xix ABSTRAK
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI PEMIMPIN DENGAN KINERJA KARYAWAN Studi Kasus pada Karyawan Perum Bulog Divisi Regional D. I. Yogyakarta
Dhonny Chandra Kurniawan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan secara parsial dan simultan gaya kepemimpinan dan komunikasi pemimpin dengan kinerja karyawan.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2012 di Perum Bulog Divisi Regional D. I. Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian ini ditentukan sampel sebanyak 64 responden dengan teknik purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi parsial dan korelasi ganda.
xx ABSTRACT
ANALYSIS OF RELATIONSHIP BETWEEN LEADERSHIP STYLES, LEADER STYLE OF COMMUNICATION AND EMPLOYEE
PERFORMANCE
Case Study on The Employee Bulog Regional Division D. I. Yogyakarta
Dhonny Chandra Kurniawan Sanata Dharma University
Yogyakarta 2013
This study aimed to determine the partial and simultaneous relationship between leadership style, leader style of communication and employee performance.
This research was conducted in October and November 2012 in the Bulog Regional Division in Yogyakarta. Data was collected through questionnaires, interviews and documentations. This study used a sample of 64 respondents determined by purposive sampling technique. The data analysis technique used a partial correlation and multiple correlations.
i
ANALISIS HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI PEMIMPIN DENGAN KINERJA KARYAWAN
Studi Kasus Pada Karyawan Perum Bulog Divisi Regional D. I. Yogyakarta SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
Universitas Sanata Dharma
Oleh:
Dhonny Chandra Kurniawan
NIM: 072214089
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv MOTTO
“Ia membuat segala sesuatu indah pada
waktunya
”
Pengkhotbah 3 : 11
“Bersukacitalah dalam pengharapan, bersa
barlah
dalam kesesakan dan bertekunlah dalam doa
”
Roma 12 : 12
“
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia
yang memberi kekuatan kepadaku
“
Filipi 4 : 13
“Demikianlah tinggal ketiga hal ini,
yaitu
iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling
besar di antaranya ialah kasih
“
1 Korintus 13 : 13
“Hiduplah sebagai anak
-anak yang taat dan
jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu
pada waktu kebodohamu
“
v
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati kupersembahkan skripsi ini kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan karunia dan penyertaan-Nya di
sepanjang hidupku.
2. Ayahku tersayang “Tugimin” yang kini bahagia kekal di surga, ibuku tercinta
“Sulasih” terima kasih atas semua pengorbaan dan curahan kasih sayang
selama ini.
3. Istriku Estu Asmo Aji dan anakku Elleonora Eusebia Chandra, terima kasih
atas semangat dan cinta kasih yang terus mengalir kepadaku.
4. Simbah kakung Harjo Suwiryo dan Simbah Putri, terima kasih telah atas
tenaga dan usaha dalam merawatku selama ini.
5. Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi, terima kasih telah memberikan
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini memuat
karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan
dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 28 Februari 2013
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Dhonny Chandra Kurniawan
Nomor Mahasiswa : 072214089
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberukan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“Analisis Hubugan Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Pemimpin dengan Kinerja Karyawan” Studi Kasus pada Karyawan Perum Bulog Divisi Regional D. I. Yogyakarta.
Beserta perangakat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya
memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
megalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkal data,
mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikanya d internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya atau
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikanah pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 28 Februari 2013
Yang Menyatakan
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat limpahan kasih dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul
“Analisis Hubungan Gaya Kepemimpnan dan Komunikasi Pemimpin dengan
Kinerja Karyawan” Studi Kasus pada Karyawan Perum Bulog Divisi Regional
D.I. Yogyakarta dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan, dan
bimbingan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik.
Untuk itu penulis ingin secara khusus menyampaikan ucapan terimakasih dengan
tulus kepada:
1. Dr. Ir. P. Wiryono P, S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Dr. H. Herry Maridjo, M. Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma.
3. Dr. Lukas Purwoto, S. E., M. Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen
Universitas Sanata Dharma.
4. Drs. Marianus Mokhtar Modesir, M. M., selaku Dosen Pembimbing I yang
ix
bimbingan, saran, kritik yang sangat berharga, dan motivasi sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Drs. P. Rubiyatno, M. M., selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, saran,
kritik yang sangat berharga, dan motivasi sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
6. Dra. Diah Utari Bertha Rivieda, M. Si, selaku dosen Penguji yang banyak
memberikan masukan, kritikan, serta saran yang berguna bagi kesempurnaan
skripsi ini.
7. Seluruh dosen dan Staf Sekre F.E. yang telah membagi ilmu yang dimiliki
dan membimbing mahasiswa agar memiliki keunggulan akademik &
humanistik.
8. Perum Bulog Divre D. I. Yogyakarta yang bersedia memberikan ijin kepada
saya untuk melaksanakan penelitian dalam penyusunan skripsi ini.
9. Bapak Yuri selaku Kepala Staff SDM Bulog Divre Yogyakarta yang bersedia
menerima saya dengan tangan terbuka.
10. Seluruh karyawan Perum Bulog Divre D.I. Yogyakarta yang telah
meluangkan waktu dan memberikan bantuan selama penelitian berlangsung.
11. Ayahku tersayang yang kini hidup kekal bahagia di surga, Ibuku tercinta yang
telah banyak berkorban untuk merawat, mendidik dan menjagai anakmu ini.
12. Istriku yang sangat kucinta Estu Asmo Aji serta putri kecilku Elleonora
Eusebia Chandra, kalian adalah sumber inspirasi, motivasi serta tenaga
x
13. Simbah Kakung dan Simbah Putri Harjo Suwiryo, terima kasih untuk do’a
dan dukungan pada cucumu ini.
14. Seluruh Om dan Bulik-ku yang ada di Karawang dan Tangerang, terima kasih
atas doa dan dukunganya.
15. Para Oikodomers yang ada diseluruh nusantara, tetap semangat dan setia
dalam melayani “Big Boss” Tuhan Yesus Kristus.
16. Keluarga Bapak H. Suparman, yang selama enam tahun ini bersedia
memberikan tempat untuk melepas lelah.
17. Teman-teman Brojomusti 10, baik yang sudah alumni maupun yang masih
menempuh pedidikan, terima kasih guys atas perhatian kalian semua selama
ini.
18. Teman-temanku satu angkatan 2007 di Jurusan Manajeman yang banyak
memberi ide, saran, dukungan serta kritikan yang membangun.
19. Special thanks to my greatest inspiration JESUS CHRIST.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, 28 Februari 2013
xi DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
ABSTRAK ... xix
ABSTRACT ... xx
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 4
xii
F. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Landasan Teori ... 7
1. Manajemen ... 7
a. Pengertian Manajemen ... 7
b. Fungsi-fungsi Manajemen ... 8
2. Manajemen Sumber Daya Manusia ... 9
a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ... 9
b. Pentingnya MSDM bagi Organisasi ... 9
3. Kepemimpinan ... 10
a. Pengertian Kepemimpinan ... 10
b. Ciri-ciri Kepemimpinan ... 10
c. Fungsi Kepemimpinan ... 11
4. Gaya Kepemimpinan ... 12
a. Otrokasi ... 12
b. Demokrasi/ Partisipatif... 13
c. Laissez Faire ... 13
5. Komunikasi ... 14
a. Pengertian Komunikasi ... 14
b. Komponen Dasar Komunikasi ... 16
c. Bentuk Komunikasi ... 19
d. Komunikasi dalam Organisasi ... 22
xiii
f. Keuntungan Komunikasi yang Efektif ... 24
6. Kinerja Karyawan ... 26
a. Pengertian Kinerja Karyawan ... 26
B. Penelitian Sebelumnya ... 29
C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 32
D. Hipotesis ... 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 34
A. Jenis Penelitian ... 34
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 34
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 35
E. Pengukuran Variabel ... 36
F. Populasi dan Sampel ... 36
G. Teknik Pengambilan Sampel... 37
H. Sumber Data ... 37
1. Data Primer ... 37
2. Data Sekunder ... 37
I. Teknik Pengumpulan Data ... 38
J. Teknik Pengujian Instrumen ... 38
1. Validitas ... 38
2. Reliabilitas ... 39
K. Teknik Analisis Data ... 40
xiv
2. Korelasi Parsial ... 41
3. Korelasi Berganda ... 44
BAB IV GAMBARAN UMUM SUBYEK PENELITIAN ... 47
A. Sejarah Perusahaan ... 47
B. Alasan Berdirinya Perum Bulog Divre Yogyakarta ... 51
C. Struktur Organisasi Perum Bolog Divre Yogyakarta ... 51
1. Kepala Divisi Regional ... 51
2. Bidang Pelayanan Publik ... 52
3. Bidang Perencanaan dan Pengembangan Usaha ... 54
4. Bidang Administrasi dan Keuangan ... 55
5. UPT-PGB ... 58
6. Gudang ... 58
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 60
A. Gambaran Umum Penelitian ... 60
B. Uji Instrumen Penelitian... 60
1. Uji Validitas ... 60
2. Uji Reliabilitas... 62
C. Data Karakteristik Responden ... 63
D. Tipe Gaya Kepemimpinan Yang Dipakai ... 66
E. Uji Hipotesis ... 69
1. Uji Hipotesis 1 ... 70
2. Uji Hipotesis 2 ... 72
xv
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 78
A. Kesimpulan... 78
B. Keterbatasan dalam Penelitian ... 81
C. Saran ... 82
DAFTAR PUSTAKA ... 84
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
Tabel V.1 Uji Validitas Data Penelitian ... 61
Tabel V.2 Uji Reliabilitas Instrumen ... 63
Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 63
Tabel V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 64
Tabel V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 65
Tabel V.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 65
Tabel V.7 Nilai Total kuesioner Kelompok I ... 68
Tabel V8 Uji Hipotesis 1 ... 70
Tabel V.9 Uji Hipotesis 2 ... 73
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar II.1 Komponen yang Mendukung Kinerja Individual ... 28
Gambar II.2 Kerangka Konseptual Penelitian ... 32
Gambar II.1 Struktur Organisasi Perum Bulog Divre D. I. Yogyakarta ... 59
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel Judul Halaman
Lampiran 1 Kuesioner ... 86
Lampiran 2 Hasil Tabulasi Data Responden ... 97
Lampiran 3 Output Validitas dan Reliabilitas ... 109
Lampiran 4 Output Karakteristik Responden ... 129
Lampiran 5 Output Uji Hipotesis ... 132
xix ABSTRAK
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI PEMIMPIN DENGAN KINERJA KARYAWAN Studi Kasus pada Karyawan Perum Bulog Divisi Regional D. I. Yogyakarta
Dhonny Chandra Kurniawan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan secara parsial dan simultan gaya kepemimpinan dan komunikasi pemimpin dengan kinerja karyawan.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2012 di Perum Bulog Divisi Regional D. I. Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian ini ditentukan sampel sebanyak 64 responden dengan teknik purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi parsial dan korelasi ganda.
xx ABSTRACT
ANALYSIS OF RELATIONSHIP BETWEEN LEADERSHIP STYLES, LEADER STYLE OF COMMUNICATION AND EMPLOYEE
PERFORMANCE
Case Study on The Employee Bulog Regional Division D. I. Yogyakarta
Dhonny Chandra Kurniawan Sanata Dharma University
Yogyakarta 2013
This study aimed to determine the partial and simultaneous relationship between leadership style, leader style of communication and employee performance.
This research was conducted in October and November 2012 in the Bulog Regional Division in Yogyakarta. Data was collected through questionnaires, interviews and documentations. This study used a sample of 64 respondents determined by purposive sampling technique. The data analysis technique used a partial correlation and multiple correlations.
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian
pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang
dapat menunjang usahanya dalam mewujudkan hubungan manusia yang
efektif dengan anggota organisasinya. Kesuksesan atau kegagalan suatu
organisasi ditentukan oleh banyak hal, yang salah satunya adalah
kepemimpinan yang berjalan dalam organisasi tersebut. Pemimpin yang
sukses adalah apabila pemimpin tersebut mampu menjadi pencipta dan
pendorong bagi bawahannya dengan menciptakan suasana dan budaya kerja
yang dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan kinerja karyawannya.
Pemimpin tersebut memiliki kemampuan untuk memberikan pengaruh positif
bagi karyawanya untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan arahan dalam
rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.
Pemimpin harus berupaya agar para karyawan mau dan mampu
bekerja secara optimal ke arah produktivitas kerja. Oleh karena itu gaya
kepemimpinan perlu diperhatikan oleh seorang manajer ketika menjalankan
fungsinya sebagai seorang pemimpin.
Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku yang digunakan seseorang
pada saat orang tersebut mencoba untuk mempengaruhi perilaku orang lain
memilih dan menerapkan gaya kepemimpinan, apa yang terbaik yang harus
diterapkan. Sehingga ia dapat mengetahui tindakan apa yang sebaiknya
dilakukan dan mengerti akan kebutuhan para karyawannya. Supaya
berdampak pada cara kerja karyawan terhadap tugas yang diberikan dan pada
produktivitas kerja yang diharapkan dapat tercapai.
Suatu organisasi tidak dapat melaksanakan fungsinya tanpa adanya
komunikasi. Komunikasi mengikat bersama bagian-bagian dari suatu
organisasi dan mendorong orang untuk bertindak agar terjadi hubungan yang
serasi antar personil didalam perusahaan. Melalui komunikasi orang dapat
mempengaruhi dan merubah sikap orang lain. Komunikasi memungkinkan
suatu ide baru atau lama tersebar dan dihayati orang. Di Indonesia,
komunikasi adalah alat pembangunan, alat kekuasaan yang tergantung pada
penggunaannya.
Dengan penguasaan komunikasi yang baik pemimpin organisasi dapat
mempunyai nilai tambah, baik dalam kehidupannya secara umum, maupun
dalam mengkontribusikan dirinya di tempat kerja, sehingga lebih produktif.
Komunikasi yang efektif terjadi apabila individu mencapai pemahaman
bersama, merangsang pihak lain melakukan tindakan, dan mendorong orang
untuk berfikir dengan cara baru. Kemampuan untuk berkomunikasi secara
efektif akan meningkatkan kinerja, baik individu yang bersangkutan maupun
organisasinya, sehingga dapat mengantisipati masalah, membuat keputusan
secara efektif, mengkoordinasikan arus kerja, mensupervisi orang lain,
jasa organisasi. Kemampuan berkomunikasi secara efektif pada
dasarnya akan menentukan keberhasilan seseorang, dimanapun ia berada,
bukan hanya dalam dunia organisasi.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik melakukan penelitian ilmiah
dengan judul : Analisis Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Pemimpin dengan Kinerja Karyawan. Studi Kasus pada Karyawan Perum Bulog Divisi Regional Daerah Istimewa Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, peneliti mengajukan pokok
permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah ada hubungan gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan?
2. Apakah ada hubungan komunikasi pemimpin dengan kinerja karyawan?
3. Apakah ada hubungan secara simultan gaya kepemimpinan, komunikasi
pemimpin dengan kinerja karyawan?
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah, maka perlu adanya pembatasan masalah
dalam ruang lingkup terhadap masalah yang diteliti. Adapun pembatasan
masalah dari penelitian ini adalah :
1. Gaya kepemimpinan dan komunikasi pemimpin yang dimaksud adalah
gaya kepemimpinan dan komunikasi pemimpin pada Perum Bulog Divisi
2. Gaya kepemimpinan yang diteliti dalam penelitian ini yaitu gaya
kepemimpinan Otokratis, Demokratis/Partisipatif, dan Laissez Faire.
3. Variabel komunikasi yang digunakan adalah komunikasi ke atas dan
komunikasi ke bawah.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hubungan antara gaya kepeminpinan dengan tingkat
kinerja karyawan.
2. Untuk mengetahui hubungan antara komunikasi pemimpin dengan tingkat
kinerja karyawan.
E. Manfaat penelitian
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan
berkaitan dengan masalah gaya kepemimpinan dan komunikasi, yang
dapat di gunakan sebagai pertimbangan dalam proses pengambilan
kebijakan.
2. Bagi Universitas
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan referensi tambahan untuk penelitian lebih lanjut dan kepustakaan
Univesitas Sanata Dharma. Serta bermanfaat untuk sumber referensi
3. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini dapat menabah pengalaman pengetahuan dalam
melakukan penelitian ilmiah, serta dapat menerapkan teori-teori dalam
ilmu manajemen personalia.
4. Bagi Pihak lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
sumber bacaan yang berhubungan dengan manajemen personalia.
F. Sistematika Penelitian Bab I : Pendahuluan
Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teori
Dalam bab ini berisi tentang tori-teori yang berhubungan dengan
subyek penelitian sebagai landasan dalam menganalisis data yang
ada.
Bab III : Metodelogi Penelitian
Dalam bab ini berisi penjelasan mengenai metode yang akan
digunakan penulis untuk mengolah data yang telah diperoleh. Bab
ini berisi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek
dan obyek penelitian, variable penelitian, definisi operasi, jenis
pengujian validitas dan reliaibitas, dan teknik analisis data.
Bab IV : Gambaran umum perusahaan
Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan yang
berfungsi untuk memberikan penjelasan mengenai gambaran
perusahaan secara menyeluruh, dalam penelitian ini perusahaan
yang dimaksud adalah Perum Bulog Divisi Regional D.I.
Yogyakarta. Bab ini berisi sejarah perusahaan, falsafah, visi, misi,
nilai dan tujuan perusahaan, fasilitas pelayanan perusahaan,
struktur organisasi, kegiatan operasional, dan personalia.
Bab V : Analisis data dan pembahasan
Dalam bab ini berisi tentang pengujian instrument, deskripsi
variabel penelitian, analisis data, dan pembahasan.
Bab VI : Kesimpulan dan saran
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian dan
pengolahan data, serta saran yang perlu diberikan bagi
7 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1.Manajemen
a. Pengertian Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa latin yaitu dari asal kata
“manus” yang berarti tangan dan “agree” yang berarti melakukan.
Kata-kata tersebut digabung menjadi managere yang berarti
menangani. Managere diterjemahkan kedalam bahasa inggris dalam
bentuk katakerja to manage, degan kata benda management, dan
manager untuk orang yang melakukan. Kemudian management
diterjemahkan ke bahasa Indonesia yaitu pengelolaan. Marry Parker
Follet (dalam Handoko, 2003:8) mendifinisikan manajemen sebagai
seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan
definisi dari Stoner (dalam Handoko, 2003:8) mendifinisikan
manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Lain halnya
dengan definisi dari Luther Gulick (dalam Handoko, 2003:11),
manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang
manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem
kerja sama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan.
b. Fungsi-fungsi Manajemen (Terry dan Leslie, 2005:9-10)
Manajemen adalah sebuah bentuk kerja. Dalam melakukan
pekerjaannya, manajer harus melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu
yang disebut fungsi-fungsi manajemen. Fungsi utama manajemen
adalah :
1) Planning: menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama
suatu masa yang akan dating dan apa yang harus diperbuat agar
mencapai tujuan-tujuan itu.
2) Organizing: mengelompokan dan menentukan berbagai kegiatan
penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan itu.
3) Staffing: menentukan sumber daya manusia, pengarahan,
penyaringan, pelatihan dan pengembangan tenaga kerja.
4) Motivating: mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia
kearah tujuan-tujuan.
5) Controling: mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan,
menentukan sebab-sebab penyimpangan dan mengambil tindakan
2. Manajemen Sumber Daya Manusia
a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan,
pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa, dan pengelolaan
individu anggota organisasi atau kelompok karyawan (Simamora,
2004:4). Manajemen sumber daya manusia terdiri atas serangkaian
keputusan yang terintegrasi tentang hubungan ketenagakerjaan yang
mempengaruhi efektivitas karyawan dan organisasi.
b. Pentingnya manajemen sumber daya manusia bagi organisasi
Manajemen sumber daya manusia penting bagi organisasi,
menyangkut ketersediaan tenaga berbakat dalam rangka menunjang
rencana pertumbuhan bisnis, kualitas tenaga kerja manajerial, serta
pengadaan biaya yang sangat besar. Manajemen sumber daya manusia
kini dimaknai sebagai pengelolaan sejumlah besar tenaga kerja yang
sangat berbakat. Praktik manajemen sumber daya manusia yang baik
akan membuahkan peningkatan kemampuan sebuah organisasi untuk
mempertahankan orang-orang terbaik. Perencanaan perusahaan yang
tepat terhadap tipe orang-orang yang dibutuhkan dalam jangka
pendek, menengah dan panjang. Praktik sumber daya manusia yang
sehat juga dapat memotivasi para anggota organisasi untuk melakukan
3. Kepemimpinan
a. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas dalam rangka
mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai
suatu tujuan yang memang diinginkan bersama (Martoyo, 2000:176).
Kepemimpinan mempunyai peranan penting dalam kerangkan
manajemen yaitu sebagai motor penting bagi sumber dan alat-alat
suatu organisasi. Kepemimpinan adalah suatu pertumbuhan alami dari
orang-orang yang berserikat untuk suatu tujuan dalam suatu
kelompok. (Terry dan Leslie, 2005:192). Kepemimpinan merupakan
kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang lain
agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran (Handoko, 2003:294).
Sedangkan definisi lain dari kepemimpinan adalah proses dalam
mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam hal berbagai
aktivitas yang harus dilakukan (Sule dan Kurniawan, 2005:255).
b. Ciri-ciri Kepemimpinan
Ciri-ciri kepemimpinan menurut Sondang Siagian (dalam
Martoyo, 2000: 176-179) yaitu:
1) Pendidikan umum yang luas.
2) Kemampuan berkembang secara mental.
3) Ingin tahu.
5) Memiliki daya ingat yang kuat.
6) Kapabilitas integrative.
7) Ketrampilan berkomunikasi.
8) Ketrampilan mendidik.
9) Rasionalitas dan obyektivitas.
10) Pragmatis.
11) Sense of timing.
12) Sense of cohesiveness.
13) Sense of relevance.
14) Kesederhanaan.
15) Keberanian.
16) Kemampuan mendengar.
17) Adaptabilitas dan Fleksibilitas.
18) Ketegasan.
c. Fungsi Kepemimpinan (Handoko, 2008:299)
Semua anggota kelompok/organisasi baik pemimpin maupun
bawahan berharap agar apa yang dilakukan dalam organisasi tersebut
berjalan dengan efektif. Dalam hal ini pemimpin mempunyai dua
fungsi utama yaitu 1) Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas
(work-related) atau pemecahan masalah menyangkut pemberian saran
penyelessaian, informasi dan pendapat, dan 2) Fungsi-fungsi
segala sesuatu yang dapat membantu kelompok berjalan lebih lancar,
persetujuan dengan kelompok lain, pencegahan perbedaan pendapat,
dsb.
4. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan seorang manajer akan sangat berpengaruh
terhadap efektivitas seorang pemimpin. Gaya kepemimpinan adalah pola
perilaku konsisten yang diterapkan pemimpin dengan melalui orang lain,
yaitu pola perilaku yang diperlihatkan pimpinan pada saat mempengaruhi
orang lain (Noor dkk, 2003:326). Gaya kepemimpinan adalah suatu cara
pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya (Supardi dan Syaiful,
2002:75). Jadi gaya kepemimpinan merupakan suatu sikap dimana
seorang pemimpin sedang mempengaruhi orang lain misalnya dalam
mengarahkan karyawan ataupun memerintahkan sesuatu kepada
karyawan. Tipe gaya kepemimpinan (Supardi dan Syaiful, 2002:26):
a. Otokratis
1) Semua penentuan kebijaksanaan dilakukan oleh pemimpin.
2) Teknik dan langkah kegiatan didikte oleh atasan setiap waktu
sehingga langkah-langkah yang akan dating selalu tidak pasti
untuk tingkat yang luas.
3) Pemimpin biasanya mendikte tugas kerja bagian dan kerja sama
4) Pemimpin cenderung menjadi pribadi dalam pujian dan
kecamannya terhadap kerja setiap anggota; mengambil jarak
dari partisipasi kelompok aktif kecuali bila menunjukkan
keahliannya.
b. Demokratis/ Partisipatif
1) Semua kebijakan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan,
dengan dorongan dan bantuan dari pemimpin.
2) Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk
tujuan kelompok dibuat, dan bila dibutuhkan petunjuk-petunjuk
teknis pemimpin menyarankan dua atau lebih prosedur yang
dapat dipilih.
3) Para anggota bebas bekerja dengan siapa yang mereka pilih dan
pembagian tugas ditentukan oleh kelompok.
4) Pemimpin adalah obyek atau “fact-minded” dalam pujian dan
kecaman dan mencoba menjadi seseorang anggota kelompok
biasa dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan banyak
pekerjaan.
c. Laissez-Faire
1) .Kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu,
2) Bahan-bahan yang bermacam-macam disediakan oleh pemimpin
yang membuat selalu siap bila dia akan memberikan informasi
pada saat ditanya. Pimpinan tidak mengambil bagian dalam
diskusi kerja.
3) Sama sekali tidak ada partisipasi dari pimpinan dalam penentuan
tugas.
4) Kadang-kadang memberi komentar spontan terhadap kegiatan
anggota atau pertanyaan dan tidak bermaksud menilai atau
mengatur suatu kejadian.
5.Komunikasi
a. Pengertian komunikasi
Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris “communication”
berasal dari kata bahasa Latin, yaitu kata “communicare”, yang berarti
sama. Sama disini maksudnya adalah terjadi kesamaan makna atau
pengertian. Jika kita mengkomunikasikan suatu ide, atau gagasan,
maka kita harus terlebih dahulu menetapkan suatu dasar titik temu
yang sama dalam mencapai suatu pemahaman atau pengertian.
Komunikasi minimal harus memiliki kesamaan makna antara dua
belah pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan
komunikasi tidak hanya bersifat informatif (agar orang lain mengerti
dan tahu), tetapi juga harus persuasif (orang lain bersedia menerima
Bermacam-macam definisi yang dikemukakan oleh para ahli
untuk memberikan batasan terhadap apa yang dimaksud dengan
Komunikasi adalah sebagai berikut :
Komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses dimana
informasi ditukar dan dipahami oleh dua orang atau lebih, biasanya
dengan maksud untuk memotivasi atau mempengaruhi perilaku, dan
komunikasi tidak sekedar mengirimkan informasi (Daft, 2006:414).
Menurut Tisnawati dan Saefullah (2005:295) komunikasi
adalah proses dimana seseorang berusaha untuk memberikan
pengertian atau pesan kepada orang lain melalui pesan simbolis.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan
berita atau informasi dari seseorang ke orang lain (Thoha, 2005:167).
Menurut Griffin (2002:105) komunikasi adalah proses
penyampaian informasi dari satu orang ke orang lain.
Dari berbagai perngertian tentang komunikasi di atas dapat
disimpulkan bahwa :
1) Komunikasi selalu menyangkut usaha mentransmisikan
informasi/gagasan dari seseorang kepada oaring lain sehingga
penerima (receiver) mengerti akan informasi yang dikirim oleh
2) Komunikasi selalu menyangkut dua pihak yaitu pengirim (sender)
dan penerima (receiver).
3) Komunikasi merupakan suatu usaha untuk menciptakan
pengertian diantara penerima (receiver) dan pengirim (sender).
4) Komunikasi menekankan juga pada tujuan untuk merubah
tingkah laku orang lain yang meliputi perubahan pengetahuan,
sikap dan tindakan penerima (receiver).
b. Komponen Dasar Komunikasi
Komunikasi adalah proses memberikan dan menerima pesan
verbal dan non-verbal, dengan harapan muncul umpan balik atau
feedback dari si penerima pesan. Komunikasi dapat dikatakan efektif
apabila pesan yang diberikan dapat dimengerti sepenuhnya oleh
penerimanya dan si penerima memberikan reaksi atau tanaggapan
seperti yang diharapkan si pemberi pesan.
Proses komunikasi antar orang perorangan atau perusahaan
melibatkan lima elemen pokok, yaitu:
1) Pemberi Pesan
Pemberi pesan adalah orang atau individu yang mengirim
pesan. Salah satu tanggung jawab pemberi pesan adalah
memformulasikan pesan akan diberikan sedemikian rupa sehingga
dapat dimengerti sepenuhnya oleh penerima pesan. Apabila pesan
resiko terjadi kesalahan pengertian atau mis-komunikasi.
Akibatnya si pemberi pesan tidak akan menerima tangapan yang
sesuai.
2) Pesan
Pesan adalah informasi yang diberikan kepada penerima
pesan. Pesan yang diberikan terdiri dari simbol-simbol yang
menggambarkan informasi, pendapat, introduksi, petunjuk,
penjelasan, perintah, usul, pertanayaan dan larangan yang ingain
disampaikan. Simbol-simbol tersebut dapat berbentuk verbal
(menggunakan kata-kata secara lisan maupun tulisan) atau
non-verbal (tanpa kata-kata, misalnya dengan gerakan tubuh atau
isyarat).
3) Jalur dan Media
Pesan yang ingin diberikan pemberi pesan dapat
disampaikan melalui dua jalur utama, yaitu: jalur tulisan dan jalur
lisan. Dengan demikian komunikasi dapat dikelompokan menjadi
dua golongan utama, yaitu komunikasi lisan dan komunikasi
tertulis.
Jalur komunikasi manajemen yang akan digunakan
tergantung dari kebutuhan atau kondisi yang sedang dihadapi
pemberi pesan. Apabila pesan yang akan diberikan cukup penting,
penerima pesan, jalur lisan lebih cocok untuk digunakan. Adapun
media yang dapat dipergunakan antara lain: percakapan tatap
muka, rapat, pertemuan formal lainnya, pesawat telpon, dan
teleconference.
Sedangkan apabila pesan yang ingin disampaikan cukup
rumit, panjang lebar, sangat teknis, tidak membutuhkan tanggapan
cepat dan membutuhkan laporan tertulis untuk arsip, jalur tulisan
lebih cocok untuk digunakan. Adapun media lain yang dapat
dipergunakan antara lain: memorandum, surat, telefax letter,
e-mail, laporan singkat tertulis atau laporan panjang tertulis, dan
sebagainya.
4) Penerima Pesan
Penerima pesan adalah mereka yang menerima pesan secara
tertulis maupun lisan. Mereka menerima pesan melalui
pendengaran atau penglihatan, terkadang juga melalui sentuhan.
Bagaiman penerima pesan mengartikan atau memberikan
reaksi terhadap pesan-pesan yang mereka terima dapat
dipengaruhi oleh persepsi dan sikap mereka terhadap isi pesan dan
terhadap pembawa pesan. Pengalaman dan lingkungan hidup juga
dapat membentuk persepsi dan sikap seseorang terhadap suatu
pesan. Dan faktor lain yang mempengaruhi persepsi dan sikap
penerima pesan antara lain latar belakang pendidikan, tingkat
5) Tanggapan
Tanggapan adalah respon atau umpan balik si penerina
pesan terhadap pesan yang diterima dari si pemberi pesan.
Tanggapan atau reaksi penerima pesan dipengaruhi oleh
kemampuan penerima untuk dapat memahami dan mengartikan
pesan yang diberikan. Bentuk dari tanggapan dapat berupa lisan,
tulisan, tindakan atau kombinasi dari dua atau ketiga-tiganya.
Tanggapan dapat berupa persetujuan, penolakan, permintaan,
penjelasan lebih lanjut, keputusan yang diharapkan atau tidak
diharapkan oleh pembawa pesan. Efektivitas komunikasi juga
ditentukan oleh tanggapan yang diberikan penerima pesan.
c. Bentuk Komunikasi
Bentuk-bentuk komunikasi dalam suatu organisasi atau
perusahaan dapat dikelompokan menjadi berapa jenis, yaitu:
1) Ditinjau dari unsur formalitas, komunikasi dapat dibagi menjadi
dua, yaitu:
a) Komunikasi Formal
Komunikasi faormal merupakan penyebaran informasi yang
dilakukan secara resmi dalam suatu perusahaan atau
b) Komunikasi Non-formal
Komunikasi non-formal lebih bersifat pribadi, dan komunikasi
nonformal tidak mengarah kepada kepentingan organisasi atau
perusahaan.
2) Dilihat dari tingkatan, komunikasi dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:
a) Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal menggabarkan penyebaran informasi
yang dilakukan antar karyawan dari tingkatan yang berbeda,
baik dari
atasan ke bawahan (downward communication) maupun dari
bawahan ke atasan (upward communication).
i. Komunikasi ke Bawah (Downward Comunication)
Komunikasi ke bawah adalah pesan yang mengalir dari
atasan kepada bawahannya yang berkenaan dengan
tugas-tugas (A. Mulyono dan H. Indriyo, 1998:170). Pesan
tersebut berhubungan dengan pengarahan, tujuan, disiplin,
perintah, pertanyaan dan kebijakan umum.
ii. Komunikasi ke Atas (Upward Communication)
Menurut A. Mulyono dan H. Indriyo (1998:170)
komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari
tingkat yang lebih tinggi. Tujuan komunikasi ini adalah
untuk memberikan umpan balik, saran dan mengajukan
pertanyaan
b). Komunikasi Horisontal
Komunikasi horisontal merupakan komunikasi antar
karyawan pada tingkatan yang sama dalam perusahaan atau
organisasi. Komunikasi horisontal yang efektif membantu
individu yang menjadi bagian dari organisasi atau perusahaan
dapat memecahkan problem yang dihadapi bersama dan
sarana untuk menyamamakan persepsi, pendapat dan pola
pikir antar bagian. Dengan demikian ia mendapat sarana
untuk membangun keharmonisan hubungan kerjasama antar
bagian dan perusahaan.
3) Ditinjau dari sifat, komunikasi dapat dibagi menjadi dua yaitu:
a)Komunikasi Personal
Komunikasi personal merupakan komunikasi individu-individu
didalam perusahaan. Percakapan individu merupakan salah
satu contoh bentuk komunikasi personal.
b)Komunikasi Non-Personal
Komunikasi non-personal merupakan komunikasi yang tidak
terjadi antara individu di dalam perusahaan dengan media
d. Komunikasi dalam Organisasi
Untuk menjalankan tugas-tugasnya dengan baik, para
pemimpin eksekutif, dan karyawan perusahaan perlu beraksi, bereaksi
dan berkomunikasi. Komunikasi tersebut baik dilakukan antara
mereka sendiri (komunikasi intern) Maupun dengan orang-orang
diluar organisasi perusahaan (komunikasi ekstern). Komunikasi intern
dan ekstern tersebut wajib dilakukan secara efektif. Komunikasi
intern dilakukan oleh atasan dengan bawahan, oleh bawahan dengan
atasan dan di antara rekan kerja yang setingkat.
S. Sutojo dan M. Setiawan (2003:2) mengemukakan bahwa
komunikasi yang efektif mempunyai dua tujuan utama yaitu:
1) Mendapatkan pemahaman penuh tentang makna yang diberikan
kepada pihak lain baik didalam maupun diluar perusahaan.
2) Mendapat tanggapan, tindakan atau persetujuan dari si penerima
pesan seperti yang diharapkan si pemberi pesan. Pesan itu sendiri
dapat berbentuk berita, introduksi tentang suatu hal baru,
penyampaian pendapat, informasi, penjelasan, rekomendasi,
perintah, pernyataan atau himbauan untuk berbuat sesuatu.
e. Efektivitas Komunikasi
American Manajemen Associations (AMA) telah menyusun sejumlah
prinsip-prinsip komunikasi yang disebut “The Ten Commandments of
Pedoman ini disusun secara ringkas untuk meningkatkan efektivitas,
komunikasi organisasi, yang secara ringkas adalah sebagai berikut:
1) Cari kejelasan gagasan-gagasan terlebih dahulu sebelum
dikomunikasikan.
2) Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi.
3) Pertimbangkan keadaan fisik dan psikis manusia keseluruhan
kapan saja komunikasi dilakukan.
4) Konsultasi dengan pihak-pihak lain bila perlu, dalam perencanaan
komunikasi.
5) Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai isi dasar
berita selama berkomunikasi.
6) Ambil kesempatan, bila timbul untuk mendapatkan segala sesuatu
yang membantu atau umpan balik.
7) Ikuti lebih lanjut komunikasi yang telah dilaksanakan
8) Perhatikan konsistensi komunikasi.
9) Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi.
10)Jadilah pendengar yang baik, berkomunikasi tidak hanya untuk
f. Keuntungan Komunikasi yang Efektif
Komunikasi yang efektif membawa manfaat bagi pemimpin,
eksekutif dan karyawan maupun untuk perusahaan. S. Sutojo dan M.
Setiawan (2003:4-5) menjelaskan manfaat komunikasi organisasi
yang efektif sebagai berikut:
1) Manfaat Komunikasi Intern yang Efektif:
a) Komunikasi dari atas ke bawah
Komunikasi dari atas ke bawah yang efektif akan
menciptakan suasana kerja yang kondusif serta kepuasan
kerja bagi bawahan. Suasana kerja yang kondusif tersebut
dapat meningkatkan moral, motivasi dan efisiensi
perusahaan.
b) Komunikasi dari bawah ke atas
Komunikasi dari bawah ke atas yang efektif mempunyai
banyak manfaat bagi atasan yang professional. Disamping
laporan tertulis yang disampaikan bawahan secara periodik,
atasan yang profesional ingin mendengar komentar,
pendapat, usul, keinginan, kesan bahkan keluhan tentang
berbagai macam hal secara jujur dan terbuka dari
bawahannya. Sebagai kelanjutannya mereka dapat
c) Komunikasi Horisontal
Komunikasi horizontal yang efektif membantu individu dan
bagian perusahaan dalam bekerjasama memecahkan
problem yang dihadapi bersama. Ia juga merupakan sarana
untuk menyamakan persepsi, pendapat dan pola berpikir
antar bagian. Dengan demikian ia dapat menjadi sarana
untuk membangun keharmonisan hubungan dan antar
kerjasama antar bagian dalam perusahaan.
2) Manfaat Komunikasi Ekstern yang Efektif
Komunikasi bisnis dengan pihak ketiga yang efektif membawa
dampak positif dalam keberhasilan usaha bisnis dan upaya
membangun citra perusahaan di masyarakat.
3) Manfaat Bagi Staff dan Eksekutif
Kemampuan berkomunikasi secara efektif dapat menunjang
perkembangan karier pekerjaan mereka. Kita mampu
melaksanakan komunikasi dengan baik maka kita akan dapat
mengambil manfaat tertentu seperti:
a) Kelancaran tugas-tugas lebih terjamin
Berkomunikasi dengan baik dan memudahkan orang lain
demikian kita tidak perlu mengadakan pengulangan
berkali-kali terhadap pesan yang kita sampaikan.
b) Biaya-biaya dapat ditekan
Selain membantu kelancaran tugas-tugas, komunikasi yang
baik akan membentu menekan pembengkakan biaya-biaya
yang diakibatkan oleh komunikasi yang kurang baik.
c) Dapat meningkatkan pertisipasi
Komunikasi timbal balik antara atasan dan bawahan atau
antara karyawan dengan pihak perusahaan akan
menimbulkan partisipasi yang baik dari perusahaan.
d) Pengawasan dapat dilakukan dengan baik
Dengan adanya komunikasi dengan baik berarti hubungan
antara atasan dengan bawahan dapat terjalin dengan baik.
Ini berarti pengawasan dari pimpinan terhadap tugas-tugas
yang diberikan dapat dilaksanakan dengan baik.
6. Kinerja Karyawan
a. Pengertian Kinerja Karyawan
Menurut Bernadin dan Russell (dalam Sulistyani dkk, 2003:223)
kinerja merupakan catatan out come yang dihasilkan dari fungsi
pegawai tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode waktu
tertentu. Pengertian kinerja disini tidak bermaksud menilai
diperoleh selama periode waktu tertentu.
Simamora (2004:339) mengatakan bahwa kinerja karyawan
mengacu kepada kadar pencapaian tugas-tugas yang membentuk
sebuah pekerjaan karyawan. Kinerja merefleksikan seberapa baik
karyawan memenuhi persyaratan sebuah pekerjaan.
Menurut Prawirosentono (1999:2), kinerja adalah hasil kerja
yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan
moral maupun etika.
Sedangkan Simamora (2001:500) mendefinisikan kinerja
sebagai tingkat dimana para karyawan mencapai
persyaratan-persyaratan pekerjaan.
Menurut Daft (2006:13), kinerja adalah kemampuan organisasi
untuk mempertahankan tujuannya dengan mempergunakan sumber
daya secara efektif dan efisien.
Menurut Mathis dan Jackson (2006:113), ada 3 faktor yang
mempengaruhi kinerja individual kayawan antara lain kemampuan
individual untuk melakukan pekerjaan tersebut, tingkat usaha yang
dicurahkan dan yang terakhir yaitu dukungan organisasi. Hubungan
Kinerja (Performance: P) = Kemampuan (Ability : A) x Usaha (Effort
: E) x Dukungan (Support : S).
Komponen yang mendukung kinerja individual dapat dilihat dalam gambar di
bawah:
Gambar II. 1 Komponen yang Mendukung Kinerja Individual Usaha yang dicurahkan:
1. Motivasi 2. Etika kerja 3. Kehadiran 4. Rancangan tugas
Kinerja Individual
Kemampuan Individual:
1. Bakat 2. Minat
3. Faktor kepribadian
Dukungan Organisasional:
1. Pelatihan dan pengembangan 2. Peralatan dan
teknologi 3. Standar kinerja 4. Manajemen dan
Kinerja individual ditingkatkan sampai tingkat dimana ketiga komponen tersebut
ada dalam diri karyawan. Akan tetapi, kinerja akan berkurang apabila salah satu
faktor tersebut dikurangi atau tidak ada.
B. Penelitian Sebelumnya
1. Noor dkk, 2003. Analsis Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja
Karyawan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya
kepemimpinan situasional (mengarahkan, membimbing, mendukung dan
pendelegasian) baik secara parsial maupun simultan, serta mengetahui
variabel lain yang mempengaruhi gaya kepemimpinan situasional.
Kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini adalah bahwa
kinerja karyawan Kapet Sabang secara individu merupakan sesuatu yang
dianggap penting baik bagi karyawan itu sendiri maupun organisasi/
lembaga yang bersangkutan.
Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 karyawan. Sampel
ditetapkan dengan teknik stratified random sampling dengan rumus Slovin
dari populasi sebanyak 70 orang. Berdasarkan hasil analisis regresi pada
hipotesis 1 diperoleh kesimpulan bahwa gaya kepemimpinan
mengarahkan, membimbing, mendukung dan pendelegasian berpengaruh
terhadap kinerja karyawan. Dari hipotesis 2 diperoleh kesimpulan bahwa
dalam penelitian ini ditemukan adanya variabel lain yang mempengaruhi
2. Yohanes Chrismanto Hartoyo. Hubungan antara Kondisi kerja, Hubungan
Kerja, Dukungan Manajemen dan Kontrol dengan Kinerja Karyawan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : Ada hubungan
kondisi kerja, hubungan kerja, dukungan manajemen dengan kinerja
karyawan, dan kontrol dengan kinerja karyawan baik secara simultan
maupun parsial. Penelitian ini dilakukan dengan cara studi kasus pada
Tenaga Administrasi Rumah Sakit Panti rapih Yogyakarta.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara kepada kuisioner
kepada responden. Populasi dari penelitian ini adalah tenaga administrasi
panti rapih Yogyakarta. Sampel yang diteliti sebanyak 111 responden.
Teknik sampling yang digunakan adalah Simple Random Sampling. Uji
validitas menggunakan uji korelasi Peorsen’s Product Moment dan uji
Reilabilitas menggunakan rumus Cronbach Alpha. Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik koefisien product
moment dari Pearson, koefisien korelasi berganda Uji t dan Uji F pada
taraf signifikan 5%.
Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa:
a. Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara kondisi kerja
dengan kinerja karyawan.
b. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara hubungan kerja
dengan kinerja karyawan.
c . Ada hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan menejemen
d. Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara kontrol dengan kinerja
karyawan.
e. Ada hubungan antara kondisi kerja, hubungan kerja, dengan manejemen
dan kontrol dengan kinerja karyawan.
3. Nurini Retno Hartati dan Tri Gunarsih. Analisis Pengaruh Pendidikan,
Kompensasi, Promosi dan konflik Organisasi terhadap Motivasi kerja.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
Pendidikan, Kompensasi, Promosi dan Konflik Organisasi terhadap
Motivasi Kerja. Penelitian ini mengambil sampel yang jumlahnya sama
dengan besarnya populasi yaitu 95 orang. Sampel ditentukan dengan
metode sensus. Berdasarkan analisis regresi linear berganda menunjukan
bahwa jika variabel pendidikan, kompensasi, promosi, dan konflik dalam
organisasi dianggap bernilai nol, maka motivasi kerja sebesar 23,33.
Kerangka Konseptual Penelitian
Agar mempermudah memahami skripsi ini, maka penulis merumuskan
kerangka konseptual sebagai berikut:
`
Gambar II. 2 Kerangka Konseptual Penelitian
Keterangan :
Hubungan parsial
Hubugan simultan
D.Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu pernyataan atau dugaan sementara yang
digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian. Pada suatu
perusahaan, gaya kepemimpinan dan komunikasi pemimpin diduga
berhubungan dengan kinerja karyawan. Keterkaitan tersebut akan menentukan
tercapai tidaknya tujuan perusahaan. Bagaimana gaya kepemimpinan yang Komunikasi
Pemimpin Gaya
kepemimpinan
Tingkat Kinerja
dilakukan oleh seorang pemimpin, dan bagaimana komunikasi dari pemimpin
perusahaan. Semua hal tersebut saling berhubungan dalam suatu perusahaan.
Karyawan dapat termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya jika aspek-aspek
tersebut dijalankan dengan baik.
Pada hakikatnya karyawan memiliki kemauan dan kemampuan untuk
melakukan suatu pekerjaan dalam mencapai tujuan. Ini akan memberikan
pilihan situasi bagi pemimpin dalam berkomunikasi dengan bawahan,
menerima pendapat bawahan, memberikan wewenang, dan sebagainya. Dalam
hal ini gaya kepemimpinan, dan komunikasi pemimpin diduga berhubungan
dengan kinerja karyawan. Maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Apakah ada hubungan gaya kepemimpinan dengan kinerja
karyawan?
H2 : Apakah ada hubungan komunikasi pemimpin dengan kinerja
karyawan?
H3 : Apakah ada hubungan secara simultan gaya kepemimpinan,
34 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian studi kasus,
yaitu penelitian mengenai status subjek penelitian yang berkenaan dengan
suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas.
B. Tempat dan Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November
2012, sedangkan lokasi dalam penelitian ini adalah Perum Bulog Divisi
Regional Daerah Istimewa Yogyakarta. Jalan Suroto No.6 Kota Baru,
Yogyakarta.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan Perum Bulog Divisi
Regional Daerah Istimewa Yogyakarta, sedangkan objek dalam penelitian
ini adalah gaya kepemimpinan, komunikasi pemimpin, dan kinerja
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Gaya kepemimpinan
Gaya Kepemimpinan merupakan pola perilaku konsisten yang
diterapkan pemimpin dengan melalui orang lain, yaitu pola perilaku
yang diperlihatkan pimpinan pada saat mempengaruhi orang lain,
seperti dipersepsikan orang lain.
2. Komunikasi pemimpin
Didefinisikan sebagai proses dimana pesan dialirkan dari atasan
kepada bawahanya, ditukar dan dipahami oleh dua orang atau lebih,
biasanya dengan maksud untuk memotivasi atau mempengaruhi
perilaku, dan komunikasi pemimpin tidak sekedar mengirimkan
informasi tetapi juga dalam pendelegasian tugas dan wewenang.
3. Kinerja karyawan
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai
tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar
E. Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel
Skala pengukuran yang digunakan pada kuesioner adalah skala
likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social
(Sugiyono, 2009:132). Dalam penelitian fenomena sosial initelah
ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai
variabel. Kuesioner dalam penelitian terdiri dari lima jawaban yaitu sangat
setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Skala
pengukuran untuk variabel gaya kepemimpinan, komunikasi pemimpin,
dan kinerja karyawan yaitu:
Sangat setuju (SS) = 5
Setuju (S) = 4
Ragu-ragu (R) = 3
Tidak setuju (TS) = 2
Sangat tidak setuju (STS) = 1
F. Populasi dan Sampel
1. Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian atau hal
minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006:121). Dalam
penelitian ini yang dimaksud populasi adalah seluruh karyawan dalam
seksi-seksi dan bidang pada Perum Bulog Divisi Regional D.I.
2. Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui tata cara
tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi
(Iqbal, 2002:58). Sampel dari penelitian ini adalah karyawan dari
seluruh seksi dan bagian sebanyak 64 responden.
G. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-random
dengan purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009:122).
H. Sumber Data
Dalam penelitian ini sumber data berasal dari dua sumber data
sebagai berikut:
1. Data primer
Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli dan
dikumpulkan secara khusus untuk menjawab pertanyaan penelitian
(Cooper dan William, 1996:256).
2. Data sekunder
Data sekunder adalah studi yang dilakukan oleh pihak lain untuk
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan kategorisasi
dan klasifikasi bahan-bahan tertulis yang tersedia di perusahaan.
2. Kuesioner
Teknik pengumpulan data dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang kemudian diisi oleh responden.
3. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab secara bertatap muka antara
pewawancara dengan narasumber atau responden dan menggunakan
panduan wawancara (interview guide).
J. Teknik Pengujian Instrumen
1. Validitas
Validitas adalah ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukuru. Pengujian ini digunakan untuk mengetahui
apakah instrumen yang digunakan valid atau tidak valid untuk
mengukur apa yang akan diukur. Pengujian validitas menggunakan
teknik korelasi product momen, dengan rumus sebagai berikut (Umar,
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan:
r xy : Koefisien korelasi tiap item (r hitung)
∑xy : Jumlah hasil kali antara x dan y
∑x : Jumlah skor x
∑y : jumlah skor y
n : Banyaknya responden
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah instrumen yang akan menghasilkan, hasil
yang lebih kurang sama untuk beberapa kali pengukuran. Untuk
menguji koefisien reliabilitas butir kuesioner dalam penelitian ini
digunakan rumus reliabilitas menurut Arikunto (2002) (dalam Priyatno
2009: 25) dengan metode Alpha sebagai berikut:
[
] [
∑]
Keterangan:
= reliabilitas instrument
= banyaknya butir pertanyaan
∑ = jumlah varian butir
K. Teknik Analisis Data
Supaya mendapatkan hasil penelitian yang rasional dan dapat
dipertanggungjawabkan maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tipe Gaya Kepemimpinan
Untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang dipakai Kepala Perum
Bulog Divisi Regional Yogyakarta digunakan skala likert untuk
pembobotan setiap nomor pertanyaan dalam kuesioner tentang gaya
kepemimpinan. Pembobotan skor sebagai berikut:
Sangat setuju skor 5
Setuju skor 4
Ragu-ragu skor 3
Tidak setuju skor 2
Sangat tidak setuju skor 1
Karena terdapat tiga gaya kepemimpinan, maka dicari interval kelas dari
ketiga gaya kepemimpian tersebut dengan menggunakan rumus struges :
Keterangan:
Ci : Interval kelas.
Range : Selisih batas atas dan batas bawah.
2. Korelasi Parsial
Korelasi Parsial adalah mengukur hubungan atau asosiasi antara
salah satu variabel bebas (X1, X2, X3,….., Xn) dengan variabel terikat
Y (Sunyoto, 2007:65). Korelasi parsial merupakan angka yang
menunjukkan arah dan kekuatannya hubungan antara dua variabel
yang diduga dapat mempengaruhi hubungan variabel tersebut
tatap/dikendalikan (Sugiyono, 2008:235). Untuk menguji apakah gaya
kepemimpinan dan komunikasi pemimpin secara parsial berhubungan
dengan kinerja karyawan maka digunakan analisis korelasi parsial
(Sunyoto, 2007:65):
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan:
r xy = koefisien kolerasi antara X dan Y.
x = nilai dari suatu variabel independen.
y = nilai dari suatu variabel dependen.
n = banyaknya obyek yang diuji coba.
Uji signifikansi analisis kolerasi parsial.
Langkah-langkah uji t adalah sebagai berikut (Atmaja, 1997:339):
b. Gaya Kepemimpinan
1) Menentukan Ho dan Ha
Ho: ρ1 = 0, artinya tidak ada hubungan antara gaya
kepemimpinan dengan kinerja karyawan.
Ha: ρ1 ≠ 0, artinya ada hubungan antara gaya kepemimpinan
dengan kinerja karyawan.
2) Menentukan nilai t dengan menggunakan rumus:
√
√
Keterangan:
r : koefisien relasi
n : jumlah anggota sampel
3) Membandingkan nilai thitung dengan ttabel
Ho diterima bila: -tα /2tabel < thitung <α/2tabel ; p > 0,05
Ho diterima, keadaan ini menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja
Ho ditolak bila: thitung≤ -tα/2tabel atau thitung≥ tα/2tabel; p ≤ 0,05.
Ho ditolak, keadaan ini menunjukkan bahwa ada hubungan
antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan.
c. Komunikasi pemimpin
1) Menentukan Ho dan Ha
Ho: ρ2 = 0, artinya tidak ada hubungan antara komunikasi
pemimpin dengan kinerja karyawan.
Ha: ρ2 ≠ 0, artinya ada hubungan antara komunikasi
pemimpin dengan kinerja karyawan.
2) Menghitung nilai t dengan menggunakan rumus :
√
√
Keterangan:
r : koefisien relasi.
n : jumlah anggota sampel.
3) Membandingkan nilai thitung dengan ttabel
Ho diterima bila: -tα /2tabel < thitung < α/2tabel; ρ > 0,05
Ho diterima, keadaan ini menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan antara komunikasi pemimpin dengan kinerja
Ho ditolak bila: thitung≤ -tα/2tabel atau thitung≥ tα/2tabel; p ≤ 0,05
Ho ditolak, keadaan ini menunjukkan bahwa ada hubungan
antara komunikasi pemimpin dengan kinerja karyawan.
3. Korelasi Berganda
Korelasi berganda merupakan alat untuk mengukur hubungan
atau tingkat asosiasi antara variabel-variabel bebas (X1, X2, X3,…,
Xn) terhadap variabel terikat (Y) secara simultan (Sunyoto, 2007:69).
Untuk menguji apakah gaya kepemimpinan, kondisi kerja dan
kompensasi secara simultan berhubungan dengan motivasi kerja
karyawan maka digunakan analisis kolerasi berganda. Rumus analisis
kolerasi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut (Sunyoto,
2007:69):
∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan:
R = Korelasi ganda.
X1Y = Koefisien korelasi antara X1 dengan Y.
X2Y = Koefisien korelasi antara X2 dengan Y.
XnY = Koefisien antara Xn dengan Y.
Y = Nilai dari suatu variabel dependen.
Uji signifikan analisis kolerasi berganda
Langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut (Atmaja, 1997:347):
a) Menentukan Ho dan Ha
Ho: ρy, x1 x2 ...xN = 0, artinya tidak ada hubungan antara gaya
kepemimpinan, dan komunikasi pemimpin secara simultan
dengan kinerja karyawan.
Ha: ρy, x1, x2,...xN ≠ 0 , artinya ada hubungan antara gaya
kepemimpinan, dan Komunikasi pemimpin secara simultan
dengan kinerja karyawan karyawan.
b) Menghitung nilai Fhitung dengan menggunakan rumus :
Keterangan:
r2 = koefisien korelasi ganda
k = jumlah variabel independen
n = jumlah sampel
c) Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel
Ho diterima bila Fhitung <Ftabel; probabilitas (p) > 0,05.
d) Kesimpulan
Ho diterima, keadaan ini menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan secara simultan antara gaya kepemimpinan, dan
komunikasi pemimpin dengan kinerja karyawan.
Ho ditolak, keadaan ini menunjukkan bahwa ada hubungan
secara simultan antara gaya kepemimpinan, dan komunikasi