• Tidak ada hasil yang ditemukan

KURNIA MAHARANI C.0708067

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KURNIA MAHARANI C.0708067"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

PERANCANGAN KAMPANYE

SOSIAL “MINIMALKAN

PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK”

MELALUI DESAIN

KOMUNIKASI VISUAL

Disusun Guna Melengkapi dan Memenuhi Persyaratan

Mencapai Gelar Sarjana Seni Rupa jurusan Desain Komunikasi Visual

Disusun oleh:

KURNIA MAHARANI

C0708067

JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

(3)

commit to user

(4)

commit to user

iv

PERSEMBAHAN

(5)

commit to user

v

MOTTO

Ciptakanlah sesuatu hal yang berguna untuk banyak orang dan bumi. (Kurnia Maharani)

If you are planning ahead for 10 years, plant a tree.

If you are planning ahead for 100 years, educate the children.

(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugrahnya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Karya Tugas Akhir ini dengan baik.

Terselesaikannya Tugas Akhir ini tentunya tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Drs. Riyadi Santosa,M.Ed, Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta

2. Drs.M.Soeharto, M.Sn selaku Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual 3. Drs Ahmad Adib,Ph.D pembimbing pertama Tugas Akhir yang telah banyak

memberikan saran dan bimbingan bagi penulis untuk menyusun dan menyelesaikan Karya Tugas Akhir ini

4. Esty Wulandari,S.Sos, M.Si selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan masukan dalam penyusunan Konsep Karya Tugas Akhir ini. 5. Hermansyah Muttaqin, S.Sn selaku sekretaris sidang Tugas Akhir, dan selaku

pembimbing dalam hal penulisan.

6. Staf pengajar yang di FSSR jurusan DESKOMVIS yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya.

(7)

commit to user

vii

akhir ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, 7 Januari 2013

(8)

commit to user

viii

Perancangan Kampanye Sosial “Minimalkan Penggunaan Kantong Plastik Melalui Desain Komunikasi Visual

Kurnia Maharani 1

Drs. Ahmad Adib, Ph. D 2 Esty Wulandari S.Sos,M.Si 3

ABSTRAKSI

Kurnia Maharani.2012. Pengantar karya Tugas Akhir ini berjudul “Perancangan Kampanye Sosial Minimalkan Penggunaan Kantong Plastik”. Adapun permasalahan yang dikaji adalah : (1) Bagaimana cara merancang Kampanye Sosial Minimalkan Penggunaan Kantong Plastik yang menarik, mudah dimengerti dan edukatif untuk masyarakat Solo melalui Desain Komunikasi Visual? (2) Bagaimana memilih media yang tepat untuk mempromosikan Kampanye Sosial Minimalkan Penggunaan Kantong Plastik melalui Desain Komunikasi Visual? (3) Bagaimana menentukan media

placement yang tepat untuk Kampanye Sosial Minimalkan Penggunaan

Kantong Plastik?

Limbah plastik merupakan komponen ketiga terbanyak setelah limbah organik dan kertas. Limbah plastik merupakan masalah lingkungan terbesar karena plastik terkait erat dengan sifatnya yang tidak bisa terurai dalam waktu singkat. Setelah kita menyadari bahaya dari plastik, tentunya diperlukan langkah-langkah nyata untuk menyelamatkan bumi, perlu kiranya dilakukan pengurangan pemakaian plastik di salam seluruh aspek kehidupan kita. Berdasarkan hal tersebut penulis menganngkat judul Perancangan Kampanye Sosial “Minimalkan penggunaan Kantong Plastik” melalui Desain Komunikasi Visual. Program Kampanye ini didukung oleh Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, dan Badan Lingkungan Hidup yang berperan sebagai Pelaksana Kampanye Sosial “Minimalkan Penggunaan Plastik” di Solo. Kampanye ini dibuat atas dasar minimnya pengetahuan masyarakat modern tentang bahaya yang disebabkan oleh kantong plastik. Kampanye ini merupakan kampanye pertama yang dilakukan di Solo yang mengajak masyarakat khususnya para wanita untuk lebih bijak menggunakan plastik. Oleh karena itu diperlukan suatu media yang dapat menarik perhatian

audiens dan dapat mengajak mereka untuk dapat lebih meminimalisasi

penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari.

1

Mahasiswa Jurusan Deskomvis Fakltas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan NIM C0708067

2

Dosen Pembimbing I

3

(9)

commit to user

ix

Designing the Social Campaign Minimizing the Plastic Bag use through Visual Communication Design

Kurnia Maharani 1

Drs. Ahmad Adib, Ph. D 2 Esty Wulandari S.Sos,M.Si 3

ABSTRACTS

Kurnia Maharani.2012. The introduction to this Final Project is entitled Designing the Social Campaign “Minimizing the Plastic Bag use through Visual Communication Design”. The problems to be studied are: (1) How to design the Social Campaign Minimizing the Plastic Bag use that is interesting, understandable, and educative to Solo people through Visual Communication Design? (2) How to choose appropriate media to promote the Social Campaign Minimizing the Plastic Bag use through Visual Communication Media? (3) How to determine the appropriate placement media for the Social Campaign “Minimizing the Plastic Bag use?

The plastic waste is the third largest component following organic and paper wastes. Plastic was is the biggest environment problem because it is closely related to its non-decomposable property in short time. Having

realized the danger of plastic, there should be real measures to safe the earth, the plastic use should be reduced in entire aspect of our life. Considering this phenomenon, the writer raises the title Designing the Social Campaign “Minimizing the Plastic Bag use through Visual Communication Design”. This campaign program is supported by Republic of Indonesia‟s Living Environment Ministry, and Living Environment Agency serving as the executor of Social Campaign “Minimizing the Plastic use” in Solo. This campaign is developed based on the modern society‟s knowledge about the danger resulting from plastic bag. This campaign is the first one conducted in Solo inviting the society, particularly the women, to use plastic more wisely. For that reason, there should be a media more attractive to the audiences and that can invite them to minimize the use of plastic in daily life.

1

Student of Visual Communication Design Departement, Faculty of Literature and the Art UNS with NIM. C0708067

2

Guide Lecture I

3

(10)

commit to user

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……… i

HALAMAN PERSETUJUAN………. ii

HALAMAN PENGESAHAN………..……. iii

PERSEMBAHAN………. iv

MOTTO……… v

KATA PENGANTAR……….. vi

ABSTRAKSI………...…. viii

ABSTRACT……….. ix

DAFTAR ISI………. x

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah………. 1

B. Rumusan Masalah……….. 4

C. Tujuan Perancangan……… 4

D. Target Visual……….. . 5

E. Target Audience………. . 6

F. Metode Pengumpulan Data……… . 7

BAB II Kajian Teori A.Tinjauan Kampanye……….… 9

B. Tinjauan Desain……… 16

C.Tinjauan Komunikasi……… 22

D.Tinjauan Media……….……… 30

E. Tinjauan Kantong Plastik……..……… 30

BAB III Identifikasi Data A. Kementrian Lingkungan Hidup……….……… 36

(11)

commit to user

xi

C. WALHI DIY………. 65

D. Departemen Lingkungan Australia……… 73

E. Analisis SWOT…………..……… 75

F. USP (Unique Selling Prepositioning)….……….. 83

G. Positioning ……….……….. 84

BAB IV. Konsep Kreatif Perancangan dan Perencanaan Media A. Metode Perancangan……… 85

B. Konsep Kreatif………. 88

C. Standar Visual……….. 90

D. Pemilihan Media ………. 97

E. Media Placement………. 100

F. Pelaksanaan Kampanye………... 105

G. Prediksi Biaya………. 110

BAB V. Visualisasi Karya BAB VI. Penutup A. Kesimpulan………. 137

B. Saran……… 138

DAFTAR PUSTAKA

(12)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Kondisi cuaca dan iklim di bumi saat ini terlihat makin bervariasi dan menyimpang. Perubahan iklim global merupakan efek dari pemanasan global. Dampak yang paling besar akan dialami oleh Negara pesisir pantai, Negara kepulauan, dan daerah Negara yang kurang berkembang seperti Asia Tenggara.

Indonesia adalah salah satu Negara kepulauan yang terkena dampak terbesar dari Pemanasan Global, terlihat dari perubahan cuaca yang tak menentu. Sejumlah bukti baru dan kuat yang muncul dalam studi mutakhir memperlihatkan bahwa masalah pemanasan yang terjadi 50 tahun terakhir disebabkan oleh tindakan manusia. Pemanasan global di masa depan lebih besar dari yang diduga sebelumnya. Pembuangan sampah/limbah yang tidak dapat diurai oleh alam, semacam plastik yang dapat menyebabkan kerusakan alam merupakan salah satu sumber terjadinya fenomena ini.

Dilihat dari jenisnya, limbah plastik merupakan komponen ketiga terbanyak yang dibuang setelah limbah organik dan kertas. Limbah plastik merupakan masalah lingkungan terbesar karena plastik terkait erat dengan sifatnya yang non-biodegradable, yakni tak akan pernah bisa di uraikan oleh organisme pengurai di alam. Yang terjadi hanyalah, plastik menjadi potongan-potongan kecil di alam dan itupun memerlukan proses yang sangat lama yang bisa mencapai 100 tahun, tergantung dari jenis dan kondisi plastiknya. Walaupun plastik menjadi sangat kecil seperti partikel debu, tetap saja ia adalah plastik. Artinya bahan

(13)

commit to user

plastik akan selama-lamanya berada di alam, dan akan menimbulkan polusi lingkungan, baik di darat, laut, maupun udara.

Partikel-partikel plastik itu akan mempengaruhi lingkungan dan kehidupan dalam banyak hal. Hewan-hewan, baik di darat maupun laut, bisa memakan potongan kecil plastik itu secara tak sengaja yang menyebabkan gangguan pencernaan dan bisa berujung pada kematian karena tubuh tak bisa mengolahnya. Bahkan ketika hewan tadi mati, membusuk, dan terurai, plastik yang tertimbun di tubuhnya akan kembali ke alam dan bisa dimakan oleh hewan lainnya, dan begitu seterusnya siklus berulang kembali.

Partikel-partikel plastik tentunya juga bisa masuk ke tubuh manusia, baik melalui hewan, peralatan sehari-hari yang dipakai terutama untuk makan dan minum, melalui air yang tercemar limbah plastik, ataupun melalui debu-debu di udara.

Hal yang menambah bahaya dari plastik adalah zat-zat kimia berbahaya yang dikandungnya, yang ditambahkan selama proses pembuatan plastik, yang bisa mengganggu kerja sistem tubuh dan bisa menyebabkan kanker. Jadi bisa dibayangkan sendiri akibat yang ditimbulkan jika zat-zat kimia berbahaya ini ikut masuk bersama partikel plastik ke dalam tubuh makhluk hidup termasuk manusia.

(14)

commit to user

semakin menurun, sehingga pembuatan plastik baru pun tak bisa dielakkan. Dengan membakar plastik efeknya sama saja jeleknya karena plastik akan melepaskan zat-zat berbahaya ke udara, termasuk dioxin, salah satu zat paling beracun yang pernah ada.

Selain itu, proses pembuatan plastik juga melibatkan penggunaan minyak bumi yang tidak sedikit. Padahal sebagaimana yang kita ketahui cadangan minyak bumi di dunia semakin menipis, dan minyak bumi semakin hari menjadi barang yang makin langka dan oleh karenanya semakin mahal untuk digunakan sebagai bahan bakar bagi aktifitas manusia.

Setelah kita menyadari bahaya plastik bagi kehidupan di bumi, tentunya diperlukan langkah-langkah nyata untuk menyelamatkan lingkungan hidup kita, perlu kiranya dilakukan pengurangan pemakaian dan produksi plastik di muka bumi khususnya di indonesia.

(15)

commit to user

B.

Rumusan Masalah

Dari uraian yang disampaikan diatas, penulis merumuskan beberapa masalah yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana merancang Kampanye Sosial “Minimalkan Penggunaan Kantong Plastik” pada masyarakat Kota Solo melalui desain komunikasi visual?

2. Bagaimana visualisasi Kampanye Sosial “Minimalkan Penggunaan Kantong Plastik”pada masyarakat Kota Solo agar dapat menarik perhatian dan lebih perduli terhadap lingkungan.

3. Bagaimana memilih media dan media placement yang efektif bagi target

audiens?

C.

Tujuan Perancangan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diketahui tujuan perancangan Kampanye Sosial “Minimalkan Penggunaan Kantong Plastik” sebagai berikut:

1. Merancang Kampanye Sosial “Minimalkan Penggunaan Kantong Plastik” pada masyarakat Kota Solo sebagai upaya untuk menjaga

lingkungan khususnya Kota Solo.

2. Merancang visualisai Kampanye Sosial “Minimalkan Penggunaan Kantong Plastik” pada masyarakat Kota Solo dengan illustrasi-illustrasi

yang informatif.

(16)

commit to user

D.

Target Visual

Untuk mendukung agar target audience berjalan sesuai dengan yang diinginkan perlu adanya suatu Perencanaan media, media tersebut antara lain :

1. Publikasi a. Logo b. Baliho c. Iklan Majalah d. Poster e. Brosur f. X-Banner

g. Event (Panggung utama, standbooth pameran)

2. Merchandising

a. Tas Lipat b. Tas Serut c. Tas Rompi d. Pembatas Buku e. Stiker

f. Pin g. Kaos

(17)

commit to user

E. Target Audience

Agar perancangan berjalan efektif dan efisien perlu direncanakan suatu segmentasi pasar atau target audience yang menjadi sasaran produk atau jasa , dalam hal ini objek Target sasaran dalam perancangan Kampanye Sosial “Minimalkan Penggunaan Kantong Plastik” pada masyarakat Kota Solo:

1. Target Primer

a. Segmentasi Geografis Perancangan Kampanye Sosial “Minimalkan Penggunaan Kantong Plastik” ditujukan kepada masyarakat Solo.

b. Segmentasi Demografis

Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 21 - 40

Tingkat Pendidikan : SMA s/d Perguruan Tinggi Status Sosial : Menengah Keatas

c. Segmentasi Psikografi

(18)

commit to user

F. Metode Pengumpulan Data

Perancangan media komunikasi visual merujuk pada data-data yang diperoleh dari pihak yang terkait. Penentuan teknik pengumpulan data terkait erat dengan jenis instrumen yang akan digunakan. Tujuan penelitian serta cakupan sampel yang akan dijadikan sumber data sangat mempengaruhi pemilihan kita akan jenis instrumen yang paling tepat.

Metode-metode yang akan digunakan dalam proses pengumpulan data perancangan ini adalah:

1. Kajian Pustaka dan Literatur

Data diperoleh dari kumpulan dan observasi studi kepustakaan dan buku-buku yang sesuai dengan permasalahan kajian. Kajian pustaka atau

literature review merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum

menentukan metodologi penelitian yang akan dilakukan. Kajian pustaka diperlukan agar peneliti dapat menemukan :

a. Landasan teori sebagai acuan dasar

b. Temuan-temuan hasil penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya

Kedua hal ini akan membantu peneliti dalam: a. Membatasi ruang lingkup penelitiannya b. Menemukan variabel-variabel penelitian

c. Menemukan teori atau konsep keterkaitan antar-variabel

(19)

commit to user

Literatur yang dibutuhkan antara lain yang melingkupi tentang :

a. Metode pengumpulan data : Belawati, Tian dan Toha, Mohamad “Metode Penelitian”.

b. Buku yang menjelaskan tentang bahaya plastik bagi kehidupan makhluk hidup.

c. Buku yang menjelaskan tentang dampak dari plastik yang tidak bisa diurai. Hasil kajian pustaka ini kemudian dianalisis dan disintesiskan menjadi suatu kerangka pemikiran atau kerangka teori yang dijadikan dasar dalam menentukan metodologi penelitiannya.

2. Wawancara

(20)

commit to user

BAB II

KAJIAN TEORI

A.

Tinjauan tentang Kampanye

1. Definisi Kampanye

Kampanye adalah sebuah tindakan yang bertujuan mendapatkan pencapaian dukungan, usaha kampanye bisa dilakukan oleh peorangan atau sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian suatu proses pengambilan keputusan di dalam suatu kelompok, kampanye biasa juga dilakukan guna memengaruhi masyarakat dengan merencanakan serangkaian kegiatan/usaha tertentu, untuk mencapai tujuan tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Kamus Istilah periklanan Indonesia memiliki pandangan sendiri mengenai kampanye. Didalamnya terdapat pengertian bahwa kampanye adalah rencana kegiatan komunikasi pemasaran yang berkesinambungan yang dilaksanakan berdasarkan suatu jadwal yang menunjukkan peran satu atau berbagai media (TV, radio, surat kabar, dan film). Pengertian secara umum tentang istilah kampanye yang dikenal sejak tahun 1940-an yaitu, campaign is generally exemply persuasion in action (Kampanye secara umum menampilkan kegiatan yang bertitik tolak untuk membujuk), dan lebah banyak dikemukakan beberapa ilmuan, ahli dan praktisi komunikasi (Rosady Ruslan, 2005:23).

(21)

commit to user

Pengertian Kampanye menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah : a. Gerakan atau tindakan serentak (untuk melawan, mengadakan aksi dan

sebagainya).

b. Berkampanye artinya mengadakan gerakan secara serentak (untuk melawan, mengadakan aksi dan sebagainya).

c. Kampanye promosi artinya kampanye yang diadakan dalam rangka promosi untuk meningkatkan atau mempertahankan penjualan.

Menurut Lesie B. Snyder (2002), kampanye komunikasi merupakan aktivitas komunikasi yang terorganisasi, secara langsung ditujukan untuk khalayak tertentu, pada periode waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu. Aktivitas komunikasi dalam berkampanye biasanya berkaitan dengan suatu tujuan apa, kepada siapa, dan dalam rangka apa kampanye itu dilaksanakan.

2. Jenis-jenis kampanye

Banyak jenis kampanye yang telah dilakukan oleh pemerintah, perusahaan swasta dan organisasi lainnya, yang semuanya memiliki yujauan dan sasaran tertentu. Menurut Charles U. Larson (Dalam bukunya Persuasion, Reception, and Responsibility. 1992. California : Wardsworth Publishing Co) yang dikutip oleh Rosady Ruslan dalam bukunya yang berjudul Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, membagi jenis-jenis kampanye menjadi :

a. Product-Oriented Campaign

(22)

commit to user

b. Candidate-Oriented Campaign

Kegiatan kampanye yang berorientasi bagi calon (kandidat) untuk kepentingan kampanye politik.

c. Ideologi or Cause- Oriented Campaign

Jenis kampanye ini berorientasi yang bertujuan bersifat khusus dan berdimensi perubahan sosial.

3. Fungsi Kampanye

Adapun fungsi kampanye sendiri adalah untuk menyampai suatu pesan yang berisi tentang ajakan kepada masyarakat atau mempengaruhi masyarakat dapat mengerti maksud dan tujuan dari apa yang ingin dikomunikasikan, berdasarkan keterangan diatas maka dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur yang terkait pada suatu kampanye adalah :

a. Adanya suatu aksi, dalam hal ini yang dimaksud adalah demonstrasi yang dilakukan secara serentak untuk menuntut apa yang mereka inginkan kepada pihak yang bersangkutan.

b. Pesan dalam suatu kampanye. Pesan adalah hal yang sangat erat kaitannya karena apabila pesan yang disampaikan tidak jelas atau tidak sampai pada target sasaran, maka kampanye tersebut gagal.

(23)

commit to user

d. Promosi merupakan salah satu unsur yang terkandung dalam kampanye karena promosi merupakan bagian dari kampanye, seperti dalam penjualan suatu produk atau produk iklan.

4. Proses Perancangan Kampanye

Dalam proses perancangan sebuah kampanye, agar bisa mendapat hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan, memerlukan sebuah proses perencanaan yang baik. Perencanaan adalah alat bantu untuk bekerja secara efektif dan efisien . Perencanaan ini diperlukan untuk mendapatkan program taktis yang dapat dievaluasi keefektifannya. Perencanaan tersebut oleh (Anne Gregory, 2001:6) dirumuskan menjadi lima pertanyaan dasar yang akan sangat membantu dalam membuat perencanaan kampanye. Lima pertanyaan itu adalah:

a. Apa yang ingin saya capai? Apa yang menjadi tujuan kampanye b. Dengan siapa saya ingin berbicara?

Siapa publik dari kampanye c. Apa yang saya ingin katakan?

Pesan apa yang ingin disampaikan dalam kampanye tersebut d. Bagaimana saya menyampaikannya?

Mekanisme yang bisa dipakai untuk menyampaikan pesan. e. Bagaimana saya tahu saya telah mengerjakannya dengan benar?

(24)

commit to user

Dan untuk menjawab pertanyaan di atas ada dua persyaratan utama: a. Informasi

Mengumpulkan dan mendapatkan informasi sebanyak mungkin mengenai tugas yang harus dilakukan, riset dan analisis yang mendalam bisa menjadi senjata utama untuk mendapatkan informasi.

b. Strategi

Adalah pendekatan keseluruhan untuk suatu program atau kampanye. Strategi adalah faktor pengkoordinasi, prinsip yang menjadi penuntun, ide utama, dan pemikiran dibalik program taktis. Strategi dapat diperoleh atau dirumuskan melalui Informasi dan data-data yang telah terkumpul yang kemudian digunakan untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip dan kekuatan utama dari program tersebut.

Kampanye merupakan sebuah aktivitas promosi berupa pesan-pesan serial bertema yang terencana dari sebuah merek kepada sasaran yang spesifik melalui beragam alat komunikasi dalam sebuah periode. Ciri-ciri kampanye diantaranya berkesinambungan, sasaran dapat melihat/ mendengar/ membaca hanya satu tema dari beragam alat komunikasi tersebut. Kampanye adalah keinginan seseorang untuk mempengaruhi kepercayaan dan tingkah laku orang lain dengan daya tarik komunikatif.

Dalam melaksanakan kampanye ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, antara lain:

a. Perkirakan terlebih dahulu kebutuhan, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan dari khalayak sasaran.

(25)

commit to user c. Lakukan evaluasi secara terus-menerus.

d. Gunakan media masa dan komunikasi interpersonal.

e. Pilihlah media masa yang tepat untuk mencapai khalayak sasaran. (Rachmadi, 1994: 135)

Sebelum profesional hubungan masyarakat memutuskan bagaimana dan apa yang dikomunikasikan ke satu publik spesifik, situasi dan khalayaknya harus diteliti dan dianalisis. Kampanye hubungan masyarakat biasanya dijalankan menggunakan rumus R-A-C-E (reasearch, analyze, create, dan

evaluate). Pada tahap riset, satu tim hubungan masyarakat bisa melakukan

jajak pendapat dan survey untuk menentukan sikap khalayak sekarang terhadap sebuah perusahaan, produk, atau masalah. Setelah sikapnya dipahami, satu kampanye akan direncanakan untuk menyampaikan tujuan-tujuan organisasi.

5. Kampanye Sosial

(26)

commit to user

a. Peran media masa. Media massa dianggap efektif dalam menciptakan kesadaran, meningkatkan pengetahuan, dan mendorong khalayak berpartisipasi dalam proses kampanye.

b. Peran komunikasi antar pribadi. Bentuk komunikasi ini dipandang sebagai instrument penting dalam menciptakan perubahan perilaku dan memelihara kelanggengan perubahan tersebut.

c. Karakteristik sumber dan media. Keredibilitas sumber memberikan kontribusi yang besar bagi pencapaian tujuan kampanye. Demikian pula halnya dengan pemanfaatan media komunikasi yang tepat yang sejalan dengan kebiasaan bermedia khalayak.

d. Evaluasi formatif. Evaluasi diarahkan untuk mengevaluasi tujuan dan efektifitas pesan kampanye.

e. Himbauan pesan. Dalam hal ini pesan harus dirancang secara spesifik agar mampu menghimbau nilai-nilai individual.

f. Perilaku preventif. Dimana hasil kampanye tidak dirasakan secara langsung maka harus diupayakan suatu manfaat untuk menyadarkan khalayak.

g. Kesesuaian waktu, aksesibilitas dan kecocokan. Agar efektif pesan-pesan kampanye harus disampaikan pada saat yang tepat, budaya yang sesuai dan melalui media yang tersedia di lingkungan khalayak.

Lain halnya Kotler&Roberto (Venus, 2004: 131), mengidentifikasi faktor penghambat dari kampanye sosial adalah :

(27)

commit to user

b. Pesan-pesan pada kampanye yang gagal umumnya juga tidak cukup mampu memotivasi khalayak untuk menerima dan menerapkan gaasan yang diterima.

c. Lebih dari itu pesan-pesan tersebut juga tidak memberikan semacam petunjuk bagaimana khalayak harus mengambil tindakan yang diperlukan. d. Kegagalan pada sebuah program kampanye yang berorientasi perubahan

sosial juga dapat terjadi karena pelaku kampanye terlalu mengandalkan media massa tanpa menindaklanjutinya dengan komunikasi antar pribadi. e. Anggaran untuk membiayai program kampanye tersebut tidak memadai

sehingga pelaku kampanye tidak bisa berbuat secara total.

B.

Tinjauan tentang Desain

1. Definisi Desain

Kata design menurut kamus Indonesia – Innggris dari John M. Echols berarti potongan, model, pola, konstruksi, mode, tujuan, rencana. Sedangkan dalam kamus Webster, pengertian desain adalah gagasan awal, rancangan, perencanaan, pola, susunan, proyek, hasil yang tepat, produksi, memuat, menciptakan, meningkatkan, pikiran, maksud, dan kejelasan.

(28)

commit to user

Pertimbangan yang dipakai dalam proses desainyang juga merupakan syarat bagi suatu desain yang baik adalah faktor kegunaan, fungsi, produksi, pemasaran, keuntungan, dan nilai rupa atau estetis dari benda pakai itu. Pada hakekatnya , desain adalah mencari mutu yang lebih baik, mutu material, teknis, performasi, bentuk dan semuanya baik secara bagian per bagian maupun keseluruhan (Agus Sachari, 1986 : 81)

Secara etimologis kata desain berasal dari kata designo (Itali) yang artinya gambar (Jervis, 1984). Menurut Widagdo (1993) Desain adalah salah satu manifestasi kebudayaan yang berwujud dan merupakan produk nilai-nilai untuk status kurun waktu tertentu. Menurut The Columbia Encyclopedia pengertian desain dibagi menjadi 3 :

a. Merupakan rencana atau susunan garis, bentuk, massa, dan ruang dalam satu kesatuan.

b. Penciptaan untuk melayani kebutuhan fungsional, seperti arsitektur, desain produk industri, dan lain-lain, atau dapat pula sebagai ekspresi estetis yang bersifat pribadi.

c. Tahap-tahap persiapan suatu pekerjaan seni, atau merupakan elemen-elemen yang dikomposisikan pada suatu karya seni.

2. Prinsip Dasar Desain

Dalam mencipta sebuah iklan, diperlukan prinsip atau dasar untuk menciptakan satu kesatuan yang dapat menunjang sebuah iklan.

(29)

commit to user a. Kesatuan (Unity)

Semua bagian dari suatu layout harus menyatu guna membentuk keseluruhan layout.

b. Keberagaman (Variety)

Iklan, selayaknya tidak menimbulkan kesan monoton. Dalam suatu layout harus ada suatu perubahan dan pengkontrasan seperti menggunakan jenis huruf tebal dan medium, memanfaatkan ruang kosong, dan pemanfaatan gambar-gambar.

c. Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan simetris dapat dicapai dengan pembagian, sehingga suatu rancangan (design) dapat dibagi menjadi dua bagian yang sama, seperempat bagian , dan seterusnya.

d. Irama (Ritme)

Satu perangkat sederhana adalah memasukkan teks pada setiap awal paragraf (seperti dalam buku atau laporan surat kabar), sehingga mata pembaca diarahkan dari paragraf yang satu ke paragraf berikutnya. Namun demikian, aliran secara keseluruhan terhadap desain mesti menyiratkan irama yang nyaman.

e. Hukum Harmoni (Harmony)

(30)

commit to user f. Proporsi (Proportion)

Hal ini khususnya berkenaan dengan jenis ukuran huruf yang digunakan untuk lebarnya naskah atau copy iklan.

g. Skala (Scale)

Jarak pengkihatan (visibility) tergantung pada skala nada serta warna. Warna menyolok biasanya ditampilkan oleh warna primer. Hukum skala dapat digunakan dengan desain tipografis ketika headline (judul) serta

subheading (subjudul) dibuat kontras dengan area warna abu-abu dari

huruf teks.

h. Penekanan (Emphasis)

Sebuah iklan dapat dibuat sehingga tampak menarik, jika ada penekanan seperti jenis huruf tebal atau misalnya kata-kata tertentu diberi penekanan dengan menggunakan warna lain.

3. Daya Tarik Desain

Dikarenakan pentingnya iklan dalam berbagai bidang untuk menginformasikan maupun menarik masyarakat, maka desain iklan yang baik harus mengacu pada daya tarik fisik maupun pesan yang disampaikan, antara lain :

a. Daya Tarik Fisik

Adalah penampilan luar ilustrasi yang menyertai suatu iklan (Liliweri, 1992). Aspek yang terkandung disini meliputi :

(31)

commit to user

Emosi secara psikologis cukup bagus diekspresikan dalam gambar. Sebuah gambar lebih mampu untuk mendramatisir sehingga lebih mudah mempengaruhi perasaan manusia.

2) Warna

Warna mempunyai reaksi penting dalam karakteristik kepribadian dan lebih berbicara pada tataran emosi. Pemilihan warna yang baik akan menimbulkan respon positif bagi komunikan.

3) Komposisi

Pengaturan elemen-elemen atau susunan dalam gambar (ilustrasi/foto). 4) Ukuran Iklan

Iklan cetak dengan ukuran besar lebih efektif dan lebih dapat merebut perhatian khalayak dan mempertajam ingatan masyarakat terhadap iklan yang disampaikan.

b. Daya Tarik Pesan

Adalah kemampuan kata-kata untuk menarik perhatian khalayak. Iklan harus memperhatikan struktur iklan, gaya pesan, dan appeals pesan yang mengacu pada motif psikologis yang terkandung dalam pesan.

Agar iklan dapat diterima oleh masyarakat dan dapat meningkatkan angka penjualan produk yang ditawarkan, maka pesan iklan harus memenuhi syarat yang dikenal dengan SPURS, yaitu :

1) Selling Idea

(32)

commit to user

2) Persuative

Yaitu iklan yang disampaikan bersifat membujuk sehingga dapat menimbulkan desire.

3) Unexpected

Yaitu ide yang ditampilkan dalam iklan adalah hal–hal yang tak terduga, gila - gilaan, spektakuler dan luar biasa.

4) Relevant

Yaitu iklan harus dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya tentang produk yang ditawarkan.

5) Simple

Yaitu iklan yang disampaikan harus membentuk satu persepsi atas produk atau tujuan yang diiklankan.

4. Ruang Lingkup Desain

Adapun ruang lingkup desain komunikasi visual ini diantaranya meliputi : a. Desain Grafis Periklanan atau Advertising

b. Animasi

c. Desain Identitas Usaha atau Corporate Identity

d. Desain Marka Lingkungan atau Environmental Graphics e. Desain Multimedia

f. Desain Grafis Industri atau Promosi

g. Desain Grafis Media digunakan dalam pembuatan buku, surat kabar, majalah, dll

(33)

commit to user i. Fotografi, Tipografi, dan Ilustrasi

Menurut Umar Hadi (2007 : 12) tugas Desain Komunikasi Visual atau pelakunya yang disebut desainer adalah mengidentifikasi hingga akhirnya memilih dan memutuskan simbol atau tanda yang sesuai dengan konteksnya.

C.

Tinjauan tentang Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Pada umumnya dalam kehidupan sehari-hari tidak akan lepas dari komunikasi. Hal tersebut dikarenakan komunikasi merupakan hal yang paling dasar yang pasti dilakukan oleh setiap manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Adapun pengertian komunikasi ada banyak teori diantaranya adalah sebagai berikut : M. Gani dalam buku “Komunikasi Dalam

Praktek” menerangkan bahwa komunikasi adalah hubungan dengan kata-kata,

surat atau pesan, pertukaran pikiran atau opini. (Gani, 1978;41) William Albig dalam buku “Tanya Jawab Dasar-Dasar Jurnalistik” menerangkan bahwa

komunikasi adalah proses pengoperan lambing-lambang yang berarti. (Albig, 1978;52) Noel Gist dalam buku “Tanya Jawab Dasar-Dasar Jurnalistik”

(34)

commit to user

Komunikasi berasal dari kata dalam bahasa latin communis, yang berarti ”sama” yang salam bahasa Inggris disebut common. Komunikasi

dianggap sebagai proses menciptakan suatu kesamaan atau commonnes atau suatu kesatuan pemikiran antara pengirim dengan penerima. Kesamaan pemikiran ini membutuhkan adanya hubungan saling berbagi atau sharing antara pengirim atau pengiklan, misalnya dengan penerima atau konsumen, (Terence A. Shimp, 2003 : 162-163).

2. Proses Komunikasi

Menurut Courtland dan Jhon V. Thil proses komunikasi terbagi menjadi lima tahap, yaitu :

a. Pengiriman mempunyai suatu ide atau gagasan b. Ide atau gagasan diubah menjadi suatu pesan c. Proses pemindahan pesan

d. Penerima menerima pesan

e. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim. Dari pengertian komunikasi diatas tampak adanya komponen atau unsure-unsur yang dicakup yang merupakan syarat terjadinya komunikasi. Dalam bahasa komunikasi komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut :

a. Komunikator : Orang yang menyampaikan pesan b. Pesan : Pernyataan yang didukung oleh lambang c. Komunikan : Orang yang menerima pesan

(35)

commit to user

e. Efek : Dampak sebagai pengaruh dari pesan

f. Decoding : Proses ketika komunikan mengartikan symbol-simbol

g. Encoding : Penulisan dalam bentuk sandi yang merupakan proses

pengungkapan pendapat yang berhubungan dengan produk dalam bentuk-bentuk simbol

h. Umpan balik : Bagaimana caranya agar supaya pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan

3. Sarana dan Alat Komunikasi

Mengenai sarana komunikasi atau alat komunikasi sebagian besar kita telah mengetahuinya, dalam komunikasi kita membaginya menjadi dua bagian yaitu :

a. Komunikasi secara Non Visual

Adalah komunikasi yang dilakukan dengan media selain visual atau alat pengelihatan. Media komunikasi secara non visual diantaranya adalah : alat bunyi-bunyian, radio, tape recorder, dan lain-lain.

b. Komunikasi secara Visual

Adalah komunikasi yang menggunakan alat yang bisa ditangkap secara visual atau indera penglihatan. Alat-alat visual adalah alat-alat yang dapat memperlihatkan rupa ata bentuk yang kita kenal sebagai alat peraga.

1) Alat visual dua dimensional

(36)

commit to user

transparan, contohnya slide, lembaran transparan untuk overhead

projector. Pada bidang yang tidak transparan contohnya ; poster,

gamar majalah, koran dan lain-lain. 2) Alat visual tiga dimensional

Disebut tiga dimensional karena memiliki ukuran panjang, lebar dan tinggi, contohnya dealer help, packaging, totem sign dan lain sebagainya.

4. Media penunjang komunikasi dalam periklanan

Media-media periklanan yang berkonsep visual akan dipilah-pilah menjadi media primer dan sekunder, dalam pelaksanaan kegiatan promosi. Media primer akan digunakan dengan pertimbangan bahwa media tersebut akan sangat efektif bila digunakan dengan memperhatikan masalah target audience dan segmentasi. Sedangkan media sekunder, digunakan sebagai media pendukung yang akan digunakan setelah media primer.

a. Media Cetak

(37)

commit to user

tersebut juga memiliki kekurangan, antara lain memiliki nilai waktu yang terbatas dan pendek, karena media tersebut bisa juga langsung diabaikan. b. Media Elektronik

Penggunaan media ini untuk berpromosi akan sangat memperhatikan faktor anggaran kegiatan. Penggunaan media elektronik sekarang ini memang memiliki keuntungan yang besar, karena remaja pada umumnya gemar menonton televisi, mendengarkan radio, dan online di dunia maya atau internet.

1) Televisi

(38)

commit to user 2) Radio

Penggunaan radio dalam berpromosi juga bisa digunakan. Daerah Surakarta dan sekitarnya telah banyak berdiri radio-radio swasta dengan jangkauan siaran daerah tersebut atau siaran lokal. Oleh karena itu meskipun iklan radio mudah dimengeti karena tidak memerlukan kemampuan membaca dan jangkauan khalayak sasarannya yang besar dan pada waktu yang bersamaan serta biaya yang cukup murah, namun iklan radio hanya bersifat audio saja, tanpa ada unsur visual.

3) Internet

Media internet merupakan media baru yang sedang dikembangkan untuk digunakan dalam kegiatan promosi. Kaum remaja pun menyukai kegiatan yang berkaitan dengan internet, seperti browsing,

chatting, dan sebagainya. Dalam menggunakan media ini untuk

berpromosi, memiliki keuntungan seperti pesan yang disampaikan akan sampai kepada sasaran yang dituju dengan efektif, karena nantinya iklan akan dipasang pada situs-situs yang disukai remaja sehingga akan lebih efektif penyampaiannya.

c. Media Event

(39)

commit to user

perusahaan yang bersangkutan dengan menggunakan jasa event

organizer atau dapat hanya berperan sebagai sponsor utama.

d. Media Alternatif (Ambient Media)

Adalah suatu metode komunikasi dan periklanan yang dirancang untuk meraih kelompok target audience melalui cara yang tidak biasa dan tidak terduga. Ambience media merupakan sektor baru dan menarik di dalam industri periklanan yang menawarkan pesan kreatif dan kuat melalui medium iklan diluar bentuk-bentuk iklan mainstream atau tradisional, seperti iklan televisi, radio, poster, dan sebagainya.. Berbagai format atau bentuk ambience media sekarang tersedia sebagai penunjang disiplin komunikasi, periklanan, direct marketing, public relation, event

marketing, sponsorship, dan sebagainya. Ambience media juga

berhubungan dengan area-area pusat perbelanjaan, restauran-restauran terkenal, dan publik area yang biasa dikunjungi masyarakat. Ambience media dapat diterapkan melalui pemasangan iklan di tempat-tempat yang tidak terduga, dimana calon konsumen merasa surprise dan unexpected saat melihat iklan tersebut, namun dapat memberikan pengaruh yang cukup kuat untuk terus memperhatikan dan mengenalnya lebih jauh apa yang ditawarkan dalam iklan tersebut.

(40)

commit to user

ilmu yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf serta komposisi warna serta

layout yang dapat diartikan tata letak atau perwajahan. Dengan demikian,

gagasan bisa diterima oleh orang atau kelompok yang menjadi sasaran penerima pesan. (Adi Kusrianto, 2007:2).

Perjalanan kreatif desain komunikasi visual sebagai salah satu bagian dari seni terap yang mempelajari tentang perencanaan dan perancangan sebagai bentuk informasi komunikasi visual diawali dengan menemukenali permasalahan komunikasi visual, mencari data verbal dan visual, menyusun konsep kreatif yang berlandaskan pada karakteristik target sasaran, sampai dengan penentuan visualisasi final desain untuk mendukung tercapainya sebuah komunikasi verbalvisual yang fungsional, persuasif, artistik, estetik, dan komunikatif. Artinya, menurut (Sumbo Tinarbuko, 1998 : 66), Desain komunikasi visual dapat dipahami sebagai salah satu upaya pemecahan masalah dalam komunikasi atau komunikasi visual untuk menghasilkan suatu desain yang paling baru diantara desain yang baru.

D.

Tinjauan Media

(41)

commit to user

(M. Suyanto, 2004 : 21) yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media adalah jangkauan, frekuensi, dan pengaruhnya. Selain hal tersebut harus dipertimbangkan pula biaya, keunggulan, dan keandalannya. Menurut (Kustadi Suhandang, 2005 : 86) ”untuk memperluas khalayak sasaran, tentunya media yang perlu digunakan

adalah media massa”. Berbeda dengan media personal communication, media

massa terbagi dalam tiga golongan menurut sifatnya, yaitu yang bersifat auditif atau lisan yang juga disebut the spoken word, bersifat visual atau perpaduan gambar atau tulisan dengan suara. Namun kini orang banyak mengenalnya sebagai media cetak seperti surat kabar, majalah, dan barang-barang cetakan lainnya dan media elektronik seperti radio, televisi, film dan Internet.

E.

Tinjauan tentang Kantong Plastik

1. Definisi Plastik

[image:41.595.111.512.250.486.2]
(42)

commit to user

Contohnya, Plastik yang terbentuk dari monomer - monomer propena, namanya adalah polipropilena. Hampir semua plastik sulit untuk diuraikan. Plastik yang memiliki ikatan karbon rantai panjang dan memiliki tingkat kestabilan yang tinggi, sama sekali tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme.

Plastik adalah bahan yang mempunyai derajat kekristalan lebih rendah daripada serat, dan dapat dilunakkan atau dicetak pada suhu tinggi (suhu peralihan kacanya diatas suhu ruang), jika tidak banyak bersambung silang. Plastik merupakan polimer bercabang atau linier yang dapat dilelehkan diatas panas penggunaannya. Plastik dapat dicetak (dan dicetak ulang) sesuai dengan bentuk yang diinginkan dan yang dibutuhkan dengan menggunakan proses

injection molding dan ekstrusi.

Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Mereka terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi. Ada beberapa polimer alam yang termasuk plastik. Plastik dapat dibentuk menjadi film atau fiber sintetik. Nama ini berasal dari fakta bahwa banyak dari mereka “malleable”, memiliki properti keplastikan. Plastik didesain dengan variasi

yang sangat banyak dalam properti yang dapat menolerans panas, keras, “reliency” dan lain-lain. Digabungkan dengan kemampuan adaptasinya,

komposisi yang umum dan beratnya yang ringan memastikan plastik digunakan hampir di seluruh bidang industri.

(43)

commit to user

itupun memerlukan proses yang sangat lama yang bisa mencapai 1000 tahun, tergantung dari jenis dan kondisi plastiknya. Walaupun plastik menjadi sangat kecil seperti partikel debu, tetap saja ia adalah plastik.. Artinya bahan plastik akan selama-lamanya berada di alam, dan akan menimbulkan polusi lingkungan, baik di darat, laut, maupun udara.

Partikel-partikel plastik itu akan mempengaruhi lingkungan dan kehidupan dalam banyak hal. Hewan-hewan, baik di darat maupun laut, bisa memakan potongan kecil plastik itu secara tak sengaja yang menyebabkan gangguan pencernaan dan bisa berujung pada kematian karena tubuh tak bisa mengolahnya. Bahkan ketika hewan tadi mati, membusuk, dan terurai, plastik yang tertimbun di tubuhnya akan kembali ke alam dan bisa dimakan oleh hewan lainnya, dan begitu seterusnya siklus berulang kembali.

2. Kantong Plastik

Menggunakan kantong plastik menjadi hal jamak di negeri ini. Belanja di pasar tradisional yang becek, mencari kebutuhan harian di toko-toko kelontong pinggir jalan, sampai berbelanja di supermarket nan megah, kantong plastik setia menyertai. Ya, kantong plastik sudah menjadi „kebutuhan pokok‟ – baik oleh produsen maupun konsumen – penenteng

(44)

commit to user

Dengan maraknya penggunaan kantong plastik, tidak mengherankan jika dalam satu hari saja dunia ini bisa menghasilkan sampah plastik dalam jumlah yang sangat fantastis. Disinyalir ada sekitar 1 trilyun kantong plastik yang digunakan oleh masyarakat seluruh dunia dalam satu tahunnya. Dari angka tersebut, setiap individu rata-rata menyumbang sekitar 170 kantong plastik pertahun. Jumlah yang cukup besar tentunya untuk membungkus sebuah kota dengan plastik.

Kantong plastik sebagian besar terbuat dari polyethene (PE), suatu bahan thermoplastic yang tidak mudah terurai oleh alam. Sampah kantong dari jenis ini baru dapat terurai secara sempurna setelah terendap di alam selama kurun waktu 500 – 1000 tahun. Hanya sekitar 1% kantong plastik bekas yang dapat didaur ulang, terutama karena sulitnya memilah berbagai jenis plastik yang digunakan dan tak sebandingnya biaya daur ulang dengan harga jualnya, sehingga hampir semua kantong plastik dipastikan terbuang menjadi sampah.

Selama kurun waktu tersebut, ketika sampah kantong plastik mengendap di tanah, terapung-apung di air, maka berandil besar dalam perusakan lingkungan, menghambat peresapan air, mengurangi kesuburan tanah, menyebabkan terjadinya banjir dan menyumbang percepatan pemanasan global.

3. Kampanye Sosial Minimalkan Penggunaan Kantong Plastik

(45)

commit to user

dibayangkan berapa banyak plastik yang digunakan setiap harinya. Plastik adalah salah satu bahan material yang sulit terurai, dan malah akan menjadi polutan bagi media yang lain jika sudah tidak digunakan.

Sekitar 3% plastik di dunia berakhir sebagai sampah yang terapung-apung di permukaan air, termasuk di laut yang menyebabkan kematian banyak ikan paus dan penyu karena sampah plastik tersangkut di pencernaan mereka. Hanya 1% saja kantung plastik bekas yang dapat didaur ulang, terutama karena sulitnya memilah berbagai jenis plastik yang digunakan dan tak sebandingnya biaya recycle dengan harga jual produk recycle, sehingga hampir semua kantung plastik tinggal menjadi sampah. Untuk memproduksi plastik, setiap satu tahunnya diperlukan 12 juta barel minyak yang menghasilkan emisi gas rumah kaca perusak lapisan ozon (ditambah lagi sekarang terjadi krisis minyak yang mengakibatkan melambungnya harga BBM).

(46)

commit to user

memiliki tujuan agar diwaktu yang akan datang kelangsungan makhluk hidup masih terjamin. Jika pada masa sekarang ini masyarakat tidak menjaga kelestarian lingkungan dan terjadi kerusakan lingkungan, maka dapat dipastikan dimasa yang akan datang kelangsungan makhluk hidup akan terancam.

Kampanye ini bertujuan untuk menginformasikan dampak negatif penggunaan kantong plastik pada masyarakat dan memasyarakatkan penggunaan tas kain atau tas yang belanja yang dapat dipakai berulang-ulang sebagai pengganti kantong plastik.

(47)

commit to user

BAB III

IDENTIFIKASI DATA

A.

Kementrian Lingkungan Hidup

1. Sejarah Kementrian Lingkungan Hidup

Pengelolaan dan pembangunan lingkungan hidup di Indonesia relatif belum lama dan baru dirintis menjelang Pelita III. Namun demikian, dalam waktu yang pendek itu Indonesia telah banyak berbuat untuk mulai mengelola lingkungan hidupnya. Hasil utama pengembangan lingkungan hidup ini nampak pada munculnya kesadaran dan kepedulian di kalangan masyarakat. Antara lain nampak dalam peningkatan upaya swadaya masyarakat seperti tercermin dalam kegiatan nyata dan keterlibatan masyarakat umum dalam memecahkan masalah pencemaran di daerah. Padahal, 20 tahun sebelumnya, istilah lingkungan hidup itu sendiri belum begitu dikenal.

Konsep dan kebijakan lingkungan hidup selama Pembangunan Jangka Panjang (PJP) Pertama mengalami perkembangan yang sangat berarti. Selama Pelita III bidang lingkungan hidup ditangani oleh Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (Men-PPLH) dengan prioritas pada peletakan dasar-dasar kebijaksanaan “membangun tanpa merusak”, dengan tujuan agar lingkungan dan pembangunan tidak saling dipertentangkan.

Pada Pelita IV, bidang lingkungan hidup berada di bawah Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (Men-KLH), dengan prioritas pada keserasian antara kependudukan dan lingkungan hidup. Pada Pelita V kebijaksanaan lingkungan hidup sebelumnya disempurnakan dengan

(48)

commit to user

mempertimbangkan keterkaitan tiga unsur, antara kependudukan, lingkungan hidup dan pembangunan guna mewujudkan konsep pembangunan berkelanjutan. Pembangunan hanya terlanjutkan dari generasi ke generasi apabila kebijaksanaan dalam menangani tiga bidang tersebut selalu dilakukan secara serasi menuju satu tujuan. Bila lingkungan dan sumber daya alam tidak mendukung penduduk dan menunjang sumber daya manusia atau sebaliknya, maka pembangunan mungkin saja dapat berjalan, namun dengan risiko timbulnya ancaman pada kualitas dan daya dukung lingkungan. Kebijaksanaan dasar yang bertumpu pada pembangunan berkelanjutan ini akan tetap menjadi pegangan dalam pengelolaan lingkungan hidup pada Pelita VI dan pelita-pelita selanjutnya.

(49)

commit to user 2. Visi dan Misi

a. Visi

“Terwujudnya Kementerian Lingkungan Hidup yang handal dan proaktif,

serta berperan dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, dengan menekankan pada ekonomi hijau”.

b. Misi

1) Mewujudkan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup terintegrasi, guna mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan, dengan menekankan pada ekonomi hijau;

2) Melakukan koordinasi dan kemitraan dalam rantai nilai proses pembangunan untuk mewujudkan integrasi, sinkronisasi antara ekonomi dan ekologi dalam pembangunan berkelanjutan;

3) Mewujudkan pencegahan kerusakan dan pengendalian pencemaran sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup;

4) Melaksanakan tatakelola pemerintahan yang baik serta mengembangkan kapasitas kelembagaan dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara terintegrasi.

c. Tujuan dan sasaran

(50)

commit to user

kemerosotan daya tampung, daya dukung, dan kelangkaan sumberdaya alam, serta mengatasi bencana lingkungan”.

d. Sasaran dan lokus prioritas

Secara umum, sasaran pembangunan yang ingin dicapai adalah mewujudkan perbaikan fungsi lingkungan hidup dan pengelolaan sumberdaya alam yang mengarah pada pengarusutamaan prinsip pembangunan berkelanjutan. Sasaran khusus yang hendak dicapai adalah: 1) Terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan sungai, danau,

pesisir dan laut, serta air tanah;

2) Terlindunginya kelestarian fungsi lahan, keanekaragaman hayati dan ekosistem hutan;

3) Membaiknya kualitas udara dan pengelolaan sampah serta limbah bahan berbahaya dan beracun (B3);

4) Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup terintegrasi. Sasaran strategis yang ingin dicapai pada tahun 2010-2014, diarahkan pada lokus prioritas sebagai berikut:

1) Daerah Aliran Sungai (DAS), dengan lokus kegiatan utama yaitu Sungai Ciliwung dan Bengawan Solo;

2) Perkotaan, dengan lokus kegiatan mewakili karakteristik Kota Metropolitan, Kota Besar, Kota Sedang, dan Kota Kecil;

(51)

commit to user 3. Bagan Struktur Organisasi

4. Profil Menteri Negara Lingkungan Hidup

Sejak keberadaannya pada tahun 1978, kementerian lingkungan hidup di Indonesia. Emil Salim adalah figur yang pertama sekaligus pionir dari lembaga ini, dilanjutkan secara berturut-turut oleh: Sarwono Kusumaatmadja, Juwono Sudarsono, Panangian Siregar, Sony Keraf, Nabiel Makarim, Rachmat Witoelar dan Gusti Muhammad Hatta. mengalami berbagai perubahan nama dan pimpinan seiring dengan mekanisme ketatanegaraan di Indonesia.

a. PROF. DR. BALTHASAR KAMBUAYA, MBA

(52)

commit to user

Kambuaya-Ayamaru Papua pada tahun 1969. lalu di di Smep Negeri Teminabuan (1971) dan SMEA Negeri Sorong (1974). Sedangkan predikat sarjana Mudanya diselesaikan di Universitas Cendrawasih Jayapura (1978).

Predikat Sarjana (S1) diselesaikan di Universitas Brawijaya Malang. Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA, menyelesaikan masternya dalam dalam bidang ekonomi administrasi (Megister Business Administration) MBA di Durham University Business School-Inggris (1996). Terakhir gelar Doktor dalam bidang yang sama (ekonomi) di perolehnya di UNHAS Makasar pada tahun 2003.

1) Riwayat Pekerjaan:

Jenjang karirnya pekerjaannya sendiri di mulai di Universitas Cendrawasih sebagai Asisten Dosen (1979) lalu diangkat sebagai Dosen Fakultas Ekonomi Uncen Tabun (1981) kemudian Kasubag Pada Lembaga Penelitian Uncen (1985) Pembantu Dekan I – FIHES, 1986 -1987. Dan secara berturut-turut dipercaya sebagai Pembantu Dekan III – FIHES, 1987 – 1991, Pembantu Dekan I – FIHES, 1991 – 1995, embantu Dekan I – FIHES, 1995 – 2000, Dekan Fakultas

Ekonomi Uncen, 2001 – 2004 dan akhirnya terpilih menjadi Rektor Uncen, 2005 – 2011

2) Organisasi:

Kegiatan Organisasi yang pernah di emban yaitu Director of Asian

Development Bank of Project Implementation di Uncen 1995-2000.

(53)

2000-commit to user

2011. Selain Itu Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA pernah menjadi wakil ketua Tim (organizing commety) Penyusunan UU Otonomi Khusus Papua Tabun 2000. Pada tahun 2010 menjadi Anggota Komite Inovasi Nasional Republik Indonesia.

3) Pengalaman Akademik:

Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA waktunya dihabiskan dalam Mengajar di Universitas baik di jenjang S1 maupun S2 sekaligus menjadi tim penguji Doktor dan sekaligus diundang dalam berbagai kegiatan Short Course. Kegiatan tersebut antara lain;

a) Jenjang Program S1

(1) Small Business, pada Program Studi Manajemen FE-UNCEN (2) Manajemen Keuangan pada Program Studi Manajemen

FE-UNCEN

(3) Manajemen Sumber Daya Manusia pada Program Studi Manajemen FE-UNCEN

(4) Leadership/ Kepemimpinan pada Program Studi Manajemen

FE-UNCEN

(5) Cost Accounting, pada Program Studi Manajemen FE-UNCEN b) Jenjang Program S2

(1) Manajemen Keuangan, pada Program MM-UNCEN (2) Leadership/Kepemimpinan

(3) Manajemen Sumber Daya Manusia pada Program MM-UNCEN

(54)

commit to user (5) Hanz Kaiway, SE. MSc. Agr. (6) Ferdinan Risamasu, SE, MSc. Agr c) Short Course :

(1) Training on Risk Management Singapore, 2006.

(2) Academic Networking and and University Management di Texas & M University, USA (1999).

(3) Training on SME Development – Universitas Indonesia (1987). (4) Training on Small Busines Development Universitas Hasanudin

Makasar-Kodrat (1986). d) Pengalaman penelitian:

(1) Ketua Tim Penelitian Pengembangan Pariwisata di Papua, 2004.

(2) Ketua Tim Penelitian Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah di Kabupaten Sorsel, 2006.

(3) Ketua Tim Peneliti Inventarisasi Potensi Pendapatan Ash Daerah Provinsi Papua, 2003.

(4) Penelitian Pengembangan Small Bussiness di Papua, 2002. (5) Ketua Tim Peneliti Pengembangan dan Peningkatan Pendapatan

Asli Daerah dan Efisiensi Pemanfaatannya, 2002.

(6) Penelitian Enterpreneurial Behaviour Pengusaha Papua, 2003. (7) Penanggungjawab Penelitian Inventarisasi Jenis

(55)

commit to user

e) Keterlibatan Pada Berbagai Forum Seminar:

(1) Sebagai Pembicara Pada Seminar How To Handle Bussiness in Asia khususnya di Indonesia kepada 50 orang businessman dari North East Costal Area, Newcastle Inggris (1995).

(2) Sebagai Pembicara Pada Seminar “Micro Economic Development In Papua – Jayapura, Denpasar, Cisarua, 2000-2002″, IRISH-USAID Jakarta.

(3) Sebagai Pembicara Pada Seminar “Pengembangan Ekonomi Kerakyatan di Provinsi Papua, 2002.

(4) Sebagai Pembicara Pada Seminar “Strategic Planning – Visi dan Misi Perusahaan Daerah Air Minum Papua, 2000.

(5) Sebagai Pembicara Pada Seminar “Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan”, PEMDA Provinsi Papua, 2003.

(6) Sebagai Pembicara Pada Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan Otonomi Khusus Papua, Bidang Keuangan.

f) Publikasi:

Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA juga sudah banyak menerbitkan buku antara lain;

(1) Profit Small Bussiness di Papua.

(56)

commit to user g) Penghargaan:

Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA sendiri mendapat penghargaan Satya Lencana Adhitya Dharma Nugraha dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Sebagai Dosen Teladan 1989.

5. Program Kementrian Lingkungan Hidup

a. Balai Kliring Keanekaragaman Hayati.

Indonesia telah meratifikasi Kovensi Keanekaragaman Hayati dalam bentuk Undang-Undang No. 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Mengenai Keanekaragaman Hayati. Sesuai dengan mandat yang tercantum dalam pasal 18 (3) dari Konvensi tersebut maka Kementerian Lingkungan Hidup sebagai National Focal Point dari Konvensi Keanekaragaman Hayati membangun Balai Kliring Keanekaragaman Hayati Indonesia berbasis internet.

Balai Kliring Keanekaragaman Hayati mempunyai misi untuk : 1) mempromosikan dan memfasilitasi kerjasama teknis dan ilmiah

2) mengembangkan mekanisme global untuk pertukaran dan integrasi informasi

3) mengembangkan jejaring b. Balai Kliring Keamanan Hayati.

(57)

commit to user

protokol dan sudah harus operasional pada saat protokol ini berlaku, sehingga pembentukan dan pengembangan BKKH merupakan kewajiban bagi negara yang telah meratifikasi Protokol Cartagena. Indonesia telah meratifikasi Protokol tersebut melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2004.

c. Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup (PUSARPEDAL). Pembangunan berkelanjutan adalah usaha untuk memenuhi kualitas kehidupan manusia dalam perspektif lingkungan. Oleh karena itu upaya pengelolaan lingkungan akan lebih efisien apabila didukung dengan laboratorium lingkungan yang handal, karena hasil uji laboratorium data yang dapat digunakan sebagai dasar bagi pengelolaan lingkungan. Melalui hibah dari pemerintah Jepang, pada 12 Agustus 1993 Pusat Pengendalian Dampak Lingkungan Fasilitas (PUSARPEDAL) didirikan sebagai Referensi Laboratorium Lingkungan. Pusarpedal kompetensi sebagai laboratorium lingkungan telah terbukti ketika telah menerima sertifikat akreditasi laboratorium pengujian oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) pada tanggal 7 Februari 2001. Yang diperkuat oleh kedua akreditasi oleh KAN pada tanggal 29 September 2005. Selain sebagai pemilik laboratorium dan pusat pemantauan kualitas lingkungan, Pusarpedal juga telah dikembangkan untuk melakukan pelayanan masyarakat / profesional dan independen laboratorium lingkungan.

1) Tugas dan Fungsi :

(58)

commit to user

pelaksanaan fungsi teknis laboratorium rujukan dan pelayanan pengujian dan kalibrasi , serta pengembangan laboratorium lingkungan

Fungsi: Penyiapan koordinasi dan pelaksanaan pemantauan kualitas lingkungan serta pelaksanaan kajian kualitas lingkungan Pelaksanaan pengelolaan laboratorium rujukan serta pengujian parameter kualitas lingkungan dan kalibrasi peralatan laboratorium lingkungan Pelaksanaan pengembangan dan evaluasi laboratorium lingkungan Penyusunan program dan pelaksanaan administrasi pusat.

2) Aktifitas

(59)

commit to user

B.

Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta

1. Sejarah Singkat

Pada tahun 1999 Badan Lingkungan Hidup belum berdiri sendiri. Instansi ini berada dibawah Sekretaris Daerah (Sekda) dengan nama Bagian Lingkungan Hidup. Melihat besarnya peran dari instansi ini, maka instansi ini diberikan kepercayaan untuk berdiri sendiri, dengan nama Bapeldalda (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Daerah).

Tahun 2003 Bapeldalda kemudian berganti nama menjadi Kantor Lingkungan Hidup. Selankutnya Kantor Lingkungan Hidup berganti nama menjadi Badan Lingkungan Hidup, pada tahun 2009 sampai sekarang.

Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta berkantor di Jl. Jendral Sudirman No.2 Kompleks Balaikota di lantai 4 gedung Bale Tawang Praja Surakarta.

2. Dasar Hukum Badan Lingkungan Hidup

a. PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

b. PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah

c. Perda Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta.

(60)

commit to user 3. Visi dan Misi Badan Lingkungan Hidup

a. Visi

“Pengendalian Lingkungan Hidup yang diselenggarakan dengan asas

tanggung jawab Negara, asas berkelanjutan dan asas manfaat yang diselenggarakan untuk mewujudkan pembangunan Kota Surakarta yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan hidup sehingga tercipta Kota Surakarta sebagai Kota budaya yang bertumpu pada potensi perdagangan, jasa, pendidikan, pariwisata dan olah raga”.

Dalam menghadapi perubahan Pengendalian Lingkungan Hidup ke depan, visi pengendalian Lingkungan Hidup Kota Surakarta bertumpu pada prinsip-prinsip :

1) Pelaksanaan secara multi sektoral dan integral.

2) Pendekatan holistic dengan mempertimbangkan aspek social, ekonomi dan ekologi.

3) Pelaksanaan di lapangan oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat. 4) Pembangunan berdasarkan kepentingan masyarakat dengan

menerapkan prinsip efisiensi, akutabilitas, transparansi dan partisipatif.

5) Berorientasi Nasional dan Internasional dengan berpijak pada kepentingan lokal.

6) Penajaman peran Institusi Lingkungan Hidup. b. Misi

(61)

commit to user

2) Perlindungan dan konservasi sumber daya alam.

3) Peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup.

4) Rehabilitasi dan pemulihan sumber daya alam. 5) Peningkatan pengendalian polusi

6) Pengembangan ekowisata 7) Pengelolaan ruang terbuka hijau

4. Tugas Pokok dan Fungsi Badan Lingkungan Hidup

Badan Lingkungan Hidup mempunyai tugas pokok menyelenggarakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang lingkungan hidup. Untuk menyelenggarakan tugas pokok, Badan Lingkungan Hidup mempunyai fungsi :

a. Penyelenggaraan kesekretariatan badan;

b. Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan pelaporan; c. Pengawasan dan pengendalian dampak lingkungan

d. Pemantauan dan pemulihan lingkungan

e. Pematuhan hukum lingkungan dan pengembangan kapasitas f. Penyelenggaraan sosialisasi

g. Pembinaan jabatan fungsional

5. Uraian Tugas Badan Lingkungan Hidup

(62)

commit to user a. Kepala Badan

b. Sekretariat

c. Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup

d. Bidang Pengendalian Kerusakan Dan Konservasi Lingkungan Hidup. e. Bidang Kepatuhan Hukum dan Pengembangan Kapasitas.

Tugas dan fungsi masing-masing jabatan structural adalah sebagai berikut : a. Kepala Badan

Kepala Badan Lingkungan Hidup mempunyai tugas pokok menyelenggarakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang lingkungan hidup, dengan rincian sebagai berikut :

1) Menyusun rencana strategis dan rencana kerja badan

2) Memberikan petunjuk, arahan, dan mendistribusikan tugas kepada bawahan.

3) Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan badan sesuai dengan bidang tugas.

4) Menyelenggarakan system pengendalian intern pelaksanaan kegiatan agar efektif dan efisien sesuai dengan peraturan perundangan yang belaku.

5) Menerapkan standar pelayanan minimal.

6) Melaksanakan pengelolaan kesekertariatan meliputi : perencanaan, evaluasi, pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian.

(63)

commit to user

8) Menyusun kebijakan teknis di bidang kepatuhan hukum dan pengembangan kapasitas.

9) Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dan atau perjanjian di bidang lingkungan hidup.

10) Menyelenggarakan pembinaan pengelolaan lingkungan hidup

11) Menyelenggarakan peringatan yang berkaitan dengan lingkungan hidup.

12) Menyelenggarakan kerjasama di bidang lingkungan hidup

13) Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian teknis urusan lingkungan hidup.

14) Menyusun indikator dan pengukuran kinerja di bidang lingkungan hidup.

15) Menyusun laporan hasil pelaksanaan strategis, rencana kerja, LAKIP, LKPJ, LPPD, dan EKPPD Badan.

16) Menyelenggarakan sosialisasi di bidang lingkungan hidup 17) Menyelenggarakan pembinaan kelompok jabatan fungsional

18) Menyelenggarakan pembinaan penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) Badan

19) Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait

20) Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodic 21) Memberikan usul dan saran kepada atasan.

22) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.

(64)

commit to user b. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi, dan pelaporan, keuangan umum dan kepegawaian sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh kepala badan. Adapun tugas-tugas yang dimaksud yaitu :

1) Menyusun rencana kerja sekretariatan berdasarkan rencana strategis dan rencana kerja Abadan

2) Mengkoordinasikan penyusunan rencana strategis dan rencana strategis dan rencana kerja badan

3) Memberi petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada bawahan

4) Mempelajari menelaah peraturan prundang-undangan, keputusan, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis program kegiatan Badan sesuai dengan bidang tugas.

5) Melaksanakan system pengendalian intern pelaksanaan kegiatan agar efektif dan efisien sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

6) Merumuskan kebijakan teknis, pembinaan dan pengkoordinasian penyelenggara urusan kesekretariatan.

7) Mengelola administrasi perencanaan, evaluasi dan pelaporan. 8) Mengelola administrasi keuangan.

(65)

commit to user

11) Melaksanakan penyusunan indicator dan pengukuran kinerja di bidang perencanaan, evaluasi, dan pelaporan, keuangan, umum, dan kepegawaian.

12) Melaksanakan koordinasi dan verifikasi laporan penyusunan rencana strategis, rencana kerja, LAKIP, LKPJ, LPPD, dan EKPPD Badan. 13) Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodic. 14) Memberikan usul dan saran kepada atasan

15) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai pertangguangjawaban pelaksanaan tugas.

16) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Untuk menyelenggarakan tugas, Sekretariat mempunyai fungsi :

17) Penyiapanbahan bahan perumusan kebujakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan.

18) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggara tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian. 19) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Sekretariat memiliki 3 Subbagian yang bertugas sebagai berikut : a) Subbagian perencanaan, evaluasi, dan pelaporan

(66)

commit to user

pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan. Tugas-tugas yang dimaksud antara lain sebagai berikut :

(1) Melakukan penyusunan rencana kerja subbagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan berdasarkan rencana kerja secretariat

(2) Memberi petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada bawahan.

(3) Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis progr

Gambar

gambar (Jervis, 1984). Menurut Widagdo (1993) Desain adalah salah satu
gambar atau tulisan dengan suara. Namun kini orang banyak mengenalnya
tabel. Dari tabel tersebut kita bisa membandingkan secara langsung masing-
Tabel Analisis Swot
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat pengetahuan ibu hamil berdasarkan definisi kebudayaan, terutama pada pertanyaan tentang kehamilan merupakan proses alamiah sebagai kodratnya sebagai perempuan,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa varietas kacang tanah di lahan kering Desa

Kinerja jaringan umumnya ditentukan dari berapa rata-rata dan persentase terjadinya tundaan (delay) terhadap aplikasi, jenis pembawa (carriers), laju bit

Evaluasi faktor – faktor eksternal ini berguna untuk mengetahui kekuatan ataupun kelemahan dari perusahaan, dimana dengan mengatui kekuatan atau kelemahan yang terdapat di

Untuk menghindari unsur subjektif dalam melakukan penyeleksian penerima beasiswa, maka tujuan dari penelitian ini yaitu menghasilkan suatu aplikasi sistem pendukung keputusan yang

Indikator Kinerja konsumsi ikan pada tahun 2019 sebesar 31,11 kg/kapita/thn atau mencapai 165,30% dari target RPJMD tahun 2019, capaian tersebut sudah mencapai

Pengelolaan zakat oleh panitia Amil Masjid Ar-Raudhah di komplek perumahan Lumba-lumba Km. 5,5 Cilik Riwut, kelurahan Palangka kecamatan Jekan Raya ini, setiap

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya melalui Bidang Permukiman berupaya untuk selalu mereview dan memperbaharui status dari Database infrastruktur,