• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA MINAT SISWA KEMAMPUAN KOGNITIF DAN PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF THD PRESTASI BELAJAR SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA MINAT SISWA KEMAMPUAN KOGNITIF DAN PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF THD PRESTASI BELAJAR SISWA."

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

SAMPUL ………... i

L.EMBAR PENGESAHAN ……….. ii

PERNYATAAN ……….. iii

ABSTRAK ……… iv

KATA PENGANTAR ……….... v

UCAPAN TERIMA KASIH ……… vi

DAFTAR ISI ………... x

DAFTAR TABEL ………. xiv

DAFTAR GAMBAR ……… xvi

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ………..……. 1

1.2 Rumusan Masalah ……… 6

1.3 Paradigma Penelitian ……… 7

1.4 Analisis Masalah dan Definisi-definisi operasional ……… 8

1.4.1 Hubungan antara minat belajar siswa, kemampuan kognitif, dan multimedia interaktif……….… 9

1.4.2 Hubungan multimedia interaktif dengan prestasi belajar siswa…………. 11

1.4.3 Definisi-definisi operasional……… 11

1.5 Pembatasan Masalah……….. .. 12

1.5.1 Minat belajar siswa……… 13

1.5.2 Kemampuan kognitif………..….. 13

(2)

1.5.4 Prestasi belajar siswa………. 14

1.6 Tujuan dan Manfaat Penelitian………..…… 15

1.6.1. Tujuan penelitian………. 15

1.6.2. Manfaat Penelitian……….. 15

1.7. Hipoteis penelitian……… 16

1.8. Kerangka Pembatasan Masalah………... 17

BAB II LANDASAN TEORI……… 19

2.1. Pengertian Belajar………. 19

2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar……… 20

2.1.2 . Pembelajaran……….……… 23

2.2 Media Pembelajaran……….. 32

2.2.1. Pengertian Media……….. 32

2.2.2. Fungsi media……….. 33

2.2.3. Nilai dan manfaat media………. 34

2.2.4 .Klasifikasi media pembelajaran……… 36

2.2.5 J.enis media……….. 38

2.2.6 .Prinsip-prinsip pemilihan dan penggunaan media………. 39

2.2.7 . Dasar pertimbangan pemilihan dan penggunaan media……….… 40

2.2.8. Komputer sebagai media pembelajaran………. 44

2.2.9. Tnjauan terhadap multimedia interaktif……… 56

2.2.10. Fungsi multimedia interaktif……….. 56

2.2.11. Multimedia interaktif sebagai media pembelajaran………..………… 57

(3)

xi

2.4 Tinjauan mata pelajaran penerapan konsep dasar listtrik dan elektronika…. 59

2.5 Minat………. 82

2.5.1. Pengertian minat………. 82

2.5.2 . Jenis-jenis minat……… 84

2.5.3 . Pola perubahan minat………..………. 85

2.5.4 . Pengukur minat……… 88

2.5.5 . Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan pengembangan minat... 91

2.6 Kemampuan Prestasi Belajar……… 93

2.7 Kemampuan kognitif……….……… 94

2.8 Tinjauan kurikulum kompetensi yang diterpkan di SMK……….. 100

BAB III METODE PENELITIAN………. 108

3.1 Desain Penelitian……… 108

3.2 Lokasi,Populasi dan sampel Penelitian……… 108

3.2.1. Lokasi penelitian……… 108

3.2.2. Populasi dan Sampel Penelitian……… 109

3.3 Instumen Penelitian………. 109

3.3.1. Tes Kognitif dan Tes Hasil Belajar……… 110

3.3.2 . Angket Minat Siswa dan Angket Multimedia Interaktif……… 111

3.4 Tahap Ujicoba Instrumen……….… 111

3.4.1. Validitas………. 112

3.4.2. Realibilitas……… 118

(4)

3.4.4. Daya Pembeda Instrumen……… 122

xii 3.5. Pelaksanaan Penelitian……… 123

3.6. Teknis Analisis Data……… 124

3.6.1. Uji Normalitas Data……… 124

3.6.2. Analisis Deskriftif……… 128

3.6.3. Path Analysis……….……… 129

3.7. Prosedur Penelitian………. 135

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 136

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 164

(5)
(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Orientasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, khususnya Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) adalah memberi pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik

untuk diterapkan pada dunia kerja. Sumber daya manusia yang mampu bersaing

secara kompetitif dalam dunia kerja, telah disiapkan pada Sekolah Menengah

Kejuruan yang memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan

sikap profesional.

2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, mampu berkompetisi

dan mampu mengembangkan diri

3. Menyiapkan peserta didik menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk

mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun yang akan

datang

4. Menyiapkan tamatan menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan

kreatif.

Dengan program tersebut diharapkan bahwa lulusan SMK Program Keahlian

Teknik Pemanfaatan Listrik sebagai calon tenaga kerja telah memiliki kemampuan

(7)

2

yang bersifat adaftif berfungsi membentuk kemampuan untuk berkembang dan

beradaptasi sesuai dengan perkembangan IPTEK dan tuntutan kebutuhan kerja.

Sedangkan program kejuruan yang bersifat produktif berfungsi membentuk

kemampuan produktif yang secara praktis dapat diterapkan pada lapangan kerja yang

sesuai.

Sistem pembelajaran di SMK yang ada saat ini dirasakan belum memberikan

hasil yang sesuai dengan tujuan pendidikan kejuruan sendiri. Hal ini ditandai dengan

tingginya tingkat pengangguran yang dikalangan lulusan SMK.

Melihat fenomena yang terjadi saat ini, pelaksanan pembelajaran yang ada di SMK

perlu untuk ditinjau kembali, apakah masih sesuai dengan tuntutan dunia kerja atau

sudah perlu untuk direvisi ulang. Salah satu komponen yang perlu mendapat

perhatian dalam sistem pembelajaran adalah pemilihan media yang sesuai dengan

materi pelajaran dan kompetensi yang harus dicapai.

Sampai saat ini Penggunaan multimedia belum banyak digunakan oleh guru

mata pelajaran sebagai media pembelajaran. Kebanyakan guru mata pelajaran

memberikan materi pembelajaran dengan menggunakan sistem pembelajaran

konvensional kepada siswa. Dengan menggunakan pola pengajaran dan pembelajaran

seperti ini, siswa cenderung mengantuk dan merasa bosan sehingga minat dan

motivasi untuk belajarnya sangat rendah, sehingga berdampak negatif terhadap prestasi

belajar. Keadaan seperti inilah yang peneliti jumpai di lapangan, khususnya pada mata

(8)

3

Dari hasil survey pendahuluan di SMK KORPRI Sumedang Kabupaten

Sumedang diperoleh gambaran mengenai masalah belajar-mengajar yang dialami

siswa dan guru di kelas. Ada beberapa masalah, khususnya terkait dengan kompetensi

salah satu mata pelajaran yaitu : Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika,

diantaranya: (1) Materi diajarkan hanya bersumber pada buku pegangan guru saja (2)

Guru hanya mempunyai dua buku sumber saja untuk mengajar (3) Jenis media yang

digunakan oleh guru dalam pembelajaran hanya berupa buku pelajaran (4) Masih

banyak guru yang belum mahir mengoperasikan komputer (5) Komputer tidak

digunakan secara maksimal (6) Metode pengajaran dan pembelajaran yang digunakan

adalah konvensional (7) Terbatasnya waktu untuk belajar di kelas, (8) Buku paket

yang ada di perpustakaan sangat terbatas sehingga tidak semua siswa bisa meminjam,

(9) Alat-alat dan bahan praktek sangat terbatas sehingga siswa harus menunggu

giliran untuk praktek (10) Kurangnya minat baca siswa (11) Kurang motivasi dari

guru melanjutkan pendidikan lebih lanjut sehingga ilmunya yang diajarkan ke siswa

sangat terbatas (12) Siswa selama ini belum pernah menerima pembelajaran

menggunakan multimedia.

Pada mata pelajaran Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika,

sangat sulit dipahami siswa, karena selama ini media yang digunakan oleh guru mata

pelajaran tersebut hanya dalam bentuk buku pelajaran, modul dan gambar. Disamping

(9)

4

tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, sehingga materinya menjadi semakin sulit

untuk dapat dipahami oleh siswa.

Tabel 1.1. Persentase Kelulusan Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika

No Rentang Nilai Kriteria Nilai Jumlah siswa Persentase

1 9.00 – 10,00 A 0 0,00 %

2 7,51 – 8,99 B 2 6,45 %

3 6.00 - 7.50 C 8 25,81 %

4 0.00 - 5.99 D 21 67,74 %

Jumlah 31 100,00 %

Sumber : SMK KORPRI Sumedang tahun ajaran 2007/2008

Berdasarkan data yang diperoleh dari SMK KORPRI Sumedang seperti yang

diperlihatkan pada tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa untuk

Standar kompetensi melaksanakan persiapan pekerjaan awal, dimana nilai prestasi

belajar rata-rata kelas siswa adalah 5,03 sedangkan siswa yang memperoleh nilai A

persentase kelulusannya 0,00% dan B persentase kelulusannya 6,45%, nilai C

persentase kelulusannya 25.81% dan nilai D persentase adalah 67,74%.

Rendahnya prestasi belajar siswa pada Standar kompetensi melaksanakan

persiapan pekerjaan awal ini dikarenakan materi tersebut sulit untuk dipahami karena

rumit sehingga menjadi beban bagi siswa, dan metode pengajaran yang bersifat

(10)

5

membuat semakin tidak menarik untuk mempelajarinya, disamping masih terbatasnya

fasilitas atau sarana dan prasarana penunjang dalam proses belajar mengajar,

diantaranya ketidak tersediaan alat-alat . Secara tidak langsung, baik disadari ataupun

tidak hal inilah yang termasuk dan merupakan penyebab rendahnya prestasi belajar

dan kompetensi siswa.

Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa salah satu penyebab rendahnya

prestasi belajar siswa pada proses pembelajaran pada Standar kompetensi

melaksanakan persiapan pekerjaan awal adalah terbatasnya fasilitas atau sarana dan

prasarana penunjang dalam proses belajar mengajar.

Dari hasil wawancara dengan siswa-siswa yang pernah mengikuti proses

pembelajaran mengatakan bahwa standar kompetensi melaksanakan persiapan

pekerjaan awal sulit untuk dipahami, karena terbatas bahan-bahan dan alat praktek

yang terdapat pada materi pembelajaran diperlihatkan hanya dalam bentuk

gambar-gambar. Kemudian Penggunaan media audio-visual seperti multimedia juga belum

pernah diterapkan dalam proses pembelajaran. Dari hasil survei di SMK KORPRI

Sumedang, peneliti memperoleh gambaran bahwa sebenarnya fasilitas-fasilitas

penunjang yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan

multimedia sudah tersedia di sekolah. Perangkat-perangkat yang dibutuhkan seperti

komputer, loudspeaker, Compact Disc (CD) pembelajaran, overhead projector

(11)

6

Atas dasar tidak tersedianya alat-alat yang diperlukan sebagai media dalam proses

pembelajaran, prestasi belajar siswa yang masih rendah, dan tersedianya peralatan atau

sarana yang dibutuhkan dalam Penggunaan multimedia, maka peneliti mencoba

mencari solusi alternatif dengan menggunakan multimediadalam upaya meningkatkan

mutu pembelajaran, terutama untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan

meningkatkan proses pembelajaran padaStandar kompetensi melaksanakan persiapan

pekerjaan awal sehingga pembelajaran mata pelajaran Penerapan konsep Dasar

Listrik dan Elektronika akan menjadi lebih menarik, bahan pembelajaran akan lebih

jelas dan menjadi lebih mudah untuk dipahami.

1.2. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka

penulis merasa perlu untuk merumuskan apa yang menjadi permasalahannya. Secara

umum, masalah yang dipertanyakan dalam penelitian ini adalah: “Hubungan Minat

Belajar, Kemampuan Kognitif, dan Penggunaan Multimedia Interaktif dengan

Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Penerapan Konsep Dasar Listrik dan

Elektronika di SMK KORPRI Sumedang”.

Dari rumusan masalah di atas, penulis merinci kembali menjadi beberapa pertanyaan

penelitian, sebagai berikut:

1. Adakah hubungan kausal antara minat belajar, dan kemampuan kognitif

dengan penggunaan multimedia interaktif pada mata pelajaran penerapan

(12)

7

2. Adakah hubungan korelasional antara minat belajar, kemampuan kognitif, dan

multimedia interaktif dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

penerapan konsep dasar listrik dan elektronika.

3. Berapa besarnya kontribusi dari minat belajar, kemampuan kognitif dan

penggunaan multimedia interaktif dengan prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran Penerapan konsep dasar listrik dan elektroni

1.3. Paradigma Penelitian

Pokok permasalahan pada perumusan masalah menunjukkan adanya beberapa

masalah yang perlu dikaji agar lingkup penelitian menjadi lebih jelas. Pengkajian itu

akan didasarkan pada paradigma yang dilukiskan pada gambar berikut.

Minat

belajar

Multimedia Prestasi

Interaktif belajar

Kemampuan

kognitif

(13)

8

Paradigma penelitian ini didasarkan pada dua fenomena yang telah dikenal

dikalangan pendidikan. Pertama, Penggunaan multimedia interaktif merupakan salah

satu media yang digunakan dalam pembelajaran, dengan menggunakan media

tersebut diharapkan prestasi belajar siswa akan meningkat. Kedua , prestasi belajar

merupakan hasil usaha siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya

meningkatkan dan merubah kemampuan, melalui penguasaan bahan – bahan atau

materi pelajaran yang telah diajarkan selama proses belajar. Artinya, apabila kita

menginginkan prestasi belajar siswa meningkat maka harus diusahakan

menggunakan media pembelajaran yang menarik sehingga akan timbul minat siswa

untuk belajar dengan demikian prestasi belajar siswa akan tinggi.

1.4 . Analisis Masalah dan Definisi-Definisi Operasional

Dengan batasan yang ditetapkan berdasarkan paradigma penelitian itu,

sekurang-kurangnya ada tiga sub masalah yang memerlukan penjelasan dalam

penelitian ini, yakni; Pertama, bagaimana hubungan antara minat belajar, kemampuan

kognitif, dan penggunaan multimedia interaktif ?. Kedua, bagaimana hubungan antara

minat belajar, kemampuan kognitif dan penggunaan multimedia interaktif dengan

prestasi belajar?. Ketiga ,seberapa besar kontribusi dari minat belajar, kemampuan

kognitif, dan penggunaan multimedia interaktif dengan prestasi belajar siswa?.

Dari hasil analisis ketiga submasalah itu akan dirumuskan definisi-definisi

operasional tentang variabel-variabel minat balajar, kemampuan kognitif,

(14)

9

variabel penelitian akan dirinci kedalam sejumlah hubungan secara statistika

sehingga dapat dinyatakan dalam bentuk persamaaan statistik

1.4.1 Hubungan antara Minat Belajar Siswa, Kemampuan Kognitif, dan

Multimedia Interaktif.

Terbentuknya minat seseorang terhadap suatu objek tidak terjadi dengan

sendirinya, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Minat merupakan motif yang

dipelajari dan mendorong individu bertindak sesuai dengan minatnya tersebut.

Setiap jenis minat berfungsi memenuhi kebutuhan, oleh karena itu makin kuat

kebutuhan yang dipenuhi makin besar dan tahan lama minat yang timbul. Makin

sering individu melakukan kegiatan-kegiatan dengan aktif, maka niatnya makin kuat.

Sebaliknya minatnya akan menurun karena tidak disalurkan. Andi Mapiare (1983:61)

mengemukakan bahwa: “….. dengan bertambahnya usia, proses kesukaan dan proses

ketidak sukaan cenderung untuk menetap dan diperkuat, adanya kecenderungan

minat-minat individu akan menjadi stabil sejalan dengan pertumbuhan individu yang

semakin menua”.

Kemampuan kognitif dapat diartikan kemampuan untuk secara lebih tepat

merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep

yang berdasar pada kenyataan. Kemampuan itu dapat disimpulkan dari kesanggupan

menggunakan prinsip-prinsip yang telah dikuasai untuk memecahkan

persoalan-persoalan baru. Dengan demikian tindakan seseorang / siswa dalam memecahkan

(15)

10

penguasaan materi pelajaran, pengalaman dan keterampilan intelektual dalam

menggunakan sejumlah informasi baik yang telah dimiliki maupun yang diperoleh

dari pihak lain.

Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi yang

harus diciptakan atau diwujudkan melalui kegiatan penyampaian dan tukar-menukar

informasi antara pengajar dan peserta didik sehingga terjadi proses belajar. Sebagai

sumber pesan, ini berarti guru harus menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan

proses komunikasi berjalan lancar sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima

alat-alat indera siswa. Namun harus disadari bahwa guru bukanlah satu-satunya

sumber ilmu bagi peserta didik untuk memperoleh pengetahuannya. Masih ada

sumber lain berupa lingkungan, alat, media dan sebagainya. Peranan utama guru

adalah mengelola kegiatan belajar peserta didik dan memberikan bimbingan yang

diperlukan. Peranan guru sebagai penyaji informasi menjadi kurang tepat dalam

perkembangan teknologi sekarang ini, karena hal itu dapat dilakukan oleh media.

Oleh karena itu, dalam setiap kegiatan belajar mengajar potensi media tidak mungkin

diabaikan.

Penggunaan media pembelajaran bukan hanya dapat menyebabkan proses

komunikasi antara guru dan siswa dapat terlaksana dengan baik dan lancar, tetapi

dapat merangsang siswa untuk merespon dengan cepat tentang pesan yang

disampaikan, sehingga akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Komputer

(16)

11

kelebihan di antaranya mampu menyajikan objek-objek bergerak dan memadukannya

dengan suara, sehingga menjadikan komputer sebagai media yang menarik.

1.4.2. Hubungan Multimedia Interaktif dengan Prestasi Belajar Siswa

Pada dasarnya salah satu tujuan dari pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan multimedia interaktif adalah sedapat mungkin menggantikan dan

melengkapi tujuan, materi, metode, media dan alat penilaian yang ada dalam proses

belajar mengajar dalam sistem pembelajaran konvensional. Dengan Penggunaan

multimedia interaktif ini diharapkan akan mampu memberikan perubahan dalam suasana

belajar, sehingga dapat menimbulkan motivasi khususnya dalam mengikuti

pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

1.4.3. Definisi-Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah pengertian terhadap judul penelitian dan untuk

mendapatkan pengertian dan maksud yang sama, maka perlu dibuatkan penjelasan

istilah. Hal ini sesuai dengan penjelasan Nasution (Yessica, 2007: 10) bahwa “Istilah

-istilah atau variabel-variabel yang dipergunakan dengan maksud tertentu harus diberi

batasan agar jangan timbul pengertian yang bermacam-macam”. Oleh karena itu,

peneliti merasa perlu menjelaskan beberapa definisi operasional sebagai berikut:

a. Minat

Slameto (2003:180) mengemukakan bahwa: “Minat adalah suatu rasa lebih

suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyeluruh”.

(17)

12

dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut maka

semakin besar minatnya. Gejala psikis yang berkaitaan dengan objek atau aktifitas

yang menstimulir perasaan senang individu. .

b. Kemampuan Kognitif

Kemampuan memecahkan soal-soal berdasarkan prinsip-prinsip yang telah

dikuasai, baik yang diperoleh dari pendidikan maupun dari pengalaman

c. Pembelajaran denganMultimedia Interaktif

Merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan peralatan

komputer dan secara visual mendemonstrasikan konsep-konsep yang dipelajari dalam

pembelajaran. Dalam hal ini komputer berfungsi sebagai pemutar Compact Disc

(CD) yang berisi materi pembelajaran dan diproyeksikan dengan infocus ke layar

lebar.

d. Prestasi belajar

Hasil usaha seseorang atau siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam

upaya meningkatkan dan merubah kemampuan, melalui penguasaan bahan – bahan

atau materi pelajaran yang telah diajarkan selama proses belajar.

1.5. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya lingkup permasalahan dalam penelitian ini dan agar

penelitian ini menjadi lebih terarah serta untuk menghindari adanya penyimpangan

(18)

13

1.5.1. Minat Belajar Siswa

Minat belajar siswa ini akan diukur dengan cara menggunakan kuesioner

dalam bentuk beberapa pernyataan yang akan diberikan kepada siswa setelah proses

pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif diterapkan kepada mereka,

kemudian dari kuesioner tersebut akan diberi penilaian sehingga dapat disimpulkan

bagaimana tingkat minat siswa terhadap proses pembelajaran tersebut, begitu juga

dengan responnya terhadap mata diklatnya sendiri. Minat Belajar ini diukur

berdasarkan indikator-indikator yang mempengaruhi minat, yang diantaranya adalah

faktor intrinsik (kebutuhan, keinginan, dan cita-cita) dan faktor ekstrinsik

(lingkungan, kesempatan, dan pengalaman).

Perasaan senang disini adalah perasaan senang siswa SMK KORPRI

Sumedang pada mata pelajaran penerapan konsep dasar listrik dan elektronika dengan

menggunakan Multimedia Interaktif

1.5.2. Kemampuan Kognitif

Kemampuan kognitif yang akan diteliti adalah tingkat penguasaan

pengetahuan siswa pada mata pelajaran penunjang yaitu pelajaran matematika dan

fisika. Kemampuan ini diselidiki dengan menyelenggarakan test. Materi test akan

disusun berdasarkan standar kompetensi yang ada dan dijabarkan menjadi sejumlah

(19)

14

1.5.3. Penggunaan Multimedia Interaktif

Multimedia yang digunakan sebagai media pembelajaran hanya diterapkan

pada pelajaran Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika. Materi pada mata

pelajaran Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika yang digunakan dalam

proses pembelajaran meliputi Standar kompetensi melaksanakan persiapan pekerjaan

awal.

1. Multimedia yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan adalah Standar

kompetensi melaksanakan persiapan pekerjaan awal multimedia dalam bentuk

Compact Disc (CD) yang dibuat oleh peneliti dan diputar dengan menggunakan

komputer yang diproyeksikan melalui overhead projector (infocus) ke layar lebar,

dimana gambarnya bergerak, suaranya dapat di dengar yang merupakan

perpaduan antara media visual dan audio.

1.5.4. Prestasi Belajar Siswa

Peningkatan prestasi belajar siswa ini diukur dengan cara menggunakan

post-test yang akan dilakukan setelah siswa mendapatkan materi mata pelajaran PKDLE

dengan menggunakan multimedia interaktif, kemudian dari hasil tes tersebut akan

diberikan penilaian sehingga dapat disimpulkan bagaimana tingkat prestasi siswa

pada mata pelajaran yang bersangkutan dengan menggunakan media yang diterapkan

pada penelitian ini. Prestasi belajar siswa yang diukur dalam proses pembelajaran ini

adalah prestasi belajar ranah kognitif subranah pengetahuan, pemahaman dan

(20)

15

1.6. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.6.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah pertama, untuk mengetahui hubungan

kausal antara minat belajar, dan kemampuan kognitif dengan penggunaan multimedia

interaktif pada mata pelajaran penerapan konsep dasar listrik dan elektronika. Kedua

untuk mengetahui hubungan korelasional antara minat belajar, kemampuan kognitif,

dan multimedia interaktif dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

penerapan konsep dasar listrik dan elektronika. Ketiga untuk memperoleh gambaran

besarnya kontribusi dari minat belajar, kemampuan kognitif dan penggunaan

multimedia interaktif dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Penerapan

konsep dasar listrik dan elektronika

1.6.2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi ilmu

pengetahuan tentang Penggunaan multimedia untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa.

Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh : Pertama untuk

Sekolah, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai wahana untuk

meningkatkan kualitas dalam implementasi kurikulum dan pembelajaran melalui

penambahan khasanah media pembelajaran. Kedua, Guru diharapkan dapat berlatih

menggunakan multimedia sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk

(21)

16

multimedia pada pembelajaran diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami

konsep-konsep dasar sehingga akan berpengaruh kepada peningkatan prestasi belajar

dan kompetensi siswa, khususnya dalam mata pelajaran penerapan konsep dasar

listrik dan elektronika. Keempat, Peneliti lainnya, mampu mengembangkan dan

menerapkan konsep dan prinsip-prinsip media pembelajaran dengan model

pembelajaran pada bidang pendidikan serta permasalahannya khususnya pada jenjang

SMK.

1.7. Hipotesis Penelitian

Dengan berpegang pada pembatasan masalah dan analisis masalah yang akan

menjadi penelitian dengan variabel-variabel penelitian yang telah dipilih, maka untuk

mengarahkan penelitian ini dirumuskan tiga hipotesis utama:

1. Terdapat hubungan kausal antara minat siswa dan kemampuan kognitif

terhadap penggunaan multimedia interaktif.

2. Terdapat hubungan korelasional antara minat belajar siswa, kemampuan

kognitif dan penggunaan multimedia interaktif terhadap penggunaan multimedia

interaktif.

Untuk menguji kedua hipotesis utama tersebut di atas, maka terlebih dahulu

akan dilakukan pengujian subhipotesis-subhipotesis berikut ini:

1. Minat belajar siswa mempunyai hubungan korelasional dengan

(22)

17

2. Minat belajar siswa mempunyai hubungan korelasional dengan

penggunaan multimedia interaktif.

3. Kemampuan kognitif mempunyai hubungan korelasional dengan

penggunaan multimedia interaktif

4. Penggunaan multimedia Interaktif mempunyai hubungan korelasional

dengan Prestasi belajar siswa

1.8. Sistematika Penulisan Laporan Penelitian

Penulisan laporan penelitian ini di awali dengan Bab I. Bab ini akan berisikan

tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, paradigma masalah, tujuan dan

manfaat penelitian dan sistematika penulisan laporan penelitian.

Pembahasan masalah yang dikemukakan dalam tesis ini didasarkan pada

landasan teori yang diuraikan dalam Bab II. Landasan teori tersebut akan digunakan

sebagai dasar analisis dan interprestasi data yang diperoleh dari penelitian di

lapangan. Selanjutnya pada Bab III akan mengemukakan rancangan penelitian yang

digunakan sebagai acuan penelitian. Pada ini akan dijelaskan secara rinci mengenai

tujuan penelitian, asumsi-asumsi, hipotesis penelitian, pengembangan instrumen

penelitian dan rancangan pengolahan data.

Kegiatan penelitian dan pengolahan data disajikan pada Bab IV. Dalam bab

(23)

18

pelaksanaan penelitian meliputi pengumpulan data, pengolahan data, dan interpretasi

hasil pengolahan data.

Tesis ini ditutup dengan Bab V yang menyajikan kesimpulan hasil penelitian,

implikasi hasil penelitian terhadap Sekolah Menengah Kejuruan dan diakhiri dengan

(24)

108

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitin

Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan gejala-gejala serta pengaruh

antar ubahan yang hasil analisisnya disajikan dalam bentuk deskripsi dan

korelasional dengan pendekatan teknik Path Analysis (Analisis Jalur). Analisis

jalur digunakan untuk menganalisis hubungan kausal, dengan tujuan untuk

mengetahui pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung suatu variabel

penyebab terhadap variabel akibat (Kerlinger, 2003:305). Penelitian ini ditujukan

untuk memperoleh jawaban tentang hal-hal yang terjadi pada masa kini tanpa

mempermasalahkan keadaan sebelumnya atau sesudahnya.

Oleh karena itu pendekatan yang dipergunakan adalah pendekatan kuantitatif.

Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2008:14) bahwa “ penelitian kuantitatif adalah

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik yang disajikan dengan angka

dan bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

3.2. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK KORPRI Sumedang. Pertimbangan

dalam pemilihan di sekolah tersebut karena SMK KORPRI Sumedang merupakan

(25)

109

Sumedang provinsi Jawa Barat. Disamping itu pengalaman peneliti selama

mengajar di SMK KORPRI Sumedang, menemukan beberapa masalah yang cukup

mendasar seperti kurangnya atau rendahnya pemahaman dan prestasi belajar siswa

terhadap mata pelajaran penerapan konsep dasar listrik dan elaktronika, serta

rendahnya respon atau minat belajar siswa dalam mata pelajaran tersebut.

3.2.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:117).

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa tingkat I (satu) tahun pelajaran

2008/2009 pada program studi Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik di SMK

KORPRI Sumedang yang berjumlah 30 orang.

Mengingat jumlah populasi yang tidak begitu besar, maka seluruh populasi

dijadikan sampel, teknik sampling ini termasuk sampling jenuh. Sampling jenuh

adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sebagai

sampel. (Sugiyono, 2008 : 124)

3.3. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat untuk mendapatkan data – data yang

dibutuhkan dalam penelitian ini. Peneliti menggunakan tes kemampuan kognitif ,

tes prestasi belajar serta angket minat dan multimedia interaktif kepada siswa

sebagai instrumen penelitian.

Penyusunan dari instrumen penelitian ini harus selaras dengan tujuan yang

(26)

110

dahulu untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya

pembedanya terutama untuk instrumen tes kemampuan kognitif dan prestasi

belajar. Pada penelitian ini peneliti menguji cobakan instrumen (tes prestasi

belajar, test kemampuan kognitif, angket minat belajar, dan angket penggunaan

multimedia interaktif) kepada kelas diluar kelas yang diteliti, sehingga didapatkan

analisa tentang kelayakan dari instrumen penelitian tersebut sebelum digunakan

pada objek penelitian.

3.3.1. Tes Kognitif dan Tes Hasil Belajar

Tes kognitif dan Tes hasil belajar dalam penelitian ini diperlukan untuk

mendapatkan data kuantitatif yang berupa nilai dari hasil belajar siswa setelah

mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran PKDLE Jumlah soal

masing-masing ada 30 ( tiga puluh) buah .

Instrumen atau tes hasil belajar ini disusun berdasarkan rumusan tujuan

pembelajaran khusus yang dituang dalam kisi-kisi test. Selanjutnya test ini

diberikan kepada siswa sesudah proses pembelajaran dilaksanakan.

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan instrumen adalah sebagai

berikut :

- Merumuskan tujuan yang dituangkan dalam kisi-kisi;

- Membuat butir soal, melengkapinya dengan kunci jawaban serta memberi skor

tiap-tiap jawaban siswa;

- Melaksanakan uji coba instrumen;

(27)

111

- Melakukan perbaikan terhadap hasil uji coba (jika diperlukan) pada item-item

yang dirasa kurang baik.

3.3.2. Angket minat siswa dan Angket Multimedia Interaktif

Angket ini diberikan untuk mengetahui bagaimana tanggapan atau minat

siswa terhadap pelajaran mata pelajaran PKDLE dengan menggunakan

multimedia interaktif.

3.4. Tahap Uji Coba Instrumen

Sebelum soal tes digunakan dalam penelitian ini, soal tersebut diujicobakan

terlebih dahulu pada siswa yang pernah memperoleh materi Penerapan konsep

dasar listrik dan elektronika. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui

kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi baik

dalam hal redaksi, alternatif jawaban yang tersedia, maupun maksud dalam

pertanyaan dan jawaban tersebut. Disamping itu ujicoba ini juga dimaksudkan

untuk mendapatkan suatu tes dengan bahasa yang tepat dan mudah dipahami,

serta untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya

pembeda dari soal tes tersebut.

Pentingnya dilakukan uji coba soal tes ini diungkapkan oleh Faisal (1982:

38), sebagai berikut: “Setelah angket disusun lazimnya tidak langsung disebarkan

untuk penggunaan sesungguhnya (tidak langsung dipakai dalam pengumpulan

data yang sebenarnya). Sebelum pemakaian yang sesungguhnya sangat diperlukan

uji coba terhadap isi maupun bahasa angket yang telah disusun.”

Setelah uji coba soal dilaksanakan maka dilakukan analisis statistika

(28)

112

diketahuinya keterjaminan validitas dan reliabilitas alat pengumpulan data, maka

diharapkan hasil penelitian memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat

dipertanggungjawabkan.

3.4.1. Validitas

Validitas berkaitan dengan interpretasi dari hasil tes. Untuk memahami

pengertian ini secara sederhana, sebuah alat ukur berupa tes dapat dikatakan

mempunyai validitas yang tinggi jika alat ukur atau tes tersebut dapat mengukur

apa yang sebenarnya akan diukur. (Purwanto, N.1986:177). Validitas dihitung

untuk mengukur ketepatan dan keshahihan alat ukur atau tes tersebut dalam

mengukur kemampuan siswa. Dalam penelitian ini validitas yang akan dihitung

melingkupi dari validitas soal secara menyeluruh dan validitas butir – butir soal.

Validitas dihitung dengan menggunakan cara Product Moment

Correlation, yang mempunyai rumusan sebagai berikut :

2 2



2 2

( )( )

( ) ( )

xy

N X Y X Y

r

N X X N Y Y

 

 

 

(Arikunto, S. 1998 : 162 )

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y

N = jumlah data

X = skor total tiap data

Y = kriterium pembanding

Untuk menghitung validitas setiap butir soal maka hasil dari koefisien

korelasi harus diujikan kedalam uji – t dengan rumus sebagai berikut:

2

2

(1

)

n

t

r

r

(29)

113

Keterangan :

t : distribusi t student

r : koefisien korelasi

n : jumlah responden uji coba

Untuk mengukur uji validitas setiap butir soal digunakan kriteria berikut

ini yaitu soal dikatakan valid jika nilai thitung > ttabel dengan taraf signifikansi yang

ditentukan.

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan metode validitas item soal.

Validitas ditunjukan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total

(skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara item

dengan skor total. Dari hasil output SPSS diperoleh koefisien korelasi yang

digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item. Dalam penentuan layak

atau tidaknya suatu item dihitung menggunakan korelasi produk momen Pearson

dengan kriteria pengujian jika r hitung lebih dari atau sama dengan r tabel maka

item soal dinyatakan valid.

Hasil uji validitas instrumen variabel minat siswa disajikan pada tabel

(30)
[image:30.595.119.507.178.708.2]

114

Tabel 3.1

Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Minat

Soal r

hitung r tabel Keputusan

1 0,589 0,349 VALID

2 0,544 0,349 VALID

3 0,597 0,349 VALID

4 0,52 0,349 VALID

5 0,651 0,349 VALID

6 0,544 0,349 VALID

7 0,391 0,349 VALID

8 0,599 0,349 VALID

9 0,526 0,349 VALID

10 0,522 0,349 VALID

11 0,391 0,349 VALID

12 0,74 0,349 VALID

13 0,599 0,349 VALID

14 0,636 0,349 VALID

15 0,681 0,349 VALID

16 0,55 0,349 VALID

17 0,529 0,349 VALID

18 0,599 0,349 VALID

19 0,616 0,349 VALID

20 0,605 0,349 VALID

21 0,683 0,349 VALID

22 0,662 0,349 VALID

23 0,512 0,349 VALID

24 0,544 0,349 VALID

25 0,611 0,349 VALID

26 0,515 0,349 VALID

27 0,214 0,349 TIDAK VALID

28 0,544 0,349 VALID

29 0,391 0,349 VALID

30 0,514 0,349 VALID

31 0,608 0,349 VALID

(31)

115

Hasil uji validitas instrumen variabel pembelajaran menggunakan

[image:31.595.117.508.247.692.2]

multimedia disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Variabel Pembelajaran Menggunakan Multimedia

Soal r hitung r tabel Keputusan

Item1 0,760093 0,374 VALID Item2 0,581471 0,374 VALID

Item3 0,324449 0,374 TIDAK VALID Item4 0,383028 0,374 VALID

Item5 0,415027 0,374 VALID Item6 0,760093 0,374 VALID Item7 0,399964 0,374 VALID Item8 0,440133 0,374 VALID Item9 0,482052 0,374 VALID Item10 0,708906 0,374 VALID

Item11 0,324449 0,374 TIDAK VALID Item12 0,439832 0,374 VALID

Item13 0,569634 0,374 VALID Item14 0,760093 0,374 VALID

Item15 0,324449 0,374 TIDAK VALID Item16 0,708906 0,374 VALID

Item17 0,330134 0,374 TIDAK VALID Item18 0,572621 0,374 VALID

(32)

116

Hasil uji validitas instrumen variabel kemampuan kognitif siswa disajikan

[image:32.595.120.508.237.738.2]

pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Variabel Kemampuan Kognitif

Soal

r

hitung r tabel Keputusan

item1 0.489** 0,361 VALID item2 0.483** 0,361 VALID item3 0.642** 0,361 VALID item4 0.498** 0,361 VALID item5 0.569** 0,361 VALID item6 0.841** 0,361 VALID item7 0.448* 0,361 VALID item8 0.631** 0,361 VALID item9 0.470** 0,361 VALID item10 0.469** 0,361 VALID item11 0.569** 0,361 VALID item12 0.399* 0,361 VALID

item13 0,255 0,361 TIDAK VALID item14 0,348 0,361 TIDAK VALID item15 0.642** 0,361 VALID

item16 0.415* 0,361 VALID

item17 0,144 0,361 TIDAK VALID item18 0.631** 0,361 VALID

item19 0.442* 0,361 VALID item20 0.841** 0,361 VALID item21 0.498** 0,361 VALID item22 0.366* 0,361 VALID

item23 0-,090 0,361 TIDAK VALID item24 0.442* 0,361 VALID

item25 0.453* 0,361 VALID item26 0.642** 0,361 VALID

item27 0,347 0,361 TIDAK VALID item28 0.619** 0,361 VALID

(33)

117

Hasil uji validitas instrumen variabel prestasi siswa disajikan pada tabel

[image:33.595.120.508.238.727.2]

berikut.

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Variabel Prestasi belajar Siswa

Soal r hitung r tabel Keputusan

ITEM1 0,652 0,361 VALID

ITEM2 0,641 0,361 VALID

ITEM3 0,822 0,361 VALID

ITEM4 0,652 0,361 VALID

ITEM5 0,535 0,361 VALID

ITEM6 0,467 0,361 VALID

ITEM7 0,683 0,361 VALID

ITEM8 0,652 0,361 VALID

ITEM9 0,652 0,361 VALID

ITEM10 0,369 0,361 VALID

ITEM11 0,359 0,361 TIDAK VALID

ITEM12 0,641 0,361 VALID

ITEM13 0,384 0,361 VALID

ITEM14 -0,138 0,361 TIDAK VALID

ITEM15 0,518 0,361 VALID

ITEM16 0,187 0,361 TIDAK VALID

ITEM17 0,616 0,361 VALID

ITEM18 0,411 0,361 VALID

ITEM19 0,411 0,361 VALID

ITEM20 0,641 0,361 VALID

ITEM21 0,144 0,361 TIDAK VALID

ITEM22 0,722 0,361 VALID

ITEM23 0,683 0,361 VALID

ITEM24 0,384 0,361 VALID

ITEM25 0,429 0,361 VALID

ITEM26 0,710 0,361 VALID

ITEM27 0,113 0,361 TIDAK VALID

ITEM28 0,535 0,361 VALID

ITEM29 0,604 0,361 VALID

(34)

118

3.4.2. Reliabilitas

Secara sederhana reliabilitas menyangkut ketepatan alat ukur atau bisa

juga didefinisikan sebagai ketepatan atau tingkat presisi suatu ukuran alat

pengukur (Natsir, M. 1988:162). Maka suatu alat ukur dapat dikatakan

mempunyai reliabilitas yang tinggi jika alat ukur tersebut stabil atau konsisten

dapat diandalkan (dependability) dan dapat diramalkan (predictability).

Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus

reliabilitas KR – 20 dari Kuder dan Richardson. Langkah – langkahnya sebagai

berikut:

1. Menghitung harga varians:

2 2

2

( X)

X

N S

N

 

(Arikunto, S. 1998: 178)

Keterangan :

S2 : harga varian ∑X2

:jumlah kuadrat jawaban responden (∑X)2

: kuadrat skor seluruh jawaban responden

N : Jumlah responden

2. Menghitung harga reliabilitas dengan K – R 20

 

r ( k )(S pq )

k 1 S (Arikunto, S. 1998 :182)

Keterangan :

r11 : Reliabilitas instrumen

(35)

119

S : Jumlah varians butir soal

P : Proporsi subjek yang menjawab betul pada suatu butir soal

( proporsi subjek yang mendapat skor 1 )

p = =

q =

q = 1 – p

Untuk menginterpretasikan instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel

atau tidak, dilakukan dengan mengkonsultasikan harga rhitung pada tabel r –

moment product yang ada pada lampiran tabel. Suharsimi Arikunto (1998:260)

juga memberikan alternatif kriteria penafsiran untuk hasil perhitungan nilai

[image:35.595.112.516.137.682.2]

korelasi moment product yang disimpulkan pada tebel di bawah ini :

Tabel 3.5. Interpretasi nilai r

Koefisien (r ) Interpretasi

0,800 ≤ r < 1,000 Sangat tinggi

0,600 ≤ r < 0,800 Tinggi

0,400 ≤ r < 0,600 Cukup

0,200 ≤ r < 0,400 Rendah

0,000 ≤ r < 0,200 Sangat Rendah

Uji reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode

Alpha (Cronbach’s) dengan perhitungan menggunakan SPSS. Banyaknya subjek yang skornya 1

N

Banyaknya subjek yang skornya 0

(36)

120

Hasil uji reliabilitas instrumen variabel minat siswa diperoleh nilai Alpha

sebesar 0,736 sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikansi 0,05 dengan

jumlah data 30 didapat sebesar 0,361 karena nilai Alpha lebih besar dari r tabel

maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut adalah

reliabel.

Hasil uji reliabilitas instrumen variabel pembelajaran menggunakan

multimedia diperoleh nilai Alpha sebesar 0,914 sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi)

pada signifikansi 0,05 dengan jumlah data 28 didapat sebesar 0,374 karena nilai

Alpha lebih besar dari r tabel maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir

instrumen penelitian tersebut adalah reliabel.

Hasil uji reliabilitas instrumen variabel kemampuan kognitif siswa

diperoleh nilai Alpha sebesar 0,904 sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada

signifikansi 0,05 dengan jumlah data 30 didapat sebesar 0,361 karena nilai Alpha

lebih besar dari r tabel maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen

penelitian tersebut adalah reliabel.

Hasil uji reliabilitas instrumen variabel prestasi siswa diperoleh nilai

Alpha sebesar 0,919. sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikansi 0,05

dengan jumlah data 30 didapat sebesar 0,361 karena nilai Alpha lebih besar dari r

tabel maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut

adalah reliabel.

Selain uji validitas dan reliabilitas, setiap item butir soal juga di hitung

[image:36.595.111.514.248.609.2]
(37)

121

3.4.3. Tingkat Kesukaran Instrumen

Untuk mengetahui tingkat kesukaran sebuah soal dalam instrumen, dapat

dicari dengan rumus dibawah ini :

TK =

( Purwanto, N. 1986 153 )

Keterangan :

TK = Indeks tingkat kesukaran yang dicari.

U = jumlah siswa yang termasuk kelompok pndai yang menjawab

benar untuk tiap soal.

L = jumlah siswa yang termasuk kelompok kurang yang menjawab

benar untuk tiap soal.

T = jumlah siswa dari kelompok pandai dan kelompok kurang.

Pada instrumen penelitian berupa tes pilihan ganda dengan lima pilihan,

tingkat kesukaran dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

P = X 100 %

(Arikunto,S. 2001:208)

Keterangan:

P = Prosentase yang menjawab butir soal dengan benar

B = Jumlah yang menjawab butir soal dengan benar

JS = Jumlah total responden yang menjawab butir soal tersebut.

Setelah diperoleh nilainya maka dibandingkan dengan indeks taraf

kesukaran yang disimpulkan pada table berikut: U + L

T

B

(38)
[image:38.595.108.512.127.683.2]

122

Tabel 3.6. Interpretasi Tingkat Kesukaran

Koefisien (r ) Interpretasi

0, 00 < TK ≤ 0,24 Soal Sukar

0,24 < TK < 0,76 Soal Sedang

0,76 ≤ TK ≤ 1,00 Soal Mudah

3.4.4. Daya Pembeda Instrumen

Daya pembeda dalam suatu soal tes menunjukan bagaimana soal tes

tersebut mempunyai kemampuan untuk membedakan siswa yang termasuk

kelompok pandai (upper group) dengan siswa yang termasuk kelompok kurang

(lower group) (Purwanto, N. 1986:153).

Rumusan yang digunakan untuk menghitung daya pembeda suatu soal tes

adalah sebagai berikut :

A B

A B

A B

B

B

D

P

P

J

J

(Arikunto, S. 2001:213)

Keterangan :

D : Indeks daya pembeda

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA : Jumlah peserta dari kelompok atas

JB : Jumlah Peserta kelompok rendah.

PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB : Proporsi peserta kelompok rendah yang menjawab benar

Untuk mengintepretasikan daya pembeda menurut Suharsimi Arikunto

(39)
[image:39.595.112.515.129.623.2]

123

Tabel 3.7 Interpretasi Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda

DP ≤ 0,00 Sangat Jelek

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek 0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik

Soal dengan DP negatif atau nol menunjukan bahwa soal tersebut harus

direvisi kembali sampai memiliki DP yang dianggap cukup.

3.5. Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan dalam penelitian ini dilaksanakan di kelas X (kelas yang terpilih

sebagai sampel) pada semester II (dua) tahun pembelajaran 2008/2009 program

keahlian Teknik Pemanfaatan Listrik. Pelaksanaan kegiatan dalam penelitian

dimulai dengan melakukan konsultasi dengan guru mata diklat yang bersangkutan

di kelas sampel. Hal ini dilakukan agar diperoleh gambaran umum atau

karakteristik siswa di kelas tersebut. Disamping itu proses pembelajaran langsung

dilakukan oleh guru mata diklat yang bersangkutan sedangkan peneliti memantau

suasana kelas pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Pelaksanaan

kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan jadwal mata

(40)

124

3.6. Teknik Analisis Data

Untuk melakukan pengolahan data lebih lanjut, maka terlebih dahulu perlu

dilakukan pengujian terhadap normalitas dan homogenitas soal. Jika persyaratan

ini terpenuhi, pengolahan data melalui statistik inferensial dapat dilaksanakan dan

begitu juga sebaliknya.

3.6.1. Uji Normalitas Data.

Uji normalitas dilakukan untuk mendapatkan gambaran apakah data yang

diuji berdistribusi normal atau tidak. Agar didapatkan data yang normal maka

digunakan uji distribusi chi kuadrat dengan langka – langkah pengolahan sebagai

berikut:

1. Membuat tabel distribusi frekuensi dengan menentukan batas – batas kelas

interval. Penentuan batas – batas kelas interval tergantung dari jumlah data

mentah (Nasir, M. 1988:445). Jika menggunakan rumus dapat digunakan

rumus berikut :

k = 1+3,3 log n (Nasir M. 1988:445)

dimana :

n= jumlah pengamatan k= Jumlah Interval kelas

keterangan : menentukan kelas interval juga bisa diseuaikan dengan data mentahnya (Nasir, M. 1988:446)

2. Menentukan titik tengah kelas interval (xi) yang merupakan titik tengah

antara interval atas dan interval bawah.

(41)

125

4. Menentukan fx yang merupakan hasil kali banyaknya frekuensi yang

diamat dengan titik tengah interval

5. Menghitung mean (rata – rata ) :

i i i

f x

M X

f

 

(Sudjana. 1992 : 70)

Keterangan :

M = X = mean (rata – rata)

fi = frekuensi pengamatan

xi = nilai tengah dari kelas interval.

6. Menentukan simpangan baku (SD) yaitu :

 

f (x X )

s

n 1 ( Sudjana, 1992: 95)

Keterangan :

s2 : Varians

SD : Simpangan Baku yang merupakan akar dari varians

X : Mean (rata – rata )

fi : frekuensi pengamatan

[image:41.595.118.508.182.735.2]

xi : Jumlah responden

Tabel 3.8 Distribusi Frekuensi

No Kelas Interval fi xi fi.xi fi (xi-X )2

Jumlah

Rata-rata (M)

(42)

126

7. Langkah berikutnya untuk menghitung normalitas data dengan

menghitung harga baku (Z)

x

X

z

SD

(Sudjana, 1992: 99)

Keterangan :

zi : Harga Baku ke i

.xi : Batas nyata ke i

X : mean (rata – rata )

SD : Simpangan Baku.

8. Menentukan luas daerah dengan menggunakan tabel luas lengkung normal

standar dari 0 ke z.

9. Menghitung luas daerah dengan rumus

Luas Daerah =  Ztabel (2) – Z tabel (1) 

10.Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh)

Luas daerah dalam bentuk persen dikali dengan jumlah sampel (n).

Contoh: jika luas daerah yang didapat dari tabel sebesar 0071 dan jumlah n

sebesar 70 maka f 0 71, x 700 497,

100 .

11.Menghitung Chi – Kuadrat (2)

2

2 ( 0 )

k

h

k i o

f f

f

 

(Sudjana. 1992 :273)

Keterangan : 2

: Chi Kuadrat

f0 : Frekuensi Pengamatan

(43)

127

[image:43.595.73.538.193.614.2]

12.Membuat tabel uji normalitas

Tabel 3.9 Uji Normalitas

No Kelas Interval Batas Nyata

Z Score

Batas Luas Daerah

Luas

Daerah fh fo fo-fh (fo-fh)2 

2

2

hitung 2

tabel

13.Hasil perhitungan nilai chi kuadrat (2) hitung dibandingkan dengan chi

kuadrat (2

) tabel dengan syarat sebagai berikut :

a. Derajat kebebasan (dk = k – 3)

b. Apabila chi kuadrat (2) hitung < chi kuadrat (2) tabel dengan taraf

kepercayaan yang ditentukan hal ini menunjukan variabel

µ

berdistribusi normal.

Untuk mengolah dan menganalisa data dalam penelitian ini

menggunakan perhitungan statistik. Teknik statistik yang digunakan adalah

statistik deskriptif, Person product momoent dan analisis alur (path analysis).

Statistik deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan hasil pengolahan data

tentang variabel penelitian, yaitu variabel minat siswa (X1), kemampuan kognitif

(X2), pembelajaran menggunakan multimedia (X3) sebagai variabel bebas

(independen) dan variabel prestasi belajar siswa (Y) sebagai variabel terikat

(44)

128

subhipotesis-subhupotesis penelitian, dan path analysis dimaksudkan untuk

menguji hipotesis utama penelitian, Narsoyo (1988: 89).

Sebelum analisis data dilakukan terlebih dahulu mengadakan pengolahan

data yang telah diperoleh dengan maksud untuk mengubah data mentah dari hasil

pengukuran menjadi data yang lebih halus sehingga memberikan arah untuk

pengkajian lebih lanjut.

Langkah-langkah pengolahan data yang dimaksud adalah sebagai berikut;

(a) memeriksa dan memilih data yang terkumpul berdasarkan jenisnya; (b)

memberikan skor pada setiap angket responden dengan cara menjumlahkan bobot

nilai setiap item angket responden untuk setiap variabel penelitian; (c)

memasukan skor ke dalam tabel yang telah dibuat sesuai dengan keperluan.

Kemudian untuk menganalisis data yang sudah diolah tersebut, penulis

menggunakan teknik analisis deskriptif, uji normalitas sebaran frekuensi, uji

homogenitas variansi, uji linearitas regresi, koefisien regresi dan analisis jalur

(path nanlysis)

3.6.2. Analisis Deskriptif

Untuk mendeskripsikan data penelitian dilakukan dengan menggunakan

statistika deskriptif berupa perhitungan skor rata-rata (mean) dan simpangan baku

tiap variabel penelitian. Menurut Narsoyo (2007: 2), “Statistika deskriptif

merupakan kegiatan yang berkaitan dengan bagaimana memperoleh dan

menyajikan data atau informasi agar mudah dipahami oleh pihak lain yang

(45)

129

3.6.3. Path Analysis

Untuk melakukan analisis jalur (path analysis) dalam rangka menguji

pasangan hipotesis penelitian sebagaimana proposisi hipotesis yang diungkapkan

di atas dan besarnya pengaruh antar variabel, diajukan langkah-langkah

perhitungan statistik pada prosedur kerja yang meliputi urutan pengerjaan berikut

ini:

1. Perhitungan koefisien korelasi dan jalur pada Model Struktur, yaitu; (a)

Menghitung matriks korelasi (R) antar keseluruhan variabel dan matriks korelasi

antar variabel eksogenus, yang disusun dalam suatu matriks (R).

1 rx1x2

R = (3.10)

rx2x1 1

Untuk menghitung matriks koefisien korelasi digunakan rumus Pearson Product

Moment Coefficient of Correlation dengan rumus umum sebagai berikut :

Rx1.x2 =

1 2 1 2

2 2 2

2

1 1 2 2

n x x x x

n x x n x x

 

   

   

 

(3.11)

Kemudian; (b) Menghitung Matriks Invers;

C11 C12

R-1 = (3.12)

C21 C22

(c) Menghitung Koefisien Jalur;

yx1 C11 C12 ry.x1 (3.13)

(46)

130

(d) Menghitung Pengaruh variabel lain diluar X1 dan X2

Yaitu: y1 =  1- R2x1.x2 (3.14)

Dengan;

r.yx1

R2 y.x1.x2. = (yx1 yx2 )

r.y x2

2. Untuk melakukan pengujian hipotesis penelitian, dilakukan

perhitungan-perhitungan dengan menggunakan rumus-rumus seperti dikemukakan

berikut ini; (a) Pengujian Secara Parsial

Hipotesis H0: y.xi = 0 melawan

H1 : yxi  0 (i = 1,2 )

Pengujian sifatnya dua arah, sebab proposisi hipotek tidak mengisyaratkan apakah

pengaruh X1 terhadap Y itu merupakan pengaruh yang positif atau negatif.

Statistik Uji

Statistik uji yang digunakan untuk pengujian parsial yaitu Uji t. Besarnya nilai t

hitung menggunakan rumusan berikut:

) 1 ( ) 1 ( . 2 1 . 2     k n C R x x t n x x x i (3.15) Keterangan:

- yxi (i = 1,2 ) merupakan koefisien jalur atau besarnya pengaruh dari

variabel penyebab (x1 x2) terhadap variabel (Y)

- R2y.x1.x2 merupakan koefisien yang menyatakan determinasi total dari

(47)

131

- Cij merupakan unsur pada baris ke-i dan kolom ke-j dari matriks invers

korelasi.

k = Banyaknya variabel eksogenus dalam substruktur yang sedang diuji.

n = Jumlah sampel

Sedangkan besarnya t tabel diperoleh dari tabel distribusi t, dengan

menggunakan derajat bebas (n-k-1), tingkat kesalahan  = 0,05 dan uji dua sisi.

Kriteria Pengujian disajikan dalam Gambar berikut :

Kriteria Pengujian

Kriteria Uji

Ho ditolak bila : t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel

H1 diterima bila : t tabel < t hitung < t tabel

Kemudian; (b) Pengujian Secara Keseluruhan

Hipotesis Ho : yx1 = yx2 = . . . = yx7 = 0

H1 : Sekurang-kurangnya ada sebuah yxi  0

Statistik Uji

Statistik uji yang digunakan untuk pengujian keseluruhan yaitu Uji F.

Pengujian ini untuk model struktural diatas signifikan atau tidak, jika signifikan

menyatakan bahwa ada hubungan secara bersama antara minat siswa, kemampuan

kognitif dengan pembelajaran menggunakan multimedia dan prestasi belajar

siswa.

H0 ditolak H0 H0 ditolak

diterima

(48)

132

Besarnya nilai F-hitung ditentukan dengan rumus:

         

  5 1 . . 5 1 . . 1 ) 1 ( i x x x x i x x xi x i i i r k r k n F   (3.16) Kriteria pengujian

Ho ditolak bila Fhitung > Ftabel

H1ditolak bila Fhitung  Ftabel

Ftabel ( F, k, (n-k-1) ) diperoleh dari tabel distribusi F-Snedecor.

Analisis data yang dilakukan untuk pengujian terhadap hipotesis penelitian

ini akan dilakukan dengan bantuan paket program komputer SPSS 12. for

Windows. Setelah diketahui hasil uji statistik, maka akan dibuat keputusan secara

statistik yang ditandai dengan penerimaan atau penolakan terhadap hipotesis.

Seterusnya; (c) Untuk menghitung koefisien alur dapat juga mempergunakan

rumus-rumus Pedhazur (1984) dalam Narsoyo (1988: 90):

(49)

133

r14 ; P41

r13 ; P31

r34 ; P43

r12 ; P21

r23 ; P32 r24 ; P42

[image:49.595.116.536.173.634.2]

Gambar 3.1

Model Hipotesis Analisis Alur Antar Variabel Penelitian

atau dapat juga menggunakan rumus Pedhazur (1984) dalam Narsoyo (1988:

90-91), seperti dinyatakan berikut ini:

 

 

 

2

1 2 32 2 1 2 4 32 42 43 43 43 2 1 2 23 2 1 2 43 23 43 42 42 42 2 1 2 13 2 1 43 13 43 41 41 41 2 21 21 13 23 32 32 2 12 12 23 13 31 31 12 21 12 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1 1 1 1 1 1 13 2 1 1 1 2 2 2 23 1 / 1 1 / 2                                                r r r r r P r r r r r P r r r r r P r r r r P r r r r P r P       (3.18) Di mana:

r = Menunjukkan koefisien korelasi antara dua variabel

P dan β = Menunjukkan koefisien alur antar variabel yang bersangkutan 1 s.d 3 = menunjukkan nomor variabel-variabel bebas (X)

(50)

134

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui terdapat atau tidak adanya

hubungan antar variabel penelitian, kemudian diinterpretasikan kuat atau tidaknya

hubungan tersebut. Untuk dapat memberikan interpretasi terhadap hasil

perhitungan, maka digunakan pedoman kriteria yang dikemukakan oleh Hasan

[image:50.595.118.509.239.635.2]

(2003: 234) sebagai berikut:

Tabel 3.10

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.80 – 1.000

0.60 – 0.799

0.40 – 0.599

0.20 – 0.399

0.00 – 0.199

Sangat Kuat

Kuat

Cukup Kuat

Lemah

(51)

135

3.7. Prosedur Penelitian

Penyusunan proposal

Seminar proposal

Penyusunan instrument

penelitian

Pembelajaran dengan menggunakan multimedia

interaktif

Pembagian angket minat

belajar

Pembagian angket multimedia

Tes kemampuan kognitif

Tes prestasi belajar

Analisis data Ujicoba instrument

penelitian

(52)

164

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk deskripsi data,

penganalisaan data, pengujian hipotesis dan pembahasan, maka ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

Pertama, terdapat pola hubungan kausal yang sama dan korelasi yang

positif pada tingkat kepecayaan 0,95 antara minat belajar, kemampuan kognitif

dan penggunaan multimedia interaktif.

Kedua, terdapat korelasi yang positif antara keempat variabel (Minat

belajar, kemampuan kognitif, penggunaan multimedia interaktif, dan prestasi

belajar siswa) pada tingkat kepercayaan 0,95

Ketiga, ternyata minat belajar, kemampuan kognitif, dan penggunaan

multimedia interaktif berkontribusi terhadap prestasi belajar siswa pada tingkat

kepercayaan 0,95.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan usaha untuk mengetahui hubungan antar

variabel penelitian antara minat siswa, kemampuan kognitif, dan penggunaan

multimedia interaktif dengan prestasi belajar. Berdasarkan temuan yang diperoleh,

(53)

165

Pertama, Hubungan. Minat Siswa dan Kemampuan Kognitif dengan

Penggunaan Multimedia interaktif . Hasil pengolahan dan anilisis data

menunjukan bahwa hubungan minat siswa dan kemampuan kognitif dengan

multimedia interaktif sebesar 71,53 % . Sisanya factor lain, hal ini menunjukan

bahwa semakin tinggi minat dan kemampuan kognitif maka semakin tinggi pula

penggunaan multimedia interaktif. Hal ini mengisyaratkan kepada siswa dan guru

untuk lebih aktif, kreatif untuk terus mempertahankan dan meningkatkan aspek

tersebut dalam setiap proses pembelajaran, sehingga menuntut kemampuan guru

untuk mengoperasikan pembelajaran yang berbasis komputer yang menjadikan

minat siswa untuk belajar semakin tinggi. Serta guru penunjang pada mata

pelajaran adaftif terutama fisika dan matematika, materi yang diberikan kepada

siswa disesuaikan dengan kebutuhan materi pelajaran produktif.

Kedua, Hubungan. Minat Siswa dan Kemampuan Kognitif dengan Prestasi

Belajar. Hasil pengolahan dan anilisis data menunjukan bahwa hubungan minat

siswa dan kemampuan kognitif dengan prestasi belajar sebesar 40,59% . Sisanya

factor lain, hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi minat dan kemampuan

kognitif maka semakin tinggi pula prestasi belajar siswa. , sehingga

mengisyaratkan kepada pihak-pihak terkait, khususnya siswa, guru dan pengelola

SMK untuk senantiasa memperhatikan kedua aspek tersebut untuk terus dipelihara

dan ditingkatkan dalam meningkatkan prestasi belajar.

Ketiga, Hubungan. Minat Siswa , Kemampuan Kognitif, dan Penggunaan

(54)

166

menunjukan bahwa hubungan minat siswa , kemampuan kognitif, dan

penggunaan multimedia interaktif dengan prestasi belajar sebesar 52,24 % .

Sisanya factor lain, hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi minat, kemampuan

kognitif dan penggunaan multimedia interaktif maka semakin tinggi pula prestasi

belajar siswa. Hal ini mengisyaratkan kepada pihak-pihak terkait, khususnya

siswa, guru dan pengelola SMK untuk memperhatikan dan meningkatkan

faktor-faktor lain, seperti: kreatifitas siswa, bakat siswa, minat siswa, pengalaman kerja,

fasilitas belajar/pratikum, kompetensi guru yang mengajar, dan lain-lain.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dikaitkan dengan manfaat praktis penelitian,

peneliti memberikan saran sebagai berikut:

Pertama, untuk peneliti selanjutnya, (a) Melakukan penelitian yang lebih

luas lagi sehingga validitas pembelajaran dengan menggunakan multimedia untuk

meningkatkan hasil belajar siswa lebih teruji. (b) Membenahi segala kekurangan

dalam penelitian ini, sehingga dapat dihasilkan temuan-temuan baru yang dapat

memberikan sumbangan positif bagi kemajuan di bidang pengajaran khususnya

pembelajaran yang menggunakan multimedia.

Kedua, untuk guru, (a) Guru harus selalu siap dengan perubahan

teknologi yang semakin cepat, yang menuntut kemampuan guru untuk

mengoperasikan pembelajaran yang berbasis komputer sehingga dalam rangka

pengayaan materi pembelajaran dapat selalu diperbaharui dari waktu ke waktu .(b)

(55)

167

mata pelajaran yang sangat memerlukan pemahaman dan mudah dijelaskan

dengan menggunakan media gambar ataupun pertunjukan simulasi. (c)

Memperdalam pengetahuan mengenai pembuatan multimedia, sehingga dapat

menghasilkan media pembelajaran yang lebih baik untuk digunakan dalam

pembelajaran. (d) Perlu adanya perubahan paradigma mengajar, tugas tenaga

pendidikan pada pendidikan formal diantaranya adalah membantu anak didik

untuk mengenal dan mengetahui sesuatu terutama memperoleh pengetahuan dan

pengalaman, kegiatan mengajar bukan sekedar mengingat fakta untuk persediaan

jawaban tes sewaktu ujian. (e) Dalam kegiatan mengajar diharapkan mampu

Gambar

Tabel 1.1.  Persentase Kelulusan Penerapan  Konsep Dasar Listrik dan Elektronika
Gambar 1.1. Paradigma penelitian
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Variabel Pembelajaran Menggunakan Multimedia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Meanwhile, remain - ing variables: upgrade in Indonesia sovereign credit rating within speculative grade category; achievement of investment grade status of In- donesia sovereign

Dari hasil analisis program MATLAB 7.0 dapat dilihat bahwa hasil untuk nilai q c pada data sondir nilai distribusi yang paling mewakili adalah pada distribusi Normal dengan nilai

Perceived legitimacy pressure and market ambiguity due to institutional distances invoke interfirm governance strategies, such as contract customization and relational

54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah serta menindaklanjuti proses seleksi untuk Paket Pekerjaan Rehab Dan Interior Ruang Internasional Corner (Revisi Sisa

It has been argued for many years that market orientation has a positive influence on business performance (e.g., Slater and Narver 2000), and more recently there has been a link

This Q learning behavior has been used in physical robot that solve autonomous navigation task, and it succeed to avoid the obstacle (after some learning time) and reach the

Dan besok pagi akan kupenuhi janji antara aku dan kalian di suatu tempat yang kalian inginkan.’’ Sebagian berkata, ‘’ kami tidak menginginkan bekasnya setelah

[r]