Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
i DAFTAR ISI
PERNYATAAN... i
UCAPAN TERIMA KASIH... iii
ABSTRAK... vii
KATA PENGANTAR... ix
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL... xv
DAFTAR GAMBAR... xvi
DAFTAR BAGAN... xvii
DAFTAR GRAFIK... xviii
DAFTAR LAMPIRAN... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ...1
1.2 Rumusan Masalah ...10
1.3 Tujuan Penelitian ... 1.3.1 Tujuan Umum ... 1.3.2 Tujuan Khusus ... 11 11 11 1.4 Metode Penelitian ...12 1.5 Manfaat Penelitian ... 1.5.1Manfaat Teoritis...
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ii
1.5.2 Manfaat Praktis ...13
1.6 Struktur Organisasi Tesis ...14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……….. 15
2.1 Belajar dan Pembelajaran ...
2.1.1 Konsep Belajar……… 2.1.2 Teori Belajar………..
2.1.2.1Teori Belajar Behavioristik……….
2.1.2.2 Teori Belajar Kognitif……….
2.1.2.3 Teori Belajar Konstruktivistik……….
2.1.2.4 Teori Belajar Gagne……….. 2.1.3 Konsep Pembelajaran……….
15 15 18 18 20 22 23 24 2.2 Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning)……… 2.2.1 Pengertian Belajar Tuntas (Mastery Learning)…….... 2.2.2 Ciri-Ciri Belajar Tuntas (Mastery Learning)………. 2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Tuntas… 2.2.4 Prinsip-Prinsip Belajar Tuntas (Mastery Learning)… 2.2.5 Tahap Pembelajaran Belajar Tuntas……… 2.2.6 Penerapan di Kelas……… 2.2.7 Manfaat Belajar Tuntas (Mastery Learning)………. 2.2.8 Kelebihan dan Kelemahan Belajar Tuntas…………..
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
iii
2.2.9 Implikasi Pelaksanaan Belajar Tuntas……… 2.2.10 Kemampuan yang harus di miliki guru………….. 2.2.11. Pengayaan dan Remedial……….. 2.2.11.1 Pengayaan………. 2.2.11.2 Remedial……….. 35 36 37 37 40
2.3 Pembelajaran Berbasis Komputer………
2.3.1Komputer sebagai Multimedia Pembelajaran Interaktif 2.3.2 Pembelajaran Berbasis Komputer Model Tutorial…… 2.3.2.1 Konsep Pembelajaran Tutorial……… 2.3.2.2 Flowchart Model Tutorial……… 2.3.2.3 Langkah-Langkah Produksi CBI Model Tutorial………
2.3.3 Karakteristik Model Tutorial………..
2.3.4 Keuntungan dan Kekurangan Penggunaan Pembelajaran Berbasis Komputer Model Tutorial………..
46 46 51 51 54 56 61 61
2.4 Pembelajaran Berbasis Modul………..
2.4.1 Pengertian dan Karakteristik Modul……… 2.4.2 Fungsi dan Tujuan Penulisan Modul……… 2.4.3 Pembelajaran Menggunakan Modul………
62 63 66 68
2.5 Hasil Belajar……….
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
iv
2.5.2 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar………
2.5.3 Kesulitan Belajar Siswa……….
78 82
2.6 Pembelajaran Akuntansi………..
2.6.1 Pengertian Akuntansi……… 2.6.2 Proses Akuntansi………... 2.6.3 Karakteristik Akuntansi……… 2.6.4 Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Akuntansi……….. 2.6.5 Ruang Lingkup Mata Pelajaran Akuntansi di SMA…. 2.6.6 Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Akuntansi di SMA 2.6.7 Pembelajaran Akuntansi……… 2.6.8 Evaluasi Pembelajaran Akuntansi di SMA…………..
83 83 85 86 87 87 88 88 89
2.7 Kerangka Pemikiran……….. 89
2.8 Asumsi Penelitian………... 102
2.9 Hipotesis………. 102
2.10 Penelitian Terdahulu……… 103
BAB III METODE PENELITIAN………. 3.1 Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian……… 107
3.2 Desain Penelitian……….. 109
3.3 Variabel Penelitian………. 111
3.4 Definisi Operasional……… 112
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
v
3.5.1 Tes Penguasaan Materi………
3.5.2 Instrumen Penelitian Afektif………..
3.5.3 Lembar Observasi………
117 118 119
3.6 Teknik Pengumpulan Data……….. 124
3.7 Teknik Analisis Data……… 3.7.1 Uji Normalitas Data……….. 3.7.2 Uji Homogenitas Data……….. 125 125 126 3.8 Alur Penelitian……… 127
3.9 Skenario Pembelajaran Akuntansi dengan Menggunakan Pendekatan Belajar Tuntas (MasteryLearning)………….. 128 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 134
4.1 Hasil Penelitian……….. 135
4.2 Pembahasan………. 4.2.1 Hasil Kuesioner………. 4.2.2 Hasil Observasi……… 201 205 208 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 215
5.1 Kesimpulan……… 215
5.2 Saran……….. 216
DAFTAR PUSTAKA……….. 218
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
vi
DAFTAR TABEL
1.1 Nilai Siswa Kelas XI IPS I dan Kelas XI IPS 2 5
2.1 Tahap-Tahap Belajar Tuntas 33
2.2 Karakteristik Model Tutorial 61
2.3 Ranah atau Domain Hasil Belajar Menurut Taxonomy Bloom 75
3.1 Sebaran Populasi Penelitian 108
3.2 Desain Penelitian 111
3.3 Tingkat Kesukaran 122
3.4 Ringkasan Uji Instrumen Penelitian 122
3.5 Teknik Pengumpulan Data 124
3.6 Pengamatan Kelas Eksperimen 132
4.1-4.80 Tabel uji Perbandingan Hasil Belajar Ranah Kognitif 135 4.82-4.83 Tabel uji Perbandingan Hasil Belajar Akuntansi Keseluruhan 199 4.83-4.85
Tabel Distribusi Frekuensi Skor Nilai Kelas Eksperimen& Kelas Kontrol Ranah Afektif Level Receiving,Responding, Valuing
201
4.86
Aktifitas Guru Selama Menggunakan Pendekatan Mastery
Learning 205
4.87 Aktifitas Guru Selama Menggunakan Pendekatan Resitasi 208 4.88 Aktifitas Siswa Selama Menggunakan Pendekatan Mastery
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
vii
4.89 Aktifitas Siswa Selama Menggunakan Pendekatan Resitasi 212
DAFTAR GAMBAR
2.1 Multimedia 47
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
viii
DAFTAR BAGAN
2.1 Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) 35 2.2 Flowchart pembelajaran berbasis komputer model tutorial 55
2.3 Siklus Akuntansi 96
2.4 Kerangka Pemikiran Penelitian 102
3.1 Desain Penelitian 112
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ix
DAFTAR GRAFIK
4.1 Perbandingan Frekuensi Siswa Kelas Mastery Learning dan Kelas ResitasiRanah Afektif Level Receiving
201 4.2 Perbandingan Frekuensi Siswa Kelas Mastery Learning dan
Kelas ResitasiRanah Afektif Level Responding
203 4.3 Perbandingan Frekuensi Siswa Kelas Mastery Learning dan
Kelas ResitasiRanah Afektif Level valuing
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
x
DAFTAR LAMPIRAN
A1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 222
A2 Kisi-Kisi Instrumen Ranah Kognitif 246
A3 Soal Pre-test dan Post-test 247
A4 Hasil Pre-test dan Post-test 255
A5 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Afektif 263
A6 Instrumen Skala Sikap 264
A7 Hasil Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 267
B1 CD Interaktif Tutorial Akuntansi 271
B2 Modul Pengayaan 272
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
xi
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan utama manusia, karena dengan pendidikan manusia akan berdaya dan berkarya sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Pembicaraan tentang pendidikan selalu menjadi kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik selalu di lakukan dari waktu ke waktu.
Tujuan mengajar di kelas yang dilakukan oleh guru bukanlah semata-mata transformasi pengetahuan, namun sebagai upaya pendidikan yang berusaha menghasilkan manusia seutuhnya tidak hanya secara kognitif saja melainkan dalam hal afektif dan psikomotornya. Hal ini senada dengan UU RI tentang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 yang menerangkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Selain itu, dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 dijelaskan bahwa:
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Proses pembelajaran merupakan sebuah sistem dan melibatkan beberapa komponen, dimana komponen tersebut saling berinteraksi dan berinterelasi. Sanjaya (2006:58) menjelaskan komponen-komponen pembelajaran tersebut, yaitu; tujuan, materi pelajaran, metoda atau strategi pembelajaran, serta media dan evaluasi. Usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dapat dimulai dari menganalisis setiap komponen yang mempengaruhi proses pembelajaran tersebut.
Pendidikan merupakan bagian dalam pembangunan yang diarahkan untuk mengembangkan sumber daya yang berkualitas. Produk atau output yang dihasilkan berupa lulusan yang memiliki kemampuan melaksanakan perannya di masa yang akan datang.
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
maka kegiatan pembelajaran dapat atau bisa di optimalkan atau dikembangkan agar siswa mudah menyerap pelajaran.
Mata pelajaran Ekonomi di mana didalamnya terdapat materi Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran wajib bagi siswa SMA/MA yang mengambil jurusan IPS. Materi Akuntansi mulai diberikan kepada siswa sejak kelas XI dan dilanjutkan di kelas XII. Akuntansi adalah salah satu pelajaran yang syarat dengan pengetahuan prosedural, di mana dalam pelajaran ini siswa dituntut untuk memiliki kompetensi untuk bisa menyusun siklus akuntansi perusahaan jasa maupun dagang, yang dimulai dari pencatatan transaksi di jurnal, pemindahan transaksi dari jurnal ke buku besar, pengikhtisaran dalam bentuk neraca saldo, membuat jurnal penyesuaian, menyusun worksheet, membuat laporan keuangan, dan terakhir membuat jurnal penutup dan jurnal balik. Konsekuensi dari materi seperti ini adalah bila seorang siswa tidak memahami langkah-langkah dasar maka seorang siswa akan kesulitan untuk memahami langkah selanjutnya yang lebih kompleks, kondisi ini tentu berimplikasi kepada kegagalan dalam pembelajaran.
Depdiknas (2004:5) mengemukakan bahwa :
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tujuan pembelajaran Akuntansi di atas seyogianya harus mampu dicapai oleh siswa, namun ternyata dari kondisi lapangan, berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, masih banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar.
Hal tersebut terlihat dari hasil ulangan Tengah Semester (UTS) siswa di SMA Negeri 13 Garut Kelas XI IPS I dan Kelas XI IPS II dalam mata pelajaran akuntansi yang belum mencapai angka yang diharapkan, yaitu masih ada siswa yang memperoleh nilai di bawah 6,80 seperti yang terlihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1.1 Nilai siswa kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 Mata Pelajaran Akuntansi
Periode Semester Genap 2011/2012 SMA NEGERI 13 Garut (Berdasarkan Hasil UTS)
Nilai XI IPS 1 XI IPS 2 Jumlah
9,60 – 10,00 (Istimewa) - - -
8,60 – 9,59 (Baik Sekali) 1 1 2
7,60 – 8,59 (Baik) 4 - 4
6,60 – 7,59 (Lebih dari cukup) 1 3 4
5,60 – 6,59 (Cukup) 8 9 17
4,60 – 5,59 ( Hampir cukup) 2 9 11
3,60 – 4,59 (Kurang) 7 6 13
2,60 – 3,59 (Kurang sekali) 6 1 7
1,60 – 2,59 ( Buruk) 8 4 12
0,00 – 1,59 (Buruk sekali) - 2 2
Jumlah 37 35 72
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Padahal syarat kriteria kelulusan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah untuk mata pelajaran akuntansi adalah lebih dari 6,80. Oleh karena itu dapat kita identifikasi bahwasannya sebagian siswa kelas XI Akuntansi belum memenuhi standar kelulusan yang ditetapkan oleh sekolah, hal ini merupakan indikasi yang kurang baik bagi prestasi yang dimiliki oleh sekolah tersebut. Selain masih rendahnya ketuntasan belajar, rasa ingin tahu dan minat siswa juga terlihat masih kurang, hal ini terlihat dari sedikitnya pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan kepada guru, yang bertanya hanya murid itu ke itu saja, keinginan dan daya juang mereka untuk bisa memecahkan soal-soal yang diberikan tidak terlihat, pada saat mereka tidak mengerti siswa kurang berinisiatif untuk bertanya pada guru pada teman yang lebih pintar ataupun mencari referensi lain. Pada saat latihan akuntansi (pengerjaan soal-soal transaksi akuntansi) juga terlihat banyak siswa belum terampil dalam mencatat transaksi keuangan ke dalam berbagai jurnal dan form akuntansi. bila kondisi ini dibiarkan berlarut-larut tentu akan menimbulkan dampak yang lebih negatif.
Apabila masalah mengenai rendahnya hasil belajar siswa ini dibiarkan maka masyarakat Indonesia akan semakin tertinggal, daya saing dengan warga asing akan rendah, terjadinya pengangguran karena daya saing yang rendah.
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
lakukan. Untuk meningkatkan mutu pendidikan dilihat dari outputnya, maka kita harus memperbaiki dari prosesnya terlebih dahulu.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Markus Maas (2004) tentang faktor-faktor kesulitan belajar Akuntansi siswa IPS, terungkap bahwa ketidak tepatan pendekatan/metode pembelajaran yang digunakan guru, merupakan salah satu faktor penyebab kesulitan belajar Akuntansi. (Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / h.III/Desember 2004). Sejalan dengan itu dari hasil wawancara dan pengamatan diketahui bahwa pembelajaran Akuntansi umumnya dilakukan dengan cara pemberian ceramah yang kemudian dilanjutkan dengan pengisian LKS. Permasalahan yang terungkap dari kondisi ini adalah kurangnya bimbingan dari guru, di mana siswa telah diharuskan mengerjakan LKS padahal sebelumnya mereka belum paham benar konsep-konsep dasar Akuntansi serta tata cara pengerjaannya, hal ini karena tidak adanya pelaksanaan latihan terstruktur dan latihan terbimbing namun langsung pemberian latihan mandiri dalam bentuk pengerjaan LKS. Kondisi ini semakin tidak baik karena kebiasaan guru yang kurang memberikan umpan balik kepada siswa, tugas-tugas yang diberikan kepada siswa rata-rata hanya ditanda tangani tanpa adanya koreksi-koreksi dan catatan-catatan dari guru, hal ini berimplikasi siswa tidak mengerti salahnya dimana, dan bagaimana yang seharusnya.
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
siswa. Faktor tersebut diantaranya yaitu: pengetahuan guru, kegiatan belajar mengajar, pendekatan/metode yang digunakan oleh guru, media yang digunakan, sumber belajar, kurikulum, minat siswa terhadap pelajaran tersebut, keadaan emosi siswa dan lain sebagainya. Seperti yang diungkapkan oleh Sudirman dalam Dewi Susanti (1998:2) “bahwa yang mempengaruhi prestasi belajar siswa ada dua faktor, faktor internal dan faktor eksternal”. Faktor internal terdiri dari keadaan fisik siswa, intelegensi siswa, serta keadaan psikologi siswa misalnya minat dan juga motivasi. Sedangkan yang termasuk dalam faktor eksternal adalah kemampuan mengajar guru, media pembelajaran yang digunakan guru, pendekatan/metode yang digunakan, sumber atau bahan pelajaran, serta kurikulum.
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Beranjak dari permasalahan di atas, maka upaya meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran Akuntansi merupakan suatu kebutuhan yang urgen untuk dilaksanakan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dipandang bisa untuk menjembatani permasalahan tersebut adalah pendekatan belajar tuntas (Mastery Learning), karena seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pendekatan belajar tuntas (Mastery Learning),merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang bertujuan dan cocok untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan faktual, (dalam hal ini siswa memiliki kemampuan untuk memahami konsep-konsep dasar Akuntansi) selain itu pendekatan belajar tuntas (Mastery Learning) juga cocok untuk meningkatkan pengetahuan prosedural, (dalam hal ini siswa memiliki kemampuan dalam penyusunan tahap-tahap siklus Akuntansi). Pengertian dari pendekatan itu adalah suatu jalan, cara atau kebijakan yang ditempuh oleh guru juga siswa untuk mencapai tujuan pengajaran apabila kita melihat dari sudut bagaimana proses pengajaran atau materi pengajaran itu dikelola. Menurut Joice and Weil, 1995 dalam Made Wena (2009:184) Pendekatan belajar tuntas menyajikan suatu cara yang menarik dan ringkas untuk meningkatkan unjuk kerja siswa ke tingkat pencapaian suatu pokok bahasan yang lebih memuaskan. Pendekatan ini terdiri atas lima tahapan, yaitu
1) Orientasi (orientation)
2) Penyajian (presentation)
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4) Latihan terbimbing (guided practice)
5) latihan Mandiri (independent practice)
Pada tahap penyajian dan latihan terstruktur menggunakan alat bantu berupa pembelajaran berbasis komputer model tutorial dan pada tahap latihan mandiri menggunakan alat bantu berupa pembelajaran berbasis modul .
Mengacu pada berbagai permasalahan khususnya yang terkait dengan rendahnya hasil belajar Akuntansi siswa, peneliti tertarik untuk melakukan kajian lebih lanjut mengenai pengaruh pendekatan belajar tuntas (mastery learning) terhadap hasil belajar Akuntansi di SMA Negeri 13 Garut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka identifikasi masalah dalam penelitian adalah “Bagaimana efektivitas penerapan
pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) dapat meningkatkan hasil belajar Akuntansi, baik dari segi kognitif (prestasi akademik), afektif (sikap) maupun psikomotor (keterampilan).
Untuk memfokuskan masalah tersebut, maka dijabarkan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian, yaitu :
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan dan tidak menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) setelah perlakuan diberikan (post-test)?
3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa di kelas yang tidak menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) sebelum dan sesudah perlakuan diberikan (pre-test–post-test)?
4. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa di kelas yang menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) sebelum dan sesudah perlakuan diberikan (pre-tes–post-test)?
5. Apakah terdapat perbedaan peningkatan (gain) hasil belajar antara kelas yang menggunakan dan tidak menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning)?
6. Kendala apa saja yang dihadapi dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning)?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas penerapan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi dibanding dengan pendekatan pembelajaran biasa (Resitasi) yang biasa dilakukan oleh guru pada mata pelajaran Akuntansi di SMA Negeri 13 Garut.
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan tujuan yang bersifat umum tersebut, dijabarkan beberapa tujuan yang lebih khusus, yaitu:
1) Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan dan tidak menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) sebelum perlakuan diberikan (pre-test).
2) Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan dan tidak menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) setelah perlakuan diberikan (post-test).
3) Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa di kelas yang tidak menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) sebelum dan sesudah perlakuan diberikan (pre-test–post-test).
4) Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa di kelas yang menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) sebelum dan sesudah perlakuan diberikan (pre-test–post-test).
5) Mengetahui perbedaan peningkatan (gain) hasil belajar antara kelas yang menggunakan dan tidak menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning).
6) Kendala-kendala yang dihadapi dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakanpendekatan belajar tuntas (mastery learning).
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai pengaruh pendekatan belajar tuntas terhadap hasil belajar akuntansi di SMA Negeri 13 Garut.
Penelitian yang dilaksanakan menggunakan metode Quasy Experimental Design dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes penguasaan materi, instrumen penilaian afektif dan observasi. Analisis data dilakukan dengan bantuan statistical programme for social sciences (SPSS).
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai sumbangan pemikiran dalam mengembangkan ilmu pendidikan tentang kehandalan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran akuntansi.
1.5.2 Manfaat Praktis
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1) Memberikan masukan kepada guru mengenai pendekatan belajar tuntas (mastery learning) untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi.
2) Menfasilitasi pengalaman belajar siswa yang merangsang keaktifan dalam pembelajaran akuntansi.
3) Memberikan informasi bagi penelitian lain, mengenai hasil belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi dengan penggunaan pendekatan belajar tuntas (mastery learning).
1.6 Struktur Organisasi Tesis
BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berisi konsep belajar dan pembelajaran, pendekatan belajar tuntas (Mastery Learning), pembelajaran berbasis komputer, pembelajaran berbasis modul, hasil belajar, pembelajaran Akuntansi, kerangka pemikiran asumsi penelitian, hipótesis dan penelitian terdahulu.
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
penelitian, dan skenario pembelajaran akuntansi dengan menggunakan pendekatan belajar tuntas (Mastery Learning).
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan.
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 13 Garut, yang beralamat di Jalan Raya Selaawi, Limbangan, Garut.Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan beberapa alasan di antaranya:
a. SMAN 13 Garut merupakan salah satu sekolah di Garut yang merupakan Rintisan Sekolah Bertaraf Nasional.
b. Dukungan sarana dan prasarana untuk kegiatan penelitian tersedia secara memadai.
c. Adanya persetujuan dari pihak sekolah dan guru untuk mengizinkan dilaksanakannya kegiatan penelitian.
d. Studi pendahuluan yang menunjukkan masih terdapatnya sejumlah permasalahan dalam kegiatan pembelajaran Akuntansi
e. Belum pernah digunakannya pendekatan belajar tuntas (mastery learning), sementara fasilitas untuk menggunakan media tersebut tersedia dan dapat digunakan untuk kegiatan penelitian.
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
atas obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:108), Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.Dengan demikian populasi bukan hanya berarti orang ataupun benda lainnya, tetapi meliputi karakteristik/sifat yang dimiliki oleh suatu objek.Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA N 13 Garut.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS pada semester genap yang berjumla 107 orang siswa. Sebaran populasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel3.1 Sebaran Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah Siswa (Orang)
1 XI IPS 1 37
2 XI IPS 2 35
3 XI IPS 3 35
Total 107
Sumber: Data Kesiswaan SMA N 13 Garut
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.2 Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi yang menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning)dibandingkan pembelajaran biasa (resitasi).Mcmillan dan Schumacher, (2008:440) menjelaskan bahwa penelitian yang ingin membandingkan pengaruh satu kondisi pada satu kelompok dengan pengaruh dari kondisi berbeda pada kelompok kedua, digolongkan kepada penelitian eksperimen. Menurut Sukmadinata (2009b:194), penelitian eksperimen (experimental research), merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh, dalam arti memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab akibat. Lebih lanjut Mc Millan dan Schumacher menjelaskan bahwa riset eksperimental memiliki beberapa karakteristik yaitu: 1) adanya penempatan subjek secara acak, 2) adanya perbandingan dua kelompok atau lebih ataupun seperangkat kondisi, 3) manipulasi langsung minimal pada satu variabel independent, 4) adanya alat ukur dari masing-masing variabel dependen 5) adanya manfaat statistik inferensial 6) adanya kontrol maksimum dari variabel asing.
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kelas kontrol digunakan pembelajaran biasa (resitasi). Furqon dan Emilia (2010 :14-20) menjelaskan bahwa penelitian eksperimen memiliki beberapa jenis; 1) pre experimental designs, desain eksperimen yang ini merupakan desain yang paling lemah dalam mengontrol peubah-ubah yang potensial menjadi hipotesis rival, 2) true experimental designs, desain eksperimen yang ini merupakan yang paling bagus, namun mensyaratkan adanya pengelompokkan subjek secara acak ke dalam kelompok eksperimen atau kelompok kontrol (random assignment). Kondisi ini berarti peserta didik harus diacak ke kelompok ekspermen atau kelompok kontrol, tidak menggunakan kelas yang sudah ada. 3) Quasi eksperimental designs, memiliki karakteristik yang sama dengan true experiment namun pada quasiexperiment tidak adanya random assignment (Heppner, Wamfold dalam (Furqon dan Emilia, 2010 :20).
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tidak adanya true experiment, dan desain quasi ekperimen lebih kuat dibanding pre-experimental (Mcmillan dan Schumacher, (2008: 467).
[image:31.595.115.511.234.598.2]Desain eksperimen yang digunakan adalah Quasy Experimental Design dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design dimana kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2010: 77). Bagan rancangannya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Desain Penelitian
Kelas Pre-test Perlakuan Post-test
Eksperimen 01 X 02
Kontrol 01 Y 02
Keterangan :
X : Perlakuan pembelajaran dengan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) Y : Perlakuan pembelajaran dengan pembelajaran biasa (resitasi)
01 :pre-test
02 : post-test
3.3 Variabel Penelitian
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
hasil belajar ranah kognitif level menerapkan , 4) hasil belajar ranah kognitif level
menganalisis, 5) hasil belajar ranah afektif level receiving, 6) hasil belajar ranah
afektif level responding, 7) hasil belajar ranah afektif level valuing, 8) hasil
belajar ranah psikomotor level perception, 9) hasil belajar ranah psikomotor level
set, dan 10) hasil belajar ranah psikomotor level guided response. Secara ringkas,
disain penelitian digambarkan sebagai berikut
Bagan 3.1Desain penelitian
Dari desain penelitian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa penelitian ini
akan melihat pada kelas yang menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery
learning), apakah hasil belajar Akuntansiterdapat perbedaan dengan kelas yang
menggunakan pembelajaran biasa (resitasi). Pendekatan Belajar
Tuntas (Mastery Learning)
Variabel Bebas (X)
1.hasil belajar ranah kognitif level mengingat
2.hasil belajar ranah kognitif level memahami
3. hasil belajar ranah kognitif level menerapkan
4.hasil belajar ranah kognitif level menganalisis
5.hasil belajar ranah afektif level receiving
6.hasil belajar ranah afektif level responding
7.hasil belajar ranah afektif level valuing
8. hasil belajar ranah psikomotor level
perception
9. hasil belajar ranah psikomotor level set
10. hasil belajar ranah psikomotor level guided
response
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.4 Definisi Operasional
Ada beberapa istilah yang perlu didefinisikan dengan jelas dalam dalam penelitian ini yaitu:
a. Pendekatan belajar tuntas (mastery learning)
Menurut Joice and Weil dalam Made Wena (2009:184) Pendekatan belajar tuntas menyajikan suatu cara yang menarik dan ringkas untuk meningkatkan unjuk kerja siswa ke tingkat pencapaian suatu pokok bahasan yang lebih memuaskan. Belajar tuntas adalah salah satu usaha dalam pendidikan yang bertujuan untuk memotivasi peserta didik mencapai penguasaan (Mastery Learning) terhadap kompetensi tertentu. Pendekatan ini terdiri atas lima tahapan, yaitu
1) Orientasi (orientation)
2) Penyajian (presentation)
3) Latihan terstruktur (structured practice)
4) Latihan terbimbing (guided practice)
5) latihan Mandiri (independent practice)
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pembelajaran berbasis komputer sebagaimana diungkapkan Rusman (2011: 300) adalah sebagai bentuk pembelajaran khusus dengan pembimbing yang terkualifikasi, dengan menggunakan software berupa program komputer yang berisi materi pelajaran dan soal-soal latihan yang bertujuan untuk memberikan pemahaman secara tuntas (mastery learning) kepada siswa mengenai bahan atau materi pelajaran yang sedang dipelajari. Komputer sebagai tutor berorientasi pada upaya membangun perilaku siswa melalui penggunaan komputer. Menurut Russel 1974 dalam Made Wena (2009:230) sistem pembelajaran modul akan menjadikan pembelajaran lebih efesien, efektif, dan relevan. Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sis- tematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c. Hasil belajar akuntansi ranah kognitif level memahami (C2) adalah sesuatu yang diperoleh siswa setelah melakukanproses pembelajaran, sehingga terlihat peningkatan pemahaman akuntansi. Indikator yang digunakan untuk hasil belajar akuntansi ranah kognitif level memahami adalah a) kemampuan siswa untuk menginterpretasikan materi yang telah disampaikan guru. b) kemampuan siswa untuk menyimpulkan materi-materi yang telah disampaikan guru. instrumen yang digunakan untuk menilai adalah tes penguasaan materi yang bersifat obyektif.
d. Hasil belajar akuntansi ranah kognitif level menerapkan (C3) adalah sesuatu yang diperoleh siswa setelah melakukan proses pembelajaran, sehingga terlihat peningkatan kemampuan penerapan akuntansi. Indikator yang digunakan untuk hasil belajar akuntansi ranah kognitif level menerapkan adalah a) kemampuan siswa untuk menyusun materi-materi yang telah disampaikan guru, b) kemampuan siswa untuk mengimplementasikan materi yang telah disampaikan guru. instrumen yang digunakan adalah tes penguasaan materi yang bersifat uraian.
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
untuk mengaitkan materi yang telah disampaikan guru. instrumen yang digunakan untuk menilai adalah tes penguasaan materi bersifat uraian.
f. Hasil belajar akuntansi ranah afektif level receiving (A1) adalah gambaran sikap siswa selama pembelajaran akuntansi, yang diukur dengan instrumen skala Thurstone. Indikator yang digunakan untuk hasil belajar akuntansi ranah afektif level receiving adalah a) sikap siswa dalam mengikuti pelajaran, b) sikap siswa dalam mematuhi pembelajaran.
g. Hasil belajar akuntansi ranah afektif levelresponding (A2) adalah gambaran sikap siswa selama pembelajaran akuntansi, yang diukur dengan instrumen skala thurstone.Indikator yang digunakan untuk hasil belajar akuntansi ranah afektif level responding adalah a) sikap siswa dalam menanggapi pembelajaran, b) Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran.
h. Hasil belajar akuntansi ranah afektif levelvaluing (A3) adalah gambaran sikap siswa selama pembelajaran akuntansi, yang diukur dengan instrumen skala thurstone. Indikator yang digunakan untuk mengukur hasil belajar afektif level valuing adalah a) sikap siswa dalam memprakarsai pembelajaran, b) komitmen siswa dalam pembelajaran, c) sikap siswa dalam menyakini pembelajaran.
i. Hasil belajar akuntansi ranah psikomotor level perception (P1). Set (P2), dan guided response (P3) adalah gambaran aktifitas atau kegiatan siswa selama pembelajaran akuntansi, yang diamati menggunakan lembar observasi.
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Suatu instrumen harus bisa mengungkap apa yang akan diteliti, sehingga hasil yang diharapkan, akan memberikan data yang sebenarnya. Sama halnya seperti yang dikemukakan oleh Sudjana dan Ibrahim (1989:97)” Instrumen
sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimanana adanya”. Penelitian ini digunakan tiga instrumen yaitu: Tes penguasaan materi untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif, instrumen skala Thurstone untuk mengukur hasil belajar ranah afektif, lembar pengamatan keterlaksanaan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) untuk mengukur hasil belajar ranah psikomotor.
3.5.1 Tes Penguasaan materi
Kisi-kisi instrumen dan instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada lampiran 1.Tes penguasaan materi sering juga disebut sebagai tes prestasi belajar, dimana tes ini mengukur hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu tertentu (Sukmadinata, 2009:223). Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penyusunan instrumen penguasaan materi adalah :
a. Menentukan konsep dan sub konsep pokok bahasan berdasarkan panduan Standar Kompetensi, kompetensi dasar serta indikator mata pelajaran Akuntansi di SMA.
b. Membuat kisi-kisi soal instrumen penelitian (lihat lampiran 1)
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
d. Meminta pertimbangan (expert judgment). Soal tes yang telah dibuat kepada dua orang dosen pembimbing dan satu guru bidang studi terhadap kualitas instrumen penelitian.
e. Melakukan revisi terhadap soal-soal yang dianggap tidak valid dengan mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing.
f. Melakukan uji coba instrumen
g. Menggunakan instrumen tes yang dianggap valid dalam penelitian.
Pemberian tes penguasaan materi dilakukan dua kali yaitu 1) saat perlakukan belum di berikan (pretes) yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kedua kelas baik eksperimen atau kontrol tentang materi Akuntansi.Setelah materi penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa diberikan, maka peneliti memberikan soal kembali 2) (post-test) yang berkaitan dengan topik tersebut kepada siswa.Tujuan pemberian soal ini adalah untuk mengetahui sejauh mana penguasaan kognitif siswa tentang materi yang baru saja diajarkan/ setelah diberi perlakuan baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Instrumen penelitian dalam bentuk tes penguasaan materi yang digunakan pada siswa SMA jurusan IPS, akan dilakukan pengolahan sebagai berikut :
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
memberikan skor hasil tes siswa, dimana nilai akhir diperoleh dengan menjumlahkan setiap item soal yang dijawab benar oleh siswa.
b. Membandingkan nilai pretes dan nilai postes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3.5.2 Instrumen Penilaian Afektif
Dalam panduan pengembangan perangkat penilaian afektif, yang dikeluarkan oleh Depdiknas, dijelaskan bahwa salah satu instrumen yang popular digunakan untuk mengukur ranah afektif adalah skala.Skala yang sering digunakan dalam instrumen penilaian afektif adalah skala Thurstone, Skala Likert dan Skala Beda Semantik. Dalam penelitian ini akan digunakan skala Thurstone yang memiliki skor tertinggi tiap butir 7 dan skor terendah 1 untuk pernyataan positif, dan skor tertinggi tiap butir adalah 1 dan skor terendah adalah 7 untuk pernyataan negatif.
Kisi-kisi instrumen dan instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada lampiran. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen skala hasil belajar ranah afektif adalah :
a. Menyusun aspek ranah afektif beradasarkan panduan kurikulum KTSP dan taksonomi Bloom.
b. Menentukan kriteria tiap level afektif tersebut.
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
d. Mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing.
Skor yang diperoleh akan dianalisis untuk tingkat peserta didik dan tingkat kelas, yaitu dengan mencari rerata (mean) dan simpangan baku skor. Selanjutnya ditafsirkan hasilnya untuk mengetahui hasil belajar ranah afektif masing-masing peserta didik.
3.5.3 Lembar Observasi
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dalam menguji kesahihan tes, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Uji Validitas
Validitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur apa yang harus diukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi jika tes tersebut mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan,Arikunto (2005:67).Oleh sebab itu, dalam penyusunan tes ini harus berpedoman pada kurikulum yang sesuai dengan materi pelajaran ekonomi.
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson( Arikunto, 2005,72) sebagai berikut :
� = � −
[� 2 − ( )2] [� 2 − ( )2]
2) Uji Reliabilitas
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
r₁₁= �
�−1 1− �2
� � 2�
Keterangan:
r₁₁ : realibilitas yang dicari
�2� : jumlah varians skor tiap-tiap item ��2 : varians total
3) Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang berkemampuan rendah.Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi menurut Arikunto (2002:213) adalah sebagai berikut:
D = Bᴀ
Jᴀ - Bв
Jв = Pᴀ - Pв
Keterangan:
J = jumlah peserta tes
Jᴀ = banyaknya peserta kelompok atas Jв = banyaknya peserta kelompok bawah
Bᴀ = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar Bв = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar Pᴀ = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar Pв = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tingkat kesukaran butir soal ialah proporsi peserta tes menjawab benar terhadap butir soal (Zainul dan Nasoetion, 1993:150). Tingkat kesukaran butir dapat dibagi ke dalam tiga kelompok sebagaimana terlihat pada tabel
Tabel 3.3 Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran Nilai P
Sukar Sedang Mudah
[image:43.595.113.534.220.738.2]0,00 – 0,25 0,26 – 0,75 0,76 – 1,00 Sumber : Zainul dan Nasoetion (1993:153) Tabel 3.4 Ringkasan Uji Instrumen Penelitian
Variabel No Item
Koefisien Validitas
Titik
Kritis Ksmpln
Koefisien Reliabilitas
Titik
Kritis Ksmpln
Pre-test I
1 0,633 0,300 Valid
0,713 0,700 Reliabel 2 0,602 0,300 Valid
3 0,483 0,300 Valid
4 0,643 0,300 Valid
5 0,463 0,300 Valid
6 0,540 0,300 Valid
7a 0,553 0,300 Valid
7b 0,618 0,300 Valid
8a 0,686 0,300 Valid
8b 0,564 0,300 Valid
Pre-test II
1 0,598 0,300 Valid
0,720 0,700 Reliabel 2 0,602 0,300 Valid
3 0,851 0,300 Valid
4 0,700 0,300 Valid
5 0,732 0,300 Valid
6a 0,455 0,300 Valid
6b 0,366 0,300 Valid
7a 0,312 0,300 Valid
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pre- test
III
1 0,604 0,300 Valid
0,707 0,700 Reliabel 2 0,558 0,300 Valid
3 0,552 0,300 Valid
4 0,696 0,300 Valid
5a 0,576 0,300 Valid
5b 0,485 0,300 Valid
6a 0,685 0,300 Valid
6b 0,557 0,300 Valid
Pre-test
IV
1 0,767 0,300 Valid
0,844 0,700 Reliabel 2 0,826 0,300 Valid
3 0,433 0,300 Valid
4 0,657 0,300 Valid
5a 0,665 0,300 Valid
5b 0,861 0,300 Valid
6a 0,793 0,300 Valid
6b 0,729 0,300 Valid
Pre-test V
1 0,623 0,300 Valid
0,754 0,700 Reliabel 2 0,468 0,300 Valid
3 0,788 0,300 Valid
4 0,489 0,300 Valid
5 0,586 0,300 Valid
6 0,709 0,300 Valid
7a 0,637 0,300 Valid
7b 0,431 0,300 Valid
8a 0,662 0,300 Valid
8b 0,551 0,300 Valid
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
bahwa alat ukur yang digunakan sudah menunjukan keandalannya. Dengan kata lain, dapat digunakan dalam proses selanjutnya (penelitian).
3.6 Teknik Pengumpulan Data
[image:45.595.113.509.233.664.2]Penelitian ini menggunakan tiga macam cara pengumpulan data yaitu melalui tes penguasaan materi, instrument penilaian afektif (skala trustone), dan lembar observasi. Dalam pengumpulan data ini terlebih dahulu menentukan sumber data, kemudian jenis data, teknik pengumpulan data, dan instrumen yang digunakan. Teknik pengumpulan data secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.5Teknik Pengumpulan Data No
.
Sumber Data
Jenis Data Teknik
Pengumpulan Data
Instrumen
1. Siswa Hasil belajar sebelum mendapat perlakuan dan setelah mendapat perlakuan
Pretestdan Postest
Butir soal
2. Siswa Tanggapan siswa terhadap penggunaan pendekatan belajar tuntas (mastery learning)
Instrumen penilaian afektif
Kuesioner/ angket
4. Guru dan siswa
Keterlaksanaan pembelajaran
pendekatan belajar tuntas (mastery learning)
Observasi Pedoman observasi aktivitas guru dan siswa selama
pembelajaran
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Data yang akan dihasilkan dari penelitian ini meliputi: (1) nilai pre-test dan post-test, (2) tanggapan siswa terhadap penggunaan pendekatan belajar tuntas (instrumen penilaian afektif) dan (3) keterlaksanaan pembelajaran pendekatan belajar tuntas (observasi). Perbedaan hasil belajar antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen dianalisis dengan uji-T, sedangkan tanggapan siswa terhadap penggunaan pendekatan belajar tuntas (instrumen penilaian afektif) dengan skala trustone danketerlaksanaan pembelajaran pendekatan belajar tuntas dengan pengamatan (observasi).Berbagai teknik analisis tersebut dianalisis dengan menggunakan bantuan SPSS versi 18.Dalam melakukan analisis data menggunakan uji statistik parametrik seperti uji-t, anova, ataupun regresi, maka data harus berdistribusi normal dan berasal dari populasi dengan varian homogen.Berikut adalah penjelasan tentang teknik pengujian normalitas dan homogenitas data hasil penelitian.
3.7.1 Uji Normalitas Data
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Untuk menganalisis normalitas data, disamping dengan memperbandingkan rasio Skewness dan Kurtosis (Santoso, 2005:204), juga dapat menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov dan Shapiro-Wilk dan juga dengan Normal Probability Plot (Sudarmanto, 2005:109-113) yang terdapat pada menu explore di Program SPSS. Penentuan normalitas data dalam penelitian ini akan menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov (K-S) dengan bantuan SPSS versi 18. Ketentuannya adalah apabila harga atau nilai Asymp. Sig.(2-tailed) > dari 0,05 maka dinyatakan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
3.7.2 Uji Homogenitas Data
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.8 Alur Penelitian
Adapun alur penelitian yang digunakan dapat terlihat pada bagan 3.1 Identifikasi
Masalah
Kajian Literatur
Pembuatan Proposal
Pembuatan Instrumen
Penentuan Sampel
Kelas Eksperiman Kelas Kontrol
Pretest Pretest
Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Pembelajaran Biasa
(Resitasi)
Kusioner Observasi
Posttest
Posttest Pengumpulan
Data
Analisis Data
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.9 Skenario Pembelajaran Akuntansi dengan Menggunakan Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning)
Pembelajaran : Pendekatan belajar tuntas
Model : Tutorial
Topik : Memahami Penyusunan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Bidang Studi : Akuntansi
Sasaran : Siswa SMA (Kelas XI semester II)
Media : Berbasis Komputer dan Berbasis Modul
I. Pendahuluan
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dan pada tahap latihan mandiri menggunakan alat bantu berupa pembelajaran berbasis modul .
Dalam dunia pendidikan, pemanfaatan teknologi komputer banyak membawa perubahan dalam berbagai aspeknya.Pembelajaran berbasis komputer(Computer Based Instruction) merupakan istilah umum untuk setiap pembelajaran yang menggunakan komputer dalam proses belajar mengajarnya baik sebagian maupun secara keseluruhan. Pembelajaran berbasis komputer merupakan suatu pembelajaran terprogram menggunakan komputer sebagai sarana dan alat bantu dalam mengkomunikasikan berbagai pengalaman belajar kepada siswa. Dalam desain pembelajaran ini, pengalaman maupun materi pembelajaran disusun secara sistematis dan dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman (software) tertentu seperti menggunakan aplikasi Adobe Director dan Adobe Flash.
Pendekatan belajar tuntas (Mastery learning) menggunakan alat bantu berbasis komputer juga menggunakan alat bantu berbasis modul untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi yang maksimal. Pembelajaran modul akan menjadikan pembelajaran lebih efesien, efektif, dan relevan. Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Siswa dapat membuat jurnal umum 2. Siswa dapat menyusun jurnal umum 3. Siswa dapat menganalisis jurnal umum
4. Siswa dapat memindahbukukan (posting) jurnal ke buku besar 5. Siswa dapat membuat dan menyusun buku besar
6. Siswa dapat menganalisis buku besar
7. Siswa dapat menyusun neraca saldo berdasarkan saldo dalam buku besar 8. Siswa dapat membuat jurnal penyesuaian
9. Siswa dapat menganalisis perubahan saldo akun akibat jurnal penyesuaian 11. Siswa dapat menyusun kertas kerja
12. Siswa dapat menganalisis kesalahan dalam kertas kerja
13. Siswa dapat menyusun laporan laba-rugi berdasarkan kertas kerja
14. Siswa dapat menyusun laporan perubahan modal berdasarkan kertas kerja 15. Siswa dapat menyusun laporan neraca berdasarkan kertas kerja
16. Siswa dapat menyusun laporan arus kas berdasarkan kertas kerja 17. Siswa dapat menganalisis laporan keuangan
2.1 Standar Kompetensi:
Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa
2.2 Kompetensi Dasar:
1. Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal umum 2. Melakukan posting dari jurnal ke buku besar
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa 2.3 Indikator:
1. Pembuatan dan Penyusunan jurnal umum 2. Analisis jurnal umum
3. Pemindahbukukan (posting) Jurnal ke buku besar 4. Pembuatan dan Penyusunan buku besar
5. Analisis buku besar
6. Penyusunan neraca saldo berdasarkan saldo di buku besar 7. Pembuatan jurnal penyesuaian
8. Analisis perubahan saldo akibat jurnal penyesuaian 9. Penyusunan kertas kerja
10. Analisis kesalahan dalam kertas kerja
11. Penyusunan laporan laba-rugi berdasarkan kertas kerja 12. Penyusun laporan perubahan modal berdasarkan kertas kerja 13. Penyusun laporan Neraca berdasarkan kertas kerja
14. Penyusun laporan Arus kas 15. Analisis laporan keuangan III. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran terdiri dari bebarapa unit yang meliputi:
1. Jurnal umum
2. Buku besar
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Jurnal penyesuaian
5. Neraca lajur (Kertas kerja/Work sheet)
6. Laporan keuangan
IV. Pengalaman Belajar (Treatment)
Langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan,dapat dijelaskan sebagai berikut :
No Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
1. Peneliti melaksanakanprapenelitian, dengan memberikan penjelasan kepada guruAkuntansi di SMA Negeri 13 Garut mengenai kegiatanpembelajaran yang akandilakukanuntuk kelaseksperimen. Selanjutnya
memilih dan menentukan kelas yang mana yangdijadikan kelas eksperimen akan menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning).
Peneliti melaksanakan pra penelitian,dengan memberikan penjelasan kepada guru Akuntansi di SMA Negeri 13 Garut mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan untukkelas kontrol. Selanjutnya memilih dan menentukan kelas yang mana yang dijadikan kelas kontrol akan menggunakan pembelajaran biasa (resitasi).
2. Memberikan pre-test untuk kelas eksperimen, yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan, pre-test diberikan setiap akan memulai pembelajaran, dalam penelitian ini pre-test diberikan sebanyak 5 kali.
Memberikan pre-test untuk kelas kontrol,yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan, pre-test diberikan setiap akan memulai pembelajaran, dalam penelitian ini pre-test diberikan sebanyak 5 kali.
3 Kegiatan Awal :
a.Guru memberi salam dan meminta siswa untuk membaca doa, absensi b.Apersepsi, Meriview kembali
pelajaran yang lalu. Dan menggali pengetahuan siswa.
c. Guru memberikan motivasi d. Memberikan pre-test
Kegiatan Awal :
a.Guru memberi salam dan meminta siswa untuk membaca doa, absensi b.Apersepsi, Meriview kembali
pelajaran yang lalu. Dan menggali pengetahuan siswa.
c. Guru memberikan motivasi d. Memberikan pre-test 4. Kegiatan Inti :
1. Tahap Orientasi
a.Guru memaparkan indikator dan tujuan pelajaran dan tingkat-tingkat perform dalam latihan
Kegiatan Inti :
a.Guru menyampaikan tujuan
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Guru menggambarkan isi pelajaran dan hubungannya denganpengetahuan
dan pengalamansebelumnya.
c.Guru mendiskusikan prosedur-prosedur pelajaran dan tanggung jawab siswa selama aktivitas pelajaran berlangsung. 5. 2. Tahap Penyajian
Guru menjelaskan materi dan
memberikan contohmenggunakan CD interaktif tutorial
b.Guru memberikan bahan tentang materi yang akan dipelajari. c.Guru memberikan contoh soal.
6. 3. Tahap Latihan Terstruktur
Siswa melakukan latihan dengan menggunakan bantuan CD Interaktif Tutorial
d.Menugaskan siswa untukmengerjakan latihan akuntansi yang ada di buku dan LKS
7. 4. Tahap Latihan Terbimbing
a.Gurumemberikanbantuan/bimbingan setelah siswa mengerjakan latihan sendiri menggunakan CD Interaktif tutorial supaya siswa lebih paham. b.Guru menganalisis siswa yang belajar
[image:54.595.120.509.109.735.2]dengan daya serap rendah, normal dan tinggi. Untuk yang rendah diberi perlakuan menggunakan modul remedial, untuk yang normal diberi perlakuan mempelajari materi kembali dan untuk yang tinggi diberi perlakuan menggunakan modul pengayaan. Tabel 3.5 Pengamatan Kelas Eksperimen : Pe rt % Pengayaan % Normal % Remedial Ket
e. Guru menjelaskan kembali materi dan memberi contoh soal kembali
8. 5. Tahap Latihan Mandiri
Guru memberikan kesempatan melakukan latihan dengan menggunakan modul tanpa bantuan guru
9. Kegiatan Akhir :
a.Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa membahas latihan yang sudah dikerjakan oleh siswa
b.Menyimpulkan atau memberikan jawaban yang benar terhadap latihan pelajaran yang diberikan pada saat proses pembelajaran berlangsung c.Guru memberikan tugas yang
dikerjakan di rumah oleh siswa
Kegiatan Akhir :
a.Guru membimbing siswa menyimpulkan pelajaran
b.Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi yang sudah diajarkan dan memberi tugas yang harus dikerjakan siswa dirumah
10. Memberikan post-test untuk kelas eksperimen dengan tujuan untuk melihat sejauh mana pencapaian hasil belajar (kognitif) Akuntansi siswa, setelah diberikan perlakuan, post-test diberikan
Vina Patmahsari, 2012
Pengaruh Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Di SMA Negeri 13 Garut
: Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sebanyak 5 kali setiap selesai pembelajaran, selain itu juga menggunakan pengamatan kegiatan (observasi) untuk mengetahui hasil belajar ranah psikomotor.
sebanyak 5 kali setiap selesai pembelajaran, selain itu juga menggunakan pengamatan kegiatan (observasi) untuk mengetahui hasil belajar ranah psikomotor.
11. Setelah pembelajaran di kelas eksperimen dilakukan, siswa diberikan kuesioner untuk mengetahui persepsisiswa mengenai pelaksanaan pembelaj