EFEK PULSING DAN HOLDING TERHADAP LAMA
KESEGARAN BUNGA POTONG MAWAR (Rosa hybrida)
SKRIPSI
Oleh :
I GEDE SANI CARYANA 1105105077
KONSENTRASI AGRONOMI DAN HORTIKULTURA PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA
i
EFEK PULSING DAN HOLDING TERHADAP LAMA
KESEGARAN BUNGA POTONG MAWAR (Rosa hybrida)
SKRIPSI
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Udayana
OLEH :
I Gede Sani Caryana
1105105077
KONSENTRASI AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Saya bersedia
dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam aturan yang berlaku apabila terbukti
bahwa skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri atau mengandung tindakan
plagiarism.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat
dipergunakan seperlunya.
Denpasar, 29 Januari 2016
Yang menyatakan,
I Gede Sani Caryana
iii ABSTRAK
I Gede Sani Caryana. Nim. 1105105077. Efek Pulsing dan Holding Terhadap Lama Kesegaran Bunga Potong Mawar (Rosa hybrida)”. Dibimbing oleh : Prof. Dr. Ir. Made Sudiana Mahendra, M.App.Sc. dan Ida Ayu Putri Darmawati, SP,M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pulsing dan holding serta interaksinya terhadap lama kesegaran bunga mawar (Rosa hybrida). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana. Rancangan penelitian menggunakan metode rancangan acak Kelompok (RAK), yang terdiri dari dua tahap percobaan. Tahap I terdiri dari: P0, P1, P2, dan P3, sedangkan tahap II terdiri dari: H0, H1, H2, H3, dan H4. Terdapat 20 kombinasi perlakuan yang diulang tiga kali dan setiap botol berisi satu tangkai bunga yang seragam.
iv ABSTRACT
I Gede Sani Caryana. Nim. 1105105077. Effect Pulsing and Holding For Freshness of Rosa hybrida)”. Guide by : Prof. Dr. Ir. Made Sudiana Mahendra, M.App.Sc. and Ida Ayu Putri Darmawati, SP,M.Si.
This research aimed to reveal the impact of pulsing and holding as well as its interaction the vase life of Rosa hybrida. This research was conducted at Laboratory of Agronomy, Faculty of Agriculture, Udayana University. The method used in this study was complete by Blocked design or RAK (known as Rancangan Acak Kelompok) using two-stage trial, stage I : P0, P1, P2, and P3, whereas stage II : H0, H1, H2, H3, and H4. There were 20 combinations of treatments repeated three times and each bottle containsed one Rosa Hybrid stalk uniform.
The result of pulsing analysis shows that the effect was highly significant on the initial liquid pulsing pH, whereas the total liquid absorption pulsing effect was not significant. The result of holding analysis shows that the effect was highly significant on the initial liquid pH of holding and the liquid absorption of pulsing. The interaction between pulsing with holding concentration showed non significant effect on the vase life, flowers diameter and the amount of petals. Submersion on pulsing (6% sucrose) with holding (6% sucrose + 100 ppm actric acid) prolongsed the vase life of the flower, the longest 16,97 day’s or 3,89 day’s longer than controls.
v
RINGKASAN
Kendala yang dihadapi oleh florist khususnya bunga mawar dalam vas
yang digunakan untuk penyegar ruangan adalah menurunnya kualitas bunga
dengan cepat sehingga kesegaran tidak dapat dinikmati lebih lama.
Upaya mengatasai singkatnya kesegaran bunga mawar potong (Rosa
hybrida) maka dilakukan penelitian dengan judul Efek Pulsing dan Holding
terhadap Lama Kesegaran Bunga Mawar Potong (Rosa hybrida). Penelitian
bertujuan untuk mengetahui pengaruh larutan pulsing dan holding terhadap lama
kesegaran bunga/vase life.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agronomi dan Hortikultura,
Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Denpasar dari bulan Mei - Juni 2015.
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK).
Percobaan ini tediri dari dua tahap perendaman yaitu perendaman pulsing dan
holding. Tahap I perendaman pulsing terdiri dari empat level yaitu : aquades,
aquades + sukrosa 6% , aquades + asam sitrat 150 ppm, aquades + sukrosa 6% +
asam sitrat 150 ppm. Tahap II perendaman holding terdiri dari lima level yaitu :
aquades, aquades + asam sitrat 100 ppm, aquades +sukrosa 2% + asam sitrat 100
ppm, aquades +sukrosa 4% + asam sitrat 100 ppm, aquades + sukrosa 6% + asam
sitrat 100 ppm, terdapat 20 kombinasi perlakuan yang diulang tiga kali dan setiap
botol berisi satu tangkai bunga yang seragam.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan pulsing berpengaruh
sangat nyata terhadap pH awal larutan pulsing, sedangkan pada total larutan
pulsing terserap berpengaruh tidak nyata. Perlakuan holding berpengaruh sangat
nyata terhadap pH awal larutan holding dan total larutan holding terserap.
Interaksi antara kosentrasi pulsing dengan holding menunjukkan pengaruh yang
tidak nyata terhadap variabel lama kesegaran bunga, diameter bunga dan jumlah
mahkota bunga. Perendaman bunga potong mawar pada pulsing (sukrosa 6%)
dengan perendaman holding (sukrosa 6% + asam sitrat 100 ppm) dapat
memperpanjang lama kesegaran bunga mawar selama 16,97 hari atau 3,89 hari
vi
Judul : EFEK
PULSING DAN
HOLDING TERHADAP LAMA
KESEGARAN BUNGA POTONG MAWAR (Rosa
hybrida)
Nama : I Gede Sani Caryana
NIM : 1105105077
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Ir. M. Sudiana Mahendra, MAppSc. Ida Ayu Putri Darmawati, SP,M.Si. NIP. 19561102 198303 1 001 NIP. 19710915 200003 2 003
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Udayana
Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, M.S. NIP. 19630515 198803 1 001
vii
EFEK PULSING DAN HOLDING TERHADAP LAMA
KESEGARAN BUNGA POTONG MAWAR
(Rosa hybrida)
Dipersiapkan dan diajukan oleh
I Gede Sani Caryana
NIM. 1105105077
Telah diuji dan dinilai oleh Tim Penguji
pada tanggal 22 Januari 2016
Berdasarkan SK Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana
No. : 13/UN14.1.23/DL/2016
Tanggal : 19 Januari 2016
Tim Penguji Skripsi adalah:
Ketua : Ir. I Nengah Artha, SU.
Anggota : 1. Ir. I Putu Dharma, MP.
2. Ir. I Wayan Wiraatmaja, MP.
3. Prof. Dr. Ir. M. Sudiana Mahendra, MAppSc.
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama I Gede Sani Caryana lahir di Sempidi
tanggal 10 Oktober 1992 sebagai putra pertama dari dua
bersaudara pasangan Drs. I Ketut Gede Sandi, (Ayah) dan Dra.
Ni Wayan Lastini (ibu).
Penulis mengawali pendidikan di SD Negeri 4 Sading
pada tahun 1999 dan lulus pada tahun 2005. Pendidikan
Sekolah Menengah Pertama di SMP N 1 Mengwi di selesaikan pada tahun 2008.
Pendidikan Menengah Atas diselesaikan di SMA N 8 Denpasar pada tahun 2011.
Penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Udayana pada Tahun
2011 melalui program SMNPTN gelombang II dan memilih Program Study
Agroekoteknologi dan memilih kosentrasi Agronomi dan Hortikultura Fakultas
Pertanian Universitas Udayana. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam
kepengurusan Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi (HIMAGROTEK) selama
1 (satu) tahun periode tahun 2012/2013. Selama menempuh pendidikan di
Fakultas Pertanian, Penulis mendapatkan Beasiswa Disdikpora pada tahun
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Waca,
karena atas asung kertha wara nugraha-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik dan tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul “Efek Pulsing dan Holding Terhadap Lama Kesegaran Bunga Potong Mawar (Rosa hybrida)”.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana
pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Penulis banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan skripsi ini. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS., selaku Dekan fakultas Pertanian
Universitas Udayana yang telah memberikan bantuan dalam hal
menyelesaikan segala keperluan administrasi.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. I Made Sudarma, MS., selaku Ketua Program Studi
Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana, atas segala
fasilitas dan kemudahan yang diberikan kepada penulis selama penelitian
dan penulisan skripsi ini.
3. Bapak Ida Bagus Putu Bhayunagari, SP., M.Si., selaku pembimbing
akademik (PA) atas segala bimbingan dan nasehatnya dalam penyelesaian
studi.
4. Bapak Prof. Dr. Ir. Made Sudiana Mahendra, M.App. Sc., dan Ibu Ida Ayu
Putri Darmawati, SP., M.Si., selaku dosen pembimbing atas segala
bimbingan, pengarahan dan semangatnya hingga selesainya skripsi ini.
5. Ir. I Wayan Wiraatmaja, MP., Ir. I Putu Dharma, M.Si., dan Ir. I Nengah
Artha, SU., selaku tim pembahas atas segala masukan dalam penyelesaian
skripsi ini.
6. Seluruh staf dosen dan pegawai di Fakultas Pertanian Universitas Udayana
atas segala ilmu dan pelayanan administrasi yang diberikan selama penulis
x
7. Kedua orang tua (Drs. I Ketut Gede Sandi dan Dra. Ni Wayan Lastini )
dan adik (Ni Luh Made Dwi Hardiningtias) dan keluarga besar, yang telah
memberikan doa, kekuatan, dan semangatnya.
8. Teman-teman mahasiswa Agroekoteknologi angkatan 2011, khususnya
teman-teman Agronomi dan Hortikultura’11. Sahabat seperjuangan Yoga
bdx, Rinata, Prana, Doman, Gung D-tonk, Anes, Ade, Penk dan
Premayoga yang memberikan motivasi dan telah banyak membantu
selama penelitian maupun selama penyusunan skripsi, serta
9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan kerjasamanya singga
selesainya skripsi ini.
Penulis ini menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
mengingat terbatasnya pengetahuan penulis yang dimiliki, maka dari itu segala
bentuk kritik maupun saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
guna menyempurnakan lebih lanjut.
Denpasar, 29 Januari 2016
xi
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DEPAN
SAMPUL DALAM ... i
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI ... ii
xiii dengan holding (H) serta interaksi (P×H) terhadap variabel
pengamatan ... 23
4.2 Pengaruh kosentrasi pulsing terhadap pH awal larutan pulsing dan Pengaruh kosentrasi pulsing terhadap total
larutan pulsing terserap ... 25
4.3 Pengaruh kosentrasi holding terhadap pH awal larutan
holding dan larutan holding terserap ... 26
4.4 Pengaruh kosentrasi pulsing dan kosentrasi holding
terhadap Lama kesegaran bunga ... 27
4.5 Pengaruh kosentrasi pulsing dan kosentrasi holding
terhadap diameter bunga ... 28
4.6 Pengaruh kosentrasi pulsing dan kosentrasi holding
terhadap jumlah mahkota bunga bunga hari ke-1 ... 29
4.7 Pengaruh kosentrasi pulsing dan kosentrasi holding
terhadap jumlah mahkota bunga bunga hari ke-3 ... 30
4.8 Pengaruh kosentrasi pulsing dan kosentrasi holding
terhadap jumlah mahkota bunga bunga hari ke-5 ... 30
4.9 Pengaruh kosentrasi pulsing dan kosentrasi holding
terhadap jumlah mahkota bunga bunga hari ke-7 ... 31
4.10 Pengaruh kosentrasi pulsing dan kosentrasi holding
terhadap jumlah mahkota bunga bunga hari ke-9 ... 32
4.11 Pengaruh kosentrasi pulsing dan kosentrasi holding
terhadap jumlah mahkota bunga bunga hari ke-11 ... 33
4.12 Pengaruh kosentrasi pulsing dan kosentrasi holding
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
2.1 Rumus bangun sukrosa ... 12
2.2 Rumus bangun asam sitrat ... 13
3.1 Denah penelitian ... 16
3.2 Indeks kemekaran bunga... 20
3.3 Prosedur pelaksanaan penelitian ... 21
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Teks Halaman
1. Contoh perhitungan analisis statistika variabel lama
kesegaran bunga/ Vase life (hari) ... 45
2. Tabel dua arah lama kesegaran bunga ... 45
3. Contoh analisis statistika lama kesegaran bunga ... 46
4. Daftar sidik ragam lama kesegaran bunga ... 48
19. Foto bunga potong mawar dibawa ke tempat penelitian ... 55
20. Foto denah penelitian bunga potong mawar ... 55
1
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Florikultura merupakan sektor bisnis yang menjanjikan, salah satunya
agribisnis bunga potong. Bisnis bunga potong berkembang pesat seiring dengan
meningkatnya kebutuhan akan bunga potong sebagai hiasan atau dekorasi. Bunga
mawar merupakan salah satu bunga yang sangat diminati masyarakat, karena
bunganya yang indah dan menawan serta aromanya yang harum dan khas, sehingga
dijuluki "Queen of Flower". Mawar merupakan tanaman hias herba dari famili
Rosaceae dan genus Rosa.
Permintaan mawar potong cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun
sejalan dengan meningkatnya pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi.
Mawar menunjukkan peringkat pertama yang terjual setiap hari dalam kegiatan
perdagangan bunga potong. Menurut data Badan Pusat Statistik Indonesia (2013)
produksi mawar di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2009 sebanyak
60.191.362 tangkai, pada tahun 2010 produksi meningkat menjadi 82.351.332
tangkai, pada tahun 2011 produksi menurun menjadi 74.319.773 tangkai, pada tahun
2012 produksi menurun menjadi 68.624.998 tangkai, pada tahun 2013 produksi
meningkat drastis menjadi 151.947.873 tangkai.
Agribisnis bunga potong mencakup kegiatan produksi, pasca panen, dan
pemasaran. Penanganan pasca panen masih menjadi kendala dalam agribisnis bunga
potong. Kendala yang dialami saat pasca panen adalah proses kemunduran yang
2
potong sangat peka terhadap kerusakan fisik maupun kimia, dan infeksi patogen serta
serangan hama selama dan setelah panen. Pemberian pengganti air dan nutrisi dari
luar digunakan untuk tambahan sumber energi bagi kelangsungan hidup bunga
setelah pemanenan (Santoso, 2003).
Peranan larutan penyegar pada bunga potong adalah sebagai pengganti nutrisi
setelah bunga dipotong dari induk tanaman sehingga kesegarannya dapat
dipertahankan (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian,
2007). Melihat fungsinya, larutan penyegar bunga dibedakan menjadi dua kelompok.
Pertama, pulsing yaitu penyegar umumnya berisi nutrisi dan antimikroba pada
takaran yang lebih tinggi dan berguna untuk memberi nutrisi bagi bunga potong dan
menghilangkan cemaran mikroba dari kebun. Kedua, penyegar yang diberikan kepada
bunga secara terus menerus dalam waktu yang lama, misalnya selama pemajangan,
yang disebut holding, biasanya berisi nutrisi dan antimikroba pada takaran rendah
(Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, 2007).
Sukrosa dalam larutan perendam berperan sebagai bahan baku respirasi untuk
menghasilkan energi yang akan digunakan dalam proses kehidupan sehingga
kesegaran bunganya lebih lama. Pemakaian sukrosa pada konsentrasi yang tinggi
sering menyebabkan tumbuhnya bakteri dan terbentuknya lendir, sehingga
menghambat penyerapan larutan oleh tangkai bunga (Larsen dan Folich, 1969 dalam
Astawa, 2003).
Pertumbuhan bakteri dapat dihambat dengan memberi asam sitrat, karena
3
perendam dapat menurunkan pH larutan sehingga dapat diserap secara optimal oleh
tangkai bunga ( Prabawati, 2001).
Menurut Reid (2004), rendahnya penyerapan air oleh tangkai bunga pada
mawar potong menyebabkan bunga mudah layu dan dasar bunga menekuk (bent
neck). Gejala ini disebabkan tersumbatnya pembuluh vaskular sehingga suplai air ke
bunga terhambat. Zamani,et al. (2011) mengemukakan bahwa pada beberapa kultivar
komersial, mawar potong juga sangat sensitif terhadap etilen. Penanganan pasca
panen penting untuk meningkatkan vase life dan mempertahankan kesegaran mawar
potong.
Lama kesegaran bunga adalah umur simpan kesegaran bunga potong sampai
tidak layak ditampilkan atau diperagakan. Handayani dkk. (2003) melaporkan bahwa
komposisi larutan pengawet terbaik untuk memperpanjang kesegaran bunga potong
mawar adalah kosentrasi asam sitrat 150 ppm dengan kosentrasi air kelapa 50 ml/l
yang dapat mempertahankan kesegaran bunga sampai 7,5 hari. Selanjutnya Suciati
(2002) menyatakan bahwa perendaman dalam larutan 6% sukrosa, 400 ppm asam
sitrat, dan 100 ppm aluminium sulfat mampu mempertahankan umur simpan bunga
sedap malam selama delapan (8) hari. Indriani dan Sukma (2012) menyatakan bahwa
pemberian larutan pulsing dengan komposisi aquades + sukrosa 3 % + asam salsilat
100 menunjukkan vase life mawar potong selama 10.25 hari. Gerailoo &
Ghasemnezad (2011) mengemukakan bahwa pada mawar‘Yellow Island’ yang diberi
larutan pulsing berupa 150 mg 1-1 asam salisilat selama 18 jam menunjukkan
penundaan senescence. Penggunaan asam salisilat membuat bunga tahan lama dua
4
akumulasi lipid peroxidase selama masa penyimpanan dapat ditekan dengan
penggunaan asam salisilat 150 mg 1-1
Kesegaran bunga potong yang diperhatikan adalah bunga yang telah mekar
sempurna. Salah satu alternatif penanganan bunga potong selama peragaan baik oleh
petani maupun florist diteliti dalam penelitan ini. Penelitian ini diharapkan mampu
memberikan solusi dalam mengatasi permasalahan lama kesegaran bunga potong
yang relatif singkat. Hasil penelitian diharapkan menjadi alternatif penanganan bunga
potong yang nantinya dapat diterapkan dengan mudah oleh petani maupun florist.
1.2. Rumusan Masalah
Masalah yang dirumuskan berdasarkan uraian diatas yaitu:
1. Bagaimana pengaruh larutan pulsing terhadap lama kesegaran bunga potong
mawar ?
2. Bagaimana pengaruh larutan holding terhadap lama kesegaran bunga potong
mawar ?
3. Bagaimana pengaruh interaksi antara pulsing dengan holding terhadap lama
kesegaran bunga potong mawar?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh larutan pulsing terhadap lama kesegaran bunga potong
mawar.
2. Mengetahui pengaruh larutan holding terhadap lama kesegaran bunga potong
mawar.
3. Mengetahui pengaruh interaksi antara pulsing dengan holding terhadap lama
5
1.4. Hipotesis
1. Pulsing dapat mempengaruhi lama kesegaranbunga potong mawar.
2. Holding dapat mempengaruhi lama kesegaranbunga potong mawar.
3. Interaksi antara pulsing dengan holding dapat mempengaruhi lama kesegaran
6
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika dan Botani Tanaman Mawar
Menurut Steenis (1987) klasifikasi tanaman mawar adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Familia : Rosaceae
Genus : Rosa
Species : Rosa hybrida
Mawar (Rosa hybrida) yang dijuluki “ratu dari segala bunga” dikenal karena
keindahan, keanggunan, dan aromanya. Mawar merupakan tanaman tahunan yang
termasuk tanaman dikotil, famili Rosaceae, ordo Rosales termasuk tanaman dengan
genus Rosa.
Mawar merupakan tanaman semak berkayu. Daun mawar majemuk yang
terdiri dari 3, 5, dan 7 helai daun. Tulang daun menyirip dengan tepi daun bergerigi.
Kelopak bunga mawar terdiri dari lima helai atau kelipatannya. Satu tangkai bunga
potong akan tumbuh 1 – 6 kuncup bunga, tetapi tidak semuanya dibiarkan tumbuh.
Hal ini agar bunga yang diperoleh berukuran besar dan mempunyai kelas ukuran
7
mendekati dasar tangkai agar dapat memenuhi kriteria pasar (Mattjik, 2010 dalam
Indriani dan Sukma, 2012).
Kemajuan teknologi semakin membuat keluarga tanaman ini beraneka ragam
dengan warna warninya mulai dari merah, putih ungu, hitam dan bahkan campuran
beberapa warna. Kelopak bunganya juga semakin variasi, dari yang berkuntum
tunggal, ganda sampai yang bertumpuk. Bunga mawar memiliki batang berduri yang
berbentuk seperti pengait. Fungsinya sebagai pegangan ketika merambat atau
memanjat pada tumbuhan lain.
Jika dilihat dari bentuk dan sifat pertumbuhannya mawar dapat dikategorikan
dalam 4 kelompok, yaitu : mawar semak, mawar kerdil, mawar pohon dan mawar
liana. Mawar semak (Shrub roses) biasanya ditanam sebagai pagar sedangkan,
Mawar Kerdil (Baby roses) biasanya ditanam dalam pot. Sedangkan Mawar liana
tumbuh secara merambat. Jadi bunga mawar ini dapat digunakan untuk tanaman hias
kebun atau taman (outdoor) juga untuk tanaman hias pot (outdoor and indoor)
Mawar dapat digunakan sebagai bunga potong, mawar taman, mawar tabur,
dan bahan kosmetik. Permintaan mawar potong meningkat pada hari-hari besar,
seperti tahun baru, Idul Fitri, valentine, dan hari peringatan Kemerdekaan. Tanaman
ini merupakan salah satu komoditas tanaman hias yang popular dan sudah sejak lama
dibudidayakan serta diusahakan di Indonesia karena memiliki nilai ekonomi yang
8
2.2 Bunga Potong
Menurut Rimusnandar,(1992) menyebutkan bahwa tanaman yang dapat
dipakai sebagai bunga potong jika memilki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Warnanya indah, mulus bersih dan tidak bernoda, serta bau wangi tidak
menyengat.
b. Bunga dapat bertahan lama setelah dipotong.
c. Tangkai cukup panjang dan kuat.
d. Bunga tidak mudah rusak dalam pengemasan.
Menurut Badan Standardisasi Nasional (1998) kualitas bunga mawar potong
dikelompokkan ke dalam empat kelas yaitu AA, A, B dan C. Kriteria kelas AA yaitu
sempurna, bunga dipanen pada stadia menguncup, berwarna, ditandai dua mahkota
terbuka, ukuran seragam, bebas hama dan penyakit, tidak terjadi kerusakan mekanis,
tidak mengandung residu serta kotoran, dan duri sudah dibersihkan. Kriteria kelas A
yaitu sama dengan AA dengan toleransi deviasi 5 %. Kriteria kelas B yaitu sama
dengan AA dan toleransi deviasi 10 %. Kriteria kelas C yaitu kriteria selain kelas AA,
A, dan B.
Standar kualitas bunga mawar ditentukan berdasarkan panjang dan kokohnya
tangkai bunga, ukuran dan bentuk kuntum bunga, warna bunga, bebas hama dan
penyakit, serta kesegaran bunga yang cukup lama (Cheriton, 1995 dalam Indriani dan
Sukma, 2012). Saat pemotongan bunga adalah pada saat bunga masih segar atau sore
hari dan tangkainya harus segera dimasukkan air. Pada siang hari penyerapan air
lebih banyak dari penguapan sehingga bunga lebih segar (Widyawan dan
9
2.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kesegaran Bunga Potong
Menurut Santoso B. (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi kesegaran
bunga potong yaitu :
1. Suhu.
Laju perkembangan dan senesen bunga potong maupun tanaman hias dalam pot
sangat dipengaruhi oleh suhu respirasi ,dan laju peningkatan suhu yang
diakibatkan kegiatan respirasi. Kegiatan tersebut menyebabkan proses perusakan
dipercepat. Hal ini terjadi pada saat pengepakan karena kurangnya fasilitas
pendinginan.
2. Air.
Tanaman hias yang dipakai sebagai bunga potong sangat peka terhadap
kekeringan, oleh karena itu sedapat mungkin air yang hilang selama periode
pasca panen dapat digantikan dengan air atau larutan dalam vas. Kelembaban
relatif tinggi selama penyimpanan dan pengangkutan dapat mengurangi cekaman
air. Pergerakan air di dalam batang atau tangkai bunga potong sangat tergantung
pada komposisi larutan dalam vas.
3. Pemberian karbohidrat.
Bunga dapat dipotong sebelum matang yaitu pada saat stadia kuncup, hal ini
sering secara komersial dilakukan pada mawar dan gladiol. Untuk anyelir, bunga
dipanen saat mendekati mekar penuh, namun masih dapat dipanen pada stadia
kuncup untuk tujuan penyimpanan yang lebih panjang. Berat kering bunga
mawar yang berkembang penuh lebih berat dua kali lipat dari bunga yang
10
karbohidrat tersimpan. Penambahan gula pada larutan vas akan memperpanjang
umur bunga potong. Hal ini disebabkan kandungan protein pada bunga potong
dihambat penghancurannya. Penghambat dikarenakan gula menjaga mitokondria,
sehingga perusakan terhadap struktur dan fungsi sel dapat dihindari.
4. Kondisi Pertumbuhan.
Kondisi prapanen yang sangat menentukan kualitas bunga potong adalah
pertumbuhan selama dilapang. Hal ini berkaitan dengan kandungan karbohidrat
pada batang atau tangkai bunga. Semakin banyak persediaan karbohidrat
semakin baik kualitas bunga potong tersebut. Kondisi cahaya dan suhu selama
pertumbuhan atau selama masa prapanen, juga mempengaruhi pigmentasi,
terutama pada warna petal. Hal ini disebabkan tidak lengkapnya proses
perubahan kloroplas menjadi kromoplas.
5. Patogen.
Faktor atau kondisi yang sangat efektif mempengaruhi kualitas bunga potong
adalah adanya infeksi patogen, baik semasa pertumbuhan di lapang maupun
setelah penen. Semakin buruk pengaruhnya bilamana patogen tersebut bersifat
vascular dalam menginfeksinya. Jamur yang sering menginfeksi jaringan petal
selama penyimpanan adalah botrytis cinerea yang berwarna abu-abu. Jamur ini
akan tumbuh baik pada penyimpanan bersuhu rendah dan disertai kelembaban
udara yang tinggi.
6. Zat pengatur tumbuh.
Beberapa laporan hasil penelitian yang menjelaskan bahwa etilen dapat merusak
11
Selain faktor lingkungan dan pasca panen larutan perendam sangat
berpengaruh terhadap kesegaran bunga potong. Menurut Halevy dan Mayak (1981,
dalam Handayani dkk., 2003) mengemukakan bahwa larutan perendam terdiri dari
komponen air, gula, germisida, hormon tumbuh dan senyawa mineral. sedangkan
larutan perendam yang digunakan ada empat macam yaitu: conditioning, pulsing, bud
opening, dan holding (Halevy dan Mayak 1981, dalam Handayani dkk., 2003).
Conditioning digunakan untuk mengembalikan ukuran bunga setelah mengalami
kekurangan air selama perjalanan dengan cara merndam air. Pulsing merupakan
perlakuan dalam jangaka waktu pendek selam pengiriman dengan kosentrasi tinggi,
sedangkan bud opening digunakan dalam kosentrasi rendah sampai kuncup bunga
membuka. Larutan holding merupakan larutan dengan kosentrasi rendah digunakan
untuk memperpanjang kesegaran bunga yang dirangkai dalam vas. Sukrosa
merupakan sumber energi bunga potong untuk berlangsungnya semua proses
biokimia dan fisiologi padan bunga setelah panen.
2.4 Peranan Sukrosa Terhadap Kesegaran Bunga
Secara kimia gula pasir dikenal dengan nama sukrosa dengan rumus kimia
C12H22O11. Sukrosa merupakan karbohidrat yang termasuk kedalam kelompok
oligosakarida (disakarida) yang terdiri atas glukosa dan fluktosa (Departemen
Kesehatan Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan, 1995)
Sukrosa berperan sebagai sumber energi yang berguna untuk pertumbuhan
dan pemekaran kuncup yang dapat menunda kelayuan, hal ini disebabkan karena
12
mempunyai turgor, akibatnya kesegaran bunga menjadi lebih lama (Halevy dan
Mayak, 1979). Stuktur dari sukrosa dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Rumus bangun sukrosa
Apabila komposisi zat yang terdapat di dalam larutan perendam cukup
mengandung zat yang diperlukan oleh bunga, maka kesegaran bunga akan lebih lama.
Sukrosa dalam larutan perendam dapat memperpanjang kesegaran bunga potong
dalam perendaman, karena sukosa sebagai sumber energi dan dapat menjaga tekanan
osmotik sehingga penyerapan menjadi lebih baik (Yulianingsih dkk., 2000)
2.5 Peranan Asam Sitrat Terhadap Kesegaran Bunga
Asam Sitrat merupakan senyawa organik yang tersebar luas dialam. Menurut
Gaman dan Sherrington (1992), Asam sitrat adalah asam trikarboksilat yaitu tiap
molekulnya mengandung 3 gugus karboksil. Selain itu ada gugus hidroksil yang
terikat pada atom karbon yang ada di tengah. Stuktur dari asam sitrat dapat dilihat
13
Gambar 2.2 Rumus Bangun Asam Sitrat
Asam Sitrat dapat mencegah kristalisasi hidrolisis sukrosa dan selain itu asam
sitrat pada larutan perendam dapat menurunkan pH larutan. (Branen dan Davidson
1983 dalam Handayani dkk., 2003), Asam sitrat dapat menghambat aktivitas bakteri
pada pH 5, hal ini didukung dengan penelitian Primantari (2000) bahwa pH 3,57
mampu memperpanjang umur vase life bunga potong anggrek (Dendrobium
bigibbum "Sonia") menjadi 30 hari dibandingkan dengan kontrol umur vase life pada
pH 6,21. Handayani dkk., (2003) melaporkan bahwa komposisi larutan pengawet
terbaik untuk memperpanjang kesegaran bunga potong mawar adalah kosentrasi asam
sitrat 150 ppm dengan kosentrasi air kelapa 50 ml/l yang dapat mempertahankan
kesegaran bunga sampai 7,5 hari.
Asam Sitrat juga berfungsi sebagai senyawa pengikat (chelatting agent), yaitu
senyawa yang dapat mengikat logam-logam divalen seperti Mg, Mn, dan Fe. Asam
dapat mengikat logam dalam bentuk ikatan kompleks sehingga dapat mengalahkan