Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Penelitian ini diawali dengan permasalahan tingginya tingkat NPL (Non Performing Loan) di PT BPR SIP yang telah beroperasi sejak tahun 1993. Masalah di atas diidentifikasi disebabkan oleh tidak adanya Standard Operating Procedure (SOP), kurangnya pelatihan dan pembinaan terhadap SDM, tidak adanya prosedur pencegahan dan penanganan kredit bermasalah, manajemen perkreditan yang tidak sehat, serta kebangkrutan usaha para debitur. Penulis memilih pengembangan prosedur pencegahan dan penanggulangan kredit bermasalah sebagai masalah yang diteliti. Tujuan penelitian yang ingin dicapai ialah untuk mencari kelemahan prosedur perkreditan yang dapat menyebabkan NPL dan membuatnya semakin tinggi, memilih faktor-faktor yang perlu mendapatkan prioritas penanganan khusus, serta mengembangkan usulan yang dapat diterapkan di masa yang akan datang.
Untuk mencapai tujuan penelitian sebagaimana yang disebutkan di atas, maka teori-teori yang penulis pilih untuk digunakan ialah teori-teori tentang perkreditan, Failure Mode Effect Analysis (FMEA), Fault Tree Analysis (FTA), dan Pengendalian Kualitas.
Sesuai dengan teori yang penulis pilih, maka metodologi penelitian yang penulis gunakan ialah metode penelitian survey. Data yang dibutuhkan, dikumpulkan melalui teknik survey data sekunder untuk struktur organisasi, job description, prosedur-prosedur, dan formulir-formulir; teknik observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan prosedur; serta teknik wawancara dengan Manager Kredit PT BPR SIP untuk menghitung Tingkat Risk Priority Number.
Data yang dikumpulkan ialah Sejarah Singkat Perusahaan dan Aktivitas Perusahaan, Uraian Tugas, Prosedur-Prosedur Perkreditan, Data Event, serta data Severity, Occurrence, dan Detecability.
Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa PT BPR SIP tidak memiliki prosedur inspeksi yang cukup baik untuk tenaga kerja bagian kredit, untuk debiturnya, dan untuk barang jaminan yang diagunkan; Basic Event yang selalu terjadi berulang-ulang, serta belum adanya prosedur-prosedur perkreditan yang baku.
Usulan yang penulis sarankan untuk diterapkan di PT BPR SIP ialah usulan untuk mencegah terjadinya NPL, usulan untuk menangani NPL, usulan prosedur inspeksi, usulan Standard Operating Procedure (SOP) untuk bagian kredit, serta usulan lain berupa Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia sebagai kunci utama pelaksanaan prosedur.
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR ………... viii
DAFTAR LAMPIRAN………. ix
DAFTAR SINGKATAN……….. x BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Permasalahan……… 1-1 1.2.Identifikasi Permasalahan……….. 1-2 1.3.Pembatasan Masalah……….. 1-2 1.4.Perumusan Masalah……… 1-3 1.5.Tujuan Penelitian……… 1-3 1.6.Sistematika Penulisan………. 1-4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kredit……… 2-1 2.2 Kualitas Kredit……… 2-7 2.3 Rencana Penanganan Kredit Bermasalah……… 2-9 2.4 Tim Penanganan Credit Review……….. 2-13
2.4.1 Komite Kredit……… 2-13 2.4.2 Administrasi Kredit……… 2-14 2.4.3 Bagian Kredit dan Pemasaran……… 2-15 2.5 Rencana Pengendalian Kualitas………. 2-16 2.6 FTA (Fault Tree Analysis)……….. 2-18 2.7 Diagram Pareto………... 2-19 2.5 FMEA (Failure Mode Effect Analysis)……….. 2-21 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Universitas Kristen Maranatha 3.3 Analisis……… 3-4 3.4 Pengembangan Usulan………. 3-6 3.5 Penutup……… 3-6 BAB 4 PENGUMPULAN DATA
4.1 Sejarah Singkat Perusahaan dan Aktivitas Perusahaan………... 4-1 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan……… 4-1 4.1.2 Aktivitas Perusahaan……….. 4-2 4.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas………. 4-8 4.2.1 Struktur Organisasi ………... 4-8 4.2.2 Uraian Tugas……….. 4-8 4.3 Prosedur Kerja Bagian Kredit………. 4-23 4.4 Prosedur Pengajuan Kredit……….. 4-26 4.4.1 Prosedur Pengumpulan Dokumen Identitas……… 4-26 4.4.2 Prosedur Pengumpulan Jaminan………. 4-27 4.5 Prosedur Persetujuan Kredit……… 4-27 4.6 Prosedur Monitoring Kredit………. 4-28 BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
5.1 Pengolahan Data……….. 5-1 5.1.1 Control Plan……… ……… 5-1 5.1.2 FTA……….. 5-1 5.1.3 FMEA………... 5-2 5.1.3.1 FMEA Sistem……….. 5-2 5.1.3.2 FMEA Proses……….. 5-13 5.1.3.3 FMEA Pelayanan……… 5-13 5.2 Analisis ………...……… ……… 5-13 5.2.1 Analisis Control Plan……….. 5-19
5.2.1.1 Control Plan Aktual Untuk Aktivitas
Pencegahan NPL……….. 5-19 5.2.1.2 Control Plan Aktual Untuk Aktivitas
Universitas Kristen Maranatha 5.2.2 Analisis Sistem……… ……… 5-23 5.2.2.1 Analisis FTA Sistem……… 5-23 5.2.2.2 Analisis FMEA Sistem………. 5-25 5.2.3 Analisis Proses………. 5-26 5.2.3.1 Analisis FTA Proses………. 5-26 5.2.3.2 Analisis FMEA Proses………. 5-29 5.2.4 Analis Pelayanan………. 5-30 5.2.4.1 Analisis FTA Pelayanan………... 5-30 5.2.4.2 Analisis FMEA Pelayanan……… 5-32 5.2.4 Analis Pemilihan Basic dan Undeveloped Event………. 5-33 5.3 Pengembangan Usulan………..……….. 5-34 5.3.1 Usulan Untuk Mencegah Terjadinya NPL…..……… 5-34 5.3.2 Usulan Penanganan NPL….……… 5-47 5.3.3 Usulan terhadap Control Plan………. 5-62 5.3.4 Usulan Standard Operating Procedure (SOP) ………... 5-63 5.3.5 Usulan Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia………. 5-74 BAB 6 PENUTUP
6.1 Kesimpulan……….. 6-1 6.2 Saran……….…6 -2 6.2.1 Saran untuk Perusahaan………6 -2 6.2.2 Saran untuk Penelitian Lebih Lanjut……… 6-2
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
2.1 Contoh Process Control Plan 2-17
4.1 Tingkat Suku Bunga Jenis Jaminan BPKB Mobil 4-3 4.2 Tingkat Suku Bunga Jenis Jaminan BPKB Motor 4-4
4.3 Biaya Notaris 4-6
4.4 Suku Bunga Deposito 4-8
5.1 Control Plan Aktual untuk Pencegahan NPL 5-3
5.2 Control Plan Aktual untuk Penanganan NPL 5-4
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
2.1 Simbol Pohon Kesalahan 2-20
3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian 3-1
4.1 Struktur Organisasi 4-9
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Lam Judul Halaman
1 Tabel Kemampuan Deteksi untuk System FMEA L1-2 2 Tabel Kemungkinan Terjadi Kegagalan Untuk System FMEA L1-3 3 Tabel Pengaruh Buruk Kegagalan Untuk System FMEA L1-4 4 Tabel Severity, Occurrence, dan Detection untuk Process dan
Service FMEA L2-1
5 Rate Asuransi Jiwa (CAR) L3-2
6 Formulir Permohonan Kredit L3-3
7 Dokumen Kontrak Kredit L3-4
8 Surat Pernyataan Pengakuan Hutang L3-10 9 Bukti Pengembalian Barang Jaminan L3-11
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR SINGKATAN
No Singkatan Arti
1 aplksi : aplikasi
2 bag : bagian
3 BBM : Bahan Bakar Minyak
4 BMPK : Batas Maksimum Pemberian Kredit
5 dgn : dengan
6 hr : hari
7 min : minimal
8 no : nomer
9 NPL : Non Performing Loan
10 tdk : tidak
11 tgl : tinggal
12 thn : tahun
13 u : untuk
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI
Saya, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Seylia Wijaya
NRP : 0123112
Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir dengan judul :
“ Pengembangan Usulan Minimasi dan Penanganan Non Performing Loan dengan Menggunakan Analisis FTA dan FMEA (Studi Kasus di PT. BPR Sentral Investasi Prima, Bandung) “ adalah hasil pekerjaan saya dan seluruh ide, pendapat atau materi dari sumber lain telah dikutip dengan cara penulisan referensi yang sesuai.
Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan jika pernyataan ini tidak sesuai dengan kenyataan maka saya bersedia menanggung sanksi yang akan dikenakan kepada saya.
Bandung, 08 Februari 2007
Tabel Kemampuan Deteksi untuk System FMEA
Deteksi Peringkat Kriteria
Almost Certain 1 Tahap pendeteksian terbukti andal ditahap perancangan Analisis komputer yang andal sudah tersedia ditahap awal Very high 2
perancangan
High 3 Ujicoba sudah dilakukan ditahap perancangan produk Pengujian sudah dilakukan pada tahap awal barang dalam Moderately
high 4 proses
Pengujian sudah dilakukan pada barang dalam proses sebelum
Medium 5
produksi
Low 6 Pengujian dilakukan pada barang dalam proses yang sejenis Pengujian pada produk menggunakan contoh yang sudah di
Slight 7
rakit
Perhitungan daya tahan produk setelah sebuah komponen Very slight 8
dirakit
Remote 9 Hanya tersedia teknik yang belum terbukti atau tidak andal Almost
CNF/ 1000 Almost never 1 Tidak pernah gagal <0.00058
remote 2 Kegagalan jarang 0.0068 very slight 3 Sangat sedikit kegagalan 0.0063 slight 4 Sedikit kegagalan 0.46
low 5 Mungkin terjadi kegagalan sekali-kali 2.7 medium 6 Tingkat kegagalan sedang 12.4 moderately high 7 Tingkat kegagalan cukup tinggi 46
High 8 Tingkat kegagalan tinggi 134 Very high 9 Tingkat kegagalan sangat tinggi 316
Kegagalan sering sekali. Sejarah kegagalan ada dari disain yang sekarang atau sebelumnya
Tabel Kemungkinan Terjadi Kegagalan Untuk Sistem FMEA
Almost certain 10 >316
Peringkat
Tabel Pengaruh Buruk Kegagalan untuk System FMEA
Efek Peringkat Kriteria
No 1 Tidak ada efek
Pelanggan tidak terganggu. Very slight mempunyai efek Very slight 2
terhadap produk dan performansi sistem
Pelanggan sedikit terganggu. Slight mempunyai efek.
Slight 3
terhadap produk dan performansi sistem
Pelanggan mengalami ngangguan kecil. Slight mempunyai efek
Minor 4
terhadap produk dan performansi sistem
Pelanggan mengalami sedikit tidak puas. Moderate mempunyai Moderate 5
efek terhadap produk dan performansi sistem
Pelanggan mengalami kegelisahan. Performansi produk menurun Significant 6
tetapi dapat diperbaiki dan aman
Pelanggan tidak puas. Perfomansi produk sangat memepengaruhi
Major 7
tetapi masih berfungsi dan aman, sistem lemah
Pelanggan sangat tidak puas. Produk tidak dapat dioperasikan
Extreme 8
tetapi aman, sistem tidak dapat dioperasikan
Berpontesial penuh resiko. Menstop produk tanpa kecelakaan kegagalan tergantung waktu. Memenuhi peraturan pemerintahan
Serious 9
beresiko
Penuh resiko.Berhubungan dengan keselamatan, kegagalan mendadak,Gagal memenuhi sesuatu dengan peraturan Hazardous 10
Peringkat Efek Kriteria
Memperhatikan kegagalan ini bahwa kegagalan tidak dapat menyebabkan efek nyata pada produk atau jasa
Gangguan kegagalan dapat menyebabkan ketidaknyamanan konsumen Pelanggan barangkali memperhatikan sedikit penurunan produk, ketidak nyamanan ke proses berikutnya
Kegagalan menyebabkan ketidakpuasan.Pelanggan tidak nyaman dapat menyebabkan kerusakan peralatan
Ketidakpuasan tinggi karena produk tidak beroperasi/nyaman tetapi belum mencakup peraturan pemerintah
Keparahan sangat besar dapat menyebabkan kecelakaan dan pelangga-ran terhadap peratupelangga-ran pemerintah
Peringkat Efek Kriteria
1 Sangat rendah kemungkinan kegagalan 2-5 rendah kemungkinan kegagalan 6-7 sedang kemungkinan kegagalan 8-9 Tinggi kemungkinan kegagalan
10 Sangat tinggi kemungkinan kegagalan
Peringkat Efek Kriteria
1 Very high Pemeriksaan hampir pasti mendeteksi keberadaan kegagalan 2-5 High Pemeriksaan kemungkinan cukup besar untuk mendeteksi kegagalan 6-8 Moderate Pemeriksaan mungkin mendeteksi kegagalan
9 Low Kemungkinan besar tidak mendeteksi kegagalan 10 Verylow Tidak mungkin mendeteksi kegagalan
DATA PENULIS
Nama : Seylia Wijaya
Alamat di Bandung : Jl. Sukasari no 28, Bandung Alamat Asal : Jl. Pekalipan no 84, Cirebon No. Telp Bandung : (022) 2002478
No. Telp Asal : (0231) 202839
No. Handphone : 0856-20-88888 atau (022) 91656865 Alamat email : Seyliawijaya@yahoo.co.id
Pendidikan : SMU Santa Maria I, Cirebon
Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha
1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Permasalahan
PT BPR Sentral Investasi Prima berdiri sejak 1993. Sebelum menjadi BPR
SIP, pada awalnya BPR ini bernama PT BPR Gerbang Prospek yang dahulu
beroperasi di wilayah kabupaten Bandung, tepatnya di daerah Cileunyi. Pemegang
sahamnya terdiri dari 5 orang, yang dua diantaranya adalah Rizal Ramli (mantan
Menko) dan Zumrotin (Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia). Pada
tahun 2004, kepemilikan berganti kepada tiga pemegang saham yaitu Bapak
Suripto Irwan, Bapak Johan Kristianto Irwan, dan Bapak Anton Wijaya Irwan
dengan 2 orang dewan komisaris dan 1 orang direksi. Visi perusahaan saat ini
ia-lah menjadi BPR terbaik di kota Bandung pada tahun 2010. Pada saat ini, BPR
SIP beralamat di Jalan Veteran No. 38 Bandung.
Dahulu untuk membuat BPR di Kabupaten Bandung, pemilik modal harus
mempunyai modal setor sebesar 500 juta, tetapi modal yang disetor oleh pemilik
lama BPR Gerbang Prospek adalah hanya sebesar 250 juta. Pada Tahun
1993-2004 asset PT BPR Gerbang Prospek adalah sebesar Rp 1.6 Milyar, dimana Rp
1.2 Milyar diantaranya berupa tagihan kredit (uang yang terdapat diluar). Angka
NPL (Non Performing Loan) sangat tinggi yaitu sebesar 81 %. Angka ini jauh
lebih tinggi dari angka maksimal yang ditetapkan Bank Indonesia untuk kriteria
Bank yang sehat yaitu 5 %. Karena angka NPL yang begitu tinggi, pada tahun
2003 status BPR ini ada dalam pengawasan BI, dimana bank ini tidak boleh
memberikan kredit, tidak boleh menerima deposito, dan melakukan aktivitas
perbankan lainnya (Beku Operasi). Untuk menutupi kekurangan, pada saat itu
Bapak Suripto Irwan mengakuisisi BPR ini pada akhir tahun 2003. Pada bulan
April 2004 BPR ini pindah ke kotamadya Bandung dengan nama PT BPR Sentral
Investasi Prima (SIP) dengan modal disetor sebesar Rp 1 Milyar. Saat ini, tingkat
Non Performing Loan (NPL) telah berhasil ditekan menjadi sebesar 38 % dengan
1-2
Universitas Kristen Maranatha 278 sampai bulan Oktober 2006. Walaupun demikian, nilai NPL sebesar 38 % ini
masih merupakan angka yang tinggi dibandingkan dengan persyaratan bagi bank
yang sehat sebagaimana telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, dan oleh karena itu
pula, NPL merupakan masalah utama yang masih harus dihadapi PT BPR SIP
untuk menjaga likuiditas dan solvabilitasnya usahanya.
1.2Identifikasi Permasalahan
Permasalahan tingginya tingkat NPL selama periode 1993-2003, dapat
diidentifikasikan disebabkan oleh:
1. Tidak adanya Standard Operating Procedure (SOP) pada aktivitas
pem-berian kredit yang cukup, hingga para pejabat Bank masih bekerja dengan
caranya sendiri dalam memberikan pinjaman. Sebagai akibatnya, terdapat
banyak kredit yang diberikan dengan kriteria yang tidak jelas.
2. Kurangnya pembinaan dan pelatihan terhadap sumber daya manusia di
bidang perkreditan sebagai ujung tombak kegiatan pemasukan BPR.
3. Tidak ada prosedur pencegahan dan penanggulangan kredit bermasalah
hingga masalah yang telah terjadi di masa yang lalu selalu terulang lagi.
4. Bank tidak mematuhi kebijaksanaan Bank Indonesia dalam hal manajemen
perkreditan yang sehat (contoh: pemberian kredit yang terlalu banyak,
campur tangan yang berlebihan dari pemilik bank, pengikatan jaminan
yang kurang sempurna, adanya unsur kepentingan pribadi dari para
petu-gas bank) hingga berbagai kebijakan pemberian kredit tercampur aduk
dengan kepentingan-kepentingan pribadi para pemilik dan karyawan BPR.
5. Kebangkrutan usaha para debitur BPR SIP karena berbagai kejadian tak
terduga, misalnya bencana alam. Pada saat terjadinya bencana alam
tsu-nami di Pangandaran, beberapa debitur BPR SIP mengalami kebangkrutan
hingga kredit mereka di BPR SIP menjadi bermasalah.
1.3Pembatasan Masalah
Agar pembahasan masalah di dalam penelitian Tugas Akhir ini dapat
1-3
Universitas Kristen Maranatha pengembangan prosedur pencegahan dan penanggulangan kredit bermasalah
hing-ga masalah yang telah terjadi di masa yang telah lalu tidak terulang lagi dan kredit
bermasalah dapat ditangani dengan baik. Prosedur-prosedur ini diharapkan dapat
diterapkan di Bagian Kredit PT BPR SIP di masa yang akan datang.
1.4Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah sebagaimana tersebut pada sub bab
Pembatasan Masalah di atas, maka masalah di dalam penelitian ini dapat
dijabarkan sebagai:
1. Apa saja kelemahan prosedur perkreditan di PT BPR SIP yang sedang
ber-jalan saat ini hingga menyebabkan tingginya NPL?
2. Apa saja kelemahan prosedur perkreditan di PT BPR SIP yang sedang
ber-jalan hingga PT BPR SIP kurang dapat menangani NPL dengan baik?
3. Faktor-faktor apa saja yang perlu mendapatkan prioritas penanganan
khu-sus di dalam prosedur perkreditan yang sedang berjalan saat ini?
4. Usulan apa saja yang dapat diterapkan untuk mencegah dan
menanggu-langi kredit bermasalah di bank ini pada masa yang akan datang?
1.5Tujuan Penelitian
Sejalan dengan penjelasan dalam subbab 1.3 Perumusan Masalah di atas,
maka sasaran penelitian ini ialah:
1. Mencari kelemahan prosedur perkreditan di PT BPR SIP saat ini yang
dapat menyebabkan NPL;
2. Mencari kelemahan prosedur perkreditan di PT BPR SIP saat ini yang
menyebabkan PT BPR SIP kurang dapat menangani NPL dengan baik;
3. Memilih faktor-faktor yang perlu mendapatkan prioritas penanganan
khu-sus dalam prosedur perkreditan saat ini; serta
4. Mengembangkan usulan yang dapat diterapkan agar tingkat kredit
1-4
Universitas Kristen Maranatha 1.6Sistematika Penulisan
Setelah Bab 1 yang berisi Latar Belakang Permasalahan sampai dengan
Tujuan Penelitian, sistematika penulisan bab-bab selanjutnya dibagi menjadi:
• Bab 2 Tinjauan Pustaka: Bab ini berisi teori-teori yang digunakan seba-gai landasan-landasan konseptual dalam melakukan analisis.
• Bab 3 Metodologi Penelitian: Bab ini berisi urutan-urutan sistematis dari penelitian yang dilakukan pada PT BPR SIP.
• Bab 4 Pengumpulan Data: Bab ini berisi sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, serta pengumpulan data-data yang diperlukan.
• Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis: Bab ini berisi pengolahan data yang terkumpul, analisis pemecahan masalah, serta pengembangan
usulan-usulan pencegahan perulangan masalah yang terjadi.
6-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pengembangan usulan pada sub bab 5.2 dan sub bab 5.3, diperoleh kesimpulan yang dapat menjawab perumusan masalah pada sub bab 1.4. Kesimpulan ini dibuat untuk membantu pihak perusahaan agar dapat melihat masalah yang terjadi secara jelas tanpa pelu membaca sub bab Analisis dan sub bab Pengembangan Usulan yang terlalu panjang dan mengandung bahasa ilmiah yang mungkin dapat membingungkan kaum awam. Kesimpulan yang didapat sesuia dengan tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Kelemahan prosedur perkreditan di PT BPR SIP yang dapat menyebabkan terjadinya NPL adalah : prosedur inspeksi atau kontrol yang tidak mema-dai, kurangnya pengetahuan tenaga kerja bagian kredit, pemegang saham yang turut campur tangan, serta mutu sumber daya manusia di PT BPR SIP yang kurang baik.
2. Kelemahan prosedur perkreditan di PT BPR SIP yang menyebabkan PT BPR SIP kurang dapat menangani NPL dengan baik adalah : prosedur inspeksi atau kontrol untuk tenaga kerja bagian kredit yang tidak memadai, belum adanya prosedur Monitoring terhadap barang jaminan, belum adanya pembinaan dan pengawasan terhadap debitur setelah kredit dicairkan, serta mutu sumber daya manusia di PT BPR SIP yang kurang baik.
6-2
Universitas Kristen Maranatha
4. Usulan yang dapat diterapkan untuk mencegah dan menanggulangi kredit bermasalah di bank ini adalah : penambahan prosedur inspeksi untuk te-naga kerja bagian kredit, pembuatan Standard Operating Procedure (SOP) sebagai dasar untuk membuat prosedur-prosedur perkreditan yang lain, serta penerapan Manajemen Kredit yang sehat dan Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia di PT BPR SIP.
6.2 Saran
6.2.1 Saran untuk Perusahaan
Untuk mencegah terjadinya NPL dan menanggulangi NPL agar tidak semakin meningkat, penulis memberikan saran kepada perusahaan untuk menambah prosedur inspeksi bagi tenaga kerja bagian kreditnya, menerapakan Standard Operating Procedure (SOP) sebagai dasar untuk membuat prosedur-prosedur perkreditan yang lain, serta menerapkan Manajemen Kredit yang sehat dan Meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia PT BPR SIP melalui program Penilaian Kinerja, Perekrutan, Penempatan sesuai Kemampuan, Perbaikan Sistem Upah, Pelatihan, serta Pemutusan Hubungan Kerja apabila kinerja pejabat yang bersangkutan dinilai tidak baik.
6.2.2 Saran untuk Penelitian Lebih Lanjut
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
1. Bank Indonesia.; “ Pengelolaan Kredit Bermasalah bagi Bank Perkreditan
Rakyat Wilayah Bandung “, Diktat Pelatihan, Bandung, 2006.
2. Feigenbaum, Vallin, Armand.; “ Total Quality Control ”, Third Edition, MC
Graw – Hill Book Company., New York, 1986.
3. Groves, Michael.; “ Bank Administration Institute - Managing Problem
Loans “, Rolling Meadow, Illinois, USA, 1992.
4. Ishikawa, Kaoru.; “ Teknik Penuntun Pengendalian Mutu ”, Mediyatama
Sarana Perkasa, Jakrata, 1992.
5. Kasmir.; “ Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya “, Edisi ke 6, Rajawali
Pers, Jakarta, 2003.
6. Morsman.; “ Effective Loan Management “, Eglewood Cliffs, New Jersey :
Prentice Hall Inc, 1997.
7. Pande. Peter S. Robert P. Neuman. Roland, R Cavanagh.; ” The Six Sigma
Way ”, Andi, Yogyakarta, 2002.
8. Pzydek. Thomas T.; ” The Six Sigma Hand Book “, Panduan Lengkap untuk
Greenbelts, Balckbelts & Managers pada Semua Tingkat, Salemba Empat,
Jakarta,2002.
9. Rivai, Veithzal.; “ Credit Management Handbook “, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2006.
10.Stamatis, D.H.; “ Failure Mode and Effect Analysis “, Second Edition, ASQ
Quality Press, Milwaukee, Wisconsin, 2003.
11.Wawolumaja, Rudy. Muis, Rudijanto.; “ Rekayasa Kualitas “, Diktat Kuliah,
Jurusan Teknik Industri, UKM, Bandung, 2004.
12.Wirasasmita. Hadiwidjaja Rivai.; “ Kredit Bermasalah “, PT. Gramedia