ii ABSTRAK
Penelitian ini memiliki judul kontribusi determinan terhadap intention untuk hadir tepat waktu di perkuliahan pagi pada mahasiswa semester I Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung ditinjau dari teori planned behavior.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik survei. Variabel penelitian ini adalah intention dan determinan-determinannya. Pengambilan data dilakukan di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung terhadap mahasiswa semester I. Jumlah responden sebanyak 194 mahasiswa.
Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner intention dan determinan-determinannya yang disusun oleh Icek Ajzen (2005) dan diadaptasi oleh peneliti yang mengacu pada teori planned behavior sebanyak 16 item. Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan korelasi Pearson dan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach diperoleh 16 item valid yang diterima, dengan validitas berkisar antara 0,614-0,860, dan reliabilitas sebesar 0,888. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik multiple regression dan teknik korelasi Pearson.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 50% mahasiswa semester I Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung memiliki intention yang kuat dan 50% mahasiswa memiliki intention yang lemah untuk hadir tepat waktu di perkuliahan pagi. Dari hasil penelitian juga diketahui determinan yang memberikan pengaruh paling besar terhadap intention untuk hadir tepat waktu di perkuliahan pagi pada mahasiswa semester I Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung adalah attitude toward the behavior sebesar 0,442. Determinan yang memberikan pengaruh terbesar kedua adalah subjective norms sebesar 0,333. Determinan yang memberikan pengaruh paling kecil terhadap intention adalah perceived behavioral control sebesar 0.191.
iii DAFTAR ISI
ABSTRAK...i
LEMBAR PENGESAHAN...ii
KATA PENGANTAR...iii
DAFTAR ISI...vi
DAFTAR TABEL...x
DAFTAR SKEMA...xi
DAFTAR LAMPIRAN...xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah...1
1.2.Identifikasi Masalah...6
1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian...7
1.4.Kegunaan Penelitian...7
1.4.1. Kegunaan Ilmiah...7
1.4.2. Kegunaan Praktis...8
1.5.Kerangka Pemikiran...8
1.6.Asumsi Penelitian...16
iv
2.1.1. Pengertian Planned Behavior………...17
2.1.2. Intention………...19
2.1.3. Attitudes Toward The Behavior………...19
2.1.4. Subjective Norms………...21
2.1.5. Perceived Behavioral Control………..22
2.1.6. Pengaruh Determinan-Determinan Intention Terhadap Intention……23
2.1.7. Background Factor………..24
2.1.8. Target, Action, Context And Time………26
2.2. Periode Masa Dewasa Awal………...26
2.2.1. Karakteristik Masa Dewasa Awal...26
2.2.2. Perkembangan Kognitif Masa Dewasa Awal...28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian...32
3.2. Variabel penelitian dan Definisi Operasional...33
3.2.1. Variabel Penelitian...33
3.2.2. Definisi Operasional...33
3.3. Alat Ukur...34
3.3.1. Alat Ukur Planned Behavior...34
3.3.2. Prosedur pengisian...35
v
3.3.4. Data Pribadi dan Data Penunjang...36
3.3.5. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur...37
3.3.5.1. Validitas Alat Ukur...37
3.3.5.2. Reliabilitas Alat Ukur...38
3.4. Populasi Penelitian dan Teknik Sampling...39
3.4.1. Populasi Sasaran Penelitian...39
3.4.2. Karakterisik Populasi...39
3.4.3. Teknik Sampling...39
3.5. Teknik Analisis Data...39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian...41
4.1.1. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis kelamin...41
4.2. Gambaran Hasil Penelitian...42
4.2.1. Kontribusi Determinan-Determinan Terhadap Intention Dan Korelasi Antara Determinan-Determinan Dalam Intention...42
4.2.2. Intention Dan Determinan Intention...43
4.2.3. Tabulasi Silang Intention Dan Determinan- Determinan...45
vi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan………...55
5.2. Saran……….………..57
DAFTAR PUSTAKA...59
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Tahap Perkembangan
Tabel 2.2. Tahap Perkembangan Kognitif Piaget Tabel 3.1. Kisi-Kisi Alat Ukur
Tabel 3.2. Sistem Penilaian
Tabel 4.1. Gambaran Jenis Kelamin
Tabel 4.2. Gambaran Hasil Penelitian Intention
Tabel 4.3. Gambaran Hasil Penelitian Determinan Attitude Toward The Behavior dalam Intention
Tabel 4.4. Gambaran Hasil Penelitian Determinan Subjective Norms Dalam Intention
Tabel 4.5. Gambaran Hasil Penelitian Determinan Perceived Behavioral Control dalam Intention
Tabel 4.6. Tabulasi silang antara Intention dan Attitude toward the behaviour Tabel 4.7. Tabulasi silang antara Intention dan Subjective Norms
Tabel 4.8. Tabulasi silang antara Intention dan Perceived Behavioral Control Tabel 5.1. Crosstabs Attitude Toward the Behavior dengan Subjective Norms Tabel 5.2. Crosstabs Attitude Toward the Behavior dengan Perceived
Behavioral Control
viii
Tabel 6.1. Crosstabulation Attitude Toward the Behavior (ATB) Dengan Pengalaman Tentang Reaksi Dosen Ketika Mahasiswa Datang Terlambat
Tabel 6.2. Crosstabs Attitude Toward the Behavior (ATB) dengan PerasaanKetika Mahasiswa Datang Tepat Waktu
Tabel 6.3. Crosstabs Attitude Toward the Behavior (ATB) Dengan Hal-HalYang Membuat Mahasiswa Datang Tepat Waktu
Tabel 6.4. Crosstabs Attitude Toward the Behavior (ATB) Dengan Perasaan Mahasiswa Ketika Datang Terlambat
Tabel 7.1. Crosstabs Subjective Norms (SN) dengan Siapakah Orang Yang Paling Berpengaruh Terhadap Mahasiswa
Tabel 8.1. Crosstabs Perceived Behavioral Control (PBC) Dengan Hal-Hal Yang Mendukung Usaha Mahasiswa
ix
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1. Teori Planned Behavior Skema 3.1. Rancangan Penelitian
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Alat Ukur Planned Behavior Lampiran 2 Data Penunjang
Lampiran 3 Hasil Perhitungan Validitas Dan Reliabilitas Alat Ukur Intention Dan Determinan-Determinannya
Lampiran 4 Hasil Jawaban Data Primer Responden
Lampiran 5 Crosstabulation Attitude Toward The Behavior, Subjective Norms Dan Perceived Behavioral Control
Lampiran 6 Crosstabulation Attitude Toward The Behavior Dengan Data Penunjang
Lampiran 7 Crosstabulation Subjective Norms Dengan Data Penunjang Lampiran 8 Crosstabulation Perceived Behavioral Control Dengan Data
Penunjang
Lampiran 1
KATA PENGANTAR
Dalam rangka memenuhi syarat kelulusan Fakultas Psikologi Universitas Kristen
Maranatha Bandung, salah satu syarat kelulusan yang harus dipenuhi adalah menyusun
karya tulis. Adapun judul karya tulis ini adalah Kontribusi Determinan Terhadap
Intention Untuk Datang Tepat Waktu Di Perkuliahan Pagi Pada Mahasiswa Semester I Fakultas Psikologi Universitas ”X” Bandung.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka saudara dimohon kesediannya untuk
meluangkan waktu mengisi kuesioner ini. Data yang akan diperoleh nantinya akan
dipergunakan untuk penelitian ini.
Saudara diharapkan untuk mengisi kuesioner ini dengan sebenar-benarnya dan
sejujur-jujurnya. Identitas dan kerahasiaan jawaban saudara akan dijaga.
Atas kesediaan dan bantuannya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
DATA PRIBADI
Nama (inisial) :
Usia :
Semester :
Jenis Kelamin : L / P
Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan yang berhubungan dengan keadaan diri
Saudara. Setiap pernyataan disini menggunakan rating dengan skala 7. Saudara diminta
untuk melingkari salah satu angka yang menggambarkan diri Saudara secara tepat.
Contoh :
Menurut Saudara, cuaca di Kota Bandung belakangan ini …
Baik : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Buruk
Sangat Cukup Agak Netral Agak Cukup Sangat
Jika menurut Saudara cuaca di Kota Bandung belakangan ini sangat baik, maka lingkari angka 1.
Menurut Saudara, cuaca di Kota Bandung belakangan ini …
Baik : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Buruk
Jika menurut Saudara cuaca di Kota Bandung belakangan ini cukup baik, maka lingkari angka 2.
Menurut Saudara, cuaca di Kota Bandung belakangan ini …
Baik : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Buruk
Jika menurut Saudara cuaca di Kota Bandung belakangan ini agak baik, maka lingkari angka 3.
Menurut Saudara, cuaca di Kota Bandung belakangan ini …
Jika menurut Saudara cuaca di Kota Bandung belakangan ini tidak baik tetapi juga tidak buruk, maka lingkari angka 4.
Menurut Saudara, cuaca di Kota Bandung belakangan ini …
Baik : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Buruk
Jika menurut Saudara cuaca di Kota Bandung belakangan ini agak buruk, maka lingkari angka 5.
Menurut Saudara, cuaca di Kota Bandung belakangan ini …
Baik : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Buruk
Jika menurut Saudara cuaca di Kota Bandung belakangan ini cukup buruk, maka lingkari angka 6.
Menurut Saudara, cuaca di Kota Bandung belakangan ini …
Baik : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Buruk
Jika menurut Saudara cuaca di Kota Bandung belakangan ini sangat buruk, maka lingkari angka 7.
Menurut Saudara, cuaca di Kota Bandung belakangan ini …
1. Bagi saya, datang tepat waktu di perkuliahan pagi merupakan hal yang ….
Mudah : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Sulit
2. Orang tua saya berpikir bahwa….
Saya harus : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Saya tidak harus
datang tepat waktu di perkuliahan pagi
3. Bagi saya, datang tepat waktu di perkuliahan pagi merupakan hal yang ….
Baik : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Buruk
4. Saya berencana untuk datang tepat waktu di perkuliahan pagi ....
Sesuai : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Tidak sesuai
dengan diri saya
5. Saya sendiri yang memutuskan untuk datang atau tidak datang tepat waktu di
perkuliahan pagi...
Setuju : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Tidak setuju
6. Sebagian besar teman di kelas saya berpikir bahwa...
Saya harus : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Saya tidak harus
datang tepat waktu di perkuliahan pagi
7. Bagi saya, datang tepat waktu di perkuliahan pagi merupakan hal yang ...
Penting : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Tidak penting
8. Saya …
Akan mencoba : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Tidak akan mencoba
untuk datang tepat waktu di perkuliahan pagi
9. Jika saya mau, saya dapat datang tepat waktu di perkuliahan pagi…
10.Dosen-dosen di kampus saya berpikiran…
Saya harus : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Saya tidak harus
datang tepat waktu di perkuliahan pagi
11.Bagi saya, melakukan usaha untuk datang tepat waktu di perkuliahan pagi merupakan hal yang …
Menyenangkan : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Tidak menyenangkan
12.Saya …
Akan berusaha : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Tidak akan berusaha
untuk datang tepat waktu di perkuliahan pagi
13.Bagi saya, datang tepat waktu di perkuliahan pagi merupakan hal yang….
Mungkin: 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Tidak mungkin
14.Menurut saya, sahabat / pacar saya akan menyetujui usaha saya untuk datang tepat
waktu di perkuliahan pagi....
Setuju : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Tidak setuju
15.Bagi saya, datang tepat waktu di perkuliahan pagi …
Menarik : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Menyulitkan
16.Saya berniat untuk datang tepat waktu di perkuliahan pagi...
Lampiran 2
DATA PENUNJANG
Bacalah dengan seksama setiap pertanyaan di bawah ini kemudian anda diminta
untuk menuliskan jawaban anda pada tempat yang telah tersedia. Isilah pertanyaan ini
dengan lengkap dan jelas.
1. Ketika anda datang terlambat di perkuliahan pagi, apa yang dilakukan oleh dosen
anda ?
...
...
2. Apa yang anda rasakan ketika anda datang terlambat di perkuliahan pagi?
...
...
3. Apakah anda pernah melihat teman satu kelas anda datang terlambat di perkuliahan
pagi ? jika iya, bagaimana reaksi dosen anda ketika teman satu kelas anda datang
terlambat ? Lalu bagaimana perasaan anda pada saat itu ?
...
...
4. Apa yang anda rasakan ketika anda datang tepat waktu di perkuliahan pagi?
...
...
5. Apakah anda memiliki sarana atau fasilitas yang digunakan agar dapat selalu datang
tepat waktu di perkuliahan pagi ?
a. Ya
b. Tidak
6. Jika iya, fasilitas apa saja yang anda miliki untuk mendukung usaha anda agar
a. Kendaraan pribadi
b. Diantar oleh orangtua / supir
c. Menumpang teman
d. Ada teman yang ikut menumpang
e. Jam weker
f. Rumah / kos dekat dengan kampus
g. Akses kendaraan umum yang mudah dari rumah
h. Sudah terbiasa disiplin bangun pagi
i. Aturan dosen
j. ... (yang lainnya)
7. Jika tidak, fasilitas apa saja yang anda inginkan ? (jawaban boleh lebih dari 1)
...
8. Di semester ini, apakah anda pernah datang terlambat di perkuliahan pagi ?
a. Iya
Jika iya, berapa kali? ... Dan alasan keterlambatan tersebut ?
...
b. Tidak
9. Siapakah orang yang penting / berpengaruh bagi anda untuk mendukung usaha anda
untuk datang tepat waktu di perkuliahan pagi ? berikan alasannya !
...
10.Apakah hal yang membuat anda datang tepat waktu di perkuliahan pagi ?
(Jawaban boleh lebih dari 1)
a. Kegiatan kuliah (praktikum / kuis / tugas)
b. Aturan dosen
d. Posisi duduk (depan / belakang / sebelah teman)
e. Merasa malu kalau datang terlambat
f. Agar tidak dimarahi oleh dosen
g. Absensi
Lampiran 3
HASIL PERHITUNGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR INTENTION DAN DETERMINAN-DETERMINANNYA
A. Validitas Intention
No Item Koefisien Keterangan
4 0,829 Diterima
8 0,847 Diterima
12 0,860 Diterima
16 0,834 Diterima
B. Validitas Attitude Toward the Behavior No Item Koefisien Keterangan
3 0,709 Diterima
7 0,762 Diterima
11 0,834 Diterima
15 0,835 Diterima
C. Validitas Subjective Norms
No Item Koefisien Keterangan
2 0,683 Diterima
6 0,752 Diterima
10 0,614 Diterima
D. Validitas Perceived Behavioral Control No Item Koefisien Keterangan
1 0,688 Diterima
5 0,713 Diterima
9 0,655 Diterima
13 0,655 Diterima
Derajat Reliabilitas
Lampiran 4
HASIL JAWABAN DATA PRIMER RESPONDEN
Subjek ATB SN PBC Intention
1 25 24 28 24
2 25 27 27 27
3 23 25 26 24
4 20 25 27 28
5 15 17 21 22
6 20 18 20 18
7 26 25 23 26
8 27 28 27 28
9 23 26 24 26
10 22 22 24 23
11 26 26 25 27
12 20 22 20 23
13 28 26 22 28
14 15 20 22 18
15 20 24 20 24
16 18 19 19 19
17 19 15 18 17
18 25 28 27 27
19 13 22 13 22
20 20 16 17 18
21 20 24 23 20
22 24 27 24 26
24 18 28 26 27
25 23 22 17 24
26 13 26 23 26
27 14 24 25 21
28 25 26 24 27
29 22 28 28 27
30 21 25 21 25
31 21 24 26 23
32 24 27 24 25
33 23 20 19 24
34 25 27 27 28
35 25 25 26 28
36 20 16 27 18
37 27 23 26 27
38 21 24 25 24
39 28 19 24 25
40 21 24 27 23
41 21 19 19 25
42 16 24 20 21
43 20 25 23 21
44 24 22 26 27
45 18 25 24 24
46 26 25 23 28
47 19 24 21 27
48 19 27 19 21
49 27 25 25 28
50 28 27 28 28
51 21 22 26 27
52 21 24 24 24
54 25 28 23 28
55 22 22 26 28
56 21 22 26 20
57 6 14 10 8
58 18 24 22 24
59 13 18 22 14
60 24 19 24 25
61 22 22 22 25
62 22 28 28 28
63 18 28 28 28
64 19 24 24 19
65 25 28 27 27
66 14 26 24 24
67 17 24 15 22
68 22 26 26 19
69 8 16 11 12
70 23 25 27 24
71 15 26 17 17
72 19 24 17 21
73 26 25 28 27
74 23 26 26 24
75 22 24 16 24
76 25 23 25 26
77 25 28 28 27
78 14 17 26 17
79 26 27 26 28
80 24 26 26 25
81 19 22 22 23
82 28 28 20 28
84 20 22 20 24
85 20 22 20 23
86 26 23 27 26
87 26 23 22 26
88 26 27 27 26
89 22 25 27 26
90 21 27 18 25
91 28 28 27 28
92 28 28 28 28
93 27 28 27 28
94 24 22 19 22
95 27 25 21 24
96 24 25 22 27
97 26 26 26 25
98 21 24 23 21
99 16 25 22 16
100 24 26 25 27
101 21 21 21 19
102 27 27 26 28
103 24 21 24 26
104 27 25 26 28
105 19 21 26 22
106 24 27 23 26
107 25 26 20 27
108 21 22 25 28
109 17 23 25 18
110 18 20 23 18
111 21 24 26 24
112 22 25 22 26
114 24 22 26 26
115 26 26 25 28
116 27 25 28 27
117 11 25 23 16
118 23 25 23 27
119 20 23 23 23
120 27 27 28 28
121 26 27 24 25
122 26 26 27 26
123 15 23 22 21
124 24 26 27 27
125 17 19 20 18
126 23 26 28 26
127 24 23 24 24
128 16 16 22 16
129 26 27 27 28
130 17 16 16 16
131 24 26 24 22
132 28 28 28 25
133 28 24 26 27
134 13 16 17 16
135 23 27 25 25
136 18 25 22 21
137 24 24 22 24
138 18 19 23 20
139 27 16 20 17
140 19 22 25 24
141 18 18 16 17
142 22 20 27 23
144 20 25 14 21
145 25 27 25 28
146 24 24 25 25
147 20 27 24 26
148 16 25 20 23
149 22 20 23 25
150 13 21 21 16
151 24 24 25 27
152 11 23 21 13
153 28 28 25 25
154 24 26 22 27
155 26 27 27 28
156 26 24 26 23
157 22 21 21 22
158 18 22 20 19
159 11 25 10 25
160 28 19 25 28
161 23 24 26 23
162 25 24 19 28
163 19 19 16 17
164 22 15 18 18
165 25 26 22 26
166 28 28 28 28
167 20 21 27 22
168 18 24 28 27
169 19 23 22 22
170 20 24 24 18
171 12 16 23 20
172 22 25 22 23
174 26 25 28 28
175 18 24 24 21
176 20 21 21 22
177 27 28 28 26
178 21 25 25 23
179 12 21 27 23
180 22 21 24 25
181 17 27 23 25
182 28 27 28 28
183 13 19 16 17
184 22 26 23 26
185 19 26 21 21
186 19 18 24 23
187 22 26 26 23
188 18 24 27 25
189 20 23 27 28
190 27 26 27 28
191 22 25 24 23
192 21 21 24 26
193 17 21 21 20
Lampiran 5
CROSSTABULATION ATTITUDE TOWARD THE BEHAVIOR, SUBJECTIVE
NORMS DAN PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL
Tabel 5.1. Crosstabs Attitude Toward the Behavior dengan Subjective Norms
Subjective norms
Total
1 2
Attitude toward the behavior 1 69 34 103
2 22 69 91
Total 91 103 194
Tabel 5.2. Crosstabs Attitude Toward the Behavior dengan Perceived Behavioral Control
Perceived behavioral
control
Total
1 2
Attitude toward the
behavior
1 75 28 103
2 33 58 91
Tabel 5.3. Crosstabs Subjective Norms dengan Perceived Behavioral Control
Perceived behavioral
control
Total
1 2
Subjective norms 1 62 29 91
2 46 57 103
Lampiran 6
CROSSTABULATION ATTITUDE TOWARD THE BEHAVIOR DENGAN DATA PENUNJANG
Tabel 6.1. Crosstabulation Attitude Toward the Behavior (ATB) Dengan Pengalaman Tentang Reaksi Dosen Ketika Mahasiswa Datang Terlambat
Pengalaman tentang reaksi dosen ketika mahasiswa datang terlambat
Tabel 6.2. Crosstabs Attitude Toward the Behavior (ATB) dengan Perasaan Ketika Mahasiswa Datang Tepat Waktu
Perasaan ketika mahasiswa datang tepat waktu
Tabel 6.3. Crosstabs Attitude Toward the Behavior (ATB) Dengan Hal-Hal Yang Membuat Mahasiswa Datang Tepat Waktu
Hal-hal yang membuat mahasiswa datang tepat waktu
Tabel 6.4. Crosstabs Attitude Toward the Behavior (ATB) Dengan Perasaan Mahasiswa Ketika Datang Terlambat
Perasaan mahasiswa ketika datang terlambat
Total biasa saja bersalah malu malas kuliah tidak nyaman takut rugi
Lampiran 7
CROSSTABULATION SUBJECTIVE NORMS DENGAN DATA PENUNJANG
Tabel 7.1. Crosstabs Subjective Norms (SN) dengan Siapakah Orang Yang Paling Berpengaruh Terhadap Mahasiswa
Siapakah orang yang paling berpengaruh terhadap mahasiswa
Total diri sendiri orang tua teman pacar dosen sahabat pembantu saudara
Lampiran 8
CROSSTABULATION PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DENGAN DATA PENUNJANG
Tabel 8.1. Crosstabs Perceived Behavioral Control (PBC) Dengan Hal-Hal Yang Mendukung Usaha Mahasiswa
Hal-hal yang mendukung usaha mahasiswa
Tabel 8.2. Crosstabs Attitude Toward The Behavior (ATB) Dengan Hal-Hal Yang Menghambat Usaha Mahasiswa
Hal-hal yang menghambat mahasiswa
Lampiran 9
Lampiran 9. Kisi-Kisi Alat Ukur Intention dan Determinan-Determinannya Item
Attitude Toward The
Behavior
3. Bagi saya, datang tepat waktu di perkuliahan pagi merupakan hal yang ….
(Baik-Buruk)
7. Bagi saya, datang tepat waktu di perkuliahan pagi merupakan hal yang ...
(Penting-Tidak penting)
11.Bagi saya, melakukan usaha untuk datang tepat waktu di perkuliahan pagi merupakan hal yang …
(Menyenangkan-Tidak menyenangkan)
15.Bagi saya, datang tepat waktu di perkuliahan pagi …
(Menarik-Menyulitkan)
Subjective Norms 2. Orang tua saya berpikir bahwa….
(Saya harus-Saya tidak harus) datang tepat waktu di perkuliahan pagi
(Saya harus-Saya tidak harus) datang tepat waktu di perkuliahan pagi
10.Dosen-dosen di kampus saya berpikiran…
(Saya harus-Saya tidak harus) datang tepat waktu di perkuliahan pagi
14.Menurut saya, sahabat / pacar saya akan menyetujui usaha saya untuk datang tepat waktu di
perkuliahan pagi....
(Setuju-Tidak setuju)
Perceived Behavioral
Control
1. Bagi saya, datang tepat waktu di perkuliahan pagi merupakan hal yang ….
(Mudah-Sulit)
5. Saya sendiri yang memutuskan untuk datang atau tidak datang tepat waktu di perkuliahan pagi...
(Setuju-Tidak setuju)
9. Jika saya mau, saya dapat datang tepat waktu di perkuliahan pagi…
(Benar- Salah)
13.Bagi saya, datang tepat waktu di perkuliahan pagi merupakan hal yang….
Intention 4. Saya berencana untuk datang tepat waktu di perkuliahan pagi (Sesuai-Tidak) sesuai dengan diri saya
8. Saya (Akan mencoba-Tidak akan mencoba) untuk datang tepat waktu di perkuliahan pagi
12.Saya (Akan berusaha-Tidak akan berusaha) untuk datang tepat waktu di perkuliahan pagi
16.Saya berniat untuk datang tepat waktu di perkuliahan pagi...
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, Indonesia mengalami berbagai macam perubahan yang terjadi di
setiap aspek kehidupan seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, politik, ekonomi,
sosial dan budaya. Perubahan-perubahan ini turut mempengaruhi proses
pembangunan di Indonesia yang pada saat ini sudah berkembang dengan pesat dan
ilmu pengetahuan memiliki peran yang besar di dalam pembangunan tersebut.
Untuk menyiapkan diri menghadapi proses pembangunan yang akan terus-
menerus terjadi, perlu disiapkan sumber daya manusia yang unggul terutama dalam
bidang ilmu pengetahuan atau pendidikan. Sumber daya manusia yang unggul dapat
disiapkan melalui jalur pendidikan sehingga menghasilkan kualitas yang baik dan
mampu bersaing dengan berbagai sumber daya manusia dari negara lain. Peningkatan
sumber daya manusia turut mendapat perhatian dari para Menteri Pendidikan se-Asia
Tenggara yang sepakat mengatakan jaringan pendidikan harus diperkuat guna
membentuk komunitas yang kompetitif dan meningkatkan kualitas hidup warga
negara sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang unggul. (KOMPAS.
Sabtu, 17 Maret 2007. hal. 12)
Untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan mampu bersaing
2
formal yaitu Perguruan Tinggi. Diharapkan nantinya para sarjana dapat menjadi
sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kompetensi yang cukup untuk
berperan serta dalam pembangunan Indonesia ke arah yang lebih baik lagi. Masalah
kedisiplinan sangat berperan dalam hal ini karena sebagai seorang pelajar yang
sedang berada dalam proses pendidikan, mereka perlu dibiasakan dari kecil untuk
tidak datang terlambat ketika menghadiri kegiatan pendidikan sekolah atau kuliah.
Namun kenyataannya, di dalam menjalani proses pendidikan seseorang dapat
melakukan hal yang berbeda dari yang diharapkan. Salah satu contohnya adalah
pelanggaran tata tertib seperti keterlambatan mahasiswa ketika menghadiri
perkuliahan. Masalah ini kemungkinan dapat terjadi karena kurang kuatnya
penghayatan disiplin mahasiswa, sehingga perilaku terlambat datang untuk
menghadiri perkuliahan ini seringkali terjadi.
Untuk menguatkan penghayatan rasa disiplin tersebut, maka institusi
pendidikan biasanya membuat suatu aturan tata tertib yang diterapkan secara tegas.
Salah satu contohnya adalah dengan adanya kewajiban datang tepat waktu untuk
mengikuti kegiatan pendidikan. Seiring dengan tujuan tersebut maka perguruan tinggi
“X” di Bandung mengeluarkan peraturan tata tertib, yaitu para mahasiswa diwajibkan
untuk mengikuti segala kegiatan akademik (kuliah, responsi, praktikum, asistensi)
sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. (Peraturan Administrasi Akademik
3
Salah satu perbedaan antara dunia SMA dan Perguruan Tinggi adalah ketika
SMA, seluruh siswa sudah diharapkan hadir di sekolah sebelum pukul 07.00. Di
Perguruan Tinggi, mahasiswa tidak selalu masuk perkuliahan pagi pukul 07.00. Ada
mata kuliah pagi yang dimulai pukul 08.00. Ketika SMA, siswa yang terlambat tidak
mendapatkan toleransi keterlambatan karena sudah langsung diberikan sanksi oleh
guru piket. Berbeda dengan Perguruan Tinggi, mahasiswa yang terlambat biasanya
mendapatkan toleransi keterlambatan 15-30 menit, tergantung kebijakan dari dosen
yang mengajar di kelas.
Berdasarkan pengamatan peneliti selama mengikuti kegiatan perkuliahan di
Fakultas Psikologi Universitas ”X” dosen memberikan toleransi keterlambatan 15
menit untuk setiap mata kuliah. Sebagai contoh apabila kuliah diadakan pada pagi
hari pukul 07.00 WIB, maka mahasiswa masih diijinkan untuk memasuki ruangan
sampai batas waktu pukul 07.15 WIB. Namun aturan keterlambatan tersebut tidak
berlaku di semua mata kuliah, karena setiap dosen memiliki aturan-aturan sendiri
tentang toleransi keterlambatan. Ada dosen yang tidak mempermasalahkan
keterlambatan mahasiswa, ada pula dosen yang memberikan toleransi sampai lebih
dari 15 menit, dan ada dosen yang sama sekali tidak memberikan toleransi
keterlambatan sehingga bila ada mahasiswa yang terlambat 5 menit pun tidak
diijinkan masuk atau masih diijinkan masuk dengan syarat tidak boleh mengisi daftar
4
Perbedaan aturan tersebut turut mempengaruhi persepsi mahasiswa mengenai
keterlambatan. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang mahasiswa
semester I diperoleh informasi bahwa ketika dosen menerapkan aturan 15 menit
keterlambatan dengan tegas, maka mahasiswa pada umumnya tidak berani datang
terlambat karena takut tidak diperbolehkan masuk kelas. Ada pula mahasiswa yang
sudah datang terlambat tidak berani masuk kelas karena takut tidak diperbolehkan
masuk oleh dosen. Berbeda halnya dengan dosen yang tidak mempermasalahkan
keterlambatan mahasiswa, pada umumnya mahasiswa bersikap lebih santai dan tidak
merasa bersalah ketika datang terlambat. Hal ini menyebabkan di setiap minggu
perkuliahan pasti ada mahasiswa yang datang terlambat.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan teori Planned
Behavior yang dikenalkan oleh Icek Ajzen (2005)sebagai landasan analisis. Menurut
teori Planned Behavior, Intention merupakan tanda dari seberapa keras seseorang
berusaha, dengan tujuan menampilkan perilaku tertentu. Terdapat tiga determinan
yang mempengaruhi besarnya niat (intention) seseorang dalam menampilkan suatu
perilaku, dalam hal ini bentuk perilaku tersebut adalah menghadiri perkuliahan tepat
waktu. Determinan pertama adalah attitude toward the behavior yang merupakan
evaluasi mahasiswa mengenai apakah perilaku datang tepat waktu merupakan sikap
yang menguntungkan atau tidak (favourable atau unfavourable). Determinan kedua
adalah subjectivenorms yaitu adanya tuntutan sosial dari orang-orang yang signifikan
5
perceived behavioral control yang merupakan persepsi mahasiswa mengenai mudah
atau sulitnya dalam menampilkan perilaku datang tepat waktu diperkuliahan
berdasarkan faktor-faktor yang mendukung maupun yang menghambat.
Ketiga determinan tersebut saling berkorelasi dan mempengaruhi kualitas
intention perilaku datang tepat waktu di perkuliahan akan ditampilkan. Semakin kuat
intention seseorang untuk menampilkan perilaku tersebut maka akan semakin besar
kemungkinan munculnya perilaku tersebut, sedangkan bila semakin lemah intention
seseorang untuk menampilkan perilaku maka akan semakin kecil kemungkinan
munculnya perilaku tersebut (Icek Ajzen, 2005).
Berdasarkan hasil wawancara dengan 20 mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas ”X” Bandung, diperoleh data sebagai berikut: mahasiswa yang
menganggap bahwa datang kuliah tepat waktu merupakan hal yang memberikan
suatu manfaat positif atau keuntungan tersendiri bagi mereka (attitude toward the
behavior), sebanyak 17 orang (85%) dan mahasiswa yang menganggap bahwa datang
kuliah tepat waktu merupakan hal yang tidak memberikan manfaat apa-apa atau
merugikan sebanyak 2 orang (10%), sisanya sebanyak 1 orang (5%) menganggap hal
tersebut biasa saja. Mahasiswa yang menganggap bahwa ada tuntutan dari orang yang
signifikan bagi dirinya serta adanya kesediaan untuk mematuhi orang tersebut
(subjective norms), yaitu orang tua sebanyak 14 orang (70%), teman dekat sebanyak
4 orang (20%), pacar sebanyak 1 orang (5%), dan sebanyak 1 orang (5%)
6
tidaknya hal-hal yang menghambat atau mendukung mahasiswa untuk datang kuliah
pagi tepat waktu (perceived behavioral control), sebanyak 14 orang (70%)
menganggap dirinya mampu untuk datang kuliah pagi tepat waktu dan yang
menganggap dirinya tidak mampu untuk datang kuliah pagi tepat waktu, sebanyak 6
orang (30%).
Dari pemaparan di atas, peneliti menemukan bahwa terdapat variasi antara
determinan yang mempengaruhi intention mahasiswa untuk datang tepat waktu di
perkuliahan. Dengan demikian, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai kontribusi
determinan untuk datang tepat waktu di perkuliahan pagi pada mahasiswa semester 1
Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung ditinjau dari teori Planned Behavior.
1.2. Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini ingin diketahui: seperti apakah gambaran mengenai
kontribusi determinan terhadap intention untuk hadir tepat waktu di perkuliahan pagi
pada mahasiswa semester I Fakultas Psikologi Universitas ”X” Bandung ditinjau dari
teori Planned Behaviour.
7
Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai
intention dan determinan-determinannya untuk hadir tepat waktu di perkuliahan pagi
pada mahasiswa semester I Fakultas Psikologi Universitas ”X” Bandung, ditinjau dari
teori Planned Behavior.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai
keterkaitan antara faktor-faktor yang berpengaruh dengan determinan-determinan dan
keterkaitan antar ketiga determinan, ditinjau dari teori Planned Behavior.
1.4. Kegunaan Penelitian
1.4.1. Kegunaan Ilmiah
Menambah wawasan mengenai gambaran kontribusi determinan terhadap
intention untuk hadir tepat waktu di perkuliahan pagi, khususnya dalam
bidang kajian psikologi pendidikan.
Menambah informasi bagi peneliti yang ingin meneliti lebih lanjut
mengenai kontribusi determinan terhadap intention untuk hadir tepat
8
1.4.2. Kegunaan Praktis
Memberikan informasi kepada dosen-dosen serta praktisi pendidikan
mengenai kontribusi determinan terhadap intention untuk hadir tepat
waktu di perkuliahan pagi pada mahasiswa semester I Fakultas Psikologi
Universitas “X” Bandung (ditinjau dari teori planned behavior). Informasi
ini dapat digunakan oleh dosen dan praktisi pendidikan untuk memberikan
dorongan kepada mahasiswa agar memiliki intention yang kuat untuk
datang tepat waktu menghadiri perkuliahan.
Memberikan informasi kepada mahasiswa semester I Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung mengenai kontribusi determinan terhadap
intention untuk datang tepat waktu yang ditinjau dari teori Planned
Behavior. Dengan informasi ini diharapkan nantinya mereka dapat
mengatasi perilaku datang terlambat untuk menghadiri perkuliahan pagi.
1.5. Kerangka Pikir
Mahasiswa semester I Fakultas Psikologi Universitas ”X” Bandung yang
mayoritas berusia 18 tahun telah mencapai tahap perkembangan dewasa awal.
Berdasarkan teori perkembangan kognitif dari Piaget, pada tahap ini seseorang telah
mencapai tahap kognitif formal operasional yang telah memungkinkan mereka
9
demikian, mahasiswa mampu memperkirakan konsekuensi yang dapat terjadi apabila
datang terlambat untuk menghadiri perkuliahan tanpa perlu mengalaminya secara
langsung.
Berdasarkan teori planned behavior dari Icek Ajzen (2005), individu
berperilaku berdasarkan akal sehat dan selalu mempertimbangkan dampak dari
perilaku tersebut, dan determinan yang paling penting dari dilakukan atau tidak
dilakukannya suatu perilaku adalah intention yaitu niat untuk mengerahkan usaha
dalam melakukan atau tidak melakukan perilaku tersebut. Di dalam diri mahasiswa
semester I Fakultas Psikologi Universitas ”X” Bandung, intention yang terbentuk
untuk datang tepat waktu di perkuliahan pagi dipengaruhi oleh tiga determinan yaitu:
attitude toward the behavior, subjective norm, dan perceived behavioralcontrol.
Attitude toward the behavior merupakan evaluasi seseorang mengenai apakah
suatu bentuk perilaku tertentu merupakan sikap yang menguntungkan atau tidak
(favourable atau unfavourable). Dalam penelitian ini jika mahasiswa yakin melalui
evaluasinya bahwa datang tepat waktu untuk menghadiri perkuliahan pagi dapat
memberikan keuntungan (favourable) bagi dirinya, maka ia akan membentuk suatu
intention untuk datang tepat waktu untuk kuliah pagi. Namun jika ia memiliki
keyakinan berdasarkan evaluasinya bahwa datang tepat waktu di perkuliahan pagi
merupakan sesuatu yang cenderung merugikan (unfavourable), maka hal tersebut
akan membentuk suatu intention dalam dirinya untuk tidak datang tepat waktu.
Determinan kedua adalah Subjective Norms yaitu persepsi dalam diri
10
tuntutan sosial dari orang-orang yang signifikan bagi mereka untuk hadir tepat waktu
di perkuliahan. Dalam penelitian ini bila mahasiswa mempersepsi pihak orang tua,
teman dan dosen memberikan suatu tuntutan yang kuat untuk datang tepat waktu
untuk menghadiri perkuliahan di pagi hari, maka akan terbentuk persepsi dalam
dirinya bahwa terdapat tuntutan sosial yang kuat untuk mematuhi tuntutan dari orang
tua, teman dan dosen untuk datang tepat waktu di perkuliahan pagi. Maka hal ini akan
mempengaruhi intention dalam diri mahasiswa menjadi kuat untuk hadir tepat waktu
di perkuliahan pagi. Namun jika ia mempersepsi hal yang sebaliknya yaitu bahwa
orang tua, teman dan dosen tidak menuntutnya untuk datang tepat waktu di
perkuliahan pagi, maka akan terbentuk persepsi dalam diri mahasiswa bahwa terdapat
tuntutan sosial yang lemah untuk mematuhi orang tua, teman dan dosen untuk datang
tepat waktu di perkuliahan pagi. Maka hal ini akan mempengaruhi intention dalam
diri mahasiswa menjadi lemah untuk hadir tepat waktu di perkuliahan pagi.
Determinan ketiga adalah perceived behavioral control yang merupakan
persepsi mahasiswa semester I Fakultas Psikologi Universitas ”X” Bandung
mengenai mudah atau sulitnya dalam menampilkan perilaku datang tepat waktu di
perkuliahan pagi dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mendukung maupun
yang menghambat. Dalam penelitian ini, mahasiswa semester I Fakultas Psikologi
Universitas ”X” Bandung yang meyakini bahwa terdapat faktor-faktor yang
menghambat atau mendukungnya dalam menampilkan perilaku datang tepat waktu di
perkuliahan pagi, namun ia memiliki keyakinan yang tinggi bahwa faktor-faktor
11
maka yang akan terjadi adalah timbulnya intention pada dirinya bahwa ia merasa
mampu untuk datang tepat waktu diperkuliahan pagi. Namun sebaliknya, apabila
mahasiswa tersebut meyakini bahwa faktor-faktor tersebut menghambat munculnya
perilaku datang tepat waktu, maka akan timbul intention pada dirinya bahwa ia
merasa tidak mampu untuk datang tepat waktu di perkuliahan pagi.
Hubungan antara ketiga determinan attitude toward the behavior, subjective
norms, dan perceived behavioral control memiliki sifat yang saling berkaitan dan
berpengaruh terhadap kualitas bobot setiap determinan tersebut, hingga pada akhirnya
akan mempengaruhi kualitas intention sebagai suatu indikasi keputusan secara sadar
seseorang untuk berusaha menampilkan suatu perilaku. Interaksi antara attitude
toward the behavior, subjective norms dan perceived behavioral control tersebut
akan mempengaruhi kuat atau lemahnya intention mahasiswa.
Apabila mahasiswa semester I Fakultas Psikologi Universitas ”X” Bandung
cenderung menganggap datang tepat waktu di perkuliahan pagi merupakan sesuatu
yang menguntungkan, lalu memiliki persepsi bahwa keluarga, teman dan dosen
memberi tuntutan sosial yang kuat untuk datang tepat waktu di perkuliahan pagi,
serta meyakini bahwa ia mampu datang tepat waktu di perkuliahan pagi dengan
mempertimbangkan faktor-faktor yang mendukung ataupun yang menghambatnya
untuk datang tepat waktu, maka intention mahasiswa dalam berusaha untuk datang
tepat waktu akan semakin kuat. Sebaliknya bila mahasiswa tersebut cenderung
menganggap bahwa datang tepat waktu di perkuliahan pagi merupakan sesuatu yang
12
memberi tuntutan sosial yang kuat untuk datang tepat waktu, serta meyakini bahwa ia
kurang mampu untuk datang kuliah tepat waktu dengan mempertimbangkan
faktor-faktor yang menghambat ataupun yang mendukung untuk menghadiri perkuliahan
tepat waktu, maka intention dalam berusaha untuk datang tepat waktu di perkuliahan
pagi akan semakin lemah.
Apabila terdapat variasi bobot pada determinan attitude toward the behavior,
subjective norms, perceived behavioral control (bobot tidak seluruhnya mendukung
atau menghambat intention perilaku datang tepat waktu), maka berdasarkan teori
planned behavior walaupun dua dari ketiga determinan mendukung terhadap
intention mahasiswa semester I Fakultas Psikologi Universitas ”X” Bandung dalam
menghadiri perkuliahan pagi tepat waktu, namun belum tentu intention mahasiswa
dalam berusaha datang tepat waktu akan semakin kuat. Hal ini disebabkan intention
mahasiswa dalam berusaha datang tepat waktu bukan ditentukan berdasarkan berapa
banyak determinan yang mendukung terhadap intention datang tepat waktu di
perkuliahan pagi, melainkan seberapa besar bobot dan pengaruh masing-masing
determinan (baik yang mendukung maupun yang tidak) dalam mempengaruhi
intention mahasiswa dalam berusaha untuk datang tepat waktu di perkuliahan pagi.
Dengan demikian terdapat kemungkinan walaupun dua determinan yang berpengaruh
terhadap intention mahasiswa untuk datang tepat waktu tersebut mendukung, namun
intention mahasiswa dalam usahanya untuk datang tepat waktu justru rendah. Hal ini
dapat terjadi apabila determinan yang tidak mendukung itu ternyata memiliki bobot
13
datang tepat waktu. Begitu pula halnya bila sebagian besar determinan yang
berpengaruh terhadap intention mahasiswa dalam usahanya untuk datang kuliah tepat
waktu tersebut tidak mendukung, terdapat suatu kemungkinan bahwa intention
mahasiswa dalam usahanya untuk datang tepat waktu untuk menghadiri perkuliahan
di pagi hari yang terbentuk dalam dirinya tinggi.
Sama halnya dengan intention mahasiswa semester I Fakultas Psikologi
Universitas “X” Bandung yang dipengaruhi oleh ketiga determinan seperti sudah
dijelaskan sebelumnya, determinan-determinan itu sendiri pun dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu pengalaman, fasilitas yang dimiliki, dan perasaan mahasiswa
tersebut. Hingga pada akhirnya nilai determinan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
tersebut turut memberikan kontribusi terhadap kuat atau lemahnya intention
mahasiswa untuk datang tepat waktu menghadiri perkuliahan di pagi hari. Apabila
mahasiswa tersebut pernah mengalami situasi datang terlambat lalu ditegur oleh
dosen, mahasiswa tersebut akan menganggap bahwa datang terlambat merupakan hal
yang tidak menguntungkan (unfavourable) karena mengakibatkan dirinya ditegur
oleh dosen. Maka intention mahasiswa tersebut untuk datang tepat waktu akan
semakin menguat agar lain kali tidak datang terlambat sehingga tidak akan ditegur
oleh dosen.
Apabila mahasiswa memiliki atau diberikan fasilitas yang dapat memudahkan
dirinya untuk datang kuliah pagi tepat waktu, mahasiswa tersebut akan menganggap
bahwa ada hal-hal yang dapat mendukung usahanya untuk datang tepat waktu
14
intention mahasiswa tersebut untuk datang tepat waktu akan menjadi lebih kuat.
Demikian pula sebaliknya, apabila mahasiswa tersebut tidak memiliki atau diberikan
fasilitas yang dapat memudahkan dirinya untuk datang kuliah pagi tepat waktu,
mahasiswa tersebut akan menganggap bahwa ada hal-hal yang menghambat usahanya
untuk datang tepat waktu sehingga ia merasa tidak mampu untuk datang tepat waktu
di perkuliahan pagi. Maka intention mahasiswa tersebut untuk datang tepat waktu
akan menjadi lemah.
Apabila mahasiswa merasa senang atau bangga karena dapat datang tepat
waktu, mahasiswa tersebut akan mempunyai penilaian yang positif (favourable)
karena sudah datang tepat waktu di perkuliahan pagi. Maka intention pada mahasiswa
tersebut untuk datang tepat waktu di perkuliahan pagi akan semakin kuat. Demikian
pula sebaliknya apabila mahasiswa merasa biasa saja atau menganggap bahwa datang
tepat waktu merupakan kegiatan yang sia-sia atau tidak menghasilkan apa-apa. Maka
intention pada mahasiswa tersebut untuk datang tepat waktu di perkuliahan pagi akan
15
Mahasiswa semester I Fakultas Psikologi Universitas “X”
Datang tepat waktu di perkuliahan pagi
Faktor-faktor yang
mempengaruhi : Pengalaman , Fasilitas,dan Perasaan
Attitude toward the behavior
Subjective norms
Perceived behavioral control
16
1.6 Asumsi
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, terdapat asumsi bahwa :
1. Attitude Toward the Behavior, Subjective Norms dan Perceived Behavioral
Control saling berinteraksi dan memiliki hubungan satu sama lain
2. Attitude Toward the Behavior, Subjective Norm, Perceived Behavioral
Control yang positif akan membentuk intention yang kuat dalam diri
mahasiswa semester I Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung untuk
hadir tepat waktu di perkuliahan pagi.
3. Attitude Toward Behavior, Subjective Norm, Perceived Behavioral Control
yang negatif akan membentuk intention yang lemah dalam diri mahasiswa
semester I Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung untuk hadir tepat
waktu di perkuliahan pagi.
4. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi determinan (Attitude
Toward Behavior, Subjective Norm, Perceived Behavioral Control) yaitu
pengalaman, fasilitas, dan perasaan mahasiswa semester I Fakultas
55 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai kontribusi determinan terhadap
intention untuk hadir tepat waktu di perkuliahan pagi terhadap 194 mahasiswa
semester I Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung, dapat disimpulkan
hal-hal sebagai berikut :
1. Diantara ketiga determinan, determinan yang memberikan pengaruh paling
kuat terhadap intention untuk hadir tepat waktu di perkuliahan pagi adalah
attitude toward the behavior. Usaha mahasiswa untuk hadir tepat waktu di
perkuliahan pagi dipengaruhi oleh keyakinannya mengenai konsekuensi
dari hadir tepat waktu, berdasarkan ada atau tidaknya manfaat yang akan
ia terima jika ia hadir tepat waktu di perkuliahan pagi.
2. Diantara ketiga determinan, determinan yang memberikan pengaruh yang
cukup kuat adalah subjective norms. Usaha mahasiswa untuk hadir tepat
waktu di perkuliahan pagi dipengaruhi oleh keyakinan bahwa ada atau
tidaknya tuntutan dari orang-orang yang signifikan bagi mahasiswa,
disertai kesediaan untuk mematuhinya.
3. Diantara ketiga determinan, determinan yang memberikan pengaruh yang
paling lemah adalah perceived behavioral control. Usaha mahasiswa
56
keyakinan mahasiswa terhadap kemampuan dirinya untuk hadir tepat
waktu, berdasarkan ada atau tidaknya faktor-faktor yang mendukung atau
menghambat usahanya.
4. Hubungan yang paling erat antar determinan adalah antara attitude toward
the behavior dengan subjective norms. Mahasiswa yang meyakini bahwa
hadir tepat waktu di perkuliahan pagi akan memberikan manfaat bagi
dirinya, akan memiliki motivasi yang lebih kuat untuk mematuhi tuntutan
dari orang tua, teman, dan dosen untuk hadir tepat waktu di perkuliahan
pagi. Demikian pula sebaliknya, mahasiswa yang mematuhi tuntutan dari
orang tua, teman, dan dosen kepada dirinya, akan meyakini bahwa datang
tepat waktu di perkuliahan pagi akan memberikan keuntungan bagi dirinya.
Hubungan kedua erat adalah antara attitude toward the behavior dengan
perceived behavioral control. Hubungan yang paling lemah adalah antara
subjective norms dengan perceived behavioral control.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi seperti pengalaman, berkaitan dengan
determinan attitude toward the behavior. Mahasiswa yakin bahwa ada
manfaat yang akan diperoleh ketika hadir tepat waktu di perkuliahan pagi
seperti tidak terlambat mengikuti kegiatan perkuliahan, mematuhi
peraturan dari dosen, dan memenuhi kewajiban absensi. Faktor lain adalah
fasilitas yang berkaitan dengan determinan perceived behavioral control.
Mahasiswa yakin bahwa terdapat faktor-faktor yang mendukung dirinya
untuk hadir tepat waktu di perkuliahan pagi seperti sarana transportasi,
57
terakhir adalah perasaan yang berkaitan dengan determinan attitude
toward the behavior. Mahasiswa yakin bahwa melakukan usaha untuk
hadir tepat waktu di perkuliahan pagi merupakan hal yang menyenangkan,
nyaman, dan membanggakan.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan
beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak
yang berkepentingan.
5.2.1. Saran Teoretis :
1. Untuk penelitian lebih lanjut, meneliti mengenai beliefs yang mendasari
determinan-determinan intention dan pengaruhnya terhadap determinan itu
sendiri secara lebih mendalam.
5.2.2. Saran Praktis :
1. Bagi orangtua dan teman mahasiswa, disarankan untuk selalu
mengingatkan mahasiswa akan adanya manfaat yang akan diperoleh
apabila datang tepat waktu di perkuliahan pagi. Orangtua dan teman
mahasiswa juga dapat memberikan bantuan dengan cara membangunkan
agar mahasiswa akan memiliki niat yang kuat untuk hadir tepat waktu di
perkuliahan pagi
2. Bagi dosen-dosen Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung disarankan
58
mahasiswa. Hal ini dapat membuat mahasiswa menyadari tentang
pentingnya mata kuliah tersebut sehingga akan memiliki niat yang lebih
kuat untuk hadir tepat waktu di perkuliahan pagi. Selain itu, dosen-dosen
juga dapat memberikan aturan yang lebih ketat mengenai masalah
keterlambatan dan menjalankannya dengan tegas agar mahasiswa
menyadari adanya konsekuensi ketika datang terlambat.
3. Bagi mahasiswa, disarankan untuk mencari informasi tentang mata kuliah
yang diikuti sehingga muncul kesadaran tentang manfaat atau pentingnya
59
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, Icek. 2005. Attitudes, Personality and Behavior. England: Open
University Press, McGraw-Hill Education.
2006. Constructing a TpB Questionnaire: Conceptual and
Methodological Considerations.
1991. Organizational of Behavior and Human Decision
Processes. University of Massachusetts at Amherst.
Bamberg, Sebastian., Ajzen, Icek., Schimdt, Peter. 2003. Choice of Travel
Mode in the Theory of Planned Behavior: The Roles of Past Behavior, Habit, and Reasoned Action. Journal of Basic and Applied Social
Psychology, 25. 175-187. Lawrence Erlbaum Associates, Inc.
Davis, Larry E. 2002. The decision of African American students to complete
high school : An application of the theory of planned behavior. Journal
of Educational Psychology. 810-819. American Psychological
Association. Inc.
Filla, Stefanie A. 2006. Applying the theory of planned behavior to healthy
eating behaviors in urban native American youth. International journal
of behavioral nutrition and physical activity. 1-10. America Biomedical
Central. Ltd.
Francis, Jillian J., Eccles, Martin P. 2004. Constructing Questionnaires Based
On The Theory of Planned Behaviour. A Manual for Health Services
Researchers. United Kongdom :Centre for Health Services Research,
University of Newcastle.
Guilford, J. P. 1956. Fundanmental Statistics in Psychology and Education. (3rd
Ed.). Tokyo : Mc. Graw-Hill Kogakusha Company. Ltd.
Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Gramedia Widia Sarana
Indonesia.
Hrubes, D, 2001. Predicting hunting intention and behavior : An application of
the theory of planned behavior. 165-178. Amherst : Taylor and Francis.
Ltd.
Hurlock, Ellizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
60
Michie, S. 2004. Using the theory of planned behaviour to predict screening
uptake in two contexts. Journal of Psychology and Health. 705-718. Birmingham : Taylor & Francis. Ltd.
Santrock, John. W., 2003. Adolescence: Edisi Enam. Erlangga Jakarta
2002. Life Span Development. Edisi Ketujuh. Jakarta Penerbit Erlangga
Siegel, Sidney, N. John Castellan Jr. 1988. Nonparametric Statistic for
Behavioral Sciences. (2nd Ed.). Tokyo Mc. Graw-Hill International
Edition.
Sitepu, Nirvana. 1995. Analisis Korelasi. Bandung Unit Pelayanan Statistika.
Jurusan Statistika. FMIPA UNPAD.
61
DAFTAR RUJUKAN
KOMPAS. Sabtu, 17 Maret 2007. hal. 12