PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA
TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Sidang Sarjana pada Program Studi Akuntansi
Disusun oleh:
Risa A. H Ginting NIM. 055437
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LEMBAR PENGESAHAN
Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Kota Bandung
Skripsi
Oleh
Risa A.H Ginting
055437
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I,
Drs. Nono Supriatna.,M.,Si NIP. 19610405 198609 1 001
Pembimbing II,
Toni Heryana.,S.Pd.,MM NIP. 19780627 200312 1 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Akuntansi
i
Risa A. H Ginting , 2012
ABSTRAK
PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG Laporan Keuangan Pemerintah Daerah kota Bandung selama lima tahun berturut-turut mulai dari tahun 2005-2009, Pemerintah Kota Bandung belum pernah memperoleh opini wajar tanpa pengecualian. Oleh karenanya, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan 1) untuk mengetahui gambaran mengenai kompetensi SDM Pemerintah Kota Bandung, 2) untuk mengetahui gambaran mengenai kualitas laporan keuangan Pemerintah Kota Bandung dan 3) untuk menjelaskan pengaruh faktor SDM terhadap kualitas laporan keuangan tersebut.
Guna memperoleh jawaban atas penelitian, digunakan metode cluster sampling dengan membagikan 176 eksemplar kuesioner kepada para pegawai di 44 Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam lingkungan pemerintah Kota Bandung yang kemudian dianalisis dengan pendekatan korelasi Pearson Product Moment menggunakan SPSS 16.00.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) kompetensi sumber daya manusia di pemerintah kota Bandung dapat dikatakan berada pada tingkat yang tinggi namun penyebarannya belum merata pada semua SKPD, 2) tingkat kualitas laporan keuangan di pemerintah kota Bandung sangat tinggi. Namun sebagaimana kompetensi sumber daya manusianya, penyebaran kualitas laporan keuangan ini pun belum merata karena di beberapa tempat masih ada SKPD yang memiliki kualitas laporan keuangan yang buruk, 3) kompetensi SDM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan yang dihasilkan, artinya setiap perubahan kompetensi SDM akan menyebabkan perubahan terhadap kualitas laporan keuangan. Kualitas laporan keuangan ditentukan oleh kompetensi SDM nya sebanyak 80% dan 20 % lagi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam model penelitian.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF COMPETENCY OF HUMAN RESOURCES TOWARDS FINANCIAL STATEMENT QUALITY OF BANDUNG GOVERNMENT opinion. Therefore, the purposes of this research are 1) to give description about competency of human resources in Bandung government, 2) to give description about the financial statement quality in Bandung government and 3) to describe the influence of competency of human resources towards financial statement quality.
To get the result of this research, cluster sampling method was used by giving 176 copies of questionnaires to staffs in 44 SKPD in Bandung government areas which then analyzed by using Pearson Product Moment correlation approach by SPSS 16.00.
The research result showed that 1) the competency of human resources in Bandung government is in a high level but the distribution is not spread evenly in every SKPD, 2) the financial statement quality is in a very high level. But just like the competency of human resources, its distribution is not spread evenly either because in some places there are still bad quality financial statements found, 3) the competency of human resources has a significant impact towards financial statement quality, which means every alteration in competency of human resources will cause alteration in financial statement quality. The financial statement qualitiy was determined by 80 % of the competencies of human resources and 20 % factors that were not included in this research.
i
BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS…...10
2.1 Kajian Pustaka………..10
2.2. Pengaruh Kompetensi SDM terhadap Kualitas Laporan Keuangan...16
2.3. Kerangka Teoritis………...………...18
2.4 Hipotesis Penelitian...22
BAB III. OBYEK DAN METODE PENELITIAN………...22
3.1. Obyek Penelitian………. 22
3.2. Metode Penelitian………....22 3.2.1. Desain Penelitian………...22 3.2.2. Definisi dan Operasionalisasi Variabel……….………...23
3.2.3. Populasi dan Sampel Penelitian………....26
3.2.4. Teknik Pengumpulan Data………...29
3.2.5. Teknik Analisis Data………....30
3.2.5.1 Uji Validitas Instrumen Penelitian ..………31 3.2.5.2 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ….……….32 3.2.5.3 Transformasi Data……….………...34
3.2.5.4 Uji Normalitas Data………...36
3.2.5.5 Penetapan Tingkat Signifikansi………35 3.2.5.6 Uji Hipotesis Penelitian………36 3.2.5.7 Koefisien Determinasi………..37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….38
4.1 Hasil Penelitian………..38
4.1.1 Profil Pemerintah Kota Bandung………...38 4.1.2Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas……….42
4.1.2.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y……....44
4.1.2.3 Transformasi Data……….46
4.1.3 Deskripsi Variabel Kompetensi Sumber Daya Manusia…….47
4.1.3.1 Pengetahuan………47
4.1.3.2 Keterampilan………...49
4.1.3.3 Sikap………...50
4.1.3.4 Gambaran Kompetensi Sumber Daya Manusia
di Pemerintah Kota Bandung……….51
4.1.4 Deskripsi Variabel Kualitas Laporan Keuangan………...53
4.1.4.1 Relevan………...53
4.1.4.2 Andal………..55
4.1.4.3 Dapat Dibandingkan………...56
4.1.4.4 Dapat Dipahami………..57
4.1.4.5 Gambaran Kualitas Laporan Keuangan di Pemerintah
Kota Bandung……….58
4.1.5 Uji Hipotesis………...60
4.2 Pembahasan………61
4.2.1 Pembahasan Mengenai Kompetensi Sumber Daya Manusia….61 4.2.2 Pembahasan Mengenai Kualitas Laporan Keuangan………….64 4.2.3 Pembahasan Mengenai Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan………...66
BAB V SIMPULAN DAN SARAN………..69
5.1 Simpulan……….69
5.2 Saran………...70
DAFTAR PUSTAKA………..72
LAMPIRAN
1. Kuesioner Kompetensi Sumber Daya Manusia………..75
2. Kuesioner Kualitas Laporan Keuangan………..78
3. Tabulasi Data Kuesioner………80
4. Hasil Pengujian Validitas Variabel X………82
5. Hasil Pengujian Validitas Variabel Y………83
6. Hasil Uji Deskriptif………84
7. Tabel Frekuensi Kompetensi SDM………85
8. Tabel Frekuensi Kualitas Laporan Keuangan………87
iii Risa A. H Ginting , 2012
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Latar Belakang Pendidikan Staf Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Tahun 2011………...7
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel X & Y...25
Tabel 3.2 Daftar SKPD Kota Bandung………....27
Tabel 3.3 Standar Penilaian Untuk Reliabilitas………...33
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Variabel X……...………...43
Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X…..……….…..44 Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Variabel Y ………45 Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y……….45 Tabel 4.5 Tanggapan Responden Mengenai Pengetahuan………...48
Tabel 4.6 Tanggapan Responden Mengenai Keterampilan………..49
Tabel 4.7 Tanggapan Responden Mengenai Sikap..………......51
Tabel 4.8 Penyebaran Frekuensi Kompetensi Sumber Daya Manusia...52
Tabel 4.9 Tanggapan Responden Mengenai Relevan………..53 Tabel 4.10 Tanggapan Responden Mengenai Andal………...55 Tabel 4.11 Tanggapan Responden Mengenai Dapat Dibandingkan………56 Tabel 4.12 Tanggapan Responden Mengenai Dapat Dipahami...57
Tabel 4.13 Penyebaran Frekuensi Kualitas Laporan Keuangan………..59
DAFTAR GAMBAR
1 Risa A. H Ginting , 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan
pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar
akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Kualitas informasi dalam laporan
keuangan pemerintah tersebut sangat dipengaruhi oleh kepatuhan terhadap standar akuntansi
dan didukung oleh sebuah sistem akuntansi yang handal.
Proses audit atas laporan keuangan pemerintah daerah dimulai sejalan dengan
berlakunya Undang No. 22, Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan
Undang-Undang No. 25, tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah. Kedua Undang-Undang tersebut membawa perubahan fundamental dalam hubungan
Tata Pemerintahan dan Pengelolaan Keuangan Daerah.
Dalam perkembangannya, perubahan tidak hanya pada pengelolaan keuangan daerah
tetapi juga pada pengelolaan keuangan Negara yaitu dengan ditetapkannya 4 (empat) paket
undang-undang yaitu Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Perencanaan Pembangunan
Nasional.
Karena keempat paket undang-undang tersebut juga mengatur tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah maka revisi Undang Nomor 22 Tahun 1999 menjadi
2
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 mengacu pada keempat paket undang-undang
tersebut sehingga terdapat keseragaman antara pengelolaan dana APBN dan APBD.
Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang disempurnakan
dengan Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 yang telah disempurnakan dengan Undang-Undang-Undang-Undang Nomor
33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah
sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya telah membawa perubahan yang fundamental
dalam hubungan tata pemerintahan sekaligus membawa perubahan penting dalam
pengelolaan keuangan daerah.
Sebagai tambahan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 telah dilakukan dua kali
penyempurnaan, yang pertama melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2007 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dan
yang kedua Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang pengganti Undang-undang Nomor
3 Tahun 2005.
Untuk mewujudkan pengelolaan keuangan negara sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara perlu dilakukan
pemeriksaan oleh suatu badan pemeriksa keuangan yang bebas dan mandiri, sebagaimana
telah ditetapkan dalam Pasal 23E Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
Sesuai dengan amanat Pasal 33 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 menyatakan
pemeriksaan pengelolaan dan pertanggungjawaban Keuangan Negara diatur dalam
undang-undang tersendiri. Sehingga pada tahun 2004 pemerintah telah menetapkan Undang-Undang
3
Risa A. H Ginting , 2012
Negara. Undang-Undang tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara, mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam konteks sistem pengelolaan
Keuangan Negara, karena undang-undang tersebut mengisi salah satu pilar penting dari
penyelenggaraan good governance dalam pengelolaan keuangan negara, yakni mendukung
posisi BPK sebagai lembaga pemeriksaan ekstern yang kuat dan mandiri.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tersebut secara substansi, merupakan hukum
acara pemeriksaan. Dengan demikian, BPK memiliki landasan hukum yang kuat dalam
menyelenggarakan kewenangan pemeriksaan yang dimilikinya, untuk memeriksa
pengelolaan keuangan negara yang dilakukan pemerintah serta untuk memeriksa
pertanggungjawaban atas pelaksanaan pengelolaan keuangan negara yang disampaikan oleh
pemerintah.
Hal ini dimungkinkan karena Undang-Undang tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara mengatur secara tegas lingkup pemeriksaan yang
dilakukan BPK yaitu, mengenai pelaksanaan pemeriksaan, tentang apa yang dilakukan
terhadap hasil pemeriksaan yang diperoleh serta mengenai tindak lanjutnya. Bahkan bila
diperhatikan, undang-undang tersebut lebih dari sekedar hukum acara pemeriksaan.
Undang-undang tersebut juga telah memberikan kewenangan kepada BPK untuk mengambil tindakan
pemulihan terhadap kerugian negara yang terjadi, dalam hal ditemukan kerugian negara,
melalui kewenangan melakukan pengenaan ganti kerugian negara.
Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku pengguna anggaran
menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan yang berada dalam tanggung jawabnya
dan menyiapkan laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut disampaikan kepada Kepala
Daerah melalui Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) selambat-lambatnya 2 (dua)
bulan setelah anggaran berakhir. Laporan Keuangan SKPD tersebut kemudian
4
keuangan SKPD dilampiri dengan surat pernyataan pejabat pengguna anggaran bahwa
pengelolaan APBD yang menjadi tanggung jawabnya telah diselenggarakan berdasarkan
sistem pengendalian intern yang memadai, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
PPKD berdasarkan laporan keuangan SKPD menyusun laporan keuangan pemerintah
daerah yang terdiri dari:
a. Laporan realisasi anggaran
b. Neraca
c. Laporan Arus Kas
d. Catatan Atas Laporan Keuangan
Laporan keuangan dilampiri dengan laporan ikhtisar realisasi kinerja dan laporan
keuangan badan usaha milik daerah/ perusahaan daerah. Ikhtisar realisasi kinerja disusun dari
ringkasan laporan keterangan pertanggungjawaban kepala daerah.
Sesuai Pasal 33 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, menyatakan aparat pengawasan intern
pemerintah pada pemerintah daerah melakukan reviu atas laporan keuangan dan kinerja
dalam rangka meyakinkan keandalan informasi yang disajikan sebelum disampaikan oleh
Kepala Daerah kepada Badan Pemeriksa Keuangan. Untuk memenuhi tujuan tersebut telah
diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pedoman
Pelaksanaan Reviu Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah adalah prosedur penelusuran
angka-angka, permintaan keterangan dan analitis yang harus menjadi dasar memadai bagi
5
Risa A. H Ginting , 2012
tersebut disajikan berdasarkan Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang memadai dan sesuai
dengan SAP.
Hasil reviu berupa Laporan Hasil Reviu ditandatangani oleh Inspektur yang disajikan
dalam bentuk surat yang memuat “Pernyataan Telah Direviu”. Kemudian Laporan Hasil
Reviu disampaikan kepada Kepala Daerah dalam rangka penandatanganan Pernyataan
Tanggung Jawab. Selanjutnya Laporan keuangan pemerintah daerah disampaikan kepada
BPK selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir dilampiri dengan
Pernyataan Tanggung Jawab dan Pernyataan Telah Direviu. Pemeriksaan laporan keuangan
oleh BPK diselesaikan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah menerima laporan keuangan
dari pemerintah daerah.
Kepala daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan yang telah
diperiksa oleh BPK paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Apabila
sampai batas waktu BPK belum menyampaikan laporan hasil pemeriksaan, maka rancangan
peraturan daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD tetap diajukan kepada
DPRD.
Dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah terdapat dua entitas yaitu
entitas akuntansi dan entitas pelaporan. Entitas akuntansi adalah unit Pemerintah pengguna
anggaran yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan
untuk digabungkan dengan entitas pelaporan. Sedangkan entitas pelaporan adalah unit
Pemerintah yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang berkewajiban
menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Seluruh SKPD di
Kota Bandung menyampaikan laporan keuangannya kepada Dinas Pengelolaan Keuangan
6
yang ada menjadi Laporan Keuangan Pemerintah Kota Bandung. Oleh karena itu, sebagai
entitas akuntansi penting sekali bagi DPKAD untuk memiliki SDM yang berkualitas karena
dinas inilah yang akan membuat laporan keuangan Kota Bandung.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
menyebutkan bahwa kualitas laporan keuangan yang dihasilkan dapat dilihat dari empat
aspek yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami. Laporan keuangan yang
berkualitas baik adalah laporan keuangan yang memenuhi keempat syarat tersebut. Adapun
penilaian BPK terhadap laporan keuangan akan menghasilkan opini audit yang terdiri dari
Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion), Wajar Dengan Pengecualian (Qualified
Opinion), Tidak Wajar (Adverse Opinion), dan Menolak Memberikan Pendapat (Disclaimer
of Opinion).
Berdasarkan data yang penulis dapatkan dari DPKAD Kota Bandung, komposisi
7
Risa A. H Ginting , 2012
Tabel 1.1
Latar Belakang Pendidikan Staf Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Tahun
2011
Sumber: Daftar Urut Kepangkatan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota
Bandung Tahun 2011
Data yang diperoleh dari BPK menunjukkan bahwa dari hasil audit BPK-RI terhadap
berturut-8
turut mulai dari tahun 2005-2009, Pemerintah Kota Bandung belum pernah memperoleh
opini wajar tanpa pengecualian (WTP) atau unqualified opinion. Opini terbaik yang pernah
diperoleh LKPD Bandung adalah Wajar Dengan Pengecualian (WDP) atau qualified opinion
yang diperoleh untuk LKPD 2005-2008. Untuk tahun 2009, pemerintah kota Bandung
bahkan mengalami penurunan prestasi dengan hanya memperoleh opini Tidak Memberikan
Pendapat (TMP) atau disclaimer of opinion untuk LKPD Bandung. Sedangkan untuk LKPD
tahun 2010, kota Bandung kembali memperoleh opini WDP .
Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan mengenai kemampuan Pemerintah Kota
Bandung dalam menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Oleh karena itu, peneliti
tertarik untuk mendalami masalah ini dan pada akhirnya melakukan penelitian dalam rangka
penulisan skripsi dengan judul : “Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap
Kualitas Laporan Keuangan”.
Penelitian yang berkaitan dengan hal ini sebelumnya telah dilakukan oleh beberapa
orang di antaranya oleh Fariziah Choirunisa pada tahun 2008 yang meneliti “Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan yang Dihasilkan Sistem
Akuntansi Instansi”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kemampuan SDM dan
organisasi tim berpengaruh positif dan signifikan terhadap relevansi informasi sebagai
indikator kualitas informasi laporan keuangan satuan kerja pemerintah. Sejalan dengan hal
tersebut, Arie Pratama (2010) dalam jurnal akuntansi keuangan yang berjudul “Peningkatan
Kapasitas Akuntan Pemerintah melalui Standar Kompetensi Akuntan Pemerintah dengan
Mengadopsi Sistem Pendidikan Akuntansi yang mengacu pada International Education
Standard” menyatakan bahwa untuk dapat mempertahankan mutu dan kualitas informasi akuntansi, salah satu hal yang dapat dilakukan adalah mempersiapkan sumber daya manusia
9
Risa A. H Ginting , 2012
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis ingin mempersempit ruang lingkup
permasalahan dengan merumuskan permasalahan tersebut :
1. Bagaimana gambaran mengenai kompetensi SDM di Pemerintah Kota Bandung?
2. Bagaimana gambaran mengenai kualitas laporan keuangan Pemerintah Kota
Bandung?
3. Bagaimana pengaruh faktor SDM terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah
Kota Bandung tersebut?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Untuk mengetahui gambaran mengenai kompetensi SDM Pemerintah Kota Bandung.
2. Untuk mengetahui gambaran mengenai kualitas laporan keuangan Pemerintah Kota
Bandung.
3. Untuk menjelaskan pengaruh faktor SDM terhadap kualitas laporan keuangan
tersebut.
1.4 Kegunaan Penelitian
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan bisa menyumbang pemahaman mengenai
masalah kompetensi SDM dan kaitannya dengan kualitas laporan keuangan. Selain itu juga
bermanfaat sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk mendalami
10
Secara empiris, penelitian ini diharapkan bisa berguna bagi pemerintah kota Bandung
sebagai salah satu pertimbangan dalam penilaian kinerja pemerintah kota Bandung dan
sarana untuk mengevaluasi hasil kerja yang telah dicapai selama ini sehingga pemerintah bisa
menghasilkan laporan keuangan yang lebih baik untuk masa yang akan datang. Adapun
kegunaan penelitian ini bagi masyarakat adalah agar masyarakat bisa mengerti dan ikut
mengawasi kinerja pemerintah kota Bandung dan dapat memberikan masukan yang berguna
sehingga untuk ke depannya laporan keuangan kota Bandung bisa memperoleh predikat
72 Risa A. H Ginting , 2012
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.Asdi Mahasatya
Baridwan, Zaki. (1997). Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE.
Barker., et.al. (2002). Research Methods in Clinical Psychology : An Introduction for Students and Practitioners. London: Wiley and Sons.
Fariziah Choirunisa. (2008). “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan
Keuangan yang Dihasilkan Sistem Akuntansi Instansi”.
Darise, Nurlan. (2009). Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta: Indeks
Dharma, Surya. (2002). Pengembangan Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi. Majalah Manajemen Usahawan Indonesia. Edisi No. 01/TH XXXI Januari 2002. Lembaga Management FE-UI.
Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. (2011). Daftar Urut Kepangkatan Dinas
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung. Bandung : DPKAD
Djaali dan Mulyono, Pudji. (2007). Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo
Hendy. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo
Horngren, Charles., et.al. (2005). Accounting 6th Edition. USA: Pearson Education International.
Jonathan, Sarwono. (2005). Riset Pemasaran dengan SPSS. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Kieso., et.al. (2001). Intermediate Accounting. Jakarta: Erlangga.
Mardiasmo. (2002). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Martin, Anthony Dio. (2002). Human Resource Kompetensi Model Tren Baru Revitalisasi
SDM. dalam Soetjipto, Budi, et.al. (2002). Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Amara Books.
Mitrani, A., et.al. (1992). Competency Based Human Resource Management: Value-Driven
Strategies for Recruitmen, Development and Reward. London: Kogan Page Limited .
Munawir, S. (1991). Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty
Mustopadidjaja. (2002). Manajemen Proses Kebijakan Publik : Formulasi, Implementasi,
73
Nawawi, Hadari. (2000). Manajemen Strategik Ilustrasi di Bidang Pendidikan, Yogyakarta: Gadjah Mada Press.
Nawawi, Hadari. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Nazir. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Arie Pratama. (2010). “Peningkatan Kapasitas Akuntan Pemerintah melalui Standar Kompetensi Akuntan Pemerintah dengan Mengadopsi Sistem Pendidikan Akuntansi yang mengacu pada International Education Standard”. Jurnal Akuntansi Keuangan.
Prawirosentono, Suyadi. (1999). Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE.
Preffer, Jeffrey. (2003). Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : PT Amara Books.
Rahardjo, Budi. (2001). Akuntansi dan Keuangan Untuk Manajer Non Keuangan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Siti Sandang. (2009). Pokok-Pokok Pikiran Kompetensi Akuntan Pemerintah Daerah. Konvensi Nasional Akuntansi VI.
Santoso, Singgih. (2002). SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Sedarmayanti. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan
Manajemen Karyawan Negeri Sipil. Bandung: PT Refika Aditama.
Soetjipto, Budi, et.al. (2002). Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Amara Books.
Spencer. dan Spencer. (1993). Competence at Work. USA: Wiley and Sons, Inc.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta
Sundjaya, Ridwan dan Barlian, Inge. (2001). Manajemen Keuangan. Jakarta: Literata Lintas Media
Susilo, Willy. (2002). Audit SDM Panduan Komprehensif Auditor dan Praktisi Manajemen
Sumber Daya Manusia Serta Pimpinan Organisasi/ Perusahaan. Jakarta: PT
Vorqistatama Binamega.
Ukas, Maman. (2006). Manajemen. Bandung: Agnini
Umar, Husein. (2008). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Walpole, Ronald E. (1992). Pengantar Statistika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.