• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DIALOG UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI DEMOKRATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII F SMPN 44 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DIALOG UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI DEMOKRATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII F SMPN 44 Bandung."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DIALOG UNTUK

MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI DEMOKRATIS SISWA DALAM

PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(Penelitian Tindaan Kelas pada Siswa Kelas VIII F SMP N 44 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusn Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS)

Disusun oleh:

ELITA SURATMI

0903921

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DIALOG UNTUK

MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI DEMOKRATIS SISWA DALAM

PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (Penelitian Tindakan

Kelas Pada Siswa Kelas VIII F SMPN 44 Bandung)

Oleh Elita Suratmi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Elita Suratmi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

ELITA SURATMI

0903921

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DIALOG UNTUK

MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI DEMOKRATIS SISWA DALAM

PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VIII F SMP N 44 Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Prof. Dr. Aim Abdulkarim, M.Pd NIP: 19590714 19 8601 1 001

Pembimbing II

Hj. Siti Nurbayani, S.Pd. M.Si NIP: 19700711 199403 022

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pembelajaran yang kurang mengedepankan dialogis dalam pembelajaran IPS, hal tersebut membuat siswa merasa bosan, mengobrol dengan temannya, memainkan HP, dan mengerjakan tugas yang lain. Dalam hal ini siswa kurang mampu untuk menghargai guru yang merupakan wujud kurangnya nilai-nilai demokratis siswa. Dengan demikian diperlukan adanya metode pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dan mampu untuk mengembangkan nilai-nilai demokratisnya. Oleh karena itu metode pembelajaran dialog ini diterapkan guna mengembangkan nilai-nilai demokratis siswa.

Penulis telah merumuskan yaitu (1) bagaimana proses penerapan metode pembelajaran dialog untuk mengembangkan nilai-nilai demokratis siswa dalam pembelajaran IPS di SMP N 44 Bandung?, (2) Bagaimana pengembangan nilai-nilai demokratis siswa pada pembelajaran IPS di SMP N 44 Bandung?, (3) hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi guru dan siswa dalam pengembangan nilai-nilai demokratis siswa melalui metode pembelajaran dialog dalam pembelajaran IPS di SMP N 44 Bandung?, (4) bagaimana upaya-upaya yang dilakukan guru dan siswa dalam pengembangan nilai-nilai demokratis siswa melalui metode pembelajaran dialog dalam pembelajaran IPS di SMP N 44 Bandung?.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (classroom action research) melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Instrumen yang digunakan yakni lembar observasi, lembar catatan lapangan, pedoman wawancara dan angket. Teknik menganalisis data menggunakan analisis data kualitatif (kategorisasi dan interpretasi data, reduksi data dan display data) dan kuantitatif.

(5)

ABSTRACT

This research is motivated by the lack of learning that emphasizes dialogue in social studies learning; it makes the students feel bored, chatting with friends, using mobile and doing something else. In this case students are less able to appreciate the teachers that reflect the lack of democratic values students. Thus necessary to have methods that can involve students actively and were able to develop democratic values. Therefore this dialog learning methods applied to develop students' democratic values.

The author has formulated namely (1) How the process of implementing teaching dialogue methods to develop democratic values for students in the social studies learning at public secondary school 44 Bandung?, (2) How the development of democratic values students in the social studies learning at public secondary school 44 Bandung?, (3) What are the barriers faced by teachers and students in the development of democratic values students through dialogue learning methods in social studies learning at public secondary school 44 Bandung?, (4) How the efforts of the teachers and students in development of democratic values students through teaching dialogue methods in social studies learning at public secondary school 44 Bandung?.

The research method used was classroom action research through qualitative and quantitative approaches. The instrument used the observation sheet, sheet field notes, interview guides and questionnaires. Techniques to analyze the data using a qualitative data analysis (categorization and interpretation of data, data reduction and data display) and quantitative.

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR DIAGRAM ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Metode Pembelajaran Dialog ... 9

1. Pengertian Metode apembelajaran Dialog ... 9

2. Manfaat dan Tujuan Metode Pembelajaran Dialog ... 13

3. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Dialog ... 16

B. Pengembangan Nilai-Nilai Demokratis dalam Pembelajaran IPS ... 18

1. Pengertian Nilai-Nilai Demokratis ... 18

2. Indikator Nilai Demokratis Siswa Dalam Pembelajaran IPS ... 22

C. Tinjauan Tentang Pembelajaran IPS ... 27

1. Hakekat Pembelajaran IPS ... 27

(7)

3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS ... 33

D. Manfaat Metode Pembelajaran Dialog dalam Pembelajaran IPS ... 34

E. Penelitian Terdahulu ... 37

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 39

B. Desain Penelitian ... 39

C. Metode Penelitian ... 41

D. Definisi Operasional ... 43

E. Instrumen Penelitian ... 45

F. Teknik Pengumpulan Data ... 47

G. Prosedur Pengumpulan Data ... 49

H. Teknik Analisis Data ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... 58

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 62

1. Observasi Awal Pembelajaran IPS ... 62

2. Paparan Siklus Pertama ... 66

3. Paparan Siklus Kedua ... 98

4. Paparan Siklus Ketiga ... 129

5. Peningkatan Hasil Penelitian Tindakan Kelas... 160

C. Penerapan Metode Pembelajaran Dialog untuk Mengembangkan Nilai-Nilai Demokratis Siswa dalam Pembelajaran IPS ... 200

1. Proses Penerapan Metode Pembelajaran Dialog dalam Mengembangkan Nilai-Nilai Demokratis Siswa ... 200

(8)

Metode Pembelajaran Dialog dalam Meningkatkan

Nilai-Nilai Demokratis Siswa ... 212 4. Upaya-upaya dalam Mengatasi Hambatan-Hambatan dalam

Penerapan Metode Pembelajaran Dialog untuk Mengembangkan

Nilai-Nilai Demokratis ... 214

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 217 B. Saran ... 219

DAFTAR PUSTAKA ... 220

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Peneliti telah melakukan pra penelitian di SMP N 44 Bandung. Observasi dilakukan pada bulan Februari tahun 2013 pada pukul 07.10- 08.40 WIB. Observasi tersebut dilakukan pada mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosiala) di kelas VIII F. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, maka hasil yang didapat adalah, dalam pembelajaran di kelas kurang dialogis. Hal ini karena siswa kurang dilibatkan secara aktif selama proses pembelajaran berlangsung.

(10)

Beberapa siswa juga mengalami kesulitan untuk mengikuti pembelajaran karena mereka tidak memiliki buku teks yang digunakan saat pembelajaran IPS. siswa juga tidak memiliki kesempatan berinteraksi dengan guru meskipun hanya bertanya atau menyampaikan pendapatnya. Berdasarkan kondisi yang ditemukan saat pembelajaran, maka peneliti berbincang-bincang dengan siswa mengenai pembelajaran IPS. Menurut siswa, pembelajaran IPS tersebut tidak menarik, karena mereka tidak merasa senang dengan materi, tidak menggunakan media, dan pembelajaran yang kurang aktif. Pada observasi ini peneliti juga melakukan wawancara dengan guru IPS di sekolah tersebut. Hasil yang didapat dari wawancara adalah kesulitan yang dialami guru mata pelajaran IPS. Kesulitan yang dialami tersebut berkaitan dengan pengkondisian siswa di kelas. Kemudian beliau menyatakan bahwa kesulitan penyampaian maksud dari tujuan pembelajaran IPS sendiri terkendala dengan kurang pahamnya guru mengenai pembelajaran IPS yang terpad, karena seluruh pengajar pembelajaran IPS berlatarbelakang disiplin ilmu yang beragam seperti Ekonomi Koperasi, dan Koperasi sehingga kesulitan dalam menyatukan pembelajaran IPS itu sendiri. Pada hakikatnya IPS menurut Puskur (Depdiknas, 2007: 14) merupakan „suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan Sejarah, Sosiologi, Antropologi, dan Ekonomi‟. Sehingga yang dapat beliau lakukan adalah dengan penyampaian materi berdasarkan disiplin ilmu tertentu sehingga pembelajaran kurang terinformatif, kurang efektif, dan kurang bernilai tambah terhadap pengetahuan siswa.

(11)

sepatutnya dalam suatu pembelajaran lebih melibatkan siswa. Terlebih jika siswa sebagai pusat atau students centre. Karena dengan pencarian dan keingintahuan yang berdasarkan pada diri sendiri akan memberikan dampak positif terhadap perkembangan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotornya (prilaku). Pernyataan tersebut juga sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 (Samani, 2012: 26) mengenai tujuan yang menyatakan,

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi Siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berdasarkan dari fungsi dan tujuan pendidikan tersebut, jelas sekali adanya tujuan dari pendidikan yang begitu sempurna dimana siswa akan dididik untuk tujuan adanya perkembangan kemampuan mereka dan memanfaatkan setiap kemampuannya untuk dapat menjadi seorang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan salah satunya yaitu menjadi siswa yang demokratis. Di mana mereka harus bisa menjadi seorang yang mampu mengembangkan segala kemampuannya tanpa harus mengabaikan orang lain di sekitarnya, dan ikut bersama-sama mencerdaskan bangsa Indonesia. Untuk mewujudkan tatanan kehidupan bangsa yang bermartabat sesuai dengan pemahaman di atas, maka diperlukan suatu sistem pendidikan yang baik sehingga dapat menunjang segala aspek kehidupan manusia.

(12)

adanya upaya memasukan nilai-nilai demokratis pada siswa melalui pembelajaran IPS.

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan dua bidang kajian ilmu yang potensial bagi pengembangan tugas-tugas pembelajaran yang kaya nilai. IPS adalah disiplin ilmu yang mengkaji perilaku manusia dalam beragam bentuknya. Disiplin ilmu ini meliputi sejumlah cabang disiplin ilmu seperti Psikologi, Geografi, Ekonomi, Politik, Sosiologi, dan Antropologi. Melalui pembelajaran IPS yang terintegrasi dengan nilai, etika, dan moral, siswa diharapkan mampu mengaplikasikan konsep dan prinsip ilmu-ilmu tersebut untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Dengan pengembangan IPS yang benar dan bermakna maka akan mampu menghasilkan pribadi yang sehat dan tangguh (Mulyana, 2011:189-192).

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka ditemukan beberapa permasalahan. Salah satu permasalah tersebut berkaitan dengan metode. Untuk menyiasati permasalahan tersebut maka dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang mampu menggali potensi-potensi yang ada dalam individu itu sendiri terutama dalam meningkatkan kesadaran nilai-nilai demokratis siswa pada mata pelajaran IPS. Salah satu pembelajaran yang mampu melibatkan siswa dalam upaya meningkatkan kesadaran nilai-nilai demokratis dan menggali potensi siswa adalah dengan penggunaan metode pembelajaran dialog. Metode ini menerapkan berbagai unsur nilai seperti menghargai dan aktif memberikan pendapat. Sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuannya dan membentuk nilai-nilai demokratis dalam diri para siswa.

(13)

Dengan demikian model pembelajaran ini secara tidak langsung dapat meningkatkan kesadaran nilai-nilai demokratis siswa pada mata pelajaran IPS. Hal ini disebabkan karena pembelajaran dengan dialog memberikan peluang terjadinya proses aktif dimana siswa membangun sendiri pengetahuannya dengan berdialog dengan teman dan gurunya tersebut dan disertai adanya ketentuan-ketentuan yang mengharuskannya untuk dapat saling menghargai dengan sesama dan juga aktif berinteraksi sehingga pembelajaran didalam kelas pun lebih efektif.

Berdasarkan latar belakang di atas mengundang penulis untuk mengadakan pengkajian lebih lanjut, sehingga akan lebih relevan untuk dibahas. Oleh karena itu penulis mengangkat judul: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DIALOG UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI DEMOKRATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIII F di SMP N 44 Bandung).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana proses penerapan metode pembelajaran dialog dalam mengembangkan nilai-nilai demokratis siswa dalam pembelajaran IPS di SMP N 44 Bandung ?.

2. Bagaimana pengembangan nilai-nilai demokratis siswa pada pembelajaran IPS di SMP N 44 Bandung setelah penerapan metode pembelajaran dialog?.

3. Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi guru dan siswa dalam pengembangan nilai-nilai demokratis siswa melalui metode pembelajaran dialog dalam pembelajaran IPS di SMP N 44 Bandung?.

(14)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

a. Proses penerapan metode pembelajaran dialog dalam mengembangkan nilai-nilai demokratis siswa dalam pembelajaran IPS di SMP N 44 Bandung. b. Kemampuan pengembangan nilai-nilai demokratis siswa pada pembelajaran

IPS di SMP N 44 Bandung setelah pelaksanaan metode pembelajaran dialog. c. Hambatan yang dihadapi guru dan siswa dalam pengembangan nilai-nilai

demokratis siswa melalui metode pembelajaran dialog dalam pembelajaran IPS di SMP N 44 Bandung.

d. Upaya yang dilakukan guru dan siswa dalam pengembangan nilai-nilai demokratis siswa melalui metode pembelajaran dialog dalam pembelajaran IPS di SMP N 44 Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Kualitas dan kapasitas dalam suatu penelitian dapat dilihat dari segi manfaatnya yang akan diberikan berdasarkan hasil penelitian. Dengan diadakannya penelitian ini, maka dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan bagi sekolah. Adapun kegunaan yang ingin dicapai oleh penulis yang dituangkan dalam bentuk skripsi ini mencangkup kegunaan secara teoritis dan kegunaan secara praktis, adapun diantaranya yakni:

1. Secara Teoritis

Secara umum penelitian ini memberikan manfaat dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan sumber daya manusia, mengembangkan nilai-nilai demokratis dan kepribadian melalui metode pembelajaran dialog yang mengaktifkan siswa didalam kelas sehingga dapat merespon materi dengan baik. 2. Secara Praktis

(15)

a. Peneliti

Dalam hal ini peneliti dapat memperoleh pengalaman langsung bagaimana berkolaborasi maupun memilih metode pembelajaran yang tepat, sehingga diharapkan kelak ketika peneliti terjun kelapangan mempunyai wawasan dan pengalaman, memiliki kemampuan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang lebih efektif.

b. Bagi Sekolah

Memberikan inovasi baru dalam metode pembelajaran siswa di Sekolah Menengah Pertama untuk mengembangkan nilai-nilai demokratis yang ada dalam diri siswa. Juga membantu sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih aktif lagi.

c. Bagi Guru

Guru memperoleh salah satu variasi metode pembelajaran yang lebih variatif yakni dengan menggunakan metode pembelajaran dialog dalam pembelajaran IPS. Dengan metode pembelajaran dialog guru dapat membuat siswa untuk lebih aktif selama pembelajaran IPS berlangsung.

d. Bagi siswa

Siswa dapat memahami materi pelajaran dengan inovasi baru yakni penggunaan metode pembelajaran dialog sehingga siswa memiliki semangat baru dalam belajar, dan juga dapat mengaktifkan siswa untuk bertanya juga meningkatkan nilai-nilai demokratis yang ada dalam dirinya sehingga informasi dapat tersampaikan dan mudah dipahami oleh siswa.

E. Struktur Organisasi

(16)

melalui penelitian skripsi, tujuan penelitian yaitu membahas mengenai hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan, metode penelitian yang memebahas mengenai penggunaan metode dalam penelitian tersebut secara singkat, manfaat penelitian yaitu pembahasan mengenai manfaat yang akan diperoleh dari hasil penelitian, dan struktur organisasi yakni rincian tentang urutan penulisan yang ada pada setiap bab dan sub bab yang terdapat dalam skripsi tersebut.

Dalam Bab II kajian pustaka meliputi beberapa hal yang berkaitan dengan konsep-konsep atau teori-teori utama dan turunannya yang akan dikaji dalam bidangnya secara keseluruhan maupun sebagaian yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian, dan pembahasan mengenai penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti, termasuk prosedur, subjek dan temuannya.

Pada Bab III metodologi penelitian berisi penjabaran yang rinci mengenai lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data yang secara keseluruhan dibahas secara rinci lagi.

Pembahasan pada Bab IV hasil penelitian dan pembahasan yaitu mengenai penjabaran dari hasil penelitian yang telah dilakukan mulai dari pengolahan data sampai dengan pembahasan dan analisis temuan dari penelitian tersebut.

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat melakukan penelitian guna memperoleh data yang berasal dari subjek penelitian. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP N 44 Bandung dengan alamat Jalan Cimanuk No. 1. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun ajaran 2012/2013, yaitu bulan Februari sampai bulan Mei Tahun 2013. Penentuan waktu penelitian mengacu kepada kalender akademik sekolah, karena (Penelitian Tindakan Kelas) PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.

2. Subjek Penelitian

PTK ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII F pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 38 siswa dengan komposisi 19 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Karakteristik siswa secara keseluruhan sangat heterogen dan memiliki sifat dan kemampuan yang berbeda-beda. Alasan dipilihnya kelas tersebut dikarenakan dalam kelas ini masih kurang dalam nilai-nilai demokratis yang dimilikinya hal tersebut dikarenakan cara penyampaian materi atau metode pembelajaran masih menggunakan metode ceramah.

B.Desain Penelitian

(18)

Adapun desain penelitian tindakan dapat dilihat pada gambar berkut:

Gambar 3.1 Model penelitian tindakan kelas menurut Arikunto (2010: 16) Berdasarkan desain penelitian tersebut di atas maka tahapan dalam penelitian ini yakni:

1. Tahap pertama perencanaan

Tahap ini peneliti menyusun dan merancang tindakan terlebih dahulu dengan seksama, jenis tindakan seperti apa yang akan dilakukan berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti. Setelah hasil sudah diketahui bahwa siswa kurang dalam mengembangkan nilai-nilai demokratisnya maka peneliti merencanakan pembelajaran yang dapat membuat siswa mengembangkan nilai-nilai demokratis yang ada dalam dirinya juga menjadikan pembelajaran menjadi lebih aktif dan efektif.

2. Tahap kedua pelaksanaan tindakan

Setelah menyusun rencana maka peneliti akan melaksanakan tindakan sesuai perencanaan. Dalam tahap ini peneliti bekerjasama dengan guru mitra dalam pelaksanaan tindakan yakni guru mitra berperan sebagai observer dan peneliti berperan sebagai pelaksana tindakan.

Siklus berikutnya Refleksi

Perencanaan Pengamatan

SIKLUS I

Pelaksanaan Pelaksanaan Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

(19)

3. Tahap ketiga pengamatan

Bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan peneliti juga mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkannya. Guru mitra mengobserver kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti juga aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

4. Tahap keempat refleksi

Tahap ini berdasarkan hasil pengamatan tersebut, kemudian peneliti melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan. Jika hasil refleksi menunjukan perlunya melakukan perbaikan terhadap tindakan yang telah dilakukan maka rencana tindakan tersebut dilakukan kembali dengan memperbaiki berdasarkan tindakan sebelumnya agar tidak terjadi pengulangan tindakan dengan hasil yang sama.

C.Metode Penelitan

Penelitian mengenai PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DIALOG UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI DEMOKRATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research) sebagai metode penelitiannya. Menurut Ebbut (Wiriaatmadja, 2005: 11-12) menyatakan bahwa:

penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan tersebut.

(20)

penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti (atau dilakukan oleh guru sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti) di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya perbaikan dalam proses pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh pihak guru maupun observer dan peneliti. Hal ini ditujukan untuk adanya tindakan dan upaya dalam mmperbaiki proses pembelajaran di kelas agar hasil yang diharapkan tercapai. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif di mana penelitian lebih menekankan pada data yang alamiah yaitu data yang terdapat pada subjek. Menurut Sugiyono (2005: 1) mengatakan bahwa:

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi.

Pernyataan yang serupa juga dinyatakan oleh Basrowi (2008: 1) mengenai pendekatan kualitatif bahwa:

pendekatan kualtitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan cara pengamatan dan bertujuan untuk mengenali dan memahami lebih dalam orang-orang atau yang menjadi subjek dalam penelitian. Penelitian kualitatif (qualitative reasearch) adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya.

Selain itu pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yakni “data kuantitatif berbentuk angka-angka dan analisis

menggunakan statistik” (Sugiyono, 2009:7). Dalam penelitian ini pendekatan

kuantitatif digunakan dalam pengolahan data kuantitatif seperti angket dengan penskoran. Analisis statistik dalam hal ini sederhana yaitu mempresentasekan peningkatan perkembangan nilai-nilai demokratis siswa dalam pembelajaran dialog. Hal tersebut juga dinyatakan oleh Rochiati dalam Kunandar (2008:47) bahwa:

(21)

deskriptif dalam bentuk kata-kata, peneliti merupakan instrumen pertama dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk.

Berdasarkan pendapat tersebut maka penulis menggunakan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode PTK pada penelitian ini. Karena dalam penelitian ini menggunakan data kualitatif juga data kuantitatif. Diharapkan setelah penelitian ini adanya perbaikan terhadap pembelajaran yang akan meningkatkan nilai-nilai yang ada pada siswa khususnya nilai-nilai demokratis.

D.Definisi Operasional

Untuk memahami ruang lingkup penelitian, dalam bagian ini akan dijelaskan istilah-istilah operasional yang digunakan serta pemberian makna berdasarkan judul penelitian. Hal ini untuk menghindari kekeliruan mengenai maksud dan tujuan yang ingin dicapai, istilah-istilah tersebut adalah:

1. “Metode adalah suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan tertentu” (Hidayat, 2011: 40). Dalam hal ini metode sebagai suatu cara yang digunakan guna mencapai adanya suatu maksud dan tujuan tertentu. 2. “Pembelajaran adalah interaksi instruksional antara guru dengan siswa”

(Hidayat, 2011: 21). Menurut pernyataan tersebut bahwa pembelajaran sebagai bentuk adanya suatu interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam suatu proses pembelajaran di kelas.

3. Sehingga dapat dijelaskan mengenai “metode pembelajaran dialog, adalah cara

penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru” (Djamarah, 2010:94). Jadi metode pembelajaran dialog adalah salah satu cara dalam suatu pembelajaran yang diterapkan guna mencapai suatu tujuan pembelajaran dengan bentuknya berupa tanya jawab yang dilakukan baik oleh guru dan siswa maupun siswa dengan siswa di kelas.

(22)

olehsuatu individu untuk selalu berprilaku sesuai dengan ketentuannya sendriri yang sudah melekat dalam dirinya.

5. Suyadi (2013:8) “demokratis yakni sikap dan cara berfikir yang mencerminkan

persamaan hak dan kewajiban secara adil dan merata antara dirinya dengan

orang lain”. Yang dimaksudnya di sini dalam persamaan hak dan kewajiban

secara adil adalah di mana seseorang harus bisa menempatkan dirinya dalam keadaan di mana saatnya untuk mengupayakan hak dan di mana untuk melaksanakan kewajibannya beberapa indikator dari demokratis yaitun menurut Trilling dan Fadel (Samani, 2012: 37) yakni sikap menghargai pendapat orang lain, toleran, terbuka, berprinsip musyawarah untuk mufakat, bilamana perlu melakukan pemungutan suara (voting) demi kepentingan rakyat, bukan semata-mata kepentingan pribadi dan golongan, taat kepada aturan main. Maksud dari demokratis dalam pernyataan tersebut adalah di mana demokratis adalah suatu sikap untuk saling menghargai adalah salah satu hal yang diutamakan dalam demokratis, kemudian mampu untk bertoleransi, selalu melakukan musyawarah dalam membuat suatu keputusan yang melibatkan orang banyak sebagai suatu upaya agar tidak terjadi perselisihan dan lain sebagainya.

6. Sehingga dapat disebutkan bahwa nilai-nilai demokratis adalah suatu keyakinan yang ada dalam diri individu dalam melakukan segala tindakan yang sesuai dengan hatinya dan tindakan tersebut diterima dimasyarakat seperti toleransi, saling terbuka, musyawarah untuk mufakat, bekerjasama, dan lain sebagainya. Sebagaimana yang disebutkan oleh Wuryan (2008: 85) bahwa nilai-nilai demokratis merupakan salah satu nilai yang harus dijalankan dalam keseharian seperti tanggungjawab dalam tindakannya, disiplin diri, berfikir objektif, dan rasional dalam suatu permasalahan yang dihadapi, kasih sayang dan peduli terhadap sesama, dan menerima perbedaan pendapat diantara sesama warga negara masyarakat.

(23)

Antropologi” (Mulyana, 2011:189-192). Kajian dalam IPS sangat luas sehingga pembelajaran dalam IPS mencakup beberapa disiplin ilmu yang ada melalui pengintegrasian yang dilakukan maka akan menciptakan suatu pembelajaran yang mengedepankan adanya pengembangan dan penanaman nilai dalam diri siswa.

E.Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh kebenaran dalam pengumpulan data, maka diperlukan instrumen yang tepat dan sesuai sehingga masalah yang diteliti akan terpecahkan dengan baik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan salah satu alat untuk mengukur tingkah laku siswa ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi sebenarnya maupun buatan. Dengan lembar observasi ini maka peneliti dapat mengukur atau menilai proses pembelajaran yang terjadi di kelas.

Observasi yang dilakukan bertujuan agar memperoleh informasi yang akurat mengenai proses pembelajaran IPS menggunakan metode pembelajaran dialog dalam meningkatkan nilai-nilai demokratis siswa. Sesuai dengan indikator-indikator yang sudah ditentukan secara langsung saat proses pembelajaran.

Lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi nilai-nilai demokratis siswa dan lembar observasi metode pembelajaran dialog, hal tersebut untuk melihat tingkat nilai-nilai demokratis yang muncul dalam proses pembelajaran di kelas dan ketercapaian proses pembelajaran dialog terhadap pengembangan nilai-nilai demokratis siswa. Pelaksanaan observasi dilakukan dengan memberikan tanda ceklis (V) pada lembar observasi yang muncul perihal observasi yang dilakukan oleh siswa dan guru. Kriterianya yakni sangat baik, baik, cukup dan kurang. Keterangan indikator ketercapaian terlampir dalam lampiran.

(24)

dalam kelas. Hasil observaasi menunjukan kualitas pembelajaran guru di kelas menggunakan metode pembelajaran dialog dalam meningkatkan nilai-nilai demokratis siswa. Sedangkan lembar observasi nilai-nilai demokratis siswa digunakan dalam melihat pengembangan yang sudah terjadi selama proses pembelejaran. Kedua lembar observasi tersebut diobserver oleh guru mitra.

2. Lembar Catatan Lapangan

Lembar catatan lapangan merupakan rekaman kejadian yang dilakukan oleh kolaborator atau teman sejawat maupun peneliti sendiri untuk menuliskan hal-hal yang belum terekam melalui lembar observasi. Lembar catatan lapangan digunakan untuk mendapatkan refleksi terhadap keterlaksanaan pembelajaran dengan metode pembelajaran dialog dan kemampuan nilai-nilai demokratis siswa. Agar terlihat adanya pengembangan terhadap penelitian tersebut.

3. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara ini digunakan untuk mengetahui lebih lanjut terhadap data-data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data lainnya. Wawancara dilakukan untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa kelas VIII F dan guru mitra mengenai pembelajaran yang selama ini dilakukan sebelum adanya penelitian dan proses tindakan oleh peneliti. Agar diketahui bagaimana pembelajaran yang terjadi sebelumnya. Wawancara ini dilakukan pada observasi awal sebagai bahan untuk melakukan perencanaan pembelajaran dalam melakukan penelitian ini.

4. Angket

(25)

kadang-kadang dan tidak pernah. Kriteria pencapaian terhadap idikator terlampir dalam lampiran.

F. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yang disesuaikan dengan instrumen yang telah digunakan yakni :

1. Observasi

Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan yang dilakukan selama dilakukan tindakan dalam setiap siklusnya sebagaimana yang diungkapkan oleh Sanjaya (2011:86) bahwa “pedoman observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti”. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam pembelajaran dan penerapan metode pembelajaran dialog dalam mengembangkan nilai-nilai demokratis siswa. Observasi dilakukan secara menyeluruh di dalam kelas oleh guru mitra dan peneliti.

Sehingga teknik pengumpulan data dengan observasi merupakan metode mengumpulkan data dengan mengamati langsung di lapangan. Proses ini berlangsung dengan pengamatan yang meliputi melihat, merekam, dan mencatat kejadian. Observasi bisa dikatakan merupakan kegiatan yang meliputi pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Teknik pengumpulan data dengan observasi ini diambil karena peneliti dapat mengamati langsung masalah yang ada di lapangan.

(26)

diperoleh dari kegiatan. Observasi dilakukan pada saat proses kegiatan itu berlangsung.

2. Catatan Lapangan

Catatan lapangan dilakukan untuk mendeskripsikan kegiatan pembelajaran yang belum tercatat dalam lembar observasi dan untuk memperoleh data secara objektif selama pemberian tindakan. Catatan lapangan ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan tindakan yang selanjutnya. Catatan lapangan ini diisi oleh peneliti untuk mencatat dan merekam kejadian yang bermakna selama proses penelitian berlangsung. 3. Wawancara

Wawancara atau interviu dapat diartikan sebagai “...teknik mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka maupun melalui saluran media tertentu” (Sanjaya, 2011: 96). Wawancara untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran dialog. Wawancara dalam penelitian ini ditunjukan kepada Siswa kelas VIII F dengan jumlah 38 orang yang kemudian akan diberikan lembar wawancara setiap siswa. Wawancara ini berisikan 40 pertanyaan mengenai permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas. Menurut Moleong (2001:135) “wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan, dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”.

4. Angket

(27)

G.Prosedur Pengumpulan Data

1. Prosedur Penyelesaian Administrasi

Sebelum sampai pada tahap-tahap tindakn kelas, pengumpulan data dan analisis data maka terlebih dahulu akan menguraikan proses persiapan dari penelitian ini agar berjalan lancar. Persiapan tersebut antara lain sebagai berikut: a. Tahap persiapan penelitian

Tahap ini dapat juga disebut dengan tahap pra lapangan yakni kegiatan yang dilakukan adalah peneliti mengajukan rancangan proposal penelitian. Selanjutnya proposal penelitian tersebut diseminarkan dihadapan tim dosen penguji untuk mendapatkan koreksi, masukan serta perbaikan hingga mendapat pengesahan dan persetujuan dari dosen pembimbing skripsi satu dan dosen pembimbing skripsi dua yang selanjutnya merekomendasikan untuk memualai bimbingan skripsi.

(28)

Berdasarkan kesepakatan bersama maka yang menjadi pelaksana tindakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan Guru IPS sebagai kolaborator/guru mitra.

Setelah melakukan observasi awal maka langkah selanjutnya yang dilakukan dalam tahap persiapan penelitian ini adalah:

1) Mengajukan surat permohonan penelitian skripsi kepada rektor UPI Bandung melalui prodi dengan tertanggal 1 April 2013 dan ditandatangani oleh ketua prodi Pendidikan IPS dan pembuatan surat ini hanya memakan waktu 1 jam. 2) Kemudian permohonan surat izin penelitian skripsi dari prodi diberikan kepada

fakultas dengan menyerahkan prososal penelitian skripsi yang sudah disahkan oleh pembimbing satu dan pembimbing dua, lembar pengesahan proposal skripsi yang ditandatangani pembimbing satu, pembimbing dua dan ketua prodi Pendidikan IPS, kwitansi SPP serta fotocopy KTM pada hari yang sama yaitu tanggal 1 April 2013.

3) Setelah surat permohonan izin penelitian skripsi dari fakultas, maka pada hari itu tanggal 1 April 2013 surat tersebut diserahkan kepada Badan Administrasi dan Keuangan untuk diproses selama tujuh hari, sehingga surat permohonan ijin penelitian keluar pada tanggal 8 April 2013.

4) Kemudian surat permohonan tersebut diserahkan kepada bagian administrasi (TU) sekolah SMP N 44 Bandung setelah itu diminta untuk menunggu sampai penelitian selesai untuk memperoleh surat balasan untuk selanjutnya diadakan diskusi dengan guru IPS.

b. Tahap pelaksanaan penelitian 1) Tahap perencanaan

(29)

langkah-langkah, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dipersiapkan oleh peneliti. Setelah tercapai kesepakatan, peneliti dan guru mitra merencanakan kelas yang akan dijadikan subjek penelitian yaitu kelas VIII F dengan jumlah siswa 38 orang serta membicarakan jadwal pembelajaran.

2) Tahap pelaksanaan

Tahap ini peneliti mengadakan wawancara dengan siswa dan guru tentang pembelajaran yang selama ini dilakukan serta tentang penerapan metode pembelajaran dialog untuk meningkatkan nilai-nilai demokratis siswa dalam pembelajaran IPS. Kemudian kegiatan utama dari penelitian ini adalah menerapkan metode pembelajaran dialog dalam pembelajaran di kelas.

2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

a. Tahap pra penelitian

Menurut Suhardjono (2008:70) mengemukakan bahwa prosedur penelitian yang dilakukan dalam tahap pra penelitian, terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:

1) Melakukan observasi ke sekolah untuk mencari masalah pembelajaran yang akan diteliti.

2) Merumuskan masalah penelitian.

3) Menentukan lokasi dan subjek penelitian. 4) Membuat proposal penelitian.

5) Pengurusan surat izin penelitian.

6) Koordinasi dengan guru IPS yang mengajar pada kelas yang akan diteliti. 7) Membuat pedoman wawancara, angket dan lembar observasi.

b. Tahap penelitian

Berdasarkan prosedur penelitian tindakan kelas, pelaksanaan penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Untuk selengkapnya dapat dilihat tabel berikut ini:

(30)

Siklus

Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar di kelas

Mengembangkan format observasi pembelajaran

Tindakan Menerapkan tindakan mengacu pada skenario dan LKM

Pengamatan Melakukan observasi dengan memakai format observasi

 Menilai tindakan dengan menggunakan format LKM

Refleksi Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi mutu, jumlah, dan waktu dari setiap macam tindakan Melakukan pertemuan untuk membahas hasil

evaluasi tentang skenario, LKM dan siklus berikutnya

Evaluasi tindakan pertama

Siklus

Kedua

Perencanaan  Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah

 Pengembangan program tindakan kedua

Tindakan Pelaksanaan program tindakan kedua

Pengamatan Pengumpulan data program tindakan kedua

(31)

Siklus-siklus berikutnya

Kesimpulan, saran, rekomendasi

Suhardjono (2010: 70-71)

Berdasarkan tabel tersebut prosedur hendaknya dirinci dengan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi yang bersifat secara berulang atau bersiklus. langkah-langkah dalam PTK secara rinci yaitu:

1) Perencanaan

Tahap ini berupa rancangan dan menyusun tindakan pembelajaran untuk perbaikan pembelajaran sesuai dengan kesepakatan antara guru dan peneliti. Jadi dalam hal ini peneliti harus menggunakan perencanaan tindakan seutuhnya dalam proses pembelajaran agar tujuan dan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan harapan. Pada tahap ini peneliti membuat RPP beserta sistem penilaian yang akan diberikan, serta menyiapkan instrumen yang diperlukan dalam observasi yakni lembar observasi penilaian pembelajaran dialog, lembar observasi penilaian nilai demokratis, catatan lapangan, dan angket siswa selama proses pembelajaran IPS berlangsung dengan menggunakan metode pembelajaran dialog.

Perencanaan yang secara bersama dilakukan oleh peneliti dan guru IPS tentang kajian topik, waktu, dan tempat observasi. Standar kompetensi yang disepakati oleh guru IPS yakni SK 7. Memahami kegiatan perekonomian Indonesia.

2) Tindakan

Tahap ini rancangan yang telah disusun sesuai kesepakatan bersama antara peneliti dan guru mitra akan diterapkan di kelas sesuai dengan skenario yang telah disusun. Tindakan ini bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran, meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas, pelaksanaan pembelajaran dalam hal ini menggunakan metode pembelajaran dialog untuk meningkatkan nilai-nilai demokratis siswa. Peneliti dalam hal ini tidak menentukan siklus yang harus dilakukan tetapi dilihat dari ketercapaian tujuan yang diharapkan peneliti. Pada saat pelaksanaan tindakan ini, peneliti melaksanakn observasi dengan menggunakan format observasi, angket dan catatan lapangan.

(32)

Tahap ini pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, peneliti melakukan pengumpulan data informasi tentang proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Pengumpulan data ini menggunakan lembar observasi metode pembelajaran dialog dan lembar observasi nilai-nilai demokratis serta data angket siswa juga dengan catatan lapangan. Pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan pengembangan nilai-nilai demokratis siswa. Data yang dikumpulkan berupa data kualitatif dan data kuantitatif yang menggambarkan hasil dari setiap tindakan dengan metode pembelajaran dialog terhadap nilai-nilai demokratis siswa.

4) Refleksi

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Tindakan ini dilakukan berdasarkan hasil observasi sebelumnya terhadap jalannya proses pembelajaran dialog. Pada tahap ini hasil observasi kemudian diolah kembali dengan data angket dan lembar observasi jika terdapat kesalahan atau kekurangan maka akan dilakukan tindakan kembali.

(33)

mempertanggung jawabkan tindakannya selama proses pembelajaran dialog, disiplin selama proses pembelajaran dialog.

H.Teknik Analisis Data

Menganalisis data adalah bagian terpenting dalam suatu karya ilmiah karena dalam analisis ini data-data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat memberikan suatu makna yang berguna untuk memecahkan suatu masalah penelitian. Langkah-langkah dalam menganalisis data kualitatif dan data kuantitaif yaitu:

1. Analisis Data Kualitatif

Menganalisis data kualitatif ini peneliti menggunakan beberapa langkah-langkah yakni:

a) Kategorisasi dan interpretasi data

Analisis data dalam penelitian ini yaitu terlebih dahulu semua data yang diperoleh dikategorikan berdasakan fokus penelitian. Kemudian peneliti menginterprestasikan data yang telah dikumpulkan. Beberapa hal yang akan dilakukan peneliti yaitu:

1) Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan 2) Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan setiap siklus 3) Mendeskripsikan hasil observasi aktivitas guru

4) Menganalisis hasil observasi pengembangan nilai-nilai demokratis siswa. 5) Mendeskripsikan data angket siswa dalam setiap siklus.

Kriteria dalam kategorisasi pada lembar observasi siswa dan lembar observasi guru dilakukan dengan aalisis data kualitatif. Di mana kriteria penilaian telah tercantum dalam lampiran.

b) Reduksi Data

(34)

memberikan gambaran yang akurat mengenai hasil pengamatan dilapangan, di mana suatu saat dapat dicari lagi

c) Display Data

Data yang bertumbuk dan laporan yang tebal akan sulit dilihat hubungan detailnya. Sulit juga melihat gambaran secara keseluruhannya untuk dapat menyimpulkannya. Oleh karena itu, untuk dapat melihat gambaran keseluruhannya maka harus diusahakan membuat berbagai bentuk data menjadi sebuah tabel, bagan, diagram, dan charts agar mudah dipahami. Kemudian dideskripsikan sesuai dengan gambaran tersebut.

2. Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengetahui pengembangan nilai-nilai demokratis siswa menggunakan metode pembelajaran dialog dari angket yang telah di isi oleh siswa, yang kemudian dihitung melalui data kuantitatif berupa presentase. Kemudian data angket dianalisis dan dideskripsikan. Setelah data dianalisis maka untuk selanjutnya dilakukan proses pengelolaan data dimulai dengan menelaah seluruh data yakni dari pedoman observasi, catatan lapangan, dan angket. Kemudian data yang diperoleh dikategorikan.

Data kuantitaif menganalisis hasil angket yang telah di isi oleh siswa setelah tindakan pada setiap siklus dilakukan. Hal ini agar peneliti dapat mengetahui hasil akhir penelitian berdasarkan analisis yang dilakukan siswa sebagai subjek penelitian. Analisis data dengan menggunakan instrumen penelitian angket yaitu dengan cara frekuensi (F) dibagi dengan jumlah responden (N) dikali 100%, seperti yang dikemukakan Sudjana (2001: 19) adalah sebagai berikut:

P =

(35)

tersedia dalam angket adalah SS (sangat sering), S (sering), KK (kadang-kadang), dan TP (tidak pernah). Untuk lebih rinci mengenai penilaian data kuantitatif maka peneliti membuat indikator ketercapaiannya yakni:

Sangat Sering = Melakukan indikator yang ditentukan selama pembelajaran lebih dari 3 kali

Sering = Melakuakn indikator yang ditentukan selama pembelajaran 2-3 kali

Kadan-Kadang = Melakukan indikator yang ditentukan selama pembelajaran

1-2 kali

(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis, refleksi, serta rencana tindakan yang telah dilakukan pada setiap siklus. Mulai dari siklus pertama, siklus kedua sampai dengan siklus ketiga pada pembelajaran IPS yang dilaksanakan di kelas VIII F SMP N 44 Bandung mengenai “Penerapan Metode Pembelajaran Dialog Untuk Mengembangkan Nilai-Nilai Demokratis Siswa Dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII F SMP N 44 Bandung)”. Kesimpulan yang diperoleh yakni:

a. Proses penerapan metode pembelajaran dialog mampu untuk meningkatkan pengembangkan nilai-nilai demokratis siswa dalam pembelajaran IPSdengankriteria rata-rata sangatbaikpada guru danbaikpadasiswa. Proses penerapan terdiri dari tiga bagian yakni kegiatan awal yang terdiri dari apersepsi dan motivasi, kegiatan inti yakni eksplorasi dan elaborasi, serta kegiatan akhir berupa penutup. Dalam setiap siklus yang dilakukan mengalami peningkatan proses penerapan metode pembelajaran dialog yang mengupayakan pengembangan nilai-nilai demokratis dalam setiap siklusnya. Sehingga pada siklus ketiga proses penerapan metode pembelajaran dialog mampu untuk mengembangkan nilai-nilai demokratis peserta didik ditandai dengan siswa sudah mampu untuk memperhatikan saat guru memberikan penjelasan materi hal tersebut sebagai tanda adanya pengembangan nilai demokratis berupa menghargai orang lain, kemudian terjadinya kegiatan kerjasama yang dilakukan siswa dengan mengupayakan agar setiap penyampaian infotmasi berasaskan musyawarah yang merupakan salah satu indikator nilai-nilai demokratis. Sehingga dalam hal ini siswa melalui proses penerapan metode pembelajaran dialog telah mampu mengembangkan nilai-nilai demokratis siswa..

(37)

peningkatan pengembangan nilai-nilai demokratis siswa mulai dari siklus pertama, siklus kedua dan siklus ketigakriteria rata-rata sangatbaik. Terhadapangket. Hal ini ditandai dengan adanya pengembangan karena siswa mampu dalam bekerjasama memecahkan masalah, pembelajaran dialog yang terbuka dalam berkomunikasi sehingga segala perselisihan dan perbedaan pendapat diselesaikan dengan damai, siswa mampu menghormati keputusan guru dalam pembelajaran dialog sebagai wujud pengembangan nilai-nilai demokratis siswa, siswa juga mampu untuk mempertanggung jawabkan segala tindakannya selama proses pembelajaran dialog. Hal tersebut merupakan indikator yang menandai adanya pengembangan nilai-nilai demokratis dalam diri siswa semakin meningkat.

c. Hambatan-hambatan yang dihadapi siswa dan guru dalam penerapan metode pembelajaran dialog untuk mengembangkan nilai-nilai demokratis siswa dalam pembelajaran IPS di SMP N 44 Bandung yaitumengenai kedisiplinan dan dalam menghargai orang lain, guru terkendala waktu yang tersedia karena tidak mencukupi pembelajaran dikarenakan terpotong oleh jam pembiasaan yang dilakukan pihak sekolah sebelum jam masuk dimulai, kemudian sikap individualisme pada siswa mempersulit kelancaran pembelajaran IPS, dengan menggunakan metode pembelajaran dialog karena siswa terbiasa dengan pembelajaran teacher centre sehingga sulit dikondisikan untuk bertanya, menjawab, memberi sanggahan, dan tanggapan karena mereka merasa malu dan takut.

(38)

begitupun siswa memanfaatkan waktu tersebut untuk bertanya secara langsung kepada guru.

B.Saran

Dari hasil penelitian ini, sebagai bahan rekomendasi dengan mempertimbangkan hasil temuan baik di lapangan maupun secara teoritis, maka beberapa hal dapat menjadi bahan rekomendasi adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Guru merupakan suri tauladan bagi siswa, guru hanya sebagai fasilitator bagi siswa juga sebagai penentu keberhasilan pembelajaran siswa, namun guru juga guru juga dituntut untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi dan konsep dan yang terpenting memberikan suatu pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa. Pembelajaran bukanlah permasalahan kecerdasan intelektual saja melainkan dibutuhkan pula penanaman nilai-nilai yang dapat mengembangkan sikap siswa menjadi lebih baik lagi yakni penanaman nilai-nilai demokratis siswa yang harus dikembangkan pada diri individu agar memiliki sikap yang mampu berkembang baik disekolah maupun diluar sekolah.

2. Bagi Siswa

Meskipun siswa sudah mampu dalam mengembangkan nilai-nilai demokratis selama pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran dialog alangkah baiknya siswa harus mampu menjaga sikap dan perilakunya sesuai dengan nilai-nilai demokratis yang sudah ada pada diri nya, siswa juga diharapkan untuk selalu berperan aktif selama proses pembelajaran IPS berlangsung sehingga tujuan dari metode pembelajaran dialog dapat tercapai.

3. Bagi Sekolah

(39)

hendaknya memperhatikan mengenai penggunaan jam pelajaran yang digunakan oleh pembiasaan yang dilakukan sekolah sebelum jam pelajaran dimulai agar tidak ada lagi pemaikan jam pelajaran karena mengintensifkan waktu merupakan ketercapaian pembelajaran yang baik.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. (2003). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Al-Fandi, H. (2011). Desain Pembelajaran yang Demokratis dan Humanis. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Arends, R. (2008). Learning To Teach: Belajar untuk mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Basri, Yusmar. et al. (1994). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan:

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama untuk siswa kelas . Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Basrowi. et al. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Rieneka Beyer, E.L. (1996). Creating Democratic Clasroom, The Struggle to Integrate

Theory dan Practice, Teacher Collage. New York and London: Columbia

University.

Bolo, A.D. (2012). Pancasila Kekuatan Pembebas: Pusat Studi Pancasila

Universitas Katolik Parahyangan.Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI)

Cheppy. (1986). Strategi Ilmu Pengetahuan Sosial. Surabaya: Karya Anda.

Darsono, M. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Press.

Depdiknas. (2006). Model Pembelajaran Terpadu IPS. Departemen Pendidikan Nasional: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.

Depdiknas. (2007). Naskah Kajian Kurikulum Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan (IPS). Departemen Pendidikan Nasional: Badan Penelitian dan Sosial Pengembangan Pusat Kurikulum.

Depdiknas. (2009). Buku Saku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Sekolah Menengah Pertama.Departemen Pendidikan Nasional: Badan

Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum

Djamarah, S.B. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rieneka Cipta

(41)

Fathurrohman, P. et.al. (2009). Strategi Belajar Melalui Penanaman Konsep

Umum dan Konsep Islami. Bandung: PT. Refika Aditama.

Fitri. A.Z. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika Di Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Ganeswara, G. M. Tim dosen Pkn UPI. (2011). Pendidikan Kewarganegaraan

untuk PerPendidikan Tinggi. Bandung: C.V Maulana Medika Grafika.

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Konstektual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT.Refika Aditama.

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Lickona, T. (2012). Pedoman Lengkap Cara Mengajar Nilai-Nilai Moral- The Journal Of Moral Education- EDUCATING FOR CHARACTER (Mendidik Anak Untuk Membentuk Karakter): Bagaimana Sekolah Dapat

Memberikan Pendidikan Tentang Sikap Hormat Dan Tanggungjawab.

Jakarta: PT. Bumi Aksara

Majid, A. (2013). Strategi Pmebelajaran. Bandung: PT. Remaja Roesdakarya Offset

Malihah, E. dan Resmini. (2004). Bekerjasama Menjalankan Prinsip-Prinsip Demokrasi. Bandung: UPI-Press. (Makalah)

Meier, D. (2004). The Acceleerated Learning. Terjemahan oleh Rahmani Astuti. Bandung: PT Mizan Pustaka.

Moleong, L, J. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyana, R. (2011). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta. Pribadi, B. A. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian

Rakyat

Rosmaini. (2008). Penggunaan Model Dialog Kreatif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sosiologi. Tesis Pendidikan ips UPI bandung: tidak diterbitkan. Roestiyah, N.K. (2012). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA Rustaman, N. et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Jurusan

Biologi FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

Samani, M. et al. (2012). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

(42)

Sapriya. et al. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung: CV Yasindo Multi Aspek. Sapriya. (2012). Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Sapriya. et al. (2012). Inovasi Pembelajaran IPS. Bandung: Rizqi Press

Setijo, P. (2010). Pendidikan Pancasila: Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa. Jakarta: PT Grafindo

Solihatin, E. (1997). Kemampuan Guru Dalam Mengembangkan Dialog Kreatif Pada Bidang Studi IPS Di Sekolah Dasar. (Tesis). Bandung: PPS IKIP Bandung: tidak dipublikasikan.

Solihatin, E. et al. (2008). Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Solihatin, E. Raharjo. (2009). Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Somantri, M. N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sudjana .(1997). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rosdakarya Cipta

Sudjana, Nana. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta Suhardjono, (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Suhardjono, (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Suparno, P. (1997). Filsafat konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanasius.

Supriatna, N. (2007). Konstruksi Pembelajaran Sejarah Kritis. Bandung: Historia Utama Press, Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS

Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

(43)

Ubaedillah, A. et al. (2008). Pendidikan Kewargaan: (Civic Education) Demokrasi: Hak Asasi Manusia Dan Masyarakat Madani Edisi Ketiga. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Wiriatmadja, R. 2005. Metode Penelitian Kelas untuk Meningkatkan Kinerja

Guru dan Dosen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Gambar

Gambar 3.1 Model penelitian tindakan kelas menurut Arikunto (2010: 16)
Tabel. 3.1. Tabel Tahap Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan yang sudah pernah dilakukan untuk mengembangkan produk olahan ganyong adalah perbaikan proses produksi pati ganyong beserta produk turunannya seperti sohun, biskuit

Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa menurut. ketentuan-ketentuan yang berlaku dan berdasarkan Surat Keputusan Panitia

Abstrak : Diantara langkah terobosan MTs Negeri Sumber Bungur Pamekasan adalah merealisasikan program di bidang pengembangan kurikulum bahasa Arab. Tujuan penelitian

Masyarakat dan pendidikan merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, masyarakat membutuhkan pendidikan begitu pula

Takmiliyah adalah lembaga pendidikan keagamaan Islam pada jalur pendidikan nonformal yang diselenggarakan secara terstruktur dan berjenjang sebagai pelengkap

Aktiviti pekerjaan yang dilakukan adalah bagi memenuhi keperluan manusia pengguna kerana ia adalah sebagai wasilah manusia untuk memakmurkan bumi dan jalan untuk memperolehi

Berdasar uraian yang ada di atas, akan diketahui apakah kepercayaan merek, nilai yang dirasa, pemasaran berdasarkan pengalaman berpengaruh kepada loyalitas merek pengguna Sepatu

Untuk itu, yang menjadi pertanyaan penelitian adalah bagaimana bentuk sanksi pidana adat bagi pelaku ikhtilath atau sumbang di Kecamatan Kluet Tengah, dan bagaimana