat juga beberapa擬 態 語 (gitaigo) yang dapat di ikuti ~だ (da) ~な (na) ~の (no), 擬態語 (gitaigo) tersebut dapat berfungsi sebagai 名 詞 (meishi). Tetapi apabila menjelaskan predikat擬態語 (gitaigo) tersebut merupakan bagian dari

(fukushi).

2. 擬 態 語 (gitaigo) memiliki makna yang sama yaitu untuk menjelaskan

(19)

55

DAFTAR PUSTAKA

Akiba, Michihaku. 2011. Kimi wa Ima. Japan: Gakken Publishing. Asano, Atsuko. 2007. Love Letter. Japan: Atarashi Nihon.

Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Djajasudarma, 2010. Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung. Reflika Aditama.

Kartini, Kartono.1984. Psikologi Umum. Bandung: Alumni. Kazumi. 2002. Neko no monogatari. Japan: The animal Press.Ltd. Kridalaksana, Harimukti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.

Lea, Miyakoshi. 1998. Kodomo no goi wo yautakani suru. Japan: Sastra.INC. Makino, Seichi dkk. 1986. A Dictionary Of Basic Japanese Grammar. Japan: The

Japan Times.

Masuda, Chihoko. 2000. Taiyou ni seo muketa himawari. Japan: Sastra.INC. Mariko, Kanbe. 2006. Furonteia. Japan: Sastra.INC.

Miyamoto, Mayumi. 2013. Saitou Hitori. Japan: PHP Kenkyuusho. Murakami, Ryu. 2000. Shiratori. Japan: Kentousha.

Nakagawa, Chihiro. 2013. Shonbori shinaide negumi-kun. Japan: Sastra.INC. Nakamura, Hiroshi. 2004. Genki ni naru. Japan: Sastra.INC.

(20)

56

Ramlan. 1986. Sintaksis. Yogyakarta: CV. Karyono.

Richard, Jack dkk, 1985. Longman Dictionary Of Applied Linguistics. London. Longman Group UK Limited.

Rizuyama, Nosaki. 2009. Rizuyama. Japan: PHP Kenkyuusho.

Sasaki yukiko, Aramu. 1999. Gengo Gaku To Nihongo Kyoiku. Tokyo: Mori Moto Insatsu.

Sunao. 2013. Kawasemi no mori de. Japan: PHP Genkyuusho.

Thompson, Vicky L. 2004. Himitsu no Love. Japan: Kabushiki Kaisya Harlequin. Toshiko, Atauda. 1995. Giongo Gitaigo Tsukaikata Jiten. Japan: Kizutshubusesha. Toshiko, Ishida. 1994. Nihongo Kyoujuhou. Tokyo: Daishukanshoten 9.

Tsuchiya, Michiko. 2006. Gakkou Recipe. Japan: Sastra.INC. Tsujimura, Natsuko. 1996. Japanese Linguistic. USA: Blackwell. Yasujiro, Ueda. 2000. Tanoshi Kikana ware ga jinsei. Japan: Sastra.INC. Yokomizo, Masao. 2007. Tsuka. Japan: Sastra.INC.

Referensi

Dokumen terkait

Tersajinya Kualitas Laporan Keuangan yang Sesuai Dengan Sistem Akuntansi Pemerintah (Sap) Tanggapan Atas Temuan Pemeriksa Internal dan Eksternal, Rencana Tindak Lanjut Temuan

To answer the wide demand of precise DEMs over Tropical and Northern areas, frequently covered by clouds, a study was performed to integrate StripMap radargrammetric

Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah Pemenuhan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Teknis dan Umum Peradilan Tingkat Banding dan Tingkat Daerah2. Jangka Waktu Pelaksanaan Keg/Tahun ke

International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XXXIX-B4, 2012 XXII ISPRS Congress, 25 August – 01 September 2012,

Perencanaan pembangunan partisipasi (studi Tentang penyusunan Rencana Pembangunan jangka Menengah Daerah Kota Medan tahun

[r]

PERBAND INGAN GAYA MENGAJAR KOMAND O D AN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SENI GERAK BELA D IRI TARUNG D ERAJAT D I SMAN 9 BAND UNG..

[r]