• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan analisis SWOT sebagai dasar perumusan strategi pemasaran pada Museum Radya Pustaka Surakarta bab0

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan analisis SWOT sebagai dasar perumusan strategi pemasaran pada Museum Radya Pustaka Surakarta bab0"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemasaran

1. Definisi Pemasaran

Berhasil atau tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung

pada keahlian dan kemampuan ujung tombak sebuak usaha yaitu

pada bidang pemasaran. Pemasaran menurut beberapa ahli di bidang

pemasaran telah mengemukakan pendapat mereka mengenai

pengertian pemasaran, antara lain:

a. Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh

berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial.

Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalah

masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan

keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan

produk yang memiliki nilai komoditas. (Rangkuti, 2001 : 48)

b. Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang dilakukan

oleh individu ataupun kelompok dalam memperoleh kebutuhan

dan keinginan mereka, dengan cara membuat dan

mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain. Karena itu

pemasaran bisa didefinisikan sebagai proses dimana perusahaan

(2)

yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari

pelanggan sebagai imbalannya. (Kotler dan Amstrong, 2008 : 6)

Dalam hal ini produk yang dimaksud berupa produk jasa. Adapun

syarat adanya pertukaran dalam buku Pemasaran (Lamb, Hair,

McDaniel, 2001 : 6) antara lain :

a. Harus terdapat 2 (dua) pihak.

b. Masing-masing harus memiliki sesuatu yang bernilai bagi pihak

lain.

c. Masing-masing mampu berkomunikasi dan menyerahkan barang.

d. Masing- masing pihak bebas untuk menolak penawaran.

e. Masing-masing pihak mau dan setuju untuk melakukan transaksi

yang telah disepakati sebelumnya.

2. Definisi Manajemen Pemasaran

a. Manajemen Pemasaran adalah seni dan ilmu memilih target

pasar dan membangun hubungan yang menguntungkan dengan

target pasar itu. (Kotler dan Amstrong, 2008 : 10)

b. Manajemen Pemasaran adalah proses perencanaan dan

pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan

distribusi dari barang-barang, jasa dan gagasan untuk

menciptakan pertukaran dengan kelompok yang memenuhi

tujuan pelanggan dan organisasi. (Kotler dan Susanto, 2000 : 19)

(3)

3. Konsep Pemasaran

Menurut buku Strategi Pemasaran Jasa (Haryanto, 2004 : 5)

menjelaskan bahwa untuk mencapai sukses, pengusaha harus

mengetahui cara dan falsafah dalam pemasaran yang disebut konsep

pemasaran (marketing concept). Konsep pemasaran tersebut dibuat

dengan menggunakan tiga faktor dasar :

a. Seluruh perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi

pada konsumen/pasar.

b.Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan

perusahaan, dan bukannya volume untuk kepentingan volume

itu sendiri.

c. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus

dikoordinasikan dan diintegrasikan secara organisasi.

Secara definitive dapat dikatakan bahwa konsep pemasaran adalah

sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan

konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan

hidup perusahaan.

(4)

B. Jasa

1. Definisi Jasa

Jasa menurut beberapa ahli di bidang pemasaran telah

mengemukakan pendapat mereka mengenai pengertian jasa, antara

lain :

a. Jasa adalah bentuk produk yang terdiri dari aktivitas, manfaat,

atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual dan pada dasarnya

tak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan akan sesuatu.

(Kotler dan Amstrong, 2008 : 266)

b. Jasa adalah semua tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan

satu pihak kepada pihak lain yang pada intinya tidak merwujud

dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun. (Kotler dan

Keller, 2009 : 36)

2. Sifat, Karakteristik, dan Tujuan Jasa

a. Jasa Bersifat Tak Berwujud (Service Intangibility)

Sifat jasa bahwa jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, diraba,

didengar, atau dibaui sebelum jasa itu dibeli.

Contoh : Jasa pramugari, dimana jasa pramugari hanya dapat

dirasakan pada saat memasuki pesawat dan keluar dari pesawat,

selebihnya pada saat konsumen tidak sedang berada di dalam

pesawat atau berada di bandara, jasa pramugari tidak dapat

digunakan.

(5)

b. Jasa Bersifat Tak Terpisahkan (Service Inseparability)

Sifat jasa bahwa jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya,

tanpa mempedulikan apakah penyedia jasa itu orang atau mesin.

Contoh : Penumpang pesawat terbang, dimana saat konsumen

membeli tiket pesawat terbang, konsumen hanya bisa

menggunakan tiket tersebut pada jasa pesawat terbang, bukan

pada jasa transportasi yang lain seperti kereta api atau bus.

c. Jasa Variabilitas (Service Variability)

Sifat jasa bahwa kualitas jasa bergantung pada siapa yang

menyediakan jasa itu dan kapan, di mana, dan bagaimana jasa

itu disediakan.

Contoh : Jasa koki, dimana jasa masakan koki hanya dapat

disediakan bila koki yang memasak sama. Apabila koki yang

memasak berbeda, walau memasak menu yang sama, maka

kualitas makanannya pun akan berbeda.

d. Jasa Bersifat Dapat Musnah (Service Perishability)

Sifat jasa bahwa jasa tidak dapat disimpan untuk dijual dan

dipergunakan beberapa saat kemudian.

Contoh : Jasa Perhotelan, dimana jasa hotel hanya bisa dipakai

pada saat konsumen check-in sampai konsumen check-out.

(6)

e. Tujuan Jasa

1) Commercial Services (profit services)

Jasa yang bertujuan untuk mendapatkan laba.

Contoh : Cuci mobil, dimana jasa ini bertujuan untuk

mendapatkan laba dengan cara mencucikan mobil

konsumen.

2) Non Profit Services

Jasa yang bertujuan untuk kepentingan sosial.

Contoh : Museum, dimana jasa ini bertujuan untuk

memberikan info kepada konsumen museum, tanpa

mengincar laba.

C. Strategi

Dalam konteks bisnis, strategi menggambarkan arah bisnis yang

mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk

mengalokasikan sumber daya dan usaha organisasi. Pernyataan strategi

secara eksplisit merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi

perubahan lingkungan bisnis. Strategi memberikan kesatuan arah bagi

semua anggota organisasi. Bila konsep strategi tidak jelas, maka

keputusan yang diambil akan bersifat subyektif atau berdasarkan intuisi

belaka dan mengabaikan keputusan yang lain.

(7)

1. Manfaat Strategi Perusahaan secara umum

Adapun manfaat strategi bagi perusahaan secara umum, antara lain :

a. Sebagai cara untuk mengantisipasi masalah-masalah perusahaan

di masa depan pada kondisi perusahaan yang berubah secara

tepat.

b. Dapat memberikan tujuan dan arah perusahaan dimasa depan

jelas kepada semua karyawan.

c. Membuat tugas para eksekutif puncak menjadi lebih mudah dan

kurang resiko.

d. Untuk memonitor apa yang dikerjakan dan apa yang telah terjadi

didalam perusahaan agar dapat memberikan sumbangan terhadap

kesuksesan perusahaan atau justru mengarah pada kegagalan.

2. Definisi Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah pendekatan pokok yang akan digunakan

oleh unit bisnis dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan

terlebih dahulu. Sedangkan menurut buku Pemasaran (Lamb, Hair,

McDaniel, 2001 : 54) menjelaskan bahwa strategi pemasaran adalah

suatu kegiatan menyeleksi dan penjelasan suatu atau beberapa target

pasar dan mengembangkan serta memelihara suatu bauran

pemasaran yang akan menghasilkan kepuasan konsumen dengan

pasar yang dituju.

(8)

a. Strategi Pemasaran pada Perusahaan Jasa

Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong dalam bukunya yang

berjudul Prinsip-prinsip Pemasaran (2008 : 293), seperti halnya

bisnis manufaktur, perusahaan jasa yang baik menggunakan

pemasaran untuk memposisikan diri secara kuat dalam pasar

sasaran terpilih. Namun karena produk jasa berbeda dari produk

yang berwujud, jasa sering memerlukan pendekatan pemasaran

tambahan, yaitu :

1) Rantai Laba-Jasa

Dalam bisnis jasa, pelanggan dan karyawan jasa lini depan

berinteraksi untuk menciptakan jasa. Hasilnya, interaksi

efektif bergantung pada keahlian karyawan jasa lini depan

dan proses pendukung yang menyokong karyawan-karyawan

ini. Oleh karena itu perusahaan jasa harus memusatkan

perhatian pada keduanya, pelanggan dan karyawan, agar

berhasil. Perusahaan jasa memahami rantai laba-rugi

(service-profit chain), yang menghubungkan laba perusahaan

jasa dengan karyawan dan kepuasan pelanggan. Rantai ini

terdiri dari lima hubungan :

a) Kualitas jasa internal : pemilihan karyawan yang bagus

dan pelatihan, lingkungan kerja yang berkualitas, dan

dukungan kuat bagi karyawan yang berurusan dengan

(9)

b) Karyawan jasa yang puas dan produktif : karyawan yang

lebih puas, setia, dan bekerja keras.

c) Nilai jasa yang lebih besar : kreasi nilai pelanggan dan

penghantaran jasa yang lebih efektif dan efisien.

d) Pelanggan yang puas dan setia : pelanggan puas yang

tetap setia, mengulangi pembelian produk jasa, dan

memberitahu pelanggan lain.

e) Laba dan pertumbuhan jasa yang sehat : kinerja

perusahaan yang bagus.

2) Mengelola Diferensiasi Jasa

Perusahaan jasa bisa mendiferensiasikan hantaran jasa

mereka dengan memiliki orang yang berhubungan langsung

dengan pelanggan yang lebih mampu dan dapat dihandalkan,

melalui pengembangan lingkungan fisik yang baik dimana

produk jasa dihantarkan atau dengan merancang proses

penghantaran yang baik.

3) Mengelola Kualitas Jasa

Perusahaan jasa dapat mendiferensiasikan dirinya dengan

menghantarkan kualitas yang lebih tinggi secara konsisten

dibandingkan pesaingnya, dimana penyedia jasa harus

mengidentifikasi apa yang diharapkan pelanggan sasaran

terhadap kualitas jasa.

(10)

Sayangnya, kualitas jasa lebih sulit didefinisikan dan

dinilai daripada kualitas produk. Namun, pemulihan jasa

yang baik dapat mengubah pelanggan yang marah menjadi

pelanggan setia. Sebenarnya, pemulihan yang baik dapat

memenangkan lebih banyak pembelian dan kesetiaan

pelanggan dibandingkan bila segala sesuatunya berjalan

lancar sejak awal. Oleh karena itu, perusahaan tidak hanya

harus mengambil langkah untuk menyadiakan jasa yang baik

setiap saat tetapi juga memulihkan diri dari kesalahan jasa

ketika kesalahan terjadi.

4) Mengelola Produktivitas Jasa

Dengan biaya yang meningkat cepat, perusahaan jasa

mendapat tekanan basar untuk meningkatkan produktivitas

jasa. Hal ini dapat dilakukan dalam beberapa cara, seperti

melatih karyawan lama dengan lebih baik atau

memperkerjakan karyawan baru yang akan bekerja lebih

keras atau lebih terampil, meningkatkan kuantitas jasa

mereka dengan mengurangi sejumlah kualitas jasa, juga

dapat ‘mengindustrialisasi jasa’ dengan menambahkan

perlengkapan dan menetapkan standar produksi, dan yang

terakhir, penyedia jasa bisa mempergunakan kekuatan

teknologi.

(11)

Namun, perusahaan tidak boleh mendorong produktivitas

begitu keras sehingga mengurangi kualitas. Usaha untuk

mengindustrialisasi jasa atau memotong biaya bisa membuat

perusahaan jasa lebih efisien dalam jangka pendek, tetapi

juga bisa mengurangi kemampuan jangka panjangnya untuk

melakukan inovasi, mempertahankan kualitas jasa, atau

merespon kebutuhan dan keinginan konsumen.

Oleh karena itu, dalam usaha untuk meningkatkan

produktivitas jasa, perusahaan harus memikirkan cara

menciptakan dan menghantarkan nilai pelanggan.

Pendeknya, dalam produktivitas jasa harus berhati-hati agar

tidak merusak ‘jasa’.

D. Analisis Faktor Internal

Faktor Internal adalah faktor yang lebih pada intern perusahaan dalam

rangka menilai atau mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari

tiap-tiap bagian. Intinya adalah berusaha mencari “keunggulan-keunggulan”

yang akan dipakai untuk membedakan diri dari pesaing, sehingga harus

dilihat dari sudut pandang konsumen. Setiap unit bisnis perlu dinilai

kekuatan dan kelemahannya secara periodik.

Kadang-kadang suatu bisnis gagal bukan karena masing-masing

bagiannya tidak memiliki kekuatan yang dibutuhkan, melainkan karena

(12)

mengelola beberapa proses dasar, seperti menciptakan produk baru,

bahan baku sampai barang jadi, prospek penjualan sampai pesanan,

pesanan sampai uang diterima, problem pelanggan sampai waktu

penyelesaian, dan seterusnya. Walaupun setiap bagian mungkin

memiliki kompetisi ini, tantangannya adalah mengembangkan

kemampuan kompetitif yang unggul dalam mengelola proses-proses

tersebut. Hal ini dapat dilakukan, misalnya dengan formulir tabel

berikut ini :

(13)

Kinerja Kepentingan

Hal Kekuatan

Utama

Kekuatan

Sampingan Netral

Kelemahan Sampingan

Kelemahan

Utama Tinggi Sedang Rendah

Pemasaran

1. Reputasi

2. Pangsa pasar

3. Mutu benda cagar budaya

4. Mutu pelayanan

5. Kegiatan penentuan harga

6. Kegiatan penyaluran

7. Kegiatan promosi

8. Kegiatan wiraniaga

9. Kegiatan inovasi

10. Kecakupan wilayah

Keuangan

11. Biaya dan adanya modal

12. Alur uang tunai

13. Stabilitas keuangan

Produksi

14. Fasilitas

15. Skala ekonomis

16. Kapasitas

17. Pekerja yang terampil

18. Tepat waktu

19. Kemampuan teknis

Organisasi

20. Kepemimpinan yang handal

21. Karyawan yang setia

22. Wawasan entrepreneur

23. Fleksibel/Responsif

Tabel 2.1

Contoh Analisis Faktor Internal

Sumber : Philip Kotler dan A.B. Susanto (2000 : 105)

Tabel diatas mengkaji kompetensi pemasaran, keuangan, produksi dan

organisasi perusahaan. Setiap faktor dinilai apakah merupakan kekuatan

utama, kekuatan sampingan, faktor netral, kelemahan sampingan, atau

kelemahan utama. Dalam perusahaan yang kuat pemasarannya,

kesepuluh faktor pemasaran akan muncul sebagai kekuatan utama.

Dalam menghubungkan penilaian secara vertikal, profil kekuatan dan

kelemahan utama dalam bisnis itu akan tampak.

(14)

E. Analisis Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah suatu kekuatan luar perusahaan dimana

perusahaan tersebut tidak mempunyai pengaruh sama sekali

terhadapnya, namun kerusakan-kerusakan yang terjadi pada lingkungan

akan mempengaruhi kinerja semua perusahaan dalam industri tersebut.

Dengan menggambarkan ancaman dan peluang utama yang dihadapi

unit bisnis tertentu, kita dapat menjabarkan daya tarik keseluruhan.

1. Peluang pemasaran adalah suatu kebutuhan dimana perusahaan

dapat bergerak dengan memperoleh laba. Peluang dapat dicatat dan

dipilah menurut daya tariknya dan kemungkinan berhasilnya.

Penjelasan peluang dapat dijelaskan dalam gambar berikut :

Peluang

Tinggi Rendah

Tinggi

Rendah

Tabel 2.2

Contoh Analisis Faktor Eksternal Peluang Sumber : Philip Kotler dan A.B. Susanto (2000 : 103)

1 3

2 4

D a y a

T a r i k

(15)

Keterangan :

a. Peluang terbaik untuk perusahaan akan ditulis di kotak kiri atas

(1).

b. Peluang dalam kotak kanan bawah harus terlalu kecil untuk

dipertimbangkan (4).

c. Peluang dalam kotak kanan atas dan kiri bawah (3 dan 2) harus

diamati, kalau daya tarik atau kemungkinan suksesnya

meningkat.

2. Ancaman adalah tantangan akibat kecenderungan yang tidak

menguntungkan atau perkembangan yang akan mengurangi

penjualan dan laba bila tidak dilakukan gerakan defensive.

Kemungkinan Terjadi

Tinggi Rendah

Tinggi

Rendah

Tabel 2.3

Contoh Analisis Faktor Eksternal Ancaman Sumber : Philip Kotler dan A.B. Susanto (2000 : 103)

1 3

2 4

K e s e r i u s a n

(16)

Keterangan :

a. Ancaman di pojok kiri atas adalah ancaman utama karena dapat

benar-benar merugikan perusahaan dan kemungkinan terjadinya

besar (1). Untuk ancaman seperti itu, perusahaan perlu

menyiapkan langkah penyelamatan yang menjelaskan perubahan

yang harus dilakukan perusahaan menjelang dan selama

terjadinya ancaman.

b. Ancaman di kotak kanan bawah sangat kecil dan dapat diabaikan

(4).

c. Ancaman di kotak kanan atas dan kiri bawah (3 dan 2), tidak

perlu rencana rencana penyelamatan, namun perlu diamati kalau

terjadi lebih serius.

F. Analisis SWOT

Menurut Freddy Rangkuti (2001 : 19), Analisis SWOT adalah

indentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan

strategi perusahaan.

Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan

kekuatan (strengths), peluang (Opportunity), namun secara bersamaan

dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats).

Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan

pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan

(17)

faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman) dalam kondisi saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi.

Dalam suatu usaha, kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi

faktor internal dan eksternal. Adapun keterangannya sebagai berikut :

Gambar 2.1 Bagan Analisis SWOT Sumber : Freddy Rangkuti (2001) Keterangan :

1. Kuadran 1(Strategi Agresif)

Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan

tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat

memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan

dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang

agresif (Growth Oriented Strategy).

2. Kuadran 2 (Strategi Diversifikasi)

Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih

memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan

4. Mendukung strategi

defensif

Berbagai peluang

Kelemahan Internal

3. Mendukung strategi

turn-around

Berbagai ancaman

2. Mendukung strategi

diversifikasi

Kekuatan Internal

1. Mendukung strategi

agresif

(18)

adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka

panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk / pasar).

3. Kuadran 3 (Strategi Turn-around)

Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan

tersebut menghadapi ancaman dan kelemahan internal.

4. Kuadran 4 (Strategi Defensif)

Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi

dilain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal.

Faktor strategi ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal

perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

G. Matrik SWOT

Pada analisis SWOT, instrumen yang dipakai untuk menyusun

faktor-faktor strategis adalah Matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan

secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi

perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan. Matrik

SWOT ini dapat menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategis

(Freddy Rangkuti, 2001 : 31).

(19)

Matrik ini tergambar sebagai berikut :

Faktor Internal

Faktor Eksternal

STRENGTHS

(S)

Tentukan faktor kelemahan

internal

WEAKNESS

(W)

Tentukan faktor kelemahan

internal OPPORTUNIES (O) Tentukan faktor kelemahan eksternal STRATEGI SO

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan

peluang

STRATEGI WO

Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan

untuk memanfaatkan

peluang TREATHS (T) Tentukan faktor kelemahan eksternal STRATEGI ST

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk mengatasi ancaman

STRATEGI WT

Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan

untuk menghindari

ancaman

Tabel 2.4 Matrik SWOT

Sumber : Freddy Rangkuti (2001)

Setelah melihat dari tabel tersebut, maka terdapat empat alternatif bagi

perusahaan untuk melakukan strategi pemasaran produknya.

Alternatif-alternatif strategi pemasaran tersebut antara lain :

1. Strategi SO (Strength-Opportunity)

Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk

memanfaatkan peluang eksternal. Strategi SO berusaha dicapai

dengan menerapkan strategi ST, WO, dan WT. Apabila perusahaan

(20)

menjadikan kelemahan tersebut menjadi kekuatan. Jika perusahaan

menghadapi ancaman utama, perusahaan akan berusaha menghindari

ancaman jika berkonsentrasi pada peluang yang ada.

2. Strategi WO (Weakness-Opportunity)

Strategi ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal

perusahaan dengan memanfaatkan peluang eksternal yang ada. Salah

satu alternatif strategi WO adalah dengan perusahaan melakukan

perekrutan dan pelatihan staf dengan kemampuan dan kualifikasi

yang dibutuhkan.

3. Strategi ST (Strength-Threat)

Strategi ini dilakukan dengan menggunakan kekuatan perusahaan

untuk menghindari ancaman jika keadaan memungkinkan atau

meminimalkan ancaman eksternal yang dihadapi. Ancaman

eksternal ini tidak selalu harus dihadapi sendiri oleh perusahaan

tersebut, bergantung pada masalah ancaman yang dihadapi, seperti

halnya faktor perekonomian, peraturan pemerintah, gejala alam, dan

lain sebagainya.

4. Strategi WT (Weakness-Threat)

Posisi ini sangat menyulitkan perusahaan , akan tetapi tidak menutup

kemungkinan bagi perusahaan untuk mengatasi posisi yang

menyulitkan ini. Perusahaan harus memperkecil kelemahan atau jika

memungkinkan perusahaan akan menghilangkan kelemahan internal

(21)

serta menghindari ancaman eksternal yang ada guna pencapaian

tujuan perusahaan.

H. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

Keterangan :

a. Mengumpulkan dan menganalisis, informasi faktor internal dan

eksternal pada Museum Radya Pustaka, termasuk kekuatan dan

kelemahannya serta berbagai peluang dan ancaman pada museum

Radya Pustaka.

b. Membuat analisis SWOT pada Museum Radya Pustaka.

c. Menyusun analisis SWOT pada Museum Radya Pustaka ke dalam

matrik SWOT.

d. Mengambil keputusan untuk strategi pemasaran berdasarkan analisis

SWOT pada Museum Radya Pustaka.

Analisis matrik SWOT Museum Radya Pustaka Analisis Internal dan Eksternal Museum Radya Pustaka

Analisis SWOT Museum Radya Pustaka

Pengambilan Keputusan

Gambar

Tabel 2.1  Contoh Analisis Faktor Internal
Tabel 2.2 Contoh Analisis Faktor Eksternal Peluang
Tabel 2.3 Contoh Analisis Faktor Eksternal Ancaman
Gambar 2.1 Bagan Analisis SWOT
+3

Referensi

Dokumen terkait

(2) Pihak Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Manokwari agar senantiasa mewujudkan proses rekrutmen yang baik pada pemilihan kepala sekolah agar

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jual beli sepatu tiruan di Pasar Aceh tergolong dalam kategori merampas hak cipta, karena hak cipta merupakan hak yang harus

Rata – rata nilai kalor yang diperoleh pada penelitian ini yaitu 3714,16 kal /gr, tidak memenuhi standar mutu briket buatan Inggris, jepang, Amerika Serikat dan Indonesia, rata

Perbedaan klien SIP yang digunakan kurang mempengaruhi nilai MOS. Pada komunikasi VoIP antara Klien SIP-1 dan Klien SIP-2 maupun antara Klien SIP-1 dan Klien SIP-3, G.722

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan terhadap aliskiren serta keberhasilan obat antihipertensi golongan ACEI dan ARB dalam menurunkan angka morbiditas dan

Sementara informan dalam penelitian ini sebanyak 6 (enam) orang adalah kalangan Dinas Tata Ruang dan Bangunan Kota, Kecamatan Tamalanrea, Developer Ruko dan masyarakat,

Kalan (TK) maupun Rirang (TR) hasil pantauan 1992/1993 sId 2005 setiap unsur masing-masing menunjukkan gambaran fluktuasi kadar relatif sama (Gambar 10 dan 11), yang dapat

Menurut hasil dari wawancara terhadap informan, tujuan terhadap pernikahan yaitu untuk membangun keluarga, tinggal selamanya dengan orang yang dicintai, mendapatkan