• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN TIKET KERETA API DI STASIUN SOLO BALAPAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN TIKET KERETA API DI STASIUN SOLO BALAPAN."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN TIKET KERETA API

DI STASIUN SOLO BALAPAN

oleh

RENI DWI PUSPITASARI M0111068

SKRIPSI

(2)
(3)

ABSTRAK

Reni Dwi Puspitasari, 2016. SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN TIKET KERETA API DI STASIUN SOLO BALAPAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret.

Banyaknya masyarakat yang beralih menggunakan jasa kereta api, menye-babkan semakin ramainya stasiun dikunjungi pelanggan untuk mendapatkan pe-layanan tiket. Sistem antrian pada pepe-layanan tiket kereta api di Stasiun Solo Ba-lapan dianalisis menggunakan teori antrian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan model-model antrian pada bagian loket pemesanan tiket, ubah ja-dwal, dan pembatalan tiket, bagian cetak tiket mandiri (CTM), bagian loket KA lokal, bagian pemeriksaan tiket (boarding) dan menghitung nilai ukuran-ukuran kinerja sistem pelayanan di Stasiun Solo Balapan. Analisis sampel data primer meliputi uji kesetimbangan(steady state) dan uji kecocokan distribusi pada data banyaknya kedatangan pelanggan dan lama waktu pelayanan pelanggan. Selan-jutnya, mencari model-model antrian pada sistem pelayanan dan menghitung ukuran kinerja sistem.

Berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa model antrian bagian lo-ket pemesanan tilo-ket, ubah jadwal, dan pembatalan tilo-ket mengikuti (M/G/2) : (F IF O/∞/∞) dengan nilaiL

s = 6 pelanggan,Lq= 4 pelanggan,Ws= 13 menit

11 detik dan Wq = 8 menit 21 detik. Pada bagian cetak tiket mandiri (CTM)

mengikuti (M/G/3) : (F IF O/∞/∞) dengan nilai L

s = 4 pelanggan, Lq = 1

pelanggan, Ws = 11 menit 46 detik dan Wq = 0,049 menit. Pada bagian loket

KA lokal mengikuti (M/G/1) : (F IF O/∞/∞) dengan nilai L

s = 2

pelangg-an, Lq = 1 pelanggan, Ws = 0,921 menit dan Wq = 0,533 menit. Pada bagian

pemeriksaan tiket (boarding) mengikuti (G/G/2) : (F IF O/∞/∞) dengan nilai Ls = 1 pelanggan, Lq = (8,802x10−4) pelanggan, Ws = 0,192 menit dan Wq =

(9,009x10−4) menit. Perhitungan pada empat ukuran kinerja sistem

menunjuk-kan sistem antrian pada Stasiun Solo Balapan sudah cukup baik.

(4)

ABSTRACT

Reni Dwi Puspitasari, 2016. QUEUEING SYSTEM FOR TICKETING SERVICE OF TRAIN AT BALAPAN SOLO TRAIN STATION. Faculty of Ma-thematics and Natural Sciences, Sebelas Maret University.

The increasing number of people who prefer to use train to accommodate their mobility has added a huge crowd of people coming to the train station for ticket. The queue system of ticketing services at Balapan Solo Train Station was analyzed using queuing theory. This research is aimed to develop the queueing models for ticketing reservation counters, changing schedule counters, ticketing cancellation counters, printed ticket counters (CTM), local destination ticket co-unters, and ticket checking process (boarding) and to analyze the performance of customer services of Balapan Solo Train Station. Analysis of primary data sample was done which is the steady-state test. The goodness of fit test was performed for data of customer arrivals and duration of customer services. Futhermore the queueing models of customer service are develop and performances of system were counted.

Based on the analysis, the results can be concluded as follows. The qu-eueing model for ticket reservation counters, changing schedule counters, and ticket cancellation counters is (M/G/2) : (F IF O/∞/∞) with L

s = 6

passe-ngers, Ws = 13 minutes 11 seconds and Wq = 8 minutes 21 seconds.

Furthermo-re, the queueing model for printed ticket counters is (M/G/3) : (F IF O/∞/∞)

with Ls = 4 passengers, Lq = 1 passenger, Ws = 11 minutes 46 seconds and

Wq = 0,049 minutes. Then, the queueing model for local destination ticket

counters is (M/G/1) : (F IF O/∞/∞) with L

s = 2 passengers, Lq = 1

passe-nger, Ws = 0,0,921 minutes and Wq = 0,533 minutes. Finally, ticket checking

process (boarding) is (G/G/2) : (F IF O/∞/∞) with L

s = 1 passenger, Lq =

(8,802x10−4) passengers, W

s = 0,192 minutes and Wq = (9,009x10−4). The

calculation in four performance indicators showed that the queueing system of Balapan Solo Train Station is well managed.

(5)

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk

(6)

MOTO

”Semua orang tidak perlu menjadi malu karena pernah berbuat kesalahan, selama ia

menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya.”

(7)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam selalu dihaturkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penulis menyadari bahwa terwujudnya skripsi ini berkat dorongan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, terutama kepada

1. Drs. Isnandar Slamet, M.Sc., Ph.D. sebagai Pembimbing I yang telah mem-berikan bimbingan materi serta penulisan dalam skripsi ini.

2. Supriyadi Wibowo, S.Si., M.Si. sebagai Pembimbing II yang telah membe-rikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Surakarta, Januari 2016

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL . . . i

HALAMAN PENGESAHAN . . . ii

ABSTRAK . . . iii

ABSTRACT . . . iv

PERSEMBAHAN . . . v

MOTO . . . vi

KATA PENGANTAR . . . vii

DAFTAR ISI . . . x

DAFTAR GAMBAR . . . xi

DAFTAR TABEL . . . xii

I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Masalah . . . 1

1.2 Perumusan Masalah . . . 2

1.3 Tujuan . . . 3

1.4 Manfaat . . . 3

(9)

2.2.5 Distribusi Eksponensial . . . 11 4.1 Sistem Antrian pada Pelayanan Tiket Kereta Api di Stasiun Solo Balapan . . . 19

4.1.1 Bagian Loket Pemesanan Tiket, Ubah Jadwal, dan Pemba-talan Tiket . . . 20

4.1.2 Bagian Cetak Tiket Mandiri (CTM) . . . 20

4.1.3 Bagian Loket KA Lokal . . . 21

4.1.4 Bagian Pemeriksaan Tiket (Boarding). . . 22

4.2 Deskriptif Data . . . 22

(10)

4.3.4 Ukuran Kinerja Sistem . . . 29

4.6 Analisis Antrian Bagian Pemeriksaan Tiket (Boarding) . . . 40

(11)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Alur single channel single phase . . . 8

2.2 Alur multiple channel single phase . . . 8

2.3 Alur multiple channel multiple phase . . . 9

2.4 Alur single channel multiple phase . . . 9

4.1 Alur loket pemesanan tiket, ubah jadwal, dan pembatalan tiket . 20 4.2 Alur bagian cetak tiket mandiri (CTM) . . . 21

4.3 Alur bagian loket KA lokal . . . 21

(12)

DAFTAR TABEL

4.1 Data banyaknya kedatangan, banyaknya pelayanan, dan lama waktu pelayanan bagian loket pemesanan tiket, ubah jadwal, dan pem-batalan tiket . . . 23 4.2 Data banyaknya kedatangan, banyaknya pelayanan, dan lama waktu

pelayanan bagian cetak tiket mandiri (CTM) . . . 24 4.3 Data banyaknya kedatangan, banyaknya pelayanan, dan lama waktu

pelayanan bagian loket KA lokal . . . 25 4.4 Data banyaknya kedatangan, banyaknya pelayanan, dan lama waktu

pelayanan bagian pemeriksaan tiket (boarding) . . . 26 4.5 Ukuran kinerja sistem antrian pada bagian loket pemesanan tiket,

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Fenomena menunggu bukan hal yang baru dalam kehidupan nyata. Antri-an merupakAntri-an suatu kejadiAntri-an yAntri-ang biasa dalam kehidupAntri-an sehari-hari. PelAntri-anggAntri-an mengantri di depan loket kereta api, loket bank, kasir supermarket merupakan contoh dari sebuah antrian. Antrian terjadi karena kebutuhan layanan melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan atau fasilitas pelayanan. Menurut Siagian [6] antrian adalah suatu garis tunggu dari pelanggan yang memerlukan pelayanan dari satu atau lebih pelayanan (fasilitas layanan). Teori antrian dikembangkan oleh A.K. Erlang pada tahun 1909. Erlang melakukan eksperimen tentang fluk-tuasi permintaan fasilitas telepon yang berhubungan dengan automatic dialing equipment yaitu penyambungan telepon secara otomatis. Setelah itu Erlang te-rus melakukan penelitian-penelitian dengan menggunakan teori antrian.

(14)

menggunakan jasa kereta api untuk perjalananya. Permasalahan yang timbul seperti kemacetan, kecelakaan, transportasi biaya tinggi, keamanan, perbaikan fasilitas kereta api dan tingkat efisiensi jalan menjadi alasan kepuasan masyara-kat untuk beralihnya menggunakan kereta api. Dengan banyaknya masyaramasyara-kat yang menggunakan fasilitas tersebut semakin ramai stasiun dikunjungi pembeli tiket kereta api. Hal ini dapat dilihat dari antrian pelayanan pada loket-loket ke-reta api. Selain itu, semakin berkembangnya teknologi PT Keke-reta Api Indonesia menerapkan kebijakan-kebijakan baru tentang pelayanan kereta api diantaranya dengan pembelian tiket via on line dan diberlakukannya boarding pass dengan maksud pelanggan tidak akan berlama-lama di area peron.

Pada umumya pelanggan akan mengambil nomor antrian yang sudah dise-diakan, setelah itu mengisi form pembelian tiket dan menunggu antrian untuk dipanggil. Pelanggan yang melakukan pembelian tiket kereta api dengan sis-tem on line bisa langsung menukarkan tiket pada bagian cetak tiket mandiri (CTM) dengan memasukkan kode pemesanan pada mesin cetak tiket. Setelah mendapatkan tiket pelanggan menunggu antrian pelayanan pemeriksaan tiket pada peron. Pelanggan yang boleh masuk di area peron hanya pelanggan dengan keberangkatan kereta api waktu itu saja. Lama waktu menunggu pelanggan yang mendapatkan pelayanan berbeda-beda, sesuai dengan cepat lambatnya pelayan-an ypelayan-ang diberikpelayan-an dpelayan-an juga bpelayan-anyaknya fasilitas pelaypelayan-anpelayan-an ypelayan-ang tersedia (Yustiti dan Rusgiyono [11]).

(15)

1. Bagaimana menentukan model antrian yang tepat untuk sistem pelayanan bagian loket pemesanan tiket, ubah jadwal, dan pembatalan tiket, bagian cetak tiket mandiri (CTM), bagian loket KA lokal, dan bagian pemeriksaan tiket (boarding) di Stasiun Solo Balapan?

2. Bagaimana menentukan ukuran-ukuran kinerja sistem antrian bagian loket pemesanan tiket, ubah jadwal, dan pembatalan tiket, bagian cetak tiket mandiri (CTM), bagian loket KA lokal, dan bagian pemeriksaan tiket (bo-arding) di Stasiun Solo Balapan?

1.3

Tujuan

Tujuan penulisan skripsi ini adalah

1. menentukan model antrian yang tepat untuk menggambarkan keadaan an-trian bagian loket pemesanan tiket, ubah jadwal, dan pembatalan tiket, bagian cetak tiket mandiri (CTM), bagian loket KA lokal, dan bagian pe-meriksaan tiket(boading) di Stasiun Solo Balapan, dan

Referensi

Dokumen terkait

Setelah konsep dipilih pada saat pengaplikasiannya harus sesuai dengan keinginan dan kebutuhan klien serta memperhatikan fungsi dan jenis aktivitas yang ada di suatu

keterampilan, keaktifan dan antusias serta semangat siswa pada saat proses belajar maengajar, ini disebabkan siswa merasa senang dan tertarik pada saat mengikuti pembelajaran

Candida albicans adalah jamur paling sering menyebabkan keputihan. Beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan infeksi.. jamur Candida sp. seperti pemakaian obat

SMA Negeri 1 Klaten telah memiliki tempat ibadah yang cukup memadai, yaitu mushola untuk peserta didik laki-laki dan mushola untuk peserta didik perempuan

Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui apakah metode mind mapping dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share berpengaruh terhadap kemampuan

Penelitian dilakukan untuk mengkaji pengaruh lama fermentasi dengan kultur mikroorganisme campuran (KMC) terhadap komposisi kimiawi limbah kubis (Brassica oleraceae)..

u!lei yang mengandung nomor ajaib proton atau neutron menunjukkan stabilitas yang sangat tinggi, dibandingkan dengan inti mengandung satu nukleon lebi dari jenis

Aku teringat saat bertanya kepada ibu ku sendiri (yang pertalian darahnya begitu berarti segala­galanya), “Ji­ ka si anu bukan keluarga kita, akankah aku meng hormati nya sampai