ABSTRACT
This study aimed to analyze the effect of the application of modern tax administration system to compliance paying taxes. This study used a questionnaire survey to taxpayers resolve their tax obligations on KPP Karees convenience sampling method. Statistical analysis used a simple regression analysis using SPSS 17.0. The test results showed that the application of modern tax administration system affect compliance paying taxes. Effect of adoption of modern tax administration system for compliance paying taxes is 28.8% while the remaining 71.2% is influenced by other factors.
ix
Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan sistem administrasi perpajakan modern terhadap kepatuhan membayar pajak. Penelitian ini menggunakan survey kuesioner terhadap wajib pajak yang menyelesaiakan kewajiban perpajakannya pada KPP Karees metode convenience sampling. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dengan menggunakan SPSS 17.0. Hasil pengujian menunjukan bahwa penerapan sistem administrasi perpajakan modern berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak. Pengaruh penerapan sistem administrasi perpajakan modern terhadap kepatuhan membayar pajak adalah sebesar 28,8% sedangkan sisanya sebesar 71,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRACT ... viii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 5
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 7
xi
Universitas Kristen Maranatha
2.2. Fungsi Pajak ... 8
2.3. Syarat Pemungut Pajak ... 9
2.4. Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak ... 11
2.5. Asas-Asas Pemungutan Pajak ... 13
2.6. Sistem Pemungutan Pajak ... 13
2.7. Sistem Administrasi Perpajakan ... 14
2.8. Reformasi Administrasi Perpajakan ... 15
2.9. Pengertian Modernisasi ... 18
2.10. Konsep dan Tujuan Modernisasi Perpajakan ... 18
2.11. Pengertian Sistem Administrasi Perpajakan ... 20
2.12 Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan ... 20
2.13. Konsep Umum Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan ... 22
2.14. Karakteristik Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan ... 23
2.15. Kepatuhan ... 29
2.15.1. Definisi Kepatuhan ... 29
2.15.2. Kriteria Wajib Pajak Patuh ... 29
2.15.3. Syarat-syarat Menjadi Wajib Pajak Patuh ... 30
2.15.4. Proses Penetapan Wajib Pajak Patuh ... 32
2.16. Keranka Pemikiran ... 34
2.17. Hipotesis ... 36
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 37
3.1. Objek Penelitian ... 37
3.1.1. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) ... 37
3.2. Metode Penelitian... 40
3.2.1. Populasi ... 40
3.2.2. Sampel ... 40
3.3. Pengukuran Variabel dan Definisi Operasional ... 41
3.3.1. Sistem Perpajakan Administrasi Modern ... 42
3.3.2. Kepatuhan Wajib Pajak ... 43
3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 46
3.4.1. Jenis Data ... 46
3.4.2. Metode Pengumpulan Data ... 46
3.5. Teknik Pengujian Data ... 47
3.5.1. Uji Validitas ... 47
3.5.2. Uji Reliabilitas ... 47
3.5.3. Uji Asumsi Klasik ... 48
3.5.3.1. Uji Normalitas ... 48
3.5.4. Uji Regresi Linier Sederhana ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50
4.1. Administrasi Perpajakan Modern Dilakukan oleh Wajib Pajak dan Fiskus ... 50
4.2 Pengaruh Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak ... 51
4.2.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 51
4.2.2. Deskripsi Kuesioner ... 51
4.2.3. Identifikasi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52
xiii
Universitas Kristen Maranatha
4.2.5. Identifikasi Berdasarkan Tingkat Penghasilan ... 53
4.2.6. Identifikasi Berdasarkan Lama Bekerja ... 54
4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 54
4.3.1. Uji Validitas ... 54
4.3.2. Uji Reliabilitas ... 57
4.4. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 58
4.4.1. Uji Normalitas ... 58
4.5. Analisis Regresi Sederhana ... 59
4.5.1. Pengujian Model Regresi Secara Simultan ... 59
4.5.2. Uji Koefisien Determinasi... 60
4.5.3. Pembahasan Pengujian Hipotesis ... 61
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 63
5.1 Simpulan ... 63
5.2 Saran ... 64
5.3. Keterbatasan Penelitian ... 64
DAFTAR PUSTAKA ... 66
LAMPIRAN ... 68
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xv
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.2 Operasional Variabel ... 44
Tabel 4.1 Hasil Penyebaran Kuesioner ... 51
Tabel 4.2 Identifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52
Tabel 4.3 Identifikasi Responden Berdasarkan Usia ... 53
Tabel 4.4 Identifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan ... 53
Tabel 4.5 Identifikasi Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 54
Tabel 4.6 Uji Validitas Variabel Modernisasi Sistem Administrasi ... 55
Tabel 4.7 Uji Validitas Variabel Kepatuhan Membayar Pajak ... 57
Tabel 4.8 Uji Reliabilitas ... 58
Tabel 4.9 Uji Normalitas ... 59
Tabel 4.10 Uji Regresi Sederhana ... 59
Tabel 4.11 Uji Koefisien Determinasi ... 60
Tabel 4.12 Besar Pengaruh Secara Parsial ... 61
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A Kuesioner ... 68
Lampiran B Uji Validitas ... 72
Lampiran C Uji Reliabilitas ... 84
Lampiran D Uji Asumsi K;asik ... 85
Lampiran E Uji Regresi Sederhana ... 86
Lampiran F Uji Parsial ... 87
Lampiran G Data Tabulasi ... 88
1
Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada awalnya pajak merupakan suatu pungutan yang bersifat sukarela yang
digunakan untuk kepentingan negara seperti halnya menyediakan infrastruktur yang
memadai dan fasilitas-fasilitas publik yang bermanfaat. Seiring dengan berjalannya
waktu, saat ini pajak bukan lagi sebagai pemberian sukarela, namun pajak
merupakan peran aktif masyarakat dalam meningkatkan penerimaan negara
walaupun dipaksakan. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan kepentingan antara
masyarakat dan pemerintah. Masyarakat menginginkan apabila mereka melakukan
suatu pembayaran maka akan ada hasil yang didapat secara langsung, sedangkan
pemerintah tidak bisa memenuhi keinginan tersebut. Berdasarkan hal tersebut, pajak
dianggap sebagai suatu beban yang mengikat bagi masyarakat.
Penerimaan pajak sangat penting bagi pembangunan nasional maka
Direktorat Jendral Pajak sebagai instansi pemerintah yang bertanggung jawab dalam
hal ini harus berupaya bagaimana agar masyarakat bisa patuh dalam membayar
pajak. Hal ini dilakukan dengan cara memperbaiki sistem yang sudah ada menjadi
lebih efektif dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap administrasi
perpajakan serta produktivitas dan integritas para pegawai yang harus ditingkatkan.
Banyak hal yang menjadi permasalahan di dalam administrasi perpajakan,
masalah yang terjadi ada pada fiskus (pegawai pajak) sendiri misalnya adalah
Bab I. Pendahuluan 2
ketidakprofesionalan (korupsi), dan tidak memiliki strategi yang tepat untuk
memperbaiki administrasi perpajakan atas keluhan yang berasal dari wajib pajak.
Reformasi adminstrasi perpajakan harus dilakukan untuk memperbaiki efektivitas
dan efisiensi dari administrasi perpajakan, reformasi yang dilakukan seperti
memperbaiki pelayanan, penegakan hukum yang tegas, dan perbaikan terhadap
pelaksanaan kode etik fiskus itu sendiri.
Direktorat jenderal pajak sebagai lembaga harus berbenah memberi
pelayanan yang lebih baik kepada Wajib Pajak. Perbaikan pelayanan lewat program
perubahan (change program), penegakan hukum (law enforcement), dan pelaksanaan
kode etik yang lebih baik diprioritaskan agar adminstrasi perpajakan dapat berjalan
secara efektif dan efisien.
Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar kewajiban perpajakannya
merupakan hal penting dalam pemungutan pajak. Penyebab kurangnya pengetahuan
dan keinginan masyarakat terhadap pemenuhan kewajiban perpajakannya antara lain
asas perpajakan yaitu hasil pemungutan pajak tersebut tidak secara langsung
dinikmati oleh para Wajib Pajak. Perlu disadari bahwa fasilitas umum seperti jalan
raya, pembangunan sekolah-sekolah negeri, dan fasilitas umum lainnya adalah hasil
dari pembayaran pajak. Namun, masyarakat sendiri pada kenyataannya tidak suka
membayar pajak karena mereka tidak tahu wujud nyata imbalan dari uang yang
mereka keluarkan untuk membayar pajak.
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 235/KMK.03/2003
Direktorat Jenderal Pajak telah mengeluarkan kriteria Wajib Pajak Patuh. Wajib
Pajak Patuh adalah Wajib Pajak yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak
Bab I. Pendahuluan 3
Universitas Kristen Maranatha pengembalian pendahuluan atas kelebihan pembayaran pajak. Kriteria Wajib Pajak
Patuh tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan dalam 2
(dua) tahun terakhir.
2. Dalam tahun terakhir penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa yang
terlambat tidak lebih dari 3 (tiga) masa pajak untuk setiap jenis pajak dan
tidak berturut-turut.
3. Surat Pemberitahuan (SPT) Masa yang terlambat telah disampaikan tidak
lewat dari batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa masa
pajak berikutnya.
4. Tidak mempunyai tunggakan pajak yang semua jenis pajak.
a. Kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda
pembayaran pajak.
b. Tidak termasuk tunggakan pajak sehubungan dengan Surat Tagihan
Pajak (STP) yang diterbitkan untuk 2 (dua) masa pajak terakhir.
5. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir.
6. Dalam hal laporan keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau Badan
Pengawas Keuangan dan pembangunan harus dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian atau dengan pendapat wajar dengan pengecualian sepanjang
pengecualian tersebut tidak mempengaruhi laba rugi fiskal.
Konsep dari modernisasi perpajakan adalah pelayanan prima dan pengawasan
intensif dengan pelaksanaan good governance. Tujuan modernisasi antara lain,
Bab I. Pendahuluan 4
memacu produktivitas pegawai pajak yang tinggi. Modernisasi sendiri meliputi tiga
hal, yakni reformasi kebijakan, administrasi dan pengawasan. Keberhasilan
modernisasi perpajakan membutuhkan kerja sama dan keterbukaan hati dari kedua
belah pihak, baik dari Direktorat Jenderal Pajak maupun wajib pajak.
Sistem Modernisasi administrasi perpajakan ditandai dengan
pengorganisasian Kantor Pajak berdasarkan fungsi bukan berdasarkan jenis pajak.
Hal ini dilakukan untuk menghindari penumpukan pekerjaan dan kekuasaan. Selain
itu, sistem administrasi pada kantor modern menggunakan teknologi informasi
sehingga meningkatkan keefisienan. Untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan,
disusun SOP (Standard Operating Procedure) untuk masing-masing pekerjaan.
Modernisasi pajak juga menyediakan e-Registration untuk mendaftarkan diri sebagai
wajib pajak, (Surat Pemberitahuan electronic) e-SPT untuk aplikasi laporan,
sehingga menjadi paperless dan e-Filing untuk penyampaian Surat Pemberitahuan
(SPT) melalui sistem online dan real time.
Dari hal-hal yang telah dijelaskan tersebut, maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
kepatuhan wajib pajak. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk menguji hipotesis
mengenai penerapan sistem adminstrasi perpajakan modern terhadap kepatuhan
dalam membayar pajak. Berdasarkan uraian tersebut, penulis melakukan penelitian
mdengan judul “Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern
terhadap Kepatuhan Membayar Pajak ( Studi Kasus Pada KPP Pratama
Bandung Karees ) ”.
Bab I. Pendahuluan 5
Universitas Kristen Maranatha
1.2. Identifikasi Masalah
Adapun pokok masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimanakah administrasi perpajakan modern dilakukan oleh wajib pajak
dan fiskus ?
2. Sejauh mana pengaruh administrasi perpajakan modern terhadap kepatuhan
membayar pajak ?
1.3. Maksud danTujuan Penelitian
Adapun tujuan yang dirumuskan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimanakah wajib pajak dan fiskus melakuakn
administrasi perpajakan modern.
2. Untuk mengetahui sejauh manakah pengaruh administrasi perpajakan modern
terhadap kepatuhan membayar pajak.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, antara
lain:
1. Bagi Peneliti
Sebagai penerapan dari ilmu yang telah diperoleh dan menambah wawasan
dan juga informasi mengenai pengaruh dari penerapan sistem administrasi
modern terhadap kepatuhan dalam membayar pajak
2. Bagi Wajib Pajak
Memberikan manfaat bahwa pentingnya kepatuhan dalam membayar pajak
Bab I. Pendahuluan 6
terhadap sistem adminstrasi perpajakan. Maka diharapkan wajib pajak bisa
menjadi lebih patuh dalam membayar pajak.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya yang akan mengadakan kajian
secara lebih mendalam mengenai pembahasan ini dan diharapkan dapat
menambah wawasan dan informasi mengenai tingkat penghasilan,
64
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh
Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Membayar
Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees maka diperoleh
kesimpulan berdasarkan analisis statistik dan pembahasan yang diuraikan sebagai
berikut:
1. Menurut hasil pengujian berdasarkan uji statistik analisis regresi sederhana
mengenai variabel Sistem Administrasi Perpajakan Modern , menunjukkan
bahwa H0 ditolak yang berarti bahwa terdapat pengaruh antara Sistem
Administrasi Perpajakan Modern dengan Kepatuhan Membayar Pajak.
Secara parsial, besarnya pengaruh Sistem Administrasi Perpajakan Modern
terhadap Kepatuhan Membayar Pajak adalah sebesar 28,8%.
2. Berdasarkan hasil dari pengujian statistik nilai Adjusted R2 adalah 0,288 yang
menunjukkan bahwa pengaruh Sistem Administrasi Perpajakan Modern
terhadap Kepatuhan Membayar Pajak adalah sebesar 28,8% sedangkan
Bab V. Simpulan dan Saran 65
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan
beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi Wajib Pajak maupun
pihak-pihak yang berkaitan, yaitu:
1. Untuk peneliti agar dapat meneliti dengan menggunakan faktor-faktor lain
yang mempengaruhi Kepatuhan Membayar Pajak bagi wajib pajak
2. Dengan munculnya sistem administrasi perpajakan modern, wajib pajak
diharapkan lebih aktif lagi dan lebih patuh terhadap kewajiban perpajakannya
karena sistem administrasi yang lebih dipermudah.
3. Direktorat Jenderal Perpajakan lebih aktif lai dalam mensosialisasikan sistem
administrasi yang baru agar mempermudah wajib pajak dalam menyelesaikan
kewajibannya dan wajib pajak sendiri harus aktif dalam mencari informasi
terbaru mengenai perpajakan dan sistem administrasinya.
4. Bagi KPP penerapan modernisasi sistem administrasi perpajakan merupakan
bentuk perubahan administrasi perpajakan ke arah yang lebih baik.
pelaksanaan modernisasi sistem administrasi perpajakan saat ini semoga bisa
dipertahankan atau bila perlu ditingkatkan ke arah yang lebih baik demi terus
meningkatnya kepatuhan wajib pajak.
5.3 Keterbatasan Penelitian
1. Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan untuk seluruh KPP Pratama
di Bandung karena ruang lingkup dari penelitian ini hanya terbatas pada
Bab V. Simpulan dan Saran 65
Universitas Kristen Maranatha 2. Responden dalam penelitian ini hanya wajib pajak orang pribadi, sehingga
hasil analisis yang diperoleh hanya berlaku untuk wajib pajak orang pribadi,
tidak termasuk wajib pajak badan dan pengusaha kena pajak (PKP) .
3. Keterbatasan dalam memperoleh data sampel dikarenakan jumlah wajib pajak
DAFTAR PUSTAKA
Carolina, V. dan T. H. Simanjuntak. 2011. Pengaruh Tax Knowledge dan Persepsi
Tax Fairness terhadapTax Compliance Wajib Pajak Badan yang Terdaftar di KPP Madya Bandung. Prosiding Seminar Nasional “Problematika Hukum
dalam Implementasi Bisnis dan Investasi (Perspektif Multidisipliner)”.
Cooper, Pamela S. 2006. Metode Riset Bisnis. PT Media Global Edukasi, Jakarta.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Mutivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang
Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: Andi.
Massofa. 2008. Pengertian Administrasi Perpajakan, Kepatuhan dan Pajak
Internasional. Diakses dari
http://massofa.wordpress.com/2008/02/05/pengertian-administrasi-perpajakan-kepatuhan-dan-pajak-internasioanal/ pada tanggal 7 April 2013
Pandiangan, Liberti. 2008. Modernisasi & Reformasi Pelayanan Perpajakan
Berdasarkan UU Terbaru. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Penetapan Wajib Pajak Dengan Kriteria Tertentu Dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak.
Peraturan Menteri Keuangan No.132/PMK.01/2006
Peraturan Direktorat Jenderal Pajak No SE-15/PJ/2007 JO. SE25/PJ/2008,
Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia Konsep & Aspek Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Resmi, Siti. 2011. Perpajakan, Teori dan Kasus. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Rosdiana, Haula dan Irianto, Slamet Edi. 2011. Panduan Lengkap Tata Cara
Perpajakan di Indonesia. Jakarta: Visimedia
67
Universitas Kristen Maranatha Rusjdi, Muhammad, 2007, Ketentuan Umum Perpajakan dan Tata Cara Perpajakan
(KUP), Edisi Keempat, Penerbit Indeks, Jakarta.
Sofyan, Marcus Taufan. 2005. Pengaruh Sistem Modernisasi Administrasi
Perpajakan terhadap tingkat Kepatuhan Wajib Pajak. Skripsi. Tangerang:
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta, Bandung.
Suliyanto. 2007. Metode Riset Bisnis. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Sunjoyo, Setiawan, R., Carolina, V., Magdalena, N., dan Kurniawan, A. 2013.
Aplikasi SPSS untuk Smart Riset. Penerbit Alfabeta, Bandung.