DAFTAR ISI
SAMPUL ………... i
L.EMBAR PENGESAHAN ……….. ii
PERNYATAAN ……….. iii
ABSTRAK ……… iv
KATA PENGANTAR ……….... v
UCAPAN TERIMA KASIH ……… vi
DAFTAR ISI ………... x
DAFTAR TABEL ………. xiv
DAFTAR GAMBAR ……… xvi
BAB I PENDAHULUAN ………. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ………..……. 1
1.2 Rumusan Masalah ……… 6
1.3 Paradigma Penelitian ……… 7
1.4 Analisis Masalah dan Definisi-definisi operasional ……… 8
1.4.1 Hubungan antara minat belajar siswa, kemampuan kognitif, dan multimedia interaktif……….… 9
1.4.2 Hubungan multimedia interaktif dengan prestasi belajar siswa…………. 11
1.4.3 Definisi-definisi operasional……… 11
1.5 Pembatasan Masalah……….. .. 12
1.5.1 Minat belajar siswa……… 13
1.5.2 Kemampuan kognitif………..….. 13
1.5.4 Prestasi belajar siswa………. 14
1.6 Tujuan dan Manfaat Penelitian………..…… 15
1.6.1. Tujuan penelitian………. 15
1.6.2. Manfaat Penelitian……….. 15
1.7. Hipoteis penelitian……… 16
1.8. Kerangka Pembatasan Masalah………... 17
BAB II LANDASAN TEORI……… 19
2.1. Pengertian Belajar………. 19
2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar……… 20
2.1.2 . Pembelajaran……….……… 23
2.2 Media Pembelajaran……….. 32
2.2.1. Pengertian Media……….. 32
2.2.2. Fungsi media……….. 33
2.2.3. Nilai dan manfaat media………. 34
2.2.4 .Klasifikasi media pembelajaran……… 36
2.2.5 J.enis media……….. 38
2.2.6 .Prinsip-prinsip pemilihan dan penggunaan media………. 39
2.2.7 . Dasar pertimbangan pemilihan dan penggunaan media……….… 40
2.2.8. Komputer sebagai media pembelajaran………. 44
2.2.9. Tnjauan terhadap multimedia interaktif……… 56
2.2.10. Fungsi multimedia interaktif……….. 56
2.2.11. Multimedia interaktif sebagai media pembelajaran………..………… 57
xi
2.4 Tinjauan mata pelajaran penerapan konsep dasar listtrik dan elektronika…. 59
2.5 Minat………. 82
2.5.1. Pengertian minat………. 82
2.5.2 . Jenis-jenis minat……… 84
2.5.3 . Pola perubahan minat………..………. 85
2.5.4 . Pengukur minat……… 88
2.5.5 . Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan pengembangan minat... 91
2.6 Kemampuan Prestasi Belajar……… 93
2.7 Kemampuan kognitif……….……… 94
2.8 Tinjauan kurikulum kompetensi yang diterpkan di SMK……….. 100
BAB III METODE PENELITIAN………. 108
3.1 Desain Penelitian……… 108
3.2 Lokasi,Populasi dan sampel Penelitian……… 108
3.2.1. Lokasi penelitian……… 108
3.2.2. Populasi dan Sampel Penelitian……… 109
3.3 Instumen Penelitian………. 109
3.3.1. Tes Kognitif dan Tes Hasil Belajar……… 110
3.3.2 . Angket Minat Siswa dan Angket Multimedia Interaktif……… 111
3.4 Tahap Ujicoba Instrumen……….… 111
3.4.1. Validitas………. 112
3.4.2. Realibilitas……… 118
3.4.4. Daya Pembeda Instrumen……… 122
xii 3.5. Pelaksanaan Penelitian……… 123
3.6. Teknis Analisis Data……… 124
3.6.1. Uji Normalitas Data……… 124
3.6.2. Analisis Deskriftif……… 128
3.6.3. Path Analysis……….……… 129
3.7. Prosedur Penelitian………. 135
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 136
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 164
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Orientasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, khususnya Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) adalah memberi pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik
untuk diterapkan pada dunia kerja. Sumber daya manusia yang mampu bersaing
secara kompetitif dalam dunia kerja, telah disiapkan pada Sekolah Menengah
Kejuruan yang memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan
sikap profesional.
2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, mampu berkompetisi
dan mampu mengembangkan diri
3. Menyiapkan peserta didik menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk
mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun yang akan
datang
4. Menyiapkan tamatan menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan
kreatif.
Dengan program tersebut diharapkan bahwa lulusan SMK Program Keahlian
Teknik Pemanfaatan Listrik sebagai calon tenaga kerja telah memiliki kemampuan
2
yang bersifat adaftif berfungsi membentuk kemampuan untuk berkembang dan
beradaptasi sesuai dengan perkembangan IPTEK dan tuntutan kebutuhan kerja.
Sedangkan program kejuruan yang bersifat produktif berfungsi membentuk
kemampuan produktif yang secara praktis dapat diterapkan pada lapangan kerja yang
sesuai.
Sistem pembelajaran di SMK yang ada saat ini dirasakan belum memberikan
hasil yang sesuai dengan tujuan pendidikan kejuruan sendiri. Hal ini ditandai dengan
tingginya tingkat pengangguran yang dikalangan lulusan SMK.
Melihat fenomena yang terjadi saat ini, pelaksanan pembelajaran yang ada di SMK
perlu untuk ditinjau kembali, apakah masih sesuai dengan tuntutan dunia kerja atau
sudah perlu untuk direvisi ulang. Salah satu komponen yang perlu mendapat
perhatian dalam sistem pembelajaran adalah pemilihan media yang sesuai dengan
materi pelajaran dan kompetensi yang harus dicapai.
Sampai saat ini Penggunaan multimedia belum banyak digunakan oleh guru
mata pelajaran sebagai media pembelajaran. Kebanyakan guru mata pelajaran
memberikan materi pembelajaran dengan menggunakan sistem pembelajaran
konvensional kepada siswa. Dengan menggunakan pola pengajaran dan pembelajaran
seperti ini, siswa cenderung mengantuk dan merasa bosan sehingga minat dan
motivasi untuk belajarnya sangat rendah, sehingga berdampak negatif terhadap prestasi
belajar. Keadaan seperti inilah yang peneliti jumpai di lapangan, khususnya pada mata
3
Dari hasil survey pendahuluan di SMK KORPRI Sumedang Kabupaten
Sumedang diperoleh gambaran mengenai masalah belajar-mengajar yang dialami
siswa dan guru di kelas. Ada beberapa masalah, khususnya terkait dengan kompetensi
salah satu mata pelajaran yaitu : Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika,
diantaranya: (1) Materi diajarkan hanya bersumber pada buku pegangan guru saja (2)
Guru hanya mempunyai dua buku sumber saja untuk mengajar (3) Jenis media yang
digunakan oleh guru dalam pembelajaran hanya berupa buku pelajaran (4) Masih
banyak guru yang belum mahir mengoperasikan komputer (5) Komputer tidak
digunakan secara maksimal (6) Metode pengajaran dan pembelajaran yang digunakan
adalah konvensional (7) Terbatasnya waktu untuk belajar di kelas, (8) Buku paket
yang ada di perpustakaan sangat terbatas sehingga tidak semua siswa bisa meminjam,
(9) Alat-alat dan bahan praktek sangat terbatas sehingga siswa harus menunggu
giliran untuk praktek (10) Kurangnya minat baca siswa (11) Kurang motivasi dari
guru melanjutkan pendidikan lebih lanjut sehingga ilmunya yang diajarkan ke siswa
sangat terbatas (12) Siswa selama ini belum pernah menerima pembelajaran
menggunakan multimedia.
Pada mata pelajaran Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika,
sangat sulit dipahami siswa, karena selama ini media yang digunakan oleh guru mata
pelajaran tersebut hanya dalam bentuk buku pelajaran, modul dan gambar. Disamping
4
tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, sehingga materinya menjadi semakin sulit
untuk dapat dipahami oleh siswa.
Tabel 1.1. Persentase Kelulusan Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika
No Rentang Nilai Kriteria Nilai Jumlah siswa Persentase
1 9.00 – 10,00 A 0 0,00 %
2 7,51 – 8,99 B 2 6,45 %
3 6.00 - 7.50 C 8 25,81 %
4 0.00 - 5.99 D 21 67,74 %
Jumlah 31 100,00 %
Sumber : SMK KORPRI Sumedang tahun ajaran 2007/2008
Berdasarkan data yang diperoleh dari SMK KORPRI Sumedang seperti yang
diperlihatkan pada tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa untuk
Standar kompetensi melaksanakan persiapan pekerjaan awal, dimana nilai prestasi
belajar rata-rata kelas siswa adalah 5,03 sedangkan siswa yang memperoleh nilai A
persentase kelulusannya 0,00% dan B persentase kelulusannya 6,45%, nilai C
persentase kelulusannya 25.81% dan nilai D persentase adalah 67,74%.
Rendahnya prestasi belajar siswa pada Standar kompetensi melaksanakan
persiapan pekerjaan awal ini dikarenakan materi tersebut sulit untuk dipahami karena
rumit sehingga menjadi beban bagi siswa, dan metode pengajaran yang bersifat
5
membuat semakin tidak menarik untuk mempelajarinya, disamping masih terbatasnya
fasilitas atau sarana dan prasarana penunjang dalam proses belajar mengajar,
diantaranya ketidak tersediaan alat-alat . Secara tidak langsung, baik disadari ataupun
tidak hal inilah yang termasuk dan merupakan penyebab rendahnya prestasi belajar
dan kompetensi siswa.
Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa salah satu penyebab rendahnya
prestasi belajar siswa pada proses pembelajaran pada Standar kompetensi
melaksanakan persiapan pekerjaan awal adalah terbatasnya fasilitas atau sarana dan
prasarana penunjang dalam proses belajar mengajar.
Dari hasil wawancara dengan siswa-siswa yang pernah mengikuti proses
pembelajaran mengatakan bahwa standar kompetensi melaksanakan persiapan
pekerjaan awal sulit untuk dipahami, karena terbatas bahan-bahan dan alat praktek
yang terdapat pada materi pembelajaran diperlihatkan hanya dalam bentuk
gambar-gambar. Kemudian Penggunaan media audio-visual seperti multimedia juga belum
pernah diterapkan dalam proses pembelajaran. Dari hasil survei di SMK KORPRI
Sumedang, peneliti memperoleh gambaran bahwa sebenarnya fasilitas-fasilitas
penunjang yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
multimedia sudah tersedia di sekolah. Perangkat-perangkat yang dibutuhkan seperti
komputer, loudspeaker, Compact Disc (CD) pembelajaran, overhead projector
6
Atas dasar tidak tersedianya alat-alat yang diperlukan sebagai media dalam proses
pembelajaran, prestasi belajar siswa yang masih rendah, dan tersedianya peralatan atau
sarana yang dibutuhkan dalam Penggunaan multimedia, maka peneliti mencoba
mencari solusi alternatif dengan menggunakan multimediadalam upaya meningkatkan
mutu pembelajaran, terutama untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan
meningkatkan proses pembelajaran padaStandar kompetensi melaksanakan persiapan
pekerjaan awal sehingga pembelajaran mata pelajaran Penerapan konsep Dasar
Listrik dan Elektronika akan menjadi lebih menarik, bahan pembelajaran akan lebih
jelas dan menjadi lebih mudah untuk dipahami.
1.2. Rumusan Masalah
Agar penelitian ini mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka
penulis merasa perlu untuk merumuskan apa yang menjadi permasalahannya. Secara
umum, masalah yang dipertanyakan dalam penelitian ini adalah: “Hubungan Minat
Belajar, Kemampuan Kognitif, dan Penggunaan Multimedia Interaktif dengan
Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Penerapan Konsep Dasar Listrik dan
Elektronika di SMK KORPRI Sumedang”.
Dari rumusan masalah di atas, penulis merinci kembali menjadi beberapa pertanyaan
penelitian, sebagai berikut:
1. Adakah hubungan kausal antara minat belajar, dan kemampuan kognitif
dengan penggunaan multimedia interaktif pada mata pelajaran penerapan
7
2. Adakah hubungan korelasional antara minat belajar, kemampuan kognitif, dan
multimedia interaktif dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
penerapan konsep dasar listrik dan elektronika.
3. Berapa besarnya kontribusi dari minat belajar, kemampuan kognitif dan
penggunaan multimedia interaktif dengan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran Penerapan konsep dasar listrik dan elektroni
1.3. Paradigma Penelitian
Pokok permasalahan pada perumusan masalah menunjukkan adanya beberapa
masalah yang perlu dikaji agar lingkup penelitian menjadi lebih jelas. Pengkajian itu
akan didasarkan pada paradigma yang dilukiskan pada gambar berikut.
Minat
belajar
Multimedia Prestasi
Interaktif belajar
Kemampuan
kognitif
8
Paradigma penelitian ini didasarkan pada dua fenomena yang telah dikenal
dikalangan pendidikan. Pertama, Penggunaan multimedia interaktif merupakan salah
satu media yang digunakan dalam pembelajaran, dengan menggunakan media
tersebut diharapkan prestasi belajar siswa akan meningkat. Kedua , prestasi belajar
merupakan hasil usaha siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya
meningkatkan dan merubah kemampuan, melalui penguasaan bahan – bahan atau
materi pelajaran yang telah diajarkan selama proses belajar. Artinya, apabila kita
menginginkan prestasi belajar siswa meningkat maka harus diusahakan
menggunakan media pembelajaran yang menarik sehingga akan timbul minat siswa
untuk belajar dengan demikian prestasi belajar siswa akan tinggi.
1.4 . Analisis Masalah dan Definisi-Definisi Operasional
Dengan batasan yang ditetapkan berdasarkan paradigma penelitian itu,
sekurang-kurangnya ada tiga sub masalah yang memerlukan penjelasan dalam
penelitian ini, yakni; Pertama, bagaimana hubungan antara minat belajar, kemampuan
kognitif, dan penggunaan multimedia interaktif ?. Kedua, bagaimana hubungan antara
minat belajar, kemampuan kognitif dan penggunaan multimedia interaktif dengan
prestasi belajar?. Ketiga ,seberapa besar kontribusi dari minat belajar, kemampuan
kognitif, dan penggunaan multimedia interaktif dengan prestasi belajar siswa?.
Dari hasil analisis ketiga submasalah itu akan dirumuskan definisi-definisi
operasional tentang variabel-variabel minat balajar, kemampuan kognitif,
9
variabel penelitian akan dirinci kedalam sejumlah hubungan secara statistika
sehingga dapat dinyatakan dalam bentuk persamaaan statistik
1.4.1 Hubungan antara Minat Belajar Siswa, Kemampuan Kognitif, dan
Multimedia Interaktif.
Terbentuknya minat seseorang terhadap suatu objek tidak terjadi dengan
sendirinya, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Minat merupakan motif yang
dipelajari dan mendorong individu bertindak sesuai dengan minatnya tersebut.
Setiap jenis minat berfungsi memenuhi kebutuhan, oleh karena itu makin kuat
kebutuhan yang dipenuhi makin besar dan tahan lama minat yang timbul. Makin
sering individu melakukan kegiatan-kegiatan dengan aktif, maka niatnya makin kuat.
Sebaliknya minatnya akan menurun karena tidak disalurkan. Andi Mapiare (1983:61)
mengemukakan bahwa: “….. dengan bertambahnya usia, proses kesukaan dan proses
ketidak sukaan cenderung untuk menetap dan diperkuat, adanya kecenderungan
minat-minat individu akan menjadi stabil sejalan dengan pertumbuhan individu yang
semakin menua”.
Kemampuan kognitif dapat diartikan kemampuan untuk secara lebih tepat
merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep
yang berdasar pada kenyataan. Kemampuan itu dapat disimpulkan dari kesanggupan
menggunakan prinsip-prinsip yang telah dikuasai untuk memecahkan
persoalan-persoalan baru. Dengan demikian tindakan seseorang / siswa dalam memecahkan
10
penguasaan materi pelajaran, pengalaman dan keterampilan intelektual dalam
menggunakan sejumlah informasi baik yang telah dimiliki maupun yang diperoleh
dari pihak lain.
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi yang
harus diciptakan atau diwujudkan melalui kegiatan penyampaian dan tukar-menukar
informasi antara pengajar dan peserta didik sehingga terjadi proses belajar. Sebagai
sumber pesan, ini berarti guru harus menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan
proses komunikasi berjalan lancar sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima
alat-alat indera siswa. Namun harus disadari bahwa guru bukanlah satu-satunya
sumber ilmu bagi peserta didik untuk memperoleh pengetahuannya. Masih ada
sumber lain berupa lingkungan, alat, media dan sebagainya. Peranan utama guru
adalah mengelola kegiatan belajar peserta didik dan memberikan bimbingan yang
diperlukan. Peranan guru sebagai penyaji informasi menjadi kurang tepat dalam
perkembangan teknologi sekarang ini, karena hal itu dapat dilakukan oleh media.
Oleh karena itu, dalam setiap kegiatan belajar mengajar potensi media tidak mungkin
diabaikan.
Penggunaan media pembelajaran bukan hanya dapat menyebabkan proses
komunikasi antara guru dan siswa dapat terlaksana dengan baik dan lancar, tetapi
dapat merangsang siswa untuk merespon dengan cepat tentang pesan yang
disampaikan, sehingga akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Komputer
11
kelebihan di antaranya mampu menyajikan objek-objek bergerak dan memadukannya
dengan suara, sehingga menjadikan komputer sebagai media yang menarik.
1.4.2. Hubungan Multimedia Interaktif dengan Prestasi Belajar Siswa
Pada dasarnya salah satu tujuan dari pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan multimedia interaktif adalah sedapat mungkin menggantikan dan
melengkapi tujuan, materi, metode, media dan alat penilaian yang ada dalam proses
belajar mengajar dalam sistem pembelajaran konvensional. Dengan Penggunaan
multimedia interaktif ini diharapkan akan mampu memberikan perubahan dalam suasana
belajar, sehingga dapat menimbulkan motivasi khususnya dalam mengikuti
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
1.4.3. Definisi-Definisi Operasional
Agar tidak terjadi salah pengertian terhadap judul penelitian dan untuk
mendapatkan pengertian dan maksud yang sama, maka perlu dibuatkan penjelasan
istilah. Hal ini sesuai dengan penjelasan Nasution (Yessica, 2007: 10) bahwa “Istilah
-istilah atau variabel-variabel yang dipergunakan dengan maksud tertentu harus diberi
batasan agar jangan timbul pengertian yang bermacam-macam”. Oleh karena itu,
peneliti merasa perlu menjelaskan beberapa definisi operasional sebagai berikut:
a. Minat
Slameto (2003:180) mengemukakan bahwa: “Minat adalah suatu rasa lebih
suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyeluruh”.
12
dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut maka
semakin besar minatnya. Gejala psikis yang berkaitaan dengan objek atau aktifitas
yang menstimulir perasaan senang individu. .
b. Kemampuan Kognitif
Kemampuan memecahkan soal-soal berdasarkan prinsip-prinsip yang telah
dikuasai, baik yang diperoleh dari pendidikan maupun dari pengalaman
c. Pembelajaran denganMultimedia Interaktif
Merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan peralatan
komputer dan secara visual mendemonstrasikan konsep-konsep yang dipelajari dalam
pembelajaran. Dalam hal ini komputer berfungsi sebagai pemutar Compact Disc
(CD) yang berisi materi pembelajaran dan diproyeksikan dengan infocus ke layar
lebar.
d. Prestasi belajar
Hasil usaha seseorang atau siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam
upaya meningkatkan dan merubah kemampuan, melalui penguasaan bahan – bahan
atau materi pelajaran yang telah diajarkan selama proses belajar.
1.5. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya lingkup permasalahan dalam penelitian ini dan agar
penelitian ini menjadi lebih terarah serta untuk menghindari adanya penyimpangan
13
1.5.1. Minat Belajar Siswa
Minat belajar siswa ini akan diukur dengan cara menggunakan kuesioner
dalam bentuk beberapa pernyataan yang akan diberikan kepada siswa setelah proses
pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif diterapkan kepada mereka,
kemudian dari kuesioner tersebut akan diberi penilaian sehingga dapat disimpulkan
bagaimana tingkat minat siswa terhadap proses pembelajaran tersebut, begitu juga
dengan responnya terhadap mata diklatnya sendiri. Minat Belajar ini diukur
berdasarkan indikator-indikator yang mempengaruhi minat, yang diantaranya adalah
faktor intrinsik (kebutuhan, keinginan, dan cita-cita) dan faktor ekstrinsik
(lingkungan, kesempatan, dan pengalaman).
Perasaan senang disini adalah perasaan senang siswa SMK KORPRI
Sumedang pada mata pelajaran penerapan konsep dasar listrik dan elektronika dengan
menggunakan Multimedia Interaktif
1.5.2. Kemampuan Kognitif
Kemampuan kognitif yang akan diteliti adalah tingkat penguasaan
pengetahuan siswa pada mata pelajaran penunjang yaitu pelajaran matematika dan
fisika. Kemampuan ini diselidiki dengan menyelenggarakan test. Materi test akan
disusun berdasarkan standar kompetensi yang ada dan dijabarkan menjadi sejumlah
14
1.5.3. Penggunaan Multimedia Interaktif
Multimedia yang digunakan sebagai media pembelajaran hanya diterapkan
pada pelajaran Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika. Materi pada mata
pelajaran Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika yang digunakan dalam
proses pembelajaran meliputi Standar kompetensi melaksanakan persiapan pekerjaan
awal.
1. Multimedia yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan adalah Standar
kompetensi melaksanakan persiapan pekerjaan awal multimedia dalam bentuk
Compact Disc (CD) yang dibuat oleh peneliti dan diputar dengan menggunakan
komputer yang diproyeksikan melalui overhead projector (infocus) ke layar lebar,
dimana gambarnya bergerak, suaranya dapat di dengar yang merupakan
perpaduan antara media visual dan audio.
1.5.4. Prestasi Belajar Siswa
Peningkatan prestasi belajar siswa ini diukur dengan cara menggunakan
post-test yang akan dilakukan setelah siswa mendapatkan materi mata pelajaran PKDLE
dengan menggunakan multimedia interaktif, kemudian dari hasil tes tersebut akan
diberikan penilaian sehingga dapat disimpulkan bagaimana tingkat prestasi siswa
pada mata pelajaran yang bersangkutan dengan menggunakan media yang diterapkan
pada penelitian ini. Prestasi belajar siswa yang diukur dalam proses pembelajaran ini
adalah prestasi belajar ranah kognitif subranah pengetahuan, pemahaman dan
15
1.6. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.6.1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah pertama, untuk mengetahui hubungan
kausal antara minat belajar, dan kemampuan kognitif dengan penggunaan multimedia
interaktif pada mata pelajaran penerapan konsep dasar listrik dan elektronika. Kedua
untuk mengetahui hubungan korelasional antara minat belajar, kemampuan kognitif,
dan multimedia interaktif dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
penerapan konsep dasar listrik dan elektronika. Ketiga untuk memperoleh gambaran
besarnya kontribusi dari minat belajar, kemampuan kognitif dan penggunaan
multimedia interaktif dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Penerapan
konsep dasar listrik dan elektronika
1.6.2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi ilmu
pengetahuan tentang Penggunaan multimedia untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa.
Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh : Pertama untuk
Sekolah, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai wahana untuk
meningkatkan kualitas dalam implementasi kurikulum dan pembelajaran melalui
penambahan khasanah media pembelajaran. Kedua, Guru diharapkan dapat berlatih
menggunakan multimedia sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk
16
multimedia pada pembelajaran diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami
konsep-konsep dasar sehingga akan berpengaruh kepada peningkatan prestasi belajar
dan kompetensi siswa, khususnya dalam mata pelajaran penerapan konsep dasar
listrik dan elektronika. Keempat, Peneliti lainnya, mampu mengembangkan dan
menerapkan konsep dan prinsip-prinsip media pembelajaran dengan model
pembelajaran pada bidang pendidikan serta permasalahannya khususnya pada jenjang
SMK.
1.7. Hipotesis Penelitian
Dengan berpegang pada pembatasan masalah dan analisis masalah yang akan
menjadi penelitian dengan variabel-variabel penelitian yang telah dipilih, maka untuk
mengarahkan penelitian ini dirumuskan tiga hipotesis utama:
1. Terdapat hubungan kausal antara minat siswa dan kemampuan kognitif
terhadap penggunaan multimedia interaktif.
2. Terdapat hubungan korelasional antara minat belajar siswa, kemampuan
kognitif dan penggunaan multimedia interaktif terhadap penggunaan multimedia
interaktif.
Untuk menguji kedua hipotesis utama tersebut di atas, maka terlebih dahulu
akan dilakukan pengujian subhipotesis-subhipotesis berikut ini:
1. Minat belajar siswa mempunyai hubungan korelasional dengan
17
2. Minat belajar siswa mempunyai hubungan korelasional dengan
penggunaan multimedia interaktif.
3. Kemampuan kognitif mempunyai hubungan korelasional dengan
penggunaan multimedia interaktif
4. Penggunaan multimedia Interaktif mempunyai hubungan korelasional
dengan Prestasi belajar siswa
1.8. Sistematika Penulisan Laporan Penelitian
Penulisan laporan penelitian ini di awali dengan Bab I. Bab ini akan berisikan
tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, paradigma masalah, tujuan dan
manfaat penelitian dan sistematika penulisan laporan penelitian.
Pembahasan masalah yang dikemukakan dalam tesis ini didasarkan pada
landasan teori yang diuraikan dalam Bab II. Landasan teori tersebut akan digunakan
sebagai dasar analisis dan interprestasi data yang diperoleh dari penelitian di
lapangan. Selanjutnya pada Bab III akan mengemukakan rancangan penelitian yang
digunakan sebagai acuan penelitian. Pada ini akan dijelaskan secara rinci mengenai
tujuan penelitian, asumsi-asumsi, hipotesis penelitian, pengembangan instrumen
penelitian dan rancangan pengolahan data.
Kegiatan penelitian dan pengolahan data disajikan pada Bab IV. Dalam bab
18
pelaksanaan penelitian meliputi pengumpulan data, pengolahan data, dan interpretasi
hasil pengolahan data.
Tesis ini ditutup dengan Bab V yang menyajikan kesimpulan hasil penelitian,
implikasi hasil penelitian terhadap Sekolah Menengah Kejuruan dan diakhiri dengan
108
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitin
Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan gejala-gejala serta pengaruh
antar ubahan yang hasil analisisnya disajikan dalam bentuk deskripsi dan
korelasional dengan pendekatan teknik Path Analysis (Analisis Jalur). Analisis
jalur digunakan untuk menganalisis hubungan kausal, dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung suatu variabel
penyebab terhadap variabel akibat (Kerlinger, 2003:305). Penelitian ini ditujukan
untuk memperoleh jawaban tentang hal-hal yang terjadi pada masa kini tanpa
mempermasalahkan keadaan sebelumnya atau sesudahnya.
Oleh karena itu pendekatan yang dipergunakan adalah pendekatan kuantitatif.
Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2008:14) bahwa “ penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti
populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik yang disajikan dengan angka
dan bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.
3.2. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK KORPRI Sumedang. Pertimbangan
dalam pemilihan di sekolah tersebut karena SMK KORPRI Sumedang merupakan
109
Sumedang provinsi Jawa Barat. Disamping itu pengalaman peneliti selama
mengajar di SMK KORPRI Sumedang, menemukan beberapa masalah yang cukup
mendasar seperti kurangnya atau rendahnya pemahaman dan prestasi belajar siswa
terhadap mata pelajaran penerapan konsep dasar listrik dan elaktronika, serta
rendahnya respon atau minat belajar siswa dalam mata pelajaran tersebut.
3.2.2. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:117).
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa tingkat I (satu) tahun pelajaran
2008/2009 pada program studi Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik di SMK
KORPRI Sumedang yang berjumlah 30 orang.
Mengingat jumlah populasi yang tidak begitu besar, maka seluruh populasi
dijadikan sampel, teknik sampling ini termasuk sampling jenuh. Sampling jenuh
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sebagai
sampel. (Sugiyono, 2008 : 124)
3.3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat untuk mendapatkan data – data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini. Peneliti menggunakan tes kemampuan kognitif ,
tes prestasi belajar serta angket minat dan multimedia interaktif kepada siswa
sebagai instrumen penelitian.
Penyusunan dari instrumen penelitian ini harus selaras dengan tujuan yang
110
dahulu untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya
pembedanya terutama untuk instrumen tes kemampuan kognitif dan prestasi
belajar. Pada penelitian ini peneliti menguji cobakan instrumen (tes prestasi
belajar, test kemampuan kognitif, angket minat belajar, dan angket penggunaan
multimedia interaktif) kepada kelas diluar kelas yang diteliti, sehingga didapatkan
analisa tentang kelayakan dari instrumen penelitian tersebut sebelum digunakan
pada objek penelitian.
3.3.1. Tes Kognitif dan Tes Hasil Belajar
Tes kognitif dan Tes hasil belajar dalam penelitian ini diperlukan untuk
mendapatkan data kuantitatif yang berupa nilai dari hasil belajar siswa setelah
mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran PKDLE Jumlah soal
masing-masing ada 30 ( tiga puluh) buah .
Instrumen atau tes hasil belajar ini disusun berdasarkan rumusan tujuan
pembelajaran khusus yang dituang dalam kisi-kisi test. Selanjutnya test ini
diberikan kepada siswa sesudah proses pembelajaran dilaksanakan.
Adapun langkah-langkah dalam penyusunan instrumen adalah sebagai
berikut :
- Merumuskan tujuan yang dituangkan dalam kisi-kisi;
- Membuat butir soal, melengkapinya dengan kunci jawaban serta memberi skor
tiap-tiap jawaban siswa;
- Melaksanakan uji coba instrumen;
111
- Melakukan perbaikan terhadap hasil uji coba (jika diperlukan) pada item-item
yang dirasa kurang baik.
3.3.2. Angket minat siswa dan Angket Multimedia Interaktif
Angket ini diberikan untuk mengetahui bagaimana tanggapan atau minat
siswa terhadap pelajaran mata pelajaran PKDLE dengan menggunakan
multimedia interaktif.
3.4. Tahap Uji Coba Instrumen
Sebelum soal tes digunakan dalam penelitian ini, soal tersebut diujicobakan
terlebih dahulu pada siswa yang pernah memperoleh materi Penerapan konsep
dasar listrik dan elektronika. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui
kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi baik
dalam hal redaksi, alternatif jawaban yang tersedia, maupun maksud dalam
pertanyaan dan jawaban tersebut. Disamping itu ujicoba ini juga dimaksudkan
untuk mendapatkan suatu tes dengan bahasa yang tepat dan mudah dipahami,
serta untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya
pembeda dari soal tes tersebut.
Pentingnya dilakukan uji coba soal tes ini diungkapkan oleh Faisal (1982:
38), sebagai berikut: “Setelah angket disusun lazimnya tidak langsung disebarkan
untuk penggunaan sesungguhnya (tidak langsung dipakai dalam pengumpulan
data yang sebenarnya). Sebelum pemakaian yang sesungguhnya sangat diperlukan
uji coba terhadap isi maupun bahasa angket yang telah disusun.”
Setelah uji coba soal dilaksanakan maka dilakukan analisis statistika
112
diketahuinya keterjaminan validitas dan reliabilitas alat pengumpulan data, maka
diharapkan hasil penelitian memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat
dipertanggungjawabkan.
3.4.1. Validitas
Validitas berkaitan dengan interpretasi dari hasil tes. Untuk memahami
pengertian ini secara sederhana, sebuah alat ukur berupa tes dapat dikatakan
mempunyai validitas yang tinggi jika alat ukur atau tes tersebut dapat mengukur
apa yang sebenarnya akan diukur. (Purwanto, N.1986:177). Validitas dihitung
untuk mengukur ketepatan dan keshahihan alat ukur atau tes tersebut dalam
mengukur kemampuan siswa. Dalam penelitian ini validitas yang akan dihitung
melingkupi dari validitas soal secara menyeluruh dan validitas butir – butir soal.
Validitas dihitung dengan menggunakan cara Product Moment
Correlation, yang mempunyai rumusan sebagai berikut :
2 2
2 2
( )( )
( ) ( )
xy
N X Y X Y
r
N X X N Y Y
(Arikunto, S. 1998 : 162 )Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y
N = jumlah data
X = skor total tiap data
Y = kriterium pembanding
Untuk menghitung validitas setiap butir soal maka hasil dari koefisien
korelasi harus diujikan kedalam uji – t dengan rumus sebagai berikut:
2
2
(1
)
n
t
r
r
113
Keterangan :
t : distribusi t student
r : koefisien korelasi
n : jumlah responden uji coba
Untuk mengukur uji validitas setiap butir soal digunakan kriteria berikut
ini yaitu soal dikatakan valid jika nilai thitung > ttabel dengan taraf signifikansi yang
ditentukan.
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan metode validitas item soal.
Validitas ditunjukan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total
(skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara item
dengan skor total. Dari hasil output SPSS diperoleh koefisien korelasi yang
digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item. Dalam penentuan layak
atau tidaknya suatu item dihitung menggunakan korelasi produk momen Pearson
dengan kriteria pengujian jika r hitung lebih dari atau sama dengan r tabel maka
item soal dinyatakan valid.
Hasil uji validitas instrumen variabel minat siswa disajikan pada tabel
114
Tabel 3.1
Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Minat
Soal r
hitung r tabel Keputusan
1 0,589 0,349 VALID
2 0,544 0,349 VALID
3 0,597 0,349 VALID
4 0,52 0,349 VALID
5 0,651 0,349 VALID
6 0,544 0,349 VALID
7 0,391 0,349 VALID
8 0,599 0,349 VALID
9 0,526 0,349 VALID
10 0,522 0,349 VALID
11 0,391 0,349 VALID
12 0,74 0,349 VALID
13 0,599 0,349 VALID
14 0,636 0,349 VALID
15 0,681 0,349 VALID
16 0,55 0,349 VALID
17 0,529 0,349 VALID
18 0,599 0,349 VALID
19 0,616 0,349 VALID
20 0,605 0,349 VALID
21 0,683 0,349 VALID
22 0,662 0,349 VALID
23 0,512 0,349 VALID
24 0,544 0,349 VALID
25 0,611 0,349 VALID
26 0,515 0,349 VALID
27 0,214 0,349 TIDAK VALID
28 0,544 0,349 VALID
29 0,391 0,349 VALID
30 0,514 0,349 VALID
31 0,608 0,349 VALID
115
Hasil uji validitas instrumen variabel pembelajaran menggunakan
[image:31.595.117.508.247.692.2]multimedia disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas Variabel Pembelajaran Menggunakan Multimedia
Soal r hitung r tabel Keputusan
Item1 0,760093 0,374 VALID Item2 0,581471 0,374 VALID
Item3 0,324449 0,374 TIDAK VALID Item4 0,383028 0,374 VALID
Item5 0,415027 0,374 VALID Item6 0,760093 0,374 VALID Item7 0,399964 0,374 VALID Item8 0,440133 0,374 VALID Item9 0,482052 0,374 VALID Item10 0,708906 0,374 VALID
Item11 0,324449 0,374 TIDAK VALID Item12 0,439832 0,374 VALID
Item13 0,569634 0,374 VALID Item14 0,760093 0,374 VALID
Item15 0,324449 0,374 TIDAK VALID Item16 0,708906 0,374 VALID
Item17 0,330134 0,374 TIDAK VALID Item18 0,572621 0,374 VALID
116
Hasil uji validitas instrumen variabel kemampuan kognitif siswa disajikan
[image:32.595.120.508.237.738.2]pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Variabel Kemampuan Kognitif
Soal
r
hitung r tabel Keputusan
item1 0.489** 0,361 VALID item2 0.483** 0,361 VALID item3 0.642** 0,361 VALID item4 0.498** 0,361 VALID item5 0.569** 0,361 VALID item6 0.841** 0,361 VALID item7 0.448* 0,361 VALID item8 0.631** 0,361 VALID item9 0.470** 0,361 VALID item10 0.469** 0,361 VALID item11 0.569** 0,361 VALID item12 0.399* 0,361 VALID
item13 0,255 0,361 TIDAK VALID item14 0,348 0,361 TIDAK VALID item15 0.642** 0,361 VALID
item16 0.415* 0,361 VALID
item17 0,144 0,361 TIDAK VALID item18 0.631** 0,361 VALID
item19 0.442* 0,361 VALID item20 0.841** 0,361 VALID item21 0.498** 0,361 VALID item22 0.366* 0,361 VALID
item23 0-,090 0,361 TIDAK VALID item24 0.442* 0,361 VALID
item25 0.453* 0,361 VALID item26 0.642** 0,361 VALID
item27 0,347 0,361 TIDAK VALID item28 0.619** 0,361 VALID
117
Hasil uji validitas instrumen variabel prestasi siswa disajikan pada tabel
[image:33.595.120.508.238.727.2]berikut.
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Variabel Prestasi belajar Siswa
Soal r hitung r tabel Keputusan
ITEM1 0,652 0,361 VALID
ITEM2 0,641 0,361 VALID
ITEM3 0,822 0,361 VALID
ITEM4 0,652 0,361 VALID
ITEM5 0,535 0,361 VALID
ITEM6 0,467 0,361 VALID
ITEM7 0,683 0,361 VALID
ITEM8 0,652 0,361 VALID
ITEM9 0,652 0,361 VALID
ITEM10 0,369 0,361 VALID
ITEM11 0,359 0,361 TIDAK VALID
ITEM12 0,641 0,361 VALID
ITEM13 0,384 0,361 VALID
ITEM14 -0,138 0,361 TIDAK VALID
ITEM15 0,518 0,361 VALID
ITEM16 0,187 0,361 TIDAK VALID
ITEM17 0,616 0,361 VALID
ITEM18 0,411 0,361 VALID
ITEM19 0,411 0,361 VALID
ITEM20 0,641 0,361 VALID
ITEM21 0,144 0,361 TIDAK VALID
ITEM22 0,722 0,361 VALID
ITEM23 0,683 0,361 VALID
ITEM24 0,384 0,361 VALID
ITEM25 0,429 0,361 VALID
ITEM26 0,710 0,361 VALID
ITEM27 0,113 0,361 TIDAK VALID
ITEM28 0,535 0,361 VALID
ITEM29 0,604 0,361 VALID
118
3.4.2. Reliabilitas
Secara sederhana reliabilitas menyangkut ketepatan alat ukur atau bisa
juga didefinisikan sebagai ketepatan atau tingkat presisi suatu ukuran alat
pengukur (Natsir, M. 1988:162). Maka suatu alat ukur dapat dikatakan
mempunyai reliabilitas yang tinggi jika alat ukur tersebut stabil atau konsisten
dapat diandalkan (dependability) dan dapat diramalkan (predictability).
Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus
reliabilitas KR – 20 dari Kuder dan Richardson. Langkah – langkahnya sebagai
berikut:
1. Menghitung harga varians:
2 2
2
( X)
X
N S
N
(Arikunto, S. 1998: 178)
Keterangan :
S2 : harga varian ∑X2
:jumlah kuadrat jawaban responden (∑X)2
: kuadrat skor seluruh jawaban responden
N : Jumlah responden
2. Menghitung harga reliabilitas dengan K – R 20
r ( k )(S pq )
k 1 S (Arikunto, S. 1998 :182)
Keterangan :
r11 : Reliabilitas instrumen
119
S : Jumlah varians butir soal
P : Proporsi subjek yang menjawab betul pada suatu butir soal
( proporsi subjek yang mendapat skor 1 )
p = =
q =
q = 1 – p
Untuk menginterpretasikan instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel
atau tidak, dilakukan dengan mengkonsultasikan harga rhitung pada tabel r –
moment product yang ada pada lampiran tabel. Suharsimi Arikunto (1998:260)
juga memberikan alternatif kriteria penafsiran untuk hasil perhitungan nilai
[image:35.595.112.516.137.682.2]korelasi moment product yang disimpulkan pada tebel di bawah ini :
Tabel 3.5. Interpretasi nilai r
Koefisien (r ) Interpretasi
0,800 ≤ r < 1,000 Sangat tinggi
0,600 ≤ r < 0,800 Tinggi
0,400 ≤ r < 0,600 Cukup
0,200 ≤ r < 0,400 Rendah
0,000 ≤ r < 0,200 Sangat Rendah
Uji reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode
Alpha (Cronbach’s) dengan perhitungan menggunakan SPSS. Banyaknya subjek yang skornya 1
N
Banyaknya subjek yang skornya 0
120
Hasil uji reliabilitas instrumen variabel minat siswa diperoleh nilai Alpha
sebesar 0,736 sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikansi 0,05 dengan
jumlah data 30 didapat sebesar 0,361 karena nilai Alpha lebih besar dari r tabel
maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut adalah
reliabel.
Hasil uji reliabilitas instrumen variabel pembelajaran menggunakan
multimedia diperoleh nilai Alpha sebesar 0,914 sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi)
pada signifikansi 0,05 dengan jumlah data 28 didapat sebesar 0,374 karena nilai
Alpha lebih besar dari r tabel maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir
instrumen penelitian tersebut adalah reliabel.
Hasil uji reliabilitas instrumen variabel kemampuan kognitif siswa
diperoleh nilai Alpha sebesar 0,904 sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada
signifikansi 0,05 dengan jumlah data 30 didapat sebesar 0,361 karena nilai Alpha
lebih besar dari r tabel maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen
penelitian tersebut adalah reliabel.
Hasil uji reliabilitas instrumen variabel prestasi siswa diperoleh nilai
Alpha sebesar 0,919. sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikansi 0,05
dengan jumlah data 30 didapat sebesar 0,361 karena nilai Alpha lebih besar dari r
tabel maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut
adalah reliabel.
Selain uji validitas dan reliabilitas, setiap item butir soal juga di hitung
[image:36.595.111.514.248.609.2]121
3.4.3. Tingkat Kesukaran Instrumen
Untuk mengetahui tingkat kesukaran sebuah soal dalam instrumen, dapat
dicari dengan rumus dibawah ini :
TK =
( Purwanto, N. 1986 153 )
Keterangan :
TK = Indeks tingkat kesukaran yang dicari.
U = jumlah siswa yang termasuk kelompok pndai yang menjawab
benar untuk tiap soal.
L = jumlah siswa yang termasuk kelompok kurang yang menjawab
benar untuk tiap soal.
T = jumlah siswa dari kelompok pandai dan kelompok kurang.
Pada instrumen penelitian berupa tes pilihan ganda dengan lima pilihan,
tingkat kesukaran dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
P = X 100 %
(Arikunto,S. 2001:208)
Keterangan:
P = Prosentase yang menjawab butir soal dengan benar
B = Jumlah yang menjawab butir soal dengan benar
JS = Jumlah total responden yang menjawab butir soal tersebut.
Setelah diperoleh nilainya maka dibandingkan dengan indeks taraf
kesukaran yang disimpulkan pada table berikut: U + L
T
B
122
Tabel 3.6. Interpretasi Tingkat Kesukaran
Koefisien (r ) Interpretasi
0, 00 < TK ≤ 0,24 Soal Sukar
0,24 < TK < 0,76 Soal Sedang
0,76 ≤ TK ≤ 1,00 Soal Mudah
3.4.4. Daya Pembeda Instrumen
Daya pembeda dalam suatu soal tes menunjukan bagaimana soal tes
tersebut mempunyai kemampuan untuk membedakan siswa yang termasuk
kelompok pandai (upper group) dengan siswa yang termasuk kelompok kurang
(lower group) (Purwanto, N. 1986:153).
Rumusan yang digunakan untuk menghitung daya pembeda suatu soal tes
adalah sebagai berikut :
A B
A B
A B
B
B
D
P
P
J
J
(Arikunto, S. 2001:213)Keterangan :
D : Indeks daya pembeda
BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA : Jumlah peserta dari kelompok atas
JB : Jumlah Peserta kelompok rendah.
PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB : Proporsi peserta kelompok rendah yang menjawab benar
Untuk mengintepretasikan daya pembeda menurut Suharsimi Arikunto
123
Tabel 3.7 Interpretasi Daya Pembeda
Indeks Daya Pembeda
DP ≤ 0,00 Sangat Jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek 0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik
Soal dengan DP negatif atau nol menunjukan bahwa soal tersebut harus
direvisi kembali sampai memiliki DP yang dianggap cukup.
3.5. Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan dalam penelitian ini dilaksanakan di kelas X (kelas yang terpilih
sebagai sampel) pada semester II (dua) tahun pembelajaran 2008/2009 program
keahlian Teknik Pemanfaatan Listrik. Pelaksanaan kegiatan dalam penelitian
dimulai dengan melakukan konsultasi dengan guru mata diklat yang bersangkutan
di kelas sampel. Hal ini dilakukan agar diperoleh gambaran umum atau
karakteristik siswa di kelas tersebut. Disamping itu proses pembelajaran langsung
dilakukan oleh guru mata diklat yang bersangkutan sedangkan peneliti memantau
suasana kelas pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Pelaksanaan
kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan jadwal mata
124
3.6. Teknik Analisis Data
Untuk melakukan pengolahan data lebih lanjut, maka terlebih dahulu perlu
dilakukan pengujian terhadap normalitas dan homogenitas soal. Jika persyaratan
ini terpenuhi, pengolahan data melalui statistik inferensial dapat dilaksanakan dan
begitu juga sebaliknya.
3.6.1. Uji Normalitas Data.
Uji normalitas dilakukan untuk mendapatkan gambaran apakah data yang
diuji berdistribusi normal atau tidak. Agar didapatkan data yang normal maka
digunakan uji distribusi chi kuadrat dengan langka – langkah pengolahan sebagai
berikut:
1. Membuat tabel distribusi frekuensi dengan menentukan batas – batas kelas
interval. Penentuan batas – batas kelas interval tergantung dari jumlah data
mentah (Nasir, M. 1988:445). Jika menggunakan rumus dapat digunakan
rumus berikut :
k = 1+3,3 log n (Nasir M. 1988:445)
dimana :
n= jumlah pengamatan k= Jumlah Interval kelas
keterangan : menentukan kelas interval juga bisa diseuaikan dengan data mentahnya (Nasir, M. 1988:446)
2. Menentukan titik tengah kelas interval (xi) yang merupakan titik tengah
antara interval atas dan interval bawah.
125
4. Menentukan fx yang merupakan hasil kali banyaknya frekuensi yang
diamat dengan titik tengah interval
5. Menghitung mean (rata – rata ) :
i i i
f x
M X
f
(Sudjana. 1992 : 70)Keterangan :
M = X = mean (rata – rata)
fi = frekuensi pengamatan
xi = nilai tengah dari kelas interval.
6. Menentukan simpangan baku (SD) yaitu :
f (x X )s
n 1 ( Sudjana, 1992: 95)
Keterangan :
s2 : Varians
SD : Simpangan Baku yang merupakan akar dari varians
X : Mean (rata – rata )
fi : frekuensi pengamatan
[image:41.595.118.508.182.735.2]xi : Jumlah responden
Tabel 3.8 Distribusi Frekuensi
No Kelas Interval fi xi fi.xi fi (xi-X )2
Jumlah
Rata-rata (M)
126
7. Langkah berikutnya untuk menghitung normalitas data dengan
menghitung harga baku (Z)
x
X
z
SD
(Sudjana, 1992: 99)Keterangan :
zi : Harga Baku ke i
.xi : Batas nyata ke i
X : mean (rata – rata )
SD : Simpangan Baku.
8. Menentukan luas daerah dengan menggunakan tabel luas lengkung normal
standar dari 0 ke z.
9. Menghitung luas daerah dengan rumus
Luas Daerah = Ztabel (2) – Z tabel (1)
10.Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh)
Luas daerah dalam bentuk persen dikali dengan jumlah sampel (n).
Contoh: jika luas daerah yang didapat dari tabel sebesar 0071 dan jumlah n
sebesar 70 maka f 0 71, x 700 497,
100 .
11.Menghitung Chi – Kuadrat (2)
2
2 ( 0 )
k
h
k i o
f f
f
(Sudjana. 1992 :273)Keterangan : 2
: Chi Kuadrat
f0 : Frekuensi Pengamatan
127
[image:43.595.73.538.193.614.2]12.Membuat tabel uji normalitas
Tabel 3.9 Uji Normalitas
No Kelas Interval Batas Nyata
Z Score
Batas Luas Daerah
Luas
Daerah fh fo fo-fh (fo-fh)2
2
2
hitung 2
tabel
13.Hasil perhitungan nilai chi kuadrat (2) hitung dibandingkan dengan chi
kuadrat (2
) tabel dengan syarat sebagai berikut :
a. Derajat kebebasan (dk = k – 3)
b. Apabila chi kuadrat (2) hitung < chi kuadrat (2) tabel dengan taraf
kepercayaan yang ditentukan hal ini menunjukan variabel
µ
berdistribusi normal.
Untuk mengolah dan menganalisa data dalam penelitian ini
menggunakan perhitungan statistik. Teknik statistik yang digunakan adalah
statistik deskriptif, Person product momoent dan analisis alur (path analysis).
Statistik deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan hasil pengolahan data
tentang variabel penelitian, yaitu variabel minat siswa (X1), kemampuan kognitif
(X2), pembelajaran menggunakan multimedia (X3) sebagai variabel bebas
(independen) dan variabel prestasi belajar siswa (Y) sebagai variabel terikat
128
subhipotesis-subhupotesis penelitian, dan path analysis dimaksudkan untuk
menguji hipotesis utama penelitian, Narsoyo (1988: 89).
Sebelum analisis data dilakukan terlebih dahulu mengadakan pengolahan
data yang telah diperoleh dengan maksud untuk mengubah data mentah dari hasil
pengukuran menjadi data yang lebih halus sehingga memberikan arah untuk
pengkajian lebih lanjut.
Langkah-langkah pengolahan data yang dimaksud adalah sebagai berikut;
(a) memeriksa dan memilih data yang terkumpul berdasarkan jenisnya; (b)
memberikan skor pada setiap angket responden dengan cara menjumlahkan bobot
nilai setiap item angket responden untuk setiap variabel penelitian; (c)
memasukan skor ke dalam tabel yang telah dibuat sesuai dengan keperluan.
Kemudian untuk menganalisis data yang sudah diolah tersebut, penulis
menggunakan teknik analisis deskriptif, uji normalitas sebaran frekuensi, uji
homogenitas variansi, uji linearitas regresi, koefisien regresi dan analisis jalur
(path nanlysis)
3.6.2. Analisis Deskriptif
Untuk mendeskripsikan data penelitian dilakukan dengan menggunakan
statistika deskriptif berupa perhitungan skor rata-rata (mean) dan simpangan baku
tiap variabel penelitian. Menurut Narsoyo (2007: 2), “Statistika deskriptif
merupakan kegiatan yang berkaitan dengan bagaimana memperoleh dan
menyajikan data atau informasi agar mudah dipahami oleh pihak lain yang
129
3.6.3. Path Analysis
Untuk melakukan analisis jalur (path analysis) dalam rangka menguji
pasangan hipotesis penelitian sebagaimana proposisi hipotesis yang diungkapkan
di atas dan besarnya pengaruh antar variabel, diajukan langkah-langkah
perhitungan statistik pada prosedur kerja yang meliputi urutan pengerjaan berikut
ini:
1. Perhitungan koefisien korelasi dan jalur pada Model Struktur, yaitu; (a)
Menghitung matriks korelasi (R) antar keseluruhan variabel dan matriks korelasi
antar variabel eksogenus, yang disusun dalam suatu matriks (R).
1 rx1x2
R = (3.10)
rx2x1 1
Untuk menghitung matriks koefisien korelasi digunakan rumus Pearson Product
Moment Coefficient of Correlation dengan rumus umum sebagai berikut :
Rx1.x2 =
1 2 1 2
2 2 2
2
1 1 2 2
n x x x x
n x x n x x
(3.11)
Kemudian; (b) Menghitung Matriks Invers;
C11 C12
R-1 = (3.12)
C21 C22
(c) Menghitung Koefisien Jalur;
yx1 C11 C12 ry.x1 (3.13)
130
(d) Menghitung Pengaruh variabel lain diluar X1 dan X2
Yaitu: y1 = 1- R2x1.x2 (3.14)
Dengan;
r.yx1
R2 y.x1.x2. = (yx1 yx2 )
r.y x2
2. Untuk melakukan pengujian hipotesis penelitian, dilakukan
perhitungan-perhitungan dengan menggunakan rumus-rumus seperti dikemukakan
berikut ini; (a) Pengujian Secara Parsial
Hipotesis H0: y.xi = 0 melawan
H1 : yxi 0 (i = 1,2 )
Pengujian sifatnya dua arah, sebab proposisi hipotek tidak mengisyaratkan apakah
pengaruh X1 terhadap Y itu merupakan pengaruh yang positif atau negatif.
Statistik Uji
Statistik uji yang digunakan untuk pengujian parsial yaitu Uji t. Besarnya nilai t
hitung menggunakan rumusan berikut:
) 1 ( ) 1 ( . 2 1 . 2 k n C R x x t n x x x i (3.15) Keterangan:
- yxi (i = 1,2 ) merupakan koefisien jalur atau besarnya pengaruh dari
variabel penyebab (x1 x2) terhadap variabel (Y)
- R2y.x1.x2 merupakan koefisien yang menyatakan determinasi total dari
131
- Cij merupakan unsur pada baris ke-i dan kolom ke-j dari matriks invers
korelasi.
k = Banyaknya variabel eksogenus dalam substruktur yang sedang diuji.
n = Jumlah sampel
Sedangkan besarnya t tabel diperoleh dari tabel distribusi t, dengan
menggunakan derajat bebas (n-k-1), tingkat kesalahan = 0,05 dan uji dua sisi.
Kriteria Pengujian disajikan dalam Gambar berikut :
Kriteria Pengujian
Kriteria Uji
Ho ditolak bila : t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel
H1 diterima bila : t tabel < t hitung < t tabel
Kemudian; (b) Pengujian Secara Keseluruhan
Hipotesis Ho : yx1 = yx2 = . . . = yx7 = 0
H1 : Sekurang-kurangnya ada sebuah yxi 0
Statistik Uji
Statistik uji yang digunakan untuk pengujian keseluruhan yaitu Uji F.
Pengujian ini untuk model struktural diatas signifikan atau tidak, jika signifikan
menyatakan bahwa ada hubungan secara bersama antara minat siswa, kemampuan
kognitif dengan pembelajaran menggunakan multimedia dan prestasi belajar
siswa.
H0 ditolak H0 H0 ditolak
diterima
132
Besarnya nilai F-hitung ditentukan dengan rumus:
5 1 . . 5 1 . . 1 ) 1 ( i x x x x i x x xi x i i i r k r k n F (3.16) Kriteria pengujianHo ditolak bila Fhitung > Ftabel
H1ditolak bila Fhitung Ftabel
Ftabel ( F, k, (n-k-1) ) diperoleh dari tabel distribusi F-Snedecor.
Analisis data yang dilakukan untuk pengujian terhadap hipotesis penelitian
ini akan dilakukan dengan bantuan paket program komputer SPSS 12. for
Windows. Setelah diketahui hasil uji statistik, maka akan dibuat keputusan secara
statistik yang ditandai dengan penerimaan atau penolakan terhadap hipotesis.
Seterusnya; (c) Untuk menghitung koefisien alur dapat juga mempergunakan
rumus-rumus Pedhazur (1984) dalam Narsoyo (1988: 90):
133
r14 ; P41
r13 ; P31
r34 ; P43
r12 ; P21
r23 ; P32 r24 ; P42
[image:49.595.116.536.173.634.2]
Gambar 3.1
Model Hipotesis Analisis Alur Antar Variabel Penelitian
atau dapat juga menggunakan rumus Pedhazur (1984) dalam Narsoyo (1988:
90-91), seperti dinyatakan berikut ini:
21 2 32 2 1 2 4 32 42 43 43 43 2 1 2 23 2 1 2 43 23 43 42 42 42 2 1 2 13 2 1 43 13 43 41 41 41 2 21 21 13 23 32 32 2 12 12 23 13 31 31 12 21 12 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1 1 1 1 1 1 13 2 1 1 1 2 2 2 23 1 / 1 1 / 2 r r r r r P r r r r r P r r r r r P r r r r P r r r r P r P (3.18) Di mana:
r = Menunjukkan koefisien korelasi antara dua variabel
P dan β = Menunjukkan koefisien alur antar variabel yang bersangkutan 1 s.d 3 = menunjukkan nomor variabel-variabel bebas (X)
134
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui terdapat atau tidak adanya
hubungan antar variabel penelitian, kemudian diinterpretasikan kuat atau tidaknya
hubungan tersebut. Untuk dapat memberikan interpretasi terhadap hasil
perhitungan, maka digunakan pedoman kriteria yang dikemukakan oleh Hasan
[image:50.595.118.509.239.635.2](2003: 234) sebagai berikut:
Tabel 3.10
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.80 – 1.000
0.60 – 0.799
0.40 – 0.599
0.20 – 0.399
0.00 – 0.199
Sangat Kuat
Kuat
Cukup Kuat
Lemah
135
3.7. Prosedur Penelitian
Penyusunan proposal
Seminar proposal
Penyusunan instrument
penelitian
Pembelajaran dengan menggunakan multimedia
interaktif
Pembagian angket minat
belajar
Pembagian angket multimedia
Tes kemampuan kognitif
Tes prestasi belajar
Analisis data Ujicoba instrument
penelitian
164
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk deskripsi data,
penganalisaan data, pengujian hipotesis dan pembahasan, maka ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
Pertama, terdapat pola hubungan kausal yang sama dan korelasi yang
positif pada tingkat kepecayaan 0,95 antara minat belajar, kemampuan kognitif
dan penggunaan multimedia interaktif.
Kedua, terdapat korelasi yang positif antara keempat variabel (Minat
belajar, kemampuan kognitif, penggunaan multimedia interaktif, dan prestasi
belajar siswa) pada tingkat kepercayaan 0,95
Ketiga, ternyata minat belajar, kemampuan kognitif, dan penggunaan
multimedia interaktif berkontribusi terhadap prestasi belajar siswa pada tingkat
kepercayaan 0,95.
B. Implikasi Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan usaha untuk mengetahui hubungan antar
variabel penelitian antara minat siswa, kemampuan kognitif, dan penggunaan
multimedia interaktif dengan prestasi belajar. Berdasarkan temuan yang diperoleh,
165
Pertama, Hubungan. Minat Siswa dan Kemampuan Kognitif dengan
Penggunaan Multimedia interaktif . Hasil pengolahan dan anilisis data
menunjukan bahwa hubungan minat siswa dan kemampuan kognitif dengan
multimedia interaktif sebesar 71,53 % . Sisanya factor lain, hal ini menunjukan
bahwa semakin tinggi minat dan kemampuan kognitif maka semakin tinggi pula
penggunaan multimedia interaktif. Hal ini mengisyaratkan kepada siswa dan guru
untuk lebih aktif, kreatif untuk terus mempertahankan dan meningkatkan aspek
tersebut dalam setiap proses pembelajaran, sehingga menuntut kemampuan guru
untuk mengoperasikan pembelajaran yang berbasis komputer yang menjadikan
minat siswa untuk belajar semakin tinggi. Serta guru penunjang pada mata
pelajaran adaftif terutama fisika dan matematika, materi yang diberikan kepada
siswa disesuaikan dengan kebutuhan materi pelajaran produktif.
Kedua, Hubungan. Minat Siswa dan Kemampuan Kognitif dengan Prestasi
Belajar. Hasil pengolahan dan anilisis data menunjukan bahwa hubungan minat
siswa dan kemampuan kognitif dengan prestasi belajar sebesar 40,59% . Sisanya
factor lain, hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi minat dan kemampuan
kognitif maka semakin tinggi pula prestasi belajar siswa. , sehingga
mengisyaratkan kepada pihak-pihak terkait, khususnya siswa, guru dan pengelola
SMK untuk senantiasa memperhatikan kedua aspek tersebut untuk terus dipelihara
dan ditingkatkan dalam meningkatkan prestasi belajar.
Ketiga, Hubungan. Minat Siswa , Kemampuan Kognitif, dan Penggunaan
166
menunjukan bahwa hubungan minat siswa , kemampuan kognitif, dan
penggunaan multimedia interaktif dengan prestasi belajar sebesar 52,24 % .
Sisanya factor lain, hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi minat, kemampuan
kognitif dan penggunaan multimedia interaktif maka semakin tinggi pula prestasi
belajar siswa. Hal ini mengisyaratkan kepada pihak-pihak terkait, khususnya
siswa, guru dan pengelola SMK untuk memperhatikan dan meningkatkan
faktor-faktor lain, seperti: kreatifitas siswa, bakat siswa, minat siswa, pengalaman kerja,
fasilitas belajar/pratikum, kompetensi guru yang mengajar, dan lain-lain.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dikaitkan dengan manfaat praktis penelitian,
peneliti memberikan saran sebagai berikut:
Pertama, untuk peneliti selanjutnya, (a) Melakukan penelitian yang lebih
luas lagi sehingga validitas pembelajaran dengan menggunakan multimedia untuk
meningkatkan hasil belajar siswa lebih teruji. (b) Membenahi segala kekurangan
dalam penelitian ini, sehingga dapat dihasilkan temuan-temuan baru yang dapat
memberikan sumbangan positif bagi kemajuan di bidang pengajaran khususnya
pembelajaran yang menggunakan multimedia.
Kedua, untuk guru, (a) Guru harus selalu siap dengan perubahan
teknologi yang semakin cepat, yang menuntut kemampuan guru untuk
mengoperasikan pembelajaran yang berbasis komputer sehingga dalam rangka
pengayaan materi pembelajaran dapat selalu diperbaharui dari waktu ke waktu .(b)
167
mata pelajaran yang sangat memerlukan pemahaman dan mudah dijelaskan
dengan menggunakan media gambar ataupun pertunjukan simulasi. (c)
Memperdalam pengetahuan mengenai pembuatan multimedia, sehingga dapat
menghasilkan media pembelajaran yang lebih baik untuk digunakan dalam
pembelajaran. (d) Perlu adanya perubahan paradigma mengajar, tugas tenaga
pendidikan pada pendidikan formal diantaranya adalah membantu anak didik
untuk mengenal dan mengetahui sesuatu terutama memperoleh pengetahuan dan
pengalaman, kegiatan mengajar bukan sekedar mengingat fakta untuk persediaan
jawaban tes sewaktu ujian. (e) Dalam kegiatan mengajar diharapkan mampu