• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEER ASSESSMENT DALAM PENILAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP PADA KONSEP KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PEER ASSESSMENT DALAM PENILAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP PADA KONSEP KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PEER ASSESSMENT DALAM PENILAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

PADA KONSEP KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Biologi Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

DESY MEGAWATI 0809109

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

(2)

Desy Megawati, 2013

2013

Penerapan Peer Assessment Dalam

Penilaian Kemampuan Komunikasi

Siswa SMP Pada Konsep

Keanekaragaman Makhluk Hidup

Oleh Desy Megawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Desy Megawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN PEER ASSESSMENT DALAM PENILAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP

PADA KONSEP KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP

Oleh: Desy Megawati

0809109

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. Hj. Sri Anggraeni, M.Si.

Pembimbing II

Dra. Yanti Hamdiyati, M.Si.

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

Dr. H. Riandi, M.Si. NIP. 195801261987032001

NIP. 196611031991012001

(4)

i Desy Megawati, 2013

Abstrak

Penelitian ini mendeskripsikan penerapan peer assessment dalam penilaian kemampuan komunikasi siswa SMP pada konsep keanekaragaman makhluk hidup. Sampel penelitian terdiri dari satu kelas siswa kelas satu SMP yang berjumlah 27 siswa. Data penelitian diperoleh melalui angket, observasi, membandingkan hasil penilaian observer dengan hasil penilaian siswa terhadap presentasi lisan siswa, dan wawancara guru. Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap latihan dan tahap implementasi peer assessment. Siswa diminta menyampaikan presentasi lisan secara berkelompok yang dinilai secara berkelompok menggunakan lembar penilaian presentasi. Hasil penelitian menunjukkan peer assessment dapat dilaksanakan sesuai dengan tahapan prosedur peer assessment yang ditentukan dan sikap siswa positif dalam melakukan peer assessment. Rata-rata keseluruhan kesesuaian hasil penilaian siswa dan observer, yaitu 65,5% yang menunjukkan kemampuan siswa dalam melakukan peer assessment dalam menilai presentasi termasuk ke dalam kategori baik. Kendala yang dihadapi diantaranya, yaitu masih adanya kesalahan prosedur oleh siswa dalam melakukan peer assessment, keterbatasan waktu pembelajaran, dan situasi kelas yang terkadang kurang kondusif. Guru dan siswa memberikan tanggapan yang positif terhadap penerapan peer assessment.

(5)

Abstract

The study described the implementation of peer assessment in assessing communication skills of junior high school students on biodiversity concept. The sample was a first grade junior high school class consists of 27 students. The data was collected through questionnaire, observation, comparing observer marks with students’ marks in assessing students’ oral presentation, and teacher interview. The study was carried out in two phases, the training phase and the implementation phase of peer assessment. Students were asked to give an oral presentation in groups that assessed by groups using oral presentation peer assessment sheet. The result of this study showed that peer assessment can be implemented appropriate with the peer assessment procedure given and students’ attitude in doing peer assessment was positive. The overall average value of assessment result between students and observer was 65,5% that showed student ability in using peer assessment in assessing communication skills was good. In addition, the obstacles involved were about the existence of procedural errors made by students in doing peer assessment, the limited of time allocation, and the less conducive of class situation. Both teacher and students had positive response toward peer assessment implementation.

(6)

iv Desy Megawati, 2013

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Pertanyaan Penelitian ... 4

D. Batasan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II PEER ASSESSMENT DALAM PENILAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA KONSEP KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP A. Peer Assessment ... 7

B. Kemampuan Komunikasi dalam Kehidupan Sehari-hari ... 11

C. Pembelajaran Berbasis Inkuiri ... 14

D. Konsep Klasifikasi Tumbuhan ... 18

(7)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional ... 30

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 31

C. Instrumen Penelitian ... 31

D. Pengumpulan Data ... 33

E. Prosedur Penelitian ... 34

F. Analisis Data ... 38

G. Alur Penelitian ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41

B. Pembahasan ... 52

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65

LAMPIRAN-LAMPIRAN A. Instrumen Penelitian ... 69

B. Data Hasil Penelitian ... 87

C. Perizinan Penelitian ... 92

(8)

vi Desy Megawati, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1. Perbandingan Proses Pembelajaran Konvensional dan Beberapa Tipe

Pembelajaran Berbasis Inkuiri ... 17

2.2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Berkaitan dengan Konsep Klasifikasi Tingkat SMP ... 18

2.3 Kegiatan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Inkuiri Terstruktur ... 29

3.1. Kisi-kisi Rubrik Penilaian Presentasi ... 32

3.2. Kisi-kisi Pengumpulan Data ... 34

3.3. Kategorisasi Kesesuaian Hasil Penilaian ... 39

3.4. Kategorisasi Hasil Angket Siswa ... 39

4.1. Kesesuaian Hasil Penilaian Tiap Kelompok Siswa dengan Observer ... 48

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1. Beberapa Jenis Tumbuhan Lumut ... 22

2.2. Beberapa Jenis Tumbuhan Paku ... 24

2.3. Beberapa Jenis Tumbuhan Berbiji ... 27

3.1. Desain Kegiatan Peer Assessment ... 37

3.2. Bagan Alur Penelitian ... 40

4.1. Pemahaman Siswa Terhadap Prosedur dan Kriteria Penilaian ... 45

4.2. Sikap Siswa Saat Melakukan Peer Assessment ... 47

4.3. Tanggapan Siswa Terhadap Pelaksanaan Peer Assessment ... 51

(10)

viii Desy Megawati, 2013

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

A.1. Rencana Pelaksanaan Penelitian (RPP) ... 69

A.2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 80

A.3 Rubrik Penilaian Presentasi ... 81

A.4. Angket Siswa ... 84

A.5. Pedoman Wawancara Guru ... 86

B.1. Hasil Peer Assessment Siswa ... 87

B.2. Hasil Angket Siswa ... 90

B.3. Hasil Wawancara Guru ... 91

C.1. Surat Izin Penelitian ... 92

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berkomunikasi seperti berbicara, menulis, menggambar, atau

menunjukkan sesuatu tidak hanya merupakan suatu cara untuk mengungkapkan

ide atau gagasan, tetapi membantu mengetahui apa yang dipikirkan dan

dipahami (Harlen, 1993). Dengan demikian kegiatan berkomunikasi penting

dalam suatu pembelajaran. Dalam pembelajaran IPA, keterampilan

berkomunikasi merupakan salah satu bagian dari keterampilan proses sains

(Harlen, 1993). Keterampilan berkomunikasi bagi siswa tidak hanya diperlukan

selama pembelajaran di dalam kelas, akan tetapi dapat menjadi bekal

keterampilan siswa untuk berinteraksi di dalam masyarakat.

Keterampilan berbicara merupakan salah satu bagian dari keterampilan

berkomunikasi selain keterampilan mendengarkan dan menulis. Saat ini,

keterampilan berbicara ini telah mulai dilatihkan pada siswa dalam

pembelajaran di sekolah-sekolah salah satunya melalui kegiatan presentasi

lisan.

Presentasi yang disampaikan oleh siswa umumnya akan dinilai oleh

guru. Penilaian ini penting salah satunya untuk mengukur kemampuan siswa

(Arikunto, 2005). Di samping itu, ketika siswa dinilai, siswa dapat memperoleh

(12)

2

Desy Megawati, 2013

siswa termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya. Namun, seringkali

dalam penilaian yang dilakukan oleh guru, siswa hanya terfokus pada nilai

yang diberikan tanpa mencari feedback yang sesungguhnya (Armstrong, 2012)

dan seringkali siswa dikendalikan oleh keinginan untuk memperoleh nilai yang

tinggi (Becker et al. dalam Liu dan Carless, 2006). Dengan kata lain, siswa

hanya berusaha mengejar nilai yang tinggi.

Menurut Liu dan Carless (2006), sebenarnya dalam suatu proses

penilaian terdapat aspek pembelajaran yang dapat dikembangkan, yaitu salah

satunya pada peer assessment yang Liu dan Carless percayai lebih menekankan

pada proses pembelajaran daripada penilaian. Dalam peer assessment siswa

menilai pekerjaan atau kemampuan siswa lain (Bostock, 2000). Dengan

memberikan komentar mengenai pekerjaan temannya, siswa secara tidak

langsung dapat mengembangkan standar untuk pekerjaannya sendiri (Nicol dan

MacFarlane-Dick dalam Liu dan Carless, 2006). Dengan demikian, siswa tidak

hanya sekedar memperoleh dan mengetahui nilai yang menunjukkan

kemampuannya, tetapi siswa juga belajar menilai pekerjaan orang lain

sekaligus pekerjaannya sendiri.

Peer assessment melibatkan siswa dalam proses penilaian. Falchikov

(2003) menyatakan bahwa dengan melibatkan siswa dalam kegiatan penilaian

dapat meningkatkan proses pembelajaran dengan memberikan tanggung jawab

pada siswa atas segala hal yang menyangkut pembelajarannya. Adanya

keterlibatan tersebut menjadikan siswa berperan aktif dalam melaksanakan

(13)

3

Hal tersebut menjadikan siswa lebih menyadari pembelajaran yang

dilakukannya.

Manfaat yang diperoleh dari peer assessment tersebut menjadikan peer

assessment sebagai salah satu bentuk penilaian yang direkomendasikan dalam

pembelajaran berbasis inkuiri yang mengarahkan siswa untuk aktif dalam

menemukan suatu konsep pembelajaran (Cleland dan Walton, 2012;

Macdonald, 2005). Hal ini seperti yang dinyatakan Macdonald (2005), bahwa

pembelajaran berbasis inkuiri mengarahkan siswa menjadi lebih mandiri

dengan memberikan siswa tanggung jawab atas pembelajarannya sendiri, maka

perlu pula bagi siswa untuk juga lebih mandiri dalam memutuskan apakah

mereka telah mencapai pembelajaran yang diharapkan.

Karakteristik pembelajaran berbasis inkuiri yang diantaranya, yaitu

memunculkan permasalahan dari siswa dan siswa mengkomunikasikan hasil

temuan (National Science Education Standards dalam American Chemical

Society, 2007) dapat memunculkan kemampuan komunikasi siswa. Selain itu,

adanya diskusi dalam kelompok pada pembelajaran berbasis inkuiri juga dapat

memunculkan kemampuan komunikasi siswa. Dengan siswa mengajukan

pertanyaan, menyampaikan hasil temuannya dan berdiskusi, siswa telah

mengungkapkan apa yang dipikirkannya dengan cara berkomunikasi.

Oleh karena itu, berdasarkan beberapa hal yang telah dipaparkan di

atas, maka dalam penelitian ini akan diteliti bagaimanakah penerapan peer

assessment dalam penilaian kemampuan komunikasi siswa melalui

(14)

4

Desy Megawati, 2013

siswa tingkat SMP. Pembelajaran berbasis inkuiri terstruktur dipilih untuk

menyesuaikan dengan siswa yang mungkin belum terbiasa dengan

pembelajaran berbasis inkuiri. Hal ini seperti yang disarankan oleh Lane

(2007), yaitu untuk menerapkan pembelajaran berbasis inkuiri secara efektif,

siswa harus diperkenalkan dan dibiasakan perlahan dimulai dari tingkat inkuiri

dasar. Penelitian dilakukan pada pembelajaran mengenai konsep

keanekaragaman makhluk hidup melalui pembelajaran berbasis inkuiri. Konsep

keanekaragaman makhluk hidup akan dapat memunculkan banyak pertanyaan

yang akan dapat dijawab setelah siswa berinkuiri karena seperti yang

dinyatakan Towns dan Sweetland (2008) bahwa pembelajaran berbasis inkuiri

merupakan suatu pendekatan yang mengajak siswa untuk menjelajahi materi

akademik dengan bersikap, menyelidiki, dan menjawab pertanyaan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan

masalah untuk penelitian ini adalah: “Bagaimana penerapan peer assessment

dalam penilaian kemampuan komunikasi siswa SMP pada konsep

keanekaragaman makhluk hidup?”

C. Pertanyaan Penelitian

Untuk lebih memperjelas rumusan masalah, maka dimunculkan

(15)

5

1. Bagaimana pelaksanaan peer assessment dalam penilaian komunikasi

siswa SMP pada konsep keanekaragaman makhluk hidup?

2. Bagaimana kemampuan siswa dalam melakukan peer assessment dalam

penilaian komunikasi siswa SMP pada konsep keanekaragaman makhluk

hidup?

3. Kendala apakah yang muncul dalam pelaksanaan peer assessment dalam

penilaian komunikasi siswa SMP pada konsep keanekaragaman makhluk

hidup?

4. Bagaimana tanggapan siswa dan guru setelah diterapkan peer assessment

dalam penilaian komunikasi siswa SMP pada konsep keanekaragaman

makhluk hidup?

D. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada beberapa hal, yaitu:

1. Kemampuan komunikasi yang dinilai dalam penelitian meliputi

kemampuan menyampaikan presentasi lisan.

2. Materi yang menjadi pokok bahasan pada konsep keanekaragaman

makhluk hidup dibatasi pada konsep klasifikasi tumbuhan.

3. Peer assessment diterapkan dalam pembelajaran berbasis inkuiri

(16)

6

Desy Megawati, 2013

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini, yaitu mendeskripsikan penerapan peer

assessment dalam penilaian kemampuan komunikasi siswa SMP pada konsep

keanekaragaman makhluk hidup.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini,

diantaranya, yaitu:

1. Bagi guru

Guru memperoleh rujukan dalam melakukan penilaian pada kegiatan

pembelajaran dan memperoleh gambaran mengenai penerapan peer assessment

pada kegiatan pembelajaran.

2. Bagi siswa

Siswa memperoleh pengalaman dalam melakukan penilaian dan dinilai

oleh teman dan memperoleh feedback berupa hasil penilaian, saran, dan kritik

yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi.

3. Bagi peneliti lain

Peneliti lain dapat menjadikan penelitian ini sebagai salah satu sumber

informasi mengenai penerapan peer assessment yang telah diterapkan sehingga

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini akan

mendeskripsikan mengenai implementasi peer assessment dalam penilaian

komunikasi siswa melalui pembelajaran inkuiri terstruktur pada konsep

keanekaragaman makhluk hidup.

A. Definisi Operasional

1. Kemampuan komunikasi siswa adalah skor yang menunjukkan

kemampuan siswa dalam melakukan presentasi lisan yang dinilai melalui

peer assessment berdasarkan kriteria penilaian tertentu pada konsep

klasifikasi tumbuhan. Kriteria presentasi lisan yang akan dinilai meliputi

organisasi, pengetahuan, media pendukung, metode penyampaian,

koordinasi kelompok, dan alokasi waktu.

2. Peer assessment adalah penilaian oleh sekelompok siswa terhadap

sekelompok siswa lainnya dalam satu kelas yang sama yang melakukan

presentasi secara lisan mengenai konsep klasifikasi tumbuhan berdasarkan

kriteria penilaian dalam bentuk lembar penilaian yang disertai dengan

(18)

31

Desy Megawati, 2013

3. Pembelajaran berbasis inkuiri terstruktur adalah model pembelajaran yang

menuntut siswa untuk melakukan suatu pengamatan berdasarkan

pertanyaan dan prosedur yang ditentukan oleh guru di mana pengambilan

data, analisis data, dan kesimpulan akhir disusun oleh siswa mengenai

konsep klasifikasi tumbuhan. Hasil pengamatan dikomunikasikan oleh

siswa melalui kegiatan presentasi lisan yang dinilai oleh siswa lain

menggunakan lembar penilaian presentasi.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Bandung. Dalam pembelajaran

biologi sehari-hari guru biasa memberikan tugas presentasi pada siswa. Hampir

seluruh ruangan kelas dilengkapi dengan perlengkapan in focus yang cukup

menunjang dalam kegiatan presentasi siswa. Subjek penelitian dalam penelitian

ini ialah siswa Kelas VII E SMP Negeri 2 Bandung.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut.

1. Angket tertutup berupa pilihan “ya-tidak” yang digunakan untuk

mengetahui pelaksanaan peer assessment yang tidak dapat teramati.

Hal-hal penting yang berlangsung selama penelitian berlangsung dicatat dalam

catatan peneliti.

2. Lembar penilaian presentasi yang telah diisi dan dihitung skornya

(19)

32

(Arikunto, 2006). Indeks Kesesuaian Kasar yang diperoleh digunakan

untuk mengungkap kemampuan tiap kelompok siswa dalam melakukan

peer assessment terhadap kemampuan presentasi

3. Catatan lapangan penelitian saat pelaksanaan penelitian digunakan untuk

mengetahui kendala dalam pelaksanaan penelitian.

4. Angket tertutup untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai penerapan

peer assessment dan pedoman wawancara guru yang digunakan untuk

mengetahui tanggapan guru mengenai penerapan peer assessment.

Tabel 3.1. Kisi-kisi Kriteria Penilaian Presentasi

Aspek yang Dinilai Indikator

Organisasi Presentasi disampaikan dengan urutan yang dapat dipahami.

Pengetahuan Penyaji memahami isi/materi presentasi. Media Pendukung Isi slide power point singkat dan jelas terbaca.

Metode Penyampaian:

suara, kontak mata, penggunaan bahasa,

gerak tubuh

Suara terdengar jelas saat menyampaikan presentasi. Kelompok penyaji tidak terkesan membaca slide power point atau catatan saat penyampaian presentasi. Kelompok penyaji berani berkontak mata dengan audiens.

Presentasi disampaikan dengan menggunakan kata atau bahasa yang mudah dipahami.

Kelompok penyaji menggunakan gerak tubuh atau ekspresi yang mendukung penjelasan.

Koordinasi Kelompok Semua anggota kelompok ikut terlibat dalam presentasi.

(20)

33

Desy Megawati, 2013

D. Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui beberapa cara, yaitu:

1. Pengisian lembar penilaian presentasi

Lembar penilaian presentasi diisi oleh siswa dan observer selama

kegiatan presentasi berlangsung pada implementasi peer assessment untuk

memperoleh hasil penilaian presentasi yang kemudian akan diolah.

2. Pengisian angket

Siswa diminta mengisi angket setelah implementasi peer assessment

selesai dilaksanakan.

3. Wawancara

Wawancara guru dilakukan setelah implementasi peer assessment

selesai dilaksanakan.

4. Observasi

Selama berlangsungnya pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan

observasi dan mencatat hal-hal penting di dalam catatan peneliti. Hal-hal yang

diobservasi terkait dengan situasi kelas dan perilaku siswa yang dapat teramati

selama pelaksanaan peer assessment berlangsung.

Untuk membantu menentukan data apa yang dicari, dari mana data

diperoleh, bagaimana data diperoleh, dan alat apa yang digunakan untuk

memperoleh data, maka dibuat suatu hubungan antara jenis data, sumber data,

(21)

34

suatu kisi-kisi pengumpulan data. Kisi-kisi pengumpulan data ditunjukkan

pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Kisi-kisi Pengumpulan Data

Data yang Diinginkan Sumber Data

Metode

peneliti Catatan peneliti

Siswa yang mengikuti kegiatan peer assessment

Pengisian angket

oleh siswa Angket

Guru yang ikut

peer assessment Wawancara

Pedoman

oleh siswa Angket

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian terdiri dari tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.

1. Tahap persiapan

Tahap persiapan penelitian meliputi penentuan permasalahan, studi

literatur yang berkaitan dengan permasalahan, dan penyusunan instrumen

(22)

35

Desy Megawati, 2013

dosen terlebih dahulu. Selain itu, dilakukan pula uji coba instrumen penelitian

pada siswa yang berada pada kelas yang berbeda dengan siswa pada kelas yang

dijadikan subjek penelitian. Instrumen penelitian yang diujicobakan ialah

kriteria penilaian presentasi kelompok, angket siswa, dan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) di kelas yang berbeda, yaitu kelas 7D SMP Negeri 2

Bandung.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan terdiri dari kegiatan latihan dan implementasi peer

assessment. Pada awal kegiatan latihan peer assessment, siswa diberi

penjelasan mengenai pengertian dan prosedur peer assessment. Siswa juga

diberi penjelasan mengenai kriteria penilaian yang akan digunakan saat menilai

presentasi. Setelah itu, siswa secara berkelompok diminta mempraktikkan peer

assessment terhadap presentasi sesuai prosedur yang telah dijelaskan.

Presentasi dilakukan secara berkelompok dan akan dinilai pula secara

berkelompok. Penilaian dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

Pada pertemuan berikutnya, siswa belajar mengenai konsep klasifikasi

tumbuhan melalui pembelajaran berbasis inkuiri terstruktur. Siswa di dalam

kelas dibagi menjadi lima kelompok. Pada pembelajaran berbasis inkuiri

terstruktur siswa akan menjawab pertanyaan terkait konsep klasifikasi

tumbuhan. Pertanyaan ditentukan di awal pembelajaran berdasarkan

pengamatan awal siswa terhadap beberapa spesimen tumbuhan yang dibagikan

pada tiap kelompok. Spesimen tumbuhan yang dibagikan pada tiap kelompok

(23)

36

(tumbuhan paku), sidagori (tumbuhan berbiji), dan bunga pukul empat

(tumbuhan berbiji). Spesimen tumbuhan yang diamati berupa satu tubuh

tumbuhan utuh. Pertanyaan yang telah ditentukan dijawab melalui kegiatan

pengamatan terhadap spesimen tumbuhan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan

di dalam lembar kerja siswa yang diberikan oleh guru.

Pada kegiatan pengamatan, siswa diminta mengamati spesimen

tumbuhan terkait beberapa hal yang meliputi: 1) bagian akar, batang, dan daun

yang telah dapat dibedakan atau belum dapat dibedakan, 2) ujung daun muda

yang menggulung atau tidak, 3) ada atau tidaknya spora, 4) letak spora yang

berada pada daunnya atau pada suatu tangkai, dan 5) ada atau tidaknya biji.

Selain itu, siswa pun diminta untuk menggambarkan tumbuhan dan siklus

hidup tumbuhan yang diamatinya pada lembar kerja siswa serta menuliskan

contoh lain dari kelompok tumbuhan yang diamati. Di akhir pembelajaran,

siswa diminta untuk mempersiapkan presentasi secara berkelompok mengenai

kelompok tumbuhan yang telah diamati untuk disajikan di pertemuan

berikutnya.

Pada pertemuan selanjutnya, masing-masing kelompok diminta

mempresentasikan hasil pengamatannya di pembelajaran sebelumnya. Setiap

kelompok siswa diminta pula untuk melakukan peer assessment untuk menilai

presentasi setiap kelompok yang tampil. Penilaian peer assessment dilakukan

dengan cara mengisi lembar penilaian sesuai dengan petunjuk yang telah

dijelaskan sebelumnya. Setiap akhir presentasi satu kelompok, satu kelompok

(24)

37

Desy Megawati, 2013

Gambar 3.1. Desain Kegiatan Peer Assessment

terhadap kelompok yang tampil. Setiap kelompok mendapatkan giliran

menyampaikan komentar penilaian pada tiap presentasi kelompok yang

berbeda.

Keterangan: kelompok menyampaikan penilaian secara lisan

(25)

38

Setelah seluruh kelompok mempresentasikan hasil pengamatannya,

dilakukan diskusi kelas untuk membahas hasil pengamatan yang teah

dipresentasikan oleh tiap kelompok. Selanjutnya, siswa diminta untuk mengisi

angket berkaitan dengan implementasi peer assessment yang telah dilakukan.

Selain itu, dilakukan wawancara terhadap guru yang bersangkutan untuk

mengetahui tanggapan guru mengenai implementasi peer assessment.

F. Analisis Data

1. Menganalisis data hasil penilaian presentasi lisan

Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam melakukan peer

assessment, hasil penilaian yang dilakukan oleh siswa dibandingkan dengan

hasil penilaian yang dilakukan oleh observer dengan menghitung Indeks

Kesesuaian Kasar (IKK) (Arikunto, 2006).

Selanjutnya, kemampuan peer assessment siswa diinterpretasikan

dengan menggunakan kriteria yang disusun oleh peneliti berdasarkan prosedur

menurut Arikunto (2007), yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

IKK= Indeks kesesuaian kasar

n = Jumlah kode yang sama

(26)

39

Desy Megawati, 2013

Tabel 3.3. Kategorisasi Kesesuaian Hasil Penilaian

Persentase Kategori

81 – 100% Sangat Baik 61 – 80% Baik 41 – 60% Cukup 21 – 40% Kurang

0 – 20% Kurang Sekali

2. Menganalisis data angket

Data hasil angket siswa dihitung dengan menggunakan perhitungan

berdasarkan rumus :

Hasil dari perhitungan tersebut kemudian diinterpretasikan berdasarkan

menggunakan kriteria yang disusun oleh peneliti.

Tabel 3.4. Kategorisasi Hasil Angket Siswa

Persentase Kategori

1% - 49% Kurang dari separuhnya 50% Separuhnya 51%-99% Lebih dari separuhnya

100% Seluruhnya

3. Menganalisis data wawancara

Data wawancara yang telah diperoleh dari guru, selanjutnya direkap dan

diinterpretasikan.

4. Menganalisis catatan peneliti

Catatan peneliti selama penelitian berlangsung direkap dan

diinterpretasikan.

(27)

40

Penarikan kesimpulan Studi kepustakaan

Perumusan masalah

Kajian literatur dan diskusi dengan ahli mengenai

hal-hal terkait persiapan penelitian

Penyusunan instrumen penelitian (rubrik penilaian presentasi,

angket, pedoman wawancara guru, dan RPP

Penentuan subjek penelitian

Pengenalan dan pelatihan peer assessment pada siswa

Penerapan peer assessment melalui pembelajaran berbasis

inkuiri pada konsep klasifikasi tumbuhan

Pengumpulan data

Analisis data

G. Alur Penelitian

Secara garis besar, prosedur penelitian digambarkan dalam bagan alur

(28)

41

(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peer assessment dalam penilaian

kemampuan komunikasi siswa SMP pada konsep keanekaragaman makhluk

hidup dapat dilaksanakan sesuai dengan tahapan prosedur peer assessment

yang ditentukan dan sikap siswa positif dalam melakukan peer assessment.

Rata-rata keseluruhan kesesuaian hasil penilaian siswa dan observer, yaitu

65,5% yang menunjukkan kemampuan siswa dalam melakukan peer

assessment dalam menilai presentasi termasuk ke dalam kategori baik.

Dalam penerapan peer assessment untuk menilai kemampuan

komunikasi siswa melalui pembelajaran berbasis inkuiri terstruktur pada

konsep keanekaragaman makhluk hidup, terdapat beberapa kendala dalam

pelaksanaannya, yaitu masih ada siswa yang melakukan kesalahan prosedur

dalam menilai berkaitan dengan kurang tepatnya prosedur pemberian nilai oleh

kelompok dan kurang tepatnya waktu pengisian lembar penilaian serta adanya

keterbatasan waktu dalam pelaksanaan keseluruhan pembelajaran yang tidak

memungkinkan semua kelompok siswa menyampaikan hasil penilaiannya.

Kendala lainnya adalah situasi kelas yang kurang kondusif ketika pembelajaran

(30)

63

Desy Megawati, 2013

Baik guru maupun siswa menanggapi dengan positif mengenai

penerapan peer assessment yang telah dilakukan. Guru menyatakan penerapan

peer assessment dapat memotivasi siswa untuk berusaha lebih baik dalam

menunjukkan kemampuan dan pekerjaannya. Siswa menyatakan memperoleh

keuntungan dari peer assessment, yaitu mengetahui kemampuan kelompoknya

dalam menyampaikan presentasi dan menyatakan akan memperbaiki

kekurangannya. Namun, sebagian besar siswa masih merasa kesulitan dalam

memberikan penilaian dalam peer assessment.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran

yang dapat diajukan terkait penerpan peer assessment terhadap penilaian

presentasi siswa, yaitu sebagai berikut.

1. Dari pengisian angket, terdapat komentar siswa bahwa hasil peer

assessment dianggap kurang efektif. Untuk mengtisipasi hal ini, guru perlu

mengemukakan bahwa hasil penilaian siswa akan diuji kesesuaiannya

dengan hasil penilaian guru.

2. Berdasarkan pengalaman penerapan pembelajaran, waktu untuk presentasi

lebih lama dari yang direncanakan. Untuk mengantisipasi hal ini, dua hari

sebelum waktu presentasi, siswa diminta untuk mengumpulkan bahan

yang akan dipresentasikan sehingga waktu pertemuan hanya diisi oleh

kegiatan presentasi tidak lagi ada masalah mengenai kelengkapan

(31)

64

3. Dari penerapan peer assessment yang telah dilaksanakan, proses pengisian

lembar penilaian presentasi masih belum melibatkan seluruh anggota

kelompok seperti yang diharapkan. Hal ini dapat diantisipasi dengan

pembentukan kelompok siswa yang berdasarkan hasil sosiometri sehingga

(32)

65

American Chemical Society. (2007). Inquiry in Action Investigating Matter Through Inquiry. [Online]. Tersedia: http://www.inquiryinaction.org/pdf/InquiryinAction.pdf [7 Januari 2013].

Arikunto, S. (2005). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Armstrong, J. S. (2012). Natural Learning In Higher Education. Encyclopedia of the Sciences of Learning. Heidelberg: Springer.

Astagini, P. (2010). Penggunaan Analisis Fenetik Untuk Mengungkap Kemampuan Keterampilan Proses Siswa pada Pembelajaran Keanekaragaman Makhluk Hidup. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Ballantyne, R., et al. (2002). “Developing Procedures for Implementing Peer Assessment in Large Classes Using an Action Research Process”. Assessment & Evaluation in Higher Education, 27, 427-441.

Bell, R. L., et al. (2005). “Simplifying Inquiry Instruction”. National Science Teachers Association.

Bostock, S. (2000). Student Peer Assessment. [Online]. Tersedia: http://www.keele.org.uk/docs/bostock_peer_assessment.htm [ 21 Desember 2011].

(33)

66

Cheng, W. dan Warren, M. (2005). Peer Assessment of Language Proficiency. Language Testing, 22, (3), 93-121.

Cleland, J. dan Walton, G. (2012). “Online Peer Assessment: Helping to facilitate learning through participation”. Journal of Learning Development in Higher Education, (4).

Colburn, A. (2000). An Inquiry Primer. [Online]. Tersedia: www.experientiallearning.ucdavis.edu [16 Januari 2012].

Crane, L. dan Winterbottom, M. (2008). “Plants and Photosynthesis: Peer Assessment to Help Students Learn”. Journal of Biology Education, 42, 4.

Effendy, O. U. (2004). Dinamika Komunikasi. Cetakan Keenam. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Ertmer, P. A., et al. (2007). Using Peer Feedback to Enhance The Quality of Student Online Postings: An Exploratory Study. [Online]. Tersedia: http://jcmc.indiana.edu/vol12/issue2/ertmer.html [17 Desember 2012].

Falchikov, N. (2003). “Involving Students in Assessment”. Psychology Learning and Teaching, 3, (2), 102-108.

Ginanjar, I. (2008). Penerapan Peer Assessment pada Pembelajaran Kooperatif Materi Alat Indera Untuk Mengungkap Kecakapan Berkomunikasi Siswa. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Gokhale, A. A. (1995). “Collaborative Learning Enhances Critical Thinking”. Journal of Technology Education, 7, (1).

Harlen, W. (1993). The Teaching of Science. London: David Fulton Publishers.

Howard, D. R. dan Mikowski, J. A. (2005). “Using a Module-based Laboratory To Incoporate Inquiry Into a Large Cell Biology Course”. Cell Biology Education, 4, 249-260.

Ibrahim, I. S. (2009). Kecerdasan Komunikasi Seni Berkomunikasi Kepada Publik. Cetakan Kedua. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

(34)

67

Desy Megawati, 2013

Lane, J. L. (2007). Inquiry-Based Learning. [Online]. Tersedia: http://www.schreyerinstitute.psu.edu/pdf/ibl.pdf [20 Desember 2011].

Lie, L.Y. dan Angelique, L. (2003). Implementing Effective Peer Assessment. Centre for Development of Teaching and Learning, 6, (3), 6-9.

Liu, N. F. dan Carless, D. (2006). “Peer Feedback: The Learning Element of Peer Assessment”. Teaching in Higher Education. 11, (3), 279-290.

data/37892_Pages_from_Llewellyn_chap_1.pdf [2 September 2012].

Livingstone, D. dan Lynch, K. (2000). “Group Project Work and Student -centred Active Learning: two different experiences”. Studies in Higher Education, 25, (3), 325-345.

Macdonald, R. (2005). Assessment Strategies For Enquiry and

Problem-Based Learning. [Online]. Tersedia:

http://www.aishe.org/readings/2005-2/chapter9.pdf [19 Desember 2012].

Majdoddin, K. (2010). Peer assessment: An alternative to traditional testing. [Online]. Tersedia : www.mjal.org [10 Juli 2012].

McShane, Y. (2009). Oral Presentation Teaching and Assessment Rubric.

[Online]. Tersedia:

http://www.middlebury.edu/academics/resources/ctlr/olr/study/spe aking [21 November 2012].

Nayab, N. (2011). Comparing Various Forms of Communication. [Online]. Tersedia: http://www.brighthub.com/office/project-management/articles/79297.aspx [20 Juni 2012].

Noer, M. (2012). Presentasi Memukau. [Online]. Tersedia: http://cdn.presentasi.net/files/presentasi-memukau.pdf [20 September 2012].

(35)

68

Nulty, D. D. (2011). A Guide to Peer and Self Assessment Approaches and Practice Strategies for Academics. [Online]. Tersedia: http://www.griffith.edu.au/__data/assets/pdf_file/0016/142108/Gui dePeerSelfAssessment-Long.pdf [8 Januari 2013].

Pearce, J., et al. (2009). Involving Students In Peer Review Case Studies and Practical Strategies for Unuversity Teaching. [Online]. Tersedia:

http://www.cshe.unimelb.edu.au/resources_teach/teaching_in_pract ice/docs/Student_Peer_Review.pdf [17 Desember 2012].

Sluijsmans, D., et al. (1998). “Creating A Learning Environment By Using Self-, Peer-, and Co-Assessment”. Learning Environments Research, 1, (3), 293-319.

Solomon, E. P., et al. (2011). Biology. Ninth Edition. Belmont: Brooks/Cole, Cengage Learning.

Strijbos, J. W. dan Sluijsmans, D. (2010). Unravelling Peer Assessment: Methodological, Functional, and Conceptual Developments.

[Online]. Tersedia:

http://hal.archives-ouvertes.fr/docs/00/70/38/95/PDF/Strijbos_Sluijsmans_2010.pdf [10 Juli 2012].

Tjitrosoepoemo, G. (1994). Taksonomi Tumbuhan Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta. Cetakan Ketiga. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Topping, K. J. (2009). “Peer assessment”. Theory into Practice, 48, 20-27. Routledge Taylor & Francis Group.

Towns, R. dan Sweetland, J. (2008). Inspired Issue Brief: Inquiry-Based Teaching. [Online]. Tersedia: http://www.inspiredteaching.org/wp-content/uploads/impact-research-briefs-inquiry-based-teaching.pdf [25 November 2012].

Warner, A. J. dan Myers, B. E. (2008). What Is Inquiry-Based Instruction?

[Online]. Tersedia:

http://edis.ifas.ufl.edu/pdffiles/WC/WC07500.pdf [2 September 2012].

Zulharman. (2007). Self dan Peer Assessment Sebagai Penilaian Formatif

dan Sumatif. [Online]. Tersedia:

Gambar

Tabel
Gambar
Tabel 3.1. Kisi-kisi Kriteria Penilaian Presentasi
Tabel 3.2. Kisi-kisi Pengumpulan Data
+4

Referensi

Dokumen terkait

Robbins dan Mary Coulter (2012), McClelland dalam Don Hellriegeldan John W. Menyelesaikantu gasdenganbaikm eskipunbanyakk endala b. Menyukaipersai ngan yang sehat

Konsultasi dengan dosen pembimbing (selama/setelah ujian/sebelum liburan semester. Bawa KHS & transkrip sementara jika diperlukan). Konsultasi dilakukan sebelum liburan jika

Mijen Semarang). Pokok - Pokok Materi, Metodologi Penelitian dan Aplikasi. Bogor: Ghalia Indonesia. Azas - Azas Pendidikan Islām. Bandung: CV Dipenegoro. S., Trans.)

Penggunaan tema hemat energi adalah salah satu metoda dalam penerapan sustainable yang menjadi konsep renewal kawasan Pulo Brayan, dalam perancangan GDO Expo and Convention

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan model pembelajaran dalam upaya meningkatkan self-esteem siswa dalam pendidikan jasmani, olahraga dan

PENGARUH MODEL PROBLEM-BASED LEARNING DAN PROBLEM-SOLVING SKILLS TERHADAP PENINGKATAN SELF- ESTEEM SISWA KELAS VIII.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Desember 2014 di SDA Sei sirah, Besitang Hilir, Besitang Hulu dan Besitang Tengah, dengan menggunakan metode purposive sampling

Mobile Learning Sebagai Model Pembelajaran Alternatif Bagi Pemulihan Pendidikan Di Daerah Bencana Alam Gempa.