• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Positive Penting Dalam Pembinaan Hidup Bersih Dan Sehat Kepada Anak Usia Dini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penerapan Positive Penting Dalam Pembinaan Hidup Bersih Dan Sehat Kepada Anak Usia Dini"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah. (2010). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Solo: Wangsa Jatra Lestari .

Abdullah, W. (2019)." Disiplin Kerja Dalam Islam".Jurnal Jurusan Manajemen Ekonomi,162-163.

Agung. (2020). Penerapan Positive Penting Dalam Pembinaan Hidup Bersih Dan Sehat Kepada Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 82-88.

Ashar. (2019). Menanamkan Nilai-Nilai Karakter Berpola Pembiasaan Perilaku Di Taman Kanak-Kanak Rosihan Anwar. Jurnal Warna :Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Anak Usia Dini, 61-74.

Anisah, S,A. (2011). "Pola Asuh Orangtua dan Implikasinya Terhadap Pembentukan Karakter Anak".Jurnal Pendidikan Universitas Garut,5(1),72.

Aulina, N,C. (2013). “Penanaman Disiplin Pada Anak Usia Dini”. Jurnal Pedagogia,2(1)38-39.

Cahyaningrum, Eka Sapti (2017). Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Anak Usia Dini Melalui Pembiasaan Dan Keteladanan. Fakultas Ilmu Pendidikan, 203-213.

Chosiyah ,N. (2019).”Perilaku Disiplin Anak Usia 4-6 Tahun di Sekolah Ditinjau dari Pola Asuh Orang tua. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,625.

Dwiyogo. Teori Belajar Behavioristik Dan Implikasi Dalam Pembelajaran.

Jurusan Pendidikan Olahraga,Program Sarjana.

Ervina, R., Harahap dan Yus, A.(2019). "Hubungan Kerjasama Orangtua dan Guru Untuk Mendisiplinkan Anak Tk Se-kecamatan Medan Timur". Jurnal Tematik,78-79.

Faujiah, S.,Mulyadi,S.,dan Sumardi. (2020).”Analisis Perilaku Disiplin Anak Usia 5-6 Tahun”.Jurnal PAUD Agapedia,4(2)348.

Jaga, L,R dan Arifin, A,A. (2019). “Peningkatan Perilaku Disiplin Anak Melalui Metode Pembiasaan di Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu Insan Kamil Kelompok B1 Usia 5-6 Tahun”.Jurnal Pendidikan Raudhatul Athfal,2(1)95.

(2)

Guntur, A,N.(2019). "Peran Orangtua Dalam Menanamkan Sikap Disiplin Anak di Desa Kalimporo Kecamatan Bangkala Kabupaten Bangkala Kabupaten Jeneponto".Jurusan Ppkn Universitas Makassar, 149-150.

Hapsari. (2016). Model Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini Melalui Program Islamic Habituation. Jurnal Indigenous, 8-19.

Hardani. (2020). Metodologi Penelitian Kualitatif & Kuantitaif. Yogykarta:

Pustaka Ilmu.

Herawat. (2019). Peran Promosi Kesehatan Terhadap Perbaikan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Membuang Sampah Pada Siswa Sekolah Menengah Atas. Dimasejati, 40-51.

Hendra, V. (2015). "Peran Orangtua dalam Menerapkan Kasih dan Disiplin Kepada Anak Usia 2-6 Tahun Sebagai Upaya Pembentukan Karakter".

Kurius:Jurnal Teknologi dan Pendidikan Agama,3(1),52.

Sulistyanto, Hernawan. (2019). Pembiasaan Pengelolaan Sampah sebagai Strategi Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan bagi Siswa MI Muhammadiyah Cekel, Karanganyar.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 42-49.

Khadijah. (2015). Media Pembelajaran Anak Usia Dini. Medan: Perdana Publishing.

Khadijah. (2016). Pendidikan Prasekolah. Medan: Perdana Publishing.

Khadijah. (2016). Pendidikan Prasekolah. Medan: Perdana Publishing.

Khadijah. (2016). Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini Teori Dan Pengembangannya. Medan: Perdana Publishing.

Khadijah. (2017). Permasalahan Anak Usia Dini. Medan: Perdana Publishing.

Khoiriyah. (2021). Analisis kesadaran Masyarakat Akan Kesehatan Terhadap Upay Pengelolahan Sampah Di Desa Tegorejo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal. Prodi S1 Ilmu Keperawatan,Fakultas Keperawatan dan Kesehatan, 13-20.

Kusmiati, E.,Sari, Y,D dan Mutiara, S. (2021). “Pola Asuh Orangtua Dalam Membentuk Disiplin Anak di Masa Pandemi”. Jurnal PAUD,4(2)80-81.

Lestiawati, M,I., dan Putra,S,K. (2020). “Meningkatkan Perilaku Disiplin Anak Usia Dini di Era New Normal”.Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,5(2)172-173.

Muarifah, Arif. (2019). Identifikasi Motorik Halus Anak. JECCE,14-20.

66

(3)

Martsiswati, E dan Suryono, Y. (2014). " Peran Orangtua dalam Menerapkan Perilaku Disiplin Terhadap Anak Usia Dini".Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, 1(2),190-193.

Nurlaili. (2018). Sumber Belajar Dan Alat Permainan Untuk Pendidikan Anak Usia Dini. Journal Of Childhood Islamic Eduction, 229-241.

Ihsani, Nurul (2018). Hubungan Metode Pembiasaan Dalam Pembelajaran Dengan Disiplin Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah Potensial, 50-55.

Rianty, W., Jampel, N., dan Ujianri, R,P. (2017). “Pengaruh Model Pembelajaran Behavioristik Melalui Tehnik Token Economy Terhadap Perilaku Disiplin di Taman Kanak-Kanak Gugus V Singaraja”. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha, 5(1)13-14.

Sa'diyah. (2021). Penanaman Nilai-Nilai Ahklak Melalui Pembiasaan Pada Anak Didik TK Pertiwi Gunung Jaya Kecamatan Belik. Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah, 41-58.

Sangkut. Penanaman Nilai-Nilai Kepedulian Terhadap Lingkungan Pada Siswa Kelas III Di Sekolah Alam Mahira Kota Bengkulu. Jurnal Riset Pendidikan Dasar,

Saptono. (2011). Dimensi-Dimensi Pendidikan Karakter (Wawasan, Strategi dan Langkah Praktis). Jakarta: Erlangga.

Sari, R,D dan Rosyidah, Z,A.(2019). “Peran Orangtua Pada Kemandirian Anak Usia Dini”. Jurnal Pendidikan,3(1)3-4.

Setiawan. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi: Jejak.

Shahbana, Elvia Beby (2010). Implementasi Teori Belajar Behavioristik Dalam Pembelajaran. Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan, 24-33.

Sit, Masganti. (2017). Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Depok: Kencana.

Sit, Masganti. (2017). Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Depok: Kencana.

Selasih.,D., Afifulloh, M dan Anggraheni, I. (2020). "Upaya Guru Dalam Membentuk Karakter Disiplin Anak Kelompok A di TA Sunan Kalijogo Pisang Candi Barat Kota Malang".Dewantara:Jurnal Ilmial Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 2(2),175-176.

Sukatin. (2019). Pendidikan Anak Dalam Islam. Program Sarjana PIAUD,fakultas Pendidikan Dan Ilmu Keguruan, 185-205.

Sugiono. (2019). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta

(4)

Siregar, S, Y,L.(2021). "Motivasi Orangtua dalam Pembentukan Karakter Anak".Al-Irsyad: Jurnal Bimbingan Konseling Islam,3(1),23-24.

Wayan, Suwendra. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu Sosial, Pendidikan, Kebudayaan Dan Keagamaan. Bali: Nilacakra.

Widianto, E. (2015). Peran Orangtua dalam Meningkatkan Pendidikan Karakter Anak Usia Dini dalam Keluarga".Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, 2(1),34-37.

Syahrum dan Salim (2015). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Cipta Pustaka Media.

Ulya. (2020). Pelaksanaan Metode Pembiasaan Di Pendidikan Anak Usia Dini Bina Generasi Tembilahan Kota. Jurnal Pendidikan, 49-60.

Wiyantoro. (2017). Pendampingan Pembelajaran Memilah Dan Menempatkan Sampah Pada Tempatnya Sejak Usia Dini i TK Imbas 1.

Yusuf, M. (2019). Upaya World Wide Fund For Nature (WWF) Dalam Menangani Kerusakan Lingkungan Akibat Sampah Plastik Di Pantai Bali.

Kampus Bina Widya, 1-15.

Zakiyah, N.,Nurhikma dan Asiyah.(2021). "Pola Asuh Orangtua Dalam Membentuk Karakter Disiplin Anak Usia 5-6 Tahun Pada Masa Pandemi Covid-19". As-sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,6(2),129-130.

(5)

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1: Surat Izin Penelitian

(6)

LAMPIRAN 2: Surat Balasan dari Sekolah Tk Hj Masdalima Siregar

(7)

LAMPIRAN 3

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK TENAGA PENDIDIK Nama : Rahma Yuni Hasibuan S.pd

Umur : 29 tahun Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan : Kepala Sekolah

Tanggal Wawancara : 11-16 Juli 2022, 08-10 WIB Tempat Wawancara : Desa Aek Nabara Julu

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana kebiasaan-kebiasaan anak saat membuang sampah di sekolah ini buk?

Beberapa anak masih terlihat sering membuang sampah sembarangan. Sisa-sisa bungkus kue, bungkus permen, plastik es dan kertas-kertas berserakan di halaman. Kemudian, setelah anak- anak makan didalam kelas, masih ada beberapa anak yang membuang bekas makanan dan bungkus kue di dalam kelas.

Selain itu, beberapa anak juga masih perlu himbauan agar mau membuang sampah pada tempatnya, mungkin belum terbiasa. Selain itu juga, ada beberapa anak yang sudah terbiasa buang sampahnya sendiri pada tempat sampah.

2. Apa cara yang dilakukan oleh tenaga pendidik agar anak mau membuang sampah pada tempatnya

Cara yang kami lakukan adalah dengan memberi tahu dan menjelaskan bagaimana bahaya-

(8)

dan agar terbiasa hidup bersih? bahaya karena sampah, sehingga anak lebih takut untuk membuang sampah sampah, upaya yang kami lakukan juga menyediakan tempat sampah di setiap ruangan, di luar ruangan dan kami menyediakan di belakang sekolah tempat pembuangan sampah kemudian guru dan pengaja sekolah yang membakarnya, kami juga mencontohkan kepada anak agar anak meniru hal yang serupa.

3. Bagaimana cara ibu memotivasi peserta didik agar membuang sampah pada tempatnya?

Cara kami memotivasi anak siswa kami adalah dengan memberikan pelajaran tentang bagaimana budaya hidup bersih itu, saling mengingatkan sesama kawan sekelas, dan mengajarkan anak keasrian yang ada di sekitar sekolah, menyediakan tempat sampah dan menjelaskan kegunaannya, mencuci tangan sehabis membuang sampahdan kami selaku pengajar dan orang dewasa memberikan contoh kepada anak.

4. Menurut ibu, apa faktor penghambat dan faktor pendukung yang ibu temukan saat membiasakan peserta didik untuk membuang sampah pada tempatnya?

Saya sebagai kepala sekolah di tk ini, faktor penghambat yang saya temukan adalah perbedaan dari segi karakter anak, ada anak yang mudah diarahkan dan ada anak yang memang sangat sulit

(9)

diarahkan, dan faktor penghambat yang saya temukan adalah di bahasa indonesia, karena desa ini masih kategori di kampung maka banyak sekali anak yang kurang mengerti dengan kata-kata bahasa indonesia, sehingga kami para guru kadang kala harus berbahasa daerah agar anak-anak mudah memahami apa yang kami sampaikan, dan faktor pendukung kami saat membiasakan anak membuang sampah pada tempatnya yaitu alat-alat kebersihan yang kami sediakan, seperti sapu, tong sampah disetiap kelas dan di luar ruangan dan alat- alat kebersihan lainnya.

5. Bagaimana cara guru mengajarkan kepada peserta didik apa kegunaan setiap alat kebersihan yang ada di sekolah?

Cara kami mengajarkan anak- anak tentang kegunaan setiap alat kebersihan itu sangat mudah, sebagian besar anak sudah tahu kegunaan-kegunaan alat kebersihan tersebut, ketika ada anak yang bertanya ini alat kebersihan gunanya apa, seperti contoh ada salah satu anak yang bertanya tentang kegunaan kemoceng, kami mengambil kemoceng tersebut dan mengajak anak melihat langsung apa gunanya kemoceng tersebut,

(10)

seperti itu cara kami.

6. Bagaimana cara guru

mengaplikasikan penerapan pembelajaran pembiasaan membuang sampah pada tempatnya agar anak terbiasa?

Ada beberapa anak yang masih kurang bisa mengaplikasikan budaya membuang sampah pada tempatnya, anak tersebut berjumlah 4 orang, dan sebanyak 4 orang sudah bisa meskipun harus disuruh oleh guru, dan ada 8 orang anak yang memang sudah terbiasa membuang sampah pada tempatnya meskipun tidak sampah mereka dan 8 orang tadi akan membantu kami tenaga pengajar membersihkan sampah- sampah pohon ketika pagi hari tanpa kami suruh.

7. Bagaimana cara ibu mencontohkan kepada anak-anak agar terbiasa membuang sampah pada tempatnya?

Cara kami mencontohkan kepada anak-anak adalah dengan prantek secara langsung agar anak meniru secara langsung juga. Contohnya dengan mempraktekkan mengangkat sampah didepan anak kemudian membuangnya di tong sampah.

8. Berapa orang yang sudah bisa mengaplikasikan penerapan pembiasaan membuang sampah pada tempatnya dan berapa orang yang belum terbiasa?

Ada 8 orang yang sudah terbiasa membuang sampah pada tempatnya tanpa suruhan dan ada 8 orang yang kurang bisa mengaplikasikan pembiasaan membuang sampah ini.

(11)

9. Bagaimana cara ibu menanggapi anak yang tidak mau membuang sampah pada tempatnya?

Tanggapan yang harus diberikan seorang guru adalah dengan memberi penjelasan kepada anak jangan membuang sampah sembarangan karena itu dampaknya sangat berbahaya dan dengan menggunakan bahasa yang lembut dan tidak melukai perasaan anak.

10. Apakah dengan upaya atau cara yang dilakukan guru agar anak sudah bisa terlatih perilaku disiplinnya?

Seperti yang saya jawab tadi, cara atau upaya yang kami lakukan adalah dengan berbagai contoh- contoh yang kami lakukan didepan anak murid kami, mulai dari mempraktekkan didepan mereka dan mengajak langsung untuk ikut serta dalam hal kebersihan tersebut, dan kami tidak pernah bosan untuk menegur dan menasehati anak murid kami agar terbiasa hidup sehat, lebih utama lagi sampah mereka sendiri, kami selalu menegur setiap anak agar membuang sampah minimal sampahnya sendiri, dengan cara ini kami dapat melatih anak-anak untuk terbiasa hidup bersih.

(12)

11. Apakah ada kesulitan-kesulitan tenaga pendidik saat melatih perilaku disiplin anak terkait kegiataan membuang sampah pada tempatnya?

Kesulitan-kesulitan yang kami temukan hanyalah terkadang ada beberapa anak yang tidak mau membuang sampahnya sendiri, ya sehingga kami harus menegur anak tersebut dengan banyak menjelaskan konsekuensi- konsekuensi yang akan kita hadapi ketika membuang sampah sembarangan, dan juga bahasa yang digunakan juga kadang kala harus bahasa daerah, karena masih banyak anak yang kurang paham ketika tenaga pendidik memnggunakan bahasa indonesia, itu saja sih.

12. Apakah ada penambahan alat-alat kebersihan untuk mendorong anak lebih bersemangat untuk melakukan kebersihan?

Sejauh ini kami hanya menyediakan alat-alat kebersihan yang biasa ada disekitar mereka.

Kami berharap seluruh anak murid bisa memakai atau menggunakan alat-alat kebersihan yang sudah tersedia saja.

13. Bagaimana tanggapan ibu tentang kebiasaan-kebiasaan anak saat membuang sampah pada tempatnya.

Tanggapan saya tentang kebiasaan-kebiasaan anak saat membuang sampah adalah memang setiap anak berbeda karakter dan sifatnya, ada memang anak yang sudah terbiasa membuang sampah pada tempatnya mungkin saja dikarenakan anak udah terbiasa

(13)

dilingkungan keluarganya, adan ada juga anak yang harus dikasih tahu sedetail mungkin bagaimana konsekuensi dan apa hasil yang kita dapat ketika membuang sampah pada tempatnya.

14. Menurut ibu, Apakah perlu kerja

sama antara guru dan orang tua untuk membiasaan anak membuang sampah pada tempatnya

Menurut saya sangat diperlukan kerja sama antara guru dan orang tua yang bertujuan agar pembelajaran tersebut terutama tentang sampa ini lebih terkondusifkan dan lebih terbiasa.

Anak akan terlatih kebiasaannya ketika anak dibuat pembelajaran yang berulang-ulang.

(14)

LAMPIRAN 4

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK ORANG TUA

Nama : Masnila Daulay Umur : 26 Tahun Jenis Kelamain : Perempuan Pekerjaan : Wiraswasta Pendidikan Terakhir : SMA

Tanggal Wawancara : 12 Juli 2O22, 17.00 WIB Tempat Wawancara : Aek Nabara Julu

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana kebiasaan-kebiaasan anak ibu dirumah tentang membuang sampah pada tempatnya?

Menurut yang saya lihat, kebiasaan- kebiasaan yang anak saya lakukan lumayan baik, dari membuang bungkus jajannya dan meletakkan barang-barang sekolahnya di tempatnya, anak saya selalu diajari sedari dia sudah bisa berjalan, anak saya seorang perempuan mungkin gara-gara itu makanya anak saya mudah mengerti tentang kebersihan.

2. Bagaimana cara ibu untuk membiasakan anak ibu membuang sampah tempatnya?

Cara saya membiasakan anak saya membuang sampah yaitu dengan menjelaskan bahwa hidup bersih itu sangat baik dan saya sekaligus mempraktikkan di depan anak saya, supaya dia meniru apa yang saya kerjakan, misalnya saya sedang menyapu rumah dan saya minta agar dibantuin anak saya, seperti

(15)

membereskan mainannya yang berserakan dan sampai sekarang anak saya tidak pernah melawan dan tidak mau melakukan apa yang saya tidak perintahkan.

3. Kegiatan apa saja yang sudah bisa anak ibu lakukan sehubungan dengan kebersihan?

Dari yang saya lihat, anak saya cukup bisa melakukan beberapa kegiatan yang berbaur kebersihan, seperti membuang bungkus makanannya sendiri dan membereskan mainannya ketika selesai bermain tanpa saya suruh. Anak saya juga kadang mau menyapu rumah meskipun saya lihat belum bersih tapi saya cukup terbantu akan hal itu.

4. Bagaimana cara ibu mencontohkan kepada anak ibu tentang membuang sampah pada tempatnya agar anak terbiasa akan hal itu?

Cara kami orang tua untuk mencontohkan kepada anak adalah menjelaskan kepada anak saya manfaat hidup bersih dan lebih utamanya adalah dengan mencontohkan kepada anak secra langsung, seperti itu.

5. Bagaimana cara ibu menanggapi anak saat anak tidak bisa atau tidak membuang sampah pada tempatnya?

Saya hanya menjelaskan ulang saja, bagaimana manfaatnya hidup bersih, seperti “kita harus membuang sampah, karena kita membuang sampah yang berserakan udara yang kita cium juga segar, tapi jika berserakan kita akan mencium udara yang tidak segar”

seperti itu saja.

(16)

6. Menurut ibu, Apakah kerja sama antara guru dan orang tua itu sangat perlu dalam hal membiasaan anak membuang sampah pada tempatnya

Menurut saya memang sangat diperlukan kerja sama antara guru dan kami orang tua ini, tujuan agar apapun pembelajaran yang didapat anak di sekolah tersebut terutama tentang sampah lebih terbiasa apalagi tentang pembelajaran yang lainnya. Anak akan terlatih kebiasaannya ketika anak dibuat pembelajaran yang berulang- ulang

(17)

LAMPIRAN 5

DAFTAR WAWANCARA 1. Kepala Sekolah dan Tenaga Pendidik

1.Bagaimana kebiasaan-kebiasaan anak saat membuang sampah di sekolah ini buk?

2.Apa cara yang dilakukan oleh tenaga pendidik agar anak mau membuang sampah pada tempatnya dan agar terbiasa hidup bersih?

3.Bagaimana cara ibu memotivasi peserta didik agar membuang sampah pada tempatnya?

4.Menurut ibu, apa faktor penghambat dan faktor pendukung yang ibu temukan saat membiasakan peserta didik untuk membuang sampah pada tempatnya?

5.Bagaimana cara guru mengajarkan kepada peserta didik apa kegunaan setiap alat kebersihan yang ada di sekolah?

6.Bagaimana cara guru mengaplikasikan penerapan pembelajaran pembiasaan membuang sampah pada tempatnya agar anak terbiasa?

7.Bagaimana cara ibu mencontohkan kepada anak-anak agar terbiasa membuang sampah pada tempatnya?

8.Berapa orang yang sudah bisa mengaplikasikan penerapan pembiasaan membuang sampah pada tempatnya dan berapa orang yang belum terbiasa?

9.Bagaimana cara ibu menanggapi anak yang tidak mau membuang sampah pada tempatnya?

10.Apakah dengan upaya atau cara yang dilakukan guru agar anak sudah bisa terlatih perilaku disiplinnya?

11.Apakah ada kesulitan-kesulitan tenaga pendidik saat melatih perilaku disiplin anak terkait kegiataan membuang sampah pada tempatnya?

(18)

12.Apakah ada penambahan alat-alat kebersihan untuk mendorong anak lebih bersemangat untuk melakukan kebersihan?

13.Bagaimana tanggapan ibu tentang kebiasaan-kebiasaan anak saat membuang sampah pada tempatnya.

14.Menurut ibu, Apakah perlu kerja sama antara guru dan orang tua untuk membiasaan anak membuang sampah pada tempatnya

15.Bagaimana kebiasaan-kebiaasan anak ibu dirumah tentang membuang sampah pada tempatnya?

2. Orang tua

1.Bagaimana cara ibu untuk membiasakan anak ibu membuang sampah tempatnya?

2.Kegiatan apa saja yang sudah bisa anak ibu lakukan sehubungan dengan kebersihan?

3.Bagaimana cara ibu mencontohkan kepada anak ibu tentang membuang sampah pada tempatnya agar anak terbiasa akan hal itu?

4.Bagaimana cara ibu menanggapi anak saat anak tidak bisa atau tidak membuang sampah pada tempatnya?

5.Menurut ibu, Apakah kerja sama antara guru dan orang tua itu sangat perlu dalam hal membiasaan anak membuang sampah pada tempatnya.

(19)

LAMPIRAN 6

DOKUMENTASI PROFIL SEKOLAH TK HJ MASDALIMA SIREGAR

(Gambar kepala sekolah dan tenaga pendidik)

(Gambar kepala sekolah Tk Hj Masdalima)

(20)

(Gambar halaman TK Hj Masdalima)

(Gambar halaman depan TK Hj Masdalima Siregar)

(21)

(Gambar wawancara dengan tenaga pendidik)

(Gambar peneliti ikut serta membersihkan halaman sekolah)

(22)

Gambar Peneliti sedang membersihkan sampah

(Gambar anak sedang membersihkan sampah-sampah di halaman)

(Gambar anak sedang membersihkan sampah di halaman sekolah)

(23)

(Gambar anak sedang belajar)

(Gambar halaman belakang sekolah)

(24)

(Gambar papan nama sekolah)

(Gambar kamar mandi sekolah Tk Hj Masdalima)

(25)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Putri Andriani Siregar

Tempat, Tanggal Lahir : Aek Nabara Julu,18 Agustus 2000 Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Desa Aek Nabara Julu, Kec Aek Nabara Barumun, Kab Padang Lawas

Nama Ayah : Amiron Siregar

Nama Ibu : Maysaroh

Jenjang pendidikan :

1. SD Negeri Payabahung : Tahun 2012 2. MTSN MARENU : Tahun 2015 3. MAN MARENU : Tahun 2018

(26)

Referensi

Dokumen terkait

1) Kangkung sutera dapat ditanam bersamaan dengan waktu tanam jagung manis, sampai dengan tiga minggu setelah tanam jagung manis. 2) Hasil jagung manis tidak

Dengan berjalannya program Revolusi Hijau di daerah pedesaan, menyebabkan perubahan lapisan masyarakat Jawa yang semakin jelas. Perubahan ini menyebabkan perubahan

Adakah Harta benda yang akan dipertanggungkan, juga ……… dipertanggungkan untuk asuransi kebakaran pada ………?. perusahaan

Salah satu hambatan yang cukup serius yang sering dihadapi oleh Pemerintah daerah termasuk di dalamnya Kecamatan Landasan Ulin dalam pelaksanaan pemerintahan dan

% (A3B1) karena warna french fries yang kuning keemasan sedangkan tingkat kesukaan terendah panelis terdapat pada tingkat kematangan pisang goroho 80 hari

Uji Biokimia Awal Pada Media BSA Uji Biokimia awal pada media BSA, menunjukkan hasil yang positif (pd sampel uterus dan telur), yaitu tdpt koloni warna hitam atau abu-abu,

Berdasarkan perhitungan persen konversi xilitol terhadap sampel awal didapatkan bahwa perlakuan substrat dengan detoksifikasi menghasilkan persen konversi xilitol yang paling

Pada emulsi ganda A/M/A yang dibuat dengan menggunakan hidrokoloid sebagai penstabil antara fase dispers A/M dan fase air eksternal, viskositasnya dapat lebih