• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pa'surra Toraya : Perancangan Koleksi Ready to Wear Deluxe yang Terinspirasi dari Ukiran Toraja.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pa'surra Toraya : Perancangan Koleksi Ready to Wear Deluxe yang Terinspirasi dari Ukiran Toraja."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Beragam kebudayaan Nusantara, salah satunya ukiran Suku Toraja telah menjadi inspirasi perancangan koleksi Tugas Akhir yang berjudul “Pa’surra Toraya”. Melalui koleksi Pa’surra Toraya ini, ukiran Suku Toraja yaitu Pa’tedong dan Pa’sekong Kandaure dikemas dalam bentuk yang modern sehingga dapat diterima di kalangan masyarakat urban.

Koleksi Pa’surra Toraya bersiluet dasar untuk memberikan kesan ethnic bagi pengguna busana dan unsur desain busana yang terinspirasi dari busana adat Suku Toraja. Motif ukiran Suku Toraja pun diaplikasikan pada busana melalui teknik print, beads (payet), dan sablon flock.

Koleksi Ready-to-Wear Deluxe “Pa’ssura Toraya” ditujukan bagi masyarakat, khususnya wanita kalangan menengah ke atas dengan rentang usia 25-40 tahun yang berkarakter smart, elegant, memiliki mobilitas tinggi, dan menghargai budaya lokal. Koleksi Ready-to-Wear Deluxe ini dapat dikenakan pada acara semi-formal.

(2)

ii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

Abundance of nation's culture and its varities have become inspiration to the Final Assigment collection design named "Pa'surra Toraya". Through the outlet of Pa'surra Toraya Collection, Pa'tedong and Pa'sekong Kandaure the carving arts of the tribe of Toraja are delivered in a modern way to ensure the acceptance from the urban society.

Basic silhouette in the Pa'surra Toraya Collection accentuates ethnicity gloss and fashion design element which is inspired from the tribe of Toraja's attires to the wearer. The application of the tribe of Toraja's carve art motive is manifested through printing technique, beads (sequin), and flock printing.

Pa'surra Toraya Ready-to-Wear Deluxe Collection is dedicated for everyone, especially middle-class females of 25-40 yo. with elegant and smart character, high-mobility, and sense of local culture appreciate. The collection attire in the semi-formal settings is highly encouraged.

(3)

iii Universitas Kristen Maranatha

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan penyertaan-Nya sehingga laporan tugas akhir yang berjudul “Pa’surra Toraya” ini dapat selesai. Laporan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi Diploma III Seni Rupa dan Desain, Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha.

Dalam proses penyusunan laporan tugas akhir, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan saran. Penulis secara khusus berterima kasih kepada:

1. Ibu Irena Vanessa Gunawan, S.T., M.Com., selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha

2. Ibu Isabella Isthipraya Andreas, M.Ds, selaku Ketua Program Studi Diploma III Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha

3. Bapak Andi Aulia Hamzah, S.IP., M.Ds, selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha sekaligus dosen wali

4. Ibu Yosepin Sri, M.Ds, selaku Koordinator Tugas Akhir Diploma III Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha

5. Ibu Dewi Isma Aryani, M. Ds, selaku Dosen Pembimbing I 6. Bapak Peter Muljono, Dipl., Arts, selaku Dosen Pembimbing II

7. Keluarga beserta teman-teman yang telah memberikan dukungan moral 8. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Laporan tugas akhir yang masih jauh dari sempurna ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan.

Bandung, 5 Januari 2017

(4)

iv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI……….. iv

DAFTAR GAMBAR………. vi

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

1.1 Latar Belakang…..……….………... 1

1.2 Masalah Perancangan……….………...….. 2

1.3 Batasan Perancangan ………...… 3

1.4 Tujuan Perancangan………..……… 3

1.5 Metode Perancangan……..………...……… 4

1.6 Sistematika Penulisan……..……… 4

BAB II LANDASAN TEORI…... ………...….… 6

2.3.2 Sablon Flock……….. 11

2.3.3 Beads (payet)……….... 12

2.4 Teori Desain ……….. 12

2.4.1 Unsur Desain……….……….……. 13

2.5 Teori Warna ………... 14

(5)

v Universitas Kristen Maranatha

2.5.2 Teori Warna Menurut Ernawati………..….. 16

BAB III DESKRIPSI OBJEK DAN TEORI………..… 20

3.1 Trend Forecasting 2017/2018 “GreyZone” ... 20

3.2 Suku Toraja………..… 22

3.2.1 Pakaian Tradisional Suku Toraja ……...……….………. 23

3.2.2 Ukiran Suku Toraja ... 24

3.3 Warna ………...………...………… 24

BAB IV KONSEP PERANCANGAN……….… 25

4.1 Perancangan Umum……….… 25

4.1.1 Image Board……….. 25

4.1.2 Konsep……….…….. 26

4.1.3 Koleksi Desain……….…….. 27

4.2 Perancangan Khusus……… 28

4.2.1 Desain I……….. 28

4.2.2 Desain II……… 29

4.2.3 Desain III………...… 30

4.2.4 Desain IV………..………. 31

4.3 Perancangan Detail………..……… 32

4.3.1 Digital Print (Sublimmation)……… 32

4.3.2 Sablon Flocking ………..……….………. 33

BIODATA PENULIS ... 40

(6)

vi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Perancangan ………..………..………. 4

Gambar 2.1 Busana siap pakai dari koleksi Valentino, Ready-To-Wear 2016…….. 8

Gambar 2.2 Adibusana koleksi Elie Saab, Spring 2016………. 8

Gambar 2.3 Mesin printing sublimmation ... 11

Gambar 2.4 Pengaplikasian lem top ink pada screen ... 12

Gambar 2.5 Beads ... 12

Gambar 2.6 Garis lurus, lengkung, dan zigzag ... 13

Gambar 2.7 Lingkaran warna ... 15

Gambar 2.8 Roda warna ... 17

Gambar 2.9 Kombinasi warna panas dan dingin ... 19

Gambar 3.1 Tema Grey Zone... 20

Gambar 3.2 Tema dan Sub Tema yang Diambil Pada Koleksi Busana Tugas Akhir Pakaian Adat Suku Toraja ... 21

Gambar 3.3 Peta Toraja... 22

Gambar 3.4 Pakaian Adat Suku Toraja ... 23

Gambar 3.5 Ukiran Kayu ... 24

Gambar 4.1 Image Board ... 25

Gambar 4.2 Desain koleksi busana tampak depan ... 27

Gambar 4.3 Desain koleksi busana tampak belakang ... 27

Gambar 4.4 Desain 1 ... 29

Gambar 4.5 Desain 2 ... 30

Gambar 4.6 Desain 3 ... 31

Gambar 4.7 Desain 4 ... 32

Gambar 4.8 Desain Ilustrasi Motif Pa’sekong kandaure dan Pa’tedong ... 33

Gambar 4.9 Hasil printing Motif Pa’sekong kandaure dan Pa’tedong ... 33

Gambar 4.10 Sablon Flock Motif Pa’tedong ... 34

Gambar 4.11 Beads Motif Pa’tedong ... 34

(7)
(8)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kebudayaan yang sangat beraneka ragam. Kebudayaan tersebut tertuang dalam berbagai unsur yaitu kesenian, sistem teknologi, sistem organisasi masyarakat, bahasa, sistem ekonomi, dan sistem pengetahuan. Kebudayaan juga tertuang dalam berbagai bentuk, salah satunya dalam bentuk ukiran. Terdapat banyak ukiran yang menjadi ciri khas dan kebanggaan setiap daerah. Salah satu kebudayaan Indonesia yang memiliki ukiran adalah suku Toraja. Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar satu juta jiwa, dengan sekitar 500.000 penduduk di antaranya masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara dan Kabupaten Mamasa.

Suku Toraja menyimpan berbagai macam keunikan, salah satunya berasal dari ukiran Toraja. Pada awalnya bahasa Toraja hanya diucapkan dan tidak memiliki sistem tulisan. Untuk menunjukkan konsep keagamaan dan sosial, suku Toraja membuat ukiran kayu dan menyebutnya Pa'ssura yang berarti ‘tulisan’. Oleh karena itu, ukiran kayu merupakan perwujudan budaya Toraja.

(9)

Universitas Kristen Maranatha 2 kukusan nasi dengan pangkalnya terbuat dari manik-manik. Kandaure adalah perhiasan yang harganya sangat mahal, setara dengan 12 ekor kerbau. Filosofi Pa’sekong Kandaure melambangkan keturunan yang selalu hidup dalam kebahagiaan bagaikan cahaya bagi kehidupan Suku Toraja. Melalui koleksi busana Pa’ssura Toraya, budaya ukiran Suku Toraja diangkat dan dikemas dalam bentuk yang lebih modern tanpa menghilangkan filosofinya. Pa’ssura Toraya berarti tulisan Toraja yang diharapkan melalui koleksi ready-to-wear deluxe ini dapat mengangkat dan memperkenalkan ukiran ciri khas Suku Toraja.

Pengemasan dalam bentuk modern diwujudkan dalam penggabungan ukiran Suku Toraja sebagai tema utama dengan tema yang diambil dari Trend Forecasting 2017/2018 “Grey Zone”. Tema yang diambil yaitu “Vigilant” dengan subtema “Numericraft”. Tema “Vigilant” menceritakan perpaduan yang selaras antara kerinduan pada masa lalu dan tuntutan masa kini. Subtema “Numericraft” diambil karena adanya konsisten tekstur dan siluet basic shape.

Dari berbagai informasi di atas maka koleksi Ready-to-Wear Deluxe “Pa’ssura Toraya” ditujukan bagi masyarakat, khususnya wanita kalangan menengah ke atas dengan rentang usia 25-40 tahun yang berkarakter smart, elegant, memiliki mobilitas tinggi, dan menghargai budaya lokal. Koleksi budaya bersiluet basic untuk memberikan kesan elegant bagi pengguna busana. Motif ukiran Suku Toraja pun diaplikasikan pada busana melalui teknik print, beads (payet), dan sablon flock.

1.2 Masalah Perancangan

Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas di atas, maka masalah perancangan yang ditemukan yaitu sebagai berikut:

1 Bagaimana mengaplikasikan motif ukiran budaya Suku Toraja ke dalam bentuk yang lebih modern tanpa menghapus nilai-nilai dan filosofi aslinya?

(10)

Universitas Kristen Maranatha 3 3 Bagaimana memperkenalkan ukiran Suku Toraja melalui koleksi busana

Ready-to-Wear Deluxe bagi masyarakat

1.3 Batasan Perancangan

Batasan dibuat untuk menjaga kesatuan dalam sebuah koleksi dan menjadikan desain busana tepat sasaran. Perancangan sehubungan dengan tema Pa’ssura Toraya, dibatasi pada:

1. Tema besar yaitu ukiran Suku Toraja yang digabungkan dengan tren Vigilant, subtema Numericraft. Ukiran yang diangkat yaitu ukiran Pa’tedong dan Pa’sekong Kandaure. Pa’tedong melambangkan tulang punggung kehidupan dan kemakmuran. Pa’sekong Kandaure melambangkan keturunan yang selalu hidup dalam kebahagiaan bagaikan cahaya bagi kehidupan Suku Toraja. 2. Material yang digunakan yaitu kain Tafetta bridal silk. Siluet basic shape

busana cenderung simple, cutting H line, terdapat unsur asimetri dan simetri yang terinspirasi dari busana tradisional Suku Toraja. Warna-warna yang dipakai dalam busana yaitu merah, kuning, putih, dan hitam sebagai lambang gaya hidup Suku Toraja.

3. Teknik print, beads (payet) dan sablon flock diterapkan untuk menerapkan ukiran Suku Toraja pada kain.

4. Target market yang dituju yaitu wanita berusia 25-40 tahun kalangan menengah ke atas dengan gaya hidup sosialita modern, memiliki mobilitas tinggi, berwawasan luas, dan menghargai kebudayaan lokal.

1.4 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perancangan koleksi busana Ready-to-Wear Deluxe yaitu sebagai berikut:

(11)

Universitas Kristen Maranatha 4 2. Menyediakan busana ready-to-wear deluxe untuk wanita usia 25-40 tahun dengan gaya hidup sosialita dan modern, bermobilitas tinggi, berwawasan luas, dan menghargai kebudayaan lokal.

3. Membuat siluet busana dengan inspirasi busana tradisional Suku Toraja dari bahan taffeta bridal.

4. Mempopulerkan ukiran Suku Toraja di kalangan masyarakat luas.

1.5 Metode Perancangan

Gambar 1.1 Metode Perancangan Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016

1.6 Sistematika Penulisan

(12)

Universitas Kristen Maranatha 5 BAB I Pendahuluan, berisi penjelasan tentang latar belakang perancangan, masalah perancangan, batasan masalah, tujuan perancangan, metode perancangan, dan sistematika penulisan

BAB II Kerangka Teori, berisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan desain dan dapat memperkuat konsep. Teori yang diangkat yaitu teori busana, teori pola jahit, teori reka bahan tekstil, dan teori warna.

BAB III Deskripsi Objek Studi, berisi pembahasan sumber inspirasi secara mendalam. Dalam laporan ini, yaitu pembahasan tentang ukiran Suku Toraja yang menjadi inspirasi utama perancangan, tren Vigilant dengan subtema Numericraft, dan target market.

BAB IV Konsep Perancangan, terbagi menjadi empat bagian yaitu perancangan umum, perancangan khusus, perancangan detail, dan proses pengerjaan. Bab ini berisi tentang penjelasan konsep dan moodboard, ilustrasi busana, serta penjelasan desain dari setiap busana.

(13)

Universitas Kristen Marantha 37 BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan konsep perancangan yang sudah dijelaskan di Bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa koleksi Pa’surra Toraya adalah koleksi ready to wear deluxe yang terinspirasi dari ukiran Suku Toraja. Khususnya ukiran Pa’tedong dan Pa’sekong Kandaure yang dibentuk menjadi bentuk yang lebih modern tanpa menghapus nilai-nilai dan filosofi aslinya. Tema yang diangkat adalah dari buku Trend Forecasting Grey Zone dengan tema Vigilant dan subtema Numericraft dengan penerapan motif yang kental dengan budaya sebagai salah satu cirinya. Koleksi Pa’surra Toraya menyediakan koleksi busana ready to wear deluxe untuk kalangan wanita 25-40 tahun dengan gaya hidup yang berkarakter smart, bermobilitas tinggi, berwawasan modern, dan menghargai kebudayaan lokal sudah terwujud melalui desain busana.

5.2 Saran

Saran yang diberikan yaitu agar motif ukiran kebudayaan khususnya ukiran Suku Toraja dapat diolah menjadi busana dengan berbagai karakter desain dan dapat diterima oleh berbagai macam target market. Semakin banyak masyarakat yang melestarikan ukiran Suku Toraja, semakin banyak pula masyarakat modern yang tidak melupakan budaya aslinya.

Dalam pembuatan koleksi busana ini terdapat beberapa kendala dan kesulitan di antaranya adalah:

1. Hendaknya kita mengetahui estimasi waktu pembuatan suatu karya seni untuk tidak mengabaikan segala risiko yang mungkin terjadi.

(14)

Universitas Kristen Marantha 38

white karena sangat rentan terhadap kotor.

3. Teknik beads merupakan reka bahan yang memerlukan teknik craftsmanship

yang tinggi sehingga kita perlu memperhitungkan ukuran kepadatan ruang untuk penempatan beads.

4. Teknik sablon flocking merupakan reka bahan yang memerlukan ketelitian tinggi ketika kita melakukan aplikasi dengan lem flocking menggunakan rakel.

(15)

P

A’SURRA TORAYA

Perancangan Busana Koleksi Ready To Wear Deluxe

Dengan Inspirasi Ukiran Toraja

TUGAS AKHIR

DISUSUN OLEH :

Fei Sien Jesica

1361018

PROGRAM STUDI DIPLOMA III SENI RUPA DAN DESAIN

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(16)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan penyertaan-Nya sehingga laporan tugas akhir yang berjudul “Pa’surra Toraya” ini dapat selesai. Laporan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi Diploma III Seni Rupa dan Desain, Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha.

Dalam proses penyusunan laporan tugas akhir, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan saran. Penulis secara khusus berterima kasih kepada:

1. Ibu Irena Vanessa Gunawan, S.T., M.Com., selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha

2. Ibu Isabella Isthipraya Andreas, M.Ds, selaku Ketua Program Studi Diploma III Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha

3. Bapak Andi Aulia Hamzah, S.IP., M.Ds, selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha sekaligus dosen wali

4. Ibu Yosepin Sri, M.Ds, selaku Koordinator Tugas Akhir Diploma III Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha

5. Ibu Dewi Isma Aryani, M. Ds, selaku Dosen Pembimbing I 6. Bapak Peter Muljono, Dipl., Arts, selaku Dosen Pembimbing II

7. Keluarga beserta teman-teman yang telah memberikan dukungan moral 8. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Laporan tugas akhir yang masih jauh dari sempurna ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan.

(17)

Universitas Kristen Maranatha 39

DAFTAR PUSTAKA

Literatur

Bowles, Melanie dan Isaac, Ceri. 2012. Digital Textile Design. London-UK: Laurence King Publishing Ltd

Riyanto, Arifah. 2003. Desain Busana. Bandung: Yapemdo

Soekarno. 2012. Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Trend Forecasting 2017/2018 “Grey Zone”. Jakarta: BD+A Design

Online

Bartho B.S. Teori Warna Sebagai Unsur Penting Dunia Desain.

http://www.dumetschool.com/blog/Teori-Warna-sebagai-Unsur-Penting-Dunia- Desain (diakses pada 29 Oktober 2016 pk. 21:09 WIB)

Overview Torajamelo

http://torajamelo.com/about/

(diakses pada 29 Oktober 2016 pk. 21:09 WIB)

Ukiran Toraja dan Maknanya

Gambar

Gambar 4.14 Desain II sepatu sandal tampak belakang ..........................................
Gambar 1.1 Metode Perancangan Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016

Referensi

Dokumen terkait

Kerjakanlah soal yang anda anggap lebih mudah dahulu, dan tuliskan jawaban dilembar jawaban yang telah disediakan.. Jawaban harus ditulis dengan tulisan yang jelas dan mudah

Pelaksanaan program dibantu oleh kepala seksi SMK, staf SMK, serta rekan saya (Raffiesa). Adapun rangkaian kegiatan yang dilaksanakan penyusun sebagai berikut: koordinasi dan

This study aims to investigate Lab senior high school students’ perceptions toward the advantages and disadvantages of teacher feedback in their writing activities.. The

Berdasarkan hasil penelitian tentang jumlah sel monosit setelah paparan radiasi sinar X dari radiografi periapikal secara in vivo , dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran, sementara siswa sangat antusias akan adanya variasi pembel- ajaran dengan menggunakan berbagai media. Untuk dapat memecahkan per- masalahan tersebut, maka

Hasil penelitian ini disarankan bagi pihak perusahaan lebih menarik konsumen dengan memberikan motivasi serta sikap dengan lebih akurat sehingga konsumen akan semakin

Pada bagian ini dikemukakan pembahasan hasil penelitian yang meliputi tiga hal, yaitu: (1) ketercapaian tujuan penelitian, (2) temuan khusus, dan

Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah: Pertama, dalam mendesain pembelajaran sejarah lokal dengan menggunakan biografi Datuk Laksamana Abdullah, Guru telah