• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN INDIVIDUAL LEARNING PADA STANDAR KOMPETENSI MENGENDALIAN HAMA TANAMAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA APTN MANDIRI DI SMK NEGERI 2 SUBANG JAWA BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN INDIVIDUAL LEARNING PADA STANDAR KOMPETENSI MENGENDALIAN HAMA TANAMAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA APTN MANDIRI DI SMK NEGERI 2 SUBANG JAWA BARAT."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PENDEKATAN INDIVIDUAL LEARNING PADA

STANDAR KOMPETENSI MENGENDALIKAN HAMA TANAMAN

UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA APTN

MANDIRI DI SMK NEGERI 2 SUBANG

JAWA BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri

Oleh KARYONO

0811761

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

(2)

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PENDEKATAN INDIVIDUAL LEARNING PADA

STANDAR KOMPETENSI MENGENDALIKAN HAMA TANAMAN

UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA APTN

MANDIRI DI SMK NEGERI 2 SUBANG

JAWA BARAT

Oleh KARYONO

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Karyono 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN PENDEKATAN INDIVIDUAL LEARNING PADA STANDAR KOMPETENSI MENGENDALIKAN HAMA TANAMAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA APTN MANDIRI DI SMK

NEGERI 2 SUBANG JAWA BARAT

OLEH KARYONO

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING Pembimbing I,

Dra. Hj. Tati Abas, M.Si NIP. 19560201 198403 2001

Pembimbing II,

Dr. Sri Handayani, M.Pd NIP. 19660930 199703 2001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Teknologi Agroindustri

(4)

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Karyono (0811761). Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat. Jurusan Pendidikan Teknologi Agroindustri Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia.

Penelitian ini dilakukan karena pada umumnya kondisi pembelajaran yang kurang kondusif. Tingkat penguasaan khususnya pada standar kompetensi mengendalikan hama tanaman masih belum optimal, sehingga sebagian besar siswa belum mencapai nilai standar yang ditetapkan sekolah. Tujuannya adalah untuk untuk meningkatkan prestasi belajar pada standar kompetensi pengendalian hama tanaman. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen yang terdiri dari satu kelas kontrol dengan pembelajaran tanpa modul dan satu kelas eksperimen dengan pembelajaran menggunakan modul. Responden terbagi menjadi dua yaitu 27 orang kelompok kontrol dan 23 orang kelompok eksperimen yang merupakan siswa kelas XI mandiri Program Keahlian Agribisnis Produksi Tanaman dan Hortikultura (APTN) di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat. Alat pengumpul data menggunakan tes tertulis (pret test dan post test). Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa pembelajaran pendekatan individual learning dengan modul dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari adanya perbedaan yang signifikan dibandingkan pembelajaran tanpa modul. Nilai-gain pada kelas kontrol yang termasuk dalam kategori sedang lebih sedikit daripada yang berkategori rendah. Sebaliknya pada kelas eksperimen nilai gain yang termasuk dalam kategori tinggi lebih banyak daripada yang berkategori rendah.

(5)

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Karyono (0811761). Implementation of Individual Learning Approaches In Plant Pests Mengendalian Competency Standards to Increase Student Achievement APTN Self In SMK Negeri 2 Subang, West Java. Department of Agro-Industry Technology Educational Technology and Vocational Education Faculty of Education University of Indonesia. This research was conducted as generally unfavorable learning conditions. Particularly at the level of mastery of the competency standard pest control is still not optimal, so most students have not reached the standards set school grades. The goal is to improve academic achievement for the standard of competence to control plant pests. This study uses a quasi-experimental methods that consist of a single class with the control without learning module and a class experiment with using the learning module. Respondents were divided into two groups of 27 control and 23 experimental group that is independent of class XI students Program of Agribusiness Crop Production and Horticulture (APTN) in SMK Negeri 2 Subang, West Java. Data collection tool using a written test (pret test and post-test). Based on the research result that the learning approach with individualized learning modules to improve student achievement. It can be seen from the significant difference compared to learning without the module. Value-gain in the control classes are included in the category of less than low category. In contrast to the experimental class gain value in the high category more than low category.

(6)

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

2.3 Pendekatan PembelajaranIndividual Learning ... 9

2.4 Penggunaan Modul dalam Pembelajaran ... 13

2.5 Pembelajaran Konvensional ... 17

2.6 Hipotesis ... 20

4.1 Deskripsi DataPenelitian ... 36

(7)

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(8)

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Desain NonequivalentControl Group Design ... 22

2.2 Interpertasi Validitas Instrumen Tes ... 30

2.3 Kriteria Reliabilitas ... 31

2.4 Kriteria Tingkat Kesukaran ... 32

2.5 Klasifikasi Daya Pembeda ... 33

4.1 Hasil Analisis Data ... 38

4.2 Hasil Uji Homogenitas ... 38

4.3 Hasil Uji Hipotesis ... 39

4.4 Hasil Uji t Data Pre Test ... 65

4.5 Hasil Uji Homogenitas Data Post Test ... 66

4.6 Hasil Uji t Data Post Test ... 67

4.7 Hasil Uji Homogenitas Data Nilai Gain ... 68

(9)

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar

3.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 26 3.2 Data Perbandingan Hasil Belajar Siswa ... 37 3.3 Presentase Belajar Pre Test dan Post Test Kelas Kontrol

(10)

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 49

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 53

Lampiran 3. Kisi-kisi Instrumen ... 101

Lampiran 4. Hasil Uji Instrumen ... 105

Lampiran 5. Lembar Soal Tes dan Kunci Jawaban ... 120

Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa... 132

Lampiran 7. Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP ... 141

Lampiran 8. Modul Pembelajaran ... 150

Lampiran 9. Data Hasil Penelitian ... 210

Lampiran 10. Surat Keterangan Perizinan Penelitian ... 216

Lampiran 11. Kartu Bimbingan Skripsi ... 219

Lampiran 12. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran ... 228

(11)

1

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu usaha sadar yang disengaja dan terencana dalam mengantarkan manusia untuk menemukan pribadinya sebagai orang dewasa yang dapat berdiri sendiri dan penuh rasa tanggung jawab yang berdasarkan falsafah bangsa, sehingga dirinya mampu mengembangkan daya cipta, rasa dan karsanya demi kemajuan dan pengabdiannya kepada agama, bangsa dan negara. Pendidikan yang ada, di Indonesia terdiri dari berbagai bidang salah satunya yaitu pendidikan di bidang pertanian, hal ini sejalan dengan kondisi Indonesia yang merupakan negara agraris, oleh karena itu pendidikan pertanian merupakan aspek yang penting untuk diperhatikan. Sebagai langkah untuk meningkatkan pendidikan pertanian yaitu dengan adanya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pertanian.

Pendidikan sekolah menengah kejuruan merupakan jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu dan juga merupakan lembaga pendidikan yang mengupayakan untuk menghasilkan tenaga kerja pada tingkat menengah siap kerja yang memiliki keterampilan, terdidik, penuh kreativitas, dan memiliki wawasan luas dibidangnya, seperti dinyatakan dalam kurikulum SMK tahun 2010, yaitu:

1. Menyiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerjaserta mengembangkan sikap, profesional,

2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, mampu mengembangkan diri,

3. Menyiapkan peserta didik menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang,

4. Menyiapkan tamatan menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif.

(12)

2

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang kompeten sesuai bidangnya. Guru memiliki peranan penting dalam keberhasilan belajar peserta didik sebagai orang yang terlibat langsung dalam proses belajar mengajar. Pada saat PBM berlangsung didalam kelas, guru berusaha menggunakan strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (Student center) agar peserta didik dapat mandiri atau mengurangi ketergantungan pada guru, namum kenyataannya guru cenderung masih mendominasi,yakni aktivitas guru jauh lebih banyak dibandingkan dengan aktivitas peserta didik. Dewasa ini banyak teknologi pembelajaran yang sudah diterapkan di Sekolah Menengah Kejuruan, salah satunya adalah pembelajaran berbasis wirausaha seperti yang diterapkan di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat.

Sistem pembelajaran di SMK Negeri 2 subang Jawa Barat, yang dilaksanakan saat ini adalah peserta didik lebih dituntut belajar berproduksi dari mulai menanam sampai hasilnya dapat dijual. Metode pembelajaran seperti ini melatih peserta didik bekerja secara mandiri sehingga akan menghasilkan peserta didik yang mandiri dan kreatif peran guru dalam pembelajaran produktif bertugas memonitoring dan mengevaluasi serta memberi masukan kepada peserta didik pada saat peserta didik melakukan praktik. Penyelenggaraan pembelajaran di SMK bertujuan untuk mempersiapkan para lulusan dengan pemahaman pekerjaan dari dunia kerja dan keterampilan mengerjakan pekerjaan disamping pengetahuan secara teoritis untuk mendukung pembelajaran dan pengetahuan bekerja di lapangan. Guna mempersiapkan lulusan atau tamatan yang dapat memenuhi tuntutan profesional dunia kerja atau industri. Lulusan SMK selain dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia kerja juga dipersiapkan untuk dapat menjadi seorang wirausaha atau pengusaha yang mempunyai usaha sendiri sesuai bidangnya. Menjadi pengusaha merupakan alternatif pilihan yang tepat, dengan berwirausaha berarti dapat membuka lapangan kerja bagi diri sendiri dan menyediakan lapangan kerja bagi orang lain.

(13)

3

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ketidakseimbangan kegiatan pembelajaran antara pembelajaran berbasis produksi dengan pembelajaran yang dilakukan dikelas sehingga menyebabkan pemahaman peserta didik akan materi yang disampaikan menjadi kurang optimal. Pemberian materi biasanya dilakukan pada siang hari ketika peserta didik sedang istirahat atau setelah selesai produksi di lapangan, sehingga pada saat pembelajaran berlangsung peserta didik kurang konsentrasi karena cape dan mengantuk. Pembelajaran yang lain juga, kadang-kadang peserta didik hanya diberikan beberapa lembar materi dari guru tanpa dijelaskan terlebih dahulu oleh guru tersebut mengenai isi kandungannya. Hal ini disebabkan karena guru melihat jumlah peserta didik yang sedikit dan kondisional pembelajaran yang kurang kondusif sehingga peserta didik kurang berkonsentrasi dalam menerima pelajaran di kelas.

Hal ini yang melandasi penulis untuk melakukan penelitian ini dikarenakan dilihat dari Kriteria Kelulusan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah untuk jurusan Agribisnis Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura, yaitu 80. Sedangkan untuk nilai peserta didik pada mata diklat produktif khususnya standar kompetensi mengendalikan hama tanaman semester genap tahun ajaran 2011-2012 pada Program Keahlian Agribisnis Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura kelas XI mandiri menunjukkan 30% peserta didik memiliki nilai > 80, 70% peserta didik berada pada nilai < 80. Hal tersebut menunjukkan masih banyak peserta didik yang memperoleh nilai < 80 atau belum memenuhi angka Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah.

(14)

4

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

tersebut adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang baru yaitu penerapan pendekatan individual learning dengan menggunakan modul. Sesuai dengan karakter materi pelajaran yang akan disampaikan di dalam kelas, khususnya di kelas XI mandiri Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura pada standar kompetensi mengendalikan hama tanaman yang materi pelajarannya perlu dipahami secara mendalam. Alur pembelajaran pada penerapan pendekatan individual learning ini didalamnya terdapat bimbingan individu dalam belajar dan

latihan soal dengan menggunakan modul, sehingga peserta didik mampu mengerjakan soal dan belajar secara mandiri dirumah dengan modul. Oleh sebab itu, penulis melakukan penelitian tentang “Penerapan Pendekatan Individual

Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalikan Hama Tanaman Untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, muncul beberapa masalah yang memperkuat alasan mengapa permasalahan tersebut diangkat, yaitu:

1. Ketidakseimbangan antara pembelajaran produksi dengan pembelajaran dikelas pada Program Keahlian Agribisnis Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura.

2. Pemahaman dan penguasaan materi peserta didik pada standar kompetensi mengendalikan hama tanaman masih belum optimal.

3. Situasional pembelajaran yang kurang kondusif dikarenakan pembelajaran mengendalikan hama tanaman dilaksanakan setelah pembelajaran produktif di lapangan.

4. Sebagian besar peserta didik dalam pencapaian nilai pembelajaran mengendalikan hama tanaman belum mencapai nilai standar yang di tetapkan sekolah.

1.3 Batasan Masalah

(15)

5

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Subyek penelitian adalah peserta didik kalas XI mandiri program keahlian Agribisnis Produksi Tanaman dan Hortikultura (APTN) di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat.

2. Metode pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran tanpa modul untuk kelas kontrol dan pembelajaran menggunakan modul untuk kelas eksperimen.

3. Hasil belajar peserta didik dalam penelitian ini hanya meliputi aspek penguasaan materi (kognitif) yaitu pret test – post test selama kegiatan belajar mengajar menerapkan pendekatan individual learning dengan modul dan pembelajaran tanpa modul.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil belajar peserta didik yang menerapkan pendekatan individual learning dengan modul?

2. Bagaimana hasil belajar peserta didik yang tidak menggunakan modul? 3. Bagaimana perbedaan hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik antara

pembelajaran yang menggunakan modul dengan yang tidak menggunakan modul?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang diajukan. Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui gambaran hasil belajar peserta didik yang menerapkan pendekatan individual learning dengan modul pada standar kompetensi mengendalikan hama tanaman kelas XI mandiri Program Keahlian APTN di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat.

(16)

6

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Mengetahui perbedaan hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik antara pembelajaran yang menggunakan modul dengan yang tidak menggunakan modul.

1.6 Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Teoritis

Memberikan gambaran umum tentang tingkat penerapan pendekatan individual learning pada Standar Kompetensi Mengendalikan Hama

Tanaman untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat.

2. Praktis

a. Dapat digunakan referensi guru pengajar, bahwa penerapan pendekatan individual learning dapat meningkatkan prestasi siswa pada Standar

Kompetensi Mengendalikan Hama Tanaman dalam pembelajaran produktif.

b. Sebagai acuan dan arahan dalam meningkatkan mutu peserta didik yang memiliki standar kompetensi kejuruan nasional. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan ide-ide lain kepada peneliti lainnya.

1.7 Definisi Operasional

Guna menghindari salah penafsiran dalam ini, maka penulis menjelaskan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Pendekatan Individual Learning

(17)

7

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

memiliki kedudukan yang sentral, yang menjadi pusat pelayanan dalam pembelajaran (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 161).

2. Pengendalian Hama Tanaman

Pengendalian hama tanaman adalah teknik atau cara untuk mengendalikan hama. Hama yaitu binatang atau hewan yang secara kasat mata tampak jelas di lapangan atau suatu tempat tertentu dengan menimbulkan gejala serangan pada tanaman atau hasil tanaman pada tingkat yang melebihi batas ambang ekonomi. Pengendalian hama hama tanaman merupakan salah satu standar kompetensi yang harus dikuasai dalam melakukan produksi atau budidaya taaman. Tujuan utama pengendalian hama tanaman adalah mengendalikan cara kerja atau serangan hama agar pertumbuhan tanaman tumbuh secara optimum sehingga dapat meningkatkan hasil panen.

3. Prestasi Belajar Siswa

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan siswa akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam dirinya. Hasil-hasil yang diperoleh siswa dapat diukur atau diketahui berdasarkan perbedaan prilaku sebelum atau sesudah dilakukan kegiatan pembelajaran.

(18)

22

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III Keahlian Agribisnis Produksi Tanaman dan Hortikultura (APTN) kelas Mandiri. Alasan penulis memilih sampel penelitian di SMK Negeri 2 Subang karena merupakan salah satu sekolah di Jawa Barat yang mengembangkan Program Agribisnis Produksi Tanaman dan Hortikultura (APTN) kelas Mandiri, selain itu peneliti melaksanakan Praktik Pelatihan Profesi (PLP) di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat.

3.2 Desain Penelitian

Berdasarkan metode penelitian yang dijelaskan di atas, untuk menyelaraskan metode tersebut dengan desain penelitian yang digunakan, maka desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design, yaitu penelitian dengan menggunakan desain penelitian pret test dan post test group eksperimen dan group kontrol yang tidak dipilih secara acak.

Adapun desain penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut:

Tabel 2.1

Desain Nonequivalent Control Group Design

Group/Kelas Pre test Perlakuan

(19)

23

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Q1k = Pret test yang akan diberikan pada kelas kontrol

Q2e = Post test yang akan diberikan pada kelas eksperimen

Q2k = Post test yang akan diberikan pada kelas kontrol

Q1e = Pembelajaran dengan modul yang diberikan terhadap kelas eksperimen

Q1k = Pembelajaran tanpa modul yang diberikan terhadap kelas kontrol

Berdasarkan desain penelitian pada tabel 2.1, penelitian ini dilakukan pada dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan dengan penerapan pendekatan individual learning yaitu dengan menggunakan modul dan kelompok kontrol dengan tanpa menggunakan modul.

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mengetahui suatu objek dalam suatu penelitian. Dimana metode ini digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari suatu penelitian yang dilakukan. Sugiyono (2007: 72)

berpendapat bahwa “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Sehubungan dengan penjelasan tersebut, maka dalam penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian dari penerapan pendekatan individual learning dengan menggunakan modul dalam proses pembelajaran,

dimana penerapan tersebut dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar peserta didik antara kelompok yang menggunakan sistem pembelajaran menggunakan modul dengan sistem pembelajaran tanpa menggunakan modul pada standar kompetensi mengendalikan hama tanaman.

(20)

24

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu a. Perencanaan tindakan

Langkah-langkah perencanaan tindakan yang disusun oleh peneliti meliputi kegiatan sebagai beikut:

1) Permohonan izin kepada kepala sekolah dan guru kelas 2) Mengadakan penelitian awal untuk mempeoleh data

3) Memperkenalkan pendekatan pembelajaran yang dianggap lebih efektif untuk pencapaian indikator

4) Menyusun rencana pembelajaran dengan penerapan pendekatan individual learning dengan menggunakan modul

5) Menyiapkan instumen pengumpul data untuk digunakan dalam pelaksanaan tindakan

b. Pelaksanaan tindakan

1) Tahap pertama memberikan tes awal (pret test) pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, untuk mengetahui hasil belajar peseta didik sebelum pembelajaran pada standar kompetensi mengendalikan hama tanaman

2) Memberikan perlakuan (treatment) dengan melaksanakan poses pembelajaran pada kelas ekspeimen pendekatan individual leanring dengan modul dan pada kelas kontrol pembelajaran tanpa modul

3) Memberikan tes akhir (post test) pada kelas kontrol dan eksperimen untuk mengetahui hasil belajar peserta didik atau prestasi peserta didik setelah pembelajaran standar kompetensi mengendalikan hama tanaman. Apabila tujuan pembelajaran belum tercapai pada siklus pertama, maka dilanjutkan pada siklus berikutnya.

c. Analisis data

(21)

25

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3.4 Variabel Penelitian

Arikunto (2006: 118) menyatakan bahwa “Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu perhatian”. Sedangkan menurut sugiyono (2012: 60) menyatakan bahwa “Variabel dapat definisikan sebagai atribut dari seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan orang lain atau satu dengan objek yang lain.

Adapun variabel–variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu: 1. Variabel eksperimen : pembelajaran individual learning dengan

menggunakan modul

2. Variabel kontrol : pembelajaran tanpa menggunakan modul

3.5 Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian dibuat untuk memperjelas langkah atau alur penelitian yang akan dilakukan dengan menggunakan kerangka penelitian sebagai tahapan kegiatan penelitian secara keseluruhan. Menurut Sugiyono (2012: 66) menjelaskan bahwa:

Paradigma penelitian merupakan pola berpikir yang menunjukkan hubungan variabel yang akan diteliti yang sekaligus jenis dan jumlah rumusan masalah yang akan dijawab penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.

(22)

26

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Skema Paradigma Penelitian

3.6 Data dan sumber data 1. Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa nilai hasil pre test dan post test yang bersumber dari peserta didik kelas XI mandiri Program Keahlian Agibisnis Poduksi Tanaman dan Hotikultura (APTN) SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat Tahun Ajaran 2012/2013 sebagai objek penelitian.

2. Sumber data

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2006: 129). Adapun sumber data yang digunakan adalah sumber data internal

Siswa/Peserta Didik

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Kemampuan Awal (Pret test) Kemampuan Awal (Pret test)

Pembelajaran Tanpa Menggunakan Modul

Pembelajaran Menggunakan Modul

(Perlakuan)

Hasil Belajar (Post test)

Hasil Belajar (Post test)

Analisis

(23)

27

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang bersumber dari peserta didik sendiri yaitu siswa-siswi kelas XI mandiri Program Keahlian APTN SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat.

3.7 Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian atau totalitas kelompok subjek baik manusia, gejala, nilai, benda-benda atau peristiwa yang menjadi sumber data untuk penelitian (Suharsimi Arikunto, 2010: 173). Dari pengertian tersebut populasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI mandiri Program Keahlian Agribisnis Produksi Tanaman dan Hortikultura (APTN) SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat yang terdiri dari 2 kelas yang berjumlah 50 orang.

2. Sampel penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010: 174). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan sampel total. Dari seluruh peserta didik kelas X1 mandiri APTN sebanyak 2 kelas yang berjumlah 50 siswa, 23 siswa untuk kelas eksperimen dan 27 siswa untuk kelas kontrol.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mempeoleh data yang valid maka digunakan bebeapa metode pengumpulan data yang dianggap tepat dan sesuai dengan permasalahan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data sebagai beikut:

1. Tes Tertulis

Hasil pengukuran dalam tes biasanya berupa data kuantitatif bisa pula berupa data kualitatif. Tes hasil belajar yang dilakukan adalah pre test (tes awal) dan post test (tes akhir) pada peserta didik atau siswa.

2. Metode Observasi

(24)

28

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Metode observasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung, yang berupa pengamatan dan pencatatan secara langsung terhadap gejala-gejala yang diselidiki dalam situasi yang sebenarnya, yaitu pengamatan terhadap proses pembelajaran penerapan pendekatan individual leaning dengan menggunakan modul dan pembelajaan tanpa menggunakan modul.

3.9 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian pada data yang dikumpulkan merupakan alat bantu yang digunakan peneliti pada saat pengumpulan data. Menurut Sugiyono (2012: 148), “Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Berdasarkan pengertian di atas, maka digunakan instrumen penelitian sebagai berikut:

1. Tes

Tes terdiri dari dua komponen yaitu pret test dan post test. Pret test diberikan pada kelompok eksperimen dan kontrol untuk mengukur kemampuan dari masing-masing kelompok dan diberikan sebelum pembelajaran dilakukan, sedangkan post test digunakan untuk menggali kemajuan hasil belajar peserta didik dari kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah dilakukan proses pembelajaran pada standar kompetensi mengendalikan hama tanaman.

2. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan sebagai pedoman ketika melakukan pengamatan secara langsung (observasi) untuk mendapatkan data yang akurat di lapangan. Lembar observasi yang digunakan oleh peneliti adalah lembar observasi pada rencana pelaksanaan pembelajaran kepada peserta didik kelas XI mandiri.

3.10 Teknik Analisis Data

(25)

29

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 1. Uji Validitas

Instrumen yang digunakan dalam penelitian semestinya diuji kelayakan untuk dapat digunakan. Dalam penelitian ini, pencapaian validitas instrumen melalui beberapa langkah yaitu:

1) Pembuatan kisi-kisi soal

2) Melakukan uji judgement oleh guu mata diklat mengendalikan hama tanaman 3) Melakukan uji validitas

Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga instrumen ini akan mempunyai kevalidan dengan taraf yang baik. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahib mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap dari variabel yang diteliti secara tepat dan mampu mengukur apa yang diinginkan. Nilai validitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien produk momen yaitu dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

√( )

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi (korelasi validitas) N = Banyaknya subjek

∑X = Jumlah skor setiap butir soal (yang benar)

∑X2 = Jumlah kuadrat skor butir soal(yang benar)

∑Y = Jumlah skor total

∑Y2 = Jumlah kuadrat skor total

(26)

30

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Berikut kriteria validitas acuan yang digunakan yaitu:

Tabel 2.2

Interpretasi Validitas Instrumen Tes

Koefisien Korelasi Kriteria Validasi

0,80 ≤ rxy < 1,00 Sangat Tinggi Setelah didapat nilai rxy, selanjutnya diuji tingkat signifikansinya dengan

rumus dengan taraf signifikansi 0.05 dan derajat kebebasan n-1. Hasil uji coba instrumen, kemudian dilakukan perhitungan.

Hasil uji validitas instrumen menunjukkan bahwa semua soal yang diajukan digunakan. Adapun hasil uji validitas sebanyak 30 soal memiliki kevalidan sangat tinggi satu butir soal, tinggi 4 butir soal, cukup 15 butir soal, rendah satu butir soal dan sangat rendah 9 butir soal.

2. Uji Reliabilitas

Suatu intrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. (Arikunto, 2010: 221). Rumus yang digunakan adalah dengan spearmen brown yaitu :

r

11

=

Keterangan :

r11 = Reabilitas

rxy = Indeks korelasi antara dua belahan instrumen

(27)

31

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang tetap. Selanjutnya koefisien reliabilitas yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi koefisien reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 2.3 Kriteria Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas Derajat Reliabilitas

r11≤ 0,20 Sangat Rendah

0,20 ≤ r11 < 0,40 Rendah 0,40 ≤ r11 < 0,70 Sedang 0,70 ≤ r11 < 0,90 Tinggi 0,90 ≤ r11 < 1,00 Sangat Tinggi

Hasil uji reliabilitas instrumen menunjukkan bahwa semua soal yang diajukan digunakan. Adapun hasil uji reliabilitas didapatkan 0,41 termasuk dalm kategori sangat tinggi, sementara sebanyak rtabel sebesar 0,258. Berdasarkan uji

reabilitas, maka dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian dinyatakan reliabel, dimana r11 soal (0,41) > rtabel (0,258).

3. Indeks Kesukaran Soal

Indeks kesukaran menyatakan sukar atau mudahnya sebuah soal. Tes yang baik adalah tes yang mempunyai taraf kesukaran tertentu, sesuai dengan karakteristik peserta tes. Rumus yang digunakan untuk mengetahui indeks kesukaran tiap butir soal adalah sebagai berikut :

Keterangan:

P = Tingkat kesukaran

B = Banyaknya peserta didik yang menjawab benar JS = Jumlah seluruh peserta didik peserta tes

(28)

32

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tabel 2.4

Kriteria Tingkat Kesukaran

No. Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Klasifikasi

1. 0,00 < TK≤ 0,30 Sukar

2. 0,30 < TK ≤ 0,70 Sedang

3. 0,70 < TK ≤ 1,00 Mudah

(Arikunto, 2007: 210) Makin rendah nilai TK suatu soal, makin sukar soal tersebut. Tingkat kesukaran suatu soal dikatakan baik jika nilai TK yang diperoleh dari soal tersebut sekitar 0,5 atau 50%. Umumnya dapat dikatakan soal-soal yang mempunyai nilai TK < 0,10 adalah soal-soal yang sukar dan soal-soal yang mempunyai nilai TK > 0,90 adalah soal-soal yang terlampau mudah.

Hasil uji reliabilitas kesukaran instumen bahwa butir soal dengan taraf kesukaran berkategoi mudah sebanyak tiga butir soal. Adapun hasil uji tingkat kesukaran berkategori sedang sebanyak 27 butir soal.

4. Uji Daya Pembeda

Daya pembeda suatu soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan peserta didik yang bodoh (berkemampuan rendah). Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah:

Keterangan:

D = Daya pembeda soal

Ja = Banyaknya peserta kelompok atas

Jb = Banyaknya peserta kelompok bawah

Ba = Banyaknya peserta kelompok atasyang menjawab soal dengan benar

Bb = Banyaknya peserta kelompok atasyang menjawab soal dengan benar

Pa = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

Pb = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

(29)

33

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda sebagai acuan untuk mengklasifikasikan data hasil penelitian, maka digunakan kriteria seperti pada tabel 2.5 sebagai berikut:

Tabel 2.5

Klasifikasi Daya Pembeda

No. Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Klasifikasi

1. 0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek

2. 0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup

3. 0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

4. 0,70 < DP ≤ 1,00 Baik Sekali

Arikunto (2006, 218) Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda, butir soal dengan daya beda berkategori baik sekali sebanyak satu soal atau 3%. Butir soal yang berkategori baik sebanyak 13 soal atau 43%, butir soal yang berkategori cukup sebanyak 7 soal atau 23%. Butir soal yang berkategori jelek sebanyak tiga soal atau 10%, dan butir soal yang berkategori tidak baik sebanyak 6 soal atau 20%.

3.11 Pengolahan Data Hasil Tes

1. Mencari nilai rata rata kelas dengan rumus

Uji homogenitas dilakukan, untuk mengetahui bahwa kedua kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol) memiliki varian yang sama atau penguasaan yang homogen. Rumus yang digunakan:

(30)

34

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Keterangan :

Vb = Varians (sd) yang lebih besar Vk = Varians (sd) yang lebih kecil

(Arikunto, 2008: 178)

3. Menghitung Nilai Normal Gain (Peningkatan)

N-Gain adalah adalah normalisasi gain yang diperoleh dari hasil pret test dan post test, perhitungan nilai rata-rata N-Gain tersebut akan dilihat hasil penerapan pendekatan individual learning yaitu dengan menggunakan modul dalam meningkatkan prestasi belajar pada standar kompetensi mengendalikan hama tanaman. Pengujian ini dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu dengan rumus sebagai berikut:

Menurut Hake (1999), tingkat perolehan gain skor ternormalisasi dikategorikan ke dalam tiga kategori, yaitu:

Rentang Tinggi Klasifikasi

(31)

35

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dengan menggunakan modul dan kelas kontrol yaitu kelas yang menerapkan pembelajaran tanpa modul pada standar kompetensi mengendalikan hama tanaman. Untuk mengetahui apakah hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini diterima atau tidak, maka dilakukan uji hipotesis menggunakan t-test.

Rumus t-test yang digunakan yaitu dengan menggunakan polled varian. Derajat kebebasannya (dk) = ni + n2 - 2. Rumus t-test yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

X1 = Rata-rata nilai kelompok eksperimen

X2 = Rata-rata nilai kelompok kontrol

S12 = Varian kelompok eksperimen

S22 = Varian kelompok kontrol

n1 = Jumlah data kelas eksperimen

n2 = Jumlah data kelas kontrol

(Sugiyono, 2012: 273) Pengujian hipotesis dilakukan dengan menentukan signifikan perbedaan dua variabel dengan kriteria sebagai berikut:

Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak

(32)

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa pada pembelajaran mengendalikan hama tanaman dengan menerapkan pembelajaran pendekatan individual learning dengan modul pada kelas eksperimen, berdasarkan hasil analisis menunjukkan interpretasi berada pada kategori tinggi.

2. Hasil belajar siswa pada pembelajaran mengendalikan hama tanaman dengan menerapkan pembelajaran tanpa modul pada kelas kontrol, berdasarkan hasil analisis menunjukkan interpretasi berada pada kategori sedang.

3. Berdasarkan analisis data menunjukkan, terdapat perbedaan peningkatan prestasi belajar mengendalikan hama tanaman yang signifikan antara peserta didik yang menggunakan pembelajaran penerapan pendekatan individual learning dengan modul dan peserta didik yang menggunakan pembelajaran

tanpa modul, dimana pada kelas yang menerapkan pembelajaran pendekatan individual learning dengan modul dalam proses pembelajaran dan kegiatan

aktivitas siswa lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran tanpa modul. 5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan terhadap peningkatan hasil belajar dengan pembelajaran penerapan pendekatan individual learning dengan modul, peneliti mengemukakkan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk pengajar. Penulis menyarankan pembelajaran penerapan pendekatan individual learning dengan modul dapat diaplikasikan dalam kegiatan

pembelajaran produktif lainnya.

(33)

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitian mengenai peningkatan prestasi hasil belajar dengan penerapan pembelajaran dengan pendekatan individual learning dengan modul ini dapat terus dikembangkan dengan

(34)

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Metode-metode pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. (2006). Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktek. Jakarta: Rineka Cipta.

(2007). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).

Jakarta: Bumi Aksara.

(2007). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

(2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Azami. (2011). Pendekatan komunikatif [Online].

Tersedia di http://blogspot.com//html[29 Januari 2012]. Christianto, N. (2012). Pendekatanpembelajaranindividual[Online].

Tesedia di http://www.slideshare.net[19 Juli 2012].

Creswell, W Jhon. (2010). Research Design, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Djamarah, B. Syaiful, dan Zain A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Enco,M. (2009). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosdakarya Saputra, S.A. 2007. Statistika. Bandung : FPTK UPI.

Lucchianna. (2012). Pendekatan cara belajar peserta didik aktif [Online]. Tersedia di http://kumpulan materi.blogspot.com//html [22 Juli 2012]. Mujiono dan Dimyati (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Nurul. (2010). Pengertian pendekatan strategi metode teknik taktik dan metode

pembelajaran [Online]. Tersedia di http://wordpress.com[19 Juli 2012] Purnomo, dan Hanny. P. (2012). Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan [Online].

(35)

Karyono, 2013

Penerapan Pendekatan Individual Learning Pada Standar Kompetensi Mengendalian Hama Tanaman Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa APTN Mandiri Di SMK Negeri 2 Subang Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Sudjana. (2006). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N. (2010). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sudrajat, A. (2012). Pendekatan strategi metode teknik dan metode pembelajaran [Online]. Tersedia di http: wordpress.com [19 Juli 2012].

Sugiyono. (2012). Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Tn. (2011). Pendekatan keterampilan proses [Online].

Tersedia di http://www.sarjanaku.com/html [22 Juli 2012]. Tn. (2012). Pengertian pendekatan kelompok [Online].

Tersedia di http://blog.eleaming.unesa.ac.id/tag// [20 Juli 2012].

Gambar

Tabel   2.1
Gambar   3.1Skema Kerangka Pemikiran .......................................................
DesainTabel 2.1  Nonequivalent Control Group Design
Gambar 3.1 Skema Paradigma Penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

Once you find out all of your team members, turn to your worksheet page entitled “Group 1: Team of resort villa developers” and do the tasks as instructed there.. You are

[r]

Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Diperiksa

Ukuran bisa disetting dengan cara klik kanan di ruler area gambar maka akan muncul satuan ukuran yang akan digunakan. Seperti pixel, cm ,

Pada hari ini Jum at Tanggal Sembilan Belas Bulan September Tahun Dua Ribu Empat Belas (19-09-2014), berdasarkan Berita Acara Penetapan Pemilihan Langsung Nomor

Pada hari ini Jumat Tanggal Sembilan Belas Bulan September Tahun Dua Ribu Empat Belas (19-09-2014), berdasarkan Berita Acara Penetapan Hasil Pemilihan

Tekanan hidup yang dialami mahasiswa antara lain termasuklah perubahan tempat tinggal dari yang tinggal serumah dengan orangtua menjadi tinggal bersama orang lain (kost, kontrakan

Sekolah Ilmu dan Teknologi