• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak (Studi Kasus Pada KPP Karees).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak (Studi Kasus Pada KPP Karees)."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

This study aimed to analyze the effect of the application of modern tax administration system to compliance paying taxes. This study used a questionnaire survey to taxpayers resolve their tax obligations on KPP Karees convenience sampling method. Statistical analysis used a simple regression analysis using SPSS 17.0. The test results showed that the application of modern tax administration system affect compliance paying taxes. Effect of adoption of modern tax administration system for compliance paying taxes is 28.8% while the remaining 71.2% is influenced by other factors.

(2)

ix

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan sistem administrasi perpajakan modern terhadap kepatuhan membayar pajak. Penelitian ini menggunakan survey kuesioner terhadap wajib pajak yang menyelesaiakan kewajiban perpajakannya pada KPP Karees metode convenience sampling. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dengan menggunakan SPSS 17.0. Hasil pengujian menunjukan bahwa penerapan sistem administrasi perpajakan modern berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak. Pengaruh penerapan sistem administrasi perpajakan modern terhadap kepatuhan membayar pajak adalah sebesar 28,8% sedangkan sisanya sebesar 71,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 7

(4)

xi

Universitas Kristen Maranatha

2.2. Fungsi Pajak ... 8

2.3. Syarat Pemungut Pajak ... 9

2.4. Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak ... 11

2.5. Asas-Asas Pemungutan Pajak ... 13

2.6. Sistem Pemungutan Pajak ... 13

2.7. Sistem Administrasi Perpajakan ... 14

2.8. Reformasi Administrasi Perpajakan ... 15

2.9. Pengertian Modernisasi ... 18

2.10. Konsep dan Tujuan Modernisasi Perpajakan ... 18

2.11. Pengertian Sistem Administrasi Perpajakan ... 20

2.12 Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan ... 20

2.13. Konsep Umum Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan ... 22

2.14. Karakteristik Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan ... 23

2.15. Kepatuhan ... 29

2.15.1. Definisi Kepatuhan ... 29

2.15.2. Kriteria Wajib Pajak Patuh ... 29

2.15.3. Syarat-syarat Menjadi Wajib Pajak Patuh ... 30

2.15.4. Proses Penetapan Wajib Pajak Patuh ... 32

2.16. Keranka Pemikiran ... 34

2.17. Hipotesis ... 36

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 37

3.1. Objek Penelitian ... 37

3.1.1. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) ... 37

(5)

3.2. Metode Penelitian... 40

3.2.1. Populasi ... 40

3.2.2. Sampel ... 40

3.3. Pengukuran Variabel dan Definisi Operasional ... 41

3.3.1. Sistem Perpajakan Administrasi Modern ... 42

3.3.2. Kepatuhan Wajib Pajak ... 43

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.4.1. Jenis Data ... 46

3.4.2. Metode Pengumpulan Data ... 46

3.5. Teknik Pengujian Data ... 47

3.5.1. Uji Validitas ... 47

3.5.2. Uji Reliabilitas ... 47

3.5.3. Uji Asumsi Klasik ... 48

3.5.3.1. Uji Normalitas ... 48

3.5.4. Uji Regresi Linier Sederhana ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

4.1. Administrasi Perpajakan Modern Dilakukan oleh Wajib Pajak dan Fiskus ... 50

4.2 Pengaruh Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak ... 51

4.2.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 51

4.2.2. Deskripsi Kuesioner ... 51

4.2.3. Identifikasi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52

(6)

xiii

Universitas Kristen Maranatha

4.2.5. Identifikasi Berdasarkan Tingkat Penghasilan ... 53

4.2.6. Identifikasi Berdasarkan Lama Bekerja ... 54

4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 54

4.3.1. Uji Validitas ... 54

4.3.2. Uji Reliabilitas ... 57

4.4. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 58

4.4.1. Uji Normalitas ... 58

4.5. Analisis Regresi Sederhana ... 59

4.5.1. Pengujian Model Regresi Secara Simultan ... 59

4.5.2. Uji Koefisien Determinasi... 60

4.5.3. Pembahasan Pengujian Hipotesis ... 61

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 63

5.1 Simpulan ... 63

5.2 Saran ... 64

5.3. Keterbatasan Penelitian ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN ... 68

(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(8)

xv

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.2 Operasional Variabel ... 44

Tabel 4.1 Hasil Penyebaran Kuesioner ... 51

Tabel 4.2 Identifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52

Tabel 4.3 Identifikasi Responden Berdasarkan Usia ... 53

Tabel 4.4 Identifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan ... 53

Tabel 4.5 Identifikasi Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 54

Tabel 4.6 Uji Validitas Variabel Modernisasi Sistem Administrasi ... 55

Tabel 4.7 Uji Validitas Variabel Kepatuhan Membayar Pajak ... 57

Tabel 4.8 Uji Reliabilitas ... 58

Tabel 4.9 Uji Normalitas ... 59

Tabel 4.10 Uji Regresi Sederhana ... 59

Tabel 4.11 Uji Koefisien Determinasi ... 60

Tabel 4.12 Besar Pengaruh Secara Parsial ... 61

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Kuesioner ... 68

Lampiran B Uji Validitas ... 72

Lampiran C Uji Reliabilitas ... 84

Lampiran D Uji Asumsi K;asik ... 85

Lampiran E Uji Regresi Sederhana ... 86

Lampiran F Uji Parsial ... 87

Lampiran G Data Tabulasi ... 88

(10)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada awalnya pajak merupakan suatu pungutan yang bersifat sukarela yang

digunakan untuk kepentingan negara seperti halnya menyediakan infrastruktur yang

memadai dan fasilitas-fasilitas publik yang bermanfaat. Seiring dengan berjalannya

waktu, saat ini pajak bukan lagi sebagai pemberian sukarela, namun pajak

merupakan peran aktif masyarakat dalam meningkatkan penerimaan negara

walaupun dipaksakan. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan kepentingan antara

masyarakat dan pemerintah. Masyarakat menginginkan apabila mereka melakukan

suatu pembayaran maka akan ada hasil yang didapat secara langsung, sedangkan

pemerintah tidak bisa memenuhi keinginan tersebut. Berdasarkan hal tersebut, pajak

dianggap sebagai suatu beban yang mengikat bagi masyarakat.

Penerimaan pajak sangat penting bagi pembangunan nasional maka

Direktorat Jendral Pajak sebagai instansi pemerintah yang bertanggung jawab dalam

hal ini harus berupaya bagaimana agar masyarakat bisa patuh dalam membayar

pajak. Hal ini dilakukan dengan cara memperbaiki sistem yang sudah ada menjadi

lebih efektif dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap administrasi

perpajakan serta produktivitas dan integritas para pegawai yang harus ditingkatkan.

Banyak hal yang menjadi permasalahan di dalam administrasi perpajakan,

masalah yang terjadi ada pada fiskus (pegawai pajak) sendiri misalnya adalah

(11)

Bab I. Pendahuluan 2

ketidakprofesionalan (korupsi), dan tidak memiliki strategi yang tepat untuk

memperbaiki administrasi perpajakan atas keluhan yang berasal dari wajib pajak.

Reformasi adminstrasi perpajakan harus dilakukan untuk memperbaiki efektivitas

dan efisiensi dari administrasi perpajakan, reformasi yang dilakukan seperti

memperbaiki pelayanan, penegakan hukum yang tegas, dan perbaikan terhadap

pelaksanaan kode etik fiskus itu sendiri.

Direktorat jenderal pajak sebagai lembaga harus berbenah memberi

pelayanan yang lebih baik kepada Wajib Pajak. Perbaikan pelayanan lewat program

perubahan (change program), penegakan hukum (law enforcement), dan pelaksanaan

kode etik yang lebih baik diprioritaskan agar adminstrasi perpajakan dapat berjalan

secara efektif dan efisien.

Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar kewajiban perpajakannya

merupakan hal penting dalam pemungutan pajak. Penyebab kurangnya pengetahuan

dan keinginan masyarakat terhadap pemenuhan kewajiban perpajakannya antara lain

asas perpajakan yaitu hasil pemungutan pajak tersebut tidak secara langsung

dinikmati oleh para Wajib Pajak. Perlu disadari bahwa fasilitas umum seperti jalan

raya, pembangunan sekolah-sekolah negeri, dan fasilitas umum lainnya adalah hasil

dari pembayaran pajak. Namun, masyarakat sendiri pada kenyataannya tidak suka

membayar pajak karena mereka tidak tahu wujud nyata imbalan dari uang yang

mereka keluarkan untuk membayar pajak.

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 235/KMK.03/2003

Direktorat Jenderal Pajak telah mengeluarkan kriteria Wajib Pajak Patuh. Wajib

Pajak Patuh adalah Wajib Pajak yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak

(12)

Bab I. Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha pengembalian pendahuluan atas kelebihan pembayaran pajak. Kriteria Wajib Pajak

Patuh tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan dalam 2

(dua) tahun terakhir.

2. Dalam tahun terakhir penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa yang

terlambat tidak lebih dari 3 (tiga) masa pajak untuk setiap jenis pajak dan

tidak berturut-turut.

3. Surat Pemberitahuan (SPT) Masa yang terlambat telah disampaikan tidak

lewat dari batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa masa

pajak berikutnya.

4. Tidak mempunyai tunggakan pajak yang semua jenis pajak.

a. Kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda

pembayaran pajak.

b. Tidak termasuk tunggakan pajak sehubungan dengan Surat Tagihan

Pajak (STP) yang diterbitkan untuk 2 (dua) masa pajak terakhir.

5. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang

perpajakan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir.

6. Dalam hal laporan keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau Badan

Pengawas Keuangan dan pembangunan harus dengan pendapat wajar tanpa

pengecualian atau dengan pendapat wajar dengan pengecualian sepanjang

pengecualian tersebut tidak mempengaruhi laba rugi fiskal.

Konsep dari modernisasi perpajakan adalah pelayanan prima dan pengawasan

intensif dengan pelaksanaan good governance. Tujuan modernisasi antara lain,

(13)

Bab I. Pendahuluan 4

memacu produktivitas pegawai pajak yang tinggi. Modernisasi sendiri meliputi tiga

hal, yakni reformasi kebijakan, administrasi dan pengawasan. Keberhasilan

modernisasi perpajakan membutuhkan kerja sama dan keterbukaan hati dari kedua

belah pihak, baik dari Direktorat Jenderal Pajak maupun wajib pajak.

Sistem Modernisasi administrasi perpajakan ditandai dengan

pengorganisasian Kantor Pajak berdasarkan fungsi bukan berdasarkan jenis pajak.

Hal ini dilakukan untuk menghindari penumpukan pekerjaan dan kekuasaan. Selain

itu, sistem administrasi pada kantor modern menggunakan teknologi informasi

sehingga meningkatkan keefisienan. Untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan,

disusun SOP (Standard Operating Procedure) untuk masing-masing pekerjaan.

Modernisasi pajak juga menyediakan e-Registration untuk mendaftarkan diri sebagai

wajib pajak, (Surat Pemberitahuan electronic) e-SPT untuk aplikasi laporan,

sehingga menjadi paperless dan e-Filing untuk penyampaian Surat Pemberitahuan

(SPT) melalui sistem online dan real time.

Dari hal-hal yang telah dijelaskan tersebut, maka penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

kepatuhan wajib pajak. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk menguji hipotesis

mengenai penerapan sistem adminstrasi perpajakan modern terhadap kepatuhan

dalam membayar pajak. Berdasarkan uraian tersebut, penulis melakukan penelitian

mdengan judul “Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern

terhadap Kepatuhan Membayar Pajak ( Studi Kasus Pada KPP Pratama

Bandung Karees ) ”.

(14)

Bab I. Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha

1.2. Identifikasi Masalah

Adapun pokok masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimanakah administrasi perpajakan modern dilakukan oleh wajib pajak

dan fiskus ?

2. Sejauh mana pengaruh administrasi perpajakan modern terhadap kepatuhan

membayar pajak ?

1.3. Maksud danTujuan Penelitian

Adapun tujuan yang dirumuskan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimanakah wajib pajak dan fiskus melakuakn

administrasi perpajakan modern.

2. Untuk mengetahui sejauh manakah pengaruh administrasi perpajakan modern

terhadap kepatuhan membayar pajak.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, antara

lain:

1. Bagi Peneliti

Sebagai penerapan dari ilmu yang telah diperoleh dan menambah wawasan

dan juga informasi mengenai pengaruh dari penerapan sistem administrasi

modern terhadap kepatuhan dalam membayar pajak

2. Bagi Wajib Pajak

Memberikan manfaat bahwa pentingnya kepatuhan dalam membayar pajak

(15)

Bab I. Pendahuluan 6

terhadap sistem adminstrasi perpajakan. Maka diharapkan wajib pajak bisa

menjadi lebih patuh dalam membayar pajak.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya yang akan mengadakan kajian

secara lebih mendalam mengenai pembahasan ini dan diharapkan dapat

menambah wawasan dan informasi mengenai tingkat penghasilan,

(16)

64

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh

Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Membayar

Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees maka diperoleh

kesimpulan berdasarkan analisis statistik dan pembahasan yang diuraikan sebagai

berikut:

1. Menurut hasil pengujian berdasarkan uji statistik analisis regresi sederhana

mengenai variabel Sistem Administrasi Perpajakan Modern , menunjukkan

bahwa H0 ditolak yang berarti bahwa terdapat pengaruh antara Sistem

Administrasi Perpajakan Modern dengan Kepatuhan Membayar Pajak.

Secara parsial, besarnya pengaruh Sistem Administrasi Perpajakan Modern

terhadap Kepatuhan Membayar Pajak adalah sebesar 28,8%.

2. Berdasarkan hasil dari pengujian statistik nilai Adjusted R2 adalah 0,288 yang

menunjukkan bahwa pengaruh Sistem Administrasi Perpajakan Modern

terhadap Kepatuhan Membayar Pajak adalah sebesar 28,8% sedangkan

(17)

Bab V. Simpulan dan Saran 65

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan

beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi Wajib Pajak maupun

pihak-pihak yang berkaitan, yaitu:

1. Untuk peneliti agar dapat meneliti dengan menggunakan faktor-faktor lain

yang mempengaruhi Kepatuhan Membayar Pajak bagi wajib pajak

2. Dengan munculnya sistem administrasi perpajakan modern, wajib pajak

diharapkan lebih aktif lagi dan lebih patuh terhadap kewajiban perpajakannya

karena sistem administrasi yang lebih dipermudah.

3. Direktorat Jenderal Perpajakan lebih aktif lai dalam mensosialisasikan sistem

administrasi yang baru agar mempermudah wajib pajak dalam menyelesaikan

kewajibannya dan wajib pajak sendiri harus aktif dalam mencari informasi

terbaru mengenai perpajakan dan sistem administrasinya.

4. Bagi KPP penerapan modernisasi sistem administrasi perpajakan merupakan

bentuk perubahan administrasi perpajakan ke arah yang lebih baik.

pelaksanaan modernisasi sistem administrasi perpajakan saat ini semoga bisa

dipertahankan atau bila perlu ditingkatkan ke arah yang lebih baik demi terus

meningkatnya kepatuhan wajib pajak.

5.3 Keterbatasan Penelitian

1. Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan untuk seluruh KPP Pratama

di Bandung karena ruang lingkup dari penelitian ini hanya terbatas pada

(18)

Bab V. Simpulan dan Saran 65

Universitas Kristen Maranatha 2. Responden dalam penelitian ini hanya wajib pajak orang pribadi, sehingga

hasil analisis yang diperoleh hanya berlaku untuk wajib pajak orang pribadi,

tidak termasuk wajib pajak badan dan pengusaha kena pajak (PKP) .

3. Keterbatasan dalam memperoleh data sampel dikarenakan jumlah wajib pajak

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Carolina, V. dan T. H. Simanjuntak. 2011. Pengaruh Tax Knowledge dan Persepsi

Tax Fairness terhadapTax Compliance Wajib Pajak Badan yang Terdaftar di KPP Madya Bandung. Prosiding Seminar Nasional “Problematika Hukum

dalam Implementasi Bisnis dan Investasi (Perspektif Multidisipliner)”.

Cooper, Pamela S. 2006. Metode Riset Bisnis. PT Media Global Edukasi, Jakarta.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Mutivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang

Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: Andi.

Massofa. 2008. Pengertian Administrasi Perpajakan, Kepatuhan dan Pajak

Internasional. Diakses dari

http://massofa.wordpress.com/2008/02/05/pengertian-administrasi-perpajakan-kepatuhan-dan-pajak-internasioanal/ pada tanggal 7 April 2013

Pandiangan, Liberti. 2008. Modernisasi & Reformasi Pelayanan Perpajakan

Berdasarkan UU Terbaru. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Penetapan Wajib Pajak Dengan Kriteria Tertentu Dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak.

Peraturan Menteri Keuangan No.132/PMK.01/2006

Peraturan Direktorat Jenderal Pajak No SE-15/PJ/2007 JO. SE25/PJ/2008,

Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia Konsep & Aspek Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Resmi, Siti. 2011. Perpajakan, Teori dan Kasus. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Rosdiana, Haula dan Irianto, Slamet Edi. 2011. Panduan Lengkap Tata Cara

Perpajakan di Indonesia. Jakarta: Visimedia

(20)

67

Universitas Kristen Maranatha Rusjdi, Muhammad, 2007, Ketentuan Umum Perpajakan dan Tata Cara Perpajakan

(KUP), Edisi Keempat, Penerbit Indeks, Jakarta.

Sofyan, Marcus Taufan. 2005. Pengaruh Sistem Modernisasi Administrasi

Perpajakan terhadap tingkat Kepatuhan Wajib Pajak. Skripsi. Tangerang:

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta, Bandung.

Suliyanto. 2007. Metode Riset Bisnis. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Sunjoyo, Setiawan, R., Carolina, V., Magdalena, N., dan Kurniawan, A. 2013.

Aplikasi SPSS untuk Smart Riset. Penerbit Alfabeta, Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif kualitatif yang merupakan suatu penelitian yang diupayakan untuk mengamati permasalahan tentang materi

Membran terbaik yang dapat digunakan dalam pemisahan larutan detergen ialah pada konsentrasi NPE 5% yang memiliki nilai indeks rejeksi di atas

Penelitian ini meliputi beberapa tahap, yaitu pelepasan dan penghitungan jumlah polen kelapa sawit yang menempel pada tubuh kumbang betina, penyusunan peta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister. Program Studi

Fogli (2006, dalam Kazi Omar Siddiqi 2011 : 13) mendefinisikan kualitas layanan sebagai "penghakiman global atau sikap berkaitan dengan layanan tertentu, keseluruhan

1) Perasaan indrawi; adalah perasaan yang timbul sebagai akibat adanya perangsang-perangsang jasmaniah (fisik): seperti rangsangan sakit, panas, dingin, berat, harum dan

Beberapa cara untuk mengurangi nilai strategis bahan nuklir meliputi : Mengurangi konsentrasi bahan fisil yang mengakibatkan menaikkan jumlah bahan bakar bekas sampai mencapai

Dari hasil Post-Hoc dapat diketahui bahwa ada perbedaan yang bermakna dalam persen penghambatan geliat antara peringkat dosis parasetamol 45,5 mg/kgBB dengan dosis parasetamol