• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN PUZZLE DALAM PENGEMBANGAN KOGNITIF ANAK TAMAN KANAK-KANAK: Penelitian Deskriptif di TK PGRI Tunas Winaya Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMANFAATAN PUZZLE DALAM PENGEMBANGAN KOGNITIF ANAK TAMAN KANAK-KANAK: Penelitian Deskriptif di TK PGRI Tunas Winaya Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak

PEMANFAATAN PUZZLE DALAM PENGEMBANGAN KOGNITIF ANAK TAMAN KANAK-KANAK

(Penelitian Deskriptif di TK PGRI Tunas Winaya Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh :

AYU NURMALASARI NIM. 1008284

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

PEMANFAATAN PUZZLE DALAM

PENGEMBANGAN KOGNITIF

ANAK TAMAN KANAK-KANAK

Oleh Ayu Nurmalasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Ayu Murmalsari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak LEMBAR PENGESAHAN

UPAYA PENINGKATAN KOGNITIF ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI PEMANFAATAN MEDIA PUZZLE

Oleh :

AYU NURMALASARI NIM : 1008284

Menyetujui, Pembimbing I,

Hj. Cucu Eliyawati, S. Pd, M.Pd NIP. 197010221998022001

Pembimbing II,

I Gusti Komang AP., M. Hum NIP. 197703122008121001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini JurusanPedagogik

Fakultas IlmuPendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

ABSTRAK

Ayu Nurmalasari : PEMANFAATAN PUZZLE DALAM

PENGEMBANGAN KOGNITIF ANAK

TAMAN KANAK-KANAK

(5)

Ayu Nurmalasari, 2013

(6)

halaman

SURAT KETERANGAN

PERNYATAAN

ABSTRAKSI

LEMBAR PENGESAHAN

RIWAYAT HIDUP

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Sistematika Pembahasan ... 5

BAB II PENGEMBANGAN KOGNITIF dan MEDIA PUZZLE A. Pengembangan Kognitif ... 7

1.Hakikat Pengembangan Kognitif ... 7

2.Teori Perkembangan Kognitif ... 8

a. Jean Piaget ... 8

b.Vygotsky ... 14

3.Faktor yang mempengaruhi Perkembangan Kognitif ... 15

4.Aspek Perkembangan Kognitif Anak TK ... 17

B. Media Puzzle ... 18

1.Pengertian Media Pembelajaran ... 18

2.Manfaat media Pembelajaran ... 18

3.Syarat media pembelajaran dalam perkembangan kognitif ... 20

4.Puzzle ... 20

C. Perkembangan Kognitif Anak TK dan Pemanfaatan Media Puzzle ... 21

(7)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode penelitian ... 23

2. Keadaan dan gambaran awal tentang kognitif anak taman kanak PGRI Tunas Winaya sebelum menggunakan media puzzle ... 41

3. Pelaksanaan Pembelajaran kemampuan kognitif anak kelompok B TK PGRI Tunas Winaya dengan Pemanfaatan media Puzzle ... 43 Pemanfaatan Media Puzzle ... 70

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Taman Kanak-Kanak (TK) memiliki peranan yang besar dalam membantu

meletakkan dasar bagi anak dalam mengembangkan moral, nilai-nilai agama,

sosial emosional, konsep diri, disiplin dan kemandirian serta mengembangkan

kemampuan fisik, kognitif, bahasa dan seni. Penyelenggaraan pendidikan di TK

bertujuan untuk memberikan berbagai pembiasaan pada anak. Pembiasaan sangat

penting bagi anak diantaranya untuk mengembangkan sikap pengetahuan dan

daya cipta. Hal tersebut bagi anak kelak akan sangat diperlukan dalam upaya

menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta

perkembangan selanjutnya.

Perkembangan kognitif anak Taman Kanak-Kanak dipengaruhi banyak faktor

diantaranya adalah kematangan fisik, pengalaman dan interaksi peserta didik

dengan orang-orang disekitarnya. Anak yang aspek kognitifnya baik, akan dapat

mengembangkan proses berfikir, merespon objek dilingkungannya dan

merefleksikan pengalamannya sehingga dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang

sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak

dapat dicapai secara optimal diperlukan proses pembelajaran yang terencana dan

sistematis agar pembelajaran yang diberikan lebih bermakna dan berati bagi anak

didik, mendorong keberanian dan merangsang anak mencari pengalaman baru

untuk perkembangan dirinya secara optimal serta memberikan kesempatan kepada

anak untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi serta

belajar secara menyenangkan.

Perkembangan kognitif pada anak usia dini menjadi salah satu penentu dalam

pengembangan kecakapan hidupnya dimasa yang akan datang. Dengan

kecerdasan kognitif yang dimilikinya, permasalahan dalam kehidupan sehari-hari

baik sederhana ataupun yang rumit akan bisa dipecahkan. Dengan hal tersebut

maka perkembangan kognitif akan menjadi sangat penting dalam pembelajaran

(9)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak

Adapun permasalahan yang menjadi kendala dalam perkembangan kognitif

diantaranya adalah masih kurangnya kemampuan anak dalam beberapa konsep

kognisi, khususnya pada TK Tunas Winaya ada anak yang belum berkembang

dalam pola berhitung dan pola abjad. Terkadang anak kebingungan dalam

membedakan huruf yang bentuknya hampir sama. Misalnya huruf “b dan d”.

disamping itu pula, dalam konsep warna ada anak yang belum mampu

menyebutkan nama warna-warna ketika ada pertanyaan dari guru.

Selain dalam konsep tersebut, dalam pemecahan masalah secara sederhana,

misalnya dalam kegiatan menyusun lego, anak belum mampu membuat

keseimbangan dalam membangunnya. Dalam menyebutkan sbab akibat dalam

sains sederhana misalnya dalam kegiatan mencampurkan warna dan pelarutan air

oleh benda-benda yang bisa larut.

Penyampaian pesan pembelajaran dari guru kepada siswa, biasanya

menggunakan alat bantu mengajar (teaching aids) berupa gambar, model, atau

alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkrit, motivasi belajar, serta

mempertinggi daya serap atau yang kita kenal sebagai alat bantu visual.

Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan

berbagai alasan, antara lain : terbatasnya waktu untuk membuat persiapan

mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain.

Berdasarkan hasil observasi di TK PGRI Tunas Winaya Kecamatan Salawu

Kabupaten Tasikmalaya media yang tesedia masih kurang.

Media yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar tidak harus diadakan

dengan membeli, akan tetapi dapat dibuat dengan memanfaatkan bahan yang ada

dilingkungan sekitar. Semua sarana dan bahan yang ada dilingkungan sekitar

dapat digunakan sebagai sumber belajar mengajar di taman kanak-kanak. Pengajar

di taman kanak-kanak diharapkan untuk lebih kreatif dalam membuat dan

menciptakan sendiri sarana yang diperlukan dalam pembelajaran bahkan dengan

kreatifasnya seorang pendidik diharapkan dapat melakukan proses daur ulang

dengan menggunakan bahan bekas dan menjadikannya media yang menarik dan

bermanfaat untuk anak, yang tentu saja dengan memperhatikan tahap

(10)

Banyak jenis media yang dapat digunakan untuk taman kanak-kanak, yaitu

media audio, visual, dan audiovisual. Dari ketiga jenis media tersebut anak akan

menggunakan fungsi panca inderanya, dan akhirnya akan mengembangkan

berbagai aspek kecerdasan. Media audio yang dapat digunakan anak taman

kanak-kanak misalnya tape recorder, dan lain sebagainya. Media visual misalnya buku

majalah, gambar-gambar binatang, puzzle dan lainnya. Adapaun media

audiovisual misalnya televisi, gambar-gambar animasi dan lainnya.

Dari berbagai media yang ada, salah satu media yang dapat dibuat oleh guru

sendiri adalah puzzle. Puzzle merupakan permainan menyusun kepingan gambar

sehingga menjadi sebuah gambar yang utuh. Permainan ini tentu permainan yang

sudah dikenal semua orang, bahkan mungkin diseluruh dunia. Dengan puzzle,

anak taman kanak-kanak belajar memahami konsep bentuk, warna, ukuran dan

jumlah. Memasang kepingan puzzle berati mengingat gambar utuh, kemudian

menyusun komponennya menjadi sebuah gambar benda. Bermain puzzle melatih

anak memusatkan pikiran karena ia harus berkonsentrasi ketika mencocokkan

kepingan-kepingan puzzle. Selain itu, permainan ini meningkatkan keterampilan

anak dalam menyelesaikna masalah sederhana.

Penggunaan media puzzle dalam pembelajaran akan mampu menciptakan

pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan (PAKEM). Bahan pelajaran

yang disampaikan bersama dengan media pembelajaran menjadikan peserta didik

seolah-olah bermain sehingga dalam proses belajar lebih menyenangkan.

(Mulyasa, 2006 : 35).

Berdasarkan dari latar belakang masalah tersebut, penulis menganggap

penting untuk mengadakan penelitian mengenai penggunaan media puzzle untuk

meningkatkan kognitif anak taman kanak-kanak di TK PGRI Tunas Winaya

kecamatan Salawu. Sesuia dengan pertimbangan itu, maka penulis menuangkan

pemikiran pada sebuah judul penelitian " PEMANFAATAN PUZZLE DALAM

PENGEMBANGAN KOGNITIF ANAK TAMAN KANAK-KANAK " (Studi

Deskriptif di kelompok B TK PGRI Tunas Winaya Kecamatan Salawu Kabupaten

(11)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak B.Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Bagaimanakah meningkatkan

kognitif anak Taman Kanak-Kanak di TK PGRI Tunas Winaya Kecamatan Salawu

melalui media puzzle?" Berdasarkan rumusan masalah tersebut pertanyaan

penelitian yang diajukan adalah :

1. Bagaimana kemampuan kognitif anak Taman Kanak-Kanak di kelompok B

TK PGRI Tunasa Winaya sebelum penerapan media puzzle?

2. Bagaimana langkah-langkah penggunaan media puzzle untuk meningkatkan

kemampuan kognitif anak Taman Kanak-Kanak di kelompok B TK PGRI

Tunas Winaya?

3. Bagaimana peningkatan kemampuan kognitif dikelompok B TK PGRI Tunas

Winaya Kecamatan Salawu setelah menggunakan media puzzle?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang akan dicapai yaitu:

1. Mengetahui kemampuan kognitif anak Taman Kanak-Kanak di kelompok B

TK PGRI Tunas Winaya sebelum penerapan metode puzzle.

2. Mengetahui penggunaan media puzzle untuk meningkatkan kemampuan

kognitif anak Taman Kanak-Kanak di kelompok B TK PGRI Tunas Winaya.

3. Mengetahui peningkatan kognitif anak Taman Kanak-Kanak setelah

menggunakan media puzzle di kelompok B TK PGRI Tunas Winaya.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu manfaat bagi

kepentingan teoritis dan kepentingan praktis. Untuk lebih jelasnya kedua manfaat

ini penulis uraikan sebagai berikut :

1. Bagi siswa

a. Menggali dan memunculkan potensi siswa sehingga dapat menjadi bibit

unggul untuk kehidupan di masa yang akan datang baik bagi yang

bersangkutan atau siswa maupun keluarganya, masyarakat, bangsa dan

negara.

b. Memberikan pengalaman yang sangat berharga dalam hal pengembangan

(12)

c. Sebagai wahana dan fasilitas untuk meningkatkan kognitif siswa dalam

pembelajaran.

2. Bagi guru

a. Mengadakan inovasi pembelajaran dalam bentuk pendekatan

pembelajaran alternatif yang inovatif dan mampu meningkatkan kognitif

siswa.

b. Menambah wawasan guru tentang pembelajaran yang diminati siswa di

Taman kanak-Kanak (TK)

c. Memberi masukan untuk meningkatkan dan mengembangkan

kemampuan profesionalisme dalam menyelenggarakan proses

pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas.

d. Memberikan pengalam berupa mengatasi permasalahan pembelajaran

melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

3. Bagi Sekolah

a. Temuan-temuan penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan untuk

memperbaiki mutu pengajaran sesuai tuntutan kurikulum.

b. Bahan dalam supervisi klinis untuk meningkatkan proses pembelajaran

yang dilakukan guru kelas dan memotivasi guru lain untuk melakukan

PTK.

E.Sistematika Pembahasan

Sebagai sistematikan pembahasan dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis

susun sebagai berikut :

Bab I, terdiri dari pendahuluan yang terbagi dalam beberapa sub bab

diantaranya : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, asumsi, lokasi dan objek penelitian, metode penelitian, dan sistematika

pembahasan.

Bab II, terdiri dari landasan toritis mengenai kemampuan dan perkembangan

kognitif anak Taman Kanak-kanak dan media puzzle.

Bab III, terdiri dari prosedur penelitian yang terbagi dalam beberapa sub bab,

diantaranya: metodologi penelitian, teknik dan alat pengumpul data, prosedur

(13)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak

Bab IV, terdiri dari hasil temuan dalam penelitian yang terbagi dalam sub bab,

diantaranya: gambaran umum lokasi penelitian, pelaksanaan tindakan, dan analisis

pelaksanaan tindakan.

Bab V, terdiri dari kesimpulan hasil pembahasan dan saran-saran atau

(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Ada beberapa definisi penelitian yang telah dikemukan oleh beberapa ahli,

antara lain:

1. Penelitian adalah investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis

dari suatu proposisi hipotesis mengenai hubungan tertentu antar fenomena

(Kerlinger, 1986: 17-18).

2. Penelitian merupakan refleksi dari keinginan untuk mengetahui sesuatu

berupa fakta-fakta atau fenomena alam. Perhatian atau pengamatan awal

terhadap fakta atau fenomena merupakan awal dari kegiatan penelitian yang

menimbulkan suatu pertanyaan atau masalah (Indriantoro &

Supomo,1999:16).

3. Penelitian pada dasarnya merupakan penelitian yang sistematis dengan tujuan

untuk memperoleh pengetahuan yang bemanfaat untuk menjawab pertanyaan

atau memecahkan masalah dalam kehidupan sehari - hari (Indriantoro &

Supomo, 1999: 16).

Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti mengambil sebuah metode penelitian

yang disebut metode deskriptif yakni penelitian yang tertuju pada pemecahan

masalah yang ada pada masa sekarang. Metode deskriptif lebih merupakan

istilah umum yang mencakup berbagai teknik deskriptif. Diantaranya ialah

penyelidikan yang menuturkan, menganalisa, dan mengklasifikasikan,

penyelidikan dengan teknik survey, dengan teknik interview, angket dan

observasi.”

Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk

mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun

fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas,

karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena

yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006:72). Penelitian

(15)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak

menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat

yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi,

atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung.

Furchan (2004:447) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah

penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu

gejala saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian

deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji

hipotesis sebagaimana yang terdapat pada penelitian eksperimen.

(

http://www.penalaranunm.org/index.php/artikelnalar/penelitian/163-penelitian-deskriptif.html).

Penelitian deskriptif dalam pelaksanaannya memiliki beberapa keuntungan

dan juga kekurangan. Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan metode

ini diantaranya :

1. Relative mudah dilaksanakan

2. Tidak memerlukan kelompok control sebgai pembanding

3. Diperoleh banyak informasi penting yang dapat digunakan sebagai penelitian

pendahuluan untuk penelitian analitik atau penelitian eksperimental.

4. Dari penelitian deskriptif dapat ditentukan apakah temuan yang diperoleh

membutuhkan penelitian lanjut atau tidak.

Disamping beberapa keuntungan yang disebutkan penelitian deskriptif tidak

luput dari kekurangan diantaranya :

1. Pengamatan pada objek studi hanya dilakukan satu kali hingga tidak dapat

diketahui perubahan-perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu.

2. Kelemahan lain adalah bila ditemukan suatu masalah, kita tidak dapat

menentukan sebab akibat.

Dengan demikian, maksud metode deskriptif dalam penelitian ini adalah untuk

pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang tentang implementasi metode

(16)

B. Rancangan dan Prosedur Penelitian

Dari kajian teori, peneliti merancang sebuah pendekatan pembelajaran dan

alat pengumpulan data yang diperlukan untuk implementasi metode puzzle pada

anak-anak TK Tunas Winaya. Adapun rancangannya sebagai berikut :

Sumber : s_paud_0604392_chapter3 Perpustakaan UPI

Prosedur pelaksanaan penelitian deskriptif mulai dari tahap perencanaan,

pelaksanaan dan pelaporan yang saling berhubungan antara yang satu dengan

yang lainnya. Pada tahap perencanaan yang dilakukan adalah studi kepustakaan

bertujuan untuk mendapatkan data dengan cara membaca, menelaah, mengkaji

dan mempelajari buku-buku, laporan-laporan, pendapat-pendapat, dan teori yang

yang relevan dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Selanjutnya menentukan

subjek dan lokasi penelitian, melakukan observasi, menyusun rencana

pembelajaran, dan instrumen.

Tahap pelaksanaan terdiri dari pelaksanaan pembelajaran dan pengumpulan

data. Pada pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan penerapana metode

puzzle, peneliti melakukan observasi dengan mengamati proses pembelajaran.

Adapun yang diobservasi oleh peneliti adalah aktifitas dan kegiatan guru dan anak

selama kegiatan pemebelajaran dengan menggunakan puzzle. Dalam waktu yang

bersamaan dilakukan pengumpulan data. Selanjutnya adalah tahap pelaporan.

Berdasarkan hasil pelaksanaaan pembelajaran menggunakan metode puzzle dan

pengumpulan data selama kegiatan, tahap selanjutnya adalah analisis dan

pembahasan masalah yang dilanjutkan pada penarikan kesimpulan dan pelaporan

dalam bentuk penulisan penelitian.

 Analisis dan pembahasan  Kesimpulan

(17)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak C. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di sekolah Taman Kanak-Kanak

kelompok B Tunas Winaya Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya pada

semester II tahun ajaran 2012-2013 dengan jumlah subjek penelitian yaitu 8 orang

anak didik TK kelompok B, satu guru sebagai peneliti dan satu teman sejawat

sebagai pengamat tindakan.

D. Instrument Penelitian

Instrument penelitian adalah alat yang digunakan dalam penelitian untuk

mengetahui hasil yang diamati. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

instrumen penelitian berupa observasi, wawancara, catatan lapangan dan evaluasi

hasil belajar berupa hasil lembar kerja anak.

1. Wawancara

Wawancara hanya dilakukan pada studi awal dengan mewawancarai guru

atau teman sejawat.

Lembar wawancara berisi butir-butir pertanyaan sebagai berikut

a. Kurikulum apa yang digunakan pada kegiatan pembelajaran di TK Tunas

Winaya ini?

b. Apa yang anda ketahui tentang aspek perkembangan kognitif?

c. Metode apa yang digunakan untuk mengembangkan kognitif siswa?

d. Bagaimana kondisi awal keadaan perkembangan kognitif anak TK Tunas

Winaya ini?

e. Apa kesulitan yang dihadapi dalam mengembangkan kognitif anak TK

Tunas Winaya?

f. Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dihadapi untuk mengembangkan

kognitif siswa?

g. Media apakah yang cocok untuk mengembangkan kognitif siswa?

2. Lembar observasi

Lembar observasi dalam penelitian digunakan untuk mengetahui gambaran

kinerja guru dan kegiatan siswa selama proses belajar berlangsung. Sedang lembar

observasi untuk siswa berupa format observasi aktivitas siswa sesuai dengan

(18)

Adapun kisi-kisi instrumen lembar observasi adalah sebagai berikut :

No Variable Sub variable Indikator

(19)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak Menguasai materi

Menarik perhatian

anak

Pelaksanaan

pemanfaatan

media puzzle

Menjelaskan

kegiatan

pembelajaran

Memberikan aturan

main dalam

penggunaan media Memberikan tugas

pada anak

Melakukan

penilaian

Melakukan Tanya

jawab dengan anak Memberikan hasil

penilaian pada hasil

karya anak

(20)

PEDOMAN OBSERVASI AKTIFITAS GURU

Nama Sekolah : ………..

Tanggal : ………..

Pertemuan : ………..

No Aspek yang diamati Pelaksanaan Ket

Ya Tidak

1 Melaksanakan apersepsi

2 Mengantarkan tema dan subtema

3 Menjelaskan kegiatan pembelajaran

4 Memberikan instruksi tentang penggunaan bermain puzzle

5 Pemberian tugas pada anak bermain puzzle

6 Memberikan penilaian pada kegiatan anak

(21)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak PEDOMAN OBSERVASI AKTIFITAS SISWA

Nama Sekolah : ………..

Tanggal : ………..

Pertemuan : ………..

Nama Anak : ………..

No Indicator Hasil Ket

K C B

1 Anak mampu

mengklasifikasikan benda

berdasarkan fungsi

2 Anak mampu mengenal sebab

akibat

3 Anak dapat memecahkan

masalah sederhana

4 Anak dapat mengkalsifikasikan

benda berdasarkan warna,

bentuk

5 Anak mampu mengenal

perbedaan berdasarkan ukuran

6 mengurutkan benda dari yang

kecil sampai yang besar

7 Anak mampu menyebutkan

lambang bilangan 1-10

8 Anak mampu mengenal pola

ABCD

Tabel 4 : Pedoman Observasi siswa

Ket : K = kurang

C = cukup

(22)

3. Catatan lapangan

Instrument ini sejenis dengan catatan anekdot, tetapi mencakup kesan dan

penafsiran subyektif. Deskripsi mencakup aktifitas atau perilaku yang dilakukan

siswa atau guru dalam pelaksanaan pembelajaran, misalnya; anak berebut mainan,

ada anak yang menangis, perilaku tidak memperhatikan guru,dan lain-lain. Seperti

halnya catatan anekdot perhatian diarahkan pada persoalan yang dianggap

menarik pada saat penelitian berlangsung.

Catatan Anekdot

Hari/Tanggal Nama Anak Kejadian Tafsiran

(23)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak LEMBAR OBSERVASI HASIL KARYA ANAK

No Nama Jumlah bintang yang diterima anak

1 2 3 4

1 Laila

2 Selvi

3 Rosa

4 Arul

5 Regi

6 Zaki

7 Salwa

8 Ruben

Tabel 6 : Lembar Obeservasi Hasil karya Anak

(24)

Rencana Kegiatan Harian

Hari/tanggal : Selasa, 11 Desember 2012

Kelompok : B

Tema /Sub Tema : Binatang/ Jenis-jenis Binatang

Bidang Pengembangan : Kognitif

Lingkup perkembangan : Pengetahuan Umum dan sains

Konsep Bentuk, warna ukuran dan pola

Konsep bilangan

Pencapaian perkembangan : memecahkan masalah dalam kehidupan

sehari-hari

Indikator perkembangan : Menyebutkan jenis-jenis binatang

Anak mampu menyebutkan ciri-ciri

binatang kupu-kupu

Anak mampu menyusun puzzle kupu-kupu

Indicator perbaikan : Anak mampu menyebutkan jenis-jenis

binatang

Anak mampu mengemukakan sebab akibat

Anak mampu meyebutkan bentuk geometri

Anak mampu menyebutkan warna-warna.

Metode belajar : Tanya jawab

Pemberian Tugas

Kegiatan belajar : Menyusun potongan puzzle

Langkah-langkah pembelajaran : Kegiatan Awal (+ 30 menit)

1) Guru mempersiapkan ruangan kelas dan

meanatanya dengan rapi.

2) Guru mempersiapkan alat dan bahan

yang akan diajarkan

3) Anak-anak masuk kelas dan membaca

salam

4) Guru dan anak didik membaca do'a

(25)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak 6) Guru melakukan apersepsi

7) Guru menyampaikan tema belajar

8) Guru Tanya jawab dengan siswa

tentang binatang berkaki dua

9) Guru dan siswa bersam-sama menyanyi

tentang binatang dengan peragaannya.

"jenis-jenis binatang "

Tikus mouse kucing cat

Kupu-kupu butterfly

Ular snack burung bird

Kupu-kupu duck wek wek...

Kegiatan Inti (+ 60 menit)

a. Guru memperlihatkan contoh

kupu-kupu yang utuh.

b. Guru memperlihatkan potongan

puzzle dengan ukuran besar.

c. Guru mneuyebutkan aturan main

menggunakan puzzle

d. Guru membagikan lembar kerja pada

siswa dengan mengabsennya satu

persatu.

e. Guru menyuruh anak didik untuk

menyusun puzzle gambar kupu-kupu.

f. Guru memberitahukan waktu yang

digunakan untuk menyusun puzzle.

g. Guru mengamati kegiatan yang

dilakukan anak.

h. Guru mencatat hal-hal/temuan-temuan

ketika kegiatan menyusun puzzle.

i. Guru mengingatkan waktu untuk

(26)

j. Guru mengumpulkan lembar kerja

anak

Istirahat (+ 30 menit)

a. Mencuci tangan secara bergiliran

b. Berdoa sebelum makan

c. Makan bersama

d. Bermain diluar dan didalam ruangan

Kegiatan penutup (+ 30 menit)

1. Guru bersama anak-anak memebaca

doa setelah makan.

2. Guru bertanya pada anak didik tentang

materi yang disampaikan (recalling)

3. Guru dan anak bernyanyi

4. Membaca doa dan salam

5. Pulang

Media : Gambar kupu-kupu

Kepingan puzzle kupu-kupu

Evaluasi : Tanya jawab :

1. Berapa jumlah potongan puzzle yang

disusun?

2. Ada berapa jumlah kaki kupu-kupu

yang disusun dalam bentuk puzzle?

3. Apa warna kupu-kupu dalam puzzle

tersebut?

4. Mengapa kupu-kupu bisa terbang ?

5. Mengapa kupu-kupu bisa juga bersiri

diatas tanah/tanaman?

6. Bagaimanakah bentuk sayap

kupu-kupu?

Observasi : guru mengamati kegiatan

(27)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan sepanjang penelitian

secara terus-menerus sampai akhir pelaksanaan. Ada dua unsur penelitian yang

diperlukan, yakni instrumen atau alat pengumpul data dan sumber data. Hasil

observasi aktifitas siswa dan guru dikumpulkan berssama dengan hasil wawancara

dan catatan lapangan selama pembelajaran. Instrument tersebut diolah sehingga

mendapatkan hasilnya dan selanjutnya dianalisis.

Proses analisis dimulai dengan menelaah dan mempelajari seluruh data

yang terkumpul dari berbagai sumber. Kemudian data tersebut direduksi dengan

jalan membuat abstraksi yaitu dengan merangkumnya menjadi intisari yang

terjaga kebenarannya, selanjutnya data tersebut disusun dan dikategorikan,

(28)

Ayu Nurmalasari, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan

Berdasarkan hasil observasi, perolehan data, dan analisa data pada tiap

siklus maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan kognitif anak Taman Kanak-kanak di kelompok B kelompok

B TK PGRI Tunas Winaya, sudah berkembang, namun masih perlu ada

peningkatan dalam aspek-aspek pengetahuan sains, bentuk ukuran, warna,

bentuk dan pola, serta peningkatan anak dalam aspek konsep bilangan dan

huruf. Dengan kegiatan tanaya jawab anak belum sepenuhnya mampu

menjawab pertanyaan dari guru mengenai gambar puzzle. Sehingga perlu ada

cara lain untuk mendapatkan perbaikan dalam perkembangan kognitif anak

kelompok B TK PGRI Tunas Winaya.

2. Penggunaan media puzzle dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan

kemampuan kognitif anak kelompok B TK PGRI Tunas Winaya salah

satunya yaitu dengan metode pemberian tugas untuk mengerjakan

penyelesaian penyusuna puzzle. Namun puzzle yang diberikan lebih menarik

dan mampu meningkatkan motivasi anak untuk cepat menyelesaikannya.

Untuk tindakan pada siklus I, anak diberikan puzzle gamaba kupu-kupu, pada

siklus ke II, gambar lebih bervariasi lagi dengan campuran gambar huruf

abjad, dan pada siklus III anak diberikan gambar puzzle ikan lumba-lumba.

Yang mana gambar-gamabar tersebut menarik perhatian anak untuk lebih

semangat. Selain itu juga, anak diberi pertanyaan mengenai gambar puzzle

tersebut. Sehingga banyak interaksi antara guru dan murid. Dan hal tersebut

merupakan sebuah peningkatan dalam keaktifan anak-anak yang mampu

memotivasi untuk lebih cepat dalam penyelesaian tugas menyusun puzzle.

3. Setelah menggunakan media puzzle, kemampuan kognitif anak kelompok B

TK PGRI Tunas Winaya mengalami peningakatan. Baik dalam aspek sains,

pola, bentuk, ukuran dan bilangan. Hal ini dapat dilihata dari perkembangan

(29)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

guru yang lainnya sebagai teman sejawat dalam proses penelitian, angka

peningkatan kemampuan kognitif anak TK PGRI Tunas Winaya ini mencapai

80 % untuk siklus ke III.

B. Saran Tindak Lanjut

1. Guru hendaknya member motivasi belajar dalam setiap kegiatan

pembelajaran dengan enggunakan media dan metode pembelajaran yang

sesuao dengan minat dan perkembangannya, danjangan biarkan anak

melakukana pembelajaran tanpa bimbingan.

2. Bagi sekolah proses kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar

sesuai dengan rancangan kegiatan pembelajaran secara maksimal sesuai

indicator sehingga kualitas pembelajaran semakain meningkat.

3. Bagi sekolah, harus senantiasa berusaha untuk menyediakan

kebutuhan-kebutuhan guru dalam meningkatkan kualitas pengjajaran contohnya dengan

menyediakan media pembelajaran dan sumber belajar yang dibutuhkan

4. Bagia orang tua agar mampu memilih berbagai media dan kegiatan yang

dapat mengembangkan dan mencerdaskan anak-anaknya.

5. Bagi peneliti diharapkan dapat melaksanakn tugasnya dengan lebih baik dan

lebih konfrehensif guna meningkatkan mutu pendidikan melalui persiapan

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Anita Lie. 2003. 101 Cara Menumbuhkan Kecerdasan Anak. Jakarta : Gramedi

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi

Aksara.

Desmita. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Dr. Paul Suparno. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Jogjakarta. Kanisius

Drs. Muhibbin Syah, M.Ed. 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Drs. Zulkifli. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosdakarya

Sudarsono. 1988. Beberapa Prinsip dalam Penelitian. Yogyakarta: Bimbingan Penelitian Karya Ilmiah SEMA FIP IKIP Yogyakarta

Hj. Kartini, S.Pd. 2000. Psikologi Perkembangan. Bandung. Departemen Pendidikan Nasional

Kasbolah, Kasihani. 1997. Penelitian Tindakan Kelas: Guru sebagai Peneliti. Makalah disajikan dalam Lokakarya PTK Bagi Guru SLTP, MTs, SMU, MA dan SMK se-Kodya Malang. Malang: IKIP.

Wihardit. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Margono, Metode Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta: 2007

Permen No. 58 Tahun 2009. Peraturan Menteri Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdikbud.

Wiriatmaja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sujiono, dkk .2007. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Universitas Terbuka.

http://www.penalaranunm.org/index.php/artikelnalar/penelitian/163-penelitian-des kriptif.html

Gambar

Tabel 2 : Kisi-Kisi Instrumen
Table 3 : Lembar Observasi Aktifitas Guru
Tabel 4 : Pedoman Observasi siswa
Tabel 5 : Catatatan Anekdot/ Lapangan
+2

Referensi

Dokumen terkait

“ Boerhavia diffusa (Punarnava) Root Extract as green Corrosion Inhibitor for Mild Steel in Hydrochloric Acid Solution: Theoritical and Electrochemical Studies.”

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat tentang perceraian tersebut dikabulkan, maka untuk tertib administrasi pencatatan perceraian pada Pegawai Pencatat Nikah/PPN

Berdasarkan hasil wawancara dengan tiga orang siswa yang tidak tuntas mengenai kesulitan belajar materi tata nama senyawa kimia dan ketidaktuntasan hasil belajar ( posttest ),

Berdasarkan hasil wawancara kepada Ibu Sri selaku guru ZEY di SLB Muhammadiyah mengenai interaksi sosial anak disekolah, guru memaparkan bahwa dalam proses interaksi

Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, penerjemah..

tidak bagi santri yang telah mengerjakan salat malam berjamaah dapat. mempengaruhi sikap disiplin pada setiap kegiatan

Plat pengekang ini terbuat dari baja, fungsinya untuk pengekang baja ringan profil C yang digunakan sebagai tumpuan benda uji reng baja ringan agar tidak geser saat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah pencapaian hasil belajar siswa aspek kognitif yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan kontekstual lebih