• Tidak ada hasil yang ditemukan

karena lelahmu hari ini adalah indah untuk hari esok dan seterusnya…”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "karena lelahmu hari ini adalah indah untuk hari esok dan seterusnya…” "

Copied!
173
0
0

Teks penuh

(1)

i

SISWA KELAS II SD NEGERI CENTRE MANGALLI KECAMATAN PALLANGGA

KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1) pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Muhammadiyah makassar

Oleh:

NASRAHAYU 10540 11306 19

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2021

(2)
(3)
(4)

iv

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : NASRAHAYU

NIM : 10540 11306 19

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul Skripsi :Meningkatkan Hasil Belajar Operasi Hitung dengan Menggunakan Metode Permainan Kartu pada Siswa Kelas II SD Negeri Centre Mangalli Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan didepan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar

Makassar, Agustus 2021 Yang Membuat Pernyataan

Nasrahayu

(5)

v

SURAT PERJANJIAN Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : NASRAHAYU

NIM : 10540 11306 19

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapun).

2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin Fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian pada butir 1, 2, dan 3, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Agustus 2021 Yang Membuat Perjanjian

Nasrahayu

(6)

vi

“Jangan biarkan hari kemarin merenggut hal besar hari ini

karena lelahmu hari ini adalah indah untuk hari esok dan seterusnya…”

Kupersembahkan karya ini buat:

Kedua orang tuaku, saudaraku, keluargaku dan sahabatku, atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis mewujudkan harapan menjadi kenyataan.

(7)

vii

Nasrahayu, 2021. Meningkatkan Hasil Belajar Operasi Hitung dengan Menggunakan Metode Permainan Kartu pada Siswa Kelas II SD Negeri Centre Mangalli Kecamatan Palangga Kabupaten Gowa. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Kristiawati dan Pembimbing II Hamdana Hadaming.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana menggunakan metode Permainan Kartu untuk meningkatkan hasil belajar operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas II SD Negeri Centre Mangalli Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar operasi hitung dengan metode Permainan Kartu pada siswa kelas II SD Negeri Centre Mangalli Kabupaten Gowa. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Class Action Research) yang terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Prosedur penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri Centre Mangalli Kabupaten Gowa sebanyak 33 orang.

Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar observasi, angket respon siswa dan tes hasil belajar. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi dan teknik pengukuran. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode permainan kartu dalam meningkatkan hasil belajar operasi hitung pada siswa kelas II SDN Centre Mangalli berdasarkan pada nilai hasil tes, yaitu siklus I yang tuntas secara individual dari 33 siswa terdapat 12 orang (36,36%) yang belum tuntas belajar dan hanya 21 orang (63,63%) yang tuntas belajar dan memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan nilai rata-rata yaitu 71,97 sedangkan pada siklus II hanya tersisa 3 orang (9,09%) yang belum tuntas belajar dan 30 orang (90,90%) yang tuntas belajar dengan nilai rata-rata yaitu 82,12 serta terjadinya perubahan sikap positif pada siswa selama proses pembelajaran sesuai dengan hasil observasi selama tindakan kelas berlangsung. Adapun hasil persentase rata-rata respon positif siswa selama proses pembelajaran operasi hitung dengan menggunakan metode permainan kartu adalah sebesar (92,80%) sedangkan yang merespon negatif hanya sebesar (7,20%).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan hasil belajar operasi hitung dengan menggunakan metode Permainan Kartu pada siswa kelas II SD Negeri Centre Mangalli Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa mengalami peningkatan.

Kata Kunci: Hasil belajar operasi Hitung, Permainan Kartu., Siswa SD

(8)

viii

Alhamdulillah Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta Karunia Nya. Salam dan Shalawat penulis haturkan pula buat junjungan Nabi besar Muhammad SAW, yang telah menuntun kita ke jalan yang di ridhai Allah sehingga penulis diberikan nikmat berupa kesehatan dan kesempatan dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Operasi Hitung dengan Menggunakan Metode Permainan Kartu pada Siswa Kelas II SD Negeri Centre Mangalli Kecamatan Palangga Kabupaten Gowa”.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan yang mana kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, sehingga berkat pertolongan dan petunjuk NYA maka penulis mendapat banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Segala rasa hormat dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan kepada keluarga tercinta terutama kepada orang yang paling banyak memberi dukungan kepada penulis baik berupa dukungan moril maupun materil yaitu Ayahanda dan Ibunda tercinta, jasa ayahanda dan ibunda tidak akan terlupakan sepanjang hayat yang telah banyak mencurahkan kasih sayang, do’a dan restunya untuk keberhasilan penulis semoga apa yang diberikan bernilai ibadah dan mendapatkan kebaikan baginya didunia maupun diakhirat.

(9)

ix

membantu dan memberikan arahan, bimbingan serta motivasi selama penyusunan skripsi ini yaitu diantaranya:

1. Prof. Dr. H. Ambo Asse., M.Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Aliem Bahri., S.Pd., M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Kristiawati., S.Pd., M.Pd., sebagai Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

5. Hamdana Hadaming., S.Pd., M.Si., sebagai Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas segala bimbingan dan ilmu yang diberikan kepada penulis selama dibangku kuliah

7. Sitti Mufida., S.Pd., M.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri Centre Mangalli Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa yang telah memberikan kesempatan kepada Penulis untuk melaksanakan penelitian di SD Negeri Centre Mangalli.

8. Bapak/ Ibu guru dan staf SD Negeri Centre Mangalli, atas segala bantuan dan kebersamaannya dengan penulis selama melaksanakan penelitian.

(10)

x

Makassar yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu, terima kasih atas segala kekompakan, bantuan, kerjasama dan perhatiannya selama masa perkuliahan.

10. Sahabat-sahabatku terkasih dan teman seperjuanganku Musdalifah Syarief yang memberikan dukungan motivasi, saran dan bantuannya serta selalu ada dalam suka dan duka dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan tak luput dari kesalahan hal tersebut tidak lepas dari keterbatasan dan kemampuan penulis, maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya ini sehingga dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, terutama bagi pribadi penulis sendiri.

Amin.

Wassalamu’alaikum Wr Wb.

Makassar, Agustus 2021

Penulis .

(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis ... 7

1. Hasil Belajar ... 7

2. Faktor-faktor Hasil Belajar ... 9

(12)

xii

4. Jenis dan Manfaat Operasi Hitung ... 10

5. Defenisi Metode Permainan ... 16

6. Tahapan dalam Metode Permainan ... 20

7. Permainan Kartu ... 21

8. Langkah-Langkah Permainan Kartu ... 23

9. Kelebihan dan Kelemahan Metode Permainan ... 30

10. Pengaruh Metode Permainan Kartu ... 31

B. Penelitian yang Relevan ... 32

C. Kerangka Pikir ... 35

D. Hipotesis Tindakan ... 37

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 38

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 39

C. Fokus Penelitian ... 39

D. Prosedur Penelitian ... 39

E. Instrumen Penelitian ... 43

F. Teknik Pengumpulan Data ... 43

G. Teknik Analisis Data ... 44

H. Indikator Keberhasilan ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 48

1. Paparan Data Siklus I ... 48

(13)

xiii

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 75 BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 80 B. Saran ... 81 DAFTAR PUSTAKA ... 82 LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kategori Hasil Belajar Siswa ………. 46 3.2 Kategori Ketercapaian Ketuntasan Belajar …..……….. 46 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Siklus I ………. 49 4.2 Rekapitulasi Hasil Belajar siswa pada Siklus I ……... 56 4.3 Kategori Hasil Belajar siswa Siklus I ……….. 56 4.4 Kategori Ketercapaian Ketuntasan Belajar Siklus I ….... 57 4.5 Distribusi dan persentase Aktivitas siswa selama proses

selama pembelajaran siklus I ………. 58 4.6 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Siklus II ………. 61 4.7 Rekapitulasi Hasil Belajar siswa pada Siklus II ……... 68 4.8 Kategori Hasil Belajar siswa Siklus II ………..……….. 68 4.9 Kategori Ketercapaian Ketuntasan Belajar Siklus II …... 69 4.10 Distribusi dan persentase Aktivitas siswa selama proses

selama pembelajaran siklus II ………. 70 4.11 Data Angket Respon siswa ……….. 73 4.12 Hasil Penelitian pada siswa ……….. 77

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Skema Kerangka Berfikir ……… 37

3.1 Spiral PTK Kemmis dan Mc. Taggart ………. 38

3.2 Bagan Siklus Penelitian Tindakan ………... 40

4.1 Grafik Nilai Rata-rata ………..…… 77

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………. 85

2

Lembar Soal Pre tes dan post tes siklus I dan siklus II …. 108

3

Lembar Kerja Siswa ………. 113

4

Daftar Hadir Siswa ……….………..… 116

5

Analisis Data Siklus I dan Siklus II ………... 119

6

Lembar Observasi Aktivitas siswa dan guru ………...….. 126

7

Lembar Angket Respon Siswa ………...…… 141

8

Data Penelitian Hasil Ketuntasan Hasil Belajar siswa pada Siklus I dan Siklus II ……….…… 143

9

Data Keseluruhan Hasil Belajar siswa ……….…… 146

10

Perbandingan Hasil Belajar siswa siklus I dan Siklus II ... 148

11

Foto Kegiatan Penelitian ……….…….. 150

12

Surat Ijin Penelitian ………..…. 154

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah merupakan hal yang terpenting pada bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Pendidikan juga merupakan salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia, karena melalui pendidikan dapat menciptakan manusia yang berpotensi, kreatif, dan memiliki ide cemerlang sebagai bekal untuk memperoleh masa depan yang lebih baik. Salah satu bagian penting dalam pendidikan adalah kegiatan pembelajaran.

Namun salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses kegiatan pembelajaran. Dalam proses kegiatan pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Dora, dkk (2013:3) mengatakan bahwa “pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang menarik, efektif, kreatif dan inovatif dengan berbagai pendekatan, strategi, metode dan media pembelajaran yang sebagian besar prosesnya menitikberatkan pada aktifnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa”.

Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh guru pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Untuk menunjang kegiatan pembelajaran diperlukan adanya metode-

(18)

metode pembelajaran yang bisa membantu kegiatan pembelajaran apabila tidak ada variasi dan inovasi, maka akan membuat proses belajar mengajar terkesan membosankan dan siswapun merasa jenuh dalam menerima setiap materi pembelajaran. Oleh karena itu, sangat diperlukan metode pembelajaran yang bervariasi, tidak hanya berpusat dan didominasi oleh guru saja akan tetapi metode yang digunakan harus pula disesuaikan dengan karakteristik siswa sehingga materi yang diajarkan secara signifikan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun sampai saat ini masih banyak siswa yang merasa matematika sebagai mata pelajaran yang sulit, tidak menyenangkan, bahkan sesuatu yang sangat menakutkan. Menurut Hernawan dalam Heri Susanto (2018:2) menyatakan bahwa

“mata pelajaran matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan kemampuan simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari”.

Matematika adalah bekal bagi siswa untuk bisa berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif selain sebagai bahasa simbolis, matematika juga merupakan ilmu yang kajian objeknya bersifat abstrak. Berdasarkan teori perkembangan kognitif, anak usia Sekolah Dasar berada pada tahap konkret operasional, dengan ciri-ciri antara lain: Pola berpikir dalam memahami konsep yang abstrak masih terikat pada benda konkret, belum mampu menyelesaikan masalah yang melibatkan kombinasi urutan operasi pada masalah yang kompleks, serta mampu

(19)

mengelompokkan objek berdasarkan kesamaan sifat-sifat tertentu, dapat mengadakan korespondensi satu-satu dan dapat berpikir membalik. Begitu juga dengan media pembelajaran, agar materi pembelajaran matematika yang bersifat abstrak dapat dibuat konkrit sehingga siswa lebih mudah memahami materi

Salah satu materi yang diajarkan dalam pembelajaran matematika di Sekolah Dasar adalah materi tentang operasi hitung. Operasi hitung bilangan bulat meliputi operasi penjumlahan, operasi pengurangan, operasi perkalian dan operasi pembagian.

Materi ini yang sering dianggap sulit oleh siswa karena siswa belum paham mengenai konsep operasi hitung bilangan bulat.

Materi tersebut mulai diajarkan pada kelas I SD. Materi operasi hitung bilangan bulat ini sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dan untuk bekal pengetahuan di kelas selanjutnya. Jadi, siswa harus benar-benar memahami konsep-konsep mengenai operasi hitung utamanya dalam operasi hitung dasar terkait penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, agar nantinya tidak merasa kebingungan dalam menghadapi materi yang sama di jenjang yang lebih tinggi.

Berdasarkan hasil pengamatan dan informasi yang diberikan oleh guru pada tanggal 14 Pebruari 2021 di SD Negeri Centre Mangalli Kecamatan Palangga Kabupaten Gowa, khususnya kelas II mengatakan bahwa dalam pembelajaran matematika terkait materi operasi hitung utamanya materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat ditemukan tingkat hasil belajar siswa kelas II masih kurang. Dari 33 siswa hanya terdapat 11 siswa yang nilainya memenuhi standar KKM dan terdapat 22 siswa yang nilainya belum memenuhi standar KKM. Hal ini terlihat

(20)

dari nilai ulangan harian siswa dengan nilai rata-rata 45 - 55 yang masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70.

Pada pembelajaran Matematika di kelas II SD Negeri Centre Mangalli sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep pembelajaran utamanya pengoperasian penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, banyak siswa yang sulit memahami materi yang disampaikan dan hanya berakhir dengan mengerjakan soal dari guru saja selain itu siswapun cenderung melakukan kesalahan dalam pengerjaan soalnya. Hal ini memberi dampak kepada siswa dan beranggapan bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang memang paling sulit dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Rendahnya hasil belajar ini disebabkan pula oleh penggunaan metode pengajaran yang kurang tepat dan terkesan monoton yakni masih menggunakan metode konvensional dimana kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga siswa dalam menguasai atau memahami materi yang diajarkan masih rendah.

Hal ini menjadi gambaran bahwa proses belajar mengajar di kelas tersebut belum berhasil secara maksimal.

Untuk mengatasi masalah diatas perlu diadakan perbaikan/perubahan terhadap pembelajaran yang berlangsung selama ini dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menggunakan metode permainan kartu. Dengan menggunakan permainan kartu diharapkan siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran serta mendapatkan pengalaman langsung, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar operasi hitung dalam pembelajaran matematika.

Berdasarkan pengamatan dilapangan dan uraian diatas, peneliti tertarik melakukan perbaikan pembelajaran dengan Penelitian Tindakan Kelas yang

(21)

dirumuskan dengan judul ”Meningkatkan Hasil Belajar Operasi Hitung dengan menggunakan Metode Permainan Kartu pada Siswa Kelas II SD Negeri Centre Mangalli Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut:

“Apakah dengan menggunakan metode permainan kartu dapat meningkatkan hasil belajar operasi hitung pada siswa kelas II SD Negeri Centre Mangalli Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar operasi hitung dengan menggunakan metode permainan kartu pada siswa kelas II SD Negeri Centre Mangalli Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa

D. Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoristis

Hasil penelitian secara teoritis diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya pada kalangan yang berhubungan dengan dunia pendidikan terutama dalam membantu masalah peningkatan hasil belajar siswa utamanya dalam memahami konsep operasi hitung pada pembelajaran matematika

(22)

2. Manfaat praktis a. Bagi guru

1) Dapat memberikan sumbangan pemikiran berupa metode dan langkah- langkah perbaikan pembelajaran khususnya pada pembelajaran operasi hitung

2) Dapat membantu guru dalam pengembangan kualitas profesionalisme guru sebagai tenaga pendidik, serta membantu untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.

3) Membantu dalam penyusunan karya ilmiah untuk dijadikan penilaian guna mendapatkan tunjangan sertifikasi guru/pendidik dan merupakan salah satu syarat kenaikan pangkat

b. Bagi siswa

1) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan

2) Dapat memahami materi pelajaran dengan mudah dan terstruktur.

3) Meningkatkan kepercayaan diri dan keaktifan siswa c. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah, yang tercermin dari peningkatan kemampuan profesional para guru, mutu dan prestasi belajar siswa, serta terciptanya iklim pendidikan yang baik dilingkungan sekolah

(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis 1. Hasil Belajar

Hasil belajar meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif) seperti yang dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono dalam Dora, dkk (2013:4) bahwa “hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran”.

Suprijono dalam Heri Susanto (2018:37) menyebutkan, menurut Gagne hasil belajar berupa: (1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan. (2) Keterampilan Intelektual yaitu kemampuan mepresentasikan konsep dalam lambang. (3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitif sendiri. (4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terjadi optimism gerak jasmani. (5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.

(24)

Sementara Heri Susanto (2018:10) juga memaparkan bahwa:

“Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap”.

Rifa’I dan Anni dalam Heri Susanto (2018: 36) menyampaikan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar yang dikutip dari Bloom, yaitu:

1) Ranah kognitif, berkaitan dnegan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (syntesis), dan penilaian (evaluation).

2) Ranah Afektif, berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori tujuannya mencerminkan hierarki yang bertentangan dari keinginan untuk menerima sampai dengan pembentukan pola.Kategori tujuan peserta didikan afektif adalah penerimaan (receiving), penanggapan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), pembentukan pola hidup (organization by a value complex).

3) Ranah psikomotor berkaitan dengan kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi obyek, dan kondisi syaraf.

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah nilai atau hasil yang diperoleh siswa setelah menerima pelajaran tertentu melalui aktivitas belajar berdasarkan tes yang diberikan dan dinyatakan dalam bentuk skor.

(25)

2. Faktor-faktor Hasil Belajar

Slameto dalam Deli Ma’ruf (2013:7) membagi faktor-faktor hasil Belajar menjadi dua golongan yaitu, faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedang faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Sedangkan, Muhibbin Syah dalam Nurlaela (2018:11) mengatakan bahwa secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yakni:

(a) faktor internal (faktor dari dalam siswa) yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa;

(b) faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa;

(c) faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

3. Operasi Hitung

Hitung atau menghitung memiliki arti membilang (menjumlahkan, mengurangi, membagi, memperbanyak, dan sebagainya). Kata “hitung” yang mendapat awalan me-, akan menjadi kata kerja “menghitung” yang berarti:

(1) Mencari jumlahnya (sisanya, pendapatannya) dengan menjumlahkan, mengurangi, dsb;

(2) Membilang untuk mengetahui berapa jumlahnya (banyaknya);

(3) Menentukan atau menetapkan menurut (berdasarkan) sesuatu

(26)

Berhitung dalam matematika masuk pada kelompok aritmatika. Aritmatika adalah cabang matematika yang menggunakan bilangan-bilangan disebut juga ilmu hitung yang melibatkan operasi hitung. Dalam pembelajaran matematika dasar, terdapat 7 operasi hitung bilangan bulat yang sering digunakan yaitu: penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, perpangkatan, dan tanda kurung.

Operasi hitung bilangan secara umum, tidak hanya untuk bilangan bulat, namun juga dapat berlaku untuk jenis bilangan lain seperti bilangan real yang selalu digunakan di tingkat pembelajaran yang lebih tinggi.

Dalam matematika, maksud “operasi” adalah “pengerjaan”. Operasi hitung dalam matematika diartikan sebagai pengerjaan hitung melakukan Operasi Hitung.

Operasi hitung terdiri dari empat pengerjaan dasar yang saling berkaitan, sehingga penguasaan operasi yang satu akan mempengaruhi operasi lainnya. Penguasaan operasi ini meliputi pemahaman konsep dan keterampilan melakukan operasi (Sri Subarinah dalam Esti Sulaimah 2013: 10).

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa operasi hitung adalah proses matematika dalam penguasaan konsep, rumus dan penyelesaian suatu hal dengan proses menghitung dari total dua atau lebih jenis bilangan

4. Jenis dan Manfaat Operasi Hitung a) Jenis Operasi Hitung

Operasi hitung sangat penting bagi kehidupan sehari-hari siswa baik dalam lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat serta dalam lingkungan keluarganya, sehingga menjadikan daya nalar, cara berpikirnya semakin baik

(27)

dan kritis, sehingga dapat menyampaikan pendapat secara logika. Belajar konsep merupakan unsur penting dalam belajar di sekolah, khususnya dalam matematika. Penguasaan terhadap banyak konsep, memungkinkan seseorang dapat memecahkan masalah dengan lebih baik sebab untuk memecahkan masalah memerlukan aturan-aturan, dan aturan-aturan tersebut didasarkan pada konsep-konsep yang dimiliki.

Konsep-konsep operasi hitung dasar adalah konsep yang mendasari operasi hitung dasar yang meliputi penjumlahan (penambahan), pengurangan, perkalian dan pembagian (Ruseffendi dalam Retno Sulistyoningrum, 2013:6).

Keempat operasi hitung dasar bilangan tersebut disebut operasi aritmatika. Terdapat juga 3 operasi hitung lainnya yang sering digunakan yaitu perpangkatan, akar, dan tanda kurung. Berikut ini dua jenis operasi hitung yang paling dasar dalam operasi aritmatika http://stillayu.blogspot.com (2013):

1. Penjumlahan

Penjumlahan, yaitu operasi hitung untuk memperoleh dua bilangan bulat atau lebih sedangkan menurut Hasan dalam Erni (2018:5) pengertian penjumlahan diambil dari kata dasar jumlah yang berarti banyaknya (bilangan atau sesuatu yang dikumpulkan menjadi satu). Menurut Subarinah dikutip dalam Erni (2018:5) juga mengatakan bahwa “pengertian penjumlahan adalah proses, cara, perbuatan menjumlahkan. Selain itu, penjumlahan adalah menggabungkan dua kelompok (himpunan)”. Penjumlahan juga diartikan sebagai cara yang digunakan untuk menghitung total dua bilangan atau lebih.

(28)

Operasi penjumlahan (tambah) adalah dasar dari operasi hitung pada sistem bilangan. Operasi penjumlahan selalu kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pembicaraan sehari-hari kita menggunakan “penjumlahan” untuk banyak tindakan yang berbeda. Sebagai contoh “penjumlahan sejumlah telur”.

Disini kita butuh membedakan antara cara mengkombinasikan dua himpunan, dimana kita bisa menyebutnya sebagai kesatuan; dan cara mengkombinasikan dua bilangan, dimana kita boleh menyebutnya sebagai penjumlahan. Jadi penjumlahan dua bilangan, misalkan 5 dan 7, dapat disamakan dengan mengambil sembarang himpunan yang jumlahnya adalah 5 dan sembarang himpunan yang jumlahnya 7. Kesatuan ini digambarkan sebagai satu himpunan dan didapatkan jumlah dari himpunan baru ini.

Definisi dari penjumlahan yang cukup sederhana bisa digunakan baik untuk situasi yang memerlukan aksi (penggabungan dan pemisahan) dan situasi statis yang tidak memerlukan adanya aksi. Terdapat beberapa sifat penting dari operasi penjumlahan yang berlaku pada himpunan bilangan real yaitu: sifat pertukaran (komulatif), sifat identitas, dan sifat pengelompokan (asosiatif). Sifat-sifat itu diantaranya sebagai berikut:

a) Himpunan semua bilangan real tertutup operasi penjumlahan, yaitu untuk setiap real a dan b, maka a + b merupakan bilangan real.

b) Operasi penjumlahan bersifat asosiatif, yaitu untuk setiap bilangan real a dan b berlaku :

a + b = b + a

misalnya 2 + 3 = 3 + 2

(29)

c) Operasi penjumlahan bersifat asosiatif , yaitu untuk setiap bilangna real a, b, dan c berlaku

a + (b + c) = (a + b) + c

misalnya: 2 + (3 + 4) =(2 + 3) + 4 = 9

d) Operasi penjumlahan pada himpunan semua bilangna real memiliki unsur identitas, yaitu 0, karena untuk setiap bilangan real a berlaku

a + 0 = 0 + a = a

e) Setiap bilangan real a memiliki lawan terhadap operasi penjumlahan, yaitu (-a) karena a + (-a) = (-a) + a = 0

Beberapa tips dalam operasi penjumlahan yaitu:

1) TIPS Penjumlahan 1

Contoh operasi hitung penjumlahan: Penjumlahan dengan sesama bilangan positif

1+1= 2 2+3 = 5

2) TIPS Penjumlahan 2: Penjumlahan dengan bilangan negatif sama dengan (ekuivalen) mengurangi suatu bilangan dengan lawan bilangan negatif.

Bilangan + (-Bilangan) = Bilangan - Bilangan

Contoh:

3 + (-2) = 3 - 2 = 1 4 + (-7) = 4 - 7 = (-3) (-2) + (-8) = (-2) - 8 = (-10)

(30)

3) TIPS Penjumlahan 3:Penjumlahan antar bilangan negatif dapat diubah dalam operasi kurung.

(-Bilangan ) + (-Bilangan) = - ( Bilangan + Bilangan)

Contoh:

(-3) + (-7) = - (3 + 7) = - 10 2. Pengurangan

Pengurangan, yaitu operasi hitung untuk memperoleh selisih dari dua bilangan atau lebih. Selain itu Pengurangan adalah operasi dasar matematika yang digunakan untuk mengeluarkan beberapa angka dari kelompoknya.

Menurut Van De Walle dalam http://stillayu.blogspot.com (2013) mengemukakan bahwa jika salah satu bagiannya dan totalnya sudah diketahui, maka pengurangan akan menghasilkan bagian yang satunya. Definisi ini sesuai dengan istilah “mengambil” yang sudah terlalu sering digunakan. Jika Anda memulai dengan total adalah 8, dan menghilangkan sejumlah 3, dua himpunan yang anda ketahui adalah 8 dan 3. Ekspresi 8-3 dibaca “delapan minus tiga”

akan menghasilkan lima sisanya. Oleh karena itu delapan minus tiga adalah lima.

Pengurangan merupakan kebalikan dari penjumlahan, tetapi pengurangan tidak memiliki sifat yang dimiliki oleh penjumlahan. Pengurangan tidak memenuhi sifat pertukaran, sifat identitas, dan sifat pengelompokan (sukayati dalam Erni 2018:5). Wahyudin dalam http://stillayu.blogspot.com (2013) mengatakan pula bahwa operasi pengurangan adalah lawan (invers) dari

(31)

operasi tambah, misalnya “ 6 dikurangi dengan 5” sama artinya dengan “ 6 ditambah dengan lawan 5”, sehingga 6 – 5 = 6 + (-5) = 1

Contoh lain:

1. 8 – 3 = 8 + (-3)

2. – 2 – 7 = -2 + (-7)

Jadi, untuk tiap bilangan a dan b berlaku a – b = a + (-b) , yaitu mengurangi dengan sebuah bilangan sama dengan menambahkan dengan lawan dari bilangan itu

Contoh operasi hitung pengurangan:

4 – 1 = 3

Tips Pengurangan: Pengurangan dengan bilangan negatif sama dengan menambahkan bilangan dengan lawan bilangan negatif.

Bilangan - (-Bilangan) = Bilangan + Bilangan

Contoh:

3 - (-4) = 3 + 4 = 7 b) Manfaat Operasi Hitung

Adapun beberapa manfaat berhitung, diantaranya adalah:

1) Agar seorang anak dapat lebih memahami alam semesta dan hukum- hukum yang berlaku didalamnya;

2) Agar anak kita dapat melakukan perencanaan dan evaluasi dengan baik saat dewasa nanti;

3) Agar anak-anak kita dapat membuat rancangan dan konstruksi dengan benar;

(32)

4) Yang juga tidak kalah penting adalah agar anak-anak kita dapat berlaku adil;

5) Agar seorang anak dapat berbelanja dengan benar;

6) Agar anak-anak kita tidak mudah ditipu.

Karena begitu pentingnya berhitung bagi anak, orangtua seringkali memaksa anaknya untuk belajar berhitung. Orangtua pada umumnya merasa jengkel jika anaknya tidak mampu menguasai kemampuan ini. Padahal untuk menguasai kemampuan berhitung perlu melalui beberapa proses, diantaranya yaitu: 1) Anak perlu memahami bilangan dan proses membilang; 2) kemudian mulai dikenalkan dengan lambang bilangan; 3) setelah itu diajarkan konsep operasi hitung; 4) baru kemudian dikenalkan berbagai cara dan metode melakukan penghitungan. Guru dan orangtua dapat menggunakan berbagai metode untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak. Terutama metode yang menyenangkan, tidak membebani memori otak, dan menarik bagi anak 5. Defenisi Metode Permainan

“Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuatu yang dikehendaki” (Depdiknas dalam Septiana Putriningsih 2010: 11). Sementara, Nurlaela (2016:15) mengemukakan bahwa

“metode adalah cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan yang telah disusun agar dapat tercapai secara optimal”. Menurut Erni (2018:6) “Permainan adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan satu orang atau berkelompok dengan tujuan untuk bersenang-senang atau mengisi waktu luang agar tidak merasa bosan”. Sedangkan menurut Dienes dalam Abdul Muin (2012:4)

(33)

mengatakan, “permainan merupakan metode pembelajaran yang menuntut kerjasama siswa dan saling ketergantungan dalam struktur, tugas, tujuan dan hadiah”.

Metode permainan sangat baik digunakan dalam pembelajaran matematika, apalagi metode permainan ini diterapkan pada siswa SD. Metode permainan dapat juga diberikan untuk mengisi waktu, mengubah suasana, menimbulkan minat, dan sejenisnya.

Nurlela (2016:16) berpendapat pula bahwa:

“Metode permainan yang digunakan pada materi tertentu diharapkan siswa tertarik dan senang mempelajari suatu materi. Apabila permainan itu dilakukan berulang-ulang, maka siswa akan merasa terbiasa menghadapi soal- soal yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Permainan matematika adalah suatu kegiatan yang menyenangkan (menggembirakan) yang dapat menunjang tercapainya tujuan instrukskional agar anak tertarik mempelajari matematika”.

Metode permainan sama dengan metode-metode lain yang memerlukan perumusan tujuan instruksional yang jelas, penilaian topik atau subtopik, perincian kegiatan belajar mengajar, dan lain-lain. Selanjutnya hindari permainan yang bersifat teka-teki atau yang tidak ada nilai matematikanya. Metode permainan dalam matematika terinspirasi dari teori belajar menurut Dienes yang dikutip oleh Nursida (2016:4), dimana kecerdasan adalah mengetahui dan melibatkan penggunaan operasi mental yang berkembang sebagai akibat dari tindakan mental dan fisik di lingkungan sekitar.

(34)

Penggunaan bermacam-macam metode dan model mengajar yang dikenal oleh dunia pendidikan dewasa ini mempunyai dasar-dasar psikologis dan pengalaman terapan yang cukup kuat namun masih terbatas. Berbagai macam metode mengajar banyak menyajikan sejumlah usaha yang dapat di tempuh oleh guru dalam merancang lingkungan belajar mengajar yang lebih baik. Dalam hal ini objek pembelajaran matematika yang abstrak dapat divisualisasikan dengan konkret pada permainan matematika yang sesuai dengan materi pelajaran dan mampu menyajikan model pembelajaran yang menarik dan menciptakan suasana belajar yang kondusif. Metode permainan yang tepat diharapkan dapat memberikan visualisasi proses berhitung, menggembirakan anak saat digunakan, tidak memberatkan memori otak sehingga dapat meningkatkan kemampuan berhitung dan ketuntasan belajar matematika.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode permainan adalah suatu cara yang digunakan dalam suatu kegiatan dimana siswa dirangsang dalam berpikir dengan cara yang menyenangkan melalui penanaman konsep dan aturan tertentu yang melibatkan berbagai aspek baik itu aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Belajar dengan metode permainan dibagi menjadi 6 tahap (Dienes yang dikutip oleh Nursida, 2016:5) yaitu:

a) Bermain Bebas (Free Play). Dalam setiap tahap belajar, tahap yang paling awal dari pengembangan konsep bermula dari permainan bebas. Permainan bebas merupakan tahap belajar konsep yang aktivitasnya tidak berstruktur dan tidak

(35)

diarahkan. Anak didik diberi kebebasan untuk mengatur benda. Selama permainan pengetahuan anak akan muncul dan berkembang.

b) Permainan (Games). Dalam permainan yang disertai aturan siswa sudah mulai meneliti pola-pola dan keteraturan yang terdapat dalam konsep tertentu.

Keteraturan ini mungkin terdapat dalam konsep tertentu tapi tidak terdapat dalam konsep yang lainnya. Makin banyak bentuk berlainan yang diberikan dalam konsep tertentu, akan semakin jelas konsep yang dipahami siswa, karena memperoleh konsep yang logis dan matematis. Menurut Dienes, untuk membuat konsep abstrak, anak didik memerlukan kegiatan untuk mengumpulkan bermacam pengalaman, dan kegiatan yang tidak relevan dengan pengalaman itu.

c) Penelaahan Sifat Bersama (Searching for communalities), dalam mencari kesamaan sifat siswa mulai diarahkan dalam kegiatan menemukan sifat-sifat kesamaan dalam permainan yang sedang diikuti.

d) Representasi (Representation) Representasi adalah tahap pengambilan sifat dari beberapa situasi yang sejenis. Representasi yang diperoleh ini bersifat abstrak, yang mengarah pada pengertian struktur matematika yang sifatnya abstrak.

e) Penyimbolan (Symbolization) Simbolisasi termasuk tahap belajar konsep yang membutuhkan kemampuan merumuskan representasi dari setiap konsep- konsep dengan menggunakan simbol matematika atau melalui perumusan verbal.

(36)

f) Pemformalan (Formalization) Formalisasi merupakan tahap belajar konsep yang terakhir. Dalam tahap ini siswa-siswa dituntut untuk mengurutkan sifat- sifat konsep dan kemudian merumuskan sifat-sifat baru konsep tersebut.

Enam tahap belajar diatas perlu perancangan pembelajaran matematika.

Tahapan tersebut dapat dengan menggabungkan dua atau tiga tahap menjadi satu kegiatan. Rancangan kegiatan belajar untuk mengajar siswa-siswa SD kelas rendah harus disesuaikan tahap perkembangannya. Nursida (2016:6) berpendapat bahwa metode permainan adalah metode mengajar dimana cara penyajian materi dengan permainan. Permainan tanpa disadari oleh anak/peserta didik bahwa mereka telah disuguhi pelajaran matematika. Selain itu, untuk lebih merangsang minat anak-anak belajar matematika adalah dengan menggunakan bahasa yang sederhana yang mudah dimengerti. Permainan juga dimaksudkan untuk membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan antusiasme.

Karakteristik permainan adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan (fun) serta serius tapi santai (sersan).

6. Tahapan dalam Metode Permainan

Adapun tahapan penggunaan metode permainan, yaitu:

a) Tahap Persiapan

Merumuskan tujuan yang hendak dicapai kemudian guru menjelaskan manfaat dari permainan yang akan dilakukan serta menentukan macam kegiatan bermain, menentukan ruang dan tempat bermain, mempersiapkan bahan, alat atau media yang digunakan dalam bermain.

(37)

b) Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan yaitu:

1) Tahap pembukaan

Pada tahap ini guru memberikan arahan kepada siswa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya.

2) Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini para siswa memainkan permainan yang sudah ditentukan dengan mengikuti aturan yang telah ditentukan pula.

3) Tahap Penutupan/ tindak lanjut

Pada tahap ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah metode permainan dapat meningkatkan hasil belajar siswa selanjutnya guru memberikan reward kepada siswa yang telah melakukan permainan dengan baik dan

benar.

7. Permainan kartu

Nurlaela (2016:16) berpendapat bahwa “permainan adalah suatu alat atau kegiatan yang dilakukan dengan aturan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu”. Permainan merupakan salah satu metode yang dapat dipilih oleh guru untuk mengajar pembelajaran matematika, karena melalui permainan, pembelajaran diharapkan lebih menyenangkan sehingga menarik bagi siswa dan tidak membosankan. Nurlaela mengemukakakan pula bahwa setiap permainan harus mempunyai empat komponen utama, yaitu: 1). adanya pemain, 2). Adanya lingkungan di mana para pemain berinteraksi, 3). Adanya aturan-aturan main, 4).

(38)

Adanya tujuan tertentu yang akan dicapai. “Kartu merupakan salah satu benda yang dapat dimanfaatkan sebagai permainan edukatif “(Hj. Rukiah 2018:3)

Permainan kartu dapat menjadi sebuah metode pembelajaran yang efektif dan inovatif. Permainan yang mengandung nilai matematika dapat meningkatkan keterampilan, penanaman konsep, pemahaman dan pemantapannya; meningkatkan kemampuan menemukan, memecahkan masalah, dan lain-lain. Menurut wikipedia “Permainan kartu merupakan sebuah permainan yang biasanya dilakukan dari permainan yang biasanya disebut dengan card games”.

Dalam penggunaan metode permainan kartu kadang terdapat kelemahan yaitu pembelajaran akan memakan waktu lama, aturan permainan menang kalah dapat mengganggu pembelajaran karena siswa yang kalah terkadang tidak mau meneruskan permainan dan disinilah peran guru sangat dibutuhkan dalam memperbaiki dan membimbing siswa dengan cara mengarahkan dan membawa proses belajar lebih terlihat mudah dan menyenangkan sehingga akan terjadi peningkatan hasil belajar.

Melalui metode permainan utamanya dalam penggunaan metode permainan kartu dikatakan bersifat menyenangkan jika kegiatan yang dilakukan dengan senang hati dan bersifat mendidik sehingga siswa dapat memperoleh kesenangan atau kepuasan dari cara yang digunakan dalam kegiatan bermain tanpa disadari hal itu sudah memberikan muatan pendidikan yang bermanfaat untuk pengembangan diri secara seutuhnya.

(39)

8. Langkah-langkah permainan kartu

Apabila siswa telah memahami materi yang dipelajari maka saat dilakukan suatu evaluasi akan menghasilkan suatu hasil belajar yang baik. Adapun aturan dalam penggunaan metode permainan kartu positif dan negatif ini adalah sebagai berikut:

a) Disediakan dua set kartu warna berbentuk persegi ukuran 4cm x 4cm yang berbeda muatan seperti gambar berikut ini:

Kartu hijau mewakili bilangan bulat positif (1)

Kartu pink mewakili bilangan bulat negatif (–1)

b) Muatan angka nol ditunjukkan oleh pasangan kartu positif dan negatif seperti gambar berikut:

nol nol

c) Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat didefinisikan dengan menempatkan model kartu dalam suatu tempat dapat berbentuk persegi panjang ataupun mengambil kartu dari tempat yang ditentukan

d) Pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat apabila terdapat bilangan yang tidak memiliki pasangan untuk dijumlahkan atau

(40)

dikurangkan maka dapat menambahkan sepasang/ beberapa pasang kartu muatan positif dan negatif untuk menutupi kekurangan jumlah angka pada bilangan yang ingin dijumlahkan atau dikurangi

Aturan Operasi hitung penjumlahan

Langkah- langkah pengerjaan operasi penjumlahan ditunjukkan pada gambar berikut:

kartu positif = 1 kartu negatif = -1

sepasang kartu = 0

Penjumlahan diartikan sebagai menambah kartu .

Contoh 1: Penjumlahan sesama bilangan positif 2 + 3 = …

Berdasarkan gambar diatas maka didapatkan hasilnya bahwa 2 + 3 = 5 Contoh 2: Penjumlahan sesama bilangan negatif

(41)

(-2) + (-1) = …

Berdasarkan gambar diatas maka didapatkan hasilnya bahwa (-2) + (-1) = -3 Contoh 3: Penjumlahan antara bilangan positif dan negatif

2 + (-3) = ….

Maka pengoperasiannya dengan cara berikut ini:

Jika kartu yang dijumlahkan memiliki muatan yang berbeda maka harus dipasangkan sehingga kartu yang berpasangan akan menghasilkan angka 0 sedangkan sisa kartu yang tidak memiliki pasangan dapat dihitung sebagai hasil dari penjumlahannya dalam hal ini hasilnya adalah -1

Berdasarkan gambar diatas maka didapatkan hasilnya bahwa 2 + (-3) = -1 Aturan operasi hitung pengurangan

Langkah-langkah pengerjaan operasi peengurangan ditunjukkan pada gambar berikut:

(42)

kartu positif = 1 kartu negatif = -1

sepasang kartu = 0

Pengurangan diartikan sebagai mengambil kartu .

Contoh 1: Pengurangan sesama bilangan positif 4 – 3 = …

Maka hasilnya adalah seperti pada gambar berikut ini:

Berdasarkan gambar diatas karena bilangan kedua jumlah angka yang ingin dikurangi adalah 3 maka kartu yang harus dikurangi/ diambil juga adalah kartu muatan positif 3 sehingga hanya menyisakan satu kartu positif saja pada bilangan pertama sebagai hasil pengurangannya sehingga dapat disimpulkan bahwa 4 – 3 = 1

(43)

Contoh 2: Pengurangan sesama bilangan negatif (-2) – (-3) = ….

Maka pengoperasiannya sebagai berikut:

Jika jumlah bilangan pertama yang akan diambil/ dikurangi untuk bilangan kedua tidak

cukup maka harus menambah

sepasang kartu lagi

Sehingga tampilan pengurangan kartunya akan seperti pada gambar berikut:

Menghasilkan 0

Sisa kartu yang tidak diambil/dikurangi

Berdasarkan gambar diatas karena bilangan kedua yang harus dikurangi adalah negatif 3 maka harus pula diambil 3 kartu negatif sehingga menghasilkan bilangan 0 dan hanya menyisakan satu kartu positif maka dapat disimpulkan bahwa:

(44)

(-2) – (-3) = 1

Contoh 3: Pengurangan antara bilangan positif dan negatif 2 – (-4) = …

Jika angka pada bilangan pertama tidak cukup untuk diambil/

dikurangi pada bilangan kedua maka berdasarkan aturan pada contoh kedua apabila akan menambah kartu harus menambah dua jenis muatan kartu seperti contoh berikut:

Kartu yang ditambahkan sejumlah dengan kartu yang akan dikurangi yaitu 4 pasang kartu untuk mencukupkan operasi pengurangan pada bilangan kedua

Berdasarkan gambar diatas, setelah menambah 4 pasang kartu maka sudah dapat dikurangi atau diambil 4 kartu negatif sehingga hanya menyisakan 6 kartu positif seperti gambar berikut:

Dikurangi atau diambil 4 kartu negatif

(45)

Sisa Kartu Berdasarkan gambar diatas maka disimpulkan bahwa 2 – (-4) = 6 Contoh 4: Pengurangan antara bilangan negatif dan positif

-2 – (4) = …

Jika kartu yang akan diambil tidak ada / tidak cukup maka seperti aturan contoh sebelumnya yaitu harus menambah beberapa kartu muatan yang jumlahnya sesuai dengan jumlah kartu yang akan dikurangi/diambil seperti pada gambar berikut:

Setelah menambah 4 pasang kartu maka sudah dapat dikurangi atau diambil 4 kartu positif dan hanya menyisakan 6 kartu negatif seperti gambar berikut:

(46)

Dikurangi atau diambil 4 kartu positif

Sisa kartu

Setelah mengurangi/ menghilangkan 4 kartu positif maka hanya menyisakan 6 kartu negatif. Berdasarkan gambar diatas maka disimpulkan bahwa -2 – (4) = - 6

9. Kelebihan dan Kelemahan Metode Permainan

Setiap metode bermain kartu dalam pembelajaran operasi hitung mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri. Hal tersebut bisa diperhatikan dari cara pembuatan, penggunaan dan cara penilaian terhadap alat peraga yang digunakan. Untuk kelebihan dan kelemahan metode bermain ini, dapat peneliti kemukakan berdasarkan proses pembelajaran yang akan dilakukan. Berikut ini adalah kelebihan dan kelemahan metode permainan menurut Nurlaela (2016:20):

a) Kelebihan metode permainan

1. Permainan adalah suatu yang menyenangkan untuk dilakukan, sesuatu yang menghibur

2. Permainan memungkinkan adanya partisipasi aktif dari siswa untuk belajar

(47)

3. Permainan dapat memberikan umpan balik langsung. Umpan balik yang secepatnya atas apa yang kita lakukan akan memungkinkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif

4. Permainan memungkinkan penerapan konsep-konsep ataupun peran- peran kedalam situasi dan peranan yang sebenarnya dimasyarakat

5. Permainan bersifat luwes, dapat dipakai untuk berbagai tujuan pendidikan b) Kelemahan metode permainan

1. Tidak semua topik dapat disajikan dengan metode permainan, makin tinggi tingkatannya makin sukar penyajiannya

2. Banyak memakan waktu

3. Pengajaran kita mungkin akan terganggu bila diadakan peraturan kalah menang, suara gaduh yang ditimbulkan. Anak yang sering menang tidak akan main lagi sedangkan anak yang acapkali kalah tidak mau ambil bagian dalam permainan dan anak yang licik akan sering memicu keributan dan pertengkaran

4. Permainan akan mengganggu ketenangan kelas-kelas disekitarnya 10. Pengaruh Metode Permainan kartu terhadap Hasil Belajar Operasi Hitung

Peranan metode pembelajaran sangatlah penting dalam kegiatan belajar mengajar. Sangatlah sulit materi pelajaran tersampaikan dengan baik tanpa melalui metode pembelajaran yang tepat. Maka untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan, guru harus menggunakan metode dan media yang sesuai, bila perlu melibatkan secara langsung siswa dalam belajar yang efektif, kreatif dan memiliki keterampilan. Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar

(48)

tidak hanya pada guru saja, akan tetapi siswa juga harus menggunakan alat peraga, agar siswa menemukan sendiri inti dari materi yang diajarkan.

Dengan menggunakan metode permainan kartu ini siswa akan lebih mudah untuk memahami materi yang sedang dipelajari sehingga secara otomatis akan meningkatkan hasil belajarnya. Apabila siswa telah memahami materi yang dipelajari maka saat dilakukan suatu evaluasi akan menghasilkan suatu hasil belajar yang baik. Hal ini juga dapat memberikan pengalaman visual kepada pes erta didik dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit serta mudah dipahami.

B. Penelitian yang Relevan

1) Penelitian yang dipandang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian impementasi berupa skripsi berjudul “Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Siswa Kelas II SDN Kledokan Depok dengan menggunakan Metode Permainan Kartu” penelitian ini dilakukan oleh Esti Sulaimah pada tahun 2013.

Dalam hasil penelitiannya terbukti adanya peningkatan kemampuan operasi hitung pada siklus I sebesar 1 poin (kondisi awal 65 menjadi 66) dengan peningkatan persentase ketuntasan sebesar 16% (dari kondisi awal 42%

menjadi 58%) dan peningkatan pada siklus II sebesar 12 poin (siklus I dari 66 menjadi 78) dengan peningkatan persentase ketuntasannya sebesar 23% (siklus I dari 58% menjadi 81%). Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan metode permainan kartu dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung siswa kelas II SDN Kledokan Depok.

(49)

Namun, pada penelitian ini terdapat persamaan pada penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama menggunakan metode permainan kartu hanya saja terdapat perbedaan yang signifikan dimana hal yang diteliti oleh peneliti Esti yaitu terkait pada kemampuan operasi hitung siswa sedangkan pada penelitian ini akan meneliti tentang hasil belajar operasi hitung siswa dan jenis kartu yang dipakai oleh peneliti Esti Sulaimah menggunakan kartu bilangan berbentuk domino sedangkan kartu yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kartu muatan plus minus (Pinus) selain itu objek yang diteliti juga berbeda meskipun jenjang kelas yang diteliti sama yaitu pada siswa kelas II SD

2) Penelitian yang relevan lainnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Heri Susanto pada Tahun 2018 yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat dengan Alat Peraga Kartu Pinus Siswa Kelas III Mi Noborejo Salatiga” Hasil belajar penelitian ini menunjukkan bahwa pada siklus I cukup mencapai indikator penelitian dengan persentase ketuntasan klasikal mencapai 62,50% dengan kategori cukup tercapai rata-rata perolehan nilai 61,46 yaitu dari 24 siswa ada 15 siswa yang mencapai nilai KKM dan hanya 9 yang belum mencapai nilai KKM. Hasil belajar siklus II hasil post test menunjukkan bahwa dari 21 siswa telah mencapai nilai KKM dan tuntas secara keseluruhan, ketuntasan klasikalnya lebih meningkat hingga 87,50% dengan kategori sangat tercapai, yaitu rata-rata perolehan nilai adalah 76,04 yang artinya sudah sangat mencapai indikator ketetapan yaitu 85% dan memenuhi KKM yang

(50)

diinginkan yaitu 60. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Heri Susanto terdapat persamaan dan perbedaan. Pada penelitian ini peneliti juga mencoba menggunakan metode permainan kartu yang sama dalam meningkatkan hasil belajar operasi hitung penjumlahan dan pengurangan yaitu dengan menggunakan metode permainan kartu plus minus (minus) hanya saja tempat dan objek yang akan diteliti berbeda dimana pada penelitian Heri Susanto ini berada di jenjang kelas III sedangkan peneliti ingin meneliti pada jenjang kelas II SD selain itu, nilai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) juga berbeda pada SD Centre Mangalli standar KKM yang ditetapkan oleh pihak sekolah yaitu 70 sedangkan pada penelitian yang telah dilakukan oleh Heri Susanto yaitu hanya pada standar KKM 60 sehingga melalui penelitian ini maka peneliti ingin menjadikan penelitian tersebut sebagai tolak ukur dan pembanding dengan penelitian yang akan dilakukan.

3) Sementara pada penelitian implementasi lainnya berupa jurnal (Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan Vol. IV No.2 Mei 2018) yang dilakukan oleh Hj. Rukiah pada tahun 2017 yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Siswa pada Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Permainan Kartu di Kelas II SDN Habau Tahun Pelajaran 2016/2017”. Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan operasi hitung siswa pada pembelajaran matematika. Pada siklus I nilai rata-rata kemampuan siswa hanya 63 dengan ketuntasan 69% meningkat pada siklus II dengan rata-rata kemampuan operasi hitung 75 dengan ketuntasan 86%. Melalui penelitian tersebut terbukti adanya peningkatan

(51)

kemampuan operasi hitung siswa dalam pembelajaran Matematika di kelas II SDN Habau Tahun Pelajaran 2016/2017 melalui penggunaan permainan kartu.

Pada penelitian ini peneliti akan melakukan fokus penelitian pada materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Hj. Rukiah berfokus pada materi operasi hitung perkalian dasar dan kartu yang digunakan jenisnya berbeda yaitu meggunakan kartu bilangan sedangkan pada penelitian ini menggunakan kartu muatan plus minus meskipun jenjang kelas yang diteliti berada pada jenjang yang sama yaitu pada kelas II SD akan tetapi tempat dan objek yang akan diteliti berbeda.

C. Kerangka pikir

Kegiatan pembelajaran adalah suatu proses belajar seseorang atau sekelompok orang yang berkaitan dengan suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat beberapa komponen penting yang saling berkaitan, yakni guru, metode belajar, media belajar, kurikulum atau standar kompetensi dan lingkungan belajar. Dalam hal ini penyampaian materi pelajaran dapat tersampaikan dengan baik apabila penggunaan metode pengajaran yang dipilih cocok dengan situasi yang dihadapi oleh siswa. Pemilihan metode pembelajaran sangat berperan penting dalam meningkatkan hasil belajar

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di SD Negeri Centre Mangalli yakni di kelas II menunjukkan adanya permasalahan yang dihadapi siswa utamanya pada pembelajaran matematika. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya terdapat pada faktor siswa itu sendiri yakni kegiatan pembelajaran cenderung berada pada komunikasi satu arah dimana gaya belajar hanya berpusat

(52)

pada guru sementara siswa tidak terlibat aktif sama sekali, siswa terkesan masih bingung dalam pemahaman konsep materi yang diberikan.

Rendahnya hasil belajar siswa di kelas ini yaitu pada pembelajaran matematika utamanya terkait materi operasi hitung belum memenuhi standar KKM yang ditetapkan. Dan untuk memecahkan permasalahan tersebut maka penggunaan metode permainan kartu dinilai cocok untuk memberikan solusi karena cara belajar sambil bermain masih dibutuhkan pada sekolah dasar terutama di kelas rendah, sebab diusia ini anak masih dalam tahap usia bermain.

Penggunaan metode permainan kartu diharapkan dapat membangkitkan minat siswa untuk belajar Matematika khususnya dalam materi operasi hitung sehingga siswa dapat terlibat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

Dalam metode permainan kartu ini siswa dilibatkan secara langsung dan diperkenalkan dengan alat peraga berupa kartu yang berbeda warna dan jenis muatan yaitu plus dan minus yang mewakili setiap angka pada bilangan bulat.

Permainan kartu pinus ini dibuat dan dimainkan sendiri oleh siswa, sesuai konsep materi pembelajaran yang dberikan guru. Siswa dilatih untuk berfikir/bernalar dalam mengerjakan soal sesuai dengan tugas dari guru dengan menggunakan kartu yang mereka ambil dan letakkan sendiri.

Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini ditampilkan pada diagram gambar berikut:

(53)

Gambar 2.1. Skema Kerangka Berfikir D. Hipotesis tindakan

Berdasarkan konsep teoritis di atas maka dapat diambil hipotesis tindakan sebagai berikut: Jika digunakan metode permainan kartu maka akan meningkatkan hasil belajar operasi hitung siswa kelas II SD Negeri Centre Mangalli Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

Kondisi Awal

Kondisi Akhir Tindakan

- Penggunaan Metode Permainan Kartu dalam operasi Hitung

- Pelaksanaan Siklus I - Pelaksanaan Siklus II

Hasil belajar operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat meningkat

- Hasil belajar siswa dalam mengerjakan operasi hitung masih rendah

- Guru belum menggunakan Metode Permainan kartu dalam proses pembelajaran

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh peserta didik (Suharsimi Arikunto, dkk. 2016: 3). Penelitian tindakan kelas ini dibagi dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri empat tahapan dari perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan/observasi (observe), serta refleksi (reflect). Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan McTaggart. Adapun alur kegiatan penelitian tindakan menurut Kemmis dan McTaggart (Esti dikutip dari Arikunto 2013:29) adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Siklus I: 1. Perencanaan I

2. Tindakan dan observasi 1 3. Refleksi 1

Siklus II: 4. Revisi Rencana I

5. Tindakan dan observasi II 6. Refleksi II

Gambar 3.1 Spiral PTK Kemmis dan Mc. Taggart

(55)

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas II SD Negeri Centre Mangalli Kecamatan Palangga Kabupaten Gowa. Penelitian Tindakan Kelas ini berlangsung selama 2 siklus dilakukan pada semester genap pada Tahun Ajaran 2020/2021.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri Centre Mangalli Kabupaten Gowa dengan jumlah siswa sebanyak 33 orang dengan jenis kelamin 19 orang laki-laki dan 14 orang perempuan.

C. Fokus Penelitian

Mengingat banyaknya persoalan-persoalan yang mengitari kajian dari penelitian ini, seperti yang telah dikemukakan diatas. Maka peneliti memfokuskan penelitian pada penggunaan metode permainan kartu untuk meningkatkan hasil belajar dalam melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas II SD Negeri Centre Mangalli Kabupaten Gowa

D. Prosedur Penelitian 1. Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Hal ini didasarkan pada permasalahan yang dipecahkan melalui penggunaan metode permainan kartu dalam meningkatkan hasil belajar operasi hitung siswa kelas II SDN Centre Mangalli. Menurut Kemmis dan Mc.Taggart maka pelaksanaan penelitian ini ada empat tahap pelaksanaan yaitu : perencanaan, implementasi tindakan, observasi dan refleksi.

Rancangan dalam penelitian ini terdiri dari kegiatan tindakan yang terdiri dari dua siklus. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti melakukan 3 kali

(56)

proses pembelajaran pada setiap siklusnya dan pada akhir siklusnya diadakan 1 kali pertemuan untuk pemberian tes/evaluasi. Setiap pertemuan dilihat ketuntasan dari indikator hasil belajar operasi hitung siswa.

Penelitian ini dihentikan jika pada siklus penerapan tindakan telah mencapai target yang ingin dicapai. Adapun target tersebut jika siswa berhasil mencapai ketuntasan tiap indikator secara klasikal maupun individual dari skor akhir yang diberikan. Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah desain tahapan siklus penelitian tindakan kelas dengan menggunakan dua siklus:

Gambar 3.2 Bagan Siklus Penelitian Tindakan (Arikunto, 2016:42) 2. Rencana Penelitian

a) Siklus I

1. Perencanaan Tindakan Refleksi

Refleksi

Perencanaan

Siklus Ke-I

Pengamatan

Perencanaan Siklus Ke-II Pengamatan

Pelaksanaan

Pelaksanaan

?

(57)

Kegiatan yang dilakukan pada perencanaan tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP) b. Menyusun lembar observasi proses pembelajaran c. Menyusun tes evaluasi siswa

d. Menentukan waktu kegiatan pembelajaran selama 4 x Pertemuan.

Pertemuan pertama sampai ketiga untuk proses pembelajaran dan pada pertemuan keempat untuk kegiatan penilaian hasil belajar dalam menyelesaikan permasalahan operasi hitung.

e. Menetapkan indikator keberhasilan pembelajaran yang sesuai dengan standar Kriteria Ketuntasan Mininal (KKM) yaitu 70

2. Implementasi Tindakan

Dalam tahap ini yang dilakukan oleh peneliti adalah melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan pada perencanaan pembelajaran.

Peneliti mengawali pelajaran dengan memberikan motivasi kepada siswa, kemudian melakukan kegiatan inti pembelajaran sesuai dengan konsep penggunaan metode permainan kartu hitung dilanjutkan kegiatan penutup dengan pemberian test kepada siswa.

3. Tahap Observasi

Pada tahap kegiatan observasi ini dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran di kelas. Dalam penelitian ini yang menjadi observer adalah Guru kelas II, dan peneliti selaku pengajar menggunakan metode permainan kartu dalam mengajarkan materi operasi hitung. Guru selaku observer

(58)

mengamati keaktifan siswa dan permasalahan yang dihadapi selama proses pembelajaran berlangsung.

4. Tahap Refleksi.

Tahap refleksi ini merupakan suatu kegiatan untuk mengevaluasi kembali kegiatan yang telah dilakukan. Hasil observasi yang diperoleh kemudian dianalisa. Peneliti dan observer bersama-sama menganalisa pelaksanaan atau implementasi perencanaan yang telah dilaksanakan.

Berdasarkan hasil analisa tersebut peneliti dapat merefleksi, apakah pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dan apakah hasil belajar matematika siswa terkait pembelajaran operasi hitung dapat meningkat dengan penggunaan metode permainan kartu tersebut. Pada intinya tahapan setelah refleksi pada siklus kedua dan selanjutnya sama dengan tahapan pada siklus sebelumnya, hanya saja tahapan ini lebih dititik beratkan pada hal-hal yang masih kurang diterapkan pada siklus sebelumnya, sehingga target yang diperoleh dapat tercapai.

b) Siklus II

Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II ini merupakan refleksi dari kegiatan siklus I, adapun tahapan pelaksanaannya relatif sama dengan tahapan pada siklus I. hanya saja pada siklus II ini diadakan beberapa perbaikan dan penyempurnaan sesuai dengan keadaan dan kondisi yang telah ditemukan di lapangan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Pengkajian menunjukkan bahwa preferensi petani terhadap varietas unggul di Kabupaten Bogor berdasarkan pada produktivitas dan kesesuaian dengan kondisi wilayah masing-masing

Pengertian relevan adalah berhubungan dengan atau bertalian erat dengan masalah yang dihadapi, sedangkan biaya relevan adalah meliputi semua biaya yang akan

Smatraju da tiskana knjiga ima jedinstvenu prednost u odnosu na e-knjigu (osjećaj knjige u ruci), također, tiskano djelo učenici mogu prelistavati i na satu lektire, koristiti kao

Oleh karena itu, waktu produksi optimum yang digunakan untuk memproduksi enzim protease dalam jumlah yang besar adalah 60 jam karena merupakan waktu produksi

Kostratani merupakan pusat kegiatan pembangunan pertanian di kecamatan yang merupakan optimalisasi tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluh Pertanian (BPP) dengan memanfaatkan

Temuan Program community development yang dilakukan oleh PT. Pertamina TBBM Rewulu pada tahun 2012 termasuk dalam program dan program sentralisasi yaitu perusahaan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif korelasional, untuk mencari hubungan antara variabel kecerdasan emosional (x) dengan variabel strategi coping

Ketidakbermaknaan korelasi tingkat gejala adiksi internet dengan aktivitas yang dilakukan jika tidak tersedia dana, dapat dijelaskan karena sebagian besar